Asal usul manusia menurut pandangan agama Islam sangat bertentangan dengan apa yang
telah dikemukakan oleh para pencetus dan pendukung teori evolusi. Charles Darwin sebagai
pencetus teori evolusi berpendapat bahwa mahluk hidup termasuk juga manusia, adalah berasal
dari evolusi atau perubahan-perubahan mahluk sebelumnya yang memiliki kemampuan
sederhana. Perubahan-perubahan tersebut membuat kemampuan manusia menjadi lebih
sempurna. Pendapat ini ditunjang oleh ditemukannya beberapa fakta ilmiah seperti fosil dari
manusia purba seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus di berbagai daerah.
Di sisi lain, hampir dari semua agama di dunia menentang pendapat ini. Penentangan itu terjadi
karena pemikiran mereka didasarkan pada berita-berita dan informasi dalam kitab sucinya
masing-masing. Salah satu dari kitab suci tersebut adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab
suci agama Islam menyebutkan beberapa proses kejadian manusia yang lebih rinci dan jelas.
Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan
Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan dalam
Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-
Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut
ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14).
Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara substantif terbagi ke dalam 2 hal, yaitu
substansi materi (badan) dan substansi immateri (jiwa)
http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-manusia-menurut-agama-islam.html
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir, terlintas, atau terbersit pertama
kali dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin
dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-
Qur’an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para
ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
1. Australophithecines
2. Homo habilis
3. Homo erectus
4. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis
digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti “kera dari selatan”. Australophitecus, yang
tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa
dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan
lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai “Australopithecus > Homo
Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,” evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa
setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur’an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang
asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan
di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
“.. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke
dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al Hijr:
28-29)
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam
kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali
dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi
makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa
sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah
satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam
kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan
pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan
Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima
ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah
ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah
ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui
pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua
diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh
penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di
lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. al-Isra’
[17]: 70)
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Jika sobat bertanya kepada saya, maka
saya akan memilih option yang kedua. Drama penciptaan Adam di Surga memang sudah sangat
melekat dibenak saya sejak masih kecil. Tentu saja ini benar adanya, karena seluruh keluarga
saya beragama Islam. Pengetahuan demikian sudah diajarkan oleh kedua orang tua saya sejak
masih kecil. Tidak hanya berasal dari kedua orang tua, pengetahuan demikian juga saya peroleh
dengan cerita yang sama saat duduk di bangku sekolah dasar. Keyakinan saya semakin kuat,
apalagi saya seorang Islam. Bertolak ukur dari keyakinan saya terhadap Al-Qur’an maka saya
sangat mengerti dan paham akan drama penciptaan adam disurga tersebut.
Keyakinan saya tak pernah goyah akan cerita asal mula manusia ini, sebelum saya tau tentang
Teori Darwin. Teori Darwin saya pelajari saat duduk dibangku sekolah menengah pertama.
Karena masih dalam masa labil, saya tidak mau terjerumus kedalam kesesatan. Dan akhirnya
saya menanyakan kembali kepastiannya kepada kedua orang tua saya. Lagi- lagi kedua orang tua
saya meyakinkan akan kebenaran Al-Qur’an, kitab suci umat Islam. Hingga saat ini saya masih
meyakini apa saja yang tertulis dalam Al-Quran. Demikian pula tentang asal mula manusia dan
drama penciptaan Adam di surga hingga turun kebumi. Jadi, tetap pada pilihan pertama, Nabi
Adam a.s adalah manusia pertama di muka bumi dan Nabi Adam a.s merupakan nenek moyang
kita.
https://azizmunawar19.wordpress.com/2013/03/15/asal-mula-penciptaan-manusia/
Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.”(Surat Al Baqarah: 30)
Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula
Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak
berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi.
Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan
mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut
dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah
Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan
bumi mendurhakai Allah.
Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta
Adam. Tanah tersebut adalah:
2. Tanah Bukit Tursina (Mesir) – telinga sebagai tempat mendengar dan menerima
nasihat.
7. Tanah Kaabah (Makkah) – tangan kanan sebagai tempat mencari nafkah dan
bekerjasama.
8. Tanah Paris (Perancis) – tangan kiri sebagai anggota untuk melakukan istinjak.
10. Tanah Babilon (Iraq) – kelamin sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta
godaan syaitan.
13. Tanah Firdaus (Syurga) – hati sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan
kemahuan.
14. Tanah Taif (Arab Saudi) – lidah sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah,
syukur dan do’a.
Penyempurnaan
Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di
bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu
uretra.
Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan,
telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti
asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, dingin, tekanan,
viskositas dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan
anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam
dengan pelbagai “sifat”.
Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam
Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur
Sifat Allah dan dirasmi dengan “Bahrul Uluhiyah“.
Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam “Kudral ‘Izzah” yaitu sifat “Jalan dan
Jammal” lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara
perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: “Bukankah telah berlalu kepada manusia
satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak
menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut…” (Surat Al Insaan:1)
Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40 tahun
di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam
dan berbau.
Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa
hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang “kotor”, tidak heran
Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari
tanah.
Masuknya Roh
Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga
enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar
mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat.
Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memasuki tubuh tersebut
masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara
perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun.
Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf
dengan sempurna.
Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan
malaikat di sekelilingnya.
Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimat tasbih para malaikat. Apabila roh tiba
ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka.
Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal
tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang
terburu-buru.
Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat
itu Adam mulai merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam,
tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat
saraf dan kulit.
Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan
warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.
Dengan itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai
“Abul Basyar” yaitu Bapak Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad
s.a.w. mendapat gelaran “Abul Ruh” atau “Abul Arwah” yaitu Bapak segala Roh.
http://www.apakabardunia.com/2012/10/asal-usul-penciptaan-manusia-pertama.html