EKONOMI DAN
BISNIS
.
MATEMATIKA
ASAL KATA
Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau
belajar. Dengan mempelajari mate-
matika, seseorang akan terbiasa
mengatur jalan pemikirannya dgn
sistematis.
Berpikir matematis:
Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 Km akan
MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika
waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar
menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia
perlu pengetahuan matematika.
Matematika Ekonomi 7
HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah Kumpulan benda atau objek yang
didefinisikan (diterangkan) dengan jelas
Contoh:
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9 }
Soal : Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi
pembentuk himpunan
1. B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan kurang atau
sama dengan 15
2. C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan
Contoh:
A = { 1, 3, 5, 7, 9 } B = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 }
1 A 1 B 2 B 2 A
3 A 3 B 4 B 4 A
5 A 5 B 6 B 6 A
7 A 7 B 8 B 8 A
9 A 9 B 10 B 10 A
12 B 12 A
Contoh :
Pada contoh di atas adakah saat ini orang yang tingginya lebih dari 5 meter
dan adakah bilangan prima diantara 7 dan 11 ? (coba pikir)
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu
tidak mempunyai satupun anggota yang sama
Contoh : L = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 } G = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Coba kalian perhatikan, adakah anggota himpunan L dan G yang sama ?
Karena tidak ada anggota himpunan L dan G yang sama maka himpunan L dan G
adalah dua himpunan yang saling lepas, jadi L // G
Himpunan Tidak Saling Lepas
Definisi:
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan tidak saling lepas (berpotongan) jika
kedua himpunan itu mempunyai anggota yang sama
Contoh :
P = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } Q = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Himpunan P dan himpunan Q tidak saling lepas karena mempunyai anggota yang
sama (persekutuan) yaitu 2, 4, 6, dan 8, jadi P Q
Himpunan Semesta
Definisi :
Himpunan Semesta adalah himpunan yang memuat semua objek yang
dibicarakan
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15} D = { 2,3,5,7,11 }
B = { -3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 } E = { 0, 2, 4, 6 }
C = { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 }
Perhatikan setiap anggota himpunan A, B, C, D, dan E
1. Apakah setiap anggota himpunan D ada di dalam himpunan A, B, dan C ?
2. Apakah setiap anggota himpunan E ada di dalam himpunan A, B, dan C ?
Setiap anggota himpunan D yaitu 2,3,5,7,11 ada di dalam Himpunan A, B, C. Oleh karena
itu Himpunan A,B,C adalah Himpunan Semesta dari Himpunan D
Setiap anggota Himpunan E yaitu 0,2,4,6 ada di dalam himpunan B dan C, tetapi
angka 0 tidak ada di dalam himpunan A. Oleh karena itu Himpunan B dan C
merupakan Himpunan semesta dari himpunan E, dan Himpunan A bukan himpunan
semesta dari himpunan E
HIMPUNAN BAGIAN
Definisi:
A adalah himpunan bagian dari himpunan B apabila setiap anggota
himpunan A juga menjadi anggota himpunan B dilambangkan dengan A
B
Contoh:
S = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
A = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } ; B = { 1, 2, 3, 4 } ; C = { 6, 7, 8, 9 }
Himpunan Ekuivalen
Definisi:
Dua himpunan dikatakan Ekuivalen apabila jumlah anggota kedua himpunan itu
sama tetapi bendanya ada yang tidak sama
Contoh :
P = { a, I, u, e, o } ; Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kedua himpunan P dan Q anggota-anggotanya tidak sama tetapi jumlah
anggotanya sama maka himpunan P Ekuivalen dengan Q, jadi ( P ~ Q )
Irisan Dua Himpunan (Interseksi)
Definisi:
Contoh:
Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }. Tentukan P Q
Jawab : P Q = { a, b, c, d, e, f, g, h }
Diagram Venn
Langkah-langkah menggambar diagram venn
N 16 18 M
20
11 17 19
13
12 14 15
Contoh 4:
Dari 60 siswa terdapat 20 orang suka bakso, 46 orang suka siomay dan 5 orang
tidak suka keduanya.
a. Ada berapa orang siswa yang suka bakso dan siomay?
b. Ada berapa orang siswa yang hanya suka bakso?
c. Ada berapa orang siswa yang hanya suka siomay?
Jawab: N(S) = 60
Misalnya : A = {siswa suka bakso} n(A) = 20
B = {siswa suka siomay} n(B) = 46
N:
1,2,3,….
Z:
…,-2,-1,0,1,2,..
N : bilangan Q:
asli a
q , a, b Z , b 0
b
Z : bilangan bulat
R Q Irasional
Q : bilangan rasional
Contoh Bil Irasional
R : bilangan real
2 , 3,
Sifat–sifat bilangan real
• Sifat-sifat urutan :
Trikotomi
Jika x dan y adalah suatu bilangan, maka pasti berlaku salah
satu dari x < y atau x > y atau x = y
Ketransitifan
Jika x < y dan y < z maka x < z
Perkalian
Misalkan z bilangan positif dan x < y maka xz < yz,
sedangkan bila z bilangan negatif, maka xz > yz
Garis bilangan
Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang disebut
dengan garis bilangan(real)
2
-3 0 1
Selang
Himpunan bagian dari garis bilangan disebut selang
Jenis-jenis selang
Selang
Himpunan selang Grafik
{x x < a} (- ¥, a )
a
{x x £ a} (- ¥, a]
a
{x a < x < b} (a, b)
a b
{x a £ x £ b} [a, b]
a b
{x x > b} (b, ¥)
b
{x x ³ b} [b, ¥)
b
{x x Â} (¥, ¥)
Pertidaksamaan
• Pertidaksamaan satu variabel adalah suatu
bentuk aljabar dengan satu variabel yang
dihubungkan dengan relasi urutan.
• Bentuk umum pertidaksamaan :
A( x ) D( x )
<
B( x ) E ( x )
0 10
9
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan :
10
Hp = 0, 9
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
1 2
5. <
x 1 3x - 1
1 2 -- ++ -- ++
- <0 3
x 1 3x - 1 -1 1
3
( 3x - 1) - ( 2 x 2) < 0 Hp =
1
( - ¥,-1) ,3
( x 1)( 3x - 1) 3
x -3
<0
( x 1)( 3x - 1)
1
TP : -1, ,3
3
Pertidaksamaan nilai mutlak
1 x x2
2 x £ a, a ³ 0 - a £ x £ a
3 x ³ a, a ³ 0 x ³ a atau x £ -a
4 x £ y x2 £ y 2
x x
5
y y
6. Ketaksamaan segitiga
x y £ x y
x- y ³ x - y
Soal Latihan
Cari himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
1 x2
³ 1- x
4 - 2x
x - 2 x 1
2 £
x 2
x3
3 2 - x 3 - 2x £ 3
2
4 x 1 2 x 2 ³ 2
5 2x 3 ³ 4x 5
6 x 3x £ 2
Fungsi
Fungsi dan hubungan
b. x 1 2 1 2
f(x) 3 4 4 5
X 1 2 3 3
c.
f(x) 4 5 6 7
d. x 1 2 3 4
f(x) 1 8 27 64
Fungsi Linier
• Fungsi linier adalah fungsi yang paling
sederhana karena hanya mempunyai satu
variabel bebas dan berpangkat satu pada
variabel bebas tersebut, sehingga sering
disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk
umum persamaan linier adalah:
y = a + bx; Atau sering dinyatakan dalam bentuk
implisit berikut: Ax + By + C = 0
KEMIRINGAN DAN TITIK POTONG SUMBU
P
E = titik equilibrium / titik ke-
seimbangan pasar
Fungsi Penawaran
E
Fungsi Permintaan
Q
O
Contoh Kasus
Q a - bP
berlawanan, mencerminkan
hukum permintaan
kurva permintaan
Q
Fungsi Penawaran
Kurva Penawaran
Q -a bP
• Variabel P dan Q
mempunyai tanda yang
sama mencerminkan
hukum penawaran
kurva penawaran
Q
Keseimbangan Pasar
• Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam
keseimbangan bila jumlah barang yang diminta di pasar
tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan
• Dalam matematik
Qd Qs
Kurva Keseimbangan Pasar
P
Qs
E
Pe
Qd Q
Qe
Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan
Q = 10 – 5P
Q = 5 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )
b. Grafik Keseimbangan pasar :
4
3
Qd = 10 - 5P Qs = - 4 + 9P
2
E ( 5,1 )
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Latihan Soal
1. Permintaan gula ditentukan dengan fungsi Qd=30-0,6P,
carilah Qd untuk P=3,P=15 dan P=25;Gambarkan!
2. Diketahui Qd=15-0,2P dan Qs=-1+0,6P, hitung harga
pasarnya dan gambarkan kedua kurva dalam satu diagram
3. Tentukan keseimbangan harga dan kuantitas untuk fungsi
berikut :
a. Qs= -20 + 3P dan Qd = 220 – 5P
b. 13P – Qs = 27 dan Qd + 4P – 24 = 0
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
• Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka
akan terjadi perubahan keseimbangan pasar
atas produk tersebut, baik harga maupun
jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan
pajak sebagian dikenakan kepada konsumen
sehingga harga produk akan naik dan jumlah
barang yang diminta akan berkurang.
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak dapat
digambarkan sebagai berikut :
P
Qs'
Qs
Pe' E'
Pe E
Qd
Q
Qe' Qe
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih
besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak
persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen :
tk = Pe' – Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen :
tp = t – tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah :
T = t x Qe'
Contoh Soal :
1. Diketahui suatu produk ditunjukkan fungsi
penawaran P = 7 + Q dan fungsi permintaan P =
16 – 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar
Rp. 3,-/unit
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah pajak ?
b. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen
dan produsen ?
Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum pajak
Qd = Qs
7 + Q = 16 – 2Q P = 7+Q
3Q = 9 P = 7+3
Qe = 3 Pe = 10
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
Keseimbangan pasar sesudah pajak
Fungsi penawaran menjadi :
P = 16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 – 2Q Os = Qd
19 – 2Q = 7 + Q
3Q = 12
Qe' = 4
P = 19 – 2Q
= 19 – 8
Pe' = 11
Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E' ( 4,11 )
T = t x Qe'
= 3.4
= 12 (Besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 12,-)
t k = P e' – P e
= 11 – 10
= 1 (Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp. 1,-)
tp = t – t k
= 3–1
= 2 (Besar pajak yang ditanggung produsen Rp. 2,-)
Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
• Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut menjadi lebih rendah.
• Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka
akan terjadi penurunan harga produk sehingga
keseimbangan pasar atas produk tersebut juga
akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak
ia akan menjadi P = a + bQ – s
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi dapat digambarkan
sebagai berikut :
P
Qs
Qs'
Pe E
Pe' E'
Qd
Q
Qe Qe'
• Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen :
sk = Pe – Pe'
• Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen :
sp = s – sk
• Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah :
S = s x Qe'
Contoh Soal :
Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Q d = 12–2P
sedangkan penawarannya Qs = -4 + 2P pemerintah memberikan
subsidi sebesar Rp. 2,- setiap unit barang.
a. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sebelum
subsidi ?
b. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sesudah
subsidi ?
c. Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan
produsen ?
d. Berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?
Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum subsidi
Qd = Qs Q = 12 – 2P
2 – 2P = -4 + 2P = 12 – 8
P = 16 Qe = 4
Pe = 4
( Keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 ))
Keseimbangan pasar sesudah subsidi :
Qd = 12 – 2P => P = ½ Qd + 6
Qs = -4 + 2P => P = ½ Qs + 2
Sesudah Subsidi Fungsi Penawaran menjadi
P = ½Q+2–2
P = ½Q
Sehingga Keseimbangan pasar sesudah subsidi menjadi :
-½Q+6 = ½Q
Qe' = 6
P = ½Q
Pe' = 3
( Keseimbangan pasar setelah subsidi E' = ( 6, 3 ) )
sk = Pe – Pe'
= 4–3
= 1
(Besar subsidi untuk konsumen Rp. 1,- )
sp = s – s k
= 2–1
= 1
( Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,- )
Subsidi yang diberikan pemerintah
S = s x Qe'
= 2.6
= 12
Fungsi Biaya
FC k
VC f (Q) vQ
C g(Q) FCVC k vQ
Kurva Fungsi Biaya
C
C=k+vQ
VC=vQ
FC=k
k
0
Q
Contoh Soal :
• Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan
biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan
VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva
biaya totalnya ! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut
memproduksi 500 unit barang ?
Penyelesaian :
FC = 20.000 VC = 100 Q
C = FC + VC
C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500,
C = 20.000 + 100(500) = 70.000
Fungsi Penerimaan
• Penerimaan total (total revenue) adalah hasil
kali jumlah barang yang terjual dengan harga
jual per unit barang tersebut.
R = Q x P = f (Q)
Kurva Penerimaan Total
Contoh Soal :
• Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan
dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa
besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak
350 unit ?
Penyelesaian :
R=QxP
= Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350) = 70.000
Analisis Pulang Pokok
C, R
R = r (Q)
π >0 C = c (Q)
TPP (π = 0)
π <0
Q
0
Q'
Contoh Soal :
• Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan
ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan
penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat
produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang
pokok ? apa yang terjadi jika perusahaan
memproduksi 150 unit ?
Penyelesaian :
Diketahui :
C = 20.000 + 100Q
R = 200Q
Syarat Pulang Pokok
R = C
200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200
Jadi pada tingkat produksi 200 unit dicapai keadaan pulang
pokok
Jika Q = 150, maka
π=R–C
= 200Q – ( 20.000 + 100Q)
= 100 Q – 20.000
= 100(150) – 20.000
= -5.000
( Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp.
5.000,- )
Fungsi penerimaan dan
fungsi biaya
MATEMATIKA BISNIS
Fungsi Penerimaan
100.006.000
100.000.000
Q
0 1 2 3
BEP
• BEP (Break Even Point) atau titik impas adalah suatu
titik atau keadaan dimana suatu perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami
kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau
kerugiannya bernilai nol.
• Laba jika TR > TC
• Rugi jika TR < TC
• BEP jika TR = TC
• Jumlah Q dalam keadaan BEP dapat ditentukan
melalui rumus :
Biaya Tetap
BEP( Q )
Harga Jual Per Unit- Biaya Variabel Per Unit
Latihan
Untuk memproduksi suatu barang sebuah perusahaan
mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 40.000 per
bulan dengan biaya variabel sebesar Rp 400 per unit.
Harga jual produk sebesar Rp 600 per unit.
Ditanyakan :
a. Bagaimana fungsi penerimaan dan fungsi biaya
untuk kasus tersebut ?
b. Berapa jumlah barang yang diproduksi pada saat
BEP ?
c. Gambarkan Grafik BEP ?