Anda di halaman 1dari 17

DISKUSI KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Dalam Mata Kuliah Agama Sholahudin Hasan Al-Bandjari, S.Ag, M.Si

AYAT AL-QUR’AN MENGENAI


HAKEKAT PENCIPTAAN MANUSIA
&
PENJELASAN MENURUT PARA AHLI

Oleh :

Friska Kusuma Wardani (2011407815401007)

Nurul Muthemainna (2011407815401015)

Ralda Prima Lestari (2011407815401017)

Mata Kuliah Agama Semester I

Akademi Kebidanan Borneo Medistra

Balikpapan

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Hasil pendidikan yang bermutu adalah siswa yang sabar, siswa yang sehat, mandiri,
berbudaya, berakhlak mulia, berpengetahuan dan menguasai tekhnologi serta cinta tanah air.

Hakikat belajar adalah aktivitas perubahan tingkah laku pembelajar. Pembaharuan tingkah
laku akan tercapai melalui kerja keras dan usaha cerdas dari siapapun mereka yang terlibat dalam
proses belajar tersebut.
           Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat, izin dan petunjuk-
NYA kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi ini.
          Laporan hasil diskusi ini kami bertiga susun dan rangkum agar semua hasil dari diskusi yang
telah dilaksanakan dengan harapan dapat melaporkannya dengan terperinci secara maksimal.
          Kami menyadari laporan ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari bapak dosen yang membangun agar dikemudian hari kami dapat
menyajikan suatu laporan yang lebih sempurna.
          Akhir kata, selamat membaca dan mohon maaf atas segala kekurangan.

                                                                  

                                                                 

  Hormat kami,

                                                         

                                                                      Penyusun
AYAT AL-QUR’AN MENGENAI HAKEKAT PENCIPTAAN MANUSIA

& PENJELASAN MENURUT PARA AHLI

 Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi semesta alam. Sebagaimana
Rasulullah yang kepadanya diturunkan Al-Qur'an adalah rahmat bagi semesta alam.
Allah SWT berfirman: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiya': 107)
 
Al-Qur'an ini menjadi rahmat, umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi
manusia. Dalam berbagai ayatnya, Al-Qur'an banyak memperbincangkan tentang
manusia dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan dengannya.
Misalnya tentang penciptaan manusia, kejiwaan manusia, tujuan hidup manusia, dan
lain sebagainya.

Sebagai keutamaan dari kitab suci Al-Qur'an, kebenaran dari setiap kata dan
kalimat yang terdapat di dalamnya, dapat dibuktikan secara ilmiah. Para ilmuwan telah
banyak menemukan bukti-bukti ilmiah ini, sehingga dugaan orang-orang yang menuduh
Al-Qur'an dengan tidak benar dapat dibantah.

 Yang akan kami bicarakan berikut ini menyangkut salah satu aspek yang
berkaitan dengan manusia, yaitu masalah penciptaan manusia yang terdapat di
beberapa surah yang akan kami bahas dalam laporan ini :

1. Dalam Quran Surat Al-‘Alaq Ayat 2

‫ق‬ َ‫ق ٱِإْل ن ٰ َس َن ِم ْن َعل‬


ٍ(Referensi: َ َ‫َخل‬
https://tafsirweb.com/12868-quran-surat-al-alaq-ayat-2.html )

~ Latin: Khalaqal-insāna min 'alaq


~Terjemah : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

~Tafsir Quran Surat Al-‘Alaq Ayat 2 :


-> Menurut Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas
Qashim - Saudi Arabia tentang Surah Al-Alaq ayat 1-2.
“ Mulailah wahai Muhammad bacaan Al-Qur’anmu dengan menyebut nama Tuhanmu, atau
meminta pertolongan kepadaNya, yaitu Dzat yang Maha menciptakan segala sesuatu.
Penciptaan adalah nikmat yang paling awal. Dia menciptakan manusia dari segumpal
darah.“yaitu gumpalan darah yang memadat.

 Menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah tentang ayat 1-2. Allah memulai dalam surat ini dengan
memerintahkan Nabi-Nya Muhammad ‫ ﷺ‬untuk membaca Al Qur’an awal pertama
kali dengan meminta pertolongan dengan nama Allah yang telah menciptakan segala
sesuatu. Kemudian Allah menjelaskan dari sisi kekhususan yaitu Ia yang menciptakan
manusia (dan ia adalah makhluk termulia dari semua makhluk) yang diciptkan dari Al
Alaq. Dan Alaq adalah darah yang beku yang menempel di rahim, dan darah yang
beku ini hasil pertemuan mani yang keluar dari laki-laki dengan ovum yang keluar
dari perempuan, dan setelah berkumpul maka jadilah segumpal darah dari keduanya
secara bersamaan.

 Menurut An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi .


Kemudian Allah mengkhususkan manusia dan menyebutkan awal
penciptaannya, (yaitu) “dari segumpal darah,” karena itu Dzat yang menciptakan manusia
dan mengaturnya pasti mengaturnya dengan perintah dan larangan dengan diutusnya para
rasul dan diturunkannya kitab suci. Karena itu Allah menyebutkan penciptaan manusia
setelah memerintah untuk membaca.

 Menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir
abad 14 H

َ ‫ } َخلَ َق اِإْل ْن َس‬Dia ‫ ﷻ‬menciptakan manusia { ‫ } مِنْ َعلَ ٍق‬dari segumpal darah, dari
{ ‫ان‬
setetes mani yang menetap di rahim seorang selama 40 hari, kemudian mani itu
berubah menjadi segumpal darah yang menggantung di rahim ibu selama 40 hari,
kemudian berubah menjadi potongan daging, kemudian 40 hari selanjutnya dari
daging itu tumbuhlah anggota tubuh dan alat pendengaran dan penglihatan, dan
selesailah proses penciptaan janin dengan sempurna, kemudian ditiupkan ruh
kedalamnya, maka hiduplah janin itu setelah kematiannya, ditiupkan ruh dan
bergeraklah janin itu, inilah ayat-ayat Allah ‫ ﷻ‬yang menakjubkan .

 Menurut Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan,
anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

ٍ َ‫ق اِإْل ْن َسانَ ِم ْن َعل‬


‫ق‬ َ َ‫ " خَ ل‬Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. "
Allah Ta'ala mengkhususkan penciptaan manusia, sebagai pemuliaan untuk manusia,
ِ ْ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَرِّ َو ْالبَح‬
karena Allah Ta'ala berfirman: ‫ر‬
ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَى َكث‬
ِ ‫ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضي ًل‬ ِ ‫ " َو َرزَ ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."(Al-
Isra: 70).
Di sini terdapat dalil tentang penciptaan manusia َ‫ق اِإْل ْن َسان‬
َ َ‫" خَ ل‬Dia telah
menciptakan manusia" Maknanya: Mengawali penciptaannya, ‫ق‬ ٍ َ‫" ِم ْن َعل‬dari segumpal
darah" .
~ 'Alaq adalah isim jamak dari 'alaqoh, sama seperti ‫[ َش َجر‬Syajar] adalah isim jamak
dari ‫( َش َج َرة‬pohon). 'Alaq adalah gumpalan kecil merah dari darah, ini adalah awal
mula muncul kehidupan manusia, karena manusia adalah darah, andai saja darahnya
habis dia akan mati.
~ Allah 'Azza Wa Jalla menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia dari segumpal
darah, tetapi itu akan berkembang. Dalam ayat-ayat lainnya Allah menjelaskan bahwa
manusia diciptakan dari tanah, di ayat lainnya dijelaskan bahwa manusia dibuat dari
tanah liat, di ayat lainnya dijelaskan bahwa manusia terbuat dari tembikar.
~ Diayat lainnya dijelaskan tercipta dari air yang memancar, dan di ayat lainnya
tercipta dari air yang hina. Sedangkan dalam ayat ini dijelaskan tercipta dari
segumpal darah, apa ini semua bertentangan? Jawabannya: Tidak ada
pertentangan di dalamnya, dan tidak mingkin ada pertentangan di dalam
firman Allah Ta'ala, atau hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
sallam, tidak akan ada pertentangan selamanya,

ْ ‫" َولَوْ َكانَ ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر هَّللا ِ لَ َو َجدُوا فِي ِه‬Kalau kiranya Al
~ Allah Ta'ala berfirman: ‫اختِاَل فًا َكثِيرًا‬
Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak
di dalamnya"(An-Nisa: 82) Tetapi Allah subhaanahu wa Ta'ala, terkadang
menyebutkan permulaan penciptaan dari satu sisi, dan menyebutkan permulaan
penciptaan dari sisi lain.

~ Adapun penjelasan tentang penciptaan manusia dari tanah: karena manusia pertama
kali diciptakan dengan tanah, kemudian di campur air, maka berubah menjadi tanah
liat. Kemudian dibiarkan menjadi tanah kering, kemudian didiamkan secara lama,
jadilah tembikar, yang apabila anda pukul akan terdengan suara. Kemudian Allah
'Azza Wa Jalla menciptakan daging dan tulang, kemudian terbungkus dan seterusnya,
ini adalah penciptaan yang kaitannya dengan Adam.

~Penciptaan dari sisi lain, dari anak-anak adam, awal pemulaannya adalah dari
sperma, ia adalah air yang hina, ia juga adalah air yang memancar. Sperma tersebut
akan menetap di rahim selama 40 hari, kemudian berupah sedikit demi sedikit, dengan
sempurnanya 40 hari akan berkembang hingga menjadi segumpal darah, kamudian
mulailah ia berkembang dan memadat, sedikit demi sedikit, jika telah berlalu 80 hari
ia berubah menjadi segumpal daging yang ukurannya kira kira sebesar sesuatu yang
bisa dikunyah manusia, setelah itu pun akan berlalu 40 hari, jika dijumlahkan maka
menjadi 120 hari.

~Itulah 4 bulan sempurna, setelah empat bulan sempurna, Allah akan mengutus
malaikat yang ditugaskan mengurusi rahim-rahim ibu, lalu ditiupkan ruh ke
dalamnya, ruh masuk kedalam jasad dengan izin Allah 'Azza Wa Jalla. Ruh tidak
mungkin kita ketahui hakikatnya dan unsur kandungannya, sedangkan jasad asal
muasalnya dari tanah, kamudian rahim-rahim perempuan dari sperma, tetapi ruh kita
ِ ‫وح قُ ِل الرُّ و ُح ِم ْن َأ ْم‬
tidak tahu asal muasalnya dari apakah dia? ‫ر‬ ِ ُّ‫َويَ ْسَألُونَكَ ع َِن الر‬
‫" َربِّي َو َما ُأوتِيتُ ْم ِمنَ ْال ِع ْل ِم ِإاَّل قَلِياًل‬Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit"(Al-Isra: 85)

~Malaikat meniupkan ruh ke janin tersebut, maka ia mulai bergerak, karena


pertumpuhan pertamanya seperti pertumbuhan tumbuhan tanpa terasa, seteelah ruh
ditiupkan ia menjadi manusia yang bergerak, oleh karenanya, jika kandungan gugur
sebelum berumur 4 bulan, ia dikuburkan di tempat apapun, tanpa dimandikan,
dikafani dan dishalatkan, ia pun tidak akan dibangkitkan. Karena dia belum menjadi
manusia.

~ Sedangkan setelah 4 bulan, jika ia gugur, maka wajib dimandikan, dikafani,


disholatkan dan dikubur di pemakaman. Karena dia telah menjadi manusia, dan diberi
nama juga, karena dihari kiamat dia akan dipanggil dengan namanya, dan diakikahi. ~
~ Tetapi kaharusan mengakikahinya tidak sama seperti bayi yang lahir hingga tujuh
hari. Intinya, janin tersebut berkembang di rahim ibunya hingga menjadi manusia,
kemudian Allah Wa Jalla mengizinkannya, setelah berlalu biasanya 9 bulan lalu ia
keluar ke dunia ini.

~Pada kesempatan ini, kami menjelaskan bahwa manusia memiliki 4 tempat tinggal:
Pertama: Di perut ibunya
Kedua: Di dunia.
Ketiga: Di alam barzakh
Keempat: Di surga atau di neraka, dan inilah tempat terakhir.

~ Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar
abad 14 H

Oleh karena itu, yang telah menciptakan manusia dan memperhatikannya dengan
mengurusnya, tentu akan mengaturnya dengan perintah dan larangan, yaitu dengan
diutus-Nya rasul dan diturunkan-Nya kitab.

2. Al-Qur'an telah menegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus. Allah SWT
ۢ ٰ ٰٓ
َ ‫إ ِْذ َقا َل َرب‬
ٍ ِ‫ُّك ل ِْل َم َلِئ َك ِة ِإ ِّنى َخل ٌِق َب َشرً ا مِّن ط‬
‫ين‬
(Referensi: https://tafsirweb.com/8557-quran-surat-shad-ayat-71.html )

berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS Shaad: 71-72)

 Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan


Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) : 71-72

Katakanlah kepada mereka (wahai rasul), saat tuhanmu berfirman kepada


malaikat “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah basah. Kemudian
apabila Aku telah menyempurnakan jasad dan bentuk penciptaanNya dan meniupkan
arwah kepadanya, sehingga dia hidup maka sujudlah kepadanya,” sebagai
penghormatan dan penghargaan, bukan sujud pengagungan dan ibadah, karena ibadah
hanya untuk Allah semata. Dan Allah telah mengharamkan sujud demi menghormati
dalam syariat islam.

 Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia : 71-74.


Hai Muhammad, sampaikanlah kepada kaummu kisah penciptaan Adam, ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Aku akan menciptakan manusia dari tanah, jika
aku telah menyempurnakan penciptaannya, meniupkan ruh dari-Ku kepadanya, dan mulai
hidup; maka bersujudlah kalian kepadanya sebagai penghormatan baginya, bukan sujud
untuk menyembah.” Maka para malaikat bersujud seluruhnya kepadanya untuk mentaati
perintah Allah; kecuali iblis yang enggan bersujud karena kesombongan dan keangkuhannya,
dan pada ilmu Allah telah diketahui bahwa iblis termasuk orang-orang yang kafir.
3. Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:
َ ‫طفَ ٍة ثُ َّم َج َعلَ ُك ْم َأ ْز ٰ َوجًا ۚ َو َما تَحْ ِم ُل ِم ْن ُأنثَ ٰى َواَل ت‬
‫َض ُع ِإاَّل بِ ِع ْل ِمِۦه ۚ َو َما‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِمن ن‬
ٍ ‫َوٱهَّلل ُ خَ لَقَ ُكم ِّمن تُ َرا‬

َ ِ‫ب ۚ ِإ َّن ٰ َذل‬


‫ك َعلَى ٱهَّلل ِ يَ ِسي ٌر‬ ٍ َ‫يُ َع َّم ُر ِمن ُّم َع َّم ٍر َواَل يُنقَصُ ِم ْن ُع ُم ِر ِٓهۦ ِإاَّل فِى ِك ٰت‬
(Referensi: https://tafsirweb.com/7877-quran-surat-fatir-ayat-11.html )

~Terjemah Arti: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-
Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

~ Menurut Tafsir Quran Surat Fatir Ayat 11 11. Allah yang menciptakan bapak kalian
Adam dari tanah, kemudian Allah menciptakan kalian dari setetes air, kemudian Allah
menjadikan kalian laki-laki dan wanita yang berpasang-pasangan. Tidak ada ibu yang
mengandung dan melahirkan kecuali dalam ilmu Allah, tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi bagi-Nya. Umur seorang hamba tidak ditambah dan tidak dikurangi kecuali hal
itu tertulis di Lauḥul Maḥfuẓ. Sesungguhnya penciptaan Adam dari tanah dan penciptaan
kalian yang melalui beberapa fase serta penulisan umur kalian di Lauḥul Maḥfuẓ adalah
perkara yang mudah bagi Allah.

-> Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan


Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Allah menciptakan bapak kalian, Adam dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya
dari air yang hina, kemudian Dia menjadikan kalian laki-laki dan perempuan. Seorang wanita
tidak hamil dan tidak melahirkan kecuali dengan ilmuNya, seseorang tidak dipanjangkan
umurnya, dan seseorang tidak dipendekkan umurnya kecuali dalam Kitab di sisi Allah, yaitu
Lauhul Mahfuzh sebelum ibunya mengandungnya dan melahirkannya, dan Kitab tersebut
telah mencatat semua itu, Allah mengetahuinya sebelum menciptakannya, apa yang telah
ditulis dengannya tidak bertambah dan tidak berkurang. Sesungguhnya penciptaan kalian,
ilmu tentang keadaan kalian dan penulisannya di Lauhul Mahfuzh, semuanya adalah mudah
bagi Allah.

-> Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia : 11.

Allah menciptakan kalian dari tanah; darinya Adam diciptakan dan darinya diciptakan
makanan yang merupakan sumber kehidupan manusia. Kemudian Allah menciptakan kalian
dari air mani, dan menjadikan kalian berpasangan, ada laki-laki dan perempuan. Tidak ada
perempuan yang hamil dan melahirkan, melainkan dengan pengetahuan, perhatian, dan
pengaturan Allah. Dan tidak ada orang yang berumur panjang atau yang berumur pendek
melainkan telah Allah tetapkan dalam kitab yang mencantumkan ajal mereka. Semua itu
merupakan hal mudah bagi Allah.
 Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di
bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-
Qur'an Universitas Islam Madinah ; 11.

~ ‫( َوهللاُ خَ لَقَ ُكم ِّمن تُ َراب‬Dan Allah menciptakan kamu dari tanah) Yakni dalam cakupan
penciptaan bapak kalian Adam yang diciptakan dari tanah.

ْ ُّ‫(ثُ َّم ِمن ن‬kemudian dari air mani) Yang dikeluarkan dari tulang punggung bapak kalian.
~ ‫طفَ ٍة‬

~ ‫ (ۚ ثُ َّم َج َعلَ ُك ْم َأ ْز ٰوجًا‬kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan) Yakni Allah memasangkan
sebagian kalian dengan sebagian lainnya, laki-laki dan perempuan sepasang.

َ ‫ ( َو َما تَحْ ِم ُل ِم ْن ُأنثَ ٰى َواَل ت‬Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan
~ ‫َض ُع ِإاَّل بِ ِع ْل ِم ِه‬
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya) Sehingga tidak ada ilmu
rencana yang keluar dari pengetahuan Allah

~ ‫ ( َو َما يُ َع َّم ُر ِمن ُّم َع َّم ٍر َواَل يُنقَصُ ِم ْن ُع ُم ِر ِٓۦه‬Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang
yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya) Yakni tidak dipanjangkan umur
seseorang dan tidak pula mengurangi umur orang lain.

ٍ ‫ (ۚ ِإاَّل فِى ِك ٰت‬melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab) Yakni kitab Lauh Mahfuhz. Said
~‫ب‬
bin Jabir berkata: umur yang telah lewat merupakan pengurangan umurnya, dan umur yang
akan datang adalah umur yang dipanjangkan. Pendapat lain mengatakan, yakni Allah tidak
memperpanjang umur seseorang sampai masa tua dan tidak pula mengurangi umur orang lain
agar tidak mencapai masa tua kecuali telah tercantum dalam kitab, yakni telah ditetapkan
Allah. Penambahan dan pengurangan umur merupakan ketentuan dan takdir Allah, yang
dipengaruhi sebab-sebab yang mempengaruhi penambahan dan pengurangan umur. Hal yang
dapat menjadi sebab penambahan umur adalah silaturrahim; sedangkan sebab pengurangan
umur adalah banyak melakukan kemaksiatan kepada Allah.

~ ‫( ِإ َّن ٰذلِكَ َعلَى هللاِ يَ ِسي ٌر‬Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah) Tidak ada
yang sulit bagi-Nya, dan tidak ada yang tersembunyi dari-Nya baik itu sesuatu yang banyak
maupun sedikit, yang besar maupun yang kecil.

 Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman
Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah : 11.

Allah SWT menciptakan leluhur kalian, Adam dari tanah. Kemudian Kami
menciptakan kalian dari sperma (mani), lalu menjadikan kalian dua jenis, laki-laki
dan perempuan. Tidak ada perempuan yang mengandung dan melahirkan kecuali
sepengetahuan dan seizinNya. Dia juga tidak memanjangkan umur seseorang dan
mengurangi umur yang lain kecuali sudah ada di lauhil mahfudz sesuai (umur)
biasanya dan berlaku. Sesungguhnya orang yang umurnya panjang maka akan
dikatakan kepadanya “Dia mendapatkan umurnya” dan orang yang mati saat kecil
maka akan dikatakan kepadanya dibandingkan dengan yang lainnya “Umurnya belum
sempurna”, meskipun umur masing-masing dari keduanya itu dibatasi dan sudah
ditentukan, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Sesungguhnya membatasi umur itu
adalah perkara mudah bagi Allah, bukan perkara yang sulit.

 Menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah

Ketahuilah wahai manusia, bahwasanya Allah Dialah yang awal pertama kali
yang menciptakan bapak kalian Adam dari tanah, kemudian Allah jadikan
keturunannya berasal dari air yang suci, yaitu air yang keluar dari kemaluan laki-laki
yang masuk dalam rahim perempuan setelah jima’, kemudian Allah menciptakan dari
air ini manusia seluruhnya, baik laki-laki maupun perempuan. Ketahuilah bahwa
setiap perempuan tidaklah mengandung dan menyusui kecuali dengna izin Allah saja.
Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umurnya satupun dari makhluk sehingga tua renta,
dan tidak pula dikurangi dari umurnya dan mati ketika masih kecil atau masih muda
kecuali telah tertulis di Lauhil Mahfudz, Allah tidak menambah dan mengurangi atas
apa yang telah Allah tetapkan. Ketahuilah bahwa Allah menciptakan kalian dan
mengajarkan keadaan-keadaan kalian dan menulis seluruhnya, adalah mudah bagi
Allah.

 Menurut An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

~ Dengan menciptakan nenek moyangmu Adam ‘alaihis salam dari tanah. Yakni
keturunannya dari air mani. Dia senantiasa memindahkan keadaan kamu dari periode
yang satu kepada periode yang selanjutnya sampai kamu berpasang-pasangan laki-
laki dan perempuan dan menikah, lalu kamu mempunyai anak dan keturunan.
Menikah meskipun termasuk sebab untuk menghasilkan keturunan, namun tetap
terikat dengan qadha’ Allah dan qadar-Nya serta ilmu-Nya.

~Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. Demikian pula periode yang dilalui manusia juga dengan
sepengetahuan-Nya dan qadha’-Nya. Yakni dengan sepengetahuan-Nya, atau
maksudnya tidaklah berkurang umur seseorang yang hendak sampai kepada akhirnya
kalau bukan karena dia mengerjakan sebab-sebab berkurangnya umur seperti zina,
durhaka kepada kedua orang tua, memutuskan tali silaturrahim dan perbuatan lainnya
yang termasuk sebab pendeknya umur. Artinya, panjang dan pendeknya umur dengan
adanya sebab dan tanpa sebab itu, semuanya dengan sepengetahuan Allah dan hal itu
sudah dicatat dalam Lauh Mahfuzh.

~Oleh karena itu, Tuhan yang mengadakan manusia dan merubah dari satu keadaan
kepada keadaan yang lain sampai keadaan yang telah ditentukan baginya, tentu lebih
mampu mengadakannya kembali, bahkan yang demikian mudah bagi-Nya. Demikian
pula peliputan ilmu-Nya kepada semua bagian alam, baik alam bagian bawah maupun
alam bagian atas, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi dalam dada
maupun janin yang tersembunyi dalam perut, bertambahnya amal dan berkurangnya
dan dicatatnya semua itu dalam sebuah kitab, juga sama sebagai dalil bahwa Dia
mampu menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Dan lagi Dia juga yang
menghidupkan bumi setelah matinya.

 Menurut Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I

~ Dan di antara tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Allah menciptakan bapak


kamu, nabi adam, dari tanah kemudian menciptakan kamu dari air mani yang
bersumber dari saripati makanan yang juga berasal dari tanah, kemudian dia
menjadikan kamu berpasangan laki-laki dan pe-rempuan sebagai suami istri. (lihat
juga: an-najm/53: 45) tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan
melahirkan, melainkan de-ngan sepengetahuan-Nya.

~Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan ti-dak pula dikurangi umurnya,
melainkan sudah ditetapkan dalam kitab, yaitu lau' ma'f''. Sungguh, yang demikian itu
mudah bagi Allah karena dia mahakuasa dan maha mengetahui. 12. Allah mahakuasa,
maha pencipta. Di antara bukti kekuasaan Allah adalah penciptaan manusia. Untuk
memenuhi keperluan hidup manusia, Allah menciptakan lautan dengan beragam
sumber dayanya.

~ Dan tidak sama antara dua lautan; yang ini tawar, menyuburkan tanah,
menumbuhkan tanam-tanaman, sangat segar, dan sedap diminum, dan lautan yang
lain airnya asin lagi pahit karena sangat asin dan tentu tidak sedap untuk diminum.
Dan dari masing-masing lautan itu kamu dapat memakan daging yang segar dan
kamu dapat secara bersungguh-sungguh mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai,
yakni mutiara dan marjan (lihat juga: ar-ra'm'n/55: 22). Dan di sana kamu melihat
kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan agar
kamu bersyukur kepada-Nya atas limpahan rahmat tersebut.

4. Kemudian, dalam ayat Al-Qur'an, kita mendapatkan bahwa Allah SWT menegaskan
penciptaan manusia ini dengan menggunakan kata ‘Qad’ yang sebelumnya didahului
dengan ‘lam’ yang memiliki fungsi penegasan (lâm ta’kîd).
Allah SWT berfirman:
‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ٱِإْل ن ٰ َسنَ َونَ ْعلَ ُم َما تُ َوس ِْوسُ بِِۦه نَ ْف ُسهۥُ ۖ َونَحْ ُن َأ ْق َربُ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْٱل َو ِري ِد‬
(Referensi: https://tafsirweb.com/9822-quran-surat-qaf-ayat-16.html )

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya." (QS Qaaf: 16)

 Menurut Tafsir Quran

Surat Qaf Ayat 16 16. Dan Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui
apa yang dibisikkan oleh jiwanya berupa lintasan-lintasan dan pemikiran-pemikiran,
dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat yang berada di lehernya yang
tersambung dengan jantungnya.
 Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan
Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Sungguh Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang
dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada hablil warid, yaitu
urat lehernya yang bersambung dengan hati.

 Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia: 16-18.

Sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui rahasia yang
diucapkan pada dirinya sendiri, dan Kami -dengan ilmu Kami- lebih dekat kepadanya
daripada urat yang ada di lehernya yang terhubung dengan jantung. Ketika dua
malaikat mencatat perkataan dan perbuatan manusia; salah satunya berada di sebelah
kanannya untuk mencatat kebaikan, dan yang lain berada di sebelah kirinya untuk
mencatat keburukan. Tidaklah seseorang berbicara melainkan malaikat mengawasi
perkataan dan perbuatannya, malaikat itu selalu bersamanya.

 Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di


bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-
Qur'an Universitas Islam Madinah : 16.

ُ ‫( َونَ ْعلَ ُم َما تُ َوس ِْوسُ بِ ِهۦ نَ ْف‬Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
~ ُ‫س ۥه‬
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya) Yakni apa yang terbesit dalam hati dan
perasaannya

ِ ‫( َونَحْ ُن َأ ْق َربُ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْال َو‬dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya)
~. ‫ري ِد‬
Makna (‫ )الوريد‬yakni pembuluh darah yang menuju jantung. Yakni Kami lebih dekat
kepadanya daripada pembuluh darahnya sendiri, maka bagaimana akan tersembunyi dari
Kami apa yang ada dalam hatinya.

 Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman
Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah: 16.
Demi Allah, sungguh kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibicarangan oleh dirinya dengan sembunyi-sembunyi. Kami lebih dekat dengannya daripada
pembuluh darah yang ada di bagian depan leher yang di dalamnya darah mengalir dan
kembali ke jantung

 Menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah
Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan manusia dan
menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah mengetahui hal yang
membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam hati. Sungguh Allah Maha
Dekat daripada urat leher, yaitu urat yang mengalirkan darah yang terhubung kepada
jantung, maka tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.

 Menurut An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi


Allah memberitahukan bahwa Dia-lah semata yang menciptakan jenis manusia,
baik lelaki maupun perempuan, Dia yang mengetahui hal-ihwal manusia serta rahasia
mereka dan bisikan jiwa mereka, dan sesungguhnya Dia “lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya,” yang merupakan sesuatu yang terdekat pada manusia yaitu urat saraf yang
tersimpan dibalik urat lehernya. Hal ini menyeru manusia untuk selalu muraqabah
terhadap Pencipta yang mengetahui hati dan batinnya, yang lebih dekat kepadanya dalam
berbagai keadaannya sehingga manusia akan merasa malu ketika Allah melihatnya
melakukan yang dilarang atau tidak melaksanakan yang diperintahkan.

 Menurut Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir
abad 14 H :
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia sendiri yang
menciptakan manusia, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Dia mengetahui
keadaan mereka, apa yang mereka sembunyikan dan apa yang dibisikkan oleh hati
mereka, dan Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya dengan
ketinggian Dzat-Nya. Hal ini menghendaki manusia untuk selalu merasakan
pengawasan Allah yang mengetahui hati dan batin mereka, sehingga mereka merasa
malu jika berbuat maksiat karena senantiasa dilihat-Nya. Demikian pula hendaknya
mereka mengetahui bahwa para malaikat yang mencatat ada bersamanya di sebelah
kanan dan sebelah kirinya, sehingga mereka menghormatinya dan berhati-hati agar
tidak mengerjakan atau mengucapkan kata-kata yang tidak diridhai Allah Rabbul
‘aalamin yang kemudian akan dicatat.

 Menurut Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I :
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh
manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan
sungguh, kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama ibu bapak yang
dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan kami lebih
dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni Allah maha mengetahui keadaan
manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun. 17. Ingatlah ketika dua
malaikat mencatat perbuatan manusia, yang satu duduk di sebelah kanan, yaitu
malaikat yang mencatat kebaikan dan yang lain di sebelah kiri, yaitu malaikat
yang mencatat kejahatan.

5. Kita perhatikan apa yang dikatakan al-Quran tentang penciptaan manusia ini.
Allah SWT berfirman:
‫ك قَ ِديرًا‬ ِ ‫ق ِمنَ ْٱل َمٓا ِء بَ َشرًا فَ َج َعلَهۥُ نَ َسبًا َو‬
َ ُّ‫ص ْهرًا ۗ َو َكانَ َرب‬ َ َ‫َوهُ َو ٱلَّ ِذى خَ ل‬
"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air." (QS Al-Furqan: 54)
~Terjemah Arti: Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia
itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

 Menurut Tafsir Quran Surat Al-Furqan : Ayat 54 54.


Dan Dia pula yang menciptakan seorang manusia dari air mani laki-laki dan
perempuan, lalu Dia jadikan manusia itu memiliki hubungan kekerabatan dan
muṣāharah (pernikahan). Dan Tuhanmu -wahai Rasul- Mahakuasa, tidak dilemahkan
oleh sesuatupun, dan di antara kekuasaan-Nya adalah penciptaan manusia dari air
mani laki-laki dan perempuan.
-> Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah
pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil
Haram)

“Dan Dia-lah Yang menciptakan dari air mani lelaki dan perempuan anak-anak
keturunan, yang lelaki dan perempuan. Dari situ, lalu tumbuhlah hubungan kekerabatan
melalui nasab dan mushaharah (pernikahan).dan Tuhanmu Mahakuasa untuk menciptakan
segala sesuatu yang di kehendakiNya.”

-> Menurut Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia:54.

Dan Allah menciptakan Adam dari air yang dicampur dengan tanah, dan menciptakan
keturunannya dari air mani laki-laki dan air mani perempuan; dan menjadikan dalam
keturunan ini terdapat orangtua, anak, saudara, dan perbesanan dengan kerabat pasangan.
Tuhanmu memiliki kekuasaan yang besar untuk menciptakan makhluk sesuai dengan
kehendak-Nya.

-> Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di


bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah : 54.

~ ‫ق ِمنَ ْال َمآ ِء بَ َشرًا‬


َ َ‫( َوهُ َو الَّ ِذى َخل‬Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air) Allah
menciptakan manusia dari air mani.

~ ‫ ( َف َج َعلَهُۥ َن َسبًا َوصِ هْرً ا‬lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan perbesanan)

+ Makna (‫ )النسب‬adalah hubungan kelahiran dan hubungan-hubungan yang terbentuk darinya


seperti hubungan dengan ayah, ibu, kekek, anak, saudara, paman dan keturunannya.

+Adapun makna (‫ )الصهر‬adalah hubungan antara suami dan keluarga istrinya yang terbentuk
dari pernikahan serta hubungan antara istri dan keluarga suamunya, dan juga hubungan antara
keluarga suami dan keluarga istri.

+Kerabat istri disebut dengan (‫)األختان‬, sedangkan kerabat suami disebut dengan (‫)األحماء‬, dan
keduanya termasuk dari perbesanan.

+ ‫( َو َكانَ َربُّكَ قَ ِديرًا‬dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa) Dan termasuk dari kuasa-Nya adalah Allah
menciptakan manusia dan membaginya menjadi dua jenis, laki-laki dan perempuan.

-> Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah : 54.

Dan Allah adalah Dzat yang menciptakan manusia dari air mani, kemudian menjadikannya
memiliki keturunan dan keluarga. Nasab adalah hubungan keluarga yang berkembang dari
proses kelahiran, seperti hubungan anak, ayah, saudara dan paman. Sedangkan Mushaharah
adalah hubungan yang berkembang antara suami dengan keluarga istrinya dan antara istri
dengan suaminya. Dan Tuhanmu memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu.
-> Menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah:

Allah-lah yang menciptakan manusia dari air yang hina (mani), lalu Dia menyebarkan
daripadanya keturunan yang banyak, Dia menjadikan mereka berketurunan dan menjalin
hubungan kekeluargaan, semua itu berasal dari satu materi, yaitu air yang hina itu. Hal ini
menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan menunjukkan
bahwa beribadah kepada-Nyalah yang hak, sedangkan beribadah kepada selain-Nya adalah
batil. Mushaharah artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti
menantu, ipar, mertua dan sebagainya.

-> Menurut Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I :

~ Fenomena kekuasaan Allah lainnya adalah terciptanya manusia dari air mani. Dan dia
(pula) yang menciptakan manusia dari air mani seorang lelaki yang bercampur dengan indung
telur perempuan, lalu setelah melewati masa-masa tertentu dia jadikan manusia itu
mempunyai keturunan beranak-pinak dengan cara yang sama.

~ Ada keturunan yang lelaki yang kelak menjadi garis keturunan bagi anak-anaknya dan ada
pula keturunan perempuan yang kelak terjadi persemendaan atau mushaharah semua keluarga
pihak perempuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan suaminya dan tuhanmu adalah
mahakuasa. Dialah yang menentukan jenis anak-anak yang lahir, apakah lelaki atau
perempuan dari air mani tersebut.

~Allah menjadikan air mani kaum lelaki terdiri dari ratusan juta sel yang mempunyai dua
unsur kelelakian dan keperempuanan, yang akan menjadi cikal bakal manusia. Semuanya itu
menjadi tanda atas kebesaran Allah. 55. Betapa pun demikian, masih banyak orang-orang
yang tak mau menyembah Allah, tapi menyembah sesuatu yang tidak mempunyai kekuasaan
apa pun.

~Dan mereka orang-orang kafir itu menyembah benda-benda selain Allah, baik berupa
patung-patung dan lainnya apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka baik di dunia,
seperti mendatangkan rezeki, menurunkan hujan, dan lain-lainnya, apalagi di akhirat, dan
tidak pula mendatangkan bencana kepada mereka jika mereka tidak menyembah patung-
patung itu, seperti kematian, kelaparan dan lainnya.

~ Orang-orang kafir adalah penolong bagi setan untuk berbuat durhaka terhadap tuhannya
dengan menyekutukan-Nya dalam beribadah. Padahal tuhannya yang telah memberikan
kepadanya kehidupan, rezeki, dan anugerah lainnya yang demikian besar. Inilah bentuk
kezaliman yang sangat besar.
 Demikianlah, Al-Qur'an menegaskan kekhususan penciptaan manusia. Namun orang-orang sesat
yang tidak mau mengakui kebenaran Al-Qur'an menuduh Al-Qur'an bohong, karena menurut
mereka, manusia tercipta sebagai hasil dari evolusi makhluk lainnya. Makhluk yang mendahului
wujud asli manusia ini, mereka sebut sebagai ‘bapak’ bagi setiap binatang menyusui.

Akan tetapi kebohongan mereka, akhirnya terbongkar juga. Pada 1986, ketika para ahli arkeologi
menemukan sebuah fosil kera di Afrika, mereka menyimpulkan secara tegas tanpa ada keraguan,
bahwa antara kera dan manusia tidak ada hubungan sama sekali dalam asal penciptaannya. Lihatlah
bagaimana kebenaran senantiasa unggul di atas kebatilan?

Al-Quran sendiri, ketika menceritakan tentang penciptaan manusia, petunjuk yang terkandung
didalamnya mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu
pada kali yang lainnya." (QS Thaaha: 55)

"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?" (QS Al-Mursalat: 20)

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang
terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar
kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)." (QS Ath-Thaariq: 5-8)

Dan banyak ayat lainnya yang seluruhnya menunjukkan bukti ilmiah yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Misalnya, dalam firman-Nya "Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air", Allah SWT
menegaskan bahwa asal penciptaan manusia adalah air. Ayat ini sesuai dengan bukti ilmiah yang
mengatakan bahwa kira-kira 75 persen dari berat manusia adalah air.

Karenanya air sebagai asal segala sesuatu yang diciptakan, merupakan unsur terpenting bagi setiap
proses kehidupan. Dalam tubuh manusia, air berfungsi untuk melunakkah bahan makanan yang
masuk ke dalam tubuhnya hingga mudah untuk dicerna.

Mengamati pembahasan Al-Qur'an tentang penciptaan manusia, kita mendapatkan sebagian orang
yang senantiasa meragukan kebenaran Al-Qur'an, menentang apa yang telah disampaikan Al-Qur'an
tentang penciptaan manusia ini. Yaitu ketika mereka mengatakan bahwa Al-Qur'an tidak konsisten
dalam menyebutkan asal penciptaan manusia. Menurut mereka, dalam salah satu ayat dikatakan:
"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu". Sedangkan dalam ayat lain disebutkan: "Dan Dia
(pula) yang menciptakan manusia dari air".

Dan dalam ayat lain dinyatakan: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Dan
dalam ayat lain: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani”. Bagaimana
penafsiran atas beberapa ayat yang saling bertentangan ini?

Demikianlah mereka meragukan kebenaran Al-Qur'an. Sebelum kami mematahkan argumen


mereka, perlu kami ingatkan hal penting berikut ini: Siapa pun yang ingin mendapatkan hakikat
kebenaran yang menyangkut suatu hal tertentu, maka pertama kali ia harus melepaskan diri dari
penilaian subyektifnya. Karena bagaimana ia akan berdialog secara jujur dan obyektif dengan orang
lain tentang sesuatu hal yang ia sukai? Jika ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya? Tentunya ia
akan cenderung membenarkan apa yang disukainya. Kemudian bagaimana ia akan berdialog secara
jujur dan obyektif tentang suatu hal yang ia benci? Jika ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya?
Tentunya ia akan cenderung untuk menyalahkan apa yang dibencinya.

Dan pada realitanya, memerhatikan orang-orang yang memusuhi Islam dan menentang isi Al-Qur'an,
kita hanya mendapatkan sedikit dari mereka yang mau melepaskan subyektifitas mereka.
Sebaliknya, kita menemukan hati mereka telah dikuasai oleh kedengkian dan kebencian kepada
Islam.

Kedengkian yang menutupi mata hati mereka, sehingga mereka tidak akan dapat menemukan
kebenaran sejati yang mereka idam-idamkan. Namun meski demikian, kami telah siap untuk
mendiskusikan hal ini dengan mereka secara ilmiah dan obyektif.

Memerhatikan Al-Qur'an melalui ayat-ayatnya yang membicarakan tentang penciptaan manusia,


kita akan mendapatkan bahwa ia senantiasa menggunakan kata ‘min’ yang memiliki arti ‘dari
sebagian’ (juz-iyyah). Ketika Allah SWT berfirman: "Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari
air", maka kalimat ‘dari air’ berarti sebagian unsur-unsur yang membentuk manusia, diambil dari air.
Mengenai berapa persen kadar air dalam penciptaan manusia, maka hakikatnya, hanya Allah SWT
yang mengetahuinya. Karena ‘penciptaan’ (al-khalqu) merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh Allah
SWT.

Untuk mempermudah penjelasannya, kami berikan contoh berikut: misalkan seseorang memliki
bahan mentah A, lalu ia mengolahnya menjadi bahan B, kemudian diubah sehingga menjadi bahan C
dan terakhir menjadi benda D. Tentang penciptaan benda D yang telah mencapai bentuk jadinya,
setelah mengalami beberapa proses perubahan, kita bisa saja mengatakan bahwa D berasal dari
bahan A, atau bahan B atau dari bahan C.

Bagi Allah-lah sifat yang Maha Tinggi. Dia berfirman: "Tiada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS Asy-Syuura: 11)
 
Sebagaimana kalau kita perhatikan ayat lainnya, yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dari
tanah (thîn)—"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah"—kita mendapatkan hal
yang sama, yaitu penggunaan huruf ‘min’ yang menunjukkan arti kata ‘sebagian’.

Dan seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, jenis tanah ini atau thîn adalah merupakan
perpaduan antara air dan debu (turâb). Mengenai cara pencampurannya dan hakikatnya, serta kadar
masing-masing unsur pembentuk manusia, maka hal itu tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah
SWT.

Anda mungkin juga menyukai