Anda di halaman 1dari 157

MATEMATIKA

EKONOMI DAN
BISNIS
.
MATEMATIKA
ASAL KATA
Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau
belajar. Dengan mempelajari mate-
matika, seseorang akan terbiasa
mengatur jalan pemikirannya dgn
sistematis.

Berpikir matematis:
Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 Km akan
MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika
waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar
menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia
perlu pengetahuan matematika.

Matematika, merupakan sarana = pendekatan


untuk suatu analisa.

Dengan mempelajari matematika, membawa


sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu yang
singkat.
Matematika Ekonomi 4
Ekonomi dan Matematika Ekonomi
Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan
pendekatan matematis dibanding dengan tanpa
pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:
a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau pokok
bahasan menjadi sederhana.
b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-kan
logika dengan asumsi-asumsinya.
c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-
gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)
Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs Inc =
pendapatan, Pi = harga kom. substitusi
Matematika Ekonomi 5
Kelemahannya pendekatan matematis:
a. Bahasa matematis tidak selalu mudah dimengerti
oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan
kesukaran.
Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana
mengartikan persamaan matematis tersebut, mis
dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll.
sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan
dari matematika.
b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar
matematika, ada kecenderungan:
(1) membatasi diri dengan hanya memecahkan
persoalan secara matematis
Matematika Ekonomi 6
(2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat demi
memudahkan pendekatan matematis atau
statistis. Artinya, lebih banyak berbicara
matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori
ekonomi.
Kesimpulan dari bahasa adalah:
1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu
ekonomi.
2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of
transportation” yaitu membawa pemikiran kepada
kesimpulan dengan singkat (model)

Matematika Ekonomi 7
HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah Kumpulan benda atau objek yang
didefinisikan (diterangkan) dengan jelas

Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya A, B, C, D, …,Z


dan objek-objek dari himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal
dan dipisahkan dengan tanda koma
Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda atau objeknya jelas
mana yang merupakan anggota dan mana yang bukan anggota dari
himpunan itu

Contoh:
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9 }
Soal : Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi
pembentuk himpunan
1. B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan kurang atau
sama dengan 15
2. C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan

-5 tetapi kurang dari 10


3. D adalah bilangan ganjil kurang dari 20
Jawaban :
1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x  A}
2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x  B }
3. D = { x | x < 20 , x  A }
Contoh soal : Nyatakan soal di atas dengan cara mendaftar anggotanya
Jawaban:
1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x  A}
= { 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 }
2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x  B }
= { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
3. D = { x | x < 20 , x  A }
= { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 }
Keanggotaan Suatu Himpunan

Contoh:

A = { 1, 3, 5, 7, 9 } B = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 }
1 A 1 B 2 B 2 A
3 A 3 B 4 B 4 A
5 A 5 B 6 B 6 A
7 A 7 B 8 B 8 A
9 A 9 B 10  B 10  A
12  B 12  A

Banyaknya anggota himpunan A dilambangkan dengan n(A) = 5


Banyaknya anggota himpunan B dilambangkan dengan n(B) = 6

Catatan: Lambang  dibaca “elemen” atau anggota


Lambang  dibaca “bukan elemen” atau bukan anggota
Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
HIMPUNAN KOSONG
DEFINISI:
Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota dan
dilambangkan dengan { } atau 

Contoh :

D = { x | x orang yang tingginya lebih dari 5 m}


F = { x | x bilangan prima antara 7 dan 11 }

Pada contoh di atas adakah saat ini orang yang tingginya lebih dari 5 meter
dan adakah bilangan prima diantara 7 dan 11 ? (coba pikir)

Sekarang cobalah kalian membuat notasi himpunan yang mendefinisikan


himpunan kosong (waktum 5 menit)
Himpunan Lepas
Definisi:

Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu
tidak mempunyai satupun anggota yang sama
Contoh : L = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 } G = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Coba kalian perhatikan, adakah anggota himpunan L dan G yang sama ?
Karena tidak ada anggota himpunan L dan G yang sama maka himpunan L dan G
adalah dua himpunan yang saling lepas, jadi L // G
Himpunan Tidak Saling Lepas
Definisi:
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan tidak saling lepas (berpotongan) jika
kedua himpunan itu mempunyai anggota yang sama
Contoh :
P = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } Q = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Himpunan P dan himpunan Q tidak saling lepas karena mempunyai anggota yang
sama (persekutuan) yaitu 2, 4, 6, dan 8, jadi P  Q
Himpunan Semesta
Definisi :
Himpunan Semesta adalah himpunan yang memuat semua objek yang
dibicarakan
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15} D = { 2,3,5,7,11 }
B = { -3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 } E = { 0, 2, 4, 6 }
C = { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 }
Perhatikan setiap anggota himpunan A, B, C, D, dan E
1. Apakah setiap anggota himpunan D ada di dalam himpunan A, B, dan C ?
2. Apakah setiap anggota himpunan E ada di dalam himpunan A, B, dan C ?
Setiap anggota himpunan D yaitu 2,3,5,7,11 ada di dalam Himpunan A, B, C. Oleh karena
itu Himpunan A,B,C adalah Himpunan Semesta dari Himpunan D

Setiap anggota Himpunan E yaitu 0,2,4,6 ada di dalam himpunan B dan C, tetapi
angka 0 tidak ada di dalam himpunan A. Oleh karena itu Himpunan B dan C
merupakan Himpunan semesta dari himpunan E, dan Himpunan A bukan himpunan
semesta dari himpunan E
HIMPUNAN BAGIAN
Definisi:
A adalah himpunan bagian dari himpunan B apabila setiap anggota
himpunan A juga menjadi anggota himpunan B dilambangkan dengan A
B
Contoh:
S = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
A = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 } ; B = { 1, 2, 3, 4 } ; C = { 6, 7, 8, 9 }

a. Apakah himpunan B merupakan himpunan bagian dari himpunan A ?


b. Apakah himpunan C merupakan himpunan bagian dari himpunan A ?
Perhatikan setiap anggota himpunan A, B, C
a. Karena setiap anggota himpunan B juga merupakan anggota himpunan A
maka himpunan B merupakan himpunan bagian dari himpunan A, jadi B 
A
b. Karena ada anggota himpunan C yaitu 8 dan 9 tidak terdapat di dalam
himpunan A maka himpunan C bukan himpunan bagian dari himpunan A,
jadi C  A
Rumus Banyaknya Himpunan Bagian

Jika suatu himpunan mempunyai anggota sebanyak n(A) maka banyaknya


himpunan bagian dari A adalah sebanyak 2n(A)
Contoh:
Tentukan banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari himpunan berikut
1. A = { a, b, c }
2. B = { 1, 2, 3, 4, 5 }
3. C = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Jawab:
1. n(A) = 3 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari A
adalah 23 = 2 x 2 x 2 = 8
2. n(B) = 5 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari B
adalah 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
3. n(C) = 7 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari C
adalah 27 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
Himpunan Sama
Definisi:
Dua himpunan dikatakan sama apabila setiap anggota kedua himpunan itu sama
bentuk dan jumlahnya
Contoh :
A = { a, I, u, e, o } ; B = { u, a, I, o, e }
Kedua himpunan A dan B anggota-anggotanya sama yaitu a,I,u,e, dan o maka
himpunan A = B

Himpunan Ekuivalen
Definisi:
Dua himpunan dikatakan Ekuivalen apabila jumlah anggota kedua himpunan itu
sama tetapi bendanya ada yang tidak sama
Contoh :
P = { a, I, u, e, o } ; Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kedua himpunan P dan Q anggota-anggotanya tidak sama tetapi jumlah
anggotanya sama maka himpunan P Ekuivalen dengan Q, jadi ( P ~ Q )
Irisan Dua Himpunan (Interseksi)
Definisi:

Irisan himpunan A dan B ditulis A  B adalah himpunan semua objek yang


menjadi anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B
Contoh:
Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }. Tentukan P  Q
Jawab : P  Q = { d, e }
Gabungan Dua Himpunan ( Union)
Definisi:
Gabungan himpunan A dan B ditulis A  B adalah himpunan semua objek yang
menjadi anggota himpunan A atau menjadi anggota himpunan B

Contoh:
Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }. Tentukan P  Q
Jawab : P  Q = { a, b, c, d, e, f, g, h }
Diagram Venn
Langkah-langkah menggambar diagram venn

1. Daftarlah setiap anggota dari masing-masing himpunan


2. Tentukan mana anggota himpunan yang dimiliki secara bersama-sama
3. Letakkan anggota himpunan yang dimiliki bersama ditengah-tengah
4. Buatlah lingkaran sebanyak himpunan yang ada yang melingkupi
anggota bersama tadi
5. Lingkaran yang dibuat tadi ditandai dengan nama-nama himpunan
6. Selanjutnya lengkapilah anggota himpunan yang tertulis didalam lingkaran
sesuai dengan daftar anggota himpunan itu
7. Buatlah segiempat yang memuat lingkaran-lingkaran itu, dimana segiempat
ini menyatakan himpunan semestanya dan lengkapilah anggotanya apabila
belum lengkap
Contoh:
Diketahui: S = { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 }
A = { 1,2,3,4,5,6 } B = { 2,4,6,8,10 } C = { 3,6,9,12 }
Gambarlah diagram Venn untuk menyatakan himpunan di atas
Jawab:
6 adalah anggota yg dimiliki
S oleh himpunan A,B,C
0 A
7 3 dan 6 adalah anggota yg
9 1 dimiliki oleh himpunan A dan
3 5
C
12 6
2 4
2,4, 6 adalah anggota yg
dimiliki oleh himpunan A dan
C 14 B
13 11 8 10
B
Contoh 2:
Dari 32 siswa terdapat 21 orang gemar melukis, 16 orang gemar menari dan 10
orang gemar keduanya.
a. Ada berapa orang siswa yang hanya gemar melukis?
b. Ada berapa orang siswa yang hanya gemar menari?
c. Ada berapa orang siswa yang tidak gemar keduanya?
Jawab:
N(S) = 32 Misalnya : A = {siswa gemar melukis} n(A) = 21
B = {siswa gemar menari} n(B) = 16
A  B = {siswa gemar keduanya} n(A  B) = 10

Perhatikan Diagram Venn berikut

a. Ada 11 siswa yang hanya gemar melukis


S A B
b. Ada 6 siswa yang hanya gemar menari
11 10 6
c. Ada 5 siswa yang tidak gemar keduanya
5
Contoh 3:

Diketahui : S = { x | 10 < x ≤ 20, x  B }


M = { x | x > 15, x  S }
N = { x | x > 12, x  S }
Gambarlah diagram vennya
Jawab : S = { x | 10 < x ≤ 20, x  B } = { 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 }
M = { x | x > 15, x  S } = { 16,17,18,19,20}
N = { x | x > 12, x  S } = { 13,14,15,16,17,18,19,20}
M  N = { 16,17,18,19,20 }
Diagram Vennya adalah sbb:

N 16 18 M
20
11 17 19
13

12 14 15
Contoh 4:
Dari 60 siswa terdapat 20 orang suka bakso, 46 orang suka siomay dan 5 orang
tidak suka keduanya.
a. Ada berapa orang siswa yang suka bakso dan siomay?
b. Ada berapa orang siswa yang hanya suka bakso?
c. Ada berapa orang siswa yang hanya suka siomay?

Jawab: N(S) = 60
Misalnya : A = {siswa suka bakso} n(A) = 20
B = {siswa suka siomay} n(B) = 46

(A  B)c = {tidak suka keduanya} n((A  B)c) = 5


Maka A  B = {suka keduanya} n(A  B) = x
{siswa suka bakso saja} = 20 - x n(S) = (20 – x)+x+(46-x)+5
60 = 71 - x
{siswa suka siomay saja} = 46 - x
X = 71 – 60 = 11
Perhatikan Diagram Venn berikut a. Yang suka keduanya adalah x =
11 orang
S b. Yang suka bakso saja adalah 20-x
A = 20-11= 9 orang
20 - x x 46 - x B
c. Yang suka siomay saja adalah 46-x
5 = 46-11= 35 orang
sampai jumpa ......

Kembali ke halaman utama


Sistem
Bilangan Nyata
Sistem bilangan

N:
1,2,3,….
Z:
…,-2,-1,0,1,2,..
N : bilangan Q:
asli a
q  , a, b  Z , b  0
b
Z : bilangan bulat
R  Q  Irasional
Q : bilangan rasional
Contoh Bil Irasional
R : bilangan real
2 , 3, 
Sifat–sifat bilangan real
• Sifat-sifat urutan :
 Trikotomi
Jika x dan y adalah suatu bilangan, maka pasti berlaku salah
satu dari x < y atau x > y atau x = y
 Ketransitifan
Jika x < y dan y < z maka x < z
 Perkalian
Misalkan z bilangan positif dan x < y maka xz < yz,
sedangkan bila z bilangan negatif, maka xz > yz
Garis bilangan
Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang disebut
dengan garis bilangan(real)

2
-3 0 1 

Selang
Himpunan bagian dari garis bilangan disebut selang
Jenis-jenis selang
Selang
Himpunan selang Grafik
{x x < a} (- ¥, a )
a
{x x £ a} (- ¥, a]
a
{x a < x < b} (a, b)
a b
{x a £ x £ b} [a, b]
a b
{x x > b} (b, ¥)
b
{x x ³ b} [b, ¥)
b
{x x  Â} (¥, ¥)
Pertidaksamaan
• Pertidaksamaan satu variabel adalah suatu
bentuk aljabar dengan satu variabel yang
dihubungkan dengan relasi urutan.
• Bentuk umum pertidaksamaan :
A( x ) D( x )
<
B( x ) E ( x )

• dengan A(x), B(x), D(x), E(x) adalah suku


banyak (polinom) dan B(x) ≠ 0, E(x) ≠ 0
Pertidaksamaan
• Menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalah
mencari semua himpunan bilangan real yang
membuat pertidaksamaan berlaku. Himpunan
bilangan real ini disebut juga Himpunan
Penyelesaian (HP)
• Cara menentukan HP :
1. Bentuk pertidaksamaan diubah menjadi :
, dengan cara :
P ( x)
<0
Q( x)
Pertidaksamaan
 Ruas kiri atau ruas kanan dinolkan
 Menyamakan penyebut dan menyederhanakan bentuk
pembilangnya
2. Dicari titik-titik pemecah dari pembilang dan
penyebut dengan cara P(x) dan Q(x) diuraikan
menjadi faktor-faktor linier dan/ atau kuadrat
3. Gambarkan titik-titik pemecah tersebut pada garis
bilangan, kemudian tentukan tanda (+, -)
pertidaksamaan di setiap selang bagian yang
muncul
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
1 13 ³ 2 x - 3 ³ 5
13  3 ³ 2 x ³ 5  3
16 ³ 2 x ³ 8
8³ x³4
4£ x£8
Hp = [ 4,8]
4 8
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
2 - 2 < 6 - 4x £ 8
 1 
Hp   - ,2 
- 8 < -4 x £ 2  2 
8 > 4 x ³ -2
- 2 £ 4x < 8
1 - 12 2
- £x<2
2
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
3 2 x 2
- 5x - 3 < 0
( 2 x  1)( x - 3) < 0
1
Titik Pemecah (TP) : x- dan x3
2
++ -- ++
3
- 1
2
 1 
 - ,3 
Hp =  2 
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
4 2 x - 4 £ 6 - 7 x £ 3x  6
2x - 4 £ 6 - 7x dan 6 - 7 x £ 3x  6
2x  7 x £ 6  4 dan - 7 x - 3x £ -6  6
9 x £ 10 dan - 10x £ 0
10
x£ dan 10 x ³ 0
9
10
x£ dan x³0
9
 10 
Hp =  - ¥,   [ 0, ¥ )
 9

0 10
9
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan :
 10 
Hp = 0, 9 
 
Contoh :
Tentukan Himpunan Penyelesaian
1 2
5. <
x  1 3x - 1
1 2 -- ++ -- ++
- <0 3
x  1 3x - 1 -1 1
3
( 3x - 1) - ( 2 x  2) < 0 Hp =
1 
( - ¥,-1)   ,3 
( x  1)( 3x - 1) 3 

x -3
<0
( x  1)( 3x - 1)
1
TP : -1, ,3
3
Pertidaksamaan nilai mutlak

• Nilai mutlak x (|x|) didefinisikan sebagai jarak


x dari titik pusat pada garis bilangan, sehingga
jarak selalu bernilai positif.
• Definisi nilai mutlak :
 x ,x ³ 0
x 
- x , x < 0
Pertidaksamaan nilai mutlak
• Sifat-sifat nilai mutlak:

1 x  x2
2 x £ a, a ³ 0  - a £ x £ a
3 x ³ a, a ³ 0  x ³ a atau x £ -a
4 x £ y  x2 £ y 2
x x
5 
y y
6. Ketaksamaan segitiga
x y £ x  y
x- y ³ x - y
Soal Latihan
Cari himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
1 x2
³ 1- x
4 - 2x
x - 2 x 1
2 £
x 2
x3
3 2 - x  3 - 2x £ 3
2
4 x 1  2 x  2 ³ 2
5 2x  3 ³ 4x  5

6 x  3x £ 2
Fungsi
Fungsi dan hubungan

• Fungsi adalah suatu bentuk hubungan


matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) antara
satu variabel dengan variabel lain.
• Suatu Fungsi adalah suatu hubungan di mana
setiap elemen dari wilayah (domain) saling
berhubungan dengan satu dan hanya satu
elemen dari jangkauan(range)
• Sebuah fungsi dibentuk oleh
beberapa unsur yaitu: variabel,
koefisien, dan konstanta.
• Variabel dan koefisien senantiasa
terdapat dalam setiap fungsi.
Koefisien adalah bilangan atau angka
yang terkait pada dan terletak di depan
suatu variabel dalam sebuah fungsi.
Konstanta adalah bilangan atau angka
yang (kadang-kadang) turut
membentuksebuah fungsi tetapi
berdiri sendiri sebagai bilangan (tidak
terkait pada suatu variabel tertentu).
y = 5 + 0,8x
y : variabel terikat
x : variabel bebas
0,8 : koefisien variabel x
5 : konstanta
Sedangkan notasi sebuah fungsi secara
umum adalah: y = f(x)
SISTEM KOORDINAT CARTESIUS

Setiap fungsi dapat disajikan secara grafik


pada bidang sepasang sumbu
silang (sistem koordinat).
Gambar dari sebuah fungsi dapat
dihasilkan dengan cara menghitung
koordinat titik-titik yang memenuhi
persamaannya, dan kemudian
memindahkan pasangan-pasangan titik
tersebut ke sistem sumbu silang.
Dalam menggambarkan suatu fungsi meletakkan
variabel bebas pada sumbu horizontal (absis)
dan variabel terikat pada sumbu vertikal
(ordinat).
Misal:
y = 3 + 2x
Contoh Soal

•1. Jikadiketahuif(x) = x2 – 2x + 3, tentukan:


f(-2); f(0); f(3); f(4); dan f(8)
2. Jikadiketahui, tentukan
f(1), f(2), f(3)
3. Tentukanlah himpunan pasangan urut berikut
ini apakah fungsi atau bukan
a. {(2,3), (3,4), (4,5)}
b. {(1,1),(2,2),(3,3),(4,4), (5,5)}
c. {(2,4),(4,6),(2,6)}
4. Tentukan himpunan pasangan urut (x,f(x))
berikut apakah fungsi atau bukan
a. x 1 2 3
f(x) 4 5 6

b. x 1 2 1 2
f(x) 3 4 4 5
X 1 2 3 3
c.
f(x) 4 5 6 7

d. x 1 2 3 4
f(x) 1 8 27 64
Fungsi Linier
• Fungsi linier adalah fungsi yang paling
sederhana karena hanya mempunyai satu
variabel bebas dan berpangkat satu pada
variabel bebas tersebut, sehingga sering
disebut sebagai fungsi berderajad satu. Bentuk
umum persamaan linier adalah:
y = a + bx; Atau sering dinyatakan dalam bentuk
implisit berikut: Ax + By + C = 0
KEMIRINGAN DAN TITIK POTONG SUMBU

• Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah


sama dengan perubahan variabel terikat x
dibagi dengan perubahan dalam variabel
bebas y. Kemiringan juga disebut gradien yang
dilambangkan dengan huruf m. Jadi
Sebagai contoh, y = 15 – 2x, kemiringannya adalah –2.
Ini berarti bahwa untuk setiap kenaikkan satu unit
variabel x akan menurunkan 2 unit variabel y.
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS

• Sebuah persamaan linier dapat dibentuk


melalui beberapa macam cara, antara lain:
– (1) metode dua titik dan
– (2) metode satu titik dan satu kemiringan
Metode Dua Titik
• Apabila diketahui dua titik A dan B dengan
koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2, y2),
maka rumus persamaan liniernya adalah:

• misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5),


maka persamaan liniernya adalah:
Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan
• Dari sebuah titik A (x1, y1) dan suatu kemiringan (m)dapat
dibentuk sebuah persamaan linier dengan rumus sebagai
berikut:

• Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m=0,5 maka


persamaan liniernya adalah:
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
• Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila persamaan
garis yang satu merupakan kelipatan dari (proporsional
terhadap) persamaan garis yang lain.
• Sejajar, dua buah garis akan sejajar apabila kemiringan garis
yang satu sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 = m2).
• Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan apabila
kemiringan garis yang satu tidak sama dengan kemiringan
garis yang lain (m1≠m2).
• Tegak lurus, dua garis akan saling tegak lurus apabila
kemiringan garis yang satu merupaka kebalikan dari
kemiringan garis yang lain dengan tanda yang berlawanan
Soal Latihan

1. Carilah kemiringan (slope) garis yang telah


ditentukan oleh titik A dan B berikut ini:
a. A(3,4) dan B(4,3)
b. A(4,5) dan B(8,13)
2. Carilah kemiringan (slope dari garis – garis
berikut :
a. Y = 2x + 3
b. 4x – 6y = 10
3. Tulislah persamaan – persamaan berikut dalam
bentuk slope-intercept
a. 2x – 3y -6 =0
b. 3x +4y +1 = 0
4. Carilah kemiringan dan titik potong sumbu Y
pada setiap garis – garis berikut:
a. 3x -12y + 2 =0
b. 2x -5y -10 =0
5. Untuk setiap pasangan titik – titik koordiant
(x,y) carilah persamaan garis lurus y=a0 + a1x
a. (3,5), (10,2)
b. (4, -2), 0,6)
6. Untuk setiap titik koordinat (x,y), dan
koefisien kemiringan a berikut ini carilah
persamaan garis lurus y=a0 + a1x
a. (2,6) dan a = 0.4
b. (5,8) dan a =-1.6
7. Tentukaah apakah garis – garis berikut sejajar
atau tidak
a.2x – 3y + 2 = 0 dan 4x -6y = 0
b.3x+y +4 = 0 dan 6x -2y +8 = 0
8. Tentukan apakah garis – garis berikut ini tegak
lurus satu sama lainnya atau tidak
c. A(3,1), B(4,3) dan C(1,-3), D(0,-2)
d. A(-1,2), B(4,5) dan C(2,-5), D(0,0)
PENERAPAN FUNGSI LINIER-1
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN
KESEIMBANGAN PASAR
FUNGSI PERMINTAAN

• Fungsi permintaan menunjukkan


hubungan antara jumlah produk
yang diminta oleh konsumen
dengan harga produk
FUNGSI PERMINTAAN

Di dalam teori ekonomi


• jika harga naik maka jumlah barang
yang diminta turun,
• jika harga turun maka jumlah barang
yang diminta naik,
• sehingga grafik fungsi permintaan
mempunyai slope negatif (miring ke kiri)
FUNGSI PERMINTAAN
FUNGSI PERMINTAAN
FUNGSI PERMINTAAN
FUNGSI PENAWARAN

• Fungsi penawaran menunjukkan


hubungan antara jumlah produk
yang ditawarkan oleh produsen
untuk dijual dengan harga produk.
FUNGSI PENAWARAN

Di dalam teori ekonomi


• Jika harga naik maka jumlah barang
yang ditawarkan bertambah,
• jika harga turun maka jumlah barang
yang ditawarkan turun,
• grafik fungsi permintaan mempunyai
slope positif (miring ke kanan)
FUNGSI PENAWARAN
FUNGSI PENAWARAN
FUNGSI PENAWARAN
Keseimbangan Pasar

Definisi : Pasar suatu barang dikatakan


dalam keseimbangan (equilibrium) apabila :
a) Jumlah barang yang diminta sama dengan
jumlah barang yang ditawarkan Qd = Qs.
Atau :
b) Harga barang yang ditawarkan sama dengan
harga barang yang diminta P d = Ps
Grafik

P
E = titik equilibrium / titik ke-
seimbangan pasar

Fungsi Penawaran
E

Fungsi Permintaan

Q
O
Contoh Kasus

Fungsi permintaan terhadap suatu barang


dinyatakan sebagai : P = 15 – Q sedangkan
fungsi penawarannya dinyatakan sebagai 2P
= 3 + Q.
a. Gambarlah grafik kedua fungsi tersebut
dalam satu sistem koordinat cartesius.
b. Tentukan berapa jumlah barang dan
harganya dalam keseimbangan pasar.
c. Tentukan Koordinat titik keseimbangan
pasar/equilibriumnya
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
• Di pasar terkadang permintaan suatu
barang dipengaruhi oleh permintaan
barang lain.
• Ini bisa terjadi pada dua macam produk
atau lebih yang berhubungan secara
- substitusi (produk pengganti)
- komplementer (produk pelengkap).
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Contoh Produk substitusi :
• Beras dengan gandum,
• minyak tanah dengan gas elpiji,
Contoh produk komplementer
• teh dengan gula,
• semen dengan pasir,
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Secara matematis fungsi permintaan
dan fungsi penawaran produk yang
beinteraksi mempunyai dua variabel
bebas, yaitu
(1) harga produk itu sendiri, dan
(2) harga produk lain yang saling
berhubungan
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Dimana
• Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
• Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
• Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
• Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
• Px = Harga produk X
• Py = Harga produk Y
• a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:
• Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua
macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai
berikut:

Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar!


KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK

Jadi nilai Qx=3; Qy=5; Px=3 dan Py=4


PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN
PASAR
• Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan
suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga
jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t)
• Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN
PASAR
Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15-Q dan fungsi
penawaran P=0,5Q+3. Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak
sebesar Rp 3 per unir.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah
kena pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN
PASAR
• Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:

• Jadi keseimbangan pasar sebelum kena pajak Q=8 dan P=7


PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN
PASAR
• Keseimbangan pasar setelah pajak:
• Fungsi penawaran setelah pajak: P=0,5Q+3+3  P=0,5Q+6,
sehingga keseimbangan pasar setelah pajak:

Jadi keseimbangan pasar


sebelum kena pajak Q=6
dan P=9
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN
PASAR
• Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar selisih
harga keseimbangan setelah pajak dengan harga keseimbangan
sebelum pajak yaitu: 9 - 7 = 2 per unit.
• Besar pajak per unit yang ditanggung produsen, sebesar selisih tarif
pajak per unit yang dikenakan dengan besar pajak per unityang
ditanggung konsumen, yaitu: 3 - 2 = 1 per unit.
• Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah perkalian
tarif pajak per unit dengan jumlah keseimbangan setelah pajak,
yaitu: 3 x 6 = 18.
LATIHAN SOAL
1. Suatu barang mempunyai kecenderungan permintaan sebagai berikut: jika
harganya 2, jumlah yang diminta 12 unit; tetapi bila harganya naik menjadi 5,
permintaannya hanya 6 unit. Sementara itu di lain pihak, jika harganya 2,
produsen menawarkan sejumlah 2 unit; dan bila harganya naik menjadi 5,
produsen menaikkan pula jumlah yang ditawarkan menjadi sebanyak 11 unit.
Tentukan:
a. Fungsi permintaan barang tersebut !
b. Fungsi penawaran barang tersebut !
c. Keseimbangan pasar !
d. Tunjukan keseimbangan pasar tersebut dalam diagram cartesius !
LATIHAN SOAL

2. Fungsi permintaan akan sebuah arloji ditunjukkan oleh perilaku sebagai


berikut. Bila dijual dengan harga 5, maka terjual sebanyak 2 unit,
sedangkan bila harganya 2 terjual 8 unit. Di pihak lain produsen hanya
mau menjual 3 unit pada tingkat harga 2, dan menjual 12 unit jika
harganya 5. Tentukan:
a. Fungsi permintaan arloji !
b. Fungsi penawaran arloji !
c. Keseimbangan pasar !
d. Gambar pada diagram Cartesius !
LATIHAN SOAL

3. Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar dari dua


macam barang, bila diketahui fungsi permintaan dan
penawarannya sebagai berikut:
LATIHAN SOAL

4. Fungsi permintaan dan penawaran akan suatu jenis barang


ditunjukkan oleh persamaan: Qd=1500-10P dan Qs=20P-1200.
Setiap barang yang terjual dikenakan pajak sebesar Rp 15,00
per unit. Tentukan :
a. Harga dan jumlah keseimbangan sebelum pajak !
b. Harga dan jumlah keseimbangan setelah pajak !
Penerapan Ekonomi
Fungsi Linier
Fungsi Permintaan
Kurva permintaan
• Variabel P dan variabel Q
mempunyai tanda yang

Q  a - bP
berlawanan, mencerminkan
hukum permintaan

kurva permintaan

Q
Fungsi Penawaran
Kurva Penawaran

Q  -a  bP
• Variabel P dan Q
mempunyai tanda yang
sama mencerminkan
hukum penawaran

kurva penawaran

Q
Keseimbangan Pasar
• Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam
keseimbangan bila jumlah barang yang diminta di pasar
tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan
• Dalam matematik

Qd  Qs
Kurva Keseimbangan Pasar

P
Qs

E
Pe

Qd Q

Qe
Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan

Qd = 10 – 5P dan fungsi penawarannya Qs = - 4 + 9P

a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang


tercipta di pasar ?

b. Tunjukkan secara geometri !


Penyelesaian
a. Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
10 – 5 P = - 4 + 9P
14 P = 14
P = 1 ≡ Pe

Q = 10 – 5P
Q = 5 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )
b. Grafik Keseimbangan pasar :

4
3
Qd = 10 - 5P Qs = - 4 + 9P
2
E ( 5,1 )
1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Latihan Soal
1. Permintaan gula ditentukan dengan fungsi Qd=30-0,6P,
carilah Qd untuk P=3,P=15 dan P=25;Gambarkan!
2. Diketahui Qd=15-0,2P dan Qs=-1+0,6P, hitung harga
pasarnya dan gambarkan kedua kurva dalam satu diagram
3. Tentukan keseimbangan harga dan kuantitas untuk fungsi
berikut :
a. Qs= -20 + 3P dan Qd = 220 – 5P
b. 13P – Qs = 27 dan Qd + 4P – 24 = 0
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
• Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka
akan terjadi perubahan keseimbangan pasar
atas produk tersebut, baik harga maupun
jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan
pajak sebagian dikenakan kepada konsumen
sehingga harga produk akan naik dan jumlah
barang yang diminta akan berkurang.
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak dapat
digambarkan sebagai berikut :

P
Qs'

Qs
Pe' E'
Pe E

Qd

Q
Qe' Qe
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih
besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak
persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen :
tk = Pe' – Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen :
tp = t – tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah :
T = t x Qe'
Contoh Soal :
1. Diketahui suatu produk ditunjukkan fungsi
penawaran P = 7 + Q dan fungsi permintaan P =
16 – 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar
Rp. 3,-/unit
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah pajak ?
b. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen
dan produsen ?
Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum pajak
Qd = Qs
7 + Q = 16 – 2Q P = 7+Q
3Q = 9 P = 7+3
Qe = 3 Pe = 10
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
Keseimbangan pasar sesudah pajak
Fungsi penawaran menjadi :
P = 16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 – 2Q Os = Qd
19 – 2Q = 7 + Q
3Q = 12
Qe' = 4
P = 19 – 2Q
= 19 – 8
Pe' = 11
Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E' ( 4,11 )
T = t x Qe'
= 3.4
= 12 (Besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 12,-)
t k = P e' – P e
= 11 – 10
= 1 (Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp. 1,-)
tp = t – t k
= 3–1
= 2 (Besar pajak yang ditanggung produsen Rp. 2,-)
Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
• Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
suatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut menjadi lebih rendah.
• Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka
akan terjadi penurunan harga produk sehingga
keseimbangan pasar atas produk tersebut juga
akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak
ia akan menjadi P = a + bQ – s
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi dapat digambarkan
sebagai berikut :
P
Qs

Qs'
Pe E
Pe' E'

Qd

Q
Qe Qe'
• Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen :

sk = Pe – Pe'
• Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen :

sp = s – sk
• Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah :

S = s x Qe'
Contoh Soal :
Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Q d = 12–2P
sedangkan penawarannya Qs = -4 + 2P pemerintah memberikan
subsidi sebesar Rp. 2,- setiap unit barang.
a. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sebelum
subsidi ?
b. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sesudah
subsidi ?
c. Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan
produsen ?
d. Berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?
Penyelesaian :
Keseimbangan pasar sebelum subsidi
Qd = Qs Q = 12 – 2P
2 – 2P = -4 + 2P = 12 – 8
P = 16 Qe = 4
Pe = 4
( Keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 ))
Keseimbangan pasar sesudah subsidi :
Qd = 12 – 2P => P = ½ Qd + 6
Qs = -4 + 2P => P = ½ Qs + 2
Sesudah Subsidi Fungsi Penawaran menjadi
P = ½Q+2–2
P = ½Q
Sehingga Keseimbangan pasar sesudah subsidi menjadi :
-½Q+6 = ½Q
Qe' = 6
P = ½Q
Pe' = 3
( Keseimbangan pasar setelah subsidi E' = ( 6, 3 ) )
sk = Pe – Pe'
= 4–3
= 1
(Besar subsidi untuk konsumen Rp. 1,- )
sp = s – s k
= 2–1
= 1
( Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,- )
Subsidi yang diberikan pemerintah
S = s x Qe'
= 2.6
= 12
Fungsi Biaya

• Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah


perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya
tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan, biaya tetap merupakan sebuah konstanta.
Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang
yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang
dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara
matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah
barang yang dihasilkan.
Bentuk Umum Persamaan Fungsi Biaya

FC  k
VC  f (Q)  vQ
C  g(Q)  FCVC  k  vQ
Kurva Fungsi Biaya

C
C=k+vQ

VC=vQ

FC=k
k

0
Q
Contoh Soal :
• Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan
biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan
VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva
biaya totalnya ! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut
memproduksi 500 unit barang ?
Penyelesaian :
FC = 20.000 VC = 100 Q
C = FC + VC
C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500,
C = 20.000 + 100(500) = 70.000
Fungsi Penerimaan
• Penerimaan total (total revenue) adalah hasil
kali jumlah barang yang terjual dengan harga
jual per unit barang tersebut.

R = Q x P = f (Q)
Kurva Penerimaan Total
Contoh Soal :
• Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan
dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa
besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak
350 unit ?
Penyelesaian :

R=QxP
= Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350) = 70.000
Analisis Pulang Pokok

• Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu


konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
• Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi
apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh
keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.
Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.

C, R
R = r (Q)

π >0 C = c (Q)

TPP (π = 0)

π <0
Q
0
Q'
Contoh Soal :
• Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan
ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan
penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat
produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang
pokok ? apa yang terjadi jika perusahaan
memproduksi 150 unit ?
Penyelesaian :
Diketahui :
C = 20.000 + 100Q
R = 200Q
Syarat Pulang Pokok
R = C
200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200
Jadi pada tingkat produksi 200 unit dicapai keadaan pulang
pokok
Jika Q = 150, maka
π=R–C
= 200Q – ( 20.000 + 100Q)
= 100 Q – 20.000
= 100(150) – 20.000
= -5.000
( Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp.
5.000,- )
Fungsi penerimaan dan
fungsi biaya

MATEMATIKA BISNIS
Fungsi Penerimaan

• Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau


fungsi hasil penjualan, dilambangkan dengan R (Revenue)
atau TR (Total Revenue)
• Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output :
R = f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual.
• Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per
unit dengan jumlah barang yang diproduksi dan laku dijual.
• Jika P adalah harga jual per unit, maka :
R=PxQ
dengan : P = harga jual per unit
` Q = jumlah produk yang dijual
R = total penerimaan
Contoh 1
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit
barang, bagaimanakah fungsi penerimaannya ? Gambarkan
fungsi penerimaan tersebut pada grafik. Jawab : Fungsi
Penerimaan :
R = P x Q → R = 5.000Q
R
15000
Gambar Grafik:
Karena intersepnya
tidak ada (nol) maka 10000
fungsi penerimaan R = 5.000Q
digambarkan melalui 5000
titik (0,0) dengan
gradien positif Q
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Fungsi Biaya

• Dilambangkan dengan C (Cost) atau TC (Total


Cost)
• Terdiri atas dua jenis fungsi biaya, yaitu :

1. Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC)


2. Variabel cost atau fungsi biaya yang
berubah-ubah (VC)
Fixed Cost
• Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC)
merupakan fungsi yang tidak bergantung
pada jumlah produk yang diproduksi.
• Jadi fungsi biaya tetap adalah fungsi
konstanta.
FC = k
dengan k : konstanta positif
Contoh 2
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap
sebesar Rp. 100.000.000 Bagaimanakah fungsi
biaya tetapnya dan gambarkan fungsi tersebut
pada grafik kartesius.
Jawab : FC = 100.000.000
FC
Gambar Grafik: 120000000
100000000
80000000
60000000 FC = 100.000.000
40000000
20000000 Q
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Variabel Cost

• Variabel cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah atau


biaya variabel (VC) merupakan fungsi biaya yang besarnya
bergantung dari jumlah produk yang diproduksi.
• Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi
per unit dengan jumlah barang yang diproduksi.
• Jika P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya
produksi per unit senantiasa lebih kecil dibandingkan
harga jual perunit barang, maka :
VC = P x Q
dengan : P = biaya produksi per unit
Q = jumlah produk yang diproduksi
Contoh 3
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp.
3.000 per unit. Bagaimana fungsi biaya variabelnya
dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik.
Jawab : VC = P x Q →  VC = 3.000 Q
VC
Gambar Grafik: 9000
Karena intersepnya
tidak ada (nol) maka 6000
fungsi biaya variabel
digambarkan melalui VC = 3.000 Q
titik (0,0) dengan 3000
gradien positif
0 Q
0 1 2 3
Total Cost
• Fungsi Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara
biaya tetap dengan biaya variabel.
• TC = FC + VC
• Contoh 4 :
Dari contoh 2 dan contoh 3 diatas, dimana biaya tetap
yang dikeluarkan sebuah perusahaan sebesar Rp.
100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q, maka TC
= 100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata intersep dari fungsi total biaya adalah sama
dengan biaya tetapnya dan gradiennya sama dengan
gradien fungsi biaya tetap. Hal ini mencerminkan bahwa
penggambaran fungsi total biaya haruslah melalui titik
(0,FC) dan sejajar dengan grafik VC.
Contoh 4
Gambar Grafik TC :
TC
100.009.000

100.006.000

100.003.000 TC = 100.000.000 + 3.000 Q

100.000.000
Q
0 1 2 3
BEP
• BEP (Break Even Point) atau titik impas adalah suatu
titik atau keadaan dimana suatu perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami
kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau
kerugiannya bernilai nol.
• Laba jika TR > TC
• Rugi jika TR < TC
• BEP jika TR = TC
• Jumlah Q dalam keadaan BEP dapat ditentukan
melalui rumus :
Biaya Tetap
BEP( Q ) 
Harga Jual Per Unit- Biaya Variabel Per Unit
Latihan
Untuk memproduksi suatu barang sebuah perusahaan
mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 40.000 per
bulan dengan biaya variabel sebesar Rp 400 per unit.
Harga jual produk sebesar Rp 600 per unit.
Ditanyakan :
a. Bagaimana fungsi penerimaan dan fungsi biaya
untuk kasus tersebut ?
b. Berapa jumlah barang yang diproduksi pada saat
BEP ?
c. Gambarkan Grafik BEP ?

Anda mungkin juga menyukai