Anda di halaman 1dari 24

Wanita Muslimah Lebih Cantik Jika Memakai Jilbab

Diposkan oleh Fithri Fadhli di 23.35

Tweet

1. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA AKAN TUTUP AURAT. 2. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA AKAN JAGA MARWAH PADA DIRINYA. 3. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA CANTIK. 4. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA TAK AKAN TUNJUKAN KECANTIKAN PADA ORANG LAIN. 5. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA ANAK SHALEHAH. 6. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA PATUH PERINTAH ORANG TUA DAN SAUDARI-SAUDARANYA. 7. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA MENGHORMATI ORANG LAIN. 8. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA TAKUT APABILA DIA TAK PAKAI JILBAB ORANG AKAN LIAT DIA CANTIK. DAN ADA NIAT YANG TAK BAIK TERHADAP DIRINYA. 9. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA INGIN JAUH DARI FITNAH. 10. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA TAK AKAN MENYUSAHKAN ORANG LAIN.

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... MENUNJUK KEPADA LELAKI, KARENA JIKA

DIA AKAN DAPAT PAHALA. DIA DAPAT MENGHINDARI MAKSIAT. SUPAYA DIA DAPAT MENJADI CONTOH PADA PEREMPUAN LAIN. SUPAYA LELAKI YANG BERIMAN SAJA YANG SUKA DIA. DIA DENGAR SERUAN RASULULLAH DAPAT MENGURANGKAN NAFSU LELAKI. RAMBUT PEREMPUAN ADALAH MAHKOTA BAGINYA.., JADI JANGAN SEWENANGNYA DITUNJUKKAN DIA AKAN TAK BERNILAI (low class)...(no offence hah..) KARENA MAHKOTA ANDA TELAH DILIHAT OLEH SEMUA LELAKI (kecuali keluarga) 18. Kenapa perempuan itu cantik kalau pakai jilbab??? Sebab... DIA TAK AKAN RAMBUTNYA DITARIK, DIGANTUNG DENGAN BARABARA API DAN DIBAKAR DENGAN DAHSYAT DI AKHIRAT KELAK Dalil mengenai wajibnya mengenakan adalah pakaian Firman bahagian atas Allah,

(khimar/tudung)

Hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dada mereka [QS AnNur (24):31].

Dan Hadis Rasulullah riwayat dari Bazzar dan At-Termizi menjelaskan, Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syaitan akan memperhatikannya.

Dalil lain yang menunjukkan bahawasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan ialah sabda Rasulullah kepada Asma binti Abu Bakar,

Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya. [HR Abu Dawud]

Pesan Mutiara:
Duhai calon penghuni syurga... untukmu yang paling bahagia karena agama dan akhlakmu.. meski tanpa permata, berlian dan emas yang menghiasi melainkan berkat akhlak karimahmu yang selalu engkau jaga menjadikanmu sebagai wanita yang anggun.. Duhai calon yang akan dicemburui oleh para bidadari syurga... bersegeralah untuk memakai jilbab or tudung kepala dengan sempurna karena akan terlihat lebih cantik apabila kamu memakainya. Kalau engkau memakai jilbab or tudung, sesungguhnya Allah teramat suka dan cinta terhadap hamba-Nya yang mau mengikuti perintah-Nya..

Duhai calon perhiasan dunia-akhirat.. ku ucapkan selamat bagimu yang telah memakai jilbab dan ku do'akan semoga jilbab yang kita kenakan ini dapat melindungimu. Bagi yang belum semoga secepatnya akan mengenakannya karena SUNGGUH ENGKAU SANGAT CANTIK DENGAN BERBALUT JILBAB. [sumber: amrusujud.blogspot.com]

Pake baju apa ya hari ini? Begitu kira-kira yang terlintas otomatis di pikiran kita setiap hari. Lintasan pertanyaan seperti itu mungkin bukan hanya bagi mereka yang mementingkan penampilan saja, bagi yang sembrono sekalipun. Perbedaannya hanya pada pilihan yang dibuat. Yang dandy akan selalu tampil rapi, matching, dengan padu padan yang pas dan sempurna. Sedang yang lain mungkin tidak terlalu peduli. Pakaian, sedikit banyak akan menggambarkan identitas pemakainya. Seperti apa seseorang akan nampak tercermin dari pakaian yang melekat di tubuhnya meski tidak mewakili keseluruhan. Namun itulah yang akan dinilai pertama kali oleh orang yang melihat. Terlebih lagi untuk seorang muslimah. Memilih baju tentu bukan

sekedar yang disuka. Ada norma kepantasan mutlak yang dituntunkan, langsung dari langit. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.. (QS. An-Nuur : 31). Saat ini memang tak lagi seperti era tahun 80-an atau awal 90-an. Dimana berkerudung menjadi sebuah perjuangan yang sangat berat. Ditentang, dipersulit, didiskriminasi. Jaman sudah berubah, sekarang telah ada begitu banyak kemudahan. Tak perlu lagi khawatir ancaman guru untuk tidak memasang foto berkerudung di ijazah. Tak perlu khawatir tidak lolos wawancara kerja karena berjilbab. Alhamdulillah, semua serba mudah. Bahkan berjilbab pun tidak lagi menjadi ancaman penghalang untuk berpenampilan modis. Ada banyak pilihan model, warna, dan gaya, sehingga muslimah tidak perlu takut terlihat jadul dan ngga gaul. Namun, amat disayangkan, segala kemudahan itu tidak kemudian dibarengi dengan penanaman pemahaman yang benar. Jilbab yang fitrahnya sebagai penutup aurat, malahan diselewengkan hanya sekedar sebagai alat pemercantik diri. Berapa banyak saudari kita yang berjilbab namun penampilannya masih tak kalah seksi dengan para penyanyi dangdut? MasyaAllah.. Atas nama mode, ukuran syari telah dipangkas dan dimodifikasi. Sehingga muslimah sekarang cenderung bukan berjilbab, namun sekedar menutup kepala. Dalam hal ini, saya tidak dapat menyalahkan, meskipun juga tidak membenarkan. Saat ini godaan untuk tidak berjilbab begitu luar biasa. Pun bahkan hanya untuk berkerudung yang sekedarnya. Perang pemikiran yang dilakukan musuh-musuh Islam sudah demikian hebatnya. Banyak sekali cara yang dilakukan oleh pihak yang sangat tidak ingin Islam menjadi jalan hidup umatnya. Proses cuci otak itu berlangsung demikian terstruktur dan halus. Hingga sebagian besar muslimah termasuk yang ada di negeri ini, bahkan tidak sadar bahwa berjilbab itu adalah suatu kewajiban syariat. Sebagaimana wajibnya shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan kewajiban-kewajiban lain yang melekat dalam Islam. Karena Islam itu integral. Menyeluruh. Syamil wa mutakamil.

Hai orang-orang yang beriman! masuklah ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208) Bagi beberapa orang, pilihan untuk berjilbab mungkin sesuatu yang mudah, karena bisa jadi sudah dibiasakan dan dipahamkan oleh orang tua sejak kecil. Namun bagi sebagian lainnya, untuk memutuskan berjilbab dibutuhkan keberanian dan perjuangan yang berat. Ada begitu banyak pertimbangan, terlebih pandangan bahwa merasa dirinya belum baik, sehingga belum pantas berjilbab. Satu pemahaman yang sengaja dihembuskan agar kita ragu-ragu. Agar kita menunda untuk berjilbab. Padahal sungguh, setiap muslimah itu memang sudah sepantasnya berjilbab. Karena berjilbab itu adalah bentuk penghormatan yang diberikan Allah kepada kita. Yang tidak diberikan kepada wanita manapun selain kita. Ya, hanya kita. Karena kita makhluk spesial. Salah satu lingkungan yang dapat mendukung proses berjilbab adalah kampus. Pada beberapa kampus, dakwah bisa begitu berkembang dengan mudah. Di lingkungan kampus yang cenderung homogen, sosialisasi untuk berpakaian syari dilakukan terus-menerus. Baik melalui kajian-kajian ataupun melalui pendekatan personal. Sehingga peningkatan pemahaman sekaligus keistiqomahan itu tidak terlalu sulit untuk dipertahankan para aktivis dakwah di dalamnya akan selalu siap untuk saling mendukung dan mengingatkan. Satu hal kecil, seperti lupa memakai kaos kaki setelah wudhu akan segera membuat rekan-rekan seperjuangan mengernyitkan keningnya sehingga yang terlupa segera tersadar. Namun selepas dari kampus, ketiadaan rekan dan partner dalam kebaikan bisa jadi sangat berperan untuk menggoyahkan keistiqomahan. Sehingga terkadang tidak lagi dianggap sebagai hal yang aneh ketika kemantapan untuk berpakaian syari menjadi timbul tenggelam. Bahkan kemudian padam. Sebenarnya urusan pakaian ini tidak lagi layak untuk diperbincangkan bagi mereka yang telah mengerti dan telah diberi pemahaman ilmu syari yang mencukupi. Allah sudah begitu jelas memberikan batasan, bagian mana yang harus ditutup, bagian mana yang boleh diperlihatkan. Semua sudah jelas. Namun, tidak dapat dihindari masih ada beberapa rekan kita yang dulu terlihat begitu anggun dengan jilbab yang berkibar-kibar kemudian melepaskan satu-persatu atribut kemuslimahannya. Mengecilkan ukuran jilbabnya sampai batas tidak syari dan kembali pada penampilan yang sama seperti sebelum paham tentang batasan menutup aurat. Memang ada yang berpendapat, meskipun jilbabnya kecil asal tetap syari tidak apaapa, toh dalam berdawah kita memang harus berbaur, agar tidak dipandang fanatik

dan akhirnya menjauhkan kita dari objek dawah. Baiklah, ketika niatnya dan kondisinya seperti itu, semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan baginya dan usahanya dalam berdakwah. Namun bagi yang kemudian hanya (asal) tetap berkerudung, waduh!! Dengan tidak menanggalkan prasangka baik, saya pikir tindakan tersebut tidak serta-merta dapat dimaklumi. Bagi mereka yang baru berhijab, mungkin tidak apa-apa, karena pemahamannya belum utuh dan perbaikan serta peningkatan itu akan terus berlanjut, Insya Allah. Namun untuk para aktivis dawah, rasanya kok menyedihkan. Dimana ghirahyang dulu senantiasa meletup, dimana janji-janjinya untuk senantiasa setia memegang agama? Masa-masa dakwah di kampus idealnya dapat membekali seluruh aktivis dan kadernya minimal untuk dapat bertahan ketika terpaksa sendiri di dunia luar. Atau lebih jauh membuat mereka mampu, tidak hanya untuk bertahan tapi juga mewarnai lingkungan sekitarnya. Ibaratnya seperti tanaman, di kampus adalah waktu dimana benih ditanam ke dalam polly bag, ditempatkan di bawah tempat teduh, diberi air dan pupuk dengan takaran yang sesuai. Cukup untuk membuatnya dapat ditanam di tanah yang sebenarnya, tumbuh membesar, berbuah atau kalau tidak berbuah setidaknya membuat tempatnya tumbuh menjadi teduh dan sejuk. Saya tidak sedang menghakimi. Tidak, sekali-kali tidak. Saya hanya sedang bertanya-tanya, apa yang salah? Dimana yang salah? Kefuturan saudari seperjuangan tetap saja menggores luka di hati. Meskipun sudah merupakan sunatullah, ketika ada yang datang dan pasti ada yang pergi. Yah, pastinya ukuran jilbab dan cara berpakaian tidak dapat digunakan untuk mengukur kadar keimanan seseorang, tidak dapat menunjukkan kedudukan mereka di sisi Allah. Bisa jadi Allah menganugerahkan kebaikan yang besar untuk mereka, bahkan sangat mungkin jiwa mereka lebih mulia daripada akhwat yang jilbabnya melambai-lambai saking besarnya. Namun sembari tidak berhenti berdoa dan berharap mereka akan kembali, saya hanya dapat menyerahkan pilihan tersebut ke tangan mereka. Karena bagaimanapun inginnya saya, diri mereka tetaplah milik mereka. Sedang hati mereka ada dalam genggaman-Nya. Maka hanya doa tulus yang bisa saya panjatkan, agar Ia berkenan mengembalikan hidayah yang pernah bersemayam indah dalam dada saudari saya semuanya. Kita memang punya hak memilih Saudariku, namun kita pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas pilihan-pilihan itu kelak di hadapan-Nya Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams : 8-10)

Tri Susio R, Jakarta

Fiqh Wanita : Mengetahui batasan perhiasan wanita


Ummat Islam terkhusus muslimah selalu menjadi incaran para musuh ummat islam , mereka selalu berupaya menjauhkan muslimah kita dari etika keislaman. Membuat muslimah kita menghilangkan rasa malu dari pakaian penutup tubuh dan dari kesuciannya sehingga akhirnya kebanyakan perkara yang diharamkan justru seakan biasa dilakukan oleh kebanyakan kaum wanita, bahkan kebanyakan perkara yang diharamkan Islam berani mereka katakan pendapat yang aneh. Ini disebabkan karena sejak kecil mereka terdidikoleh hukum selain hukum islam. Maka mari kita telaah perbuatan munkar yang diharamkan oleh din yang suci ini agar siapa pin yang berusaha menyelamatkan diri di dunia dan di akhirat bisa mewaspadainya : 1. Bersolek (berhias/ berdandan)

Islam secara tegas melarang wanita berdandan secara berlebihan. ..dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu (QS.Al Ahzab:33) . dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hutairah bahwa ia menceritakan , Rasulullah bersabda, ada dua golongan dari calon penghuni neeraka yang belum pernah kulihat , yaitu oran-orang pembawa cemeti seperti seekor sapiuntuk digunakan memukul sesama manusia . serta kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang , berjalan lenggak-lenggok dan menggoda hati lelaki, kepala mereka tak ubahnya seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal aromanya bisa tercium dari jarak sekian dan sekian Imam An-Nawawi dalam syarah beliau terhadap Shohih Muslim telah menukil beberapa penafsiran tentang sabda Radulullah , Kasiyat ariyat, mumilat mailat. Sebagian ulama menafsirkan ,seorang wanita menutuup sebagian tubuhnya dna membukakan sebagian yang lain untuk meperlihatkan kecantikannya. Sebagian ulama lain menafsirkan,seorang wanita mengenakan pakaian tiptis yang transparan. Adapaun sabda beliau, mumilat mailat, sebagian ulama ada yang menafsirkannya, para wanita yang berjalan dengan menggunakan wangi-wangian yang merangsang orang yang dilewatinya. (syarah muslim oleh An-Nawawi 14/40) Penjelasan yang telah diuraikan di atas telah dijelaskan bagi kita bagaimana seharusnya kebanyakan wanita menutup aurat. Namun yang paling mengkhawatirkan adalah mereka yang merasa menutup aurat sambil bersolek, sampai-sampai ada di atnara mereka yang berkeyakinan bahwa wnaita yang sudah menutup rambutnya atau sebagian besar saja berarti ia sudah mengenakan hijab yang sempurna.

Alloh berfirman , ..dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita (an.Nur:31) Dalam sebuah hadits berdasarkan sabda Rasulullah, Saudara sesusu sama haramnya dengan saudara kandung. (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim) 2. Mengenakan parfum di sisi laki-laki yang bukan Mahrom Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya dengan sanad shahih dari Abu Musa Al-Asyari berkata , Rasulullah bersabda , seorang wanita yang melewati suatu kaum dengan memakai parfum yang dapat tercim oleh mereka , maka dia adalah pezina. Al.Mubarokfuri berkomentar, dokatakan zaniyah karena dia telah merangsang birahi laki-laki dengan bau parfume yang ia pakai sehingga dengan bau tersebut mereka menoleh kepadanya. Barangsiapa yang menoleh kepadanya , maka ia telah berzina dengan kedua matanya. Maka hal itu adalah dosa. (TuhFatyl-Ahwaji:7118) 3. Mengubah yang tekah diciptakan Alloh Hal ini sehubungan dengan hadits yang akan diuraikan di bawah Al bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah melaknat seorang wanita yang menyambung rambut dan wnait ayang meminta disambungkan rambut , serta melaknat wanita yang bertato dan meminta dibuatkan tato. (diriwayatkan oleh Al.Bukhori dan Muslim serta dalilnya) Syaikh Sholih bin Fauzan -hafizhohulloh- berkomentar, wanita muslimah diharamkan untuk menghilangkan bulu alis semua atau sebagian dengan menggunakan alat apa pun, baik alat pencukur atau pemangkas atau menggunakan alat yang dapat membereskannnya semua atau sebagian saja, karena hal itu sama dengan mencabut bulu alis yang dilarang oleh Rasulullah, banyak sudah wanita hari ini yang terperosok ke dalam bencana yang besar ithu, yang mana hal ith uadalah termasuk dosa yang besar sehingga hal mencabut buku alis ithu termasuk perkara penting pada hari ini. seorang istri tida kboleh menaati suaminya jika menyuruhnya melakukan hal tihu, karena hal ithu adalah bencana. (silsilah Tauiyatu i-Hujjaj dengan urutan 28, dengan tajuk Al.Mukminat pada hal.27-28 dengan sedikit perhubahan) Penjelasan di atas sesuai dengan hadits berikut , Diriwayatkan dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah bersabda , Alloh telah melaknat wanita bertato dan yang meminta dibuatkan tato dan wanita yang mencatbut dan yang meminta dicabutkan alis serta meregangkan giginya dan yang mengubah ciptaan Alloh. (HR.Muslim) Dari uraian haditd di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa contoh-contoh mengubah bentuk yang dimaksud ialah dengan membuat tato, meratakan gigi, menyambung

rambut dan mencabut bulu alis. Dan diharamkan untuk kaum muslimin terkhusus wanita muslimah, 4. Tasyabuh (menyerupai) wanita kafir

Tasyabuh adalah kebiasaan menyerupai suatu golongan . ini termasuk dosa besar yang sudah tersebar luas dikalangan wanita. Laa Haula wa Laa Quwwata illa bilah. Wanita muslim kebanyakan kafir secara terang-terangan dengan alasan yang mereka sebut mode. Mereka mengikuti pakaian , perhiasan, cara berjalan, berbicara bahkan dalam hal-hal yang bersifat dunia lainnya. Sampai jika merea dinasihati maka mereka mengira hal itu sesat. Sungguh setan pun tumbuh dalam hati-hati mereka. Dalam sebuah hadits mashyur, rasulullah bersabda barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia telah termasuk golongan mereka. (diriwayatkan oleh Abu Dawud. Lihat shohih i-jamiish-shogir, 6149) 5. Mewarnai rambut dengan warna putih dengan cat yang bewarna hitam Abu Dawud dan An-Nasai meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW beliau bersabda, akan ada pada akhir zaman segolongan kaum yang mewarnai rambut dengan warna hitam. Nanti nya mereka tidak akan mencium bau Surga. Adapun mewarnai rmabut dengan warna apa saja (selain hitam), maka hukumnya boleh asalkan warna tersebut tidak permanen (selain hitam), maka hukumnya boleh asalkan warna tersebut tidak permanen. 6. Mengenakan celana

Termasuk pakaian buruk yang dikenakan oleh wanita adalah dinamakan bantolon (celana). Celan aitu banyak dikenakan oleh remaja-remajad an para wanita dewasa. Mereka mengenakan pakaian itu sekadar memaksakan diri dan bahwasanya pakaian itu hanya menutup warna kulit saja. Dan pada dasarnya, pakaian itu menjadikannnya sebagai sebuah sifat yang membwa kepada watak seseorang. Apalagi pakaian ithu memiliki model , waran , dan bentuk yang juga beragam sehingga sampai pada taraf yang menimbulkan bencana bagi orang-orang tua sebelum dirasakan oleh para pemuda. Laa haula wa Laa Quwwata Illa Billah. Tak satu pun ulama terpercaya berbeda pendapat dalam mengharamkan wanita yang mengenakan bantolon tersebut di hadapan laki-laki yang bukan mahromnya karena perbuatan itu mengandung bahaya yang mana bahaya itu diketahui setiap orang yang memiliki akal sehat. Lalu dimana posisi laki-laki yang bukan mahrom dan wali seorang wanita ? di mana semangat untuk kembali kepada perangai yang baik ? di mana keimanan kepada Alloh ? semua itu lenyap. Betapa kasihan, mereka dengan cepat menitu kaum lelaki dan wanita kafir. Mereka terperosok dengan cepat dalam mengikuti mode , adab dan tingkah laku. Mereka juga terperosok dengan cepat kepada semboyan kami hanya ingin bersenang-senang pada masa muda kami. Laa Haula wa La Quwwata illa Billah. Syaikh Muhammad Al-Munajjid -hafizhohulloh- berkomentar, celana itu tidak lepas dari kemunkaran. Sudah pasti pakaian itu sempit. Pakaian itu juga terbuat dari bahan yang tipis dan juga menempel pada tubuh. Sebagian orang berani bersumpah bahwa sebagian bantolon yang dikenakan para wanita itu lebih banyak menimbulkan bencana dairpada jika wanita itu tidak mengenakannya.

Sebagian wanita yang mengenakan bantolon itu snagat sempit sekali pada sebagian kedua kaki, dan terkadang persis denganw arna kulit sehingga dengan halitu orang akan mengira ia tidak mengenakan pakaian sedikit pun halitu sudah barang pasti adalah dosa yang sangat umum. Oleh karena itu, sangat bijaksana sekali apa yang telah diharamkan oleh sebagian para ulama tentang wanita yang mengenakan celana, walao pun wanita itu mengatakan celana itu lebar. Semuanya kita serahkan kepada Alloh tentunya , wanita itu boleh sja mengenakannya untuk suaminya. Apabila pakaian itu tidak menyerupai celana laki-laki dan juga tidak boleh dipakai di hadapan wanita muslimah lainnya, dan tidak juga di hadapan muhrimnya, apalagi di hadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Karena sebagian celana yang dikenakan wanita itu seperti jeans . celana itu tidak dapat membedakannya dengan laki-laki Amerika dan Eropa. Oleh karena itu, mengenakannya hukummnya dalah HARAM. Oleh karana itu sangat jelas bahwa pakaian itu adalah pakaian laki-laki kafir. (Ummu Ghozi)

iqih wanita 6:mahram : apa dan siapa sajakah ?


By ibnsohib 15 Comments Categories: Agama

I. Mahram Mahram berasal dari makna haram, yaitu wanita yang haram dinikahi. Sebenarnya antara keharaman menikahi seorang wanita dengan kaitannya bolehnya terlihat sebagian aurat ada hubungan langsung dan tidak langsung. Hubungan langsung adalah bila hubungannya seperti akibat hubungan faktor famili atau keluarga. Hubungan tidak langsung adalah karena faktor diri wanita tersebut. Misalnya, seorang wanita yang sedang punya suami, hukumnya haram dinikahi orang lain. Juga seorang wanita yang masih dalam masa iddah talak dari suaminya. Atau wanita kafir non kitabiyah, yaitu wanita yang agamanya adalah agama penyembah berhala seperi majusi, Hindu, Buhda,

Hubungan mahram ini melahirkan beberapa konsekuensi, yaitu hubungan mahram yang bersifat permanen, antara lain : 1. Kebolehan berkhalwat (berduaan) 2. Kebolehan bepergiannya seorang wanita dalam safar lebih dari 3 hari asal ditemani mahramnya. 3. Kebolehan melihat sebagian dari aurat wanita mahram, seperti kepala, rambut, tangan dan kaki. II. Ayat-ayat Tentang Kemahraman Di Dalam AlQuran A. Daftar mahram menurut Surat An-Nisa Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nisa : Diharamkan atas kamu ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan ; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudarasaudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu ; anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu , maka tidak berdosa kamu mengawininya; isteri-isteri anak kandungmu ; dan menghimpunkan dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. An-Nisa : 23) Dari ayat ini dapat kita rinci ada beberapa kriteria orang yang haram dinikahi. Dan sekaligus juga menjadi orang

yang boleh melihat bagian aurat tertentu dari wanita. Mereka adalah : 1. Ibu kandung Jadi seorang wanita boleh kelihatan sebagian tertentu dari auratnya di hadapan anak-anak kandungnya. 2. Anak-anakmu yang perempuan Jadi wanita boleh kelihatan sebagian dari auratnya di hadapan ayah kandungnya. 3. Saudara-saudaramu yang perempuan, Jadi seorang wanita boleh kelihatan sebagian dari auratnya di hadapan saudara laki-lakinya. 4. Saudara-saudara bapakmu yang perempuan Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan anak saudara laki-lakinya. Dalam bahasa kita berarti keponakan. 5. Saudara-saudara ibumu yang perempuan Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan anak saudara wanitanya. Dalam bahasa kita juga berarti keponakan. 6. Anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan paman, dalam hal ini adalah saudara laki-laki ayah. 7. Anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan paman, dalam hal ini adalah saudara laki-laki ibu. 8. Ibu-ibumu yang menyusui kamu Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di

hadapan seorang laki-laki yang dahulu pernah disusuinya, dalam hal ini disebut anak susuan. 9. Saudara perempuan sepersusuan Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang dahulu pernah pernah menyusu pada wanita yang sama, meski wanita itu bukan ibu kandung masing-masing. Dalam hal ini disebut saudara sesusuan. 10. Ibu-ibu isterimu Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang menjadi suami dari anak wanitanya. Dalam bahasa kita, dia adalah menantu laki-laki. 11. Anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang menjadi suami ibunya (ayah tiri) tetapi dengan syarat bahwa laki-laki itu sudah bercampur dengan ibunya. 12. Isteri-isteri anak kandungmu Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang menjadi ayah dari suaminya. Dalam bahasa kita adalah mertua laki-laki. B. Daftar Mahram sesuai dengan surat An-Nuur Dalam surat An-Nur ayat 31 Allah SWT berfiman yang artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: `Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan

janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau puteraputera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An-Nuur : 31) Ayat ini juga berbicara tentang siapa saja orang yang boleh melihat sebagian aurat wanita yang dalam hal ini juga berstatus sebagai mahram. Orang-orang yang disebutkan dalam ayat ini ada yang sudah disebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 23 dan ada pula yang belum. Yang sudah disesutkan antara lain adalah ayah, anak, saudara laki-laki dan anak saudara laki-laki. Selebihnya belum disinggung. Bila kita break down satu persatu maka apa yang disebutkan dalam ayat ini berkaitan dengan siapa saja yang menjadi mahram adalah : 1. Suami Bahkan seorang wanita bukan hanya boleh terlihat sebagian auratnya tetapi seluruh auratnya halal bila terlihat. 2. Ayah Bahwa seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya

di hadapan ayahnya telah dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 23 pada poin nomor [2] 3. Ayah suami Dalam bahasa kita adalah mertua. Yaitu ayahnya suami seorang wanita. 4. Putera atau anak Bahwa seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan anaknya telah dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 23 pada poin nomor [2] 5. Putera-putera suami Dalam bahasa kita maksudnya adalah anak tiri, dimana seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang statusnya anak tiri. 6. Saudarasaudara laki-laki. Bahwa seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan saudara laki-lakinya telah dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 23 pada poin nomor [3] 6. putera-putera saudara lelaki Bahwa seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan putera saudara laki-lakinya (keponankan) telah dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 23 pada poin nomor [4] 7. Putera-putera saudara perempuan Dalam bahasa kita maksudnya adalah keponakan dari kakak atau adik wanita. 8. Wanita-wanita Islam Jadi bila sesama wanita yang muslimah, seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya, Tetapi tidak boleh terlihar seluruhnya. Karena satu-satunya yang boleh melihat seluruh aurat hanya satu orang saja yaitu orang yang menjadi suami. Sedangkan sesama wanita tetap tidak boleh terlihat seluruh aurat kecuali ada

pertimbangan darurat seperti untuk penyembuhan secara medis yang memang tidak ada jalan lain kecuali harus melihat. Adapun wanita yang statusnya bukan Islam seperti Kristen, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu atau ateis, maka seorang wanita musimah diharamkan terlihat auratnya meski hanya sebagian. Karena itu buat para wanita muslimah yang tinggal bersama di sebuah asrama atau di rumah kost, pastikan bahwa wanita yang tinggal bersama anda muslimah semuanya. Karena kalau ada yang bukan muslimah, anda tetap diwajibkan menutup aurat seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan sebagaimana di depan laki-laki non mahram. Begitu juga bila masuk ke kolam renang khusus wanita, pastikan bahwa semua pengunjungnya adalah wanita dan agamanya harus Islam. 9. Budak-budak yang mereka miliki Di masa perbudakan, seorang wanita masih dibolehkan terlihat auratnya di hadapan budak yang dimilikinya. Tapi di masa kini, sopir dan pembantu sama sekali tidak bisa dianggap sebagai budak, karena mereka adalah orang merdeka. 10. Pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan Yang dimaksud adalah pelayan atau pembantu yang sama sekali sudah mati nafsu birahi baik secara alami atau karena dioperasi. Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa ada perbedaan pendapat dalam memahami maksud ayat in dalam beberapa makna : 1. Mereka adala orang yang bodoh/pandir yang tidak memiliki hasrat terhadap wanita.

2. Mereka adalah orang yang mengabdikan hidupnya pada suatu kaum (harim) yang tidak memiliki hasrat terhadap wanita. 3. Mereka adalah orang yang impoten total. 4. Mereka adalah orang yang dipotong kemaluannya, 5. Mereka adalah orang yang waria yang tidak punya hasrat kepada wanita. 6. Mereka adalah orang yang tua renta yang telah hilang nafsunya 11. Anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. III. Pembagian Mahram Sesuai Klasifikasi Para Ulama Tentang siapa saja yang menjadi mahram, para ulama membaginya menjadi tiga klasifikasi besar : 1. Mahram Karena Nasab

Ibu kandung dan seterusnya keatas seperti nenek, ibunya nenek. Anak wanita dan seteresnya ke bawah seperti anak perempuannya anak perempuan. Saudara kandung wanita. `Ammat / Bibi (saudara wanita ayah). Khaalaat / Bibi (saudara wanita ibu). Banatul Akh / Anak wanita dari saudara laki-laki. Banatul Ukht / anak wnaita dari saudara wanita. 2. Mahram Karena Mushaharah (besanan/ipar) Atau Sebab Pernikahan

Ibu dari istri (mertua wanita). Anak wanita dari istri (anak tiri). Istri dari anak laki-laki (menantu peremuan). Istri dari ayah (ibu tiri). 3. Mahram Karena Penyusuan

Ibu yang menyusui. Ibu dari wanita yang menyusui (nenek). Ibu dari suami yang istrinya menyusuinya (nenek juga). Anak wanita dari ibu yang menyusui (saudara wanita sesusuan). Saudara wanita dari suami wanita yang menyusui. Saudara wanita dari ibu yang menyusui. IV. Mahram Semata Dalam Makna Haram Menikahi

Selain itu, ada bentuk kemahraman yang semata-mata mengharamkan pernikahan saja, tapi tidak membuat seseorang boleh melihat aurat, berkhalwat dan bepergian bersama. Yaitu mahram yang bersifat muaqqat atau sementara. Misalnya : 1. Istri orang lain, tidak boleh dinikahi tapi juga tidak boleh melihat auratnya. 2. Saudara ipar, atau saudara wanita dari istri. Tidak boleh dinikahi tapi juga tidak boleh khalwat atau melihat sebagian auratnya. Hal yang sama juga berlaku bagi bibi dari istri. 3. Wanita yang masih dalam masa Iddah, yaitu masa menunggu akibat dicerai suaminya atau ditinggal mati.

4. Istri yang telah ditalak tiga. 5. Menikah dalam keadaan Ihram, seorang yang sedang dalam keadaan berihram baik untuk haji atau umrah, dilarang menikah atau menikahkan orang lain. 6. Menikahi wanita budak padahal mampu menikahi wanita merdeka. 7. Menikahi wanita pezina. 8. Menikahi istri yang telah dili`an, yaitu yang telah dicerai dengan cara dilaknat. 9. Menikahi wanita non muslim yang bukan kitabiyah atau wanita musyrikah.
Adab-Adab Berbicara Bagi Wanita Muslimah
posted in Akhlak & Adab |
Wahai saudariku muslimah 1) Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Taala berfirman: ( : 114). Artinya: Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia . (An nisa:114) Dan ketahuilah wahai saudariku,semoga Allah taala merahmatimu dan

menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu. . ( : 17-18)

Artinya: Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:17-18). Maka jadikanlah ucapanmu itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan. 1) Bacalah Al quran karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti. - : :

Dari abdullah bin umar radiyallohu anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda: dikatakan pada orang yang senang membaca alquran: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca. HR.abu daud dan attirmidzi 2) Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan, karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan. Dari Abu hurairah radiallahu anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan. (HR.Muslim dan Abu Dawud) :

3) jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia. - :

: .

Dari aisyah radiyallohu anha, ada seorang wanita yang mengatakan:wahai Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya.berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,: orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan. (muttafaq alaihi) 4) Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. maka bersemangatlah wahai saudariku muslimah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah taala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah taala memuji hambahambanya yang mukhlis dalam firman-Nya: Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (Ali imran:191). 5) Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, dimana Beliau bersabda: . sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa taajjub terhadap ucapannya. (HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsalabah Al -Khusyani radhiallahu anhu) ( : 191).

6)

Jauhilah

dari

terlalu

banyak

tertawa,terlalu

banyak

berbicara

dan

berceloteh.jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya.bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda: . Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam. (muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu) 8) jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syiar kepribadianmu. 9) berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.Alah Taala berfirman: ( : 11). Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. (QS.Al-Hujurat:11)

10) jika engkau mendengarkan bacaan Alquran, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya: : ( : 204). Artinya: dan apabila dibacakan Alquran,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat. Qs.al araf :204 11) bertakwalah kepada Allah wahai saudariku muslimah,bersihkanlah majelismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah azza wajalla perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. bersemangatlah engkau untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan. perkataan itu adalah sebuah perkara yang besar, berapa banyak dari perkataan seseorang yang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka. Didalam hadits Muadz radhiallahu anhu tatkala Beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: . ) ( . engkau telah keliru wahai Muadz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka. (HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah) 12- berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan. 13- jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudarimu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah azza wajalla berfirman:

. ( : 191)

Artinya: (yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring (QS..ali imran :191) 14- jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan: .

maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut. Ditulis oleh: Haya Bintu Mubarak Al-Buraik Dari kitab: mausuah al-marah al-muslimah: 31-34 Alih bahasa : Ummu Aiman Sumber: http://www.salafybpp.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:a dab-adab-berbicara-bagi-wanita-muslimah&catid=28:muslimah&Itemid=54

http://kampuskehidupanmaya.wordpress.com/category/islamic/fiqih-wanita/

Anda mungkin juga menyukai