Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

HIJAB DIKALANGAN REMAJA MUSLIM DI


INDONESIA

MAKALAH

KELOMPOK 1
Adhetya Wiranto Martama Putra
Ayu Tikayandini
Suhendra
Asmadinur
Roy Yunita Novita Sari
Yusuf Surya Firdaus

Fakultas D4-K3
Balikpapan
DAFTAR ISI :

Cover…………………………………………………………………………...

Kata Pengantar…………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………..……….
B. Rumusan Masalah………………………………………………...
C. Teori……………………………………………..………………..

BAB II : PEMBAHASAN

A. Perjalanan Sejarah Hijab…………………………..………………


B. Analisis Metamorfosis Hijab dikalangan Remaja di Indonesia……
C. Pandangan Islam dalam hijab……………………………………...

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………

Daftar Pustaka

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang “ Hijab Syar’I dikalangan Remaja Muslim “ dalam masyarakat.

     Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
   
   Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “ Hijab Syar’I dikalangan
Remaja Muslim “ untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

   
                                                                                     

Balikpapan,  2015
                                                                                        

         

Penyusun

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kata yang disebut dengan Jilbab dan
kata Modernisasi, dalam kehidupan masyarakat Jilbab dikenal sebagai alat atau untuk tempat
menutup aurat yang digunakan untuk para wanita yang menggunakannya.Pada umumnya
Jilbab dikalangan masyarakat sangat penting bagi wanita.Terutama wanita-wanita yang
sangat taat pada agamanya.

Sedangkan kita juga sering mendengar kata-kata Modernisasi/Trend yang dalam


artinya sendiri adalah gaya hidup yang mengikuti perkembangan jaman pada saat ini, dan
ternyata saat ini kita mendapati fakta negatif dari hijab dari beberapa wanita yang
memakainya hanya untuk dijadikannya sebagai topeng. Yaitu Ada kisah penyalahgunaan
hijab, ada salah satu mahasiswi berkerudung namun menjadi pelacur & bahkan katanya
pelacur yang berkerudung dihargai lebih mahal karena terkesan religious. Bahkan sekarang
ini kerudung telah dijadikan fashion show, banyak kalangan artis yang memakai hijab hanya
untuk agar terlihat lebih trendy. Banyak hal buruk lainnya tentang hijab saat ini & sedikit hal
positif tentang hijab saat ini.

Pada makalah ini, akan fokus membahas tentang perubahan trend Jilbab. Pengertian
itu sendiri telah dilakukan di dalam kalangan masyarakat luas, dengan menggabungkan Jilbab
itu sendiri dengan Modernisasi yang seiring dengan perkembangan jaman pada saat sekarang
ini.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Perubahan Trend Jilbab dikalangan remaja muslimah di Indonesia ?

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


4
C. Teori

Jilbab seringkali disebut dengan istilah kerudung.Namun, kata jilbab sekarang lebih
populer di telinga masyarakat. Jilbab asalnya dari bahasa saudi arabia yakni Jalaba, yang
bermakna membawa , menghimpun. Secara istilah sekarang ini jilbab/hijab ialah salah satu
busana yang dikenakan oleh wanita beragama Islam, yang berfungsi untuk menutupi bagian
kepala dan dada. Busana semacam ini ada ketika sebuah perintah datang melalui Nabi
Muhammad saw. ditujukan oleh semua wanita-wanita muslimah. Waktu itu dikenal dengan
istilah khumur atau hijab (penghalang). Jilbab yang digunakan oleh perempuan muslim pada
dasarnya untuk menutupi auratnya, namun kini ditampilkan sebagai jilbab yang fashionable
dengan betbagai macam model.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perjalanan Sejarah Hijab

Hijab merupakan salah satu lambang perempuan yang berhubungan erat dengan
religiusitas. Tapi, seiring berkembangnya waktu, hijab juga memiliki perubahan yang bisa
dilihat dari masa ke masa. Dari era pertama perempuan Indonesia mengenal penutup kepala
bernama “tudung” sampai akhirnya ramai diperbincangkan soal “jilboobs”. Berikut ini
adalah perjalanan hijab di Indonesia dari masa ke masa :

Pada tahun 1800-an, kaum perempuan yang memiliki nilai spiritual tinggi biasanya
menggunakan penutup rambut yang berupa penutup kepala Adat (seperti di wilayah
Minangkabau) atau menggunakan selendang yang biasa disebut “tudung” atau “kerudung”.
Laksmana Keumalahayati merupakan salah seorang bangsawan Aceh sekaligus panglima
perang pertama yang menggunakan kerudung dari selendang.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


6
Pada masa 1900 an, muncullah nama Nyai Ahmad Dahlan dengan penggunaan
kerudung yang berbentuk seperti bergo pada zaman sekarang. Ia adalah tokoh emansipasi
perempuan yang bergerak sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Pada masa 1950 an, Hajah Rasuna Said merupakan salah satu pelopor penggunaan
kerudung dengan bentuk kerudung segitiga yang langsung dipakai di atas rambut dengan
lengkungan pada bagian dahi. Ia juga merupakan salah satu pejuang emansipasi yang
menginginkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


7
Jilbab di era 80-an mulai memperoleh modifikasi sehingga perempuan berjilbab
menggunakan gaya jilbab kopiah (dengan ciput berbentuk kopiah). Jilbab ini digunakan oleh
Sitoresmi, mantan isteri WS Rendra dan juga Hajah Nina Lubis yang merupakan professor
pertama Indonesia di bidang Sejarah.

Jilbab berlapis-lapis dengan ciput dan kerudung yang tebal dan tertutup kemudian
menjadi gaya baru yang muncul pada tahun 1990-an. Jilbab ini dipopularkan oleh Neno
Warisman dan Lutfiah Sungkar dengan bentuk chador yang lebih sederhana

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


8
Tahun 2000-an, sudah banyak artis yang menggunakan jilbab untuk mengganti
penampilan seksi mereka. Salah satunya adalah Inneke Koesherawati. Ia menggunakan
kerudung dengan gaya simple, namun tetap menutupi auratnya. Namun, pada era inijuga
muncul gaya kudung gaul dengan ujung kerudung yang diikat ke belakang sehingga terlihat
seperti sebuah cekikan.

Tahun 2008, gaya jilbab dengan menggunakan pashima mulai booming setelah
munculnya film Islami “Ayat-ayat Cinta” yang di dalamnya menampilkan perempuan-
perempuan Arab yang berhijab dengan menggunakan gaya jilbab pashmina.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


9
Gaya pashmina pun muncul dengan berbagai macam variasi dan bahan kain kerudung
sehingga sampailah pada tahun 2014 yang di dalamnya terdapat model Jilboobs alias
kerudung gaul dengan memperlihatkan lekukan tubuh dan bentuk payudara perempuan.
Terlepas dari yang mana gaya jilbab yang paling syariah dan tidak, tapi kita bisa melihat
kalau euforia kaum perempuan terhadap penggunaan jilbab sangatlah tinggi sehingga
sebaiknya kita mulai menata diri untuk lebih memaknai apa itu hijab atau jilbab agar tidak
banyak menimbulkan kontroversi yang kurang baik.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


10
B. Analisis Metamorfosis Hijab dikalangan Remaja di Indonesia

Tahun ini, gaya berpakaian ala hijabers sedang trend oleh sebagian besar muslimah di
Indonesia. Hal ini menandakan bahwa muslimah Indonesia semakin sadar akan perannya
menutup aurat. "Hijabers" kata yang tepat untuk menyebut seni berpakaian versi muslimah
modern saat ini.

Jaman sekarang hijab atau yang biasa disebut dengan jilbab kini menjadi trend
dikalangan muda dari siswi SMP SMA dan juga mahasiswa. Kini kita juga sering melihat
ditempat umum banyak sekali para remaja putri yang mengenakan jilbab. Dan juga sekarang
pernah ada ajang Hijab lovers yang setiap tahunnya diadakan di JCC Senayan dan dimanapun
yang menghadirkan model dengan beraneka jilbab dengan desain yang bermacam – macam
dengan baju gamis berbagai corak. akhirnya jilbab di masa kini dibuat dengan desain yang
bermacam macam agar lebih menarik untuk kalangan remaja putri yang saat ini banyak yang
mengenakan jilbab dari berbagai model.

Alasan mereka mengenakan jilbab adalah Agar tetap lebih cantik dan lebih terlihat
lebih menawan apabila mengenakan jilbab. Rata rata wanita di indonesia yang mengenakan
jilbab adalah wanita sholehah seperti yang disebut sebut oleh orang awam. Akan tetapi
percuma saja kalau berhijab kalau hatinya tidak bersih atau kotor hati. Maka berhijab bukan
sekedar hanya topeng saja tapi dari niat agar kelak diakhirat nanti selamat. Karena rata rata
seorang wanita di indonesia yang beragama islam yang tidak berhijab beralasan untuk tidak
berhijab karena gerah kalau disiang hari, malu takut dikatain temannya, seperti orang sok
alim dsb.

Tetapi dengan alasan yang diatas tidak ada alasan untuk tidak berhijab. Intinya adalah
harus ada kemauan untuk berhijab bagi para remaja putri agar sampai dewasa nanti terbiasa
karena adab bagi seorang wanita yang tidak menutup auratnya akan diberi azab yang pedih.
Makanya banyak orang mengatakan bahwa wanita yang paling banyak dineraka karena tidak
menutup auratnya. Ada istilah mengatakan Pahamu lebih murah dibanding Paha Ayam jadi
lebih baik menutup aurat daripada tidak atau lebih bagus lagi jika pasangan suami – istri yang
dikarunia seorang anak perempuan. Maka ketika umur balita si anak diajarkan untuk
memakai jilbab pada usia dini agar terbiasa sampai dewasa.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


11
C. Pandangan Islam dalam Hijab

1. Syarat – syarat pakaian muslimah

1.1. Menutup Seluruh Badan Kecuali Yang Dikecualikan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ِ ‫كَأ ْدنَىَأن ُيْؤ َذ ْي َن َو َكانَاللَّ ُه َغ ُفوراً َّر‬


ً‫حيما‬ َ ِ‫جاَل بِيبِ ِه َّن َذل‬ ِ ‫مْؤ ِمنِي َن ُي ْدنِي َن َعلَ ْي ِه َّن‬
َ ‫من‬ ُ ‫ساءا ْل‬ َ ِ‫ك َوبَ َنات‬
َ ِ‫ك َون‬ ِ ‫يَاَأيُّ َهاال َّنبِيُّ ُقلَأِّل ْز َوا‬
َ ‫ج‬

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri


orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

‫ج ُه َّن َواَل ُي ْب ِدي َن ِزي َن َت ُه َّنِإاَّل َماظَ َه َر ِم ْن َها‬ ْ ‫ح َف‬


َ ‫ظ َن ُف ُرو‬ ْ َ‫ه َّن َوي‬
ِ ‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫م ْنَأ ْب‬
ِ ‫ض َن‬
ْ ‫ض‬ ُ ‫… َوقُل ِل ّ ْل‬
ُ ‫مْؤ ِم َناتِيَ ْغ‬

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31)

Tentang ayat dalam surat An Nuur yang artinya “kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya”, maka terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama sehingga membawa
konsekuensi yang berbeda tentang hukum penggunaan cadar bagi seorang muslimah.

Dari syarat pertama ini, maka jelaslah bagi seorang muslimah untuk menutup seluruh badan
kecuali yang dikecualikan oleh syari’at. Maka, sangat menyedihkan ketika seseorang
memaksudkan dirinya memakai jilbab, tapi dapat kita lihat rambut yang keluar baik dari
bagian depan ataupun belakang, lengan tangan yang terlihat sampai sehasta, atau leher dan
telinganya terlihat jelas sehingga menampakkan perhiasan yang seharusnya ditutupi.

Catatan penting dalam poin ini adalah penggunaan khimar yang merupakan bagian dari
syari’at penggunaan jilbab sebagaimana terdapat dalam ayat selanjutnya dalam surat An Nuur
ayat 31,

‫ن‬ ُ َ‫ه َّن َعل‬


َّ ‫ىج ُيوبِ ِه‬ ِ ‫م ِر‬ ُ ‫َو ْليَض ِْر ْب َن ِب‬
ُ ‫خ‬

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


12
“Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dadanya.”

Khumur merupakan jamak dari kata khimar yang berarti sesuatu yang dipakai untuk
menutupi bagian kepala.Sayangnya, pemakaian khimar ini sering dilalaikan oleh muslimah
sehingga seseorang mencukupkan memakai jilbab saja atau hanya khimar saja. Padahal
masing-masing wajib dikenakan, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Sa’id bin Jubair
mengenai ayat dalam surat Al Ahzab di atas, ia berkata, “Yakni agar mereka melabuhkan
jilbabnya. Sedangkan yang namanya jilbab adalah qina’ (kudung) di atas khimar.Seorang
muslimah tidak halal untuk terlihat oleh laki-laki asing kecuali dia harus mengenakan qina’
di atas khimarnya yang dapat menutupi bagian kepala dan lehernya.” Hal ini juga terdapat
dalam atsar dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata,

‫ درعوجلبابوخمار‬:‫البدللمرأةمنثالثةأثوابتصليفيهن‬

“Seorang wanita dalam mengerjakan shalat harus mengenakan tiga pakaian: baju, jilbab
dan khimar.” (HR. Ibnu Sa’ad, isnadnya shahih berdasarkan syarat Muslim)

Namun terdapat keringanan bagi wanita yang telah menopause yang tidak ingin kawin
sehingga mereka diperbolehkan untuk melepaskan jilbabnya, sebagaimana terdapat dalam
surat An Nuur ayat 60:

‫خ ْي ٌرلَّ ُه‬ ْ َ‫ة َوَأني‬


َ ‫س َت ْع ِف ْف َن‬ ٍ ‫جاتٍ ِب ِزي َن‬ َ َ‫حَأني‬
َ ّ‫ض ْع َنثِيَابَ ُه َّن َغ ْي َر ُم َتبَ ِر‬ ٌ ‫ج َنا‬ َ ‫كاحاً َفلَ ْي‬
ُ ‫س َعلَ ْي ِه َّن‬ َ ِ‫جونَن‬
ُ ‫ساءالاَّل تِياَل يَ ْر‬ ِ ‫َوا ْل َق َوا‬
َ ّ‫ع ُد ِم َنال ِن‬
‫ع‬
ٌ ‫مي‬ َ ‫َّن َواللَّ ُه‬
ِ ‫س‬

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada
ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak
(bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.”

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “pakaian”
pada ayat di atas adalah “jilbab” dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibnu Mas’ud.
(Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al Baihaqi).Dapat pula diketahui di sini, bahwa
pemakaian khimar yang dikenakan sebelum jilbab adalah menutupi dada.Lalu bagaimana
bisa seseorang dikatakan memakai jilbab jika hanya sampai sebatas leher?Semoga ini
menjadi renungan bagi saudariku sekalian.

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


13
Catatan penting lainnya dari poin ini adalah terdapat anggapan bahwa pakaian
wanita yang sesuai syari’at adalah yang berupa jubah terusan (longdress), sehingga ada
sebagian muslimah yang memaksakan diri untuk menyambung-nyambung baju dan rok agar
dikatakan memakai pakaian longdress.Lajnah Daimah pernah ditanya tentang hal ini, yaitu
apakah jilbab harus “terusan” atau “potongan” (ada pakaian atasan dan rok bawahan).
Maka jawaban Lajnah Daimah, “Hijab (baca: jilbab) baik terusan ataukah potongan,
keduanya tidak mengapa (baca: boleh) asalkan bisa menutupi sebagaimana yang
diperintahkan dan disyari’atkan.” Fatwa ini ditandatangani oleh Abdul Aziz bin Baz sebagai
ketua dan Abdullah bin Ghadayan sebagai anggota (Fatawa Lajnah Daimah 17/293, no
fatwa: 7791, Maktabah Syamilah). Dengan demikian, jelaslah tentang tidak benarnya
anggapan sebagian muslimah yang mempersyaratkan jubah terusan (longdress) bagi pakaian
muslimah. Camkanlah ini wahai saudariku!

1.2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan

Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 31, “…Dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya…”Ketika jilbab dan pakaian wanita dikenakan agar
aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka tidak tepat ketika menjadikan pakaian atau
jilbab itu sebagai perhiasan karena tujuan awal untuk menutupi perhiasan menjadi
hilang.Banyak kesalahan yang timbul karena poin ini terlewatkan, sehingga seseorang merasa
sah-sah saja menggunakan jilbab dan pakaian indah dengan warna-warni yang lembut dengan
motif bunga yang cantik, dihiasi dengan benang-benang emas dan perak atau meletakkan
berbagai pernak-pernik perhiasan pada jilbab mereka.

Namun, terdapat kesalahpahaman juga bahwa jika seseorang tidak mengenakan jilbab
berwarna hitam maka berarti jilbabnya berfungsi sebagai perhiasan.Hal ini berdasarkan
beberapa atsar tentang perbuatan para sahabat wanita di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang mengenakan pakaian yang berwarna selain hitam. Salah satunya adalah atsar
dari Ibrahim An Nakhai,

‫أنهكانيدخلمععلقمةواألسودعلىأزواجالنبيصلىاللهعليهوسلمويراهنفياللحفالحمر‬

“Bahwa ia bersama Alqomah dan Al Aswad pernah mengunjungi para istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan ia melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah.” (HR.
Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al Mushannaf)

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


14
Catatan: Masalah warna ini berlaku bagi wanita. Adapun bagi pria, terdapat hadits yang
menerangkan pelarangan penggunaan pakaian berwarna merah.

Dengan demikian, tolak ukur “Pakaian perhiasan ataukah bukan adalah berdasarkan
‘urf (kebiasaan).” (keterangan dari Syaikh Ali Al Halabi). Sehingga suatu warna atau motif
menarik perhatian pada suatu masyarakat maka itu terlarang dan hal ini boleh jadi tidak
berlaku pada masyarakat lain.

1.3. Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang dua kelompok yang


termasuk ahli neraka dan beliau belum pernah melihatnya,

‫ح َهالَ ُيو‬
َ ‫ح َها َوِإنَّ ِري‬ َ ‫خ ْل َنا ْل‬
َ ‫ج َّن َة َواَل يَجِ ْدنَ ِري‬ ِ َ‫ماِئل‬
ُ ‫ةاَل يَ ْد‬ َ ‫ختِا ْل‬
ْ ‫ةا ْل ُب‬
ِ ‫م‬ ْ ‫كَأ‬
َ ِ‫سن‬ َ ‫وس ُه َّن‬
ُ ‫ماِئاَل ت ٌ ُر ُء‬
َ ٌ ‫مياَل ت‬
ِ ‫م‬
ُ ٌ ‫اريَات‬ ِ ‫سا ٌء َكا‬
ِ ‫سيَات ٌ َع‬ َ ِ‫َون‬
‫سي َر ِة َكذَا َو َكذَا‬
ِ ‫م‬
َ ‫ج ُد ِم ْن‬
َ

“Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita
yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup
auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang), kepala
mereka seperti punuk onta.Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya,
padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim 3971,
Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421 – lihat majalah Al Furqon Gresik)

Ambil dan camkanlah hadits ini wahai saudariku, karena ancamannya demikian keras
sehingga para ulama memasukkannya dalam dosa-dosa besar.Betapa banyak wanita
muslimah yang seakan-akan menutupi badannya, namun pada hakekatnya telanjang. Maka
dalam pemilihan bahan pakaian yang akan kita kenakan juga harus diperhatikan karena
sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr, “Bahan yang tipis dapat menggambarkan
bentuk tubuh dan tidak dapat menyembunyikannya.”Syaikh Al Bani juga menegaskan,
“Yang tipis (transparan) itu lebih parah dari yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi
tebal).”Bahkan kita ketahui, bahan yang tipis terkadang lebih mudah dalam mengikuti lekuk
tubuh sehingga sekalipun tidak transparan, bentuk tubuh seorang wanita menjadi mudah
terlihat.

1.4. Harus Longgar, Tidak Ketat

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


15
Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian tersebut haruslah longgar, tidak
ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah. Hal ini sebagaimana
terdapat dalam hadits dari Usamah bin Zaid ketika ia diberikan baju Qubthiyah yang tebal
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia memberikan baju tersebut kepada istrinya.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau bersabda,

‫م ْرهافلتجعلتحتهاغاللةفإنيأخافأنتصفحجمعظمها‬

“Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyah itu, karena saya
khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh.” (HR. Ad Dhiya’ Al Maqdisi,
Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)

Maka tidak tepat jika seseorang mencukupkan dengan memakai rok, namun ternyata
tetap memperlihatkan pinggul, kaki atau betisnya.Maka jika pakaian tersebut telah cukup
tebal dan longgar namun tetap memperlihatkan bentuk tubuh, maka dianjurkan bagi seorang
muslimah untuk memakai lapisan dalam.Namun janganlah mencukupkan dengan kaos kaki
panjang, karena ini tidak cukup untuk menutupi bentuk tubuh (terutama untuk para saudariku
yang sering tersingkap roknya ketika menaiki motor sehingga terlihatlah bentuk
betisnya).Poin ini juga menjadi jawaban bagi seseorang yang membolehkan penggunaan
celana dengan alasan longgar dan pinggulnya ditutupi oleh baju yang panjang.Celana boleh
digunakan untuk menjadi lapisan namun bukan inti dari pakaian yang kita kenakan.Karena
bentuk tubuh tetap terlihat dan hal itu menyerupai pakaian kaum laki-laki. (lihat poin 6). Jika
ada yang beralasan, celana supaya fleksibel. Maka, tidakkah ia ketahui bahwa rok bahkan
lebih fleksibel lagi jika memang sesuai persyaratan (jangan dibayangkan rok yang
ketat/span). Kalaupun rok tidak fleksibel (walaupun pada asalnya fleksibel) apakah kita
menganggap logika kita (yang mengatakan celana lebih fleksibel) lebih benar daripada
syari’at yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Renungkanlah wahai saudariku!

1.5. Tidak Diberi Wewangian atau Parfum

Perhatikanlah salah satu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan tentang
wanita-wanita yang memakai wewangian ketika keluar rumah,

‫ة‬
ٌٍ ‫فهيازانِي‬،‫حها‬
ِ ‫وار ْي‬
ِ ‫مرّ ْتعلىقومليَجِ ُد‬
َ ‫ايّماامرأ ٍةاستعطر ْتف‬

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


16
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar
mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. Tirmidzi)

‫أيماامرأةأصابتبخورافالتشهدمعناالعشاءاالخرة‬

“Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam
menunaikan shalat isya’.” (HR. Muslim)

Syaikh Al Bani berkata, “Wewangian itu selain ada yang digunakan pada badan, ada
pula yang digunakan pada pakaian.”Syaikh juga mengingatkan tentang penggunaan bakhur
(wewangian yang dihasilkan dari pengasapan) yang ini lebih banyak digunakan untuk
pakaian bahkan lebih khusus untuk pakaian.Maka hendaknya kita lebih berhati-hati lagi
dalam menggunakan segala jenis bahan yang dapat menimbulkan wewangian pada pakaian
yang kita kenakan keluar, semisal produk-produk pelicin pakaian yang disemprotkan untuk
menghaluskan dan mewangikan pakaian (bahkan pada kenyataannya, bau wangi produk-
produk tersebut sangat menyengat dan mudah tercium ketika terbawa angin).Lain halnya
dengan produk yang memang secara tidak langsung dan tidak bisa dihindari membuat
pakaian menjadi wangi semisal deterjen yang digunakan ketika mencuci.

1.6. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki

Terdapat hadits-hadits yang menunjukkan larangan seorang wanita menyerupai laki-


laki atau sebaliknya (tidak terbatas pada pakaian saja). Salah satu hadits yang melarang
penyerupaan dalam masalah pakaian adalah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia
berkata

‫لعنرسوالللهصلىاللهعليهوسلمالرجليلبسلبسةالمرأةوالمرأةتلبسلبسةالرجل‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan
wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Dawud)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Kesamaan dalam perkara lahir


mengakibatkan kesamaan dan keserupaan dalam akhlak dan perbuatan.” Dengan
menyerupai pakaian laki-laki, maka seorang wanita akan terpengaruh dengan perangai laki-
laki dimana ia akan menampakkan badannya dan menghilangkan rasa malu yang
disyari’atkan bagi wanita. Bahkan yang berdampak parah jika sampai membawa kepada

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


17
maksiat lain, yaitu terbawa sifat kelaki-lakian, sehingga pada akhirnya menyukai sesama
wanita. Wal’iyyadzubillah.

Terdapat dua landasan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi kita untuk menghindari
penggunaan pakaian yang menyerupai laki-laki :

a. Pakaian tersebut membedakan antara pria dan wanita.


b. Tertutupnya kaum wanita.

Sehingga dalam penggunaan pakaian yang sesuai syari’at ketika menghadapi yang
bukan mahromnya adalah tidak sekedar yang membedakan antara pria dan wanita namun
tidak tertutup atau sekedar tertutup tapi tidak membedakan dengan pakaian pria.Keduanya
saling berkaitan. Lebih jelas lagi adalah perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab
Al Kawakib yang dikutip oleh syaikh Al Bani, yang penulis ringkas menjadi poin-poin
sebagai berikut untuk memudahkan pemahaman,

a. Prinsipnya bukan semata-mata apa yang dipilih, disukai dan biasa dipakai kaum
pria dan kaum wanita.
b. Juga bukan pakaian tertentu yang dinyatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
atau yang dikenakan oleh kaum pria dan wanita di masa beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
c. Jenis pakaian yang digunakan sebagai penutup juga tidak ditentukan (sehingga
jika seseorang memakai celana panjang dan kaos kemudian menutup pakaian dan
jilbab di atasnya yang sesuai perintah syari’at sehingga bentuk tubuhnya tidak
tampak, maka yang seperti ini tidak mengapa -pen)

Kesimpulannya, yang membedakan antara jenis pakaian pria dan wanita kembali
kepada apa yang sesuai dengan apa yang diperintahkan bagi pria dan apa yang diperintahkan
bagi kaum wanita. Namun yang perlu diingat, pelarangan ini adalah dalam hal-hal yang tidak
sesuai fitrahnya. Syaikh Muhammad bin Abu Jumrah rahimahullah sebagaimana dikutip oleh
Syaikh Al Bani mengatakan, “Yang dilarang adalah masalah pakaian, gerak-gerik dan
lainnya, bukan penyerupaan dalam perkara kebaikan.”

1.7. Tidak Menyerupai Pakaian Wanita-Wanita Kafir

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


18
Banyak dari poin-poin yang telah disebutkan sebelumnya menjadi terasa berat untuk
dilaksanakan oleh seorang wanita karena telah terpengaruh dengan pakaian wanita-wanita
kafir.Betapa kita ketahui, mereka (orang kafir) suka menampakkan bentuk dan lekuk tubuh,
memakai pakaian yang transparan, tidak peduli dengan penyerupaan pakaian wanita dengan
pria. Bahkan terkadang mereka mendesain pakaian untuk wanita maskulin! Hanya kepada
Allah-lah kita memohon perlindungan dan meminta pertolongan untuk dijauhkan dari
kecintaan kepada orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah
mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan
kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hadid [57]: 16)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Firman Allah, ‘Janganlah


mereka seperti…’ merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka….” (Al
Iqtidha, dikutip oleh Syaikh Al Bani)

1.8. Bukan Pakaian Untuk Mencari Popularitas

“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya


Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api
naar.”

Adapun libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas) adalah setiap pakaian yang
dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian
tersebut mahal, yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya,
maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk menampakkan
kezuhudan dan dengan tujuan riya. (Jilbab Muslimah)

Namun bukan berarti di sini seseorang tidak boleh memakai pakaian yang baik, atau bernilai
mahal.Karena pengharaman di sini sebagaimana dikatakan oleh Imam Asy Syaukani adalah
berkaitan dengan keinginan meraih popularitas.Jadi, yang dipakai sebagai patokan adalah
tujuan memakainya. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala suka jika hambanya menampakkan

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


19
kenikmatan yang telah Allah berikan padanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫حبََّأ ْنيَ َرىَأثَ َرنِ ْع‬


‫م ِت ِه َعلَى َع ْب ِد ِه‬ ِ ‫ِإنَّاللَّ َه ُي‬

“Sesungguhnya Allah menyukai jika melihat bekas kenikmatan yang diberikan oleh-Nya ada
pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi)

BAB III

PENUTUP

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


20
A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Hijab menurut bahasa berarti penghalang, masyarakat terbiasa mempergunakan kata


hijab untuk menunjukkan pakaian perempuan muslim.

2. Dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang berkenaan dengan hijab, namun yang paling
familiar adalah Q.S An-Nur : 31 dan Q.S Al-ahzab : 59

3. Dalam Q.S Al-Ahzab : 59 Allah berfirman: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

4. Adapun syarat dalam berhijab adalah : Menutup seluruh badan Perempuan, Tidak boleh
transparan, Harus longgar, tidak menyerupai pakaian kaum kafir, tidak menyerupai pakaian
laki-laki, bukan untuk pamer/mencari popularitas.

B. Saran

Setelah membaca penjelasan pada bab sebelumnya, penulis menyarankan kepada


wanita muslimah yang merasa belum berhijab, untuk segera berhijab guna melaksanakan
perintah Allah SWT. Karena perintah untuk berhijab tidak lain untuk melindungi dan
menjaga kehormatan kaum muslimah sendiri. Dan gunakan hijab dan pakaian berdasarkan
syarat-syarat pakaian muslimah yang sudah ditentukan agar lebih berkah bagi diri sendiri dan
sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


21
 http://www.kompasiana.com/ryan.indosiar/hijab-di-kalangan-remaja-
perempuan (diakses pada tanggal 16 desember 2015)
 http://cchacunk.blogspot.co.id/2013/10/makalah-tentang-hijab.html
(diakses pada tanggal 16 desember 2015)
 https://syifanurfauziyahh.wordpress.com/2014/09/19/sejarah-perjalanan-
hijab-di-indonesia-dari-tudung-sampai-ke-jilboob (diakses pada tanggal
15 desember 2015)
 https://web.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=321030937937109&id=295072900516659 (diakses pada
tanggal 15 desember 2015)

Hijab Di Kalangan Remaja Muslim di Indonesia, 2015


22

Anda mungkin juga menyukai