Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada zaman dahulu para ilmuan mencari asal mula pertama di bumi sehingga para ilmuan-ilmuan
mengemukakan pendapat yang berbeda-beda baik dari segi Al Qur’an maupun dari segi ilmu barat
salah satunya adalah Darwin mengemukakan mekanisme, bahwa satu spesies dapat berubah
menjadi spesies lain. Pengikut Darwin-isme menganggap mekanisme Darwin sebagai acuan bahwa
manusia adalah keturunan kera.

Sedangkan para ilmuan menduduki posisi tertentu karena sasarannya adalah rekayasa reproduksi.
Bahkan banyak perbedaan para pakar ilmuan tentang asal usul manusia itu sendiri sehingga
membuat kita bingung dari mana asal manusia yang sebenarnya. Manusia diciptakan lebih sempurna
dari mahluk yang lainnya perlu kita ketahui dari mana asal usul kita, agar kita menyadari dari mana
asal kita, untuk apa kita diciptakan kebumi yang seluas ini. Tentunya dengan mengetahui semua itu,
kita sebagai manusia akan lebih menjalankan semua tugas dan kewajiban kita dan sadar bahwa
hanya kepada-Nya lah kita akan kembali. Tetapi terdapat suatu kesan bahwa persepsi barat tidak
sama dengan teori Al-Qur’an, padahal sukses tidaknya penelitian tersebut ditentukan oleh akal dan
wahyu sehingga apabila keduanya dipadukan akan mencapai sebuah kebenaran.

Persepsi yang keliru tentang rekayasa reproduksi menganggap bahwa penelitian tersebut hanya
semata mata asal mula kehidupan sehingga menghambat kepada pemikir-pemikir sains islam, dari
perbedaan pendapat tentang asal usul maka Al-Qur’an lah yang mampu memberikan jawaban atas
pertanyaan dari mana manusia berasal dan bagaimana manusia berkembang. Untuk lebih jelasnya
dalam makalah ini akan membahas tentang teori evolusi dan juga rekayasa reproduksi menurut ilmu
pengetahuan barat dan islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Teori Evolusi itu?

2. Bagaimana Teori Evolusi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat dan Islam?

3. Apakah Rekayasa Reproduksi itu?

4. Bagaimana Rekayasa Reproduksi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat dan Islam?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Tentang Teori Evolusi.

2. Untuk Mengatahui Teori Evolusi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat dan Islam.

3. Untuk Mengetahui Tentang Rekayasa Reproduksi.

4. Untuk Mengatahui Rekayasa Reproduksi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat dan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

1. TEORI EVOLUSI

Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan waktu
yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk yang lebih kompleks. Terdapat dua macam
evolusi yaitu Evolusi Progresif adalah Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan
hidup, dan Evolusi Regresif (retrogresif) adalah Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi
punah. Diperlukan waktu jutaan tahun agar perubahan tersebut nampak lebih jelas.

Teori Evolusi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat

Teori evolusi telah memberikan arti bahwa dunia ini tidak statis tetapi akan selalu berubah.
Demikian pula dengan spesies kita yang merupakan produk dari proses evolusi, akhirnya menjadi
sesuatu yang diyakini. [1] Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta.
Berikut teori dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup

Lamarck

Idenya mengenai evolusi, di tuangkan di dalam buku berjudul “Philosophic zoologique”. Dalam buku
tersebut, Lamarck mengungkapkan :

1. Alam sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang diwariskan

2. Ciri-ciri/sifat tersebut akan diwariskan kepada keturunannya

3. Organ yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak digunakan akan
mengalami kemunduran bahkan hilang

Contoh : Lamacrk berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek. Bagi keturunan
jerapah yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat mengambil makanan di pohon yang
tinggi), leher jerapah akan berkembang menjadi lebih panjang. Jerapah yang telah beradaptasi
menjadi leher panjang tersebut, akan mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun
sebaliknya, bagi keturunan jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia
akan mengalami kemunduran.

 Alfred Wallace

Memiliki pendapat yang sama dengan Charles Darwin, bahwa spesies yang ada sekarang, berasal
dari spesies masa silam yang mampu bertahan hidup.

a) Count De Buffen

Menyatakan bahwa variasi-variasi kecil yang terjadi karena pengaruh alam sekitar yang diwariskan.
Dengan demikian, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan akan menyebabkan terjadinya variasi
yang mengarah pada terbentuknya spesies baru.

b) Wasmann

Menyatakan bahwa evolusi merupakan masalah genetika. Evolusi adalah gejala seleksi alam.

c) De Vries

Menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh adanya mutasi gen.

d) Aristoteles

Seorang filosof yang berasal dari yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia meyatakan bahwa
evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah
organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

e) Charles Darwin

Charles Darwin berpendapat bahwa tidak ada mahluk yang sungguh-sugguh sama mahluk yang tidak
sama harus berkompetisi untuk mencari makan dan hidup. Ia juga menyangka bahwa variasi paruh
pada burung burung fin akibat adaptasi dari habitat. Ia menduga bahwa asal–usul kehidupan dan
species berdasarkan pada adaptasi terhadap lingkungan. Ia menyatakan bahwa species mahluk
hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi
alam. Darwin menamakan proses ini sebagai evolusi berdasarkan seleksi alam dan mempublikasikan
tulisannya dalam buku The Origin Of Species, By Means Of Natural Selection . Garis besar dari buku
darwin ini meliputi:

1. Semua mahluk hidup yang ada merupakan hasil keturunan dari mahluk hidup yang mengalami
modifikasi;

2. Menyajikan sejumlah fakta yang dianggap oleh darwin hanya dapat dijelaskan dengan teori
evolusi, dan tidak cukup dengan teori penciptaan khusus [kimball, 1992:h. 760].[2]

Darwin menyatakan bahwa manusia berevolusi dari mahluk hidup yang mirip kera melalui bukunya
The Descent of Man. Diantaranya yang dikemukakan Darwin adalah ciri-ciri fisik seperti jumlah jari
kaki dan tangan kera yang memiliki jumlah yang sama dengan manusia, yakni lima. Kemudian pola
bentuk tubuh, cara melahirkan, dan bulu-bulu rambut yang tumbuh pada kera dianggap menyerupai
manusia. Darwin mulai mencari fosil fosil pendukung argumentasinya.[3]
Pada hakikatnya semua temuan dan penelitian ilmiah telah mengungkapkan bahwa catatan fosil
tidak mengisyaratkan proses evolusi. Fosil-fosil yang mereka katakan sebagai nenek moyang
manusia, ternyata milik suatu ras manusia atau spesies kera.[4]

2. Teori Evolusi Menurut Islam

Menurut Al Quran, Allah SWT menciptakan manusia dengan empat cara yaitu :

a. Nabi Adam AS telah diciptakan dari tanah liat (Q.S. Al-Ma’idah 5:26)

b. Siti Hawa telah diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam AS (Q.S An-Nisa 4:1)

c. Nabi Isa AS diciptakan tanpa Ayah (Q.S Maryam 19:34)

d. Manusia biasa diciptakan melalui proses biasa yang memerlukan pencantuman sperma dalam
rahim manusia (Q.S Al-Qiyamah 75:37-40)

Konsep kejadian manusia jelas perbedaannya dengan konsep kejadian mahluk selain manusia.
Manusia memiliki kelebihan yang sempurna dan sekaligus menunjukkan bahwa manusia memang
istimewa dan berbeda. Pencipatan manusia bukanlah proses yang terbentuk dari sesuatu yang
bukan berasal dari manusia, seperti halnya teori Darwin.

Manusia, menurut pandangan islam adalah mahluk yang mulia dan terhormat disisi Allah SWT.
Manusia di ciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .....” (Q.S. AT-
Tin 95:4).

Kecuali itu, Manusia memiliki insting (Naluri) dan melakukan penginderaan sebagai hewan, ia juga
memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan yaitu akal. Akal merupakan anugrah
Tuhan yang tiada ternilai harganya, yang membedakan dari kehidupan mahluk Allah yang lain.

“Dan sesungguhnya Kami memuliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di
lautan,Kami beri mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang Kami
ciptakan”. (Q.S. Al-Isra’ 17:70)[5]

Proses penciptaan manusia menurut islam secara jelas di terangkan dalam al-Qur’an . Al Qur’an
secara gamblang menerangkan bagaimana penciptaan asal usul manusia. Manusia pertama menurut
Alquran diciptakan dari tanah, kadang-kadang dengan istilah turab (tanah gemuk atau soil), atau
thin (lempung) atau sari pati lempung (min sulatin min thin). Firman Allah dalam AlQuran surat As-
Sajdah 32 ayat 7-8 :

“ Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik baiknya dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari pati air yang hina (air mani).” (Q.S.
As-Sajdah (32): 7-8)
Selanjutnya dalam surah Al Furqan ayat 54, Allah SWT berfirman :

“Dan Dia menciptakan manusia dari air, lalu dia jadikan manusia itu keturunan (pertalian darah) dan
hubungan pernikahan (Musaharah). Dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (Q.S. surah Al Furqan (25):
54 )

Dalam hal ini sabda Rasulullah SAW menyebutkan :

“Kamu semua adalah dari anak-anak Adam dan Adam dari tanah.”

Dalam hadist lain Rasulullah juga bersabda :

“Manusia itu dari anak-anak Adam dan Allah menciptakan Adam dari tanah....” (HR Abu Daud)

Berdasarkan hadist tersebut jelaslah, bahwa semua suku bangsa di dunia ini mempunyai nenek
moyang yang sama, yaitu Nabi Adam.Dengan demikian teori yang di kemukakan darwin , menurut
pandangan islam perlu dikaji ulang, jika tidak maka teori tersebut dikatakan sebagai teori yang
mengada-ada.[6]

3. Rekayasa Reproduksi

Rekayasa reproduksi merupakan usaha manusia mengembang biakkan mahluk hidup baru
dengan cara tanpa meninggalkan proses reproduksi atau tahap-tahap yang berlangsung
secara alami. Namun dalam rekayasa reproduksi juga menyangkut rekayasa genetika.
Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada hewan ataupun tumbuhan, pada manusia
pun juga bisa.

4. Rekayasa Reproduksi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat

Rekayasa reproduksi antara lain :

a. Kloning

Kloning dari bahasa inggris adalah cloning, yang artinya usaha manusia untuk menciptakan
suatu organisme dengan cara menduplikasi yang dilakukan secara aseksual, dengan kata lain seperti
halnya menggandakan organisme mahluk hidup melalui cara nonseksual.[7]

Menurut ilmu Barat yang dapat kita ambil contoh, yaitu teknik cloning yang sudah pernah dilakukan
di Scotlandia, Dr. Ian Willmut, yang menjadikan sel telur domba yang telah direkayasa menjadi
seekor domba tanpa ayah atau tanpa perkawinan. Domba tersebut dinamakan Domba Dolly.

b. Kultur jaringan

Kultur jaringan merupakan suatu metode pemeliharaan bagian tumbuhan yang sudah di isolasi dari
tanaman induknya pada medium buatan dalam kondisi steril secara in vitro.[8] In vitro merupakan
teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan yang dilakukan di luarindividu
yang bersangkutan. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.

Salah satu contoh yang pernah dilakukan ilmuwan Barat, F.C. Steward, yang menggunakan Eksplan
wortel yang dikultur dalam media setelah beberapa waktu berubah menjadi kalus, kemudian kalus
tersebut dipindahkan ke medium lain, lalu membentuk tanaman kecil yang lengkap, disebutkan
dengan planlet. Tekhnik ini juga di populerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.

c. Bayi Tabung

Rekayasa Bayi Tabung adalah tekhnik rekayasa bayi yang dilakukan dengan metode pembuahan
yang berlangsung di dalam tabung. Tekhnik ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari teknik
inseminasi buatan [3], hanya saja proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar, sedangkan
inseminasi terjadi di dalam tubuh. Keduanya sama-sama merupakan pengembangbiakan generatif.

Kita sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan
keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan. Di sisi
lain, tekhnik Bayi Tabung berpeluang kecil untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

d. Hibridasi

Hibridasi merupakan tehnik pencarian bibit unggul dengan cara menyilangkan 2 varietas yang
memiliki sifat unggul [4]. Cara ini sering digunakan karena menguntungkan dan ini alasan kenapa
banyak orang memilih menggunakan tehnik ini. Hasil dari hibridasi merupakan perpaduan sifat
unggul dari kedua induknya, tehnik ini dapat dilakukan pada hewan dan tumbuhan. Contoh hibrid
tumbuhan yang telah dibudidayakan adalah jagung, kelapa, padi, tebu, dan anggrek.

e. Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan atau sering disebut kawin suntik ini merupakan tehnik yang hanya membutuhkan
sperma dari induk jantan yang kemudian disuntikkan ke induk betina, biasanya ini
mempermudahkan pengiriman dari suatu Negara ke Negara lain karena yang dibutuhkan hanya
spermanya saja tanpa memerlukan individu tersebut. Teknologi ini menggunakan metode
penyimpanan sperma pada suhu rendah (-80° sampai -20°).

5. Rekayasa Reproduksi Menurut Islam

Islam tidak melarang manusia untuk mengadakan penelitian atau penyelidikan, bahkan mendorong
manusia untuk melakukannya dalam rangka mengenal lebih dekat dengan sang khalik, mengetahui
kebesaran-Nya. Akan tetapi di dalam pandangan Al-Quran, pertimbangan moral dalam penelitian
sangatlah penting.[9]
Jika proses rekayasa membawa proses kemaslahatan bagi umat manusia, maka tiada larangan untuk
itu. Misal, rekayasa reproduksi untuk memperbanyak keturunan dan mendapatkan hasil banyak dari
suatu jenis tanaman atau binatang. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :

“ Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
sebagai rahmatdari pada nya . sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir” (Q.S. Al Jatsiyah 45:13)[10]

Teknik rekayasa reproduksi juga tidak terlepas dari bantahan al-Qur’an. Seperti tehnik kloning yang
dianggap menyimpang dari ajaran al-Qur’an, karena prosesnya tidak secara alamiah. Dalam surat al-
Hajj ayat 5 Allah berfirman, “Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada Kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.”

Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini masih dilakukan.
Pelarangan mutlak terhadap penelitian Kloning pada manusia baik secara agamis dari segi ilmu
pengetahuan adalah kurang etis. Dengan kata lain perlu memilih dan memilah, kloning yang
bagaimana yang dilarang. Kloning dalam tujuan medis terhadap organ jika untuk kemaslahatan
adalah boleh , sedangkan jika kloning terhadap duplikasi individu manusia itulah yang dilarang.[11]
Oleh karenanya, penggunaan tekhnik kloning dalam dunia Islam harus lebih diperhatikan.

Tidak hanya kloning, semua tekhnik rekayasa reproduksi yang pernah diterapkan di dunia Barat
memang banyak menyimpang dari ajaran al-Qur’an. Tidak hanya itu, kesemuanya dianggap
membahayakan kesehatan. Tentunya hal ini sangat dihindari dalam Islam. Islam mengajarkan
kepada pengikutnya untuk tidak mengorbankan diri sendiri demi mengejar hasrat pribadi, tetapi
Islam mengajarkan untuk hidup nyaman sesuai syariat tanpa mengorbankan kesehatan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejak dahulu, pemikiran-pemikiran para ilmuwan di dunia Barat telah banyak menimbulkan
kontroversi, khususnya di dunia Islam. Pemikiran-pemikiran tersebut dianggap menyimpang dari
ajaran Islam. Selain itu, metode yang diterapkan oleh para ilmuwan Barat, dalam kasusnya, terbukti
banyak membahayakan kesehatan. Sementara itu, Islam sendiri menghindari adanya praktik-praktik
yang membahayakan kesehatan manusia. Islam mengajarakan kepada manusia untuk menggunakan
cara-cara yang halal demi mendapatkan hasil yang maksimal. Syariah Islam harus dilakukan dengan
baik, bukan malah menyalahinya dengan menggunakan berbagai macam cara yang diharamkan.
Seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan Barat tersebut

Anda mungkin juga menyukai