Anda di halaman 1dari 5

Tampilan ayat ke 33 surah ar-rahman :

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫ار‬
ِ ‫ط‬َ ‫ط ْعت ُ ْم أَن ت َنفُذُوا ِم ْن أ َ ْق‬
َ َ ‫نس إِ ِن ا ْست‬ ِ ْ ‫يَا َم ْعش ََر ْال ِج ِن َو‬
ِ ‫اْل‬

٣٣ ‫ان‬
ٍ ‫ط‬َ ‫س ْل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ُ ‫ض فَانفُذُوا ََل ت َنفُذُونَ ِإ ََّل ِب‬ ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ال‬

Ya maAAshara aljinni waalinsi ini istataAAtum an tanfuthoo min aqtari


alssamawati waalardi faonfuthoo la tanfuthoona illa bisultanin

Terjemahannya:

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.

A. Asbabun nuzul

Menurut Jumhur Sahabat dan Tabiin bahwa surat Ar-Rahman diturunkan di


Makkah tetapi terdapat Jamaah (yang mengambil periwayatan) dari Ibnu Abbas
bahwa surat Ar-Rahman diturunkan di Madinah. Sebab-sebab diturunkannya atau
Asbab Nuzul Surat Ar-Rahman yaitu ketika orang-orang kafir bertanya siapakah
Ar-Rahman itu? Yang terdapat dalam surat Al-Furqan: 60: Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka
menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? apakah kami akan sujud kepada
Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud
itu) menambah mereka jauh (dari iman). (QS: Al-Furqan: 60)

B.Tafsir

(Hai semua jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus) melintasi (penjuru)
atau kawasan-kawasan (langit dan bumi, maka lintasilah) perintah di sini
mengandung makna yang menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk melakukan
hal tersebut (kalian tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan) dan
kalian tidak akan mempunyai kekuatan untuk itu.
Ayat yang lalu mengancam manusia dan jin bahwa Allah akan berkonsentrasi untuk
melakukan perhitungan terhadap amal-amal mereka. Ayat ini menegaskan bahwa
mereka tidak dapat menghindari dari pertanggungjawaban serta akibat-akibatnya.
Allah menantang mereka dengan menyatakan : Hai kelompok jin dan manusia, jika
kamu sanggup menembus keluar menuju penjuru-penjuru langit dan bumi guna
menghindari pertanggungjawaban atau siksa yang menimpa kamu itu maka
tembuslah keluar. Tetapi sekali-kali kamu tidak dapat menembusnya melainkan
dengan kekuatan, sedangkan kamu tidak memiliki kekuatan. Maka nikmat Tuhan
kamu berdua yang manakah yang kamu berdua ingkari?

Thahir ibn Asyur menegaskan bahwa ayat ini bukanlah merupakan ucapan yang
diucapkan kepada mereka dalam kehidupan dunia ini. Maksudnya ayat ini akan
diucapkan kelak di hari Kemudian sebagaimana dipahami dari konteks ayat-ayat
sebelum dan sesudahnya. Penulis menambahkan bahwa memang sementara ulama
terdahulu menyatakan itu diucapkan kepada mereka dalam kehidupan dunia ini,
tetapi maksudnya dalam arti perintah untuk menghindar dari maut-kalau mereka
mampu.

Ayat ini dijadikan oleh sementara orang sebagai bukti isyarat ilmiah Al-Qur’an
tentang kemampuan manusia keluar angkasa. Pendapat ini kurang di setujui oleh
penulis . Karena kalaupun kini manusia telah dapat sampai ke bulan atau planet
yang lain, maka itu bukan berrarti bahwa manusia telah sanggup keluar menembus
penjuru-penjuru angkasa langit dan bumi. Walau tanpa memperhatikan konteks
ayat sebelum dan sesudah ayat di atas kita dapat menyatakan bahwa ayat ini tidak
berbicara tentang kehidupan sebelum Kiamat, karena yang ditekankan di sini adalah
ketidakmampuan menembus penjuru-penjuru langit serta bumi, dan hingga kini
belum lagi bahkan tidak ada yang berhasil melakukannya. Hal ini membuktikan
dengan jelas bahwa upaya menembus langit dan bumi yang berjarak jutaan tahun
cahaya yang mustahil dapat diulakukan oleh jin dan manusia.

Tim penulis menyatakan bahwa pendapat yang memahami ayat di atas berkaitan
dengan kemampuan manusia menjelajah ruang angkasa tidak sejalan dengan
konteks kemampuan manusia dean seudahnya. kesimpulannya, ayat 33 ini
merupakan peringatan dan tantangan bagi mereka yang bermaksud menghindar dari
tanggung jawabnya di hari Kemudian itu. Jika demikian, ayat ini tidak berbicara
dalam konteks kehidupan duniawi-apalagi menyangkut kemampuan manusia
menembus angkasa-luar tetapi semacam sebagai ancaman bagi yang hendak
menghindar. Karena itu perintah di atas tembuslah bukan perintah untuk
dilaksanakan, tetapi perintah menunjukkan ketidakmampuan memenuhinya.

C. Kandungan Dalam Pendidikan

Allah memerintahkan kepada golongan jin dan manusia untuk menembus


(melintasi) ke penjuru langit dan bumi, arti perintah Allah ini hanya sekedar
tantangan Allah untuk menguji dan melemahkan jin dan manusia. Jika mereka
kuasan untuk keluar penjuru langit dan bumi dan semacamnya itu hanya ketentuan
dan kekuasaan dari Allah S.W.T.

Mereka pun tidak mampu menembus (melintasi) kecuali dengan kekuatan, dan
mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi dan juga mereka tidak kuasa. Dan yang dimaksud ‫ سلطان‬di sini adalah Dzat
yang mempunyai kekuatan dan menguasai untuk memerintah.

Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat
secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di
persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya
kemampuan dan kekuatan; kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana di
tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, dan hal ini
telah terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi
yang mampu menembus angkasa luar, bangsa-bangsa yang telah mencapai
kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan
pendaratan di Bulan, dan dapat kembali lagi ke bumi.

Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa yang maju (bangsa barat)
dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di abad modern ini,
sebenarnya merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh
ilmuan-ilmuan muslim pada abad pertengahan.

Isi kandungan surah ar-Rahman/55: 33 sangat cocok untuk kalian pelajari karena
ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia.
Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan
ilmu pengetahuan, manusia dapat menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu
pengetahuan, manusia mampu menembus sekat-sekat yang selama ini belum
terkuak. Hebat, bukan?

Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus terus diasah,
diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa
mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat berkarya
untuk kehidupan yang lebih baik. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Dari Anas ibn
Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah
kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)
Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan juga
menegaskan: “Barang siapa yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu.
Barang siapa yang menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu”. Nasihat Imam
Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa kemudahan dan kesuksesan hidup baik di
dunia maupun di akhirat dapat dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan tidak akan mudah diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan
strategi yang harus dilalui. Dalam hal ini Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan
menegaskan:

“Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam
syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang
cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”

Ungkapan Imam Syafi‘i di atas penting diketahui oleh orang-orang yang sedang
asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat
juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari
ilmu juga perlu waktu yang lama.1

1
http://www.bacaansuratarrahman.com/2017/01/surat-ar-rahman-ayat-33-dan.html (diakses
pada tanggal 31/03/2018 pukul 23.45)

Anda mungkin juga menyukai