Anda di halaman 1dari 4

Tri Mumpuni

6 Agustus 1964 (umur 52)


Lahir
Semarang, Jawa Tengah
Kebangsaan Indonesia
Nama lain Puni
direktur Institut Bisnis dan Ekonomi
Pekerjaan
Kerakyatan, pemberdaya listrik
Dikenal karena Mendapat Ashden Awards 2012
Agama Islam
Pasangan Iskandar Budisaroso Kuntoadji
Ayu Larasati (21 tahun)
Anak
Asri Saraswati (19 tahun)
Orang tua Wiyatno (alm.) dan Gemiarsih

Tri Mumpuni Wiyatno (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 6 Agustus 1964; umur 52 tahun )
adalah seorang pemberdaya listrik di lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia yang mendapat
penghargaan Ashden Awards 2012.

Kehidupan awal dan masa muda


Tri Mumpuni lahir di Semarang pada tanggal 6 Agustus 1964. Ia merupakan anak dari pasangan
Wiyatno (alm.) dan Gemiarsih.Kedua orang tuanya mengajarkan untuk berbagi dan memberi.
Bahkan, pada kelas 4 SD ia sudah ikut ibunya keliling ke kampung-kampung mengobati orang
yang kena penyakit koreng. Dari pengalaman itulah, ia mendapat pelajaran bahwa dari proses
hubungan manusia itu uang bukan segala-galanya.

Sewaktu masih muda, ia sudah terbiasa melihat dan membantu ibunya yang aktif dalam kegiatan
sosial. Ia juga bercita-cita sebagai dokter, bidang yang sama sekali bertolak belakang dengan
keadaannya sekarang ini.

Kontribusi
Ia dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan mengembangkan kemandirian masyarakat di
kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) telah diakui baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Dirinya tidak jarang berhari-hari tinggal di satu desa yang
jauh dari akses infrastruktur dan informasi, hanya untuk memastikan kesiapan masyarakat
membangun listrik mikro hidro.

Latar belakang dan langkah-langkah pembangunan

Ide awal pembangunan PLTMH berawal dari seringnya Tri Mumpuni bersama suaminya,
Iskandar Budisaroso Kuntoadji berkeliling ke desa-desa dan melihat sumber air yang melimpah
namum belum ada kabel distribusi listrik dilokasi tersebut, barulah ia melakukan tindakan.

Sebelum diadakan pembangunan, ia dan suami bicarakan kepada kepala desa setempat untuk
kemungkinan untuk membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan aliran sungai untuk
menghasilkan listrik dari sebuah turbin.

Langkah selanjutnya Tri Mumpuni adalah mengumpulkan data untuk melihat kemungkinannya
secara teknis serta menghitung rencana anggaran biaya kemudian mencari sumber dana untuk
pembangunan pembangkit.

Setelah itu, ia bersama IBEKA mengirimkan tim sosial untuk membangun komunitas yang baik
beberapa minggu dengan masyarakat agar terjalin hubungan yang baik. Langkah awal yang
didekati adalah tokoh agama atau tokoh adat setempat. Barulah kemudian masyarakat
membentuk organisasi yang akan mengurus turbin, dengan menentukan ketua hingga operator
yang tahu bongkar pasang mesin dan organisasi tersebut harus diberi pengetahuan tentang
pengoperasian mesin hingga perawatannya.

Selanjutnya, agar pembangkit listrik tenaga air itu dapat menjalankan fungsinya terus-menerus
maka daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Tidak boleh
ada penebangan hutan dan vegetasi.

Manfaat pengabdian

Hingga sekarang Puni dan suaminya sudah menerangi 65 lokasi dengan tenaga mikrohidronya.
Bagi alumnus IPB ini listrik bukan tujuan utamanya, tetapi bagaimana membangun potensi desa
supaya mereka berdaya secara ekonomi dan lainnya. Dengan begitu, mereka bisa mengenali
peradabannya dan membangun peradabannya.

Bahkan, tak sedikit orang yang menawarinya untuk masuk partai politik dalam negeri. Namun, ia
dengan tegas menolak tawara itu karena di Indonesia belum pernah ada anggota dewan yang
dipuji oleh rakyat. Kini, di luar negeri, aktivitasnya semakin luas. Filipina menjadi satu negara
yang memasuki tahap implementasi pengembangan listrik mikrohidro, sedangkan Rwanda dan
Kenya masih dalam tahap pelatihan.

Sekarang, ia banyak mendapat pembiayaan dari pihak dalam maupun luar negeri.

Prestasi
Ashden Award 2012 dan ia mendapat bantuan sebanyak 20.000 atau sekitar Rp300 juta.
Climate Hero 2005 dari World Wildlife Fund for Nature.
Penghargaan Ramon Magsaysay 2011, penghargaan ini ia dapat bersama Hasanain
Junaini.

Sejarah pembangunan
Tri pertama kali membangun pada tahun 1997 Dusun Palanggaran dan Cicemet, enklave di
Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat, yang mereka terangi dengan listrik tahun 1997. Untuk
mencapai tempat itu harus berjalan kaki sembilan jam atau naik motor yang rodanya diberi rantai
sebab jalan setapaknya licin. Uang dari listrik dipakai membangun jalan berbatu yang bisa
dilalui kendaraan beroda empat. Ini membuka peluang membantu 10 dusun lain, kata Puni.
Yang banyak membantu adalah kedutaan Jepang

Ia sama sekali tidak mendapat bantuan dari manapun. Awalnya masyarakat masih susah dimintai
iuran. Namun setelah enam bulan berlalu, Puni kembali lagi ke Dusun Palanggaran. Hal tak
disangka pun terjadi. Di desa tersebut sudah memiliki kas sebesar Rp 23 juta. Uang dari listrik
dipakai membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan kendaraan beroda empat. Ini
membuka peluang membantu 10 dusun lain.

Lain-lain dan kutipan


Dalam acara Kick Andy, edisi Jum'at, 6 Juli 2012 ia punya satu semboyan:

Ibu-ibu yang membeli tas hingga jutaan rupiah, mereka sebenarnya telah melakukan dosa sosial
tanpa disadari. Karena masih banyak orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan menderita
kelaparan di penjuru negeri.
Tri Mumpuni, dikutip dari situs Kompasiana

Ia merupakan ibu yang baik, rendah hati, dan bersahaja. Ia adalah tokoh yang diidolakan oleh
Amilia Agustin

Ia pun juga mendapat pujian dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam acara
pertemuan Presidential Summit on Entrepreneurship:
Kita mendapatkan seorang wirausahawan sosial seperti Tri Mumpuni, yang telah membantu
masyarakat desa di Indonesia mendapatkan listrik dan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga
air.
Barack Obama, dikutip dari situs berita Detik.com

Anda mungkin juga menyukai