Anda di halaman 1dari 14

STUDI TENTANG DESAIN JILBAB TRENDI DAN SYAR’I SESUAI DENGAN

BENTUK WAJAH

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
MUTIARA FARDA AVIVAH
NIM 190544636050

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan muslim mode di Indonesia dalam sebagian tahun terakhir mengalami kenaikan
yang luar biasa. Atensi masyarakat hendak muslim mode terus menjadi hari semakin
bertambah bersamaan dengan meningkatnya atensi para desainer baju muslim dalam
mendesain baju muslim yang modern. Dikala ini, pertumbuhan muslim mode di Indonesia
mulai diakui dunia, pasti saja perihal ini membagikan peluang yang seluas- luasnya kepada
Indonesia buat menempatkannya jadi salah satu kiblat muslim mode di dunia. Fenomena
pertumbuhan muslim mode di Indonesia bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari dimana
tren pemakaian jilbab di kalangan warga muslimah terus menjadi bertambah. Pertumbuhan
industri jilbab serta muslim mode dikala ini di Indonesia bisa tampak di kota- kota besar di
pulau Jawa. Bandung sebagai salah satu pusat fashion pertumbuhan hijab di Indonesia,
dimana disetiap sudut kotanya bisa ditemui bermacam berbagai galeri hijab serta kawasan
spesial dalam mengembangkan industri jilbab mode di sejauh kawasan Jalur Buah Batu kota
Bandung. Bermacam-macam tren jilbab mode semacam keberagaman model, keberagaman
warna, keberagaman motif serta keberagaman padu- padan style jilbab dapat ditemui di
sejauh kawasan dengan adanya bermacam galeri jilbab.

Bagi pengamatan Ibrahim(2007: 207), fenomena perkembangan muslim mode ialah sesuatu
tranformasi sosial yang menarik, perpindahan selera serta gaya muslimah dalam berbusana
mulai menjadi bagian dari industri mode semenjak akhir 1990-an dengan“ kekayaan
semiotis” mode muslim gimana metode, corak, asesoris serta gaya muslim berpakaian.
Kreasi style jilbab yang nampak disetiap galeri jilbab di kota Bandung banyak menonjolkan
keunikan bermacam-macam dengan berbagai bentuk mode dalam jilbab. Keberagaman style
hijab mulai dari baju dengan potongan kain yang berupa asimetris, bermacam wujud scarf
segi 4 serta pashmina dengan motif yang bermacam- macam semacam motif flowers, animal
print, tie dye, etnik, polkadot dan motif yang lain yang terus menjadi menarik dengan
pemilihan warna yang fresh serta pastinya bonus pernak- pernik dengan bermacam berbagai
wujud yang menawan. Gaya jilbab yang terkenal saat ini pastinya berbeda jauh dengan style
jilbab dulu yang cenderung simpel, monoton, tidak menarik, serta hanya banyak digunakan
oleh muslimah yang berusia lanjut. Style jilbab pada masa saat ini telah jadi bagian berarti
dalam industri fashion di Indonesia, perihal ini pula yang membuat konsumsi jilbab tidak
lagi jadi suatu pertimbangan yang berat untuk muslimah dalam memutuskan buat berhijab.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan permasalahan secara garis besar yang sudah dijelaskan, berikut identifikasi
masalah secara spesifiknya:
1.2.1 Banyaknya model jilbab tetapi tidak syar’i.
1.2.2 Banyak model jilbab syar’I tetapi tidak trendi.
1.2.3 Banyak remaja memakai jilbab kurang di sesuaikan dengan bentuk.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka didapatkan rumusan permasalahan sebagai
berikut:
1.3.1 Bagaimana desain jilbab trendi sesuai dengan bentuk wajah?
1.3.2 Bagaimana desain jilbab syar’i sesuai dengan bentuk wajah?

1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian


1.4.1 Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kesesuaian dalam memakai hijab sesuai dengan bentuk wajah
pada remaja
2) Mengidentifikasi trend pemakaian hijab syar’i pada remaja.
1.4.2 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Meningkatkan ketakwaan remaja untuk selalu menggunakan hijab.
2) Melindungi remaja dari perbuatan maksiat saat memakai hijab.
3) Memberikan pencerahan pada remaja untuk memakai hijab yang syar’i tapi tetap
trendi.
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Teori tentang jilbab trendi dan syar’i


Pengertian hijab atau jilbab yang syar’i yaitu penutup leher,kepala, dada maupun
punggung saat keluar rumah. Ketentuan hijab syar’i menurut syariat islam yaitu
mengenakan hijab adalah suatu kewajiban bagi seorang wanita muslimah. Syarat hijab
syar’i menurut ajaran agama islam yaitu: menutup aurat, surat An-Nur ayat 31 secara
jelas menegaskan kaum wanita diwajibkan menutupkan kain kerudung ke dadanya.
Dalam ayat ini, kerudung yang dimaksud adalah khimar. Jadi, jilbab atau khimar yang
sesuai syari’at islam hendaknya menutupi dadanya secara sempurna.

Hijab bukan perhiasan, mungkin banyak muslimah yang mengenakan busana hijab
syar’i sebagai bagian dari fashion style atau bahkan untuk menarik perhatian lawan
jenis. Ini bukan tujuan hijab yang sebenarnya, tetapi hijab berfungsi untuk melindungi
diri kaum hawa dari kemaksiatan dan godaan kaum laki-laki. Masih dalam surat An-
Nur ayat 31 disebutkan bahwa tidak diperbolehkan menampakkan perhiasan kecuali
kepada muhrimnya. Ketentuan hijab syar’i yang tepat adalah berbahan tebal dan tidak
transparan. Longgar, hijab tidak menonjolkan lekuk tubuh. Hendaknya dibuat
selonggar mungkin agar tidak membentuk lekuk tubuh. Bahan-bahan yang digunakan
harus yang nyaman saat digunakan, yaitu berbahan sutra,headwrap, katun dan masih
banyak kain-kain yang tebal dan tidak menerawang. Perlu dipertimbangkan saat
mengenakan jilbab agar tetap trendi yaitu dengan memilih warna jilbab yang tepat,
memilih bahan yang nyaman dipakai seperti sutra atau katun atau masih banyak lagi
bahan yang nyaman dipakai agar terlihat lebih trendi. Merawat jilbab agar tetap
terjamin kualitasnya.

2.2 Teori tentang bentuk wajah


Wajah bulat, pemilik wajah bulat bisa memakai hijab dengan gaya yang membuat sebagian
pipi tertutup, dapat memberi kesan lebih tirus. Saat memakain ciput atau daleman kerudung
tarik hingga ke batas rambut, jangan sampai ciput terlalu menutupi dahi karena bisa
membuat wajah terlihat lebih bulat.
Wajah kotak, pemilih wajah kotak atau rahang tegas ini juga sebaiknya tidak memakai ciput
atau daleman hijab hingga menutupi dahi, pakai sedemikian rupa agar ciput tidak terlalu
terlihat. Pastikan bagian atas kerudung tidak terlalu lancip atau mancung sebab bentuk wajah
yang lancip justru membuat wajah terlihat semakin lebar.
Wajah bentuk hati, pemilik wajah dengan dagu lancip bisa memakain kerudung dengan
bagian atas agak lancip.
Wajah panjang, pemilik wajah panjang bisa disamarkan dengan memakai ciput yang agak
turun, sedikit menutupi dahi, cara memakai ciput atau daleman kerudung seperti ini bisa
membuat wajah tidak terlalu terlihat panjang.
Wajah oval, pemilik wajah oval ini sangat beruntung karena bentuk ini ideal dan cocok
dengan segala bentuk kerudung.
Wajah segitiga, pemilik bentuk wajah ini, mereka dapat menyeimbangkan dagu panjang
mereka dengan sedikit menurunkan jilbab kearah depan.
Model-model jilbab trendi dimasa sekarang tetapi tetap sesuai dengan syari’at islam
1) Hijab segi empat, model hijab segi empat sudah banyak digemari wanita muslimah dulu,
yang membuat hijab segi empat ini tampak lebih modern yaitu semakin banyaknya motif-
motif yang menarik dan juga warna-warna yang menarik, dari segi kain, jilbab segi empat
ini yang paling banyak dicari adalah yang berbahan katun, woolpeach, dan satin karena
bahan-bahan ini membuat hijab mudah di bentuk dan di atur.
2) Hijab syar’i, hijab ini tak hanya menutup rambut dan kepala, tetapi juga berukuran lebar
yang dapat menutupi dada dan perut, biasa dikenal dengan sebutan khimar. Hijab seperti
ini biasanya menngunakan bahan yang ringan dan tidak panas. Belakangan ini hijab
syar’i juga semakin digemari wanita muslimah, selain sesuai dengan ajaran agama islam
model jilbab syar’i membuat wanita terlihat lebih anggun dan cantik, apabila dipadukan
dengan gamis yang terkesan feminim.
3) Hijab pashmina, model hijab pashmina adalah salah satu jenis hijab yang popular
dikalangan remaja sekarang. Cara mengenakannya pun cukup mudah dan membuat si
pemakai terlihat lebih trendi, pashmina sangat cocok digunakan untuk dipakai aktivitas
sehari-hari, sekarang ada model pashimina yang instan tidak perlu menggunakan peniti
saat mengenakannya.
4) Hijab turban, model hijab turban yaitu model jilbab yang menyerupai serban dan hanya
menutupi bagian atas kepala, hijab ini sangat simple dan cocok bagi orang-orang yang
sering beraktivitas diluar rumah. Bila ingin menggunakan hijab ini pastikan dengan
memakai ciput yang sampai menutup leher agar bisa bergaya dan tetap menutup aurat.
5) Hijab instan, model hijab instan sangat cocok dikenakan untuk orang-orang yang tidak
mau repot dalam berdandan, namanya saja sudah instan, sudah tidak perlu bantuan peniti
atau jarum. Model hijab instan ini sangat beragam mulai dari yang menyerupai jilbab segi
empat, pashmina, hingga turban. Hijab ini sangat cocok untuk aktivitas sehari-hari, baik
itu aktivitas diluar rumah, jalan-jalan, kuliah, atau menghadiri acara tertentu.
6) Jilbab hoodie, model hijab hoodie sangat disukai anak-anak muda karena gayanya yang
terlihat lebih trendi. Hijab ini menyerupai hoodie atau tudung, biasanya hijab ini instan
atau siap pakai, jadi tidak perlu repot saat mengenakannya.
7) Hijab berlengan, model hijab ini bisa digunakan seperti mengenakan baju, hijab ini
memiliki lengan, dan biasanya hijab ini berukuran sangan besar dan tidak longgar
sehingga tidak membentuk lekuk tubuh.

2.3 Alasan memilih model


Alasan Kenapa Kamu Harus Beralih Memakai Hijab Syar’i – Beberapa tahun terakhir, tren
hijab syar’i mulai banyak digandrungi para muslimah. Selain nyaman, hijab syar’i juga
didesain dengan modis dan trendi. Jadi, saat ini banyak wanita yang memakai hijab syar’i
setiap saat. Inilah alasan kamu harus beralih memakai hijab syar’i di setiap suasana.
Yang Pasti, Berhijab Syar’i adalah Perintah Agama
Alasan kamu harus beralih memakai hijab syar’i di setiap suasana yang pertama adalah
pastinya berhijab syar’i adalah perintah agama. Msekipun ada yang bilang pilihan atau
apapun itu, tetapi semua wanita yang sudah baligh wajib menutup aurat.
Keterangan itu sudah dijelaskan di Al – Qur’an. Jadi, semua orang yang mengaku Islam
harus mempercayainya 100%. Karena semua yang tercantum di Al – Qur’an wajib
dipercayai, hal ini adalah pengamalan rukun iman ke 3. Kalau sudah tidak percaya 100%,
berarti perlu belajar lagi tentang rukun iman.
Hijab Syar’i Bisa Melindungi Diri Dari Pandangan Kurang Sopan
Alasan kamu harus beralih memakai hijab syar’i di setiap suasana yang kedua adalah hijab
syar’i bisa melindungi diri dari pandangan kurang sopan. Meskipun ada banyak orang
berpemikiran liberal yang berpikir bahwa semua wanita dimanapun bisa saja dilecehkan,
coba tanya ke hati nurani atau teman pria.
Apakah sama jika ada wanita berpakaian seksi dan berhijab syar’i yang lewat di depannya.
Pasti akan berbeda. Hal ini sudah menjadi refleks karena semua manusia memiliki indera
dan norma kesopanan yang dianut apapun agamanya.
Hijab Syar’i Membuat Aktifitas Semakin Nyaman Dilakukan
Alasan kamu harus beralih memakai hijab syar’i di setiap suasana yang ketiga adalah hijab
instan syar’i membuat aktifitas semakin nyaman dilakukan. Sebagian orang pasti berpikir:
Ah, masa sih? Ternyata, hal ini benar juga. Karena hijab syar’i menutup dada, maka akan
lebih nyaman bagi para wanita untuk tampil dengan percaya diri.
Bahkan saat berlari atau melompat pun, jika wanita pada umumnya risih karena berpakaian
ketat dan khawatir dilihat banyak orang, maka wanita berhijab syar’i akan tetap santai dan
melakukannya dengan nyaman. Apalagi di lingkungan baru yang tidak diketahui bagaimana
perangai para pria disekitarnya.
Saat Ini Mengeksplorasi Hijab Syar’i yang Fashionable Sudah Jadi Tren
Alasan kamu harus beralih memakai hijab syar’i di setiap suasana yang keempat adalah saat
ini sudah banyak desainer yang peka terhadap kebutuhan muslimah untuk menjadi lebih baik
dengan mendesain hijab syar’i kekinian. Model – model hijab syar’i sudah tidak jadul lagi
sehingga sangat bisa dimanfaatkan sebagai sarana aktualisasi diri dengan tetap mengikuti
tren. tidak hanya itu, hijab menutup dada juga sudah bisa di mix and match dengan atasan
atau bawahan apapun.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset
pemasaran (Malhotra, 2017). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk Menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.
Desain pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif, desain deskriptif
melakukan analisis hanya taraf sampai deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan data
secara sistemik, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan, sedangkan desain
eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru
berupa pengelompokan suatu gejala, fakta.
3.2 Kerangka kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan dalam suatu penelitian (Nursalam, 20003:212). Kerangka
kerja penelitian adalah sebagai berikut:

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
yang in the kost di wilayah desa bendo sejumlah 312

Cluster sampling

Sampel
Sebagian mahasiswa yang in the kost di tempat kost putri sholekhah di desa bendo sejumlah 25

Variabel
Desain tentang jilbab
trendi dan syar’i sesuai
dengan bentuk wajah

Pengumpulan data. Kuesioner

Pengolahan data: editing,


coding, scoring. tabulating

Analisis data
Analisis deskriptif:
prosentase

Bagan 3.1 kerangka kerja penelitian study tentang desain jilbab syar’i dan trendi sesuai
dengan bentuk wajah.
3.3 Variabel penelitian
Variabel adalah konsep dari berbagai level dari abstrak yang didefinisikan sebagai suatu
fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2011)
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2008).
Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu desain jilbab syar’i dan trendi
sesuai dengan bentuk wajah.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek dengan karakteristik yang diteliti. (Arikunto,
2008)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKES KARYA HUSADA
KEDIRI yang in the kost di wilayah desa bendo sejumlah 312.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2008).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa yang in the kost di
tempat kost putri sholekhah di desa bendo sejumlah 25

3.5 Definisi operasional


Definisi operasional adalah proses perumusan atau pemberian arti atau makna pada masing-
masing untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan replitasi agar memberi pemahaman yang
sama kepada setiap orang mengenai variabel-variabel yang diangkat. (Nursalam, 2011)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Desain jilbab syar’i dan trendi sesuai dengan bentuk wajah
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
operasional
Desain Pola jilbab 1. Model Kuesioner Nominal Selalu: 4
jilbab syar’i yang sesuai jilbab Sering: 3
dan trendi dengan sesuai Kadang-
sesuai syariat islam trendi dan kadang: 2
dengan dan kekinian syar’i Tidak
bentuk sesuai 2. Bentuk pernah: 1
wajah dengan wajah
bentuk 3. Alasan
wajah memilih
model
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian
3.6.1 Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan peneliti untuk mengadakan penelitian 3 sampai dengan 10
mei 2021.
3.6.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kost putri sholekhah di Desa Bendo.

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur konsep minat dalam suatu
proses riset. Sebuah instrumen dapat berupa tes tertulis, wawancara. (Arikunto, 1998)
Pada penelitian ini instrument untuk mengumpulkan data yang menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana
responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara), tinggal memberi
jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. (Notoadmodjo, 2002)

3.8 Pengumpulan Data


Untuk mengetahui study tentang desain jilbab syar’i dan trendi sesuai dengan bentuk wajah
menggunakan Teknik pengumpulan data dan kuesioner, yang dibagikan kepada responden
dan didampingi peneliti. Untuk mengetahui study tentang desain jilbab syar’i dan trendi
sesuai dengan bentuk wajah, setelah memberikan informed consent dan responden bersedia
tanda tangan.

3.9 Pengolahan Data


Dalam proses pengolahan data terdapat Langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
1) Editing: mengkaji dan meneliti Kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan dengan mengecek kelengkapan identitas dan format pengumpulan data
apakah sudah cukup baik dan lengkap sebagai upaya menjaga kualitas dan data diproses
lebih lanjut. Langkah-langkah editing adalah: (1) Mengecek nama dan kelengkapan
identitas; (2) Mengecek kelengkapan instrumen pengumpulan data; (3) Mengecek
kelengkapan isi yang merupakan variabel.
2) Coding: memberikan kode pada semua variabel untuk memudahkan Analisa data dari
responden, kemudian menentukan tempatnya didalam kolom yang telah ditentukan.
Coding diberikan untuk data umum yang meliputi :
Usia : 17-18 kode 1
19-20 kode 2
21-22 kode 3
Lama memakai jilbab : < 1 tahun kode 1
1-2 tahun kode 2
>2 tahun kode 3
Selalu memakai hijab saat berada di luar rumah atau ketika bertemu bukan mahrom :
Ya kode 1
Kadang kadang kode 2
Tidak kode 3
Asal Sekolah : SMA kode 1
SMK kode 2
MA kode 3
3) Scoring: memberi angka pada lembar jawaban angket tiap subyek skor dari tiap item atau
pertanyaan pada angket.
Scoring diberikan untuk pertanyaan pada data khusus yaitu jawaban
Selalu diberi score 4
Sering diberi score 3
Kadang kadang diberi score 2
Tidak pernah diberi score 1
4) Tabulating: pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan
kedalam tabel-tabel yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan
skornya.

3.10Analisis data
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci
(KBBI, 2001:258). Sedangkan statistik deskriptif merupakan alat analisis untuk
menjelaskan, meringkas, mereduksi, menyederhanakan, mengorganisasi dan menyajikan
data ke dalam bentuk yang teratur, sehingga mudah dibaca, dipahami dan disimpulkan
(Wiyono, 2001). Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
masalah agar lebih mudah dipahami.
Analisis statistic menggunakan rumus prosentase yaitu :
P = X
N
Keterangan :
P : prosentase hasil
X : jumlah yang didapat
N : jumlah populasi

3.11Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai obyek, tidak boleh bertentangan dengan
etika, tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi. (Nursalam,
2003)
Untuk itu peneliti akan memulai penelitian dengan tetap mempertahankan etika penelitian
yang meluputi:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan (informed consent). Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan persetujuan untuk responden.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan cara tidak memberi nama
responden pada lembar alat ukur, hanya inisial atau kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Menjamin kerahasiaan dari penelitian, semua informasi yang telah dikumpulkan dan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/148-Article%20Text-
269-5-10-20191210.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/356-Article%20Text-
429-1-10-20181116.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/6287-25798-2-PB.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/7387-17457-1-PB.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/7393-11818-1-PB.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/7522-16928-1-PB.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/document.pdf

file:///E:/kuliah/semester%204/metodologi%20penelitian(bu%20endah)/jkk.vol3n1.6.pdf

Anda mungkin juga menyukai