Anda di halaman 1dari 9

AGROLOGIA: Volume 10, Nomor 1, April 2021, halaman 45-53

p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636

Penggunaan Trichoderma Endofitik Untuk Mengendalikan Penyakit Busuk


Buah Phytophthora infestans, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat
Malaky Wattimury, Johana Taribuka, Adelina Siregar

Program Studi Pengelolaan Lahan, Program Pascasarjana, Universitas Pattimura


Jl. dr. Tamaela-Kampus PGSD Kota Ambon.
Email: malakyeky@gmail.com

ABSTRAK

Trichoderma endofitik adalah jamur yang terdapat di dalam jaringan tanaman dan berpotensi sebagai agens pengendali
hayati tanaman. Penelitian bertujuan mengkaji Trichoderma endofitik yang diisolasi dari akar, batang dan daun tomat
untuk mengendalikan penyakit busuk buah Phytophthora infestans serta pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
Pelakuan yang dicobakan adalah Tricoderma endofitik hasil isolasi dari bagian akar, batang dan daun tanaman tomat
dan diaplikasikan masing-masing dengan dosis 50, 75, dan 100 g per tanaman tomat. Desain percobaan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Variabel pengamatan adalah intensitas penyakit, tinggi tanaman,
jumlah bunga terbentuk, dan jumlah buah terbentuk. Hasil percobaan diperoleh bahwa Trichoderma endofitik yang
digunakan dapat mengendalikan penyakit busuk buah Phytophthora infestans serta peningkatkab pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat. Pemberian Trichodema endofitik dari akar yang diaplikasikan dengan dosis 100 g merupakan
perlakuan terbaik karena dapat mengurangi intensitas penyakit sebesar 48,02%, sedangkan pemberian dengan dosis
75 g per tanaman merupakan perlakukan terbaik karena dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 51,74%, jumlah
bunga terbentuk sebesar 68,42% dan jumlah buah terbentuk sebesar 74,70%.

Kata Kunci : Tricoderma endofitik, Tomat, Phytophthora infestans

Use of Endophytic Trichoderma to Control Fruit Rot Phytophthora infestans,


Growth and Yield in Tomato
ABSTRACT

Endophytic Trichoderma is a fungus found in plant tissue and has the potential as a plant biological control agent. The
aim of this study was to study endophytic Trichoderma isolated from tomato roots, stems and leaves to control
Phytophthora infestans fruit rot and growth and yield of tomato plants. The treatments that were tested were
endophytic tricoderma isolated from the roots, stems and leaves of tomato plants and applied with doses of 50, 75,
and 100 g per tomato plant, respectively. The experimental design used a completely randomized design with three
replications. The observed variables were disease intensity, plant height, number of flowers formed, and number of
fruits formed. The results showed that the endophytic Trichoderma used could control the pod rot disease of
Phytophthora infestans as well as increase the growth and yield of tomato plants. Giving endophytic Trichodema from
roots applied with a dose of 100 g is the best treatment because it can reduce disease intensity by 48.02%, while giving
at a dose of 75 g per plant is the best treatment because it can increase plant height by 51.74%, the number of flowers
formed amounted to 68.42% and the number of fruit formed was 74.70%.

Keywords: Endophytic Tricoderma, Tomato, Phytophthora infestans.

PENDAHULUAN tanaman semusim dengan kisaran umur tiga


sampai empat bulan. Tomat merupakan salah
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) satu komoditas hortikultura yang berpotensi
adalah sayuran buah berasal dari famili untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai
Solanaceae, kebanyakan ditanam di dataran ekonomi dan peluang ekspor cukup tinggi.
tinggi sampai dataran rendah, dan termasuk Buah tomat dikenal sebagai sumber vitamin A

45
Wattimury et al., 2021. Penggunaan Trichoderma Endofitik ...
dan C yang sangat baik, memiliki kandungan terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya
Lycopene yang sangat berguna sebagai menyerang ujung dan sisi daun, kemudian
antioksidan dan dapat mencegah meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke
perkembangan penyakit kanker, terutama tangkai daun dan buah. Bercak selanjutnya
kanker prostat[1]. melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang
Produksi Provinsi Maluku tahun 2018 berwarna coklat. Bercak dikelilingi oleh masa
produksi tanaman tomat sebesar 3.548 ton [2]. sporangium yang berwarna putih dengan latar
Usaha pengembangan dan peningkatan belakang hijau kelabu. Serangan dapat
produksi buah tomat tidak selalu berjalan menyebar ke batang, tangkai, umbi dan buah.
mulus, akibat hambatan baik yang bersifat Serangan penyakit ini dapat berkembang
ekonomis, sosial, maupun biologis [3]. Salah dengan cepat pada musim hujan dengan
satu kendala dalam peningkatan produksi kelembapan di sekitar kanopi > 95% dengan
tomat di Indonesia adalah gangguan yang suhu sekitar 20 o C. Sampai saat ini usaha
disebabkan oleh organisme pengganggu pengendalian penyakit busuk buah masih
tanaman (OPT) [4]. Beberapa jenis penyakit menitik beratkan pada penggunaan pestisida,
penting yang dapat menyerang tanaman tomat karena dianggap paling praktis dan efektif.
pada masa pertanaman hingga produksi antara Namun penggunaan pestisida secara terus
lain penyakit layu yang disebabkan oleh menerus tersebut dapat mengakibatkan efek
Fusarium oxysporum, penyakit busuk daun negatif, seperti terbunuhnya musuh alami,
dan buah yang disebabkan oleh cendwan terjadinya resistensi serta pencemaran
Phytophthora infestans, penyakit Tomato lingkungan [7].
Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV) yang Salah satu alternatif pengendalian
disebabkan oleh vektor utama yaitu kutu kebul penyakit yang aman adalah pengendalian
dan penyakit bercak daun coklat. Berdasarkan secara hayati dengan menggunakan jamur
hasil penelitian setiap satu persen peningkatan endofitik yang bersifat antagonis untuk
intensitas penyakit bisa mengurangi hasil meningkatkan ketahanan induksi tanaman
sebesar 1,36 %, dan kegagalan panen total terhadap penyakit [8]. Jamur endofitik adalah
dapat terjadi ketika penyakit terjadi pada jamur yang terdapat di dalam jaringan tanaman
tingkat yang parah dan dapat mengalami seperti daun, bunga, ranting, ataupun akar
kerugian hasil mencapai 79 persen [5]. tanaman. Jamur ini menginfeksi jaringan
Seiring dengan bertambahnya jumlah tanaman sehat dan mampu menghasilkan
penduduk dan meningkatnya kesadaran mikotoksin, enzim, serta antibiotic [9]. Dengan
masyarakat tentang pentingnya kesehatan, adanya jamur endofitik di dalam jaringan
permintaan tomat diprediksi dapat terus tanaman dapat memberikan keuntungan bagi
mengalami peningkatan. Hingga saat ini tanaman, yaitu meningkatnya toleransi
peningkatan produksi tomat masih terkendala tanaman terhadap logam berat, meningkatnya
oleh faktor hama dan penyakit tanaman. ketahanan terhadap kekeringan, menekan
Penyakit utama pada tanaman tomat di dataran serangan hama, dan resistensi sistemik
tinggi dan rata-rata pertanaman tomat di terhadap patogen [8].
Indonesia adalah penyakit busuk daun dan Beberapa hasil penelitian menunjukkan
busuk buah. Kerusakan pada tanaman tomat bahwa penggunaan mikroba endofitik
oleh penyakit ini mengakibatkan penurunan khususnya melalui perlakuan benih
hasil hingga 100% tergantung kepada varietas, memberikan hasil yang sangat efektif dalam
cuaca dan kultur teknis [6]. mengendaliakan penyakit. Biological seed
Penyakit busuk daun dan buah treatment dapat mengkolonisasi akar tanaman
disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans dan mengontrol gangguan penyakit secara
dan biasanya menyerang pada tanaman tomat efektif antara lain jenis agensia biokontrol
di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun seperti Pseudomonas, Bacillus, Streptomyces

46
AGROLOGIA: Volume 10, Nomor 1, April 2021, halaman 45-53
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
dan Enterobacter yang berasal dari golongan Perlakuan dan Rancangan Percobaan
bakteri dan Trichoderma, Gliocladium, Perlakuan yang dicobakan adalah
Cladosporium, Ectomycorrhizae dan Trichoderma endofitik asal akar, batang, dan
Phomopsis dari golongan jamur [10]. daun dengan tiga taraf dosis yaitu tanpa
Jamur endofitik yang diperoleh dari Trichoderma (Kontrol), 50 g Trichoderma asal
bagian tanaman tomat sehat memiliki akar (TAa), 75 g Trichoderma asal akar (TAb),
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan 100 g Trichoderma asal akar (TAc), 50 g
Phytophthora infestans pada media uji Trichoderma asal batang (TBa), 75 g
antagonis dengan persentase antagonis sebesar Trichoderma asal batang (TBb), 100 g
36,93% - 100%. Salah satu jamur endofitik Trichoderma asal batang (TBc), 50 g
yang sering ditemukan dan mampu berperan Trichoderma asal daun (TDa), 75 g
sebagai agens pengendali hayati yaitu Trichoderma asal daun (TDb), 100 g
Trichoderma spp. Jamur ini dapat menekan Trichoderma asal daun (TDc). Perlakuan
patogen penyebab penyakit terutama patogen didesain penggunakan rancangan acak lengkap
terbawa tanamn melelui mekanisme (RAL) dengan ulangan lima kali. Untuk
mikoparasitisme, kompetisi dan antibiosis pengetahui pengaruh perlakuan dilakukan
serta secara langsung dapat juga memacu analisis ragam (Anova) dan uji lanjut uji lanjut
pertumbuhan tanaman dan merangsang menggunakan uji Tukey pada taraf 5%.
respons ketahanan terhadap penyakit [11].
Pemahaman yang lebih mendalam Pelaksanaan Penelitian
mengenai keanekaragaman jamur endofitik di Benih tomat disemai pada tray sampai
dalam jaringan tanaman dan kemampuan berumur 14 hari. Media tanam yang digunakan
antagonisnya terhadap jamur patogen perlu pada proses semai, maupun pada polybag
dikaji, sehingga dapat diketahui lebih jauh menggunakan campuran pupuk kandang
potensi jamur endofitik sebagai agen (kotoran ayam) dan tanah, dengan
biokontrol yang dapat mengurangi perbandingan 1 : 1 (v/v) yang telah disterilkan.
penggunaan fungisida dalam pengendalian Media tanam dimasukan ke polybag ukuran 40
penyakit. x 40 cm sebanyak 10 kg kemudian diinokulasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji diinokulasi dengan Trichoderma endofitik
Trichoderma endofitik yang diisolasi dari (sesuai perlakuan) diinkubasikankan selama 2
akar, batang dan daun tomat untuk hari selanjutnya ditanami dengan bibit tomat.
mengendalikan penyakit busuk buah Inokulasi patogen dilakukan 7 hari setelah
Phytophthora infestans serta pertumbuhan dan inokulasi Trichoderma endofitik atau lima hari
hasil tanaman tomat. setelah bibit ditanam.
Variabel pengamatan meliputi intensitas
BAHAN DAN METODE penyakit busuh buah, tinggi tanaman, jumlah
Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca bunga yang terbentuk dan jumlah buah.
dan di Laboratorium Diagnosis Penyakit Pengukuran intensitas penyakit dilakukan
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas mengunakan formula : I = 100 %, I =
Pattimura pada bulan Juni hingga bulan Intensitas penyakit, n = Jumlah buah yang
Desember 2019. Menggunakan benih tomat sakit, dan N = Jumlah seluruh buah yang
varietas Servo dan isolat endofitik diamati[12]. Tinggi tanaman diukur
Trichoderma yang diisolasi dari akar, batang menggunakan meteran dari pangkal batang
dan daun tomat sehat, serta isolat sejajar permukaan tanah sampai ujung daun
Phytophthora infestans sebagai sumber yang paling panjang. Pengukuran tinggi
patogen penyakit busuk buah. tanaman dilakukan tujuh hari setelah bibit
dipindah ke polybag sampai tanaman
mengeluarkan bunga dengan interval waktu
47
Wattimury et al., 2021. Penggunaan Trichoderma Endofitik ...
tujuh hari. Perhitungan jumlah bunga dan lainnya bahwa penyakit pada buah juga dapat
jumlah buah dimulai dari bunga dan buah timbul pada semua tingkat perkembangannya.
sampai akhir penelitian dengan interval 4 hari. Becak yang berwarna hijau kelabu kebasah -
basahan meluas menjadi becak yang bentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN dan besarnya tidak tertentu. Pada buah hijau
bercak berwarna cojklat tua, agak keras dan
Gejala Penyakit Busuk Buah (Phytophthora
berkerut. Bercak mempunyai batas yang
infestans)
cukup tegas pada bagian buah yang tidak sakit
Gejala penyakit pada awalnya perlihat dan batas ini tetap berwarna hijau. Kadang-
pada daun berupa bercak kebasah-basahan kadang becak mempunyai cincin [13]. Penyakit
pada bagian tepi atau tengah daun (a). busuk daun pada tanaman tomat disebabkan
Sedangkan pada buah gejala penyakit mulai oleh jamur Phytophthora infestans, gejala
terjadi pada buah muda dengan bercak kecil serangan pada daun terjadi bercak coklat
pada bagian bawah buah dan membesar, hingga hitam. Pada awalnya menyerang ujung
bercak kebasah-basahan (Gambar 1). dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh
Gejala penyakit busuk buah pada permukaan daun hingga ke tangkai daun [14].
tanaman tomat juga dilaporkan oleh penelitian

Gambar 1. Gejala Penyakit ada daun dan buah Tomat

Intensitas Penyakit yang diisolasi dari akar tomat dan


Berdasarkan hasil analisis statistik diaplikasikan dengan dosis 75 g sudah dapat
terhadap data pengamatan intensitas penyakit memberikan pengaruh menekan penyakit
busuk buah tomat diketahui bahwa pemberian busuk buah pada tomat. Pemberian dengan
perlakuan Trichoderma endofitik yang dosis 75 g dan 100 g masing-masing dapat
diisolasi dari bagian akar, batang dan daun mengurangi intensitas penyakit sebesar
yang diaplikasikan dengan berbagai tingkat 33,30% dan 48,02%.
dosis menunjukkan pengaruh signifikan Keunggulan dari Trichoderma endofitik
terhadap intensitas penyakit. Pemberian yang diisolasi dari akar dibandingkan dengan
perlakuan 75 g Trichoderma asal akar (TAa) Trichoderma endofitik yang diisolasi dari
dan 100 g Trichoderma asal akar (TAb) batang dan daun karena Trichoderma adalah
pengaruhnya secara signifikan berbeda dengan jamur yang kebanyakan hidup di tanah (soil).
tanpa perlakuan Trichoderma (kontrol) tetapi Jamur ini adalah bersifat antagonis untuk
tidak signifikan berbeda dengan perlakuan beberapa patogen jamur tanah antara lain
lainnya. Selain perlakuan TAb dan TAc, Sclerotium rolfsii, Rhyzoctonia solani,
Fusarium oxysporium [15]., dan Phytopthora
perlakuan lainnya tidak signifikan berbeda
dengan kontrol (Tabel 1). Hal ini menunjukkan infestans [16]. Penurunan intensitas penyakit
bahwa perlakuan jamur Trichoderma endofitik merupakan indikasi bahwa Trichoderma
menekan perkembangan patogen penyebab
48
AGROLOGIA: Volume 10, Nomor 1, April 2021, halaman 45-53
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
penyakit (Phytopthora infestans). Penekanan hifa Trichoderma sp melingkar di sekitar hifa
Trichoderma terhadap patogen dapat terjadi Phytophthora infestas kemudian melakukan
melalui beberapa mekanisme antara lain, penetrasi serta menghancurkan sitoplasma [19].
mikroparasitisme, antibiosis, kompetisi Enzim yang dihasilkan oleh Trichoderma sp
nutrisi, induksi resistensi tanaman, melarutkan adalah enzin lytic ekstraseluler seperti 1,3 β
nutrisi anorganik dan inaktivasi enzin patogen glukonase dan chitinase yang dapat
[17]
. berpenetrasi pada hifa inang patogen sehingga
Mekanisme mikroparasitisme yaitu menyebabkan lysis pada sel inangnya [20].
dengan menghancurkan dinding sel inang [18],

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan terhadap Intensitas Penyakit Busuk Buah Tomat Phytophthora infestans

Intensitas Penyakit
Perlakuan
(%)
Kontrol 18.68 a
TAa 16.22 ab
TAb 12.46 bc
TAc 9.71 c
TBa 15.53 abc
TBb 14.05 abc
TBc 13.31 abc
TDa 16.40 ab
TDb 12.98 abc
TDc 13.29 abc
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama, tidak menunjukkan perbedaan signifikan menurut uji
Tukey 0,05.

Mekanisme antibiosis terjadi karena yaitu dengan menghasilkan komponen enzim


Trichioderma menurut bahwa antibiotik antara selulase yang terdiri dari enzim eksoglukanase
lain gliotoksin, gliovirin, viridian dan (β-1.4 glikanhidrolase), dan sellubiase (β-
trichofiridin yang mampu menghambat dan glukosidase) yang mampu merusak dinding sel
manghancurkan sitoplasma [21], dan bahan Jamur patogen secara langsung [24].
kimia nonvolatile yang dapat mempengaruhi Jenis Trichoderma spp yang telah
permeabilitas membran dan menghancurkan diketahui efektif sebagai agensia hayati adalah
sitoplasma [18]. Trichoderma sp dapat Trichoderma harzianum, Trichoderma viride,
menginduksi resistensi pada tanaman [17] dan dan Trichoderma koningii. Trichoderma spp.
juga mampu meningkatkan respons kekebalan memproduksi senyawa anti jamur seperti
tanaman setelah infeksi primer yang dikenal harzianic acid, alamethicins, tricholin,
mengakuisisi resistensi sistemik (SAR) [22]. peptaibols, 6-pentylα-pyrone, dan
Aktivitas ini berkorelasi dengan ekspresi- massoilactone [25].
patogenesis gen terkait (PR) termasuk asam
Pertumbuhan dan hasil Tanaman
dan enzim 1,3 β protease, glukonase dan
kitinase yang seharusnya bertindak terhadap Data pertumbuhan dan hasil tanaman
dinding sel dari pathogen [23]. Induksi berdasarkan variabel tinggi tanaman, jumlah
ketahanan tanaman dapat terjadi melalui dua buah dan buah yang terbentuk. Hasil penelitian
cara yaitu dengan memproduksi secara menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan
langsung patogenesis- relatedprotein (PR) Trichoderma endofitik berpengaruh signifikan
protein dan fitoaleksin sebagai akibat serangan terhadap tinggi tanaman, jumlah bungan dan
mikroorganisme patogenik. Cara yang kedua buat terbentuk (Tabel 2).

49
Wattimury et al., 2021. Penggunaan Trichoderma Endofitik ...
Berdasarkan data pada Tabel 2 bahwa pemberian dosis sampai 100 g per
memperlihatkan bahwa semua perlakukan tanaman terlihat kurang ekonomis karena
Trichoderma endofitik memberikan pengaruh menunjukan pengaruh yang tidak berbeda
lebih baik dibandingkan dengan tanpa secara signifikan dengan dosis 75 g per
pemberian Trichoderma endofotik (Kontrol) tanaman. Tanaman membutuhkan batas
dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil toleransi dengan merenspons sesuatu yang
tanaman tomat. Perlakuan pemberian berpengaruh terhadapnya. Pemberian pupuk
Trichodema endofitik yang diisolasi dari akar baik organik maupun anorganik
tomat dan diaplikasikan dengan 75 g per mengakibatkan peningkatan pertumbuhan
tanaman merupakan perlakukan terbaik tanaman sampai batas optimal dan jika
terlihat pada tinggi tanaman mencapai 115,20 penambahan secara terus menerus sampai pada
cm, jumlah bungan terbentuk mencapai 60,60, titik yang berlebihan dari yang dibutuhkan
dan jumlah buah terbentuk mencapai 33,20 oleh tanaman maka pertumbuhan tanaman
atau terjadi peningkatan dari kontrol masing- menjadi terganggu [26]. Beberapa penelitian
masing variabel sebesar 51,74%, 68,42% dan juga melaporkan bahwa aplikasi Trichoderma
74,70%. Jika peningkatan dosisnya sampai pada konsentrasi yang berlebihan memberikan
100 g pertanaman pengaruhnya tidak berbeda respon negatif terhadap pertumbuhan tanaman
dengan dosis 75 g. Hal ini menunjukkan kakao [27].

Tebel 2. Pengaruh perlakuan Trichoderma endofitik terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga dan
jumlah buah terbentuk

Tinggi Tanaman
Perlakuan Jumlah bunga terbentuk Jumlah buah terbentuk
(cm)
Kontrol 55,60 d 19.20 c 8.40 c
TA.a 81,60 c 55.80 ab 27.20 ab
TA.b 115.20 a 60.80 a 33.20 a
TA.c 93.40 b 57.00 ab 28.20 ab
TB.a 89,40 bc 52.40 ab 23.20 b
TB.b 91,60 b 53.40 ab 23.20 b
TB.c 92,40 b 54.40 ab 26.80 ab
TD.a 86,60 bc 44.60 b 19.00 b
TD.b 92,20 b 48.20 ab 23.00 b
TD.c 92.60 b 50.00 ab 23.00 b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda secara signifikan, berdasarkan Uji Tukey 5%.

Peningkatan pertumbuhan dan hasil meningkatkan serapan nitrogen, fosfat, kalium


tanaman tomat pada penelitian ini dan kalsium pada daun dan berkorelasi
berhubungan erat dengan peranan terhadap diameter batang, tinggi tanaman, luas
Trichoderma dalam meningkatkan kesuburan daun, bobot kering tajuk dan bobot kering akar
[29]
tanah dan adanya unsur pemacu pertumbuhan .
tanaman. Peningkatan kesuburan tanah karena Peningkatan tinggi tanaman, jumlah
Trichoderma dapat bersifat dekomposer bunga dan buah terbentuk dapat disebabkan
sehingga mempercepat proses perombakan karena kemampuan Trichoderma
bahan organik di dalam tanah sehingga tanah memproduksi bermacam enzim seperti
menjadi subur dan merangsang pertumbuhan selulase, proteas, amilase dan lipase. Enzin
vegetatif tanaman [28] . Selian itu dapat selulase berperan dalam perombakan-
50
AGROLOGIA: Volume 10, Nomor 1, April 2021, halaman 45-53
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
perombakan selulosa menjadi glukosa, enzim [3] Sopialena. 2015. Ketahanan Beberapa
protease berperan dalam perombakan protein Varietas Tomat terhadap Penyakit
menjadi asam amino, enzim amilase berperan Fusarium oxysporum dengan Pemberian
dalam perombakan karbohidat menjadi gula Trichoderma sp.
sederhana dan enzim lipase membantu [4] Darmayasa., Sudiarta, P., Wirya, A. S.,
pemecahan lemak menjadi asam lemak Sumiartha, K., Utama, M. S., Luther, G.
menjadi asam lemak khusus [30]. C., dan J. Mariyono. 2012. Kajian
Aplikasi Trichoderma sp secara Ketahanan Terhadap Penyakit Busuk
langsung dapat memicu pertumbuhan dan Daun (Phytophthora Infestans) pada
perkembangan tanaman, karena dapat Beberapa Galur Tomat
mempengaruhi produksi zar pengatur tumbuh [5] Kumar, P. 2017. Studies On Alternaria
(ZPT) dan 1-aminocyclopropane-1- solani Causing Early Blight Disease In
carboksilate (ACC) prekusor etilena [31]. ZPT Tomato (Lycopersicon esculentum
yang dihasikan Trichoderma adalah hormon Mill.)
auksin berupa IAA (Indole Asetic Acid) yang [6] Alviansyah, F., Ruslianto, I., dan M.
berperan dalam pemanjangan sel-sel akar yang Diponegoro. 2017. Identifikasi Penyakit
menyebabkan serapan hara semakin banyak Pada Tanaman Tomat Berdasarkan
dengan jangkauan serapan semakin luas. Warna Dan Bentuk Daun Dengan
Dengan serapan hara yang cukup nutrisi yang Metode Naive Bayes Classifier Berbasis
diperlukan terpenuhi, sehingga produksi Web. Coding : jurnal Komputer dan
tanaman juga semakin tinggi [32]. Aplikasi 5 (1):
[7] Purwanti, H. 2002. Penyakit Hawar
KESIMPULAN Daun (Phytophthora infestans (Mont.)
de Bary) pada Kentang dan Tomat;
1. Trichoderma endofitik yang diisolasi dari Identifikasi Permasalahan di Indonesia.
akar, batang dan daun tomat dapat Balai Penelitian Bioteknologi dan
mengendalikan penyakit buah Sumberdaya Genetik Pertanian. Dalam
Phytophthora infestans serta pertumbuhan Buletin Agrobio 5 (2): 67-72.
dan hasil tanaman tomat. [8] Sudantha, M.I, dan A.L. Abadi. 2006.
2. Pemberian Trichodema endofitik yang Identifikasi jamur endofit dan
diisolasi dari akar tomat dan diaplikasikan mekanisme antagonismenya terhadap
dengan dosis 100 g merupakan perlakuan jamur Fusarium oxysporum f. sp.
terbaik karena dapat mengurangi intensitas vanillae pada tanaman vanili.
penyakit sebesar 48,02%, sedangkan pemberian Agroteksos. 17(1):23–38.
dengan dosis 75 g merupakan perlakukan [9] Carroll, G. 1988. Source: Ecology, Vol.
terbaik karena dapat meningkatkan 69, No. 1 (Feb.,), pp. 2-9 Published by:
pertumbuhan tinggi tanaman sebesar Ecological Society of America Stable
51,74%, jumlah bunga terbentuk sebesar URL:
68,42% dan jumlah buah terbentuk sebesar http://www.jstor.org/stable/1943154.
74,70%. Accessed: 05/08/2013 15:21
[10] Harman, G.E., Howell, C.R., Viterbo,
DAFTAR PUSTAKA A., Chet, I. and M. Lorito M. 2004.
Trichoderma species-opportunistic
[1] Wenner, B.Z.H. 2000. Importance of avirulent plant symbionts. Nature Rev
The Tomato. Microbiol 2:43–5 Department of
http://www.download.portalgaruda.org/ Horticultural Sciences, Cornell
article.php. [12/12/2020]. University, Geneva, NY 14456, USA.)
[2] Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi
Tanaman Hortikultura.
51
Wattimury et al., 2021. Penggunaan Trichoderma Endofitik ...
Novel Biotechnologies for Biocontrol [19] Ha, T.N. 2010. Using Trichoderma
Agent Enhancement and Management Species For Biological Control Of Plant
[11] Wulandari. 2014. Keanekaragaman Pathogens In Vietnam. J. ISSAAS 16
Jamur Endofit Pada Tanaman Tomat (1): 17-21.
(Lycopersicum esculentum Mill.) dan [20] Lynch, J.M. 1987. In vitro identification
Kemampuan Antagonisnya Terhadap of Trichoderma harzianum as a potential
Phytophthora infestans Jurnal HPT 2 antagonistic of plant pathogens. Current
(1): Microbiol., 16: 49-53.
[12] Watanabe, T. 2002. Soil And Seed Fungi [21] Abbas A. Jiang D., and Y. Fu. 2017.
Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi. Trichoderma Spp. as Antagonist of
Morphologies of Cultured Fungi and Rhizoctonia solani. Journal of Plant
Key to Species. Mycological Research Pathology & Microbiology 08(03).
106 (11): 1375-1376 [22] Jayalakshmi, S.K., Raju, S., Usha-Rani,
[13] Horodecka. 1989. The in vitro culture of S., Benagi, V.I and K. Sreeramulu. 2009.
Phytophthora infestans isolates Trichoderma harzianum L1 as a
occurring on the tomato - their potential source for lytic enzymes and
pathogenicity and usefulness for elicitor of defense responses in
artificial inoculations December 2013 chickpea (Cicer arietinum L.) against
Acta Agrobotanica 42(1-2): 77-93 wilt disease caused by Fusarium
[14] Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit oxysporum f. sp. ciceri. Australian
Tanaman Hortikultura di Indonesia. Journal of Crop Science 3 (1): 44-52.
Gadjah Mada University Press. [23] Shoresh, M., Harman, G and F.
Yogyakarta. Mastouri. 2010. Induced Systemic
[15] Kalay, AM., Talahaturuson, A. dan W. Resistance and Plant Responses to
Rumahlewang. 2018. Uji Antagonisme Fungal Biocontrol Agents. Annual
Trichoderma harzianum Dan Review of Phytopathology 48(1):21-43.
[24] Heil, M., and R.M. Bostock. 2002.
Azotobacter chroococcum Terhadap
Induced systemic resistance (ISR)
Rhyzoctonia solani, Sclerotium rolfsii against pathogens in the context of
dan Fusarium oxysporum secara in- induced plant defences. Ann. Bot. 89:
vitro. Agrologia 7 (2): 71-78. 503–512.
[16] Purwantisari, S dan R.B. Hastuti. 2009. [25] Vey, A., Hoagland, R. E. and T.M. Butt.
Uji Antagonisme Jamur Patogen 2001. Toxic metabolites of fungal
Phytophthora infestans Penyebab biocontrol agents. Fungi as Biocontrol
Agents: Progress, Problems and
Penyakit Busuk Daun dan Umbi
Potential. Butt, T.M. and C. Jackson,
Tanaman Kentang Dengan (eds), Pp. 311-346. CAB Internatinal,
Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Bristol.
Lokal. BIOMA 11 (1): 24-32 [26] Poerwowidodo.1992. Telaah Kesuburan
[17] Harman, G. E. 2006. Overview of Tanah. Angkasa Persada, Bandung.
Mechanisms and Uses of Trichoderma [27] Sriwati, R., Tjut C., dan Sukarman.
spp. Phytopathology 96:190-194. 2011. Deteksi dan Identifikasi
[18] Schubert, M., Fink, S and F.W.M.R. Cendawan Endofit Trichoderma yang
Schwarze1. 2008. In Vitro Screening of Berasosiasi Pada Tanaman Kakao. Staf
An Antagonistic Trichoderma Strain Pengajar Jurusan Agroteknologi
Against Wood Decay Fungi. Fakultas Pertanian Universitas Syah
Arboricultural Journal 31: 227–248. Kuala Banda Aceh. Jurnal Agrista 15
(1).

52
AGROLOGIA: Volume 10, Nomor 1, April 2021, halaman 45-53
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
[28] Irwansyah, A. 2008. Penggunaan [31] Martinez-Medina, A.A., Alguicil,
Beberapa Jenis Aktivator untuk M.D.M., Pascul, J.A. and S.C.M. Van
Meningkatkan Laju Degradasi Tanah Wess. 2014. Phytohormkne Profiles
Gambut dan Pertumbuhan Tanaman Jati Induced by Trichoderma Isolates
Putih (Gmelina arborea roxb). [Skripsi]. Corespond With Ther Biocontrol and
Universitas Sumatera Selatan. Medan. Plant Growth-Promoting Activity on
[29] Yuleli, 2009 Penggunaan beberapa jenis Melon Plants. Jurnal Of Chemical
fungi untuk meningkatkan pertumbuhan Ecology :40(7) : 804-15
tanaman karet (Hevea brasilliensis) di [32] Suanda, I.W. 2017. Pemanfaatan
tanah gambut. [Tesis] Universitas Trichoderma sp. sebagai Agensia Hayati
Sumatera Utara. Medan. Ramah Lingkungan dalam Pengendalian
[30] Kullnig, C., Szakacs, G., and C.P. Penyakit Fusarium pada Tanaman
Kubicek. 2020. Molecular identification Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
of Trichoderma species from Russia, Prosiding Seminar Nasional Penguatan
Siberia and the Himalaya. Mycological dan Pengajaran Biologi sebagai Ilmu
Research 104(9):1117-1125. Dasar FMIPA Universitas Hindu
Indonesia. Denpasar.p.390-398.

53

Anda mungkin juga menyukai