Anda di halaman 1dari 18

HIMPUNAN

 Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang ciri-cirinya jelas, sehingga dapat diketahui manakah
objek yang termasuk dalam himpunan manakah yang tidak.
 Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B, C, …, Z.
 Penulisan benda atau objek dalam himpunan biasanya menggunakan pasangan kurung kurawal {…}.
 Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan kata-kata, dengan notasi pembentuk
himpunan, dan dengan mendaftar anggota-anggotanya.
 Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga disebut himpunan berhingga.
 Himpunan yang memiliki banyak anggota tak berhingga dan dapat dihitung disebut himpunan tak
berhingga.
 Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan S.
Contoh soal dari Himpunan dan Diagram Venn

1. Diketahui himpunan A adalah himpunan alat tulis menulis yang dimiliki siswa. Manakah diantara
pernyataan berikut ini yang salah?
A. pensil   A

B. bola basket   A
C. penghapus   A

D. buku tulis   A
Jawaban : D

Yang termasuk dalam kelompok alat tulis adalah pensil, penghapus, dan buku tulis. Pernyataan D salah karena
menyatakan buku tulis bukan kelompok alat tulis.

2.

Anggota dari A’ adalah

A. {1, 2, 3, 4, 5}
B. {1, 2, 4, 5}
C. {7, 8, 10, 11}
D. {7, 8, 9, 10, 11, 12}
Jawaban : C (A’ (komplemen) menyatakan objek yang bukan
termasuk himpunan A. Yang termasuk dalam himpunan A adalah {1, 2,
3, 4, 5, 6, 9, 12}.

3. Manakah di antara himpunan berikut yang merupakan himpunan berhingga?


A. S = {0, 1, 2, 3,…}
B. P = {1, 2, 3, …, 110}
C. Q = {…,-3, -2, -1, 0}
D. R = {…,-3, -2, -1, 0, 1, …}
Jawaban : B (menyatakan suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung.)

4. Dalam suatu RT terdapat 60 warga, 20 warga berlangganan majalah, 35 warga berlangganan koran, dan 5
warga berlangganan keduanya. Berapakah jumlah warga yang tidak berlangganan keduanya?

A. 15 warga
B. 30 warga
C. 55 warga
D. 10 warga
Jawaban : D (Penjelasan dapat dilihat pada diagram venn berikut.:

5. Jika A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d, e}, maka pernyataan yang salah adalah
A. A   B = {a, b, c}
B. A   B = {a, b, c, d, e}
C. n(A) = 4
D. B – A = {d, e}
Jawaban : C ( salah karena menyatakan semua jumlah dalam A adalah 4, padahal seharusnya jumlah semua
A adalah 3 . A = {a, b, c}.)
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif

Masih ingat bentuk berikut :


32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai berikut.

Dengan a bilangan bulat dan n bilangan bulat positif Dari pengertian di atas akan diperoleh sifat-sifat
berikut.

Sifat 1
an x an = am + n 
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
=2x2x2x2x2x2x2
= 27
= 24+3
Sifat 2
am : an = am – n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
=5x5
= 52
= 55 – 3
Sifat 3
(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4
(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5
(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 34

Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif

Dari pola bilangan itu dapat disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n , secara umum dapat ditulis :

Pecahan Berpangkat Bilangan Bulat


Kita telah mengetahui bahwa pecahan adalah bilangan dalam bentuk dengun a dan b bilangan bulat (b ≠
0). Bagaimanakah jika pecahan dipangkatkan dengan bilangan bulat? Untuk menentukan hasil pecahan
yang dipangkatkan dengan bilangan bulat, caranya sama dengan menentukan hasil bilangan bulat yang
dipangkatkan dengan bilangan bulat.

Contoh:
Tentukan hasil berikut ini!
(1/2)5
Jawab :

Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan

Bilangan Rasional dan Irasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b bilangan bulat
dan b ≠ 0. Bilangan rasional merupakan gabungan dari bilangan bulat, nol, dan pecahan. Contoh
bilangan rasional adalah -5, -1/2, 0, 3, 3/4, dan 5/9.
Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuka/b dengan a, b
bilangan bulat dan b ≠ 0.
Contoh bilangan irasional adalah . Bilangan-bilangan tersebut, jika dihitung dengan kalkulator
merupakan desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang. Misalnya
√2 = 1,414213562 …. Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional disebut bilangan real.

Bentuk Akar

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2 dan √5 . Bentuk seperti itu
disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain?

Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan Rasional.

Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan dengan salah satu
akar memenuhi definisi
√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0
Contoh :
Sederhanakan bentuk akar berikut √75
Jawab :
√75 = √25×3 = √25 x √3 = 5√3
Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan Sebaliknya

Bentuk √a dengan a bilangan bulat tidak negatif disebut bentuk akar kuadrat dengan syarat tidak ada
bilangan yang hasil kuadratnya sama dengan a. oleh karena itu √2,√3, √5, √10, √15 dan √19 merupakan
bentuk akar kuadrat. Untuk selanjutnya, bentuk akar n√amdapat ditulis am/n (dibaca: a pangkat m per n).
Bentuk am/n disebut bentuk pangkat pecahan.
contoh :

jawab :

Operasi Aljabar pada Bentuk Akar

Penjumlahan dan Pengurangan

Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan jika memiliki suku-suku yang sejenis.

kesimpulan :
jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku
a√b + c√b = (a + c)√b

a√b – c√b = (a – c)√b

Perkalian dan Pembagian

Contoh :
Tentukan hasil operasi berikut :

jawab :

Perpangkatan

Kalian tentu masih ingat bahwa (a^)” = a^’. Rumus tersebut juga berlaku pada operasi perpangkatan dari
akar suatu bilangan.
Contoh:

Operasi Campuran

Dengan memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan lebih mudah menyelesaikan
soal-soal operasi campuran pada bentuk akarnya. Sebelum melakukan operasi campuran, pahami urutan
operasi hitung berikut.

 Prioritas yang didahulukan pada operasi bilangan adalah bilangan-bilangan yang ada dalam tanda
kurung.
 Jika tidak ada tanda kurungnya maka
1. pangkat dan akar sama kuat;
2. kali dan bagi sama kuat;
3. tambah dan kurang sama kuat, artinya mana yang lebih awal dikerjakan terlebih dahulu;
4. kali dan bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang, artinya kali dan bagi dikerjakan terlebih
dahulu.
Contoh :
Merasionalkan Penyebut

Dalam perhitungan matematika, sering kita temukan pecahan dengan penyebut bentuk akar,

misalnya 
Agar nilai pecahan tersebut lebih sederhana maka penyebutnya harus dirasionalkan terlebih dahulu.
Artinya tidak ada bentuk akar pada penyebut suatu pecahan. Penyebut dari pecahan-pecahan yang akan

dirasionalkan berturut-turut adalah 


Merasionalkan penyebut adalah mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan
dengan penyebut bilangan rasional.
Penyebut Berbentuk √b

Jika a dan b adalah bilangan rasional, serta √b adalah bentuk akar maka pecahan a/√bdapat dirasionalkan
penyebutnya dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan √b/√b .

Contoh :
Sederhanakan pecahan berikut dengan merasionalkan penyebutnya!

jawab :

Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)

Jika pecahan-pecahan mempunyai penyebut berbentuk (a+√b) atau (a+√b) maka pecahan tersebut dapat
dirasionalkan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan sekawannya. Sekawan dari
(a+√b) adalah (a+√b) adalah dan sebaliknya.
Bukti

Contoh :
Rasionalkan penyebut pecahan berikut.

jawab :
Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)

Pecahan tersebut dapat dirasionalkan dengan mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan bentuk
akar sekawannya, yaitu sebagai berikut.

Contoh:
Selesaikan soal berikut!

Jawab :

PENGERTIAN RELASI, FUNGSI, SIFAT


DAN JENIS FUNGSI

Setelah mengikuti pembelajaran Bab II ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan pengertian relasi, fungsi,
sifat, dan jenis fungsi dengan benar. Galileo Galilei (1564-1642) merupakan salah satu astronom terkenal dari Italia 
yang dikenal luas dengan penemuannya tentang hubungan yang sangat teratur antara  tinggi suatu benda yang
dijatuhkan dengan waktu tempuhnya menuju tanah,  sebagaimana ditunjukkan dengan tabel berikut:
Tabel di atas menunjukkan bahwa jarak yang ditempuh d (dalam kaki/feet)  merupakan fungsi dari waktu
(dalam menit) dengan rumus d = (4t)2. Dengan rumus fungsi itu, nilai dari suatu peubah akan dapat ditentukan jika
nilai dari peubah yang  satunya diketahui. Konsep “fungsi” terdapat hampir dalam setiap cabang matematika, 
sehingga merupakan suatu yang sangat penting artinya dan  banyak sekali kegunaannya. Akan tetapi pengertian
dalam matematika agak berbeda dengan pengertian dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pengertian sehari-hari, “fungsi” adalah guna atau manfaat. Kata fungsi dalam matematika
sebagaimana diperkenalkan oleh Leibniz (1646-1716) yang gambarnya terlihat di atas digunakan untuk
menyatakan suatu hubungan atau kaitan yang khas antara dua himpunan.

Mengingat konsep fungsi menyangkut hubungan atau kaitan  dari dua himpunan, maka disini kita awali
dulu pembicaraan kita mengenai fungsi dengan hubungan atau relasi antara dua himpunan.

A.Pengertian Relasi

Suatu relasi (biner) F dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu perkawanan elemen-elemen di A
dengan elemen-elemen di B.

Contoh:

A = {2,3,4,5,6}
B = {1,2,3,4,5,6}

Relasi : “adalah faktor dari “ Dapat disajikan dalam dua macam cara.

a.  Dengan diagram panah 

b. Dengan diagram pasangan berurutan.

R = {(2,2), (2,4), (2,6), (3,3), (3,6), (4,4), (5,5), (6,6)}

Dengan menggunakan penyajian relasi di atas, maka relasi R dari himpunan


A ke

himpunan B dapat kita definisikan sebagai himpunan pasangan (a,b) pada A


× B, di mana a ∈ A dan -  b ∈ B salasatu dari kalimat berikut:

Relasi atau hubungan itu dapat terjadi di berbagai bidang misalnya ekonomi,IPA, keteknikan  dan lain
sebagainya, seperti hubungan antara jumlah suatu barang  dengan harganya, dalam  hubungan antara harga
dengan permintaan atau penawaran,  dalam hubungan antara kekuatan suatu zat radioaktif dengan waktu.

B. Pengertian Fungsi

Perhatikan diagram dibawah ini:

Relasi fungsional atau sering disingkat fungsi sering juga


disebut dengan istilah pemetaan(mapping) didefinisikan sebagai
berikut : Definisi:  
Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang memasangkan setiap elemen dari A secara
tunggal,  dengan elemen pada B.

Ditulis f : A → B dibaca “fungsi f pemetaan A ke dalam / into B”

Apabila f memetakan suatu elemen x ∈A ke suatu y ∈ B dikatakan bahwa y adalah peta dari x oleh f dan peta ini
dinyatakan dengan notasi f(x), dan biasa ditulis dengan f:x → f(x), sedangkan x biasa disebut prapeta dari f(x).

Himpunan A dinamakan daerah asal (domain) dari fungsi f , sedangkan himpunan Bdisebut daerah kawan
(kodomain) sedangkan himpunan dari semua peta di B dinamakan daerah hasil (range) dari fungsi f tersebut.

Contoh 1:

Diagram sebagaimana pada G.b. 2.4 di atas adalah fungsi karena pertama, terdapat relasi (yang melibatkan dua
himpunan yakni A dan B) dan kedua, pemasangan setiap elemen A adalah secara tunggal.

Contoh 2

Diagram di samping bukan merupakan fungsi karena ada elemen A


yang dipasangkan tidak secara tunggal dengan elemen pada B.

Contoh 3 :

Diketahui A = {x | -3 ≤ x < 3, x ∈ R} dan suatu fungsi f: A → R Ditentukan oleh rumus f(x) = x2 + 1

a. Carilah f(-1), f(0) dan prapeta dari 5


b. Dengan melukis grafik, tentukan daerah hasil dari fungsi f.
c. Jelaskan bahwa f adalah suatu fungsi.

Jawab:
Dibuat grafik y= x2 + 1
f(-3) = (-3)2 + 1 =10
f(3) = (3)2 + 1 = 10
titik balik (0,1)

Jadi daerah hasil dari fungsi f adalah: R = { y | 1 < y < 10, y ∈ R }, karena nilai f(x) = y terletak pada interval tersebut
sebagaimana terlihat pada sumbu y.

c. Karena f suatu relasi dimana setiap elemen pada domain A (sumbu x) dipasangkan secara tunggal maka f
merupakan fungsi.

C.Sifat Fungsi

Dengan memperhatikan bagaimana elemen-elemen pada masing-masing himpunan A dan B yang


direlasikan dalam suatu fungsi, maka kita mengenal tiga sifat fungsi yakni sebagai berikut :  

1. Injektif (Satu-satu)

Misalkan fungsi f menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu (injektif), apabila setiap dua
elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B. Selanjutnya secara singkat dapat
dikatakan bahwa f:A→B adalah fungsi injektif apabila a ≠  a’ berakibat f(a) ≠  f(a’) atau ekuivalen, jika f(a) = f(a’)
maka akibatnya a = a’.

Contoh:

1. Fungsi f pada R yang didefinisikan dengan f(x) = x2 bukan suatu fungsi satu-satu sebab f(-2) = f(2).
2.

Adapun fungsi pada A = {bilangan asli}  yang didefinisikan dengan f(x)=


2x  adalah fungsi satu-satu, sebab kelipatan  dua dari setiap dua bilangan
yang berlainan adalah berlainan pula.
 2. Surjektif (Onto)

Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil  f(A) dari fungsi f adalah
himpunan bagian dari B, atau f(A) c B. Apabila f(A) = B, yang berarti setiap elemen di B pasti merupakan peta dari
sekurang-kurangnya satu elemen di A maka kita katakan f adalah suatu fungsi surjektif atau “f memetakan A Onto
B”

Contoh:

1. Fungsi f: R→R yang didefinisikan dengan rumus f(x) = x2    bukan fungsi yang  onto karena himpunan
bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi tersebut
2. Gb. 2.11

Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y, z} dan fungsi f: A → B yang


didefinisikan dengan diagram panah adalah suatu fungsi yang surjektif
karena daerah hasil f adalah sama dengan kodomain dari f (himpunan
B).

  

3. Bijektif (Korespondensi Satu-satu)

Suatu pemetaan f: A→B sedemikian rupa sehingga f merupakan fungsi  yang injektif dan  surjektif
sekaligus, maka dikatakan “f adalah fungsi yang bijektif” atau “ A dan B berada dalam korespondensi satu-satu”.

Contoh:

 1)

  

Relasi dari himpunan A = {a, b, c} ke himpunan B = {p,q, r} yang


didefinisikan  sebagai diagram di samping adalah suatu fungsi yang
bijektif.

2) Fungsi f yang memasangkan setiap negara di dunia dengan ibu kota negaranegara di

dunia adalah fungsi korespondensi satu-satu (fungsi bijektif), karena  tidak ada satu

kotapun yang menjadi ibu kota dua negara yang berlainan.

D.Jenis – jenis Fungsi


Jika suatu fungsi f mempunyai daerah asal dan daerah kawan yang sama, misalnya D, maka sering
dikatakan fungsi f pada D. Jika daerah asal dari fungsi tidak dinyatakan maka yang dimaksud adalah himpunan
semua bilangan real (R). Untuk  fungsi-fungsi pada R kita kenal beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.

a.  Fungsi Konstan

b.  Fungsi Identitas

c.  Fungsi Linear

Fungsi pada bilangan real yang


didefinisikan : f(x) = ax + b, a dan b
konstan dengan a

       
d.  Fungsi Kuadrat 

Fungsi f: R→R yang ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c dengan a,b,c ∈ R dan a ≠ 0 disebut fungsi kuadrat.

e.  Fungsi Rasional

Fungsi rasional adalah suatu fungsi terbentuk f(x) =Q(x)  P(x) dengan P(x) dan Q(x) adalah suku banyak dalam x dan
Q(x) ≠ 0. Fungsi R→R yang didefinisikan sebagai: f : x→ x disebut fungsi identitas.

Latihan 1 :

1. Diantara fungsi-fungsi berikut, manakah yang merupakan fungsi injektif, surjektif, serta bijektif? Berilah
penjelasannya!

2. Diketahui himpunan D = {1,2,3,4,5}. Suatu relasi pada D ini, manakah yang berupa pemetaan dan berikan
alasannya !

   a.R = {(1,1),(2,2),(3,3),(4,4),(5,5)}
b.R = {(1,2),(2,3),(2,4),(4,5),(5,1)}
c.R = {(1,2),(2,2),(3,2),(4,2),(5,2)}

3.Suatu fungsi f: R→R ditentukan oleh f(x) = x2 + 2

   a.Tentukan f(-1), f(a), dan f(1).


b.Tentukan a jika f(a) = 27
c.Anggota manakah dari daerah asal yang mempunyai peta 18 ?

4.Manakah yang merupakan fungsi injektif, surjektif, atau bijektif dari fungsi dengan domain {1, 2, 3, 4}, yang
didefinisikan sebagai berikut?

   a. R = {(1, 1), (2, 3), (3, 5), (4, 7); jika kodomainnya {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
b. R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 1); jika kodomainnya {1, 2, 3}
c. R = {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1); jika kodomainnya {1, 2, 3, 4}
d. R = {(1, 1), (2, 2), (3, 2), (4, 4); jika kodomainnya {1, 2, 3, 4, 5, 6}

5. Misalkan A = [–1, 1] = {x|–1≤ x ≤ 1, ∈ R}. Apakah fungsi di bawah ini surjektif?

   a. f: A → A ; didefinisikan f(x) = x c. f: A → A ; didefinisikan f(x) = x2


b. f: A → A ; didefinisikan f(x) = 2x – 1 d. f: A → A ; didefinisikan f(x) = x3

Anda mungkin juga menyukai