Jilboobs ialah perpaduan dari kata jilbab yang biasa dikenakan oleh para
wanita muslim untuk menutupi aurat kepalanya kecuali muka, & kata bahasa
Inggris “boobs” yang artinya ialah payudara. Dari kata-kata tersebut kita sudah
mendapati konspirasi pemakaian jilbab. Ya, jilboobs ialah suatu fenomena dimana
seorang wanita muslim yang mengenakan jilbab tetapi memakai baju super ketat,
jadi lekuk badan mereka khususnya di bagian payudara menjadi terkesan jauh
lebih menonjol.
Para wanita biasanya dalam posisi ini merupakan mereka yang senang
menarik perhatian pria & merasa tidak pede apabila tidak ada pria-pria yang
mendekati ataupun memperhatikan penampilan mereka. Sementara para pria
menyukai jilboobs ialah para pria yang tidak dapat menahan diri dari nafsu
duniawi jadi mereka mengharapkan sesuatu yang untuk menambah hawa nafsu
mereka. Apabila sudah begini, maka diketahui bahwa semua pihak baik
perempuan maupun laki-laki keduanya berada di pihak yang sama-sama salah.
1
jilbab yang seharusnya dikenakan bersama pakaian muslimah, justru dipadu-
padankan dengan mode-mode kekinian agar tetap terlihat modis. Maka munculah
sosok-sosok ABG yang lalu-lalang mengenakan jilbab dengan tubuh yang dibalut
atasan ketat dan bawahan seksi.
Apalagi remaja jaman sekarang itu, lebih banyak mengagumi para artis-
artis. Sehingga apa yang dilakukan, dan dipakai oleh artis-artis idolanya karena
memang sedang trend, maka mereka cenderung akan mengikuti apa yang orang
tersebut pakai dan lakukan.
2
Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman dan terbukanya era
globalisasi, banyak sekali dari wanita muslim yang ingin berpakaian syar’i,
mereka ingin memakai jilbab, tapi mereka juga ingin tampil modis dan cantik.
Mereka memakai jilbab karena mengikuti trend atau agar terlihat “Islami”, terlihat
lebih anggun dan cantik, atau hanya ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih
mementingkan faktor keindahannya, keanggunan dan gaya, TANPA
MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU BELUM JILBAB YANG
DIGUNAKANNYA.
Kita bisa melihat, jilbab yang dipakai oleh muslimah itu bermacam-
macam, yaitu jilbab besar, jilbab biasa, dan jilbab gaul.
Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang menutup seluruh aurat,
tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak
menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan
bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang
dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak,
baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan
dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai
seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam
Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94)
Jilbab biasa adalah sama dengan jilbab besar, namun dengan ukuran yang
sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab seperti ini adalah tidak
mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama (menutup seluruh aurat,
tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak
menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan
bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.
3
Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming sekarang ini.
Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya sebetis/
malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya mengikatkan
kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan hanya
ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai baju berlengan
panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan, sehingga jika
diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di tangannya, ada yang
pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya ada
yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking tipisnya sehingga rambut dan
ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang
mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada yang
menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros, yang
terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah kerudung/kain
yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat seperti “Biarawati
Nasrani” …wal iya dzubillah.
Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan.
Namun, banyak dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara
keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka. Di
antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki.
Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna, kecuali
muka dan telapak tangan saja.
Dari Abu Dawud, dari Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali mendatangi
Rasulullah dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata
kepadanya,”Wahai Asma’, wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh),
4
tidak boleh terlihat darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya
dan telapak tangannya.” (HR.Abu Dawud no.4104)
Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan
menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian
kaum lelaki.
Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al
Albani menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk
menutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita
muslim memakai jilbab yang penuh motif & hiasan”. (Jilbab Mar’ah
Muslimah: 120)
Oleh karena itu, Allah Swt berfirman dalam QS. An-Nur ayat 31 :
5
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan
kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.”
6
1. Pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak
tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga
telapak kaki.
2. Bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar
bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa,
apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa
menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
7
memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-
lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu
tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya
tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun
‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga
dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi
(anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang
berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Al
Muslimah, 125-126)
4. Tidak diberi wewangian atau parfum.
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum
pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita
pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani
dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih).
5. Tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum
wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini
berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir
tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja
memakainya, sehingga terkadang seseorang tak mampu membedakan lagi,
mana yang pria dan wanita dikarenakan mengenakan celana panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari
mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam
dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias
8
menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan
foto-foto tata rias para artis dan bintang film. .
6. Bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (pakaian syuhroh).
Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan
mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh
Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah
atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang
yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang
berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak
digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
7. Pakaian tersebut terbebas dari salib.
Dari Diqroh Ummu Abdirrahman bin Udzainah, dia berkata,
“Dulu kami pernah berthowaf di Ka’bah bersama Ummul Mukminin
(Aisyah), lalu beliau melihat wanita yang mengenakan burdah yang terdapat
salib. Ummul Mukminin lantas mengatakan, “Lepaskanlah salib tersebut.
Lepaskanlah salib tersebut. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika melihat semacam itu, beliau menghilangkannya.” (HR. Ahmad.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Ibnu Muflih dalam Al Adabusy Syar’iyyah mengatakan, “Salib di pakaian
dan lainnya adalah sesuatu yang terlarang. Ibnu Hamdan memaksudkan
bahwa hukumnya haram.”
8. Pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan
hewan).
Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah
termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam
syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar
(makhluk bernyawa yang memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi
9
wa sallam melihatnya, beliau langsung merubah warnanya dan menyobeknya.
Setelah itu beliau bersabda,
”Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat
adalah yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah dan ini adalah lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim, An Nasa’i dan Ahmad).
9. Pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
10. Pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
11. Pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan
12. Bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah.
Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah
sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka
ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa
pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
Tidak ada satu pun syariat agama yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya yang tidak memiliki manfaat. Bahkan, setiap yang dibutuhkan
oleh manusia, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh Allah dan Rasul-
Nya. Lalu, bagaimana dengan kewajiban berjilbab adalah kewajiban tanpa
makna. Sebuah kewajiban yang tidak memberikan dampak apa pun bagi yang
memakainya.
Padahal, ada manfaat yang begitu besar yang terkandung di balik jilbab.
Selain manfaat dari sisi agama, orang yang memakai jilbab juga akan
memperoleh manfaat dari segi kesehatan. Berikut ini manfaat memakai jilbab
bagi kesehatan wanita:
1. Mencegah penyakit kanker kulit
2. Memperlambat penuaan
3. Menjaga kesehatan rambut
10
SIMPULAN
Saat ini pakaian ketat sudah menjadi tren mode yang tidak kenal usia. Tren
fashion saat ini sepertinya mewajibkan kita untuk tampil trendi. Saat ini, iklan-
iklan di berbagai media juga menampilkan model-model cantik dengan
berpakaian ketat agar lebih menarik. namun, kebanyakan orang tidak menyadari
dengan menggunakan pakaian justru menimbulkan bahaya bagi dirinya. Banyak
di antara para remaja yang gemar mengenakan pakaian ketat tanpa mengetahui
bahaya pakaian tersebut baik bagi harga diri dan kehormatan juga kesehatannya.
Perubahan sosial mencakup perubahan dalam berbagai sektor, salah satunya mode
pakaian (fashion). Fashion merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat di
dunia, dengan berbagai macam jenis dan mode yang terus mengalami
dinamika/perubahan. Mulai dari mode-mode yang berkiblat dari dunia timur
sampai tren fashion yang diilhami bangsa Barat.
11
sendiri adalah merupakan solusi akan fenomena yang tengah wabah di kalangan
remaja dan muslimah ini.
Dengan munculnya fenomena jilboobs ini harus disikapi sebagai hal yang
membangun bagi umat Islam, utamanya kaum muslimah. Hal tersebut harus
dijadikan landasan untuk tidak kembali terjerumus ke dalam lubang yang sama.
Evaluasi dan introspeksi diri mutlak dilakukan, sehingga keteguhan hati dalam
berjilbab menjadi benar-benar murni hanya karena Allah semata.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani. (2017). Budaya Pop Jilboobs Ditinjau dari Perspektif Islam pada
Remaja Putri Gampa, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
(Skripsi). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng, Meulaboh.
https://rumaysho.com/163-pakaian-yang-mesti-engkau-pakai-
saudariku.html
https://simomot.com/2014/08/09/jilboobs-jilbab-gaul-atau-jilbab-funky-
menurut-agama-islam-dan-sosiolog/
https://news.detik.com/berita/2655244/fenomena-jilboobs-di-kalangan-
remaja-yang-merebak-jadi-perhatian-serius-kpai
http://www.faktakah.com/2017/04/fenomena-jilboobs-di-kalangan-
remaja_30.html
https://www.inovasee.com/fenomena-jilboobs-26223/
http://jurusankomunikasi.blogspot.co.id/2009/04/proses-sosial-dan-
interaksi-sosial.html
http://febriyanabudiratnasari.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-
imitasisugestiindentifikasi.html
13