Anda di halaman 1dari 185

1.

Qur'an Surat Al-Baqarah Aya 30 :

a. Arti surat Al-Baqarah ayat 30

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, Aku hendak menjadikan
khalifah*) di bumi Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui

*) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa

b. Kandungan Ayat

Kandungan Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :

Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan makhluk yang


dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi.

Para Malaikat ingin mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan


Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat kerusakan dan
pertumpahan darah? Padahal mereka (Para Malaikat ) merupakan makhluk yang
senantiasa bertasbih, menyucikan Allah, mentaati perintah-Nya dan tidak
mendurhakai-Nya.

Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan penjelasan


dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di ketahui para
Malaikat.

c. Penjelasan Ayat

Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah
yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281
diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi Muhammad yang terakhir).

Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang


terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran, dan di dalamnya terdapat pula ayat
yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan Al Baqarah yang berarti sapi
betina karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan
Allah kepada Bani Israil (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak
orang Yahudi pada umumnya.

Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka
bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali,
mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap
manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan
meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.

Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang
menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah
maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada
Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui
segala larangan-larangan-Nya.

2. Qur'an Surat Al-Mukminun Aya 12-14 :

a. Arti surat Al-Mukminun Ayat 12-14

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah. Kemudian
Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh ( rahim).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.

b. Kandungan Ayat

Kandungan Al-Quran Surat Al Mukminun ayat 12 14 adalah :

Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal


kejadiannya dari tanah.
Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada dalam
kandungan.

Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut :

1. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai
Nutfah (permatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar ( rahim atau
kandungan).

2. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah
menyerupai buah lecis atau lintah.

3. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal daging
menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.

4. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang yang
menjadi rangka.

5. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia dengan
segenap anggota-anggotanya.

c. Penjelasan Ayat

Quran surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118 ayat, tergolong
surat-surat Makkiyah. Dinamai Al Mukminun karena permulaan surat ini menerangkan
bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang menyebabkan keberuntungan
mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu,
hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w.

Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian manusia itu?
Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan menjadi makhluk yang
paling sempurna.

Menurut para ulama bahwa pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia
dan akherat. Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi
dari pada mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah
mendengarkan pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya.

Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga bayi itu
dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada perkembangan berikutnya
bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya.

Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia
terdiri dari beberapa kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang.
Kepingan-kepingan itu menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu
mengalami perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan
manusia sejak lahir sampai tua.

3. Qur'an Surat Al-Az-Zariyat ayat 56

a. Arti Ayat

Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 56 adalah :


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku.

b. Kandungan ayat

Kandungan Al Quran Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan dari


Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan manusia
ialah agar mereka beribadah kepada-Nya.

Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-Nya, maksudnya
agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-
larangan-Nya.

Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha.
Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara manusia dengan
Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah
adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan niat mencari
ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain.

c. Penjelaasan Ayat

Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah
yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281
diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi Muhammad yang terakhir).

Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang


terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran, dan di dalamnya terdapat pula ayat
yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan Al Baqarah yang berarti sapi
betina karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan
Allah kepada Bani Israil (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak
orang Yahudi pada umumnya.
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka
bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali,
mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap
manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan
meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.

Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang
menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah
maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada
Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui
segala larangan-larangan-Nya.

Al haj 5

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah.

1. QS Ali Imraan: 159




()
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran : 159)1[1]

1
Arti perkata
Lafadz Arti Lafadz Arti
Maka Pada mereka
disebabkan
Rahmat (kasih Dan mohonkan
sayang) ampun bagi
mereka

Dari Allah Dan
musyawarahlah
dengan mereka
Kamu berlaku Dalam suatu
lemah lembut urusan
terhadap mereka
Sekiranya kamu Maka apabila
bersikap kamu telah
bersepakat
Berperilaku Maka
kasar berserahdirilah
Berhati kasar
Kepada Allah

Tentulah mereka Sesungguhnya
menjauhkan diri Allah
Dari Menyukai
sekelilingmu
Maka Orang-orang
maafkanlah yang bertawakal

2. QS Asy-Syuura: 38
()

Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Asy
Syura : 38)2[2]
Arti perkata
Lafadz Arti Lafadz Arti

2
Dan orang- Musyawarah
orang yang
Mematuhi Di antara
seruan mereka
Tuhan Dan dari apa
mereka
Dan mereka Yang kami
mendirikan berikan kepada
Shalat mereka

Dan urusan Mereka
mereka menafkahkan

B. Menjelaskan Kandungan Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38


Dari Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38 ada beberapa isi kandungan atau ajaran
yang termuat dan tercantum di dalamnya yang dapat kita ambil, antara lain:
1. QS Ali Imraan: 159
a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui jalur musyawarah
untuk mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus menerima dan bertawakal
(menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah.
d. Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal.3[3]

2. QS Asy-Syuura: 38
a. Perintah kepada setiap muslim untuk bertakwa kepada Allah.
b. Perintah Allah kepada setiap muslim untuk mendirikan Shalat.
c. Menggunakan jalur musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap perkara.
d. Menafkahkan sebagian rizki kita kepada orang-orang yang tidak mampu. 4[4]

C. Menerapkan Perilaku Hidup Demokrasi Seperti Terkandung Dalam QS Ali Imraan:


159 Dan QS Asy-Syuura: 38 Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adapun hal-hal yang dapat kita amalkan dalm kehidupan sehari-hari setelah mempelajari QS
Ali Imraan: 159 Dan QS Asy-Syuura: 38 adalah sebagai berikut:
1. QS Ali Imraan: 159

4
a. Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
tetapi dengan hati yang lemah lembut.
b. Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan
ampun kepada Allah.
c. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap persoalan.
d. Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
e. Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan
berdoa.
2. QS Asy-Syuura: 38
a. Setiap hari kita harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Sebagai seorang muslim kita harus menjalankan Shalat wajib sesuai ketentuan syariat Islam
dengan tertib.
c. Kita senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang terjadi.
d. Kita juga harus menyisihkan sebagian harta kita bagi orang-orang yang tidak mampu.

Al-Baqarah/2:148

1. Asbabun Nuzul
Surah al-baqarah surah Madaniyah dan secara akhusus pada ayat ini tidak memiliki asbabun nuzulnya.
2. Bacaan surah Al-baqarah/2:148

Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan
kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
aan surah Al-baqarah/2:148

3. Arti kata kata :


dan bagi tiap tiap umat
dengan/padamu Allah
:Kiblat
:Sekalian /semua
:Dia
:Sesungguhnya Allah
:Menghadap kepadanya
:Atas segala
:Maka berlomba lombalah kamu
:Sesuatu
:Kebaikan
:Mahakuasa
dimana saja
:Kamu berada
:Mengumpulkan

4. Tajwid

1. Idgam bigunnah, yaitu huruf tanwin bertemu wau dalam bacaan


2. Izhar halqi, yaitu huruf tanwin bertemu ha dalam bacaan
3. Mad Tabi`i, yaitu sebelum huruf ya bersukun hurufnya berharakat kasrah dalam bacaan

4. Ikfa, yaitu huruf bertanwin bertemu huruf qaf dalam bacaan



5. Mad arid lisukun, yaitu mad yang ada sebelum tanda berhenti/waqaf pada bacaan

setiap pekerjaan/profesi yang positif merupakan lahan untuk beramal saleh


5. Isi Kandungan

Setiap umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke kabah, Bani Israil
dan orang-orang Yahudi emnghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum
muslimin menghadap kabah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin bersatu,
bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan tidak
menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang yang ingkar sebagai penghambat.. Allah akan
menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala mala perbuatannya. Allah
maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkannya untuk mengumpulkan
seluruh manusia pada hari pembalasan.

Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah
dan menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman,
berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya.

B. Surah Fatir/35-32
1. Asbabun Nuzul
Surah Fatir termassuk kategori Makiyah dan berisi 45ayat. khusus ayat 32 pada surah ini tidak ada
asbabun nuzulnya.
2. Bacaan Surah Fatir/35-32

Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-
hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada
yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fatir : 32)

3. Arti kata kata


:Kemudian
:Ada yang pertengahan
:Kami wariskan
:Yang lebih dulu
:Kitab itu
:Berbuat kebaikan
:Yang
dengan izin Allah
:Kami pilih

:Yang demikian itu adalah
diantara hamba hamba kami
:Karunia
:Lalu diantara mereka
:Yang amat besar
:Menganiaya
diri mereka sendiri
dan diantara mereka

4. Tajwid :
1. Mim musyadah atau mim bertasydid pada bacaan
2. Izhar yaitu huruf nun bersukun bertemu huruf `ain pada bacaan
3. idgam bilagunnah yaitu huruf tanwin bertemu huruf lam pada bacaan
4. idgam mimi yaitu huruf mim bersukun bertemu huruf mim pada bacaan
5. izhar syafawi yaitu huru mim bersukun bertemu huruf sin pada bacaan
6. iqlab yaitu tanwin bertemu huruf ba pada bacaan

5. Isi Kandungan
1. Al-Quran diwariskan oleh Allah swt. Kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, yaitu umat islam.
2. Menurut Surah Fatir Ayat 32 telah dijelaskan bahwa golongan manusia itu ada 3:
a. Golongan yang pertama adalah : golongan manusia yang menganiaya dirinya sendiri Maksudnya adalah
orang yang mengamalkan ajaran agama namun hawa nafsu masih menguasai dirinya.Dan golongan ini
memiliki lebih banyak amal buruk dari pada amal baiknya .
b. Golongan yang kedua adalah golongan manusia yang berada dalam pertengahan. Maksudnya
adalah orang yang memiliki amal baik dan amal buruknya yang seimbang
c. Dan golongan manusia yang terakhir adalah golongan manusia yang terlebih dahulu berbuat kebaikan.
Maksud dari pernyataan diatas adalah manusia yang terus menerus beramal baik dan amal
baiknya lebih besar dari amal buruknya

1. Q.S. Ar-Rum ayat 41-42






41






42

41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).
Kandungan Surat Ar-Rum 41-42

Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-NYA juga memberikan
manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas
memanfaatkan, mengelola dan memelihara.

Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi.


Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha
pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam justru
mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri. Kerusakan terjadi di
darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.

Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan
menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah SWT.
Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat-sahabat rasul dan tabiin.
Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah
SWT. memusnahkannya.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup
diantaranya ;
1. Rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan, tanah, dan air yang rusak.
2. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan
makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
3. Membudidayakan tanaman dan hidup bersih .
Kebersihan adalah sebagian dari iman , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah kita sebagai
khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di bumi
ini.

2. Q.S.Al-Araf ayat 56-58





56










57

58
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa angin mendung, kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan
dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin allah; dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersukur.

Isi Kandungan
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya
sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-
sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan
dibinasakan

Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak
hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap,
perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi
keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan
perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi

Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah
menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua
bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber
penghidupan orang lain.

Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada
hambanya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang
membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena
tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang
menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri
yang hampir mati tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia
telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman
yang berlimpah ruah.

3. Q.S. Sad ayat 27










27


27. Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Isi Kandungan

Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja
yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan
bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi tempat tinggal manusia, baik
yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bagi
kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya
sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.

Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakah sama orang yang beriman dan
beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama
antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan
bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya yang

melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT
menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya, menganggap
sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang
yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.

Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari
kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai
akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan
dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap
lingkungannya.

Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk


kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini
sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.

Kandungan Surat Shaad ayat 27 dari segi artinya adalah :

1. "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah."
Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan kepada Nabi Dawud a.s, bahwa sesungguhnya Allah
telah menciptakan seisi bumi dan langit ini dengan penuh limpahan karunia. Tidak seperti apa
yang dikatakan oleh para orang kafir terhadapnya (Dawud a.s).

2. "Yang demikian itu adalah anggapan orang - orang kafir."


Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan bahwa sesungguhnya apa yang dikatakan orang kafir
terhadapnya itu adalah kebohong semata. Dikisahkan bahwa pada waktu itu orang - orang
kafir berkata kepada Nabi Dawud a.s; bahwa Allah tidak pernah memberikan manfaat
(karunia) apa pun kepada mereka (orang kafir) selama mereka hidup.

3. "Maka celakalah orang - orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka."
Pada firman ini Allah memberikan (memperkuat) keyakinan Nabi Dawud a.s tentang
kebohongan para orang - orang kafir tersebut. Dengan memberikan jaminan azab neraka atas
mereka.

Jadi isi dari ayat ini adalah kisah kebohongan para orang kafir terhadap Nabi Dawud a.s.

A. MEMBACA DENGAN BAIK / BENAR AL QUR'AN SURAT AL MUJADILAH AYAT 11 DAN


AL JUMU'AH AYAT 9-10











. :





.







. - :

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Al Jumuah 9 - 10

ETOS KERJA
A. SIKAP KERJA KERAS
Bekerja adalah bagian pokok dari hidup, hidup untuk bekerja dan bekerja
untuk hidup, bekerja secara umum adalah semua aktifitas manusia untuk
memperoleh/mencapai sesuatu. Allah swt. menciptakan alam ini untuk
manusia, dan diantara tugas manusia adalah untuk menjadi khalifah.




: .


Artinya :
Ingatlah tatkala Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. QS. Al Baqarah : 30
Khalifah mengandung arti : pemimpin, mengolah, pemanfaat dan pelestari
alam, fungsi manusia untuk mengolah dan melestarikan alam inilah yang
mengharuskan untuk bekerja keras, sebab sebagian potensi alam baru dapat
dimanfaatkan secara optimal bila telah diolah oleh manusia (dikerjakan).
Firman Allah swt. :

.





:
Artinya :
(Allah berfirman) : Hantamkanlah kakimu ; inilah air yang sejuk untuk
mandi dan minum. QS. Shad : 42
Dalam hadis disebutkan :












Artinya :
Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya
dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok
pagi.QS. HR. Al Baihaqi
Tidak sesuatupun dapat dihasilkan tanpa usaha yang sungguh-sungguh,
semua Nabi adalah pekerja, Nabi Daud AS. adalah pandai besi, Nabi Zakariya
adalah tukang kayu.





Artinya :
Nabi Zakariya adalah tukang kayu. HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah
Nabi Muhammad saw. adalah penggembala dan pedagang yang serius.
Pepatah mengatakan, Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan
berhasil. Dalam belajarpun syarat mutlak untuk berhasil adalah dengan
kesungguhan (berusaha keras lahir bathin).
B. PRODUKTIFITAS KERJA
Tujuan utama dalam bekerja adalah untuk menghasilkan/memperoleh
sesuatu, guna memperoleh hasil yang optimal maka diperlukan beberapa
persyaratan antara lain. :
a. Semangat tinggi dan kerja keras, memiliki semangat yang tinggi untuk
berhasil.
b. Profesional, memiliki pengetahuan dan menguasai bidang kerjanya .
c. Tekun dalam bekerja, tidak mudah putus asa, terus mencoba untuk menuju
sukses.
C. MEMACU PERUBAHAN SOSIAL UNTUK KEMAJUAN
Kesempurnaan Islam sebagai rahmat alam semesta terletak pada keluasaan
dan kesempurnaan ajarannya, agama mengisyaratkan keharusan adanya
perubahan dan kemajuan disegala aspek kehidupan, banyak ayat Al Qur an
yang menggugah agar manusia selalu menggunakan fikirannya.
Adanya prinsip tolong-menolong untuk kebaikan menjadi dasar dari
perubahan sosial masyarakat Islam. Dalam Al Quran disebutkan :




: .
Artinya :
Dan tolong-menolong kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. QS. Al Maidah : 20
Manusia adalah makhluk dinamis yang selalu berkembang, untuk itu Nabi
saw. bersabda :




Artinya : Kamu sekalian lebih mengetahui urusan-urusan duniamu. HR.
Muslim

Al Quran Surat Yunus 101.







Artinya : Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi! Tidaklah
bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang yang tidak beriman. (QS. Yunus : 101)
Kandungan Ayat.
Allah SWT menyuruh kepada manusia untuk memperhatikan fenomena alam yang ada di
langit dan di bumi yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.
1. Fenomena itu tidak hanya dilihat dengan mata kepala akan tetapi dikaji, diteliti, dipelajari
dan dicermati untuk dikembangkan menjadi IPTEK.
2. Umat manusia hendaknya mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah dan
mengambil peringatan (tazkir) yang disampaikan para rasul. Bagi orang yang beriman hal itu
akan menambah cintanya kepada Allah SWT, sebaliknya bagi orang kafir peringatan Rasul
itu tidak ada manfaat baginya. Penjelasan Ayat. Quran surat Yunus adalah surat yang ke 10
terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah terkecuali ayat 40,94,95 yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika berada di Madinah. Surat ini dinamakan
surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus A.S. dan
pengikut-pengikutnya yang teguh imannya. Pada ayat yang ke 101 dalam surat Yunus, Allah
swt memerintahkan kita untuk memperhatikan fenomina alam yang terjadi di langit dan di
bumi. Fenomina alam itu akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah swt. Jika kita
telah memperlakukan hal yang demikian, akan dapat mempertebal keimanan kita kepada
Allah swt. Tapi sebaliknya tanda-tanda kebesaran Allah itu tidak ada manfaatnya bagi orang-
orang yang ingkar atau kafir. Allah menurunkan undang-undangnya berupa wahyu yang
terangkum dalam ayat-ayat Al Quran ( ayat Qouliyah ), namun juga menurunkan undang-
undangnya yang terdapat di alam raya (ayat Kauniyah) Al-Quran bukanlah buku yang berisi
tentang ilmu pengetahuan yang berasal dari hasil penelitian manusia, dan bukan merupakan
kumpulan teori-teori alam dan teknologi, tetapi Al-Quran adalah kumpulan wahyu-wahyu
Allah sebagai pedoman hidup bagi manusia. Al Quran bukan IPTEK akan tetapi segala apa
yang ditulis di dalamnya dapat dikaji kebenarannya setelah manusia membuktikan secara
ilmiah. Seperti ayat Al Quran surat Arrahman : 55 : 33 yang artinya : "Hai golongan jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus ( melintasi ) langit dan bumi lintasilah. Kamu tidak
akan dapat menembusnya melainkan dengan ilmu pengetahuan Pada abad ke 21 ini IPTEK
telah berkembang dengan cepat, manusia dapat melihat kejadian dibelahan bumi dimana saja,
seakan menjadi desa dunia yang tanpa batas dengan kecanggihan alat teknologi informatika.
Begitu pula dalam bidang-bidang lainnya banyak pula yang berkembang dengan cepat,
sebanding dengan kecepatan kemajuan teknologi.

Al Quran Surat Al Baqarah 164.







Artinya : Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang,
kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang
diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah
mati(kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (QS. Al-Baqarah : 164)

Kandungan Ayat
1. Allah SWT menciptakan langit dan bumi untuk keperluan dan kesejahteraan manusia. Oleh
karena itu manusia hendaklah merenungkan rahmat Allah itu dengan mengadakan penelitian
alam agar menemukan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan umat manusia sehingga dapat mempertebal imannya kepada Allah SWT.
2. Allah SWT menciptakan bumi dengan segala isinya yang semuanya berguna dan
bermanfaat bagi manusia, sehingga manusia dapat mengambil kekayaan alam itu tiada habis-
habisnya.
3. Allah SWT telah menciptakan matahari, bulan, bumi, dan bintang serta sistem tata surya
dengan planet dan benda-benda di langit yang beredar dengan teratur dengan daya tarik
menarik yang seimbang. Sehingga di bumi terjadi adanya pergantian siang dan malam dengan
teratur yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
4. Allah SWT telah menciptakan lautan yang luas serta kisaran angin sehingga manusia dapat
memanfaatkan laut itu dengan kapal layar untuk alat transportasi antar pulau, antar benua
sehingga manusia dapat mencari kekayaan alam di tempat lain.
5. Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya dapat dirasakan oleh
makhluk hidup di bumi, seperti tanah yang dahulunya tandus dapat berubah menjadi subur
sehingga tumbuh tanaman-tanaman dapat berbuah yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan umat manusia. Penjelasan Ayat. Quran surat Al Baqarah adalah surat yang ke
2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan
tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada (Haji Nabi
Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah,
merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran, dan di
dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan Al
Baqarah yang berarti sapi betina karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi
betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana
dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya. Allah SWT telah menciptakan
langit dan bumi beserta segala yang ada di dalamnya yang dapat kita saksikan ketinggiannya,
keindahannya, keluasannya, kemanfaatannya. Seperti di langit dengan 100 miliar galaksi,
dimana setiap galaksi terdiri dari 100 miliar bintang. Begitu pula di bumi Allah telah
menciptakan segala benda-benda di dalamnya untuk keperluan manusia seperti gunung-
gunung yang penuh dengan bebatuan, hutan belantara yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan.
Begitu pula di laut yang penuh ikan dan makhluk hidup di dalamnya, air yang begitu luas
dapat dipakai transportasi manusia. Angin dan udara yang senantiasa sangat dibutuhkan oleh
manusia baik untuk kehidupan diri maupun digunakan sebagai energi. Segala yang diciptakan
Allah di alam ini sebagai rahmat dan rahman-Nya, namun kadang-kadang berubah rahmat itu
menjadi bencana agar manusia kembali kepada yang benar dan mensyukurinya.
A. Menguraikan 10 Asmaul Husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafiI, al-basith, al-
hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww).
Setiap nama Allah swt pasti mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan
keluhuran Allah SWT. Melalui wahyu-Nya tentang nama-nama-Nya. Nama-nama
Allah itu disebut dalam Al-Quran dengan al-Asmaal-Husna yang artinya nama-
nama yang baik.
Asmaul Husna adalah nama-nama yang indah. Jumlahnya ada 99 nama. Asma
artinya nama, dan husna artinya lebih baik. Jadi, nama-nama Allah itu adalah
nama yang paling baik dan sempurna, sedikitpun tidak ada kekurangannya.
Lafadz Asmaul Husna dalam Al-Quran terdapat dalam 4 ayat. Sedang nama-
nama Allah itu terdapat pada 3.207 ayat yang meliputi 96 nama, sementara 3
nama lainnya dijelaskan oleh hadits nabi, yakni al-Khafidz (Yang Merendahkan),
al-Mani (Yang Maha Mencegah), as-Shabur (Yang Maha Sabar). Meskipun nama-
nama tersebut bukan termasuk dalam al-Quran, namun tidak bertentangan ayat
Al-Quran.
Allah berfirman:
Artinya : hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al-Araf:
180).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:


Artinya: Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Dia mempunyai Al-asmaul husna(nama-nama yang baik) . (Q.S. Thaha:8)
Asmaul husna Allah yang akan kita pelajari adalah sebagai berikut: Al-
muqsith(yang maha adil), Al-warits (yang maha mewarisi), An-nafi(yang maha
pemberi manfaat), Al-basith (yang maha melapangkan), Al-hafidz (yang maha
penjaga), Al-waliyy(yang maha melindungi), Al-waduud(yang maha mengasihi),
Ar-rafi(yang meninggikan), Al-muiz(yang maha terhormat), Al-afuww(yang maha
pemaaf).

B. Menunujukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah


dalam asmaul husna (al-muqsith, al-waarits, an-nafiI, al-basith, al-hafidz, al-
walii, ar-raffi, al-muiz, dan afuww)
1. Al-Muqsith
Al-Muqsith artinya Allah Maha Adil. Allah memperlakukan manusia dan semua
makhluknya dengan perlakuan yang adil. Keadilan Allah itu dapat di lihat dalam
kehidupan di dunia ini. Bahkan keadilan Allah akan diberikan kepada umat
manusia ketika mereka semua sudah kembali kepada Allah di akhirat nanti.
Allah SWT berfirman:
Artinya: Katakanlah: Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan. Dan
(katakanlah): Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap sembayang dan sembahlah
Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepadanya. Sebagaimana Dia telah
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali akan
kembali kepada-Nya). (Q.S. al-Araf:29).

Karena sifat al-Muqsith ini pula tidak ada manusia yang lebih diperhatikan
dibandingkan dengan manusia yang lain. Di hadapan Allah semua makhluk
termasuk manusia adalah sama, tetapi yang paling mulia di sisi Allah adalah
mereka yang paling bertakwa kepada-Nya.
Sifat Allah Yang Maha Adil ini harus dijadikan dasar bagi manusia untuk bisa
berbuat adil kepada sesamanya. Pemimpin harus adil kepada orang-orang yang
dipimpinnya. Orang Tua harus adil kepada semua anak-anaknya. Allah
memperlakukan hamba-hambanya secara adil. Tak ada satupun perbuatan baik
yang luput dari perhatian. Semuanya mendapat pahala. Kekeliruan, kesalahan
dan kezaliman diperbaiki. Jika manusia saling menzalimi satu sama lain, maka
allah mengambil dari si zalim dan memberikannya kepada yang di zalimi. Hanya
Allah yang dapat melakukan hal ini. Kemudia jika terjadi perselisihan atau
ketidaksamaan pendapat, maka harus diselesaikan dengan baik dan adil.
Sebaliknya, Allah sangat membenci orang-orang yang tidak bisa berbuat adil dan
tidak mau berlaku adil kepada sesamanya. Seperti, pemimpin yang sewenang-
wenang, otoriter dan despotic, orang tua yang tidak adil dan tidak proporsional
terhadap anak-anaknya. Selain itu, jika terjadi perselisihan, tidak diselesaikan
dengan adil bahkan cenderung diadu domba. Sehingga tidak akan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, menjadilah orang yang memiliki rasa keadilan yang sempurna,
yang melihat segala sesuatu dengan adil dan menuntut keadilan. Terutama
menuntut keadilan kepada diri sendiri, bukan menuntut orang lain untuk berbuat
adil kepada diri kita sendiri. Rasulullah saw bersabda:orang yang adil akan
berdiri di atas mimbar cahaya ilahi di dalam surga.
2. Al-Warits
Al-Warits artinya Yang Maha Mewarisi. Sifat Allah menunjukkan ke-Maha Kuasaan
Allah terhadap cciptaanya, yaitu bumi dan alam semesta beserta isinya. Dialah
Tuhan yang kekal dan abadi yang akan mewarisi bumi dan isinya termasuk
orang-orang yang ada di antarannya setelah kehancuran. Allah berfirman:
.Artinya: Sesungguhnya kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang
ada di atasnya, dan Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. (QS.
Maryam:40)
Orang-orang yang lalai tidak mengetahui bahwa apa yang mereka miliki,
termasuk diri mereka sendiri, hanyalah pinjaman bagi mereka. Orang-orang yang
mensyukuri karunia Allah Yang Maha Pemurah, adalah orang-orang yang
sombong, yang mengira bahwa apa yang mereka miliki adalah kepunyaan
mereka.
Selain itu, tidak ada yang bisa menghalangi dan membatasi kekuasaan Allah.
Allah memiliki kewenangan penuh untuk menghidupkan dan mematikan
seseorang.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan
mematikan dan kami (pulalah) yang mewarisi. (QS. Al-Hijr: 23).
Oleh karena itu, manusia perlu menyiapkan bekal yang cukup berupa iman dan
amal saleh selama hidup di dunia. Bekal itu akan sangat berharga ketka manusia
kembalinkepada-Nya. Sebaliknya, manusia tidak boleh menyia-nyiakan
kehidupan di dunia, dengan melalukan hal-hal yang tidak berguna dan jauh dari
nilai-nilai keimanan dan keislaman. Sebab jika dihitung, umur manusia hidup di
dunia tidak terlalu lama, dibandingkan dengan kebaikan yang bisa diperoleh di
akherat.
3. An-Nafi
An-Nafi artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Allah menciptakan langit dan bumi
serta isinya ini mengandung manfaat yang luar biasa besarnya bagi manusia.
Hampir tidak ada sesuatupun di dunia yang tidak memiliki nilai dan manfaat bagi
manusia. Tidak hanya manusia, semua makhluk yang ada di bumi sangat
merasakan manfaat yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.(QS. Al-Baqarah:164).
Oleh karena itu, jika dilihat betapa besarnya karunia dan rahmat Allah yang
dilimpahkan kepada manusia, maka sudah seharusnya manusia mensyukuri
nikmat tersebut, menggunakan nikmat-nikmat itu untuk kebaikan dan
kemanfaatan, dan tidak menyalahgunakan nikmat-nikmat itu untuk perbuatan-
perbuatan yang melanggar aturan hukum dan hukum Allah.
Namun demikian, masih banyak kita melihat manusia yang kurang bersyukur
atas nikmat Allah itu bahkan nikmat dan karunia itu di salahgunakan. Mereka
tidak menggunakan bumi dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya untuk
kebaikan, tetapi sebaliknya merusak bumi dan tumbuh-tumbuhan itu karena
keserakahan dan nafsunya. Mereka tidak menggunakan lautan dan isinya untuk
kepentingan seluruh manusia, tetapi sebaliknya mereka melakukan perusakan
terhadap lautan habitat yang ada di dalamnya. Inilah di antara sifat manusia
yang tidak mau bersyukur.
Allah swt berfirman:
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena
perbuatan tangan manusia, supaya aAllah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).(QS. Ar-Rum:41).
Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan
apakah kita akan tunduk kepada kehendak Allah swt, memerintahkan atas nama-
Nya, menjadi makhluk terbaik dan bermanfaat, memiliki yang terbaik di antara
makhluk, atau kita akan durhaka, menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan
ditolak dari rahmat Allah, seperti halnya iblis. Kemampuan kita untuk memilih
antara kebaikan dan kejahatan bukanlah ujian bagi Allah untuk menyaksikan
bagaimana hamba-nya akan bersikap. Allah telah menciptakan takdir kita
sebelum Dia menciptakan kita. Oleh karena itu, Dia sudah mengetahui apa yang
akan kita kerjakan. Hanya orang yang beriman kepada takdir yang akan
dilindungi dirinya.
4. Al-Basith
Al-Basith artinya Yang Maha Melapangkan. Allah yang maha kaya senantiasa
memberikan rizkinya kepada semua makhluk, termasuk manusia. Bahkan bumi
dan seluruh isinya ini diperuntukkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
manusia. Selain itu, manusia juga dikaruniai akal dan pikiran untuk bisa
mengolah kekayaan alam dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu bemnar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar-
Rum:37).
Berdasarkan firman Allah di atas, maka janganlah kita mudah terlena oleh masa-
masa kesenangan dan kelapangan. Ketika semua itu terjadi, dengan melupakan
Allah di dalam kesenangan dan kebahagiaan kita, dengan menjadi sombong
karena mengira bahwa karena kitalah keberhasilan itu bisa tercapai. Pada saat
itu, kita harus bersyukur kepada Allah.
Oleh karena itu, sifat Al-Basith Allah harus di yakini sebagai sesuatu yang benar.
Tidak boleh ragu sedikitpun. Tetapi yang harus di ingat adalah ketika kita diberi
karunia rizki yang banyak maka kita harus pandai dan rajin bersyukur kepada
Allah, namun sebaliknya jika kebetulan rizki tidak sebanyak yang diharapkan
maka kita harus bersabar. Dengan bersabar pasti ada hikmah yang diperoleh
manusia.
Allah berfirman dalam surat As-Syuura:27 :
Artinya: Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya tentulah
mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui
(keadaan) hamba-hambanya lagi Maha melihat. (QS. As-Syuura:27).
5. Al-Hafidz
Al-Hafidz artinya Yang Maha Penjaga atau Pemelihara. Dialah tuhan yang
memelihara segala sesuatu. Dia yang menginginkan semua yang telah dan
sedang berlangsung dan menjaga semua yang akan terjadi. Allah mengetahui
dan mengingat semua yang dikerjakan oleh makhluknya. Allah juga memelihara
semuanya, tidak ada yang luput dalam pemeliharaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku telah telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk
menyampaikan)nya kepadamu. Dan tuhanku akan mengganti (kamu) dengan
kaum yang lain (dari) kamu, dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-
Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.
(QS.Hud:57).
Allah SWt melindungi ciptaan-Nya dari semua kerusakan dan kekacauan. Itulah
mengapa semua benda langit yang berputar dan beredar dengan cepat pada
garis orbitnya tidak saling berbenturan satu sama lain. Sebagai manifestasi dari
nama-Nya Al-Hafidz, maka di dalam setiap ciptaan-Nya di tempatkan-Nya naluri
untuk mempertahankan hidup. Allah melindungi kita dengan mengajarkan
bahwa apa yang buruk bagi kita adalah haram.
Sebagai contohnya, makanan halal tetapi sudah kadaluarsa dan buruk maka
menjadi haram, racun, alkhohol, perzinaan, perjudian, dan kebodohan adalah
kesombongan, kemunafikan, kedengkiaan dan kebodohan adalah racun bagi jiwa
seseorang. Karena yang mempunyai sifat Al-Hafidz telah mengutus nabi-nabi-
Nya untuk mengajarkan kepada umatnya untuk memelihara dirinya dari
kerusakan moral, material dan spiritual.
Oleh karena itu, kita harus mampu memanfaatkan penjagaan Allah atas semua
yang ada ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara, antara lain: a)
melakukan pemeliharaan atas alam dengan baik dan tidak melakukan kerusakan
di muka bumi, b) memanfaatkan segala yang ada di alam untuk beribadah
kepada Allah dan menebarkan kebaikan kepada sesama

6. Al-Waliy
Al-Waliy artinya Yang Maha Melindungi. Allah adalah Dzat yang maha melindungi
serta memberikan perlindungan bagi semua makhluk ciptaannya. Tidak ada
kekuatan manapun yang dapat mengalahkannya. Allah swt berfirman:
Artinya: Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah?
Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-
orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. As-
Syuura: 9).
Dalam kehidupan manusia tidak ada pelindung yang sejati, kecuali perlindungan
Allah swt. Manusia yang hidup dalam keadaan serba berkecukupan pun, tidak
bisa menjadikan hartanya untuk melindungi dirinya dari tidak beriman kepada
Allah. Sebaliknya, orang yang tidak punya harta dihantui kekhawatiran tidak bisa
makan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Orang yang
tidak punya, ada kecenderungan untuk mudah dipengaruhi agar jauh dari Allah
swt. Oleh karena itu, sangat tepat kiranya jika manusia, dalam kondisi apapun
senantiasa memohon perlindungan Allah agar keimanannya tetap terjaga,sebab
hanya Allah yang dapat memberikan perlindungan yang baik.
Allah berfirman dalam surat yusuf ayat 64:
Artinya: Berkata yaqub: Bagaimana aku akan mempercayakannya (bunyamin)
kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (yusuf) kepada
kamu dahulu?. Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha
Penyayang diantara Para Penyayang. (QS. Yusuf:4).
Ayat di atas memberikan gambaran tentang kepasrahan Nabi Yakub, ketika
menghadapi anak-anaknya dan perlakuan yang sudah diberikan kepada Nabi
Yusuf dan tidak ingin kejadian itu terulang kembali kepada anaknya yang lain
adalah saudara Nabi Yusuf (Bunyamin). Karena itu Nabi Yakub berkata: Aku
hanya bertawakal kepada Allah dengan menjaga Bunyamin, tidak kepada kalian.
Aku berharap, semoga Allah menyayangiku dengan menjaga Bunyamin, tidak
memberikan cobaan kepadaku dengan menghilangkan saudaranya Yusuf.
Sesungguhnya rahmat-Nya amat luas dan karunia-Nya amat besar.
Dari ilustrasi kisah Nabi Yusuf di atas dapat memberikan inspirasi kepada kita
bahwa Allah adalah Maha Melindungi dan Maha Penjaga. Bukti dari itu semua,
sebagaimana dikisahkan dalam Al-quan, Nabi Yusuf akhirnya benar-benar di jaga
oleh Allah swt. Penjagaan Allah atas Nabi Yusuf itu dilakukan sejak di buang oleh
saudara-saudaranya ke dalam sumur, sampai dengan akhirnya Nabi Yusuf
menjadi Penguasa Mesir. Artinya manusia harus berusaha dengan keras terhadap
usaha untuk mencapai kebaikan dalam hidup, tetapi seterusnya semua hasilnya
sangat tergantung kepada Allah swt.
Kita juga tidak perlu cemas dan khawatir dalam situasi apapun, baik sedih,susah,
serba kesulitan dan sebagainya, selama kita masih memiliki keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt, pasti Allah akam memberikan perlindungan kepada
kita.
7. Al-Waduud
Al-Waduud artinya Yang Maha Mengasihi. Tanpa kasih sayang Allah maka
manusia tidak bisa hidup dengan nyaman dan tenang. Karena kasih sayang Allah
itulah, maka sudah kewajiban bagi manusia untuk senantiasa taat kepada-Nya.
Jika manusia melakukan kesalahan baik di sengaja maupun tidak di sengaja,
maka harus segera bertobat dan memohon ampunan-Nya.

Allah SWT berfirman:


Artinya: Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-
Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (QS. Hud:90).
Dalam kehidupan manusia di dunia tidak bisa dihindari berinteraksi dengan
manusia lain, baik di pasar, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya. Dalam
proses interaksi itu pasti pernah terjadi seseorang berbuat salah kepada yang
lain. Sebagai hamba yang mestinya beribadah kepada-Nya, kadang manusia
diliputi kesalahan atau kekhilafan. Oleh karena itu, agar kita mnta ampunan
kepada Allah. Kemudian, kita harus kembali untuk taat kepada Allah dan
melakukan perintah serta menjauhi larangan-Nya.
Ayat tersebut merupakan bimbingan bahwa semisal perbuatan yang merusak
dan zalim dihapus dengan cara bertobat dan meminta ampun kepada Allah swt
adalah termasuk sebab-sebab diperolehnya kebaikan di dunia maupun kebaikan
di akhirat.
Allah berfirman dalam surat Al-Bururj:
Artinya: Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, (QS.al-Bururj:14).
Allah sangat mencintai hamba-Nya, maka manusia harus cinta kepada Allah.
Karena cinta kepada Allah adalah ruh ibadah. Semua penghambaan yang dzahir
dan batin berawal dari kecintaan kepada Allah. Kecintaan hamba kepada
Tuhannya adalah karunia dan ihsan dari Allah. Dia yang memberikan kecintaan
kepada hamba-Nya dan menjadikan kecintaan tertanam dalam hatinya. Kemudia
tatkala hamba mencintai-Nya dengan taufik-Nya. Allah membalasnya dengan
cinta yang lain.
Al-Waduud di kalangan manusia adalah orang yang mencintai orang lain seperti
cintanya kepada dirinya sendiri. Dia lebih mendahulukan kepentingan orang lain
daripadanya kepentingan dirinya sendiri. Sahabat Ali r.a. berkata: jika engkau
ingin di cintai Tuhanmu, dekatilah orang-orang yang memusuhimu. Maafkanlah
orang-orang yang menyakitimu.
8. Ar-Rafi
Ar-Rafi artinya Yang Maha Meninggikan. Allah meninggikan siapa saja yang
dikehendaki. Tentu saja orang yang di tinggikan oleh Allah adalah orang-orang
yang beriman dan senantiasa taat kepada-Nya.
Firman Allah swt:
Artinya: Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari)mereka atas sebagian yang
lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan
sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada
Isa putera Maryam: beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul
Qudus. (QS. Al-Baqarah: 253).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa sebagian mereka ada yang di utamakan
Allah di atas rasul-rasulnya, dengan anugerah derajat yang lebih sempurna dan
utama disbanding rasul lainnya. Maksud dari ayat ini adalah Nabi Muhammad
saw, sebagaimana dikuatkan dengan riwayat Ibnu Jarir dan Mujahid, di samping
diperkuat oleh hubungan ayat yang menunjukkan pengertian seperti itu.
Ayat ini memberi pelajaran tentang hal ihwal orang-orang terdahulu yang
mengikuti para rasul dengan konsisten, agar dijadikan sebagai teladan. Ayat
ini(sekaligus) mengecam secara keras atas kejadian yang menimpa umat para
rasul yang saling bertengkar dan membunuh, menyusul wafatnya rasul. Padahal
pada dasarnya agama mereka itu hanya satu. Dan yang samapai sekarang
masih ada, adalah pengikut agama Yahudi, Nasrani, dan Islam.
Ayat ini memberi gambaran tentang keistemewahan para rasul. Di antara
keistimewahan itu adalah penonjolan di bidang akhlak, seperti yang di syariatkan
oleh firman Allah:
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung .(QS.
Al-Qalam:4)
Keistimewahan lain seperti yang ada pada umat seorang rasul, yang berpegang
teguh pada agama yang dibawanya, meski rasul itu telah wafat. Hal ini seperti
dijelaskan dalam firman Allah sebagai berikut:
Artinya:Kamu adalah umay yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman
kepada Allah. (QS. Ali Imron:110).

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Rasulluallah SAW besabda:








.
Artinya: Tiada seorang Nabi pun melainkan telah diberi anugrah ayat-ayat
(mukjizat) yang pada masa itu orang-orang mau percaya dengan hal seperti itu,
apa yang sudah dikaruniakan kepadaku, adalah wahyu yang disampaikan Allah
lkepadaku. Karenanya aku berharap agar aku adalah yang (mempunyai) pengikut
paling banyak di antara mereka (para rasul) esok di hari kiamat.
9. Al-Muiz
Al-Muiz artinya Yang Maha Memuliakan. Allah adalah Dzat yang memuliakan
siapa saja yang bertakwa kepada-Nya. Ukuran kemuliaan di sisi Allah sama sekali
tidak di lihat dari dari keunggulan yang bersifat kemegahan duniawi. Boleh saja
seseorang memilimi kekayaan yang berlimpah tetapi tidak bertakwa kepada-
Nya, tetap saja dia tidak mulia di sisi Allah. Sebaliknya, orang miskin,orang
awam, orang yang tidak pandai tetapi bertakwa kepada Allah, maka mereka
adalah orang-orang yang mulia di sisi Allah. Namun demikian, profil ideal yang
diharapkannya adalah seseorang yang kaya, berpangkat dan pandai, sekaligus
memiliki ketakwaan yang luar biasa kepada Allah SWT.
Allah berfirman:
Artinya: Kataknlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari
orang yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan orang yang Engkau
kehendaki.di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali-Imron: 26).
Dalam meninggikan dan merendahkan tersirat kemuliaan dan kehinaan. Orang
yang di muliakan berarti mendapatkan kebanggan dan kemulian (izza). Akan
tetapi, kebanggan dan kemuliaan yang diperoleh dari Allah Yang Maha
Memuliakan itu berbeda dengan kebanggaan yang dibayangkan manusia
sebagai hal yang sepantasnya mereka dapatkan. Kebanggaan dan kemuliaan
orang yang dimuliakan Allah bukanlah kebanggaan demi kebanggaan semata,
tetapi penghargaan kepada kemuliaan yang diberikan kepada mereka dan
kepada Dzat yang memberikan kemuliaan tersebut.
10. Al-Afwuw
Al-Afwuw artinya Yang Maha Pemaaf. Allah adalah Dzat yang Maha Pemaaf
kepada yang memohon maaf dan memohon ampunan-Nya.
Kata al-Afwuw, terambil dari kata afiya ( ) yang kemudian diindonesiakan
dengan memaafkan. Kata afiya dari segi bahasa berarti menghapus. Allah
menghapus segala kesalahan-kesalahan hamba-Nya sehingga dengan terhapus
kesalahan tersebut menjadi hilang. Dia juga menutupi kesalahan, dalam arti
kesalahan tetap ada (tidak terhapus), namun Allah, tidak menuntut pertanggung
jawaban manusia yang melakukannya.
Ayat al-Quran di bawah ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi
seluruh makhluknya untuk mengharapkan ampunan Tuhan. Ampunan-Nya dapat
diberikan kepada siapa saja selama mereka tidak mempersekutukan-Nya. Allah
berfirman:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekututakan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa:48).
Allah Maha Pengampun kepada hamba yang dikehendakinya, Hamba pada
hakekatnya banyak lupa dan salah, baik yang disadari maupun yang tidak
disadari, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Dosa kesalahan
seseorang itu akan dihisab dan ditunjukkan walaupun dosa itu sedikit.
Sebaliknya kebaikan yang sedikit juga akan dihisab dan ditunjukkan oleh Allah.
Ampunan Allah itu merupakan rahmat dan dengan rahmat Allah itulah manusia
akan dapat masuk surge. Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa
memohon ampunan kepada Allah, karena Dialah Yang Maha Pengampun.

Allah berfirman:
Artinya: mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya, dan adalah Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa:99).

C. Perilaku Orang yang Mengamalkan 10 Asmaul Husna (al-Aziz, al-ghafuur, al-


Baasith, an-Naafi, ar-Rauf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-Adl, al-Qayyuum)
dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun iman itu meliputi tiga insur yaitu,ucapan, ketetapan dalam hati dan
berbuat dengan anggota badan (berbuat), orang yang beriman kepada Allah
harus dapat membuktikan keimanan tersebut dalam perilaku hidup sebagai
pengamalan 10 Asmaul Husna di atas adalah sebagai berikut:
1. Al-Aziz yang berarti Maha Perkasa, Allah maha perkasa dalam segala hal,
keperkasaan-Nya tidak terbatas, Allah perkasa dalam menciptakan menciptakan
sesuatu menurut kahaendak-Nya, memelihara atau menghacurkan sesuatu
menurut kehendak-Nya pula. Adapun orang yang mengamalkan sifat Al-Aziz
maka ia akan tegar, tidak lemah, tegas dan kokoh dalam mengerjakan kewajiban
sebagai hamba Allah, karena godaan selalu ada. Adapun Dalil naqli al-Aziz. Qs.
Al-Ankabut/29: 42

Artinya; Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain
Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat
tersebut senantiasa murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah
membuat kesalahan pada dirinya.
3. An-Nafii yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat
tersebut maka ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang
diterima dengan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai dengan peunjuk islam.
4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan
sifat ini pasti bersifat qanaah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap
semua anugrah yang di berikan kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa
Allah lah yang mengatur rezeki manusia.
5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan
sifattersebut dalam kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan
karena sadar bahwa sesuatu yang baik belum tentu membawa berkah dan
manfaat bagi dirinya. Kemanfaatan dan keberkahan sesuatu hanya ada pada
Allah SWT.
6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia
Gemar mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin
maupun anak yatim, sebagaimana Allah berderma kepada semua Mahluk-Nya.
7. Al-Adl yang artinya Maha Adil, maka orang yang mengamalkan sifattersebut,
ia pasti Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak
memihak kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan
yang benar dan menyalahkan yang salah. Adapun Dalil naqli alAdl, dalam surat
(Fushshilat/41:46)

Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk
dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.

8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat
ini maka ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak
tersebut tidak meminta maaf, apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar,
(Qs. Thaha/20: 82)

Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
9. Al-fattah yang artinya Sang Pembuka/Maha Memberi keputusan, Allah yang
memutuskan mahluknya akan masuk syurga atau neraka, dan Allah yang Maha
Memberi Rahmat umat-Nya. Maka masuknya seseorang yang mengamalkan sifat
ini maka ia akan Tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Sesua dalam Dalil naqli,
(Qs. Saba/34: 26)

Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia
memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi
keputusan lagi Maha Mengetahui"

10. Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang
mengamalkan sifat ini maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan
kehidupan ini. Kita memang makhluk sosial yang saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya, akan tetapi hubungan sosial tersebut tidak menjadi
alasan untuk tergantung kepada orang lain. Hubungan sosial mesti dijalin
dengan baik, tetapi sikap mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan sehingga
hidup kita tidak menjadi beban orang lain. Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-
Qayyum, (Qs. Al-Baqarah/2: 255):

Artinya; Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus ; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-
Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

D. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 Asmaul Husna (al-


muqsith, al-waarits, an-nafiI, al-basith, al-hafidz, al-walii, ar-raffi, al-muiz, dan
afuww) dalam kehidupan sehari-hari.
A) Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).
meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara
mendekatkan diri dan taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah
maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs Ar-Rad 13.28). selain itu kita juga
harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita cintai, dengan cara
membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan
bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan
membuatnya menjadi senang. Al ankabut 29.62.
B) Al Waarist (yang maha mewarisi)
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar
menyumbangkan warisanya kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini
tidak dapat dilakukanya, maka janganlah warisan menjadikan keluarga
berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan haknya. Ini
merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah
itu dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika
menjelaskan siapa dari makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs.
Al-Mu'minun:1-11)
C) Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan
kemulyaan, maka untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya,
niscaya allah akan menganugrahkan kemulyaan kepada kita. Selain itu kita juga
harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah orang yg paling berjasa
dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua, tidak
sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan janganlah engkau terlena
oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan
melupakan Allah didalam kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi
sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab keberhasilan dan
keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang
lain, yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang
bersyukur.
D) AL-Hafizh ( yang maha memelihara)
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah
memberikan beribu-ribu kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia
menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita, untuk itu kita harus
memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan
Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan
baik.

E) Al-Walii (yang maha melindungi)


Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan
membela orang-orang yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan
setan, berani mengatakan tidak untuk mengatakan hal-hal yang tidak baik
meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.
F) An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif,
dan tidak menyia-nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin maka hidup kita akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang
disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di pandang sebagai
orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi
yang lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan
selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
G) Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita
yang miskin dan yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati
dan menghargai mereka karna kita sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak
mungkin bisa hidup sendiri tanpa seseorang yang lain.
H) Al Waduud (Yang Maha Mengasihi).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh
kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim
dan menyantuni fakir miskin. Sebagai wujud rasa bersyukur kita kepada Allah
yang telah memberikan rizqi yang cukup, sehingga kita dapat berbagi dengan
yang lain.
I) Ar Raafi` (Yang Maha Meninggikan makhluknya).
Meneladani sifat Ar-Raafi juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu
memecahkan suatu permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan
kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan sedikit meringankan bebannya, seperti
yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa manusia tak bisa hidup
seniri tanpa orang tang lainnya.
J) Al Afuww (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).
Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan
kecil maupun kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita,
meskipun kadang enggan untuk memaafkannya karena kesalahan yang ia
perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika kita belajar sedikit
demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang
positif, maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah
memaafkan.

Iman kpd malaikat

Iman kepada malaikat ialah percaya dan yakin akan adanya makhluk Allah Swt
yang tercipta dari cahaya (nur),dan makhluk itu mempunyai sifat-sifat yang tak pernah
berbuat maksiat kepada Allah Swt, namun mereka selalu bertasbih, bertahmid, dan
bersujud.
Dalam sejarah, diperoleh gambaran bahwa sejak zaman purbakala sudah ada
kepercayaan manusia yang gaib. Misalnya bangsa Greek (Yunani) mempercayai dewa
Ares sebagai dewa peperangan, suku Kan'an dengan dewa Ba'ai, penduduk Meksiko
dengan Dewa Matahari, bahkan ada yang mempercayai bahwa malaikat itu adalah anak
perempuan Tuhan.
Untuk meluruskan kepercayaan yang salah tersebut, Allah menurunkan Islam
dengan ajaran Tauhidnya. Melalui paham ini jelaslah bahwa pengabdian hanya semata-
mata kepada Allah, Zat Yang Maha Esa, bukan kepada benda tertentu sebagaimana
kepercayaan yang dianut orang-orang terdahulu.

B. Asal Kejadian
Manusia diciptakan oleh Allah dari tanah (QS. Al Hijr: 28, Shaad: 71). Jin
diciptakan dari "Nar" (api) yang panas (QS. Hijr: 27, Ar Rahman: 15). Malaikat
diciptakan dari "Nur" (cahaya) berdasarkan hadits Rasulullah Swt, yang berasal dari
Aisyah:
"Malaikat itu diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, sedang
Adam dari apa pang telah diterangkan kepada kamu sekalian. " (HR. Muslim)
Al Qur'an dan hadits telah memberikan gambaran bahwa malaikat-malaikat Allah
jumlahnya sangat banyak, tak ada yang dapat menghitungnya, kecuali Allah (QS. Al
Mudatstsir: 31). Dalam Hadits Bukhari - Muslim diriwayatkan dari Anas r.a. tentang
kisah Isra' Mi'raj bahwa Allah memperlihatkan "Al Baitul Ma'mur" di langit kepada
Nabi Muhammad Saw, di dalamnya terdapat 70.000 malaikat yang tiap hari melakukan
shalat. Siapapun yang keluar dari tempat itu tidak kembali lagi.
Adapun tugas-tugas malaikat yang dijelaskah di dalam Al Qur'an dan Hadits antara lain:
1. Menyampaikan wahyu adalah tugas malaikat Jibril (QS. An Najm: 6-10, banyak nama atau
gelar yang dimilikinya).
2. Mendoakan kebaikan dan menjadi kawan atau penjaga orang-orang beriman (QS. Al
Mukmin: 7, Fushilat: 31).
3. Melaksanakan hukuman Allah kepada manusia dan menyiksa orang-orang kafir (QS. A1
Anfal: 50, Muhammad: 27, Az Zukhruf: 47).
4. Memohon ampun bagi manusia (QS. Asy Syura: 5, Al Mukmin: 7-9).
5. Mencatat amal perbuatan manusia (QS. Al Infithaar: 10 - 12, Qaaf: 17-18, Ar Ra'du: 10 -11).
6. Mengatur dan menjaga perjalanan alam semesta, sehingga segala sesuatunya berjalan dengan
baik (QS. As Sajadah: 11).
7. Mencabut nyawa manusia dan makhluk lainnya bila telah datang waktunya (QS. Az Zumar:
11).
8. Meniup sangkakala (terompet) saat hari kiamat dan hari "Ba'ats" (QS. Yaasiin: 51, Al Kahfi:
99).
9. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada manusia di alam kubur (QS. Yaasiin: 51) di antara
pertanyaan yang diajukan ialah siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, ke mana arah kiblatmu, dan
apa yang engkau jadikan pedoman hidup. Terjawabnya pertanyaan yang diajukan sangat
dipengaruhi oleh jalan yang ditempuh di dunia. Bagi muslim yang taat merasa mudah
menjawabnya, sebagaimana hadits Nabi:
"Seorang muslim bila ditanya di alam kubur (dengan mudah memberi) kesaksian bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Itulah maksud firman
Allah : "Allah menegakkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh di
kehidupan dunia dan akhirat (QS. Ibrahim: 27). " (HR. Bukhari Muslim).
10. Memberi kedamaian dan kenikmatan sebagai balasan bagi manusia yang menempuh jalan
kebaikan tatkala hidup di dunia (QS. Az Zumar: 73).

C. Sifat dan Ciri Malaikat

Sebagai makhluk ghaib (immateri), malaikat dikenal dengan ciri, di antaranya:


1. Makhluk yang selalu patuh karena suci dari keinginan dan nafsu (QS. An Nahl: 50, Al
Anbiya: 27, At Tahrim:6)
2. Bisa bercakap-cakap dan menjelma menjadi manusia (QS. Maryam: 17-21).
3. Makhluk yang mulia dan mempunyai kedudukan tertentu (QS. Al Anbiya: 26-28, Ash Shaffat:
164-166).
4. Makhluk yang tidak pernah melakukan dosa dan maksiat (QS. At Tahrim: 6).
5. Makhluk yang tidak sombong dan selalu bertasbih kepada Allah `(QS. Al A'raf: 206).
D. Fungsi Iman kepada Malaikat dalam Kehidupan Sehari-hari

Tidak akan berfungsi pengakuan iman tanpa dibuktikan dengan amAllah sehari-
hari. Artinya keberadaan iman mengantar manusia mengendalikan perilakunya dari jalan
yang tidak semestinya dilakukan. Demikian pula iman kepada malaikat harus berfungsi
dalam kehidupan manusia. Adapun fungsi iman kepada malaikat adalah:
1. Meningkatkan martabat manusia. Dengan beriman kepada yang ghaib termasuk
malaikat, pengetahuannya bisa meningkat.
2. Terhindar dari penyakit tahayyul dan khurafat dan bersamaan dengan itu untuk
memperkukuh jiwa tauhid.
3. Hidup ini dijalani dengan penuh harapan dan optimisme, meskipun berbagai cobaan siap
menghadang (QS. Ar Ra'du: 11, Fushshilat: 30, Al Infithar: 10-14 ).

E. Kedudukan Manusia dan Malaikat

1. Bila ditempuh jalan ketakwaan, kedudukan manusia menempati posisi paling mulia di
sisi Allah dibanding dengan malaikat. Itulah salah satu sebab manusia diberi peran
khalifah di muka bumi (QS. A1 Baqarah: 31-34). Sebaliknya, posisi manusia jatuh
tersungkur di bawah, derajat binatang, bila daya tarik nafsu mengalahkan daya tarik
Ilahi (At Tiin: 5-6)
2. Dalam rangka memerankan fungsi khalifah manusia diawasi malaikat-malaikat Allah.
Dengan demikian, di satu sisi malaikat berperan sebagai pengawas pengemban
khalifahdan sisi lain menjalankan aturan yang telah digariskan Allah agar perjalanan
alam semesta berjalan dengan baikdan teratur.

F. Tanda-tanda Penghayatan terhadap Fungsi Iman kepada Malaikat dalam


Perilaku Sehari-hari

1. Dapat mengetahui keagungan Allah swt, kekuatan-Nya dan kekuasaan-Nya Kebesaran


makhluk pada hakikatnya adalah keagungan Sang Pencipta.
2. Selalu bersyukur kepada Allah Swt atas perhatian-Nya terhadap manusia, sehingga menugasi
malaikat memelihara, mencatat amal-amal dan kemashlahatanya yang lain.
3. Selalu cinta kepada malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada Allah Swt, dan
menjadikannya sebagai ibrah dalam kehidupan kita.

G. Perilaku yang Mencerminkan Beriman kepada Malaikat

1. Berperilaku baik dan jujur, karena merasa selalu diawasi malaikat.


2. Ta'at melaksanakan perintah Allah, sebagaimana dicontohkan malaikat dalam pengabdian-nya
kepada Allah.
3. Penuh optimis dalam menghadapi bentuk kehidupan irti, karena yakin ada pelindungdan
penolong.

A. PENGERTIAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Kitabullah adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para rasul
yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Ajaran-ajaran dalam kitabullah tersebut sesuai
dengan zamannya. Oleh karena isi katab-kitab tersebut hanya sesuai untuk zamannya masing-
masing, maka isi kitabullah yang satu berbeda dengan yang lain.

Iman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah swt telah menurunkan kitab-kitab--Nya kepada para rasul utusan-Nya yang
berisi petunjuk kepada jalan kebenaran agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.

Orang beriman wajib percaya bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada para rasul, seperti
kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s, kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s, kitab Injil kepada
Nabi Isa a.s, dan kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu pada dasarnya
kitab-kitab Allah tersebut satu sama lain ada kaitannya. Contoh hubungan Al Quran dengan
kitab Allah SWT lainnya ialah :

a. Menjadi saksi tentang kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT sebelumnya (Q.S. Al
Maidah (5) : 48)

b. Menjawab dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat para penganut agama


sebelumnya (Q.S. An Nahl (16) : 64)

c. Mengoreksi kitab Allah SWT sebelumnya yang sudah dirubah oleh manusia yang ingkar.
Contoh :

1) Tentang ajaran Trinitas (Q.S. Al Maidah (5) : 73)


2) Tentang Nabi Isa a.s. (Q.S. Ali Imraan (3) : 49 -59)

3) Tentang penyaliban Nabi Isa a.s. (Q.S. An Nisa (4) : 157-158)

4) Tentang Nabi Luth a.s. (Q.S. Al Ankabut (29) : 28-30, Q.S. Al Araaf (7): 80-84)

5) Tentang Nabi Sulaiman a.s. (Q.S. Al Baqarah(2) : 102, Q.S. An Naml (27) :14 44)

6) Dan sebagainya

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa kedudukan kitab-kitab Allah itu adalah sebagai
petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah
pada Surah Al-Baqarah sebagai berikut:

( : )

Artinya: Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah (2): 2)

Sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dalam kitab tersebut dijelaskan tentang tata cara
hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.

Kewajiban orang mukmin adalah beiman kepada seluruh kitab-kitab Allah swt, sebagaimana
yang tercantum dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 285. Oleh karena antara kitab satu
dengan kitab yang lainnya saling terkait.

Disamping Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, Allah juga menurunkan suhuf-suhuf kepada


para rasul-Nya. Misalnya kepada Nabi Idris, Ibrahim, Musa, dan lainnya. Suhuf adalah
wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang
terpisah. Persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf yaitu :

Persamaan :

Kitab dan suhuf sama-sama berasal dari wahyu Allah SWT

Perbedaan :

1) Isi kitab lebih lengkap dari pada suhuf

2) Kitab dibukukan, sedangkan suhuf tidak dibukukan

Menurut pendapat yang masyhur, jumlah kitab Allah sebanyak 104 kitab. Ada juga yang
berpendapat kitan Allah SWT berjumlah 114. Menurut Syeikh Suhaimi, banyaknya kitab itu
tidak dapat dihitung sehingga kita hanya diwajibkan beriman kepada 4 kitab, Taurat, Zabur,
Injil, dan Al Quran.

B. DASAR BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.


Sebagai rukun iman yang ketiga, iman kepada Kitab-kitab Allah SWT ini memiliki landasan
(dalil) dalam pengambilan hukumnya. Sehingga bagi setiap orang muslim wajib ain
hukumnya beriman kepada kitab-kitab Allah itu. Di antara dalil yang menunjukkan adanya
kewajiban iman kepada kitab-kitab Allah SWT antara lain :

a. Q.S Al-Baqarah (2) ayat 285:

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya
Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

b. Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 136

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa
yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak,
Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

c. Q.S. An-Nisa (4) ayat 136

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.

d. Hadits

Artinya : Dari Humaid bin Abdurrahman Al Humairi berkata, telah bersabda Rasulullah
SAW : Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk. (H.R.
Muslim).
C. ISI POKOK YANG TERKANDUNG DALAM KITAB-KITAB ALLAH SWT

Adapun secara umum tentang isi pokok yang terkandung dalam kitab-kitab Allah SWT,
keterangannya sebagai berikut :

1. Taurat

Taurat dalam bahasa Ibrani, Thora, yaitu kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Musa a.s. untuk membimbing kaumnya Bani Israel. Firman Allah SWT Q.S. Al Israan : 2 ;

Artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain
Aku.

Taurat merupakan salah satu dari 3 komponen, yaitu thora, nabiin, dan khetubiin. Tiga
komponen ini terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (Al Kitab).
Orang-orang Kristen menyebutnya Old Testament (Perjanjian Lama). Kitab-kitab dalam
perjanjian lama yang termasuk Taurat adalah kitab Kejadian (Genesis), kitab Keluaran
(Exodus), kitab Imamat (Leviticus), kitab Bilangan (Numbers), dan kitab Ulangan
(Deuteronomy). Kitab Taurat ketika diturunkannya menggunakan bahasa Suryani. Di antara
ajaran pokok dalam Taurat berisi tentang Sepuluh Perintah Tuhan (The Ten Commandement),
yang isinya ialah :

a. Hormati dan cintai satu Allah

b. Sebutlah nama Allah dengan hormat

c. Kuduskanlah hari Tuhan (hari Sabat).

d. Hormatilah ibu dan bapakmu

e. Jangan membunuh

f. Jangan bercabul / berzina

g. Jangan mencuri

h. Jangan berdusta

i. Janmgan ingin berbuat cabul

j. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal

2. Zabur
Zabur adalah nama kitab yang diberikan kepada Nabi Daud a.s., Zabur berasal dari zabara-
yazburu-zabur yang berarti menulis. Zabur dalam bahasa Arab disebut mazmur / mazamir.

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dalam bahasa Qibti. Zabur berisi 150
nyanyian yang disenandungkan Nabi Daud a.s. dengan menggunakan semua pengalaman
yang dialami pada masa hidupnya, seperti : dosa, pengampunan dosa, suka cita dan
kemenangannya atas musuh Allah SWT, dan kemuliaan Allah SWT.

Kitab Zabur merupakan ajaran yang berisi lima jenis nyanyian, yaitu :

a. Nyanyian kebaktian untuk memuji Tuhan

b. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan

c. Ratapan-ratapan jamaah

d. Ratapan dan doa individu

e. Nyanyian untuk raja

Nabi Daud a.s. menyatakan intisari kitab Taurat yang berupa sepuluh perintah tetap menjadi
pedoman hidupnya meskipun Allah SWT menurunkan kitab Zabur kepadanya.

3. Injil

Kitab Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. dalam bahasa Ibrani. Kitab ini
isi kandungannya memuat beberapa ajaran pokok, antara lain :

a. Perintah agar kembali kepada Tauhid yang murni (mengesakan Allah).

b. Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat (tidak menghapuskan hukum yang terkandung
dalam kitab Taurat).

c. Ajaran agar hidup sederhana (zuhud) dan menjauhi sifat tamak (rakus).

d. Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.

e. Menyampaikan akan kedatangan rasul setelahnya.

Kitab Injil yang sekarang berbeda dengan kitab Injil yang diterima Nabi Isa a.s., karena
bentuknya yang sekarang ada sejumlah pengikut Nabi Isa a.s. yang memasukkan
karangannya ke dalam kitab Injil. Mereka itu adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yahya
(Yohanes). Oleh karena itu Injil tersebut dinamakan sesuai dengan pengarangnya yaitu : Injil
Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yahya/Yohanes.

Pada mulanya terdapat kurang lebih 70 buah kitab Injil. Injil sebanyak itu pada umumnya
membawakan isi yang simpang siur satu sama lain. Ketika diadakan Synodes (muktamar
gereja-gereja) di Nicea pada tahun 325 M, diputuskan hanya empat Injil di atas yang diakui
gereja. Injil yang tidak diakui gereja disebut Apocrypha, yaitu injil-injil yang tertolak.
Adapun injil-injil yang dinyatakan tertolak, antara lain adalah :

1) Injil Petrus

2) Injil Ibrani

3) Injil Thomas

4) Injil Yakobus

5) Injil Barnabas

6) Injil Dua Belas

7) Injil Yudas Iskariot

8) Injil Andreas

9) Injil Bartholomeus

10) Injil Nikodemus

11) Injil Marthias

12) Injil Ebionea

13) Injil Philip

14) Injil Maria

15) Injil Apeles

16) Injil Marcion

17) Injil Yakobus Kecil

18) Injil Orang-0rang Mesir

Di antara kitab Injil yang disebutkan di atas, yang isinya mirip dengan keterangan dalam
ayat suci Al Quran adalah Injil Barnabas. Adapun ajaran Injil Barnabas adalah sebagai
berikut :

a) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya ialah Yudas Iskariot yang diserupakan oleh
Tuhan (baik rupa dan suaranya). Yesus sendiri naik ke langit bersama malaikat.

b) Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rasul Allah.

c) Messias (ratu adil atau juru selamat) atau Al Masih yang dinanti-nantikan, bukanlah Yesus,
tetapi Nabi Muhammad s.a.w. nabi dan rasul Allah yang terakhir.
d) Putera Ibrahim yang akan disembelih karena perintah Allah ialah Ismail, bukan Ishaq,
seperti yang tersebut dalam perjanjian lama yang ada sekarang

4. Al Quran

Al Quran merupakan kitab suci umat Islam, Al Quran adalah firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai nabi terakhir merupakan mukjizat bagi
yang membacanya bernilai ibadah dengan mendapat pahala. Dinamakan Al Quran karena ia
merupakan kitab suci yang wajib dibaca (minimal di dalam sholat), dipelajari, dan merupakan
ajaran-ajaran wahyu terbaik. Selain itu, Al Quran juga dinamakan Al Kitb (ketetapan atau
tulisan), A ikru (peringatan), An Nr (cahaya yang menerangi), Al Furqn (pembeda antara
yang benar dan salah), dan sebagainya.

Al Quran diturunkan mempunyai tujuan untuk menyempurnakan kitab-kitab terdahulu


(Taurat, Zabur, dan Injil). Dengan diwahyukan Al Quran, habis masa berlakunya kitab-kitab
itu. Masa berlaku Al Quran sampai hari kiamat.

Dengan demikian, arti kepercayaan kita kepada kitab-kitab Allah SWT dapat disimpulkan
sebagai berikut :

a) Percaya terhadap kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang asli dengan konsekwensi tidak
mengamalkan isinya karena masa berlaku kitab tersebut telah habis.

b) Percaya kepada ketiga kitab tersebut bahwa kitab-kitab itu merupakan wahyu dari Allah
SWT, sebelum ditambah dan diubah oleh manusia sebagaimana sekarang ini.

c) Terhadap kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang terhimpun dalam Bible atau AlKitab, kita
tidak wajib mempercayainya, apalagi mengamalkan ajarannya.

d) Terhadap kita suci Al Quran, kita harus percaya dan mengamalkan isinya dalam
kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya isi yang terkandung dalam kitab-kitab Allah SWT, perinsipnya sama, yaitu :

i. Mengajak manusia agar tidak menyekutukan Allah SWT atau menanamkan jiwa tauhid.

ii. Mendidik dan membimbing kejalan yang benar sehingga dapat hidup bahagia, dan
sejahtera di dunia dan di akhirat.

iii. Mengajak manusia untuk melaksanakan perintah-Nya.

iv. Mengajak manusia agar meninggalkan larangan-Nya.

v. Menjelaskan tentang janji-janji Allah bagi yang mematuhi perintah-Nya.

vi. Menjelaskan tentang ancaman bagi yang melanggar larangan-Nya.

D. KEDUDUKAN KITAB-KITAB ALLAH

1. Sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam hubungan manusia dengan Allah swt
Firman Allah dalam Q.S. Az-Zariyat (51) ayat 56

( : )

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku.

2. Sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungan terhadap dirinya sendiri

Firman Allah dalam Q.S. Az-Zariyat (51) ayat 21

( : )

Artinya: Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan. (Q.S.
Az-Zariyat : 21)

Dalam Q.S. At-Tahrim (66) : 6 dinyatakan:

( :( ))

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim (66) : 6)

3. Hubungan manusia dengan manusia

Prinsip dasar ajaran Islam tentang hubungan dengan sesama manusia adalah bekerjasama
dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan. Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Maidah (5)
: 2 sebagai berikut:

( : )

Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan . (Q.S. Al-Maidah : 2)

Disebutkan juga dalam Q.S. Luqman (31) ayat 20, Q.S. Az-Zukhruf (43) ayat 32, Q.S. Saba
(34) ayat 28.

4. Sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungannya
Sesuai firman Allah swt dalam Surah Luqman (31) ayat 20

( : )

Artinya: Tidaklah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di
langit dan yang ada di bumi untuk (kepentingan) mu, dan mnyempurnakan nikmat-Nya
untukmu lahir dan batin (Q.S. Luqman : 20)

Kemudian dalam Surah Hud (11) : 61 Allah berfirman:


.. ..

( : )

Artinya: Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya
. (Q.S. Hud (11): 61)

Kemudian dalam Surah Al-Qasas ( 28 ) : 77 dikatakan:

( :)

Artinya: Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qasas (28) : 77)

Dalam Suarah Ar-Rum (30) : 41 dikatakan lebih jelas lagi sebagai berikut:

( :)

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Rum (30) : 41)

E. FUNGSI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

1. Dalam kehidupan pribadi

Dengan meyakini kebenaran kitab Allah swt sebagai pedoman hidup dapat berfungsi sebagai
stabilisator dalam hidup dan kehidupannya

( :)
Artinya: Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 2)

Dalam ayat yang lain:

( :)

Artinya: Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 5)

2. Dalam kehidupan bermasyarakat

Manusia hendaknya saling menghargai, menghormati, dan memandang bahwa manusia itu
adalah sama, tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah.

Sesuai firman Allah dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 13

( :)

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui Maha teliti. (Q.S. Al-
Hujurat(49): 13)

3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Iman kepada kiatab-kitab Allah dalam pengamalannya mengajarkan kepada umat manusia
untuk memajukan bangsa dan negaranya sesuai bidangnya masing-masing. Maju atau
mundurnya suatu bangsa dan negara tergantung pada sikap dan mental warga negaranya.
Sesuai Q.S. Ar-Rad (13) ayat 11.

Sedangkan secara umum fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah itu ialah :

1. Mempunyai iman yang kukuh dan mantap

2. Selalu mendapat hidayah beribadah kepada Allah

3. Sabar dalam menerima cobaan dan syukur ketika mendapat nikmat

4. Mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi

5. mempunyai sikap optimis dalam beribadah kepada Allah

Adapun tanda-tanda penghayatan terhadap iman kepada kitab suci Allah dalam perilaku
sehari-hari:
a. Meyakini dengan sepenuh hati, bahwa agama Islam adalah agama yang paling haq (benar).
(Q.S. Ali-Imran (3) : 19 dan 85, Q.S. At-Taubah (9) : 122, Q.S. A-f (61) : 8-9)

b. Terhadap diri sendiri, untuk memerhatikan kesehatan jasmani dengan cara berusaha dan
bekerja untuk mencari nafkah dan menjauhi perbuatan dosa.

c. Bagi yang telah berkeluarga, ia akan memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya sesuai
dengan posisinya. (Q.S. At-Tahrm (66) : 6)

d. Timbul sikap peduli untuk saling mengerti dan berbuat baik terhadap orang lain dan
lingkungannya.

e. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Menjadikan bangsa yang dapat
mandiri dan terbebas dari pengaruh dan tekanan dari mana pun. Sehingga menjadikan bangsa
yang bermartabat dalam pergaulan antar bangsa. (Q.S. Al-Arf (7): 96)

F. KITAB SUCI AL-QURAN

1. Arti Al-Quran

Al-Quran menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut istilah yaitu
kalamullah (firman-firman Allah SWT) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lewat
Malaikat Jibril yang merupakan mukjizat, ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara
mutawir serta termasuk ibadah bagi yang membacanya. Orang yang dalam hidupnya selalu
berpedoman terhadap Al-Quran niscaya hidupnya akan mendapatkan kebahagiaan sampai
akhirat. Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT secara bertahap atau berangsur-angsur,
diturunkan selama lebih kurang 23 tahun, atau tepatnya 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.

Wahyu Al-Quran yang pertama turun ialah Surah Al-Alaq ayat 1 sampai 5 ketika Nabi
Muhammad sedang berkhalwat di Gua Hira dan pada malam tanggal 17 Ramadhan turunlah
wahtu Al-Quran yang pertama tersebut, sedangkan yang terakhir turun ialah Surah Al-
Maidah ayat 4 pada saat Rasulullah saw sedang melaksanakan ibadah haji di Mekah, tepatnya
ketika sedang wukuf di Arafah.

2. Cara-cara Alquran diturunkan

Nabi Muhammad saw dalam menerima wahyu Al-Quran mengalami bermacam-macam cara
dan keadaan, diantaranya ialah:

a. Malaikat Jibril memasukkan wahyu kedalam hati Nabi Muhammad saw , cara seperti ini
beliau tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa sudah berada saja dalam kalbunya.
Hal ini sesuai dengan Surah Asy-Syura ayat 51.

b. Malaikat Jibril menampakkan diri seperti laki-laki dan mengucapkan kata-kata kepadanya,
sehingga beliau mengetahui dan hafal benar kata-kata itu (seperti ketika menerima wahyu
yang pertama kali)

c. Wahyu turun kepada beliau seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini adalah yang amat
berat dirasakan oleh Nabi Muhammad saw. Kadang-kadng pada keningnya bercucuran
keringat, meskipun ketika turunnya wahyu tersebut pada saat musim dingin.
d. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad saw tidak seperti orang laki-laki,
akan tetapi benar-benar menmpakkan dirinya dengan rupa yang aslinya. Hal ini seperti
dijelaskan di dalam Al-Quran Surah An-Najm ayat 13-14.

3. Ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyah

Ditinjau dari segi turunnya, Al-Quran dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu ayat
Makkiyah dan ayat Madaniyah.

a. Ayat Makkiyah yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad
saw hijrah ke Madinah.

b. Ayat Madaniyah yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi
Muhammad saw hijrah ke Madinah.

Ayat-ayat Makiyah dari isi 19/30 Al-Quran yang terdiri atas 86 surah, sedang ayat-ayat
Madaniyah dari 11/30 isi Al-Quran terdiri dari 28 surah.

4. Surah-surah dalam Al-Quran

Surah-surah dalam Al-Quran ditinjau dari segi panjang dan pendeknya terbagi atas empat
bagian, yaitu:

a. As-Sabut iwl, artinya ialah tujuh surah yang panjang, yaitu terdiri dari: Surah Al-
Baqarah, Ali-Imran, An-Nisa, Al-Araf, Al-Anam, Al-Maidah, dan Yunus.

b. Al-Min yaitu surah-surah yang berisi kira-kira seratus ayat lebih, seperti Surah Hud,
Yusuf, Al-Mu-min dan sebagainya.

c. Al-Man, yaitu surah-surah yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat. Seperti: Al-Anfal,
Al-Hijr.

d. Al-Mufassal, yaitu surah-surah yang pendek, misalnya: Ad-Dhuha, Al-Asr, Al-Maun, Al-
Kausar, Al-Ikhlas, dan sebagainya.

5. Kedudukan Al-Quran

Kedudukan Al-Quran sebagai wahyu Allah berfungsi sebagai mukjizat Rasulullah


Muhammad saw, yang tak dapat ditiru manusia (Q.S. Yunus (10) : 38), sebagai pedoman
hidup bagi setiap muslim dalam megakkan keadilan (Q.S. Al-Maidah (5) : 49) dan sebagai
korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya (Q.S. Al-Maidah (5) : 48)
yang bernilai abadi.

a. Sebagai mukjizat Rasulullah s.a.w

Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang dikaruniakan Allah swt kepada Nabi
Muhammad saw. Al-Quran mudah dimengerti, indah didengar, tidak membosankan ketika
dibaca dan dihafal oleh berjuta-juta umat di dunia ini, indah susunan dan gaya bahasanya, isi
dan kandungannya bernilai lengkap dan universal. Keistimewaannya adalah tidak ada
seorang pun yang mampu berbuat sesuatu ayat atau karangan yang sama nilainya dengan Al-
Quran.

Firman Allah swt dalam Surah Al-Isra (17) : 88

( :)

Artinya: Katakanlan, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa (dengan) Al-Quran ini mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain. (Q.S. Al-Isra(17): 88)

b. Sebagai pedoman hidup

Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Ajarannya senantiasa dipelihara
kebenaran dan kemurniannya oleh Allah swt, karena mengandung segala hal yang diperlukan
oleh manusia (akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah) sebagaimana firman-Nya dalam Q.S.
Ibrahim (14) : 1.

( : )

Artinya: Alif lam ra. (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar
engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang . (Q.S.
Ibrahim: 1)

c. Sebagai korektor dan penyempurna

Al-Quran membenarkan, melengkapi, mengoreksi, dan menjelaskan kitab-kitab Allah yang


terdahulu tentang ajaran yang belum sempurna, dan yang telah diubah atau dipalsukan oleh
manusia. Firman Allah Q.S. Al-Maidah: 48

( : )

Artinya: Dan Kami telah menurunkan kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) dengan
membawa kebenaran, yang membenarkan kita-kitab yang diturunkan sebelumnya dan
menjaganya . (Q.S. Al-Maidah(5) : 48)

Sebagai contoh koreksi-koreksi yang dikemukakan Al-Quran, antara lain:

1) Tentang ajaran Trinitas (Q.S. Al-Maidah (5) : 73)

2) Tentang Nabi Isa (Q.S. Ali-Imran (3) : 49-59)


3) Tentang penyaliban Nabi Isa (Q.S. An-Nisa (4) : 157-158), Ali-Imran (3) : 155)

4) Tentang Nabi Lut (Q.S. Al-Ankabut (29) : 28-30), Q.S. Al-Araf (7) : 80-84)

5) Tentang Nabi Harun (Q.S. Taha (20) : 90-94)

6) Tentang Nabi Sulaiman (Q.S. Al-Baqarah (2) : 102 dan Q.S. An-Naml (27) : 15-44)

6. Isi Al-quran terpelihara keasliannya

a. Jaminan Allah untuk memelihara kemurnian Al-Quran

1) Pada masa Nabi Muhammad saw

a. Melalui hafalan dan penghafal Al-Quran

Nabi menganjurkan agar ayat-ayat Al-Quran dihafal dan dibaca terutama dalam salat, agar
ayat-ayat tetap diingat. Untuk memelihara hafalan mereka, Rasulullah saw mengadakan
pengulangan terhadap para sahabat dengan cara membaca/menghafal ayat Al-Quran.
Pengulangan/repetisi hafalan nabi dilakukan oleh malaikat Jibril minimal 1 kali setahun.

b. Dari naskah yang diberikan oleh Nabi saw

Setiap Nabi Muhammad saw menerima wahyu, beliau menyuruh agar ayat-ayat itu dituliskan
di batu, kulit, pelepah kurma, dan apa saja yang bisa digunakan untuk menulis. Nabi
menerangkan susunan ayat yang mesti ditulis dan melarang menulis selain ayat-ayat Al-
Quran seperti hadis dan penjelasan yang mereka terima dari Rasulullah saw. Larangan ini
dengan maksud agar Al-Quran tetap terpelihara kemurniannya dan tidak bercampur dengan
yang lainnya.

c. Dari naskah yang ditulis oleh yang pandai membaca dan menulis

Rasulullah saw sangat menghargai dan menghormati kepandaian seseorang dalam menulis
dan membaca Al-Quran. Tawanan Nabi dalam perang Badar dapat dibebaskan dengan
mengajari membaca dan menulis 10 orang muslim sebagai tebusan. Dengan demikian
bertambah banyak orang-orang yang mahir menulis dan membaca ayat-ayat yang telah
diturunkan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

2) Pada masa para sahabat

Dimasa pemerintahan khalifah Usman bin Affan (23-35 H/664-56 M), khalifah meminta
kepada Hafsah binti Umar lembaran-lembaran Al-Quran yang ditulis dimasa Khalifah Abu
Bakar untuk disalin. Kemudian Khalifah Usman membentuk panitia penulis yang terdiri dari
Zaid bin Sabit sebagai ketua dengan anggota-anggotanya: Abdullah bin Zubair, Said bin As,
dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah membukukan Al-Quran
dengan menyalin 5 buah lalu disebarluaskan ke Mekah, Syiria, Basrah, dan Kufah, agar
diperbanyak dan disalin. Satu buah ditinggalkan di Madinah untuk Khalifah Usman sendiri.
Itulah yang dinamakan Mushaf Usmani.
Demikian Al-Quran itu dibukukan pada masa sahabat. Semua mushaf yang diterbitkan
kemudian harus disesuaikan dengan mushaf Al-Imam. Usaha untuk menjaga kemurnian Ai-
Quran itu tetap dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh dunia sampai pada generasi
sekarang.

3) Di Indonesia

Usaha-usaha untuk kemurnian Al-Quran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam


cara.

a) Membentuk Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran yang bertugas meneliti semua mushaf
sebelum diedarkan kepada masyarakat. Panitia ini bergabung di bawah pengawasan
Departemen Agama. Pemerintah telah mempunyai Al-Quran pusaka yang berukuran 1 x 2 m
yang merupakan standar dalam penerbitan Al-Quran di Indonesia yang telah disesuaikan
dengan mushaf Al-Imam. Setiap satu tahun sekali pemerintah mengadakan Musabaqah
Tilawatil Quran (MTQ) dengan cabang lomba yaitu:

(1) Tilawatil (membaca)

(2) Tahfiz (hafalan)

(3) Syarhil (penguraian makna dan materi ayat)

(4) Khat (penulisan)

(5) Fahmil (pemahaman isi dan kandungan Al-Quran)

(6) Murottal (bacaan bagi anak-anak dengan usia tertinggi 18 tahun)

b) Mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran, Pesantren Al-Quran, Lembaga Penghafal Al-


Quran, Perguruan Tinggi Al-Quran, sebagai usaha dalam meningkatkan kemampuan baca
tulis, pemahaman pengkajian ilmu-ilmu Al-Quran sekaligus memelihara dan menjaga
kemurnian Al-Quran dari segala macam campur tangan manusia. Sehingga Al-Quran yang
dimiliki kaum muslimin sama persis dengan Al-Quran yang diturunkan Allah swt kepada
Nabi Muhammad saw. Terbuktilah jaminan Allah swt, bahwa Al-Quran akan tetap
terpelihara selamanya.

7. Kandungan Al-Quran

Al-Quran diturunkan sebagai pedoman hidup bagi mereka yang ingin mencapai kehidupan
bahagia di dunia dan akhirat. Ajaran Al-Quran begitu luas dan mencakup seluruh aspek
kehidupan. Secara garis besar isi Al-Quran mencakup:

a. Akidah/Keimanan

Al-Quran memberikan tuntutan yang jelas, terang, sempurna, dalam meyakini ke Mahaesaan
Allah swt.


( 31: )

Artinya: padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuha Yang Mahaesa, tidak ada
tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. At-Taubah(9):
31)

b. Ibadah

Ibadah dalam arti khusus adalah hubungan manusia (makhluk) dengan Allah (Khaliq)
dikerjakan semata-mata dengan niat ikhlas untuk mencapai keridhaan Allah dan sesuai
dengan syariat seperti yang tercakup dalam Rukun Islam yang kelima, yakni syahadat, salat,
zakat, puasa, dan haji.

( : )

Artinya: Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-
orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 21)

c. Akhlak

Al-Quran memberikan tuntunan agar manusia bersikap dan berperilaku yang baik dan terpuji
(akhlakul karimah) dengan menjauhi sikap dan perilaku tercela (akhlakul mazmumah). Profil
akhlakul karimah sudah terdapat pada diri Rasullullah saw untuk kita jadikan contoh dan suri
tauladan.

Firman Allah swt Q.S. Al-Ahzab (33) : 21

(: )

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu .
(Q.S. Al-Ahzab(33):21)

d. Muamalah

Muamalah dalam Al-Quran adalah penuntun dalam pergaulan dan pemenuhan kebutuhan
antara sesama manusia sebagai makhluk sosial, seperti perdagangan, pertanian, perindustrian,
dan lain-lain. Firman Allah swt dalam Q.S. Ql-Baqarah (2) : 282 ;

( : )

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (Q.S. Al-Baqarah(33): 282)

e. Syariah
Hukum syariah di dalam Al-Quran menyangkut hubungan lahiriah antara manusia dengan
Allah, antar sesama manusia dan antara manusia dengan alam sekitarnya, yang garis besarnya
terdiri dari:

1) Hukum ibadah, yaitu ketentuan-ketentuan hubungan antara manusia dengan Allah swt
(salat, puasa, zakat, dan haji)

2) Hukum munakahat (perkawinan/pernikahan)

3) Hukum Faraid (warisan)

4) Hukum muamalah dan hukum perdata

5) Hukum jinayat (ketentuan tentang tindak kejahatan jiwa, pencurian, perampokan,


pembunuhan)

6) Hukum jihad (ketentuan tentang perang, dsb)

f. Tarikh (kisah-kisah)

Al-Quran banyak mengandung kisah-kisah perjalanan umat-umat terdahulu, baik yang taat
dan patuh, maupun yang ingkar dan durhaka adalah menjadi pelajaran berharga bagi umat-
umat sesudahnya. (Q.S. Yusuf (12) :111)

g. Tazkir (peringatan)

Al-Quran dalam memperingatkan umat manusia menggunakan dua cara yaitu:

1) Waad dan waid yaitu janji baik terhadap orang yang beriman dan janji buruk (ancaman)
terhadap orang yang ingkar. (Q.S. Az-Zumar (39) : 71-73)

2) Targhib dan tarhib yaitu gambaran yang menyenangkan dan gambaran yang menakutkan
tentang nikmat dan siksa di akhirat. (Q.S. Al-Anbiya (21) : 90)

h. Dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan

Al-Quran banyak memberi petunjuk dan dorongan untuk memikirkan dan meneliti alam
semesta agar bermanfaat untuk keperluan pembangunan dan kemakmuran umat manusia.
Firman Allah swt

( : )

Artinya: Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!. (Q.S. Yunus
(10) :101)

( : )
Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali
dengan kekuatan (dari Allah). (Q.S. Ar-Rahman(55): 33)

Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, antara lain:

1) Bidang Astronomi (Q.S. Ar-Rahman (55) : 33)

2) Bidang Psikologi (Q.S. Asy-Syams (91) : 7-10)

3) Bidang Biologi (Q.S. Al-Muminun (23) : 12-14)

4) Bidang Gizi (Q.S. An-Nahl (16) : 66)

5) Bidang Teknologi (Q.S. Al-Hadid (57) : 25)

6) Bidang Kesehatan (Q.S. An-Nahl (16) : 65-69)

7) Bidang Geografi (Q.S. Ar-Rahman (55) : 19-20)

8) Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya

Al-Quran sebagai pedoman hidup yang universal dan bertaraf global mengarah dan
mendorong manusia agar sukses dalam menempuh kehidupan ini. Supaya berhasil mencapai
mufakat kemanusiaan yang sempurna, maka diperlukan keterpaduan penguasaan ilmu
pengetahuan yang didasari oleh Iman dan Taqwa (imtaq).

8. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap iman pada Al-
Quran

Ada dua jalan yang ditawarkan Al-Quran untuk kehidupan ini (Q.S. Al-Anam (6) : 153),
Q.S. Hud (11): 112, yaitu:

a. Jalan Hasanah

Berpegang teguh kepada ajaran Allah akan mendapat petunjuk (Q.S. Ali-Imran (3) : 101, Q.S.
An-Nisa (4):175). Polanya mengikuti Sunah Rasul (Q.S. Al-Ahzab (33) : 21), hasil yang
akan didapat hasanah di dunia dan hasanah di akhirat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 201)

b. Jalan Suul Maab/Fukur (Q.S. Al-Anam (6) : 153)

Jalan yang simpang siur/sesat seperti kafir (Q.S. Al-Baqarah (2) : 6-7), musyrik (Q.S. An-
Nisa (4) : 36), fasiq (Q.S. Al-Baqarah (2) : 26), zalim (Q.S. Ibrahim (14) : 27), berbuat
maksiat (Q.S. Ar-Rum (30) : 10), dengan mengikuti setan (Q.S. Maryam (19) : 83), hasil
yang didapat adalah tempat yang buruk (Q.S. Ali-Imran (3) : 196-197)

Al-Quran memberikan kebebasan/kemerdekaan untuk menentukan pilihan. Al-Quran


memberikan rambu-rambu peringatan agar manusia tidak terperangkap pada pilihan yang
salah atau memilih sistem hidup jahiliyah.
a. Belajar pada lingkungan/sejarah (memilih fakta) (Q.S. Ar-Rum (30) : 8-10)

b. Tidak tertipu oleh tipu daya orang kafir (Q.S. Ali-Imran (3) : 196, Q.S. At-Taubah (9) : 55,
Q.S. Ali-Imran (3) : 119)

c. Tidak terperangkap dengan kondisi lingkungan (Q.S. Al-Anam (6) : 116, Q.S. Hud (11) :
15-17)

d. Bersikap kritis dan tidak pasrah pada kenyataan (Q.S. Al-Isra(17) : 36, Q.S. Al-Maidah (5)
: 104)

e. Tidak terperangkap/melibatkan pada pola jahiliyah (Q.S. Al-Maidah (5) : 50, Q.S. Al-
Baqarah (2) : 170)

f. Berakhlak sebagai pewaris Al-quran dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mau mendengarkan Al-Quran (Q.S. Al-Araf (7) : 204, Q.S. Al-Maidah (5) : 83)

2) Gemar membaca Al-Quran (Q.S. Al-Isra (17) : 45-46)

1) Membaca sesuai tajwid (Q.S. Al-Muzzammil (73) : 4)

2) Membaca Al-Quran dengan mengetahui terjemahannya (Q.S. Al-Anfal (8) : 2)

3) Membaca Al-Quran dengan memahami dan menghayati agar berkah (Q.S. Sad (38) : 29)

3) Selalu bertadabbur dan mengikuti Al-Quran (Q.S. Al-Qasas (28) : 17)

4) Selalu mengajarkan dan menyebarkan Al-Quran (Q.S. Al-Isra (17) : 9, Q.S. Maryam (19)
: 97)

Ada hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Quran kepada umat
manusia, di antaranya sebagai berikut :

1. Menjadikan manusia tidak kesulitan dalam menjalani kehidupan (Q.S. Maryam (19) : 33)

2. Mencegah dan mengatasi perselisihan di antara sesama manusia yang disebabkan


perselisihan perbedaan pendapat dan merasa bangga apa yang dimilikinya masing-masing
(Q.S. Yunus (10) : 19, Q.S. Hud (11) : 118, Q.S. Al Isra (17) : 53)

3. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa (Q.S. Al
Baqarah (2) : 2-3, Q.S. Ali Imran (3) : 138, Q.S. Ibrahim (14) : 52)

4. Membenarkan adanya kitab-kitab sebelumnya (Q.S. Al Maidah (5) 48)

5. Menginformasikan bahwa setiap umat pada nabi/rasul terdahulu mempunyai syartiat


(aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (Q.S. Al Baqarah (2) : 148,
Q.S. Al Hajj (22) : 67, Q.S. An Nuur (24) : 41)
6. Menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai ajaran tauhid-Nya dipecah belah (Q.S. Al
Hijr (16) : 90-91, Q.S. Al Anbiya (21) : 92-93, Q.S. Al Mukminun (23) : 52-54)

7. Menginformasikan perintah/larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan, juga


taqdir serta sunnatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi yang bertaqwa.

8. Sebagai kumpulan petunjuk Allah bagi seluruh manusia sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi
Muhammad s.a.w.

G. HIKMAH BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Beriman kepada kitab-kitab Allah akan memberikan hikmah dalam kehidupan orang-orang
yang mengimaninya. Di antara hkimah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Dijauhkan dari kesulitan hidup, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridlo Allah SWT
(Q.S. Thoha (20) : 2)

2. Semakin yakin untuk berperilaku sesuai dengan kitab Allah SWT, tentu seorang muslim
berperilaku sesuai dengan ajaran Al Quran yang dicontohkan Rasulullah s.a.w. (Q.S. Al
Ahzab (33) : 21)

3. Yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan makhluk-nya di dunia hidup tanpa arah.
(Q.S. Al Maidah (5) :16)

4. Diturunkan kepada hamba-Nya sesuai dengan karakter masing umat-Nya masing-masin g


(Q.S. Ibrahim (14) :4)

5. Dapat memberikan ketenangan dan ketentraman dalam hidup (Q.S. Ar Rad (13): 28)

H. PENERAPAN SIKAP PERILAKU BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Semakin dalam seseorang imannya itu, bila tercermin dari sikap perilaku dalam sehari-hari
nampak dari kehidupannya. Di antara sikap perilaku penerapan sikap perilaku beriman
kepada kitab-kitab Allah SWT sebagai berikut :

1. Optimis dalam beribadah kepada Allah SWT atas segala usaha yang dilakukannya karena
percaya pertolongan Allah SWT sangat dekat kepada orang yang berbuat baik (Q.S.Al Araaf
(7) : 56)

2. Selalu bersyukur bila mendapat nikmat (Q.S. Ibrahim (14) : 7)

3. Tabah dan sabar bila mendapat musibah dan cobaan (Q.S. Al Baqarah (2) : 155-157)

4. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam kehidupan masyarakat, berbangsa,


dan bernegara (Q.S. Al Fatihah (1) : 5)

5. Sebagai pedoman dan contoh perilaku di masyarakat (Q.S. Ali Imran (3) : 110)

6. Mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang baik bagi masyarakat (Q.S. Ali
Imran (3) : 104)
7. Sebagai motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam kehidupan, sehingga hubungan
terjalin secara serasi, selaras dan seimbang.

A. Pengertian Iman kepada Rasul Allah SWT

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh
Allah SWT untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada
umatnya. Nabi adalah manusia pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya
sendiri tetapi tidak wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti
nabi tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.

Firman Allah SWT :

Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan
memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada
kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. Al Anam 6 : 48)

B. Nama-Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya

Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25 orang:

1. Adam As 6. Ibrahim As 11. Yusuf As 16. ZulkiFli As 21. Yunus As

2. Idris As 7. Luth As 12. Ayub As 17. Daud As 22. Zakaria As

3. Nuh As 8. Ismail As 13. Syuaib As 18. Sulaiman As 23. Yahya As

4. Hud As 9. Ishaq As 14. Musa As 19. Ilyas As 24. Isa As

5. Sholeh As 10. Yaqub As 15. Harun As 20. Ilyasa As 25. Muhammad


Saw

Rasul Ulul Azmi

Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa
dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.

Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu :

1) Nabi Nuh As

2) Nabi Ibrahim As

3) Nabi Musa As
4) Nabi Isa As

5) Nabi Muhammad SAW

Sifat wajib Rasul ada 4 antara lain :

1. Sidiq : berkata benar

2. Amanah : dapat dipercaya

3. Tabligh : menyampaikan

4. Fathonah : cerdik,pandai

Sifat mustahil bagi Rasul yaitu :

1. Kizib : berkata bohong

2. Khianah : tidak dapat dipercaya

3. Kitman : menyembunyikan

4. Baladah : bodoh

C. Mukjizat Rasul

Fungsi Mukjizat :

1. Mukjizat sebagai bukti kebenaran bahwa yang membawanya benar-benar Rasul


utusan Allah SWT.

2. Mukjizat sebagai senjata yang digunakan oleh para Rasul untuk menghadapi dan
mengalahkan musuh-musuh yang menentangnya.

Pada dasarnya Mukjizat dikelompokan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Mukjizat Kauniyah : Mukjizat yang berhubungan dengan peristiwa alam, seperti


terbelahnya laut merah dengan tongkay Nabi Musa As.

2. Mukjizat Syahsiyah : Mukjizat yang keluar dari tubuh seorang Rasul, seperti air
yang keluar dari celah-celah jari Nabi Muhammad SAW.

3. Mukjizat Salbiyah : Mukjizat yang dapat menghilangkan kekuatan, seperti Raja


Namrud membakar Nabi Ibrahim As. ,namun api yang membakarnya tidak mempan.

4. Mukjizat Akliah : Mukjizat yang masuk akal atau rasional, yaitu Al-Quraan.
D. Tanda-Tanda Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT

1. Teguh keimananya kepada Allah SWT

2. Mempercayai ajaran yang disampaikan para Rasul

3. Mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasul

4. Menjadikan Rasul sebagai teladan hidup, baik sebagai pribadi ataupun pemimpin
umat

Allah Berfirman :

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab[33] : 21)

1. Mencintai para Rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan Sunnah-sunnahnya

2. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah SWT

Allah Berfirman :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku. (QS.Ad-Dzariyat : 56)

1. Selalu membaca sholawat atas mereka

2. Tidak membeda-bedakan antara Rasul yang satu dengan yang lain

Siapa saja yang menaati para Rasul ,berarti mereka menaati Allah SWT dan para Rasul-Nya,
mereka dijanjikan pahala yang sangat besar & mulia, tidak hanya masuk Surga, namun akan
ditempatkan bersama-sama orang yang paling tinggi derajatnya, yaitu :

a) Para Nabi dan Rasul, termasuk manusia pilihan

b) Para Siddiqin, ialah orang-orang yang memiliki keteguhan iman kepada Allah SWT dan
Rasul-Nya

c) Para Syuhada, merupakan orang yang rela mati dalam membela ajaran agama Islam.

Para Syuhada dikelompokan menjadi 4 ,yaitu :

Orang yang berjuang di jalan Allah dan mati terbunuh dalam peperangan melawan
para kafir.

Orang yang berjuang di jalan Allah sampai menghabiskan jiwa dan hartanya.

Orang yang mati tertimpa musibah, seperti melahirkan, teraniaya, dan terbunuh.
Orang yang selalu berbuat amal sholeh & membawa manfaat bagi kepentingan umum.

E. Contoh Perilaku Beriman kepada Rasul-Rasul Allah SWT dalam Kehidupan


Sehari-hari

Perilaku-perilaku yang dilakukan para Rasul dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat yang
dapat diteladani ,antara lain :

1) Mengajak manusia mengakui kebesaran Allah SWT. ,baik dalam sifat-sifatNya dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah Ketuhanan.

2) Menjelaskan kepada manusia tentang cara-cara memuliakan dan membesarkan Allah


SWT dalam bentuk kegiatan ibadah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

3) Mengajak manusia untuk memilih akhlak yang mulia

4) Menjelaskan aturan-aturan kehidupan manusia.

5) Mendorong manusia untuk gigih dan giat berusaha mencapai kehidupan yang baik d
dunia dan akhirat.

6) Mengajak manusia untuk memalingkan hawa nafsu mereka dari mengecap kelezatan
dunia yang fana untuk mencapai cita-cita yang tinggi.

F. Cara Meneladani Perilaku Rasul dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Menjaga amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita selaku manusia. Amanat yang
diberikan Allah SWT yang paling pokok adalah beribadah kepada-Nya.

2) Memelihara sifat jujur

3) Senantiasa memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan atau dosa yang
kita lakukan setiap hari.

G. Cara Meningkatkan Kadar Keimanan Kepada Para Rasul Allah

1) Memperbanyak membaca Al-Quran dan merenungkan Maknanya

2) Mempelajari dengan cermat sejarah (siroh) para Rasul Allah

3) Mempelajari Kehidupan orang-orang sholeh (Generasi Shalafus Sholihin, para sahabat


Rasul, murid-murid para sahabat, tabiin dan tabiit tabiin) ,karena mereka adalah generasi-
generasi terbaik dalam Islam.

H. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT

1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar
manusia pilihan Allah.
2. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.

MENINGKATKAN KEIMANAN
PADA HARI AKHIR
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA HARI AKHIR
arti iman adalah mempercayai (meyakini). hari akhir yaitu hari
berakhirnya kehidupan di dunia dan seluruh makhluk hidup. nama lain
dari hari akhir diantaranya: Yaumul Qiyamah (hari kiamat), Yaumul Hisab
(hari perhitungan amal), Yaumuddin (hari pembalasan), Yaumul Mizan
(hari penimbangan amal), Yaumul at-Tamah (hari bencana besar).
Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa setelah kehidupan
didunia masih ada kehidupan selanjutnya yang kekal abadi. Beriman
kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman kepada kehidupan
akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. Di antara peristiwa
penting yang terjadi pada hari akhirat adalah kebangkitan manusia dari
alam kubur, dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar, perhitungan
dan penimbangan, serta pembalasan amal manusia, dan adanya jalan
yang dilalui manusia (shirath) untuk menuju ke arah surga atau neraka.
Beriman kepada hari akhir merupakan pilar (rukun) iman yang kelima dari
urutan keenam rukun iman. Namun, dalam al-Quran dan hadits Nabi
Muhammad Saw. iman kepada hari akhir ini selalu disebut beriringan
dengan iman kepada Allah. Hal ini menunjukkan keterkaitan yang sangat
erat antara iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir.
beriman kepada hari akhir memiliki beberapa fungsi,diantaranya
sebagai berikut:
1. sebagai pengendali nafsu angkara
2. sebagai petunjuk hidup agar senantiasa berhati-hati
3. sebagai petunjuk jalan menuju kebenaran
4. menumbuhkan sikap tanggung jawab
5. menumbuhkan sikap jiwa optimis
6. mendapat keuntungan ganda

B. DALIL NAQLI DAN AQLI BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


1. Dalil-dalil Naqli tentang beriman pada hari akhir
Dalil naqli yang berkenaan dengan beriman pada hari akhir,
dijelaskan dalam Al-Quran, diantaranya sebagai berikut:
a. Surat Al-Hajj ayat 1-2:






Artinya:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

b. Surat Az-Zalzalah

.
.
.


.




Artinya:
1) Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)
2) Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya
3) Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?"
4) Pada hari itu bumi menceritakan beritanya
5) Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian
itu) kepadanya
6) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka
7) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya.
8) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula

c. surat Al-Hajj ayat 7:











Artinya:
Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya, dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang
di alam kubur.(Q.S. Al-Hajj:7)

2. Dalil Aqli tentang beriman kepada hari akhir


Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dengan sepenuh hati
terhadap perubahan dahsyat yang terjadi pada alam semesta ini.
Perubahan ini merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia yang fana
dan dimulainya kehidupan akhirat yang kekal. Perihal adanya kehancuran
total dunia fana ini dan adanya kehidupan di akhirat setelah hancurnya
dunia, dapat diketahui melalui firman-firmannya dalam Al-Quran dan
hadis Rasulullah saw. Akal sehat pasti akan meyakini dan menerimanya,
karena hal itu sangat mungkin terjadi.
Kehancuran total yang meliputi seluruh isi alam ini bukanlah
sesuatu yang mustahil, dan bukan pula sesuatu yang menyimpang dari
akal sehat. Para ahli ilmu alam telah sepakat bahwa sesuatu yang baru
(makhluk) pasti ada awalnya dan suatu saat pasti ada batas akhirnya.
Waktu pun akan berputar menurut putarannya yang wajar dan pasti,
sehingga pada akhirnya akan sampailah pada masa kerusakan dan
kepunahan.

C. PERIODE/TAHAPAN HARI AKHIR


Setelah alam jagat raya hancur lebur dan hari akhir telah terjadi, maka
umat manusia akan menjalani tahapan-tahapan pada alam selanjutnya,
yaitu sebagai berikut:
1. Alam Barzakh
Alam Barzakh yaitu suatu alam yang dialami manusia yang telah
meninggal dunia untuk menunggu datangnya hari kiamat. Alam Barzakh
merupakan pintu gerbang bagi manusia menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan amal perbuatannya ketika didunia.

2. Yaumul Baas
Yaumul Baas artinya hari kebangkitan. Maksudnya bangkitnya
manusia dari alam barzakh atau alam kubur menuju suatu tempat
bernama Mahsyar.

3. Yaumul Mahsyar
Mahsyar adalah tempat dikumpulkannya umat manusia sejak Nabi
Adam a.s. sampai manusia yang hidup ketika hari kiamat tiba. Setelah
manusia dibangkitkan dari kuburnya, kemudian mereka akan dikumpulkan
oleh Allah SWT. di padang Mahsyar. Padang Mahsyar merupakan tempat
yang penuh dengan hamparan padang pasir yang panas membara,
manusia digiring menuju pengadilan Allah.
Pada hari itu, manusia mengalami kesulitan berbicara melalui
mulutnya, sehingga upaya untuk berbohong atas petanyaan Allah
mengenai perbuatannya sukar dilakukan. Mulut terkunci rapat-rapat,
kecuali semua anggota badan yang akan memberikan kesaksian atas
perbuatan manusia.

4. Yaumul Mizan
Mizan yaitu timbangan yang diciptakan Allah untuk menimbang
amal manusia. Jadi, Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal
manusia. Timbangan ini diciptakan dengan sedemikian rupa, sehingga
dijamin dapat menimbang amal seluruh manusia dengan seadil-adilnya,
tak seorang pun yang dianiaya atau dizalimi. Sekecil apapun kebaikan
yang dilakukan akan dibalas, demikian juga sekecil apapun kejelekan yang
dilakukan pasti akan mendapat balasan yang setimpal.

5. Surga dan Neraka


a. Surga
Surga adalah suatu tempat yang disediakan oleh Allah SWT. bagi
manusia yang beriman dan beramal saleh yang taat dan menjalankan
perintah Allah dan Rasulnya.
Didalam persidangan di padang Mahsyar, selain sebagian golongan
dari pada terdakwa (manusia) itu dijatuhi hukuman untuk menjalani
hukuman dan siksaan didalam neraka, ada pula sebagian terdakwa yang
selamat dan dibebaskan untuk menerima pahala disuatu tempat yang
penuh dengan segala kesejahteraan, kesenangan, kebahagiaan, dan
kenikmatan yang kekal abadi. Orang-orang yang benar-benar beriman dan
beramal saleh selama hidup di dunia, mereka akan memperoleh ampunan
dan keridaan-Nya. Inilah orang-orang yang dibebaskan dan selamat untuk
menerima pahala dari Allah SWT.



Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.(Q.S. Ali Imran:133)

b. Neraka
Neraka adalah suatu tempat yang disediakan oleh Allah bagi
manusia yang durhaka, kafir, musyrik, dan berbuat dosa sebagai
pembalasan dari perbuatannya. para manusia yang telah diadili dipadang
Mahsyar ada yang divonis atau diputuskan dihukum dan disiksa di dalam
neraka. Hukuman dan siksaan itu ada yang abadi untuk selama-lamanya,
ada pula yang dhukum dan disiksa sesuai dengan amal kejahatan yang
diperbuat didunia, sehingga kalau hukkuman dan siksaan itu sudah cukup,
maka mereka dapat keluar untuk menerima balasan pahala.
Para terdakwa yang dihukum dan disiksa adalah orang-orang kafir,
musyrik, munafiq, dan durhaka kepada Allah. Mereka itulah yang akan
dijatuhkan hukuman berupa siksaan dan kesengsaraan, mereka itulah
sebagai penghuni tempat itu (nereka) sesuai dengan identitas dan
tingkatannya masing-masing. Dalam Al-Quran disebutkan:



Artinya: Adapun orang-orang yang kafir, mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya,(Q.S. Al-Baqarah:39)
D. TANDA-TANDA PENGHAYATAN TERHADAP IMAN KEPADA
HARI AKHIR DALAM PERILAKU SEHARI-HARI
Sebagai muslim yang beriman kepada hari akhir, tentu kita akan
selalu menyelaraskan segala amal perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari, dengan fungsi keimanan kita terhadap hari pembalasan itu. Diantara
tanda-tanda yang dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut:
1. Bersikap hati-hati dan waspada dalam setiap ucapan, tindakan, dan
perbuatan.
2. bersikap bertanggung jawab atas segala hal yang telah diperbuat, atau
yang menjadi tugas kewajibannya.
3. bersikap teguh pendirian dalam membela kebenaran dan menjalankan
kebaikan.
4. Bersikap optimis dan penuh harap atas segala sesuatu dan tidak
sebaliknya.
5. Memiliki sikap disiplin, ulet, dan penuh semangat belajar, bekerja, dan
beribadah.
6. Selalu berusaha menghindari segala perbuatan maksiat yang dilarang
agama
7. Berjiwa besar dan penyabar atas segala yang menimpa dirinya. Sebab ia
memiliki keyakinan bahwa Allah tidak bermaksud menganiaya dan
mencelakakan dirinya, melainkan sebaliknya karena Allah menyayangi
dirinya.
8. Memiliki sikap pemurah dan belas kasihan terhadap sesama. Sebab
didalam hatinya ada keyakinan bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal,
semua yang dimilikinya akan musnah jika telah tiba waktunya.

E. TANDA-TANDA KECIL DAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT


AKAN TIBA
1. Tanda- Tanda Kecil Kiamat Akan Tiba
Yang termasuk tanda-tanda kecil akan datangnya hari kiamat di
antaranya adalah seperti berikut:
a. Diutusnya Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
b. Orang-orang kecil dan miskin mulai berlomba-lomba dalam kemegahan.
c. Budak perempuan melahirkan tuannya.
d. Lenyapnya ilmu pengetahuan dengan banyaknya orang-orang pandai
(ulama) yang mati dan meluasnya kebodohan.
e. Banyak orang yang berbuat kejahatan dan kemunkaran dengan terang-
terangan.
f. Adanya dua kelompok besar yang saling bermusuhan dan saling
berperang.
g. Jumlah orang perempuan jauh lebih banyak dari orang laki-laki.
h. Banyak orang yang mau bersedekah, tetapi tidak ada yang mau
menerima.
i. Waktu berjalan serasa amat pendek, satu tahun serasa sebulan, satu
bulan serasa seminggu, satu minggu serasa sehari, sehari serasa sejam,
dan sejam serasa membakar satu pelepah kurma.
j. Banyak terjadi gempa bumi, pembunuhan, fitnah, dan orang bermegah-
megahan dengan gedung yang tinggi.
k. Umat Islam tunduk dan patuh kepada umat lain.

2. Tanda- Tanda Besar Kiamat Akan Tiba


Adapun yang termasuk dalam tanda-tanda besar akan datangnya hari
kiamat seperti yang dijelaskan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim
adalah seperti berikut:
a. Waktu berputar semakin cepat, sehingga setahun terasa sebulan, sebulan
terasa seminggu.
b. Matahari terbit disebelah barat.
c. Keluarnya Dajjal, yaitu sosok pembohong yang menutupi kebenaran.
d. Adanya Yajuj dan Majuj yaitu segolongang umat manusia yang
mempunyai kekuatan besar dan berpikir sosial.
e. Turunnya imam mahdi kedunia untuk meluruskan syariat islam dan
menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah saw.
f. Turunnya Nabi Isa as. dari langit yang akan memperjuangkan kebenaran
bersama Imam Mahdi.
g. Hilangnya Al-Quran dari mashaf dari hati umat manusia hingga hilang
pedoman
h. Keluarnya asap dari negeri Yaman.
i. Perang akhir Zaman.
j. Perang melawan sepanjang arabia.

Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadhar

a)Menurut istilah qadha adalah keputusan atau ketetapan suatu rencana


dari Allahuntuk dilaksanakan. Sedangkan qadar adalah rencana yang telah
diberlakukanoleh Allah Swt sejak zaman azali, baik yang sudah, sedang maupun
yang akanterjadi terhadap semua makhluknya. Qadha menurut bahasa artinya
keputusan,dan qadar artinya jangka atau ukuran.

b) Menurut bahasa al-Quran kata qadha mempunyai beberapa arti yakni


hukum(QS.An-Nisa 65) menghendaki (QS Ali Imran 47), perintah (QS Al Isra
23),memberitakan (QS Al Isra 4) dan menjadikan (QS Fushilat 12), dan kata
qadar berarti ukuran (QS Al Qamar 49), ketetapan (QS Al Ahzab 38), dan
ketentuan(QS Al Furqan 2). Pada pelajaran kali ini pengertian yang akan
dijadikan rujukanadalah ketentuan QS. Al Furqan : 2, yaitu

Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyaianak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia
telah menciptakansegala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya(Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-
Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri,
sifat-sifat dan fungsinyamasing-masing dalam hidup)

Iman kepada Qadha dan Qadhar yaitu Percaya dan yakin dengan sepenuh hati
bahwaqadha dan qadhar datang dari Allah swt. Menurut Imam Al Ghazhali
bahwa tidak adasatu kejadianpun di alam gaib atau alam nyata kecuali dengan
ketentuan qadha danqadhar dari Allah swt.Jadi qadha adalah ketentuan atau
ketetapan Allah atas segala makhluknya sejak zamanazali yang belum terjadi.
Dan qadhar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi.
Tanda-tanda orang yang beriman kepada Qadha dan Qadhar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagikita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan akhirat.Hikmah tersebut antara lain:
a) banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan,
makaia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang
harusdisyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena
hal tersebutmerupakan ujian.

b) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa


Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan,ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Iapun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan,
ia mudah berkeluh kesahdan berputus asa , karena ia menyadari bahwa
kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.

c) Bersifat optimis dan giat bekerja


Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang
tentumenginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja,tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu.

d) Jiwanya tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan
jiwadalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan
Allahkepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena
musibah atau gagal,ia bersabar dan berusaha lagi.
Hikmah beriman pada Qada da Qadar
1) Mempunyai semangat ikhtiar

Qada dan qadar Allah SWT tentang nasib manusia rahasia Allah SWT yang
yangsemata.karna tidak tau nasibnya,maka manusi tidak boleh menunggu
denganpasrah.manusia harus tau nasibnya. dengan mempajari dandengan
mempraktikkan hukum-hukum Allah SWT.yang telah diberikan kepada
manusia.Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh
kesungguhan dankeyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya.dengan
pemahaman srperti itulah ,seorangmuri akan bekerja keras agar biasa
sukses,pedagang akan hidup hemat agar usahanyaberkembang, dan sebagainya.
2) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan
Dengan percaya qada dan qadar,manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah
ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar.sabar adalah skap mental yang
teguhpendirian,berani menghadapi tantangan ,tahan uji,dan tidak menyerah
padakesulitan.Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang
prisip ataupedoman hidup.berani menghadapi tantangan berarti berani
menghadapi cobaan,penderitaan ,kesakitan dan kesensaraan,.cobaan harus
dihadapi dengan tenang,dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa
menyerah pada kesulitan,dan akhirnyadiserahkan kepada Allah SWT

3) Sabar bahwa cobaan adalah qadadan qadar dari Allah SWT


Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu
saatakan kembali kepada Allah SWT.

A. Husnuzhan
1. Pengertian husnuzhan
Menurut etimologi( bahasa) husnuzan yaitu berbaik sangka, sedangkan secara istilah
husnuzhan diartikan berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang di
berikan kepada manusia. husnuzhan kepada allah maksudnya berbaik sangka terhadap apa
saja yang dikehendaki dan ditakdirkan oleh allah. Manusia tidak boleh berburuk sangka
kepada allah. Sebab allah adalah dzat yang maha bijaksana terhadap hambanya. Allah tidak
akan berbuat semena-mena terhadap hambanya sendiri. Semua keputusan dan ketetapan allah
adalah yang terbaik bagi makhluk-nya.
Sikap husnuzhan kepada allah harus selalu ditunjukkan meskipun seseorang
mengalami kegagalan. Memiliki anggapan bahwa allah tidak ada, tidak sayang, kejam, pilih
kasih merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan tidak pantas dilakukan oleh orang-orang
yang beriman. Orang yang berburuk sangka kepada allah adalah orang-orang yang lemah
imanya dan tidak pandai memahami hikma allah.
Orang yang memiliki husnuzhan kepada allah akan bersikap ikhlas jika menerima
takdir, tidak membenci allah, merasa bersyukur atas nikmat allah, sabar atas cobaan dari
allah, bertawakkal kepada allah, selalu berusaha keras mencapai tujuan.
2. Husnuzhan kepada allah
Husnuzan terhadap Allah artinya menerima semua yang menjadi takdir dan keputusan
Allah. Manusia adalah hamba allah yang harus selalu tunduk dan setia kepada allah swt.
Manusia tidak boleh berburuk sangka (suuzhan) kepada allah namun harus husnuzhan kepada
allah. Sebab hidup ini berada dalam genggaman allah. Apapun yang dikehendaki allah pasti
terjadi dan terbaik bagi makhluknya.
Wujud dari sikap dan perilaku husnuzhan kepada allah itu antara lain:
a. Selalu mensyukuri nikmat dari allah meskipun sedikit
b. Bersabar apabila tertimpa musibah atau kesulitan
c. Tabah dalam menerima kegagalan
d. Berusaha dengan keras mencapai keberhasilan
e. Berserah diri kepada allah
f. Selalu beribadah kepada allah dalam suka dan duka
g. Bersikap qanaah terhadap pemberian allah
h. Optimis dalam menghadapi hidup ini
i. Tidak mudah mengeluh
j. Tidak mudah putus asa
3. Husnuzhan terhadap diri sendiri
Husnuzhan terhadap diri sendiri adalah berperasangka baik terhadap dirinya sendiri.
Apa saja yang ada pada diri sendiridapat diterima dengan baik, dengan ikhlas, tidak
mengeluh, tidak merasa kurang. Sikap ini dilandasi oleh keyakinan bahwa apa saja yang
diberikan allah adalah yang terbaik pada diri kita .
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan sebagian orang yang merasa
tidak puas dengan keadaan dirinya sendiri. Misalnya merasa ukuran tubuhnya tidak ideal,
warna kulit tidak serasi, hidungnya kurang mancung, matanya kurang indah, rambutnya
kurang bagus dan sebagainya.
Sikap yang demikian itu menunjukkan ketidak puasan terhadap nikmat pemberian allah.
Disamping itu juga dapat diartikan tidak adanya rasa syukur atas karunia allah. Tidak
husnuzhan terhadap diri sendiri. Pada hal semua yang di ciptakan allah pada diri kita tentulah
yang terbaik bagi kita. Tidak ada sesuatu yang buruk dari ciptaan, sebagaimana firman allah:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.( Qs. Ali imron: 191 )
Wujud sikap husnuzhan terhadap diri sendiri antara lain:

a. Mensyukuri nikmat allah atas keadaan diri sendiri

b. Tidak suuzhan kepada allah

c. Menjaga dan merawat jasmani dan rohani dengan baik


d. Memanfaatkan potensi diri sendiri

e. Percaya diri

f. Merasa cukup atas pemberian allah

g. Tidak sombong dan tinggi diri

4. Husnuzhan terhadap sesama manusia


Allah swt menciptakan manusia dalam berbagai suku bangsa dengan tujuan agar
saling mengenal. Dengan saling mengenal antar sesama manusia akan dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan masing- masing. Perhatikan firman allah sebagai berikut.
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.( Qs. Al- hujurat : 13 )
Husnuzhan terhadap sesama merupakan sikap berperasangka baik terhadap sesama
atau orang lain. Memandang bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing.
Husnuzhan terhadap sesama manusia juga mengandung arti tidak berperasangka buruk,
curiga pada orang lain, menganggap orang lain lebih renda dan hina serta pandangan negatif
yang lain. Padahal belum tentu orang yang dianggap buruk itu lebih renda dari diri kita. Bisa
jadi orang yang selama ini kita anggap buruk justru lebih baik dan mulia dari kita dalam
pandangan allah. Sebab orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa.
Husnuzhan dapat mendorong seseorang bersikap lapang dada, ikhlas, adil,
menghargai orang lain. Sebaliknya sikap suuzhan akan menjadikan seseorang selalu curiga,
sombong, ghiba, namimah, fitnah dan permusuhan.
Wujud dan sikap perilaku husnuzhan terhadap sesama manusia antara lain:

a. Berperasangka baik kepada sesama manusia

b. Tidak suka mencurigai orang lain

c. Menghargai orang lain

d. Menghormati orang lain


e. Mengakui kelebihan orang lain

f. Adil dalam menilai orang lain

g. Tidak suka ghibah, namimah, dan fitnah

5. Nilai positif Husnuzhan


Sikap husnuzhan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan
yang diterima manusia adalah berasal dari allah. Sedangkan keburukan yang menimpa
manusia disebabkan karena dosa dan kemaksiatan manusia itu sendiri. Tidak seorang pun
bisa lari dan menghindar dari takdir yang telah ditetapkan Allah.
Manusia tidak akan sampai pada sesuatu yang bisa membuat hatinya tenang secara
hakiki kecuali jika ia mau mengikuti petunjuk-petunjuknya dan meninggalkan segala bentuk
laranganya secara totalitas, disamping itu ia harusmampu melakukan tindakan prefentif
terhadap pembahasan yang mendalam tentang masalah yang meragukan imannya, seperti
membicarakan tentang dzat tuhan. Ketenangan hati akan cepat dicapai, manakalah kita mau
menjadikan perintah-perintah syariat sebagai petunjuk untuk menyerahkan diri sepenuhnya
hanya kepada Allah swt. Serta ridha terhadap sesuatu yang tidak dipahaminya. Ada beberapa
hikmah yang dapat dipetik dari sikap husnuzhan antara lain:
1) Melahirkan kesadaran bagi manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan
sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah
2) Mendorong manusia untuk beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik dan mengikuti hukum sebab akibat( sunatullah) yang berlaku dan ditetapkan
Allah
3) Mendorong manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah yang kekuasaan-Nya bersifat
mutlak dan kehendak yang mutlak juga, di samping memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan
kasih sayang kepada makhluk-Nya
4) Menumbuhkan sikap tawakkal dalam diri manusia, karena menyadari bahwa manusia hanya
bisa berusaha dan berdoa sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai dzat yang
menciptakan dan mengatur kehidupan manusia
5) Sikap husnuzhan membuat jiwa menjadi tenang dan tentram, karena meyakini apapun yang
terjadi adalah atas kehendak Allah.
6. Membiasakn sikap husnuzhan
Dalam realita kehidupan, cukup banyak manusia yang justru mempunyai pikiran dan
keinginan yang berbeda dengan tuntunan yang benar. Keinginan manusia yang berbeda atau
bertolat belakang dengan kehendak Allah. Manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya dan
sering tanpa ia sadari muncul pikiran dan tingka laku yang dirasakan benar namun justru
tidak dibenarkan dalam agama. Sebagai contoh ia mengeluh kepada Allah dengan ucapan ya
Allah mengapa saya sudah rajin sholat, tetapi rezki yang kami harapkan tidak juga kau
tunjukkan, sikap semacam ini akan melahirkan sikap suudzan kepada Allah. Karena itu
apabila tidak segera dicarikan jalan keluar dengan cara merubah keinginan manusia untuk
disesuaikan dengan kehendak Allah, maka akan melahirkan malapetaka dalam kehidupan
dunia dan akhirat.
Manusia harus berhusnuzhan bahwa Allah hanya memberikan apa yang terbaik bagi
hambanya. Jangan mencari jalan lain yang hanya memuaskan nafsu sesaat, tetapi melupakan
kebenaran yang akan membawa keselamatan.

B. Tobat
1. Pengertian tobat
Kata taba yang darinya terbentuk antara lain kata taubat, pada mulanya berarti
kembali. Orang bertobat kepada allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju
sesuatu; kembali dari sifat-sifat tercelah menuju sifat yang terpuji, kembali dari larangan
allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiaat menuju taat, kembali dari segala yang
dibenci allah menuju yang diridhai-Nya, kembali dari saaling bertentangan menuju saling
menjaga persatuan, kembali kepada allah setelah meninggalka-Nya dan kembali taat setelah
melanggar laranga-Nya. Dalam ayat dibawah ini pelaku dari kata kembali adalah Allah swt
sendiri. Sekian banyak ayat al-Quran yang berbicara tentang tobat (kembali-nya) Allah,
antara lain surat al-ahzab ayat 73:
Artinya: sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-
orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang
mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(Qs.Al-Ahzab:73)
Dari sini dapat dikatakan bahwa baik tuhan maupun manusia keduanya kembali.
Dalam hal ini, agaknya ingin digambarkan adalah bahwa pada prinsipnya dan mulanya
manusia berada dalam posisi yang sangat berdekatan dengan tuhan. Namun, apabila ia
melangka, maka ia telah melangkah menjauhinya dan tuhanpun melangkah menjauh darinya.
Apabilah manusia menyadari kesalahanya, bertekat untuk tidak mengulanginya serta
memohon ampun dari Allah, maka pada saat itu ia dinamai bertobat atau kembali menuju
posisi semula.
Sedangkan menurut pendapat para ulama yang dimaksud tobat adalah membersihkan
hati dari segalah dosa. Pendapat yang lain mengatakan bahwa tobat adalah meninggalkan
keinginan untuk kembali melakukan kejahatan seperti yang telah pernah dilakukunya karena
membesarkan allah swt dan menjauhkan diri dari kemurkaanya.
2. Bentuk dan contoh tobat
Dosa manusia itu tidak hanya kepada allah, tetapi dosa itu bisa kepada sesama
manusi. Dosa kepada allah seperti; meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, dan kewajiban
yang lain. Dosa kepada sesama manusia seperti, meninggalkan zakat, membunuh jiwa,
merampas harta dan mencaci orang lain.
Dosa kepada Allah amat mudah bagi kita untuk bertobat yaitu dengan cara 1).
Memohon ampun kepada allah 2). Ada rasa penyesalan yang mendalam dan 3) niat yang kuat
untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu.
Berbeda dengan jika dosa itu terkait dengan hamba atau manusia yang lain, maka proses
tobat atau pengampunan itu lebih berat, seperti didasarkan oleh rasulullah SAW.
Artinya : Catatan itu tiga yaitu catatan yang di ampuni, dan catatan yang tidak di ampuni
dan catatan yang tidak ditinggalkan. Catatan yang di ampuni adalah dosa-dosa hamba, antara
mereka dan Allah. Adapun catatan yang tidak di ampuni adanya menyekutukan Allah.
Adapun catatan yang tidak ditinggalkan adalah perbuatan-perbuatan aniyaya yang dilakukan
oleh hamba. ( HR Ahmad dan al- Hakim dari hadits Aisyah r.a)
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk tobat itu amat tergantung dengan
dosa yang dilakukan.
Selain itu, bentuk dan contoh tobat sangat tergantung pula dengan jenis dosa yang
dilakukan. Para ulama ada yang membagi dosa itu kedalam dosa besar dan dosa kecil, tetapi
ada pula yang mengatakan bahwa tidak ada dosa kecil maupun dosa besar, bahkan setiap
menyalahi allah, maka itu adalah dosa besar. Namun ini pendapat yang lemah, karena Allah
SWT berfirman
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan
Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). ( Qs an-Nisaa:31)
Tobat bukan hanya sekedar sarana penghapus dosa, tetapi juga sebagai sarana untuk
mendekatkan diri pada Allah swt. Karena itu, sekalipun tidak berdosa, namun tetap
diperintahkan untuk bertobat. Ini artinya tobat hukumnya wajib bagi setiap mukmin, Oleh
karena itu sekalipun Rasulullah saw sudah terpelihara dari dosa, tetapi bertobat dan mintak
ampun kepada allah swt, tidak kurang dari 70 kali dalam sehari semalam.
3. Tata cara untuk bertobat
Untuk melakukan tobat yang sempurna, seseorang yang bersalah harus memenuhi
lima tahapan: menyadari kesalahan, menyesali kesalahan, memohon ampun kepada allah,
berjanji tidak akan mengulanginya, menutupi kesalahan masa lalu dengan amal sholeh
1) Menyadari kesalahan: karena seseorang tidak mungkin bertobat kalau dia tidak menyadari
kesalahanya atau tidak merasa bersalah. Disini perlunya seorang muslim mempelajari ajaran
islam, terutama tentang perintah yang wajib diikutinya dan larangan yang wajib
ditinggalkanya. Dan di sini pulalah pentingnya saling ingat mengingatkan sesama muslim
(wa tawashau bi al-haq)
2) Menyesali kesalahan: Sekalipun seseorang tahu bahwa dia bersalah tetapi dia tidak menyesal
telah melakukanya maka orang tadi belumlah dikatakan bertobat. Apalagi kalau dia bangga
dengan kesalahanya itu. Dalam hal ini rasulullah bersabda Menyesal itu adalah tobat.
(H.R. Abu Daud dan al-Hakim)
3) Memohon ampun kepada Allah (istighfar); dengan keyakinan atau husnuzhan bahwa allah
swt akan mengampuninya. Semakin banyak dan sering seseorang mengucapkan istihfar
kepada Allah swt semakin baik. Di atas sudah disebutkan hadits yang menyatakan bahwa
sekalipun rasulullah saw tidak melakukan kesalahan atau kemaksiatan tetapi beliau tetap
banyak istihfar , bahkan sampai seratus kali sehari. Rasulullah saw bersabda: Tidak ada
dosa yang besar dengan istihfar, dan tidak ada dosa yang kecil kalau di ulang-ulang. ( H.R.
at-Thabrani)
4) Berjanji tidak akan mengulanginya; janji itu harus keluar dari hati nuraninya dengan
sejujurnya, tidak hanya di mulut, sementara di dalam hati masih tersimpan niat untuk
mengerjakan dosa itu sewaktu-waktu. Tobat seperti ini diibaratkan dengan tobat sambal,
waktu kepedasan menyatakan kapok tetapi esoknya di makan lagi. Betapapun kecilnya
dosa itu, tapi kalau dikerjakan berulang-ulang tentu lama-lama akan menjadi gunung dan
kualitasnya sama dengan dosa besar.
5) Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal sholeh, untuk membuktikan bahwa dia benar-
benar telah bertobat. Firman Allah swt:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar ( Q.S. Thaha/20: 82)
Jika seseorang hendak bertobat dan ingin doanya bermanfaat baginya, maka dia harus
membersihkan hatinya. Dia harus menciptakan kondisi adanya rasa takut, harap-harap cemas,
khudhu dan tunduk di hadapan Allah. Keadaan yang demikian ini akan muncul jika
pengenalan terhadap Allah semakin mendalam.
4. Macam tobat
Tobat itu dapat dibagi dalam beberapa macam,yaitu:

a. Tobat, yaitu kembali dari kejahatan kepada ketaatan karena takut akan mendapat siksa
Allah swt. Allah berfirman dalam surat an-Nur ayat 31

b. Inabat, yaitu kembali dari yang baik kepada yang lebih baik karena mengharap
pahala.

c. Awbah, yaitu orang-orang yang bertobat bukan karena takut siksaan dan tidak pula
mengharap pahala, tetapi karena mengikuti perintah Allah.

5. Membiasakan diri bertobat


Setiap manusia sudah seharusnya senantiasa mengingat tobat dan harus tetap tumbuh
didalam hati setiap muslim sampai meninggal dunia. Hati setiap muslim wajib senantiasa
bergetar di hadapan keagungan Allah Dzat yang maha menerima taubatnya hambanya. Hati
setiap muslim harus senantiasa memperhatikan dan meneliti kesalahan dan dosa, sehingga
tidak terulang kembali. Seorang mumin tidak boleh kehilangan tongkat dua kali dan tidak
boleh jatuh pada lobang sama dua kali.
Jika seorang bertobat dari dosanya dengan tobat yang sesungguhnya maka tidak
ubahnya dia seperti orang yang tidak mempunyai dosa. Setelah bertobat, seseorang tidak
ubahnya seperti bayi yang baru lahir dari ibunya. Manusia harus yakin bahwa bila seseorang
melakukan dosa yang banyak, dan pada saat yang sama mengurungkan niat untuk bertobat
dan mengatakan bahwa Allah tidak akan mengampuninya, maka justru perkataanya ini
merupakan dosa yang besar yang mendekati batas kekufuran.
Oleh karena itu, seberapapun besar dosa seseorang, walaupun menyamai buih di
lautan lalu dia bertobat dari dosanya dan memperbaiki dirinya, serta bergetar hatinya dan
menyesali apa yang telah dilakukan, maka pasti Allah swt mengampuninya. Sebuah syair
berbunyi, kembalilah kepada-Ku bagaimanapun juga keadaanmu seandainya engkau
seorang kafir atau menyembah berhala, kembalilah. Pintu kami ini bukanlah pintu
keputusasaan, sekalipun engkau telah menghancurkan tobatmu hingga seratus kali,
kembalilah. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat. Artinya, bahwa
allah swt menyukai seseorang yang bertobat, meskipun dia telah merusak tobatnya
sebelumnya.

1. Hasud

Salah satu penyakit hati yang sangat besar adalah hasud. Hasud ( dengki ) adalah sikap batin
tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk
menghilangkannya dari orang tersebut. Imam Ghazali mengatakan bahwa hasud itu adalah
cabang dari syukh ( )yaitu sikap batin yang bakhil berbuat baik.

Kata hasud berasal dari bahasa Arab, yaitu hasadun yang berarti dengki, benci. Dengki
merupakan suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan rasa marah, tidak suka karena iri.
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata hasud diartikan membangkitkan hati seseorang
supaya marah (melawan, memberontak, dan sebagainya). Dengan demikian yang dimaksud
dengan hasud pada hakikatnya sama dengan hasad, yakni suatu perbuatan tercela sebagai
akibat adanya rasa iri hati dalam hati seseorang. Rasululloh s.a.w. bersabda :

( )

Artinya : Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat terdahulu (yaitu) benci
dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut. (H.R.
Ahmad dan Tirmidzi)

Lebih jauh para ulama mengemukakan pengertian hasud atau hasad sebagai berikut :

1. Menurut Al Jurjani Al Hanafi dalam kitabnya Al Tarifaat, hasad ialah menginginkan


atau mengharapkan hilangnya nikmat dari orang yang didengki (mahsud) supaya berpindah
kepadanya (orang yang mendengki).

2. Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, hasad ialah membenci nikmat
Allah S.W.T. yang ada pada diri orang lain, serta menyukai hilangnya nikmat tersebut.

3. Menurut Sayyid Qutub dalam tafsir Al Manar, hasad ialah kerja emosional yang
berhubungan dengan keinginan agar nimat yang diberikan Allah S.W.T. kepada seseorang
dari hamba-Nya hilang dari padanya. Baik cara yang dipergunakan oleh orang yang dengki
itu dengan tindakan supaya nikmat itu lenyap dari padanya atas dasar iri hati, ataau cukup
dengan keinginan saja. Yang jelas motif dari tindakan itu adalah kejahatan.

Hal inilah, seperti yang dijelaskan Al Quran sebagai berikut :

( 4 : ) ..

Artinya : Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah
Allah berikan kepadanya . (Q.S. An Nisa : 54)
Jadi hasud/hasad menurut istilah membenci nikmat Allah SWT yang dianugerahkan kepada
orang lain, dengan keinginan agar nikmat yang didapat orang tersebut segera hilang atau
terhapus.

Rasulullah saw menggambarkan betapa tercelanya kedengkian itu dengan sabdanya:

( )

Kedengkian memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar (HR.Abu Daud dari
Abu Hurairah). Ketika seseorang mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang yang didengki
maka saat itu ia telah berlaku hasad, karena sesungguhnya kedengkian adalah membenci
nikmat dan menginginkan lenyapnya nikmat itu dari orang yang mendapatkannya.

Pantaslah jika Rasulullah saw pernah menyebut seseorang sebagai penghuni surga akan lewat
di depan sahabat-sahabatnya, yang ketika kejadian itu berulang tiga kali dalam tiga hari
Rasulullah menyebutnya sebagai seorang dari penghuni surga, dan ketika ditelusuri oleh
Abdullah bin Amer bin al-Ash dengan bermalam di rumah orang tersebut selama tiga malam,
ia tidak pernah melihat amalan orang tersebut yang berlebihan, bahkan orang itu juga tidak
bangun malam, kecuali jika berbalik dari tempat tidurnya ia menyebut Allah, ia tidak bangun
kecuali untuk shalat subuh, dan tidak pernah mendengarnya berkata kecuali kebaikan.

Bahkan hampir saja Abdullah meremehkan amalannya. Ketika Abdullah mengatakan bahwa
sesungguhnya Rasulullah telah bersabda begini dan begitu, kemudian ia bertanya : Apakah
gerangan yang membuatmu mencapai tingkatan tersebut?"

Orang tersebut menjawab: Tidak ada apa-apa kecuali yang kamu lihat, hanya saja aku tidak
punya rasa benci dan dengki kepada salah seorang pun dari kaum muslimin yang dikaruniai
Allah kebaikan.

Di sinilah Abdullah menemukan jawaban itu, ia berkata :Itulah rupanya yang membuatmu
mencapai tingkatan itu, dan itulah yang tidak mampu kami lakukan.

Demikianlah nikmatnya jika kita dapat menghidarkan diri dari berlaku hasad pada orang lain
yakni surga, yang sesungguhnya terlihat sangatlah sepele persoalannya meskipun
sesungguhnya berat dalam pengamalannya.

Cukuplah menjadi renungan kita bersama bahwasanya penyebab pembunuhan pertama kali di
muka bumi ini terjadi yaitu anak Adam membunuh saudaranya adalah disebabkan oleh
kedengkiannya pada saudaranya atas nikmat yang dimilikinya lalu kita bertanya masihkah
kita harus mendengki?

Rasulullah bersabda:

( )

Artinya : Janganlah kamu sekalian saling mendengki, membenci, dan saling belakang-
membelakangi; tetapi jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang telah
diperintahkan Allah kepadamu. ( H.R Bukhari dan Muslim )
Setiap muslim/muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud karena hasud termasuk sifat
tercela dan merupakan perbuatan dosa. Simaklah QS. An Nisa [4]: 32

Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalam kitab Tanbihul Ghafilin yang dinyatakan Imam Abu Laits Samarqandi, dijelaskan
bahwa orang hasud itu telah menentang Allah SWT dalam beberapa hal, :

1. Membenci nikmat atau anugerah Allah SWT yang diberikan kepada orang lain.

2. Tidak rela menerima pembagian karunia Allah SWT atas dirinya.

3. Pelit terhadap pemberian Allah SWT, kalau bisa semua anugerah Allah dan kebajikan jatuh
pada dirinya sendiri, tak perlu orang lain. Kalaupun orang lain memperolehnya diharapkan di
bawah derajat dirinya.

4. Mengikuti pengaruh Ibnlis/syetan yang sebetulnya sangat merugikan dan menghinakan


dirinya sendiri

Bahaya-bahaya sifat hasud antara lain sebagai berikut :

1) Merusak iman orang yang hasud.

( )

Artinya : Hasud itu dapat merusak iman sebagaimana jadam merusak madu (H.R Ad
Dailami)

2) Menghanguskan segala macam kebaikan yang pernah dilakukan.

( )

Artinya : Jauhilah darimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-
kebaikan seperti api memakan kayu bakar. ( H.R Abu Dawud )
3) Tersiksa batinnya untuk selama-lamanya, sebab di dunia ini tidak sepi dari orang-orang
yang mendapat nikmat dari Allah baik berupa ilmu, pangkat, atau harta benda sementara dia
selalu diliputi rasa dengki terus menerus.

Ada 2 macam hasud yang dibolehkn, Rasulullah bersabda

) :
(

Artinya : Tidak boleh iri hati kecuali dalam 2 hal : 1. Seorang yang diberi oleh Allah SWT
harta kekayaan maka dipergunakan untuk mempertahankan hak ( kebenaran ) dan 2.
Seorang yang diberi Allah SWT ilmu hikmah, maka ia pergunakan dan ia ajarkan. ( H.R
Bukhari )

4) Mengarah pada perbuatan maksiat, dengan berlaku hasud otomatis seseorang pasti
melakukan hal-hal lain seperti ghibah (mengumpat/menggosip orang), berdusta, mencela,
bahkan mengadu domba.

5) Jauh dari rahmat Allah SWT dan sesama manusia

6) Menghancurkan persatuan dan kesatuan

7) Menyakiti orang lain atau dapat mencelakakan orang lain

8) Terkena hinaan dan kegelisahan apalagi ia menyadari bahwa orang lain telah memahami
hasutannya, maka ia akan dipandang rendah dan pasti dijauhi.

9) Kerisauan dan kegelisahan akibat kebencian tak terputus-putus

10) Akan selalu menderita di atas kesenangan orang lain. Ia tidak pernah merasa bahagia
selama ada orang lain yang melebihinya

11) Dapat memutuskan hubungan silaturrahim dan persaudaraan

12) Berpotensi akan menjadi provokator yang dapat menimbulkan bencana atau kerugian,
baik untuk dirinya ataupun orang lain

13) Menjerumuskan pelakunya masuk neraka.

Cara menghindari sifat hasud :

a) Selalu meningkatkan iman kepada Allah SWT

b) Berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT

c) Mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya

d) Meningkatkan sifat Qanaah (menerima dengan ridlo setiap anugerah Allah SWT)

e) Menyadari kedudukan harta dan jabatan dalam kehidupan manusia di dunia.


Kebiasaan-kebiasaan yang harus dilatih agar terhindar dari sifat hasud

a. Membiasakan diri menghormati pendapat orang lain agar terhibdar dari konflik

b. Membiasakan diri melakukan perbuatan baik, karena Allah bersama orang yang berbuat
baik (Q.S. 16 :128)

c. Membiasakan diri senang dan bersyukur serta memberikan selamat atas


keberhasilan/kebahagiaan orang lain

d. Membiasakan diri memelihara hubungan baik/silaturrahim

e. Membiasakan diri mempelajari, memahami dan memperaktikkan ayat-ayat Allah

f. Kemitmen untuk selalu meningkatkan ke-Islaman terutama salat lima waktu

g. Membiasakan diri mensyukuri nikmat/pemberian Allah sekecil apapun

2. Riya

Menurut bahasa artinya pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan


yang bukan sebenarnya, sedang menurut istilah yaitu memperlihatkan suatu ibadah dan amal
shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan
harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. Sedang memperdengarkan
ucapan tentang ibadah dan amal salehnya kepada orang lain disebut sumah (ingin didengar).

Riya dan sumah merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya
haram. Riya sebagai salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang
mukmin. Simak QS. An Nisa [4] 142!

Artinya : Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka
bermaksud riya ( dengan shalat itu ) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada
Allah kecuali sedikit sekali.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid
diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, Wahai
Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku
dimasukkan ke neraka? Allah menjawab, Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya
ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.

Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka itulah sebagai balasan dari
perjuanganmu. Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena
Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele,
namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan, bagaikan
air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan.

Allah SWT berfirman QS. Al-Furqan [25] : 23

Artinya : Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu
(bagaikan) debu yang beterbangan.

Abu Hurairah RA juga pernah mendengar Rasulullah bersabda, Banyak orang yang
berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan
banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali
tidak tidur semalaman.

Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah,
Apakah keselamatan itu? Jawab Rasulullah, Apabila kamu tidak menipu Allah. Orang
tersebut bertanya lagi, Bagaimana menipu Allah itu? Rasulullah menjawab, Apabila kamu
melakukan suatu amal yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka
kamu menghendaki amal itu untuk selain Allah.

Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya oleh penyakit hati
ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas beribadah kepada
Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik dalam masalah ibadah,
muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-beda antara satu dan lainnya,
tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya, ibadah, dan segala aktivitasnya di
hadapan manusia.

Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, Takutlah kamu kepada syirik kecil. Para shahabat
bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil? Rasulullah berkata,
Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki
sifat riya, pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian
kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari
mereka

Amal perbuatan yang diridlai Allah

a. Niat karena Allah

b. Ikhlas

c. Sesuai dengan kemampuan

d. Tidak pilih kasih

e. Rahmat bagi seluruh alam


Amal perbuatan ria

a. Niat bukan karena Allah

b. Tidak ikhlas

c. Mengada-ada

d. Pilih kasih

e. Ingin dipuji

f. Mengharap imbalan

Dilihat dari bentuknya, ria dapat digolongkan 2 macam, yaitu :

a. Ria dalam niat

Ria yang berkaitan dengan hati, maksud ria dalam niat, yaitu sejak awal perbuatan bahkan
yang dilakukannya tidak didasari ikhlas sebelumnya sudah didasari ria. Yang mengetahui
hanya Allah SWT dan dirinya saja. Apabila seseorang ingin melakukan amal perbuatan baik
atau tidak tergantung pada niat. Rasulullah s.aw. bersabda :

( )

Artinya : aku mendengar Umar bin al Khaththab berkata di atas mimbar, aku mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda : Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan
sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan (H.R. Bukhari
Muslim)

b. Ria dalam perbuatan

Yaitu memamerkan atau menunjukkan perbuatan di depan orang banyak, agar perbuatan
tersebut dipuji, diperhatikan, dan disanjung orang lain.

Di antara contoh riya dalam perbuatan, bila seorang pelajar terlihat belajar dengan sungguh-
sungguh hanya karena ingin mendapat nilai yang bagus. Dan dia melakukan hal itu kepada
orang tuanya hanya karena ingin mendapatkan apa yang dia minta dari orang tuanya cepat-
cepat terkabul.

Beberapa penjelasan Allah SWT dalam Al Quran sehubungan dengan riya dalam perbuatan
antara lain :

a) Melakukan ibadah shalat tidak untuk mencapai keridlaan Allah SWT, tetapi
mengaharapkan pujian, popularitas di masyarakat. (Q.S. Al Maun (107) : 4-6), dan Q.S. An
Nisa (4) : 142.
Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. (Q.S. Al Maun: 4-6)

b) Bersedekah didasari riya laksana riya batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu
itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih. (Q.S. Al Baqarah (2) : 264)

c) Allah melarang pergi berperang didasari riya dan menghalangi (orang) lain menempuh
jalan Allah (sabilillah). (Q.S. Al Anfaal (8) : 47)

Beberapa ciri orang yang mempunyai sifat ria dalam perbuatan

a. Tidak akan berbuat baik jika tidak dilihat orang lain atau tidak ada imbalan baginya

b. Melakukan amal saleh tanpa dasar, hanya ikut-ikutan (Q.S. 17 : 36)

c. Tampak rajin penuh semangat jika amal perbuatannya dilihat atau dipuji-puji orang.

d. Ucapannya selalu menunjukkan bahwa dia yang paling hebat, paling tinggi dan paling
mampu.

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari sikap riya

a. Bahaya riya yang merugikan diri sendiri

1) Selalu tidak ada puasnya, sekalipun hidupnya sudah berkecukupan sehingga berpotensi
untuk korupsi dan mengambil hak orang lain

2) Selalu ingin dipuji dan dihormati

3) Ketidakpuasan, sakit hati, dan penyesalan ketika orang lain tidak menghargainya.

4) Sombong dan membanggakan diri

5) Tidak dapat bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah maupun berinteraksi


dengan sesama manusia.

6) Menyesal jika telah melakukan perbuatan baik hanya karena tidak ada orang lain yang
melihatnya atau tidak ada imbalannya

7) Jiwanya akan terganggu karena kegelisahan/keluh kesah yang tiada henti

8) Perbuatan ria termasuk syirik kecil

:

( )
Artinya : Dari Mahmud Ibnu Labid r.a. bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpamu ialah syirik kecil: yaitu
riya." Riwayat Ahmad dengan sanad hasan.

9) Allah tidak akan menerima dan memberi pahala atas perbuatan ria (terhapusnya pahala
yang sudah diperbuat)

10) Di akhirat akan dicampakkan ke dalam api neraka.

b. Bahaya riya yang merugikan orang lain

1) Berpotensi saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang diberikannya kepada
orang lain.

2) Memamerkan amalnya kepada orang lain, sehingga orang lain menjadi benci dan tidak
senang terhadapnya

3) Sikap dan perilakunya yang ria akan berpotensi menimbulkan pertikaian dan akhirnya
menimbulkan pengrusakan

Tanda-tanda riya

Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, Orang
yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal
ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya
dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.

Kebiasaan yang dapat menghindari perbuatan riya

a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata-mata karena Allah SWT

b. Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan

c. Membiasakan menjaga lisan saat bekerja

d. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa harus disuruh dan
meminta imbalan

e. Membiasakan bersedekah atau mengeluarkan infaknya setiap mendapat rezeki atau


kesenangan

f. Tidak mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain

g. Tidak membuat kecemburuan kepada orang lain

h. Saling menasehati untuk kebaikan dan kesabaran dalam beribadah

i. Tidak memamerkan sesuatu karena pada dasarnya semua yang dimiliki adalah dari Allah
dan akan kembali kepada-Nya
j. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT

Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim (14) : 7)

3. Aniaya (adh-Dhulm)

Kata adh-dhulm berasal dari fil (kata kerja) dhalama yadhlimu artinya : rugi, gelap,
aniaya atau yang berarti Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dalam hal ini
sepadan dengan kata al-Jawr. Dalam bahasa Indonesia, zalim biasa disebut dengan istilah
aniaya, artinya melampaui batas, keterlaluan, atau tindakan/perbuatan yang melampaui
batas yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Menganiaya berarti menyiksa,
menyakitidan berbagai bentuk kesewenangan lainnya seperti menindas, mengambil hak orang
lain dengan paksa dan lain-lain.

Demikian juga definisi yang dinukil oleh Syaikh Ibnu Rajab dari kebanyakan para ulama.
Dalam hal ini, ia adalah lawan dari kata al-Adl (keadilan).

Dengan demikian yang dimaksud dengan aniaya (dhulm) adalah meletakkan, menempatkan
sesuatu tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan ketentuan Allah. Siapakah orang yang
dhalim itu? Q.S Al Baqarah [2]: 229 menjawab :

Artinya : Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka mereka itulah orang-
orang yang dhalim.

Dari Ibnu Umar -radhiallaahu anhuma- dia berkata: Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam
bersabda: Kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat. (Muttafaqun alaih)

Dari Jbir bin Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam bersabda:
berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di
hari Kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan
umat sebelum kamu. (H.R.Muslim)

Hadits diatas dan semisalnya merupakan dalil atas keharaman perbuatan zhalim dan
mencakup semua bentuk kezhaliman, yang paling besarnya adalah syirik kepada Allah Tala
sebagaimana di dalam firman-Nya: Sesungguhnya syirik itu merupakan kedhaliman yang
besar.
Di dalam hadits Qudsiy, Allah Tala berfirman: Wahai hamba-hambaku! Sesungguhnya
Aku mengharamkan kezhaliman terhadap diriku dan menjadikannya diharamkan antara
kalian.

Ayat-ayat dan hadits-hadits serta atsar-atsar tentang keharaman perbuatan dhalim dan
penjelasan tentang keburukannya banyak sekali. Oleh karena itu, hadits diatas
memperingatkan manusia dari perbuatan zhalim, memerintahkan mereka agar menghindari
dan menjauhinya karena akibatnya amat berbahaya, yaitu ia akan menjadi kegelapan yang
berlipat di hari Kiamat kelak.

Ketika itu, kaum Mukminin berjalan dengan dipancari oleh sinar keimanan sembari berkata:
Wahai Rabb kami! Sempurnakanlah cahaya bagi kami. Sedangkan orang-orang yang
berbuat zhalim terhadap Rabb mereka dengan perbuatan syirik, terhadap diri mereka dengan
perbuatan-perbuatan maksiat atau terhadap selain mereka dengan bertindak sewenang-
wenang terhadap darah, harta atau kehormatan mereka; maka mereka itu akan berjalan di
tengah kegelapan yang teramat sangat sehingga tidak dapat melihat arah jalan sama sekali.

Klasifikasi Kezhaliman

Syaikh Ibn Rajab berkata: Kezhaliman terbagi kepada dua jenis: Pertama, kezhaliman
seorang hamba terhadap diri sendiri; Bentuk paling besar dan berbahaya dari jenis ini adalah
syirik sebab orang yang berbuat kesyirikan menjadikan makhluk sederajat dengan Khaliq.
Dengan demikian, dia telah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Jenis berikutnya
adalah perbuatan-perbuatan maksiat dengan berbagai macamnya; besar maupun kecil.

Kedua, kezhaliman yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap orang lain, baik terkait
dengan jiwa, harta atau kehormatan.

Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam telah bersabda ketika berkhuthbah di haji Wada :
Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian diharamkan atas kalian sebagaimana
keharaman hari kalian ini, di bulan haram kalian ini dan di negeri (tanah) haram kalian ini.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abu Hurairah dari Nabi
Shallallhu alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa yang pernah terzhalimi oleh
saudaranya, maka hendaklah memintakan penghalalan (maaf) atasnya sebelum kebaikan-
kebaikannya (kelak) akan diambil (dikurangi); Bila dia tidak memiliki kebaikan, maka
kejelekan-kejelekan saudaranya tersebut akan diambil lantas dilimpahkan (diberikan)
kepadanya.

Ciri-ciri orang zalim berdasarkan Al Quran

Al Quran memberikan informasi banyak sekali tentang identitas atau cirri orang zalim yang
sikap perilakunya atau cara memimpinnya dinisbatkan kepada firman di antaranya sebagai
berikut :

a. Senantiasa rakus terhadap kekuasaan.


Artinya : Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian
pulalah yang akan mereka perbuat. (Q.S. An Naml : 34)

b. Sikap zalim dapat juga diketahui dari sifat-sifat sombong, congkak, arogan, sewenang-
wenang, sok kuasa, mentang-mentang dan mengklaim bahwa (seolah-olah) semua
kesuksesan, dialah penggagasnya.

c. Kaki tangannya (anak buahnya) sebagai perpanjangan kekuasaannya menindas dan


menggusur si lemah.

d. Merencanakan pembunuhan/menghilangkan nyawa kepada golongan tertentu agar


keinginan (nafsu) memimpin lebih lama lagi terus berlangsung.

e. Akan lebih berbuat sadis, bila intimidasi yang pertama tidak mampu menimbulkan rasa
gentar terhadap pihak lawannya.

Macam-macam sifat zalim/aniaya

Pada dasarnya secara umum zalim atau perbuatan aniaya dapat diklasifikasi 4 macam :

a. Zalim kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan melaksanakan
laranganNya. Contoh : meninggalkan ibadah shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya, bahkan
berbuat syirik, sihir dan perbuatan terlarang lainnya.

b. Zalim kepada diri sendiri, contohnya : membiarkan diri sendiri tetap bodoh, miskin, malas,
minum-minuman keras, bunuh diri dan lain-lain.

c. Zalim kepada orang lain (sesama manusia), contohnya : mengumpat, mengado domba,
memfitnah, mencuri, merampok, penyiksaan, pembunuhan, dan lain-lain.

d. Zalim kepada makhluk lain atau alam sekitarnya, contohnya : menebang pohon tanpa
aturan, membuang sampah sembarangan, menyembelih binatang dengan senjata tumpul, dan
lain-lain.

Penyebab terjadinya

Ibnu al-Jauziy menyatakan: kedhaliman mengandung dua kemaksiatan: mengambil milik


orang lain tanpa hak, dan menentang Rabb dengan melanggar ajaran-Nya Ia juga terjadi
akibat kegelapan hati seseorang sebab bila hatinya dipenuhi oleh cahaya hidayah tentu akan
mudah mengambil itibar (pelajaran).

Penyebab kedhaliman juga dapat dikembalikan kepada definisinya sendiri, yaitu tidak
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman
terhadap ajaran agama sehingga tidak mengetahui bahwa :

Hal itu amat dilarang bahkan diharamkan

Ketidakadilan akan menyebabkan adanya pihak yang terzhalimi


Orang yang memiliki sifat sombong dan angkuh akan menyepelekan dan merendahkan
orang lain serta tidak peduli dengan hak atau perasaannya

Orang yang memiliki sifat serakah selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya
sehingga membuatnya lupa diri dan mengambil sesuatu yang bukan haknya

Orang yang memiliki sifat iri dan dengki selalu bercita-cita agar kenikmatan yang dirasakan
oleh orang lain segera berakhir atau mencari celah-celah bagaimana menjatuhkan harga diri
orang yang didengkinya tersebut dengan cara apapun

Kebiasaan perbuatan pelajar yang berpotensi menjadi zalim

a. Kebiasaan membolos sekolah

b. Kebiasaan malas mencatat dan belajar. Sering tidur di kelas dan sering mengerjakan
pekerjaan (PR) di sekolah.

c. Kebiasaan usil / jahil yang berpotensi menimbulkan permusuhan

d. Berkelahi antar pelajar (tawuran)

e. Kebiasaan merokok/ mabuk

f. Kebiasaan telat masuk sekolah dengan sengaja karena malas

g. Kebiasaan mengobrol/tidak memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran

h. Kebiasaan mencuri, atau menyembunyikan harta milik teman-teman sekelasnya.

i. Memprovokasi teman-temannya dalam pelanggaran sekolah

Bahaya sifat zalim

o Akan merugikan kehidupan diri sendiri baik di dunia maupun akhirat

o Akan memperoleh adzab /laknat dari Allah (Q.S. 5 : 78-80)

o Akan memperoleh siksaan allah di akhirat (Q.S. 5 : 33)

o Amal perbuatannnya akan menjadi sia-sia di sisi Allah (Q.S. 18 : 103 105)

Cara-cara menghindari dari sikap aniaya/zalim

Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah

Jangan membuka aib atau cacat orang lain

Menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama

Menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah
Menyadari doa orang yang teraniaya itu makbul

Mengamalkan ajaran agama dengan memperbanyak berbuat kebaikan sehingga tak ada
waktu untuk berbuat aniaya

Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT

Berhati-hati dalam bertindak, berbicara dan dalam menerima setiap informasi yang ada

Meluruskan / memahami ketauhidan

Membiasakan menjaga amanah, yaitu memberikan hak orang lain

Membiasakan bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara

Hukuman Allah terhadap pemimpin yang zalim

Akan dipertanggungjawabkan segenap perbuatannya. (Q.S. 36 ; 65, 45 ; 15)

Akan mendapatkan balasan setimpal dengan apa yang telah dikerjakannya. (Q.S. 10 ; 27)

Akan mendapatkan siksaan di neraka selama-lamanya. (Q.S. 16 ; 88, 98 ; 6)

Akan mendapatkan siksaan yang besar, dibunuh dan disalib (Q.S. 5 ; 33)

4. Diskriminasi

Diskriminasi adalah istilah populer yang seringkali kita dengar seiring dengan gencarnya
istilah demokrasi disebut. Diskriminasi bermakna perbedaan warna kulit; perbedaan
perlakuan terhadap sesama warga negara karena perbedaan warna kulit. Awal munculnya
istilah ini memang dari adanya pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara atas
dasar warna kulit. Ada kelompok warga berwarna kulit hitam dan putih.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Purwodarminto, diskriminasi artinya adalah


perbedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara (berdasarkan warna kulit, golongan,
suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)

Istilah diskriminasi kemudian meluas maknanya kepada segala bentuk pembedaan atas warga
negara atas dasar suku bangsa dan ras antar negara (SARA).

Islam sangat mengecam perbuatan diskriminatif. Islam tidak memandang kemuliaan


seseorang atas dasar penampakan lahiriyah dan segala unsur SARA. Memang kemajemukan
umat adalah hal yang sangat wajar dan semestinya. Kemajemukan bukan untuk
diperselisihkan atau dipertentangkan, karena memang kemajemukan ini adalah takdir Allah
SWT.

Kemajemukan seyogyanya dijadikan media untuk saling mengenal, memahami dan


mempelajari agar tampak mana siapa yang paling bertaqwa di sisi Allah SWT. Agar kita
mampu menghindari sikap deskriminatif tersebut, sebaiknya kita mengambil hikmah dari
firman Allah SWT dalam QS. Al Hujurat [49] : 10-13 ;
Artinya :

10. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita bisa mengambil pelajaran untuk menghindari sikap
diskriminatif sebagai berikut:

4. Sesama orang yang beriman dan beragama Islam adalah saudara yang saling menyayangi
dan menghormati.

5. Yang membedakan mereka di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan mereka.


6. Oleh karena itu kita dilarang untuk:

Saling merendahkan

Saling mencela

Saling memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan

Saling berperasangka jelek (saling curiga)

Saling mencari-cari kejelekan orang lain

Saling menggunjingkan

7. Keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.

8. Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.

9. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling taqwa.

10. Allah paling tahu siapa yang paling bertaqwa dan siapa yang hanya berpura-pura
bertaqwa.

Dalam ajaran Islam keadilan ditegakkan tanpa memandang bulu/diskriminasi baik rakyat
jelata ataupun raja harus tunduk kepada hukum dan ajaran Allah SWT, jika ia melanggar
harus menerima konsekuensinya. Khalifah Umar bin al Khaththab r.a. pernah berkata :

Artinya : Sesungguhnya Islam itu menghimpun di antara kamu satu sama lain dan
memandang sama antara raja dan rakyat dari segi hukum (sama-sama mempunyai hak dan
kewajiban yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah). (Umar bin Khaththab).

I. ADIL
1. Pengertian Adil Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak
memihak antara yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan suatu
kebenaran terhadap dua masalah atau bebepara masalah untuk dipecahkan sesuai dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan demikian keadilan berarti bertindak
atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu, Firman Allah berfirman:
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. jika ia. Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa ; 135) Maksud dari
berlaku adil berarti, memutuskan suatu perkara disesuaikan dengan amal perbuatan seseorang
tanpa memandang rakyat atau pejabat, miskin tau kaya siapa yang bersalah harus dihukum.
Karena Allah SWT yang maha adil membebani hukum kepada hamba-Nya disesuaikan
dengan kemampuannya.dan di dalam menjatuhi atau memutuskan hukuman desisuaikan
dengan apa yang pernah diperbuatnya. Perhatikan firman Allah yang artinya: Artinya: Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhamulah
kesudahan (segala sesuatu). (QS. An-Najm 39 42) Berdasarkan ayat di atas, dapat diambil
pelajaran bahwa Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk menegakkan keadilan
walaupun terhadap ibu, bapak, kaum kerabat, bahkan terhadap dirinya sendiri. Dalam ayat
lain Allah SWT berfirman Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa 58) Sebagai pemimpin dan hakim, Rasulullah menegakka
keadilan dengan sebaik-baiknya. Hal ini beliau mencontohkan dalam haditsnya yang
artinya : jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akupotong tangannya
(HR.Bukhari) Didalam hadits yang lain beliau beersabda yang artinya :Sesungguhnya Allah
beserta para hakim selama hikim itu tidak curang, apabila ia telah curang Allah pun menjauh
dari hakim itu mulailahsetan menjadi teman yang erat bagi hakim itu (HR. At- Turmudzi)
Dari keterangan ayat-ayat dan hadits diatas, jalaslah bahwa keadilan merupakan sendi pokok
ajaran Islam yang harus ditegakkan. Dengan ditegakkannya keadilan dlam segala hal, akan
menjamin segala urusan menjadi lancar. Sebaliknya, apabila keadilan dikesampingkan dan
diabaikan akan berkibat perpecahan dan kehancuran di kalangan umat. Apakah manfaat dan
keutamaan dari orang yang berlaku adil, jawabnya: a. membuat orang disenangi sesamanya b.
memberi ketenangan dan ketenteraman hidup c. mendatangkan ridla dari Allah karena telah
mengerjakan perintah-Nya d. Mendapatkam pahala di akhirat kelak, dan e. meningkatkan
semangat kerja
2. Macam-macam perilaku adil Barlaku adil dapat diklasifikasikan kepadai 4 bagian yaitu :
1). Barlaku adil kepada Allah SWT, yakni menjadikan Allah satu-satunya Tuhan yang
memiliki kesempurnaan, Kita sebagai makhluknya harus senantiasa tunduk dan patuh pada
perintah-Nya dan menjuhi larangan-Nya
2). Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik
dan benar. Diri kita harus terjaga dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak
menganiaya diri sendiri dengan menuruti hawa nafsu yang skibatnya dapat mencelakakan diri
sendiri.
3).. Berlaku adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempat dan
perilaku yang sesuai, layak, benar memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta
tidak menyakiti dan merugikan orang lain.
4). Berlaku adil terhadap makhluq lain, yakni memberlakukan makhluq Allah SWT yang lain
dengan layak dan sesuai dengan syariat Islam dan menjaga kelestarian dengan merawat dan
menjaga kelangsungan dengan tidak merusaknya.
3. Menunjukkan sikap adil terhadap orang lain dapat dilakukan dengan berbagai hal :
1). Patuh kepada perintah Allah dan Rasulnya
2). Memberikan rasa aman kepada orang lain dengan sikap ramah dan santun
3). Menciptakan suasana aman, edukatif dan rukun
4). Bila bermitra harus saling menguntungkan dan bermanfaat bagi seluruh manusia dan
mekhluq serta dpat dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat
5). Tidak angkuh, sombong, kikir, boros iri dan dengki dalam begaul dengan sesama manusia.
6). Selalu berprasangka baik terhadap orang disekitarnya
7). Selalu berbuat kebajikan dan tolong menolong terhadap sesama khususnya kepada fakir
miskin dan anak yatim piatu
8). Selalu berfikir dengn benar sebelum bertindak dan berbuat.
9). Tidak pilih kasih dalam bergaul Selain itu, doa orang yang berlaku adil tidak akan ditolak
oleh Allah SWT. Nabi bersabda yang artinya:tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang
yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah
mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya
Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau
pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak. (HR. Ahmad)
4. Orang yang melakukan keadilan mempunyai keutamaan sebgai berikut :
1). Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara :
a. doa dengan usahanya;
b. karunia dengan ibadahnya
c. dunia dengan akhiratnya
2). Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagai mana mestinya dan memandang
sama serta memperhatikan kewajiban dan haknya.
3). Menciptakan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat, Sebab, menegakkan keadilan
berarti menegakkan hukum perundang-undangan, peraturan dan tata tertib. Bersikap adil
hendaknya meliputu segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan kewajiban, maupun dalam
hal bergaul. Bahkan dalm berbicara pun hendaknya bersikap adil. Firman Allah SWT Apabila
keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap manusia dalam segala aspek kehidupan,
ketenangan dan kebahagiaan akan dapat dirsakan oleh semua lapisan msyarakat. Karena
pentingnya keadilan maka Allah Swt memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil.
Sebagimana Firman-Nya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang
dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.( An
Nisa : 135 ) Berbuat sesuatu yang menyimpang dari keadilan berarti berbuat zalim (aniaya).
Sedangkan penganiayaan dapat merugikan diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu,
penganiayaan termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh Allah
SWT. Kita dilarang berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat adil itu harus
meliputi segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat maupun lingkungan.
II. RIDHA 1. Pengertian Ridha termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah
merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orng
mungkin menganggap, bahwa sikp yang demikian termasuk sikap yang buruk. Karena
dengan merasa cukuo dengan apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan
pada dirinya dan tidak akan mau bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang
sesat dan keliru. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat
menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang
membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat
kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan diterimanya
sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka, untuk
menghindari hal itu seorang muslim ditunut untuk bersikap Qanaah da dalam hidupnya.
Qanaah yang harus mengandung arti : 1). menerima dengan rela apa yang ada, 2). menerima
dengan sabar semua ketentuan Allah SWT 3). bertawakal kepada Allah SWT 4). memohon
kepad Allah SWT tambahan yang pantas, yang disrtai denga usaha dan ikhtiar 5). tidak
tertarik oleh tipu daya dunia. Maka jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau
sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang
menimpa kepada diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan
tabah apa yang menimpa pada diri kita. Tetapi, kita tetap bekerja sebagaimana mestinya dan
tawakal kepada Allah. Apaila pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah,
artinya kita diberi karunia nikmat dari-Ny. Adapun nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya
kita terima dengan senang hati. Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum membawa
keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan tabah dan sabar.
Sebab, Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Kita
tidak boleh sombong kalau sedang beruntung. Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang
merugi. Karena itu, sungguh beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qanaah.
Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya : berbahagialah bagi orang yang mendapat
petunjuk untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qanaah. (HR.
Turmudzi ) Selain itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : Qanaah itu adalah
harta yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan lenyap. (HR. Thabrani dan Jabir )
Orang yang berjiwa qanaah adalah orang yang merasa cukup dengan ap yang ia miliki.
Orang yang memiliki jiwa qanaah itu ia akan bebas dan tiddak terikat dengan segala sesuatu,
sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela (Ridha) dengan kedudukan, harta dan ilmu
yang ia miliki, sbab ia mempinyai keyakinan bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah
SWT. Karena itu, orang yang berjiwa Qanaah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan
rakus. Semua pemberian Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa
syukur. Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Jadi, orang
yang mensyukuri nikmat Allah niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetpi, ada
pula orang yang hidupnya. selalu meras kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang.
Maka, orang itu tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena itu disebut
kufur. 2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi 1). menjadilan seseorang hidup tidak tamak
2). menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah,
dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya 3). menjadikan
seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap
ber ikhtiar. 3. Fungsi ridha dalam kehidupan bermasysrakat 1). seseorang tidak tamak dan
tidak ambisi terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki orang lain 2). seseorang tidak
akan terperdaya oleh kemewahan hidup di dunia 3). Seseorang akan suka menegakkan
kalimat Allah
III. AMAL SALEH 1. Pengertian Amal shaleh maksudnya adalah berusaha melakukan
perbuatan baik, berupaya membantu saudanya yang ditimpa musibah dan meringankan
persoalan yang terjadi. Amal shaleh adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena Allah semata. Sebagaimana frman
Allah yang artinya : dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya. (QS AL-Baqarah : 82) 2. Yang termasuk perbuatan amal
saleh diantaranya : 1). Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan pahala karena
memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat ibadah. 2). Amar
Maruf : menyeru atau mengajak orang untuk berbuat kebaikan, baik secara lisan maupun
dengan memberikan contoh tauladan dalam bentuk perbuatan langsung. Perhatikan Firman
Allah yang artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali-Imran ; 104) 3). Berbakti kepada orang tua
Keharusan berbakti kepada orng tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah rasional,
mengingat sedemikian besar jasa ibu dan bapak dalam merawt dan menjaga anak-anak sejak
dari kandungan hingga dewasa. Sesuai dengan firman Allah : Artinya : Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia (QS. Al-Israa 23 ) 3. Amal saleh
kepada Allah seperti: 1). Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah dan
mengahirinya dnegan Hamdalah 2). Berniatlah dengan ikhlas karena Allah setiap perbuatan
baik yang hendak kita lakukan dan jangan lupa berfikir dengan matang dan benar 3).
Disiplindalam bribadah dan beramal shaleh serta berdasarkan ilmu 4). Selalu berzdikir dan
berdoa kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar 5). brtawakal dan bersabar serta
bersyukur kepada Allah 4. Amal shaleh terhadap diri sendiri misalnya : 1). Beribadah dan
beramal shaleh kepada Allah 2). Tidak membiarkan diri jatuh kedalam dosa, kebinasaan,
kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok, merampok dan lain-lain 3). Saling
membantu dan mengurangi penderitaan orang lain karena Allah 4). Menjauhkan sikap tercela
seperti : buruk sangka, iri, dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
5). Menjauhkan sikap malas belajar, malas bekerja, pesimis, penakut, tergesa-gesa dan sikap
atau sifat yang jelek lainnya. 5. Berikut perbuatan amal saleh yang perlu kita tingkatkan
untuk memajukan umat Islam saat ini 1.) Disiplin dalam belajar, Tugas seorang pelajar adalah
belajar dengan ttekun. Dalam hal ini para pelajar dituntut untuk bekerja keras, dalam
membaca dan menelaah pelajaran. Orang yang senang membaca akan memperoleh ilmu
pengetahuan yang banyak. Belajar hendaknya dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik
(negatif), seperti permainan, video game, kenakalan remaja atau hal-hal lain yang kurang
baik bagi seorang pelajar. Sebab pelajar yang sudh mengenal pergaulan diluar rumah yang
negatif akan berakibat fatal. Mereka akan mengabaikan pelajaran di sekolah. Dalam hal ini
orang tua mempuyai pranan yang sangat penting . Mereka harus dapat mengarahkan anak-
anaknya agar gemar mambaca hal-hal yang positif dan melarang membaca yang berbau
negatif, seperti bacaab pornografi dan lainnya. Orang tua harus mempunyai sikap wspad di
dlam mengawsi putra putrinya yang msih duduk di bangku sekolah. Karena pada masa
sekarang banyak pelajar yang tidak menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka
sudah mengenal dunia diluar sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar para
pelajar jangan mudah tekena pengaruh arus diluar sekolah seperti, narkoba, minuman keras,
pergaulan bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa depan bangsa dan negaranya.
2). Disiplin dalam bekerja Disiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh
hasil yang memuaskan. Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak
mengandalkan orang lain, atau bermalas-malasan sambil menentukan uluran tangan orng lain.
Rasulullah SAW, memberikan contoh, sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha sendiri dan
penghidupan yang bersumber dari penghasilan itu. Oleh karena itu hendaklah rajin dan
disiplin dalam bekerja, agar mendapat kesejahtaraan dan kebahagiaan hidup dengan tidak
lupa mengingat Allah swt. Maksud disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya. Misalnya, seorang bekerja di perusahaan maka ia harus mentaati
semua peraturan sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Atau kita berusaha
ssendiri dengan kerja keras dan penggunan waktunya diatur. Dengan demikian akan
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang kurang disiplin dalam
bekerja maka akan merugikan diri sendiri dan merugikan perusahaan. Seseorang yang giat
bekerja mempunyai tujuan atau angan-angan, seakan-akan hidup selama-lamanya. Jadi setiap
hari ia mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan usaha atau pekerjaannya. 3). Disiplin
dalam berlalulintas Untuk mencapai ketertiban di jalan raya, semua pengguna jalan
hendaknya, mempunyai kesadaran untuk mentaati peraturan lalulintas, dalam bentuk rambu-
rambu lalu lintas. Untuk menghidari kecelakaan hendaknya jangan kebut-kebutan, jangan
emosi, jangan ceroboh, taati rambu-rambu. Begitu juga dalam melengkapi surat-surat
kendaran. Seperti SIM, STNK, Hubungannya dengan lalulintas pemerintah mengeluarkan
undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan
para pemakai jalan di Indonesia yang makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan,
angka pelanggaran, maupun angka kecelakaan. 4). Disiplin dalm beribadah. Manusia sebagai
makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untukl berfikir hingga dpat
membedakan antara ang benar dengan yang salah, bahkan untuk mengelola alm semesta.
Maka sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan diri kepada Allah, atau bersyukur dengan
meningkatkan ibadahnya kepada Allah. Manusia mengemban amanat yang paling besar yaitu
amanat aibadah dan amanat sebagai khalifah. Amanat ibadah artinya manusia wajib
menyembah serta tunduk dan patuh hanya kepada Allah swt, sebagaimana Firman-Nya.
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus. (QS. Al-Bayyinah ; 5 ) Dengan demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib
berhubungan kepada Allah utnuk mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti
mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya. 5. Disiplin dalam
masyarakat Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya,
setiap mnusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karnanya setiap manusia memiliki
watak dan ingkah laku yang berbeda, naum dengan bemasyarakat mereka tentu memiliki
norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang
harus dihormati dan dihargai. Sebagai bangsa Indonesia yang religius dan berfalsafah
Pancasila, tentunya kita harus mentaati dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat
yang berlaku pada masyarakat kita. Sesuai dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota
masyarakat ingin lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sekiranya
tidak ada aturan yang mengikat dalam kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang telah
digariskan oleh agama, niscaya kehidupan masyarakat akan kacau balau, karena setiap
pribadi dan kelompok akan membanggakan diri pribadi dan kelompoknya masing-masing.
Berdasarkan kenyataan ini agama Islam menegaskan bahwa manusia yang paling berkualitas
disisi Allah, bukanlah karena keturunan atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan
ketakwaannya. Ketakwaan merupakan perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi dalam
mematuhi perintah Allah. Ketakwaan adalah harta pusaka yang tidak dapat diwariskan
melalui garis keturunan. Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu
bangunan didalamnya terdapat komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi berbeda-
beda. Manakala salah satu komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu akan rusak atau
binasa. Hadits Nabi menegaskan yang artinya : Seorang mukmin dengan mukmin yang
lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya.
Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari tangan sebelah lainnya.
( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi) 6. Disiplin dalam penggunaan waktu Dalam
menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama, waktu yang sudah berlalu tidak
mungkin akan kembali lagi. Demikian pentinganya arti wakti sehingga berbagai bangsa di
dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan waktu adalah uang . Peribahasa arab
menyatakan: waktu adalah bagaikan pedang dan waktu adalah emas. Kita orang Indonesia
menyatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Seandainya seorang
siswa yang pada waktu belajar di rumah masih terus bermain-main dan pada waktu tidur ia
gunakan untuk begadang semalam suntuk, tentu hidupnya menjadi tidak teraur. Karena ia
tidak pandai menggunakan waktu dengan tepat. Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara
berdisiplin dlam merencanakan, mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan
kepada kita tanpa dipungut biaya. RANGKUMAN Qanaah secara bahasa artinya meras
cukup. Qanaah secara istilah, yaitu perasaan seseorang yang merasa cukup dengan apa yang
ia miliki. Qanaah dalam pengertian luas mengandung lima perkara yaitu menerima dengan
rela apa yang ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas dengan usaha atau ikhltiar,
menerima dengan sabar semua ketentuan Allah, brtawakal kepada Allah, dan tidak tertarik
oleh tipudaya dunia. Fungsi Qanaah dalam kehidupan pribadi diantaranya : a. Menjadi
seseorang yang berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah,dan selalau mensyukuru
nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya. b. Menjadikan seseorang dalam hidup didunia ini
untuk mencatri kebahagiaan hidup di akhirat dengan tetap berikhtiar. Fungsi Qanaah dalam
kehidupan bermasyarakat yaitu : a. Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap
kekayaan dan kedudukan yang dimiliki oleh orang lain b. Seseorang tidak akan terperdaya
oleh kemewahan hidup di diunia c. Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah Sebagai
anggota masyrakat, harus dapat meningkatkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dengan
mentaati semua peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah. Keadilan berarti suatu perbuatan
yang berusaha meletakkan sesuatu pada tempatnya, atas dasar kebenaran, bukan mengikuti
kehendak nafsunya. Keutamaan keadilan adalah dapat mendekatkan manusia kapda takwa
dan menghindarkan manusia dari pertikaian dan perpecahan, serta doanya dapat diterma oleh
Allah. Sabar (tabah) adalah tahan menderita menghadapi yang tidak disenangi dengan ridha
dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.

1. Pengertian Israf
Secara Bahasa israf berasal dari kata sarafa, yasrafu, israfa yg artinya memboroskan,
membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dan secara istilah adalah
melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya. Sikap ini
biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri
oleh Allah Ta'la.
Israf adalah perbuata yg tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan ini merupakan bagian
dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh allah Ta'ala

2. Dalil tentang Larangan Bersifat Israf


Ajaran Islam mempunyai dasar hukum yang jelas. Baik langsung dari Allah yaitu ayat-ayat
Alquran maupun Hadits dari Rosul. Banyak ayat yg berkenan dengan larangan berbuat israf.
di antaranya :
"wahai anak cucu adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap ( memasuki ) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tiddak menyukai
orng-orang yang berlebihan." (Q.S Al-a'raf[7]:31)

Ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk memanfatkan rizki yang telah Allah berikan
kepada kita, salah satunya dengan makan dan minum serta semua yang telah Allah berikan
halalkan untuk manusia tanpa berlebihan. Maksud sebaliknya dari ayat trsebutialah larangan
bagi kita untuk melakukan perbuatan yg melampaui batas, yaitu tidak berlebihan dalam
menikmati apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan
yang dihalalkan.

3. Beberapa Hal yang Termasuk Perbuatan Berlebih-lebihan.


Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah
oarang yang memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah
sesuatu yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa
dikatagorikan berlebihan, yaitu :
Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan,
karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur
tubuk manusia.

Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau
meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di
inginkan tersedia.

Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.

Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita
maupun oleh masyarakat.

Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa
menyebabkan berbagai penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul
berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya
pun tidak akan optimal

melakukan pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal
yang bersifat hura-hura

memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya


dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan
keinginan.

Lawan dari israf adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir.
Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu
membelanjakan harta benda
Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan hakikat hidup didunia. Dalam pandanganny,
dunia bukanlah tempat yang abadi, dunia hanya sebagai tempat untuk beramalsehingga ketika
ia diberi karunia berupa harta benda maka ia akan pergunakan seperlunya sesuai dengan
kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan Allah.

4. Akibat dari Perbuatan Israf


setelah kita mengetahui arti dari israf, dalil tentang larangan berbuat israf serta hal-hal yang
diketegorikan perbuatan israf, maka itu perlu juga mengetahui manfaat dampak yang
ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :

Dibenci oleh Allah Ta'ala

Menjadi sahabat setan

Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal

Akan Allah binasakan

Menjadi orang yang tersesat


5. Menghindari sifat israf dalam kehidupan sehari-hari
Lawan dari berlebih-lebihan adalah hemat, sederhana atau seperlunya. Setiap manusia dalam
mengurangi hidup pastilah behadapan dengan berbagai persoalan, baik persoalan yang
berkaitan dangan harta benda maupun dengan persolan lainnya yang memerlukan sebuah
penyelesaian.
Hakikat hidup yang sesungguhnya adalah akhirat nanti, jadi segala apa yang kita perbuat di
dunia nantinya akan di pertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta'ala.

B. Tabzir
1. Pengertian Tabzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya
pemborosan. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang
tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan
nafsu dari setan dan biasanya untuk halhal yang tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji
oleh orang lain

2 Hal-hal yang Termasuk Tabzir


Selama manusia masih hidup berarti ia masih memerlukan makan, minum, berpakaian, dan
kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi agar tetap bisa bertahan hidup. Bagi sebagian orang,
untuk memenuhi kebutuhannya ia harus bekerja siang dan malam membanting tulang itupun
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, ada juga sebagian masyarakat yang tidak
kebutuhan dasar saja yang terpenuhi tetapi kebutuhan sekunder atau bahkan kebutuhan
mewah bisa terpenuhi.
Bila manusia menuruti seluruh keinginannya pastilah ia akan menjadi orang yang slalu
merasa kurang dan terjebak pada kesenangan sesaat.
Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu :

Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh : Memberi sumbangan kepada


orang untuk meminum-minuman keras

Mengkonsumsi makanan/minuman yg tidak ada manfaatnya dan justru


membahayakan bagi jiwa dan raga. misal : Rokok

Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas

Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan

Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari'at

3. Akibat dari Perbuatan Tabzir


Setiap aturan yang telah Allah buat untuk Hamba-Nya sudah pasti mengandung
hikmah/manfaat bagi hamba-Nya, begitupun larangan terhadap perbuatan tabzir ( boros ).
Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu :

Mendapat murka Allah

Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah

Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat


Mendapat cacian dari orang lain

C. Fitnah
1. Pengertian Fitnah
Secara etimologi fitnah itu artinya kesesatan, dan secara istilah syara fitnah adalah
menyebarkan berita bohong/jelek dalam suatu hal/orang lain, baik secara diam-diam maupun
secara terang-terangan. Fitnah ini muncul karena beberapa faktor yaitu kebencian,
kemunafikan dan kedustaan. Fitnah bertujuan utuk menjatuhkan martabat dan membuat
kesengsaraan kepada sesorang/kelompok tertentu.
2. Dalil tentang Larangan Berbuat Fitnah
Allah Ta'ala berfirman :
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka
tlah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Dan jgnlah kamu perangi
mereka di masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi mereka di tempat itu. Jika mereka
memerangi mereka kamu maka perangi mereka. Demikian balasan bagi orang kafir." ( Q.S.
Albaqoroh : 191 )
Ayat tersebut di atas menjelaskan tentang bahaya sebuah fitnah. Fitnah dalam pengertian
agama adalah ujian, cobaan dan kekufuran

3. Akibat dari Perbuatan Fitnah


Fitnah adalah suatu perbuatan yang dampaknyabegitu besar, terkadang hanya karena subuah
fitnah kecil antar manusia terjadi permusuhan dan pertengkaran. Berikut beberapa akibat
yang ditimbulkan oleh fitnah yaitu :

Menyebabkan permusuhan

Terjadi pembunuhan

Melemahkan agama islam

4. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Ketika Mendapat Fitnah


Bila kita mendapat fitnah, maka ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu :

Sabar dan tenang dalam menghadapi fitnah

Mempunyai keberanian untuk mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya

Melakukan cek & ricek ( bertabayun )

Mengusahakan perdamaian

Berdoa kepada Allah

5. Balasan Bagi Orang yang Berbuat Fitnah


Sebagaimana tlah dijelaskan di atas bahwa Islam sangat melarang terhadap perbuatan fitnah,
hal ini bukan saja karena dampak yang ditimbulkan dari fitnah tetapi juga akibat yang akan di
terima oleh orang yang suka menfitnah.
Orag yang mefitnah akan di beri adzab oleh Allah diakhirat kelak. Allah tlah memberi
ancaman berupa adzab yag sangat pedih, yaitu neraka jahanam. Firman Allah Ta'ala, dalam
surat Al-Buruj ayat 10 berbunyi :
"Sesungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki
maupun perempuan lalu mereka tidak mau bertaubat, maka merekaakan mendapat azab
Jahanam dan mereka akan mendapatkan azab yang membakar."
Arti dari ayat di atas menurut ibnu kasir dalam tafsirnya menyatakan bahwa orang-orang
yang memfitnah tersebut, apabila tidak bertobat dan tidak menghentikan tindakan penyiksaan
serta tidak menyesal atas fitnahnya yang pernah mereka timpakan atas orang-orang mukmin
di masa lalu, maka mereka bakal ditimpa siksa yang membakar . Menurut siksaan yang
diberikan oleh Allah kepada mereka sejenis dan setimpal dari tndakan penyiksaan yang
mereka lakukan.

1. Al-Quran
Menurut bahasa Al-Quran berarti bacaan (dari asal kata ) .
Menurut istilah Al-Quran ialah kumpulan wahyu Allah SWT, yang
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan
malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk
menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk
ibadah. Al-Quran merupakan sumber hukum Islam yang pertama
dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
rasulNya serta ulil amri diantaramu . ( An-Nisa:59 )
Sebagai sumber hukum Islam Al-Quran mengandung 3 pokok
pengetahuan hukum yang mengatur tentang kehidupan umat
manusia yaitu :
a. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang
wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para
Rasul, hari akhir dan takdir.
b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu
ajaran agar seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat
tercela.
c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang
terdiri dari ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang
berkaitan dengan amal perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu :
Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan
Allah SWT, yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar,
sumpah dan lain-lain.
Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok
yang disebut dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti
perjanjian, hukuman (pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan
semacamnya.
Fungsi dan Kedudukan Al-Quran.
a. Sebagai mujizat Nabi Muhammad saw.
b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.
f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
2. Al-Hadits
Hadits menurut bahasa artinya perkataan. Menurut istilah hadits
ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi.
Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian
yaitu hadits qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits filiyah
(perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan Nabi saw;).
Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :
a. Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang
mencakup hadits shoheh dan hadits hasan.
b. Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang
mencakup hadits dhaif (lemah) dan hadits maudlu (palsu).
Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :
a. Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak
bertentangan dengan Al-Quran, hadits lain yang lebih kuat, fakta
sejarah dan prinsip-prinsip ajaran Islam.
b. Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima
hadits).Sanad dapat dinilai baik apabila antara pembawa dan
penerima benar-benar bertemu bahkan berguru.
c. Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima
haditsnya apabila memenuhi syarat-syarat :
1) Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah
berdusta dan membiasakan berbuat dosa.
2) Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran,
sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya : Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
ia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (Al-
Hasyr : 7)
Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.
a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Quran.
Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : Dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta . (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah
SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang artinya : Awas! jauhilah
perkataan dusta. (HR. Bukhori Muslim).
b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Quran
yang masih bersifat umum.
Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: Diharamkan bagimu
memakan bangkai, darah dan daging babi. (Al-Maidah:3).
Kemudian Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ada bangkai yang
boleh dimakan yaitu ikan dan belalang. Seperti sabda Nabi saw,
yang artinya : Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua
macam darah, adapun dua macam bangkai adalah ikan dan
belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha. (HR.
Ibnu Majah).
c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam
Al-Quran.
Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah
saw, bersabda yang artinya : Sucikanlah bejanamu yang dijilat
anjing, dengan menyucikan sebanyak tujuh kali salah satunya
dicampur dengan tanah. (HR. Muslim).
3. Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk
memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya baik
dalam Al-Quran maupun Al-Hadits, serta berpedoman kepada cara-
cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat
dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Landasannya
berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Shahabat Nabi Saw
Muadz ibn Jabal ketika diutus ke Yaman sebagai berikut :
Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke
Yaman, Nabi bertanya: Bagaimana kamu jika dihadapkan
permasalahan hukum? Ia berkata: Saya berhukum dengan kitab
Allah. Nabi berkata: Jika tidak terdapat dalam kitab Allah ?, ia
berkata: Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw. Nabi
berkata: Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul Saw ? ia berkata:
Saya akan berijtihad dan tidak berlebih (dalam ijtihad). Maka
Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: Segala puji bagi
Allah yang telah sepakat dengan utusannya (Muadz) dengan apa
yang diridhai Rasulullah Saw. (HR.Tirmidzi)
Hal yang demikian dilakukan pula oleh Abu Bakar ra apabila terjadi
kepada dirinya perselisihan, pertama ia merujuk kepada kitab Allah,
jika ia temui hukumnya maka ia berhukum padanya. Jika tidak
ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui masalah itu dari
Rasulullah Saw,, ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia ragu
mendapati dalam sunnah Rasul Saw, ia kumpulkan para shahabat
dan ia lakukan musyawarah. Kemudian ia sepakat dengan pendapat
mereka lalu ia berhukum memutus permasalahan.
Bentuk-bentuk Ijtihad.
a. Ijma, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam
segala zaman mengenai hukum syariah. Misalnya: Kesepakatan
para ulama dalam membukukan Al-Quran pada waktu kholifah
Usman bin Affan.
b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah
yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya
karena eduanya terdapat persamaan illat (sebab-sebabnya).
Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan wisky adalah haram
diqiaskan dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya dalam
Al-Quran.
c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah
ijtihadiyah berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter
laki-laki melihat aurot wanita yang bukan muhrimnya saat wanita
tersebut akan melahirkan anaknya.
d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap
suatu masalah ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya:
pengenaan pajak terhadap orang-orang kaya.
A. HUKUM TAQLIFI
Pengertian.
Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi
Muhammad SAW yang mengandung tuntutan, baik perintah
melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima bagian yaitu :
1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta
mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.
2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang
mengandung perintah yang tidak wajib dituruti.
3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung
larangan, tetapi tidak harus dijauhi.
4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan
sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan.
Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :
a. Mahkum alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni
orang-orang muslim yang sudah dewasa dan berakal, dengan
syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban baginya. Orang gila,
orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan
orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Artinya: Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk
mencatat) amal perbuatan 3 orang : (1) orang yang tidur hingga ia
bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3) orang gila hingga
ia sembuh kembali. (Hr. Ashabus Sunan dan Hakim)
Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur
yang tidak mungkin mematuhinya apa yang ditaqlifkan.
b. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang
memberitahukan hukum-hukum Allah SWT adalah para rasulNya.
Dan sesudah seruan sampai kepada yang di tuju maka syariatnya
menjadi hukum.
c. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang
berhubungan (bersangkutan) dengan hukum yang lima yang
masing-masing adalah :
1. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.
2. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.
3. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.
4. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.
5. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.
Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya
mendapat pahala, bila ditinggalkan maka pelakunya mendapat
dosa. Adapun macam-macam wajib adalah sebagai berikut :
Wajib Syari yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan
mendatangkan pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa.
Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini
kebenarannya karena masuk akal dan rasional.
Wajib Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap
muslim seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat
jumat dan lainnya.
Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh
sebagian muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban,
seperti mengurus jenazah.
Wajib Muayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan
macam tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang
mampu.
Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu
pelaksanaan-nya, seperti membayar denda sumpah.
Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran
dengan memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam,
seperti mempercayai eksistensi Allah SWT.
Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran
dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.
2) Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya
mendapat dosa dan bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.
Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bila
ditinggalkan perbuatan itu pelakunya akan mendapat pahala dan
bila dilaksanakan berdosa. Haram ada dua macam, yaitu:
a. Haram li-dzatihi, yaitu perbuatan yang diharamkan oleh Allah,
karena bahaya tersebut terdapat pada perbuatan itu sendiri.
Sebagai contoh makan bangkai, minum khamr, berzina, dll.
b. Haram li-ghairi/aridhi, yaitu perbuatan yang dilarang oleh syariat
dimana adanya larangan tersebut bukan terletak pada perbuatan
itu sendiri, tetapi perbuatan tersebut dapat menimbulkan haram li-
dzatihi. Sebagai contoh jual beli memakai riba, melihat aurat
wanita, dll
3) Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan
tidak berdosa.
4) Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan
pelakunya mendapat pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa.
Adapun macam-macam suant adalah sebagai berikut :
sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat
Idhul Fitri dan Idhul Adha.
Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.
Sunat Haeat yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti
mengangkat tangan ketika takbir dalam sholat.
Sunat Abat yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus
mengganti dengan sujud syahwi.
5) Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak
berdosa tetapi bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.
Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.
Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui
hukum-hukum syara yang berhubungan dengan amal perbuatan
mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram, mubah, syah
dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami
kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari
dalil-dalil hukum yakni kaidah-kaidah yang menetapkan dalil
hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Quran, Hadits,
Ijmak dan Qias.
B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH
Ibadah berasal dari kata Abdun yang berarti hamba. Sedangkan
arti secara harfiah adalah rasa tunduk, melakukan pengadian
(penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi tugas yang
paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan
beribadah kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha
mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan Allah SWT serta
menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai
dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Adz-Dzariat : 56
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariat : 56 )
Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang
dilakukan manusia harus bersumber dari syariaah Allah SWT dan
rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan rukun Islam
tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang
didasari rasa ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi
yaitu :
1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung
berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan
arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.
2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala
aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai
ridho Allah SWT berupa amal shaleh.
Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada
perbedaan sebagaimana dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang
berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus semuanya dilarang
kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam
arti umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.
Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara
lain :
1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu,
mandi, tayamum, cara menghilangkan najis, istinjak dan
semacamnya, adzan, iqomah, Itikaf, doa, membaca sholawat,
tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.
2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah,
hibah dan lain-lain.
3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan lainnya, seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, syirkah, simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat,
warisan dan lain-lain.
4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan
orang laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan,
perceraian, pengaturan nafkah, penyusuan, pemeliharaan anak,
pergaulan suami istri, meminang, khulu, lian, dzihar, walimah,
wasiat dan lain-lainnya.
5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti :
qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad,
khianat dan lainnya.
6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah
kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan),
musyawarah, adalah (keadilan), taawun (tolong-menolong),
hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful ijtimak
(tanggung jawab social), ziamah (kepemimpinan), pemerintahan
dan lainnya.
7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti :
syukur, sabar tawadhu, pemaaf, tawakal, istiqomah, sajaah, birrul
walidain dan lainnya.
8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman,
sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan,
pemeliharaan anak yatim, masjid, dawah dan lainnya.
Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara
menunaikan arkanul Islam, memelihara agama dari seranga musuh,
memelihara jiwa yang fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.
2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi
hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan
aturan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana
(qishosh) terhadap orang yang melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-
Maidah : 32, An-Nisa : 93, Al-Isra : 31, Al-Anam :151, Al-Baqoroh :
178-179).
3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-aql) dengan cara
menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti
memikirkan kekuasaan Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam
maupun yang lainnya serta menghindarkan dari perbuatan yang
dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras,
narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-
Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih
banyak lagi.
4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara
mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti
zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian yang semuanya dapat
merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-Nur : 2-9,
Al-Isro : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.
5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-ird wal
amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mengharamkan segala macam bentuk riba,
perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan semacamnya. Rizki
yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas
menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram dapat
mengakibatkan malas beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat
dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-12. Al-
Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.
Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara
lain :
a. Sholat
Menurut bahasa sholat berarti doa. Sedang menurut istilah sholat
ialah sistem peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan
dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri
dengan salam berdasarkan atas syarat dan rukun tertentu. Sholat
diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari semalam. Perintah sholat
diturunkan pada waktu isro dan miraj Nabi Muhammad saw.,
setahun sebelum hijrah ke Madinah.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama
Islam. Adapun kedudukan sholat dalam agama Islam adalah sebagai
berikut :
Sholat Sebagai Tiang Agama.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia
yang bertaqwa kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :
Artinya : Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang
mendirikan sholat berarti mendirikan agama, barang siapa yang
meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agama. (HR.
Baihaqi)
Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.
Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat .
Rasulullah saw, bersabda :
Artinya : Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang
hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka
baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka rusak
seluruh amalnya. (HR. Thabrani)
Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi
orang yang tak pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor
dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka
weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan
mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya.
Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw.,
bersabda :
Artinya :Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir
adalah meninggalkan sholat. (HR. Muslim)
Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.
Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam.
Kelimanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa
dipisahkan. Jika salah satu sendi itu rapuh maka akan
mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :
Artinya : Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikaan sholat, mengeluarkan zakat,
melaksanakan ibadah haji dan berpuasa di bulan Ramadhan . (HR.
Bukhori Muslim dari ibnu Umar)
Sholat dalam Islam juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun
beberapa hikmah Sholat adalah sebagai berikut :
Membiasakan nidup bersih.
Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci
dari hadas dan najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya.
Dengan demikian sholat melatih seseorang agar cinta kebersihan.
Rasulullah saw., bersabda :
Artinya :Kebersihan itu adalah sebagian dari iman. (HR. Bukhori
Muslim)
Terbiasa Hidup sehat.
Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali
sehari ia berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang
muslim akan terpelihara.
Pembinaan Disiplin Waktu.
Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin
waktu. Allah swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang
benar-benar berada dalam kerugian adalah orang yang yang tidak
menghargai waktu sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Ashr .
Melatih Kesabaran.
Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat
tekadnya dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan
hidup, ia akan menjadi orang yang sabar. Allah swt., berfirman :
artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah
lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan
apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang
yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan
sholatnya. (Al-Maarij : 19 23 )
Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.
Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim.
Rasulullah saw., bersabda :
Artinya : Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana
bangunan, yang sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya.
( HR. Bukhori Muslim )
Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.
Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar. Orang yang bisa mendirikan sholat
dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji dan jahat, dia
akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;
Artinya :Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah
dari (perbuatan) keji dan mungkar. (Al-Ankabaut : 45)
b. Puasa
Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala
sesuatu, seperti : menahan tidur, menahan berbicara, menahan
makan, menahan minum dan sebagainya. Menurut istilah puasa
ialah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai dari
terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat melaksanakan
perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.
Allah swt; berfirman:
Artinya :Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa. (Al-Baqarah :183)
Jenis puasa ada bermacam-macam. Adapun macam-macam puasa
adalah sebagai berikut :
Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat,
puasa qodlo dan puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 185, Al-
Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186).
Puasa sunat/tathowwu seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari
bulan syawal, tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-
Syura), tiap tanggal 13, 14, 15 qomariah.
Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri
( 11, 12, 13 Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang
sedang haid/nifas, puasa sunat seorang istri tanpa izin suaminya
ketika suami bersamanya.
Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit,
perjalanan dll), menghususkan pada hari jumat dan sabtu kecuali
pada hari disunahkannya puasa.
Adapun syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat
mengerjakannya
Sedang syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik
dan tidak baik), suci dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu
yang dibolehhkan puasa.
Puasa juga juga harus memenuhi rukun dan rukun puasa: niat
sebelum melakukan puasa, menahan diri dari makan, minum,
bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa (lihat Al-
Baqarah : 187).
Hikmah Puasa
a. Membentuk manusia sabar dan toleran.
Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa
adalah amal rohani yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena
itu puasa adalah amal batin yang berbentuk kesabaran semata
sebagaimana Rasulullah bersabda :
Artinya :Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah
separuh iman. (HR. Baihaqi)
b. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya
kepada Allah swt.
c. Membentuk akhlakul karimah.
Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena
perbuatan-perbuatan jahat dapat menghalangi pahalanya puasa.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Artinya :Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya
pahalanya puasa yaitu, dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu,
melihat lawan jenis dengan syahwat. (HR. At-Tirmidzi)
d. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang
dapat mengetahui kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada
Allah swt; ini berarti puasa melatih jujur dalam beribadah dan
beriman karena Allah swt.
e. Mengembangkan kepekaan sosial.
Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa
pedihnya orang miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya
makanan dan uang belanja.
f. Melatih ketahanan mental.
Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah
penceraan makanan, hal ini akan membentuk anggota badan
menjadi terbiasa dan kuat .
g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
RANGKUMAN
1. Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al
Quran, Hadits, Ijma dan Qiyas.
2. Hukum taklifi adalah hukum yang menjelaskan tentang perintah,
larangan dan pilihan untuk menjalankan atau meninggalkan suatu
kegiatan/pekerjaan. Hukum taklifi terdiri dari 4 macam yaitu ijab,
nadb, tahrim dan karohah.
3. tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah
mengabdi dan beribadah kepadaNya. Ibadah berlaku pada semua
aktifitas karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung
berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan
arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.
Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala
aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai
ridho Allah SWT berupa amal shaleh.
KAMUS ISTILAH
Mukallaf = muslim yang sudah dikenai kewajiban melaksanakan
perintah
dan menjauhi larangan
Hukum syara = hukum Islam
Jumhur ulama = golongan terbanyak ulama
Muamalah = hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan
Mukallaf = orang yang sudah baligh/dewasa yang wajib
menjalankan
hukum agama
Rowi = orang yang meriwayatkan hadits
PERNIK-PERNIK
Mazhab dalam Islam
Berdasarkan aliran dalam Islam yang ada saat ini, secara umum
terdapat dua aliran besar yaitu Sunni dan Shiah. Empat aliran besar
(madhab) yang tergolong dalam aliran sunni adalah Madhad Hanafi,
Maliki, Hambali, dan Shafii. Sedangkan satu aliran yang terdapat
dalam Shiah adalah Madhab Shiah itu sendiri.
Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan
cendekiawan muslim yaitu Imam Abu Hanifa (80-150 H, atau 702-
772M), dan muridnya yang terkenal Abu Yusuf dan Muhammad.
Mereka menekankan pada penggunaan alasan-alasan dan shura
atau diskusi kelompok daripada semata-mata mengikuti aturan atau
tradisi yang telah ada secara turun temurun. Madhab ini paling
banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta
pernah menjadi mdhab resmi yang digunakan di Turki (dinasti
ottoman).
Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh
ulama dan cendekiawan muslim Imam Malik (lahir 95H atau 717M)
yang menitikberatkan pada praktek-prakte yang diterapkan
penduduk di Madinah sebagai suatu bentuk contoh kehidupan Islam
yang paling otentik. Saat ini, ajaran-ajaran Imam Malik atau
madhab Maliki paling banyak ditemui hampir di seluruh bagian
wialayah muslim di benua Afrika.
Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan
muslim yang bernama Imam Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau
799M) yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan ketuhanan serta
mengadopsi pandangan yang tegas terhadap hukum. Saat ini
madhab Hambali secara dominan diterapkan di saudi Arabia.
Madhab Shafii didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan
bernama Imam As-Shafii (lahir 150H atau 772M) adalah merupakan
murid dari Imam Malik dan pernah belajar dari beberapa tokoh
cendekian muslim yang paling terkemuka pada saat itu. Imam As-
Shafii terkenal karena ke-moderat-annya dan penilaiannya yang
berimbang, dan walaupun Beliau menghormati tradisi, Imam As-
Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan dengan
Imam Malik. Para pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti
oleh umat muslim yang berada di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia.
Madhab Shiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini,
menurut sebagian cendekiawan lebih diakibatkan sebagai akibat
dari pergesekan politik dalam dunia muslim terhadap pendapat
bahwa pemimpin umat muslim harus selalu merupakan keturunan
dari keluarga Ali, yaitu keponakan dari Rasulullah sekaligus suami
dari puteri nabi Fatimah. Madhab yang masih memiliki sub-madhab
(katakanlah seperti itu) seperti Ithnaashaaris dan Ismailis saat ini
ditemui secara dominan di negara Iran, serta memiliki pengikut
yang juga mayoritas di Iraq, India, dan negara-negara kawasan
teluk.

1. Infaq
Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia
memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Menurut bahasa infaq
berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan
sesuatu. Sedangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah mengeluarkan
sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat,
infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum.
Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada
siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-
orang yang sedang dalam perjalanan.
Adapun urgensi infaq bagi seorang muslim antara lain:
Infaq merupakan bagian dari keimanan dari seorang muslim
Orang yang enggan berinfaq adalah orang yang menjatuhkan diri dalam
kebinasaan.
Di dalam ibadah terkantung hikmah dan mamfaat besar. Hikmah dan mamfaat
infaq adalah sebagai realisasi iman kepada allah, merupakan sumber dana bagi
pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan ummat islam,
menolong dan membantu kaum duafa.
2. Zakat
Zakat adalah salah satu rukun islam dan merupakan kewajiban umat islam
dalam rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat.
1. PENGERTIAN ZAKAT
Arti zakat dalam syaria'at islam adalah sebagai harta yang wajib diberikan
kepada orang-orang yang tertentu,dengan syarat-syarat yang tertentu pula.
Secara teknis, zakat berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara
pendistribusian oleh kaum kaya sebagiannya kepada kaum miskin sebagai hak
mereka, denagan membayaran zakat, maka seseorang memperoleh penyucian
hati dan dirinya serta melakukan tindakan yang benar dan memproleh rahmat
selain hartanya selain hartanya akan bertambah.
Dalam Al-Qur'an diperintahkan sebagai berikut: " Dan dirikanlah sholat,
tunaikanlah zakat, dan rukunlah beserta orang-orang yang ruku ( al-baqorah
43).
Dari segi istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
BEBERAPA HUKUM ZAKAT
a. zakat itu diwajibkan atas muslim yang merdeka, tidak disyaratkan sampai
umur dan
berakal.
b. Zakat itu wajib pada permintaan sebagaiman wajib pada unta, sapi,
kambing,dan
pada tiap-tiap tumbuh-tumbuhan dan zakat itu ditunaikan pada tiap-tiap pada
tahun
sekali.
c. Islam telah memperhatikan soal zakat ini, waktunya kadarnya, nisabnya, orang
yang
wajib atasnya dan orang-orang yang berhak menerimanya.

3. Haji
Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu
atau kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis,
keamanan, perizinan dan lain-lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang
masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke lima yang dilakukan minimal
sekali seumur hidup.

B. Syarat Sah Haji


1. Agama Islam
2. Dewasa / baligh (bukan mumayyis)
3. Tidak gila / waras
4. Bukan budak (merdeka)

C. Persyaratan Muslim yang Wajib Haji


1. Beragama Islam (Bukan orang kafir/murtad)
2. Baligh / dewasa
3. Waras / berakal
4. Merdeka (bukan budak)
5. Mampu melaksanakan ibadah haji

Syarat "Mampu" dalam Ibadah Haji

1. Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh,
mengalami sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya.
2. Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta
punya bekal selama menjalankan ibadah haji.
3. Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta
keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus
didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.

D. Rukun Haji
Rukun haji adalah hal-hal yang wajib dilakukan dalam berhaji yang apabila ada
yang tidak dilaksanakan, maka dinyatakan gagal haji alias tidak sah, harus
mengulang di kesempatan berikutnya.

1. Ihram
2. Wukuf
3. Thawaf
4. Sa'i
5. Tahallul

4. Wakaf
wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan
kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah
Islam.
Rukun Wakaf
Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf.
1. orang yang berwakaf (al-waqif).
2. benda yang diwakafkan (al-mauquf).
3. orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaihi).
4. lafadz atau ikrar wakaf (sighah).

Syarat-Syarat Wakaf
Syarat-syarat al-waqif ada empat,
1. orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya
dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki.
2. dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila,
atau orang yang sedang mabuk.
3. dia mestilah baligh.
4. dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid).
Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan
tidak sah mewakafkan hartanya.
Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa
syarat.
1. ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya
(tabid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.
2. ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau
digantungkan kepada syarat tertentu.
3. ucapan itu bersifat pasti.
4. ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan.
Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah
wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik
pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut
adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi
bersifat ghaira tammah.

1. A. Pengertian Muamalah

Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu
dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari
karunia Allah yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber ekonomi. Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qoshosh : 77)

Muamalah dalam ilmu ekomi Islam memiliki makna hukum yang bertalian dengan harta, hak
milik, perjanjian,jual beli, utang piutang, sewa menyewa, pinam-meminjam dan
semacamnya. Juga hukum yang mengatur keuangan serta segala hal yang merupakan
hubungan manusia dengan sesamanya, baik secara individu maupun masyarakat. Tujuannya
adalah agar tercapai suatu kehidupan yang tentram, damai, bahagia dan sejahtera. Adapun
transaksi-transaksi ekonomi dalam Islam tersebut antara lain :

1. JUAL BELI

Jual beli dalam bahasa arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna berlawanan yaitu
al-bai yang artinya jual dan asy-syiraa yang artinya beli. Menurut istilah hukum syara, jual
beli ialah menukar suatu barang/uang dengan barang yang lain dengan cara aqad (ijab/qobul).
Di zaman yang modern seperti sekarang ini transaksi jual beli dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti lewat internet, telpon dan lain sebagainya. Demikian juga sistem
pembayarannya bisa lewat cek, surat berharga dan semacamnya. Allah swt berfirman :

Artinya : Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, (Al-Baqoroh :
275)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa :29)

Rasulullah saw bersabda :


( )

Artinya : Perolehan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli
yang mabrur. (HR. Ahmad)

Rukun Jual Beli

1. a. Penjual dan pembeli

Syarat keduanya :

v Berakal dan dapat membedakan (memilih).

v Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).

v Keadaannya tidak mubadzir

Perilaku atau sikap yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli

1) Berlaku Benar (Lurus)

Berperilaku benar merupakan ruh keimanan dan ciri utama orang yang beriman. Sebaliknya,
dusta merupakan perilaku orang munafik. Seorang muslim dituntut untuk berlaku benar,
seperti dalam jual beli, baik dari segi promosi barang atau penetapan harganya. Oleh karena
itu, salah satu karakter pedagang yang terpenting dan diridhai Allah adalah berlaku benar.

Dusta dalam berdagang sangat dicela terlebih jika diiringi sumpah atas nama Allah SWT
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya sebagai berikut: Empat macam manusia
yang dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang miskin yang congkak, orang
tua renta yang berzina, dan pemimpin yang zalim.(HR Nasai dan Ibnu Hibban)
2) Menepati Amanat

Menepati amanat merupakan sifat yang sangat terpuji. Yang dimaksud amanat adalah
mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya. Orang yang tidak melaksanakan amanat
dalam Islam sangat dicela.

Hal-hal yang harus disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau pedagang menjelaskan
ciri-ciri, kualitas, dan harga barang dagangannya kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya.
Hal itu dimaksudkan agar pembeli tidak merasa tertipu dan dirugikan.

3) Jujur

Selain benar dan memegang amanat, seorang pedagang harus berlaku jujur. Kejujuran
merupakan salah satu modal yang sangat penting dalam jual beli karena kejujuran akan
menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan salah satu pihak. Sikap jujur dalam hal
timbangan, ukuran kualitas, dan kuantitas barang yang diperjual belikan adalah perintah
Allah SWT. Firman Allah :

Artinya : Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syuaib.
Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-
betul kamu orang-orang yang beriman. (QS Al Araf : 85)

Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat barang dagangan,
baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya
:

Muslim itu adalah saudara muslim, tidak boleh seorang muslim apabila ia berdagang
dengan saudaranya dan menemukan cacat, kecuali diterangkannya.

Lawan sifat jujur adalah menipu atau curang, seperti mengurangi takaran, timbangan,
kualitas, kuantitas, atau menonjolkan keunggulan barang tetapi menyembunyikan cacatnya.
Hadis lain meriwayatkan dari umar bin khattab r.a berkata seorang lelaki mengadu kepada
rasulullah SAW sebagai berikut katakanlah kepada si penjual, jangan menipu! Maka sejak
itu apabila dia melakukan jual beli, selalu diingatkannya jangan menipu.(HR Muslim)

4) Khiar
Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan (akad) jual beli
atau mengurungkannya (menarik kembali atau tidak jadi melakukan transaksi jual beli). Ada
tiga macam khiar yaitu sebagai berikut.

* ) Khiar Majelis adalah si pembeli an penjual boleh memilih antara meneruskan akad jual
beli atau mengurungkannya selama keduanya masih tetap ditempat jual beli. Khiar majelis ini
berlaku pada semua macam jual beli.

*) Khiar Syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan jual beli setelah
mempertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari yang ditentukan tiba, maka jual beli harus
ditegaskan untuk dilanjutkan atau diurungkan. Masa khiar syarat selambat-lambatnya tiga
hari

*) Khiar Aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya, apabila
barang tersebut diketahui ada cacatnya. Kecacatan itu sudah ada sebelumnya, namun tidak
diketahui oleh si penjual maupun si pembeli. Hadis nabi Muhammad SAW. Yang artinya :
Jika dua orang laki-laki mengadakan jual beli, maka masing-masing boleh melakukan
khiar selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul, atau salah satu
melakukan khiar, kemudian mereka sepakat dengan khiar tersebut, maka jual beli yang
demikian itu sah. (HR Mutafaqun alaih)

1. b. Uang dan benda yang di beli

Syaratnya :

v Suci, barang najis tidak syah di jual belikan.

Madzhab Hanafi memperbolehkan menjual kotoran/tinja atau sampah untuk keperluan


perkebuan. Demikian pula barang najis boleh diperjual belikan asal untuk dimanfaatkan
bukan untuk di makan. Hal ini berdasar hadits Rasulullah saw, yang pada suatu hari
Rasullullah saw, lewat dan menemukan bangkai kambing milik Maemunah kemudian beliau
bersabda : Mengapa kalian tidak mengambil kulitnya, kemudian kalian samak dan dapat
kalian manfaatkan? Kemudian para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kambing itu sudah
mati dan menjadi bangkai. Rasulullah saw, menjawab: Sesungguhnya yang di-haramkan
hanya memakannnya. (Fiqih Sunah 12 hal. 54)

v Ada manfaatnya

v Keadaan barang itu dapat diserah terimakan, tidak syah menjual barang yang tidak dapat
diserah terimakan.

v Keadaan barang milik si penjual, atau kepunyaan yang diwakilinya atau yang
menguasakannya.
v Barang itu diketahui oleh si penjual dan pembeli, tentang zat, bentuk, kadar (ukuran) dan
sifat-sifatnya.

1. c. Lafal (Ijab dan Qobul).

Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan, misalnya saya menjual
mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Kabul adalah ucapan si pembeli sebagai jawaban dari
perkataan si penjual, misalnya saya membeli mobil ini dengan harga 25 juta rupiah. Sebelum
akad terjadi, biasanya telah terjadi proses tawar menawar terlebih dulu.

Pernyataan ijab kabul tidak harus menggunakan kata-kata khusus. Yang diperlukan ijab kabul
adalah saling rela (ridha) yang direalisasikan dalam bentuk kata-kata. Contohnya, aku jual,
aku berikan, aku beli, aku ambil, dan aku terima. Ijab kabul jual beli juga sah dilakukan
dalam bentuk tulisan dengan sarat bahwa kedua belah pihak berjauhan tempat, atau orang
yang melakukan transaksi itu diwakilkan. Di zaman modern saat ini, jual beli dilakukan
dengan cara memesan lewat telepon. Jula beli seperti itu sah saja, apabila si pemesan sudah
tahu pasti kualitas barang pesanannya dan mempunyai keyakinan tidak ada unsur penipuan.

Macam-Macam Jual Beli

1. a. Jual beli kontan, artinya serah terima barang dan dibayar


dengan uang kontan.

2. b. Jual beli dengan tukar menukar barang. Misalnya : hasil


tambang ditukar dengan bahan jadi.

3. c. Jual beli sistem tempo, artinya begitu harga telah disepakati dan
barang telah dikirim baru pembayaran dilakukan atau beberapa hari
setelah barang diterima baru diadakan pembayaran.

Jual Beli Yang Dilarang Agama

1. a. Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga


pasar sedang ia tidak ingin kepada barang itu, tetapi semata-mata supaya
orang lain tidak dapat membeli barang tersebut.

2. b. Membeli barang untuk di tahan agar dapat di jual dengan harga


yang lebih mahal, sedang mayarakat umum sangat membutuhkan barang
tersebut.

3. c. Menjual suatu barang untuk menjadi alat maksiat.


4. d. Jual beli yang dapat menimbulkan kericuhan baik dari fihak
pembeli dan penjual-nya. Seperti barang yang jelek ditutupi dengan
barang yang baik.

5. e. Membeli barang yang sudah di beli orang lain yang masih dalam
keadaan khiyar.

Manfaat Jual Beli

1. a. Agar manusia saling tolong menolong antara satu dengan


lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. b. Manusia dituntut untuk selalu berhubungan dengan yang lain


karena tak ada seorangpun yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri.

3. c. Untuk memperluas hubungan antar desa, kota bahkan antar


negara sehingga dapat diperoleh pemerataan ekonomi.

4. d. Untuk menumbuhkan kreatifitas manusia agar dapat


menghasilkan dan mempro-duksi barang-barang yang dapat
dipergunakan untuk kemaslahatan manusia.

1. MENGHINDARI RIBA

1. a. Arti Riba.

Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan


persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam. Riba
secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba
juga berarti tumbuh dan membesar . Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Menurut istilah fiqh riba
ialah tambahan pembayaran yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang
melakukan transaksi tanpa ada ganti rugi atau imbalan Ada beberapa pendapat dalam
menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba
adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam
secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam. Misalnya : Si A
meminjamkan uang Rp.100.000,- pada si B. Saat pengembalian si B harus membayar Rp.
120.000,-

1. b. Hukum Riba.
Riba hukumnya haram dan dilarang oleh Allah swt. Adapun dasar hukumnya adalah sebagai
berikut :

Pernyataan Allah swt, Tentang Riba.

Artinya : Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. (Al-Baqoroh : 276)

Larangan Menggunakan Hasil Riba.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.(Al-Baqoroh : 278)

Riba Sebagai Harta Yang Tak Ada Berkahnya.

Artinya : Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar bertambah pada harta
manusia maka riba itu tidak menambah disisi Allah. (Ar-Rum : 39)

Sangsi Riba Meliputi Semua Fihak Yang Terlibat

( ) : : ..

Artinya : Rasulullah melaknat orang yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya,
dan kedua saksinya dan Rasul berkata : mereka semua berdosa. (HR. Muslim)

Larangan Allah Tentang Riba.


Artinya : Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta riba dengan
berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan
keberuntungan. (Ali-Imron : 130).

1. c. Macam-macam Riba.

1) Riba Fadli, yaitu tukar menukar dua barang sejenis tetapi tidak sama ukurannya.
Misalnya : 1 gram emas di tukar dengan 1,5 gram emas, 1 kambing besar di tukar dengan 1
kambing kecil.

2) Riba Qordli, yaitu meminjamkan barang dengan syarat ada keuntungan bagi yang
meminjamkan. Misalnya: utang Rp. 25.000,- saat mengembalikan harus ditambah 10%
menjadi Rp. 27.500,-.

3) Riba Nasiah, yaitu tambahan yang disyaratkan dari 2 orang yang mengutangi sebagai
imbalan atas penangguhan (penundaan) utangnya. Misalnya : Si A meminjam uang Rp.
100.000,- kepada Si B dengan perjanjian waktu satu bulan setelah jatuh tempo si B belum
dapat mengembalikan, maka si B harus mengembalikan Rp. 125.000,-.

4) Riba Yad, yaitu riba dengan sebab perpisah dari tempat aqad jual beli sebelum serah
terima antara penjual dan pembeli. Misalnya: Seorang membeli 1 kwintal beras, setelah
dibayar si penjual langsung pergi sedang berasnya belum di timbang apakah pas atau kurang.

d. Sebab-sebab diharamkannya Riba.

1) Dapat menimbulkan exploitasi (pemerasan) oleh pemegang modal besar (kaya) kepada
orang yang terdesak ekonominya.

2) Dapat menciptakan dan mempertajam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

3) Dapat menimbulkan sifat rakus dan tamak yang mengakibatkan orang tidak mampu
bertambah berat bebannya.

4) Dapat memutuskan tali persaudaraan terhadap sesama muslim karena menghi-langkan


rasa tolong-menolong

1. B. Asas-Asas Kerja Sama Ekonomi (Syirkah) Dalam Islam

Syirkah, menurut bahasa, adalah ikhthilath (berbaur). Adapun menurut istilah syirkah
(kongsi) ialah perserikatan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang didorong oleh
kesadaran untuk meraih keuntungan. Para ahli fiqih sepakat bahwa syirkah atau perseroan
ialah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha dengan tujuan
untuk mencari keuntungan bersama Terkadang syirkah ini terbentuk tanpa disengaja,
misalnya berkaitan dengan harta warisan. (Fathul Bari V: 129).
Allah swt berfirman:

Artinya Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih; dan amat sedikitlah mereka ini. (QS Shaad: 24).

Dari Saib ra bahwa ia berkata kepada Nabi saw, Engkau pernah menjadi kongsiku pada
(zaman) jahiliyah, (ketika itu) engkau adalah kongsiku yang paling baik. Engkau tidak
menyelisihku, dan tidak berbantah-bantahan denganku. (Shahih: Shahih Ibnu Majah no:
1853 dan Ibnu Majah II: 768 no: 2287)

1. Rukun Syirkah.

1. Sighot (lafal aqad) atau surat perjanjian.

2. Orang yang berserikat.

3. Pokok (modal) yang disepakati.

2. Syarat Syirkah

1. a. Sighot lafal, yaitu kalimat aqad perjanjian dengan syarat


mengandung arti izin untuk membelanjakan barang syarikat. Contoh: Ijab:
Kita bersyarikat pada barang ini dan saya izinkan engkau
menjalankannya. Qobul : Saya terima seperti apa yang engkau katakan
tadi. Dalam kehidupan modern lafal tersebut dengan menggunakan
perjanjian yang disaksikan dengan akte notaris.

2. b. Orang (anggota) yang bersyarikat harus memenuhi syarat :


sehat akal, baligh, merdeka, tidak dipaksa.

3. c. Pokok modal yang disepakati, disyaratkan :

v Modal berupa uang atau barang yang dapat ditimbang atau ditakar.

v Modal hendaklah dapat digabungkan sebelum aqad sehingga tidak dapat dibedakan lagi.

v Modal tidak harus sama tetapi menurut permufakatan orang yang berserikat.

1. Bentuk-bentuk syarikat harta dalam kehidupan modern :

1. a. Firma (Fa)

2. b. Comanditere Veenootchaap (CV)


3. c. Perseroan terbatas (PT)

4. d. Koperasi

Ada beberapa bentuk syirkah :

a) Syarikat Harta (Syirkatul Inan)

Syarikat harta atau syirkah inan ialah aqad kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
permodalan untuk melakukan suatu usaha (bisnis) atas dasar membagi untung dan rugi (profit
and Loss sharing) sesuai dengan besar kecilnya modal. Perhatikan firman Allah swt, dalam
hadits qudsi sebagai berikut :

:
)
(

Artinya :Rasulullah saw., bersabda : Allah swt, berfirman : Aku adalah fihak ketiga dari
dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya tidak menghianati yang lain.
Jika salah satu berkhianat, maka Aku keluar dari mereka. (HR. Abu Daud dan Hakim)

b) Syarikat Kerja.

Syarikat kerja adalah bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang bergerak dalam
usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat (bidang jasa). Hukum syarikat kerja
sebagian ulama mengatakan syah. Faedah syarikat kerja antara lain : untuk memajukan
kesejahteraan rakyat dan jalan yang baik untuk menguatkan hubungan antar bangsa. Adapun
macam-macam Syarikat Kerja itu antara lain :

1) Qirod (Mudharabah), yaitu pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk
berdagang sedang keuntungan dibagi antara keduanya menurut perjanjian. Qirod pernah
dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika beliau memperdagangkan modal Siti Khodijah.
Dalam kehidupan modern sekarang ini pemberi dan penerima modal dapat berupa Bank.

Rukun Qirod :

1. a. Modal, bisa berupa uang atau barang

2. b. Pekerjaan, bisa dagang atau sejenisnya

3. c. Ada ketentuan pembagian keuntunngan

4. d. Ada yang memberi modal ada yang menjalankan


modal

5. e. Atas dasar suka rela

2) Musaqoh (Paroan Kebun)


Musaqoh ialah kerja sama antara pemilik kebun dengan pemelihara kebun dengan perjanjian
bagi hasil (production sharring) menurut kesepakatan bersama. Rasulullah saw, bersabda :
Artinya : Sesungguhnya Nabi Muhammad saw, telah menyerahkan kebun beliau kepada
penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi
sebagian dari penghasilannya baik buah-buahan atau hasil tanaman (palawija). (HR.
Muslim)

3) Muzaroah dan Mukhobaroh.Yaitu kerja sama antara pemilik tanah (sawah) dengan
penggarap tanah (sawah) dengan perjanjian bagi hasil menurut kesepakatan bersama. Apabila
benihnya dari pemilik tanah disebut Mukhobaroh, sedang apabila benihnya dari penggarap
tanah (sawah) disebut Muzaroah. Dari keduanya yang wajib mengeluarkan zakat yang
mempunyai benih.

1. C. Perbankan Syariah

1. Pengertian Bank.

Bank ialah suatu lembaga yang mengatur peredaran uang dengan sistem administrasi
tertentu. Bank itu ada yang milik negara dan milik swasta. Adapun jenis-jenis Bank adalah
sebagai berikut :

1. Bank Sentral, yaitu bank Indonesia yang mempunyai hak membuat dan
mengedarkan uang sehingga menjadi pusat pengawasan semua bank.

2. Bank Umum, yaitu bank yang pengumpulan dananya menerima


simpanan atau memberikan kridit. Misalnya : BPD, BNI, BRI, Bank Mandiri
dan lain-lain.

3. Bank Pembangunan, yaitu bank yang pengumpulan dananya menerima


simpanan atau memberikan kredit untuk pembangunan. Misalnya : BPD,
BPI dan lain-lain.

Sedangkan menurut pemiliknya bank dibedakan menjadi :

1) Bank Pemerintah, seperti : BRI, BNI, BTN dan lain-lainnya.

2) Bank Swasta, yaitu bank yang didirikan swasta atas izin menteri Keuangan. Misalnya :
BCA, BAPAS dan lain-lain. Bank Asing, yaitu bank yang dikelola oleh orang asing atas izin
menteri Keuangan dengan pertimbangan Bank Indonesia. Misalnya : Bangkok Bank, City
Bank, Singapore Bank dll.

3) Bank Islam, yaitu bank yang pengelolaanya berdasarkan syariat Islam dan di dirikan oleh
orang Islam. Seperti : BMI, BMT, Bank Syariaah Mandiri dan lain-lain.
4) Bank Koperasi, yaitu koperasi yang menjalankan usaha atas izin Menkeu dengan
pertimbangan BI.

2. Fungsi Bank.

1. Sebagai sentral penyediaan dan peredaran uang.

2. Sebagai pusat pengawasan dan pengendali inflasi.

3. Sebagai tempat menyimpan uang (menabung).

4. Sebagai tempat penukaran mata uang.

5. Sebagai tempat pengiriman dan pembayaran uang.

6. Khusus bank Islam berfungsi sebagai mana tersebut di atas juga dapat
meng-hilangkan sistem bunga.

1. 4. Pendapat Ulama Tentang Hukum Perbankkan.

1. Bank itu hukumnya mubah, alasanya karena bank itu di suatu


negara keberadaan-nya sangat dibutuhkan dan tidak bisa
ditiadakan. Jadi sangat bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat
dan bangsa.

2. Bank itu hukumnya haram, alasannya karena setiap transaksi bank


terdapat unsur bunga.

3. Bank hukumnya subhat (samar), tentang halal dan haramnya,


alasannya karena satu segi bank sangat dibutuhkan dalam
perekonomian masyarakat, bangsa dan negara disisi lain setiap
transaksi bank terdapat unsur bunga (riba) sehingga tidak jelas
halal dan haramnya.

4. 5. Bank Syariah

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari
oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau
yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan
haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media
yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional

Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel islam,
karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan
fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963.
Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan
konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga,
sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung
dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.

Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan
mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta
pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam.

Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh negara-
negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut
adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek
pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan
profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar
pada syariah islam.

Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian muncul.
Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of
Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia
AsiaPasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan
di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan
membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun
1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta
dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan
dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
[1]
.Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU
No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang
telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti
Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero).

Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang
104 BPR Syariah.

Prinsip perbankan syariah

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
sesuai dengan syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :

Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai


pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai


akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.

Islam tidak memperbolehkan menghasilkan uang dari uang. Uang hanya


merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsik.

Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua


belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka
peroleh dari sebuah transaksi.

Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan


dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh
perbankan syariah.

Produk perbankan syariah

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:

Jasa untuk peminjam dana

Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan


pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio
tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak
Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,
kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,
kecurangan dan penyalahgunaan.

Musyarokah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model


partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam
rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio
ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan
manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan

Murobahah , yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan
membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian
menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan
sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa
dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad
diawal dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang
disepakati. Contoh:harga rumah, 500 juta, margin bank/keuntungan bank
100 jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur
selama waktu yang disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.

Takaful (asuransi islam)


Wadiah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip
dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah
Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus
kepada nasabah.

Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun


waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah
yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan
nisbah bagi hasil tertentu.

Jasa untuk penyimpan dana

1. 6. ASURANSI

Asuransi ialah jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung (perusahaan
asuransi) kepada tertanggung untuk resiko kerugian sesuai dengan yang ditetapkan dalam
surat perjanjian (polis) bila terjadi kecelakaan atau kematian dan tertanggung membayar
premi setiap bulan sebanyak yang di tentukan kepada penanggung. Asuransi pada masa
Rasulullah saw, belum dikenal sehingga termasuk masalah ijtihadiyah. Ada 4 kelompok
yang memandang asuransi yaitu : mengharamkan, membolehkan, membolehkan asuransi
yang bersifat sosial mengharamkan asuransi yang bersifat komersial, meragukan (termasuk
subhat). Hal yang menjadi pokok perselisihan adalah :

a. adanya unsur gharar (ketidak pastian)

b. adanya unsur maisir (untung-untungan)

c. adanya unsur riba.

Penjelasan :

1. Gharar (ketidak pastian) jumlah yang harus dibayarkan oleh tertanggung


(pemegang polis) karena kematian dan kecelakaan tidak dapat diketahui
dengan pasti kapan datangnya. Padahal aqad dalam Islam yang di
syariatkan harus ada kejelasan. Misalnya untuk menolong dan dana klaim
(dana pembayaran resiko) bagi peserta yang kena musibah/meninggal
harus dijelaskan dari mana diambilkan.

2. Adannya unsur maisir (untung-untungan), artinya peserta yang


mengundurkan diri sebelum masa jatuh temponya habis, biasanya uang
yang sudah dibayarkan dianggap hangus, kalaupun ada hanya sebagian
kecil, inilah yang disebut maisir (untung-untungan).Dalam asuransi yang
Islami unsur maisir harus dihilangkan sehingga peserta yang
mengundurkan diri dapat mengambil premi yang sudah dibayarkan
walaupun harus dipotong untuk dana tabaru (tolong-menolong).

3. Adanya unsur riba, artinya dalam pemutaran uang premi yang telah
diterima perusahaan asuransi, biasanya dengan cara membungakan uang,
maka muncullah unsur riba. Dalam asuransi yang islami praktek riba harus
dihilangkan. Pemutaran uang premi boleh dilakukan namun dengan
perhitungan keuntungan atas dasar bagi hasil (syirkah harta).

Macam-macam Asuransi.

1. Asuransi Jiwa, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi


apabila mendapat kecelakaan yang menghilangkan jiwa berupa sejumlah
uang yang telah ditetapkan.

2. Asuransi Bea Siswa, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta


asuransi apabila anak yang di asuransikan akan menempu pendidikan
yang lebih tinggi (SMA atau PT).

3. Asuransi Jaminan Hari Tua, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta
asuransi setelah masa tuanya atau umur yang ditentukan

4. Asuransi BarangYaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi


apabila barang yang di asuransikan mengalami kerusakan (kebakaran,
tabrakan dan lain-lain).

Manfaat Asuransi.

Ada beberapa manfaat dari beberapa asuransi yang telah dijelakan diatas :

1. Asuransi jiwa, memberi bantuan kepada keluarga yang mendapatkan


musibah.

2. Asuransi bea siswa, memberikan jaminan kepada putranya untuk


melanjutkan studi ke jenjang yanglebih tinggi.

3. Asuransi jaminan hari tua, memberikan bantuan pada hari tua, sehingga
lebih terjamin.

4. Asuransi barang, memberikan ganti rugi barang tersebut apabila terjadi


kerusakan/ kecelakaan.

Asuransi Islam

Saat ini berkembang banyak perusahan Asuransi Islam, apakah perbedaan antara perusahaan
Asuransi Islam ini dengan perusahaan asuransi yang lainnya?

Menurut Prof. Dr. Husein Husein Syahatah,Guru Besar Ekonomi Islam di Universitas al-
Azhar Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara Asuransi Islam dan Asuransi
Komersial-Konvensional , diantaranya adalah sebagai berikut:

1. a. Asuransi Islam berdiri atas dasar kerjasama dan tolong menolong


dalam kebaikan dan takwa. Dalilnya Firman Allah: Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. al-
Maidah:2), dan hadits Nabi Saw.: Perumpaman orang mukmin dalam
kasih sayang mereka seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh itu
merasa sakit maka seluruh anggota tubuh itu akan ikut merasakannya.

2. b. Sedangkan Asuransi Komersial berdiri atas dasar keuntungan bagi


perusahaan, dan hal ini terlihat pada perbedaan antara kompensasi yang
diberikan bagi buruh dengan yang diberikan bagi orang yang ditimpa
kecelakaan/musibah.

3. c. Asuransi Islam bukan bertujuan untuk menghasilkan untung bagi


perusahaan, akan tetapi keuntungan dibagikan kepada nasabah sesuai
dengan kadar saham mereka.

4. d. Akad Asuransi Komersial mengandung unsur penipuan dan


ketidaktahuan, dan hal inilah yang tidak dibolehkan dalam syariat Islam,
sedangkan Asuransi Islam sebaliknya berdiri atas dasar tolong
menolong/kerjasama dan solidaritas, dan inilah yang disyariatkan dalam
Islam.

5. e. Perusahaan Asuransi Islam menginvestasikan kelebihan harta


berdasarkan bentuk/sistem investasi dalam Islam. Sedangkan perusahaan
Asuransi Komersial-Konvensional berdasarkan riba yang diharamkan Islam.

Dari beberapa perbedaan di atas jelaslah bahwa akad Asuransi Islam diatur oleh hukum-
hukum dan prinsip-prinsip syariat Islam, sementara itu akad asuransi Komersial diatur
berdasarkan undang-undang perniagaan dan riba.

Saat ini beberapa perusahaan Asuransi Komersial-Konvensional telah mulai berpindah ke


sistem Asuransi Islam, dan sejumlah asuransi seperti ini juga telah mulai dibentuk di banyak
negara di Eropa dan Amerika.

Dan muncul juga semacam kesadaran yang besar di kalangan dunia Arab dan Islam dalam
lapangan Asuransi Islam ini, buktinya baru-baru ini telah terbentuk sejumlah perusahaan-
perusahaan Asuransi Islam. Bahkan di beberapa negara Islam ada yang seluruh sistem
asuransinya menerapkan sistem Asuransi Islam, seperti yang terjadi saat ini di Sudan.

RANGKUMAN

1. jual beli ialah menukar suatu barang/uang dengan barang yang lain
dengan cara aqad (ijab/qobul)

riba ialah tambahan pembayaran yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang
melakukan transaksi tanpa ada ganti rugi atau imbalan. Adapun bentuk riba adalah Riba
Fadli, Riba Qordli, Riba Yad dan Riba Nasiah.

1. syirkah atau perseroan ialah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha dengan tujuan untuk mencari keuntungan
bersama.
2. Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem
perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam.

3. Asuransi Islam berdiri atas dasar kerjasama dan tolong menolong dalam
kebaikan dan takwa.

Kamus Istilah

1. muamalah = hubungan antara manusia yang berkaitan


dengan hak dan harta yang

muncul dalam transaksi

1. khiyar = boleh memilih antara dua, meneruskan akad atau


mengurungkan

dalam jualbeli

1. syirkah(kongsi) = perseroan atau bersekutuan yang terdiri atas dua


orang atau lebih

2. gharar = ketidak pastian

3. wadiah = jasa penitipan

4. maisir = untung-untungan

5. subhat (samar) = tidak jelas halal dan haramnya

A. Tata cara memandikan jenazah

Kewajiban pertama orang muslim terhadap saudaranya yang telah meninggal dunia adalah
memandikannya. Orang yang lebih berhak memandikan jenazah adalah muhrimnya. Jika
muhrimnya tidak ada atau jika belum mampu memandikannya maka dapat diserahkan kepada
orang yang dapat dipercaya dalam menjaga kerahasiaan jenazah. Jika jenazahnya laki-laki
maka yang memandikan laki-laki dan jika wanita maka yang memandikan adalah wanita.

Syarat-syarat jenazah yang akan dimandikan

1. Beragama Islam

2. Didapati tubuhnya walaupun hanya sebagian

3. Tidak mati syahid (mati dalam membela agama Allah).

Cara memandikan jenazah


1. Jenazah ditempatkan pada tempat yang terlindung dari panasnya matahari, hujan ,
pandangan orang banyak, dan ditempatkan pada tempat yang lebih tinggi.

2. Jenazah diberi pakaian basahan agar auratnya tetap tertutup

3. Membersihkan kotoran (najis) yang melekat pada badan jenazah termasuk


mengeluarkan kotoran dari perutnya dengan menekan pelan-pelan pada perutnya dan
pinggulnya agak dibuka sedikit kemudian dibersihkan pada dubur jenazah tersebut.
Sebaiknya dalam membersihkan kotoran menggunakan kain pelapis.

4. Menyiramkan air ke seluruh tubuh dimulai dari kepala, kemudian di sabun dan di
siram lagi sampai bersih.

5. Diwudukan dan terakhir disiram dengan air yang dicampur dengan kapur barus, daun
bidara atau lainnya yang berbau harum guna mengawetkan kulit dan menjauhkan
serangga yang akan mengganggunya.

6. Rambut jenazah hendaknya dihanduki agar cepat kering dan tidak terlampaui
membasahi kain kafan serta disisir kemudian diikatkan (jika rambutnya panjang).

7. B. Tata cara mengkafani jenazah

Kewajiban setelah memandikan jenazah adalah mengkapani (membungkusnya) dengan kain


yang berwarna putih. Kain kafan yang digunakan untuk mengkafani dibeli dari harta
peninggalan orang yang meninggal (jenazah). Jika hartanya habis, kain kafan menjadi
tanggung jawab orang yang menanggung belanjanya ketika ia masih hidup. Jika yang
menanggung juga tidak mampu, maka kaum muslimin yang mampu wajib menyediakan kain
kafan tersebut.

Adapun syarat untuk kain yang dijadikan sebagai kain kafan bagi jenazah adalah sebagai
berikut:

1. Baik, bersih, dan menutupi seluruh tubuh

2. Berwarna putih

3. Tidak terlampau mahal harganya

4. Kering dan berminyak wangi

5. Tiga lipatan bagi laki-laki dan lima lipatan bagi wanita.

Adapun praktik dalam mengkafani jenazah yang umum dilakukan oleh kaum muslimin di
tengah-tengah masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Mula-mula hamparkan tikar, lalu diatasnya bentangkan 7 utas tali untuk posisi
mengikat ujung kepala, leher, dada, pinggul, lutut, mata kaki, dan ujung kaki.

2. Diatas tali tersebut hamparkan kain kafan itu sehelai sehelai dan ditaburkan diatas
tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan sebagainya, kemudian
jenazah diletakan di atas hamparan kain tersebut. Kedua tangannya diletakan di atas
dadanya, tangan kanan di atas tangan kiri.

3. Tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka jenazah, leher, pusarnya, kelaminnya
atau tempat-tempat lain yang dipandang perlu.

4. Setelah itu, balutkan kain kafannya dengan rapi, lalu diikatkan talinya (tali wangsul)
yang sudah dipasang sebelumnya.

5. Tertib.

C. Tata cara menyalatkan jenazah

Salat jenazah adalah salat yang dikerjakan sebanyak empat kali takbir dalam rangka
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang disalatkan ini ialah yang
telah dimandikan dan dikafani.

Adapun mengenai tata cara menyalatkan jenazah sebagai berikut:

1. Imam menghadap disebelah kepala jenazah bila jenazah laki-laki dan menghadap
kearah perut bila jenazah perempuan, makmum usakan lebih dari satu saf.

2. Syarat orang yang akan melaksanakan salat jenazah adalah menutup aurat, suci dari
hadas dan najis serta menghadap kiblat

3. Jenazah telah dimandikan dan dikafani

4. Letak jenazah di depan orang yang menyalatkan kecuali pada salat gaib

5. Rukun salat jenazah sebagai berikut:

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu

3. Takbir empat kali

4. Membaca salawat Nabi

5. Mendoakan jenazah

6. Memberi salam.

Adapun tata cara pelaksanaan salat jenazah sebagai berikut:

1. Niat
1. Takbiratul ihram pertama dilanjutkan membaca surat al-Fatihah

2. Takbir yang kedua dilanjutkan membaca salawat Nabi

1. Takbir yang ketiga dilanjutkan membaca doa jenazah

1. Takbir yang keempat dilanjutkan membaca doa

D. Tata cara menguburkan jenazah

Setelah selesai menyalatkan, maka hal terakhir adalah menguburkan jenazah, adapun tata
cara penguburan tersebut adalah:

1. Tanah yang sudah ditentukan digali sesuai ukuran badan jenazah dengan lubang
setinggi orang yang ditambah setengah lengan dan lebarnya kira-kira satu meter.

2. Setelah sampai ditempat pemakaman jenazah dimasukan kedalam liang lahat dengan
posisi miring dan menghadap kiblat. Pada saat meletakan jenazah hendaknya
membaca:

Artinya, Dengan nama Allah dan di atas petunjuk Rasulullah

1. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan pada
tanah. Setelah itu jenazah ditutup dengan papan kayu atau bambu, di atasnya ditimbun
dengan tanah sampai galian liang kubur itu rata. Tinggikan dari tanah biasa sekitar
satu jengkal dan di atas kepala diberi tanda batu nisan

2. Setelah selesai menguburkan dianjurkan berdoa, mendoakan dan memohon ampunan


untuk jenazah.

Tata karma yang sebaiknya dilakukan ketika akan menguburkan jenazah antara lain:

1. Mengiringi jenazah dengan diam sambil berdoa

2. Tidak turut mengiringi, kecuali jika memungkinkan bagi perempuan

3. Membaca salam ketika memasuki pemakaman

4. Tidak duduk hingga jenazah diletakan

5. Orang yang turun ke liang kubur bukan orang yang berhadas besar
6. Tidak duduk di atas kubur

Tidak berjalan-jalan di atas kubur.

A. HUKUM NIKAH
Nikah atau perkawinan adalah akad (ijab dan qobul) yang
menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan yang bukan muhrim, yang kemudian menimbulkan hak dan
kewajiban antara keduanya. Pernikahan harus dilakukan untuk membina
kehidupan rumah tangga (suami-istri) yang sah, dalam kaitan ini terdapat
persyaratan dan rukun yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Keabsahan perkawinan merupakan azas pokok terciptanya masyarakat
yang baik dan sempurna, oleh karena sebenarnya perkawinan merupakan
pertalian yang sangat kokoh dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan
saja antara suami istri dan anak turunnya, tetapi antara satu keluarga
dengan keluarga lainnya, bahkan antara satu suku/bangsa dengan
suku/bangsa lainnya.Dilihat dari motif terjadinya pernikahan, maka dalam
Islam ada lima hukum
nikah, yaitu :
a. Jaiz, artinya boleh kawin dan boleh juga tidak, jaiz ini merupakan hukum
dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta motif yang
mendorong terjadinya pernikahan menyebabkan adanya hukum-hukum
nikah berikut.
b. Sunat, yaitu apabila seseorang telah berkeinginan untuk menikah serta
memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun
bathin.
c. Wajib, yaitu bagi yang memiliki kemampuan memberikan nafkah dan ada
kekhawatiran akan terjerumus kepada perbuatan zina bila tidak segera
melangsungkan perkawinan. Atau juga bagi seseorang yang telah
memiliki keinginan yang sangat serta dikhawatirkan akan terjerumus
dalam perzinahan bila tidak segera kawin.
d. Makruh, yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah.
e. Haram, yaitu apabila motivasi untuk menikah karena ada niatan jahat,
seperti untuk menyakiti istrinya, keluarganya serta niat-niat jelek lainnya.

B. TUJUAN NIKAH
Pernikahan dalam Islam bukanlah sekedar penyaluran nafsu (libido)
dan usaha melestarikan keberadaan manusia di muka bumi, akan tetapi
memiliki tujuan yang sangat esensial dalam hidup dan kehidupan
manusia, tujuan dimaksud adalah :
a. Untuk memperoleh ketentraman dan kebahagiaan hidup
b. Untuk membentengi diri dari perbuatan tercela.
c. Untuk menjaga dan memperoleh keturunan yang baik dan sah.
d. Mengikuti sunnah Rasul dan meningkatkan ketaqwaan.
C. RUKUN NIKAH
1. Calon Suami
2. Calon Istri
3. Sigat (akad),
4. Wali (wali si perempuan)
5. dua orang saksi

D. SYARAT-SYARAT NIKAH
1. Calon Suami
Syaratnya yaitu:
a. Beragama Islam
b. bukan muhrim calon istri
c. tidak dipaksa atau terpaksa
d. Tidak sedang ihram (haji/umrah)

2. Calon Istri
Syaratnya yaitu:
a. Beragama Islam
b. Bukan muhrim calon suami
c. Tidak sedang bersuami
d. Tidak dalam masa iddah
e. Tidak sedang ihram (haji/umrah)

3. Sigat
yaitu perkataan dari pihak wali perempuan, seperti kata wali Saya
nikahkan engkau dengan anak saya yang bernam... jawab mempelai laki-
laki saya terima menikahi..... tidak sah akad nikah kecuali dengan lafaz
nikah, tazwij, atau terjemahan dari keduanya.

4. Wali
Syaratnya yaitu
a. Beragama Islam
b. Dewasa (baligh)
c. Berakal sehat (aqil)
d. Laki-laki
e. Merdeka (bukan budak)
f. Adil (tidak fasiq)
g. Tidak sedang ihram (haji/ umrah )

yang berhak menjadi wali dalam suatu pernikahan adalah :


1. Ayah kandung, kakek terus ke atas
2. Saudara laki-laki sekandung
3. Saudara laki-laki seayah
4. Anaklaki-laki dari no. 2 dan terus ke bawah
5. Anak laki-laki dari no. 3 terus ke bawah
6. Saudara laki-laki dari ayah yang sekandung
7. Saudara laki-laki dari ayah yang seayah
8. Anak laki-laki dari no. 6
9. Anak laki-laki dari no. 7
5. Dua orang saksi
a. Beragama Islam
b. Dewasa (baligh)
c. Berakal sehat (aqil)
d. Laki-laki
e. Merdeka (bukan budak)
f. Adil (tidak fasiq)

E. KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI


Seorang istri diharuskan menunaikan kewajibannya yang
merupakan hak suami demikian pula sebaliknya, sehingga dalam
kehidupan suami istri akan terjalin hubungan timbal balik yang baik,
dengan kata lain masing-masing harus berupaya untuk menunaikan
kewajibannya secara optimal. Dalam Buku Kompilasi Hukum, telah diatur
tentang kewajiban suami istri, yang pokokpokoknya
sebagai berikut :

a. Kewajiban suami
1. Wajib memberikan nafkah, pakaian dan tempat kediaman serta biaya
rumah tangga sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anaknya.
2. Memimpin, memberi perlindungan dan ketenteraman guna terwujudnya
keluarga sakinah, bahagia sejahtera.
3. Bergaul dengan istri dan anak-anaknya dengan cara yang makruf, yaitu
sesuai dengan kaidah akhlaqul karimah
4. Memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak dan istrinya untuk
selalu bertaqwa dan meningkatkan taqwanya
5. Memberikan nafkah dan kediaman kepada bekas istri selama masa iddah
6. Kewajiban suami pada istri gugur, apabila istri nusyuz.

b. Kewajiban Istri
Kewajiban istri merupakan hak suami, begitu juga sebaliknya. Adapun
kewajiban istri antara lain :
1. Kewajiban utama bagi istri adalah berbakti lahir bathin kepada suami di
dalam batas-batas yang dibenarkan oleh agama.
2. Mengatur dan menyelenggarakan keperluanrumah tangga sehari-hari
sebaik-baiknya bersama anggota keluarga yang lain.
3. Menjaga dan memelihara kehormatan diri, keluarga, suami dan harta
benda suami terutama bila suami tidak di rumah.
4. Sesuai dengan kemampuannya, membantu tugas-tugas suami terutama
dalam menciptakan keluarga yang taqwallah.

F. HIKMAH PERKAWINAN
a. dapat menentramkan jiwa
b. menghindarkan diri dari maksiat
c. melestarikan keturunan secara sah
d. meningkatkan tanggung jawab
e. mempererat ukhuwah (persaudaraan)
G. TALAK DAN RUJUK
a. Pengertian Talak
Pengertian Talak menurut bahasa Arab adalah melepaskan ikatan,
sedangkan yang dimaksud di sini adalah melepaskan atau memutuskan
ikatan pernikahan dengan menggunakan lafaz talak atau perkataan lain
yang senada dengan maksud talak.

Hukum Talak
Dalam Agama Islam, hukum asal talak adalah makruh, yaitu boleh
tapi tidak disukai oleh Allah swt. Bila memperhatikan situasi dan
kondisinya serta kemaslahatan dan kemudlaratan talak, maka hukum asal
tersebut dapat menjadi :
1. Wajib, yaitu bila perselisihan sudah memuncak dan hakim memandang
perlu untuk talak.
2. Sunnat, bila suami sudah tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya
dengan layak, atau bila istri tidak dapat menjaga kehormatan diri dan
keluarganya.
3. Haram, yaitu menjatuhkan talak ketika istri dalam keadaan haidh, atau
ketika istri suci setelah adanya hubungan suami istri.

Lafadl dan Bilangan Talak


Kalimat atau lafadl talak bisa berupa ungkapan lisan (ucapan) atau
secara tertulis dengan menggunakan kata-kata yang sharih (terang) atau
kinayah (sindiran).
1. Sharih (terang), yaitu kalimat yang jelas tujuannya, seperti : saya talak
engkau atau saya ceraikan engkau. Dengan ungkapan yang jelas ini
maka jatuhlah talak tersebut, baik disertai dengan niat ataupun tidak.
2. Kinayah (sindiran), yaitu kata-kata yang tidak jelas maksudnya atau
meragukan, seperti kata suami : Pergilah engkau dari sini atau pulanglah
engkau ke rumah orang tuamu Perkataan suami di atas bila dengan niat
mentalak maka jatuhlah talaknya, akan tetapi bila tidak disertai dengan
niat mentalak maka tidaklah jatuh talak.
Terhadap seorang istri, suami berhak menjatuhkan talak maksimal 3
kali, dengan klasifikasi berikut :
a. Talak Raji, yaitu talak yang pertama dan kedua. Setelah terjadinya talak
raji ini suami berhak untuk rujuk (kembali) kepada istrinya selagi masih
dalam masa iddah atau kawin kembali setelah masa iddahnya habis.
b. Talak Bain,dibedakan menjadi talak Bain Sughro atau Kubro. Talak Bain
Sughro (asghar) adalah talak yang menyebabkan hilangnya hak suami
untuk rujuk ketika istri masih dalam iddah, akan tetapi boleh mengadakan
akad nikah baru meskipun dalam massa iddah. Talak jenis ini adalah :
Talak yang terjadi Qabla al dukhul, talak dengan tebusan atau khulu serta
talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Talak Bain Kubro (akbar)
yaitu talak yang terjadi untuk ketiga kalinya, yang menyebabkan
hilangnya hak suami untuk rujuk kembali ketika (bekas) istri masih dalam
masa iddah atau tidak boleh mengadakan akad nikah baru kecuali (bekas)
bila istri sudah dinikahi oleh laki-laki lain dan telah talak Bada ad dukhul
serta telah habis masa iddahnya.

a. Pengertian Ruju
Ruju artinya kembali, yaitu bersatunya kembali seorang suami
kepada istri yang telah dicerai sebelum habis masa iddahnya. Ruju hanya
boleh dilakukan dalam masa iddah talaq raji (talak satu atau dua), dan
tidak diperlukan akhad nikah baru karena akad lama sebenarnya belum
seutuhnya terputus.

Hukum Ruju
Pada dasarnya hukum ruju adalah boleh (jaiz) kemudian
berkembang seperti tersebut di bawah ini :
a. Wajib, yaitu khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu dan
apabila talak itu dijatuhkan sebelum gilirannya disempurnakan.
b. Sunnah, yaitu apabila ruju itu lebih bermanfaat dibanding meneruskan
perceraian.
c. Makruh, yaitu apabila dimungkinkan dengan meneruskan perceraian lebih
bermanfaat dibanding mereka ruju kembali.
d. Haram, yaitu apabila dengan adanya ruju si istri semakin menderita.

Rukun Ruju
a. Istri, keadaannya disyaratkan : bada dukhul, tertentu istri yang akan
dirujukinya, ditalak dengan talak raji dan masih dalam masa iddah.
b. Suami, disyaratkan karena kemauannya sendiri bukan karena dipaksa,
Islam dan sehat akal.
c. Sighat atau lafadl atau ucapan ruju yaitu ada dua cara :
a) Secara terang-terangan, misalnya : Saya rujuk kepadamu.
b) Secara sindiran, seperti kata suami : Aku ingin tidur lagi denganmu.
Sighat ini disyaratkan dengan kalimat tunai, dalam arti tidak
digantungkan dengan sesuatu, misalnya saya ruju kepadamu jika
bapakmu mau. Ruju dengan kalimat seperti di atas hukumnya tidak sah.

Beberapa ketentuan rujuk


1. Rujuk hanya boleh dilakukan apabila akan membawa kemaslahatan bagi
istri dan anak.
2. Rujuk hanya dapat dilakukan jika perceraian baru terjadi satu atau dua
kali.
3. Rujuk hanya dapat dilakukan sebelum masa iddahnya habis

H. IDDAH
Pengertian Iddah
Iddah berarti ketentuan, yaitu ketentuan masa menunggu yang
diwajibkan atas perempuan yang dicerai suaminya, baik cerai biasa
maupun cerai mati.
Selama masa iddah bekas istri tidak boleh kawin dengan laki-laki
lain, sebab ia masih menjadi hak bekas suaminya, disamping itu untuk
memastikan apakah selama iddah itu ia hamil atau tidak. Dan bila
ternyata ia hamil maka anak yang dikandungnya itu sah sebagai anak dari
suami yang menceraikannya.

Manfaat adanya masa iddah


1. Untuk mengetahui dengan pasti berisi atau tidaknya kandungan
perempuan tersebut.
2. Untuk memberi kesempatann berfikir kepada bekas suami istri itu, apakah
keduanya sepakat untuk rujuk atau tidak, dan bila keduanya sepakat
untuk rujuk atau tidak, dan bila keduanya sepakat untuk rujuk maka hal
itu merupakan jalan yang sangat baik.

Ketentuan-ketentuan Masa Iddah


1. Bagi istri yang dicerai qabla ad dukhul (belum dikumpuli oleh suami),
maka baginya tidak ada masa iddah dan suami disunatkan memberikan
mutah (pemberian yang dapat menyenangkan hati bekas istri). Dan
bekas istri boleh langsung kawin dengan laki-laki lain begitu selesai
dicerai oleh suaminya.
2. Bagi istri yang ditinggal mati oleh suaminya, maka masa iddahnya
adalah 4 bulan 10 hari. Sedangkan bila ditinggal oleh suaminya dalam
keadaan hamil, maka menurut jumhur ulama masa iddahnya sampai
melahirkan anaknya.
3. Bagi istri yang dicerai oleh suaminya dalam keadaan hamil, maka masa
iddahnya sampai melahirkan anaknya
4. Bagi istri yang dicerai, sedang ia masih dalam keadaan normal haidnya,
maka iddahnya tiga kali quru (tiga kali suci
5. Bagi istri yang diicerai dalam keadaan tidak haid lagi, baik karena
menopause (usia lanjut) atau karena masih kecil atau sudah dewasa tapi
tidak pernah haid, maka iddahnya adalah tiga bulan

Hak-hak istri selama dalam masa iddah.


1. Perempuan yang dalam masa iddah Raji atau yang ditalak dalam
keadaan hamil (baik talak Riji maupun bain) maka ia berhak memperoleh
tempat tinggal, pakaian, dan belanja dari mantan suaminya.
2. Wanita yang dicerai dengan talak bain sughro atau kubro, atau juga
karena talak tebus (khulu), maka baginya hanya mempunyai hak tempat
tinggal saja dan tidak yang lainnya.
3. Istri yang dalam masa iddah wafat, ia hanya mendapat hak waris,
walaupun sedang hamil.

I. PERKAWINAN MENURUT UUD NO.1 TAHUN 1974


Perawinan menurut UU. No. I Tahun 1974. Undang-undang No. I Tahun
1974 tentang perkawinan terdiri dari 14 bab yang terbagi menjadi 67
pasal, yang secara garis besar sebagai berikut .
1. Bab I : Dasar Perkawinann, terdiri dari 5 pasal.
2. Bab II : Syarat-syarat perkawinan, terdiri dari 7 pasal.
3. Bab III : Pencegahan Perkawinan, terdiri dari 9 pasal.
4. Bab IV : Batalnya Perkawinan, terdiri dari 7 pasal.
5. Bab V : Perjanjian Perkawinan, hanya 1 pasal.
6. Bab VI : Hak dan Kewajiban suami istri, terdiri dari 5 pasal.
7. Bab VII : Harta benda dalam perkawinan, terdiri dari 3 pasal.
8. Bab VIII : Putusnya Perkawinan serta Akibatnya, terdiri dari 4 pasal.
9. Bab IX : Kedudukan anak, terdiri dari 3 pasal.
10.Bab X : Hak dan Kewajiban antara orang tua dan anak, terdiri dari 5 pasal.
11.Bab XI : Perwalian terdiri dari 5 pasal.
12.Bab XII : Ketentuan-ketentuan lain, terdiri dari 9 pasal.
13.Bab XIII : Ketentuan Peralihan, terdiri dari 2 pasal.
14.Bab XIV : Ketentuaan Penutup, terdiri dari 2 pasal.

a. Kewajiban Tentang Pencatatan Perkawinan.


UU No. I Tahun 1974 pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa : Tiap-tiap
perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku.
Dalam kompilasi Hukum Islam di Indonesia buku I Bab II pasal 5
dinyatakan bahwa :
1. Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap
perkawinan harus dicatat.
2. Pencatatan perkawinan tersebut dilakukan oleh Pegawai Pencatat
Nikah.
3. Setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan dibawah
pengawasan Pegawai Pencatat Nikah.
4. Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nikah
tidak mempunyai kekuatan hukum.
b. Sahnya Perkawinan.
UU. No. I Tahun 1974 pasal 2 ayat (1) menegasklan bahwa
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya itu.
Kemudian dalam kompilasi hukum Islam Bab II disebutkan :
1. Pasal 4, Perkawinan itu sah, apabila menurut Hukum Islam.
2. Pasal 2, Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu
akad yang sangat kuat atau mitsaqan gholiidhan untuk menaati
perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

c. Tujuan Perkawinan
1. Membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuuhanan Yang Maha Esa. (UU. No. 1 Th. 1974)
2. Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah.

d. Peranan Pengadilan Agama dalam Penetapan Talak


Menurut UU No. I Tahun 1974 Bab VIII :
1. Pasal 39 : Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan
setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak.
2. Pasal 40 : Gugatan perceraian diajukan dalam Pengadilan.

Tata cara perceraian dan pengajuan gugatan cerai diatur tersendiri


dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1975 Bab V
pasal 14 sampai dengan pasal 36.
Sedangkan peranan Pengadilan Agama menurut UU RI No. 7 Tahun
1989, pada dasarnya sama dengan pasal 39 UU No. I Tahun 1974.
Kemudian untuk mendapatkan gambaran yang agak jelas, pelajarilah
pasal 66 UU No. 7 Tahun 1989

1. KONDISI MASYARAKAT MAKKAH SEBELUM KENABIAN

Menurut Ahli sejarah kondisi bangsa Arab di zaman Jahiliyah waktu itu dalam segi
keagamaan, mereka menyembah berhala, serta menyembelih hewan-hewan qurban dihadapan
patung-patung itu untuk memuliakannya. Mereka pada umumnya tenggelam dalam
kemusyrikan dan dalam kehidupan yang berpecah belah serta saling berperang. Setiap
sengketa yang timbul dikalangan mereka, mereka serahkan penyelesaiannya kepada para
pemimpin mereka.

2. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH

Dalam mensyiarkan agama Islam pada periode ini, beliau menggunakan cara-cara yang
sangat bijaksana agar mudah diterima dikalangan masyarakat Makkah secara keseluruhan.
Maka beliau menggunakan cara sebagai berikut :

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Sesudah Rasulullah SAW menerima wahyu yang kedua yaitu Q.S. Al Muddatsir : ayat 1-7
yang menjelaskan tugas dakwah atas diri beliau. Mulailah beliau secara sembunyi-sembunyi
menyeru kepada keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabat beliau yang
terdekat agar mereka meninggalkan berhala dan menyembah Allah SWT. Adapun yang mula-
mula beriman kepada Allah SWT dari kalangan keluarga beliau adalah :

1. Istri beliau yaitu Siti Khodijah.

2. Putra paman beliau yaitu Ali bin Abi Tholib

3. Budak dan sekaligus putra angkat beliau yaitu Zaid Bin Haritsah

Kemudian dari sahabat beliau adalah Abu Bakar As-Shidiq yang kemudian disusul oleh
sahabat-sahabat yang lain yaitu :

1. Utsman bin Affan

2. Zubair bin Awwam

3. Saad bin Abi Waqosh

4. Abdurrohman bin Auf

5. Thalhah bin Ubaidillah


6. Abi Ubaidillah bin Jarrah

7. Fatimah binti Khaththab

8. Said bin Zahid Al Adawi

Karena mereka dalam mengimani tentang Allah SWT adalah yang pertama kali, maka mereka
disebut dengan Assabiqunal Awwaluun. Mereka mendapat pelajaran tentang Agama Islam
adalah dari Rasulullah SAW sendiri yang dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam.

1. Dakwah secara terang-terangan

Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan Dakwatul Afrod (mengajak seorang demi
seorang untuk masuk Islam) secara diam-diam dari satu rumah ke rumah yang lain.Tak lama
kemudian turunlah firman Allah Q.S. Al Hijr ayat 94 yang intinya memerintahkan kepada
Nabi untuk mensyiarkan Islam secara terang-terangan, maka mulailah beliau mengajak secara
terang-terangan kepada penduduk Makkah agar menyembah Allah SWT.

Disamping itu dijelaskan juga dalam Al Quran Menyatakan bahwa agama yang diridhoi
Allah adalah agama Islam maka dengan dasar ayat ini pula sehingga Nabi SAW dengan
sangat berani melakukan dakwah secara terang-terangan kepada seluruh umat manusia.

Dengan cara dakwah ini mulailah Nabi dan agama Islam yang beliau sampaikan menjadi
perhatian dan bahan pembicaraan masyarakat kota Makkah. Pada awalnya mereka
menganggap dakwah beliau ini dianggap sebuah gerakan yang tidak mempunyai dasar dan
tujuan yang benar sehingga mereka bersikap acuh kepada beliau dan ajarannya. Namun
seiring dengan perjalanan waktu dakwah beliau tidak semakin surut, bahkan pengikut beliau
semakin bertambah banyak.

3. SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH

Dakwah yang dilakukan beliau pada intinya adalah menegakkan kalimah tauhid yaitu laa
ilaaha illa Allah ( tiada Tuhan selain Allah ) dengan segala konsekuensinya. Penegakan
kalimah tauhid tersebut bukanlah perkara yang sangat mudah, sebab hal itu harus diikuti
dengan sikap dan perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pada proses dakwah yang dilakukan oleh Nabi SAW juga mengandung makna mengeluarkan
dari zaman kebodohan ke alam yang terang benderang yaitu, meninggalkan perbuatan-
perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Nabi SAW.

Disamping itu mengangkat derajat kaum hawa yang tenggelam jauh kelembah kenistaan.
Sebab di sisi manusia kaum hama sama kedudukannya, yang membedakan adalah tingkat
ketaqwaannya. Sebagaimana firman Allah surat al Hujurat ayat 13 :
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.

4. REAKSI MASYARAKAT MAKKAH TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW.

Dengan diangkatnya Muhammad menjadi Rasul Allah, maka kemudian masyarakat Makkah
terjadi perbedaan pandangan tentang adanya Aqidah (keyakinan terhadap Allah). Dari
perbedaan itu, ada yang menerima yang disebut orang Islam, bahkan ada yang
menentang/memusuhi yang disebut orang Kafir, serta pura-pura menerima ajaran yang
dibawa Rasulullah yang disebut orang Munafiq.

Mengapa mereka ada yang menerima dan menolak, menentang bahkan memusuhi terhadap
ajaran yang dibawa Rasulullah ? bahkan ada juga yang berpura-pura menerima ajaran
Rasulullah?

1. Alasan orang-orang yang menerima ajaran Nabi SAW (orang Islam)

2. Mereka meyakini bahwa apa yang disampaikan Nabi SAW adalah berdasarkan Wahyu

3. Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dalam kesehariannya.

4. Ajaran yang dibawa beliau bersifat rasional

5. Dalam melakukan syiarnya beliau tidak melakukan kekerasan

6. Yang menolak atau menentang ajaran Nabi SAW (orang Kafir)

7. Mereka khawatir tuhan mereka akan tidak disembah oleh masyarakat Makkah

8. Ajaran yang disampaikan Rasulullah bertentangan dengan ajaran yang mereka


lakukan selama itu.

9. Mereka takut akan kehilangan kekuasaan

10. Yang berpura-pura menerima ajaran Nabi SAW (orang Munafiq)

1. Ingin menghancurkan Islam dari dalam

2. Ingin merebut kekuasaan Nabi SAW

A.Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah ke Madinah


a. Adanya provokator, intimidasi dan penganiayaan terhadap diri Rasulullah dan
pengikutnya di Mekkah yang telah mencapai titik mengkhawatirkan.
b. Adanya suasana kondusif dawah di Madinah yang ditandai dengan dukungan
penuh dari sebagian penduduknya akan keberadaan Islam.
B.Upaya Pembinaan Umat di Madinah
Sejarah penyebaran islam di Madinah:
a. Tahun ke 11 kenabian, pada saat musim haji, para kabilah datang ke Mekkah
untuk melaksanakan haji.Nabi Muhammad menemui suku khazraj dari Yastrib
di bawah kaki gunung Aqabah dengan tujuan saling berkenalan dan
memperkenalkan agama islam dan langsung menjadi pengikutNya.
Penerimaan itu disebabkan oleh :
Pengertian Ketuhanan yang sering disampaikan oleh orang Yahudi di negeri
mereka.
Informasi tentang akan datanngnya Rasul terakhir dalam waktu dekat dengan
mengerjakan keesaan Allah.
Rasulullah menasehati mereka agar menyebarkan agama islam di
kampung halamannya,akhirnya setiap rumah di Madinah mendengarkan dan
membicarakkan nabi Muhammad beserta ajarannya.

b. Pada ke 12 kenabian,pada musim haji,beliau ditemui 12 orang dari Bani


Aus dan khazraj,beliau mengajak mereka pada islam dengan membacakan ayat-
ayat AlQuran dan akhirnya mereka yakin menerima islam dengan membacakan
kalimat syahadah.

Pada saat itu juga beliau membaiat mereka yang terkenal dengan Baiatul
Aqabah pertama, yang isinya:
1.Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun,dan tidak
akan menyembah kecuali kepada-Nya.
2.Tidak akan mencuri.
3.Tidak akan melakukan perzinahan dan pelacuran.
4.Tidak akan membunuh anak-anak kami.
5.Tidak akan fitnah-memfitnah,mengumpat,berdusta yang dikarang di antara
kedua tangan dan kedua kaki kami,baik di depan maupun di belakang, serta
tidak pula merusakkan nama baik.
6.Tidak akan pernah menolak kebaikan .
7.Tidak akan mendurhakai engkau dalam segala hal yang maruf, akan setia
senantiasa, baik dalam keadaan senang maupun susah.Bahwa orang yang
menepati janji insyaallah akan memperoleh surga,sedang yang melanggarnya
terserah dengan Allah akan disiksa atau tidak.

Sebelum mereka berpisah mereka janji akan bertemu di tempat yang


sama dan Rasullullah mengutus 2 sahabatnya untuk mendampingi mereka
dalam memperdalam ajaran islam.
c. Pada masa musim haji tahun 13 kenabian.
kaum muslimin madinah mengadakan pertemuan dengan rasulullah di
aqabah saat waktu malam,kaum Muslimin Yastrib meminta kepada Rasulullah
untuk hijrah ke madinah,Abbas berbicara di hadapan kaum Yastrib: Para kaum
Khazraj kamu telah mengetahui, bahwa nabi Muhammad ini adalah seorang
dari kaum kami. Kami selalu membelanya, karena itu ia mempunyai kedudukan
terhormat dan terpelihara di negaranya. Bila mana kamu benar-benar setia
kepadanya dan benar-benar mau membelanya, maka kami bersedia
menyerahkan Muhammad kepadamu atas dasar tanggung jawabmu. Tetapi
kalau kamu hendak menyerahkan dia kepada para musuhnya dan
mengecewakan dia, maka tinggalkan saja ia sekarang juga.
Rasul pun berbicara dan bersabda : Saya ingin mengambil baiat
dari kamu ,bahwa kamu akan membela saya sebagaimana kamu membela
keluarga dan anak-anakmu
Setelah rasulullah mengatakan hal tersebut ke-12 orang tersebut berdiri
dan berjabat tangan dengan rasulullah mereka mengatakan akan membela
sampai titik darah penghabisan. Peristiwa ini dikenal dengan Baiatul Aqabah
dua(kubra).

C. Peristiwa Hijrahnya Rasulullah


Setelah peristiwa Baiatul Aqabah Kubra, kaum muslimin Mekkah
diperintahkan hijrah ke Madinah. Mereka melakukan hijrah secara diam-diam,
agar tidak diketahui oleh Musyrikin Quraisy.
Tetapi ternyata kaum Quraisy Mekkah mengetahuinya. Mereka
heran sekaligus khawatir jika nantinya nabi Muhammad SAW berkuasa di
Madinah dan menurut perkiraan mereka Nabi Muhammad SAW beserta kaum
muslimin akan menyerang kafilah niaga yang kembali dari Syam ke Mekkah.
Dengan demikian ekonomi mereka akan turun.
Tindak lanjut dari kekhawatiran tersebut diwujudkan dalam bentuk
pertemuan di Darul Nadwah yang menghasilkan keputusan untuk membunuh
Rasulullah. Mereka menjalankan suatu teknik yang bertujuan agar keluarga
Bani Hasyim dan Bani Muthalib tidak dapat menuntut bela kepada mereka, jika
Rasulullah terbunuh. Rencana tersebut diberitahukan kepada Rasulullah dengan
memerintahkannya Hijrah sesegera mungkin. Perintah tersebut dari Abu Bakar
dan dia meminta agar dapat menemani Rasulullah dalam Hijarahnya. Ternyata
Nabi setuju dan Abu thalib mempersiapkan persediaan untuk bekal perjalanan.
Pada malam hari, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengepung rumah
Nabi dan siap membunuh beliau. Rasulullah sudah berkemas-kemas
meninggalkan rumah dan berpesan kepada Ali bin Abu Thalib untuk menempati
tempat tidur beliau dan mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada
beliau kepada pemiliknya masing-masing. Beliau keluar melewati pemuda
Quraisy yang tertidur lelap, kemudian beliau menghapiri Abu Bakar untuk
berangkat hijrah.
Tujuan pertama adalah Gua Tsuur sebelah selatan kota Mekkah
untuknpersembunyian sementara. Setelah pemuda Quraisy mengetahui bahwa
Rasulullah tidak ada di rumahnya, mereka menjelajah ke seluruh kota Mekkah,
tetapi tidak bertemu. Akhirnya mereka menemukan Gua Tsuur dimana
Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi. Atas pertolongan Allah SWT, laba-laba
membuat sarang berlapis-lapis yang menunjukkan bahwa gua tersebut telah
lama tidak dimasuki siapapun. Dengan melihat keadaan ini, pemuda Quraisy
tidak mencurigai gua tersebut sebagai tempat persembunyian Rasulullah dan
Abu Bakar.
Selama tiga hari di Gua Tsuur, kebutuhan hidup sehari-hari dikirimi oleh
Abdullah bin Abu Bakar, sekaligus memberikan informasi berbagai
perkembangan Mekkah. Setelah dirasa aman beliau melanjutkan perjalanan ke
Madinah menyusuri pantai Laut Merah. Sedangkan Ali bin Abu Thalib
menyusul kemudian dan bertemu dengan Nabi di Quba. Disanalah Rasulullah
mendirikan masjid pertama kali dalam sejarah.

Peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat At


Taubah:40:

,


Artinya:
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya
Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita. maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya denggan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang
kafir Itulah yang rendah, dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. (QS At-
Taubah:40).
Rasulullah tiba di Yastrib pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun
1 hijrah bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M. Beliau mendapatkan
sambutan hangat, penuh kerinduan dan rasa hormat dari penduduknya, sambil
melagukan puisi:

Terbitlah purnama menerangi kita,


Dari Tsaniyatil Wada,
Kami wajib bersyukur,
Selagi ada penyeru di jalan Allah,
Oh Nabi utusan Tuhan,
Engkau kini di tengah-tengah kami,
Engkau datang membawa perintah,
Yang harus kami taati

Pada hari itu juga Rasulullah mengadakansholat jumat pertama


kali dalam sejarah islam, dan beliau pun berkhutbah di hadapan kaum Muslimin
(Muhajirin dan Anshor). Sejak saat ini Yastrib berubah namanya menjadi
Madinatun Nabi yang selanjutnya sering disebut dengan Madinah.

D. Strategi Rasulullah dalam Membina Masyarakat Islam Madinah


Setelah menetap di madinah,Rasullullah memulai rencana untuk
membentuk masyarakat muslim yang baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur.Usaha itu ialah:
1.Mendirikan masjid
Masjid adalah bangunan pertama yang dibangun karena mempunyai
potensi sangat vital untuk menghimpun umat manusia di antaranya :
menyatukan umat dengan melakukan ibadah berjamaah,menyusun benteng
pertahanan lahir batin sehingga mereka rela mengorbankan kesenangan materi
dengan memberikan sebagian harta untuk perjuangan islam, dan membina
masyarakat islanm berlandaskan semangat tauhid.

2.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar


Kaum Muhajjirin adalah para sahabat nabi yang hijrah dari Makkah ke
Madinah.
Kaum Anshar adalah sahabat Rasulullah yang merupakan penduduk
Madinah yang siap menolong dengan hangat kedatangan Rasulullah dan
kaumNya.
Kaum Muhajjirin rela jauh dari sanak saudara demi melaksanakan
perintah rasulullah ,dipererat Beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan
kaum Anshar,Abu Bakar dengan Haritsah bin Zaid,Jafar bin Abi Thalib dengan
Muaz bin Jabbal.Persaudaraan ini dihukumi Rasul seperti saudara kandung.
Dengan ikatan saudara kandung,diharapkan terbentuk masyarakat yang
kokoh dijiwai semangat gotomg royong dan ukhuwah islamiyah.
3. Perjanjian Perdamaian dengan Kaum Yahudi
Guna mencipatakan suasana yang aman, tenang dan tentram, Nabi
mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi Mdinah. Isi perjanjian itu antara
lain:
Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-samadengan kaum Muslimin
Kaum Muslimin dan kaum Yahudi wajib nasehat-menasehati, tolong-menolong
dan melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong, untuk melawan siapa
saja yang memerangi mereka, dan orang-orang Islam memikul belanja mereka
sendiri pula.
Bahwa kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat perjanjian itu. Kalau ada perselisihan diantara kedua kaum dikhawatirkan
akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, maka urusan itu hendaklah
diserahkan kepada Allah dan Rasul.
Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah, wajib
dilindungi keamanan dirinya (kecuali orang yang zalim dan salah) sebab Allah
menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
4. Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk Masyarakat
Islam
Dalam bidang politik: diwajibkan syuraa (musyawarah).
Dalam bidang kekayaan: ada hak sosial yang harus dikeluarkan (zakat).
Dalam bidang transaksi: perniagaanharus tidak ada unsur paksaan dan tipuan.
Dalam hidup bermasyarakat: harus bertaawun (tolong-menolong) dalam
kebaikan.
Dengan diletakkannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan
pemerintahan Islam dapat mewujudkan negari Baldatun Thoyibatun Warabbun
Ghafurdan Mdinatul Munawwarah.
D.Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum
Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama.
3. Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang
kaya dan miskin.
4. Memahami bahwa umat islam harus berpegang menurut aturan Allah SWT.
5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan
Allah SWT dan antara manusia dengan manusia.
6. kita mendapat warisan yang sangat menentukan kaselamatan kita baik di
dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
8. Terciptanya hubungan yang kondusif.

Perkembangan Islam Abad Pertengahan

(1250-1800)

Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase
kemajuanterjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan
Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase
kemunduran terjadi pada tahun 1250 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.

Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi penyebab
diantaranya adalah sebagai berikut:

Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas

Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan

Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya

Krisis ekonomi

Dekadensi moral yang tidak terkendali

Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek

Konflik antar kerajaan Islam

Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskanBaghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang
kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya
dipimpin oleh khalifah Al Mutashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.

Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama
Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.
Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu,
satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam
hancur ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh
Timur Lenk.
Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800)

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali


walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga
kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi
di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah
kerajaan Usmani.

Kerajaan Usmani

Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah
Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani atau Usmani I dan
memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja besar keluarga Usman tahun
1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas
wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan
menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota
Negara.

Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Usmani menaklukkan Azmir tahun 1327 M,
Thawasyannly tahun 1330 M, uskandar tahun 1338 M, Ankara 1354 M dan Gallipoli tahun
1356 M. Daerah-daerah tersebut adalah bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki
kerajaan Usmani.

Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang
kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam
bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya
kebudayaan Persia,

Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-sekolah, rumah sakit,


gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum dan di bidang keagamaan.misalnya
seperti fatwa ulama yang menjadi hukum yang berlaku.

Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran yang disebabkan


oleh berbagai problema sebagai berikut:

1. Penduduknya sangat heterogen

2. Tidak dapat menguasai wilayah yang luas

3. Kepemimpinannya lemah

4. Terjadinya dekadensi moral

5. Krisis ekonomi dan

6. Ilmu dan tekhnologi stagnan.

Kerajaan Safawi Di Persia


Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil
(Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil dari nama pendirinya
yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil
mendirikan kerajaan.

Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan tasawuf Safawiyah
menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia, Syiria dan Anatolia. Yang
semula bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli
bidah. Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik
dalam kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah

Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail yang baru
berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan selama limabelas
tahun

mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di


Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut dinamai Qizilbash atau baret merah.

Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukannya dapat mengalahkan AK Koyunlu
di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail memproklairkan dirinya menjadi raja pertama dinasti
Syafawi dan berkuasa selama 23 tahun.

Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di bidang
pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni. Kemajuan yang
dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang
diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang politik dan militer.

Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran
penyebabnya adalah antara lain:

a. Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan

b. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan

c. Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa pratirotik

Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam. Kerajaan
ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja Safawi dapat
menaklukkanSamarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota
Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.

Kerajaan Mughal mencapai jaman keemasan semasa Raja Akbar, persoalan-persoalan dalam
negeri dapat diatasi dengan baik dan mengadakan ekspansi sehingga dapat menguasai
Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar, kalinjar, Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir,
Gawilgarth, Ahmadnagar, Narhala dan Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut
diperintah dalam suatu pemerintah militeristik.

Kemajuan kemajuan kerajaan mughal diantaranya:


1. Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan
perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sektor
pertanian

2. Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana, penyair
yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya padmavat (karya yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana
fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid

Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain:

1.

1. Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan

2. Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan

3. Kekuatan mililernya juga lemah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Pada abad Pertengahan

Dibeberapa wilayah kekuasaan Islam pada abad pertengahan dalam ilmu pengetahuan dan
kebudayaan mengalami perkembangan misalnya pada masa pemerintahan kerajaan
Mongol dibangun

sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, filsafat, logika,


geometri sejarah, geografi, matematika dan politik.

Di Mesir menjadi perkembangan ilmu pengetahuan seperti sejarah, astronomi, kedokteran,


matematik dan ilmu-ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar seperti Ibn
Khalikan, Ibn Khaldun dan Ibn Taghribardi. Di bidang astronomi dikenal nama nasir Al din
Al Tusi. Di bidang Matematika Abu Faraj Al Ibry. Bidang kedokteran : Abu Al Hasan, Ali Al
Nafis yaitu penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia. Abd. Al Munim
Al dimyatthi dokter hewan dan Al Razi psikoterapi. Dalam bidang opthamologi dikenal
nama Salah Al Din ibn Yusuf dan yang terkenal sebagai pemikir dalam bidang keagamaan
yaitu Ibn Taimiyah.

Pada masa Pemerintahan Mamud Ghazan yaitu raja ke tujuh Dinasti Ilkhan ia
membangun perguruan tinggi untuk madzhab syafi;i dan hanafi, sebuah perpustakaan ,
observatorium dan gedung-gedung umum lainnya.

Pada masa kerajaan syafawi ilmu pengetahuan juga berkembang, ada beberapa ilmuan yang
muncul diantaranya:

1. Baha Al din Al Syaerazi yaitu generalis ilmu pengetahuan

2. Sadar Al Din Al Syaerazi seorang filosof

3. Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad ahli filosof, sejarah, teolog dan observer
kehidupan lebah-lebah.
Pada abad pertengahan juga terdapat cendekiawan muslim seperti An Nuwairy, Ibnu
Fadlullah, dan Jallaudiin As-Suyuti yang berhasil membuat buku yang berjudul Mausuat
yang berisi tentang kumpulan berbagai ilmu pengetahuan.

Selain itu dalam hal keagamaan, di abad pertengahan terdapat karya yang dibuat oleh
sekelompok ulama India berupa buku atau kitab yang berjudul Al Fatawa Al Hindiyyah yang
memuat tentang kumpulan fatwa Madzhab Hanafi. Buku atau kitab ini dibuat atas permintaan
dari Sultan Abu Al MuzaffarMuhyiddin Aurangzeb sehingga kitabnya dikenal dengan sebutan
Al Fatawa Al Alamgariyah.

Beberapa ulama besar di Mesir pada masa pemerintahan Mamluk terdapat ulama yang
bernama Ibnu Hajar Al Asqalani dan Ibnu Khaldun. Ibnu Hajar memiliki hasil karya berupa
buku yang berjudul Fath Al Bari fi Syarh Al bukhari yaitu ulasan tentang hadits-hadits
Riwayat Al bukhari dan buku yang berjudul Bulughul Maram Min Adillah Al Ahkam yaitu
kumpulan hadits hukum. Sedangkan Ibnu Khaldun tersohor dengan sejarawan dan sosiolog
Islam, hasil karyanya yang terbesar adalah Al Ibar yaitu sejarah umum.

Ulama besar lainnya di abad pertengahan seperti Ibnu Katsir dengan tafsirnya Tafsir Al
Quranul Adzim, Imam Nawawi dengan kitab haditsnya Riyadus Shalihin dan Jalaluddin Al
Mahalli beserta Jalaluddin As-Suyuti dengan tafsir Jalalainnya.

Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan

Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan kebudayaan manusia dan
seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya. Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad
pertengahan yang menonjol diantaranya:

Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid yang indah seperti
Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub Al Anshari dengan
hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu terdapat 235 bangunan dibangun dan
dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang berasal dari Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam
tersebut terjadi pada masa kerajaan Usmani.

Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan kota yang
indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-
sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, taman-taman wisata
yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan
273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek bangunan-bangunannya sangat
kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M. Unsur seni
lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode,
tembikar, dan seni lukis.

Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang di kerajaan Mongol
misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang
berbahasaPersia maupun India. Malik Muhammad Jayazi adalah penyair India yang
terkenal dan menghasilkan karya besar Padmavat, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama
dan Aini Akhbari yang memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure
kepemimpinannya. Dalam hal seni terdapat karya-karya arsitektur yang indah seperti Istana
Fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang megah nan indah seperti masjid yang
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang hidup
pada abad pertengahan yaitu diantaranya:

a. Fuzuli dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di Irak dan

wafat tahun 1556

b. Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana atau tuan kami dengan karyanya
DiwanSyams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri dari 33.000 bait dan Masnawi
yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia lahir di Afganistan tahun 1207
M dan wafat di Turki tahun 1273 M

c. Saadi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun

buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat,

renungan dan humor.

d. Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At Tair atau musyawarah bunga,

Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab nasihat.

e. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan Bonang

dan Kiageng Selo. Karya-karya mereka berisi tentang nasehat-nasehat agama

PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PETENGAHAN

Posted by Bustamam Ismail on November 23, 2007

Pada tahun132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan menandai berkahirnya
dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya keturunan bani Umayah yang berhasil
melarikan diri ke Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar ke
Eropa. Yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut.

1. Jalan barat, yakni dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah
pimpinan thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan
Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel martel di kota
poitiers (732 M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah memipmpin di semenanjung
Iberia yang dikenal dengan bani Umayah II (711 M-1492 M) dengan ibukotanya Cordoba.

2. Jalan tengah, yakni dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina.
Islam dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oelh bangsa
Nordia pada abad ke-11
3. Jalan timur, dimana pada tahun 1453, turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II
berhasil menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel dari
arah belakang yakni laut hitam sehingga mengejutkan tentara byzantium timur. Dari
Byzantium, tentara turki usmani terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria.
Setelah itu, tentara Turki Usmani mundur kembali ke Semenanjung Balkan dan menguasai
daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19, daerah ini berhasil
melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi, kota konstantinopel masih tetap dikuasai
dinasty Umayyah dan berubah menjadi Istanbul

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Sesungguhnya Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban
Islam yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia. Spanyol
sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap ilmu pengetahuan
dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain sebagai berikut.

1. Bidang politik

Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II
di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi
perseteruan antara bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung
Balkan. Bani Abbasyah juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan
kekuasaan pada tahun 750 M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran
Byzanium timur dalam memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara
Bani Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan
Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib (1096-1291)

1. Bidang Sosial Ekonomi

Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M.
Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah
menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat
itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka
menemukan Asia dan Amerika

1. Bidang Kebudayaan

Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari
Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan
saat itu antara lain sebagai berikut.

a. Al Farabi (780-863M)

Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi
mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles

b. Ibnu Rusyd (1120-1198)


Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga
menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut
kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan
rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada
salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan
Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.

c. Ibnu Sina (980-1060 M)

Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota
Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga
seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul
wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan
penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu
kedokteran

4. Bidang Pendidikan

Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti


Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas
tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan
seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah
Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di
Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka
peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat

Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm
bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut
antara lain sebagai berikut.

1.

1. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada
salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya
Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain
menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran
ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang
didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192
M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia
pun menjadi seorang sarjan yang termasyhur di negaranya

2. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai


cabang ilmu pengetahuan

3. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292
M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan
bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli
dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu
pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas
Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya
tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan antara
lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam
buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan
sebagai hasil karya Roger Bacon.

4. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert dAurignac (940-


1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di
Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan
bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92
buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah
Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan
sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu
Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim
tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama
yang mereka anut

5. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam,


maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan
pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang
menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan
dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu

6. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan


mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke
dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.

Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian
filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan
kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui
karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam
bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.

Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada
beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-
bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh
secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi
pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat
sehingga hanya menjadi kenangan.

B. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan

Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada abad
pertengahan, diantaranya sebagai berikut.

1. Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah
Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap
berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam
meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang
sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap
perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar
delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad
(1453-1918 M)

2. Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat
telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat
kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-
peristiwa runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di
Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada

3. Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu
berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin
mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan
yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam.
Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu
negara dari tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak
sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan
keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing
meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.

4. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya
disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan
ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.

C. Penghayatan terhadap Sejarah Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan

Ada banyak perilaku yang pat diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah
perkembangan Islam di abad pertengahan yakni antara lain sebagai berikut.

1. Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau
perbuatan kaum muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya
menderita tidqak terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah
pihak lain untuk memundurkan peran kaum muslim, baik dari kancah perekonomian
maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mampu mengubah tata
kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta
senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Quran dan
Hadis.

2. Umat Islam harus mengambil pelajaran dari negara barat. Mereka semula jauh
tertinggal dibandingkan dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan umat
Islam, tetapi kemudian mereka dapat mengejar kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan umat Islam. Invasi Islam terhadap Eropa seperti andalusia dan
Semenanjung Balkan selama berabad-abad telah memotifasi barat untuk mempelajari
ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kebudayaannya

3. Keberadaan cendekiawan pada masa perkembangan Islam abad pertengahan seperti


Ibnu Sina, Al Farabi, dan Ibnu Rusyd haurs menjadi inspirasi dan inovasi bagi uamt
Islam untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita-cita
perjuangan tokoh-tokoh muslim pada abad pertengahan tersebut sehingga Islam
mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia.

D. Pengaruh Sejarah Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam Indonesia

Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan
budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan
dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang
politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.

1. Pengaruh Bahasa dan Nama

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banayk menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib,
fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama
juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah,
Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah,
Rahmillah, Rohani dan Rahma.

1. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni

Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik
seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang
seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh
arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

1. Pengaruh dalam Bidang Politik

Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan
seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore

1. Pengaruh di bidang ekonomi

Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan Gujarat
yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau
amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan
miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang

Sejarah adalah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita sebagai kaum
muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan agama islam yang kita anut dan
yakini. Agama yang besar adalah agama yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya.
Pada garis besarnya, sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode berikut ini.

1. Periode klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dibagi menjadi 2
bagian, Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan, terjadi kira-kira tahun 650-1000 M.
dan Fase disintegrasi, terjadi kira-kira pada tahun 1000-1250 M.
2. Peride pertengahan (1250-1800 M), terdiri lagi atas dua fase, yaitu Fase kemunduran
(1250-1500 M), dan Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang mengalami Zaman
kemajuan pada tahun 1500-1700 M dan zaman kemunduran 1700-1800 M.

3. Periode modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat islam. Pemikiran


Islam pada zaman inilah disebut pemikiran modern Islam atau pemikiran modern dalam
Islam. Pembahasan berikit ini akan menjelaskan perkembangan Islam pada masa
pertengahan.

A. Kesultanan Usmani

Dinasti Usmani didirikan oleh Usman, putra Artogol dan Kabilah Oqhuz di daerah Mongol.
Dibawah kepemimpinannya, wilayah kesultanan Usmani semakin luas dengan menaklukan
wilayah Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan
Galipoli (1356 M).Sedangkan pada tahun 1453 M dapat mengalahkan Byzantium dan
Konstantinopel di bawah pimpinan Muhammad Al-Fatih. Beberapa kemajuan pada masa
Kerajaan Usmani, Yaitu :

1. Pemerintahan dan Militer

Sistem pemerintahan telah berjalan dengan baik, dan kekuasaan militernya pun handal. Pada
masa ini muncul kelompok elite militer yaitu Jannisary atau Inkrisyariyah yang merupakan
kekuatan penghancur dan penakluk negeri-negeri non muslim.

2. Pengetahuan dan Budaya

Akulturasi budaya dari berbagai Negara, diantaranya Kebudayaan Persia, Byzantium dan
Arab. Sedangkan ilmu pengetahuan yang menonjol adalah bidang arsitektur dan hiasan
kaligrafi.

3. Agama

Kesadaran agama pada masa Kerajaan Usmani sangatlah kuat. Pada masa ini muncul dua
aliran tarekat, yaitu Bektsyi dan Maulawiyah.

Berikut ini namanama 38 penguasa Kesultanan Usmani. Yaitu :

Periode Pertama

1) Usman I 1299-1324

2) Orkhan bin Usman 1324-1359


3) Murad bin Orkhan 1359-1389

4) Bayazid I bin Murad I 1389-1402

Periode Kedua

5) Muhammad I bin bayazid I 1403-1421

6) Murad II bin Muhammad I 1421-1451

7) Muhammad II al-Fatih bin Murad I 1451-1481

8) Bayazid II bin Muhammad II 1481-1512

9) Salim I bin Bayazid II 1512-1520

10) Sulaiman al-Qununi bin Salim I 1520-1566

Periode Ketiga

11) Salmi II bin Sulaiman I 1566-1574

12) Murad II bin Salim II 1574-1595

13) Muhammad II bin Murad III 1595-1603

14) Ahmad I bin Muhammad III 1603-1617

15) Mustafa I bin Muhammad III 1617-1618

16) Usman II bin Ahmad I 1618-1622

17) Mustafa I untuk yang ke-2 1622-1623

18) Murad IV bin Ahmad I 1623-1640

19) Ibrahin bin Ahmad I 1640-1648

20) Muhammad IV bin Ibrahin 1648-1687

21) Sulaiman II 1687-1691

22) Ahmad II bin Ibrahim 1691-1695

23) Mustafa II bin Muhammad IV 1695-1703

Periode Keempat

24) Ahmad III bin Muhammad IV 1703-1730


25) Mahmud I bin Mustafa II 1730-1754

26) Usman III bin Mustafa II 1754-1757

27) Mustafa II bin Ahmad III 1757-1774

28) Abdul Hamid I bin Ahmad III 1774-1789

29) Salim III bin Mustafa III 1789-1807

30) Mustafa IV bin Abdul Hamid I 1807-1808

31) Mahmud II bin Abdul Hamid I 1808-1839

Periode Kelima

32) Abdul Majid bin Mahmud II 1839-1861

33) Abdul Aziz bin Mahmud II 1861-1876

34) Murad V bin Abdul Majid 1876

35) Abdul Hamid III bin Abdul Majid 1876-1909

36) Muh. V Rasyad bin Abdul Majid 1909-1918

37) Muh. Wahiduddin bin Abdul Majid 1918-1922

38) Abdul Majid II sebagai khalifah 1922-1924

B. Kerajaan Safawi

Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail pada tahun 907 H/1500M. Syah Ismail berhasil
menaklukan Irak, Turki, dan Baghdad. Ekspansi Syah Ismail didukung oleh pasukan
Qizilbasi.

Pada masa Ismail (250-1524 M) mengukuhkan dirinya sebagai raja (syah), ia pun
memproklamasikan Syiah Isra Asyariyah (dua belas) sebagai agama Negara. Namun, Persia
sebelumnya berada di bawah kekuasaan Suni, Sehingga Syah Ismail harus mendatangkan
Ulama Syiah dari wilayah lain yang kuat tradisi syiah nya seperti Irak, Bahrein, dan Libanon
untuk mencapain tujuan yang dicita-citakannya ini.

Puncak keemasan Kerajaan Safawi terjadi pada masa kepemimpinan Syah Abbas (1588-1629
M)Syah Abbas berhasil memperluas wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, Kepulauan Harmuz, dan
pelabuhan Bandar Abbas. Beberapa kemajuan pada masa Kerajaan Safawi, yaitu :

1. Pemerintahan dan Politik


Struktur Organisasi pemerintahan Kerajaan Safawi secara administratif terbagi menjadi dua,
yaitu horizontal dan vertikal. Secara horizontal berdasarkan kesukuan, sedangkan secara
vertikal berdasarkan keistanaan (dargah) dan sekretariat Negara (divan atau mamalik)

2. Ekonomi

Adanya pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan menjadi ramai, sehingga Perdagangan semakin
maju. Selain itu, juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di daerah Bulan
Sabit yang subur.

3. Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Syah Abbas I mendirikan lembaga Pendidikan syiah, yaitu untuk lebih memantapkan aliran
Syiah yang diyakininya. Pada zaman ini muncul beberapa ilmuwan, sastrawan, dan
sejarawan, diantaranya Muhammad bin Husain Al-Amili Al-JubaI. Muhamad Baqir
Astarabadi, Sadrudin Muhammad bin Ibrahim Syiraji, dan Muhammad Baqir Majlisi.
Sedangkan dibidang budaya banyak dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik
itu kantor, masjid, rumah sakit maupun jembatan raksasa. Dalam bidang seni banyak sekali
menghasilkan kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.

C. Kerajaan Mogul

Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Babur (1428-1530 M). Ia berkuasa selama 30
tahun. Setelah wafat digantikan oleh anaknya Humayun, dan ia berkuasa selama 9 tahun.
Kemudian Humayun digantikan oleh anaknya yaitu Akbar. Akbar memperluas ekspansi
dengan menguasai daerah Chundar, Ghond, Ovisa, dan Asingah. Beberapa kemajuan pada
masa Kerajan Mogul, yaitu :

1. Politik dan Ekonomi

Stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yag stabil, membuat laju perekonomian dan
pertanian pun maju. Contohnya biji-bijian dan sayuran serta hasil kerajinan pengolohan kain
untuk pakaian maupun gordyn.

2. Seni dan Budaya

Dalam bidang kesenian yang paling menonjol adalah sastra gubahan penyair Istana, yaitu
Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya yang berjudul padyamat. Demikian juga
pembangunan masjid indah dan megah seperti Taj Mahal.

Berikut ini daftar nama-nama para raja yang berjasa di keraajaan Mogul-India :

1) 1526-1530 Zahiruddin Muhammad Babur

2) 1530-1556 Humayun

3) 1605-1627 Akbar Syah

4) 1627-1658 Jahangir
5) 1658-1707 Syeh Jehan

6) 1707-1712 Aurangzeb (Alamgir)

7) 1712-1713 Bahadur Syah I

8) 1713-1719 Jihandar Syah

9) 1719-1748 Farruk Siyar

10) 1748-1754 Muhammad

11) 1754-1759 Ahmad

12) 1759-1806 Alam II

13) 1806-1837 Akbar II

14) 1837-1857 Bahdur Syah II

D. Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan terhadap Umat Islam di


Indonesia

1. Dalam bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi
rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asyariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu SyafiI, Maliki, Hambali, dan
Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh positif
yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama Islam,
Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di
Indonesia.

Navigation

Home Pengetahuan Umum PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN


Posted by Akhmad Solihin on 12.58
A. Pendahuluan

Islam telah ada sejak zaman kenabian .sejak itu Islam terus berkembang hingga saat ini.
Namun, perkembangan islam tidak semudah apa yang kita lihat,saat ini ,ajaran islam
mengalami mundur hingga akhirnya berjaya hingga saat ini.

periode setelah 1800 masehi dikatakan sebagai islam modern ,termasuk di dalamnya saat
ini. Dimasa ini banyak perkembangan dalam kehidupan islam, peliputi pendidikan,
politik,perdagangan dan kebudayaan .dan seluruh perkembangan islam dirangkum dalam
sejarah islam tersebut sejarah islam tersebut terbagai menjadi 3 periode,yakni pertama
disebut dengan periodeklasik(650-1250M).periode kedua disebut periode
pertengahan(1250-1800M).periode ke tiga adalah periode modern (1800-sekarang).

Periode pertama yakni periode klasik(650-1250M)islam mengalami masa keemasanatau


masa kejayaan .dengan di buktikan adanya luasnya wilayah kekuasaan islam,adanya
intergrasi antar wilayah islam dan adanya puncak kemajuan islam di bidang ilmu dan
sains .Namun sekitar tahun 1000-1250M keutuhan umat islam di bidang politik pecah
,kekuasaan khalifah menurun akhirnta tahun1251M dapat dikuasai dan di hancur kan
Hulagu Khan.

Period eke dua ,yakni periode pertengahan(1250-1800M).pada periode pertengahan terbagi


menjadi dua fase,pertama ,fase kemunduran(1250-1500M) zaman ini desentralisasikan dan
disintegrasi semakin meningkat.Banyak wilayah yang memisahkan diri dari kekuasaan
pusat. Kedua Fase 3 kerajaanbesar(1500-1800M). dimulai zaman kemajuan (1500-1700M)
dengan tiga Negara ,yaitu kerajaan usmanidi Turkikerajaan syafawi di Persia, dan kerajaan
mughaldi india yang Berjaya di bidang literature dan arsitektur.

Periode ke tiga yakni periode modern (1800m sekarang ). Periode ini di sebut juga periode
pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang
,terutama dalam bidang pengetahuan danteknologi .pada bab ini kita hanya akan terfokus
membahas mengenai periode Modern(1800-sekarang).
B. perkembangan islam pada periode modern.

Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut mendorong munculnya para


penggagas dan pembaharu Muslim yang berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan
penyimpangan yang telah di lakukan agar kembali jalan yang di ridhoi allah SWT. Tokoh-
tokoh tersebut antara lain :

1. Muhammad bin Abdul Wahap


Beliau lahir di Nejd(arab Saudi) pada tahun1115H(1703M) dan wafat di Daryah tahun
1201H(1787M) beliau seorang ulama besar yang froduktif terbukti dengan karangan
bukunta tentang islam .Diantaranya bukunya berjudul kitab at tauhid .

2. Rifaah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahw


Lahir di Tahta tahub1801.pemikirannya tentang ajaran islam adalah antara lain
menyeru kepada umat islam agar hidup di dunia tidak hanya memikirkan kehidupan akhirat
saja ,tetapi harus juga memikirkan kehidupan dunia ,agar umat islam tidak dijajah oleh
bangsa lain

3.Jamaludin Al Afghani
Lahir di Afganistan tahun 1839M. Wafat di istambul Turki tahun1897M.pembaharuan
pemikiran yang di munculkan ,antara lain mengajak umat islam kembali kepada ajaran yang
murni ,mengajak para kaum wanita untuk biSa meraih kemajuan dan bekerja sama dengan
kaum laki-laki ,kepemimpinan otokrasi di

rubah menjadiDemokrasi,Artinya islam menghendaki pemerintahan republic yang di dalam


nya terdapat kebebasan mengemukakan pendapat dan Negara wajib tunduk kepada
undang-undang ,dan Plan Islamisme yaitu persatuan dan kesatuan umat islam harus ada
karena hal tersebut di atas segalanya.

C. Contoh Perkembangan Islam Modern

1.Ilmu pengetahuan di india


ide pembaharuan di india dan Pakistan pertamakali di cetuskan oleh syekh
Waliyulloh pada abad ke 18 .kemudian di teruskan oleh anaknya syekh Abdul Aziz (1746-
1823)dan di kembangkan oleh syekh Waliyulloh dan Sayid Ahmad Syahid.
2.ilmu pengetahuan di mesir
pembaharuan di mesir di ilhami dari pembaharuan yang dilakukan Sayid Jamaludin al
Afghani di Turkisehingga muncul tokoh-tokoh pembaharu di mesir seperti Muh.Abduh
,Muh.Rasyid Ridha ,Tooha Husein ,san yusuf Al qardawi.
3.ilmu pengetahuan di turki
sultan Mahmud II dari kesultanan turki (1785-1839) mengadakan pembaharuan
,antara lain memasukan kurikulum ilmu pengetahuan ke dalam lembaga pendidikan
islam ,mendirikan lembaga pendidikan maktebi maarif. Di samping itu ,sultan Mahmud
IImendirikan perguruan-perguruan tinggi di bidang kedokteran,militer,dan teknologi.
4.perkembangan di bidang budaya
kebudayaan adalah hasil cipta dan karsa dari manusia untuk manusia itu sendiri
dari masa ke masa kebudayaan semakin berkembang . termasuk didalamnya
perkembangan budaya islam yang meliputi arsitektur,sastra ,dan kaligrafi .
Masa moderen dalam sejarah islam di katagorikan bermula dari tahun 1800 M dan
berlangsung pada masa sekarang yang di tandai dengan gerakan pembaruan dalam
berbagai bidang. Saat islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru mengalami
kemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi, Oleh karena itu, pada periode ini kondisi dunia islam berada di bawah pengaruh
kolonialisme dan imperialisme Eropa tersebut.

Dalam perjalanan sejarah, baru pada pertengahan abad 20M, dunia islam bangkit
memerdekakan negrinya dari penjajahan. Periode ini memang merupakan zaman
kebangkitan kembali islam setelah mengalami kemundururan di periode pertengahan.
Adapun inspirasi kebangkitan di mulai pada saat Napoleon Bonaparte menduduki Mesir di
tahun 1798M. Meskipun penduduk tersebut tidak berlangsung lama, tetapi hal itu
meninggalkan kesan yang mendalam pada diri umat islam tentang kemajuan Eropa dan
ketertinggalan peradaban kaum muslim. Kesadaran ino lah yang kemudian berubah menjadi
berubah menjadi sebuah upaya dan agenda besar umat islam di abad moderen ini guna
melakukan pembaruan dan modernisasi.

D. Perkembangan Agama, Politik, Ekonomi

1. Perkembangan Agama

Masa moderen ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai bidang,
termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal dengan nama
Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan sebagai upaya dan aktivitas untuk
mengubah kehidupan umat islamdari keadaan yang sedang berlangsung kepada keadaan
yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat, di
kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam mempunyai maknamodernisasi, yaitu
ajaran islam yang bersifat relatif dan terbuka untuk perubahan serta pembaruan.

Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepa umatnya untuk mengekspresikan diri
asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni
untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan
bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai pemberi motivasi atau
pembaru bagi masyarakat.

Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang bernama
Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah Muhammad bin
Abdul Wahab (1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang
dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki
kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di
kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah tercampur aduk oleh ajaran
tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia.
Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul Wahab melihat makam
syekh tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah umat islam pergi dan meminta
pertolongan dari syekh, syekeh atau wali yang telah meninggal dunia di pandang orang
yang berkuasa. Perbuatan ini merupakan paham Wahabiah termasuk syirik karena
permohonan tersebut tidak di paham lagi dipanjatan kepada Allha SWT.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul Wahab memutuskan
perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok pemikiran sebagai berikut.

Yang harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang yang menyembah selain dari-
Nya telah diinyatakan musyrik.

Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya
karena mereka meminta pertolongan bukann lagi kepada Allah, melainkan dari
syekeh. Orang islam yang berperilaku demikian dinyatakan musyrik

Menyebut nama nabi,syekeh,atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga


dikatakan sebagai syirik.

Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga merupakan syirik

Benazar kepada selain dari Allah juga perbuatan syirik

Memperoleh pengetahuan selain Al Quran, hadis, dan kias merupakan ke kufuran

Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah merupakan kekufuran

Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk


kekufuran.

Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi


dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga membawa kepada
paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang mempunyai
pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut:

Hanya Al Qurandan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran islam.


Pendapat ulama bukanlah merupakan sumber.

Taklid kepada ulama tidak dibenarkan

Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.

Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan
pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia
yang awalnya di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji
Sumanik.
2. Perkembangan Politik

Terdapat dua agenda pemburuan dalam masyarakat islam tentang perkembangan politik
yaitu:

a. Persoalan Internasional Politik Islam

Jamaluddin AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas internasionalisme. Islam secara


politik. Menurut Al Afgani, umat islam harus menyatukan barisan dan kekuatannya dalam
satu bentuk Pan-Islamisme. Halini menjadi sangat penting untuk membentengi diri umat
Islam dari dominasi penjajahan Barat. Konsep nasionalisme, yang membuat umat islam
terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam sekian banyak notion-state, tidak akan konduktif
dan tidak dapat diharapkan untuk menghadapi dominasi Barat tersebut.

b. Persoalan Hubungan Agama dengan Konsep Negara dalam Islam

115%;">

Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga bentuk, respon kalangan
modermis, revivalis, dan sekularis. Menurut kalangan revivalis, bentuk negara islam harus di
kembalikan ke dalam bentuk pengalaman awal sejarah umat islam . Menurut tokohnyo, Abul
Ala Al Mududin, kedalutan tertinggi dalam islam adalah Tuhan,Oleh karena itu, Al Quran
haruslah menjadi konstituti dasar suatu negara islam.

Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan sepenuhnya kepada kebutuhan
zamannya masing-masing, Yang terpenting adalah bahawa pengelolahan politiknya harus
mempunyai landasan etik Islam yang kuat.

Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis. Berawal dengan menjelaskan sifat
kepemimpinan Nabi, Ali Abdurraziq sampai pada kesimpulan bahwa islam tidak mengatur
masalah masalah kenegaraan, tidak memerintahkan, dan juga tidak melarangnya. Hal ini
tampak dalam kepemimpinan Nabi yang murni bersifat keagamaan. Muhammad dalam
pandangan Ali Abdurraziq, menyerahkan sepenuhnya masalah kenegaraan kepada umat
islam secara rasional dan berdasarkan pengalaman historisnya masing-masing untuk
mengatur, mengelola, dan memformat negaranya.

3. Perkembangan Ekonomi
Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup dan hal
ini disadari oleh Kerajaan Usmani sebagai negara yang mengalami awal masa pembaruan.
Maka dalam hal perekonomian, Kerajaan Usmani melakukan hal-hal berikut:

Pada periode pertama, Usmani bertujuan menguasai beberapa jalur perdagangan


dan beberapa sumner produktif.

Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia, dan, Laut Merah membantu dalam
menjadikan Usmani sebagai pusat perdagangan yang makmur.

Beberapa rute haji mengantar warga dari berbagai wilayah Kerajaan Usmani ke
Mekah dan Madinah. Mekah merupakan sebuah kota pusat perdagangan rempah-
rempah, mutiara, lada, dan kopi.

Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus, Koiro, dan Bagdad menjadi


kegiatan bisnis yang penting.

Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi pusat perdagangan terbesar di
Anotolia serta berbagai dermaga terbesar dalam pertukaran barang barang.

Kota Istambul di bangun dengan merekontruksi beberapa institusi publik seperti


sekolah, rumah sakit, tempat pemandian umum, dan tempat pengapdian.

Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan situasi yang sangat menonjol dalam
sistem kerajaan Usmani, artinya terjadi pula pecahnya peperangan yang
berkepanjangan antara petinggi pusat dan petinggi lokal untuk memperebutkan
kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak produksi penduduk.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran islam tersebut
antara lain sebagai berikut:

1. Jamaluddin Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia islam diberikan oleh Sayid Jamaluddin Al Afgani.
Gagasan mengilhami kaum muslim di turki, iran, mesir, dan india.

2. Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida

Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan terkesan dengan
pengalaman mereka di sana. Rasyid Rida mendapat pendidikan islam tradisional dan
mengguasai bangsa asing.
3. Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)

Toha Husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan seseorang pendukung modernisme yang gigih.

4. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi

Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang


dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu
pengetahuan modern serta peneratan teknologinya, maka Islam tidak menolaknya, bahkan
mendukungnya.

5. Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim.
Seprti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan
moderen. Akan tetapi, berbeda dengan Al afgani, ia melihat adanya kekuatan yang
membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi moderen.

6. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)

Generasi awal abad ke-2 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang
muslim pertama dfi anak benua india yang sempat mendalami pemikiran Barat moderen dan
mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional intelektual islam.

C. Perkembangan Seni dan Budaya

Hal yang dapat di pelajari di berbagai negara islam atau negara yang berpenduduk
mayoritas umat islam adalah:

1. Arsitektur

Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, makam, madrasa dan
adapula yang berfungsi melayani kepentingan sekunder, seperti istana, benteng, jalan-jalan
raya, karava serai.Di bidang perhotelan telah di bangun hotel-hotel mewah bertaraf
internasional antara lain :
Masjidil Haram artinya masjid yang di hormati atau dimuliakan. M asjid ini berbentuk empat
persegi terletak di tengah-tengah kota mekah, Masjid ini merupakan masjid tertua di dunia.

Masjid Nabawi adalah Masjid yang megah dan indah serta sangat luas.Masjid Nabawi
bertahmbah megah dan indah dengan adanya sepuluh buah manara yang menjulang tinggi,
95 buah pintu yang lebar dan indah, dan juga kubah masjid yang dapat terbuka dan tertutup.

Sekarang ini Tehera merupakan salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan arsitektur
peninggalan Dinasti Qatar yaitu:

Istana Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad Reza Pahlepi dan


keluarganya

Pengkuburan Behesyyti Zahara, Pekuburan ini tempat dimakamkah puluhan ribu


pahlawan Revolusi islam.

2. Sastra

Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya
bersifat islami di berbagai negara, misalnya

Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pskitan
(1877-1938)yang bernama Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat
tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.

Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan dan ulama Al Azhar

Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang yang telah menulis Hayatu
Muhammmad

Jamil Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak moderen dan seorang


penyair tua

Abdus Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang sastrawan di Suriah dan juga seorang
dokter medis

Aisyah Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik

3.Kligrafi

Kata Kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani: Kaligrafia atau kaligraphos. Kallos berarti indah
gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi berarti indah yang mempunyai nilai estetis.
Perhatian umat islam indonesia terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal ini ini di tandai
antara lain:

Diadakan pameran lukisan kaligrafi nasional

Di selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran dalam setiap MTQ.

D. Hikmah Perkembangan Islam pada Masa Moderen

Sejarah di kemukakan dalam Al Quran sebagai kisah atau peristiwa yang


dialamiumatmanusia di masa lalu.

Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika
mengambil sikap.

Home Asal Usul Islam Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan
Penyebarannya Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya
Administrator 2 Comments Asal Usul, Islam Selasa, 13 Oktober 2015 Indonesia adalah
negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Islam di Indonesia diyakini oleh
sekitar 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari total jumlah penduduknya. Masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia hingga bisa mencapai jumlah penganut yang
begitu besar itu ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya Islam
ke Indonesia tersebut melalui periodisasi atau pembabakan-pembabakan yang cukup menarik
untuk kita ketahui. Seperti apa periodisasi sejarah Islam di Indonesia tersebut, silakan simak
pembahasan kami berikut. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Terkait dengan sejarah
masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan
sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Pendapat-
pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan
juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa
lampau. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 1. Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi
Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai
sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para
pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah
menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya
pada abad ke 7. Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali
menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai.
Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari
Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya
ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke
wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7
Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu
menyatakan tentang adanya orang-orang Tashih (Arab dan Persia) yang mengurungkan
niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia 2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi Sebagian
ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak
abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah
binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082
Masehi. 3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi Di samping kedua pendapat di atas,
beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai
pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di
antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari
Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan
berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran
ajaran tasawuf di Indonesia. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Pada masa kedatangan
agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para
pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam.
Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih
berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan
proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad
ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif
menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan.
Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh
Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia.
Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat
terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi
Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para
pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat
mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang
berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama
Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat
penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.
Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478
mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan
Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.
Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya
Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan
yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar.
Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan
tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di
daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Sejarah Masuknya
Islam ke Indonesia Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia Proses masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara
damai melalui beberapa saluran berikut: Saluran perdagangan, proses penyebaran agama
Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk
membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang
dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Saluran perkawinan, proses
penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam
menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu
ikut menganut Islam. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara
memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para
ulama lainnya. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna
memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya. Saluran seni budaya,
proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang
kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra. Proses tasawuf,
penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih
berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha. Alasan Agama Islam Mudah Diterima
Masyarakat Indonesia Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena
didukung faktor-faktor berikut : Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang
dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan ibadah
sederhana dan biayanya murah. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga
banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang
sama. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang
masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada
akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas
kerajaan Hindu-Budha. Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia serta
penyebarannya hingga abad ke-13. Simak juga bagaimana sejarah perkembangan Islam di
Indonesia dan peta jalur masuknya pada artikel selanjutnya.

A. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DI DUNIA


Satu demi satu kekuasaan Islam jatuh ke tangan bangsa Barat yang
giat menyebarkan agama Kristen pada abad XVIII-XIX M. Umat Islam
baru merasakan betapa berat penderitaan yang dialami di bawah
penjajahan bangsa Barat. Mereka mulai sadar dan instrospeksi diri
dalam segala aspek kehidupan, baik di bidang keagamaan, politik,
sosial, maupun ekonomi. Sesungguhnya kebangkitan umat Islam
sudah diramalkan dan dikhawatirkan oleh para ahli bangsa Barat
dengan melihat faktor-faktor yang ada dalam ajaran Islam itu sendiri.
Scawen Blunt (1882) misalnya, mengemukakan empat faktor
penyebab kebangkitan Islam, yaitu :
1.ibadah haji (pilgrimage) yang dilakukan kaum muslimin tiap tahun;
2.khalifah (The modern question of the caliphate), ajaran khalifah
yang menetapkan kedaulatan bagi masing-masing negara dan bagi
dunia seluruhnya;
3.adanya kota suci Mekah (The holy Mecca) yang setiap tahun
dikunjungi oleh beratus-ratus ribu kaum muslimin dari berbagai
penjuru dunia;
4.reformasi yang menimbulkan kebangkitan Islam.
Keempat faktor tersebut mendorong terciptanya kebangkitan dunia
Islam. Jauh sebelum kebangkitan dunia Islam, Bangsa Eropa sudah
merasa khawatir karena timbulnya ramalan tersebut. Mereka sudah
bersiap-siap menghadapi dunia Islam yang akan bangkit itu. Mereka
berusaha menghancurkan kekuatan khalifah Islam yang saat itu
berpusat di Turki. Kerajaan Turki direbutnya beramai-ramai dalam
perang Baikan tahun 1914 - 1918. Turki dalam masa kemundurannya,
tidak mampu menghadapi serangan Eropa. Seluruh daerah
kekuasaannya masuk ke wilayah bangsa Eropa, kecuali hanya negeri
Turki sendiri yang dapat dipertahankan sebagai sebuah negara.
Lathrop Stoddart, seorang penulis sejarah dari Amerika (1921), lebih
meyakinkan lagi kekhawatirannya terhadap dunia Islam. Setelah
Perang Dunia I dan kerajaan Turki telah runtuh, kekuatan umat Islam
terletak pada adanya jamaah haji pada setiap tahun yang semakin
bertambah. Ratusan juta umat Islam dari berbagai negara pada satu
saat berkumpul pada satu tempat. Mereka melakukan ibadah haji
dengan penuh kedamaian dan kesatuan antara umat Islam dari satu
negara dengan negara yang lain.

Amir Syakib Arselan dalam bukunya Limaza Ta'akharal Muslimuna wa


Taqaddaman Gairuna berpendapat, kelemahan dan kemunduran umat
Islam karena mereka meninggalkan ajaran-ajaran agama, sedangkan
umat agama lain maju karena menjauhi ajaran-ajaran agama mereka
yang menghambat kemajuan.
Semenjak umat Islam menyadari akan kemundurannya, timbullah ide
pembaruan dalam Islam. Tokoh-tokoh pembaruan dunia Islam lahir
untuk mengajak umat Islam agar sadar, bangkit, dan bangun dari
kenyenyakan tidurnya, serta mengerti bahwa bangsa Barat datang
dan menjajah negara Islam bukan untuk membangun, tetapi
sebaliknya. Pada kondisi seperti ini, di Arab Saudi muncul seorang
tokoh pembaruan Islam bernama Muhammad bin Abdul Wahab. Ia
mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran agama yang
sebenarnya, memberantas takhayul dan biddah (sesuatu yang tidak
ada pada zaman Nabi Muhammad saw.). Gerakan in] dikenal dengan
nama gerakan Wa6aabi.
Tokoh-tokoh pembaruan Islam dalam masa sebelum abad ke-19 M
sebagai berikut:
a.Gerakan Wahabi
Gerakan ini dipelopori oleh Muhamamd bin Abdul Wahab. Ia lahir di
Nejed, Saudi Arabia, tahun 1704. Gerakan ini bertujuan untuk
mengembalikan ajaran-ajaran agama Islam sesuai dengan yang ada
dalam AlQuran dan hadis serta membersihkannya dari paham-paham
yang menyesatkan. Gerakan ini menentang apa saja yang dipandang
biddah dan takhayul. Semua pola pemikiran dan aliran Muhammad
bin Abdul Wahab mendapat dukungan Muhammad bin Su'ud, seorang
kepala suku yang berkuasa di Nejed. Ia ikut menyebarkan ajaran
Wahabi dan membangkitkan kaum muslimin dari satu daerah ke
daerah lain. Lambat laun, ajaran Wahabi tersebar luas ke seluruh
pelosok dunia hingga sampai ke Indonesia yang dibawa oleh ulama-
ulama Padri tahun 1821.
b.Tokoh pembaru dunia Islam dari Turki bernama Sultan Abdul Hamid I (1725-
1789), yang memelopori gerakan khilafah yang bertujuau membina
persatuan seluruh dunia Islam dan berada dalam satu khilafah dalam
menghadapi perkembangan bangsa Barat.
c.Tokoh lainnya adalah Syekh Waliyullah (1703-1762). Awalnya ia adalah
seorang pendidik dan pengarang. la melihat kelemahan umat Islam
disebabkan oleh:
1)perubahan sistem pemerintah Islam dari kekhalifahan ke sistem
kerajaan,
2)perubahan dari sistem demokrasi ke sistem otokrasi absolut,
3)perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh timbulnya
aliran-aliran, dan
4)masuknya adat-istiadat dan ajaran bukan Islam ke dalam keyakinan
umat Islam.
Terdorong beberapa sebab tersebut, Syekh Waliyullah menyerukan
kembali ke sistem pemerintahan seperti yang dilakukan oleh
Khulafaur Rasyidin, dengan mengutamakan demokrasi dan
kepentingan rakyat dalam pemerintahan.
Pada abad ke-19 M, semakin bertambah jelas kebangkitan umat Islam
di seluruh pelosok dunia Islam. Gerakan-gerakan pembaruan Islam
pada abad ke-19 M ini adalah sebagai kelanjutan dari abad
sebelumnya.
Di antara pembaru atau mujadid di abad ke-19 M adalah sebagai
berikut:
a.Al-Tahtawi (1891-1873)
Nama lengkapnya adalah Rifa'ah Badawi Rafi al-Tahtawi. Ia
mendalami ilmu-ilmu Barat dari sarjana Prancis dan dari
pergaulannya dengan ulama Al-Azhar. Sebagai ulama besar, ia telah
menyalin buku-buku Prancis, seperti buku Montesque, Voltaire, dan
Rousseu ke dalam bahasa Arab. la mendirikan sekolah penerjemah
yang meliputi bahasa Arab, Prancis, Turki, Persia, dan Italia. Buku-
buku karangan Al-Tahtawi yang merupakan konsep pemikirannya
adalah sebagai berikut.

1)Takhlis Ibriz ala Takhlis Paris (Intisari dari Penjelasan tentang Paris).
Buku ini menerangkan kemajuan-kemajuan Eropa, terutama Paris.
2)Manahij Babil Misriyah fi Manahij Adabil Asriyah (Jalan bagi Orang Mesir
Menuju Sastra Modern). Buku ini menerangkan pentingnya kemajuan
ekonomi bagi suatu negara. Di dalamnya diterangkan perbandingan
pemerintahan Islam dengan Eropa.
3)Al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin (Petunjuk Pendidikan Putra dan
Putri). Dalam buku ini, Al-Tahtawi menerangkan panjang lebar
tentang pendidikan kepada anak laki-laki dan perempuan. Anak harus
diberi pendidikan dasar dan tidak membeda-bedakan antara lakilaki
dan perempuan. Anak perempuan harus ikut serta dalam
pembangunan sesuai dengan martabat dan harkatnya. Umat Islam
harus mempunyai kepribadian dan jiwa cinta tanah air (hubbulwatan). Di
sini Al-Tahtawi menganjurkan rela berkorban untuk membela tanah
air.
4)
AI-Qaulus Syadid fi al-Ijtihad wa al-Taqlid (Pendapat Benar tentang Ijtihad
dalam Taklid). Bagi Al-Tahtawi, dalam keterangannya pada buku ini,
ijtihad masih terbuka bagi setiap umat Islam, dan ia menganjurkan
para ulama memperdalam ilmu-ilmu modern agar dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman.
b.Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)
la seorang tokoh berkebangsaan Afganistan, lahir di Assadabad dan
wafat di Istambul, Turki. la memiliki kecerdasan yang luar biasa,
pribadinya sangat menarik dan penuh semangat. la banyak
memperoleh pengalaman dalam pengembaraannya ke beberapa
negara. Mula-mula ia ke India, kemudian ke Mesir memberi kuliah,
ceramah, dan diskusi kepada kaum intelek di Al-Azhar. Di antara
muridnya yang terkenal adalah Muhammad Abduh dan Saad Zaghlul,
pimpinan kemerdekaan Mesir (Wafd) yang mendorong tercapainya
kemajuan. Jamaluddin melanjutkan pengembaraannya ke Paris setelah
8 tahun di Mesir. Di Paris, ia mendirikan suatu organisasi bernama Al-
Urwatul Wusqa, yang anggotanya adalah orang-orang Islam militan
dari India, Mesir, Syiria, dan Afrika Utara. Organisasi ini bertujuan
memperkuat rasa ukhuwah islamiah dan mendorong umat Islam
mencapai kemajuan. Perkumpulan Al-Urwatul Wusqa menerbitkan
majalah Al-Urwatul Wusqa yang berhaluan keras terhadap pemerintah
penjajah Barat. Akhirnya, majalah tersebut dibredel dan tidak boleh
beredar di negara Paris.
Pada tahun 1892 Jamaluddin al-Afghani pindah ke Istambul atas
undangan Sultan Abdul Hamid untuk ikut mendirikan pelaksanaan
politik Islam dan menghadapi bangsa Eropa. Saat itu, kerajaan Turki
Usmani dalam keadaan terdesak oleh bangsa Eropa, dan Sultan Abdul
Hamid sangat membutuhkan buah pikiran dan pendapat Jamaluddin
al-Afghani. Keinginan Sultan Abdul Hamid ini gagal karena beliau
seorang pemimpin yang diktator, sedangkan Jamaluddin al-Afghani
adalah orang yang mengutamakan demokrasi (musyawarah). Karena
perselisihan pendapat dalam politik pemerintahan, Jamaluddin al-
Afghani ditahan Sultan Abdul Hamid hingga wafat. Selama hayatnya,
Jamaluddin lcbih banyak mengutamakan pembaruan di bidang sosial
agama. Meskipun demikian, perjuangan Jamaluddin dititikberatkan
pada perjuangan pembaruan Islam. Karena pembaruan politik
kenegaraan Jamaluddin didasarkan atas pembaruan Islam.
Jamaluddin al-Afghani membentuk gerakan Pan-Islamisme yang
berpusat di Kabul, Afghanistan. Pergerakan ini menghendaki
kemajuan umat Islam dengan jalan mempergunakan aliran pikiran
modern dan menghendaki persatuan umat Islam di bawah satu
pemerintahan Islam pusat, seperti pada zaman khalifah dahulu.
Gerakan Pan-Islamisme sangat revolusionir dan anti penjajah.
Pemerintahan yang absolut dan penjajahan bangsa asing harus dapat
dilenyapkan dari bumi. Kemajuan umat Islam tidak akan berhasil bila
semua hal tersebut masih hidup subur. Karena itu, Jamaluddin al-
Afghani dalam Pan-
Islamisme membangkitkan rasa ukhuwah islamiah seluruh dunia.
Pemikiran dan ide Jamaluddin banyak memengaruhi murid-muridnya
yang juga sebagai penerus dan penyebar Pan-Islamisme.
c.Muhammad Abduh (1849-1905)
la putra Mesir dari kalangan petani miskin. Ketika masih
menyelesaikan belajarnya di Universitas Al-Azhar Mesir, ia bertemu
dengan tokoh dan penggerak Pan-Islamisme, Jamaluddin al-Afghani
yang kebetulan menetap di Mesir selama 8 tahun. Sebagai tokoh
gerakan Pan-lslamisme dan murid Jamaluddin, mereka menduduki
jabatan-jabatan penting. la diusir dari Mesir bersama Jamaluddin
karena terlibat dalam revolusi Urabi Pasya. Dari Mesir, mereka
menuju Paris. Di sana mereka mendirikan organisasi dan menerbitkan
majalah Al-Urwatul Wusqa. Setelah beberapa tahun menetap di Paris,
ia diperbolehkan pulang ke Mesir dan kemudian diangkat menjadi
rektor Universitas Al-Azhar. Sebagai pimpinan Universitas AlAzhar, ia
mengadakan perombakan dan perbaikan-perbaikan, yaitu
memasukkan mata kuliah Filsafat Islam yang masih dianggap tabu
dan mengubah metode pengajarannya.
Muhammad Abduh sangat tidak cocok dengan paham jumud yang
berarti statis (beku) yang menghambat kemajuan. Umat Islam
selamanya tidak akan maju bila masih berpegang teguh pada paham
jumud. Menurut pengamatan Muhammad Abduh, paham jumud
dibawa oleh orang-orang luar Arab untuk dapat menduduki puncak
politik di dunia Islam. Adat istiadat dan paham animisme dan
dinamisme mereka bawa ke dunia Islam dan memengaruhi kaum
muslimin yang menjadi rakyatnya. Muhammad Abduh sangat gigih
memberantas segala yang dianggap biddah. la mendengungkan
semboyan "kembali kepada AlQuran dan hadis" dan mengembangkan
paham dan haluannya ke seluruh dunia Islam. Menurutnya, umat
Islam harus kembali ke paham salaf yang murni, sebagaimana pada
zaman sahabat dan ulama-ulama besar. la mempunyai konsep
perjuangan bahwa hanya dengan mencerdaskan serta meningkatkan
pengetahuan, rakyat Mesir dapat mencapai kemerdekaan yang
sebenarnya. la menerbitkan majalah AlManar di Mesir dan menjabat
sebagai mufti besar hingga akhir hayatnya.
d.Muhammad Rasyid Ridha (I865-1935)
Tokoh ini lahir di Al-Qalamun, Lebanon. la belajar kepada seorang
guru, yaitu Syekh Husein Al-Jasr, mufti besar Tripoli. Kemudian tahun
1898 ia pindah ke Mesir, berguru kepada Muhammad Abduh. Di
Mesir, bersama Muhammad Abduh menerbitkan majalah Al-Manar
yang bertujuan sama dengan Al-Urwatul Wusqa di Paris. Di dalam
majalah tersebut, Muhammad Abduh dan Muhamad Rasyid Ridha
menuangkan sistem pembaruan atau tajdid di bidang agama, sosial,
ekonomi, dan memberantas biddah serta meningkatkan mutu
pendidikan dan membela kaum muslimin terhadap permainan politik
negara-negara Barat.
Di bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah dengan nama Madrasah
ad-Dakwah wa al-Irsyad di Kairo, pada tahun 1912 M. Para alumni
madrasah ini disebarkan ke berbagai dunia Islam. Muhammad Rasyid
Ridha sebagai penggerak pembaruan Islam masih condong pada
ajaran-ajaran Ibnu Taimiyah. la sebagai penyokong aliran Wahabi
karena aliran tersebut bertujuan mengembalikan ajaran Islam kepada
AlQuran dan hadis. Akan tetapi, ia tidak memberikan takwil atau
tafsir terhadap ayat-ayat antropomorphisme (ayat-ayat tajsim) dan
lebih suka mengartikan apa adanya. Menurutnya, Allah mempunyai
wajah, tangan, mata, dan dapat duduk seperti manusia. Buah
karangannya yang terkenal adalah Risalah at-Tauhid yang berisi
tentang pemurnian tauhid.

e.Sultan Mahmud II dari Turki (1785-1839)


la lebih menitikberatkan pada pembinaan di bidang militer. Melihat
kerajaan dalam kelemahan, ia membentuk korps baru yang dilatih
oleh pelatih dari Eropa. la lebih bersikap demokratis dan menghapus
adat istiadat yang mengganggu serta mengurangi hak-hak kaum
bangsawan. Sebagai kelanjutan pembaruan Sultan Muhammad II,
muncul usaha untuk mengatur, menyusun, dan memperbaiki
peraturan dan perundang-undangan sesuai dengan tuntutan
pembaruan. Usaha ini dipelopori oleh Mustafa Rasyid Pasya, kelahiran
Istambul pada tahun 1800.
Menurut pendapatnya, kemajuan Eropa disebabkan karena tidak
terlalu terikat dengan adat istiadat agama. Tokoh lainnya ialah
Mehmed Sadik Ri'at (1807-1856). la diangkat menjadi pembantu
Menteri Luar Negeri tahun 1834, menjadi Duta Besar di Wina,
Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan, dan akhirnya menjadi dewan
Tanzimat, yaitu dewan yang mengatur dan menyusun serta
memperbaiki peraturan dan perundangundangan yang sesuai dengan
tuntutan pembaruan.
Pokok-pokok pikiran Sultan Mahmud II adalah bahwa kemajuan dapat
diwujudkan apabila dalam suasana damai dan senantiasa menjalin
hubungan baik dengan Eropa. Kemakmuran negara tidak akan dapat
tercapai selama bentuk pemerintahan masih bersifat absolut.
Pemerintahan yang sewenangwenang menyebabkan rakyat tidak
merasa tenteram, produktivitas menurun, dan korupsi merajalela yang
dapat menjatuhkan negara. Semua itu, menjadi penyebab
kemunduran kerajaan Usmani. Maka, sebagai Plan keluarnya,
dibuatlah undang-undang dan berbagai peraturan untuk menjamin
pembaruan di segala bidang, seperti Dewan Hukum (Majelis
Ahkamiladil) dan ditetapkan hukum pidana sipil. Di bidang
pemerintahan dibentuk semacam DPR atau badan legislatif dan di
bidang keuangan didirikan Bank Usmani.
Dibentuk pula Departemen Pendidikan dengan sistem Eropa,
dikeluarkannya piagam baru yang memberi peluang lebih luas bagi
bangsa Eropa, kebebasan beragama, dan kesamaan hak antara
bangsa Eropa dan pribumi dalam segala hal. Konsep ini ditentukan
oleh pemikir lainnya, seperti Nanik Kamal (1840-1880), murid Ibrahim
Sanusi (1826-1871), dan Ziya Pasya (1825-1880).
Nanik Kamal dan Ziya Pasya tidak menerima semua ide Barat, tetapi
disesuaikan dan dikembalikan dengan ajaran-ajaran Islam. Pola
pemikirannya harus me.ngindahkan dan mengutamakan ajaran-ajaran
Islam daripada ajaran bangsa Barat.
f.Sayyid Ahnzad Khan (1817-1898)
la lahir di Delhi tahun 1817 sebagai putra seorang bangsawan. Sayyid
Ahmad Khan adalah pelopor gerakan modernisme dalam Islam, yaitu
sebagai kelanjutan gerakan mujahidin yang didirikan oleh Syekh
Waliyullah ad-Dahlawi. Bangsa Inggris memberi gelar "Sir" karena
jasanya menyelamatkan orang-orang Inggris ketika terjadi
pemberontakan pada tahun 1857.
Pola pemikirannya adalah umat Islam India harus bekerja sama
dengan Inggris yang saat itu masih memegang kekuasaan penuh di
India. Umat Islam India menentang pemerintah Inggris yang akan
membuat kehancuran dan kemunduran dan akhirnya akan membuat
umat Islam ketinggalan dari masyarakat Hindu. Umat Islam harus
mampu mengatasi kelemahan-kelemahannya dengan mempelajari
ilmu-ilmu teknologi dari Barat termasuk Inggris.
Siasat Sayyid Ahmad Khan terhadap Inggris adalah berusaha
menghilangkan kecurigaan Inggris terhadap umat Islam India. la
menganjurkan kepada Inggris agar tidak ikut mencampuri urusan
agama rakyat India dan agar membendung misi Kristenisasi.
Sayyid Ahmad Khan mendirikan sekolah Muhamntaden Anglo Oriental
College (MAOC) pada tahun 1878. Berdirinya sekolah tersebut
membangkitkan umat Islam India dan Pakistan sampai sekarang. la
mendirikan juga Muhammaden Education Conference
pada tahun 1886. Sikapnya yang radikal membuat kawan-kawannya
atau tokoh-tokoh pembaru lainnya banyak yang menentang. Salah
satunya adalah Jamaluddin al-Afghani yang menentang dalam bukunya
Ar-Radd ala ad-Dahriyyin (Jawaban bagi kaum Materialis). Sekolah
MAOC yang bcrbaur dengan Inggris mendapat tantangan dari sana
sini. Lawan-lawannya telah menganggap kafir. Tetapi, semua itu tidak
dihiraukan oleh Sayyid Ahmad Khan. Sayyid Ahmad Khan beserta
kawan-kawannya mendirikan sebuah Universitas Islam Aligarh,
sebagai pusat gerakan pembaruan Islam India. Aligarh menjadi
penggerak utama terwujudnya pembaruan di kalangan umat Islam
India, yang menyebabkan umat Islam India bangkit menuju kemajuan.
g.Muhammad Iqbal (1896-I936)
la seorang tokoh pembaru Islam kelahiran Punjab yang memperoleh
gelar MA di Lahore. la melanjutkan studinya ke Universitas
Cambridge Inggris, tahun 1905 dan mendalami filsafat.
Memperoleh gelar Ph.D (Philosophi Doctor) dalam tasawuf dari
Universitas Munich, Jerman, dengan disertasinya The Development of
Metaphysics in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Akhirnya,
ia kembali ke Lahore tahun 1908 sebagai pengacara dan dosen
filsafat.
Hasil-hasil ceramahnya di berbagai universitas di India dibukukan
dengan judul The Reconstruction of Religius Though in Islam
(Membangun kembali Pikiran-Pikiran Agama dalam Islam).
Pada tahun 1938, ia menjabat presiden liga muslim. Menurut
pendapatnya, kemunduran umat Islam disebabkan beku dalam
berpikir yang sematamata memcntingkan urusan agama dan tidak
menghiraukan urusan dunia.
Di samping sebagai pembaru, ia adalah seorang filosof dan penyair
Islam modern yang terbesar.
B.MANFAAT DARI SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DI
DUNIA
Bacalah sejarah tokoh yang pernah menyumbangkan pemikirannya
untuk kemajuan Islam. Teladanilah apa yang pernah dilakukannya itu
can belajarlah dengan giat sehingga kamu 2' pun dapat
menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan Islam!
Gerakan modernisasi dalam dunia Islam diilhami oleh cita-cita
tokohtokoh Islam yang berusaha mengembalikan kemajuan umat
Islam. Para pemimpin Islam merasakan dan menyadari akan
kelemahan umat Islam setelah kekuatan umat Islam dari berbagai
lapangan kehidupan lemah, dan sangat dikuasai oleh kekuatan bangsa
Barat. Dari situasi yang pahit inilah muncul ide-ide modernisasi yang
secara luas mereka sampaikan kepada scluruh umat Islam, yaitu
sebagai berikut.
1.Membangkitkan semangat Islam di masa lampau dalam memurnikan
ajaran Islam dari pengaruh takhayul, khurafat, dan biddah. Berusaha
mengembalikan Islam kepada sumbernya yang asli, membersihkan
tauhid dari pengaruh syirik, membersihkan ibadah dari biddah, dan
mengajarkan hidup sederhana sebagai pengganti kemewahan yang
melanda kaum muslimin saat itu.
2.Memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers, dan
memperkuat paham nasionalisme yang diwujudkan dalam bentuk
partai al-Hizb al-Watani (Partai Nasional) dan menanamkan paham
patriotisme bagi umat Islam.
3.Memperkuat ukhuwah islamiah, dan menekankan pembaruan Islam
pada bidang politik, pemerintahan, dan agama, dengan ide pokok Pan-
Islamisme bagi umat Islam.

4. Memurnikan ajaran agama Islam sesuai dengan bentuk aslinya,


memperbarui metode pengajaran dan menanamkan solidaritas
seluruh umat Islam.
Usaha menyebarkan ide-ide tersebut di atas adalah dengan cara lisan,
yaitu berdakwah dengan mengunjungi negeri-negeri Islam,
mengajarkan pada sekolah dan universitas Islam, menerjemahkan
buku-buku asing, menerbitkan surat kabar dan majalah, dan
mendirikan berbagai organisasi Islam, baik dalam bidang dakwah,
pendidikan, politik, ckonomi, maupun bidang-bidang lainnya.C.
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM GERAKAN MODERNISASI
Gerakan modernisasi Islam yang dilakukan oleh para pembaru itu
pada dasarnya mengandung beberapa nilai yang penting bagi lahirnya
suatu dunia baru Islam dalam mcnghadapi tantangan yang serba
kompleks pada masa modern ini. Nilai-nilai itu terdapat pada wujud
gerakan yang dikembangkan seperti berikut ini.
1.Nilai persatuan (ittihad)
Gerakan pembaruan Islam mengandung nilai-nilai persatuan, seperti
yang dilakukan oleh para pembaru untuk mewujudkan Pan-Islamisme
(kesatuan umat Islam seluruh dunia) dan nasionalisme (kesatuan umat
Islam dan daerah atau negaranya). Cita-cita ini yang mengandung
nilai-nilai persatuan karena ide pembaruan Islam adalah untuk
mengatasi perpecahan di antara umat Islam dari berbagai firkah,
sukuisme, dan mazhabisme.
2.Nilai solidaritas (ukhuwah islamiah)
Gerakan pembaruan Islam mengandung nilai-nilai solidaritas
(ukhuwah islamiah), yaitu persaudaraan Islam, yang merasa senasib
sepenanggungan untuk membela sesama umat Islam dalam keadaan
suka maupun duka. Islam adalah sebuah persaudaraan dunia bagi
seluruh umatnya. Solidaritas ini menginginkan suatu
kegotongroyongan sesama hamba Allah dan kesetiakawanan sesama
umat Islam.
3.Nilai pembaruan (tajdid)
Gerakan modernisasi Islam, mengandung nilai-nilai pembaruan
(tajdid). Pembaruan yang dimaksud adalah pembaruan dalam bidang
keagamaan, akhlak, sosial, ekonomi, dan politik, yaitu dengan
menciptakan sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan
meninggalkan pemerintahan yang otoriter dan mendobrak sistem
pemerintahan yang zalim.
4.Nilai perjuangan (jihad fi sabilillah)
Gerakan modernisasi Islam mengandung nilai-nilai perjuangan (jihad
fi sabilillah). Karena gerakan ini umat Islam kembali menemukan
semangat Islam atau api Islam yang penuh dengan dinamika
perjuangan. Umat Islam disadarkan kembali akan perannya dalam
mengemban tugas agama Islam yang tidak terpisah antara tugas
keduniaan dan tugas keakhiratan, sebagai manusia sekaligus khalifah
di muka bumi. Dengan demikian, semangat dan kesungguhan dalam
beragama yang disebut dengan jihad, menjadi moto untuk
membuktikan kebesaran Islam.
5.Nilai kemerdekaan (hurriyyah)
Gerakan modernisasi Islam mengandung nilai-nilai kemerdekaan
(hurriyyah), terutama hurriyyah fikri atau kemerdekaan pikiran. Umat
Islam yang sebelumnya diliputi oleh taklid yang membabi buta dan
hanya mengikuti pikiran orang-orang tertentu, dipacu untuk berpikir
mandiri dan kritis (tidak asal ikut tetapi berpikir dan mengambil
tindakan sesuai dengan kemampuan pikiran dan ilmunya). Umat Islam
harus mengambil ilmu berdasarkan sumber asli (AlQuran dan hadis)
dan mengambil ilmu pengetahuan modern untuk kemajuan dan
kebesaran umat Islam. Kemerdekaan itu juga meliputi kemerdekaan

fisik, yaitu kemerdekaan untuk melepaskan diri dari belenggu


penjajahan negara-negara Eropa yang menjajah negeri-negeri Islam.
Kemerdekaan dari ketergantungan ekonomi, penindasan politik dan
kekuasaan, dan bentuk-bentuk kebudayaan Barat yang melanda
kebudayaan umat Islam.
Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam modernisasi Islam, yang
disuarakan dan diperjuangkan oleh tokoh-tokoh pembaru Islam,
seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Iqbal,
Al-Tahtawi, Muhammad Ali Pasya, dan sebagainya.
D.PERILAKU YANG MENCERMINKAN PENGHAYATAN TERHADAP
MANFAAT DARI SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DI
DUNIA
Nilai-nilai pembaruan (modernisasi Islam) mempunyai pengaruh besar
dalam kehidupan umat Islam. Maka, tumbuhlah kesadaran bagi umat
Islam untuk mengikuti gerakan pembaruan tersebut sehingga
menimbulkan kebangkitan dunia Islam, baik dalam bidang ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan politik, yang sekaligus tumbuh gerakan
mencntang penjajahan.
1.Kebangkitan Dunia Islam di Bidang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, dan Politik
Setelah umat Islam mengetahui kemajuan bangsa Barat, ketika itu
juga terbuka mata dunia Islam, terutama di Turki dan Mesir, untuk
memulai usaha-usaha yang membangkitkan umat Islam. Di Mesir,
Muhammad Ali Pasya tampil untuk memajukan ilmu pengetahuan.
Usaha ini dilanjutkan oleh Al-Tahtawi. Berkat usaha Al-Tahtawi, dapat
diterjemahkan buku-buku Barat tentang berbagai macam
pengetahuan modern, dan dikarang pula buku-buku baru serta
diterbitkan berbagai surat kabar dan majalah pengetahuan.
Di Mesir, selain didirikan sekolah-sekolah teknik, militer, dan
kedokteran, didirikan pula sekolah obat-obatan (apoteker) pada tahun
1829, sekolah pertambangan pada tahun 1834, sekolah pertanian
pada tahun 1836, dan sekolah penerjemahan pada tahun 1836.
Penerjemahan buku-buku berjalan dengan lancar setelah ada sekolah
penerjemahan, kemudian sekolah ini diserahkan pada Tahwil (ulama
AlAzhar). Di sekolah ini terdapat para ahli yang berpengetahuan
sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga bagian dari
penerjemah di sekolah ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian
ilmu pasti, ilmu kedokteran dan fisika, sastra, dan di Turki ada yang
bertugas mempelajari ilmu-ilmu pedoman militer untuk perwira-
perwira Turki. Di antara buku-buku yang diterjemahkan ialah buku-
buku mengenai filsafat, biografi, logika, ilmu bumi, politik,
antropologi, dan lain-lainnya.
Mesir berusaha keras memajukan pendidikan ini. Sebab,
ketertinggalan umat Islam yang paing mencolok adalah dalam hal
pendidikan. Usahausaha ke arah kemajuan dalam pengetahuan dan
pendidikan ini, selain digali ilmu pengetahuan dari berbagai macam
sumber, juga didirikan sekolahsekolah dan pusat-pusat penerjemahan
di atas. Mesir juga berusaha keras untuk segera menguasai ilmu-ilmu
Barat, maka mahasiswa-mahasiswa Mesir diberi gaji dan dikirim
untuk belajar ke negeri Barat. Menurut statistik, antara tahun 1813
sampai tahun 1849, telah dikirim 311 pelajar dan mahasiswa Mesir ke
Italia, Prancis, Inggris, dan Austria. Di Paris didirikan pula rumah
Mesir untuk menampung para pelajar Mesir. Ide-ide pembaruan Islam
bukan saja dalam bidang agama, pendidikan, dan pengetahuan, tetapi
juga dalam bidang politik sehingga melahirkan kebangkitan Islam
dalam bidang politik. Hal ini dimulai dengan kesadaran bahwa sistem
politik Islam ketika itu sudah menyimpang dari sumber-sumber ajaran
Islam. Seperti dalam masalah khalifah yang sebenarnya adalah milik
seluruh umat Islam telah berubah menjadi milik

suatu golongan atau suku sehingga yang berkuasa bukan orang yang
dikehendaki oleh umat, tetapi hanya orang-orang tertentu.
Terjadinya persaingan kekuasaan antara umat Islam di Mesir, Arab,
dan Turki misalnya, menjadikan tidak adanya kesatuan dan ukhuwah
umat Islam. Di samping itu, adanya penjajahan bangsa Barat, seperti
Napoleon di Mesir dan bangsa Barat di negeri-negeri Islam lainnya,
merupakan suatu ancaman baru bagi kekuasaan-kekuasaan Islam dari
luar.
Untuk mengatasi keadaan ini, untuk pertama kalinya negeri Islam
berusaha memperkuat angkatan perangnya, seperti Turki dan Mesir,
di samping memajukan ide-ide pembaruannya. Adapun gerakan politik
yang menonjol adalah yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afghani,
yang menyebarkan ide-ide Pan-Islamisme di dunia Islam. Untuk
mencapai ide-ide Pan-Islamisme ini, Al-Afghani membentuk al-Hizb al-
Watani (Partai Nasional) di Mesir, memperjuangkan pendidikan
universal, menyelenggarakan kemerdekaan pers, dan memasukkan
bidang militer ke Mesir. Atas sokongan Partai Nasional itu, Al-Afghani
dapat menguasai Mesir. Raja Mesir, Khedewi Ismail, berhasil
digantikan oleh putra mahkota Taufiq, yang berjanji akan mengadakan
pembaruan sesuai dengan ide Partai Nasional. Tetapi, pada tahun
1879 Al-Afghani diusir oleh Inggris dari Mesir.
Namun demikian, Al-Afghani terus berjuang dan mendirikan
organisasi Al-Urwatul Wusqa di Paris, yang anggotanya terdiri dari
orang-orang Islam India, Mesir, Suriah, Afrika Utara, dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk memperkuat persaudaraan Islam, membela
Islam, dan membawa Islam kepada kemajuan. Saat itu diterbitkan
pula majalah AI-Ur-watul Wusqa, walaupun kemudian dilarang oleh
negara Barat karena majalah ini tersebar di negara Islam yang sedang
dijajah oleh negara-negara Eropa. Al-Afghani menuntut agar corak
pemerintahan otokrasi diubah menjadi corak pemerintahan
demokrasi. Kepala negara harus mengadakan syura (musyawarah)
dengan pemimpin-pemimpin masyarakat yang banyak mempunyai
pengalaman. Pengetahuan manusia secara individual (perorangan)
terbatas sekali. Al-Afghani menghendaki pemerintahan republik yang
di dalamnya terdapat kebebasan mengeluarkan penclapat dan
kewajiban kepala negara untuk tunduk kepada undang-undang dasar.
Selain itu dalam masalah politik, Al-Tahtawi menghendaki ide trias
politika dan
patriotisme. Ide ini sejalan dengan ide AI-Afghani. Pengaruh Al-
Afghani besar dalam
gerakan politik ini sehingga pada tahun 1892 Sultan Abdul Hamid di
Turki
memanggilnya dalam merencanakan politik Islam ke seluruh negara-
negara Islam untuk
menentang Eropa yang sangat mendesak.
2.Tumbuhnya Gerakan Menentang Penjajahan Bangsa Barat
Tumbuhnya gerakan pembaruan Islam adalah suatu kesadaran umum
para cendekiawan Islam akan tertinggalnya dunia Islam dari dunia
Barat. Kelemahan dunia Islam secara intern amat dirasakan,
sedangkan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Barat merupakan
kekuatan dari luar yang harus segera diatasi. Tetapi, umat Islam juga
menyadari bahwa untuk mengatasi kekuatan luar itu tidaklah mudah
tanpa memperkuat keyakinan dan semangat juang umat Islam.
Gerakan Pan-Islamisme oleh Jamaluddin al-Afghani, merupakan cikal
bakal dari gerakan ke-satuan untuk menentang penjajah itu. Karena
gerakan ini telah membangun semangat baru Islam dengan tujuan
memajukan umat Islam, yaitu dengan jalan mempergunakan pikiran
modern dengan bentuk persatuan seluruh umat Islam di bawah satu
pemerintahan Islam (seperti zaman khalifah).
Paham ini sangat revolusioner dan terang-terangan antiimperialis
(anti penjajah). Paham ini berkeyakinan bahwa kemajuan Islam itu
dapat tercapai bila Islam berhasil melenyapkan imperialisme Barat
dari negara-negara Islam.
Untuk menghadapi Barat, gerakan persatuan umat Islam tersebar ke
seluruh dunia Islam. Bahkan, ke penjuru dunia Islam yang dalam
cengkeraman penjajah,.seperti Indonesia. Ibadah haji sangat efektif
untuk mengambil informasi gerakan ini sehingga umat Islam dari
seluruh dunia bangkit setelah mereka menyaksikan sendiri gerakan
persatuan Islam di Mekah. para jamaah haji sepulang dari Mekah
menyebarkan ide-idc ini untuk menentang penjajah, dan aktif
membentuk gerakan-gerakan antikolonialisme.
Gerakan menentang penjajah ini juga dipengaruhi oleh ide-ide
nasionalisme, yaitu suatu kesadaran akan haknya sebagai pemilik
tanah air yang tidak boleh diganggu gugat oleh bangsa mana pun,
apalagi menjajahnya. Di samping itu, berkembang pula ide
patriotisme, yaitu rasa kepahlawanan untuk mempertahankan tanah
air, yang oleh penjajah, ide-ide ini sengaja ditumpas dan dikatakan
sebagai fanatisme.
Di antara tokoh-tokoh pembaharu yang pemikirannya sangat
berpengaruh di dunia Islam adalah Muhammad bin Abdul Wahab,
Syekh Waliyullah, rifa'aha Badawi Rafi al-Tahtawi, Muhammad Abduh,
Muhammad Iqbal, Muhammad Rasyid Ridha, Jamaluddin al-Afgani,
dan Sayyid Ahmad Khan.
Salah satu manfaat dari sejarah perkembangan pemikiran Islam di
dunia adalah memurnikan ajaran agama Islam sesuai bentuk aslinya,
yaitu sebagaimana yang diajarkan AlQuran dan hadis.
Nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan modernisasi pada agama
Islam adalah
a. Nilai persatuan (ittihad)
b. Nilai solidaritas (ukhuwah islamiah)
c. Nilai pembaharuan (tajdid)
d. Nilai perjuangan (jihad fi sabilillah)
e. Nilai kemerdekaan (hurriyyah)

Anda mungkin juga menyukai