Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PERJALANAN HIDUP MANUSIA DALAM MEMAHAMI


TUJUAN DAN FUNGSI PENCIPATAAN MANUSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

AGAMA

Disusun Oleh :

kelompok III

1. Ica Amelia (221186206133)


2. Sayang Rahma (221186206132)
3. Khumani (221186206131)
Dosen Pengampu :

Muhammad Nafis, M.H.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah dan
junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini telah kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Agama Islam dan Kemuhammadiyahan. Dalam penyusunannya kami telah
berusaha semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan urutan
pembahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan
kritik dari pembaca dan tim pengajar agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Perjalanan Hidup
Manusia Dari Alam Ruh Sampai Akhirat, Ragam Orientasi Hidup Manusia Dan
Tujuan Hidup Manusia : Khalifah” dapat memberikan manfaat dan menambah
khazanah ilmu maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bungo, 24 Oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Perjalanan Manusia Dari Alam Ruh Hingga Akhirat .......................... 3
2.2 Ragam Orientasi Hidup Manusia ......................................................... 16
2.3 Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia ............................................. 17
2.4 Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur’an........................................ 25
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 30
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 30
3.2 Saran .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan
dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal
untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. DalamAl-Qur’an (QS.
Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan
bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga
menjadi hidup.
ٓ
ُ ‫ فَِإ َذا َس َّو ۡيتُهُ َونَفَ ۡخ‬٢٨ ‫ون‬
‫ت فِي ِه‬ َ ٰ ‫ص ۡل‬
ٖ ُ‫ص ٖل ِّم ۡن َح َم ٖإ َّم ۡسن‬ ُ ۢ ِ‫َوِإ ۡذ قَا َل َربُّكَ لِ ۡل َم ٰلَِئ َك ِة ِإنِّي ٰ َخل‬
َ ‫ق بَ َش ٗرا ِّمن‬
٢٩ َ‫ُوا لَ ۥهُ ٰ َس ِج ِدين‬ ْ ‫وحي فَقَع‬ ِ ُّ‫ِمن ر‬
“Dan (ingatlah), ketikaTuhan mu berfirman kepada para malaikat:
"SesungguhnyaAku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberibentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kankedalamnya
ruh(ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.SAl-
Hijr : 28-29)
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan
setelah sempurna kejadiannya dihembuskanlah kepadanya Ruh Ilahi (QS Shad
[38]: 71-72) . Dari sini jelas bahwa manusia merupakan kesatuan dua
unsur pokok, yang tidak dapat dipisahkan karena bila dipisahkan maka ia
bukan manusia lagi. Sebagaimana halnya air yang merupakan perpaduan
antara oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu. Bila kadar oksigen
dan hidrogennya dipisahkan, maka ia tidak akan menjadi air lagi. (Shihab. Dr.
M. Quraish, 1996)
Manusia diciptakan mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan makhluk-makhluk lain. Penegasan tentang dimuliakannya makhluk
ini dibanding dengan kebanyakan makhluk-makhluk Allah yang lain (QS
Al-Isra' [17]: 70). Tetapi, di samping itu sering pula manusia mendapat
celaan Tuhan karena ia amat aniaya dan mengingkari nikmat (QS Ibrahim
[14]: 34), sangat banyak membantah (QS Al-Kahf [18]: 54), dan bersifat
keluh kesah lagi kikir (QS Al-Ma'arij [70]: l9), dan masih banyak lagi. Ini

1
bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Quran bertentangan satu dengan lainnya,
akan tetapi ayat-ayat tersebut menunjukkan selain potensi besar yang
dimiliki manusia, akan tetapi juga memiliki beberapa sisi kelemahan manusia
yang harus dihindarinya.
Manusia dalam penciptaannya diberikan beberapa potensi yaitu ruh,
akal dan nafs. Allah SWT memberikan potensi tersebut agar manusia
menggunakannya dalam mengarungi perjalanan hidupnya di dunia.Manusia
bisa menggunakan potensi tersebut untuk menempati tempat tertinggi
sehingga ia terpuji, atau sebaliknya manusiaberada di tempat yang rendah
sehingga ia tercela.
Makalah ini akan menjelaskan tentangperjalanan manusia dari alam
ruh sampai alam akhirat, ragam orientasi hidup manusia serta tujuan dan
fungsi manusia di dalam hidupnya. Agar kita mengetahui dan menyadari
bahwa kita tahu tujuan dan fungsi kita ada didunia ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan manusia dari alam ruh sampai alam akhirat?
2. Apa orientasi manusia hidup didunia ini?
3. Apa tujuan dan fungsi manusia hidup di dunia ini?
4. Bagaimana Sukses dalam pandangan Al-qura’an?
1.3Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perjalanan manusia dari alam ruh sampai alam akhirat.
2. Mengetahui orientasi manusia hidup didunia ini.
3. Mengetahui tujuan dan fungsi manusia hidup di dunia ini.
4. Untuk mengetahui sukses dalam pandangan Al-qura’an

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Perjalanan Manusia Dari Alam Ruh Hingga Akhirat
Pernahkah kita mengajukan pertanyaan kepada diri kita masing-
masing, Dimanakah kita sebelum dilahirkan? Apa dan bagaimana kita selama
di alam kandungan yang gulita itu? Bagaimanakah proses perjalanan yang
melelahkan itu sehingga kita sampai ke dunia ini? Lantas apa tujuan kita hidup
di dunia? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin bertambah dan
kian hari usia kita semakin berkurang? Setelah tutup usia, kemanakah kaki
kita melangkah? Sekilas pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat biasa, namun
pada hakikatnya sungguh luar biasa. Sebab semua pertanyaan tersebut
menyangkut proses perjalanan manusia, dari alam ruh hingga alam yang kekal
nan abadi yakni akhirat. Saat ini kita berada di alam Dunia, namun pernahkah
kita sejenak merenungkan ini ?
Berikut 5 macam alam yang akan kita lalui dalam proses kehidupan
manusia, yang semoga sedikit penjelasan ini akan membuat kita
bermuhasabah (evaluasi diri) yang insyaallah semakin mendekatkan kita pada
sang Khaliq. Adapun lima macam alam itu :
1. Alam Ruh
Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah
swt. setelah sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk lain seperti
malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah menciptakan manusia
dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna.
Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di
muka bumi dan memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian
dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah.
Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku
ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat

3
kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf:
172).
Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia
lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada
Allah dan agama yang lurus. Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30). Rasulullah SAW, bersabda: “Setiap
anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuannya yang
menjadikan Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR Bukhari).
2. Alam Rahim
Alam rahim adalah masa perpindahan sejak pertama dalam
tulang sulbi para ayah dan rahim para ibu sebelum dilahirkan dimana
masa kehidupan manusia sejak dalam tulang sulbi ayah dan rahim ibu
sebelum dilahirkan. Ketika Allah SWT menciptakan Adam a.s. Dia
menyimpankan zurriyat di tulang punggungnya yaitu kaum “ahli
kanan” (ahlul-yamin) dan kaum ahli kiri (ahlul-syimal). Allah SWT
pernah mengeluarkan semua zurriyat ini dari tulang punggung Adam
a.s. pada hari mitsaaq (hari pengambilan janji manusia untuk mengakui
keesaan dan ketuhanan Allah SWT di Na'man, sebuah lembah yang
dekat padang Arafah).
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di
alam rahim: 40 hari berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan
darah), dan 40 hari berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian
ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna. Setelah kurang lebih
sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.Dalam surah Al-
Mursalaat, juz kedua-puluh sembilan, ayat 20 hingga 23 Allah SWT
berfirman. Yang bermaksud : Bukankah kami telah menciptakan kamu
dari air (benih) yang sedikit (hina) dipandang orang. Lalu Kami
jadikan air (benih) itu pada tempat penetapan yang kukuh (rahim ibu).

4
Serta Kami tentukan keadaannya, maka Kamilah sebaik-baik yang
berkuasa menentukan dan melakukan tiap-tiap sesuatu.Dalam surah
Al-Mu'minun, juz kedelapan belas ayat 12, 13 & 14, Allah SWT
berfirman. Yang bermaksud : Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari pati yang berasal dari tanah. (Pati yang
berasal dari tanah, ialah pati makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tanaman yang tumbuh di bumi).Kemudian Kami
jadikan pati itu setitis air benih (air mani), pada tempat penetapan yang
kukuh. Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah
beku lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging,
kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa ketul daging,
kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang,
kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. Setelah
sempurna kejadian itu Kami bentuk ia menjadi makhluk yang lain sifat
keadaannya (keadaannya yang asal serta ditiupkan roh padanya).
Maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik baik
Pencipta. Dalam Surah Al-'Imran, juz ketiga ayat 6, Allah Ta'ala
berfirman :
)٦ ( ‫ص ِّو ُر ُكمۡ فِي ٱَأۡل ۡر َح ِ–ام َك ۡيفَ يَ َشٓا ۚ ُءٓاَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ۡٱل َع ِزي ُز ۡٱل َح ِكي ُم‬
َ ُ‫هُ َوٱلَّ ِذي ي‬
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: “Hai manusia, jika
kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang

5
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi
ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-Hajj: 5)
Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya seseorang dari
kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah,
kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama
hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan
ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rezeki, ajal, amal, dan sengsara
atau bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Seluruh manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan
tentang awal kejadiannya yang berasal dari benda yang hina, yaitu
sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum
dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah
manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial
yang dialami sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan
persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan
hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang. Belum
bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
3. Alam Dunia
Alam Dunia adalah Masa kehidupan di dunia sejak dilahirkan
dan diwafatkan oleh Allah SWT, dimana proses perpindahan dari
Alam Rahim ke Alam Dunia bukanlah hal yang gampang. Selama
sembilan bulan di alam rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri
sehingga menjadi bentuk yang sempurna. Dengan izin Allah SWT kita
terlahir ke dunia ini dengan perjuangan ibu yang melahirkan kita
antara hidup dan mati. Al-Quran menyebut perjuangan itu dengan
istilah “wahnan ‘ala wahnin” (kelemahan di atas kelemahan), saking
sakitnya proses melahirkan itu.

6
Hanya karena izin Allah SWT kita bisa selamat terlahir ke
dunia hingga hidup seperti sekarang ini. "Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari (sari) tanah. Kemudian Kami jadikan
(sari tanah) itu air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh
(rahim). Lalu Kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu
gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan Kami jadikan
gumpalan daging itu tulang belulang, lalu Kami lapisi tulang belulang
itu dengan daging. Kemudian Kami bentuk ia jadi makhluk yang lain.
Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta." (QS: Al-Mu’minun: 12-14).
Di alam dunia ini kita juga melalui proses pertumbuhan dari
tahun ke tahun. Ibnu Jauzi telah membagikan umur manusia pada lima
masa:
• Masa kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga mencapai
umur lima belas tahun.
• Masa muda; dari umur limabelas tahun hingga umur tigapuluh
lima tahun.
• Masa dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun hingga umur
limapuluh tahun.
• Masa tua; dari umur limapuluh tahun hingga umur tujuh puluh
tahun.
• Masa usia lanjut; dari umur tujuhpuluh tahun hingga akhir
umur yang ditentukan oleh Allah SWT.
Pada tahap masa kanak-kanak berlaku masa keringanan dari
Allah SWT yaitu belum adanya taklif (beban kewajiban) untuk
mengerjakan shalat dan puasa ataupun ibadah lainnya. Orang-orang
yang sudah baligh atau sudah dewasa diwajibkan menyuruh mereka
mengerjakannya karena kebaikan dan amal shaleh dari anak yang
belum baligh selain menjadi amal kebaikannya juga akan menjadi
catatan pahala bagi ibu-bapanya selama kedua orang tuanya
memperhatikan pendidikan dan pengasuhannya. Jika anak telah
mencapai masa baligh dan telah sempurna akalnya maka ia telah
menjadi mukallaf. Saat itulah segala kewajiban agama telah berlaku

7
atas dirinya. Pada tahap masa muda terjadi banyak perubahan baik
fisik maupun non-fisik. Pada masa ini akan dipenuhi dengan semangat
dan kekuatan serta memuncaknya vitalitas. Masa muda ini merupakan
kesempatan untuk memperbanyak amal dan serta kebaikan. Namun
kecenderungan yang terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya
untuk pemuasan nafsu keduniaan. Dalam hal ini RasullullahSAW telah
mengingatkan: "Rebutlah lima perkara sebelum terjadi lima perkara:
Masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, masa sehatmu sebelum tiba
masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa
kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba
masa ajalmu." (HR. Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi'ddunia, Ibnul-
Mubarrak). "Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat
sampai selesai ditanya tentang empat perkara:
 Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan
 Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan
 Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa
dibelanjakan.
 Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. (HR.
Tirmidzi).
4. Alam Barzakh / Kubur
Alam kubur disebut juga dengan alam Barzakh. Ketika
manusia meninggal, mereka akan menempati alam ini sampai hari
kiamat tiba. Alam barzakhadalah : suatu dunia lain yang dimasuki
seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya
kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang
Malaikat Mungkar dan Nakir untuk memberikan pertanyaan seputar
keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan termasuk
orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur
yang sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan
sebaliknya bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa
kubur praneraka yang pedih sudah menanti di depan mata.

8
Alam Barzakh adalah kurun waktu (periode) di antara saat
kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan
(dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak
mengetahui apa yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian,
kita dapat menyimak dari berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an
dan Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai periode ini. Sebagai
contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam Ayat 93 “Jika
saja kamu dapat melihat betapa dahsyatnya saat orang-orang zalim
didalam sakaratul maut, Para malaikat memukul dengan tangan mereka
(seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini kamu akan
dibalas dengan siksa yang menghinakan; karena perkataan-
perkataanmu yang selama ini kamu ucapkan perihal Allah yang tidak
benar, dan kamu selalu sombong terhadap petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”
Jelaslah dari ayat ini bahwa manusia bisa mendapatkan hukuman
diwaktu kematian mereka. Dan dalam sebuah hadits Asma bin Abu
Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad
SAWmenasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika
beliau menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis
dengan kerasnya, sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya
beraneka-ragamratap-tangis. Bahwasanya Utsman bin AffanRA.
menangis ketika berdiri di atas kubur. Seseorang bertanya padanya,
"Mengapa Anda menangis karena kubur? Ketika menerangkan
mengenai surga dan neraka Anda tidak menangis." Jawabnya,
"Rasulullah SAW bersabda: Kubur adalah tempat awal bagi akhirat.
Jika seseorang selamat dalam kubur maka harapan baik baginya.
Karena sesudah itu ringan baginya. Tetapi jika seseorang celaka dalam
kubur maka pertanda buruk. Karena sesudah itu sangat berat baginya."
5. Alam Akhirat
Alam akhirat adalah Masa kehidupan di alam yang kekal dalam
kenikmatan surga atau dalam kepedihan neraka. Seseorang tidak
mungkin memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai persoalan-
persoalan yang belum ia alami atau belum mengetahuinya secara

9
hudhuri, atau belum ia sentuh dengan indranya. Berangkat dari
kenyataan ini, kita tidak dapat meyakini hakikat alam akhirat dan
keadaan-keadaannya secara detail dan sempurna, kita juga tidak dapat
menyingkap hakikat-hakikatnya. Meski begitu, kita bisa mengetahui
sifat-sifat akhirat melalui akal atau wahyu. Adapun sarana untuk
mengetahui sifat-sifat tersebut kita dapat mengenalnya melalui ciri-ciri
dari alam akhirat, yaitu :
 Alam akhirat bersifat kekal dan abadi
 Alam akhirat merupakan wadah yang pasti untuk terealisasinya
kenikmatan dan kasih sayang yang seutuhnya, tanpa ada
kesusahan dan kelelahan di dalamnya, sehingga orang-orang
yang telah mencapai tingkat kesempurnaan insaninya dapat
menikmati kebahagiaan itu. Alam tersebut tidak dicemari oleh
maksiat dan penyelewengan apapun. Berbeda dengan dunia
yang di dalamnya kebahagiaan yang seutuhnya tidak mungkin
terwujud. Yang hanya terwujud di dunia adalah kebahagiaan
semu dan bercampur dengan berbagai kesulitan dan
kesengsaraan.
 Alam akhirat setidaknya meliputi dua bagian yang terpisah,
yang pertama adalah rahmat, dan yang kedua adalah siksa,
sehingga dapat dibedakan orang-orang yang baik dari orang-
orang yang jahat, dan masing-masing mendapatkan balasan
perbuatannya.Kedua bagian ini biasa dikenal dalam syariat
dengan istilah surga dan neraka.
 Alam akhirat itu luas sehingga bisa menampung pahala dan
siksa bagi seluruh umat manusia atas segala apa yang mereka
lakukan, berupa amal baik dan amal buruk. Misalnya, ketika
seseorang melakukan pembunuhan atas jutaan manusia yang
tidak bersalah, hukuman siksa terhadapnya semestinya bisa
terjadi di alam itu. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang
menyelamatkan nyawa jutaan umat manusia, ia dapat
menerima pahala setimpal yang terdapat di alam tersebut.

10
 Alam akhirat itu merupakan tempat pembalasan, bukan tempat
pembebanan tugas dan tanggung jawab.
 Tanda Tanda Hari Kiamat :
Kiamat Kecil
 Diutusnya Rasulullah SAW, Hadist riwayat Sahal bin
SaadR.A., ia berkata : Aku mendengar Nabi SAW. bersabda
sambil memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah:
Waktu aku diutus (menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah
seperti ini (mengisyaratkan dekatnya waktu kiamat). (Shahih
Muslim No.5244) Hadis riwayat Anas bin Malik R.A., ia
berkata : Rasulullah SAW. Bersabda: Waktu aku diutus
(menjadi rasul) dan waktu hari kiamat adalah seperti jarak
antara kedua jari ini. (Shahih Muslim No.5245).
JabirR.A. berkata, ”Adalah Rasulullah SAW. jika beliau
khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan
semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-
hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan,
‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah SAW.
mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari
tengah. (HR Muslim)
 Disia-siakannya Amanat, JabirR.A. berkata, tatkala Nabi SAW
berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat,
maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi
Kiamat?” Rasulullah SAW.terus melanjutkan pembicaraannya.
Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah SAW. mendengar apa
yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang
ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul SAW.
tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW. menyelesaikan
perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang
Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah
SAW.” Rasulullah SAW. Berkata, “Jika amanah disia-siakan,
maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-

11
nyiakannya?” Rasulullah SAW. Menjawab, “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
kiamat.” (HR Bukhari)
Penggembala menjadi kaya, Rasulullah SAW. ditanya oleh
Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab,
“Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat
orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin,
penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam
bangunan.” (HR Muslim). Saat ini orang berlomba-lomba
membangun gedung tinggi. Saat ini Dubai bahkan membangun
gedung Burj Khalifa / Burj Dubai yang tingginya mencapai 828
meter meski untuk itu mereka mengalami kesulitan keuangan.
 Sungai Efrat Berubah Menjadi Emas, Hadis riwayat Abu
Hurairahra. : Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Hari kiamat
tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung
emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk
mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang
sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari
mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat. (Shahih
Muslim No.5152).
 BaitulMaqdis dikuasai umat Islam, ”Ada enam dari tanda-tanda
kiamat: kematianku (Rasulullah SAW.), dibukanya
BaitulMaqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia
membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah
muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada
kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan
setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
Kiamat Besar
 Asap akan memenuhi timur danbarat, ia akan berlaku selama
40 hari. Apabila orang yang beriman terkenaasap itu, ia akan
bersin seperti terkena selesma, sementara orang

12
kafirkeadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari
hidung, telingadan dubur mereka.
 Dajjal maksudnya ialah bahayabesar yang tidak ada bahaya
sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai harikiamat. Dajjal
dapat membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa.Dia
akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di
antara keduamatanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.
 Binatang melata yang dikenali sebagai DabatulArd ini akan
keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, iaakan berbicara
dengan kata-kata yang fasih dan jelas. DabatulArd ini
akanmembawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi
Sulaiman A.S. Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya
ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi
orangitu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu
dipukul ke dahiorang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini
adalah orang kafir'.
 Turunnya Nabi Isa. A.S di negeriSyam di menara putih, beliau
akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.Sakan
menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.
 Yakjuj dan Makjuj akankeluar, mereka ini merupakan dua
golongan. Satu golongan kecil dan satulagi golongan besar.
Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang
dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya
mereka ini, bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga
kalau air laut Thahatiah diminum maka tidak akan tersisa
walau pun setitik.
Alam Setelah Hari Akhir
1. Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh umat manusia
yang telah meninggal. Yaitu nanti masa dibangkitkan manusia
dari alam kubur untuk menghadap kepada Allah guna
mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan ketika di
dunia.

13
2. Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam
kubur.
3. Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia setelah
dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari
Allah SWT.
4. Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan
manusia selama selama hidup di dunia.
5. Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan manusia
setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
6. Sirat, adalah jalur atau jalan penentu dari masing-masing
manusia setelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya.
Pada tahap ini manusia akan ditentukan masuk neraka atau
masuk surga . Hal ini tergantung amal baik dan amal buruk.
7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang
beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari
amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman
dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat
syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai
kesulitan yang dihadapi.
8. Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia.
Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya
orang yang beramal buruk akan masuk neraka.
Nama-Nama Lain Hari Kiamat
a. Yaumul Akhir atau hari akhir, maksudnya adalah hari yang
paling akhir dalam kehidupan manusia. Setelah peristiwa
kiamat ini tidak akan dijumpai hari-hari lain kecuali hari akhir.
Segala peristiwa dan kejadiannya sudah tidak sama dengan
alam di dunia.
b. Yaumul kiamat atau hari kiamat, maksudnya hari
dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk
mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya pada
waktu hidup di dunia.

14
c. Yaumul hisab atau hari perhitungan, maksudnya segala amal
perbuatan manusia akan dihitung, sebesar apapun perbuatan
tersebut baik perbuatan yang buruk maupun perbuatan yang
baik. Perhitungan ini tidak akan mengalami kesalahan. Amal
perbuatan manusia akan diperhatikan dan dimintai
pertanggungjawabannya.
d. Yaumul jaza’ atau hari pembalasan amal, maksudnya manusia
yang melakukan amal kebaikan akan mendapat balasan surga,
sedang manusia yang melakukan amal perbuatan yang buruk
atau dosa akan mendapat balasan neraka.
e. Yaumul fasli atau hari keputusan, maksudnya setiap manusia di
hari akhir nanti akan mendapatkan keputusan terakhir tentang
nasibnya. Hal ini sesuai dengan amal perbuatannya pada waktu
di dunia.
f. Yaumul taqabun atau hari kerugian, maksudnya pada hari
kiamat nanti, dengan segala keputusan dan kepastian yang
diperoleh dari Allah, semuanya akan mengalami kerugian,
terutama bagi mereka yang tidak memperbanyak amal kebaikan
dan saleh pada waktu di dunia.
g. Yaumul hasyr atau hari penyesalan, maksudnya setiap manusia
akan menyesal dengan segala amal perbuatannya. Bagi mereka
yang tidak berbuat baik akan menyesal mengapa ketika hidup
di dunia tidak patuh kepada Allah. Sedang mereka yang
berbuat baik akan menyesal mengapa tidak memperbanyak
amal saleh.
 Yaumul waid atau hari ancaman, maksudnya pada hari
kiamat nanti manusia yang berbuat buruk di dunia akan
mendapat siksaan dari Allah SWT.
 Yaumudhid atau hari pertanggungjawaban agama,
maksudnya pada hari kiamat nanti setiap manusia akan
mempertanggungjawabkankebenaran agama yang
dianutnya.

15
2.2 Ragam Orientasi Hidup Manusia
Hidup di dunia ini tidak berjalan lurus dan abadi. Allah menciptakan
kehidupan penuh dengan warna-warni yang pasti dirasakan oleh setiap
manusia. Ada rasa sedih dan duka, ada pula rasa senang dan gembira yang
mewarnai hidup manusia silih berganti. Tak ada yang tetap. Dari waktu ke
waktu manusia akan terus mengalami perubahan dari baik menuju kebaikan
yang lebih atau sebaliknya menuju kurang baik bahkan sampai ke keburukan.
Kalau diperhatikan orientasi dunia dan akhirat manusia maka akan
terbagi menjadi tiga kelompok besar :
Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu kali.
Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati sepuas-
puasnya. Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati. Bila nyawa
sudah tak lagi berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada kelanjutannya.
Demikian yang termaktub dalam Al Qur’an Surat Al Jatsiyah : 24 sebagai
berikut :
ۡ‫وت َون َۡحيَا َو َما ي ُۡهلِ ُكنَٓا ِإاَّل ٱل َّد ۡه ۚ ُر َو َما لَهُم بِ– ٰ َذلِكَ ِم ۡن ِع ۡل ۖ ٍم ِإ ۡنهُم‬
ُ ‫وا َما ِه َي ِإاَّل َحيَاتُنَا ٱل ُّد ۡنيَا نَ ُم‬
–ْ ُ‫َوقَال‬
٢٤ َ‫ِإاَّل يَظُنُّون‬
“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan
kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja”.
Kedua, kelompok yang mencintai dunia dan meninggalkan akhirat,
padahal mereka tahu ada kehidupan setelah mati. Dalam Al-Quran banyak
ayat yang menyebutkan kelompok ini. Salah satunya QS An-Nahl[16] : 107.

١٠٧ َ‫ُّوا ۡٱل َحيَ ٰوةَٱل ُّد ۡنيَا َعلَى ٱأۡل ٓ ِخ َر ِة َوَأ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡه ِدي ۡٱلقَ ۡو َم ۡٱل ٰ َكفِ ِرين‬ ۡ ‫ٰ َذلِكَ بَِأنَّهُ ُم‬
ْ ‫ٱست ََحب‬
“Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka
mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang kafir”.
Surat Al-Insan [76] : 27.
ٓ
ِ ‫ِإنَّ ٰهَُؤٓاَل ِء ي ُِحبُّونَ ۡٱل َع‬
٢٧ ‫اجلَةَ َويَ َذرُونَ َو َرٓا َءهُمۡ يَ ۡو ٗم اثَقِياٗل‬

16
“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan
mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari
akhirat)”.
Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk
bercocok tanam dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti. Mereka
beranggapan bahwa dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan. Segalanya
akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al An’am : 32).
ۚ ُ‫ر لِّلَّ ِذينَ يَتَّق‬ٞ ‫خَي‬
٣٢ َ‫ونَ َأفَاَل ت َۡعقِلُون‬ ۡ ‫َو َم‬
ۡ ُ‫ۖ–و َولَل َّدا ُر ٱأۡل ٓ ِخ َرة‬ٞ ‫ب َولَ ۡه‬ٞ ‫اٱل َحيَ ٰوةُٱل ُّد ۡنيَٓا ِإاَّل لَ ِع‬
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda
gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya”.
Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk
menikmati hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah ladangnya.
Dalam buku RiyadushShalihin hadis ke 468 juga disebutkan sebagai
berikut :
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma.katanya: "Rasulullah ‫صلی هللا عليه‬
‫ وسلم‬menepuk kedua belikatku, lalu bersabda:
"Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang gharib -yakni
orang yang sedang berada di negeri orang dan tentu akan kembali ke negeri
asalnya - atau sebagai orang yang menyeberangi jalan - yakni amat sebentar
sekali di dunia ini."
Ibnu Umar berkata: "Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah
menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah
menantikan waktu sore - untuk beramal baik itu, ambillah kesempatan
sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk
masa matimu." (Riwayat Bukhari)

2.3 Tujuan Dan Fungsi Penciptaan Manusia


Manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dipengaruhi oleh
pandangannya terhadap dirinya dan dunia ini. Keterbatasan pengetahuan
manusia tentang dirinya itu disebabkan oleh:

17
1. Pembahasan tentang masalah manusia terlambat dilakukan, karena pada
mulanya perhatian manusia hanya tertuju pada penyelidikan tentang alam
materi. Pada zaman primitif, nenek moyang kita disibukkan untuk
menundukkan atau menjinakkan alam sekitarnya, seperti upaya membuat
senjata-senjata melawan binatang-binatang buas, penemuan api,pertanian,
peternakan, dan sebagainya sehingga mereka tidak mempunyai waktu
luang untuk memikirkan diri mereka sebagai manusia. Demikian pula
halnya Pada Zaman Kebangkitan (Renaisans) ketika para ahli digiurkan
oleh penemuan-penemuan baru mereka yang disamping menghasilkan
keuntungan material, juga menyenangkan publik secara umum karena
penemuan-penemuan tersebut mempermudah dan memperindah
kehidupan ini.
2. Ciri khas akal manusia yang lebih cenderung memikirkan hal-hal yang
tidak kompleks. Ini disebabkan oleh sifat aka1 kita seperti yang
dinyatakan oleh Bergson tidak mampu mengetahui hakikat hidup.
3. Multikompleksnya masalah manusia.
Ada tiga kata istilah manusia yangdigunakan Al-Quran untuk menunjuk
kepada manusia. Istilah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun, dan sin, semacam
insan, ins, nas, atau unas.
Kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan
tampak. Pendapat ini, jika ditinjau dari sudut pandang Al-Quran lebih
tepat dari yang berpendapat bahwa ia terambil dan kata nasiya(lupa), atau
nasa-yanusu (berguncang). Kitab Suci Al-Quran --seperti tulis BintAl-
Syathi' dalam Al-QuranwaQadhayaAl-Insan-- seringkali memperhadapkan
insan dengan jin/jan. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak,
sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah. Kata insan,
digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang
dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan.
b. Menggunakan kata basyar.

18
Uraian ini akan mengarahkan pandangan secara khusus kepada kata
basyar dan kata insan. Kata basyar terambil dari akar kata yang pada
mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar
kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai
basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang
yang lain.
Al-Quran menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal
dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjuk manusia dari
sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.
Karena itu Nabi Muhammad SAW. diperintahkan untuk
menyampaikan bahwa, Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu
yang diberi wahyu (QS Al-Kahf [18]: 110). Dari sisi lain diamati bahwa
banyak ayat-ayat Al-Quran yang menggunakan kata basyar yang
mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui
tahap-tahapsehingga mencapai tahap kedewasaan.Dan di antara tanda-
tanda kekuasaan-Nya (Allah)menciptakan kamu dari tanah, kemudian
ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran (QS Al-Rum [30]: 20).
Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak akibat hubungan
seks atau bertebaran mencari rezeki. Kedua hal ini tidak dilakukan oleh
manusia kecuali oleh orang yang memiliki kedewasaan dan tanggung
jawab. Karena itu pula Maryam a.s.
Mengungkapkan keheranannya dapat memperoleh anak, padahal dia
belum pernah disentuh oleh basyar (manusia dewasa yang mampu
berhubungan seks) (QS Ali 'Imran [3]: 47). Kata basyiruhunna yang
digunakan oleh Al-Quran sebanyak dua kali (QS Al-Baqarah [2]: 187),
juga diartikan dengan hubungan seks. Demikian terlihat basyar
dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang
menjadikannya mampu memikul tanggung jawab. Dan karena itu pula,
tugas kekhalifahan dibebankan kepada basyar (perhatikan QS Al-Hijr
115): 28 yang menggunakan kata basyar), dan QS Al-Baqarah (2): 30
yang menggunakan kata khalifah, yang keduanya mengandung
pemberitaan Allah kepada malaikat tentang manusia.

19
c. Menggunakan kata Bani Adam, dan zuriyat Adam.
Manusia dikaruniakan oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal,
manusia mampu membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil
(salah). Dengan akal pula, manusia mampu merenungkan dan
mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal, manusia
diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan
dan keindahan.Disamping memiliki akal, manusia selalu terlahir dengan 3
naluri yang pasti ada dalam dirinya, yaitu :
• Naluri untuk mensucikan sesuatu : naluri untuk beragama dan
menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya.
• Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri : manusia punya
kecenderungan marah, sedih, senang dll.
• Naluri untuk melestarikan dirinya : naluri kasih sayang.
(Shihab. Dr. M. Quraish, 1996)
2.3.1 Tujuan Penciptaan manusia
Manusia diciptakan Allah SWT hanya semata-mata untuk mengabdi hanya
kepada-Nya sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. AdzDzaariyat [56] :
َ ‫ت ۡٱل ِج َّن َوٱِإۡل‬
) ٥٦ ( ‫نس ِإاَّل لِيَ ۡعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َماخَ لَ ۡق‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”
Dan banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan manusia
untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT. Sehingga tujuan
utama manusia diciptakan adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah
artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan dan
menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah SWT .
Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada
hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati,
ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam
sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-
sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian
Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan

20
yang menyatu dalam diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana
menjadi pesan utama risalah da'wah Islam. (Muhammadiyah, 2000)
Hidup menurut konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi semata,
tetapi berkelanjutan sampai pada kehidupan ukhrowi (alam akherat). Dan
apa yang kita lakukan selama di dunia, maka itulah yang akan kita petik di
akherat nanti.
Dan akhir dari perjalanan hidup manusia adalah mendapatkan ridho
Allah SWT dan kebahagian yang sesunguhnya saat bertemu dengan Allah
SWT di akherat nanti. Sehingga untuk mencapai tujuan hidup manusia
tersebut manusia harus menjalankan fungsinya dan memperjuangkannya.
2.3.2 Fungsi Penciptaan Manusia
Berbeda dengan makhluk lainnya, manusia adalah ciptaan Allah yang
paling potensial. Artinya potensi yang dibekali oleh Allah untuk manusia
sangatlah lengkap dan sempurna. Hal ini menyebab kanmanusia mampu
mengembangkan diriny amelalui potensi-potensi (innate potentials atau
innate tendencies) tersebut.Secara fisik manusia terus tumbuh, secara mental
manusia terus berkembang, mengalami kematangan dan perubahan.
Kesemuan itu adalah bagian dari potensi yang diberikan Allah kepada
manusia sebagai ciptaan pilihan. Potensi yang diberikan kepada manusia itu
sejalan dengan sifat-sifat Tuhan, dan dalam batas kadar dan kemampuannya
sebagai manusia. Karena jika tidak demikian, menurut Hasan Langgulung,
maka manusia akan mengaku dirinya Tuhan. (Khasinah, 2013)
Manusia diciptakan dengan berbagai potensi yang berbeda dengan
makhluk Allah SWT yang lain. Manusia disebutkan dalam Al-Qu’an dengan
berbagai panggilan, salah satunya dengan sebutan mukallaf yang artinya
dibebani.
Sebagai makhluk yang yang telah diistimewakan dengan berbagai
kelebihan, manusia tidak dibiarkan tanpa tugas dan tanggung jawab. Nikmat
penciptaan dan beerbagai kelebihan itu harus disyukuri dengan melakukan
ibadah secara benar dengan segala ketundukkan dan keikhlasan kepada
Allah yang telah memberikan nikmat-nikmat itu kepadanya. Potensi yang
besar yang diberikan kepadanya itu juga dimaksudkan agar ia mampu

21
mengelola bumi ini mewakili Alloh mengatur sesuai yang dikehendaki-Nya.
Sebagai khalifah ia tidak boleh bertindak sekehendaknnya. (Jasiman, 2009)
Dapat disimpulan bahwa fungsi manusia diciptakan Allah secara
global adalah sebagai berikut :
1. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas manusia sebagai hamba Allah
SWT. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian dalam ibadah
dengan pengertian yang luas dengan penuh keikhlasan. Secara luas
konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam
kehidupannya.
Dalam Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah dijelaskan
tentang bagaimana kehidupan manusia di mulai dari kehidupan pribadi
yang menyangkut aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah duniawiyah,
kehidupan bermasyarakat, kehidupan berorganisasi, kehidupan dalam
mengelola amal usaha, kehidupan dalam berbisnis, kehidupan dalam
mengembangkan profesi, kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,
kehidupan dalam melestarikan lingkungan, kehidupan dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan kehidupan
dalam Seni dan Budaya.
2. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan
mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam
melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-Nya. Agama
menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan
membahayakannya.
Firman Allah dalam QS. Al-A’raf : 179 :
ِ ‫ُن اَّل ي ُۡب‬ٞ ‫–وب اَّل يَ ۡفقَهُ––ونَ بِهَ––ا َولَهُمۡ َأ ۡعي‬
‫ص–رُونَ بِهَ––ا‬ ٞ –ُ‫نس لَهُمۡ قُل‬ ۡ
ِ ۖ ‫–يرا ِّمنَ ٱل ِجنِّ َوٱِإۡل‬ ٗ –ِ‫َولَقَ ۡد َذ َر ۡأنَا– لِ َجهَنَّ َم َكث‬
١٧٩ َ‫ضُأُّۚلوْ ٰلَِٓئكَ هُ ُم ۡٱل ٰ َغفِلُون‬ ٓ
–َ ‫ان اَّل يَ ۡس َمعُونَبِهَ ۚٓاُأوْ ٰلَِئ‬ٞ ‫َولَهُمۡ َءا َذ‬
َ ‫ك َكٱَأۡل ۡن ٰ َع ِم بَ ۡلهُمۡ َأ‬
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

22
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Ada prinsip-prinsip yang perlu dipahami oleh manusia dalam
menjalankan fungsinya sebagai khalifah. Khilafah adalah perwakilan,
demikian itu karena manusia mendapatkan kepercayaan dari Allah
untuk mewakili kekuasaan-Nya di bumi ini. Sebagai khalifah manusia
harus memperhatikan beberapa prinsip berikut :
a) Tidak memiliki kekuasaan hakiki
Pada hakikatnya kepemilikan dan kekuasaan itu bukan milik
manusia karena pemilik dan penguasa yang hakiki adalah Allah,
pencipta alam semesta. Di tangan Allah-lah segala kerajaan
langit dan bumi. Manusia hanya mendapatkan amanah dalam
mengelolanya.
b) Bertindak sesuai kehendak yang mewakilkan
Karena manusia bukan pemilik dan penguasa yang hakiki maka
ia bertindak hanya sesuai dengan kehendak pihak yang
mewakilkan kepadanya yaitu Allah SWT.
c) Tidak melampaui batas
Tindakan wakil yang menyimpang dan melampaui batas-batas
yang dikehendaki pihak yang mewakilkan adalah mengkhianati
amanat kekhalifahan yang diberikan. Pengkhianatan tersebut
adalah merupakan yang malampaui batas dan manusia telah
mencampakkan dirinya dalam kehinaan. Bahkan Al-Qur’an
menyamakan mereka dengan makhluk-makhluk Allah yang lebih
rendah darinya. Misalnya diibaratkan seperti batu (QS. Al-
Baqarah : 74), keledai (QS. Al-Jumu’ah : 5), kera (QS. Al-
Maidah : 60)
Adapun misi kekhalifahan yang diberikan kepada manusia adalah
secara garis besar dibagi dalam tiga perihal berikut :
a) Pemakmuran bumi

23
Pemakmuran itu bisa berupa pembangunan materi yang seiring
dengan pembangunan ruhani secara proporsional. Dengan arahan
dan syariat yang lurus, pembangunan tersebut dimaksudkan
untuk mencapai peradaban yang bermoral dan moralitas yang
berperadaban.
b) Pemeliharaan
Keseimbangan alam dan ekosistem yang Allah ciptakan bukan
dia-sia. Karena itu khalifah juga berfungsi untuk menjaga dan
memelihara keseimbangan itu secara materi dan ruhani.
Kesadaran untuk memelihara keseimbangan ini dilakukan
dengan pendekatan targhibdantarhib. Targhib berupa pahala dan
balasan yang diberikan kepada yang taat. Dan tarhibberupa
ancaman dan hukuman yang diberlakukan bagi yang melanggar.
c) Perlindungan
Khilafah berfungsi untuk melindungi lima pokok kehidupan yang
semuanya adalah hak-hak asasi manusia yaitu : agama (aqidah),
jiwa, akal, harta dan keturunan (kehormatan). Tugas ini sangat
berat dan hanya dapat dilaksanakan apabila khalifah memiliki
kewibawaan untuk melakukan amar makruf dan nah mungkar.
Makruf adalah hal yang secara umum dipandang, diterima dan
diakui sebagai kebaikan. Karena ia merupakan kepentingan
umum maka harus diperintahkan dengan bahasa instruksi dan
apabila dilanggar konsekuensinya dikenai sanksi hukum. Munkar
adalah hal yang secara umum dianggap buruk dan ditolak.
Karena itu ia harus dicegah dengan bahasa larangan dan apabila
dilanggar konsekuensinya dikenai sanksi hukum. Dengan
demikian khilafiah dapat menunjukkan kebenaran sebagai
kebenaran dan menegakkannya di tengah kehidupan. Ia juga
dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa kebatilan adalah
kebatilan dan menumbangkannya bersama mereka.

2.4 Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Quran

24
A. Pengertian Sukses
Sukses menurut bahasa adalah beruntung. Sedangkan menurut
Andrea Molloy, sukses adalah merombak keyakinan-keyakinan negatif
kemudian menyelaraskan sikap baru ada dengan visi kesuksesan. dengan
ini yang dikatakan sukses maka hanya segelintir orang saja di dunia yang
akan meraih kesuksesan, dan jika kesuksesan dilihat dari segi karir,
maka hanya orang-orang yang bisa memenangkan sebuah pemilihan
presiden, mentri dan lain sebagainya yang telah memperoleh kesuksesan.
Makna sukses jauh lebih besar dari tinjauan yang telah diuraikan di atas
oleh penulis. Setelah dipelajari tentang kesuksesan bukan hanya diukur
dengan harta, jabatan dan kekuasaan saja. Akan tetapi jika kita merubah
pola pikir kita tentang pengertian sukses maka kita bisa berfikir bahwa
sukses adalah seseorang yang berhasil jika orang tersebut telah
memberikan manfaat kepada orang lain atau kehadirannya sangat
dibutuhkan terhadap lingkungan sekitar, sedangkan sukses menurut
Allah adalah sukses dalam menyeimbangkan antara urusan dunia dan
urusan di akhirat.
Sukses adalah akibat dari runtutan hal-hal yang ada di dalam sebuah
bagan yaitu: sukses, effective, habbits dan action. Dari mulai action
positif, kemudian menjadi kebiasaan dan kebiasaan itu terus-menerus
akan menjadikan kita manusia yang efektif dan sukses akan segera
datang sesuai dengan yang kita inginkan.
B. Istilah-istilah Sukses
1. Sukses dunia
Sukses dunia merupakan kesuksesan yang bersifat sementara
bisa dilihat atau hanya bersifat materi; misalnya harta kekayaan,
kedudukan, jabatan, kekuasaan, pekerjaan yang baik, keluarga yang
baik serta pendidikan yang baik. Seperti kekayaan yang dititipkan
kepada qarun selama hidup di dunia, dia dianugrahi harta yang
melimpah tetapi dia tidak pernah mensyukuri dan bahkam dia
bersifat buruk, dia memiliki sifat sombong, kikir dan takabbur.
Sehingga Allah menghukunya dengan ditenggelamkan harta qarun

25
kedalam tanah. Sukses dunia merupakan kessuksesan dan
kebahagiaan yang hanya dapat dinikmati di dunia saja, tidak dengan
ketenangan hati serta ridha Allah.
2. Sukses akhirat
Kesuksesan akhirat yaitu segalamacam bentuk kenikmatan
yang diterima oleh manusia di akhirat, yang dikarenakan perbuatan
baiknnya selama hidup di dunia. Sehingga selama hidup di dunia,
hidupnya diridhai oleh Allah SWT. Dalam artian hidup di dunia
belum tentu merasakan kesenangan atau menikmati harta yang
melimpah. Misal seseorang yang memang meyakini bahwa rezeki
mereka telah diatur oleh Allah, dan ia hanya berusaha yang terbaik
akan tetapi Allah yang menentukannya.
3. Sukses dunia akhirat
Sukses dunia akhirat merupakan suatu kebahagiaan yang
dicapai oleh seseorang yang mana dikehidupan dunia, hidupnya
diridhoi oleh Allah dan di akhirat ditempatkan di surganya Allah.
Seperti suksesnya rosulullah yang kehidupan di dunia, bliau dicintai
oleh Allah dan di akhirat ditempatkan di surga-Nya Allah yaitu surga
firdaus, surga yang diciptakan oleh Allah dari emas. Calon
penghuninya diterjemahkan dalam surat 23/Al-Mukminun ayat 1-11,
adalah orang-orang yang amanat dan menepati janjinya, orang-orang
yang berpaling dari pekerjaan sia-sia, dan orang-orang yang meminta
undangannya, kecuali kepada istri-istri mereka.
C. Konsep Sukses dalam Perspektif Al-Qur’an Surat Al-Ashr Menurut Para
Ulama Tafsir
1. Konsep Sukses Menurut M. Quraish Shihab
Dalam tafsirnya M. Quraish Shihab, berpendapat yang paling
tepat adalah waktu secara umum, karena telah menjadi kebiasaan
orang arab ketika berbincang-bincang ia membicarakan tentang
waktu. Mereka mempersoalkan tentang waktu (waktu sial dan waktu
manjur), dengan adanya surah ini Allah bersumpah bahwa tidak ada
waktu baik maupun waktu sial, karena semua waktu adalah sama

26
saja. Sesuatu yang mepengaruhi baik buruknya waktu adalah usaha
yang dilakukannya. Waktu merupakan modal utama bagi manusia.
maka dari itu hargailah waktu sebaik mungkin, karena jika tidak
menghargai waktu sebaik mungkin, maka waktu tidak akan kembali
dan waktu tidak mau menunggu, waktu akan terus berjalan tanpa
henti.
Maka dari itu selagi ada waktu maka gunakanlah sebaik mungkin,
karena ketika waktu hilang ketika itu jangankan keuntungan yang
didapat, modalpun takkan kembali. sehingga bagi orang-orang yang
tidak beramal shaleh maka mereka termasuk orang-orang yang
merugi. Konsep sukses menurut M. Quraish Shihab yaitu:
a) Menghargai waktu atau menggunakan waktu sebaik mungkin
maka waktu akan membawamu kepada kesuksesan yang
sesungguhnya.
b) Beriman, yaitu mengetahui tentang kebenaran karena jika tidak
didasari dengan iman maka niat didalam melaksanakan kebaikan
tidak didasari oleh Allah, lebih didasari oleh hawanafsu dunia
saja.
c) Amal Shaleh, karena jika hanya iman tapi tidak didasari oleh
amal shaleh masih tetap merugi
d) Sabar, ini merupakan suatu kebutuhan yang paling dibutuhkan
oleh manusia, karena tanpa ini manusia akan tetap mengalami
kerugian.
e) Nasihat-menasihati, empat hal tersebut tidak akan mendapatkan
keberuntungan jika tidak nasihat – menasihati orang disekitar.
Demikian yang terkandung dalam surah Al-Ashr ini. memberi
sebuah petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Sengguh benar
pendapat Imam Syafi‟I: “kalaulah manusia memikirkan
kandungan surah ini, maka sesungguhnya cukuplah ia menjadi
petunjuk bagi kehidupannya”.

2. Konsep Sukses Menurut Sayyid Quthub

27
Konsep sukses yang terdapat dalam tafsir Sayyid Quthub yaitu; yang
beriman yang selalu melakukan ibadah dan beramal saleh
(kebaikan), bukan hanya dengan kesalehan pribadi saja misalnya,
shalat, sabar, dan keteguhan hati. Akan tetapi juga tentang kesalehan
sosialnya pula, seperti bersedeqah, atau memberikan sebagia
hartanya (rizki) baik dalam ke adaan lapang atau keadaan sempit
sekalipun.
Islam merupakan agama yang mengajarkan keseimbangan antara
kehidupan di dunia dan di akhirat. Bukan hanya di akhirat saja yang
diutamakan atau di dunia yang harus di jalani saja. Selama hidup di
dunia manusia harus bekerja dan berusaha lalu Allah lah yang
menentukan hasilnya, sehingga ia dapat mencukupi kebutihannya.
Serta harus menyertakan rasa syukur maka ini merupakan sebuah
kunci dari kesuksesan orang-orang yang beriaman dan beramal saleh.
3. Konsep Sukses Menurut Imam Jalaluddin As-Suyuthi
Allah memulai surah ini dengan sumpah, dimana setiap kali
Allah bersumpah selalu menyebut salah satu mahluknya, hal ini
dikarenakan tidak ada selain dia, kecuali maklhuk-Nya. Konsep
Sukses yang terkandung didalamnya yaitu:
a) Beriman dan beramal Shaleh
Beriman berarti meyakini bahwa manusia hidup di dunia ini
dikarenakan oleh kehendak Allah, sehingga manusia harus
tunduk kepadanya yang mencipta, pemberi rizki dan
memeliharanya sampai saat ditentukan.
b) Saling menasehati dalam kebenaran
Supaya tidak tergolong menjadi orang yang merugi yaitu adanya
kesediaan untuk menasihati dan menerima dan memberi nasehat
tentang kebenaran.
c) Saling menasehati tentang kesabaran
Salah satu syarat seseorang tidak merugi kata Allah yaitu adanya
kesediaan untuk menerima dan memberikan suatu nasehat
tentang kesabaran. Sabar merupakan suatu perkara yang mudah

28
diucapkan dan sulit untuk dilakukan. Bukanlah suatu hal yang
mudah untuk memiliki kesabaran, karena kesabaran butuh waktu
dan harus selalu melatih diri untuk membiasakannya dan
kesabaran itu membutuhkan sutu ke ikhlasan.

29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia
diciptakan Allah lebah baik dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Manusia memiliki beberapa potensi yang diberikan Allah yang tidak diberikan
kepada makhluk lain. Potensi tersebut harus bisa dipergunakan sebagaimana
yang dikehendaki oleh penciptanya yaitu Allah SWT. Pengetahuan perjalanan
hidup manusia yang diawali dari alam ruh sampai alam akhirat menjadikan
kita lebih mengetahui hakikat diri kita sebagai manusia yang diciptakan Allah
untuk menjadi hamba Allah. Dan dalam pengabdiannya itu manusia
merealisasikannya dengan beribadah kepada Allah dan menjalankan fungsi
yang lain sebagai khalifah di bumi ini.
Manusia dalam menjalani kehidupannya di bumi ini ada beberapa
kelompok/ golongan yang berpandangan tentang kehidupan itu sendiri. Yang
memandang hidup hanya sekali di dunia ini saja. Ada golongan yang
memandang ada kehidupan setelah kematian tetapi mengabaikan kehidupan
akhirat tersebut, karena tergiur dengan keindahan dunia sehingga hanya
mengejar kehidupan dunia yang sia-sia dan fana. Dan terakhir golongan yang
memandang hidup di dunia hanya persinggahan sementara, dan memanfaatkan
dunia untuk menyiapkan perbekalan menuju alam yang sebenarnya dan kekal
yaitu alam akhirat.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk
masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu
dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami
selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membanggun agar tercapai kesempurnaan untuk tugas kami diwaktu
yang akan datang.

30
DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi, I. (2016). Riyadhus Shalihin . Jakarta: Shahih.


Bukhori, I. (2016). Shahih Bukhori. Jakarta: Shahih.
Jasiman, L. (2009). Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah. Surakarta: Aulia Press.
Khasinah, S. (2013). HAKIKAT MANUSIA MENURUT PANDANGAN. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA , VOL. XIII, NO. 2, 296-317.
Mahir, A. D. (2017). Ensiklopedia Ahir Zaman. Jakarta: Ummul Quro.
Muhammadiyah, P. (2000). Pedoman Hidup Muhammadiyah. Jakarta: PP
Muhammadiyah.
Shihab. Dr. M. Quraish, M. (1996). Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.

31

Anda mungkin juga menyukai