Anda di halaman 1dari 45

Bimbingan Konseling

Dasar –Dasar Bimbingan Konseling

Dosen Pembimbing :
Evi Zuhara,M.Pd.

Oleh:Fadhlon
Nim:180213059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN AR-RANIRY


DARUSALAM-BANDA ACEH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Program studi bimbingan konseling
2019
Penulis

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah BAB I


SWT karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. PENDAHULUAN……………………………………......

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam BAB II
mengikuti mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Selama KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING
penyusunan makalah ini, penuis mendapat bantuan dari berbagai A. Sejarah…………………………………………………
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin B. Tokoh…………………………………………………..
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
C. Pengertian……………………….……………………..
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
D. Tujuan/Manfaat……………………….……………….
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang
E. Fungsi……………………………………………….….
bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis butuhkan demi
F. Landasan………………………………………………
kesempurnaan penyusunan makalh ini. Penulis pun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh mahasiswa G.Prinsip…………………………………………….......

UIN AR-RANIRY Banda Aceh. H. Azas…………………………………………………...


BAB III
KOMPONEN BIMBINGAN KONSELING
Banda Aceh, September 2019 A. BK Pola 17 Plus………………………………………
B. BK Komprehensif………………………….…………..
BAB IV
KERJA SAMA DAN KETERLIBATAN PERSONIL BAB VII
SEKOLAH TERHADAP BK
PEMINATAN PESERTA DIDIK
A. Kedudukan BK di Sekolah………………………...
A. Pengertian………………………………………………
B. Kerja Sama Dengan Guru Mata Pelajaran……….…
B. Jenispeminatan…………………………………………
BAB V
C. ProsedurPeminatan……………………………….…….
ETIKA PELAYANAN KONSELING DI SEKOLAH
BAB VIII
A. Pengertian…………………………………………..
DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
B. Tujuan………………………………………………
A. Pengertian……………………………………………….
C. BK SebagaiProfesiProblematika………………….
B. Tujuan dan Fungsi………………………………………
BAB VI
C. ProsedurPelaksanaan DKB PesertaDidik……………...
FENOMENA/KONDISI BIMBINGAN KONSELING DI
BAB IX
SEKOLAH
PENUTUP
A. Permasalahan Yang SeringMuncul………………..
A. Kesimpulan……………………………………………..
B. PersepsiTerhadap Guru BK di Sekolah……………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….
C. UpayaMengatasiPermasalahan/Fenomena BK di
Sekolah…………………………………………...……
cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar
permasalahan yang biasanya beruntun.

BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik di
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
sekolah semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi
dalam keseluruhan system pendidikan khususnya di sekolah; guru
dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak
merupakan salah satu pendukung unsure pelaksana pendidikan yang
layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang
mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan
mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi
bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan
dalam diri mereka.
yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek
konseling di sekolah.
psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis
Peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi
pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu
pelajaran sekolah, materi bimbingan konseling pun perlu, karena pada
menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat
dasarnya setiap kehidupan pasti ada masalah. Memang sebagian
penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri
orang bias mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidaksedikit juga
bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
orang yang memerlukanbantuan orang lain untuk menyelesaikan
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau
masalah – masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan
masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan
memiliki masalah tanpa dibantu, bagaimana mungkin peserta
tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan
didik bias berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir mengenai
pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka 2. Sebagai Pengetahuan Dalam Bimbingan Dan Konseling
dari itu bimbingan dan konseling disekolah sangatlah diperlukan. 3. Dapat Mengetahui Latar Belakang Bimbingan Dan Konseling
4. Dapat Mengetahui Fungsi Bimbingan Konseling
B. RumusanMasalah BAB II
1. Apa Latar Belakang Bimbingan Dan Konseling PEMBAHASASAN
2. Apa Fungsi Bimbingan Dan Konseling
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Bimbingan Dan Konseling A. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
4. Apa Tujuan Bimbingan Dan Konseling 1. Sejarah Bimbingan danKonseling di Indonesia
Pelayanan bimbingan dan konseling dalam system pendidikan
5. Apa Visi Dan Misi Bimbingan Konseling Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum
6. Apa Bidang-Bidang Dari Bimbingan Dan Konseling 1984 semula disebut bimbingan dan penyuluhan (BP), kemudian
pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi bimbingan dan
C. TujuanPenulisan konseling sampai dengan sekarang.
1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Bimbingan Dan Konseling Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia diawali
2. UntukMengetahuiFungsiBimbinganKonseling dari masuknya bimbingan dan konseling dilingkungan sekolah
3. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling .pemikiran ini diawali sejak tahun 1960.hal ini merupakan salah
4. Untuk Mengetahui Tujuan, Fungsi, Visi Misi, Dan Bidang – satu hasil konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan(Fkip
Bidang Bimbingan Dan Konseling yang kemudian manjadi ikip) di malang tanggal 20-24 agustus
1960.
a. Perkembangan Bimbingan dan Konseling Sebelum
D. ManfaatPenulisan Kemerdekaan
1. Sebagai Bahan Ajar Dalam Mata Kuliah
Pada masa dulu merupakan masa penjajahan belanda dan a. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan
jepang, para siswa didik untuk mengabdi demi kepentingan nasional
penjajahan.Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan b. Lahir nya kurikulum SMA gaya baru 1964
dikerahkan.Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan c. Lahir nya kurikulum 1968
kemajuan bangsa Indonesia melalui pendidkan. Salah satunya e. Dekade 70-an
adalah taman siswa yang dipelopori K.H Dewantara yang Pembangunan pendidikan terutama di arah kan kepada
menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar a. Pemeratann kesempatan belajar
bagi pelaksanaan bimbingan. b. Mutu
b. Dekade 40-an c. Relevasi
Pada decade 40-an lebih banyak ditandai dengan perjuangan d. Evisiensi
berealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan f. Decade 80-an
c. Dekade 50-an Dalam decade 80 an, pembangunan telah memasuki Repelita
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang besar yaitu III, IV, dan V yang di tandai dengan menuju lempas landas. Beberapa
memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat kecPendrungan yang di rasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan
Indonesia. profesinalisasi layanan, legalitas formal, pemantapan organisasi,
d. Dekade 60-an pengembangan konsep-konsep bimbingan yang berorientasi
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan : Indonesia, dan sebagainya.1
g. Menyonsong era lepas landas

1
Wardati, M.Pd. & Mohammad Jauhar, S.Pd, 2011. Implementasi
Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta
Ciri kehidupan lepas landas di tandai dengan keberadaan dan pengajaran pada masa lalu belum di telaah, di analis dan di pahami
berkembang atas dasar kekuatan dan kemampuan sendiri, maka cirri secra ilmiah.2
manusia lepas landas adalah manusia yang mandiri secara utuh
dengan 3 kata kunci: mental,disiplin,dan intregasi nasioanal yang di 3. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI BARAT
harapkan terujud dalam kemampuannya menghadapi tekanan- Bimbingan di mualai pada abad 20 di amaerika dengan di
tekanan zaman baru yang berdasar kan peradaban komunikasi dirikannya suatu Vocational Bureau tahun 1908 oleh Frank
nformasi. Parsons, selanjutnya dikenal dengan nama the father of guidance,
menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan
2. SEJARAH BIMBINGAN KONSELING ISLAM agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan
Menurut pada pengertian bimbingan dan konseling, tergambar dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan dapat di
dalam pikiran kita bahwa pada dasarnya kegiatan bimbingan pergunakan secara cerdas dengan memilih pekerjaan yang terbaik
membimbing sebetulnya sudah ada atau di mulai semenjak jaman bagi dirinya.3
Nabi Adam, yakni ketika Nabi Adam memberikan arahan atau
bimbingan kepada kedua anaknya ; Qabil dan habil bagaimana
proesi penggunaan harta yang melimpah (perintah mengeluarkan B. TOKOH BIMBINGAN DAN KONSELING
zakat) agar mendapat berkah dari sang pencipta. Demikian pula hal 1.Eli Weaper
nya dalam berbagai jaman para nabi-nabi lainnya, hingga yunani pada tahun 1906 menerbitkan buku ‘Memilih Suatu Karir´dan
kuno, pertengahan dan modern dalam lingtas sejarah kehidupan membentuk komite guru pembimbing di setiap sekolah
manusia.Namun ,segala perilaku atau aktivitas manusia dalam menengah di New York. Komite tersebut bergerak untuk

2 3
Drs. Safwan Amin, M.Psi, 2010. Pengantar Bimbingan dan Wardati, M.Pd. & Mohammad Jauhar, S.Pd, 2011. Implementasi
Konseling. Banda Aceh Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta
membantu siswa dalammenemukan kemampuan-kemampuan dikenal sebagai ‘Father of The Guidance Movement in
dan belajar tentang bimbinganmenggunakan kemampuan- American Education’.
kemampuan tersebut dalam rangka menjadiseorang pekerja Dia mendirikan biro pekerjaan pada tahun 1908 diBoston
yang produktif. Massachussets, yang bertujuan membantu siswa dalam memilih
karir yang didasarkan atas proses seleksi secara alamiah dan
melatih guruuntuk memberikan pelayanan sebagai konselor.
Dialah yang mengemukakan istilah atau pengertian tentang
2. Jesse B. Davis vocational guidance.Dia pulayang mengusulkan agar masalah
seorang konselor sekolah di Detroit mulai memberikanlayanan vocational guidance dimasukkan dalamkurikulum sekolah.
konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA pada tahun
1898.Pada tahun 1907, dia diangkat menjadi kepala SMA di 4. E. G. Williamson
Grand Rapids,Michigan, dan memasukkan program bimbingan pada akhir tahun 1930 dan awal tahun 1940 menulis buku ‘How
di sekolah tersebut. Tujuan dari program bimbingan tersebut to Counsel Students: A manual of Techniques for Clinical
adalah untuk membantu siswaagar mampu : Counselors’. Model bimbingan sekolah yang dikembangkan
a. Mengembangkan karakternya yang baik sebagai asset oleh Williamson terkenal dengan nama trait and factor
bagisetiap siswa dalam rangka merencanakan, (directive) guidance. Dalam model ini, para konselor
mempersiapkan, dan memasukidunia kerja menggunakan informasi untuk membantusiswa dalam
b. Mencegah dirinya dari perilaku bermasalah memecahkan masalahnya, khususnya dalam bidang
c. Menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum pekerjaandan penyesuaian interpersonal.Peranan konselor
bersifat direktif denganmenekankan pada mengajar
3. Frank Person keterampilan dan membentuk sikap dan tingkah laku.
mengklasifikasikannya menjaditiga peran, yaitu: konseling,
5. Carl R. Rogers konsultasi, dan koordina.
mengembangkan teori konseling client-centered, yangtidak
terfokus kepada masalah, tetapi sangat mementingkan 6. Imam Magib
hubunganantara konselor dengan kliennya. Pendekatan atau Ia mengemukakan bahwa “Islamic Counseling Emphasizde
teori konseling Rogersini terangkum dalam dua bukunya, yaitu Spritual Solution, Based On Love and Fear Of Allah SWT and
Counseling and Psychotherapy (1942) dan Client-Centered Duty Ol Fulfil Our Reseponsibility As The Servants Of Allah
Therapy (1951).Selama tahun 1960, 1970, dan 1980-an, telah SWT On This Earth”
terjadi perkembangan dalam peran dan fungsi konselor sekolah 7. imam al-ghazali
berikut program-programnya. Perkembangan tersebut Beliau menguraikan dengan sangat memukau aneka penyakit
meliputi: jiawa dan metode penyembuhannya. Ada penyakit fisik dan ada
(a) Pengembangan, penerapan, dan evaluasi program penyakit psikis.
bimbingankomprehensif
(b) Pemberian layanan konseling secara langsung kepada para 8. Prof.Drs.H.Thohari Musnamar
siswa,orang tua, dan guru Dosen ikip yogyakarta, beliau telah melopori dalam
(c)Perencanaan pendidikan dan pekerjaan melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah, untuk
(d) Penempatansiswa pertama kalinya di SMA teladan yogyakarta.
(e) Layanan ‘referral’, rujukan dan
(f) Konsultasi dengan guru-guru, tenagaadministrasi, dan orang 9. Prof.Dr.Munandir
tua. Guru besar FTP IKIP Malang tahun 1991. Munandir adalah
Khusus menyangkut peran konselor di sekolah dasar,’Joint tokoh yang sangat berjasa dalam bidang pendidikan. Melaui
Committee on Elementary School Counselor´
perjuangan beliau DEPDIKNAS memasukkan bk dalam Sejak saat itu, rumusan demi rumusan tentang bimbingan itu
kurikulum sekolah. sendiri sebagai salah suatu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para
peminat dan ahlinya. Berbagai pengertian menurut para ahli
10. Prof.Dr.H.prayitno,MSc,Ed diantaranya sebagai berikut:
Guru besar dalam bidang bimbingan dan konseling sejak tahun 1. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu
1966 di IKIP (FKIP) Universitas Negeri Padang. Selanjutnya untuk dapat memilih’mempersiapkan diri, dan mengaku suatu
beliau mendirikan dan menjadi ketua Unit Pelayanan jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya
Bimbingan dan Konseling (UPBK) IKIP Padang (1986). itu. (Farnk Parson, dalam Jones, 1951)
2. Bimbingan membantu individu untuk memahami dan
C. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan,
1. Pengertian Bimbingan jabatan, dan pribadi mereka miliki atau dapat mereka kembangkan,
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana
oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Agar orang yang 4. terhadap sekolah dan terhadap kehidupan. (Dunsmoor &
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan Miller, dalam McDaniel, 1969)
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang 5. Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. (Bernard &
berlaku 4 Fullmer, 1996)

4
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed, Drs.Erman Amti. (2013). Dasar
– Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
6. Bimbingan membatu seorang agar menjadi berguna, tidak karir, melalui bebagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
sekedar mengikuti kegiatan yang berguna.(Tiedeman, dalam berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bernard & Fullmer, 1969)
7. Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali D. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
berbagai informasi tentang dirinya sendiri. (Chisklom, dalam 1. Memahami diri sendiri dan lingkungan
Mcdaniel, 1959. 2. Mengarahkan diri kepada yang positif dan dinamis
3. Mengambangkan potensi diri seoptimal mungkin
2. Pengertian konseling 4. Perwujudan diri(explorer(akutualisasi diri))
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan 5. Individual mampu mengambil keputusan dengan baik
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli ( konselor ) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah ( kien ) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien5

3. Pengertian bimbingan dan konseling E. FUNGSI – FUNGSI LAYANAN BIMBINGAN DAN


Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk KONSELING
peserta didik, baik secaraperorangan maupun kelompok, agar 1. Fungsi Pemahaman
mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang Yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan perencanaan (siswa/anak) agar memiliki pemahaman erhadap dirinya dan
lingkungannya 6

5 6
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed, Drs. Erman Amti. (2013), Dasar - Wardati, M.Pd, Mohammad Jauhar, S.Pd (2011),Implementasi
Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta : Rineka cipta. Bimbingan & Konseling Di Sekolah, Surabaya.
2. Fungsi preventif 6. Fungsi Fasilitasi
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk Yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
berupaya untuk mencegahnya. serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3. Fungsi pemeliharaan 7. Fungsi perbaikan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang Fungsi bk untuk membantu konseli memperbaiki kekeliruan
baik yang ada pada dii individu, baik hal itu merupakan dalam berpikir.
pembawaan maupun hasil–hasil pengembangan yang telah 8. Fungsi pengembangan
dicapai elama ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling, Yaitu fungsi BK yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi fungsi
fungsi pemeliharaan daan pengembangan dilaksanakan lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program7 lingkungan belajar yang produktif, yang memfasilitasi
4. Fungsi Kuratif kebutuhan konseli.
Yaitu membantu para peserta didik agar mereka dapat 9. Fungsi penyaluran
merencanakan masalah yang dihadapinya (pribadi, sosial, Yaitu fungsi BK dalam membantu konseli memilih kegiatan
belajar, atau karier). ekstrakulikuler, jurusan atau prodi, dan memantabkan
5. Fungsi Adaptasi penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
Yaitu fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan untuk bakat, keahlian, dan kepribadian lainnya.
menyesesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang 10. Fungsi penyesuaian
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

7
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed, Drs. Erman Amti (2013), Dasar –
Dasar Bimbingan & Konseling, jalarta : Rineka cipta.
Yaitu fungsi BK dalam membantu konseli agar dapat tentang landasan religious bagi layanan bimbingn konseling
menyesuaikan diri dari lingkungannya secara dinamis dan perlu ditekankan 3 hal pokok, yaitu:
konstruktif. a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Tuhan
F. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan
1. Landasan Filosifis manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
Pemikiran yang paling dalam, paling luas,paling tinggi dan agama
paling tuntas itu mengarah kepada pemahaman tentang hakikat c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkan
sesuatu. Sesuatu yang dipikirkan itu dikupas, diteliti, dikaji dan secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu
direnungkan segala seginya melalui proses pemikiran yang pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai
seluas-luasnya dan setajam-tajamnya sehingga diperoleh dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu
pemahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan perkembangan dan pemecahan masalah individu.
keadaan sesuatu itu.8
3. Landasan Psikologis
2. Landasan Religius Landasan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti
Pada bagian terdahulu telah dikemukakan beberapa unsur- memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang
unsur keagamaan tekait erat dalam hakikat, keberadaan, dan menjadi sasaran layanan atau( clien). Hal ini yang sangat penting
perikehidupan kemanusiaan. Dalam pembahasan lebih lanjut karena bidang garapan bimbingan dankonseling adalahtingkah
laku clien, yaitu tingkah laku clien yang perlu diubah

8
Prayitno dan Erman Amti, 1994.Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
ataudikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah- pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu
masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan bentuk kegiatan pendidikan, pendidkan sebagai inti proses
yang dikehendakinya. bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai
inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Landasan Sosial Budaya
Salah satu dari dimensi kemanusiaan adalah “dimensi G. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
kesosialan”. Sebagai makhluk social, manusia tidak pernah dapat Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoretik dan telaah
hidup seseorang diri.Di mana pun bila manusia hidup senantiasa lapangan yang digunakan sebagai pendoman pelaksaan sesuatu
membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna yang dimaksudkan .
menjamin baik keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. 1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
5. Landasan ilmiah dan teknologis Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-
Pelayanan bimbingan dan konseling merupaka kegiatan individu, baik secara perorangan maupun kelompok tanpa
professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa,agama dan
menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun status social ekonomi
pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara 2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
berkelanjutan Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan
6. Landasan Pedagogis kehidupan individu tidak selalu positif. Faktor-faktor yang
Setiap masyarakat, tanpa terkecuali, senantiasa pengaruhnya negative akan menimbulkan hambatan-
menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cara dan sarana hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan
untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Pada bagian ini kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan masalah-
pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan masalah tertentu pada diri individu.
konseling dari tiga sisi yaitu pendidikan sebagai upaya 3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling baik diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru
diselenggarakan secara incidental maupun pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan
terprogram.Incidental adalah pelayanan yang diberikan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya
kepada klien-klien secara langsung. benar-benar terjamin,
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan 2. Asas Kesukarelaan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling ( baik yang asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta
bersifat incidental maupun terprogram) dimulai dengan didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang
pemahaman tentang tujuan pelayanan. diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor)
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan
Pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh seperti itu.
dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah 3. Asas Keterbukaan
merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
memiliki kondisi dasar yang justru menuntut pelayanan ini sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-
pada kadar yang tinggi.9 pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya
H. ASAS BIMBINGAN KONSELING sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi
1. Asas Kerahasiaan (confidential) dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru
asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu

9
Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed, Drs. Erman Amti, 1994. Dasar
Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan. masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan
4. Asas Kegiatan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada
asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi saat sekarang.
sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam 7. Asas Kedinamisan
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
(konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju,
untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
kepadanya. dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
5. Asas Kemandirian waktu.
asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan 8. Asas Keterpaduan
konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan
Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya dilaksanakan sebaik-baiknya.
kemandirian peserta didik. 9. Asas Kenormatifan
6. Asas Kekinian asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik
dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten,
dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar
peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan sekolah.
mengamalkan norma-norma tersebut. 12. Asas Tut Wuri Handayani
10. Asas Keahlian asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien)
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. untuk maju.
Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud
baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus
asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien)
kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih
ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain.
2. Himpunan data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengmbangan peserta didik yang diselenggarakan
BAB III secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan
KOMPONEN BIMBINGAN KONSELING bersifat rahasia.
A. BK POLA 17 PLUS 3. Komprensi kasus yaitu, kegiatan membahas permasalahan
1. Pengertian peserta didik dalam pertemuan pertemuan khusus yang di hadiri
BK POLA 17 PLUS adalah program bimbingan dan konseling oleh pihak pihak yang dapat memberiakan data, kemudahan dan
bantuan kepada peserta didik. komitmen bagi terentasanya masalah peserta didik yang bersifat
2. Tujuan terbatas dan tertutup serta tatap berpegangan pada asas
- Memberikan arahan kerja kerahasiaan.
- Sebagai acuan dan elvaluasi kerja bagi guru BK atau konselor 4. Kunjungan rumah yaitu, kegiatan memperoleh data,
- Membantu peserta didik mengenal bakat, minat, dan kemudahan dan komitmen bagi terentasnya masalah peserta
kemampuannya didik melalui pertemuan dengan orang tua dana tau
- Memilih dan menyesuaikan diri dengan keluarganya.
kesempatan,pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai 5. Tampilan kepustakaan yaitu, layanan untuk memperkaya dan
dengan tuntutan kerja. memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami
3. POLA 17 PLUS klien atau peserta didik. Layanan ini memandirikan klien atau
a. 6 kegiatan pendukung peserta didik untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-
1. Aplikasi instrument yaitu kegiatan untuk mengumpulkan data bahan yang ada di pustaka sesuai dengan kebutuhan.
tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi 6. Alih tangan kasus yaitu, kegiatan untuk memindahkan
berbagai instrument baik tes maupun non-tes. penanganan masalah peserta didik kepihak lain sesuai keahlian
dan kewenangannya.
6. Layanan konseling perorangan: layanan yang diberikan oleh
guru BK kepada peserta didik secara individu atau perorangan
b. 10 Layanan untuk mengentaskan permasalahan pribadi dirinya sendiri.
1. Layanan orientasi : layanan ini biasanya diberikan kepada 7. Layanan bimbingan kelompok: layanan kepada sejumlah
peserta didik untuk memahami situasi, lingkungan, fasilitas, peserta didik untuk membahas dan menyelesaikan hal
peraturan, organisasi, kurikulum, dan peran bimbingan mengenai pemahaman bersama, kehidupan sosial dan belajar.
konseling dalam sekolah. 8. Layanan konseling kelompok: layanan yang diberikan kepada
2. Layanan informasi : layanan yang diberikan kepada peserta individu dalam kelompok yang memiliki masalah didalam
untuk memahami informasi mengenai diri sendiri, sosial, bakat organisasi atau kelompok tertentu.
minat dan tata tertib tertentu. 9. Layanan konsultan: layanan yang diberikan konselor untuk
3. Layanan pembelajaran :berkenaan dengan layanan dalam memberikan wawasan mengenai sekolah, menyelesaikan
proses pembelajaran seperti penguasaan materi belajar, masalah dalam kondisi atau masalah peserta didik.
kompetensi yang sesuai dengan kemampuannya untuk 10. Layanan mediasi: layanan yang diberikan untuk membantu
mengembangkan diri. perselisihan atau hubungan antar sesame peserta didik .
4. Layanan penempatan dan penyaluran: layanan ini diberikan
untuk penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan, c. 6 bidang pengembangan
ekstrakulikuler, bakat dan minat. 1. Social, yaitu bindang bimbingan membantu peserta didik
5. layananpenguasaankonten: layanan yang membantu peserta memahami diri, dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika
didik untuk memahami kompetensi yang berguna untuk pergaulan social yang dilandasi budi pekerti yang lihur dan
kehidupan disekolah, keluarga dan masyarakat. tanggung jawab social.
2. Pribadi yaitu diarahkan untuk menetapkan kepribadian dan dirancang oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk
mengmbangkan kemampuan individu dalam menangani mengembangkan dirinya seoptimal mingkin. Karena
masalah masalah dirinya serta memperhatikan keunikan perkembangan siswa bersifat fluktarif, maka untuk membantu
karakter pribadi serta ragam permasalahan yang dialami kondisi seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan konseling
individu. yang komperensif, bimbingan dan konseling konferensif
3. Belajar yaitu bidang bimbingan dalam hal menemukan cara merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang
belajar yang tepat, dalam mengatasi kesukaran-kesukaran melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff
mengenai belajar. administrasi, orang tua, dan masyarakat.
4. Karir yaitu untuk membantu individu dalam perancangan, Bimbingan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua
pengmbangan dan pemecahan masalah-masalah karir peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumanya wajib

5. Agama yaitubantuan yang diberikan kepada individu agar menerima layanan bimbungan dan konseling, sehingga persepsi

individu itu mandiri dengan menggunakan bebagai bahan bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang

interaksi, nasehat, dan gagasan dalam suasana asuhan dan bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan dan

berdasarkan norma-norma yang berlaku. konseling komprensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang

6. Keluarga yaitu mengetahui berbagai permasalahan yang menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan

terjadi pada sebuah kehidupan keluarga. dan tujuannya pengembangan potensi peserta didik. Melalui
bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik. Melalui

B. BK KOMPHERENSIF bimbingan dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan

1. Pengertian memahami dan dapat mengetahui kehidupan yang mencangkup

Bimbingan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau kehidupan akademik, karir, dan pribadi social. Fokus utama dalam

aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk membantu klien yang bimbingan dan konseling kompherensif adalah teraktualisasinya
potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal.
- Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
2. Tujuan memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi
- Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan dan menetapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai
karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainya.
- Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang - Adabtasi yaitu, membantu para pelaksana pendidikan
dimilikinya seoptimal mungkin. khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptssikan
- Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat
masyarakat serta lingkungan kerja. kemampuan, dan kebutuhan individu.
- Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, - Penyesuaian yaitu, bimbingan dalam membantu individu agar
penyesuain dengan lingkungn pendidikan manyarakat maupun dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konsttuktif
lingkungan kerja. terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma
3. Fungsi agama.
- Pemahaman yaitu, membantu peserta didik agar memiliki 4. Prinsip-prinsip
pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya. - Bimbingan diperuntukan bagi semua(guidance is for all
- Preventef yaitu, upaya konselor untuk senantiasa individuals)
mengantisipasi bebagai masalah yang mungkin terjadi dan - Bimbingan bersifat individualisme yaitu setiap individu bersifat
berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh peserta unik(berbeda satu sama lain)
didik. - Bimbingan menekankan hal yang positif
- Pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk - Bimbingan merupakan usaha bersama sekolah. Mereka sebagai
menciptakan lingkungan belajar yang konduktif, yang team work terlibat dalam proses bimbingan
memfalitasi perkembangan siswa. - Pengambilan keputusan merupakan hal yang sensual dalam
- Perbaikan yaitu, fungsi bimbingan yang bersifat kuratif bimbingan
- Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting(adegan) kemandirian) yang di perlukan dalam menjalani
kehidupan kehidupannya.penggunaan instrumen asesmen perkembangan
dan kegiatan tetap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan
5. Bidang bimbingan untuk mendukung implementasi komponen ini.asesmen
- Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk kebutuhan di perlukan untuk dijadikan landasan pengembangan
membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan pengalaman testruktur yang disebutkan.lanyanan ini bertujuan
masalah-masalah akademik. untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan
- Bimbingan social pribadi, yaitu merupakan bimbingan untuk yang normal,memiliki mental yang sehat ,dan memperoleh
membantu para individu dalam memecahkan masalah soasial keterampilan dasar hidupnya atau dengan kata lain membantu
pribadi. siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
- Bimbingan karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu perkembangannya.
dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah- b. layanan responsive
masalah karir layanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada
perserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang
6. Komponen program memerlukan pertolongan dengan segera,sebab jika tidak segara
a. Layanan dasar dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan tugas-tugas perkembangan.konseling individual,konseling
kepada seluruh perserta didik melalui kegiatan penyiapan krisis,konsultan dengan orang tua,guru, dan ahli tangan kepada
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan layanan responsif.
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas –tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi c. perencanaan individual
layanan ini diartikan proses bantuan kepada perserta didik 7. Strateri implementasi komponen program
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang a. Pelayanan dasar
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan - Bimbingan konseling
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta - Pelayanan orientasi
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di - Pelayanan informasi
lingkungan.pemahaman perserta didik secara mendalam - Bimbingan kelompok
dengan segala karakteristiknya,penafsiran hasil asesmen dan - Pelayanan pengumpulan data(aplikasi instrument)
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan b. Pelayanan responsive
potensi yang dimiliki perserta didik mampu memilih dan - Konseling individual kelompok
mengambil keputusan yang tepat di dalam pengembangan - Referral(rujukan atau alih tangan)
potensinya secara optimal khususnya perserta didik. - Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
d. dukungan sistem - Kolaborasi dengan orang tua
ketiga komponen di atas,merupakan pemberian layanan - Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah
bimbingan dan konseling kepada perserta didik secara langsung - Konsultasi
.sendangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan - Bimbingan teman sebaya
dan kegiatan manajemen ,tata kerja,infra struktur (misalnya - Konferensi kasus
teknologi informasi dan komunikasi)dan pengembangan - Kunjungan rumah
kemampuan propresional konselor secara berkelanjutan yang c. Perencanaan individual
secara memfasilitasi kelancaran perkembangan perserta didik. Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang
diperoleh, yaitu yang mengangkut pencapaian tugas-tugas
perkembangan atau aspek-aspek pribadi, social, belajar, dan
karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan
memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya
secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan
individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan
penepatan (perpindahan situasi dari sekolah kelapangan kerja, BAB IV
sekolah ke jenjang berikutnya, atau pindah ke sekolah lain) KERJA SAMA DAN KETERLIBATAN PERSONIL
untuk membantu peserta didik menepati posisi yang sesuai SEKOLAH BK
dengan bakat dan minatnya.
A. .KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH
Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan
formal, pada umumnya sekurang-kurangnya terdapat tiga ruang
lingkup kegiatan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
a. Bidang instruksional dan kurikulum
Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran
dan bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kepada peserta didik.
b. Bidang administrasi dan kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang kegiatan menyangkut masalah-
masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang
berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efesiensi.
c. Bidang pembinaan pribadi
Bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan a. Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang
pelayanan agar peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriah dipelajari dikaitakan langsung dengan tujuan pribadi siswa.
dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya, b. Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadinya
sehingga meraka dapat mencapai tujuan yang diharapkan. lebih peka terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan
mengganggu kelancaran kegiatan kelas
Sekolah atau lembaga pendidikan yang hanya menjalankan c. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau
program kegiatan instruksional atau (pengajaran) dan administrasi, kesulitan secara lebih nyata.
tanpa memperhatikan kegiatan bidang pembinaan pribadi peserta
didik, mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan B. KERJA SAMA DENGAN SEKOLAH
cakap, serta bercita-cita tinggi, tetapi mereka kurang mampu Secara operasional pelaksana utama layanan bimbingan dan
memahami potensi yang dimilikinya, dan kurang atau tidak konselor sekolah di bawah koordinasi seorang koordinator
mampu untuk mewujudkan dirinya dalam kehidupan bimbingan dan konseling. Penyelenggaraan melibatkan personel
masyarakat.10 sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan
d. Kerjasama Antara Personil Sekolah Dalam Pelayanan dan tanggung jawab. Personel dan tugasnya yaitu:
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah 1. Kepala Sekolah
Pelaksanan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran a. Mendukung kelancaran proses layanan bimbingan dan
tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan. Ada beberapa konseling
pendapat mengenai hal ini yaitu : b. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain
c. Menyiapkan surat pernyataan

10
Drs.Samsul Munir Amin,M.A, 2010. Bimbingan Dan Konseling islam.
Jakarta
d. Membuat surat tugas guru i. Mempertanggug jawabkan pelaksanaan bimbingan dan
e. Menetapkan koordinator guru konseling
f. Melakukan supervise pelaksanaan bimbingan dan konseling 4. Guru bimbingan dan konseling
g. Memberikan kemudahan terlaksananya program bimbingan a. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
dan konseling b. Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis evaluasi
h. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang c. Menganalisis hasil evaluasi
diperlukan d. Mengevaluasi proses hasil layanan bimbingandan konseling
i. Mengkoordinasi kegiatan pendidikan e. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan dan konseling
f. Melaksanakan layanan bidang bimbingan
2. Wakil kepala sekolah g. Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling
a. Melaksanakan bimbingan dan konseling h. Merencanakan program bimbingan dan konseling
b. Melaksanakan kebijakan pimpinan i. Memasyarakatkan bimbingan dan konseling
c. Mengkoordinasikan layanan bimbingan dan konseling 5. Guru mata pelajaran
3. Koordinator guru pembimbing a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
a. Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam: konseling
b. Kemasyarakatan pelayanan bimbingan dan konseling b. Melakukan kerja sama dengan guru
c. Menyusun program c. Mengalihtangankan siswa
d. Melaksanakan program d. Mengadakan upaya tindaklanjut layanan bimbingan
e. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling e. Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan
f. Menilai program bimbingan dan konseling
g. Mengadakan tindak lanjut f. Membantu mengumpulkan informasi
h. Membuat usulan kepada kepala sekolah g. Ikut dalam program layanan bimbingan
h. Berpartisipasi kegiatan pendukung seperti konferensi kasus Kerjasama yang dilakukan dengan profesi lain diantaranya:
i. Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan - BK bekerjasama dengan BNN
potensi - BK bekerjasama dengan psikolog
6. Wali kelas - BK bekerja sama dengan polisi
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan - BK bekerjasama dengan dokter
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi - BK bekerjasama dengan para normal
siswa Kerjasama dilakukan jika guru BK tidak mampu lagi
c. Memberikan informasi tentang siswa di kelas menangani masalah yang dihadapi siswa, dengan persyaratan
d. Menginformasikan kepada guru tentang siswa yang perlu disetujui oleh konseli
penanganan khusus
e. Ikut serta dalam konferensi kasus BAB V
7. Staf/tata usaha/administrasi ETIKA PELAYANAN KONSELING DI SEKOLAH
a. membantu guru dalam mengadministrasi kegiatan A. PENGERTIAN ETIKA PELAYANAN
bimbingan dan konseling di sekolah Elviza (2009) menyebutkan bahwa Etika Berasal dari bahasa
b. mempersiapkan kegiatan bimbingan dan konseling Yunani Ethos, Yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
c. menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan adat.Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
bimbingan dan konseling atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang
d. melengkapi dokumen tentang siswa. telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
8. BK bekerjasama dengan profesi lainnya Menurut Martin (1993), dalam Husna Elviza (2009) etika
Sebagai guru BK kita harus bekerja sama dengan personil didefinisikan sebagai “
lainnya karena guru BK bukanlah superhero yang bisa the discipline which can act as the performance index or
mengatasi segala masalah. reference for our control system”. Etika adalah refleksi dari apa
yang disebut dengan self control”, karena segala sesuatunya 1) Melindungi konselor yang menjadi anggota asosiasi dan
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok konseli sebagai penerima layanan.
sosial (profesi) itu sendiri. Di dalam konseling, kita 2) Mendukung misi Asosiasi Bimbingan dan Konseling
membutuhkan konsentrasi yang penuh.Jadi jika kita sedang Indonesia.
bosan dan memunyai banyak masalah, bagaimana kita 3) Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang memberikan
bisa berkonsentrasi secara penuh? Konseling adalah jenis panduan perilaku yang etis bagi konselor dalam memberikan
pelayanan yang sangat menguras energi.Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling.
pelaksanaan pelayanan ini tidaklah mudah.Kita harus 4) Kode etik membantu konselor dalam membangun kegiatan
berkonsentrasi dari awal sampai akhir konseling. Pikiran kita layanan yang profesional.
menganalisis apayang dikatakan oleh klien. Sebetulnya, apakah 5) Kode etik menjadi landasan dalam menghadapi dan
yang sedang dirasakan oleh klien?Apakah yang mengisi pikiran menyelesaikan keluhan serta permasalahan yang datang dari
dan hati klien? Jika kita tidak "fully attentive", konseling itu tidak anggota asosiasi
akan berlangsung dan itu berarti kita tidak bertanggung jawab.
Menurut saya, konseling biasanya harus didahului
"appointment" supaya saya bisa siap. Jika kita keliru dalam C. BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI
menghadapi seseorang, kita akan membuat dia sengsara. Artinya, Bimbingan dan Konseling dikatakan sebgai profesi dapat dilihat
itu tidak bertanggung jawab. 11 dari Undang-undang dan ciri-ciri profesi itu sendiri :
1. Menurut (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2) “pendidik
B. TUJUAN ETIKA PELAYANAN merupakan tenaga profesional” dan dikuatkan oleh UU No. 20

11
Tawil. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Diktat Unversitas
Muhammadiyah Magelang
Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 yang menyatakan bahwa 6. Bimbingan dan konseling menggunakan kerangka ilmu yang
“keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional jelasa dan sistematis, yakni dengan tahap-tahap konseling itu
dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar sendiri dalam pemberian layanan.
dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, 7. Untuk dapat menyelenggarakan bimbingan dan konseling, guru
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur” pembimbinga atau konselor harus melalui pendidikan dan
2. Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri profesi diatas maka pelatihan dalam jangka waktu yang lama, yakni pendidikan
Bimbingan dan Konseling juga dapat dikatakan sebagai profesi bimbingan dan konseling srata satu (S1) ditambah dengan
sebagai berikut : pendidikan profesi guru (PPG) dan atau pendidikan profesi
3. Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanannya konselor (PPK) selama 1 tahun.
kepada individu mempunyai kebermaknaan sosial yakni 8. Mempunyai lisensi dalam penyelenggaaraan layanan BK yakni
melalui komponen layanan responsif dapat membantu individu berupa Akta mengajar atau sertifikasi seorang konselor.
memecahkan masalah (pribadi, belajar, soial dan karir) yang 9. Mempunyai Kode Etik Profesi Konselor, sebagai pedoman
dihadapi dan memerlukan pemecahan segera. pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
4. Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling 10. Mempunyai komponen dasar keilmuan yakni ilmu
baik melalui format klasikal, kelompok dan perorangan, guru pendidikan, komponen subtansi profesi yakni proses
pembimbinga atau konselor menggunakan teknik-teknik spesifik pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu
seperti keterampilan dasar konseling melalui modus pelayanan konseling dan komponen praktik
5. Dalam penanganan masalah konseli, menggunakan teori-teori
yang berhubungan dengan pendekatan-pendekatan konseling
yang berbeda sesuai kondisi dan keadaan konseli.
profesi yakni penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi siswa di dalam proses
sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.12 belajar mereka.
Faktor-faktor masalah belajar anak :
a) Faktor Intern
 Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang
salah seperti kurangnya perhatian dan minat terhadap
pelajaran sekolah, malas dalam belajar.
 Kelemahan emosional, siswa/i sering merasa kurang aman,
tidak bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, benci dan
BAB VI antipati serta ketidakmatangan dalam emosinya.
FONEMENA/PROBLEMATIKA DI SEKOLAH b) Faktor Ekstern
A. PERMASALAHAN YANG SERING MUNCUL  .Faktor keluarga
Sering kali anak didik mengalami kesulitan dalam mengakses 1. Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai.
pelajaran yang dipelajarinya di kelas.Kesulitan-kesulitan tersebut Misalnya peralatan sekolah yang dibutuhakan oleh
secara tidak langsung menghambat perkembangan belajar Burhan
mereka.Akhirnya mereka tidak mampu mendapatkan hasil yang 2. Fasilitas belajar kurang memenuhi.
optimal dalam belajar. Berikut ini kami akanmenjelaskan beberapa 3. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan
anaknya.

12
Munandir.1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah .Jakarta :
Depdikbud
 Faktor sekolah dan masyarakan Petugas Bimbingan Konseling adalah kawan pengiring
1. Sifat kurikulum yang kurang fleksibel. penunjuk jalan, pembangun kekuatan, dan pembina tingkah laku -
2. Alat dan media yang di gunakan guru kurang memadai tingkah laku positif yang dikehendaki.
3. kurang memadai sehingga untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya masih kurang. C.UPAYA MENGATASI PROBELEMETIKA
4. Lingkungan masyarakat yang kurang kondusif. Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi
Siswa Bermasalah Penanggulangan siswa merupakan tanggung
B. PERSEPSI/ STREOTIPE TERHADAP GURU BK/ BK jawab bersama baik itu dari pihak orang tua, sekolah, maupun
DISEKOLAH masyarakat. Kerjasama antara unsur-unsur terkait sangat
Guru BK/ konselor dianggap sebagai polisi sekolah. Masih diperlukan sehingga diperoleh hasil yang optimal dengan cara
banyak anggapan bahwa konselor adalah sebagai polisi sekolah efektif dan efisien. Diantara usaha yang sangat penting dan dapat
yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib,disiplin,dan dilakukan oleh setiap orang tua, guru, atau pemimpin masyarakat
keamanan sekolah. Anggapan ini mengatakan “Barang siapa adalah dapat menciptakan ketentraman batin bagi remaja.
diantara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin sekolah Beberapa cara dalam mengatasi siswa bermasalah, meliputi :13
harus berurusan dengan konselor”. Dalam hubungan ini pengertian a. Pengenalan awal tentang kasus (dimulai sejak semula kasus itu
konselor sebagai mata-mata yang mengintip segenap gerak-gerak dihadapkan).
siswa agar dapat berkembang dengan pesat. b. Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang
terkandung di dalam kasus itu.

13
Suci Wuri Handayani.Upaya guru BK dalam mengatasi masalah
siswa.(Yogyakarta,2009)
c. Penjelajahan yang lebih lanjut tentang segala seluk-beluk kasus lingkungan pergaulannya.
tersebut dan akhirnya. b. Dalam lingkungan sekolah
d. Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau 1. Memberikan bimbingan.
memecahkan sumber pokok permasalahan itu. 2. Mengadakan hubungan baik dengan orang tua murid
dengansekolah sehingga ada saling pengertian.
Sedangkan menurut Bimo Walgito upaya-upaya dalam mengatasi 3. Memberikan motivasi belajar pada siswa.
permasalahan siswa, meliputi: 4. Mengadakan pengajaran ekstrakurikuler.
1. Upaya preventif 5. Memantau perkembangan anak.
Upaya preventif adalah tindakan untuk melakuka pencegahan c. Dalam lingkungan masyarakat
dimana sasarannya adalah mengembalikan sebab-sebab yang 1. Mengupayakan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
dapat menimbulkan permasalahan siswa yang tidak terlepas dari 2. Mendirikan pusat-pusat kegiatan remaja.
faktor lingkungan dimana ia tinggal. Yang dilakukan dalam usaha
preventif antara lain: 2.Upaya represif
Upaya represif adalah tindakan untuk menghalangi timbulnya
a. Dalam lingkungan keluarga peristiwa permasalahan siswa. Tindakan represif di sekolah
 Mengidentifikasi keperluan anak, kemudian diusahakan biasanya dilakukan dalam bentuk peringatan baik secara lisan
untuk memenuhinya sepanjang masih dalam tahap kewajaran. maupun tertulis. Zakiyah Darajat menjelaskan:
 Menciptakan suasana yang harmonis dalam keluarga. "Hendaknya pengusutan, penahanan, penuntutan, dan hukum yang
 Menanamkan kedisiplinan pada anak dengan jalan dilaksanakan dapat menjamin rasa kasih sayang, jangan
memberikan tugas-tugas tertentu. hendaknya mereka merasa dibenci atau diangaap jahat tetapi

 Mengadakan kontrol terhadap kegiatan anak serta anggaplah sebagai seorang yang baik yang sesat atau yang
terlanjur melakukan kesalahan oleh suatu hal atau sebab".
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa apabila sebab yang melatar belakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.
penindakan itu dapat membawa mereka kepada kesadaran hendaknya Dalam hal ini guru pembimbing bertugas membantu .
disadari dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

3.Upaya kuratif BAB IV


Upaya kuratif disebut juga upaya korektif, yaitu usaha untuk PEMINATAN PESERTA DIDIK
merubah permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan A. Pengertian Peserta Didik
pendidikan dan pengarahan kepada mereka (merubah keadaan yang Pandangan menurut ilmu psikolog tentang peserta didik adalah
salah kepada keadaan yang benar)Upaya kuratif menurut Kartini individu yang sedang berkembang baik jasmani maupun
Kartono adalah: rohani.Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, yaitu
a. Menghilangkan penyebab timbulnya permasalahan. terdapatnya perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan
b. Merubah lingkungan sehingga memungkinkan pertumbuhan fungsi, misal kaki, tangan sudah mulai berfungsi secara
jasmani dan rohani yang sehat. sempurna.Sedangkan perkembangan adalah perubahan aspek
c. Memindahkan siswa yang bermasalah ke sekolah yang lebih baik. psikis secara lebih jelas.Hakekat peserta didik menurut ilmu
d. Melatih disiplin, tertib, dan teratur sejak dini. filosofi adalah menuntut pemikiran secara dalam, luas, lengkap,
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang
pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di peserta didik.
sekolah, orang tua, masyarakat, dan Pemerintah. Dan pola tindakan Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peserta didik dalam
siswa bermasalah di sekolah adalah: seorang siswa yang melanggar pengertian yang lebih modern dapat dikatakan sebagai manusia
tata tertib dapat ditindak oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan. Sedangkan pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal
guru Bimbingan dan Konseling berperan dalam mengetahui sebab-
maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA.Pemilihan
pendidikan tertentu. peminatan dilakukan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain : keperguruan tinggi.
a.Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan Macam-macam peminatan peserta didik:
dasar dan menengah. a.peminatan di SD/MI perlu dikembangkan pada peserta didik
b.Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang SD/MI yang akan melanjutkan pendidikan ke MTS/SMp,mereka
pendidikan perguruan tinggi. dibantu unyuk memperoleh informasi memlih SMP/MTS.
c.Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti b. peminatan di SMP/MTS perlu dibangun pada peserta didik
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) . SMP/MTS yang akan melanjutkan ke SMA/MA dan SMK.
d.Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik Mereka dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap
yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah maupun tentang jenis dan peyelenggaraan masing-masing SMA/MA dan
tingkat atas. SMK.
e.Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan c. peminatan di SMA/MA perlu dikembangkan pada peserta didik
siswa. SMA/MA untuk mengambil pilihan peminatan kelompok mata
f.Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non pelajaran.
formal, khususnya pesantren atau sekolah – sekolah yang d. peminatan pasca SMA/MA dan SMK perlu dikembangkan pada
berbasiskan agama islam. peserta didik di SMA/MA dan SMK yang akan melanjutkan studi
ke penguruan tinggi, mereka dibantu untuk memilih dan
B. Jenis Peminatan Peserta Didik menentukan minat salah satu fakultas dengan program studinya
1.Pengertian Peminatan yang ada di penguruan tinggi, sesuai dengan kemampuan umum
Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik peserta didik, serta
untuk memilih kelompok matapelajaran sesuai minat, bakat, dan pilihan dan pendalaman materi di SMA/MA dan SMK.
Dengan langkah ini kepada para peserta didik diberikan informasi
C.Prosedur Peminatan Peserta Didik selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan
Pelayanan peminatan peserta didik dimulai sejak sedini mungkin, peserta didik, yaitu informasi tentang :
yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa ia berkesempatan 1) Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti serta
memilih jenis sekolah dan mata pelajaran dan arah karir dan studi selamat dari sekolah atau program tersebur, dan selepas dari kelas
lanjut. Ketika itulah langkah-langkah pelayanan peminatan secara yang mereka duduki sekarang.
sistematik dimulai, mengikuti langkah yang disesuaikan dengan 2) Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran
tingkat dan arah peminatan yang ada. yang ada, baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti siswa,
Langkah pertama : pengumpulan data dan informasi terutama berkenaan dengan jalur peminatan dan pilihan mata
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang : pelajaran pendalaman lintas peminatan.
1) Data pribadi siswa : kemampuan mental dasar (intelegensi), 3) Sistem jalur peminatan, sistem SKS serta penyelenggaraan
bakat dan minat serta kecenderungan khusus pembelajarannya.
2) Kondisi keluarga dan lingkungan 4) Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu
3) Mata pelajaran wajib dan pilihan jalur peminatan yang ada dipahami atau yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang
4) Sistem pembelajaran, termasuk system Satuan Kredit sedang ditempuh sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan
Semester (SKS) vokasional.
5) Informasi pekerjaan/karir 5) Informasi tentang studi lanjut selama pendidikan yang sedang
6) Imformasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja ditempuh sekarang.
7) Data kegiatan dan hasil belajar Layanan informasi tentang berbagai hal diatas dapat dilakukan
8) Data khusus tentang pribadi peserta didik melalui layanan informasi klasikal. Layanan informasi ini dapat
Langkah kedua : layanan informasi/orientasi arah peminatan dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke
sekolah/madrasah atau lembaga kerja yang dapat memperkaya
arah peminatan peserta didik, dan layanan (misalnya layanan 1) Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang
bimbingan kelompok) yang memungkinkan peserta didik ber- sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang
BMB3 (berfikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung diinginkan, maka siswa yang bersangkutan dapat dianjurkan
jawab) berkenaan dengan arah peminatan akademik dan untuk mengambil pilihan itu di satuan pendidikan lain.
vokasional serta studi lanjut. 2) Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan
Langkah ketiga : identifikasi dan penetapan arah peminatan tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi dilakukan konseling perorangan dan layanan lain serta
pribadi peserta didik dengan syarat-syarat atau jalur kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta didik dan
peminatan yang ada dan mata pelajaran lintas peminatan pada orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan
satuan pendidikan, arah pengembangan karir, kondisi orang atau beasiswa.
tuan, dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka 3) Apabila pilihan tidak tepat, maka peserta didik yang
peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan, dan bersangkutan perlu menggantikan pilihan lain dan perlu
syarat-syarat pengambilan mata pelajaran dalam sistem SKS dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik
yang berlaku. Langkah ketiga ini dilaksanakan melalui kontak dan pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu diperlukan
langsung dengan guru BK atau konselor dengan peserta didik layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan
melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini pendukung yang relevan bagi siswa yang bersangkutan.
disertai pembahasan individu, diskusi kelompok dan kegiatan Langkah kelima : monitoring dan tindak lanjut
lain melalui strategi transformasi-BMB3atas berbagai aspek Guru BK atau konselor memonitor penampilan dan
pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil. kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam
Langkah keempat : penyesuaian menjalani program pendidikan yang diikutinya, melalui
Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya pendampingan oleh guru BK atau konselor dan guru mata
adalah sebagai berikut : pelajaran, khususnya berkenaan dengan peminatan yang telah
dipilih/ditetapkan. Perkembangan dan berbagai permasalahan tidak kesulitan belajar datang kepada anak didik, Namun, begitu
peserta didik dalam menjalani peminatannya itu perlu usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai srategi dan
diantisipasi dan meperoleh pelayanan BK secara pendekatan agar anak didik dapat di bantu keluar dari kesulitan
komprehensif dan tepat. belajar.sebab bila tidak, gagallah anak didik meraih prestasi belajar
yang memuaskan.
Adalah suatu pendapat dalam kenyataan cukup banyak anak didik
BAB VII yang memiliki inteligensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya
DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK rendah, jauh dari yang di harapkan.Tetapi juga tidak di sangkal
A. PENGERTIAN DKB bahwa inteligensi yang tinggi memberi peluang yang besar bagi
Setiap anak didik datang kesekolah tidak lain kecuali untuk anak didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi.
belajar dikelas agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-
dikemudian hari. Tidak mesti ketika di sekolah, di rumah pun macam yang dapat yang keliruan dengan mengatakan bahwa
harus ada waktu yang disediakan untuk kepentingan belajar, tiada kesulitan anak didik disebabkan rendahnya inteligensi.Karena
hari tanpa belajar adalah ungkapan.Yang tepat bagi anak didik. dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap anak 1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari - Ada yang berat
berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan.Namun, sayangnya - Ada yang sedang
ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh anak didik 2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari.
tertentu. Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam - Ada yang sebagian mata pelajaran.
belajar.Tetapi pada kasus tertentu, karena anak didik belum - Ada yang sifatnya sementara.
mampu mengatasi kesulitan belajarnya,maka bantuan guru atau 3. Dilihat dari sifat kesulitannya.
orang lain sangat diperlukan oleh anak didik. Tetapi di sadari atau - Ada yang sifatnya menetap
- Ada yang sifatnya sementara. b.Fungsi diagnosis
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya Menetukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, fungsi sangat
- Ada yang karena faktor inteligensi penting karena dari sinilah dapat diketahui siswa-siswa yang perlu
- Ada yang karena faktor non-inteligensi mendapatkan pertolongan dengan segera dan menentukan status
Akhirnya, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan atau lokasi kesulitan belajar setelah diketahui bahwa siswa itu
bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik diketahui.kesulitan belajar.
tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
hambatan,ataupun gangguan dalam belajar.
C. PROSEDUR PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN
B.TUJUAN DAN FUNGSI BELJAR PESERTA DIDIK
a. Tujuan diagnosis Beberapa langkah pokok/prosedur dan teknik pelaksanaan
1. Tujuan bagi siswa diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
- Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya 1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
- Siswa memperbaiki kesalahannya Beberapa langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
- Siswa dapat memilih cara atau metode untuk dapat mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan sebagai berikut:
memperbaiki kesalahannya a. Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu
- Siswa data memguasai pelajaran dengan baik kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar
- Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus dalam
2. Tujuan bagi guru bidang studi tertentu.
- Guru mengetahui kelemahannya dalam proses belajar b. Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain
mengajar dengan:
- Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut - Meneliti nilai ujian
- Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang Dalam lembaga pendidikan tertentu, untuk bidang studi
dibuatnya. dan oleh guru tertentu, telah mulai diadakan pencatatan berapa
- Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar waktu yang secara efektif digunakan oleh siswa dalam
- Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas memecahkan masalah soal atau mengerjakan tugas tertentu. Dalam
bimbingan. kontes kelas lazimnya waktu dialokasikan untuk bidang studi dan
- Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial tiap jam pelajaran tertentu(40-50 menit). Dalam konteks tugas
psikologis yang terdapat pada para siswa. individual ditetapkan berdasarkan perhitungan hari/minggu
Kesulitan belajar itu dapat kita deteksi dari observasi pada tertentu.Catatan ini amat berharga, sehingga dapat
saat proses kegiatan belajar. Agar observasi dapat mendeteksi menggambarkan siapa siswa yang selalu lebih cepat, selalu
kasus kesulitan belajar secara tepat, maka pada observasi ini terlambat dan siswa yang tepat waktu.Dengan membandingkan
dilakukan kegiatan pencatatan hal-hal sebagai berikut: durasi dan frekuensi siswa itu secara berkelompok maka kita
(a) Cepat lambatnya (berapa lama) menyelesaikan pekerjaan mudah mengetahui atau menemukan kasus-kasus yang diduga
(tugasnya); mengalami kesulitan belajar.
(b) ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa b. Penggunaan Catatan Kehadiran (Presensi) dan Ketidak
kali tidak hadir; alpa, sakit, izin); hadiran (Absensi)
(c) partisipasi dan konstribusinya dalam pemecahan masalah atau Frekuensi dari absensi inipun sangatlah berharga untuk menandai
mengerjakan tugas kelompok (bagan partisipasi); siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.Dengan membuat
(d) kemampuan kerjasama dan penyelesaian sosialnya (disenangi rangking mulai dari yang banyak angka ketidakhadirannya, kita
atau menyenangi orang lain secara sosiometris dapat diketahui) dengan mudah menemukan siapa yang bermasalah. Kemungkinan
dan sebagainya. akan tampak relevansi frekuensi ketidakhadiran ini dengan
a. Penggunaan Catatan waktu belajar Efektif prestasinya.
c. Penggunaan Catatan Partisipasi (Partisipasi Chat)
Dalam bidang tertentu ada yang sangat mengutamakan (2) pada kawasan tujuan belajar (aspek prilaku) yang manakah ada
keterampilan-keterampilan khusus seperti komunikasinya, kesulitan itu terjadi
interaksi sosialnya dalam menyumbangkan pikiran, menambahkan (3) pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu
dan lain-lain, ini merupakan catatan partisifasi amat berharga. terjadi
Dengan demikian kita dapat mengetahui siswa mana yang aktif di (4) dalam segi kesulitan belajar manakah kesulitan itu terjadi.
kelas, dan mana yag pasif. Untuk itu dilakukan analisis letak kesulitan belajar siswa dengan
d. Penggunaan Catatan dan Bagan Sosio metri cara sebagai berikut:
Dalam bidang tertentu juga kadang dibutuhkan kerjasama siswa
dalam kelompok. Dalam kerjasama ini dibutuhkan suatu kondisi a. Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Dapat
saling menerima, saling percaya, saling menyenangi di antara dilakukan dengan cara membandingkan angka nilai prestasi
sesama anggota. Dari ini kita dapat mengetahui mana siswa yang individu siswa untuk semua bidang studi.untuk membuat jelas hal
memilih dan dipilih dan mana yang tidak memilih dan dipilih, ini sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata
mana siswa yan disenangi dan mana yang kurang disenangi atau pelajaran/bidang studi lengkap dengan nilainya.
terisolasi.Dengan ini maka kita dapat menjadikan siswa yang b. Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahagian ruang
terisolasi ini sebagai siswa yang patut dijadikan kasus bimbingan lingkup bahan pelajaran dimanakah kesulitan terjadi. Dapat
penyesuaian sosial. dilakukan dengan menganalisis jawaban siswa terhadap soal-soal
2. Melokalisasikan Letaknya Kesulitan (Permasalahan) setiap mata pelajaran.Dari jawaban itu dapat diketahui pada
Setelah kita menemukan kelas atau individu siswa yang diduga bagiam mana siswa mendapat kesulitan.
mengalami kesulitan belajar, maka pesoalan selanjutnya yang c. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Analisis
perlu kita telaah, ialah yang dimaksud disini adalah analisis terhadap kemampuan
(1) dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar
terjadi berlangsung, kehadiran atau ketidakhadiran saat proses belajar
berlangsungsi untuk setiap mata pelajaran, penyesuaian diri remedial, dimana kalau siswa salah memilih satu alternatif
dengan temannya. jawaban (tombol mesin) maka secara otomatis akan memperoleh
Sebagai catatan umum, kedua langkah pokok 2.a. dan 2.b. di atas response (pemberitahuan) salah benarnya performance belajar
itu dalam pelaksaannya dapat ditempuh dengan beberapa strategi siswa; kalau jawaban itu benar dapat lanjutkan dengan program
pendekatan, antara lain berikutnya, tetapi kalau jawabannya salah atau keliru ia harus
1. Dalam konteks sistem instuksional yang konvensional, segera memperbaikinya;
Pelaksanaan pengumpulan informasi dalam rangka b. Begitu pula dalam sistem pengajaran modul (modular
mengidentifiksi kasus dan permasalahan ini dapat di tempuh dua intruksional syistem) dimana unit demi unit atau modul demi
cara: modul hanya dapat diteruskan dengan modul berikutnya setelah
-Diintegrasikan dengan kegiatan instruksional, khususnya dalam mendapat umpan balik (feedback) dari pekerjaan pada setiap
pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, dan sumatif, atau dengan modul itu telah tuntas (mastery) barulah dapat mulai dengan
design pre-post-test yang kesemuanya dapat dikaitkan dengan kelanjutannya, tetapi kalau ternyata terdapat beberapa kesalahan
tujuan-tujuandan fungsi-fungsi diagnsotik; atau program remedial sebagai koreksi terhadap program aslinya
- Dilakukan secara khusus sebelum diperkenalkan melanjutkannya, atau alternatif lain
2. Dalam kontek sistem yang inovatif, sebenarnya pekerjaan diberikan program pengayaan (enrichment program).
diagnostik ini sudah merupakan hal yang inheren dengan sistem 3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa
dan program instruksionalnya sendiri, misalnya : mengalami berbagai kesulitan
a. Dalam sistem pengajaran berprograma (programmed Pada garis besarnya sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal
instruction), khususnya yang menggunakan mesin belajar yaitu:
mengajar (teaching machine) atau sistem pengajaran berbantuan a. Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri
komputer ( CIA, computer assisted intruction, pada hakekatnya siswa itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh :
sepanjang proses belajar merupakan suatu rangkaian diagnotik
- Kelemahan mental faktor kecerdasan, intelegensia,atau - Situasi rumah yang kuran mendorong untuk melakukan
kecakapan / bakat: khusus tertentu yan dapat diketahui melalui test aktivitas belajar.
tertentu. Untuk mengenal kesemua faktor diatas dapat dipergunakan
- Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, kaena sakit berbagai cara dan alat, baik yang dapat dibuat oleh guru, maupun
dan sebagainya. yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia disekolah. Cara dan
- Gangguan, yang bersifat emosional alat itu antara lain:
- Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan - Test kecerdasan
pelajaran bahan pelajaran tertentu. - Test bakat khusus
- Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar pelajaran- - Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara
pelajaran tertentu. sederhana bisa dibuat guru.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang - Inventory
menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal - Wawancara dengan siswa yang bersangkutan.
antara lain meliputi: - Mengadakan observasi yang intensif baik dalam maupun di
- Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang luar kelas
siswa untuk aktif antisifatif (kurang kemungkinannya siswa belajar - Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang
secara aktif”student aktif learning”) tua atau teman-teman bila dipandang perlu.
- Sifat kurikulum yang kuran fleksibel. 4. Perkiraan kemungkinan bantuan
- Ketidak seragaman pola dan standar administrasi. Apabila kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami siswa,
- Beban belajar yang terlampau berat. jenis dan sifat kesulitan, latar belakangnya, faktor-faktor yang
- Metode mengajar yang kurang memadai. menyebabkannya, maka kita akan dapat memperkirakan beberapa
- Sering pindah sekolah. hal berikut:
- Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk guru, orang tua, pembimbing penyuluh dan ahli lain. Secara
mengatasi kesulitannya atau tidak. khusus kegiatan ini hanya dapat diberikan oleh guru mata kuliah
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang tahu persis tentang berbagai kesulitan yang bisa di alami
yang dialami siswa tertentu. siswa dalam mata pelajarannya.
c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat di berikan. Rencana ini harus berisi tentang:
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan. 1. Jadwal kegiatan pemberian bantuan.
e. Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan 2. Cara bantuan diberikan.
secara efektif. 3. Tempat.
f. Siapa sajakah yang harus dilibatsertakan dalam menolong 4. Petugas yang akan memberikan bantuan.
siswa tersebut. 5. Tindak lanjut bantuan.
5. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya 6. Tindak Lanjut
Pada langkah ini perlu menyusun suatu rencana atau Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan bantuan,
alternatif-alternatif rencana yang akan dilaksanakan untuk bimbingan, arahan atau pengajaran paling tepat dalam membantu
membantu peserta didik/siswa mengatasi masalah kesulitan siswa yang mengalami kesulitan belajar, cara ini dapat berupa :
belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi : a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran
a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan remidial pada mata pelajaran yang menjadi masalah bagi siswa
kesulitan yang dialami siswa tersebut. tertentu. Remidial dapat dilakukan oleh guru, atau pihak lain yang
b. Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang. dianggap dapat menciptakan suasana belajar siswa yang penuh
Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan motivasi.
dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang b. Membagi tugas dan peranan kepada orang-orang tertentu
berkepentingan kelak diperkirakan akan terlibat dalam pemberian dalam memberikan bantuan pada siswa.
bantuan kepada yang bersangkutan seperti penasehat akademik,
c. Senantiasa mencek dan ricek kemajuan terhadap siswa yang permasalahan.Bimbingan dan konseling ditunjukan untuk
bermasalah baik pamahaman mereka terhadap bantuan yang membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya
diberikan berupa bahan, maupun mencek bahan tepat guna sendiri umtuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya
program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi agar memperoleh kebahagian pribadi. Bimbingan dan konseling
dan improvisasi. di Indonesia bermula pada tahun 1960 dan mengalami
d. Mentransfer atau mengirim (roferral case) siswa yang menurut perkembangan pada decade 70-80an hingga akhirnya Indonesia
perkiraan tidak dapat ditangani oleh guru kepada orang atau memiliki organisasi bimbingan dan konselingpada 1975 dengan
lembaga lain (psikologi, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang
psikoligi dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan yang sejak tahun 2001 berubah nama menjadi Asosiasi
lebih tepat membantu siswa tersebut. Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Fungsi
bimbingan dan konseling antara lain: 1) fungsi pemahaman, 2)
fungsi pencegahan, 3) funngsi adptasi, 4) fungsi pemeliharaan
BAB VIII dan pengembangan, 5) fungsi kuratif, 6) fungsi fasilitas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu
atau kelompok yang bersifat individu untuk mengoptimalkan
sikap atau tingkah laku yang dilakukan oleh para ahli. Sedangkan
konseling adalah hubungan komunikasi yang dilakukan dari
konselor atau klien secara rahahsia yang dilakukan secara
bertatap muka untuk menyelesaikan suatu
Anonym (2012), pedoman penerimaan peserta didik baru
dan penjujuran SMA negeri 2 yogyakarta.
Mulyatiningsih, Rudi. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial,
Belajar, Dan Karir. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Munandir.1996. Program Bimbingan Karir di
Sekolah.Jakarta : Depdikbud
H Prof. Dr.. Prayitno,M.Sc.Ed, Drs.Erman Amti.(2013).
Dasar – Dasar Bimbingan&Konseling. Jakarta :RinekaCipta
Epdiknas.2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor
dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Formal.Jakarta :
Depdiknas.Mulyatiningsih, Rudi. 2004. Bimbingan Pribadi-
Prof. Dr. H.Prayitno, M.Sc.Ed, Drs.Erman Amti. (2013). Sosial, Belajar, Dan Karir. Jakarta: PT Gramedia
Dasar – Dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta : Rineka Widiasarana Indonesia.
Cipta
Koestoer partowisastro dan A.Hadisuparto.(1998) Diagnosis
dan Pemecahan kesulitan belajar:jilid 1. Jakarta: Erlangga
Djamarah,Syaiful Bahri,Psikologi Belajar,Jakarta:Rineka
Cipta,2008.
Budiamin, Amin, M. Pd. Drs. 2006. Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: UPI PRESS

Anda mungkin juga menyukai