Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya, segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan kami memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan diri kita dan kejahatan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang mendapat petunjuk Allah, maka tidak akan ada yang mampu menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak akan ada yang kuasa menunjukinya. Aku bersaksi bahwasannya tiada Tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga kesejahteraan dan keselamatan senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabat beliau. Misi pembuatan makalah ini untuk lebih memahami tujuan dan manfaat mempelajari Tafsir Tarbawi/Pendidikan dengan penjelasan-penjelasannya. Saya melakukan ini semata-mata adalah untuk mengharapkan ridla Rabbil Karim, dan dalam rangka mengamalkan sabda Nabi saw :

, , ,
Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya

Sehubungan dengan terbentuknya makalah ini maka kami berharap makalah ini akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap pengetahuan terutama mahasiswa baru. Kemudian penulis berterimakasih kepada pembimbing, dengan akhir kata apabila ada kesalahan maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis lebih teliti dalam pembuatan makalah berikutnya. Karena itulah saya memohon taufiq dan petunjuk kepada Allah swt, agar kiranya dihindarkan dari kesalahan dan kekeliruan. Sesungguhnya Dialah Ahlu taqwa dan Ahlu maghfirah, Walhamdulillahi Rabbil Alamin.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik, maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak pernah selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia (Rif'at Syauqi Nawawi, 1996 : 1). Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung. Timbul pertanyaaan siapakah manusia itu? Pertanyaan ini nampaknya amat sederhana, tetapi tidak mudah memperoleh jawaban yang tepat. Biasanya orang menjawab pertanyaan tersebut menurut latar belakangnya, jika seseorang yang menitik beratkan pada kemampuan manusia berpikir, memberi pengertian manusia adalah "animal rasional", "hayawan nathiq" "hewan berpikir". Orang yang menitik beratkan pada pembawaan kodrat manusia hidup bermasyarakat, memberi pengertian manusia adalah "zoom politicon", "homo socius", "makhluk sosial". Orang yang menitik beratkan pada adanya usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup, memberi pengertian manusia adalah "homo economicus", "makhluk ekonomi". Orang yang menitik beratkan pada keistimewaan manusia menggunakan simbul-simbul, memberi pengertian manusia adalah "animal symbolicum". Orang yang memandang manusia adalah makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru dari bahan-bahan alam untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya, memberi pengertian manusia adalah "homo faber", [Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 7] dan seterusnya.1 Al-Qur'an, mendudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah berupa jasmani dan rohani. Al-Qur'an memberi acuan konseptual yang sangat mapan dalam memberi pemenuhan kebutuhan jasmani dan ruhani agar manusia berkembang secara wajar dan baik. Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, untuk menjawab pertanyaan siapakan manusia itu?. Dari ayatayat Quran tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggungjawab. Allah SWT berfirman dalam surat al-Mu'minun ayat 115 :


Artinya : Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?

Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan [3]
1

Hujair AH. Sanaky, Konsep Manusia Berkualitas Menurut Al-Quran Dan Upaya Pendidikan, Jakarta, 1984

manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk berpribadi, sebagai makhluk yang hidup bersama-sama dengan orang lain, sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam dan sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh oleh Allah. Manusia sebagai makhluk berpribadi, mempunyai fungsi terhadap diri pribadinya. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam, berfungsi terhadap alam. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang menciptakan dan yang mengasuhnya. Selain itu manusia sebagai makhluk pribadi terdiri dari kesatuan tiga unsur yaitu : unsur perasaan, unsur akal, dan unsur jasmani [Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 7-8]. 2

BAB II PEMBAHASAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


2

Hujair AH. Sanaky, Konsep Manusia Berkualitas Menurut Al-Quran Dan Upaya Pendidikan, Jakarta, 1984

A. Q.S. AT-TAUBAH AYAT 71

B. TERJEMAH

71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S At-Taubah :71).
C. TAFSIR SECARA UMUM (PENJELASAN)

Di dalam tafsir Ath-Thabari Abu Jafar berkata, Allah SWT berfirman : yang dimaksud dengan kata-kata ini adalah orang yang membenarkan kepada Allah dan Rasul-Nya dan ayat-ayat kitab-Nya. Karena sifat atau watak mereka yaitu orang-orang mukmin sebagian mereka menolong kepada sebagian yang lain dan membantunya.3

artinya bahwasannya mereka memerintahkan kepada

manusia untuk beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan kepada apa-apa yang dibawanya dari Allah SWT.4

maksudnya adalah mencegah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. melaksanakan
sholat yang diwajibkan.5 yang diwajibkan pada

maksudnya memberikan zakat orang yang berhak. " "


6

maksudnya adalah maka mereka melaksanakan perintah karena perintah Allah dan Rasul-Nya dan mencegah dari sesuatu yang dicegah oleh Allah dan Rasul-Nya. Dicegah
, , ( " " ) , , , 2 : , 338: " " 5 , , ( " " ) 6 , , ( " " )
3 4

oleh Allah dan Rasul-Nya adalah perbuatan maksiat dan kejelekan yang telah dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. "

"

maksudnya

mereka adalah orang-orang yang mempunyai sifat ini ( sifat-sifat orang-orang mukmin yang melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya ), mereka akan di beri rahmat oleh Allah SWT. Maka mereka akan diselamatkan dari siksanya dan dimasukkan dalam surganya. Bukan kepada orang-orang munafik dan mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Yang mana orang-orang munafik itu mencegah dari perkara yang baik dan memerintahkan kepada yang mungkar, yang menggunakan tangan-tangan mereka untuk melaksanakan hak Allah dari harta mereka. "

"

maksudnya

sesungguhnya Allah mempunyai kemulyaan dalam menyiksanya dibanding orang yang menyiksa diantara makhluk-Nya. Karena maksiat dan kekafirannya tidak ada yang bisa mencegah atas siksaan Allah dan tidak ada orang yang bisa menolong untuk menyelamatkannya " " dalam menyiksa mereka dan di dalam semua tindakan tindakan Allah SWT.7

Dan dalam tafsir Ibnu Katsir maksud dari firman Allah :


Sama maksudnya pada firman Allah SWT dalam surat Al-Imron ayat 104 yang berbunyi :


Artinya :Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Dan Allah SWT berfirman

" "
maksudnya dalam perkara yang

maksudnya adalah mereka taat kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama makhlukNya.

" "

diperintahkan dan meninggalkan dari hal-hal yang dilarang.

"

, , (), ( ), " ", " "

" maksudnya Allah SWT mengasihani pada orang-orang yang memiliki sifat atau
karakter dengan sifat-sifat di atas.

" "

maksudnya

"Allah adalah dzat yang mulia, barangsiapa yang taat pada Allah maka dia
akan dimuliakan. Karena sesungguhnya kemuliaan itu milik Allah dan milik Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman,

" " bijaksana dalam membaginya bagi mereka

yang bersifat baik, dan menentukan orang-orang munafiq dengan sifat-sifat yang telah lalu. Maka sesungguhnya bagi mereka (orang mukmin laki-laki dan perempuan) ada hikmah dalam seluruh perkara yang dikerjakan oleh Allah SWT.8 D. KANDUNGAN PENDIDIKAN Ayat ini menerangkan orang-orang mukmin untuk mengikuti perintah Allah dan RasulNya, menjadi penolong kepada orang lain, mengerjakan yang baik dan mencegah perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang telah ditetapkan Allah SWT. Dan juga dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan agar selalu melaksanakan kewajibannya sebagai hamba untuk melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

: : , , () .
Terjemah hadits : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda, Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. (H.R. Bukhari dan Muslim) Maka nilai pendidikan pada Surat At-Taubah ayat 71 ini adalah : 1. Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
8

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (r.a) :9

71 : , ,
Muhyidin Yahya bin Syaraf Nawawi, Syarah Arbain An-Nawawi, Hadits no. 15

2. Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim. 3. Termasuk kesempurnaan iman adalah berbuat baik dan saling tolong menolong terhadap selainnya. 4. Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik. 5. Saling memberikan nasehat antar sesama muslim dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasehat yang baik. 6. Menyisihkan sebagian harta untuk orang-orang yang membutuhkan. 7. Saling bekerjasama untuk kemaslahatan hidup. 8. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati. 9. Tidak menyenangi permusuhan. 10. Bijaksana dan rendah hati. 11. Lemah lembut dan pemaaf. 12. Sabar, berkepribadian dan tidak merasa rendah diri. 13. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia. 14. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negative pergaulan.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan seterusnya. Demikian pula orang miskin tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang mempekerjakan dan mengupahnya. Kebutuhan untuk berkelompok ini merupakan naluri yang alamiah, sehingga kemudian muncullah ikatan-ikatan bahkan pada manusia purba sekalipun. Kita mengenal adanya

ikatan keluarga, ikatan kesukuan, dan pada manusia modern adanya ikatan profesi, ikatan negara, ikatan bangsa, hingga ikatan peradaban dan ikatan agama. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu memperbaiki hubungan dengan sesama saudara seiman adalah sangat penting. Persaudaraan sesama muslim dan saling tolong menolong adalah hal yang dapat memperkuat ikatan tali iman. Menunaikan zakat, mendirikan sholat. Juga tidak hanya kita sesama muslim, bahkan kepada orang lain yang tidak seiman dengan kita, juga harus saling bantu membantu dalam urusan perdagangan ataupun hal lain yang tidak bertentangan dengan hukum Allah SWT.

SARAN DAN KRITIK Dengan demikian tersusunya makalah ini sesuai dengan batas yang telah di tentukan, maka penulis mengucapkan alhamdullillah, akan tetapi tidak luput dari semua itu, penulis juga dalam menyusun makalah ini mempunyai dan memiliki kekurangan. Maka dari itu penulis perlu kritik dan saran dari semua pihak dimana pihak tersebut akan memacu penulis untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menyusun makalah ke depannya serta membangun yang akan meningkatkan motivasi penulis. Dengan akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Hujair AH. Sanaky, Konsep Manusia Berkualitas Menurut Al-Quran Dan Upaya Pendidikan, Jakarta, 1984

, ( " " ) , 2 : , 338: " " ,

" " )( , " " )( , , , 71 : , , 71 :


Muhyidin Yahya bin Syaraf Nawawi, Syarah Arbain An-Nawawi, Hadits no. 15

Anda mungkin juga menyukai