Anda di halaman 1dari 14

Biopestisida Tanaman dengan Penyisipan Gen Bacillus Thuringiensis

Vony Nurul Fatma 0402520029


Pendahuluan

• Kerugian yang disebabkan oleh hama dan penyakit


tanaman diperkirakan mencapai 37% dari total produksi,
dan 13% di antaranya karena serangan hama. Di
Amerika Serikat, kerugian akibat serangan hama jika
diuangkan mencapai US$7,70 miliar per tahun atau
Rp61,60 triliun per tahun
• Menurunnya hasil panen padi di wilayah jember akibat
serangan hama wereng. Pada periode sebelumnya hasil
panen yang di daptkan bisa sampai 7,5 ton saat ini
menurun hingga 5,9 ton
Perkembangan Bioteknologi pertanian

Berkembangnya teknologi rekombinan DNA telah membuka peluang untuk merakit tanaman tahan
hama melalui rekayasa genetika. Perakitan tanaman transgenik tahan hama umumnya menggunakan gen
dari Bacillus Thuringensis (Bt )

Bakteri Bacillus thuringensis adalah salah satu jenis mikroba yang telah dikembangkan sebagai salah satu bioinsektisida karena
bersifat pathogen terhadap serangga.

Manfaat Penggunaan tanaman tahan hama


• Di amerika serikat penggunaan pestisida pada sayur, buah dan kaps dan padi mencapai US$ 8, 11 miliar
• Dengan Bantuan Bt dapat mengehmeat biaya US$ 2.69 M atau setara dengan 40.1 triliun
• Di Asia tanaman dengan Bt dapat menhemat sekitar 23.8 Triliun rupiah
Metode

Vektor yang digunakan untuk mengintroduksi gen-gen baru ke dalam sel-sel tumbuhan adalah sebuah plasmid yang
disebut plasmid Ti dari bakteri tanah Agrobacterium tumafaciens. Baketri tesebut secara alami dapat menyenakan crown
gall atau tumor pada tanaman

Baletri Bacillus Thuringensis mampu mengkodekan gen yang dapat menghasilkan


toksin bagi serangga yang menyerang tanaman. gen tersebut meracuni sistem
pencernaan serangga. Baketri inilah yang akan di klon gen pengkode toksinnya
dan selanjutnya di tanam pada palsmid Ti dan di introduksi menuju tanaman target
Mekanisme Rekayasa Genetika
Mekanisme Aktivasi gen Cry Bt pada Hama Serangga Aktivasi toksi dilakukan oleh protase
usus sehingga terbentuk toksin aktif
yang disebut delta toksin. Toksin
tersebut tidak larut pada kondisi
normal sehingga aman bagi manusia,
hewan tingkat tinggi dan sebagian
insekta, pada kondisi pH tinggi atau
basa seperti pada usus lepidoptera
yang memiliki pH 9.5 sehingga dapat
mengaktifkan toksin tersebut
Artikel Terkait

Uji Toksisitas Isolat Kristal Protein Bacillus thuringensis (Bt) sebagai Agen Pengendali Hama Terpadu
Wereng Hijau (Nepotettix virescens ) Vektor Penyakit Tungro sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan
Pangan Nasional

Tujuan Peneitain

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bioinsektisida dari isolate Bacillus thuringensis yang memiliki
konsentrasi tepat untuk mengendalikan serangan hama wereng hijau sebagai agen virus tungro pada tanaman
padi
Metode Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi


1. Isolasi
2. pemurnian isolat
3. pemurnian Kristal protein intaseluler
4. aplikasi melalui LD50
Kristal protein Bt diperoleh melalui tahapan isolasi biakan yang sudah ada dimurnikan sehingga
isolate diperoleh biakan murni

pemisahan Kristal protein dengan cara isolate murni


pengujian Kristal protein yang diperoleh melalui uji
dishaker selama 7 hari dengan kecepatan 150 rpp setelah
LD50 terhadap wereng hijau dengan konsentrasi
itu disonikasi dan disentrifuge selama 15 menit dengan
yang digunakan adalah 0,01 ppm, 0,05 ppm, 0,07
kecepatan 3.000 rpm
ppm dan 0,1 ppm.
Hasil Penilitian
Secara keseluruhan Bt endotoksin baik yang digunakan secara microbial spray maupun yang
berupa tanaman transgenic mempunyai pengaruh terhadap musuh alami.

Bakteri Bacillus thuringensis memiliki kristal protein yang memiliki kemampuan


mendegradasi saluran pencernaan wereng hijau sehingga sangat tepat untuk dijadikan PHT.

Pada pengujian diperoleh konsentrasi LD50 adalah 0,07 ppm.


Daftar Pustaka
Amirhusin, B., 2004. Perakitan tanaman transgenik tahan hama. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1), pp.1-7

Suwarno, Maridi, Dewi. 2015. Uji Toksisitas Isolat Kristal Protein Bacillus thuringensis (Bt) sebagai Agen
Pengendali Hama Terpadu Wereng Hijau (Nepotettix virescens) Vektor Penyakit Tungro sebagai Upaya
Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi 8.1 (2015): 16-19

Gazali, dkk. 2017. BACILLUS THURINGIENSIS Biologi, Isolasi, Perbanyakan dan Cara Aplikasinya.
Bnajarmasin: Pustaka Banua

Smith, John. 2009. Biothecnology Fifth Edition. Unitied State. Cambridge Press.

Schünemann, dkk. 2014. Mode of Action and Specificity of Bacillus thuringiensis Toxins in the Control of
Caterpillars and Stink Bugs in Soybean Culture. Volume 2014, Article ID 135675, 12 pages. http://
dx.doi.org/10.1155/2014/135675. Hindawary Publishing.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai