Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
 A.Latar Belakang
 Pada era yang modern ini, ada banyak penemuan, ilmu pengetahuan, dan teori yang
berkembang dan dikembangkan, baik oleh ilmuan dalam negeri maupun luar negeri. Namun,
diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan
dijabarkan oleh manusia.
 Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan
mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari
makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana, kemudian mengalami
evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya
penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
 Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini
didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-
masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Amat penting
memahami dengan gamblang bagaimana asal usul manusia yang sebenarnya.
 Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh
manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti: Turab,
Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
 Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia
berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang
diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di
alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian
apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi
kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas
kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada
manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan
bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan.
 Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia
dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat
mempermudah urusan mereka di dunia.
 B.Rumusan Masalah
 1.Bagaimana pandangan Islam tentang asal usul manusia dan surat apa serta ayat yang mempertegas
pandangan Islam tersebut?
 2.Bagaimana pandangan sains tentang asal usul manusia?

 C.Tujuan
 1.Kita menjadi tahu bagaimana pandangan Islam tentang asal usul manusia serta surat dan ayat yang
mempertegas pandangan Islam tersebut.
 2.Kita menjadi tahu bagaimana pandangan sians tentang asal usul manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
 A. Asal Usul Manusia Menurut pandangan Islam dan Sains

 a. Pandangan Islam tentang Asal Usul Manusia


 Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia memiliki akal, nafsu, dan anggota
tubuh yang sangat memungkinkan untuk bekerja secara sempurna.
 Al-quran menyatakan dengan tegas bahawa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai istilah seperti
debu (Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan lumpur hitam (Surah Al-hijr: 28), tanah liat (Surah Ashshafat: 11),
sari pati tanah (Surah Al-shad: 71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa
“Jadilah,maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia menurut Al-Quran adalah
lebih sahih dan relevan karena mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3),
penciptaan atau kejadian manusia terbagimenjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses
kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia.
 Menurut kitab suci Al-Qur’an pada surat AL-HIJR (15),28-29,asal usul manusia adalah ketika ALLAH berfirman
; dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat;”sesungguhnya aku akan menciptakan
seseorang dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk,maka apabila aku telah
menyempurnakan kejadianya,danb telah meniupkan kedalamnya ruh ciptanku maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud.
 Allah telah menyatakan bahawa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah air mani. Air
mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah
Al-Insan:2). Mafhumnya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang
bercampur yang kami (hendak menguji dengan perintah dan larangan).
 Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al
Mu’minuun (23) : 12-14).
 Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
 "Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu
pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat
(macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)

 Ada beberapa tahapan kejadian manusia diantaranya adalah

 Proses kejadian manusia pertama (adam)


 Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa adam diciptakan oleh allah oleh tanah yang kering kemudian dibentuk yang sebaik-
baiknya,setelah sempurna maka allah mentiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.

 Proses kejadian manusia kedua (siti hawa )


 Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh allah di dunia ini selalu dengan keadaan berpasang-pasangan,demikian
pula halnya dengan manusia,allah berkehendak menciptakan lawan jenis untuk di jadikanteman hidu atau biaa disebut
dengan istri
 Proses kejadian manusia ketiga (keturunan adam dan hawa )
 Kejadian manuia ketiga adalah kejadian semua keturunan adam dan hawa kecuali Nabi Isa a.s dalam proses
ini dapat dilihat menurut Al-Qur’andan Al-hadist dan dapat juga ditinjau secara medis
 Dari penyajian diatas dapat disimpulkan bahwa asal usul manusia menurut Al-Qur’an adalah manusiaitu
berasal dari sariu pati tanah yang berasal dari lumpur hitam dan setelah itu dibentuk ,dan dalam
penciptaanya terdapat tiga proses bagaimana manusia dimuka bumi ini,dan semua itu sudah dijelaskan
dalam Al-Qur’an.
 b. Asal usul Manusia menurut Teori Darwin
 Darwin atau yang bernama lengkap Charles Robert Darwin (1809-1882)Dalam teorinya ia mengatakan :
 "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan".
 Kemudian ia memperluasteorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya
manusiasekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut,seperti halnya yang
dialami tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatuajaran(pengertian) bahwa manusia yang ada
sekarang ini merupakan hasil evolusidari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-
tahun dantelah mencapai bentuk yang paling sempurna.Darwin menyatakan bahwa semua mahluk hidup
yang ada di Bumi berasaldari nenek moyang yang sama dan mengalami modifikasi. Dengan kata lain,
iamenyebutkan bahwa spesies bukanlah sesuatu yang kekal, melainkan berevolusidari berbagai spesies
yang telah ada.
 Dua inti pokok dari teori darwin :
 Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yangberasal dari masa lampau.
 Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections).
 Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasaldari perkembangan makhluk sejeniskera yang
sederhana kemudian berkembang menjadi hewan keratingkat tinggi sampai akhirnya menjadimanusia.
Makhluk yang tertua yangditemukan dengan bentuk miripmanusia adalah Australopithecus
yangdiperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun dengan ukuran otaksekitar 450 - 1450 cm
 . Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecus yang mempunyaivolume otak rata-rata 450 cm
 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yangmempunyai volume otak 1450 cm
 . Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah
1000 cm
 . Tetapianehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama ±100.000 tahun
volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakanalasannya.Tetapi dalam hal ini Darwin
sendiri kebingungankarena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidakmengalami evolusi dan tetap dalam
keadaan sepertisemula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunyayang berjudul "The Origin of
Species" dapat dikatakansukses besar karena membahas masalah yangmenyangkut asal usul manusia,
namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka.Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori
yangdikemukakan oleh Darwin. Tidak ada titik temu antarateori yang ada dengan kenyataan. Sebagai
contoh, paraahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama Panchronic yang tetap sama
sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebihdari satu milyar tahun namun hingga
sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagiadalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak
berjuta-juta tahun yanglalu dan hingga kini tetap ada.
 B. Hakikat Penciptaan Manusia
 Allah menciptakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani Adalah tubuh atau jasad manusia yang
tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang kedua yakni unsur ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan
apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut sebagai manusia. Adapun
hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah sebagai berikut mengenai hakikat penciptaan
manusia :

 1. Makhluk Allah yang paling sempurna

 Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan . hal ini dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa
seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam
AS karena akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Tin berikut ini

 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At tin : 4)

 2. Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT

 Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah sebagai Tuhannya dan hal tersebut
mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah
menciptakan agama islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran islam
adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa
yakni Allah SWT.
 3. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah

 Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang senantiasa beribadah dan
menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut

 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz
zariyat : 56)

 Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah yang bersifat khusus dan
ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain ibadah sholat wajib, puasa, zakat, haji
dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak
hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas
dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata seperti bersedekah, menyambung tali silaturahmi,
menikah .
 4. Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah
 Kata Khalifah berasal dari bahasa arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya meneruskan, sehingga kata
khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan ajaran dari Allah SWT. Sebagai manusia yang
berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan
makhluk lainnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir. Hal
ini disebutkan dalam firman Allah SWT Surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya
 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanyas dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”(QS Al Baqarah :30)
 Dengan demikian, hakikat penciptaan manusia selayaknya membuat kita sadar bahwa sebagai manusia kita
diciptakan untuk menyembah dan melakukan kewajiban kita di dunia sebagai khalifah
 Setelah Allah menciptakan manusia pertama dari tanah selanjutnya Dia menciptakan manusia setelah Adam
dari saripati tanah, lalu berubah menjadi air mani yang disimpan di rahim, lalu air mani berubah menjadi
segumpal daging, terus menjadi tulang-belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging, akhirnya
Allah menjadikannya sebagai makhluk.
 Dalam ayat 37-39 surat al-Qiyamah Allah menegaskan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah dan dari air
mani yang hina, kemudian meniupkan roh ke dalam tubuh manusia, lantas menjadikan pendengaran,
C. Tujuan Penciptaan Manusia
 Tujuan penciptaan manusia tentu bukan sebuah kesia-siaan. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna
dibanding makhluk lain, sudah semestinya manusia mengetahui tujuan penciptaan manusia yang diharapkan
membuat manusia jadi jauh lebih bisa bersyukur. Berikut tujuan mannusia di ciptakan :
 1. Pengurus Bumi atau Khalifah
 Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang pertama adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya.
Khalifah adalah hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal
ini tertuang dalam ayat Al Qur'an yang berbunyi:
 ” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
 Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Allah menciptakan khalifah (Adam
dan keturunannya) di muka bumi. Manusia diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah
semua potensi yang ada dimuka bumi.
 Tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah juga tertuang dalam QS. al-An’am ayat 165 yang berbunyi:
”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
 2. Agar Manusia Mengetahui Kebesaran Allah
 Tujuan manusia diciptakan menurut Islam berikutnya adalah agar manusia senantiasa mengetahui maha
kuasanya Allah SWT. Ini meliputi pemahaman bahwa seluruh alam semesta, termasuk bumi, tata surya dan
seisisnya terbentuk atas kuasa Allah SWT.

 Hal tersebut telah dijelaskan dalam QS at-Thalaq: 12 yang berbunyi:


 “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar
kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu."
 3. Mengemban Amanah
 Tujuan manusia diciptakan menurut Islam juga untuk mengemban amanah. Tujuan ini berupa kesanggupan
manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Tujuan penciptaan manusia ini mendidik
orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut.
 Hal ini sesuai dengan QS al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi: ”Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan amat bodoh”
 Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar tidak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya
maupun amanah antara sesama manusia.
 4. Beribadah Kepada Allah
 Tujuan manusia diciptakan menurut Islam yang paling utama adalah untuk beribadah dan bertakwa pada
Allah. Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat
QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:
 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-
Dzariyat: 56)
 Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan manusia dan jin semata-mata
agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur, bekerja,
makan maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.
 Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah: "bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan
makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk
begitu saja tanpa pelarangan atau perintah" .
 D. Potensi manusia untuk hidup di dunia

 Setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi dalam dirinya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
Surah At Tin (QS. 95), ayat 4:
 ‫۫ َلَقۡد َخ َلۡق َنا اِاۡل ۡن َس اَن ِفۤۡی َاۡح َس ِن َتۡق ِو ۡی ٍم‬
 Artinya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya namun
pengembangan potensi diri belum tentu secara otomatis tampak.

 Untuk memudahkan manusia dalam menjalankan tugasnya di muka bumi, Allah memberikan beberapa
potensi sebagai bekal untuk menjalankan kehidupannya di dunia.
 Potensi manusia yang diberikan Allah menurut Hasan Langgulung terdapat 5 hal, yaitu:
 a. Potensi Rabbaniyah
 Potensi Rabbaniyah adalah sebuah potensi sifat-sifat ketuhanan sebagaimana sifat Allah dalam Asmaul Husna,
seperti Mahaperkasa, Mahabijaksana, Maha Mengetahui, Maha Pencipta, Maha Penyayang yang diberikan ke
dalam diri manusia.
 Karena manusia diciptakan oleh Allah meliputi unsur jasmaniah dan rohaniah, maka Allah memberikan potensi
sifat-sifat ketuhanan tersebut ke dalam roh manusia agar setiap tingkah laku manusia mencerminkan kepribadian
Allah di dalam dirinya.
 Jika Allah Maha Pengasih, maka manusia harus memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama.
 Jika Allah Maha Mengetahui, maka manusia harus mencari ilmu pengetahuan agar mengetahui hal-hal yang
menunjang kehidupannya.
 Jika Allah Maha Pencipta, maka manusia harus pandai membentuk, mendesain, dan menciptakan hal-hal baru
untuk memudahkannya dalam melakukan aktivitas di dunia.
 Potensi Rabbaniyah tersebut harus diasah terus-menerus dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah swt..

 Keimanan dan ketakwaan dengan sebenar-benarnya akan melahirkan amal saleh yang mampu memberikan
kemakmuran bagi bumi dan segala isinya. Selain itu, amal saleh yang mampu memberikan kemakmuran bagi
bumi dan segala isinya. Amal saleh juga merupakan bentuk peribadahan kepada Allah. Manusia yang tidak
menggunakan potensi Rabbaniyah, maka hidupnya akan sengsara, resah, gelisah, tamak, kufur nikmat, dan
sebagainya sehingga tidak mendapatkan kebahagiaan yang kekal di akhirat.
 b. Potensi beragama
 Setiap manusia memiliki fitrah keagamaan dalam dirinya, karena Allah telah mengambil kesaksian di alam arwah ketika berada dalam
rahim seorang ibu.
 Allah berfirman dalam Surah Al-A’raf ayat 172 berikut:

 ‌ ‫َو ِاۡذ َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ۢۡن َبِنۤۡى ٰا َد َم ِم ۡن ُظُهۡو ِر ِهۡم ُذ ِّر َّيَتُهۡم َو َاۡش َهَد ُهۡم َع ٰٓلى َاۡن ُفِس ِهۡم‌ۚ َاَلۡس ُت ِبَر ِّبُك ۡم‌ؕ َقاُلۡو ا َبٰل‬
‫ىۚۛ َش ِهۡد َناۚۛ َاۡن َتُقۡو ُلۡو ا َيۡو َم اۡل ِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ۡن ٰه َذ ا ٰغ ِفِلۡي‬

 Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

 Berdasarkan ayat tersebut, jelas dipaparkan bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan beragama. Kecenderungan tersebut
melahirkan keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar terhadap dirinya sendiri, sehingga manusia membutuhkan pegangan tersebut.
Namun, tak jarang manusia melenceng dari pemahaman yang benar, sehingga banyak manusia yang berada dalam kesesatan meyakini
Tuhannya. Jika terdapat manusia yang tidak memiliki kepercayaan apa pun di dunia (atheis), maka sebenarnya hal tersebut bertentangan
dengan fitrah yang ada dalam dirinya. Dalam keadaan tertentu, manusia tersebut akan melampaui batas, sehingga keadaan jiwanya labil
dan mengalami keguncangan batin.
 Potensi beragama tersebut harus dilihat melalui kacamata emosional, di mana setiap manusia membutuhkan agama untuk menstabilkan
emosinya yang terkadang meluap-luap tidak terkendali, karena manusia dibekali hawa nafsu oleh Allah. Potensi tersebut harus digali dan
dicari terus-menerus agar menemukan keyakinan yang benar, suatu keyakinan yang menghantarkan kepada kedamaian dan kebahagiaan
batin.
 c. Potensi emosional
 Emosi atau perasaan adalah potensi yang diberikan Allah kepada manusia dengan berbagai macam jenis,
yakni cinta, rindu, sakit, kecewa, patah hati, marah, damai, sayang, tulus, dan sebagainya.
 Emosi tersebut berada dalan keadaan labil, suatu saat dapat menjadi baik, tetapi kadang kala dapat menjadi
buruk sehingga diperlukan pengendalian diri yang sangat tinggi untuk mengolah emosi tersebut menjadi
baik dan sehat. Emosi yang sehat dan bersih akan menjadikan manusia senantiasa dalam perilaku dan pikiran
yang positif. Sebaliknya, emosi yang kotor dan sakit akan menjadikan manusia berperilaku keji dan
semaunya sendiri sehingga berupaya untuk memenuhi segala hawa nafsunya yang menyebabkan kerusakan.
Hal tersebut dapat membutakan mata hati untuk menerima kebenaran dan petunjuk Allah swt..
 d. Potensi intelektual
 Manusia diberikan keistimewaan oleh Allah berupa akal pikiran. Akal tersebut merupakan potensi yang
diberikan oleh Allah untuk mengenal ilmu pengetahuan, sehingga manusia dapat memahami dan mengerti
terhadap sesuatu. Dengan akal tersebut, manusia dituntut untuk berpikir yang mendalam secara rinci dan
terus-menerus sehingga memiliki pengetahuan yang mendalam. Ilmu pengetahuan tersebut dapat
dimanfaatkan manusia untuk mencipta dan berkreasi dengan kemampuan akalnya. Namun, terkadang
manusia sombong terhadap potensi yang diberikan Allah tersebut, sehingga memanfaatkan ilmunya hanya
untuk dirinya sendiri dan untuk mendapatkan pujian dan sanjungan dari manusia.
 e. Potensi biologis
 Unsur jasmaniah manusia berupa mulut, lambung, dan alat vital merupakan potensi biologis yang diberikan
Allah kepada manusia untuk bertahan hidup dengan makan dan minum secukupnya serta melanjutkan
keturunan dengan hubungan suami istri melalui cara-cara yang benar akan memberikan kebahagiaan,
kedamaian, dan ketenteraman. Namun, manusia sering kali terjebak ke dalam keduanya, sehingga manusia
tamak dan rakus untuk mengenyangkan nafsu perut dan tidak mampu mengendalikan syahwat dalam
dirinya. Hal tersebut yang lepas kontrol akan menimbulkan keresahan dan kerugian bagi diri sendiri dan
orang lain.

 Potensi-potensi yang telah dipaparkan di atas merupakan anugrah yang diberikan Allah kepada manusia
untuk bertahan hidup di dunia dan melaksanakan amanat yang dibebankan kepadanya.
 Potensi-potensi tersebut merupakan harta yang tak ternilai harganya dan harus senantiasa dikembangkan
setiap hari melalui pencarian ilmu dan pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
 a. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia
mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
 b. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan
dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas –
kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus
melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial,
kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
 c. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti
bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg
tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap
tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan
menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan
memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak
dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
 d. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg
mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan
menilai dirinya.
 e. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara
keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki
kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari
eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya
pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
 f. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa
yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam
pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar
kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki,
mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
 g. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari
ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi
daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja
begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi
ikatan ini.
 h. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai
suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur
dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya
hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak
akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Anda mungkin juga menyukai