NI MADE DWI PAYANTI (1607532134/ 23) KETUT KRISNA SAVITRI (1607532151/ 40) Realitas Kasta dalam Agama Hindu pada Masyarakat Bali PENGERTIAN KASTA DALAM AGAMA HINDU
Dalam agama Hindu, istilah Kasta disebut dengan Warna .
Akar kata Warna berasal dari bahasa Sanskerta vrn yang berarti "memilih (sebuah kelompok)". Dalam ajaran agama Hindu, status seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya. Dalam konsep tersebut diuraikan bahwa meskipun seseorang lahir dalam keluarga Sudra ataupun Waisya (pedagang), apabila ia menekuni bidang kerohanian sehingga menjadi pendeta, maka ia berhak menyandang status Brahmana (rohaniwan). Jadi, status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Adapun bagian- bagian dari kasta atau warna yaitu:
Kasta brahmana merupakan kasta yang memiliki kedudukan
tertinggi, dalam generasi kasta brahmana ini biasanya akan selalu ada yang menjalankan kependetaan. Kasta Ksatriya merupakan kasta yang memiliki posisi yang sangat penting dalam pemerintahan dan politik tradisional di Bali, karena orang-orang yang berasal dari kasta ini merupakan keturunan dari Raja-raja di Bali pada zaman kerajaan Kasta Waisya merupakan masyarakat yang berasal dari keturunan abdi-abdi kepercayaan Raja. Kasta Sudra (Jaba) merupakan kasta yang mayoritas di Bali, REALITAS PENERAPAN KASTA DALAM AGAMA HINDU PADA MASYARAKAT BALI
Kasta juga sangat sering menjadi pro dan kontra, terutama
dalam masalah pernikahan. Pada jaman dulu, masyarakat Bali tidak diperbolehkan menikah dengan kasta yang berbeda, layaknya pernikahan beda agama dalam Islam. Seiring perkembangan jaman, aturan tersebut seharusnya sudah tidak berlaku lagi. Namun sebagian penduduk Bali masih ada yang mempermasalahkan pernikahan beda kasta. Pernikahan dengan kasta yg berbeda dibolehkan dengan syarat kasta yang perempuan harus mengikuti yg laki-laki. Jika kasta perempuan dari kasta yg tinggi, menikah dengan kasta yg lebih rendah, maka kasta si perempuan akan turun mengikuti suaminya. Begitu juga sebaliknya, Karena di Bali laki-lakilah yg menjadi ahli waris dari generasi sebelumnya. SUMBER SASTRA AGAMA HINDU TENTANG PENERAPAN KASTA
Bhagavadgita BabIV sloka ke-13
Yajurveda sloka ke-18, 48
Yajurveda Sloka ke 30, 5
Yajurveda sloka 31, 11
Yajurveda sloka 20,25
Bhagawata Purana dan Smrti
Sarasamuçcaya pasal 63 Sukra Niti Purana Sukra Niti SOLUSI PERMASALAHAN PENERAPAN KASTA DALAM AGAMA HINDU PADA MASYARAKAT BALI
Saling menghargai dan menghormati antar sesama kasta ,
karena kasta bukan merupakan pembeda dalam menjalankan kehidupan sehari hari dan tidak menjamin seseorang harus diagung-agungkan atau diremehkan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu dengan menghargai dan menghormati sesama kasta kita pasti dapat selalu bisa menyelesaikan berbagai masalah-masalah yang timbul akibat kasta dengan melakukan musyawarah demi mencapai keputusan bersama atau mufakat. KESIMPULAN Om Santih, Santih,Santih Om