Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, Aku hendak menjadikan
khalifah*) di bumi Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui
b. Kandungan Ayat
c. Penjelasan Ayat
Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah
yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281
diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi Muhammad yang terakhir).
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka
bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali,
mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap
manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan
meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang
menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah
maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada
Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui
segala larangan-larangan-Nya.
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah. Kemudian
Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh ( rahim).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.
b. Kandungan Ayat
1. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai
Nutfah (permatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar ( rahim atau
kandungan).
2. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah
menyerupai buah lecis atau lintah.
3. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal daging
menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.
4. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang yang
menjadi rangka.
5. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia dengan
segenap anggota-anggotanya.
c. Penjelasan Ayat
Quran surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118 ayat, tergolong
surat-surat Makkiyah. Dinamai Al Mukminun karena permulaan surat ini menerangkan
bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang menyebabkan keberuntungan
mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu,
hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w.
Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian manusia itu?
Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan menjadi makhluk yang
paling sempurna.
Menurut para ulama bahwa pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia
dan akherat. Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi
dari pada mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah
mendengarkan pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya.
Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga bayi itu
dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada perkembangan berikutnya
bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya.
Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia
terdiri dari beberapa kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang.
Kepingan-kepingan itu menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu
mengalami perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan
manusia sejak lahir sampai tua.
a. Arti Ayat
b. Kandungan ayat
Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-Nya, maksudnya
agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-
larangan-Nya.
Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha.
Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara manusia dengan
Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah
adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan niat mencari
ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain.
c. Penjelaasan Ayat
Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah
yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281
diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi Muhammad yang terakhir).
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan
meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang
menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah
maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada
Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui
segala larangan-larangan-Nya.
Al haj 5
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah.
1
Arti perkata
Lafadz Arti Lafadz Arti
Maka Pada mereka
disebabkan
Rahmat (kasih Dan mohonkan
sayang) ampun bagi
mereka
Dari Allah Dan
musyawarahlah
dengan mereka
Kamu berlaku Dalam suatu
lemah lembut urusan
terhadap mereka
Sekiranya kamu Maka apabila
bersikap kamu telah
bersepakat
Berperilaku Maka
kasar berserahdirilah
Berhati kasar
Kepada Allah
Tentulah mereka Sesungguhnya
menjauhkan diri Allah
Dari Menyukai
sekelilingmu
Maka Orang-orang
maafkanlah yang bertawakal
2. QS Asy-Syuura: 38
()
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Asy
Syura : 38)2[2]
Arti perkata
Lafadz Arti Lafadz Arti
2
Dan orang- Musyawarah
orang yang
Mematuhi Di antara
seruan mereka
Tuhan Dan dari apa
mereka
Dan mereka Yang kami
mendirikan berikan kepada
Shalat mereka
Dan urusan Mereka
mereka menafkahkan
2. QS Asy-Syuura: 38
a. Perintah kepada setiap muslim untuk bertakwa kepada Allah.
b. Perintah Allah kepada setiap muslim untuk mendirikan Shalat.
c. Menggunakan jalur musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap perkara.
d. Menafkahkan sebagian rizki kita kepada orang-orang yang tidak mampu. 4[4]
4
a. Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
tetapi dengan hati yang lemah lembut.
b. Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan
ampun kepada Allah.
c. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap persoalan.
d. Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
e. Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan
berdoa.
2. QS Asy-Syuura: 38
a. Setiap hari kita harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Sebagai seorang muslim kita harus menjalankan Shalat wajib sesuai ketentuan syariat Islam
dengan tertib.
c. Kita senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang terjadi.
d. Kita juga harus menyisihkan sebagian harta kita bagi orang-orang yang tidak mampu.
Al-Baqarah/2:148
1. Asbabun Nuzul
Surah al-baqarah surah Madaniyah dan secara akhusus pada ayat ini tidak memiliki asbabun nuzulnya.
2. Bacaan surah Al-baqarah/2:148
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan
kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
aan surah Al-baqarah/2:148
4. Tajwid
Setiap umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke kabah, Bani Israil
dan orang-orang Yahudi emnghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum
muslimin menghadap kabah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin bersatu,
bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan tidak
menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang yang ingkar sebagai penghambat.. Allah akan
menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala mala perbuatannya. Allah
maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkannya untuk mengumpulkan
seluruh manusia pada hari pembalasan.
Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman,
berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya.
B. Surah Fatir/35-32
1. Asbabun Nuzul
Surah Fatir termassuk kategori Makiyah dan berisi 45ayat. khusus ayat 32 pada surah ini tidak ada
asbabun nuzulnya.
2. Bacaan Surah Fatir/35-32
Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-
hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada
yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fatir : 32)
4. Tajwid :
1. Mim musyadah atau mim bertasydid pada bacaan
2. Izhar yaitu huruf nun bersukun bertemu huruf `ain pada bacaan
3. idgam bilagunnah yaitu huruf tanwin bertemu huruf lam pada bacaan
4. idgam mimi yaitu huruf mim bersukun bertemu huruf mim pada bacaan
5. izhar syafawi yaitu huru mim bersukun bertemu huruf sin pada bacaan
6. iqlab yaitu tanwin bertemu huruf ba pada bacaan
5. Isi Kandungan
1. Al-Quran diwariskan oleh Allah swt. Kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, yaitu umat islam.
2. Menurut Surah Fatir Ayat 32 telah dijelaskan bahwa golongan manusia itu ada 3:
a. Golongan yang pertama adalah : golongan manusia yang menganiaya dirinya sendiri Maksudnya adalah
orang yang mengamalkan ajaran agama namun hawa nafsu masih menguasai dirinya.Dan golongan ini
memiliki lebih banyak amal buruk dari pada amal baiknya .
b. Golongan yang kedua adalah golongan manusia yang berada dalam pertengahan. Maksudnya
adalah orang yang memiliki amal baik dan amal buruknya yang seimbang
c. Dan golongan manusia yang terakhir adalah golongan manusia yang terlebih dahulu berbuat kebaikan.
Maksud dari pernyataan diatas adalah manusia yang terus menerus beramal baik dan amal
baiknya lebih besar dari amal buruknya
Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-NYA juga memberikan
manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas
memanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan
menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah SWT.
Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat-sahabat rasul dan tabiin.
Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah
SWT. memusnahkannya.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup
diantaranya ;
1. Rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan, tanah, dan air yang rusak.
2. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan
makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
3. Membudidayakan tanaman dan hidup bersih .
Kebersihan adalah sebagian dari iman , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah kita sebagai
khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di bumi
ini.
57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa angin mendung, kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan
dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin allah; dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersukur.
Isi Kandungan
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya
sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-
sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan
dibinasakan
Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak
hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap,
perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi
keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan
perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi
Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah
menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua
bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber
penghidupan orang lain.
Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada
hambanya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang
membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena
tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang
menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri
yang hampir mati tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia
telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman
yang berlimpah ruah.
Isi Kandungan
Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja
yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan
bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi tempat tinggal manusia, baik
yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bagi
kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya
sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakah sama orang yang beriman dan
beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama
antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan
bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya yang
melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT
menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya, menganggap
sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang
yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari
kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai
akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan
dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap
lingkungannya.
1. "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah."
Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan kepada Nabi Dawud a.s, bahwa sesungguhnya Allah
telah menciptakan seisi bumi dan langit ini dengan penuh limpahan karunia. Tidak seperti apa
yang dikatakan oleh para orang kafir terhadapnya (Dawud a.s).
3. "Maka celakalah orang - orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka."
Pada firman ini Allah memberikan (memperkuat) keyakinan Nabi Dawud a.s tentang
kebohongan para orang - orang kafir tersebut. Dengan memberikan jaminan azab neraka atas
mereka.
Jadi isi dari ayat ini adalah kisah kebohongan para orang kafir terhadap Nabi Dawud a.s.
. :
.
. - :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Al Jumuah 9 - 10
ETOS KERJA
A. SIKAP KERJA KERAS
Bekerja adalah bagian pokok dari hidup, hidup untuk bekerja dan bekerja
untuk hidup, bekerja secara umum adalah semua aktifitas manusia untuk
memperoleh/mencapai sesuatu. Allah swt. menciptakan alam ini untuk
manusia, dan diantara tugas manusia adalah untuk menjadi khalifah.
: .
Artinya :
Ingatlah tatkala Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. QS. Al Baqarah : 30
Khalifah mengandung arti : pemimpin, mengolah, pemanfaat dan pelestari
alam, fungsi manusia untuk mengolah dan melestarikan alam inilah yang
mengharuskan untuk bekerja keras, sebab sebagian potensi alam baru dapat
dimanfaatkan secara optimal bila telah diolah oleh manusia (dikerjakan).
Firman Allah swt. :
.
:
Artinya :
(Allah berfirman) : Hantamkanlah kakimu ; inilah air yang sejuk untuk
mandi dan minum. QS. Shad : 42
Dalam hadis disebutkan :
Artinya :
Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya
dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok
pagi.QS. HR. Al Baihaqi
Tidak sesuatupun dapat dihasilkan tanpa usaha yang sungguh-sungguh,
semua Nabi adalah pekerja, Nabi Daud AS. adalah pandai besi, Nabi Zakariya
adalah tukang kayu.
Artinya :
Nabi Zakariya adalah tukang kayu. HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah
Nabi Muhammad saw. adalah penggembala dan pedagang yang serius.
Pepatah mengatakan, Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan
berhasil. Dalam belajarpun syarat mutlak untuk berhasil adalah dengan
kesungguhan (berusaha keras lahir bathin).
B. PRODUKTIFITAS KERJA
Tujuan utama dalam bekerja adalah untuk menghasilkan/memperoleh
sesuatu, guna memperoleh hasil yang optimal maka diperlukan beberapa
persyaratan antara lain. :
a. Semangat tinggi dan kerja keras, memiliki semangat yang tinggi untuk
berhasil.
b. Profesional, memiliki pengetahuan dan menguasai bidang kerjanya .
c. Tekun dalam bekerja, tidak mudah putus asa, terus mencoba untuk menuju
sukses.
C. MEMACU PERUBAHAN SOSIAL UNTUK KEMAJUAN
Kesempurnaan Islam sebagai rahmat alam semesta terletak pada keluasaan
dan kesempurnaan ajarannya, agama mengisyaratkan keharusan adanya
perubahan dan kemajuan disegala aspek kehidupan, banyak ayat Al Qur an
yang menggugah agar manusia selalu menggunakan fikirannya.
Adanya prinsip tolong-menolong untuk kebaikan menjadi dasar dari
perubahan sosial masyarakat Islam. Dalam Al Quran disebutkan :
: .
Artinya :
Dan tolong-menolong kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. QS. Al Maidah : 20
Manusia adalah makhluk dinamis yang selalu berkembang, untuk itu Nabi
saw. bersabda :
Artinya : Kamu sekalian lebih mengetahui urusan-urusan duniamu. HR.
Muslim
Kandungan Ayat
1. Allah SWT menciptakan langit dan bumi untuk keperluan dan kesejahteraan manusia. Oleh
karena itu manusia hendaklah merenungkan rahmat Allah itu dengan mengadakan penelitian
alam agar menemukan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan umat manusia sehingga dapat mempertebal imannya kepada Allah SWT.
2. Allah SWT menciptakan bumi dengan segala isinya yang semuanya berguna dan
bermanfaat bagi manusia, sehingga manusia dapat mengambil kekayaan alam itu tiada habis-
habisnya.
3. Allah SWT telah menciptakan matahari, bulan, bumi, dan bintang serta sistem tata surya
dengan planet dan benda-benda di langit yang beredar dengan teratur dengan daya tarik
menarik yang seimbang. Sehingga di bumi terjadi adanya pergantian siang dan malam dengan
teratur yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
4. Allah SWT telah menciptakan lautan yang luas serta kisaran angin sehingga manusia dapat
memanfaatkan laut itu dengan kapal layar untuk alat transportasi antar pulau, antar benua
sehingga manusia dapat mencari kekayaan alam di tempat lain.
5. Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya dapat dirasakan oleh
makhluk hidup di bumi, seperti tanah yang dahulunya tandus dapat berubah menjadi subur
sehingga tumbuh tanaman-tanaman dapat berbuah yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan umat manusia. Penjelasan Ayat. Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke
2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan
tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi
Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah,
merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran, dan di
dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan Al
Baqarah yang berarti sapi betina karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi
betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana
dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya. Allah SWT telah menciptakan
langit dan bumi beserta segala yang ada di dalamnya yang dapat kita saksikan ketinggiannya,
keindahannya, keluasannya, kemanfaatannya. Seperti di langit dengan 100 miliar galaksi,
dimana setiap galaksi terdiri dari 100 miliar bintang. Begitu pula di bumi Allah telah
menciptakan segala benda-benda di dalamnya untuk keperluan manusia seperti gunung-
gunung yang penuh dengan bebatuan, hutan belantara yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan.
Begitu pula di laut yang penuh ikan dan makhluk hidup di dalamnya, air yang begitu luas
dapat dipakai transportasi manusia. Angin dan udara yang senantiasa sangat dibutuhkan oleh
manusia baik untuk kehidupan diri maupun digunakan sebagai energi. Segala yang diciptakan
Allah di alam ini sebagai rahmat dan rahman-Nya, namun kadang-kadang berubah rahmat itu
menjadi bencana agar manusia kembali kepada yang benar dan mensyukurinya.
A. Menguraikan 10 Asmaul Husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafiI, al-basith, al-
hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Setiap nama Allah swt pasti mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan
keluhuran Allah SWT. Melalui wahyu-Nya tentang nama-nama-Nya. Nama-nama
Allah itu disebut dalam Al-Quran dengan al-Asmaal-Husna yang artinya nama-
nama yang baik.
Asmaul Husna adalah nama-nama yang indah. Jumlahnya ada 99 nama. Asma
artinya nama, dan husna artinya lebih baik. Jadi, nama-nama Allah itu adalah
nama yang paling baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada kekurangannya.
Lafadz Asmaul Husna dalam Al-Quran terdapat dalam 4 ayat. Sedang nama-
nama Allah itu terdapat pada 3.207 ayat yang meliputi 96 nama, sementara 3
nama lainnya dijelaskan oleh hadits nabi, yakni al-Khafidz (Yang Merendahkan),
al-Mani (Yang Maha Mencegah), as-Shabur (Yang Maha Sabar). Meskipun nama-
nama tersebut bukan termasuk dalam al-Quran, namun tidak bertentangan ayat
Al-Quran.
Allah berfirman:
Artinya : hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al-Araf:
180).
Karena sifat al-Muqsith ini pula tidak ada manusia yang lebih diperhatikan
dibandingkan dengan manusia yang lain. Di hadapan Allah semua makhluk
termasuk manusia adalah sama, tetapi yang paling mulia di sisi Allah adalah
mereka yang paling bertakwa kepada-Nya.
Sifat Allah Yang Maha Adil ini harus dijadikan dasar bagi manusia untuk bisa
berbuat adil kepada sesamanya. Pemimpin harus adil kepada orang-orang yang
dipimpinnya. Orang Tua harus adil kepada semua anak-anaknya. Allah
memperlakukan hamba-hambanya secara adil. Tak ada satupun perbuatan baik
yang luput dari perhatian. Semuanya mendapat pahala. Kekeliruan, kesalahan
dan kezaliman diperbaiki. Jika manusia saling menzalimi satu sama lain, maka
allah mengambil dari si zalim dan memberikannya kepada yang di zalimi. Hanya
Allah yang dapat melakukan hal ini. Kemudia jika terjadi perselisihan atau
ketidaksamaan pendapat, maka harus diselesaikan dengan baik dan adil.
Sebaliknya, Allah sangat membenci orang-orang yang tidak bisa berbuat adil dan
tidak mau berlaku adil kepada sesamanya. Seperti, pemimpin yang sewenang-
wenang, otoriter dan despotic, orang tua yang tidak adil dan tidak proporsional
terhadap anak-anaknya. Selain itu, jika terjadi perselisihan, tidak diselesaikan
dengan adil bahkan cenderung diadu domba. Sehingga tidak akan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, menjadilah orang yang memiliki rasa keadilan yang sempurna,
yang melihat segala sesuatu dengan adil dan menuntut keadilan. Terutama
menuntut keadilan kepada diri sendiri, bukan menuntut orang lain untuk berbuat
adil kepada diri kita sendiri. Rasulullah saw bersabda:orang yang adil akan
berdiri di atas mimbar cahaya ilahi di dalam surga.
2. Al-Warits
Al-Warits artinya Yang Maha Mewarisi. Sifat Allah menunjukkan ke-Maha Kuasaan
Allah terhadap cciptaanya, yaitu bumi dan alam semesta beserta isinya. Dialah
Tuhan yang kekal dan abadi yang akan mewarisi bumi dan isinya termasuk
orang-orang yang ada di antarannya setelah kehancuran. Allah berfirman:
.Artinya: Sesungguhnya kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang
ada di atasnya, dan Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. (QS.
Maryam:40)
Orang-orang yang lalai tidak mengetahui bahwa apa yang mereka miliki,
termasuk diri mereka sendiri, hanyalah pinjaman bagi mereka. Orang-orang yang
mensyukuri karunia Allah Yang Maha Pemurah, adalah orang-orang yang
sombong, yang mengira bahwa apa yang mereka miliki adalah kepunyaan
mereka.
Selain itu, tidak ada yang bisa menghalangi dan membatasi kekuasaan Allah.
Allah memiliki kewenangan penuh untuk menghidupkan dan mematikan
seseorang.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan
mematikan dan kami (pulalah) yang mewarisi. (QS. Al-Hijr: 23).
Oleh karena itu, manusia perlu menyiapkan bekal yang cukup berupa iman dan
amal saleh selama hidup di dunia. Bekal itu akan sangat berharga ketka manusia
kembalinkepada-Nya. Sebaliknya, manusia tidak boleh menyia-nyiakan
kehidupan di dunia, dengan melalukan hal-hal yang tidak berguna dan jauh dari
nilai-nilai keimanan dan keislaman. Sebab jika dihitung, umur manusia hidup di
dunia tidak terlalu lama, dibandingkan dengan kebaikan yang bisa diperoleh di
akherat.
3. An-Nafi
An-Nafi artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Allah menciptakan langit dan bumi
serta isinya ini mengandung manfaat yang luar biasa besarnya bagi manusia.
Hampir tidak ada sesuatupun di dunia yang tidak memiliki nilai dan manfaat bagi
manusia. Tidak hanya manusia, semua makhluk yang ada di bumi sangat
merasakan manfaat yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.(QS. Al-Baqarah:164).
Oleh karena itu, jika dilihat betapa besarnya karunia dan rahmat Allah yang
dilimpahkan kepada manusia, maka sudah seharusnya manusia mensyukuri
nikmat tersebut, menggunakan nikmat-nikmat itu untuk kebaikan dan
kemanfaatan, dan tidak menyalahgunakan nikmat-nikmat itu untuk perbuatan-
perbuatan yang melanggar aturan hukum dan hukum Allah.
Namun demikian, masih banyak kita melihat manusia yang kurang bersyukur
atas nikmat Allah itu bahkan nikmat dan karunia itu di salahgunakan. Mereka
tidak menggunakan bumi dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya untuk
kebaikan, tetapi sebaliknya merusak bumi dan tumbuh-tumbuhan itu karena
keserakahan dan nafsunya. Mereka tidak menggunakan lautan dan isinya untuk
kepentingan seluruh manusia, tetapi sebaliknya mereka melakukan perusakan
terhadap lautan habitat yang ada di dalamnya. Inilah di antara sifat manusia
yang tidak mau bersyukur.
Allah swt berfirman:
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena
perbuatan tangan manusia, supaya aAllah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).(QS. Ar-Rum:41).
Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan
apakah kita akan tunduk kepada kehendak Allah swt, memerintahkan atas nama-
Nya, menjadi makhluk terbaik dan bermanfaat, memiliki yang terbaik di antara
makhluk, atau kita akan durhaka, menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan
ditolak dari rahmat Allah, seperti halnya iblis. Kemampuan kita untuk memilih
antara kebaikan dan kejahatan bukanlah ujian bagi Allah untuk menyaksikan
bagaimana hamba-nya akan bersikap. Allah telah menciptakan takdir kita
sebelum Dia menciptakan kita. Oleh karena itu, Dia sudah mengetahui apa yang
akan kita kerjakan. Hanya orang yang beriman kepada takdir yang akan
dilindungi dirinya.
4. Al-Basith
Al-Basith artinya Yang Maha Melapangkan. Allah yang maha kaya senantiasa
memberikan rizkinya kepada semua makhluk, termasuk manusia. Bahkan bumi
dan seluruh isinya ini diperuntukkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
manusia. Selain itu, manusia juga dikaruniai akal dan pikiran untuk bisa
mengolah kekayaan alam dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu bemnar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar-
Rum:37).
Berdasarkan firman Allah di atas, maka janganlah kita mudah terlena oleh masa-
masa kesenangan dan kelapangan. Ketika semua itu terjadi, dengan melupakan
Allah di dalam kesenangan dan kebahagiaan kita, dengan menjadi sombong
karena mengira bahwa karena kitalah keberhasilan itu bisa tercapai. Pada saat
itu, kita harus bersyukur kepada Allah.
Oleh karena itu, sifat Al-Basith Allah harus di yakini sebagai sesuatu yang benar.
Tidak boleh ragu sedikitpun. Tetapi yang harus di ingat adalah ketika kita diberi
karunia rizki yang banyak maka kita harus pandai dan rajin bersyukur kepada
Allah, namun sebaliknya jika kebetulan rizki tidak sebanyak yang diharapkan
maka kita harus bersabar. Dengan bersabar pasti ada hikmah yang diperoleh
manusia.
Allah berfirman dalam surat As-Syuura:27 :
Artinya: Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya tentulah
mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui
(keadaan) hamba-hambanya lagi Maha melihat. (QS. As-Syuura:27).
5. Al-Hafidz
Al-Hafidz artinya Yang Maha Penjaga atau Pemelihara. Dialah tuhan yang
memelihara segala sesuatu. Dia yang menginginkan semua yang telah dan
sedang berlangsung dan menjaga semua yang akan terjadi. Allah mengetahui
dan mengingat semua yang dikerjakan oleh makhluknya. Allah juga memelihara
semuanya, tidak ada yang luput dalam pemeliharaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku telah telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk
menyampaikan)nya kepadamu. Dan tuhanku akan mengganti (kamu) dengan
kaum yang lain (dari) kamu, dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-
Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.
(QS.Hud:57).
Allah SWt melindungi ciptaan-Nya dari semua kerusakan dan kekacauan. Itulah
mengapa semua benda langit yang berputar dan beredar dengan cepat pada
garis orbitnya tidak saling berbenturan satu sama lain. Sebagai manifestasi dari
nama-Nya Al-Hafidz, maka di dalam setiap ciptaan-Nya di tempatkan-Nya naluri
untuk mempertahankan hidup. Allah melindungi kita dengan mengajarkan
bahwa apa yang buruk bagi kita adalah haram.
Sebagai contohnya, makanan halal tetapi sudah kadaluarsa dan buruk maka
menjadi haram, racun, alkhohol, perzinaan, perjudian, dan kebodohan adalah
kesombongan, kemunafikan, kedengkiaan dan kebodohan adalah racun bagi jiwa
seseorang. Karena yang mempunyai sifat Al-Hafidz telah mengutus nabi-nabi-
Nya untuk mengajarkan kepada umatnya untuk memelihara dirinya dari
kerusakan moral, material dan spiritual.
Oleh karena itu, kita harus mampu memanfaatkan penjagaan Allah atas semua
yang ada ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara, antara lain: a)
melakukan pemeliharaan atas alam dengan baik dan tidak melakukan kerusakan
di muka bumi, b) memanfaatkan segala yang ada di alam untuk beribadah
kepada Allah dan menebarkan kebaikan kepada sesama
6. Al-Waliy
Al-Waliy artinya Yang Maha Melindungi. Allah adalah Dzat yang maha melindungi
serta memberikan perlindungan bagi semua makhluk ciptaannya. Tidak ada
kekuatan manapun yang dapat mengalahkannya. Allah swt berfirman:
Artinya: Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah?
Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-
orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. As-
Syuura: 9).
Dalam kehidupan manusia tidak ada pelindung yang sejati, kecuali perlindungan
Allah swt. Manusia yang hidup dalam keadaan serba berkecukupan pun, tidak
bisa menjadikan hartanya untuk melindungi dirinya dari tidak beriman kepada
Allah. Sebaliknya, orang yang tidak punya harta dihantui kekhawatiran tidak bisa
makan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Orang yang
tidak punya, ada kecenderungan untuk mudah dipengaruhi agar jauh dari Allah
swt. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya jika manusia, dalam kondisi apapun
senantiasa memohon perlindungan Allah agar keimanannya tetap terjaga,sebab
hanya Allah yang dapat memberikan perlindungan yang baik.
Allah berfirman dalam surat yusuf ayat 64:
Artinya: Berkata yaqub: Bagaimana aku akan mempercayakannya (bunyamin)
kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (yusuf) kepada
kamu dahulu?. Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha
Penyayang diantara Para Penyayang. (QS. Yusuf:4).
Ayat di atas memberikan gambaran tentang kepasrahan Nabi Yakub, ketika
menghadapi anak-anaknya dan perlakuan yang sudah diberikan kepada Nabi
Yusuf dan tidak ingin kejadian itu terulang kembali kepada anaknya yang lain
adalah saudara Nabi Yusuf (Bunyamin). Karena itu Nabi Yakub berkata: Aku
hanya bertawakal kepada Allah dengan menjaga Bunyamin, tidak kepada kalian.
Aku berharap, semoga Allah menyayangiku dengan menjaga Bunyamin, tidak
memberikan cobaan kepadaku dengan menghilangkan saudaranya Yusuf.
Sesungguhnya rahmat-Nya amat luas dan karunia-Nya amat besar.
Dari ilustrasi kisah Nabi Yusuf di atas dapat memberikan inspirasi kepada kita
bahwa Allah adalah Maha Melindungi dan Maha Penjaga. Bukti dari itu semua,
sebagaimana dikisahkan dalam Al-quan, Nabi Yusuf akhirnya benar-benar di jaga
oleh Allah swt. Penjagaan Allah atas Nabi Yusuf itu dilakukan sejak di buang oleh
saudara-saudaranya ke dalam sumur, sampai dengan akhirnya Nabi Yusuf
menjadi Penguasa Mesir. Artinya manusia harus berusaha dengan keras terhadap
usaha untuk mencapai kebaikan dalam hidup, tetapi seterusnya semua hasilnya
sangat tergantung kepada Allah swt.
Kita juga tidak perlu cemas dan khawatir dalam situasi apapun, baik sedih,susah,
serba kesulitan dan sebagainya, selama kita masih memiliki keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt, pasti Allah akam memberikan perlindungan kepada
kita.
7. Al-Waduud
Al-Waduud artinya Yang Maha Mengasihi. Tanpa kasih sayang Allah maka
manusia tidak bisa hidup dengan nyaman dan tenang. Karena kasih sayang Allah
itulah, maka sudah kewajiban bagi manusia untuk senantiasa taat kepada-Nya.
Jika manusia melakukan kesalahan baik di sengaja maupun tidak di sengaja,
maka harus segera bertobat dan memohon ampunan-Nya.
Allah berfirman:
Artinya: mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya, dan adalah Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa:99).
Artinya; Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain
Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat
tersebut senantiasa murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah
membuat kesalahan pada dirinya.
3. An-Nafii yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat
tersebut maka ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang
diterima dengan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai dengan peunjuk islam.
4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan
sifat ini pasti bersifat qanaah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap
semua anugrah yang di berikan kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa
Allah lah yang mengatur rezeki manusia.
5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan
sifattersebut dalam kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan
karena sadar bahwa sesuatu yang baik belum tentu membawa berkah dan
manfaat bagi dirinya. Kemanfaatan dan keberkahan sesuatu hanya ada pada
Allah SWT.
6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia
Gemar mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin
maupun anak yatim, sebagaimana Allah berderma kepada semua Mahluk-Nya.
7. Al-Adl yang artinya Maha Adil, maka orang yang mengamalkan sifattersebut,
ia pasti Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak
memihak kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan
yang benar dan menyalahkan yang salah. Adapun Dalil naqli alAdl, dalam surat
(Fushshilat/41:46)
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk
dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.
8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat
ini maka ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak
tersebut tidak meminta maaf, apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar,
(Qs. Thaha/20: 82)
Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
9. Al-fattah yang artinya Sang Pembuka/Maha Memberi keputusan, Allah yang
memutuskan mahluknya akan masuk syurga atau neraka, dan Allah yang Maha
Memberi Rahmat umat-Nya. Maka masuknya seseorang yang mengamalkan sifat
ini maka ia akan Tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Sesua dalam Dalil naqli,
(Qs. Saba/34: 26)
Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia
memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi
keputusan lagi Maha Mengetahui"
10. Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang
mengamalkan sifat ini maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan
kehidupan ini. Kita memang makhluk sosial yang saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya, akan tetapi hubungan sosial tersebut tidak menjadi
alasan untuk tergantung kepada orang lain. Hubungan sosial mesti dijalin
dengan baik, tetapi sikap mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan sehingga
hidup kita tidak menjadi beban orang lain. Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-
Qayyum, (Qs. Al-Baqarah/2: 255):
Artinya; Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus ; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-
Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Iman kepada malaikat ialah percaya dan yakin akan adanya makhluk Allah Swt
yang tercipta dari cahaya (nur),dan makhluk itu mempunyai sifat-sifat yang tak pernah
berbuat maksiat kepada Allah Swt, namun mereka selalu bertasbih, bertahmid, dan
bersujud.
Dalam sejarah, diperoleh gambaran bahwa sejak zaman purbakala sudah ada
kepercayaan manusia yang gaib. Misalnya bangsa Greek (Yunani) mempercayai dewa
Ares sebagai dewa peperangan, suku Kan'an dengan dewa Ba'ai, penduduk Meksiko
dengan Dewa Matahari, bahkan ada yang mempercayai bahwa malaikat itu adalah anak
perempuan Tuhan.
Untuk meluruskan kepercayaan yang salah tersebut, Allah menurunkan Islam
dengan ajaran Tauhidnya. Melalui paham ini jelaslah bahwa pengabdian hanya semata-
mata kepada Allah, Zat Yang Maha Esa, bukan kepada benda tertentu sebagaimana
kepercayaan yang dianut orang-orang terdahulu.
B. Asal Kejadian
Manusia diciptakan oleh Allah dari tanah (QS. Al Hijr: 28, Shaad: 71). Jin
diciptakan dari "Nar" (api) yang panas (QS. Hijr: 27, Ar Rahman: 15). Malaikat
diciptakan dari "Nur" (cahaya) berdasarkan hadits Rasulullah Swt, yang berasal dari
Aisyah:
"Malaikat itu diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, sedang
Adam dari apa pang telah diterangkan kepada kamu sekalian. " (HR. Muslim)
Al Qur'an dan hadits telah memberikan gambaran bahwa malaikat-malaikat Allah
jumlahnya sangat banyak, tak ada yang dapat menghitungnya, kecuali Allah (QS. Al
Mudatstsir: 31). Dalam Hadits Bukhari - Muslim diriwayatkan dari Anas r.a. tentang
kisah Isra' Mi'raj bahwa Allah memperlihatkan "Al Baitul Ma'mur" di langit kepada
Nabi Muhammad Saw, di dalamnya terdapat 70.000 malaikat yang tiap hari melakukan
shalat. Siapapun yang keluar dari tempat itu tidak kembali lagi.
Adapun tugas-tugas malaikat yang dijelaskah di dalam Al Qur'an dan Hadits antara lain:
1. Menyampaikan wahyu adalah tugas malaikat Jibril (QS. An Najm: 6-10, banyak nama atau
gelar yang dimilikinya).
2. Mendoakan kebaikan dan menjadi kawan atau penjaga orang-orang beriman (QS. Al
Mukmin: 7, Fushilat: 31).
3. Melaksanakan hukuman Allah kepada manusia dan menyiksa orang-orang kafir (QS. A1
Anfal: 50, Muhammad: 27, Az Zukhruf: 47).
4. Memohon ampun bagi manusia (QS. Asy Syura: 5, Al Mukmin: 7-9).
5. Mencatat amal perbuatan manusia (QS. Al Infithaar: 10 - 12, Qaaf: 17-18, Ar Ra'du: 10 -11).
6. Mengatur dan menjaga perjalanan alam semesta, sehingga segala sesuatunya berjalan dengan
baik (QS. As Sajadah: 11).
7. Mencabut nyawa manusia dan makhluk lainnya bila telah datang waktunya (QS. Az Zumar:
11).
8. Meniup sangkakala (terompet) saat hari kiamat dan hari "Ba'ats" (QS. Yaasiin: 51, Al Kahfi:
99).
9. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada manusia di alam kubur (QS. Yaasiin: 51) di antara
pertanyaan yang diajukan ialah siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, ke mana arah kiblatmu, dan
apa yang engkau jadikan pedoman hidup. Terjawabnya pertanyaan yang diajukan sangat
dipengaruhi oleh jalan yang ditempuh di dunia. Bagi muslim yang taat merasa mudah
menjawabnya, sebagaimana hadits Nabi:
"Seorang muslim bila ditanya di alam kubur (dengan mudah memberi) kesaksian bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Itulah maksud firman
Allah : "Allah menegakkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh di
kehidupan dunia dan akhirat (QS. Ibrahim: 27). " (HR. Bukhari Muslim).
10. Memberi kedamaian dan kenikmatan sebagai balasan bagi manusia yang menempuh jalan
kebaikan tatkala hidup di dunia (QS. Az Zumar: 73).
Tidak akan berfungsi pengakuan iman tanpa dibuktikan dengan amAllah sehari-
hari. Artinya keberadaan iman mengantar manusia mengendalikan perilakunya dari jalan
yang tidak semestinya dilakukan. Demikian pula iman kepada malaikat harus berfungsi
dalam kehidupan manusia. Adapun fungsi iman kepada malaikat adalah:
1. Meningkatkan martabat manusia. Dengan beriman kepada yang ghaib termasuk
malaikat, pengetahuannya bisa meningkat.
2. Terhindar dari penyakit tahayyul dan khurafat dan bersamaan dengan itu untuk
memperkukuh jiwa tauhid.
3. Hidup ini dijalani dengan penuh harapan dan optimisme, meskipun berbagai cobaan siap
menghadang (QS. Ar Ra'du: 11, Fushshilat: 30, Al Infithar: 10-14 ).
1. Bila ditempuh jalan ketakwaan, kedudukan manusia menempati posisi paling mulia di
sisi Allah dibanding dengan malaikat. Itulah salah satu sebab manusia diberi peran
khalifah di muka bumi (QS. A1 Baqarah: 31-34). Sebaliknya, posisi manusia jatuh
tersungkur di bawah, derajat binatang, bila daya tarik nafsu mengalahkan daya tarik
Ilahi (At Tiin: 5-6)
2. Dalam rangka memerankan fungsi khalifah manusia diawasi malaikat-malaikat Allah.
Dengan demikian, di satu sisi malaikat berperan sebagai pengawas pengemban
khalifahdan sisi lain menjalankan aturan yang telah digariskan Allah agar perjalanan
alam semesta berjalan dengan baikdan teratur.
Kitabullah adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para rasul
yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Ajaran-ajaran dalam kitabullah tersebut sesuai
dengan zamannya. Oleh karena isi katab-kitab tersebut hanya sesuai untuk zamannya masing-
masing, maka isi kitabullah yang satu berbeda dengan yang lain.
Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah swt telah menurunkan kitab-kitab--Nya kepada para rasul utusan-Nya yang
berisi petunjuk kepada jalan kebenaran agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Orang beriman wajib percaya bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada para rasul, seperti
kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s, kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s, kitab Injil kepada
Nabi Isa a.s, dan kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu pada dasarnya
kitab-kitab Allah tersebut satu sama lain ada kaitannya. Contoh hubungan Al Quran dengan
kitab Allah SWT lainnya ialah :
a. Menjadi saksi tentang kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT sebelumnya (Q.S. Al
Maidah (5) : 48)
c. Mengoreksi kitab Allah SWT sebelumnya yang sudah dirubah oleh manusia yang ingkar.
Contoh :
4) Tentang Nabi Luth a.s. (Q.S. Al Ankabut (29) : 28-30, Q.S. Al Araaf (7): 80-84)
5) Tentang Nabi Sulaiman a.s. (Q.S. Al Baqarah(2) : 102, Q.S. An Naml (27) :14 44)
6) Dan sebagainya
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa kedudukan kitab-kitab Allah itu adalah sebagai
petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah
pada Surah Al-Baqarah sebagai berikut:
( : )
Artinya: Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah (2): 2)
Sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dalam kitab tersebut dijelaskan tentang tata cara
hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
Kewajiban orang mukmin adalah beiman kepada seluruh kitab-kitab Allah swt, sebagaimana
yang tercantum dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 285. Oleh karena antara kitab satu
dengan kitab yang lainnya saling terkait.
Persamaan :
Perbedaan :
Menurut pendapat yang masyhur, jumlah kitab Allah sebanyak 104 kitab. Ada juga yang
berpendapat kitan Allah SWT berjumlah 114. Menurut Syeikh Suhaimi, banyaknya kitab itu
tidak dapat dihitung sehingga kita hanya diwajibkan beriman kepada 4 kitab, Taurat, Zabur,
Injil, dan Al Quran.
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya
Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak,
Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.
d. Hadits