Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE APLIKASI

Trichoderma sp. DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT


TANAMAN
Disusun oleh :

Adhitia Nugraha – 108 Dimas Prawira Mileanto – 113

Ananda Elmanisa Ramadhani – 117 Ahmad Faiq Mahfuzh – 124

Elsa Aprillia Putri – 131 Rahmad Handoko – 139

Rifda Taqiyya – 149 Fendra Afria – 150


PENDAHULUAN
Tricoroderma sp.

Trichoderma sp. merupakan cendawan antagonis,dimanfaatkan untuk mengendalikan patogen tanah. Koloni
Trichoderma sp. memiliki pigmen berwarna hijau keputihan, Kebanyakan Trichoderma merupakan fungi saprofit,
mereka di klasifikasikan dalam sub divisi Deuteromycotina yang belum diketahui alat reproduksi seksualnya
(kebanyakan Trichoderma berkembang biak secara aseksual).

Klasifikasi Tricoroderma sp. Ciri – Ciri Tricoroderma sp.


Kingdom : Fungi
• Cendawan ini berwarna hijau seperti lumut,
Phylum : Ascomycota pewarnaan fialospora.
Class : Euascomycetes • Menghasilkan sejumlah besar enzim ekstaraseluler
β (1,3)-glukanase dan kitinase
Order : Hypocreales • Beberapa anggota dari genus Trichoderma
Family : Hypocreaceae menghasilkan toksin trichodermin.
Genus : Trichoderma • Trichoderma viridae menghasilkan gliotoksin dan
viridian
Spesies : Trichoderma sp
Larone (1995)
METODE DAN EFEK
Penyemprotan pada daun
Salah satu metode pengaplikasian Trichoderma sp. pada tanaman yang terserang penyakit downy mildew
yakni menggunakan metode penyemprotan pada daun. Metode tersebut dilakukan dengan melarutkan Trichoderma sp.
dalam bahan pelarut dengan konsentrasi tertentu, kemudian disemprotkan langsung pada daun yang terserang penyakit
downy mildew dengan alat penyemprot berupa hand sprayer (Damiri dkk., 2012)

Penyemprotan pada akar

Pengaplikasian Trichoderma sp dengan metode penyiraman pada akar, dapat mempengaruhi masa inkubasi
penyakit downy mildew pada tanaman caisin yaitu dengan memperpanjang masa inkubasi hingga 6,26 hari. (Damiri
dkk., 2012)
METODE DAN EFEK
Perendaman Akar

Salah satu aplikasinya adalah Perendaman atau pencelupan akar ini tidak memberikan pengaruh yang cukup
signifikan, tetapi aplikasi perendaman atau pencelupan ini masih memberikan pengaruh yaitu dapat memperpanjang
inkubasi, menekan jumlah dan luas penyakit (Nurhayati dkk., 2012)

Trichoroderma sp. dengan pupuk kandang/ kompos

Kompos dapat digunakan sebagai media aktivasi pertumbuhan jamur antagonis sebelum diintroduksi ke dalam
tanah. Selain itu, pengaplikasian Trichoderma sp. yang dikombinasikan dengan kompos dapat mengendalikan penyakit
fusarium pada tanaman tomat.
METODE DAN EFEK
Trichoroderma sp. dengan limbah TEKSTIL
Hasil pencampuran limbah tekstil dengan jamur tricoderma dihasilkan penurunan kadar selulosa yang ada di
limbah tekstil. Hal tersebut dikarenakan adanya penguraian selulosa yang dibantu oleh jamur Tricoderma sp., dalam
suasana asam, dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yaitu penyakit jamur akar dan penyakit layu
fusarium pada beberapa jenis pisang.

Trichoroderma sp. dengan limbah NON -TEKSTIL

Pengaplikasian menggunakan limbah non-tekstil salah satu contohnya menggunakan limbah seresah karet.
Pencampuran jamur Tricoderma sp., pada limbah seresah karet juga dapat menurunkan kadar selulosa yang terkandung
didalamnya sehingga dapat mengendalikan penyakit pada tanaman.
PEMBAHSAN
Dalam pengendalian beberapa penyakit tanaman dengan menggunakan Trichoderma sp. dapat dilakukan dengan
berbagai metode pengaplikasian diantaranya penyemprotan daun, penyiraman akar, perendaman akar, campuran kompos, dan
campuran dari limbah non – tekstil. Menurut Damiri dkk (2012) mengungkapkan bahwa metode penyemprotan langsung
pada daun merupakan cara aplikasi terbaik untuk beberapa penyakit yang gejala ditimbulkan berasal dari daun. Salah satu
penyakit yang gejala ditimbulkan berasal dari daun adalah penyakit downy mildew pada tanaman caisin yang mampu
menekan infeksi patogen dan dapat mengurangi jumlah bercak dan lebar bercak yang tingkat keparahannya mencapai 19%.
Keefektifitas metode penyemprotan langsung pada daun disebabkan karena adanya kontak langsung yang terjadi antara
Trichoderma sp. dengan patogen yaitu P.parasitica sehingga dapat memberikan efek langsung terhadap patogen tersebut
(Permadi., 2014).
PEMBAHSAN
Pada penyakit tanaman yang timbul gejalanya diluar daun, metode pengaplikasiannya juga berbeda. Hal ini
dikarenakan disetiap tubuh tanaman memiliki peranan dan fungsi masing – masing serta mempunyai penyakit yang
berbeda dalam proses penanganannya (Talanca dkk., 1998). Metode pengaplikasian Trichoderma sp. yang efektif dalam
mengatasi penyakit tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman seperti layu Fussarium, Bulai, dan Busuk
pucuk adalah dengan metode penambahan pupuk kompos yang telah dicampur dengan Trichoderma sp.. Hal ini
dikarenakan penyakit tersebut Menurut Nurbailis (1992) mengatakan bahwa kompos dapat digunakan secara efektif
sebagai media aktivasi pertumbuhan jamur antagonis sebelum diintroduksi ke dalam tanah karena pemberian bahan
organic seperti kompos daun dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah serat tidak meninggalkan residu
berbehaya bagi lingkungan. Hal ini juga didukung dari pernyataan oleh Mohidin et al (2010) mengatakan bahwa
Trichoderma sp. mampu secara efektif mengendalikan Fusarium oxysporum dengan cara mengkoloni rizhosfer dan
mengambil nutrisi yang lebih banyak.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan beberapa metode
pengaplikasian Trichoderma sp. perlu dilihat gejala yang timbul dari penyakit tanaman tersebut. Untuk
penyakit tanaman yang timbul gejalanya berasal dari daun maka metode yang efektif adalah dengan
penyemprotan langsung pada daun namun, untuk penyakit yang timbul dan mengganggu pertumbuhan
tanaman maka metode yang efektif adalah dengan penambahan kompos yang sudah dicampurkan
Trichoderma sp.
DAFTAR PUSTAKA
Damiri, N., Umayah, A., & Silvia, E. A. (2012). Aplikasi Trichoderma virens melalui penyemprotan pada daun, akar dan
perendaman akar untuk menekan infeksi penyakit downy mildew pada tanaman caisin. Jurnal Dharmapala, 4(2), 22-28.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta. Pangkalan Data Organisme Penyakit Tanaman (OPT). Diakses di http:// www. Dinas
Pertanian dan Kehutanan Jakarta.com.
Dwiastuti, M.E., Fajri, M.N., dan Yunimar. Potensi Trichoderma spp. Sebagai agen pengendali Fusarium spp. Penyebab
penyakit layu pada tanaman stroberi. Jurnal Hortikultura. Vol 25 (4): hal 331 – 339.
Ferrin DM. (2008). Downy mildew of cucurbits. Extension Plant Pathologist, Horticulture. Department of Plant Pathology and
Crop Physiology. US.
Hanudin, dan B. Marwoto. 2003. Pengendalian penyakit layu bakteri dan akar gada pada tanaman tomat dan caisin
menggunakan Pseudomonas fluorescens. Jurnal Hortikultura. 13(1): 58−66.

Hasanuddin, 2003. Peningkatan Peranan Mikroorganisme Dalam Sistem Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Terpadu,
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Koike. 1997. Induction of systemic resistance in cucumber against several diseases using plant growth promoting fungi.
Graduate scholl of faculty of Agriculture Gifu University. Master thesis.
Koko. (2007). Peran Cendawan Trichoderma Spp Sebagai Pengendali Hayati Patogen Dan Dekomposer. bptp-
jatim@litbang.deptan.go.id; bptp. Tanggal akses 10 April 2009.
Krause. M.S., L. Madden L. V., and Hoitink H.A.J. (2001). Effect of potting mix microbial carrying capacity on biological
control of Rhizoctonia damping- off of radish and P. parasitica. Phytopathology 91(11):1116-1123.
Liyanage, A.S., 1976. Control of White Rott Disease Caused by Rigidoporus (Fomes) lignosus. Bull. Rubb. Res. Inst.
Srilangka V: No. 1. pp: 24-29.
Mohiddin, F.A., M.R. Khan, S.M. Khan and B.H. Bhat. 2010. Why Trichoderma is Considered Super Hero (Super Fungus) Against The Evil
Parasites. Plant Pathology Journal 9 : 92-102.
Nurhayati. (2012). Aplikasi Trichoderma virens Melalui Penyemprotan pada Daun, Akar dan Perendaman akar Untuk
Merendam Penyakit Downy Mildew Pada Tanaman Caisin.
Nurbailis. 1992. Pengendalian Hayati Sclerotium rolfsii Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)
dengan Kompos dan Cendawan Antagonis. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Permadi, A. D. (2014). Pengaruh Frekuensi Pemberian Agen Pengendali Hayati Trichoderma Harzianum Untuk
Mengendalikan Penyakit Bercak Daun Tembakau Rajang Di Lapang (Skripsi). Universitas Jember, Jember, Indonesia.
Purwantisari, S. dan R.B. Hastuti. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi
Tanaman Kentang Dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. BIOMA 11(1) : 24-32.
Vauzia, M. C. dan R. Eldisa. 2005. Pengaruh Tricoderma harzianum terhadap serangan penyakit layu Fusarium oxysporum. Sp capsici pada
tanaman cabai merah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang.
Wirya, G.N.A.S., I G.A.D.V. Sari, and I P. Sudiarta. 2017. Identification of Pathogen of Wilt Disease in Strawberry (Fragaria sp.) and the
Control Potential of Microbial Antagonists. Biodiversitas Journal of Biological Diversity. ABS Masy Biodiv Indon, 120 : 269-324.

Anda mungkin juga menyukai