Anda di halaman 1dari 4

Etika Berjilbab

Diposkan olehJafri Mz on Kamis, 19 April 2012

Jilbab Gaul: Berpakaian Tapi Telanjang


BISMILLAHIROHMANIROHIM...
Pernahkah kita berpikir mengapa begitu banyak perempuan dan wanita
muslim yang mengenakan jilbab, namun berpakaian sangat provokatif, misalnya
menampakkan lekuk-lekuk kemolekan tubuhnya? Fungsi jilbab yang semestinya
diarahkan untuk menutupi aurat, seperti dada dan pinggul, justru malah diabaikan.
Sejatinya, penutup kepala seperti itu bukanlah jilbab dalam perspektif hijab
yang disyariatkan Islam. Orang-orang lebih menyebutnya dengan kerudung gaul.
Atau diistilahkan Milasari Astuti dalam artikelnya di sebuah situs Islam dengan
istilah jilbab cekek, karena memang benar-benar hanya sebatas nyekek leher.
Maksudnya, seorang perempuan muslim mengenakan kerudung yang menutupi
kepala dan rambutnya, namun berpakaian tipis, transparan, atau ketat sehingga
menampakkan lekuk tubuhnya. Semisal, kepala dibalut kerudung atau jilbab, namun
berbaju atau kaos ketat, bercelana jean atau legging yang full pressed body, dan lain
sebagainya.
Fenomena kerudung gaul atau jilbab cekek adalah fenomena yang sangat
membingungkan bagi setiap muslim atau muslimah yang memahami ajaran Islam
dengan benar. Ini mengingat, seorang perempuan atau wanita muslim yang
mengenakan kerudung gaul, dalam benaknya dia ingin menutup aurat, namun juga
ingin tampil pamer modis dan cantik.

Beberapa gelintir perempuan berkomentar, Lho, masih mending memakai


kerudung atau jilbab gaul, daripada tidak sama sekali?! Yang lainnya menyatakan,
Ini kan masih belajar untuk menutup aurat. Ya, kerudung gaul selalu dianggap
lebih baik daripada tidak menutup aurat sama sekali. Atau juga dianggap sebagai
sebuah proses belajar menutup aurat. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas
tampak benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslim diharuskan
untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah.
Alih-alih menggunakan kerudung gaul untuk proses belajar menutup aurat,
namun setelah itu terkadang lupa akan aturan syariat yang sebenarnya. Walaupun
kemudian mereka sadar akan aturan yang sesungguhnya, namun kemudian sulit
untuk berubah. Alih-alih dipandang sebagai sebuah kebaikan daripada tidak
menutup aurat sama sekali, mereka justru beriman setengah-setengah.
.kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk
penyaluran selera pribadinya semata. Mereka mengenakan simbol islami, tapi juga
nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming .
Bagi para muslimah yang memahami benar ketentuan jilbab sesuai perintah
teks Al-Quran dan hadits, mengenakan kerudung gaul tak ubahnya melecehkan
syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. Maksudnya
pengen mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang

sedang booming saat ini. Akibatnya, dalam masalah kerudung aja mesti ada aturan
main yang dibuatnya sendiri, tulis salah seorang akhwat dengan id facebook Hilya
Jae-hee, ketika mengomentari topik kerudung gaul.
Begitulah, bisa jadi, para wanita muslim berkerudung gaul berniat hendak
menutup aurat, namun memiliki paradigma bahwa perempuan harus mensyukuri
keindahan tubuh yang telah Allah anugerahi, lalu memamerkannya kepada orang
lain. Paradigma bersyukur ini semakin meluas di negara-negara yang dikenal ketat
menjaga tradisi keagamaan seperti di Timur-Tengah (Timteng). Lihat saja, kini sudah
banyak majalah di negara-negara Timteng yang sampulnya memamerkan pose
perempuan yang memperlihatkan perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Di luar
negara-negara Timteng lainnya, sudah lebih parah dan berani lagi.
Bahkan lucunya, kini semacam ada pandangan yang menyatakan bahwa
perempuan yang memilih untuk berjilbab panjang dan mengenakan gamis rapih,
maka mereka akan kehilangan respek dari kaum lelaki. Padahal, ditilik dari sudut
pandang Islam, perempuan dewasa yang tidak menutup aurat, justru merekalah
yang akan kehilangan respek dari setiap muslim dan muslimah, dan kehilangan
respek dari Allah tentunya.
Maraknya fenomena penggunaan kerudung gaul atau jilbab nyekek oleh para
remaja putri dan wanita muslim, boleh jadi disebabkan pengetahuan mereka yang
minim mengenai hijab (jilbab). Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab
pemahaman keislamannya belum mumpuni. Atau mereka termakan berbagai
propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar
rumah dalam keadaan telanjang. Propaganda-propaganda yang menyimpulkan
bahwa jilbab adalah pakaian adat wanita Arab saja, sampai kepada pelecehan
dengan istilah pakaian tradisional. Hingga banyak dari kalangan kaum muslimah
termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syari.
Padahal, jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhfah, berarti baju
kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis, atau kain (kisaa) apa saja
yang dapat menutupi, atau pakaian (tsaub) yang dapat menutupi seluruh bagian
tubuh. Di dalam kamus Al-Muhith dinyatakan bahwa ilbab itu laksana sirdab
(terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi
wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian
kesehariannya seperti halnya baju kurung.
.jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhfah, berarti baju kurung
atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis yang dapat menutupi seluruh
bagian tubuh.

Dalam kamus Ash-Shahhah, Al-Jauhari menyatakan, Jilbab adalah kain


panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut mulaah (baju kurung). Makna
jilbab seperti inilah yang diinginkan Allah ketika berfirman, Hai Nabi, katakanlah
kepada

istri-istrimu,

anak-anak

perempuanmu

dan

istri-istri

orang

mukmin:

Hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya ke


seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .
(Al-Ahzab: 59)
Para ulama pakar tafsir pun sepakat, jilbab syari bermakna sejenis baju
kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Hal ini membuat
seorang

muslimah

tampak

elegan,

santun,

bermartabat,

dan

tentunya

berkepribadian islami.
Seorang wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul atau jilbab nyekek,
ber-tabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum
laki-laki lain, akan mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala
berbulu domba. Secara tidak langsung dia berkata, Silahkan kalian menikmati
keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku?
Adakah orang yang mau memandangiku? Adakah orang yang mau memberi
senyuman kepadaku? Atau manakah orang yang berseloroh Aduhai betapa
cantiknya?
.Wanita yang mengenakan kerudung gaul itu pamer aurat dan keindahan
tubuh di depan kaum laki-laki lain. Mereka mengundang perhatian laki-laki hidung
belang

dan

<

serigala
!--[if

berbulu

domba.

!supportLineBreakNewLine]-->

< !--[endif]-->
Kesimpulannya, wanita berpakaian telanjang adalah wanita yang memakai
pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya, atau memakai pakaian
ketat, sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan wanita yang membuka sebagian aurat
yang wajib dia tutup.

Anda mungkin juga menyukai