Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tafsir Ayat Tarbawi II

Q.S al Baqarah : 30-31

Tema : Manusia sebagai khalifah fil ard

Dosen Pengampu : Syahroni S pd M pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :

Luluk Fitriyani

Rizki Istiqomah

Semester V

Jurusam Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) An-nadwah Kuala Tungkal

Tahun Akademik 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Manusia
sebagai Khalifah Fil Ard . Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Saw yang telah membawa umatnya kejalan yang lurus

Terimkasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan


makalah ini, khususnya kepada dosen yang memberikan mata kuliah tafsir ayat
tarbawi . tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, makalah ini
mungkin belum dapat diselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa terdapat banyak kekuranga didalam


makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan demi untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Kuala tungkal, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah.......................................................................................
C. Tujuan penulisan.........................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

1. Q.S Al Baqarah ayat 30-31.........................................................................


2. Tafsir Q.S Al Baqarah ayat 30-31..............................................................
3. Manusia Sebagai Khalifah Fil ard..............................................................

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Allah Swt menciptakan alam semesta dan menentukan fungsi-


fungsi dari setiap elemen alam ini. Mata hari punya fungsi, bumi punya
fungsi, udara punya fungsi, begitulah seterusnya; bintang-bintang, awan,
api, air, tumbuh-tumbuhan dan seterusnya hingga makhluk yang paling
kecil masing-masing memiliki fungsi dalam kehidupan.
Manusia berhak mengatur tata kehidupan di dunia ini sesuai dengan
apa yang dipandang perlu, dipandang baik dan masuk akal karena manusia
memiliki akal yang bisa mengatur diri sendiri dan memutuskan apa yang
dipandang perlu. Mungkin dunia dan manusia diciptakan oleh Tuhan,
tetapi kehidupan dunia adalah urusan manusia, yang tidak perlu dicampuri
oleh agama. Agama adalah urusan individu setiap orang yang tidak perlu
dicampuri oleh orang lain apa lagi oleh negara.
Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat,
yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah
(khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil
dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah
kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah,
manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka
manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan
otoritas yang sangat besar
B. Rumusan masalah
Dalam Makalah ini penulis akan membicarakan sedikit tentang
Q.s Al Baqarah ayat 30-31 serta tafsirnya dan tema Manusia sebagai
khalifah fil Ard
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisannya yaitu agar penulis serta
pembaca dapat memahami dan mengerti dan memahami Q.s Al
Baqarah ayat 30-31 serta apa saja peran dan fungsi manusia sebagai
khalifah fil ard

BAB II
PEMBAHASAN
A. Q.S Al-Baqarah ayat 30-31

>ۖ >ً‫ض> َخ> لِ> ي>فَ> >ة‬ ِ >‫ك> لِ> ْل> َم> اَل ِئ َك>> ِة> ِإ نِّ>ي> َ>ج> ا> ِع>> ٌل> فِ> ي> ا>َأْل ْ>ر‬ َ >‫َو> ِإ ْذ> قَ> >ا> َل> َر> ُّب‬
>‫ك> ا>ل > ِّد> َم> ا> َء> َو> نَ> ْ>ح> ُن‬
ُ >ِ‫>س > ف‬ >ِ >‫قَ>ا>لُ>و>ا> َأ تَ> ْ>ج> َع> ُل> فِ> ي>هَ> >ا> َم> ْ>ن> يُ> ْف‬
>ْ >َ‫>س > ُد> فِ>ي>هَ> >ا> َو> ي‬
>‫ك> ۖ> قَ>ا> َ>ل> ِإ نِّ>ي> َأ ْع> لَ> ُم> َم> ا> اَل تَ> ْع> لَ> ُم> و> َ>ن‬ َ >َ‫س> ل‬ >ُ >‫ك> َو> نُ>قَ> ِّد‬َ >‫نُ> َس> بِّ> ُح> بِ> َ>ح> ْم> ِد‬
Artinya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ( Q.S Al Baqarah
ayat 30)

>‫ض> هُ> ْم> َع> لَ> ى> ا> ْل> َم> اَل ِئ َك> ِة> فَ> قَ>ا> َل‬ َ >‫َع> َر‬ >‫َو> َع> لَّ> َم> آ> َد> َم> ا>َأْل ْس> َم> ا> َء> ُك> لَّ>هَ>ا> ثُ> َّم‬
>َ >‫ُك> ْن> تُ> ْم‬
>‫ص> ا> ِد> قِ>ي> َ>ن‬ >‫َأ ْن> بِ> ُئ و>نِ> ي> بِ>َأ ْس> َم> ا> ِء> ٰ>هَ> ُؤ اَل ِء> ِإ ْ>ن‬
Artinya :

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,


kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar" “( Q.S Al bAqarah Ayat 31)1

B. Tafsir ayat
1. Q.s Al Baqarah Ayat 30

1
Al-Qur’an & Terjemah,departemen agama RI
(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi") yang akan mewakili Aku dalam
melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya,
yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi
itu orang yang
akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan
menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan
pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga
mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan, Allah
mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-
pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih)
maksudnya selalu mengucapkan tasbih (dengan memuji-Mu) yakni
dengan membaca 'subhaanallaah wabihamdih', artinya 'Maha suci
Allah dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu
dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka' itu hanya
sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal'
berfungsi sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya
adalah, 'padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'"
(Allah berfirman,) ("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai
pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat
dan ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di
antara mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan
makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih
dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun
menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan mengambil
dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya
dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya
roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya
hanya barang beku dan tidak bernyawa.
2. Al Quran surah Al Baqarah Ayat 31
(Dan diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama) maksudnya nama-
nama benda (kesemuanya) dengan jalan memasukkan ke dalam
kalbunya pengetahuan tentang benda-benda itu (kemudian
dikemukakan-Nya mereka) maksudnya benda-benda tadi yang ternyata
bukan saja benda-benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk berakal,
(kepada para malaikat, lalu Allah berfirman) untuk memojokkan
mereka, ("Beritahukanlah kepada-Ku) sebutkanlah (nama-nama
mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu memang benar.")
bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara makhluk-
makhluk yang Kuciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak
untuk menjadi khalifah. Sebagai 'jawab syarat' ditunjukkan oleh
kalimat sebelumnya.2

C. Tema ( Manusia Sebagai khalifah Fil Ard )


Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah
di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk
beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk
mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di
atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam
rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk
mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan
bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta
bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan
akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga
pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah
Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:

2
Jalalain Asy-suyuti, Tafsir jalalain
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)3
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari
tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di
bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas
yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi
sebagai khalifatullah. Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah,
sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak
mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang
bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok
sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan
keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai
khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan
menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang
akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan
duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan
oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan
penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus
bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.4
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah
dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita
diberi akal pikiran dan juga hawa nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia
telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi sebagai alat pemenuhan

3
https://pandidikan.blogspot.com/2010/03/manusia-sebagai-khalifatullah.html
4
http://wwwtugas.co.id/2015/10/-lengkap-tugas-dan-peran-manusia.html
kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di alam
semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.

Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah manusia harus


menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan
dan kemaslahatan ini merupakan perkara yg sangat mendasar utk bisa
diterapkan. Tanpa kebenaran dan keadilan serta kebaikan dan
kemaslahatan tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa
diwujudkan karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia utk
menjalankan fungsi khalifah pada dirinya
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di
antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam
potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita
tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri
kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya, mudah
menyerah dan tidak mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas
hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih
baik.
Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, Tuhan
pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaraan dan
penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia dengan segenap
potensi yang ada dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani
(fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan
memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih
jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan
takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan
potensi yang melekat dalam dirinya.5

5
https://www.kompasiana.com/martinmuljana/55006489a33311bb74510c8d/esensi-penciptaan-
manusia-sebagai-khalifah-fil-ardh
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Allah SWT menejlaskan didalam Q.S Albaqarah ayat 30-31 bahwa
mmanusia sebagai khalifahtullah dimuka bumi ini Surah Al-Baqarah
ayat 30 yang artinya
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S.
Al-Baqarah: 30)
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar" “( Q.S Al bAqarah Ayat 31)
2. Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari
tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah
di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-
tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di
bumi sebagai khalifatullah.
3. Untuk bisa menjalankan fungsi khalifah manusia harus menegakkan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan dan
kemaslahatan ini merupakan perkara yg sangat mendasar utk bisa
diterapkan. Tanpa kebenaran dan keadilan serta kebaikan dan
kemaslahatan tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa
diwujudkan karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia utk
menjalankan fungsi khalifah pada dirinya

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belim begitu
sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap
teman-teman bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya.dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Jalalain Asy-suyuti, Tafsir jalalain
https://pandidikan.blogspot.com/2010/03/manusia-sebagai-khalifatullah.html
http://wwwtugas.co.id/2015/10/-lengkap-tugas-dan-peran-manusia.html
https://www.kompasiana.com/martinmuljana/55006489a33311bb74510c8d/
esensi-penciptaan-manusia-sebagai-khalifah-fil-ardh

Anda mungkin juga menyukai