Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

JINAYAT DAN HIKMAHNYA

ASSALAMUALAIKUM

A.HUKUM PEMBUNUHAN DAN


HIKMAHNYA
Membunuh atau pembunuhan merupakan
suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar
hukum, maupun yang tidak melawan hukum.
Pembunuhan biasanya memiliki motif yang
berbeda,
misalnya
politik,
kecemburuan,
dendam, membela diri dan sebagainya.
Demikian
pula
caranya,
ada
yang
menggunakan senjata atau benda tajam, bahan
peledak atau bom dan sebagainya, baik itu
sengaja maupun tidak.

DASAR HUKUM
firman Allah SWT dalam surat al-Isra ayat 33,





Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunhnya0, melainkan dengan suatu alasan yang benar. Dan barang siapa
dibbunuh secara zalim, maka sesungguhnya kami telahmemberikan kuasa
kepada ahli warisnya, tetapijanganlah ahliwaris itu melampaui batas
dalammembunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
(QS. Al-Isra,17:33).

Dan firmanNya,









Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kami qishash berkenaan
dengan orang-orang yangdibunuh, (QS. Al-Baqarah,2:178)

1. Jenis-jenis pembunuhan.
) .
a. Pembunuhan sengaja (

Maksudnya adalah pembunuhan terencana dengan menggunakan
alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan.
Contoh :
- Membunuh dengan cara menembak.
- Melukai dengan benda tajam.
- Melukai dengan alat-alat yang berat.
- Membunuh dengan dimasukan ke dalam sel yang hampa
udara.
- Membunuh dengan diracun.
- Disuntik dengan obat yang mematikan.
- Membunuh dengan tidak memberi makan dan minum, dsb.
Pembunuh diqishsash dengan syarat si pelaku adalah :
- baligh,
- berakal sehat,
- disengaja dan,
- yang dibunuhnya orang baik.

) .
b. Pembunuhan seperti sengaja (



Maksudnya adalah pembunuhan tidak terencana dengan
menggunakan alat yang tidak mematikan, namun
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
Contoh :
-Memukul seseorang dengan sapu lidi, kemudian mati.
-Membakar petasan, disamping orang. Ternyata yang
mendengar itu mati.
-Menakut-nakuti dengan boneka, kemudian mati.
Pembunuh tidak diqishsash, tapi ia kena diyat atau denda
(QS. Al-Nisa, 4:92)
dengan syarat si pelaku adalah :
- baligh,
- berakal sehat,
- tidak berniat.
- Yang dibunuhnya orang baik.


) .
c. Pembunuhan tersalah (

Maksudnya adalah pembunuhan yang tidak ditujukan pada
seseorang, namun ia mati karena perbuatannya. Jenis
pembunuhan ini, ada 3 kemungkinan :
1. Perbuatannya tanpa maksud melakukan kejahatan tap
mengakibatkan kematian seseorang. Dalam hokum kesalahan
ini disebut salah sasaran (error in concrieto). Contohnya :
seseorang menembak harimau, namun tembakannya nyasar
mengenai seseorang sehingga tewas.
2. Perbuatannya ada niat untuk membunuh, namun
ternyata orang yang terbunuh tidak boleh dibunuh. Kesalahan
terbebut dalam hukum disebut kesalahan maksud (error in
objecto). Contohnya menembak seseorang yang dikira musuh,
ternya teman sendiri.
3. Perbuatan yang tidak ermaksud jahat, namun
menyebabkan kematian oran lain. Contohnya seseorang yang
jatuh dariatas pohon, karena kelalaiannya menimpa seseorang
sehingga meninggal dunia.

2.Tuntutan bagi pembunuh.


a.Jika pembunuhan sengaja, maka pelaku terkena
qishash atau dibunuh juga,
jika tidak dimaafkan.
Namun jika dimaafkan, maka ia terkena diyat
mughallazhah (denda berat). Di samping itu ia juga
terkena hokum tambahan, jika ia keluarga terputus hak
waris dan wasiatnya.
Adapun dendaannya berupa harta yang senilai dengan
100 ekor unta dibayar (tunai). Firman Allah SWT,








,










,

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaaja, maka balasannya adalah neraka
jahanam kekal ia di dalamnya, dan Allah marah
kepadanya dan mengutuknya dan menyediakan adzab
yang besar baginya. (QS. Al-Nisa,4:92)

b. Jika pembunuhannya seperti disengaja,


maka ia tidak terkena qishash, hanya ia
wajib membayar diyat (dendaan) diangsur
selama 3 tahun dan kifarah hukuman
penggantinya adalah berpuasa selama
dua bulan atau memerdekakan seorang
budak (hamba sahaya).
c. Jika pembunuhan karena kesalahan,
maka diyat wajib membayar denda ringan
(diyat mukhaffafah). Yakni mengangsur
100 ekor unta dalam jangka waktu 3
tahun.

d. Tuntunan denda pun diwajibkan bagi mereka yang


melukai atau memotong anggota tubuh, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Anggota yang berpasangan dan atau hidung atau lidah
dengan dendaan 100 ekor unta.
b. Salah satu anggota yang berpasangan dengan dendaan
setengah diyat, yakni 50 ekor unta.
c. Melukai kepala sampai botak atau badan sampai perut.
Dendaannya adalah sepertiga diyat atau kira-kira 33 ekor
unta.
d. Melukai sampai terkelupas kulit di atas tulang, dengan
dendaan 15 ekor unta.
e. Melukai sam[ai putusnya jari-jari tangan atau kaki,
dengan dendaan 10 ekor unta.
f. Mengakibatkan patah/terkelupas gigi, dengan dendaan
5 ekor unta untuk satu gigi.

3. Hikmah dilarangnya pembunuhan.


Dengan adanya qishash, akan berdampak
pada kehidupan manusia secara menyeluruh.
a. Penghargaan terhadap jiwa, harkat dan
martabat manusi aitu sendiri.
b. Terciptanya kehidupan yang aman,
damai dan setosa.
c. Efek jera, artinya pelaku akan berpikir
tentang sanksi yang akan diterima.

B. Ketentuan Hukum Islam Tentang Qishash dan


Hikmahnya.
1. Pengertian Qishash.
Qishash secara harfiyah ertinya memotong atau mengikuti. Sedangkan
menurut istilah ulama fiqh artinya hukuman balasan yang setimpal
dengan pelaku pembunuhan ataupun pengrusakan atau pelaku
penghilangan manfaat anggota badan seseeorang yang dilakukan
dengan sengaja.
Akibat hukuman qishash, di antaranya adalah :
- Membunuh orang dengan sengaja tanpa alasan yang hak, maka
Allah akan mengutuknya dan ia akan masuk kedlam neraka jahannam.
- Orang yang membunuh, akan menanggung dosa orang yang
dibunuh tersebut.
- Pembunuh atau pelaku pembunuhan dengan sengaja maka
imannya akan tanggal.
- Perkara yang pertama-tama diadili Allah pada hari kiamat
adalah masalah pembunuhan

2. Jenis-jenis qishash.
a.Qishash jiwa, hukumannya adalah mati juga.
b.Qishash anggota badan maka hukumannya adalah
qishahsh anggota badan itu lagi atau bias juga denda (diyat).
3.Syarat-syarat qishash.
a.Pelaku sudah baligh dan beakal sehat.
b.Pelaku bukan anak dari yang dibunuh. Jika benar
danterbukti ia anaknya, maka tidak ada qishash.
c.Jenis pembunuhan disengaja.
d.Orang yang dibunuh yang terpelihara darahnya, artinya
bukan orang jahat.
E.Orang yang dibunuh sama derjatanya.

4. Hikmah diberlakukannya
qishash.

a.Menghargai harkat dan martabat manusia, karena


nyawa dibalas dengan nyawa, begitu pula anggota tubuh
dibalas juga.
b.Mencegah permusushan dan pertumpahan darah,
sehingga tercipta kehidupan yang aman, damai, tentram
dan sejahtera.
c. Agar manusia berpikir dua kali melakukan kejahatan
tersebut.

5. Pembunuh massa.
Dari beberapa riwayat diceritakan bahwa tindakan pembunuhan oleh
sekelompok masa, maka semua yang terlibat langsung maupun tidak
langsung mendapat hukuman yang setimpal dengan pembunuhan
tersebut.
Ibnu Abbas r.a mengandaikan jika sekelompok orang meskipun 100 orang
bersepakat membunh seseorang maka mereka akan diqishash seluruhnya.
Al-Mughira.r.a pernah mengqishash 7 orang sahabat yang membunuh
seseorang. Demikian pula Sang Khalifah Umar Bin Khattab r.a pernah
berkata, Kalau seluruh penduduk ikut membunuh seseorang, niscaya aku
bunuh mereka semua.




























( )






Dari Said Bin Al-Musayyab, bahwa sesungguhnya Ummar r.a pernah
menghukum 5 atau 6 orang laki-laki yang membunuh seseorang secara
zalim (ditipu) di tempat sepi, dan Ia berkata: seandainya seluruh
penduduk Shuna bersepakat membunuh niscaya akan aku bunuh mereka
semuanya karena seorang laki-laki yang dibunuh itu. (HR. al-Syafiiy).

C. Ketentuan Hukum Islam Tentang Diyat dan


Hikmahnya.
1. Pengertian dan Dasar Hukum.
Secara harfiyah diyat berarti denda atau ganti rugi. Menururt istilah
ulama fiqh artinya sejumlah harta yang diberikan oleh pihak pelaku
kepada pihak teraniaya atau keluarga untuk menghilngkan dendam,
meringankan beban korban dan keluarganya.
Jadi diyat merupakan pengganti hukuman qishash sesuai dengan
firman-Nya,




























Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
yang membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba shaya yang beriman serta membayar
diat (dendaan) yang diserahkan kepada keluarganya (siterbunuh itu),
kecualai jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. (QS. AlNisa,4:92)

2. Sebab-sebab diyat.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa diyat
dibayarkan karena si pelaku pembunuhan tidak
dihukum qishash, adapun penyebabnya :
a.Pembunuhan disengaja yang dimaafkan oleh ahli
warisnyan atau keluarganya.
b.Pembunuh larinamun sudah diketahui identitasnya
sehingga diyat dibebankan kepada ahli warisnya.
c.Pembunuhan seperti sengaja.
d.Pembunuhan tersalah.
e. Qishash sulit dilaksanakan.

3 macam macam diyat


Diyat ada dua macam, yakni :
a. Diyat mughallazhah (dendaan berat).
Adalah harta benda yang harus dikeluarkan oleh pelaku karena pembunuhan
sengaja (qathul amdi) yang dimaaafkna ahli waris atau keluarganya,
pembunuhan seperti sengaja qathul syibhil amdi), pembunuhan yang tidak ada
unsur niat membunuh (qathu lkhatha) yang dilakukan di bulam haram, di tempat
haram serta pembunuhan seseorang yang masih ada hubungan kekeluargaan.

Adapun jumlah dendaannya sesuai dengan hadits nabi SAW,


Barangsiapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja diserahkan
perkaranya kepada keluarga yang terbunuh, maka jika mereka menghendaki
supaya membunuhnya dibunuh pula dan jika mereka kehendaki , mereka boleh
menerima diyat yaitu 30 ekor unta yang berumur 3 tahun, 30 ekor unta yang
berumur 4 tahun, 40 ekor unta yang berumur 5 tahun (bunting). Hasil perdamain
itu adalah untuk mereka (ahli waris terbunuh). Demikian itu untuk memberatkan
terhadap pembunuhan. HR. Al-Turmidzy).

Jika unta tidak ada maka dikonfersi kenilai mata uang


setempat.
Adapun diyat (dendaan) ini diwajibkan kepada :
1. Pembunuh sengaja yang dimaafkan oleh keluarganya.
Diyatnya tunai bias berupa uang atau unta 100 ekor.
2. Pembunuh seperti sengaja, diyatnya 100 ekor unta
boleh diangsur selama 3 tahun, tiap tahunnya sepertiga.
3. Pembunuh pada bulan-bulan haram; Dzulqadah, Dzul
hijjah, Muharram dan Rajab.
4. Pembunuh di kota Haram yakni Mekkah.
5. Pembunuh yang masih ada hubungan kekeluargaan,
muhrim dan radhaah.

b. Diyat mukhaffafafh (dendaan ringan).


Adalah harta yang diambil dari pelaku pembunuhan karena :
1. pembunuhan tersalah (qathu al-khatha),
2. pelaku kejahatan sehingga membuat cacat fungsi anggota
tubuhnya tapi dimaafkan oleh keluarganya,
3. pembunuhan karena kesalahan obat bagi dokter,
4. pembunuhan tersalah di luar tanah haram dan bukan bulanbulan haram.
Sifatnya ringan karena bisa diangsur selama tiga tahun,
tiap tahunnya sepertiga.

Diyat berupa unta bisa dikonfersi dengan nilai harga lain, semisal
100 ekor unta sama dengan 200 ekor sapi atau 2000 ekor domba.

4. Diyat selain pembunuhan.


Yang terkena diyat bukan saja karena pembunuhan, tapi hal-hal lain yang
mengancam jiwa dan menghilangkan fungsi anggota tubuh pun. Pelaku
berikut masuk kategori diyat selain pembunuhan:
a. Anggota yang berpasangan dan atau hidung atau lidah dengan
dendaan 100 ekor unta.
b. Salah satu anggota yang berpasangan dengan dendaan setengah
diyat, yakni 50 ekor unta.
c. Melukai kepala sampai botak atau badan sampai perut.
Dendaannya adalah sepertiga diyat atau kira-kira 33 ekor unta.
d. Melukai sampai terkelupas kulit di atas tulang, dengan dendaan 15
ekor unta.
e. Melukai sampai putusnya jari-jari tangan atau kaki, dengan
dendaan 10 ekor unta.
f. Mengakibatkan patah/terkelupas gigi, dengan dendaan 5 ekor unta
untuk satu gigi.

5.Hikmah diyat.
Hikmah diyat di antaranya adalah :
a.Ujian kesabaran karena menerima
kenyataan pahit yang terjadi.
b.Mendorong manusia berpikir sehat, karena
hukuman diyat (dendaan) tersebut bisa
membuat seseorang melarat dan sangat
memberatkan.
c.Menjaga jiwa yang lindungi oleh hokum dan
syari.

D. Ketentuan Hukum Islam


Tentang Kifatrat dan Hikmahnya.
1. Pengertian Kiafarat.
Kifarat secara harfiyah artinya tertutup atau
terselubung. Maksudnya bahwa hati
seseorang sedang tertutup oleh dosa-dosa
sehingga lupa terhadap Allah SWT, akhirnya
ia tidak takut melakukan kemaksiatan.
Sedangkan menurut isltilah berarti tebusan
atau denda yang wajib dibayar oleh
seseorang karena telah melakukan
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

2. Macam-macam kifarat.
a. Kifarat karena pembunuhan.
Bagi pembunuhan ada hukuman lain yang wajib ditunaikan atau dijalani. Yakni
memerdekakan seorang hamba sahaya mukmin atau berpusa selama dua bulan
berturut-turut.
Hal ini sejalan dengan amanat yang termuat dalam al-Quran Surat al-Nisa ayat
92,


Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorangmukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba shaya yang
beriman serta membayar diat (dendaan)yang diserahkan kepada keluarganya
(siterbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum kafir yang ada perjanjian (damai) antara mereka denganmu,
maka (hedaklah si pembunh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh) serta memerdekakan hamba shaya yang beriman. Barangsiapa yang
tidak memperoleh, maka hendkalah ia (si pembunh) berpuasa dua bulan berturutturut untuk penerimaan taubatnya dari Allah. Dan adalah Allah Maha Mengethaui
lagi Maha Bijaksana.QS.Al-Nisa,4:92).

b. Kifarat karena membunh binatang buruan pada waktu


melaksanakan ihram.
Kifaratnya yaitu dengan mengganti binatang ternak yang
seimbang atau memberi makan orang miskin atau dengan
berpuasa.

Sebagai tambahan di sini penulis cantumkan juga beberapa


kifarat bukan karena pembunuhan, di anntaranya:
1. Kifarat melanggar sumpah.
Jika seseornag bersumpah dengan nama Allah lalu ia
melanggarnya, maka tetap kepadanya kifarah salah satu dari
empat pilihan ((lihat al-Maidah,5:89) :
a. Memberi makan 10 orang miskin.
b. Memberi makan.
c. Memerdekakan seorang budak.
d. Berpuasa selama tiga hari.
2. Kifarat karena zhihar ()

2. Kifarat karena zhihar ()


Yaitu menyerupakan istrinya dengan ibunya (ibu suami).
Misalkan si suami berkata di depan kepada isterinya,
Punggungmu seperti punggung ibuku. Maka sejak itu
suami haram menggauli isterinya sehingga ia membayar
kifaratnya, salah satu dari tiga pilihan ini:
a. Memerdekakan seorang hamba sahaya.
b. Berpuasa dua bulan berturut-turut.
c. Memberi makan 60 orang miskin.

3. Hikmah kifarat.
a. Manusia menyesali perbuatannya yang keliru.
b. Bertaubat dengan menyesali diri atas kelemahannya.
c. Percaya diri dengan diterimanya taubat manusia akan
lebih tenang karena tuntunan agama telah dipenuhi.

E. Contoh-contoh Qishash, Diyat dan Kifarat.


Berlakunya hokum qishash, diyat dan kifarat dihadapkan dengan hokum
yang berlaku di Indonesia. Dimana landasan hokum di Negara kita
bersumber pada UUD 1945.
Agar lebih mudah dalam memahami aplikasi hokum islam, perhatikanlah
contoh berikut!
1. Kasus kematian Siska, seorang menejer perusahaan jasa yang
bergerak dibidang keuangan. Akhir terbongkar. Pelaku ternyata pamannya
sendiri yang merasa dendam, tidak mendapatkan perlakuan istimewa dari
ponakannya, Siska. Sehingga pamannya sebut saja Alih, ternyata
membunuh Siska dengan keji dan menyeretnya di jalanan.
Dari iliustrasi di atas, maka Pa Alih (pamanya) harus menerima hukuman :
a. Dendaan berat (diyat mughallazhah). Karena ia masih keluarga si
korban pembunuhan.
Berupa membayar biaya sejumlah 100 ekor unta dibayar tunai, atau 200
sapi atau 2000 kambing atau sejumlah uang yang senilai dengannya.
b. Wajib membayar kifarah, dengan memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman atau berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak
mampu maka memberi makan 60 orang miskin.

2. Pa Ahong seorang menejer stasiun TV swasta, baru


seminggu dinobatkan sebagai direktur, sudah menjadi
korban pembunuhan terencana. Setelah pelakunya
ditemukan, ternyata pembunuh adalah teman kerjanya
sendiri, Pa Cepot, yang mersa tidak terima dengan
pengangkatan Ahing sebagai dirut utama. Akhirnya
temannya itu menembak Ahong hingga tewas.
Dari ilustrasi di atas, maka Pa Cepot sebagai pesakitan
terpidana dengan hukuman :
a. Qishash. Karena pembunuhan terencana dan Pa Ahong
sendiri adalah orang yang merdeka. Artinya darahnya
diharamkan untuk dibunuh dan ia bukan orang jahat.
b. Wajib memilih salah satu kifarah.

CUKUP SEKIAN
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai