Anda di halaman 1dari 18

KHALIFAH DI BUMI

(Surah Al-Baqarah Ayat 30 )

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Kajian Teks Tafsir
Di IAIN Kendari

Oleh: Kelompok 8

SUKMAWATI/2020030105004
SITI HOTIZA/2020030105047

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah Kajian Teks Tafsir dengan
judul “KHALIFAH DI BUMI: Surah Al-Baqarah ayat 30”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kendari, 25Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2


A. Definisi Khalifah ....................................................................................... 2
B. Kajian Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 30 ................................................... 3
C. Dampak Adanya Manusia sebagai Khalifah dalam Perubahan Sosial ...... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14


A. Kesimpulan ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum menciptakan manusia, Allah telah memberitahukan terlebih
dahulu kepada para malaikat bahwa manusia yang akan diciptakannya itu
nantinya akan dijadikannya khalifah di bumi. Dari situ terjadilah dialog singkat
antara Tuhan dan Malaikat, yang menurut prediksi para malaikat bahwa khalifah
yang akan diciptakannya itu kelak hanya akan menimbulkan pertumpahan darah
dan akan membuat kerusakan di muka bumi. Asumsi para malaikat tersebut
didasarkan pada makhluk yang sudah ada sebelumnya, yang telah melakukan
kerusakan dan kekacauan di atas permukaan bumi ini. Namun demikian, Tuhan
sebagai pencipta semua makhluk lebih tahu tentang apa yang akan diperbuat oleh
makhluk yang bernama khalifah yang akan diciptakannya itu. Khalifah adalah
makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia, yang diberi tugas untuk mengelola
bumi dan memakmurkan penduduknya serta memberantas segala bentuk
kemungkaran dan kezaliman.
Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini akan mencoba melihat dan mengkaji
tentang “apa yang dimaksud khalifah, untuk apa diciptakan, dan apa saja yang
menjadi tugas dan tanggung jawab dari khalifah tersebut”?

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Khalifah?
2. Bagaimana Penafsiran Surah Al-Baqarah ayat 30 menurut para ulama
tafsir?
3. Bagaimana dampak dari adanya khalifah dalam kehidupan sosial?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Khalifah!
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Penafsiran Surah Al-Baqarah ayat 30
menurut para ulama!
3. Untuk Mengetahui Bagaimana dampak dari adanya khalifah dalam
kehidupan sosial!

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Khalifah
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, kata khalifah
diartikan dalam tiga pengertian:
1) Wakil Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat yang melaksanakan
hukum Islam dalam negara Islam.
2) Kepala agama dan raja di negara Islam.
3) Penguasa atau pengelola. Secara lebih tegas lagi khalifah tersebut di
artikan sebagai “penguasa tertinggi di suatu negara atau kerajaan di
samping merangkap sebagai pemimpin agama, terutama agama Islam di
Makkah pada masa setelah nabi Muhammad SAW wafat1.
Sedangkan menurut hemat penulis kedua pengertian tersebut terlalu
khusus, sebab kalau dipahami dari konteks ayat tidak ada kata-kata baik yang
tersurat maupun yang tersirat yang mengatakan sebagai penguasa muslim dan
berada di negara Muslim. Jadi, khalifah disini dapat diartikan sebagai seorang
penguasa, pemimpin, raja, sultan atau sebutan-sebutan lainnya baik muslim
maupun non muslim, di negara muslim atau di negara kafir, yang mengemban
tugas memakmurkan bumi dan menjalankan amanat rakyat dengan baik2.
Kata khalifah berasal dari kata khalf yang berarti di belakang (pengganti
apabila yang di depan berhalangan), menggantikan, mengganti atau kata khalaf
yaitu orang yang datang kemudian sebagai lawan dari kata salaf (orang-orang
terdahulu). Dalam Al-Qur’an, kata khalifah dalam bentuk tunggal ada pada dua
tempat yaitu pada surah al-Baqarah ayat 30 dan surah Shad ayat 26. Sedangkan
dalam bentuk jamaknya terdapat dua bentuk kata yaitu khalaif dan khulafa. Kata
khalaif terdapat dalam surah Yunus ayat 14 dan 73, surah al-An`am ayat 165 dan

1
Rasyad, Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an, (Jurnal Ilmiah al-Mu’ashirah, Vol 19, No.
1, 2022), h. 20-31.
2
Ibid.

2
surah Fathir ayat 39. Dan kata jamak khulafa terdapat dalam surah al-A’raf ayat
69 dan 74 dan surah al-Naml ayat 623.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki kewajiban untuk
menjaga kestabilan apa yang telah diciptakan oleh Allah secara berkelanjutan.
Apabila dilihat melalui sudut pandang al-Qur’an manusia dilihat sebagai khalifah
di bumi, Allah membekali manusia dengan akal dan potensi-potensi untuk
melaksankan tugasnya. Selanjutnya, dijelaskan dalam UU RI No . 23 Tahun 1997
bahwa dalam lingkungan hidup terdapat struktur di dalamnya (manusia), dan
manusia memiliki peran untuk mensejahterakan dirinya sendiri dalam kehidupan.
Serta dalam menjaga ekosistem lingkungan manusia memiliki peran paling utama
dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Islam sendiri memberikan definisi
mengenai khalifah adalah pemimpin di bumi, pemimpin seluruh umat manusia di
seluruh dunia. Untuk berinteraksi dengan alam, manusia bisa memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang telah diberikan Allah, sebab Allah telah menyiapkan bumi
ini secara lengkap disertai dengan hukum-hukumnya4.

B. Kajian Tafsir Dalam Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 30


1. Teks surah al-baqarah ayat 30 dan terjemahannya

ٰۤ
‫ض َخ ِل ْيفَةً ۗ قَالُ ْْٓوا اَتَجْ عَ ُل فِ ْي َها َم ْن‬ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمل ِٕى َك ِة اِنِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
‫ي ا َ ْعلَ ُم َما‬
ْْٓ ِ‫ِس لَ َك ۗ قَا َل اِن‬ُ ‫ِك َونُقَد‬ َ ُ‫الد َم ٰۤا َۚ َء َونَحْ ُن ن‬
َ ‫سبِ ُح بِ َح ْمد‬ ِ ُ‫يُّ ْف ِسدُ فِ ْي َها َويَ ْس ِفك‬
َ‫َْل ت َ ْعلَ ُم ْون‬
Terjemahan: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
"Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? "Dia
berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui5."

2. Terjemahan Per Kata Surah Al-Baqarah Ayat 30

َ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّك‬ = Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman

Yesi Lisnawati, dkk, Konsep Khalifah dalam al-Qur’an dan Implikasinya terhadap
3

Tujuan Pendidikan Islam, (Tarbawy, Vol. 2, No. 1, 2015), h. 47-57.


4
Furqon Wahyudi, Peran Manusia Sebagai Khalifah di Bumi dalam Perubahan Sosial,
(An-Naba: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2021), h. 1-13.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Karya Agung, 2006),
h. 6.

3
ٰۤ
‫ِل ْل َمل ِٕى َك ِة‬ = kepada para malaikat,

‫ا ِِن ْي‬ = Aku

‫َجا ِع ٌل‬ = hendak menjadikan

ِ ‫فِى ْاْلَ ْر‬


‫ض‬ = di bumi

ۗ ً‫َخ ِل ْيفَة‬ = khalifah

‫قَالُ ْْٓوا‬ = Mereka berkata,

‫اَتَجْ َع ُل فِ ْي َها‬ = "Apakah Engkau hendak menjadikan

ُ‫َم ْن ُّي ْف ِسد‬ = orang yang merusak

‫فِ ْي َها‬ = di sana

ُ‫َو َي ْس ِف َۚك‬ = dan menumpahkan

‫الد َم ٰۤا َء‬


ِ = darah

‫َونَحْ ُن‬ = sedangkan kami

َ ُ‫ن‬
‫س ِب ُح‬ = bertasbih

َ‫ِب َح ْمدِك‬ = memuji-Mu

ۗ َ‫ِس لَك‬
ُ ‫َونُقَد‬ = dan menyucikan nama-Mu?"

‫قَا َل‬ = Dia berfirman, ketahui."

‫ا ِِن ْْٓي‬ = "Sungguh, Aku

‫ا َ ْعلَ ُم‬ = mengetahui

4
َ‫َما َْل تَ ْعلَ ُم ْون‬ = apa yang tidak kamu ketahui

3. Asbab al Nuzul dan Klasifikasi Ayat


Setelah penulis melakukan penelusuran dalam berbagai kitab tentang
asbab al nuzul, diantaranya: Asbab al-Nuzul: Abi Hasan bin Ahmad al-Wahidi al-
Naisaburi, dan Asbab al-nuzul Latar Belakang Historis Turunnya ayat-ayat al-
Qur’an, karangan K.H. Qamaruddin Shaleh dkk, dan kitab-kitab lainnya, penulis
tidak menemukan asbab al nuzul dari ayat tersebut di atas. Begitu juga dari
beberapa kitab tafsir yang biasanya menyebutkan tentang asbab al nuzul ayat
dalam penafsirannya seperti Tafsir al-Dur al-Mantsur karangan al-Suyuthi, Tafsir
Jalalain: karangan Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Ibnu
Katsir: karangan imam Ibnu Katsir dll, penulis juga tidak menemukan asbab al
nuzul ayat tersebut6.
Maka dari itu penulis menyimpulkan, ayat-ayat tersebut tergolong kepada
kelompok ayat-ayat yang turun tanpa sebab-sebab yang khusus. Namun demikian,
meskipun kedua ayat tersebut tidak ditemukan asbab al nuzulnya, ia tetap
berfungsi sebagai petunjuk dan peringatan bagi seluruh umat manusia, terutama
manusia pilihan Allah yang akan memangku jabatan sebagai khalifah Allah di
muka bumi ini. Atas dasar ini manusia lebih mulia dari pada para malaikat,
padahal para malaikat selalu taat dan selalu bertasbih kepada-Nya tidak dijadikan-
Nya sebagai khalifah di muka bumi, yang ada hanyalah sekedar diberitahu bahwa
Allah akan menciptakan khalifah7.
Di samping itu, ayat 30 surat al-Baqarah tersebut mengisyaratkan kepada
manusia bahwa, sebelum sesuatu itu diciptakan harus disosialisasikan terlebih
dahulu, jangan dibuat secara dadakan tanpa pemberitahuan. Ini bermakna bahwa
seorang khalifah tidak boleh semena-mena membuat kebijakan yang akan
diberlakukan, walau pada akhirnya kebijakan itu belum tentu akan diterima oleh
khalayak ramai. Dilihat dari tempat turunnya, ayat 30 Surat al-Baqarah diturunkan
di Madinah sehingga tergolong ke dalam ayat-ayat madaniyah. Sementara jika
dilihat dari segi pesan yang disampaikan, maka ayat 30 surat al-baqarah
menunjukkan bahwa Allah mensosialisasikan kepada para malaikat tentang

6
Rasyad, ibid.
7
Ibid.

5
makhluk baru dan mulia yang akan dijadikannya sebagai khalifah di bumi untuk
menggantikan makhluk yang telah pernah diciptakan sebelumnya8.

4. Munasabah Ayat
Dialog atau kisah yang terjadi antara Allah dengan para malaikat-Nya
adalah semacam perumpamaan, yaitu dengan menampilkan makna-makna yang
abstrak dalam bentuk yang kasatmata sehingga mudah dipahami oleh manusia.
dalam ayat ini Allah memuliakan manusia begitu tinggi, dengan memilih Adam
sebagai Khalifah di muka bumi, serta pada ayat-ayat selanjutnya diajari-Nya
Adam bahasa-bahasa yang tidak diketahui oleh para malaikat. Hal ini
mengharuskan manusia untuk beriman kepada sang Pencipta yang Maha Mulia
ini. Tiada seorangpun yang patut menentang dan ingkar. Ayat ini masih
merupakan kelanjutan ayat-ayat sebelumnya yang berisi celaan terhadap orang-
orang kafir dan mengingatkan mereka bagaimana akan karunia yang telah Allah
berikan kepada mereka9.

5. Penafsiran surah al-Baqarah ayat 30

Dalam Tafsir Jalalain, di jelaskan

}‫{و} اذكر يا محمد {إذ قال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة‬
(Dan) ingatlah hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi)
‫يخلفني في تنفيذ أحكامي فيها وهو آدم‬
Yang akan mewakili aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-
peraturan-Ku padanya, yaitu Adam!
}‫{قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها} بالمعاصي {ويسفك الدماء‬
(Mereka berkata: “Mengapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan
darah)
‫يريقها بالقتل كما فعل بنو الجان وكانوا فيها فلما أفسدوا أرسل هللا عليهم‬
‫المالئكة فطردوهم إلى الجزائر والجبال‬
Artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan
oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka berbuat kerusakan,

8
Ibid.
9
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, Penerjemah: Abdul HAyyie al Kattani, dkk,
(Jakarta: Gema Insani, 2013), h. 92.

6
Allah mengirim malaikat kepada mereka maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau
dan ke gunung-gunung.
‫{ونحن نسبح} متلبسين {بحمدك} أي نقول سبحان هللا وبحمده‬
(Padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih (dengan
memuji-Mu) yakni dengan membaca subhanallahi wabihamdih artinya
“Mahasuci Allah dan aku memuji-Nya.
‫{ونقدس لك} ننزهك عما ْل يليق بك فالالم زائدة والجملة حال أي فنحن‬
‫أحق باْلستخالف‬
(dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu.
Huruf lam pada laka itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat mulai
kata “padahal” berfungsi sebagai hal atau menunjukkan keadaan, dan maksudnya
ialah: “padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!”
‫{قال} تعالى {إني أعلم ما ْل تعلمون} من المصلحة في استخالف آدم‬
‫وأن ذريته فيهم المطيع والعاصي فيظهر العدل بينهم فقالوا لن يخلق ربنا‬
‫خلقا ? أكرم عليه منا وْل أعلم لسبقنا له ورؤيتنا ما لم يره فخلق هللا‬
‫تعالى آدم من أديم األرض أي وجهها بأن قبض منها قبضة من جميع‬
? ‫ألوانها وعجنت بالمياه المختلفة وسواه ونفخ فيه الروح فصار حيوانا‬
10
.‫حساسا ? بعد أن كان جمادا‬
(Allah berfirman) (“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”) tentang mashlahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam, dan
bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga
terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. jawab mereka: “Tuhan tidak
pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tau dari kami, karena
kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya.” Maka Allah Ta’ala pun
menciptakan Adam dari tanah atau lapisan-lapisan bumi dengan jalan mengambil
dari setiap corak atau warnanya segenggam, lalu diaduknya dengan bermacam-
macam jenis air, lalu dibentuk dan ditiupkanNya padanya roh hingga menjadi
makhluk yang dapat merasa, setelah tadinya ia hanya barang beku dan tidak
bernyawa.

Selanjutnya Al-Baghawi dalam kitab Tafsirnya menjelaskan:

,‫ وقال ربك‬:‫ أي‬,) ‫ ( وإذ قال ربك‬:‫قوله تعالى‬


Firman Allah swt. (Dan ingatlah ketika Tuhan-Mu), yakni: dan Tuhanmu
berfirman.
‫وإذ زائدة وقيل معناه واذكر إذ قال ربك وكذلك كل ما ورد في القرآن‬
‫من هذا النحو فهذا سبيله وإذ وإذا حرفا توقيت إْل أن إذ للماضي وإذا‬
,‫للمستقبل‬
Dan kata ْ‫ ِاذ‬merupakan kata tambahan dan dikatakan maknanya adalah Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman, dan demikian pula setiap kata ْ‫ اِذ‬yang

10
Jalaluddin al-Mahali dan Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir al-Jalalain, (Kairo: Dar al-Hadis,
1431 H), h. 8.

7
terdapat dalam al-Qur’an dan yang serupa dengan cara seperti ini. Kata ْ‫ ِاذ‬dan ‫اِذَا‬
merupakan kata depan yang berupa penekanan, yaitu ْ‫ اِذ‬untuk kata kerja lampau
dan ‫ اِذَا‬untuk yang akan datang.
,‫وقد يوضع أحدهما موضع اآلخر‬
Dan salah satu dari keduanya dapat diletakkan di tempat satu sama lain.
‫ إذا جاء ( إذ ) مع المستقبل كان معناه ماضيا؛‬:‫قال المبرد‬
Al-Mubarrid berkata: Apabila telah datang “ ‫ “ اذ‬untuk masa depan yang akan
datang dimana maknanya lampau.
,‫ األنفال ) يريد وإذ مكر‬- 30 ( " ‫ " وإذ يمكر بك الذين‬:‫كقوله تعالى‬
‫وإذا جاء ( إذا ) مع الماضي كان معناه مستقبال؛‬
Seperti firman Allah “dan ingatlah ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan
tipu daya terhadapmu (Muhammad).” (al-Anfal: 30) yang dimaksudkan dan
ingatlah ketika makar mereka. Dan apabila telah datang, kata ‫ اِذا‬untuk masa
lampau yang bermaksud masa depan.
‫ النازعات ) " إذا جاء نصر هللا‬- 34 ( " ‫ " فإذا جاءت الطامة‬: ‫كقوله‬
‫ أي يجيء‬,) ‫ النصر‬- 1 ( "
Seperti Firman Allah “Maka apabila malapetaka telah datang”(an-Nazi`at: 34),
“Apabila telah datang pertolongan Allah” (An-Nasr: 1) yaitu bermakna akan
datang.
,‫ وأصله مألك من المألكة واأللوكة واأللوك‬,‫( للمالئكة ) جمع ملك‬
‫ ثم حذفت الهمزة طلبا للخفة لكثرة‬,‫ مألك‬:‫ فقلبت فقيل‬,‫وهي الرسالة‬
‫ وأراد بهم المالئكة الذين‬. ‫ فقيل ملك‬:‫استعماله ونقلت حركتها إلى الالم‬
.‫كانوا في األرض‬
Untuk Malaikat-malaikat merupakan bentuk jamak dari malaikat, dan asal katanya
ma’luku dari al-ma’lukah-al-ulukah-al-uluki. Dan dia adalah utusan yang dibolak-
balikan. Dikatakan: mal akun, kemudian dihapus hamzahnya permintaan untuk
keringanan disebutkan banyak penggunaannya dan dipindahkan harakatnya kelak.
Sehingga dikatakan malakun. Yang dimaksudkan adalah malaikat-malaikat yang
dahulu pernah tinggal di bumi.
‫وذلك أن هللا تعالى خلق السماء واألرض وخلق المالئكة والجن فأسكن‬
‫المالئكة السماء وأسكن الجن األرض فغبروا فعبدوا دهرا طويال في‬
,‫األرض ثم ظهر فيهم الحسد والبغي فأفسدوا وقتلوا‬
Dan begitulah Allah menciptakan langit dan bumi dan menciptakan malaikat-
malaikat dan jin. Lalu malaikat-malaikat tinggal di langit, dan jin tinggal di bumi.
Mereka hidup dan beribadah dalam waktu yang lama di bumi, kemudian muncul
di dalam diri mereka rasa iri dan dengki, maka mereka berbuat kerusakan dan
saling membunuh.
‫ وهم خزان الجنان‬,‫ الجن‬:‫فبعث هللا إليهم جندا من المالئكة يقال لهم‬
‫اشتق لهم من الجنة رأسهم إبليس وكان رئيسهم ومرشدهم وأكثرهم علما‬
‫فهبطوا إلى األرض فطردوا الجن إلى شعوب الجبال‬

8
Maka Allah mengutus kepada mereka tentara-tentara dari kalangan malaikat yang
disebut: Jin. Mereka adalah dua golongan jin yang berasal dari surga dan
pemimpin mereka adalah iblis, yang menjadi pemimpin mereka yang
berkontribusi dan paling berpengetahuan di antara mereka, sehingga mereka
diturunkan ke bumi, maka berlarianlah jin ke puncak-puncak gunung.
‫( وبطون األودية ) وجزائر البحور وسكنوا األرض وخفف هللا عنهم‬
‫ وملك السماء الدنيا وخزانة الجنة‬,‫العبادة فأعطى هللا إبليس ملك األرض‬
.‫وكان يعبد هللا تارة في األرض وتارة في السماء وتارة في الجنة‬
(dan di lembah-lembah yang dalam) dan pulau-pulau di lautan, dan mereka
tinggal di bumi, dan Allah memudahkan mereka dalam beribadah. Maka Allah
memberikan kepada iblis raja di bumi, dan juga raja di langit dunia serta di ruang-
ruang dalam surga. Mereka beribadah kepada Allah kadang di bumi, kadang di
langit dan kadang di surga
‫ ما أعطاني هللا هذا الملك إْل ألني أكرم‬:‫ فقال في نفسه‬,‫فدخله العجب‬
,‫المالئكة عليه‬
Maka masuklah rasa ujub, mereka berkata terhadap dirinya: Tidaklah Allah
memberi kekuasaan ini kecuali disebabkan aku paling mulia dari kalangan para
malaikat-malaikat.
) ‫ ( في األرض خليفة‬. ‫ ( إني جاعل ) خالق‬:‫فقال هللا تعالى له ولجنده‬
‫ بدْل منكم ورافعكم إلي فكرهوا ذلك ألنهم كانوا أهون المالئكة‬:‫أي‬
‫ جاء‬:‫ أي‬,‫ والمراد بالخليفة هاهنا آدم سماه خليفة ألنه خلف الجن‬,‫عبادة‬
.‫بعدهم‬
Maka Allah berfirman kepada tentaranya: (Sesungguhnya aku mnejadikan)
artinya menciptakan, (di bumi seorang khalifah), yaitu pengganti dari kalian dan
mengangkat kalian kepada-Ku. Lalu mereka membenci hal itu dikarenakan dahulu
mereka malaikat-malaikat yang rendah hati dalam beribadah. Yang dimaksud
dengan khalifah di sini adalah Nabi Adam. Dinamakan khalifah karena dia
mengganti jin, yaitu datang sesudah mereka.
‫ والصحيح أنه خليفة هللا في أرضه إلقامة أحكامه‬,‫ ألنه يخلفه غيره‬:‫وقيل‬
,‫وتنفيذ وصاياه‬
Dikatakan khalifah karena orang lain akan menggantikannya, dan yang benar
adalah bahwa dia adalah pengganti Allah di bumi atau menjadi pemimpin di
buminya, untuk menegakkan hukum-hukum-Nya dan mengatur pesan-pesan-Nya.
‫ ( ويسفك الدماء ) بغير‬,‫( قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ) بالمعاصي‬
‫ وإْل فهم ما‬,‫ كما فعل بنو الجان فقاسوا الشاهد على الغائب‬:‫ أي‬,‫حق‬
,‫كانوا يعلمون الغيب‬
(Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak di atasnya) maksudnya
adalah orang-orang yang berbuat maksiat, (dan menumpahkan darah) tanpa
sesuatu yang benar, yaitu sebagaimana yang telah dilakukan jin-jin, mereka
mencampakan apa yang mereka saksikan dengan sesuatu yang gaib. Padahal
pemahaman mereka terhadap sesuatu yang ghaib tidak mereka ketahui.

9
‫ نقول سبحان هللا وبحمده وهو‬:‫ قال الحسن‬,) ‫( ونحن نسبح بحمدك‬
.‫صالة الخلق [وصالة البهائم وغيرهما سوى اآلدميين] وعليها يرزقون‬
(Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu), Al-Hasan berkata: Kami mengatakan
Maha Suci Allah dan memuji-Nya dan Dia adalah sholatnya makhluk (sholatnya
hewan-hewan ternak dan selainnya kecuali manusia) dan darinya diberi rezeki.
‫ أنا محمد بن‬,‫أخبرنا إسماعيل بن عبد القاهر أنا عبد الغافر بن محمد‬
‫ أنا مسلم بن الحجاج أنا زهير بن‬,‫عيسى أنا إبراهيم بن محمد بن سفيان‬
‫ أنا وهيب أنا سعيد الجريري عن أبي عبد هللا‬,‫حرب أنا حبان بن هالل‬
‫الجسري عن عبادة بن الصامت عن أبي ذر أن رسول هللا صلى هللا‬
‫ "ما اصطفى هللا لمالئكته أو‬:‫ أي الكالم أفضل؟ قال‬:‫عليه وسلم سئل‬
."‫لعباده سبحان هللا وبحمده‬
Mengabarkan kepada kami Ismail bin Abdil Qohar, saya Abdul Ghofar bin
Muhammad, saya Muhammad bin `Isa, saya Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan,
saya Muslim bin al Hajjaj, saya Zuhair bin Harbi, Saya Habban bin Hilalun, saya
Wuhaib, Saya Sa`id al Jarir dari Abi Abdillah al Jisriyya, dari Ubadah bin as
Shamit, dari Abi Dzar bahwa Rasulullah saw. Ditanya: ”Perkataan apakah yang
paling utama?” Rasulullah menjawab: “Tidaklah Allah dimuliakan oleh malaikat
atau hambanya dengan ucapan Maha Suci Allah dan Kami memujinya.”
‫ كل ما في القرآن من‬:‫ قال ابن عباس‬، ‫ ونحن نصلي بأمرك‬:‫وقيل‬
,‫التسبيح فالمراد منه الصالة‬
Dan perkataan: Kami sholat karena diperintahkan. Ibnu Abbas berkata: Segala apa
yang ada dalam al-Qur’an adalah pujian, maka yang dimaksudkan adalah shalat.
‫ ونطهر أنفسنا‬:‫ نثني عليك بالقدس والطهارة وقيل‬:‫ أي‬,) ‫( ونقدس لك‬
,‫ صلة‬:‫ والالم‬,‫ وننزهك‬:‫ وقيل‬,‫لطاعتك‬
(Dan kami menyucikan nama-Mu), maksudnya: kami memuji-Mu dengan
kesucian dan kemurnian. Dan dikatakan: dan kami membersihkan diri kami
dengan mentaati-Mu. Dikatakan: dan Kami menyucikan-Mu, dan lam: adalah
penghubung atau lam silah.
‫ لم يكن هذا من المالئكة على طريق اْلعتراض والعجب بالعمل‬:‫وقيل‬
,‫بل على سبيل التعجب وطلب وجه الحكمة فيه‬
Bermakna: ini tidak datang dari para malaikat atas dasar pembangkangan dan ujub
dengan amalannya, akan tetapi atas dasar takjub dan juga meminta hikmah yang
ada di dalamnya.
‫ إني‬:‫ وقيل‬،‫ من المصلحة فيه‬:) ‫ (إني أعلم ما ْل تعلمون‬:‫قال هللا تعالى‬
,‫أعلم أن في ذريته من يطيعني ويعبدني من األنبياء واألولياء والصلحاء‬
,‫ إني أعلم أن فيكم من يعصيني وهو إبليس‬:‫وقيل‬
(Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui) yaitu
mashlahat-mashlahat di dalamnya. Dikatakan: Sesungguhnya aku lebih
mengetahui bahwa di dalam keturunannya ada yang mentaatiku dan
menyembahku dari kalangan para Nabi, wali-wali, dan para ulama. Dan

10
dikatakan: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui bahwa di antara kalian ada yang
menentangku dan dia adalah iblis.
‫ إني أعلم أنهم يذنبون وأنا أغفر لهم‬:‫وقيل‬
Dan dikatakan: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui bahwa mereka berbuat dosa
dan aku mengampuni mereka.
‫ (إني أعلم) بفتح الياء وكذلك كل ياء إضافة‬:‫قرأ أهل الحجاز والبصرة‬
‫ ويفتحون في بعض‬,‫استقبلها ألف مفتوحة إْل في مواضع معدودة‬
‫ وبين‬,‫ وعند غير األلف‬,‫المواضع عند األلف المضمومة والمكسورة‬
11
.‫القراء في تفصيله اختالف‬
Penduduk Hijaz dan Bashrah membaca ‫ إني أعلم‬memfathakan huruf “Ya” dan
setiap “Ya” sebagai penyandaran yang dihadapkan dengannya huruf alif
maftuhah, kecuali pada keadaan ma’dudah. Dan memfathakannya pada sebagian
tempat, ketika alif berharakat dhammah dan maksurah, dan ketika tanpa alif. Dan
di antara para ahli qira’a berbeda-beda di dalam mendalaminya.

Mengenai konsep khalifah yang terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 30


di atas, para ulama tafsir memberikan beberapa pengertian di antaranya:
Menurut al-Razi, pengertian khalifah dalam ayat tersebut ada dua macam
yaitu: 1) Adam sebagai pengganti jin untuk menempati dunia, setelah jin
ditiadakan sebagai penghuni bumi terdahulu. 2) Adam merupakan penguasa bumi,
sebagai pengganti Allah dalam menegakkan hukum-hukumnya di atas bumi12.
Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Mishbah menjelaskan bahwa kata
khalifah pada dasarnya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa
yang datang sebelumnya. Maka dari itu, ada yang memahami kata khalifah pada
ayat ini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya
dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, namun bukan karena Allah tidak
mampu atau menjadikan manusia berkedudukan tinggi sebagai tuhan, tapi karena
Allah bermaksud menguji manusia dan memberikannya penghormatan. Ada pula
yang memahami kata khalifah ini dalam arti yang menggantikan makhluk lain
dalam menghuni bumi. Lebih lanjut, beliau menjelaskan ayat tersebut
menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan
Allah swt., makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam dan anak cucunya, serta
wilayah tempat bertugas, yaitu bumi yang terhampar ini. Maka dari itu,
11
Muhammad al-Husain bin Mas`ud al-Baghawi, Tafsir al-Baghawi: Ma`alim al-Tanzil,
(Beirut, Libanon: Dar Ibn Hazm, 2002), h. 24-25.
12
Rahmat Ilyas, Manusia Sebagai Khalifah Dalam Perspektif Islam, (Mawa`izh, Vol. 1,
No. 7, 2016), h. 169-195.

11
kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas untuk melaksanakan
tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang.
Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah pelanggaran
terhadap makna dan tugas kekhalifahan13.
Hamka ketika menafsirkan ayat di atas, menjelaskan bahwa sebaiknya kata
khalifah tidak dialihbahasakan agar tidak menimbulkan pengertian yang keliru
karena tidak ada padanannya. Menurutnya, istilah khalifah bukan berarati manusia
memiliki kedudukan yang sama dengan Allah, namun manusia sebagai makluk
pengemban amanah yang diberi potensi akal dan dengan perintah-perintah tertentu
diharapkan mampu untuk mengkaji dan menyingkap rahasia alam dan
memanfaatkannya bagi kebaikan umat manusia14.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Jarir berpendapat, tafsir ayat di atas “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi” yaitu menggantikan Aku dalam
menjalankan hukum dengan adil di antara makhluk-Ku, menghukum dengan
tuntunan-Ku, yaitu Adam dan siapa yang mengikuti jejaknya dalam menunaikan
tuntunan wahyu Allah dengan sebenar-benarnya. Selanjutnya Ibnu Abbas
mengomentari ayat tersebut dan mengatakan bahwa yang pertama di Bumi adalah
jin, lalu mereka melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, maka diutus iblis
untuk membunuh sebagian mereka dan mengusir sebagian yang lain sehingga
mereka terpaksa tinggal di pulau-pulau dan hutan-hutan hingga di gunung-
gunung. Sepertinya inilah yang mendorong para malaikat mempertanyakan
kepada Allah mengenai penciptaan khalifah, yakni: Apakah tidak mungkin
dengan diciptakan khalifah baru itu akan timbul lagi perusuh yang merusak dan
saling membunuh di antara mereka, seperti yang sudah pernah dilakukan oleh
makhluk yang akan menjadi pengganti itu15?
Demikianlah beberapa penafsiran para ulama tafsir mengenai qur’an Surah
al-Baqarah ayat 30.

13
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jilid 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 142.
14
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid 1 (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1990), h. 160-
162.
15
Ibnu Katsir, Tafsir ibnu Katsir, H, Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy (pent.), Jilid 1,
(Surabaya: Bina Ilmu, 1993), h. 81.

12
C. Peran Manusia sebagai Khalifah dalam Perubahan Sosial

Manusia selain menempati posisi sebagai khalifah juga sebagai subjek dan
objek atau pelaku. Yang tanpa sadar manusia juga memiliki tangggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan dan kualitasnya. LKNU berpendapat bahwa
manusia bisa dikatakan berkualitas diukur dari keimananannya, sehat luar dan
dalam, berpendidikan, melaksanakan kegiatan yang berbasis kebaikan untuk
sekelilingnya, serta memiliki jiwa rasa tanggung jawab yang besar. Manusia
memiliki amanah sebagai khalifah untuk menjaga dan bertanggung jawab dalam
menjaga sumber kehidupan. Dan telah menjadi satuan bahwa manusia memiliki
peran sebagai seorang khalifah adalah sebuah kesunahan yang harus dijalankan.
Tanggung jawab manusia terhadap moral agama, dan perubahan sosial adalah
merawat baik-baik serta perubahan sosial yang ada di dalamnya.
Umat Islam juga memiliki kewajiban untuk mengawal perubahan sosial
yang bersifat positif melalui beberapa cara mulai dari pengamalan,
memperkenalkan tentang isi nilai-nilai keislaman dalam menjalani kehidupan
tanpa terkecuali, yang di mulai dari kehidupan individu, keluarga, hingga
masyarakat dan bangsa. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengawal
perubahan sosial adalah dengan kegiatan sosial atau dakwah16.

16
Furqon Wahyudi, Ibid.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, di sini penulis menyimpulkan beberapa hal di
antaranya adalah sebagai berikut

1. Allah swt memberi keistimewaan kepada manusia dengan menjadikannya


sebagai khalifah di bumi dalam menjalankan perintah-perintahnya.
2. Manusia di ciptakan oleh Allah di samping sebagai seorang hamba, juga di
amanahkan untuk menjadi khalifah di bumi.
3. Allah Maha mengetahui terhadap apa-apa yang tidak diketahui oleh para
malaikat.
4. Malaikat adalah ciptaan Allah swt yang senantiasa bertasbih dengan
memuliakan dan mensucikan Allah.

14
DAFTAR PUSTAKA

al-Baghawi, Muhammad al-Husain bin Mas`ud. 2002. Tafsir al-Baghawi: Ma`alim al-
Tanzil. Beirut, Libanon: Dar Ibn Hazm.

Hamka. 1990. Tafsir al-Azhar. Jilid 1. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD.

Ilyas, Rahmat. 2016. Manusia Sebagai Khalifah Dalam Perspektif Islam. Mawa`izh, Vol.
1, No. 7.

Katsir, Ibnu. 1993. Tafsir ibnu Katsir. H, Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy (pent.).
Jilid 1. Surabaya: Bina Ilmu.

Lisnawati, Yesi, dkk,. 2015. Konsep Khalifah dalam al-Qur’an dan Implikasinya terhada
Tujuan Pendidikan Islam. Tarbawy, Vol. 2, No. 1.

al-Mahali, Jalaluddin dan Jalaluddin as-Suyuthi. 1431 H. Tafsir al-Jalalain. Kairo: Dar al-
Hadis.

Rasyad. 2022. Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an. Jurnal Ilmiah al-Mu’ashirah, Vol 19,
No. 1.

RI, Departemen Agama. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Karya Agung.

Shihab, Quraish. 2006. Tafsir al-Mishbah. Jilid 1. Jakarta: Lentera Hati.

Wahyudi, Furqon. 2021. Peran Manusia Sebagai Khalifah di Bumi dalam Perubahan
Sosial. An-Naba: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 4, No.
1.

az-Zuhaili, Wahbah. 2013. Tafsir Al-Munir. Penerjemah: Abdul HAyyie al Kattani,


dkk,. Jakarta: Gema Insani.

15

Anda mungkin juga menyukai