Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Indobiosains. Vol 1. No.

1 Edisi Februari 2019


https:// jurnal .univpgri-palembang.ac.id /index.php/biosains

PENGARUH JAMUR Trichoderma sp TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT
(Solanum lycopersicum L.)
1* 2 3
Syamsul Rizal , Dewi Novianti , Melinda Septiani
1,2,3
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI Palembang

*e-mail: syamsul_rizal_msi@yahoo.com

ABSTRACT

Research on the effect of Trichoderma sp in incresing the growth of tomato plants


(Solanum Lycopersicum L.), held from April to June 2018 at the Laboratory Science
Center of PGRI University. The purpose of the study was to determine the effect fungus
of Trichoderma sp., on increasing the growth of tomato plant. This study uses acompletel
randomized design with six treatments and four replications. Pameters observed were
plants height, diameter and number of leaves. The results showed that Trichoderma sp
had a very significant effect on the height and number plant leaves, but the effect is not
significant on the stem diameter. The higher the dose Trichoderma sp given, the hingher
and more number of leaves.

Keywords: Trichoderma sp, plant growth, tomato plant.

ABSTRAK

Penelitian tentang Pengaruh Pemberian Jamur Trichoderma sp dalam Meningkatkan


Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.), telah dilaksankan pada bulan
April sampai dengan Juni 2018 di Laboratorium Terpadu Universitas PGRI Palembang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jamur
Trichoderma sp dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat
ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter tanaman, dan jumlah
daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Trichoderma sp berpengaruh
sangat nyata terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman tomat, namun berpengaruh tidak
nyata terhadap diameter batang. Semakin tinggi dosis Trichoderma sp yang diberikan,
semakin tinggi dan semakin banyak jumlah daun tanaman.

Kata Kunci: Trichoderma sp, pertumbuhan tanaman, tanaman tomat

14
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Solanum menggunakan agen hayati (Erwin,
lycopersicum L.) merupakan salah satu 2000).
komoditas holtikultura yang berpotensi Salah satu agen hayati yang dapat
untuk dikembangkan karena digunakan di dalam pengendalian
mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi tanaman adalah dengan menggunakan
dan potensi ekspor yang besar. Tomat jamur Trichoderma sp. Hubungan
merupakan komoditas sayuran yang timbal balik antara Trichoderma sp
telah dikenal dan diusahakan oleh petani dengan tanaman adalah bersifat
serta mempunyai adaptasi yang luas mutualisme. Tanaman diuntungkan
sehingga dapat dibudidayakan pada dalam hal pertumbuhan maupun
berbagai ekosistem yang berbeda. pengendalian penyakit, sedangkan
Permintaan komoditas tomat meningkat Trichoderma sp diuntungkan karena
rata-rata 4,34% pertahun. Peningkatan mendapatkan nutrisi yang dihasilkan
kebutuhan tomat sering tidak diimbangi oleh tanaman. Penggunaan
dengan peningkatan produksinya. Trichoderma sp diharapkan dapat
Produksi tomat di Indonesia setiap mengurangi ketergantungan dan
tahunnya mengalami fluktuasi dan mengatasi dampak negatif dari
cenderung mengalami penurunan. pemakaian pestisida sintetik yang
Kendala yang menjadi faktor pembatas selama ini masih dipakai untuk
dalam meningkatkan produksi tanaman mengendalikan penyakit pada tanaman.
tomat diantaranya adalah keadaan tanah Pemanfaatan Trichoderma sp juga
yang tidak subur dan serangan berbagai mampu meningkatkan produksi
penyakit tanaman seperti jamur tanaman, khususnya pertumbuhan
Fusarium sp dan Pythium sp. (Duriat, tanaman dan pengendalian penyakit,
2009). sehingga didapatkan hasil produksi
Pada saat ini upaya pengendalian yang optimal (Lilik, 2010).
terhadap penyakit tanaman masih Diharapkan pemanfaatan
mengandalkan penggunaan pestisida Trichoderma sp akan meningkatkan
sintetik. Upaya pengendalian dengan efisiensi pemupukan. Trichoderma sp
menggunakan pestisida sintetik bukan merupakan mikroorganisme yang
merupakan alternatif yang terbaik untuk dikenal luas sebagai penyubur tanah.
melindungi tanaman dari kerusakan Trichoderma sp dapat berperan sebagai
penyakit tanaman. Penggunaan pestisida biodekomposer. Trichoderma sp
secara berlebihan dapat menimbulkan memberikan pengaruh positif terhadap
dampak negatif misalnya dapat memicu perakaran tanaman, pertumbuhan
timbulnya patogen yang resistensi, tanaman dan hasil produksi tanaman.
pencemaran lingkungan, musnahnya Sifat ini menandakan bahwa
musuh alami, timbulnya residu Trichoderma sp berperan dalam
pestisida, ancaman terhadap kualitas meningkatkan pertumbuhan tanaman
lingkungan, keseimbangan ekosistem (Sastrahidayat dkk., 2007).
maupun kesehatan manusia. Oleh Trichoderma sp menginfeksi akar
karena itu perlu strategi pengendalian sehingga akar yang terinfeksi
yang tepat dan efektif dan juga aman Trichoderma sp akan lebih banyak
terhadap lingkungan dan dibandingkan dengan akar yang tidak
kesehatan manusia dengan terinfeksi. Perakaran yang banyak

15
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

tersebut menyebabkan penyerapan kandungan nutrisi sehingga


unsur hara lebih optimum, sehingga Trichoderma sp dapat berkembang biak
tanaman dapat tumbuh dengan baik. dengan baik. Biakan Trichoderma sp
Trichoderma sp juga dapat dalam aplikasi seperti pelet dapat
menghasilkan glikotoksin dan viridian diberikan ke areal pertanaman dan
yang dapat digunakan untuk melindungi berperan sebagai biodekomposer dan
bibit tanaman dari serangan penyakit biofungisida. Berdasarkan uraian di
serta mengeluarkan enzim β-1,3- atas, penulis ingin mengetahui pengaruh
glukanase dan kitinase yang dapat pemberian Trichoderma sp dalam
melarutkan dinding sel patogen, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman
menguraikan unsur hara yang terikat tomat (Solanum lycopersicum L.).
dalam tanah.Trichoderma sp juga dapat
memproduksi enzim glukanase dan BAHAN DAN METODE
kitinase yang dapat menyebabkan Penelitian ini telah dilaksanakan
eksolisis hifa pathogen (Cook, 2008). pada bulan April sampai Juni 2018, di
Hasil penelitian Sivan dan Chet dalam Laboratorium Terpadu Universitas
Hersanti dkk., (2000), sifat antagonis PGRI Palembang.
Trichoderma sp dapat menekan Alat yang digunakan dalam
serangan penyakit layu Fusarium sp penelitian ini adalah: timbangan,
yang menyerang dipersemaian pada polibag ukuran 3 kg, kertas label,
tanaman gandum, kapas, tomat, dan ember. Sedangkan bahan yang
melon. Hasil penelitian menunjukkan digunakan adalah: jamur Trichoderma
bahwa introduksi Trichoderma sp 20 sp dalam media pelet, tanah, benih
gram tanah mampu menekan tomat dan air.
perkembangan penyakit layu fusarium Penelitian menggunakan
dan meningkatkan tinggi tanaman dan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
berat basah pada tanaman tomat. dengan enam perlakuan dan empat
Semakin tinggi dosis aplikasi ulangan dengan memberikan
Trichoderma sp 20 gram memberikan Trichoderma sp., pada setiap perlakuan.
pengaruh positif pada pertumbuhan
vegetatif dan perkembangan generatif HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman serta hasil panen. Tanaman Hasil analisis sidik ragam
yang diaplikasikan Trichoderma sp pengaruh pemberian jamur Trichoderma
dapat tumbuh dengan cepat dan subur, sp terhadap pertumbuhan tinggi
waktu pembungaan lebih cepat dan tanaman tomat didapatkan hasil F hitung>
jumlah bunga juga banyak. Hasil Ftabel pada taraf 5% dan 1%. Hal ini
tersebut menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa pemberian jamur
kemampuan dari Trichoderma sp Trichoderma sp pada berbagai
mampu merangsang pertumbuhan konsentrasi perlakuan berpengaruh
tanaman. sangat nyata terhadap pertumbuhan
Media pelet merupakan salah satu tinggi tanaman tomat. Hasil analisis uji
media yang dapat digunakan untuk lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dapat
memperbanyak Trichoderma sp. Pelet dilihat pada Tabel 1.
mengandung karbohidrat, protein dan

16
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

Tabel 1. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Pemberian Jamur


Trichoderma sp dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tinggi
Tanaman Tomat pada Berbagai Konsentrasi Perlakuan.
Perlakuan Rata-Rata Tinggi Tanaman
Tomat(cm)
P0 14,10 a
P1 17,55b
P2 20,15c
P3 25,30d
P4 27,85e
P5 28,28e
(0,05)
BNT : 0,53
Keterangan: Rata-rata dalam tabel yang diikuti oleh huruf yang sama
artinya tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pada Tabel 1 dapat dilihat Hasil analilis sidik ragam


bahwa rata-rata pengaruh pemberian terhadap diameter batang tanaman
jamur Trichoderma sp terhadap didapatkan hasil Fhitung< Ftabel pada taraf
pertumbuhan tinggi tanaman tomat 5% dan 1%. Hal ini menunjukkan
tertinggi terdapat pada perlakuan P5 bahwa pemberian jamur Trichoderma
dengan tinggi tanaman 28,28 cm, sp pada berbagai konsentrasi perlakuan
sedangkan hasil terendah terdapat pada tidak berpengaruh nyata terhadap
perlakuan P0 dengan tinggi tanaman diameter tanaman tomat.
14,1 cm.

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Jamur Trichoderma sp dalam


Meningkatkan Pertumbuhan Diameter Tanaman Tomat
pada Berbagai Konsentrasi Perlakuan.
Perlakuan Rata-Rata Diameter Tanaman Tomat
(cm)
P0 0,30
P1 0,30
P2 0,35
P3 0,35
P4 0,37
P5 0,40

17
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa terhadap jumlah daun didapatkan hasil
pemberian Trichoderma sp terhadap dilihat bahwa hasil Fhitung> Ftabel. Hal ini
pertumbuhan diameter batang tanaman menunjukkan bahwa pemberian jamur
tomat yang tertinggi terdapat pada Trichoderma sp pada berbagai
perlakuan P5 dengan diameter tanaman konsentrasi perlakuan berpengaruh sangat
0.40 cm, sedangkan hasil terendah nyata terhadap jumlah daun tomat maka
terdapat pada perlakuan P0 dan P1 dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata
dengan diameter batang sebesar 0,30 cm. Terkecil (BNT).
Hasil analisis sidik ragam
pemberian jamur Trichoderma sp

Tabel 3. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Jamur Trichoderma sp


dalam Meningkatkan Pertumbuhan Jumlah Daun Tomat
pada Berbagai Konsentrasi Perlakuan.
Perlakuan Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman
Tomat (Helai)
P0 10,25a
P1 11,5ab
P2 12,5ab
P3 13ab
P4 14b
P5 14b
(0,05)
BNT : 2,82
Keterangan: Rata-rata dalam tabel yang diikuti oleh huruf yang sama artinya tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa Pada Tabel 1, hasil uji BNT 5%
rata-rata pengaruh pemberian rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman
Trichoderma sp terhadap jumlah daun tomat menunjukkan bahwa P5 dan P4
tanaman tomat yang tertinggi terdapat berbeda nyata dengan P0,P1,P2,P3.
pada perlakuan P4 dan P5 dengan jumlah Perlakuan P1 berbeda nyata dengan P0
daun yang sama yaitu sebanyak 14 helai (kontrol), sedangkan P2 berbeda nyata
sedangkan hasil terendah terdapat pada dengan P3, P4. Hasil pertumbuhan tinggi
perlakuan P0 dengan rata-rata 10,25 tanaman tomat terendah terdapat pada
helai. Berdasarkan hasil analisis sidik perlakuan P0 dengan tinggi tanaman
ragam pengaruh pemberian jamur sebesar 14,1 cm, sedangkan tinggi
Trichoderma sp terhadap diameter tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
tanaman didapatkan nilai Fhitung lebih P5 dengan tinggi tanaman sebesar 28,28
kecil dari F tabel baik pada taraf 5% dan cm. Pemberian jamur Trichoderma sp
1%. Hal ini menunjukan pemberian jamur dapat membantu merangsang
Trichoderma sp pada berbagai pertumbuhan tinggi tanaman tomat
konsentrasi perlakuan berpengaruh tidak sehingga tanaman dapat tumbuh
nyata terhadap diameter tanaman tomat. dengan baik dan menyebabkan
Tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi penyerapan unsur hara lebih optimal.
tanaman dan jumlah daun tomat pada Hasil penelitian Suwahyono (2003),
taraf 5% dan 1%. Hal ini berarti bahwa menunjukkan bahwa pemberian jamur
pemberian jamur Trichoderma sp pada Trichoderma sp akan membantu tanaman
berbagai konsentrasi perlakuan cepat berbuah serta meningkatkan jumlah
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi daun dan diameter batang tanaman
tanaman dan jumlah daun. pisang, sedangkan pada tanaman selada

18
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

pemberian jamur Trichoderma sp dapat daun 14 helai. Pemberian jamur


meningkatkan jumlah akar dan daun Trichoderma sp pada berbagai
menjadi lebih lebar. konsentrasi perlakuan berpengaruh sangat
Pada Tabel 2, uji BNT 5% nyata diduga karena jamur Trichoderma
menunjukkan bahwa pemberian jamur sp dapat berasosiasi dengan akar dan
Trichoderma sp pada berbagai menginfeksi akar tanaman sehingga akar
konsentrasi perlakuan tidak berpengaruh terbentuk cabang akar yang lebih banyak,
nyata terhadap diameter tanaman dengan bantuan cabang akar tersebut
terhadap pertumbuhan diameter tanaman maka proses penyerapan akan menjadi
tomat, tetapi terjadi pertambahan lancar dengan kebutuhan unsur hara yang
diameter tanaman seiring dengan cukup maka proses fotosintesis pada
bertambahnya konsentrasi Trichoderma tanaman akan berlangsung dengan baik.
sp yang diberikan. Pemberian jamur Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Trichoderma sp pada berbagai perlakuan yang berbeda-beda
konsentrasi perlakuan berpengaruhtidak menunjukkan hasil yang beragam pada
nyata karena di duga konsentrasi yang pertumbuhan tanaman dengan
diberikan masih rendah sehingga belum menggunakan jamur Trichoderma sp
menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam media bentuk pelet. Pelet
dalam menstimulasi pertambahan merupakan salah satu media yang dapat
diameter tanaman tomat. Rata-rata digunakan untuk memperbanyak
pertumbuhan terendah terdapat pada Trichoderma sp. Pelet mengandung
perlakuan P0 (kontrol) dengan diameter karbohidrat, protein dan kandungan
tanaman 0,30 cm, sedangkan hasil nutrisi sehingga Trichoderma sp dapat
tertinggi terdapat pada perlakuan P5 berkembangbiak dengan baik.Biakan
dengan diameter tanaman 0,40 cm. Trichoderma sp dalam aplikasi seperti
Adanya perbedaan diameter tanaman pelet dapat diberikan ke areal pertanaman
karena adanya perbedaan konsentrasi dan berperan sebagai biodekomposerdan
Trichoderma sp yang diberikan. Proses biofungisida. Trichoderma sp
pertumbuhan tanaman tomat memerlukan digolongkan kedalam Class
unsur hara dan air. Unsur hara tersebut Deuteromycetes. Perkembangan
akan digunakan oleh tanaman untuk aseksualnya yaitu dengan menghasilkan
melangsungkan hidup, diantaranya untuk konidiospora.Trichoderma sp bersel
proses fotosintesis. Biakan jamur banyak berderet membentuk benang
Trichoderma sp yang diberikan ke areal halus yang disebut hifa. Hifa pada jamur
pertanaman dan berperan sebagai ini berbentuk pipih, bersekat dan
biodekomposer yang medekomposisi bercabang-cabang membentuk anyaman
limbah oraganik menjadi kompos yang disebut miselium. Miseliumnya
bermutu serta dapat berlaku sebagai dapat tumbuh dengan cepat dan dapat
biofungisida yang berperan untuk memproduksi berjuta-juta spora, karena
mengendalikan organisme patogen sifatnya inilah Trichoderma sp dikatakan
penyebab penyakit. memiliki daya kompetitif yang tinggi
Tabel 3, hasil uji BNT taraf 5% rat- dalam pertumbuhannya miselium
rata pertumbuhan jumlah daun tanaman berwarna hijau kekuningan.
tomat menunjukkan bahwa perlakuan P0 Tanaman tomat berkecambah
berbeda nyata dengan P4 dan P5. sampai muncul ke permukaan tanah
Sedangkan P0 tidak berbeda nyata membutuhkan waktu 3-5 hari setelah
P1,P2,P3 dan P1,P2,P3 berbeda nyata tanam. Masa vegetatif tanaman tomat
dengan P4 dan P5. Tertinggi terdapat berkisar antara 20-30 hari. Masa vegetatif
pada perlakuan P4 dan P5 dengan jumlah tanaman dimulai dari proses

19
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

perkecambahan biji. Perkecambahan biji 1. pemberian Trichoderma sp


dapat terjadi apabila kandungan air di berpengaruh sangat nyata pada
dalam biji semakin tinggi karena pertumbuhan tinggi dan jumlah daun
masuknya air ke dalam biji melalui pada tanaman tomat, namun
proses imbibisi (proses penyerapan air berpengaruh tidak nyata terhadap
dan biji). Apabila proses imbibisi sudah diameter tanaman tomat
optimal maka proses perkecambahan biji 2. Hasil pertumbuhan tanaman tomat
dimulai. Kandungan air meningkat tertinggi yaitu terdapat pada
sehingga biji mengalami pengembangan perlakuan P5 (dosis 125 gram pelet
dan pelunakan biji kemudian jaringan Trichoderma sp/2 kg tanah) dengan
mulai aktif kembali dan mengalami tinggi tanaman 28,28 cm, diameter
pemecahan senyawa atau enzim menjadi 0,4 cm, dan jumlah daun 14 helai.
bermolekul lebih kecil dan sederhana. Sedangkan hasil terendah yaitu
Enzim disintesis untuk dicerna dengan terdapat pada perlakuan P0.
menggunakan cadangan makanan yang
tersimpan di dalam endosperm hasil DAFTAR PUSTAKA
pencernaan diangkut ke titik tumbuh
yang akan digunakan untuk pertumbuhan. Cook, R.J. 20088. Biological Control dan
Stuktur yang pertama kali muncul adalah Holistic Plant-Health Care in
radikula (calon akar) kemudian terjadi Agriculture. American Journal of
proses pembentukan jaringan dan organ Agriculrural Economics. 3: 51-
yang lainya seperti batang dan daun yang 62.
semuanya akan digunakan untuk
melangsungkan hidupnya. Akar akan Djafaruddin. 2009. Dasar-dasar
menyerap air, hara dan mineral di dalam Pengendalian Penyakit Tanaman.
tanah. Batang berperan untuk memberi PT Bumi Aksara. Jakarta.
kekuatan dan menyokong tubuh tanaman,
sementara daun berperan untuk Duriat, A.S., dan S.G. Sastrosiswojo.
pembentukan makanan melalui proses 2009. Pengendalian Penyakit
fotositesis. Hasil fotosintesis sebagai Penyakit Terpadu Tanaman
cadangan makanan. Kebutuhan tanaman Cabai. Yayasan Obor Indonesia.
pada produksi akan terpenuhi dengan Jakarta
mudah apabila pertumbuhan vegetatif
tanaman maksimal. Perkecambahan Erwin. 2000. Hama dan Penyakit
adalah munculnya plantula dari dalam Tembakau Deli. Medan: Balai
biji yang menerapkan hasil pertumbuhan Penelitian Tembakau Deli PTPN
dan perkembangan embrio saat II (Persero), Tanjung Morawa.
berkecambah bagian dari plumula
tumbuh dan berkembang menjadi batang Hersanti, Endah. Y.D., Endah Luciana.
sedangkan radikula menjadi akar. 2000. Pengaruh Introduksi Jamur
Makanan untuk pertumbuhan embrio Trichoderma sp., dan Efektive
diperoleh dari cadang makanan karena Mikroorganisme MS (EM4)
belum terbentuknya klorofil yang Terhadap Perkembangan
diperlukan dalam proses fotosintesis. Penyakit Layu (Fusarium
oxyspora f. sp. Lycopersici) Pada
KESIMPULAN Tanaman Tomat. Laporan
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian Pakultas Pertanian
telah dilakukan dapat disimpulkan Universitas Padjajaran. Bandung.
sebagai berikut:

20
Pengaruh Jamur Trichoderma...Syamsul Rizal dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 Februari 2019,...14-21

Lilik, R., Wibowo, B.S., dan Irwan, C. Laporan Hasil Penelitian


2010. Pemanfaatan Agens Kerjasama Kemitraan Penelitian
Antagonis Dalam Pengendalian Pertanian dengan Perguruan
Penyakit Tanaman Pangan. Tinggi (KKP3T). Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya.
Sastraidayat, I. R., Syamsuddin Malang.
Djauhari, dan Nasir Saleh. 2007.
Pemanfaatan Teknologi Pellet Suwahyono. 2003. Trichoderma
Mengandung Saproba Antagonis harzianum, indigenesius untuk
dan Endomikoriza (VAM) untuk Pengendalian Hayati. Studi Dasar
Mengendalikan Penyakit Rebah Menuju Komersialisai. Makalah.
Semai (Slerotium rolfisii) dan Disampaikan pada Seminar
Meningkatkan produksi Kedelai. Biologi.

21

Anda mungkin juga menyukai