Anda di halaman 1dari 6

Judul Makalah

(Tafsir Al-Baqarah Ayat 30-33)

Nama Kelompok 2
Ahmad Sa’dan Khalqi 1, Ahmad Kamal 2, Ahmad Syanhuri 3.
Semester II Lokal C Prodi PGMI STIQ Amuntai Tahun 2022

Abstrak
Penafsiran Alquran dalam bahasa yang lebih popular disebut juga dengan
interprestasi tidak pernah mengean kata usai diaman kiat ketahui hingga saat ini karya-
karya tafsir selalui muncul selagi mengukuti perkembangan zaman. Pembahasan kali ini
kita akan membahas pembahasan tentang tafsir ayat surah al-Baqarah ayat 30-33.
Dalam pembahsan yakni membahas tentang khalifah dimuka bbumi dan tentang Nabi
Adam As mengenal nama-nama benda yang semuanya itu ialah Allah yang
mengajarkannya.

A. PENDAHULUAN

M enafsirkan Alquran dalam bahasa yang lebih populer disebut juga dengan

interprestasi tidak pernah mengenal kata usai. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya karya-
karya tafsir yang beragam dari berbagai perspektif dari klasik hingga konterporer. Dalam
konteks Indonesia, bersama dengan proses masuknya islam dinusantara, selama itulah
proses mendialogkan Alquran dilakukan. Kenyataan ini dikuatkan dengan munculnya
kitab-kitab tafsir yang merupakan hasil karya ulama dan intelektual Indonesia, dengan
beragam perspektif baik yang menggunakan bahasa Arab, Indonesia, bahasa jawa, dan
bahasa bugis.
Historitas lahirnya karya-karya tafsir tersebut setidaknya telah menggambarkan
bahwa tafsir selalu muncul sebagai anak zamannya, adanya realitas keragaman tafsir
sekurang-kurangnya disebabkan oleh faktor kebahasaan, serta kondisi sosial politik dan
sosial keagamaan yang meliputi penafsiran. 1
Tugas Rasulullah hanya menyebarkan risalah ilahiah bukan memaksakan
pengakuan kebenaran terhadap risalahnya. Allah menjelaskan bahwa implikasi dari
penyampaian ayatnya diluar wewenang nabi Muhammad melainkan merupakan
kewenangan Allah SWT. Maka kewajibanmu hanya menyampaikan dan kamilah yang
menentukan hasilnya, sebagaimana difirmankannya (QS.ar-Ra’d [13]). Tentunya, nabi

1
Hasbi As-Shiddieqy, Ideologi dalam tafsir Indonesia (Depok: PT RajaGrafindo, t.t.), h.1-2.

1
bukan sekedar menyampaikan wahyu melalui pembacaan-pembacaan literal tetapi
menyampaikannya dengan berbagai metode sehingga tertanam di dalam kognisi
masyarakat. Proses menyampaikan ayat-ayat tersebut, niscaya disertai dengan penjelasan
sehingga yang mendengarkannya mengerti dan memahami meskipun belim tentu
menyakini dan mengimaninya.2

B. PEMBAHASAN
Ayat 30 :

ۗ َ ‫َو ِا ْذ قَا َل َرب ُّ َك ِللْ َم ٰلۤى َك ِة ِايِّن ْ َجا ِع ٌل ىِف ااْل َ ْر ِض َخ ِل ْي َف ًة ۗ قَالُ ْوٓا َاجَت ْ َع ُل ِفهْي َ ا َم ْن ي ُّ ْف ِس دُ ِفهْي َ ا َوي َْس ِف ُك ِّادل َم ۤا َۚء َوحَن ْ ُن ن ُ َس ّب ُِح حِب َ ْم ِدكَ َون ُ َق ِّد ُس كَل‬
‫قَا َل ِايِّن ْ ٓ َا ْعمَل ُ َما اَل تَ ْعلَ ُم ْو َن‬. ِٕ

Ayat 31 :

َ ‫وعَمَّل َ ٰا َد َم ااْل َمْس َ ۤا َء لُك َّهَا مُث َّ ع ََرضَ هُ ْم عَىَل الْ َم ٰلۤى َك ِة فَ َقا َل َانْۢ ِبـُٔ ْويِن ْ اِب َمْس َ ۤا ِء ٰهُٓؤ اَل ۤ ِء ِا ْن ُك ْنمُت ْ ٰص ِد ِقنْي‬.َ
ِٕ
Ayat 32 :

ُ ‫قَالُ ْوا ُس ْب ٰحنَ َك اَل ِعمْل َ لَنَٓا ِااَّل َما عَل َّ ْم َتنَا ۗ ِان ََّك َان َْت الْ َع ِلمْي ُ الْ َح ِكمْي‬.
Ayat 33 :

َّ ‫قَا َل آٰي ٰ َد ُم َانْۢ ِبهْئ ُ ْم اِب َمْس َ ۤا ِْم ۚ فَلَ َّمٓا َانْۢ َب َامُه ْ اِب َمْس َ ۤا ِ ْۙم قَا َل َالَ ْم َاقُ ْل لَّمُك ْ ِايِّن ْٓ َا ْعمَل ُ غَ ْي َب‬.
‫الس ٰم ٰو ِت َوااْل َ ْر ِۙض َو َا ْعمَل ُ َما تُ ْبدُ ْو َن َو َما ُك ْنمُت ْ تَ ْك ُت ُم ْو َن‬
‫هِٕى‬ ‫هِٕى‬
" Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi` mereka berkata 'mengapa engkau
hendak menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menunpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuni engkau dan
menyucikan engkau? Tuhan berfirman, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mnegemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman.
'sebutkanlah kepada ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang
benar! ' mereka menjawab 'mahasuci engkau, engkaulah yang maha mengetahui lagi
maha bijaksana` Allah berfirman 'hai adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama
benda ini maka setelah di beritahukannya kepada mereka nama nama benda itu, Allah
berfirman bukankah sudah ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya aku mengetahui

2
Syukron Alfani, Tafsir Al-Quran dalam sejarah perkembangan, 2019 ed. (Jakarta: Kencana, t.t.),
h.2.

2
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan? " (al-Baqarah: 30-33)
Balaghah
(‫ك‬
َ ===ّ‫)رب‬
َ Idhaafahnya kata rabbu kepada Rasulullah saw, berfungsi untuk
memuliakan kedudukan beliau. (‫ )لِلّ َمالَ ِا َك ِة‬Majruur atas maqul (kalimat yang di ucapkan)
menunjukkan perhatian yang besar kepada kata yang di dahulukan.
ِ ‫ )أ ْن‬Fungsi perintah ini adalah untuk membuktikan ketidak mampuan
(‫ب ُءنِ ْي‬
mereka, untuk mengalahkan mereka dengan hujjah.
(‫ )فَلَ ّماَأ ْنبَ====َأهُ ْم‬Susunan ini mengandung majaaz bil-hadzfi (majaaz dengan
penghapusan kata), taqdiirnya adalah (‫فلمأنبأهم‬،‫)فأنبأهم‬.
(‫ )ثُ ّمعرض===هم‬Susunan ini mengutamankan kelompok yang berakal dari pada
kelompok yang tak berakal.
( َ‫)وَأ ْعلَ ُم َما تُ ْب ُد وْ ن‬
َ Pengulangan fi'il A'lamu padahal sudah disebutkan sebelumnya
dalam (‫ )اِنّ ْي َألَ ُم‬Berfungsi untuk mengingatkan bahwa pengetahuan Allah SWT meliputi
segala sesuatu, dan metode ini dikenal dengan istilah al itnaab dan ath thibaaq.
Tafsir dan penjelasan
Wahai muhammad, tuturkanlah kepada kaummu tentang kisah pencipta kakek
moyang mereka, Adam ketika Allah berfirman kepada para malaikat aku hendak
menjadikan seorang khalifah dibumi, yang akan menempati dan mendiaminya
melaksanakan hukum-hukumku terhadap umat manusia disana, dan generasi demi
generasi manusia disana, dan generasi demi generasi setelahnya akan bergantian
melaksanakan semua misinya hingga alam menjadi berpernghuni ". para malaikat pun
bertanya-tanya dengan penuh rasa heran dan ingin tahu. "Bagaimana mungkin engkau
mengangkat engkau khalifah ini, padahal diantara keturunannya nanti ada yang merusak
dibumi dengan melakukan maksiat dan menumpahkan darah secara zalim? Perbuatan-
perbuatan mereka timbul atas dorongan kehendak dan pilihan mereka sendiri, mereka
diciptakan dari tanah liat, dan Bahan ini menjadikan bagian dari diri mereka, dan
siapapun yang keadaannya demikian maka sebagaimana maka dia lebih dekat kepada
kesalahan. Maka bagaimana engkau menjadikan khalifah" sebagai untuk tahu bukan
sebagai protes dan ungkapan rasa dengki" dari kalangan pelaku maksiat dan bukannya
dari kalangan yang senantiasa taat, pedahal engkaulah tuhan yang maha bijaksana, yang
hanya melakukan yang terbaik dan yang hanya mehendaki yang terbaik? "
Pertanyaan dari mana mereka mngetahui hal itu sehingga mereka menyatakan
kebenaran terhadapnya, padahal perkara itu adalah urusan gaib?

3
Jawaban: mereka mengetahui karna sudah diberi tahu oleh Allah, atau merekaa
mengetahui melalui catatan lahul mahfuz, atau sudah tertanam dalam pengetahuan merek
bahwa hanya para malaikatlah makhluk yang maksum sedangkan semua makhluk selain
mereka tidak memiliki sifat seperti mereka, atau mereka mengiaskan manusia pada jin
yang dulu mendiami bumi lalu membuat kerusakan disana sebelum ditinggali para
malaikat “atau mereka mengetahui tabiat bahan ciptaan manusia yang mengandungunsur
kebaikan dan kejahatan, dan inilah yang sudah kami tarjih, ada yang berpendapat dulu
ada suatu jenis makhluk yang mendiami bumi sebelum adam. Makhluk itu merusak dan
menumpahkan darah.3
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa khalifah adalah sebuah yang diemban
manusia berdasarkan amanat yang diterimanya dari Allah. Kekhalifahan merupakan
amanat atau tugas mengelola bumi secara bertanggung jawab, dan harus sesuai petunjuk
dari yang telah dianugrahkan Allah kepadanya.
Menurut Muhammad baqir al-shadr yabg dikutib dari quraish Shihab, kupasan
ayat 30 surah al-Baqarah mengandung makna bahwa kekhalifahan mempunyai 3 unsur
yang saling berkaitan yaitu: (a) Manusia sebagai khalifah (b) alam raya yang ditunjuk
surah al-baqarah ayat 30 sebagai ardh (c) hubungan antara manusia dan alam beserta
isinya, termasuk dengan manusia. Menurut Hamka dalam tafsir al-Azhar yang mengutip
tentang pendapat al-Qurtubiamanat yang ditugaskan Allah terhadap manusia amatlah
berat, hal ini terbukti pada penolakan langit dan bumi serta gnung-gunung ketika
ditwarkan ubtuk memikulnya dan mengemban amanat tersebut. 4
Sementara itu, apabila QS. Al-Baqarah 30-33 disorort dengan seksama, baik
secara tektual maupun kontektstual, secara jelas menginpirasikan adanya proses
perealisasian manajemen yang diajarkan dan diaktualisasikan oleh Allah swt, dengan para
malaikatnya, dimana pada ayat tersebut telah tercakup 4 unsur aktivitas dan fungsi yang
terdapat didalam manejemen itu sendiri, mulai dari proses (perencanaan),
(pengorganisasian),(pelaksanaan/pengarahan/memimpin),(penegndalian/pengawasan/
pengevaluasian).
Pertama proses planning yang didalamnya mencakup perumusan tujuan,
penetapan strategi, dan pengembangan rencana untuk mengkordinasikan aktivitas. Kedua,
proses organizing yang didalamnya mengacu kepada penentuan tugas, apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas dikelompokkan, siapa yang
melapor kepada siapa, dan diaman keputusan akan dibuat. Ketiga proses leding yang

3
Wahbah az-Zuhali, Tafsir Al-Munir, 2013 ed. (Depok: Gema Insani, t.t.), h.92-93.
4
Riyan nuryadin, Deni Suherman, dan Muhiddin Nuhiddin,DKk, Teologi untuk Pendidikan Islam,
2015 ed. (Yokyakarta: K-Media, t.t.), h.132.

4
didaamnya mencakup memotivasi bawahan, mengarahkan pihak lain, memilih saluran
komunikasi paling efektif, dan memecahkan konflik. Keempat, proses controlling yang di
dalamnya mengacu kepda pemantauan aktifitas untuk menyakinkan bahwa program-
program kerja telah dilakukan sesuai dengan rencana dan mengoreksi serta menevaluasi
penyimpangan penyimpangan yang bearti.5
Dari ayat diatas kita bisa mengetahui bahwa Adam bisa mengetahui nama benda-
benda, sebab Allah telah mengajarkannya kepada beliau, sementara para malaikat tidak
mengetahuinya, karna memang Allah tidak pernah mengajarkannya kepada mereka, maka
maha benar Allah telah berfirman: dan mereka tidak mengetahu apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang di kehendakinya.6
Kisah Nabi Adam Adam AS, disurah al-baqarah ayat 31-33 menunjukan aplikasi
metode demontrasi hasil, yaitu demontrasi yang dimaksud untuk menunjuk hasil dari
beberpa praktik dengan mengunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, di dengar dan
dirasakan di sini, Nabi Adam AS mendemontrasikan hasil pendidikn yang di ajarkan oleh
Allah SWT. Sedangkan bukti yang di tampilkan adalah jawaban-jwaban yang
dikemukakan oleh nabi Adam AS sehingga dapat di dengar oleh malaikat. 7
Adapun dalam surah al-Baqarah ayat 30, Allah SWT, menerangkan kepada
malaikat akan menciptakan manusia untuk mengelola bumi. Akhirnya, terjadilah dialog
anata Allah SWT, dan para malaikat berkaitan dengan penciptaan manusia tersebut.
Dalam dialog itu malaikat seolah meragukan kemampuan manusia karna sifatnya yang
selalu merusal dan menumpahkan darah.8
Allah tidak hanya pencipta manusia twtaoi dia juga mengajajr dan melimpahkan
ilmu kepada manusia. Allah yang membuat manusia itu berilmu dengan menciptakan
potensi dalam diri manusia tersebut, dengan potensi itulah manusia dapat mengenali dan
mencari ilmu pengetahuan dan menerimanya. Dia mengajar manusia melalui alam
ciptaannya dan melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi. 9

5
Ainul yaqin, M. A, Kajian komprehenstif tafsir dan hadits tarbawi, 2015 ed. (jawa Timur: Duta
Media Publising, t.t.), h.305.
6
Dr. Fadli Ilahi, Fadilah dan Tafsir ayat kursi, 1415 H (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, t.t.),
h.91.
7
Dr. Rosidin M.Pd.I, Metode Tafsir Tarbawi Praktis (jawa Timur: Genius Media, t.t.), h.68.
8
BAchrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam (Bandung: grarlfindo media pratama, t.t.), h.3.
9
Yusuf Yusuf, M.Ag M.Ag dan Dr. Kadar Dr. Kadar,M. M., Tafsir Tarbawi, Oktober 2013
(AMZAH, t.t.), h.59.

5
C. KESIMPULAN
Dari makna diatas, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan riset yaitu: makna
simbolik dari ilustrasi percakapan Tuhan dan malaikat dari surah al-baqarah ayat 30-33,
serta makna simbolik tersebut dapat korolesasinya dengan pola komunikasi yang terbuka.
Akhirnya, tugas ini pada prinsipnya akan memberikan suatu tawaran pradigma untuk
membangun media masa yang lebih sehat, yaitu dialog yang inklusif. 10

DAFTAR PUSTAKA
Alfani, Syukron. Tafsir Al-Quran dalam sejarah perkembangan. 2019 ed. Jakarta:
Kencana, t.t.
As-Shiddieqy, Hasbi. Ideologi dalam tafsir Indonesia. Depok: PT RajaGrafindo, t.t.
Ilahi, Dr. Fadli. Fadilah dan Tafsir ayat kursi. 1415 H. Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar, t.t.
Ilmy, BAchrul. Pendidikan Agama Islam. Bandung: grarlfindo media pratama, t.t.
M. A, Ainul yaqin,. Kajian komprehenstif tafsir dan hadits tarbawi. 2015 ed. jawa Timur:
Duta Media Publising, t.t.
M.Pd.I, Dr. Rosidin. Metode Tafsir Tarbawi Praktis. jawa Timur: Genius Media, t.t.
nuryadin, Riyan, Deni Suherman, dan Muhiddin Nuhiddin,DKk. Teologi untuk
Pendidikan Islam. 2015 ed. Yokyakarta: K-Media, t.t.
War’i, M.Hum, Muhammad. Kajian Bahasa, Agama, dan identitas dalam dinamika
media. Indonesia: Guepedia, t.t.
Yusuf, M.Ag, Yusuf, M.Ag, dan Dr. Kadar Dr. Kadar,M. M. Tafsir Tarbawi. Oktober
2013. AMZAH, t.t.
Zuhali, Wahbah az-. Tafsir Al-Munir. 2013 ed. Depok: Gema Insani, t.t.

10
Muhammad War’i, M.Hum, Kajian Bahasa, Agama, dan identitas dalam dinamika media
(Indonesia: Guepedia, t.t.), h.160.

Anda mungkin juga menyukai