Anda di halaman 1dari 119

LAUTAN BERNYANYI

Karya PUTU WIJAYA

DRAMATIC PERSONAE KAPTEN LEO COMOL DAYU SANUR PANIEKA ADENAN RUBI DUKUN

SETTING SEMUA KEJADIAN DALAM NASKAH INI TERJADI DI ATAS GELADAK HARIMAU LAUT YANG KANDAS DI TEPI PANTAI SANUR DI SEBELAH TIMUR DENPASAR. SEBUAH PANTAI DI PULAU BALI YANG DIKENAL SEBAGAI BLACK MAGIC Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang membutuhkannya. Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait. Itupun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual naskah ini tetap ada pada pengarangnya. Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang. Terima kasih. Lee Birkin

ADEGAN SATU PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS. KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT BEBERAPA LAMA KEMUDIAN SUARA MELEMPAR CERUTUNYA DENGAN TIBA-TIBA, SEBAB IA MENDENGAR KEMBALI SUARA YANG SEJAK SEMINGGU ITU MENGGANGGU PIKIRANNYA. SUARA ANEH YANG TAK JELAS SUMBERNYA. KAPTEN LEO MENGANGKAT SENJATANYA. TAPI KETIKA HENDAK MEMBIDIKNYA, SERENTAK SUARA ITU HILANG. DITUNGGUNYA LAGI SAMPAI BEBERAPA SAAT, TAPI SUARA ITU TAK TERDENGAR LAGI, DENGAN KECEWA KAPTEN LEO KEMBALI KE TEMPATNYA SEMULA, MEROGOH SAKU, MENGELUARKAN CERUTU LAGI. TAPI BELUM SAMPAI CERUTU ITU DINYALAKAN, TIBA-TIBA KEDENGARAN PULA SUARA ITU. CEPAT IA MENGANGKAT SENAPAN, MENEMBAK BEBERAPA KALI KE TENGAH LAUT. SUARA ITU LENYAP LAGI. KAPTEN MEMPERHATIKAN AKIBAT TEMBAKANNYA DENGAN SUNGGUHSUNGGUH. IA BERDIRI DI SANA, MEMUSATKAN PERHATIANNYA. SIAP MENEMBAK LAGI KALAU SUARA ITU KEDENGARAN PULA.

DARI PERUT KAPAL, MUNCUL COMOL; JURU MASAK KAPAL. MEMBAWA LENTERA. TUBUHNYA PENDEK KEKAR SERTA PUNGGUNGNYA BONGKOK. GERAKANNYA LAMBAT SERTA MUKANYA CAMPURAN KE KANAKAN, KETOLOLAN, KEKASARAN YANG TERPENDAM. RAMBUTNYA AGAK PANJANG DAN KASAR. IA MEMAKAI BAJU KAOS LORENG DAN IKAT PINGGANG LEBAR. DI ATAS KAOS ITU IA MEMAKAI JUGA JAKET COKLAT YANG TERLALU BESAR UNTUKNYA. DI PINGGANGNYA TERSELIP PISAU DAN SEKERAT TULANG IKAN YANG SEDANG DIBUAT PIPA. IA MEMAKAI JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG KERANG KECIL-KECIL YANG BISAA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK. JURU MASAK ITU MEMPERHATIKAN KAPTENNYA COMOL Apa yang Kapten lihat? (Dengan lentera, Comol memeriksa keadaan kapal. Menggumam sendiri) Tidak ada harapan, sudah tiga kali mereka mencoba menarik kita. Dua kali kawatnya putus, yang satu lagi mereka lepaskan karena putus asa. Ini memang diluar dugaan. Sekarang mereka mulai bercerita tentang dewa lautan yang menakutkan itu. Bahkan lpelaut-pelaut itu mulai jarang menengok kita lagi. Mereka sudah termakan cerita para nelayan (Kemudian ia memungut biji-biji catur yang terserak di bawah) Bahkan tak seorang pun lagi yang memperebutkan kuda atau benteng atau perdana menteri, seperti bisaa yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam-malam yang panjang di tengah lautan. Sayur ketimun dan telor mata sapi, kopi atau susu panas tak ada yang mau menyentuhnya lagi. Aku tak pernah merasa bingung seperti ini, tak ada perkerjaan yang berarti yang bisa menyibukan lagi (Diletakkannya lentera, kemudian mengatur biji catur di atas papannya) Kapten, mari iseng kita main catur. Sudah lama saya tak main catur, saya ingin menebus kekalahan saya dulu, ketika kita bermalam di teluk Jakarta. Kapten hanya kehilangan empat biji pion, sebuah kuda dan sebuah benteng. Tetapi sekarang Kapten juga akan kehilangan kemenangan dan tidak bisa membujuk perdana menteri saya dalam perangkap. ( Memperhatikan Kapten ) Tetapi sebaiknya Kapten makan malam dulu, telor mata sapi tidak enak kalau dingin. Sudah berapa kali saya hangatkan sop, tapi Kapten belum juga mau makan. Terus terang saya jadi kuatir atas kesehatan Kapten minggu-minggu terakhir ini. Sudah dua bulan kita kandas, tetapi selama itu baik-baik saja yang terjadi. Kecuali kapal penarik yang mereka janjikan belum juga datang, mereka sudah lupa atau sudah jenuh mengurus kita. Ah, apa sebenarnya yang saya pikirkan? Jangan kuatir Kapten, saya akan tetap menemani Kapten di sini, meskipun dewa lautan itu tidak mengehndakinya. Saya tidak akan mau meninggalkan Kapten, meskipun Panieka atau salah satu dari pelaut itu membujuk saya dnegan anjing kintamani. Itu Cuma tipuan bukan, Kapten? Supaya saya mau ikut mereka. Dan mereka dapat mengolok-olok saya sepuasnya. Ya, saya mengetahuinya, saya tidak suka lagi pada anjing. Herder atau Kintamani sekalipun, saya lebih suka benda-benda yang mempunyai guna-guna seperti kata dukun di pantai itu (Teringat sesuatu) Ya, Kapten. Sebetulnya saya ingin mengajukan beberapa permintaan kalau Kapten sudah makan malam. Setujukah Kapten kalau saya memelihara benda-benda itu di kapal? Sangat ajaib dan bagus sekali. Tetapi saya tidak mau menunjuk sebelum saya pasti disetujui Kapten KEMUDIAN IA BERSENANDUNG LAGU YANG DIPELAJARINYA DI PANTAI KAPTEN (Tiba-tiba suara gemetar) Mol! COMOL Ya Kapten!?

KAPTEN Perhatikan apa yang bergerak di selatan itu COMOL Apa Kapten? KAPTEN Lihat COMOL Mana Kapten? (Mengangkat lentera) KAPTEN Apa itu? COMOL (Setelah mengamati) seperti kabut, Kapten KAPTEN Perhatikan baik-baik! Kau tak melihat sesuatu di balik kabut itu? COMOL BERDIRI DI ATAS PETI, MENGANGKAT LENTERANYA TINGGI-TINGGI. MEMPERHATIKAN LAUT COMOL Saya tidak melihat apa-apa, Kapten. hanya kabut seperti bisaa. Kapten melihat apa? KAPTEN Perhatikan dengan teliti. Sekarang dia bergerak ke timur. Lihat sekarang, maju pelan-perlahan-lahan. lihat itu, dia bertambah tinggi, tinggi dan besar sekali! COMOL (Heran dan tolol) Ajaib, saya tidak melihat apa-apa, Kapten! KAPTEN Dia meluncur di permukaan laut dengan tenang. Sekarang dia mendekati kita COMOL Mana Kapten? Tidak ada apa-apa! Saya hanya melihat kabut bergulung Kapten KAPTEN Dia mengancam kita, dia hendak membunuh kita. Tidak! KAPTEN LEO MEMBIDIKAN SENAPANNYA KE ARAH LAUT COMOL (Berteriak) Jangan menembak, Kapten! Jangan menembak. Siapa tahu ada nelayan di dekat sini. (Comol melompat turun mendekati Kapten Leo) Nanti kita dituduh membunuh orang. KaptenKapten! KAPTEN (Geram) Aneh! Dia menghilang. Setiap bedil-bedil ini kuacungkan, dia pasti lenyap COMOL Jangan sembarangan menembak, Kapten. Berbahaya. Lagipula saya tidak melihat apa-apa Kapten. Barangkali ikan paus atau gurita!?

(Kapten mengeluarkan lagi sebuah cerutu, menyalakannya dan tegak lagi ke tempat semula) Seperti kata Bayu Sanur. Tidak semua orang bisa melihatnya Entahlah mana yang lebih baik, orangorang yang melihat atau yang tidak melihat? Tak tahulah saya KAPTEN Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya COMOL Apa yang Kapten tembak? KAPTEN Kau lihat sendiri nanti COMOL Seekor binatang raksasa? Ikan paus atau gurita? KAPTEN Entahlah COMOL Atau dewa laut itu!? KAPTEN (Menyentak) Apa!? COMOL Di sekitar sini banyak nelayan berkeliaran. Hati-hati Kapten, jangan sembarangan menembak KAPTEN Aku tidak bisa lama-lama dipermainkannya. Satu saat aku akan menang. Aku biarkan dulu ia sampai mempermainkan kita, menganggap aku tolol sehingga ketika ia lengah, aku akan memukulnya COMOL Pantai ini memang dahsyat Kapten. Malah orang-orang bilang sangat angker. Dengarlah suara ombak dan lolong anjing itu, ajaib sekali kendengarannya. baru sekali ini saya ngeri mendengar suara angina. kabut-kabut yang aneh. Lihatlah, saya juga sering memikirkan alangkah suramnya pantai itu setiap malam, padahal kalai suang saya tahu sekali banyak yang suka mandi. KAPTEN Mol.. COMOL Ya, Kapten? KAPTEN Kau masih ingat, malam-malam ketika kapal kita tandas? COMOL Ya, tentu saja aku ingat KAPTEN Sebelum tidur, aku memperhatikan cuaca dan berpikir tentang Maluku yang sudah lama sekali kutinggalkan. Aku ingat pada Andre dan Alek, juga pada Rita yang mungkin sekarang sudah beranak, karena tak sabar lagi. Sudah hampir lupa aku apa yang dipesannya dulu. Aku teringat pula Makasar dan beberapa kenalan Timor COMOL

Dan saya teringat pada Semarang saya Kapten. Ah, menyenangkan btul segala yang hilang itu. Waktu itu semuanya masih baik Kapten, tidak seperti sekarang ini KAPTEN Langit cerah dan laut sangat tenang seperti bayi sedang tidur. Aku tidur nyenyak sekali, bahkan aku bermimpi ketemu nenek dan saudaraku yang telah mati di laut selatan. Siapa yang bisa menduga kalau esok paginya kita mendapati kapal kita telah kandas COMOL Kapten lupa, bukankah malam itu saya mendapati seekor camar laut mati dekat buritan? Itu suatu firasat, Kapten. Sudah saya katakan malam itu juga bukan? Hanya Kapten tidak mau mendengar. Malah esok harinya saya yang pertama kali mengetahuinya. Mualim itu bohong besar, saya hendak turun ke darat emncari air dan sayur sebab persediaan kita sudah habis. Saya terkejut sekali menuju barat laut. Mula-mula saya tak percaya, kemudian saya bangunkan juru mudi, tetapi dia memaki-maki saya. Disumpahinya saya dengan si bongkoknya. Kemudian saya berhasil membangunkan mualin, saya bujuk dia untuk bangun, dia juga sangat terkejut. Kemudian saya sampaikan itu semua pada Kapten. Mulanya Kapten tidak percaya kan, tapi ketika para kru itu berteriak-teriak, Kapten keluar dan kapal kita telah menyimpang ke sebelah utara pantai, tiga puluh derajat hampir lima kilo jauhnya. Dulu kita berada tepat di depan rumah pelukis Le Mayeur dan perkampungan nelayan. Sekarang lihatlah. KAPTEN Aku sumpahi mereka semua. kupukul Panieka dan Abu sampai berdarah mulutnya, sebab ia yang dapat giliran jaga malam itu. Tuak dan tarian kera itu seudah membuatnya tidur sepanjang malam. Arus yang tiba-tiba sudah menyeret Harimau laut tanpa ada yang tahu. memalukan sekali buat seorang Kapten yang sudah banyak kegetiran seperti aku COMOL Tetapi Kapten terlalu tergesa-gesa memukulnya KAPTEN Benar. Karena aku juga ikut tertidur. mestinya aku tak membiarkan dia mendapat giliran dalam keadaan mabuk seperti itu. Tapi aku tak menyesal. Sudah lama aku ingin memukulnya, sejak dia membawa minuman keras ke kapal. COMOL Kapten, Saya kira bukan kesalahan Panieka saja dengan Abu, juga bukan kesalahan Kapten. Tetapi kesalahan kita semua. Barangkali benar apa yang dikatakan nelayan-nelayan itu, pantai ini berbahaya bagi kapal karena banyak setannya KAPTEN (Mengejek) Kau percaya apa yang mereka katakan? COMOL Tentang setan-setan itu, Kapten? KAPTEN Ya! Setan atau Leak atau apa lagi COMOL Entahlah, Kapten. Kapten sendiri bagaimana? O, tetapi apa yang mereka ceritakan selalu menarik, Kapten. Tahukah Kapten, apa yang menyebabkan anak-anak itu tidak pernah lagi datang kemari? Cerita-cerita merekalah yang menjadi penyebab KAPTEN

Aku tidak peduli mereka datang kemari atau memburu sundal-sundal di pantai. Aku tidak membutuhkan mereka. kalau bisa, aku ingin berlayar lagi dan akan mencari anak buah yang setia dan cakap COMOL Mereka sebenarnya sangat cinta pada Kapten KAPTEN Hmmm.Cinta, kalau aku bisa menyumbat mulut mereka dengan uang untuk membayar kesenangan mereka di tiap pelabuhan. Aku tidak membutuhkan anak buah yang menyembahkan ketika aku sedang senang. Aku membutuhkan musuh kalau aku sedang senang, bukan cinta. Sekaranglah aku membutuhkan cinta, tetapi mereka tidak memilikinya COMOL Ah, mereka sangat hormat dan segan pada Kapten KAPTEN Katakan pada mereka auks angat terharu kalau mereka masih segan dan hormat padaku. Tapi aku tidak memerlukan keseganan dan kehormatan dari mulut yang mabuk COMOL Tidak semua dari mereka jahat, Kapten. Ada satu, dua yang memang tidak bisa diperbaiki lagi. Ya, saya juga membencinya. Mereka menipu orang Sanur yang tolol karena jujur itu dan membuat kerusuhan di pasar Bonggol. Tetapi anak-anak yang lain seperti Rubi, Adenan, Dangin bahkan Panieka yang mulamula mendendam karena Kapten pukul itu, sekarang setelah melihat betapa teguhnya Kapten mempertahankan kapal harimau laut, mereka bertambah cinta dan hormat. Kapten jangan menyianyiakan waktu mencurigai orang-orang baik KAPTEN Sekarang aku dapat ilham COMOL Apa Kapten? KAPTEN Tak sampai berapa hari lagi, kau akan menjadi ikan cucut seperti mereka COMOL O, tidak Kapten. Bukan begitu maksud saya KAPTEN Ya, maskudmu memang bukan begitu. Tapi aku tidak peduli dengan maksud-maksud orang. Aku melihat pada perbuatan apa yang kau perbuat. Itulah yang kumaksudkan. Itu sebabnya kau sering turun ke darat? COMOL Bukan, Kapten. Saya turun ke darat bukan untuk menjumpai mereka. Kapten tahu sendiri, kita selalu membutukan air dan makanan yang segar KAPTEN Bodoh sekali kalau aku tidak tahu COMOL Tahu apa Kapten? KAPTEN Tong air itu sengaja kau biarkan bocor, supaya airnya cepat habis. Alasan kuat sekali untuk mengadakan dalih turun ke pantai

COMOL Bocor? Ajaib sekali. Saya tidak tahu kalau tong itu bocor. Saya kurang percaya. Tapi baiklah akan saya periksa sekarang, mungkin benar juga (mengambil lentera) Kalau benar tong air ini bocor, saya harus cepat menambalnya dengan sabun. Saya sudah bosan bolak-balik ke pantai untuk ambil air saja DENGAN LENTERANYA, COMOL MASUK LAGI KE PERUT KAPAL ADEGAN DUA BEBERAPA LAMA KEMUDIAN. KAPTEN LEO MASIH TETAP MENGINTAI KE LAUT SAMBIL MENGHEMBUSKAN ASAP CERUTU. DALAM DESAU ANGIN DAN TERPISAN OMBAK ITU, SAYUP-SAYUP KEDENGARAN SUARA MEMANGGIL. SUARA Kapten! Kapten! KAPTEN LEO TERSENTAK MEMBUANG CERUTUNYA KAPTEN (Menggumam) Setan cucut pemabok itu datang lagi SUARA Kapten, suara apa itu? Saya Panieka, Kapten KAPTEN (Menggumam) Panieka pemabok atau cucut-cucut yang lain sama saja bagiku. Tak berharga untuk didengar SUARA Dengarlah saya Kapten KAPTEN Aku memaksa diriku untuk mendengar. Tapi tak mungkin lagi. Ini sudah keterlaluan SUARA Saya tidak mabok, Kapten. Dengarlah, Kapten mendengar suara saya bukan!? KAPTEN (Menggumam) Semakin aku benci, semakin aku dengar SUARA Di pantai sedang ada wabah, Kapten. Banyak orang yang mati. Mereka marah pada kita. Hati-hatilah Kapten. KAPTEN Kita semua harus hati-hati, aku tahu. Tapi perlukah diucapkan? (Tetap menggumam) SUARA Kami semua ada di pantai menunggu kapal penarik itu? Kapten tahu kapan datangnya? Keluarkan kepada kami, kami selalu khawatir pada kesehatan Kapten! KAPTEN Terima kasih, cucut. Tapi sudah terlambat! satu kalimat lagi saja! SUARA Kapten! Kapten mendengar saya? Kami membela Kapten. Orang-orang di pantai itu mengatakan bahwa Kapten sudah gila! KAPTEN Cukup!

KAPTEN LEO MENGANGKAT SENAPANNYA, MENEMBAK BEBERAPA KALI SUARA (Panik) Jangan menembak! Jangan menembak Kapten! (Suara itu kedengaran mengumpat menjauh. Sayup) Kurang ajar! Dia sudah gila! KAPTEN LEO DENGAN TENANG MENGELUARKAN LAGI SEBUAH CERUTU DARI JAKETNYA, KEMUDIAN MENYALAKANNYA ADEGAN TIGA KEMUDIAN SESUDAH ITU. COMOL DENGAN LENTERANYA KELUAR LAGI DARI DALAM PERUT KAPAL COMOL Kita harus menuntut kerugian. Benar kata Kapten tadi, tong itu bocor di pantat kirinya. Saya sudah mencoba menambalnya tapi terlambat. Terpaksa besok pagi saya harus turun ke darat, sebab tak cukup air. menysal sekali telah membeli tong itu rongsokan itu (Comol meletakkan lenteranya, lantas duduk di bawah bersandar ke tepi. Mengeluarkan tulang dari pinggang dan mulai mengorek-ngoreknya dengan pisau. Kapten Leo tak sengaja bersiul) Kaptenkah yang bersiul? KAPTEN (Heran) Siul? Siul apa? COMOL Aneh, saya mendengar seperti ada yang bersiul KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan (Kapten Leo tertawa lagi) Nah sekarang ada yang tertawa. Kapten tidak tertawa bukan? KAPTEN Tidak ada yang tertawa COMOL Aneh, saya mendengar ada yang tertawa. Tampak seperti Kapten yang tertawa, tetapi bukan Kapten, lantas siapa. KAPTEN Itu orang gila COMOL Dan Kapten tentu saja tidak gila. Ah, membingungkan sekali. Ini atau itu, serba salah semuanya. Sekarang lebih baik kita tidak memikirkan apa-apa, tinggal menanti kapal penarik itu datang KAPTEN (Berteriak tiba-tiba) Comol!

COMOL (Terkejut) Ya, Kapten!? KAPTEN Comol! COMOL (Berdiri dengan heran) Ya, Kapten!? KAPTEN Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku masih mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah memecahku jadi dua. Sekarang aku sering merasakan yang kedua, diriku yang tak kukenal COMOL Mungkin Kapten pusing kepala sebab belum makan malam. Maukah Kapten makan sekarang? KAPTEN Tidak. Makan hanya membuat malas dan makin bodoh COMOL TAK MENJAWAB, IA HANYA MEMPERHATIKAN PANTAI COMOL Ah, kadang-kadang saya merasa bangga karena Harimau Laut menjadi terkenal. kalau saya turun ke darat guna mencari air atau makanan, saya selalu singgah untuk mendengarkan cerita penduduk di warung kopi di bawah pohon beringin itu. Saya dengarkan cerita mereka tentang kapal kita, tak ada habisnya. banyak orang datang dari Denpasar untuk melihat tubuh Harimau Laut dari kejauhan. Apalagi kalau mereka menyebut nama Kapten dan nama saya dengan kagum. Kapten adalah orang yang berani katanya. Saya diam saja kalau kebetulan mereka mengenal saya atau mencoba bertanya ini dan itu. tapi kalau saya ingat apa yang mereka ramalkan, saya merasa ngeri juga KAPTEN Apa yang mereka ramalkan? COMOL Ajaib. Mustahi Kapten tidak mengetahuinya KAPTEN Keparatlah mereka kalau memfitnah Harimau Laut COMOL Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita KAPTEN Membunuh kita? COMOL Ya, sebab kapal telah salan memasuki perairan ini. Daerah terlarang yang tak boleh dikunjungi sembarangan orang apalagi kapal yang belum mendapat ijin dari dewa laut dan roh-roh di pantai KAPTEN Omong kosong! COMOL Benar Kapten

KAPTEN Sudah kubilang omong kosong COMOL Kapten tidak percaya? KAPTEN Tidak. itu Cuma takhayul belaka COMOL Tetapi tadi Kapten melihat sesuatu yang saya tidak bisa lihat. malah Kapten hendak menembaknya KAPTEN Benar. Tapi aku tidak percaya apa yang barusan kulihat COMOL Apa yang Kapten lihat? KAPTEN Sesuatu bergerak di balik kabut itu COMOL Ajaib sekali, saya tidak pernah melihat apa-apa Kapten KAPTEN Kau memang tak pernah melihat apa-apa. Sudah seminggu ini aku dipermainkannya. Setiap menjelang tengah malam dia muncul, menakut-nakuti COMOL Menjelang tengah malam? Astaga, benarkah Kapten? Bagaimana ujudnya? (Mendekat) Besar? Tinggi? Seperti perempuan cantik atau seperti binatang raksasa? Atau sama sekali tak berbentuk? KAPTEN Dahsyat! Selalu berubah-ubah COMOL Nah, mereka juga tak bisa melukiskan dengan tepat. Ada yang bilangcantik seperti topeng-topeng yang banyak di pantai. kadang-kadang berwujud ombak seperti gunung, binatang laut yang besar atau kabut bergulung seperti yang Kapten lihat tadi. itulah dewa laut KAPTEN Tidak. Itu Cuma sebuah ilusi. Aku sudah terlalu banyak mendengar cerita seram yang kau bawa dari pantai. Dengan tidak kusadari cerit-cerita itu telah mempengaruhi rohaniku. Malam memang bisa membuat sejuta tipuan pada mata, kesepian dan suara angina yang aneh-aneh itu sering membelokkan jiwa. tapi aku akan tetap bertahan COMOL Jadi Kapten tidak mau mempercayainya? KAPTEN Mengapa tidak!? Semuanya jelas sekali. Ada sesuatu di luar diri kita ini yang kita lawan supaya tidak ada. Tetapi ia telah ada dan akan terus ada. Semacam kita tidak memercayainya, semakin ada dia COMOL Ajaib, kalau begitu Kapten sudah mulai percaya sekarang KAPTEN Siapa bilang? Tidak ada yang percaya. Aku akan membuktikan bahwa semua itu tidak benar

COMOL Tapi, tadi Kapten mengatakan. KAPTEN Tidak COMOL Ah, tak tahulah saya. kalau Kapten bilang tidak, saya juga berarti tidak boleh memercayainya. Saya jadi takut mengutarakan permohonan yang saya katakan tadi. Kapten tentu tidak akan menyukainya KAPTEN Permohonan? Permohonan apa? Kutembak kau kalau memelihara anjing di sini COMOL Siapa Kapten, tentu saja bukan anjing KAPTEN Aku muali jemu meladeni kegemaranmu yang aneh-aneh itu COMOL Saya bersumpah tidak membawa anak anjing ke kapal ini Kapten KAPTEN Anjing atau dewa laut atau siksaan yang menjijikan itu, aku tak mau lagi meladeninya COMOL Percayalah Kapten, bukan sekedar anjing. Saya janji akan mengembalikannya kalau Kapten tidak senang KAPTEN Kembalikan sebelum kutembak COMOL Tentu, tentu Kapten KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR GELISAH KAPTEN Sudah seminggu ini aku tak enak pikiran. kadang-kadang aku terlalu kasar bukan? COMOL Kapten sangat pemarah sekarang KAPTEN Ya, sejak seminggu ini aku telah penat dan penasaran sekali. Dua puluh tahun aku menghirup angina di geladak, mengalami pahit getirnya pelayaran di samudera-samudera besar. Baru kali ini aku merasa seperti tak punya kemampuan memimpin kapal dengan baik. Aku dan harimau laut sudah menjadi satu dan selalu berhasil menghadapi bahaya. Bahkan pernah aku berpikir, akulah Kapten yang terbaik di keluargaku. Alek sendiri bilang, yang pertama kali mengajariku tentang tali temali, bahwa aku akna lebih baik dari nenekku yang terkenal itu. Sekarang ternyata terbalik. Bahwa di samping aku masih banyak Kapten-Kapten yang lebih baik. Aku adalah orang buta yang terlambat menyadari kebutaannya. Ya, abangku paling besar sekarang memimpin kapal dua kali lebih besar dari harimau laut. Aku sudah banyak tertinggal. Apakah yang telah terjadi? Waktu telah meninggalkanku sebelum aku sadar. Aku membiarkan arus celaka itu menyeret kita.

Waktu kecil, nenekku sering mendongeng cerita seram dari laut, karena dia tidak setuju aku menjadi pelaut. kakek yang telah menyerahkan diri pada laut membuat dia menderita batin dan benci pada laut. Di luar sadar, cerita-cerita itu telah hidup menguasaiku. Satu diantaranya aku ingat benar, cerita tentang lautan bernyanyi COMOL Ya, Kapten KAPTEN Kau dengar suara angina itu? MEREKA BERDUA MENDENGARKAN SUARA ANGIN KAPTEN Ya, Kapten. Menakutkan COMOL Seolah-olah semuanya itu sengaja dibuat untuk kita. Alam yang dahsyat yang tak bisa dikuasai dan selalu memusuhi ketika kita sudah tidak berdaya. Mereka sedang menyanyikan keruntuhan kita. Mereka memanggil untuk kita, dan kita tak berdaya MEREKA MENDENGARKAN LAGI KAPTEN Mol, kau pernah mendengar laut bernyanyi? COMOL Laut bernyanyi, Kapten? KAPTEN Ya, lautan bernyanyi COMOL (Setelah berpikir) Mungkin pernah, Kapten KAPTEN Pernah? Kapan kau mendengarnya? COMOL Empat tahun yang lalu, ketika saya hampir terbunuh di pelabuhan KAPTEN Kau tak pernah lagi mendengarnya di pantai? COMOL Di sini? Tidak, Kapten KAPTEN Aneh, aku mendengarnya semenjak seminggu yang lalu. Dia bernyanyi seolah-olah memanggil roh kita. Tapi di balik panggilan itu terasa ada ancaman yang mengerikan COMOL Oh ya, saya lupa, saya juga mendengarnya Kapten KAPTEN Kau? Bagaimana?

COMOL Yah, seperti memanggil roh kita tetapi mengancam dan menakutkan. Mengerikan sekali, pantas Kapten tak enak makan selama seminggu ini KAPTEN Aku emncoba mengingatnya, tapi sukar sekali. Semacam lolong anjing, kadang-kadang seperti jeritan orang disembelih, mengerang dan menangis kesakitan. Aku telah mendengarnya berulang-ulang. Aku harus membuktikan apa itu sebenarnya. Aku telah bertekad akan menembaknya seperti kita menembaki pencuri-pencuri besi kapal sebulan yang lalu COMOL MENDEKAT, MEMEGANG TANGAN KAPTEN COMOL Jangan hiraukan semua itu Kapten. lautan Bernyanyi? Ah, setiap hari juga ombak itu bernyanyi karena dihembus angina. Bukan karena dia galak, tetapi karena dia melawan kesepiannya yang abadi KAPTEN Aku telah tersinggung. Aku harus menghentikannya. Kau tahu apa artinya itu COMOL Lautan bernyanyi itu, Kapten KAPTEN Kau tahu firasat apa itu? COMOL Tentu saja saya tahu, Kapten. Saya telah menanyakannya pada orang-orang tua di pantai KAPTEN Apa yang mereka katakan? COMOL Tentang diri kita, Kapten? Suara-suara seram itu ialah firasat buruk KAPTEN Benar, kita akan menghadapi malapetaka. Seperti kata nenekku dulu COMOL Kita telah kena malapetaka, Kapten. Tetapi kenapa kita pedulikan? Saya selalu akan menemani Kapten. Saya tidak akan pergi seperti mereka. Malapetakan apapun yang dewa laut akan timpakan, saya tidak takut. paling banyak mati. Dan saya tidak takut mati, Kapten (tiba-tiba Kapten Leo tertawa) Kaptenkah yang tertawa? (Kapten terus tertawa kecil) Kenapa Kapten tertawa? Saya senang Kapten bisa tertawa. Orang yang bisa tertawa adalah orang yang berani dan tidak takut mati KAPTEN Siapa yang mengajari kau bicara seperti itu? COMOL Kapten sendiri bukan? KAPTEN LEO MENGHAMPIRI COMOL. DIPEGANGNYA BAHU COMOL. COMOL DIAM KAPTEN Kau, kau ( Membelai kepala Comol seperti membelai kepala anak kecil) Aku masih ingat ketika kau datang menyembah supaya aku melindungimu dari kematian, saat orang-orang di pelabuhan itu

menghajarmu dan hendak membunuhmu karena kau telah memperkosa seorang perempuan. Tapi sekarang kau bilang kau tidak takut mati. Dan aku telah menyelamatkanmu. Kenapa? Kecuali sop buntut, kaldu ayam dan tak ada lagi yang bisa kau buat untuk memperindah Haimau Laut. Kalau kita bisa berlayar lagi, akan kucarikan aku seorang perempuan yang bisa kau kawini (Belaiannya makin kasar dan menyiksa) Seorang perempuan Maluku yang cantik seperti Rita. Kau tidak perlu menakut-nakuti lagi seperti anjing yang setiap saat minta dipukuli. Salah sekali kalau kau merasa berhutang budi padaku. tak ada manusia yang berhutang pada manusia di atas kapal COMOL Jangan berkata begitu, Kapten KAPTEN Kau tahu sendiri apa yang dikatakan para nelayan itu. Kau dengar sendiri aku telah mendengar lautan bernyanyi. Pergilah sebelum terlambat. Berdosalah engkau akrena tidak menyelamatkan roh yang dipercayakan padamu COMOL Tidak Kapten KAPTEN Aku tidak lagi membutuhkan sop buntut atau telor mata sapi COMOL Kapten! Kapten! Berhentilah menghasut saya. Kapten tidak bisa mengusir saya hanya dengan menyakiti hati saya. Saya telah bersumpah untuk mengikuti Kapten seumur hidup. Kaptenlah yang telah menyelematkan hidup saya. Kaptenlah yang berhak menerima pengabdian saya. kalau Kapten tahu bagaimana rasanya terlepas dari maut, Kapten tidak akan bicara begitu. Kematian pun tidak akan menyebabkan saya pergi dari kapal ini apalagi meninggalkan Kapten KAPTEN Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang membautku muak. kadang-kadang aku ingin menembak kepalamu (Menodongkan senapan ke wajah Comol) COMOL Tembaklah! Kaptenlah yang membunuh saya. Tembaklah kalau Kapten sudah tidak menyukai saya lagi KAPTEN (Menurunkan senapan, berjalan menjauh) Aku pasti menembakmu kalau aku sudah gila. Tolol sekali kalau sampai aku membunuh teman sejati seperti kau. Seharusnya sudah lama aku menghajar pelaut-pelaut yang sering mempermainkan kau itu. Barangkali aku telah putus asa kalau tidak ada orang jelek seperti kau. Tetapi semi keselamatanmu, pergilah ke darat seperti mereka. Aku bertanggung jawab buat semua nasib anak-anak Harimau Laut COMOL Tidak, Kapten KAPTEN Aku muak melihatmu. kau, selalu tanpa ada perubahan. Punggungmu yang bongkok dan kegemaranmu yang ajaib itu. Setiap hari juga kau, ketika aku terjaga, tidur, lapar, kau seperti bayangan mengejar disampingku, di depan, di belakang, menumbukku setiap berpaling. Aku merasa sesak COMOL Ya, Kapten boleh berbuat apa saja. Kutuklah saya, tembaklah saya tetapi saya tidak akan pergi. Saya tahu itu semua karena apa? Jemu bukan? Ya. Tak ada seorang pun yang tidak jemu menunggu kapal penarik yang tak datang itu. Setiap malam hanya suara laut dan angina. Bintang-bintang yang sama semuanya. Membosankan. Tidak ada surat atau teman bercakap. Kapten seharusnya sekali-sekali

mencari hiburan ke darat. Kalau Kapten membutuhkan seorang perempuan, barangkali saya bisa mencarikannya dari darat KAPTEN Diam setan COMOL Maafkan Kapten KAPTEN Kau piker aku gila seperti kau? COMOL MENGGUMAM PERGI KE UJUNG KAPAL, DUDUK MENJUNTAI MEMANDANG ORANG DIKEJAUHAN. KAPTEN LEO MENGHISAP LAGI CERUTUNYA COMOL Seperti saya sendiri melakukanya dulu. Saya merindukan setiap perempuan kalau sedang jenuh dan bosan. Perempuan selalu bisa menenangkan pikiran. Pada suatu malam, Kapten sendiri tentunya masih ingat ketika saya berjalan menyusuri pantai membawa kejenuhan dan kebosanan karena perempuan itu telah menghina saya dengan kurang ajar. Saat itu saya mendengar suara-suara aneh dari laut. Saya memperhatikan suara itu baik-baik. Barangkali itulah yang Kapten katakan lautan bernyanyi. Suara itu meronta memanggil saya. Tiba-tiba saja keinginan untuk mencari perempuan itu bertambah. Saya melihat seorang perempuan berjalan sendirian, rupanya dia baru pulang dari kota, saya cegat dia dan kemudian saya tarik paksa. Perempuan itu berteriak, mencakar dan menggigit muka saya sampai berdarah (menikmati lamunannya) Alangkah nikmatnya, saya senang sekali, Kapten, saya merasa di surga yang ke tujuh. Saya biarkan perempuan itu memukul dan melukai saya seperti orang gila. Tetapi kemudian beberapa buruh pelabuhan mengetahuinya. Saya terpaksa lari. Mereka mengejar dan hendak membunuh saya. hampir-hampir saya mati pada waktu itu. Untunglah Kapten datang menyelamatkan jiwa saya. Kapten masih ingat kan? KAPTEN Benar, tapi itu Cuma kebetulan COMOL Kebetulan yang bisaanya menentukan, Kapten. karena kebetulan itu saya bisa menghirup angina laut, menyaksikan pantai-pantai yang belum pernah saya lihat dan memasak sop buntut atau telor mata sapi untuk Kapten. Kapten lebih baik makan sekarang, nanti masuk angin KAPTEN Kau masuk saja sekarang, supaya esok pagi bisa ke darat mencari seorang perempuan buatku COMOL Benar Kapten? Syukurlah kalau Kapten mulai ingat lagi (Ia berdiri mengambil lentera sambil terus berbicara) Hanya perempuan yang bisa menghentikan kesepian Kapten. Suara lautan itu adalah suara kesepian. Sudah hampir lima bulan Kapten tidak pernah menjamah perempuan. Sudah waktunya sekarang seorang perempuan yang kuat untuk menemani Kapten (Comol perlahan-lahan hendak masuk. Tiba-tiba ia tertegun ketika mendengar Kapten Leo bersiul) Dengar Kapten.Jelas sekali. Sudah dua kali malam ini saya mendengarnya KAPTEN Apa? COMOL (Setelah mencoba mendengarkan lagi) Sekarang tak kedengaran lagi. Ada orang bersiul

KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Kapten tidak mendengarnya. Mungkin ada orang lain di sini (Comol mengangkat lentera. ia berjalan berputar di sisi kapal, menyusuri tepi geladak dengan curiga ketika ia berada, jauh terdengar Comol menggerutu) Jangan main-main. jangan coba-coba menakut-nakuti Comol (Seperti tadi, Kapten Leo tertawa kecil misterius. Comol bergegas datang ) Kapten. Kapten. Dengar. KAPTEN Apa? COMOL Ajaib, Kapten tidak mendengarnya? KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Bukan siul. Ada orang ketawa KAPTEN Tak ada yang ketawa. Siapa yang ketawa? COMOL Entahlah, Kapten KAPTEN Kau mendengar orang ketawa? COMOL Tidak tahulah saya, Kapten. Tidak, saya tidak mendengarnya, tidak mendengar apa-apa. Saya merasa lesu sekali. hampir seperti ketika hendak terjadi peristiwa di Semarang itu. Saya tidak enak pikiran. malam ini buruk sekali. Selamat malam, Kapten COMOL MASUK KE PERUT KAPAL. KEMUDIAN KAPTEN LEO KETAWA LAGI SENDIRIAN. SAMAR-SAMAR, TAMPAK KEPALA COMOL, MENYEMBUL LAGI MEMPERHATIKAN KAPTEN LEO DENGAN TAKJUB, KEMUDIAN KEPALA ITU SEGERA DITARIKNYA SEKETIKA MEMBUAT KAPTEN LEO TERSENTAK MENOLEH KE BELAKANG ADEGAN EMPAT SETELAH COMOL PERGI. KEDENGARAN SUARA PANIEKA LAGI MEMANGGIL. KAPTEN LEO MASIH BERDIRI DI TEMPAT SEMULA MENGHISAP CERUTU SUARA Kapten! Kapten! (Kapten leo tersentak dan membuang cerutunya) Jangan menembak, Kapten. Saya membawa seorang perempuan. jangan menembak. Kapten dapat mendengar saya? Jangan menembak, saya membawa seorang perempuan. KAPTEN (Menggumam) Tak henti-hentinya dia menggangguku

SUARA (Bertambah dekat) Saya membawa seorang perempuan, Kapten. Jangan menembak KAPTEN Kebencianku tak mengenal perempuan atau laki-laki. Dia hanya mengenal manusia dan pula memilihmilihnya SUARA Tolonglah saya, Kapten. Mereka memburu saya KAPTEN Ya, karena kau memburu mereka. Adakah orang yang tidak diburu. Kita semua binatang pemburu. Kita semua para pemburu yang malang SUARA Saya melarikan seorang perempuan, Kapten. Tolonglah saya. KAPTEN Lihat, dia selalu berbuat dan menyuruh orang lain memikul dosanya. Satu kalimat lagi COMOL KELUAR DARI PERUT KAPAL DENGAN LENTERANYA. COMOL Tetapi mungkin akan banyak kesulitan Kapten. (mendekati Kapten) Meneruskan tadi tentang perempuan itu, Kapten ingat ramalan-ramalan itu? SUARA Kapten! Kapten dapat mendengar saya? COMOL KEHERANAN SUARA Kapten, Kapten! COMOL (Tambah heran tapi berusaha tak memedulikannya) Tak bisa ditolong lagi rupanya. Saay mendengar ada yang berteriak memanggil Kapten SUARA Tolonglah Kapten, jangan menembak. Saya akan mendekat COMOL Nah. Lucu sekali, seperti suara Panieka. Kapten tak mendengarnya? Dia minta Kapten supaya jangan menembak SUARA Tolonglah saya Kapten COMOL Dia minta pada Kapten SUARA Ingatlah, saya membawa perempuan COMOL Perempuan? Dia tahu sekali apa yang kita butuhkan. Saya tidak sabar lagi Kapten(Berteriak) Hoi, siapa itu? Siapa itu? Jangan coba-coba mempermainkan Comol SUARA Mol! Mol!

COMOL Busyet. Ya, ada apa? Kau kauh itu Panieka? SUARA Benar. Aku Panieka, Mol COMOL Ajaib. Benar APnieka, Kapten. Apa kabar, Panieka? SUARA Tolong Mol, aku membawa perempuan (Semakin dekat) COMOL Perempuan? (Comol menangkat lenteranya memandang ke laut. Beberapa lama kemudian tampak Panieka mendekat dengan sampannya) Benar Panieka, Kapten. Dia membawa seorang perempuan. Lihatlah (Kapten menyalakan sebatang cerutu lagi) SUARA (Dekat sekali) Selamat malam, Kapten COMOL Siapa yang kau bawa itu? SUARA Seorang perempuan COMOL Aku tahu, tapi siapa dia? SUARA Aku sudah melarikannya tiga ahri lalu COMOL Busyet, Bagaimana kau melarikannya? (Comol memperhatikan Panieka mencari tempat mendekatkan sampannya. Ia menyusuri tepi kapal mengikuti gerak sampan Panieka) Bagaimana kau melarikannya, Panieka? Tidakkah berbahaya? kau berani sekali. tetapi kau tidak mabuk bukan? Kapten tidak senang kalau kau membawa tuak ke kapal (Pada Kapten) Kapten, bagaimana? Kita akan membiarkan dia naik. Dia membawa seorang perempuan (Kapten tidak menjawab, sibuk dengan cerutunya, memandang ke laut. Comol jadi bingung) Ah, tak tahulah saya. Ada-ada saja yang terjadi. Di sebelah kiri itu Panieka. Hati-hati tangganya tidak begitu kuat. Ingat, seorang perempuan Kapten, Panieka bisaanya pintar memilih yang baik-baik. Seleranya bagus PANIEKA MUNCUL PANIEKA Sudah hampir rusak temali tangganya COMOL (acuh) Ya (mengangkat lenteranya menerangi wajah Panieka) Agak kurus kau sekarang, kurang makan? PANIEKA Selamat malam Kapten

COMOL Mana perempuan itu? PANIEKA Kutinggalkan di bawah. Akan kubawa naik kalau Kapten mengijinkannya COMOL Tanyalah sendiri PANIEKA Aku harus ditolong Mol COMOL Aku tak akan menjawab. Itu bagian Kapten PANIEKA Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu marah mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu bisaa Mol COMOL Ya, aku pernah mendengarnya juga. Tapi kalau Kapten diam saja, artinya aku juga tidak boleh bicara. Jangan bicara denganku dulu. Selesaikan saja urusanmu dengan Kapten PANIEKA Kapten rupanya marah padaku COMOL Aku tak boleh bicara? Aku ingin melihat perempuan yang sudah memikatmu itu PANIEKA Jangan COMOL Cuma melihat dari jauh saja PANIEKA Tidak, jangan COMOL Perempuan apa dai yang tidak boleh dilihat? PANIEKA Jangan COMOL Nanti kukatakan padamu, apakah dia baik atau tidak PANIEKA Tidak perlu lagi sekarang, jangan KAPTEN (Tetap memandang laut) Kau dengar katanya. Jangan COMOL Saya tidak akan berbuat apa-apa

KAPTEN Kau dengar katanya? COMOL Tetapi saya hanya ingin melihat Kapten. tidak bolehkah perempuan ini dilihat? Saya Cuma melihat warna kerudungnya; biru dan coklat. Tadi kurang terang KAPTEN Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kau dengar apa katanya? COMOL (Dengan kecewa) Baiklah. nanti saya akan melihatnya juga COMOL DUDUK DI ATAS PETI SAMBIL MEMPERHATIKAN KE TEMPAT PEREMPUAN ITU DENGAN PENUH MINAR PANIEKA Maafkan saya Kapten KAPTEN Untuk apa Panieka? PANIEKA Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali waktu saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas. Saya belum minta maaf. Sekarang saya minta maaf. KAPTEN Lalu sesudah itu? PANIEKA Tidak, saya berjanji Kapten. Saya menyadari sekarang, setelah melihat Kapten yang benar. karena kurang disiplin maka Harimau Laut ini kandas KAPTEN Atau kesalahan yang sama dalam bentuk yang lain? PANIEKA Tidak. percayalah Kapten COMOL (Nyeletuk) Siapa nama perempuan itu Panieka? Apa ada tahi lalat di atas bibirnya? KAPTEN Maaf, tidak pernah terlambat. Tapi tak ada gunanya lagi sekarang. Aku sudah memaafkan kau dulu. tapi apakah waktu yang sudah lewat itu juga mau memaafkan diriku? Entahlah. Maafkan sendiri juga belum dijawabnya. Tapi memang aku belum sempat minta maaf PANIEKA Semua kawan-kawan, anak buah Kapten sekarang menyesal dan ingin minta maaf KAPTEN Oh ya, bagaimana keadaan mereka? PANIEKA Baik-baik, Kapten. Semuanya siap menanti kapal penarik. Semua ingin berlayar lagi dengan harimau laut

KAPTEN Rubi? PANIEKA Rubi agak kurus tapi masih tetap menyanyi KAPTEN Adenan? PANIEKA Adenan sangat disukai penduduk. Dia membantu nelayan-nelayan nemangkap ikan KAPTEN Abu? PANIEKA Abu ke Denpasar, ada familinya jadi tentara di sana KAPTEN Dangin? PANIEKA Oh ya. Dangin dirawat di rumah sakit. kami tahu ada wabah di pantai, mungkin tak bisa ditolong KAPTEN Kasihan kawanku main catur. Aku tak bisa menengoknya. Dan Panieka? Ah maaf. COMOL Itu artinya nafsunya besar, baik untuk orang seperti kau. Tapi kalau tahi lalat itu dilehernya berbahaya sekali itu. Perempuan yang membawa maut. Tapi dia cantik, bukan? PANIEKA Kami semuanya tetap berhubungan seperti saudara saja. Seperti memang kabisaaan harimau laut KAPTEN Itu baik sekali PANIEKA Semuanya memuji Kapten, kagum pada keteguhan Kapten mempertahankan Harimau Laut. Kami juga teringat ketika masa-masa kita masih belajar berlayar KAPTEN Aku juga teringat PANIEKA Maafkan mereka Kapten. kami tidak pernah lagi menjenguk kemari. Bukan karena lupa tapi karena bekerja untuk bisa makan, sambil menanti kapal penarik itu datang KAPTEN Ah, itu tidak perlu COMOL Tapi, kalau dia cantik, Kapten pasti memaafkan yang lainnya. Siapa namanya. Perempuan sini bisaanya namanya aneh-aneh KAPTEN

Jangan mengganggu telor mata sapi. Apalagi yang perlu Panieka? PANIEKA Kapten harus menolong menyembunyikan saya KAPTEN Harus? PANIEKA Ya, Kapten. Mula-mula saya kira mudah melakukannya, Seperti cerita anak-anak muda di sana. tapi ketika saya larikan orang tuanya menjadi marah sekali. Katanya hidup atau mati perempuan itu yang sya larikan harus didapatkan kembali KAPTEN Jadi aku harus memaafkan kau. Sesudah itu aku harus membuktikan bahwa aku telah memaafkan kau dengan harus menolongmu PANIEKA Sembunyikanlah saya, Kapten. Di sini pasti aman. mereka tak akan berani mengejar sampai kemari. Sebetulnya saya sendiri taka pa-apa Kapten. Saya tak memerlukan perlindungan. Tapi perempuan itu akan marah kalau dia sampai diketemukan, kasihan sekali. Mungkin dia akan disiksa atau bahkan mungkin dibunuh oleh ibunya KAPTEN Baiklah, bawa perempuan itu naik. Nanti dicuri dewa laut PANIEKA Baik Kapten (Hendak pergi) KAPTEN Satu buah pertanyaan lagi. tentang pendapat orang-orang dipantai terhadap diriku. Kalau tak salah kau telah menyebutnya tadi dari sana PANIEKA Oh, maafkan Kapten. Saya silaf. Itu tak benar sama sekali KAPTEN Bukan saja tak benar, tapi juga ucapan biadab PANIEKA Benar, Kapten. Maafkan, saya tak sengaja menyebutnya KAPTEN Tidak apa-apa, sudah kumaafkan. Tapi ingatlah baik-baik, aku amat senang mendengarnya. Satu kali lagi dan kepalamu akan kulubangi PANIEKA Terima kasih atas peringatan itu Kapten KAPTEN Jangan terlalu cepat, simpan dulu untuk nanti, Mol COMOL Ya Kapten KAPTEN Buatkan dia tempat tidur yang baik

COMOL Dengan senang hati, Kapten. (pada Panieka) Aku tak melayani perempuan yang belum kuketahui namanya. paling sedikit warna kerudungnya yang kita soalkan tadi KAPTEN Jangan. O ya Kapten. Dia sangat pemalu dan takut kepada orang. Dia tak mau berbicara karena gugup. Kita harus membiarkannya bersunyi-sunyi supaya kagetnya hilang dan menjadi tenang kembali COMOL Kau dengar telor mata sapi? PANIEKA Busyet. Alangkah pelitnya kau sekarang KAPTEN Terima kasih, Kapten. Dia masih muda sekali, tapi kami saling mencintai (Berjalan pergi) namanya Dayu Badung COMOL Siapa? (tak dijawab) Siapa Panieka? Dayu Badung? Dayu Badung anak Dayu Sanur?(Penieka tak menjawab terus berjalan) Panieka? Dayu Badung anak Dayu Sanur? SUARA Ya COMOL Apa benar anak Dayu Sanur? (Kebingungan) KAPTEN Kau dengar, ia bilang ya? COMOL Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu. berbahya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita tak akan bisa melawannya. Dia tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu anaknya di sini. Berbahaya sekali Kapten, jangan biarkan dia di sini Kapten, dengarlah saya Kapten KAPTEN Tenanglah sedikit mata telor sapi. Lebih baik kau pikirkan sop buntut itu sekarang COMOL Ingat ramalan-ramalan itu Kapten KAPTEN Aku tidak peduli dengan ramalan-ramalan. kalau toh memang terjadi, malapetaka itu Cuma kebetulan. Dan kita tidak takut mati, bukan? COMOL Tapi ini bukan mati bisaa, Kapten. Mati dimakan Leak! KAPTEN Tidak, tidak akan begitu menyakitkan seperti hidup yang sakit. Tenanglah. COMOL Jangan main-main Kapten. Perempuan itu akan membawa malapetaka KAPTEN Sekalian. Kita latihan malapetaka

COMOL Ajaib! Kapten sadar apa yang Kapten katakan? Jangan main-main, Kapten. Ya Tuha! Kita akan dimakan Leak! Sia-sia kapal penarik itu datang. Kita akan mati dimakan Leak. Oo, KaptenKapten PANIEKA MUNCUL KEMBALI MEMBAWA DAYU BADUNG. PEREMPUAN ITU MEMAKAI KERUDUNG YANG MENUTUPI SELURUH MUKANYA. HANYA MATANYA SAJA YANG KELIHATAN, COMOL TERGANGGU MELIHAT PEREMPUAN ITU PANIEKA Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya masuk Kapten? KAPTEN Kau dengar telor mata sapi? COMOL Oh, tidak. Jangan. Maafkan saya Kapten, saya tidak berani KAPTEN Bawalah dia masuk Panieka, nanti dia dimakan Leak PANIEKA MEMBAWA GADIS ITU MASUK KE PERUT KAPAL, COMOL MELIHATNYA DENGAN TAKUT COMOL (menggumam) Dayu Sanur, dengarlah. Saya tidak ikut mencuri anak itu. Dengarlah Dayu Sanur, lihat, saya tidak ikut ikutan. Maafkan saya Dayu Sanur. Saya tidak akan mengganggu Dayu badung. Maafkan saya. KAPTEN LEO TERTAWA KECIL MISTERIUS COMOL Kapten, jangan menertawakan saya! KAPTEN Ketawa? Tak ada yang tertawa COMOL Apa? Ajaib? Saya mendengar Kapten tertawa KAPTEN Tak ada yang tertawa COMOL Oh, dia mengganggu lagi. Kapten, dia mulai mempermainkan kita. Jangan Dayu Sanur. Jangan ganggu kami orang lemah. Pergilah! Jangan ganggu kami, Dayu Sanur(Kapten Leo tertawa lagi) Oh, jangan! Jangan! (Comol berlutut menutupi telinganya, Kapten Leo terus tertawa. Tiba-tiba Comol bangkit menyambar lentera berlari mengeliling geladak sambil berteriak menyuruh pergi dayu sanur) Dayu Sanur, Pergilah! jangan menggangu kami! (Tiba-tiba Comol melotot memandang ke pantai. Comol Berteriak) Kapten, lihat! Ada api di pantai! (Kapten Leo bergerak melihat ke pantai) Ajaib! Lihat api itu bergerak-gerak KAPTEN Apa itu?

COMOL Api Leak, Kapten! Lihat cahayanya kebiru-biruan. Itu cahaya Leak (Ia meletakkan lentera, memijit kedua matanya dengan ujung telunjuknya) Wah, hanya satu tidak kembar. Dukun itu mengatakan kalau mata dipijit tetap kelihatan satu, artinya Leak. ya, Tuhan! Dayu Sanur telah melihat kita. Lihat, api itu manri-nari Kapten. Itu tarian Leak! Ajaib! Sekarang dia pecah menjadi banyak. Kapten bisa melihat? Oh, mengerikan sekali (Kapten Leo mengangkat senapan hendak menembak, Comol cepat mencegah) Jangan menembak, Kapten! Nanti dia bertambah marah. O, Saya tak berani melihatnya (Sayup-sayup terdengar suara gong, Panieka keluar dari perut kapal) Panieka! Lihat api di pantai itu, hasil perbuatanmu (Panieka melihat sebentar, kemudian acuh tak acuh) Sekarang kau mulai takut ya? KAPTEN Apa itu, Panieka? (Panieka duduk di atas peti) Apa itu? PANIEKA Upacara pengorbanan darah. bermacam-macam binatang disembelih untuk menyenangkan hati Batara Kala dan Batara Durga, Dewa-dewa laut yang mereka takuti KAPTEN Malam-malam begini? PANIEKA Ya, wabah itu sudah semakin mengganas, mereka sudah putus asa COMOL Bukan Leak? KAPTEN Bukan. Dan bukan pula Dewa laut itu COMOL Kalau begitu Syukurlah. Mudah-mudahan Dayu Sanur memaafkan kita KAPTEN kadang-kadang aku heran dengan apa yang mereka lakukan. Sekarang aku mendengar sesuatu COMOL Saya juga mendengarnya Kapten. Itu suara gong Bali KAPTEN Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya. Adakah mereka lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak itu daripada Tuhan? COMOL Mereka amat taat pada agamanya, Kapten KAPTEN

Malang. Penyembah-penyembah berhala yang dilindungi Negara untuk dipertontonkan pada turis yang mau membayar COMOL Kapten, mereka tidak menyembah berhala. Mereka orang yang bertuhan seperti kita. Mereka menyebutnya Sang Hyang Wydhi Wasa. Menurut seorang Brahmana yang suka bercerita pada saya di bawah pohon beringin itu. Dewa-dewa itu sebenarnya Cuma satu. Tapi diberi bermacam-macam menurut keperluannya. Seperti Kapten sering menyebut-nyebut Comol si telor mata sapi, kadangkadang si bongkok atau si jelek. tapi sebetulnya maskud Kapten sama saja satu. Oh, lihatlah Kapten, api itu bertambah banyak PANIEKA KELIHATAN GELISAH PANIEKA Kapten, Saya mau pergi dulu KAPTEN Bicara denganku Panieka? PANIEKA Saya harus pergi ke darat, Kapten KAPTEN Harus lagi! Untuk apa? PANIEKA Saya harus mencari dukun KAPTEN Dukun untuk apa? PANIEKA Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedangah dia lemah sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui bagaimana keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah Dayu Sanur dan kawan-kawan masih marah pada saya KAPTEN Itu saja? PANIEKA Saya juga harus mengambil pakaian dan perbekalan. Mungkin lama kita tidak akan bisa ke darat lagi. Saya akan kembali secepatnya, Kapten KAPTEN Apa lagi? (Panieka masih duduk dengan gelisah) Apalagi yang kau tunggu? (Panieka cepat berdiri, mula-mula terlihat berat dan ragu-ragu, kemudian cepat pergi) Kau telah menyembunyikan sesuatu dariku. kau akan terus kuburu COMOL Kapten, jangan biarkan dia pergi. hai Paneika! (Mengejar) Panieka! Bawa dia pergi! Jangan tinggalkan malapetaka itu di sini. Panieka! Ah, kurang ajar (Mendekati Kapten)Kapten, kenapa mau dijebak? KAPTEN Tenanglah, Mol. Sekarang bawa sop buntut itu kemari

COMOL Ajaib. Tidak mungkin Kapten. Maafkan saya KAPTEN Nanti sop itu akan dingin. Telor mata sapi tak enak kalau sudah dingin, bukan? COMOL Tidak, saya mau berhubungan dengan Dayu Sanur. Kalau perempuan itu ada di dalam saya tak mau masuk KAPTEN Jangan rebut. Kalau takut, aku tidak akan memaksa COMOL (Berteriak) Hai, Panieka! Panieka! KAPTEN DUDUK DI ATAS PETI MEMANDANG KE LAUT. IA MENYALAKAN LAGI CERUTU KAPTEN Kalau suara itu terdengar lagi, aku akan memburunya ADEGAN LIMA LAMA SETALH PANIEKA MENINGGALKAN KAPAL. COMOL TIDUR DI TUMPUKAN TALI, KAPTEN MASIH DUDUK SEPERTI TADI. LANGIT NAMPAK GELAP, SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR SUARA GONG DARI PANTAI. RUBI DAN ADENAN DATANG DARI PANTAI NAIK SAMPAN. TERDENGAR SUARA ADENAN MEMANGGIL SUARA Kapten! Kapten! (Kapten Leo membuang cerutu, mengintai sambil duduk) Kapten, saya Adenan dan Rubi KAPTEN Ya. Aku belum tidur. Naiklah! Lewat kiri saja, ada tangga tali di situ. Sebelah kanan aku tutup, banyak pencuri sekarang. Mol! COMOL (Masih tetap berbaring memejamkan mata) Ya, Kapten KAPTEN Kita ada tamu COMOL Panieka lagi? KAPTEN Bukalah matamu, tolol COMOL MENGGELIAT DENGAN MALAS. IA BANGKIT MENGAMBIL LENTERA DENGAN MATA SETENGAH TERPEJAM, KEMUDIAN OTOMATIS IA PERGI KE TANGGA COMOL Kurang ajar Panieka. Dari dulu kerjamu Cuma menyakiti orang lain. Malapetaka apa lagi sekarang ini. Cepatlah naik, aku bukan budakmu

SUARA Apa yang kau bilang, bongkok? COMOL Terkutuklah kau Panieka! Sayang, aku belum dapat nama buruk buat kau SUARA Mulutmu kotor sekali sekarang. Aku bukan Panieka COMOL Oh, Adenan! Kukira Panieka. Siapa itu satu lagi? SUARA Aku Rubi COMOL Oh, Rubi! Kukira Panieka! Naiklah! Hati-hati, ada sampan di sana. Awas tangganya kurang kuat (Adenan dan Rubi muncul) Aku kira Panieka ADENAN Jadi matamu belum sembuh? COMOL Bukan begitu. Aku baru saja bangun. Tanya sama Kapten ADENAN Selamat malam Kapten KAPTEN Apa kabar Adenan? ADENAN Baik Kapten. Saya sama si tukang keroncong ini KAPTEN Tepat pada saat aku ingin dihibur COMOL Rubi, apa kau jual gitar itu? KAPTEN Kau Rubi. Apa yang mereka kerjakan di sana? (Menunjuk pantai) ADENAN Itulah Kapten. Mereka mengadakan upacara selamatan membersihkan pantai ini. Wabah cacar itu semakin ganas KAPTEN Lebih baik kau anjurkan mereka ke dokter daripada berbuat sia-sia seperti itu ADENAN Ya, memang susah dibayangkan kalau kita tak mengerti cara berpikir mereka. Saya sudah hidup hampir dua bulan bersama mereka. Kadang-kadang mereka sendiri tak yakin dengan apa yang mereka lakukan. Banyak orang di sana yang sudah pintar, hanya karena tradisi seaja mereka melakukan itu. Semuanya juga pergi ke dokter. Hanya karena kekurangan dokter mereka tidak ke dokter. Dangin juga sudah diobati oleh dukun itu

COMOL Siapa yang membeli gitar itu, Rubi? RUBI Anak pemilik hotel yang di selatan COMOL Berapa? RUBI Lumayan untuk mengobati Dangin KAPTEN Abu di Denpasar? ADENAN Di tanjung Bungkak Kapten. Dia jadi bobotoh sekarang. Di mana saja ada tajan, dia pasti datang. Di sini orang mengadu ayam sampai mati. Mereka mengikatkan pisau di taji jagonya. Banyak orang-orang yang sudah melarat karena tajan itu, tapi Abu kebetulan sedang mujur nasibnya COMOL Kau tergesa-gesa menjualnya. Tukang warung di sebelah beringin itu sudah mau menukar dengan seekor babi RUBI Panieka pernah kemari? COMOL Mereka memelihara babi seperti memelihara ayam di sini. Apa? Terkutuklah dia. Dia baru saja pergi dari sini tadi RUBI Panieka? COMOL Ya, siapa lagi yang suka bawa malapetaka kalau bukan dia. Ditinggalkannya begitu saja di sini KAPTEN Kau bicara soal apa Comol? COMOL Rubi menanyakan Panieka, Kapten KAPTEN Panieka tak ada di sini, Rubi COMOL Ya, tak ada di sini. baru saja tadi pergi KAPTEN Kau terlalu banyak melek Mol. Teruskanlah tidurmu. Di sini kau Rubi, biarkan dulu dia menyelesaikan tidurnya, jangan terlalu banyak bicara. Panieka tidak ada di sini sejak beberapa hari ini COMOL Ajaib, Kapten

KAPTEN Tidak. Tidurlah dulu telor mata sapi (Adenan menggerutu, Comol duduk di atas tali itu lagi) Apa kabar Rubi? Bagaimana gitarmu? RUBI (Malu) Sudah dijual Kapten KAPTEN Tidak apa-apa. Besok akan kuberikan kau gitar yang tidak bisa dijual ADENAN Bukan untuk dia sendiri Kapten. Dangin memerlukan uang untuk perawatannya KAPTEN O, Jadi kau juru bicara Rubi? ADENAN Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu KAPTEN Taka pa-apa. kalau memang dipergunakan buat kemanusiaan. Tapi kau tidak lupa bukan, gitar itu. Rita yang memberikannya padaku. Katanya padaku, kutitipkan kepercayaanku padamu Leo, harapan dan nyawaku. Ah, aku lupa yang lain-lain. Aku menangis juga waktu itu. Tapi ketika aku sudah berada di tengah Harimau Laut, aku tak pernah memikirkannya lagi. Kenapa kalian berdua tiba-tiba datang kemari? ADENAN Kapten, memang ada keperluan kami yang sangat penting. Ada dua buah kejadian yang sangat menyedihkan, untuk kita semua. tak dapat ditolong lagi. Tuhan telah menghendaki agar dia kembali di siniNya meninggalkan kita dalam usia yang sebetulnya belum pantas (Rubi terdengar berbisik, walaupun sudah berusaha menekannya) Dia orang baik, kita akan selalu mengenangnya. Harimau Laut telah kehilangan seorang pelaut yang disiplin yang selalu mengalah untuk kepentingan teman-temannya. Dangin tadi siang meninggal. Karena penyakitnya berbahaya, mayatnya tidak boleh dibawa pulang, terus dikebumikan waktu itu juga . RUBI (Sambil menahan sedih) Percuma aku menjual gitar Kapten ADENAN Sudahah Rubi, apa boleh buat RUBI Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit. Dia menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar Harimau Laut bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu? Bahkan dia menyuruh saya menjual cincinnya, supaya aku bisa melunasi hutangnya di warung nasi. Saya seperti disiksa ADENAN YahMarilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut KAPTEN LEO MEMANDANG KE TENGAH LAUT DENGAN LUNGLAI, RUBI TERUS MENANGIS RUBI Aku sering menyakiti hatinya. Kalau dulu kujual gitar itu, mungkin saja dia sudah sembuh

ADENAN Sudahlah. Bukan salahmu Rubi RUBI Aku tak pernah memerhatikan orang lain. padahal ia selalu menolongku tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya) KAPTEN (Membentak) Diam Rubi! Kenapa kau menangis? (Mendekat) Aku malu melihat perbuatanmu. Pelaut-pelaut Harimau Laut tak ada yang pernah menangis, meskipun mereka bisa. Diam. (Rubi belum bisa menenangkan dirinya, Kapten menariknya berdiri) Rubi, (Menarik Rubi ke geladak) Lihat laut itu. Kau belum mati, kenapa kau menangis? Kesedihan itu sengaja muncul karena ada beberapa penonton yang ingin dihibur. Tapi mereka tak pernah membayar. Demi Tuha, jangan jadi tontonan gratis untuk menyenangkan hati mereka (Melepaskan pegangan) Adenan! Berdoalah atas namaku untuk arwah Dangin. Dia satu-satunya yang bisa merebut Perdana Menteriku, tidak pernah membantah perintahku. Aku berjanji akan membawa Harimau Laut ke tengah laut untuk dia (Adenan berdiri kemudian berdoa) Cukuplah. Sekarang, katakan yang satunya lagi. kau, kembalilah ke tempatmu Rubi. ingat benar-benar apa yang kukatakan tadi (Rubi kembali duduk di atas peti) Apa itu Adenan? ADENAN Tentang Panieka Kapten. Mungkin Kapten sudah mengetahuinya KAPTEN Belum ADENAN Saya sudah berusaha mencegahnya Kapten, dengan menasehati dan memberi pertimbangan yang panjang lebar. Sebetulnya ia menyadari, anak muda seperti dia itu, bisaanya kala dicegah malah ingin mencoba, dan dia meneruskan niatnya Ters terang saya sendiri sebtulnya tidak tahu menahu ketika Panieka melarikan seorang gadis. Saya dan Rubi saat itu sedang sibuk mengurus Dangin yang sakit. Rupanya Abu juga membantu Panieka melarikan gadis itu, dan yang lebih aneh lagu, kebetulan gadis itu putrid seorang brahmana, kasta tertinggi di sini dan kebetulan pula ibunya adalah seorang yang amat ditakuti oleh orang yang berilmu gaib COMOL KAPTEN! KAPTEN Tidur sajalah mata telor sapi! Teruskan. ADENAN Kapten tentu pernah mendengar nama Dayu Sanur. itulah perempuan yang paling ditakuti di sepanjang pantai ini. Anak gadisnya bernama. RUBI Dayu Badung ADENAN Ya, Dayu Badung. Ia memang cantik TIBA-TIBA TERDENGAR ADA ORANG MENGADUH DARI PERUT KAPAL. SUARA BADUNG YANG MEMEDIHKAN, SEMUA TERPAKU MENDENGARNYA

ADENAN Siapa itu Kapten? Ada orang di dalam? KAPTEN Apa? Tidak ada apa-apa ADENAN Ya, itulah soal yang kedua Kapten. Mau tak mau itu menjatuhkan nama Harimau Laut. Lain dari bisaanya, keluarga Dayu Sanur, tidak mau menerima begitu saja. Mereka terus mencari, mungkin dia akan dibunuhnya. Ah,.Mudah-mudahan saja tidak. Kami sendiri mencari, dimana persembunyian Panieka SUARA RINTIHAN DAYU BADUNG TERDENGAR LAGI ADENAN Kapten! Pasti ada orang di dalam, saya mendengarnya RUBI Seperti suara perempuan ADENAN Kapten. KAPTEN Ah, lama diam-diam di darat membuat kalian mabuk laut. Tak ada apa-apa ADENAN Tapi, ya sudahlah. Tak pernahkah Panieka datang kemari? KAPTEN Tak pernah RUBI Kalau dia hendak bersembunyi di sini, jangan diijinkan Kapten ADENAN Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu sedang sakit SEKARANG SUARA ITU LEBIH JELAS LAGI MERINTIH SUARA Ampun..Ampun ibu..Aduh..Ampun ibu..Jangan sakiti saya.. ADENAN Nah! Jelas sekali RUBI Suara perempuan yang minta tolong ADENAN Kapten, siapa di dalam itu? KAPTEN Siapa? Tak ada siapa-siapa. Coba periksa Comol! COMOL

Titid.tidak, Kapten! (bingung) KAPTEN Tak ada orang di dalam, bukan? COMOL Ya, Kapten KAPTEN Nah.. ADENAN Tapi tadiNah, dengarlah SUARA Aduh.Aduh ibu! Jangan sakiti sayaAmpun.Ampun. ADENAN Jelas sekali. Kau dengar itu Rubi? RUBI Benar. Suara perempuan minta tolong ADENAN Kapten, boleh saya periksa? COMOL Jangan. Tidak, tidak ada orang di dalam Adenan ADENAN Tapi ituitu jelas sekali KAPTEN (Tertawa) Kau sudah terlalu lama di darat Adenan. Lautan sering bernyanyi seperti manusia ADENAN Aneh, saya mendengar jelas sekali RUBI Aku juga dengar, tak mungkin kita salah dengar KAPTEN Tak ada apa-apa. Lebih baik kalian turun ke darat, mencari Panieka. jangan sampai dia celaka. bawa dia kemari, aku tunggu di sini ADENAN Tapi Kapten COMOL (Cepat mengambil lentera) Mari Adenan! KAPTEN Jangan bicara lagi! Tak ada waktu.Carilah Panieka sekarang! ADENAN Kapten! Kalau perempuan itu di sini, berbahaya sekali. Kenapa Kapten menyimpannya, dimana Panieka?

KAPTEN Antarkan mereka Mol! COMOL Ayolah kawan, nanti Kapten marah lagi RUBI Kapten! Gadis itu kena cacar! KAPTEN (Terkejut) ADENAN Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar! COMOL Cacar! Waduh.Kapten, lihat malapetaka itu mulai datang! ADENAN Awas Kapten! Wabah itu cepat sekali menularnya COMOL Oh, Wabah itu sekarang ada di sini! KAPTEN LEO TERCENGANG DIAM SAJA, ADENAN MUNDUR ADENAN O iya. Saya kira sekarang sudah malam sekali. Mari kita pulang Rubi. Selamat malam Kapten ADENAN MENARIK RUBI, MEREKA CEPAT PERGI COMOL Adenan! Jangan pergi dulu! jangan pergi! Bawa malapetaka itu dari sini! Adenan! Rubi! Jangan tinggalkan kami di sini! COMOL TERUS BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL ADENAN DAN RUBI, SEDANG KAPTEN MEMANDANG KE PERTU KAPAL ITU DENGAN KETAKUTAN DAN JIJIK ADEGAN ENAM SETELAH ADENAN DAN RUBI PERGI, LANGIT MENDUNG, SEKALI-SEKALI ADA KILAT DAN SUARA PETIR DARI KEJAUHAN, KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR DENGAN GELISAH. COMOL DUDUK JAUH ADRI LUBANG YANG MENUJU PERUT KAPAL. IA MENUTUP MUKANYA DENGAN PUTUS ASA. KEMUDIAN SUARA GURUH DI KEJAUHAN DAN KILAT ITU SEMAKIN MEMBINGUNGKAN COMOL Kapten, apa yang harus kita lakukan? Oh, tidakkah Kapten mendengar suara itu? (Suara rintihan itu masih terdengar sayup-sayup) Oh, mengerikan sekali. Dayu Sanur telah marah pada kita. Kita akan dibunuhnya. Jangan ganggu kami, maafkanlah kami Dayu Sanur, ini semua dosa Panieka, saya tidak mengganggu perempuan itu KAPTEN (Berteriak) Diiiaaaammmmm! COMOL Ingatlah ramalan-ramalan itu, Kapten!

KAPTEN Ramalan setan! Ini semua Cuma kebetulan COMOL Tapi semua penduduk pantai sangat mempercayainya Kapten KAPTEN Mereka orang-orang tolol! COMOL Tapi mereka bilang kita yang tolol KAPTEN Tolol!? Kenapa? COMOL Sebab tidak mau meninggalkan kapal ini. mereka bilang Dewa Laut menghendaki harimau Laut, kita harus menyerahkannya KAPTEN Tolol! Itu isapan jempol belaka. Pencuri-pencuri yang hendak merampok besi harimau laut. Kau tolol karena percaya semua itu COMOL Tidak, Kapten KAPTEN Ya, kau biarkan kupingmu mendengar itu semuanya. Kau biarkan mereka diinjak takhayul macam itu COMOL Maaf, Kapten. Terus terang saya katakan, tetapi Kapten jangn marah. Saya bersumpah, penduduk di pantai itu semuanya jujur. Tidak mungkin mereka bermaksud mencuri besi-besi kapal KAPTEN Tolol! Kau sendiri menyaksikan saat aku menembak mereka! COMOL (Berdiri) Benar, Kapten. Tapi. KAPTEN Tapi apa!? COMOL Tapi Kapten tidak marah kalau saya katakan? KAPTEN Aku akan menembak kepalamu! Katakan apa? COMOL Saya memang melihat Kapten menembak KAPTEN Nah! Lantas apa lagi? (Sinis) COMOL Tetapi Kapten tidak pernah bertanya pada saya, apakah saya melihat juga apa yang Kapten tembak?

KAPTEN Setan! Apa maksudmu? COMOL Maafkan saya Kapten. Pukullah saya, tembak saya daripada mati kena cacar, tetapi saya tidak bisa berbohong, apa yang saya lihat malam itu KAPTEN Apa yang kau lihat? COMOL Kapten menembak ke tengah lautan seperti orang gila, berteriak-teriak dan membuat saya ketakutan. Padahal di sana tidak ada apa-apa yang perlu ditembak kecuali kabut bergulung seperti bisaanya KAPTEN Jadi kau tidak melihat!? Tolol! COMOL Saya bersumpah demi Tuhan, saya tidak melihat apa-apa, Kapten KAPTEN Kalau begitu, kenapa kau biarkan aku menembak? COMOL Maaf, Kapten saya sangat takut waktu itu. Kapten tahu sendiri Kapten tidak mendengarkan omongan saya KAPTEN Tidak. Matamu yang rabun, jelas pencuri itu mengelilingi badan Harimau laut, aku biarkan dia mendekati sisi kanan sampai dekat sekali, baru kutembak. Tidak! Kau tidak bisa dipercaya, telinga tuamu terkutuk! COMOL Tak tahulah saya. Tapi apa yang saya dengar esok harinya saat turun ke darat? Tepat setelah tiga hari tembakan Kapten itu, seorang perempuan tua di kampong nelayan mati mendadak. Orang bilang badannya bengkak-bengkak kebiruan seperti kena sesuatu. Dia juga seorang perempuan yang ditakuti, karena ia tukang Leak KAPTEN Setan! Kenapa kau baru cerita? COMOL Maaf, Kapten. Saya hanya ingin menjaga ketenangan Kapten. Mereka menuduh kita Kapten KAPTEN Menuduh? Menuduh apa? COMOL Pantai ini memang mengerikan, Kapten. O, apa yang akan kita perbuat, wabah itu sudah di sini. Kita akan mati kena wabah cacar, Kapten KAPTEN Menuduh apa? COMOL Kapten tidak marah kalau saya katakan?

KAPTEN Aku tidak sabar. katakan cepat! Apa yang mereka tuduhkan? COMOL Mereka menuduh kitalah yang telah membunuh perempuan itu KAPTEN Setan! Itu hasutan yang kurang ajar, dank au, kau diam saja. Tolol! (Mengguncang Comol) COMOL Maafkan saya Kapten KAPTEN (Mencampakkannya) Omong kosong! Aku tidak pernah membunuh perempuan itu. AKu hanya menembak pencuri besi, itu pun tidak kena. Kecuali kalau pencuri itu dia sendiri. Tidak mungkin, seorang perempuan tua renta mendayung sekencang itu COMOL Orang tua itu justru lebih kuat dari kita kalau jadi tukang Leak, Kapten KAPTEN Diam! Aku bersumpah melihat dengan sadar, pencuri itu seorang laki-laki yang bertubuh besar. Ia tidak memakai celana kecuali cawat. Kalau dia perempuan, maka dengan mudah aku bisa mengenalnya. Aku tidak gila menembaki perempuan. bahkan kalaupun itu Cuma fatamorgana, apa hubungannya tembakanku dengan perempuan satu itu? COMOL Saya tidak mengerti, Kapten KAPTEN Kalau tidak, kenapa kau biarkan mereka berpikir seperti itu? COMOL Saya tidak bisa mencegahnya Kapten KAPTEN Ya, kau memang tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali telor mata sapid an sop buntut dan memperkosa perempuan COMOL Benar, Kapten. Saya bersalah. Saya tidak bisa dimaafkan lagi, pukullah saya, Kapten. saya sudah bersalah KAPTEN Jadi mereka menyangka akulah yang membunuh perempuan itu? COMOL Benar, Kapten KAPTEN Kenapa mereka tidak menangkapku? COMOL Oh, mereka tidak punya bukti, Kapten KAPTEN Tentu saja. AKu tidak punya hubungan dengan perempuan itu. Setan! Kaulau sebab semua ini. Dosadosamu yang menyebabkan malapetaka ini!

COMOL Benar Kapten. Dosa-dosa saya lah penyebabnya. Pukullah saya Kapten, saya bersalah KAPTEN Tidak. Aku tidak mau menjamahmu lagi. Aku muak meladeni penyakit terkutuk itu. Aku berdosa karena menolongmu, melemparkan malapetaka pada diriku sendiri. kaulah dosa terkutuk yang membuat harimau laut kandas! COMOL Demi Tuhan, pukullah saya Kapten KAPTEN Kau harus turun ke darat menghapus noda ini. Kau harus membuktikannya pada mereka. Semua takhayul itu tak ada hubungannya denganku COMOL Tidak mungkin Kapten. mereka tidak mau mendengar omongan saya KAPTEN Mereka harus mendengarkannya. kalau perlu aku sendiri yang akan turun ke darat, mengajarkan mereka berpikir memakai otak COMOL Kapten akan turun ke darat? Jangan Kapten, terlalu berbahaya KAPTEN AKu tidak takut mati COMOL Kapten tidak tahu, Kapten sebenarnya dituduh? KAPTEN Aku tahu apa yang mereka tuduhkan. Mereka bilang, akulah penyebab panen mereka gagal. Akulah yang menyebabkan penyakit itu berjangkit. Akulah, akulah yang harus bertanggung jawab atas kejadian alam yang tak bersangkut paut. Setan! COMOL Benar Kapten. Mereka semua mengatakan itu. Hampir tak ada lagi yang menjual apa-apa pada kita KAPTEN Kenapa kau diamkan semua itu? COMOL Saya takut Kapten KAPTEN Takut? Sebentar tadi kau mengatakan, kau tidak takut mati COMOL O, tak tahulah saya. kenapa semuanya ini terjadi. Pukullah saya Kapten! Kenapa Kapten diam. Pukullah saya (Berlutut ke kaki Kapten) KAPTEN Bangun tolol! Jangan merayap seperti anjing! Kau harus bisa menghargai maratabat manusiamu, daging yang telah susah payah ditiupkan indukmu ke atas dunia ini, untuk meneruskan keturunannya. Bangun! COMOL

Kapten, tolonglah saya. Sekali ini saja untuk terakhir kali. Saya tak bisa menahannya lagi. Lihat tangan saya gemetar, saya gugup. Saya tak bisa menguasai diri lagi. Seperti ketika hendak memperkosa perempuan itu. Demi Tuhan, tolonglah saya Kapten KAPTEN berdiri kataku! Berdiri! (Comol berdiri hati-hati) Kau tak akan mendapat apa-apa lagi dariku. AKu sudah muak melayani kau. Sekarang juga, kau turun ke darat. Jelaskan semuanya pada mereka, kalau kau belum berhasil membersihkan namaku dan harimau laut, jangan coba datang lagi ke sini. Aku telah kalap, aku akan menembak siapa saja yang berani menggangguku. Pergi!!! COMOL Kapten. KAPTEN Tidak. Berenanglah ke darat jangan memakai sampan, sebelum kau melaksanakan tugasmu COMOL Tak ada gunanya Kapten KAPTEN Pergilah sebelum kulubangi kepalamu! COMOL Mereka tidak akan memercayai saya, Kapten. Apalagi si penyakit sudah melarikan anak Dayu Sanur KAPTEN Kau harus membual. Mereka percaya padamu COMOL Tidak mungkin, Kapten. Sudah terlambat KAPTEN Apa yang terlambat, apa yang tak terlambat!? Persetan! kau kesana sekarang, perbaiki kesalahanmu! COMOL Tidak bisa Kapten, saya sudah terlanjur mengatakannya KAPTEN Suruh mereka kemari, biar aku perbaiki mulut mereka satu persatu COMOL Mereka tidak mau datang kemari, Kapten KAPTEN O, jadi mereka pengecut semua? Takut pada sebuah kapal kandas? COMOL Bukan itu soalnya Kapten KAPTEN Itulah soalnya! Dewa laut, hantu kapal kandas, Leak atau Dayu Sanur sama saja takhayulnya COMOL Tapi benar-benar ada Kapten KAPTEN Tida. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi tidak punya hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan pada mereka bagaimana seharusnya berpikir memakai otak!

COMOL Mereka tidak akan memercayai omongan Kapten KAPTEN Tidak? Kenapa tidak? Mereka tidak akan lebih percaya pada juru masak bongkok seperti kau daripada seorang Kapten COMOL Ya, tapi saya telah membuat kesalahan, Kapten KAPTEN Kesalahan? Kesalahan apa lagi? (Comol mundur dan Kapten Leo mendesaknya) Katakan kesalahan apa? COMOL Kapten tidak marah kalau saya katakan? KAPTEN MENYAMBAR JAKET COMOL DENGAN PAKSA KAPTEN Tolol! Aku sudah marah sejak tadi telor mata sapi!! COMOL Pukullah, pukullah saya Kapten KAPTEN Katakan, ketololan apalagi yang buat? COMOL Saya berusaha mencegahnya Kapten KAPTEN Mencegah apa? COMOL Mereka endak menyerbu kemari dan mengeluarkan Kapten dengan kekerasan KAPTEN Menyerbu? COMOL Ya, mereka telah mempersiapkannya, tapi untung saya masih sempat mencegah. Kapten harus berterima kasih pada saya KAPTEN Terima kasih? COMOL Ya. Sekarang Kapten berutang budi pada saya KAPTEN Terima kasih? Terima kasih? (Tiba-tiba merasa geli dan tertawa keras) Bagaimana otakmu yang dungu itu menyuruh berterima kasih? Aku telah menyelamatkan jiwamu lebih dulu. Apapun yang kauperbuat, setelah itu tak ada artinya untuk menebus, apalagi terima kasih. Cuih.Terima kasih (Tertawa geli)

COMOL Ya, saya tipu mereka dan mereka percaya saja. Mereka mengurungkan niatnya. Kapten harus berterima kasih KAPTEN Ya, Tuhan. Alangkah terkutuk dan tololnya manusia yang satu ini COMOL Benar. Ajaib Kapten! Mereka mengurungkan niatnya setelah saya mengatakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib, mereka menjadi takut sekali datang kemari KAPTEN LEO TIBA-TIBA TERDIAM KAPTEN (Lemah heran) Apa? COMOL Saya katakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib KAPTEN (Berbisik) Gila??? COMOL Ya! Gila!! KAPTEN (Mendekat dan berbisik) Dan mereka percaya??? COMOL Ya tentu saja mereka percaya! KAPTEN (Lemah sedih) Jadi menganggapku telah gila COMOL Ya! KAPTEN LEO BERHENTI SESAAT, MEMEJAMKAN MATA KAPTEN (Dengan mata terpejam) Jadi aku telah gila menurut pendapatmu? COMOL Ya. Ah, tidak Kapten! KAPTEN (Mendekat dengan suara datar tapi penuh kebencian) Kenapa kau katakan aku gila, hah!? COMOL (Mundur) Tidak, Kapten. Kapten tidak gila. Saya hanya membohongi mereka KAPTEN (Terus mendesak) Karena aku tidak mau turun ke darat seperti cucut-cucut itu COMOL Ajaib. Sama sekali tidak Kapten. Kapten salah paham

KAPTEN Karena aku telah mendengar lautan bernyanyi? COMOL (Cemas) Kapten!!! KAPTEN Karena aku telah menembak seorang perempuan tuan? Karena aku telah membawa kesialan ke pantai ini? Karena ku tidak percaya apa yang kulihat, tetapi tidak dapat kurasakan COMOL Kapten, berhentilah! KAPTEN Karena aku tidak percaya pada dewa laut? Karena aku tidak percaya pada Leak, karena aku tidak percaya pada apa yang kulihat, karena tidak mau percaya lebih dari apa yang bisa masuk ke dalam keyakinanku!? COMOL Kapten.Kapten.Kapten!!! KAPTEN Setan! Terkutuklah kau binatang!! (Kapten Leo memukuli jatuh) Terkutuklah kau anjing busuk! Si bongkok terkutuk!! COMOL Pukullah, pukullah saya, Kapten

Comol

dengan

senapan

sampai

KAPTEN LEO TERUS MEMUKULNYA BERULANG KALI SAMBIL MENGUTUK ADEGAN TUJUH SETELAH KAPTEN MEMUKUL COMOL, KAPTEN BERDIRI LAGI MEMANDANG KE LAUT, MENGHISAP CERUTU. COMOL MENGGELETAK DI LANTAI, PELAN-PELAN IA BANGUN MENGUSAP MUKANYA YANG BERDARAH COMOL Terima kasih Kapten. Sudah lama sekali Kapten tidak melakukannya. Kapten masih kuat seperti dulu. Pukulan-pukulan Kapten bersenangat dan senak sekali, saya merasa sehat lagi sekarang, hanya terlalu payah. Saya akan istirahat dan tidur supaya besok pagi tidak terlambat menyediakan telor mata sapid an sop buntut yang hangat dan seorang perempuan yang kuat Kapten. (Ia berusaha berdiri, ia merangkak mengambil lentera, kemudian jatuh lagi karena payah).Dayu(Menggumam) Dayu Sanur.Pergilah, jangan ganggu kami. Bawa malapetaka itu keluar dari sini. Dayu Sanur pergilah dengan baik-baik, tinggalkan kami COMOL TERUS MERINTIH, SEDANG KAPTEN MENGHIRAUKANNYA. KEMUDIAN SUARA YANG TERDENGAR MIRIP PADA ADEGAN PERTAMA ITU TERDENGAR LAGI. SUARA MISTERIUS YANG TAK JELAS SUMBERNYA, TERSENGAL KADANG-KADANG LANTANG. KAPTEN LEO TERSENTAK LALU MEMBUANG CERUTU. IA MENGANGKAT SENAPAN MENYUSURI TEPI KAPAL, MENCARI ARAH SUARA. SETIAP KALI IA MEMBIDIK, SUARA ITU BERHENTI, KEMUDIAN BERUBAH ARAH, KAPTEN LEBIH SEPERTI GILA MEMUTARI DEK KAPAL KAPTEN Kurang ajar! Terkutuklah yang mempermainkan aku.Tampakkan dirimu, mari berkelahi secara jantan. Ya, Tuhan alangkah fgelapnya, kalau saja aku bisa melihat, kulubangi batok kepalanya sekrang juga. Diam.apa maksudmu dengan semua ini!? Kau piker aku akan menyerahkan Harimau Laut begitu saja? Terkutuklah! Kuperingatkan sekali lagi sebelum aku menembak. Jangn coba-coba mempengaruhiku. Kau dengar.. SUARA ITU MASIH TERDENGAR

Baik!!! (Kapten Leo menembak membabi buta ke laut) COMOL Kapten! Kapten! Jangan menembak! Nanti ada yang kena (Berdiri memegangi Kapten) KAPTEN LEO MENOLAK COMOL KAPTEN Aku harus memburunya sekali ini (Lari ke tempat sampan) COMOL Jang Kapten! Apa yang Kapten buru? Jangan pergi Kapten! Lihat cuaca buruk sekali, nanti Kapten tersesat. Mau kemana Kapten? Jangan tinggalkan saya di sini. Bawa saya ikut serta Kapten. Oh.Kenapa dia seperti itu? Dewa laut itu telah mengutuknya(Mengangkat lentera) Ajaib. Dia benarbenar pergi (Berteriak) Kapten! hati-hati Kapten! Awas dewa laut! Cepat kembali! jangan tinggalkan aku disini! Oh, Kenapa dia seperti itu? Ajaib! Jangan-jangan dia sudah gila.KaptenkuOh.(Suara guruh itu semakin kuat) Dengar dewa laut! Ya Tuhan, jangan ambil dia! Selamatkan Kaptenku! Ampunilah kami telah melanggar perairan terlarang ini. kami tidak tahu, lepaskan hukuman ini (Suaranya tertelan oleh gemuruh halilintar. Beberapa lama kemudian Comol bergerak menghampiri lobang perut kapal) Dayu Sanur! Dayu Sanur! Keluarlah! Kapten sudah pergi (Kemudian dia mundur memperhatikan dari jauh. Beberapa lama kemudian, dari perut kapal muncul seorang perempuan tua memakai pakaian adat bali. Mukanya kuning bersih tapi menyeramkan, ia juga membawa sebuah kerang yang besar sekali) Kapten baru saja pergi, Dayu Sanur, Dewa Laut itu mengganggunya lagi. Maafkanlah kami. Panieka busuk itu melakukannya tanpa mendapat persetujuan Kapten. kami tidak bertanggung jawab atas putrid Dayu Sanur. Hukumlah dia tapi maafkanlah saya dan Kapten. Dayu Sanur tidak marah pada kami, bukan!? DAYU SANUR SEOLAH-OLAH TIDAK MENDENGAR. IA MENGELILINGI KAPAL, COMOL MEMPERHATIKAN DENGAN KHAWATIR DAYU SANUR Tidak bisa COMOL Lekaslah usir dulu dewa laut itu Dayu Sanur, nanti dia membunuh Kapten DAYU SANUR Tidak bisa COMOL Dayu sudah berjanji akan mengusirnya, bukan? Saya sudah memberikan cincin emas pada Dayu DAYU SANUR Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga jasad di pura dalem. Betari Durga sudah marah padamu COMOL Tapi Dayu sudah berjanji akan mengusir setan-setan itu. Kalau tidak begitu, saya tidak akan mau menyelundupkan Dayu kemarin, ketika Kapten sedang tidur DAYU SANUR Kamu berdua harus mati COMOL Apa? Tidak. Jangan Dayu, kasihanilah saya. Saya tidak tahu Panieka mencuri putri Dayu DAYU SANUR

Panieka juga akan kubunuh, Dayu Badung anakku duah dicemarkannya COMOL Bunuhlah dia Dayu tapi jangan bunuh saya dan Kapten DAYU SANUR Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki malam di pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang kemari sebelum minta ijin COMOL Kami tidak tahu Dayu, ampunilah kami DAYU SANUR Tidak bisa. Besok malam, tunggulah, aku sudah menghaturkan kau ke pura Dalem. Bersiap-siaplah COMOL Dayu Sanur, ampunilah saya. Saya tidak bersalah DAYU SANUR Sudah terlambat. kamu sudah menyakiti hatiku, terimalah balasannya besok malam COMOL Jangan Dayu, jangan bunuh saya, saya minta maaf DAYU SANUR Kalau kau bisa menyediakan tiga orang bayi yang masih hidup, kau akan kuampuni COMOL Bayi? Darimana saya bisa dapat bayi? DAYU SANUR Carilah di pesisir itu. Tiga bayi dalam sebulan. yang akan datang tiga orang bayi lagi, barulah ku ampuni. Tetapi Panieka akan kubunuh, sebab dia telah menyakiti hatiku COMOL Busyet! Bagaimana saya bisa mencari bayi itu? Ampunilah saya DayuSaya akan menghamba pada Dayu. Jangan bunuh saya SUARA Ampun. Ampun ibu.Jangan sakiti saya. DAYU BADUNG MUNCUL DARI PERUT KAPAL DAYU BADUNG Panieka. Panieka. COMOL Lihat wabah itu keluar! (Mundur ketakutan) Bawa dia masuk Dayu Sanur! DAYU BADUNG Ibu, ampun.ampun.ampun ibu DAYU SANUR Badung. DAYU BADUNG Ibu, ampun ibu.Jangan sakiti saya

DAYU SANUR Kenapa kau lari dari rumah Badung? DAYU BADUNG Bunuhlah Tiyang ibu, jangan disakiti terus. Tidak ada lagi gunanya Tiyang hidup. kalau Tiyang sembuh, cacar ini akan meninggalkan bekas. Bunuhlah Tiyang bu. DAYU SANUR Anak tulah.(Dayu mendekati Badung) O.Betari. Terimalah anak durhaka ini. Anak yang tidak menghormati ibunya (Kemudian anak itu dicekiknya. halilintar keras, kemudian turun hujan lebat. Di atas geladak itu Suram COMOL Dayu, masukan lagi ke dalam DAYU BADUNG (Pada Comol) Toloongtolong bawa saya pergi dari sini, saya tidak kuat COMOL Jangan dekat-dekat! DAYU BADUNG Tolonglah, saya tidak kuat COMOL Tidak! Jangan dekati aku (mundur dan terdesak ke tepi) DAYU BADUNG Tolonglah, bawa saya pergi. Saya hendak dibunuh ibu COMOL Ya, Tuhan, aku tidak mau mati karena cacar (Badung mendekati Comol dan Comol meloncat ke laut karena kehilangan akal) DAYU BADUNG Oh.(Pindah ke atas) ADEGAN DELAPAN PAGI TELAH DATANG, SETELAH MALAM YANG HUJAN LEBAT. KELIHATAN COMOL DUDUK MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SERING-SERING IA MENOLEH KE PERUT KAPAL. DENGAN KETAKUTAN. DI ATAS PETI TERLIHAT KERANG YANG BESAR. SEBUAH SAMPAN MENDEKATI MEMBAWA RUBI DAN ADENAN SUARA COMOL SUARA Mol! (Comol tidak menjawab) mana Kapten Mol? Hai kau sudah gila. mana Kapten!? COMOL Kapten belum pulang SUARA Kemana? COMOL Mencari Dewa Laut SUARA Setan! Jangan main-main. Dimana Kapten!? COMOL Sudah kukatakan belum pulang!

SUARA Kemana? COMOL Sudah kukatakan mencari Dewa Laut SUARA Setan! Dia rupanya sudah gila, Rubi! SUARA Mol! Gadis cacar itu di sana bukan? COMOL Tidak SUARA Ah ya. kau ikut-ikutan saja bilang tidak. Sekarang dia masih ada di dalam COMOL Masih SUARA Nah, dengarlah gila! mana Panieka? COMOL Sejak kemarin belum kembali, Katanya mencari dukun SUARA kalau begitu, kau turun saja bongkok. Jangan diam dekat orang cadar itu. nanti kau mati seperti Dangin COMOL Aku menunggu Kapten. Dia belum datang SUARA Kau turun saja dulu. nanti kita cari Kapten COMOL Tidak Aku disuruh menunggui kapal ini. Aku tidak mau turun kalau Kapten tidak suruh. harus ada yang menjaga Harimau Laut. nanti apra pencuri itu mencuri besi kapal kita SUARA Lihatlah, dia sudah mulai gila! SUARA Benar kau tidak mau turun? SUARA baiklah bongkok, jangan menyesal nanti. Aku sedang mencari Panieka. Nanti siang aku datang lagi. katakan pada Kapten bahwa wabah di pantai sudah bertambah hebat.Ayo kita kembali Rubi SUARA Pikirlah baik-baik, Mol! Jangan terlalu setia. ini soal hidup dan mati! COMOL Dayu Sanur! Kenapa Kapten belum pulang? Tinggalkanlah kapal ini dengan putrid Dayu sekarang. Pergilah ke darat, sebelum Kapten datang. kalau saya tahu begini kejadiannya tak akan kubiarkan dia

masuk kemarin. Bilangnya dia pintar mengusir Dewa Laut, ia pintar menyembuhkan orang gila. Sekarang dia membawa malapetaka. Dayu Sanur, pergilah sekarang, nanti Kapten datang (Dayu membawa semangkok sup yang masih hangat) Pergilah sekarang Dayu, bawalah putrid Dayu ke darat DAYU SANUR Makanlah ini orang bongkok! COMOL Apa itu? DAYU SANUR Untuk menghilangkan kegilaan dan mengusir setan COMOL Benar? DAYU SANUR Yaa. COMOL Baunya enak, begini cara mengusir para setan itu? DAYU SANUR Kalau kau sudah makan COMOL Baiklah kalau begitu. Demi kesehatan Kapten dan harimau Laut. Saya juga merasa lapar sekali, sejak semalam belum makan (Mengambil mangkok dan memakannya. Apakah resep sopnya untuk mengusir setan itu? DAYU SANUR Hati manusia! COMOL Jangan main-main Dayu. tapi ini memang ada hatinya. Luar bisaa enak. kalau ada obats etan seeprti ini, saya mau makan obat setan setiap hari DAYU SANUR Kau mau memakannya tiap hari? COMOL Luar bisaa enaknya. Dayu tidak makan? DAYU SANUR Aku sudah kenyang. maukah kau menajdi muridku orang bongkok? COMOL Murid apa? Saya juru masak, tidak perlu berguru lagi DAYU SANUR Kalau mau, setan-setan itu tidak akan mengganggu lagi COMOL Ah, benarkah? Bagaimana caranya menjauhkan setan-setan laut itu?

DAYU SANUR Berkawan dengan mereka COMOL Berkawand dengan setan? Bagaimana? DAYU SANUR Menjadi pengikutku COMOL Apakah itu baik? DAYU SANUR Ya, setan itu tidak akan mengganggu lagi COMOL Kalau itu baik, tentu saja saya mau. Tapi apakah Kapten akan setuju? DAYU SANUR Dia tidak boleh tahu COMOL Kenapa? DAYU SANUR Dia tidak percaya padaku COMOL Kalau Kapten tidak memberi izin, saya tida mau berbuat apa-apa DAYU SANUR Cobalah dulu COMOL Kalau tidak berat akan saya coba. Nanti saya usulkan pada Kapten, barangkali Kapten juga mau ikut DAYU SANUR Tidak. Dia tidak boleh ikut COMOL Kenapa? DAYU SANUR Sebab dia tidak bongkok punggungnya COMOL Ah, aneh sekali. Enak sekali sop ini Dayu Sanur DAYU SANUR Nanti sore akan kuajarkan padamu. Memelajari ilmu ini hanya boleh ketika matahari sedang masuk ke peraduan COMOL Tapi kapan Dayu akan pergi? Saya tidak berani lagi menyembunyikan Dayu lama-lama di sini, sekarang Kapten jarang tidur

DAYU SANUR Setelah kamu jadi pengikutku DAYU SANUR MASUK LAGI KE DALAM COMOL Ini berbahaya sekali. kalau Kapten tahu, dia akan marah sekali. Dulu pernah ketahuan memabwa anak anjing kemari,s aya didiamkannya selama satu minggu. Ah, tak tahulah saya. Oh, lihatlah! (Ia memungut bangkai seekor burung) Bangkai seekor camar lagi. Ini berarti malapteka. jangan-jangan Kapten mendapat kecelakaan di tengah-tengah. Ajaib, bukankah tadi malam ia memeringatkan saya supaya aku berhati-hati nanti malam. Tiga orang jasad manusia katanya, atau kalau tidak aku harus mencarikan tiga orang bayi yang masih hidup. Dia pasti tidak bermain-main. Dayu Sanur? (Comol pergi ke dekat lubang perut kapal) Dayu Sanur! Jangan marah, bunuhlah Panieka celaka itu, tapi jangan bunuh saya dan Kapten. Ajarilah aku nanti sore menjauhkan setan itu ADEGAN SEMBILAN SORE MENJELANG MALAM. DLAM KEADAAN YANG SURAM, SAMAR-SAMAR KELIHATAN DAYU SANUR MEMAKI SECARIK KAIN PENDEK MENGAJARI COMOL MEJADI LEAK. DAYU SANUR MELOMPAT DAN MENARI DI ATAS SEBELAH KIRINYA MENGELILINGI SISI KAPAL. COMOL MENIRUKANNYA DAYU SANUR Hari ini kita sudah cukup. Ingatlah apa yang sudah kuajarkan tadi COMOL Baiklah Dayu. Bolehkah saya mengenakan pakaian lagi? DAYU SANUR Boleh. Nyalakan lampu COMOL Kalau Cuma seperti ini, tidak sulit. hanya pantangan-pantangan itu saja yang agak sulit dilakukannya. Tak boleh dilangkahi orang, tak boleh lewat di bawah benda yang dipakai manusia. tapi akan saya coba, kalau ini bisa membuat pintar DAYU SANUR Tak boleh dikatakan pada orang lain COMOL Ya, soal itu tak ada seorang pun yang akan bisa membujuk saya DAYU SANUR Setiap bulan kau harus memberikan persembahan pada betara durga di pura Besakih COMOL Nah, itu yang belum saya mengerti. Apakah yang harus dipersembahkan? DAYU SANUR Jasad manusia COMOL Ha! Jasad manusia? Kalau bisa diganti saja Dayu Sanur

DAYU SANUR Tidak bisa! COMOL Kapten tidak akan menyetujui ini. Sedangkan jasad kita saja tak boleh disia-siakan, apalagi kepunyaan orang lain DAYU SANUR Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak menuruti perintahku, kau akan mendapat celaka COMOL Kalau begitu tidak jadi saja DAYU SANUR Tidak bisa. kau sudah jadi muridku. Kau harus meneruskan sampai bisa jadi Leak COMOL Bisakah saya jadi Leak? DAYU SANUR Bisa! COMOL Mereka tidak akan berani lagi pada saya? DAYU SANUR Kau akan bisa berbuat apa saja yang kau sukai COMOL Kalau begitu saya piker dulu KEMUDIAN DIA MENYALAKAN LENTERA, DAYU SANUR MASUK KE PERUT KAPAL COMOL Kalau saya bisa jadi Leak, tak ada lagi yang berani memanggilku si bongkok atau si telor mata sapi. Tapi, baiklah saja piker dulu, Dayu Sanur. Ajaib, kemana dia? Baru saja di sini. orang itu benar-benar sakti SUARA (Dayu Sanur dari dalam kapal) Orang bongkok! COMOL Ya, Dayu Sanur SUARA Usirlah kawan-kawanmu yang masih di sini! COMOL Siapa? SUARA Murid-muridku yang lain. Ia melihat kau belajar tadi. Tiuplah kerang itu MENGAMBIL KERANG BESAR ITU

COMOL Kerang? O, itu dia. Baiklah, saya akan mengusir setan-setan itu. Saya belum sempat minta ijin pada Kapten memelihara benda ini di sini. Kemarin malam saya hendak memintanya tapi Kapten menolak, sebab dikiranya anjing seperti dulu. Tapi selama ini diam-diam saya telah mencobanya tanpa sepengetahuan Kapten (Ia naik ke atas peti hendak meniup kerang itu) Hei Dewa Laut, hei semua setan yang menunggui laut dan pesisir, hei leak-leak yang ada di sini, dengarlah Dayu Sanur memerintahkan engkau supaya sayan. Pergilah baik-baik cari mangsa di tempat lain, jangan ganggu ketenangan kami KETIKA IA HENDAK MENIUPNYA, KEDENGARAN ADA SUARA MEMANGGIL SEHINGGA IA TAK JADI MENIUP SUARA Comol! COMOL MENCOBA MELIHAT TAPI BANYAK KABUT COMOL Hai, siapa itu? Kapten? SUARA Bukan. Dewa Laut! COMOL Hei Adenan, kurang ajar kau. Apa yang kau intip di sana? SUARA Yah, apa yang kau kerjakan bongkok? Kau sudah ngomong sendirian. Kapten sudah pulang? COMOL Sudah lama kau di sana? kau dengar apa yang kukatakan? SUARA Tentu saja. Tapi omongan orang gila tak penting. mana Kapten? COMOL Hei! Kenapa kau katakan aku gila!!? SUARA kalau Kapten gila, itu taka pa, tapi kalau juru masak yang hila, tak berharga seperti kau, itu perlu dipikirkan cara membuangnya COMOL Naiklah, jangan mengumpat saja di sana SUARA Gadis cacar itu masih di sana? COMOL Ya! SUARA Kalau begitu, biar kau sajalah yang menjaganya. Aku belum menemukan Panieka. Para nelayan tadi ada yang baru saja pulang setelah satu hari kemarin dipermainkan arus. Ada topan tadi malam di sana. Aku

kuatir kalau Kapten dapat kecelakaan. katakan pada Kapten kalau dia datang aku baru saja menerima kabar, Abu tertangkap COMOL Ditangkap dimana? SUARA Itulah yang belum kuketahui COMOL Naiklah. Coba ceritakan ke sini SUARA Tak ada gunanya minta pertimbanganmu. Aku akan ke pantai lagi mencari kabar TERDENGAR RIAK SAMPANNYA COMOL Ajaib, Abu tertangkap? Dayu Sanur! Kenapa Abu tertangkap? (Dayu Sanur keluar membawa mangkok) Kenapa Abu ditangkap Dayu? DAYU SANUR Makanlah ini orang bongkok! COMOL Abu ditangkap Dayu DAYU SANUR Setelah makan, usirlah mereka COMOL Siapa? DAYU SANUR Lihatlah, mereka masih berdiri di sana melihatmu COMOL Ajaib. Siapa Dayu? Saya tak melihat apa-apa. DAYU SANUR Nanti setelah pintar kau akan melihatnya. Makanlah COMOL Ada-ada saja. Enak juga bau sop ini (Comol makan dan dayu sanur masuk. Malam bertambah gelap. Suara laut dan angin itu mulai kedengaran. Tiba-tiba Comol terpelanting jatuh ke lantai. Ia menjerit kaget) Ajaib! Apa ini? Siapa ini? Siapa yang menolakku? (Ia cepat berdirimenggapai lentera. Kedengaran suara angin dan ombak, tubuhnya bergoyang) Ya Tuhan! Dewa Laut menggangguku, tak henti-hentinya ia megikuti (Kemudian semuanya kembali bisaa. Kedengaran suara angin dan ombak semakin besar)

Dengarlah dewa laut, setan-setan yang menguasai pesisir Sanur. janganlah ganggu kami. kami di sini orang-orang lemah yang tidak bermaksud jahat. pergilah ke tempat lain yang lebih layak untuk kalian. Maafkan kalau kami bersalah. kami tidak tahu siapa yang punya psesisir ini. pergilah sekarang (Cepat ia mengambil kerang itu kembali dan naik ke atas peti) Pergilah, hanyutlah bersama ombak, terbanglah bersama angina, tinggalkanlah Harimau Laut di sini. kami sedang menunggu kapal penarik itu, kalau kapal datang kami akan pergi dari sini. Janganlah mengganggu kami (Di tengah suara ombak dan angin itu, ia kemudian meniup kerangnya. Suara yang keluar dari kerang itu adalah sebuah suara misterius seperti yang didengar oleh Kapten leo pada adegan pertama. Comol meniup kerang itu berulang kali ke berbagai arah) Ah, Kapten! Kapten! (Ia meniup kerang itu kembali ke berbagai arah. Tiba-tiba terdengar suara letusan senapan dari arah laut beberapa kali. Comol tepat kena di dadanya. Ia terpelantingf ke atas lantai kapal) Kapten! Kapten! IA BERDIRI TERHUYUNG-HUYUNG KE SISI GELADAK SUARA TEMBAKAN ITU TERDENGAR LAGI DAN MENGENAI COMOL. COMOL TERPELANTING JATUH KE JAUT. BEBERAPA LAMA KEMUDIAN DI ATAS GELADAK, SEPI HANYA SUARA ANGIN DAN OMBAK. KEMUDIAN MUNCUL KAPTEN LEO. TOPINYA SUDAH HILANG DAN PAKAIANNYA TIDAK KERUAN. DENGAN TENANG IA MELANGKAH KE TEMPAT BISAANYA DI SANA IA BERDIRI MEMANDANG KE LAUT. SEPERTI BISAA SAJA IA MENGELUARKAN SEBATANG CERUTU DAN MULAI MENYALAKANNYA. BEBERAPA SAAT TETAP DEMIKIAN SEOLAH-OLAH TAK TERJADI APA-APA KAPTEN(Lembut, tetap memandang ke laut) Mol! (tak ada jawaban) Mol! Aku sudah berhasil menembaknya. Sekarang ia tak akan mengganggu lagi. Aku siap dengan telor mata sapi dan sop buntut itu (Beberapa lama, ia menanti jawaban. tapi tak ada) Mol! Barangkali ia sudah tidur (Ia melangkah masuk perut kapal. Tapi tiba-tiba tertegun teringat sesuatu. Cepat ia mundur ketakutan) Mol! Comol! Bawa sop buntut itu keluar! (Tak ada jawaban) Mol! (Kapten menjadi gugup) (Ia memandang sekeliling dengan pandangan aneh. Berjalan keliling) Mol! Comol! (Bertambah panik dan berteriak-teriak) Mol! Comooool..Comoooooool. ADEGAN SEPULUH LAMA SESUDAH ITU. MALAM. KAPTEN LEO DENGAN GELISAH BERPUTAR-PUTAR DI ATAS GELADAK. IA NGOMEL SEPERTI ORANG GILA KAPTEN (Berjalan berputar-putar) Terkutuklah cucut jahanam itu! Kemana ia pergi membiarkan harimau laut sendirian di sini! Tak bisa kumaafkan lagi keteledorannya. Awas kalau dia kembali, sudah waktunya aku memberikan telor mata sapi itu pelajaran PANIEKA MUNCUL MEMBAWA KARUNG, DIIKUTI OLEH SEORANG LAKI-LAKI YANG SUDAH TUA PANIEKA Selamat malam, Kapten. maaf, kemarin saya tak bisa kembali. Kapten tahu sendiri seperti itu, juga akrena urusan saya belum usai. Perbekalan ini cukup untuk sebulan. Ini pak dukun dari pantai Kapten. pak Dukun, ini Kapten yang memimpin Harimau Laut PANIEKA MENURUNKAN BEBANNYA DAN DUKUN ITU MENGANGGUK PADA KAPTEN. KAPTEN LEO TERTEGUN SEBENTAR, KEMUDIAN TERUS LAGI DENGAN CERUTUNYA DAN MONDAR-MANDIR KAPTEN Kemana Comol?

PANIEKA Comol? Tak tahu saya Kapten. Bukankah dia di sini bersama Kapten? KAPTEN Aku baru saja kembali. Dia tak ada di sini. kau tidak melihat dia ke darat? PANIEKA Entahlah Kapten. Saya tak berani terang-terangan terlihat. Saya hanya sempat membawa perbekalan dan Dukun ini KAPTEN Kalau begitu dia ada di dalam. Atau dewa laut itu sudah menculiknya PANIEKA Mungkin dia di dalam, Kapten KAPTEN Panieka PANIEKA Ya Kapten KAPTEN Bawalah perempuan itu ke darat PANIEKA Kapten KAPTEN Kalau aku biarkan lebih lama di sini, kutembak dia. Kalau kau tahu dia membawa wabah, tak akan kubiarkan kau menghampiri kemari.Ambilah dia sekarang PANIEKA Ya, saya tahu bagaimana pun saya harus mengatakannya pada Kapten. Kemarin tak berani saya jelaskan pasti. Kalau Kapten tahu, Kapten tidak akan membiarkan saya mendekat. maafkanlah saya bukanberbohong Kapten KAPTEN Sekarang tak ada maaf lagi, Sudah terlalu banyak. Sudah waktunya bagiku untuk menghilangkan kesabaran. Bawalah dia Panieka. Aku emmang bertanggung jawab untuk kamu semua, tapi kalau kau mulai menyalah gunakan tanggung jawab itu, aku bisa memisahkan kau dari tanggung jawabku. Di sini kau tahu sekarang bahwa seorang manusia yang terpojok seperti aku, mulai memikirkan kepentingan dirinya sendiri DUKUN Benar Kapten. Demi keselamatan anak gadis itu, kalau memang ia kena cacar, sebaiknya dibawa ke darat KAPTEN Aku mendengar pak Dukunmu berbicara. Akan kucoba memercayainya. pak Dukun DUKUN Saya, tuan Kapten KAPTEN Bapak orang pintar bukan?

DUKUN Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa KAPTEN kalau tidak, kenapa bapak kemari? DUKUN Saya bisaa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu apa-apa. Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya, apa yang belum saya ketahui KAPTEN Tahukah Bapak, apa itu yang disebut Dewa Laut? DUKUN Kalau perlu tuan Kapten KAPTEN Kalau perlu bagaimana? DUKUN Kalau prrlu saya tahu, kalau tida, yatidak KAPTEN Benarkah di sini ada dewa laut? DUKUN Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan Kapten tidak percaya, ya tidak ada KAPTEN Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak mau kalau ada DUKUN Coba sajalah tuan Kapten KAPTEN Kemarin saya memburu suara aneh, emnembaknya satu hari satu malam, saya tetap menembaknya. Panieka lentera itu pasti ada yang menyalakannya, bawalah turun, siapa tahu si bongkok kumat lagi penyakitnya. Dia bisa memperkosa perempuan itu. Tidak peduli perempuan itu sakit cacar PANIEKA TERSENTAK LANTAS MENGAMBIL LENTERA PANIEKA Astaga, benar Kapten? Aku bunuh kalau dia main gila! IA MASUK PERUT KAPAL, KAPTEN MONDAR-MANDIR LAGI KAPTEN Aku melihat sesuatu di balik kabut. mula-mula aku membiarkannya saja, sehingga dia bertambah besar. Akhirnya kucari dan kubuktikan apa sebetulnya itu, ternyata hanya kekosongan yang besar. benar apa yang bapak katakan, dia ada kalau kita memercayainya. Tapi saya ingin bertanya, apakah yang ada itu selalu ada dan apakah yang tidak ada itu selalu tak ada? DUKUN Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada itu ada. Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia ada kita tidak memedulikannya, seolah-olah sudah tak ada

KAPTEN Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya adalah benar-benar tak ada TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA JERITAN, PANIEKA KAGET. DISUSUL KEMUDIAN DENAGN MUNCULNYA IA KEMBALI DENGAN MATA TERBELALAK PANIEKA (Memandang Kapten Leo dengan aneh) Kapten! Kau membunuhnya! KAPTEN Apa? PANIEKA Ya Tuhan! Kejam sekali! Terkutuklah pembunuh! kau sudah gila! KAPTEN Bicara yang benar, Panieka!! PANIEKA Setankah kau, Kapten! Gila! Binatang buas! (Ia dengan kalap menyerang Kapten, Kapten terkejut, memukulnya dengan popor senapan) Binatang! Pembunuh gila! (Ia bangun hendak menyerang lagi, tapi dipukul lagi dengan popor senapan) Pembunuh! Orang gila! Laknat! KAPTEN MENDEKAT DAN MEMUKULNYA TERUS, KARENA PANIK, PANIEKA TERJUN KE LAUT KAPTEN Aku tidak gila! Awas aku bunuh kau kalau sekali lagi mengatakannya! KEMUDIAN KAPTEN MELANGKAH DENGAN CURIGA KE PERUT KAPAL. MULA-MULA IA TERTEGUN SESAAT, KEMUDIAN MUNDUR DENGAN TAKUT DUKUN Masuklah Kapten, tidak akan terjadi apa-apa. Saya menjaga tuan Kapten KAPTEN Comol.Comol. KEMUDIAN KAPTEN CEPAT MASUK PERUT KAPAL. TAK BERAPA LAMA KEMUDIAN IA MENJERIT SEPERTI PANIEKA. KEDENGARAN RIBUT-RIBUT, DIAM-DIAM DAYU SANUR KELUAR, HATI-HATI IA MELANGKAH HENDAK TURUN KE TEMPAT SAMPAN. TAPI DUKUN ITU DENGAN TENANG TELAH BERDIRI DI SANA, MENEGURNYA DUKUN Mau kemana kak? DAYU SANUR TERKEJUT LALU PADA SAAT ITU MUNCUL KAPTEN. KAPTEN Terkutuklah! Comol telah menyembelih perempuan itu (Ketika dia melihat Dayu Sanur, marahnya tak terkendalikan) Siapa kau, Leak? (Dayu Sanur diam saja)Terkutuk.! KEMUDIAN DENGAN KALAP DIPUKULNYA DAYU SANUR DENGAN POPOR SENAPAN. DAYU SANUR JATUH TAPI TIDAK MENGELUARKAN SUARA. SAMBIL MEMAKI-MAKI, KAPTEN TERUS MEMUKULNYA

Setan! Jahanam! Mana Comol!? Kau bunuh juga dia!? DUKUN Tidak ada gunanya Kapten KAPTEN TERTEGUN MELIHAT PEREMPUAN ITU TIDAK APA-APA. DAYU SANUR BANGUN LAGI DAN MENGEJEK KAPTEN Tidak! Tidak mungkin! (Cepat Kapten mengangkat senapannya dan mengokang serta membidik kea rah Dayu Sanur. Dukun itu dengan cepat mencegah) DUKUN Jangan tuan Kapten. Ini bagian saya. Dia adalah musuh saya. Sayalah yang menyelesaikannya (Ia menyingkirkan Kapten, kemudian mendekati Dayu Sanur) DUKUN Sudah lama kakak saya peringatkan, masih saja kakak berbuat seperti ini DAYU SANUR Kakak minta maaf, kakak memang bersalah DUKUN Kalau begitu, ya hentikanlah sekarang. Pulanglah! (Dukun merenggut ikat pinggang Dayu Sanur) Berhenti sekarang kau jadi orang pintar DAYU SANUR Anakkuanakku.(Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat kesakitan, kemudian jatuh menangis) Dayu.Dayu badung.(Dia berdiri serta merangkak masuk ke perut kapal)Dayu Badung.Dayu Badung.. DUKUN Tuan Kapten melihat semuanya itu? KAPTEN Demi Tuhan. Aku tidak melihat semuanya itu, aku tidak melihat apa-apa DUKUN Baiklah tuan Kapten. Kalau begitu bagi tuan Kapten semuanya itu memang tak ada. Saya sekarang akan membawanya pulang. Tiga hari lagi dia akan meninggal karena dosanya sudah terlalu banyak (Sambil masuk ke perut kapal) Dayu, mari pulang. KAPTEN BERLARI KEBINGUNGAN. DIA TERINGAT COMOL KAPTEN (Berbisik) Mol! Comol! (Bertambah keras sambil bergerak ke tepi geladak) Mol.Comol! Comol ADEGAN SEBELAS LAMA SETELAH ITU. MALAM ITU JUGA HUJAN LEBAT, KAPTEN LEO MEMBIARKAN DIRINYA KEHUJANAN. IA BERDIRI MEMELUK LUTUT SENAPANNYA SAMBIL MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SUARA OMBAK KEDENGARAN BERTAMBAH KERAS SUARA Kapten! Kapten! KAPTEN TIDAK MENYAHUTNYA, BEBERAPA LAMA KEMUDIAN MUNCUL ADENAN MEMIKUL MAYAT COMOL DIIKUTI RUBI ADENAN Kapten. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-apa, ya kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika kamis edang meninggalkan pantai seratus meter mayatnya seperti mendekati kami (Ia

meletakkan mayat Comol di lantai)Seorang lagi telah meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang saya bercakap-cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum pulang KAPTEN Letakkan saja di sana Adenan ADENAN Saya tidak tahu apa-apa KAPTEN Kau juga tidak tahu apa-apa Rubi? RUBI Tidak Kapten KAPTEN Jadi bukan kalian yang mengganggunya. kalau begitu mungkin dewa laut itu ADENAN Kapten.. KAPTEN Atau dia mencari perempuan ke darat. lalu suami perempuan itu melemparnya ke sampanmu. Suruhlah dia bicara ADENAN Tak tahulah Kapten, dia sudah mati, tak mungkin memberi keterangan KAPTEN Suruhlah dia bicara. orang mati adalah orang yang paling jujur ADENAN Ah, Kapten. Tak mengerti saya RUBI Dia sudah gila! KAPTEN Belum Rubi, mungkin sebentar lagi, Mol! Kenapa kau mati? Suruhlah dia bicara sabahatku Adenan RUBI Dadanya kena tembak! KAPTEN Terima kasih Rubi. Siapa yang menembaknya? Dewa Laut? RUBI Bukan. Kapten! ADENAN Tenang Rubi KAPTEN Coba ulangi RUBI Kenapa Kapten menembaknya?

ADENAN Hati-hati Rubi! KAPTEN Biar saja Adenan, kenapa aku menembaknya, bukan Dewa aut (Sekarang dia berdiri mendekati mayat Comol) Comol telor mata sapiku, benarkah aku yang menembakmu. Dia tak mau jawab kawan-kawan ADENAN Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja terangkan pada kami apa salahnya KAPTEN Sebenarnya tidak ada, tapi kalau dikumpulkan ada juga. Dia masih hidup! Seharusnya sudah lama mati. Dia terlampau setia padaku RUBI Bangsat! Dia sudah gila! (Rubi memukul Kapten dan merampas senapannya, Kapten Leo tidak melawan) ADENAN Jangan Rubi! Kita belum tahu perkaranya RUBI Aku benci! Aku benci kali pada kau! RUBI MENGOKANG SENJATA. ADENAN MENCEGAHNYA ADENAN Jangan menambah korban lagi Rubi! (Adenan menembak, tapi sempat membelokkan arahnya, tapi masih mengenai lengan Kapten. Kemudian adenan ebrhasil merebut senjata itu karena gugup) Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh) KAPTEN (Sambil memegang lengannya) Kau bodoh sekali Adenan, teruskanlah menembakku sebelum aku menembakmu. Lepaskan aku dari kegetiran ini. Aku sudah sempat ke puncak kesanggupanku. Lepaskan aku Adenan ADENAN Kapten sabarlah KAPTEN Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar. Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan, untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang, kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan dengan yakin, karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan, sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan.. ADENAN Kapten bersungguh-sungguh? KAPTEN Aku menyembah padamu Adenan, tembaklah aku, itu lebih baik daripada aku hidup ADENAN Baiklah Kapten. Kalau begitu saya lakukan demi Kapten sendiri KAPTEN

Kalau ada yang menanyaimu, akatakanlah aku bunuh diri. Kalau sempat ke Maluku, sampaikan salamku pada Rita, cintanya belum sempat aku perhatikan ADENAN MEMBIDIKAN SENAPANNYA PADA KAPTEN LEO. TIBA-TIBA KAPAL ITU BERGERAK DENGAN KERAS. TEMBAKAN ITU MELETUS TAPI KAPTEN DAN ADENAN SAMA-SAMA JATUH. MEREKA BERDUA KEHERANAN. DENGAN SUSUAH PAYAH MEREKA BERDIRI BERPEGANGAN SUPAYA TIDAK JATUH LAGI RUBI Ya Tuhan, kapal ini bergerak! ADENAN Pegang kemudi Rubi! ADENAN BERSORAK KEGIRANGAN. KAPTEN LEO MEMEGANG LENGANNYA YANG LUKA. IA MENGANGKAT BADAN COMOL DAN MENDONGAKKAN KEPALA YANG KAKU ITU KE TENGAH LAUT KAPTEN Lihat Mol! Kita sudah mengalahkan dewa laut. Ya Tuhan kenapa begitu terlambat!? Begitu terlambat! HARIMAU LAUT BERGERAK KE TENGAH, HUJAN SEMAKIN DERAS DAN SUARA OMBAK SEMAKIN MENGHEMPAS DAN SETERUSNYA.. SELESAI Jakarta 2 Desember 1980 LAUTAN BERNYANYI Karya PUTU WIJAYA DRAMATIC PERSONAE KAPTEN LEO COMOL DAYU SANUR PANIEKA ADENAN RUBI DUKUN SETTING SEMUA KEJADIAN DALAM NASKAH INI TERJADI DI ATAS GELADAK HARIMAU LAUT YANG KANDAS DI TEPI PANTAI SANUR DI SEBELAH TIMUR DENPASAR. SEBUAH PANTAI DI PULAU BALI YANG DIKENAL SEBAGAI BLACK MAGIC Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang membutuhkannya. Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait. Itupun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual naskah ini tetap ada pada pengarangnya. Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang. Terima kasih. Lee Birkin ADEGAN SATU PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS. KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN

SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT BEBERAPA LAMA KEMUDIAN SUARA MELEMPAR CERUTUNYA DENGAN TIBA-TIBA, SEBAB IA MENDENGAR KEMBALI SUARA YANG SEJAK SEMINGGU ITU MENGGANGGU PIKIRANNYA. SUARA ANEH YANG TAK JELAS SUMBERNYA. KAPTEN LEO MENGANGKAT SENJATANYA. TAPI KETIKA HENDAK MEMBIDIKNYA, SERENTAK SUARA ITU HILANG. DITUNGGUNYA LAGI SAMPAI BEBERAPA SAAT, TAPI SUARA ITU TAK TERDENGAR LAGI, DENGAN KECEWA KAPTEN LEO KEMBALI KE TEMPATNYA SEMULA, MEROGOH SAKU, MENGELUARKAN CERUTU LAGI. TAPI BELUM SAMPAI CERUTU ITU DINYALAKAN, TIBA-TIBA KEDENGARAN PULA SUARA ITU. CEPAT IA MENGANGKAT SENAPAN, MENEMBAK BEBERAPA KALI KE TENGAH LAUT. SUARA ITU LENYAP LAGI. KAPTEN MEMPERHATIKAN AKIBAT TEMBAKANNYA DENGAN SUNGGUHSUNGGUH. IA BERDIRI DI SANA, MEMUSATKAN PERHATIANNYA. SIAP MENEMBAK LAGI KALAU SUARA ITU KEDENGARAN PULA. DARI PERUT KAPAL, MUNCUL COMOL; JURU MASAK KAPAL. MEMBAWA LENTERA. TUBUHNYA PENDEK KEKAR SERTA PUNGGUNGNYA BONGKOK. GERAKANNYA LAMBAT SERTA MUKANYA CAMPURAN KE KANAKAN, KETOLOLAN, KEKASARAN YANG TERPENDAM. RAMBUTNYA AGAK PANJANG DAN KASAR. IA MEMAKAI BAJU KAOS LORENG DAN IKAT PINGGANG LEBAR. DI ATAS KAOS ITU IA MEMAKAI JUGA JAKET COKLAT YANG TERLALU BESAR UNTUKNYA. DI PINGGANGNYA TERSELIP PISAU DAN SEKERAT TULANG IKAN YANG SEDANG DIBUAT PIPA. IA MEMAKAI JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG KERANG KECIL-KECIL YANG BISAA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK. JURU MASAK ITU MEMPERHATIKAN KAPTENNYA COMOL Apa yang Kapten lihat? (Dengan lentera, Comol memeriksa keadaan kapal. Menggumam sendiri) Tidak ada harapan, sudah tiga kali mereka mencoba menarik kita. Dua kali kawatnya putus, yang satu lagi mereka lepaskan karena putus asa. Ini memang diluar dugaan. Sekarang mereka mulai bercerita tentang dewa lautan yang menakutkan itu. Bahkan lpelaut-pelaut itu mulai jarang menengok kita lagi. Mereka sudah termakan cerita para nelayan (Kemudian ia memungut biji-biji catur yang terserak di bawah) Bahkan tak seorang pun lagi yang memperebutkan kuda atau benteng atau perdana menteri, seperti bisaa yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam-malam yang panjang di tengah lautan. Sayur ketimun dan telor mata sapi, kopi atau susu panas tak ada yang mau menyentuhnya lagi. Aku tak pernah merasa bingung seperti ini, tak ada perkerjaan yang berarti yang bisa menyibukan lagi (Diletakkannya lentera, kemudian mengatur biji catur di atas papannya) Kapten, mari iseng kita main catur. Sudah lama saya tak main catur, saya ingin menebus kekalahan saya dulu, ketika kita bermalam di teluk Jakarta. Kapten hanya kehilangan empat biji pion, sebuah kuda dan sebuah benteng. Tetapi sekarang Kapten juga akan kehilangan kemenangan dan tidak bisa membujuk perdana menteri saya dalam perangkap. ( Memperhatikan Kapten ) Tetapi sebaiknya Kapten makan malam dulu, telor mata sapi tidak enak kalau dingin. Sudah berapa kali saya hangatkan sop, tapi Kapten belum juga mau makan. Terus terang saya jadi kuatir atas kesehatan Kapten minggu-minggu terakhir ini. Sudah dua bulan kita kandas, tetapi selama itu baik-baik saja yang terjadi. Kecuali kapal penarik yang mereka janjikan belum juga datang, mereka sudah lupa atau sudah jenuh mengurus kita. Ah, apa sebenarnya yang saya pikirkan? Jangan kuatir Kapten, saya akan tetap menemani Kapten di sini, meskipun dewa lautan itu tidak mengehndakinya. Saya tidak akan mau meninggalkan Kapten, meskipun Panieka atau salah satu dari pelaut itu membujuk saya dnegan anjing kintamani. Itu Cuma tipuan bukan, Kapten? Supaya saya mau

ikut mereka. Dan mereka dapat mengolok-olok saya sepuasnya. Ya, saya mengetahuinya, saya tidak suka lagi pada anjing. Herder atau Kintamani sekalipun, saya lebih suka benda-benda yang mempunyai guna-guna seperti kata dukun di pantai itu (Teringat sesuatu) Ya, Kapten. Sebetulnya saya ingin mengajukan beberapa permintaan kalau Kapten sudah makan malam. Setujukah Kapten kalau saya memelihara benda-benda itu di kapal? Sangat ajaib dan bagus sekali. Tetapi saya tidak mau menunjuk sebelum saya pasti disetujui Kapten KEMUDIAN IA BERSENANDUNG LAGU YANG DIPELAJARINYA DI PANTAI KAPTEN (Tiba-tiba suara gemetar) Mol! COMOL Ya Kapten!? KAPTEN Perhatikan apa yang bergerak di selatan itu COMOL Apa Kapten? KAPTEN Lihat COMOL Mana Kapten? (Mengangkat lentera) KAPTEN Apa itu? COMOL (Setelah mengamati) seperti kabut, Kapten KAPTEN Perhatikan baik-baik! Kau tak melihat sesuatu di balik kabut itu? COMOL BERDIRI DI ATAS PETI, MENGANGKAT LENTERANYA TINGGI-TINGGI. MEMPERHATIKAN LAUT COMOL Saya tidak melihat apa-apa, Kapten. hanya kabut seperti bisaa. Kapten melihat apa? KAPTEN Perhatikan dengan teliti. Sekarang dia bergerak ke timur. Lihat sekarang, maju pelan-perlahan-lahan. lihat itu, dia bertambah tinggi, tinggi dan besar sekali! COMOL (Heran dan tolol) Ajaib, saya tidak melihat apa-apa, Kapten! KAPTEN Dia meluncur di permukaan laut dengan tenang. Sekarang dia mendekati kita COMOL Mana Kapten? Tidak ada apa-apa! Saya hanya melihat kabut bergulung Kapten KAPTEN

Dia mengancam kita, dia hendak membunuh kita. Tidak! KAPTEN LEO MEMBIDIKAN SENAPANNYA KE ARAH LAUT COMOL (Berteriak) Jangan menembak, Kapten! Jangan menembak. Siapa tahu ada nelayan di dekat sini. (Comol melompat turun mendekati Kapten Leo) Nanti kita dituduh membunuh orang. KaptenKapten! KAPTEN (Geram) Aneh! Dia menghilang. Setiap bedil-bedil ini kuacungkan, dia pasti lenyap COMOL Jangan sembarangan menembak, Kapten. Berbahaya. Lagipula saya tidak melihat apa-apa Kapten. Barangkali ikan paus atau gurita!? (Kapten mengeluarkan lagi sebuah cerutu, menyalakannya dan tegak lagi ke tempat semula) Seperti kata Bayu Sanur. Tidak semua orang bisa melihatnya Entahlah mana yang lebih baik, orangorang yang melihat atau yang tidak melihat? Tak tahulah saya KAPTEN Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya COMOL Apa yang Kapten tembak? KAPTEN Kau lihat sendiri nanti COMOL Seekor binatang raksasa? Ikan paus atau gurita? KAPTEN Entahlah COMOL Atau dewa laut itu!? KAPTEN (Menyentak) Apa!? COMOL Di sekitar sini banyak nelayan berkeliaran. Hati-hati Kapten, jangan sembarangan menembak KAPTEN Aku tidak bisa lama-lama dipermainkannya. Satu saat aku akan menang. Aku biarkan dulu ia sampai mempermainkan kita, menganggap aku tolol sehingga ketika ia lengah, aku akan memukulnya COMOL Pantai ini memang dahsyat Kapten. Malah orang-orang bilang sangat angker. Dengarlah suara ombak dan lolong anjing itu, ajaib sekali kendengarannya. baru sekali ini saya ngeri mendengar suara angina. kabut-kabut yang aneh. Lihatlah, saya juga sering memikirkan alangkah suramnya pantai itu setiap malam, padahal kalai suang saya tahu sekali banyak yang suka mandi. KAPTEN

Mol.. COMOL Ya, Kapten? KAPTEN Kau masih ingat, malam-malam ketika kapal kita tandas? COMOL Ya, tentu saja aku ingat KAPTEN Sebelum tidur, aku memperhatikan cuaca dan berpikir tentang Maluku yang sudah lama sekali kutinggalkan. Aku ingat pada Andre dan Alek, juga pada Rita yang mungkin sekarang sudah beranak, karena tak sabar lagi. Sudah hampir lupa aku apa yang dipesannya dulu. Aku teringat pula Makasar dan beberapa kenalan Timor COMOL Dan saya teringat pada Semarang saya Kapten. Ah, menyenangkan btul segala yang hilang itu. Waktu itu semuanya masih baik Kapten, tidak seperti sekarang ini KAPTEN Langit cerah dan laut sangat tenang seperti bayi sedang tidur. Aku tidur nyenyak sekali, bahkan aku bermimpi ketemu nenek dan saudaraku yang telah mati di laut selatan. Siapa yang bisa menduga kalau esok paginya kita mendapati kapal kita telah kandas COMOL Kapten lupa, bukankah malam itu saya mendapati seekor camar laut mati dekat buritan? Itu suatu firasat, Kapten. Sudah saya katakan malam itu juga bukan? Hanya Kapten tidak mau mendengar. Malah esok harinya saya yang pertama kali mengetahuinya. Mualim itu bohong besar, saya hendak turun ke darat emncari air dan sayur sebab persediaan kita sudah habis. Saya terkejut sekali menuju barat laut. Mula-mula saya tak percaya, kemudian saya bangunkan juru mudi, tetapi dia memaki-maki saya. Disumpahinya saya dengan si bongkoknya. Kemudian saya berhasil membangunkan mualin, saya bujuk dia untuk bangun, dia juga sangat terkejut. Kemudian saya sampaikan itu semua pada Kapten. Mulanya Kapten tidak percaya kan, tapi ketika para kru itu berteriak-teriak, Kapten keluar dan kapal kita telah menyimpang ke sebelah utara pantai, tiga puluh derajat hampir lima kilo jauhnya. Dulu kita berada tepat di depan rumah pelukis Le Mayeur dan perkampungan nelayan. Sekarang lihatlah. KAPTEN Aku sumpahi mereka semua. kupukul Panieka dan Abu sampai berdarah mulutnya, sebab ia yang dapat giliran jaga malam itu. Tuak dan tarian kera itu seudah membuatnya tidur sepanjang malam. Arus yang tiba-tiba sudah menyeret Harimau laut tanpa ada yang tahu. memalukan sekali buat seorang Kapten yang sudah banyak kegetiran seperti aku COMOL Tetapi Kapten terlalu tergesa-gesa memukulnya KAPTEN Benar. Karena aku juga ikut tertidur. mestinya aku tak membiarkan dia mendapat giliran dalam keadaan mabuk seperti itu. Tapi aku tak menyesal. Sudah lama aku ingin memukulnya, sejak dia membawa minuman keras ke kapal. COMOL

Kapten, Saya kira bukan kesalahan Panieka saja dengan Abu, juga bukan kesalahan Kapten. Tetapi kesalahan kita semua. Barangkali benar apa yang dikatakan nelayan-nelayan itu, pantai ini berbahaya bagi kapal karena banyak setannya KAPTEN (Mengejek) Kau percaya apa yang mereka katakan? COMOL Tentang setan-setan itu, Kapten? KAPTEN Ya! Setan atau Leak atau apa lagi COMOL Entahlah, Kapten. Kapten sendiri bagaimana? O, tetapi apa yang mereka ceritakan selalu menarik, Kapten. Tahukah Kapten, apa yang menyebabkan anak-anak itu tidak pernah lagi datang kemari? Cerita-cerita merekalah yang menjadi penyebab KAPTEN Aku tidak peduli mereka datang kemari atau memburu sundal-sundal di pantai. Aku tidak membutuhkan mereka. kalau bisa, aku ingin berlayar lagi dan akan mencari anak buah yang setia dan cakap COMOL Mereka sebenarnya sangat cinta pada Kapten KAPTEN Hmmm.Cinta, kalau aku bisa menyumbat mulut mereka dengan uang untuk membayar kesenangan mereka di tiap pelabuhan. Aku tidak membutuhkan anak buah yang menyembahkan ketika aku sedang senang. Aku membutuhkan musuh kalau aku sedang senang, bukan cinta. Sekaranglah aku membutuhkan cinta, tetapi mereka tidak memilikinya COMOL Ah, mereka sangat hormat dan segan pada Kapten KAPTEN Katakan pada mereka auks angat terharu kalau mereka masih segan dan hormat padaku. Tapi aku tidak memerlukan keseganan dan kehormatan dari mulut yang mabuk COMOL Tidak semua dari mereka jahat, Kapten. Ada satu, dua yang memang tidak bisa diperbaiki lagi. Ya, saya juga membencinya. Mereka menipu orang Sanur yang tolol karena jujur itu dan membuat kerusuhan di pasar Bonggol. Tetapi anak-anak yang lain seperti Rubi, Adenan, Dangin bahkan Panieka yang mulamula mendendam karena Kapten pukul itu, sekarang setelah melihat betapa teguhnya Kapten mempertahankan kapal harimau laut, mereka bertambah cinta dan hormat. Kapten jangan menyianyiakan waktu mencurigai orang-orang baik KAPTEN Sekarang aku dapat ilham COMOL Apa Kapten? KAPTEN Tak sampai berapa hari lagi, kau akan menjadi ikan cucut seperti mereka COMOL O, tidak Kapten. Bukan begitu maksud saya

KAPTEN Ya, maskudmu memang bukan begitu. Tapi aku tidak peduli dengan maksud-maksud orang. Aku melihat pada perbuatan apa yang kau perbuat. Itulah yang kumaksudkan. Itu sebabnya kau sering turun ke darat? COMOL Bukan, Kapten. Saya turun ke darat bukan untuk menjumpai mereka. Kapten tahu sendiri, kita selalu membutukan air dan makanan yang segar KAPTEN Bodoh sekali kalau aku tidak tahu COMOL Tahu apa Kapten? KAPTEN Tong air itu sengaja kau biarkan bocor, supaya airnya cepat habis. Alasan kuat sekali untuk mengadakan dalih turun ke pantai COMOL Bocor? Ajaib sekali. Saya tidak tahu kalau tong itu bocor. Saya kurang percaya. Tapi baiklah akan saya periksa sekarang, mungkin benar juga (mengambil lentera) Kalau benar tong air ini bocor, saya harus cepat menambalnya dengan sabun. Saya sudah bosan bolak-balik ke pantai untuk ambil air saja DENGAN LENTERANYA, COMOL MASUK LAGI KE PERUT KAPAL ADEGAN DUA BEBERAPA LAMA KEMUDIAN. KAPTEN LEO MASIH TETAP MENGINTAI KE LAUT SAMBIL MENGHEMBUSKAN ASAP CERUTU. DALAM DESAU ANGIN DAN TERPISAN OMBAK ITU, SAYUP-SAYUP KEDENGARAN SUARA MEMANGGIL. SUARA Kapten! Kapten! KAPTEN LEO TERSENTAK MEMBUANG CERUTUNYA KAPTEN (Menggumam) Setan cucut pemabok itu datang lagi SUARA Kapten, suara apa itu? Saya Panieka, Kapten KAPTEN (Menggumam) Panieka pemabok atau cucut-cucut yang lain sama saja bagiku. Tak berharga untuk didengar SUARA Dengarlah saya Kapten KAPTEN Aku memaksa diriku untuk mendengar. Tapi tak mungkin lagi. Ini sudah keterlaluan SUARA Saya tidak mabok, Kapten. Dengarlah, Kapten mendengar suara saya bukan!? KAPTEN (Menggumam) Semakin aku benci, semakin aku dengar SUARA

Di pantai sedang ada wabah, Kapten. Banyak orang yang mati. Mereka marah pada kita. Hati-hatilah Kapten. KAPTEN Kita semua harus hati-hati, aku tahu. Tapi perlukah diucapkan? (Tetap menggumam) SUARA Kami semua ada di pantai menunggu kapal penarik itu? Kapten tahu kapan datangnya? Keluarkan kepada kami, kami selalu khawatir pada kesehatan Kapten! KAPTEN Terima kasih, cucut. Tapi sudah terlambat! satu kalimat lagi saja! SUARA Kapten! Kapten mendengar saya? Kami membela Kapten. Orang-orang di pantai itu mengatakan bahwa Kapten sudah gila! KAPTEN Cukup! KAPTEN LEO MENGANGKAT SENAPANNYA, MENEMBAK BEBERAPA KALI SUARA (Panik) Jangan menembak! Jangan menembak Kapten! (Suara itu kedengaran mengumpat menjauh. Sayup) Kurang ajar! Dia sudah gila! KAPTEN LEO DENGAN TENANG MENGELUARKAN LAGI SEBUAH CERUTU DARI JAKETNYA, KEMUDIAN MENYALAKANNYA ADEGAN TIGA KEMUDIAN SESUDAH ITU. COMOL DENGAN LENTERANYA KELUAR LAGI DARI DALAM PERUT KAPAL COMOL Kita harus menuntut kerugian. Benar kata Kapten tadi, tong itu bocor di pantat kirinya. Saya sudah mencoba menambalnya tapi terlambat. Terpaksa besok pagi saya harus turun ke darat, sebab tak cukup air. menysal sekali telah membeli tong itu rongsokan itu (Comol meletakkan lenteranya, lantas duduk di bawah bersandar ke tepi. Mengeluarkan tulang dari pinggang dan mulai mengorek-ngoreknya dengan pisau. Kapten Leo tak sengaja bersiul) Kaptenkah yang bersiul? KAPTEN (Heran) Siul? Siul apa? COMOL Aneh, saya mendengar seperti ada yang bersiul KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan (Kapten Leo tertawa lagi) Nah sekarang ada yang tertawa. Kapten tidak tertawa bukan?

KAPTEN Tidak ada yang tertawa COMOL Aneh, saya mendengar ada yang tertawa. Tampak seperti Kapten yang tertawa, tetapi bukan Kapten, lantas siapa. KAPTEN Itu orang gila COMOL Dan Kapten tentu saja tidak gila. Ah, membingungkan sekali. Ini atau itu, serba salah semuanya. Sekarang lebih baik kita tidak memikirkan apa-apa, tinggal menanti kapal penarik itu datang KAPTEN (Berteriak tiba-tiba) Comol! COMOL (Terkejut) Ya, Kapten!? KAPTEN Comol! COMOL (Berdiri dengan heran) Ya, Kapten!? KAPTEN Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku masih mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah memecahku jadi dua. Sekarang aku sering merasakan yang kedua, diriku yang tak kukenal COMOL Mungkin Kapten pusing kepala sebab belum makan malam. Maukah Kapten makan sekarang? KAPTEN Tidak. Makan hanya membuat malas dan makin bodoh COMOL TAK MENJAWAB, IA HANYA MEMPERHATIKAN PANTAI COMOL Ah, kadang-kadang saya merasa bangga karena Harimau Laut menjadi terkenal. kalau saya turun ke darat guna mencari air atau makanan, saya selalu singgah untuk mendengarkan cerita penduduk di warung kopi di bawah pohon beringin itu. Saya dengarkan cerita mereka tentang kapal kita, tak ada habisnya. banyak orang datang dari Denpasar untuk melihat tubuh Harimau Laut dari kejauhan. Apalagi kalau mereka menyebut nama Kapten dan nama saya dengan kagum. Kapten adalah orang yang berani katanya. Saya diam saja kalau kebetulan mereka mengenal saya atau mencoba bertanya ini dan itu. tapi kalau saya ingat apa yang mereka ramalkan, saya merasa ngeri juga KAPTEN Apa yang mereka ramalkan? COMOL Ajaib. Mustahi Kapten tidak mengetahuinya KAPTEN Keparatlah mereka kalau memfitnah Harimau Laut

COMOL Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita KAPTEN Membunuh kita? COMOL Ya, sebab kapal telah salan memasuki perairan ini. Daerah terlarang yang tak boleh dikunjungi sembarangan orang apalagi kapal yang belum mendapat ijin dari dewa laut dan roh-roh di pantai KAPTEN Omong kosong! COMOL Benar Kapten KAPTEN Sudah kubilang omong kosong COMOL Kapten tidak percaya? KAPTEN Tidak. itu Cuma takhayul belaka COMOL Tetapi tadi Kapten melihat sesuatu yang saya tidak bisa lihat. malah Kapten hendak menembaknya KAPTEN Benar. Tapi aku tidak percaya apa yang barusan kulihat COMOL Apa yang Kapten lihat? KAPTEN Sesuatu bergerak di balik kabut itu COMOL Ajaib sekali, saya tidak pernah melihat apa-apa Kapten KAPTEN Kau memang tak pernah melihat apa-apa. Sudah seminggu ini aku dipermainkannya. Setiap menjelang tengah malam dia muncul, menakut-nakuti COMOL Menjelang tengah malam? Astaga, benarkah Kapten? Bagaimana ujudnya? (Mendekat) Besar? Tinggi? Seperti perempuan cantik atau seperti binatang raksasa? Atau sama sekali tak berbentuk? KAPTEN Dahsyat! Selalu berubah-ubah COMOL Nah, mereka juga tak bisa melukiskan dengan tepat. Ada yang bilangcantik seperti topeng-topeng yang banyak di pantai. kadang-kadang berwujud ombak seperti gunung, binatang laut yang besar atau kabut bergulung seperti yang Kapten lihat tadi. itulah dewa laut KAPTEN

Tidak. Itu Cuma sebuah ilusi. Aku sudah terlalu banyak mendengar cerita seram yang kau bawa dari pantai. Dengan tidak kusadari cerit-cerita itu telah mempengaruhi rohaniku. Malam memang bisa membuat sejuta tipuan pada mata, kesepian dan suara angina yang aneh-aneh itu sering membelokkan jiwa. tapi aku akan tetap bertahan COMOL Jadi Kapten tidak mau mempercayainya? KAPTEN Mengapa tidak!? Semuanya jelas sekali. Ada sesuatu di luar diri kita ini yang kita lawan supaya tidak ada. Tetapi ia telah ada dan akan terus ada. Semacam kita tidak memercayainya, semakin ada dia COMOL Ajaib, kalau begitu Kapten sudah mulai percaya sekarang KAPTEN Siapa bilang? Tidak ada yang percaya. Aku akan membuktikan bahwa semua itu tidak benar COMOL Tapi, tadi Kapten mengatakan. KAPTEN Tidak COMOL Ah, tak tahulah saya. kalau Kapten bilang tidak, saya juga berarti tidak boleh memercayainya. Saya jadi takut mengutarakan permohonan yang saya katakan tadi. Kapten tentu tidak akan menyukainya KAPTEN Permohonan? Permohonan apa? Kutembak kau kalau memelihara anjing di sini COMOL Siapa Kapten, tentu saja bukan anjing KAPTEN Aku muali jemu meladeni kegemaranmu yang aneh-aneh itu COMOL Saya bersumpah tidak membawa anak anjing ke kapal ini Kapten KAPTEN Anjing atau dewa laut atau siksaan yang menjijikan itu, aku tak mau lagi meladeninya COMOL Percayalah Kapten, bukan sekedar anjing. Saya janji akan mengembalikannya kalau Kapten tidak senang KAPTEN Kembalikan sebelum kutembak COMOL Tentu, tentu Kapten KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR GELISAH KAPTEN

Sudah seminggu ini aku tak enak pikiran. kadang-kadang aku terlalu kasar bukan? COMOL Kapten sangat pemarah sekarang KAPTEN Ya, sejak seminggu ini aku telah penat dan penasaran sekali. Dua puluh tahun aku menghirup angina di geladak, mengalami pahit getirnya pelayaran di samudera-samudera besar. Baru kali ini aku merasa seperti tak punya kemampuan memimpin kapal dengan baik. Aku dan harimau laut sudah menjadi satu dan selalu berhasil menghadapi bahaya. Bahkan pernah aku berpikir, akulah Kapten yang terbaik di keluargaku. Alek sendiri bilang, yang pertama kali mengajariku tentang tali temali, bahwa aku akna lebih baik dari nenekku yang terkenal itu. Sekarang ternyata terbalik. Bahwa di samping aku masih banyak Kapten-Kapten yang lebih baik. Aku adalah orang buta yang terlambat menyadari kebutaannya. Ya, abangku paling besar sekarang memimpin kapal dua kali lebih besar dari harimau laut. Aku sudah banyak tertinggal. Apakah yang telah terjadi? Waktu telah meninggalkanku sebelum aku sadar. Aku membiarkan arus celaka itu menyeret kita. Waktu kecil, nenekku sering mendongeng cerita seram dari laut, karena dia tidak setuju aku menjadi pelaut. kakek yang telah menyerahkan diri pada laut membuat dia menderita batin dan benci pada laut. Di luar sadar, cerita-cerita itu telah hidup menguasaiku. Satu diantaranya aku ingat benar, cerita tentang lautan bernyanyi COMOL Ya, Kapten KAPTEN Kau dengar suara angina itu? MEREKA BERDUA MENDENGARKAN SUARA ANGIN KAPTEN Ya, Kapten. Menakutkan COMOL Seolah-olah semuanya itu sengaja dibuat untuk kita. Alam yang dahsyat yang tak bisa dikuasai dan selalu memusuhi ketika kita sudah tidak berdaya. Mereka sedang menyanyikan keruntuhan kita. Mereka memanggil untuk kita, dan kita tak berdaya MEREKA MENDENGARKAN LAGI KAPTEN Mol, kau pernah mendengar laut bernyanyi? COMOL Laut bernyanyi, Kapten? KAPTEN Ya, lautan bernyanyi COMOL (Setelah berpikir) Mungkin pernah, Kapten KAPTEN Pernah? Kapan kau mendengarnya? COMOL

Empat tahun yang lalu, ketika saya hampir terbunuh di pelabuhan KAPTEN Kau tak pernah lagi mendengarnya di pantai? COMOL Di sini? Tidak, Kapten KAPTEN Aneh, aku mendengarnya semenjak seminggu yang lalu. Dia bernyanyi seolah-olah memanggil roh kita. Tapi di balik panggilan itu terasa ada ancaman yang mengerikan COMOL Oh ya, saya lupa, saya juga mendengarnya Kapten KAPTEN Kau? Bagaimana? COMOL Yah, seperti memanggil roh kita tetapi mengancam dan menakutkan. Mengerikan sekali, pantas Kapten tak enak makan selama seminggu ini KAPTEN Aku emncoba mengingatnya, tapi sukar sekali. Semacam lolong anjing, kadang-kadang seperti jeritan orang disembelih, mengerang dan menangis kesakitan. Aku telah mendengarnya berulang-ulang. Aku harus membuktikan apa itu sebenarnya. Aku telah bertekad akan menembaknya seperti kita menembaki pencuri-pencuri besi kapal sebulan yang lalu COMOL MENDEKAT, MEMEGANG TANGAN KAPTEN COMOL Jangan hiraukan semua itu Kapten. lautan Bernyanyi? Ah, setiap hari juga ombak itu bernyanyi karena dihembus angina. Bukan karena dia galak, tetapi karena dia melawan kesepiannya yang abadi KAPTEN Aku telah tersinggung. Aku harus menghentikannya. Kau tahu apa artinya itu COMOL Lautan bernyanyi itu, Kapten KAPTEN Kau tahu firasat apa itu? COMOL Tentu saja saya tahu, Kapten. Saya telah menanyakannya pada orang-orang tua di pantai KAPTEN Apa yang mereka katakan? COMOL Tentang diri kita, Kapten? Suara-suara seram itu ialah firasat buruk KAPTEN Benar, kita akan menghadapi malapetaka. Seperti kata nenekku dulu COMOL

Kita telah kena malapetaka, Kapten. Tetapi kenapa kita pedulikan? Saya selalu akan menemani Kapten. Saya tidak akan pergi seperti mereka. Malapetakan apapun yang dewa laut akan timpakan, saya tidak takut. paling banyak mati. Dan saya tidak takut mati, Kapten (tiba-tiba Kapten Leo tertawa) Kaptenkah yang tertawa? (Kapten terus tertawa kecil) Kenapa Kapten tertawa? Saya senang Kapten bisa tertawa. Orang yang bisa tertawa adalah orang yang berani dan tidak takut mati KAPTEN Siapa yang mengajari kau bicara seperti itu? COMOL Kapten sendiri bukan? KAPTEN LEO MENGHAMPIRI COMOL. DIPEGANGNYA BAHU COMOL. COMOL DIAM KAPTEN Kau, kau ( Membelai kepala Comol seperti membelai kepala anak kecil) Aku masih ingat ketika kau datang menyembah supaya aku melindungimu dari kematian, saat orang-orang di pelabuhan itu menghajarmu dan hendak membunuhmu karena kau telah memperkosa seorang perempuan. Tapi sekarang kau bilang kau tidak takut mati. Dan aku telah menyelamatkanmu. Kenapa? Kecuali sop buntut, kaldu ayam dan tak ada lagi yang bisa kau buat untuk memperindah Haimau Laut. Kalau kita bisa berlayar lagi, akan kucarikan aku seorang perempuan yang bisa kau kawini (Belaiannya makin kasar dan menyiksa) Seorang perempuan Maluku yang cantik seperti Rita. Kau tidak perlu menakut-nakuti lagi seperti anjing yang setiap saat minta dipukuli. Salah sekali kalau kau merasa berhutang budi padaku. tak ada manusia yang berhutang pada manusia di atas kapal COMOL Jangan berkata begitu, Kapten KAPTEN Kau tahu sendiri apa yang dikatakan para nelayan itu. Kau dengar sendiri aku telah mendengar lautan bernyanyi. Pergilah sebelum terlambat. Berdosalah engkau akrena tidak menyelamatkan roh yang dipercayakan padamu COMOL Tidak Kapten KAPTEN Aku tidak lagi membutuhkan sop buntut atau telor mata sapi COMOL Kapten! Kapten! Berhentilah menghasut saya. Kapten tidak bisa mengusir saya hanya dengan menyakiti hati saya. Saya telah bersumpah untuk mengikuti Kapten seumur hidup. Kaptenlah yang telah menyelematkan hidup saya. Kaptenlah yang berhak menerima pengabdian saya. kalau Kapten tahu bagaimana rasanya terlepas dari maut, Kapten tidak akan bicara begitu. Kematian pun tidak akan menyebabkan saya pergi dari kapal ini apalagi meninggalkan Kapten KAPTEN Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang membautku muak. kadang-kadang aku ingin menembak kepalamu (Menodongkan senapan ke wajah Comol) COMOL Tembaklah! Kaptenlah yang membunuh saya. Tembaklah kalau Kapten sudah tidak menyukai saya lagi KAPTEN (Menurunkan senapan, berjalan menjauh)

Aku pasti menembakmu kalau aku sudah gila. Tolol sekali kalau sampai aku membunuh teman sejati seperti kau. Seharusnya sudah lama aku menghajar pelaut-pelaut yang sering mempermainkan kau itu. Barangkali aku telah putus asa kalau tidak ada orang jelek seperti kau. Tetapi semi keselamatanmu, pergilah ke darat seperti mereka. Aku bertanggung jawab buat semua nasib anak-anak Harimau Laut COMOL Tidak, Kapten KAPTEN Aku muak melihatmu. kau, selalu tanpa ada perubahan. Punggungmu yang bongkok dan kegemaranmu yang ajaib itu. Setiap hari juga kau, ketika aku terjaga, tidur, lapar, kau seperti bayangan mengejar disampingku, di depan, di belakang, menumbukku setiap berpaling. Aku merasa sesak COMOL Ya, Kapten boleh berbuat apa saja. Kutuklah saya, tembaklah saya tetapi saya tidak akan pergi. Saya tahu itu semua karena apa? Jemu bukan? Ya. Tak ada seorang pun yang tidak jemu menunggu kapal penarik yang tak datang itu. Setiap malam hanya suara laut dan angina. Bintang-bintang yang sama semuanya. Membosankan. Tidak ada surat atau teman bercakap. Kapten seharusnya sekali-sekali mencari hiburan ke darat. Kalau Kapten membutuhkan seorang perempuan, barangkali saya bisa mencarikannya dari darat KAPTEN Diam setan COMOL Maafkan Kapten KAPTEN Kau piker aku gila seperti kau? COMOL MENGGUMAM PERGI KE UJUNG KAPAL, DUDUK MENJUNTAI MEMANDANG ORANG DIKEJAUHAN. KAPTEN LEO MENGHISAP LAGI CERUTUNYA COMOL Seperti saya sendiri melakukanya dulu. Saya merindukan setiap perempuan kalau sedang jenuh dan bosan. Perempuan selalu bisa menenangkan pikiran. Pada suatu malam, Kapten sendiri tentunya masih ingat ketika saya berjalan menyusuri pantai membawa kejenuhan dan kebosanan karena perempuan itu telah menghina saya dengan kurang ajar. Saat itu saya mendengar suara-suara aneh dari laut. Saya memperhatikan suara itu baik-baik. Barangkali itulah yang Kapten katakan lautan bernyanyi. Suara itu meronta memanggil saya. Tiba-tiba saja keinginan untuk mencari perempuan itu bertambah. Saya melihat seorang perempuan berjalan sendirian, rupanya dia baru pulang dari kota, saya cegat dia dan kemudian saya tarik paksa. Perempuan itu berteriak, mencakar dan menggigit muka saya sampai berdarah (menikmati lamunannya) Alangkah nikmatnya, saya senang sekali, Kapten, saya merasa di surga yang ke tujuh. Saya biarkan perempuan itu memukul dan melukai saya seperti orang gila. Tetapi kemudian beberapa buruh pelabuhan mengetahuinya. Saya terpaksa lari. Mereka mengejar dan hendak membunuh saya. hampir-hampir saya mati pada waktu itu. Untunglah Kapten datang menyelamatkan jiwa saya. Kapten masih ingat kan? KAPTEN Benar, tapi itu Cuma kebetulan COMOL Kebetulan yang bisaanya menentukan, Kapten. karena kebetulan itu saya bisa menghirup angina laut, menyaksikan pantai-pantai yang belum pernah saya lihat dan memasak sop buntut atau telor mata sapi untuk Kapten. Kapten lebih baik makan sekarang, nanti masuk angin

KAPTEN Kau masuk saja sekarang, supaya esok pagi bisa ke darat mencari seorang perempuan buatku COMOL Benar Kapten? Syukurlah kalau Kapten mulai ingat lagi (Ia berdiri mengambil lentera sambil terus berbicara) Hanya perempuan yang bisa menghentikan kesepian Kapten. Suara lautan itu adalah suara kesepian. Sudah hampir lima bulan Kapten tidak pernah menjamah perempuan. Sudah waktunya sekarang seorang perempuan yang kuat untuk menemani Kapten (Comol perlahan-lahan hendak masuk. Tiba-tiba ia tertegun ketika mendengar Kapten Leo bersiul) Dengar Kapten.Jelas sekali. Sudah dua kali malam ini saya mendengarnya KAPTEN Apa? COMOL (Setelah mencoba mendengarkan lagi) Sekarang tak kedengaran lagi. Ada orang bersiul KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Kapten tidak mendengarnya. Mungkin ada orang lain di sini (Comol mengangkat lentera. ia berjalan berputar di sisi kapal, menyusuri tepi geladak dengan curiga ketika ia berada, jauh terdengar Comol menggerutu) Jangan main-main. jangan coba-coba menakut-nakuti Comol (Seperti tadi, Kapten Leo tertawa kecil misterius. Comol bergegas datang ) Kapten. Kapten. Dengar. KAPTEN Apa? COMOL Ajaib, Kapten tidak mendengarnya? KAPTEN Tak ada yang bersiul COMOL Bukan siul. Ada orang ketawa KAPTEN Tak ada yang ketawa. Siapa yang ketawa? COMOL Entahlah, Kapten KAPTEN Kau mendengar orang ketawa? COMOL Tidak tahulah saya, Kapten. Tidak, saya tidak mendengarnya, tidak mendengar apa-apa. Saya merasa lesu sekali. hampir seperti ketika hendak terjadi peristiwa di Semarang itu. Saya tidak enak pikiran. malam ini buruk sekali. Selamat malam, Kapten

COMOL MASUK KE PERUT KAPAL. KEMUDIAN KAPTEN LEO KETAWA LAGI SENDIRIAN. SAMAR-SAMAR, TAMPAK KEPALA COMOL, MENYEMBUL LAGI MEMPERHATIKAN KAPTEN LEO DENGAN TAKJUB, KEMUDIAN KEPALA ITU SEGERA DITARIKNYA SEKETIKA MEMBUAT KAPTEN LEO TERSENTAK MENOLEH KE BELAKANG ADEGAN EMPAT SETELAH COMOL PERGI. KEDENGARAN SUARA PANIEKA LAGI MEMANGGIL. KAPTEN LEO MASIH BERDIRI DI TEMPAT SEMULA MENGHISAP CERUTU SUARA Kapten! Kapten! (Kapten leo tersentak dan membuang cerutunya) Jangan menembak, Kapten. Saya membawa seorang perempuan. jangan menembak. Kapten dapat mendengar saya? Jangan menembak, saya membawa seorang perempuan. KAPTEN (Menggumam) Tak henti-hentinya dia menggangguku SUARA (Bertambah dekat) Saya membawa seorang perempuan, Kapten. Jangan menembak KAPTEN Kebencianku tak mengenal perempuan atau laki-laki. Dia hanya mengenal manusia dan pula memilihmilihnya SUARA Tolonglah saya, Kapten. Mereka memburu saya KAPTEN Ya, karena kau memburu mereka. Adakah orang yang tidak diburu. Kita semua binatang pemburu. Kita semua para pemburu yang malang SUARA Saya melarikan seorang perempuan, Kapten. Tolonglah saya. KAPTEN Lihat, dia selalu berbuat dan menyuruh orang lain memikul dosanya. Satu kalimat lagi COMOL KELUAR DARI PERUT KAPAL DENGAN LENTERANYA. COMOL Tetapi mungkin akan banyak kesulitan Kapten. (mendekati Kapten) Meneruskan tadi tentang perempuan itu, Kapten ingat ramalan-ramalan itu? SUARA Kapten! Kapten dapat mendengar saya? COMOL KEHERANAN SUARA Kapten, Kapten! COMOL (Tambah heran tapi berusaha tak memedulikannya) Tak bisa ditolong lagi rupanya. Saay mendengar ada yang berteriak memanggil Kapten SUARA Tolonglah Kapten, jangan menembak. Saya akan mendekat

COMOL Nah. Lucu sekali, seperti suara Panieka. Kapten tak mendengarnya? Dia minta Kapten supaya jangan menembak SUARA Tolonglah saya Kapten COMOL Dia minta pada Kapten SUARA Ingatlah, saya membawa perempuan COMOL Perempuan? Dia tahu sekali apa yang kita butuhkan. Saya tidak sabar lagi Kapten(Berteriak) Hoi, siapa itu? Siapa itu? Jangan coba-coba mempermainkan Comol SUARA Mol! Mol! COMOL Busyet. Ya, ada apa? Kau kauh itu Panieka? SUARA Benar. Aku Panieka, Mol COMOL Ajaib. Benar APnieka, Kapten. Apa kabar, Panieka? SUARA Tolong Mol, aku membawa perempuan (Semakin dekat) COMOL Perempuan? (Comol menangkat lenteranya memandang ke laut. Beberapa lama kemudian tampak Panieka mendekat dengan sampannya) Benar Panieka, Kapten. Dia membawa seorang perempuan. Lihatlah (Kapten menyalakan sebatang cerutu lagi) SUARA (Dekat sekali) Selamat malam, Kapten COMOL Siapa yang kau bawa itu? SUARA Seorang perempuan COMOL Aku tahu, tapi siapa dia? SUARA Aku sudah melarikannya tiga ahri lalu COMOL Busyet, Bagaimana kau melarikannya? (Comol memperhatikan Panieka mencari tempat mendekatkan sampannya. Ia menyusuri tepi kapal mengikuti gerak sampan Panieka)

Bagaimana kau melarikannya, Panieka? Tidakkah berbahaya? kau berani sekali. tetapi kau tidak mabuk bukan? Kapten tidak senang kalau kau membawa tuak ke kapal (Pada Kapten) Kapten, bagaimana? Kita akan membiarkan dia naik. Dia membawa seorang perempuan (Kapten tidak menjawab, sibuk dengan cerutunya, memandang ke laut. Comol jadi bingung) Ah, tak tahulah saya. Ada-ada saja yang terjadi. Di sebelah kiri itu Panieka. Hati-hati tangganya tidak begitu kuat. Ingat, seorang perempuan Kapten, Panieka bisaanya pintar memilih yang baik-baik. Seleranya bagus PANIEKA MUNCUL PANIEKA Sudah hampir rusak temali tangganya COMOL (acuh) Ya (mengangkat lenteranya menerangi wajah Panieka) Agak kurus kau sekarang, kurang makan? PANIEKA Selamat malam Kapten COMOL Mana perempuan itu? PANIEKA Kutinggalkan di bawah. Akan kubawa naik kalau Kapten mengijinkannya COMOL Tanyalah sendiri PANIEKA Aku harus ditolong Mol COMOL Aku tak akan menjawab. Itu bagian Kapten PANIEKA Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu marah mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu bisaa Mol COMOL Ya, aku pernah mendengarnya juga. Tapi kalau Kapten diam saja, artinya aku juga tidak boleh bicara. Jangan bicara denganku dulu. Selesaikan saja urusanmu dengan Kapten PANIEKA Kapten rupanya marah padaku COMOL Aku tak boleh bicara? Aku ingin melihat perempuan yang sudah memikatmu itu PANIEKA Jangan COMOL Cuma melihat dari jauh saja PANIEKA Tidak, jangan

COMOL Perempuan apa dai yang tidak boleh dilihat? PANIEKA Jangan COMOL Nanti kukatakan padamu, apakah dia baik atau tidak PANIEKA Tidak perlu lagi sekarang, jangan KAPTEN (Tetap memandang laut) Kau dengar katanya. Jangan COMOL Saya tidak akan berbuat apa-apa KAPTEN Kau dengar katanya? COMOL Tetapi saya hanya ingin melihat Kapten. tidak bolehkah perempuan ini dilihat? Saya Cuma melihat warna kerudungnya; biru dan coklat. Tadi kurang terang KAPTEN Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kau dengar apa katanya? COMOL (Dengan kecewa) Baiklah. nanti saya akan melihatnya juga COMOL DUDUK DI ATAS PETI SAMBIL MEMPERHATIKAN KE TEMPAT PEREMPUAN ITU DENGAN PENUH MINAR PANIEKA Maafkan saya Kapten KAPTEN Untuk apa Panieka? PANIEKA Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali waktu saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas. Saya belum minta maaf. Sekarang saya minta maaf. KAPTEN Lalu sesudah itu? PANIEKA Tidak, saya berjanji Kapten. Saya menyadari sekarang, setelah melihat Kapten yang benar. karena kurang disiplin maka Harimau Laut ini kandas KAPTEN Atau kesalahan yang sama dalam bentuk yang lain? PANIEKA

Tidak. percayalah Kapten COMOL (Nyeletuk) Siapa nama perempuan itu Panieka? Apa ada tahi lalat di atas bibirnya? KAPTEN Maaf, tidak pernah terlambat. Tapi tak ada gunanya lagi sekarang. Aku sudah memaafkan kau dulu. tapi apakah waktu yang sudah lewat itu juga mau memaafkan diriku? Entahlah. Maafkan sendiri juga belum dijawabnya. Tapi memang aku belum sempat minta maaf PANIEKA Semua kawan-kawan, anak buah Kapten sekarang menyesal dan ingin minta maaf KAPTEN Oh ya, bagaimana keadaan mereka? PANIEKA Baik-baik, Kapten. Semuanya siap menanti kapal penarik. Semua ingin berlayar lagi dengan harimau laut KAPTEN Rubi? PANIEKA Rubi agak kurus tapi masih tetap menyanyi KAPTEN Adenan? PANIEKA Adenan sangat disukai penduduk. Dia membantu nelayan-nelayan nemangkap ikan KAPTEN Abu? PANIEKA Abu ke Denpasar, ada familinya jadi tentara di sana KAPTEN Dangin? PANIEKA Oh ya. Dangin dirawat di rumah sakit. kami tahu ada wabah di pantai, mungkin tak bisa ditolong KAPTEN Kasihan kawanku main catur. Aku tak bisa menengoknya. Dan Panieka? Ah maaf. COMOL Itu artinya nafsunya besar, baik untuk orang seperti kau. Tapi kalau tahi lalat itu dilehernya berbahaya sekali itu. Perempuan yang membawa maut. Tapi dia cantik, bukan? PANIEKA Kami semuanya tetap berhubungan seperti saudara saja. Seperti memang kabisaaan harimau laut KAPTEN Itu baik sekali

PANIEKA Semuanya memuji Kapten, kagum pada keteguhan Kapten mempertahankan Harimau Laut. Kami juga teringat ketika masa-masa kita masih belajar berlayar KAPTEN Aku juga teringat PANIEKA Maafkan mereka Kapten. kami tidak pernah lagi menjenguk kemari. Bukan karena lupa tapi karena bekerja untuk bisa makan, sambil menanti kapal penarik itu datang KAPTEN Ah, itu tidak perlu COMOL Tapi, kalau dia cantik, Kapten pasti memaafkan yang lainnya. Siapa namanya. Perempuan sini bisaanya namanya aneh-aneh KAPTEN Jangan mengganggu telor mata sapi. Apalagi yang perlu Panieka? PANIEKA Kapten harus menolong menyembunyikan saya KAPTEN Harus? PANIEKA Ya, Kapten. Mula-mula saya kira mudah melakukannya, Seperti cerita anak-anak muda di sana. tapi ketika saya larikan orang tuanya menjadi marah sekali. Katanya hidup atau mati perempuan itu yang sya larikan harus didapatkan kembali KAPTEN Jadi aku harus memaafkan kau. Sesudah itu aku harus membuktikan bahwa aku telah memaafkan kau dengan harus menolongmu PANIEKA Sembunyikanlah saya, Kapten. Di sini pasti aman. mereka tak akan berani mengejar sampai kemari. Sebetulnya saya sendiri taka pa-apa Kapten. Saya tak memerlukan perlindungan. Tapi perempuan itu akan marah kalau dia sampai diketemukan, kasihan sekali. Mungkin dia akan disiksa atau bahkan mungkin dibunuh oleh ibunya KAPTEN Baiklah, bawa perempuan itu naik. Nanti dicuri dewa laut PANIEKA Baik Kapten (Hendak pergi) KAPTEN Satu buah pertanyaan lagi. tentang pendapat orang-orang dipantai terhadap diriku. Kalau tak salah kau telah menyebutnya tadi dari sana PANIEKA Oh, maafkan Kapten. Saya silaf. Itu tak benar sama sekali KAPTEN Bukan saja tak benar, tapi juga ucapan biadab

PANIEKA Benar, Kapten. Maafkan, saya tak sengaja menyebutnya KAPTEN Tidak apa-apa, sudah kumaafkan. Tapi ingatlah baik-baik, aku amat senang mendengarnya. Satu kali lagi dan kepalamu akan kulubangi PANIEKA Terima kasih atas peringatan itu Kapten KAPTEN Jangan terlalu cepat, simpan dulu untuk nanti, Mol COMOL Ya Kapten KAPTEN Buatkan dia tempat tidur yang baik COMOL Dengan senang hati, Kapten. (pada Panieka) Aku tak melayani perempuan yang belum kuketahui namanya. paling sedikit warna kerudungnya yang kita soalkan tadi KAPTEN Jangan. O ya Kapten. Dia sangat pemalu dan takut kepada orang. Dia tak mau berbicara karena gugup. Kita harus membiarkannya bersunyi-sunyi supaya kagetnya hilang dan menjadi tenang kembali COMOL Kau dengar telor mata sapi? PANIEKA Busyet. Alangkah pelitnya kau sekarang KAPTEN Terima kasih, Kapten. Dia masih muda sekali, tapi kami saling mencintai (Berjalan pergi) namanya Dayu Badung COMOL Siapa? (tak dijawab) Siapa Panieka? Dayu Badung? Dayu Badung anak Dayu Sanur?(Penieka tak menjawab terus berjalan) Panieka? Dayu Badung anak Dayu Sanur? SUARA Ya COMOL Apa benar anak Dayu Sanur? (Kebingungan) KAPTEN Kau dengar, ia bilang ya? COMOL Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu. berbahya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita tak akan bisa melawannya. Dia tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu anaknya di sini. Berbahaya sekali Kapten, jangan biarkan dia di sini Kapten, dengarlah saya Kapten KAPTEN Tenanglah sedikit mata telor sapi. Lebih baik kau pikirkan sop buntut itu sekarang

COMOL Ingat ramalan-ramalan itu Kapten KAPTEN Aku tidak peduli dengan ramalan-ramalan. kalau toh memang terjadi, malapetaka itu Cuma kebetulan. Dan kita tidak takut mati, bukan? COMOL Tapi ini bukan mati bisaa, Kapten. Mati dimakan Leak! KAPTEN Tidak, tidak akan begitu menyakitkan seperti hidup yang sakit. Tenanglah. COMOL Jangan main-main Kapten. Perempuan itu akan membawa malapetaka KAPTEN Sekalian. Kita latihan malapetaka COMOL Ajaib! Kapten sadar apa yang Kapten katakan? Jangan main-main, Kapten. Ya Tuha! Kita akan dimakan Leak! Sia-sia kapal penarik itu datang. Kita akan mati dimakan Leak. Oo, KaptenKapten PANIEKA MUNCUL KEMBALI MEMBAWA DAYU BADUNG. PEREMPUAN ITU MEMAKAI KERUDUNG YANG MENUTUPI SELURUH MUKANYA. HANYA MATANYA SAJA YANG KELIHATAN, COMOL TERGANGGU MELIHAT PEREMPUAN ITU PANIEKA Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya masuk Kapten? KAPTEN Kau dengar telor mata sapi? COMOL Oh, tidak. Jangan. Maafkan saya Kapten, saya tidak berani KAPTEN Bawalah dia masuk Panieka, nanti dia dimakan Leak PANIEKA MEMBAWA GADIS ITU MASUK KE PERUT KAPAL, COMOL MELIHATNYA DENGAN TAKUT COMOL (menggumam) Dayu Sanur, dengarlah. Saya tidak ikut mencuri anak itu. Dengarlah Dayu Sanur, lihat, saya tidak ikut ikutan. Maafkan saya Dayu Sanur. Saya tidak akan mengganggu Dayu badung. Maafkan saya. KAPTEN LEO TERTAWA KECIL MISTERIUS COMOL Kapten, jangan menertawakan saya! KAPTEN Ketawa? Tak ada yang tertawa COMOL Apa? Ajaib? Saya mendengar Kapten tertawa

KAPTEN Tak ada yang tertawa COMOL Oh, dia mengganggu lagi. Kapten, dia mulai mempermainkan kita. Jangan Dayu Sanur. Jangan ganggu kami orang lemah. Pergilah! Jangan ganggu kami, Dayu Sanur(Kapten Leo tertawa lagi) Oh, jangan! Jangan! (Comol berlutut menutupi telinganya, Kapten Leo terus tertawa. Tiba-tiba Comol bangkit menyambar lentera berlari mengeliling geladak sambil berteriak menyuruh pergi dayu sanur) Dayu Sanur, Pergilah! jangan menggangu kami! (Tiba-tiba Comol melotot memandang ke pantai. Comol Berteriak) Kapten, lihat! Ada api di pantai! (Kapten Leo bergerak melihat ke pantai) Ajaib! Lihat api itu bergerak-gerak KAPTEN Apa itu? COMOL Api Leak, Kapten! Lihat cahayanya kebiru-biruan. Itu cahaya Leak (Ia meletakkan lentera, memijit kedua matanya dengan ujung telunjuknya) Wah, hanya satu tidak kembar. Dukun itu mengatakan kalau mata dipijit tetap kelihatan satu, artinya Leak. ya, Tuhan! Dayu Sanur telah melihat kita. Lihat, api itu manri-nari Kapten. Itu tarian Leak! Ajaib! Sekarang dia pecah menjadi banyak. Kapten bisa melihat? Oh, mengerikan sekali (Kapten Leo mengangkat senapan hendak menembak, Comol cepat mencegah) Jangan menembak, Kapten! Nanti dia bertambah marah. O, Saya tak berani melihatnya (Sayup-sayup terdengar suara gong, Panieka keluar dari perut kapal) Panieka! Lihat api di pantai itu, hasil perbuatanmu (Panieka melihat sebentar, kemudian acuh tak acuh) Sekarang kau mulai takut ya? KAPTEN Apa itu, Panieka? (Panieka duduk di atas peti) Apa itu? PANIEKA Upacara pengorbanan darah. bermacam-macam binatang disembelih untuk menyenangkan hati Batara Kala dan Batara Durga, Dewa-dewa laut yang mereka takuti KAPTEN Malam-malam begini? PANIEKA Ya, wabah itu sudah semakin mengganas, mereka sudah putus asa COMOL Bukan Leak? KAPTEN

Bukan. Dan bukan pula Dewa laut itu COMOL Kalau begitu Syukurlah. Mudah-mudahan Dayu Sanur memaafkan kita KAPTEN kadang-kadang aku heran dengan apa yang mereka lakukan. Sekarang aku mendengar sesuatu COMOL Saya juga mendengarnya Kapten. Itu suara gong Bali KAPTEN Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya. Adakah mereka lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak itu daripada Tuhan? COMOL Mereka amat taat pada agamanya, Kapten KAPTEN Malang. Penyembah-penyembah berhala yang dilindungi Negara untuk dipertontonkan pada turis yang mau membayar COMOL Kapten, mereka tidak menyembah berhala. Mereka orang yang bertuhan seperti kita. Mereka menyebutnya Sang Hyang Wydhi Wasa. Menurut seorang Brahmana yang suka bercerita pada saya di bawah pohon beringin itu. Dewa-dewa itu sebenarnya Cuma satu. Tapi diberi bermacam-macam menurut keperluannya. Seperti Kapten sering menyebut-nyebut Comol si telor mata sapi, kadangkadang si bongkok atau si jelek. tapi sebetulnya maskud Kapten sama saja satu. Oh, lihatlah Kapten, api itu bertambah banyak PANIEKA KELIHATAN GELISAH PANIEKA Kapten, Saya mau pergi dulu KAPTEN Bicara denganku Panieka? PANIEKA Saya harus pergi ke darat, Kapten KAPTEN Harus lagi! Untuk apa? PANIEKA Saya harus mencari dukun KAPTEN Dukun untuk apa? PANIEKA Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedangah dia lemah sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui bagaimana keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah Dayu Sanur dan kawan-kawan masih marah pada saya KAPTEN Itu saja?

PANIEKA Saya juga harus mengambil pakaian dan perbekalan. Mungkin lama kita tidak akan bisa ke darat lagi. Saya akan kembali secepatnya, Kapten KAPTEN Apa lagi? (Panieka masih duduk dengan gelisah) Apalagi yang kau tunggu? (Panieka cepat berdiri, mula-mula terlihat berat dan ragu-ragu, kemudian cepat pergi) Kau telah menyembunyikan sesuatu dariku. kau akan terus kuburu COMOL Kapten, jangan biarkan dia pergi. hai Paneika! (Mengejar) Panieka! Bawa dia pergi! Jangan tinggalkan malapetaka itu di sini. Panieka! Ah, kurang ajar (Mendekati Kapten)Kapten, kenapa mau dijebak? KAPTEN Tenanglah, Mol. Sekarang bawa sop buntut itu kemari COMOL Ajaib. Tidak mungkin Kapten. Maafkan saya KAPTEN Nanti sop itu akan dingin. Telor mata sapi tak enak kalau sudah dingin, bukan? COMOL Tidak, saya mau berhubungan dengan Dayu Sanur. Kalau perempuan itu ada di dalam saya tak mau masuk KAPTEN Jangan rebut. Kalau takut, aku tidak akan memaksa COMOL (Berteriak) Hai, Panieka! Panieka! KAPTEN DUDUK DI ATAS PETI MEMANDANG KE LAUT. IA MENYALAKAN LAGI CERUTU KAPTEN Kalau suara itu terdengar lagi, aku akan memburunya ADEGAN LIMA LAMA SETALH PANIEKA MENINGGALKAN KAPAL. COMOL TIDUR DI TUMPUKAN TALI, KAPTEN MASIH DUDUK SEPERTI TADI. LANGIT NAMPAK GELAP, SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR SUARA GONG DARI PANTAI. RUBI DAN ADENAN DATANG DARI PANTAI NAIK SAMPAN. TERDENGAR SUARA ADENAN MEMANGGIL SUARA Kapten! Kapten! (Kapten Leo membuang cerutu, mengintai sambil duduk) Kapten, saya Adenan dan Rubi KAPTEN Ya. Aku belum tidur. Naiklah! Lewat kiri saja, ada tangga tali di situ. Sebelah kanan aku tutup, banyak pencuri sekarang. Mol! COMOL (Masih tetap berbaring memejamkan mata)

Ya, Kapten KAPTEN Kita ada tamu COMOL Panieka lagi? KAPTEN Bukalah matamu, tolol COMOL MENGGELIAT DENGAN MALAS. IA BANGKIT MENGAMBIL LENTERA DENGAN MATA SETENGAH TERPEJAM, KEMUDIAN OTOMATIS IA PERGI KE TANGGA COMOL Kurang ajar Panieka. Dari dulu kerjamu Cuma menyakiti orang lain. Malapetaka apa lagi sekarang ini. Cepatlah naik, aku bukan budakmu SUARA Apa yang kau bilang, bongkok? COMOL Terkutuklah kau Panieka! Sayang, aku belum dapat nama buruk buat kau SUARA Mulutmu kotor sekali sekarang. Aku bukan Panieka COMOL Oh, Adenan! Kukira Panieka. Siapa itu satu lagi? SUARA Aku Rubi COMOL Oh, Rubi! Kukira Panieka! Naiklah! Hati-hati, ada sampan di sana. Awas tangganya kurang kuat (Adenan dan Rubi muncul) Aku kira Panieka ADENAN Jadi matamu belum sembuh? COMOL Bukan begitu. Aku baru saja bangun. Tanya sama Kapten ADENAN Selamat malam Kapten KAPTEN Apa kabar Adenan? ADENAN Baik Kapten. Saya sama si tukang keroncong ini KAPTEN Tepat pada saat aku ingin dihibur

COMOL Rubi, apa kau jual gitar itu? KAPTEN Kau Rubi. Apa yang mereka kerjakan di sana? (Menunjuk pantai) ADENAN Itulah Kapten. Mereka mengadakan upacara selamatan membersihkan pantai ini. Wabah cacar itu semakin ganas KAPTEN Lebih baik kau anjurkan mereka ke dokter daripada berbuat sia-sia seperti itu ADENAN Ya, memang susah dibayangkan kalau kita tak mengerti cara berpikir mereka. Saya sudah hidup hampir dua bulan bersama mereka. Kadang-kadang mereka sendiri tak yakin dengan apa yang mereka lakukan. Banyak orang di sana yang sudah pintar, hanya karena tradisi seaja mereka melakukan itu. Semuanya juga pergi ke dokter. Hanya karena kekurangan dokter mereka tidak ke dokter. Dangin juga sudah diobati oleh dukun itu COMOL Siapa yang membeli gitar itu, Rubi? RUBI Anak pemilik hotel yang di selatan COMOL Berapa? RUBI Lumayan untuk mengobati Dangin KAPTEN Abu di Denpasar? ADENAN Di tanjung Bungkak Kapten. Dia jadi bobotoh sekarang. Di mana saja ada tajan, dia pasti datang. Di sini orang mengadu ayam sampai mati. Mereka mengikatkan pisau di taji jagonya. Banyak orang-orang yang sudah melarat karena tajan itu, tapi Abu kebetulan sedang mujur nasibnya COMOL Kau tergesa-gesa menjualnya. Tukang warung di sebelah beringin itu sudah mau menukar dengan seekor babi RUBI Panieka pernah kemari? COMOL Mereka memelihara babi seperti memelihara ayam di sini. Apa? Terkutuklah dia. Dia baru saja pergi dari sini tadi RUBI Panieka? COMOL Ya, siapa lagi yang suka bawa malapetaka kalau bukan dia. Ditinggalkannya begitu saja di sini KAPTEN

Kau bicara soal apa Comol? COMOL Rubi menanyakan Panieka, Kapten KAPTEN Panieka tak ada di sini, Rubi COMOL Ya, tak ada di sini. baru saja tadi pergi KAPTEN Kau terlalu banyak melek Mol. Teruskanlah tidurmu. Di sini kau Rubi, biarkan dulu dia menyelesaikan tidurnya, jangan terlalu banyak bicara. Panieka tidak ada di sini sejak beberapa hari ini COMOL Ajaib, Kapten KAPTEN Tidak. Tidurlah dulu telor mata sapi (Adenan menggerutu, Comol duduk di atas tali itu lagi) Apa kabar Rubi? Bagaimana gitarmu? RUBI (Malu) Sudah dijual Kapten KAPTEN Tidak apa-apa. Besok akan kuberikan kau gitar yang tidak bisa dijual ADENAN Bukan untuk dia sendiri Kapten. Dangin memerlukan uang untuk perawatannya KAPTEN O, Jadi kau juru bicara Rubi? ADENAN Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu KAPTEN Taka pa-apa. kalau memang dipergunakan buat kemanusiaan. Tapi kau tidak lupa bukan, gitar itu. Rita yang memberikannya padaku. Katanya padaku, kutitipkan kepercayaanku padamu Leo, harapan dan nyawaku. Ah, aku lupa yang lain-lain. Aku menangis juga waktu itu. Tapi ketika aku sudah berada di tengah Harimau Laut, aku tak pernah memikirkannya lagi. Kenapa kalian berdua tiba-tiba datang kemari? ADENAN Kapten, memang ada keperluan kami yang sangat penting. Ada dua buah kejadian yang sangat menyedihkan, untuk kita semua. tak dapat ditolong lagi. Tuhan telah menghendaki agar dia kembali di siniNya meninggalkan kita dalam usia yang sebetulnya belum pantas (Rubi terdengar berbisik, walaupun sudah berusaha menekannya) Dia orang baik, kita akan selalu mengenangnya. Harimau Laut telah kehilangan seorang pelaut yang disiplin yang selalu mengalah untuk kepentingan teman-temannya. Dangin tadi siang meninggal. Karena penyakitnya berbahaya, mayatnya tidak boleh dibawa pulang, terus dikebumikan waktu itu juga . RUBI (Sambil menahan sedih)

Percuma aku menjual gitar Kapten ADENAN Sudahah Rubi, apa boleh buat RUBI Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit. Dia menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar Harimau Laut bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu? Bahkan dia menyuruh saya menjual cincinnya, supaya aku bisa melunasi hutangnya di warung nasi. Saya seperti disiksa ADENAN YahMarilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut KAPTEN LEO MEMANDANG KE TENGAH LAUT DENGAN LUNGLAI, RUBI TERUS MENANGIS RUBI Aku sering menyakiti hatinya. Kalau dulu kujual gitar itu, mungkin saja dia sudah sembuh ADENAN Sudahlah. Bukan salahmu Rubi RUBI Aku tak pernah memerhatikan orang lain. padahal ia selalu menolongku tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya) KAPTEN (Membentak) Diam Rubi! Kenapa kau menangis? (Mendekat) Aku malu melihat perbuatanmu. Pelaut-pelaut Harimau Laut tak ada yang pernah menangis, meskipun mereka bisa. Diam. (Rubi belum bisa menenangkan dirinya, Kapten menariknya berdiri) Rubi, (Menarik Rubi ke geladak) Lihat laut itu. Kau belum mati, kenapa kau menangis? Kesedihan itu sengaja muncul karena ada beberapa penonton yang ingin dihibur. Tapi mereka tak pernah membayar. Demi Tuha, jangan jadi tontonan gratis untuk menyenangkan hati mereka (Melepaskan pegangan) Adenan! Berdoalah atas namaku untuk arwah Dangin. Dia satu-satunya yang bisa merebut Perdana Menteriku, tidak pernah membantah perintahku. Aku berjanji akan membawa Harimau Laut ke tengah laut untuk dia (Adenan berdiri kemudian berdoa) Cukuplah. Sekarang, katakan yang satunya lagi. kau, kembalilah ke tempatmu Rubi. ingat benar-benar apa yang kukatakan tadi (Rubi kembali duduk di atas peti) Apa itu Adenan? ADENAN Tentang Panieka Kapten. Mungkin Kapten sudah mengetahuinya KAPTEN Belum ADENAN Saya sudah berusaha mencegahnya Kapten, dengan menasehati dan memberi pertimbangan yang panjang lebar. Sebetulnya ia menyadari, anak muda seperti dia itu, bisaanya kala dicegah malah ingin mencoba, dan dia meneruskan niatnya Ters terang saya sendiri sebtulnya tidak tahu menahu ketika Panieka melarikan seorang gadis. Saya dan Rubi saat itu sedang sibuk mengurus Dangin yang sakit. Rupanya Abu juga membantu Panieka melarikan gadis itu, dan yang lebih aneh lagu, kebetulan gadis itu putrid seorang brahmana, kasta tertinggi di sini dan kebetulan pula ibunya adalah seorang yang amat ditakuti oleh orang yang berilmu gaib

COMOL KAPTEN! KAPTEN Tidur sajalah mata telor sapi! Teruskan. ADENAN Kapten tentu pernah mendengar nama Dayu Sanur. itulah perempuan yang paling ditakuti di sepanjang pantai ini. Anak gadisnya bernama. RUBI Dayu Badung ADENAN Ya, Dayu Badung. Ia memang cantik TIBA-TIBA TERDENGAR ADA ORANG MENGADUH DARI PERUT KAPAL. SUARA BADUNG YANG MEMEDIHKAN, SEMUA TERPAKU MENDENGARNYA ADENAN Siapa itu Kapten? Ada orang di dalam? KAPTEN Apa? Tidak ada apa-apa ADENAN Ya, itulah soal yang kedua Kapten. Mau tak mau itu menjatuhkan nama Harimau Laut. Lain dari bisaanya, keluarga Dayu Sanur, tidak mau menerima begitu saja. Mereka terus mencari, mungkin dia akan dibunuhnya. Ah,.Mudah-mudahan saja tidak. Kami sendiri mencari, dimana persembunyian Panieka SUARA RINTIHAN DAYU BADUNG TERDENGAR LAGI ADENAN Kapten! Pasti ada orang di dalam, saya mendengarnya RUBI Seperti suara perempuan ADENAN Kapten. KAPTEN Ah, lama diam-diam di darat membuat kalian mabuk laut. Tak ada apa-apa ADENAN Tapi, ya sudahlah. Tak pernahkah Panieka datang kemari? KAPTEN Tak pernah RUBI Kalau dia hendak bersembunyi di sini, jangan diijinkan Kapten ADENAN Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu sedang sakit

SEKARANG SUARA ITU LEBIH JELAS LAGI MERINTIH SUARA Ampun..Ampun ibu..Aduh..Ampun ibu..Jangan sakiti saya.. ADENAN Nah! Jelas sekali RUBI Suara perempuan yang minta tolong ADENAN Kapten, siapa di dalam itu? KAPTEN Siapa? Tak ada siapa-siapa. Coba periksa Comol! COMOL Titid.tidak, Kapten! (bingung) KAPTEN Tak ada orang di dalam, bukan? COMOL Ya, Kapten KAPTEN Nah.. ADENAN Tapi tadiNah, dengarlah SUARA Aduh.Aduh ibu! Jangan sakiti sayaAmpun.Ampun. ADENAN Jelas sekali. Kau dengar itu Rubi? RUBI Benar. Suara perempuan minta tolong ADENAN Kapten, boleh saya periksa? COMOL Jangan. Tidak, tidak ada orang di dalam Adenan ADENAN Tapi ituitu jelas sekali KAPTEN (Tertawa) Kau sudah terlalu lama di darat Adenan. Lautan sering bernyanyi seperti manusia ADENAN Aneh, saya mendengar jelas sekali RUBI

Aku juga dengar, tak mungkin kita salah dengar KAPTEN Tak ada apa-apa. Lebih baik kalian turun ke darat, mencari Panieka. jangan sampai dia celaka. bawa dia kemari, aku tunggu di sini ADENAN Tapi Kapten COMOL (Cepat mengambil lentera) Mari Adenan! KAPTEN Jangan bicara lagi! Tak ada waktu.Carilah Panieka sekarang! ADENAN Kapten! Kalau perempuan itu di sini, berbahaya sekali. Kenapa Kapten menyimpannya, dimana Panieka? KAPTEN Antarkan mereka Mol! COMOL Ayolah kawan, nanti Kapten marah lagi RUBI Kapten! Gadis itu kena cacar! KAPTEN (Terkejut) ADENAN Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar! COMOL Cacar! Waduh.Kapten, lihat malapetaka itu mulai datang! ADENAN Awas Kapten! Wabah itu cepat sekali menularnya COMOL Oh, Wabah itu sekarang ada di sini! KAPTEN LEO TERCENGANG DIAM SAJA, ADENAN MUNDUR ADENAN O iya. Saya kira sekarang sudah malam sekali. Mari kita pulang Rubi. Selamat malam Kapten ADENAN MENARIK RUBI, MEREKA CEPAT PERGI COMOL Adenan! Jangan pergi dulu! jangan pergi! Bawa malapetaka itu dari sini! Adenan! Rubi! Jangan tinggalkan kami di sini! COMOL TERUS BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL ADENAN DAN RUBI, SEDANG KAPTEN MEMANDANG KE PERTU KAPAL ITU DENGAN KETAKUTAN DAN JIJIK ADEGAN ENAM

SETELAH ADENAN DAN RUBI PERGI, LANGIT MENDUNG, SEKALI-SEKALI ADA KILAT DAN SUARA PETIR DARI KEJAUHAN, KAPTEN LEO MONDAR-MANDIR DENGAN GELISAH. COMOL DUDUK JAUH ADRI LUBANG YANG MENUJU PERUT KAPAL. IA MENUTUP MUKANYA DENGAN PUTUS ASA. KEMUDIAN SUARA GURUH DI KEJAUHAN DAN KILAT ITU SEMAKIN MEMBINGUNGKAN COMOL Kapten, apa yang harus kita lakukan? Oh, tidakkah Kapten mendengar suara itu? (Suara rintihan itu masih terdengar sayup-sayup) Oh, mengerikan sekali. Dayu Sanur telah marah pada kita. Kita akan dibunuhnya. Jangan ganggu kami, maafkanlah kami Dayu Sanur, ini semua dosa Panieka, saya tidak mengganggu perempuan itu KAPTEN (Berteriak) Diiiaaaammmmm! COMOL Ingatlah ramalan-ramalan itu, Kapten! KAPTEN Ramalan setan! Ini semua Cuma kebetulan COMOL Tapi semua penduduk pantai sangat mempercayainya Kapten KAPTEN Mereka orang-orang tolol! COMOL Tapi mereka bilang kita yang tolol KAPTEN Tolol!? Kenapa? COMOL Sebab tidak mau meninggalkan kapal ini. mereka bilang Dewa Laut menghendaki harimau Laut, kita harus menyerahkannya KAPTEN Tolol! Itu isapan jempol belaka. Pencuri-pencuri yang hendak merampok besi harimau laut. Kau tolol karena percaya semua itu COMOL Tidak, Kapten KAPTEN Ya, kau biarkan kupingmu mendengar itu semuanya. Kau biarkan mereka diinjak takhayul macam itu COMOL Maaf, Kapten. Terus terang saya katakan, tetapi Kapten jangn marah. Saya bersumpah, penduduk di pantai itu semuanya jujur. Tidak mungkin mereka bermaksud mencuri besi-besi kapal KAPTEN Tolol! Kau sendiri menyaksikan saat aku menembak mereka! COMOL (Berdiri) Benar, Kapten. Tapi.

KAPTEN Tapi apa!? COMOL Tapi Kapten tidak marah kalau saya katakan? KAPTEN Aku akan menembak kepalamu! Katakan apa? COMOL Saya memang melihat Kapten menembak KAPTEN Nah! Lantas apa lagi? (Sinis) COMOL Tetapi Kapten tidak pernah bertanya pada saya, apakah saya melihat juga apa yang Kapten tembak? KAPTEN Setan! Apa maksudmu? COMOL Maafkan saya Kapten. Pukullah saya, tembak saya daripada mati kena cacar, tetapi saya tidak bisa berbohong, apa yang saya lihat malam itu KAPTEN Apa yang kau lihat? COMOL Kapten menembak ke tengah lautan seperti orang gila, berteriak-teriak dan membuat saya ketakutan. Padahal di sana tidak ada apa-apa yang perlu ditembak kecuali kabut bergulung seperti bisaanya KAPTEN Jadi kau tidak melihat!? Tolol! COMOL Saya bersumpah demi Tuhan, saya tidak melihat apa-apa, Kapten KAPTEN Kalau begitu, kenapa kau biarkan aku menembak? COMOL Maaf, Kapten saya sangat takut waktu itu. Kapten tahu sendiri Kapten tidak mendengarkan omongan saya KAPTEN Tidak. Matamu yang rabun, jelas pencuri itu mengelilingi badan Harimau laut, aku biarkan dia mendekati sisi kanan sampai dekat sekali, baru kutembak. Tidak! Kau tidak bisa dipercaya, telinga tuamu terkutuk! COMOL Tak tahulah saya. Tapi apa yang saya dengar esok harinya saat turun ke darat? Tepat setelah tiga hari tembakan Kapten itu, seorang perempuan tua di kampong nelayan mati mendadak. Orang bilang badannya bengkak-bengkak kebiruan seperti kena sesuatu. Dia juga seorang perempuan yang ditakuti, karena ia tukang Leak KAPTEN Setan! Kenapa kau baru cerita?

COMOL Maaf, Kapten. Saya hanya ingin menjaga ketenangan Kapten. Mereka menuduh kita Kapten KAPTEN Menuduh? Menuduh apa? COMOL Pantai ini memang mengerikan, Kapten. O, apa yang akan kita perbuat, wabah itu sudah di sini. Kita akan mati kena wabah cacar, Kapten KAPTEN Menuduh apa? COMOL Kapten tidak marah kalau saya katakan? KAPTEN Aku tidak sabar. katakan cepat! Apa yang mereka tuduhkan? COMOL Mereka menuduh kitalah yang telah membunuh perempuan itu KAPTEN Setan! Itu hasutan yang kurang ajar, dank au, kau diam saja. Tolol! (Mengguncang Comol) COMOL Maafkan saya Kapten KAPTEN (Mencampakkannya) Omong kosong! Aku tidak pernah membunuh perempuan itu. AKu hanya menembak pencuri besi, itu pun tidak kena. Kecuali kalau pencuri itu dia sendiri. Tidak mungkin, seorang perempuan tua renta mendayung sekencang itu COMOL Orang tua itu justru lebih kuat dari kita kalau jadi tukang Leak, Kapten KAPTEN Diam! Aku bersumpah melihat dengan sadar, pencuri itu seorang laki-laki yang bertubuh besar. Ia tidak memakai celana kecuali cawat. Kalau dia perempuan, maka dengan mudah aku bisa mengenalnya. Aku tidak gila menembaki perempuan. bahkan kalaupun itu Cuma fatamorgana, apa hubungannya tembakanku dengan perempuan satu itu? COMOL Saya tidak mengerti, Kapten KAPTEN Kalau tidak, kenapa kau biarkan mereka berpikir seperti itu? COMOL Saya tidak bisa mencegahnya Kapten KAPTEN Ya, kau memang tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali telor mata sapid an sop buntut dan memperkosa perempuan COMOL Benar, Kapten. Saya bersalah. Saya tidak bisa dimaafkan lagi, pukullah saya, Kapten. saya sudah bersalah

KAPTEN Jadi mereka menyangka akulah yang membunuh perempuan itu? COMOL Benar, Kapten KAPTEN Kenapa mereka tidak menangkapku? COMOL Oh, mereka tidak punya bukti, Kapten KAPTEN Tentu saja. AKu tidak punya hubungan dengan perempuan itu. Setan! Kaulau sebab semua ini. Dosadosamu yang menyebabkan malapetaka ini! COMOL Benar Kapten. Dosa-dosa saya lah penyebabnya. Pukullah saya Kapten, saya bersalah KAPTEN Tidak. Aku tidak mau menjamahmu lagi. Aku muak meladeni penyakit terkutuk itu. Aku berdosa karena menolongmu, melemparkan malapetaka pada diriku sendiri. kaulah dosa terkutuk yang membuat harimau laut kandas! COMOL Demi Tuhan, pukullah saya Kapten KAPTEN Kau harus turun ke darat menghapus noda ini. Kau harus membuktikannya pada mereka. Semua takhayul itu tak ada hubungannya denganku COMOL Tidak mungkin Kapten. mereka tidak mau mendengar omongan saya KAPTEN Mereka harus mendengarkannya. kalau perlu aku sendiri yang akan turun ke darat, mengajarkan mereka berpikir memakai otak COMOL Kapten akan turun ke darat? Jangan Kapten, terlalu berbahaya KAPTEN AKu tidak takut mati COMOL Kapten tidak tahu, Kapten sebenarnya dituduh? KAPTEN Aku tahu apa yang mereka tuduhkan. Mereka bilang, akulah penyebab panen mereka gagal. Akulah yang menyebabkan penyakit itu berjangkit. Akulah, akulah yang harus bertanggung jawab atas kejadian alam yang tak bersangkut paut. Setan! COMOL Benar Kapten. Mereka semua mengatakan itu. Hampir tak ada lagi yang menjual apa-apa pada kita KAPTEN Kenapa kau diamkan semua itu?

COMOL Saya takut Kapten KAPTEN Takut? Sebentar tadi kau mengatakan, kau tidak takut mati COMOL O, tak tahulah saya. kenapa semuanya ini terjadi. Pukullah saya Kapten! Kenapa Kapten diam. Pukullah saya (Berlutut ke kaki Kapten) KAPTEN Bangun tolol! Jangan merayap seperti anjing! Kau harus bisa menghargai maratabat manusiamu, daging yang telah susah payah ditiupkan indukmu ke atas dunia ini, untuk meneruskan keturunannya. Bangun! COMOL Kapten, tolonglah saya. Sekali ini saja untuk terakhir kali. Saya tak bisa menahannya lagi. Lihat tangan saya gemetar, saya gugup. Saya tak bisa menguasai diri lagi. Seperti ketika hendak memperkosa perempuan itu. Demi Tuhan, tolonglah saya Kapten KAPTEN berdiri kataku! Berdiri! (Comol berdiri hati-hati) Kau tak akan mendapat apa-apa lagi dariku. AKu sudah muak melayani kau. Sekarang juga, kau turun ke darat. Jelaskan semuanya pada mereka, kalau kau belum berhasil membersihkan namaku dan harimau laut, jangan coba datang lagi ke sini. Aku telah kalap, aku akan menembak siapa saja yang berani menggangguku. Pergi!!! COMOL Kapten. KAPTEN Tidak. Berenanglah ke darat jangan memakai sampan, sebelum kau melaksanakan tugasmu COMOL Tak ada gunanya Kapten KAPTEN Pergilah sebelum kulubangi kepalamu! COMOL Mereka tidak akan memercayai saya, Kapten. Apalagi si penyakit sudah melarikan anak Dayu Sanur KAPTEN Kau harus membual. Mereka percaya padamu COMOL Tidak mungkin, Kapten. Sudah terlambat KAPTEN Apa yang terlambat, apa yang tak terlambat!? Persetan! kau kesana sekarang, perbaiki kesalahanmu! COMOL Tidak bisa Kapten, saya sudah terlanjur mengatakannya KAPTEN Suruh mereka kemari, biar aku perbaiki mulut mereka satu persatu COMOL Mereka tidak mau datang kemari, Kapten KAPTEN

O, jadi mereka pengecut semua? Takut pada sebuah kapal kandas? COMOL Bukan itu soalnya Kapten KAPTEN Itulah soalnya! Dewa laut, hantu kapal kandas, Leak atau Dayu Sanur sama saja takhayulnya COMOL Tapi benar-benar ada Kapten KAPTEN Tida. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi tidak punya hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan pada mereka bagaimana seharusnya berpikir memakai otak! COMOL Mereka tidak akan memercayai omongan Kapten KAPTEN Tidak? Kenapa tidak? Mereka tidak akan lebih percaya pada juru masak bongkok seperti kau daripada seorang Kapten COMOL Ya, tapi saya telah membuat kesalahan, Kapten KAPTEN Kesalahan? Kesalahan apa lagi? (Comol mundur dan Kapten Leo mendesaknya) Katakan kesalahan apa? COMOL Kapten tidak marah kalau saya katakan? KAPTEN MENYAMBAR JAKET COMOL DENGAN PAKSA KAPTEN Tolol! Aku sudah marah sejak tadi telor mata sapi!! COMOL Pukullah, pukullah saya Kapten KAPTEN Katakan, ketololan apalagi yang buat? COMOL Saya berusaha mencegahnya Kapten KAPTEN Mencegah apa? COMOL Mereka endak menyerbu kemari dan mengeluarkan Kapten dengan kekerasan KAPTEN Menyerbu?

COMOL Ya, mereka telah mempersiapkannya, tapi untung saya masih sempat mencegah. Kapten harus berterima kasih pada saya KAPTEN Terima kasih? COMOL Ya. Sekarang Kapten berutang budi pada saya KAPTEN Terima kasih? Terima kasih? (Tiba-tiba merasa geli dan tertawa keras) Bagaimana otakmu yang dungu itu menyuruh berterima kasih? Aku telah menyelamatkan jiwamu lebih dulu. Apapun yang kauperbuat, setelah itu tak ada artinya untuk menebus, apalagi terima kasih. Cuih.Terima kasih (Tertawa geli) COMOL Ya, saya tipu mereka dan mereka percaya saja. Mereka mengurungkan niatnya. Kapten harus berterima kasih KAPTEN Ya, Tuhan. Alangkah terkutuk dan tololnya manusia yang satu ini COMOL Benar. Ajaib Kapten! Mereka mengurungkan niatnya setelah saya mengatakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib, mereka menjadi takut sekali datang kemari KAPTEN LEO TIBA-TIBA TERDIAM KAPTEN (Lemah heran) Apa? COMOL Saya katakan pada mereka bahwa Kapten telah gila. Ajaib KAPTEN (Berbisik) Gila??? COMOL Ya! Gila!! KAPTEN (Mendekat dan berbisik) Dan mereka percaya??? COMOL Ya tentu saja mereka percaya! KAPTEN (Lemah sedih) Jadi menganggapku telah gila COMOL Ya! KAPTEN LEO BERHENTI SESAAT, MEMEJAMKAN MATA KAPTEN (Dengan mata terpejam) Jadi aku telah gila menurut pendapatmu?

COMOL Ya. Ah, tidak Kapten! KAPTEN (Mendekat dengan suara datar tapi penuh kebencian) Kenapa kau katakan aku gila, hah!? COMOL (Mundur) Tidak, Kapten. Kapten tidak gila. Saya hanya membohongi mereka KAPTEN (Terus mendesak) Karena aku tidak mau turun ke darat seperti cucut-cucut itu COMOL Ajaib. Sama sekali tidak Kapten. Kapten salah paham KAPTEN Karena aku telah mendengar lautan bernyanyi? COMOL (Cemas) Kapten!!! KAPTEN Karena aku telah menembak seorang perempuan tuan? Karena aku telah membawa kesialan ke pantai ini? Karena ku tidak percaya apa yang kulihat, tetapi tidak dapat kurasakan COMOL Kapten, berhentilah! KAPTEN Karena aku tidak percaya pada dewa laut? Karena aku tidak percaya pada Leak, karena aku tidak percaya pada apa yang kulihat, karena tidak mau percaya lebih dari apa yang bisa masuk ke dalam keyakinanku!? COMOL Kapten.Kapten.Kapten!!! KAPTEN Setan! Terkutuklah kau binatang!! (Kapten Leo memukuli jatuh) Terkutuklah kau anjing busuk! Si bongkok terkutuk!! COMOL Pukullah, pukullah saya, Kapten

Comol

dengan

senapan

sampai

KAPTEN LEO TERUS MEMUKULNYA BERULANG KALI SAMBIL MENGUTUK ADEGAN TUJUH SETELAH KAPTEN MEMUKUL COMOL, KAPTEN BERDIRI LAGI MEMANDANG KE LAUT, MENGHISAP CERUTU. COMOL MENGGELETAK DI LANTAI, PELAN-PELAN IA BANGUN MENGUSAP MUKANYA YANG BERDARAH COMOL Terima kasih Kapten. Sudah lama sekali Kapten tidak melakukannya. Kapten masih kuat seperti dulu. Pukulan-pukulan Kapten bersenangat dan senak sekali, saya merasa sehat lagi sekarang, hanya terlalu payah. Saya akan istirahat dan tidur supaya besok pagi tidak terlambat menyediakan telor mata sapid an sop buntut yang hangat dan seorang perempuan yang kuat Kapten. (Ia berusaha berdiri, ia merangkak mengambil lentera, kemudian jatuh lagi karena payah).Dayu(Menggumam) Dayu Sanur.Pergilah, jangan ganggu kami. Bawa malapetaka itu keluar dari sini. Dayu Sanur pergilah dengan baik-baik, tinggalkan kami

COMOL TERUS MERINTIH, SEDANG KAPTEN MENGHIRAUKANNYA. KEMUDIAN SUARA YANG TERDENGAR MIRIP PADA ADEGAN PERTAMA ITU TERDENGAR LAGI. SUARA MISTERIUS YANG TAK JELAS SUMBERNYA, TERSENGAL KADANG-KADANG LANTANG. KAPTEN LEO TERSENTAK LALU MEMBUANG CERUTU. IA MENGANGKAT SENAPAN MENYUSURI TEPI KAPAL, MENCARI ARAH SUARA. SETIAP KALI IA MEMBIDIK, SUARA ITU BERHENTI, KEMUDIAN BERUBAH ARAH, KAPTEN LEBIH SEPERTI GILA MEMUTARI DEK KAPAL KAPTEN Kurang ajar! Terkutuklah yang mempermainkan aku.Tampakkan dirimu, mari berkelahi secara jantan. Ya, Tuhan alangkah fgelapnya, kalau saja aku bisa melihat, kulubangi batok kepalanya sekrang juga. Diam.apa maksudmu dengan semua ini!? Kau piker aku akan menyerahkan Harimau Laut begitu saja? Terkutuklah! Kuperingatkan sekali lagi sebelum aku menembak. Jangn coba-coba mempengaruhiku. Kau dengar.. SUARA ITU MASIH TERDENGAR Baik!!! (Kapten Leo menembak membabi buta ke laut) COMOL Kapten! Kapten! Jangan menembak! Nanti ada yang kena (Berdiri memegangi Kapten) KAPTEN LEO MENOLAK COMOL KAPTEN Aku harus memburunya sekali ini (Lari ke tempat sampan) COMOL Jang Kapten! Apa yang Kapten buru? Jangan pergi Kapten! Lihat cuaca buruk sekali, nanti Kapten tersesat. Mau kemana Kapten? Jangan tinggalkan saya di sini. Bawa saya ikut serta Kapten. Oh.Kenapa dia seperti itu? Dewa laut itu telah mengutuknya(Mengangkat lentera) Ajaib. Dia benarbenar pergi (Berteriak) Kapten! hati-hati Kapten! Awas dewa laut! Cepat kembali! jangan tinggalkan aku disini! Oh, Kenapa dia seperti itu? Ajaib! Jangan-jangan dia sudah gila.KaptenkuOh.(Suara guruh itu semakin kuat) Dengar dewa laut! Ya Tuhan, jangan ambil dia! Selamatkan Kaptenku! Ampunilah kami telah melanggar perairan terlarang ini. kami tidak tahu, lepaskan hukuman ini (Suaranya tertelan oleh gemuruh halilintar. Beberapa lama kemudian Comol bergerak menghampiri lobang perut kapal) Dayu Sanur! Dayu Sanur! Keluarlah! Kapten sudah pergi (Kemudian dia mundur memperhatikan dari jauh. Beberapa lama kemudian, dari perut kapal muncul seorang perempuan tua memakai pakaian adat bali. Mukanya kuning bersih tapi menyeramkan, ia juga membawa sebuah kerang yang besar sekali) Kapten baru saja pergi, Dayu Sanur, Dewa Laut itu mengganggunya lagi. Maafkanlah kami. Panieka busuk itu melakukannya tanpa mendapat persetujuan Kapten. kami tidak bertanggung jawab atas putrid Dayu Sanur. Hukumlah dia tapi maafkanlah saya dan Kapten. Dayu Sanur tidak marah pada kami, bukan!? DAYU SANUR SEOLAH-OLAH TIDAK MENDENGAR. IA MENGELILINGI KAPAL, COMOL MEMPERHATIKAN DENGAN KHAWATIR DAYU SANUR Tidak bisa COMOL Lekaslah usir dulu dewa laut itu Dayu Sanur, nanti dia membunuh Kapten DAYU SANUR Tidak bisa COMOL Dayu sudah berjanji akan mengusirnya, bukan? Saya sudah memberikan cincin emas pada Dayu

DAYU SANUR Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga jasad di pura dalem. Betari Durga sudah marah padamu COMOL Tapi Dayu sudah berjanji akan mengusir setan-setan itu. Kalau tidak begitu, saya tidak akan mau menyelundupkan Dayu kemarin, ketika Kapten sedang tidur DAYU SANUR Kamu berdua harus mati COMOL Apa? Tidak. Jangan Dayu, kasihanilah saya. Saya tidak tahu Panieka mencuri putri Dayu DAYU SANUR Panieka juga akan kubunuh, Dayu Badung anakku duah dicemarkannya COMOL Bunuhlah dia Dayu tapi jangan bunuh saya dan Kapten DAYU SANUR Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki malam di pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang kemari sebelum minta ijin COMOL Kami tidak tahu Dayu, ampunilah kami DAYU SANUR Tidak bisa. Besok malam, tunggulah, aku sudah menghaturkan kau ke pura Dalem. Bersiap-siaplah COMOL Dayu Sanur, ampunilah saya. Saya tidak bersalah DAYU SANUR Sudah terlambat. kamu sudah menyakiti hatiku, terimalah balasannya besok malam COMOL Jangan Dayu, jangan bunuh saya, saya minta maaf DAYU SANUR Kalau kau bisa menyediakan tiga orang bayi yang masih hidup, kau akan kuampuni COMOL Bayi? Darimana saya bisa dapat bayi? DAYU SANUR Carilah di pesisir itu. Tiga bayi dalam sebulan. yang akan datang tiga orang bayi lagi, barulah ku ampuni. Tetapi Panieka akan kubunuh, sebab dia telah menyakiti hatiku COMOL Busyet! Bagaimana saya bisa mencari bayi itu? Ampunilah saya DayuSaya akan menghamba pada Dayu. Jangan bunuh saya SUARA Ampun. Ampun ibu.Jangan sakiti saya.

DAYU BADUNG MUNCUL DARI PERUT KAPAL DAYU BADUNG Panieka. Panieka. COMOL Lihat wabah itu keluar! (Mundur ketakutan) Bawa dia masuk Dayu Sanur! DAYU BADUNG Ibu, ampun.ampun.ampun ibu DAYU SANUR Badung. DAYU BADUNG Ibu, ampun ibu.Jangan sakiti saya DAYU SANUR Kenapa kau lari dari rumah Badung? DAYU BADUNG Bunuhlah Tiyang ibu, jangan disakiti terus. Tidak ada lagi gunanya Tiyang hidup. kalau Tiyang sembuh, cacar ini akan meninggalkan bekas. Bunuhlah Tiyang bu. DAYU SANUR Anak tulah.(Dayu mendekati Badung) O.Betari. Terimalah anak durhaka ini. Anak yang tidak menghormati ibunya (Kemudian anak itu dicekiknya. halilintar keras, kemudian turun hujan lebat. Di atas geladak itu Suram COMOL Dayu, masukan lagi ke dalam DAYU BADUNG (Pada Comol) Toloongtolong bawa saya pergi dari sini, saya tidak kuat COMOL Jangan dekat-dekat! DAYU BADUNG Tolonglah, saya tidak kuat COMOL Tidak! Jangan dekati aku (mundur dan terdesak ke tepi) DAYU BADUNG Tolonglah, bawa saya pergi. Saya hendak dibunuh ibu COMOL Ya, Tuhan, aku tidak mau mati karena cacar (Badung mendekati Comol dan Comol meloncat ke laut karena kehilangan akal) DAYU BADUNG Oh.(Pindah ke atas) ADEGAN DELAPAN PAGI TELAH DATANG, SETELAH MALAM YANG HUJAN LEBAT. KELIHATAN COMOL DUDUK MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SERING-SERING IA MENOLEH KE PERUT KAPAL. DENGAN KETAKUTAN. DI ATAS PETI TERLIHAT KERANG YANG BESAR. SEBUAH SAMPAN MENDEKATI MEMBAWA RUBI DAN ADENAN SUARA COMOL SUARA

Mol! (Comol tidak menjawab) mana Kapten Mol? Hai kau sudah gila. mana Kapten!? COMOL Kapten belum pulang SUARA Kemana? COMOL Mencari Dewa Laut SUARA Setan! Jangan main-main. Dimana Kapten!? COMOL Sudah kukatakan belum pulang! SUARA Kemana? COMOL Sudah kukatakan mencari Dewa Laut SUARA Setan! Dia rupanya sudah gila, Rubi! SUARA Mol! Gadis cacar itu di sana bukan? COMOL Tidak SUARA Ah ya. kau ikut-ikutan saja bilang tidak. Sekarang dia masih ada di dalam COMOL Masih SUARA Nah, dengarlah gila! mana Panieka? COMOL Sejak kemarin belum kembali, Katanya mencari dukun SUARA kalau begitu, kau turun saja bongkok. Jangan diam dekat orang cadar itu. nanti kau mati seperti Dangin COMOL Aku menunggu Kapten. Dia belum datang SUARA Kau turun saja dulu. nanti kita cari Kapten COMOL Tidak Aku disuruh menunggui kapal ini. Aku tidak mau turun kalau Kapten tidak suruh. harus ada yang menjaga Harimau Laut. nanti apra pencuri itu mencuri besi kapal kita

SUARA Lihatlah, dia sudah mulai gila! SUARA Benar kau tidak mau turun? SUARA baiklah bongkok, jangan menyesal nanti. Aku sedang mencari Panieka. Nanti siang aku datang lagi. katakan pada Kapten bahwa wabah di pantai sudah bertambah hebat.Ayo kita kembali Rubi SUARA Pikirlah baik-baik, Mol! Jangan terlalu setia. ini soal hidup dan mati! COMOL Dayu Sanur! Kenapa Kapten belum pulang? Tinggalkanlah kapal ini dengan putrid Dayu sekarang. Pergilah ke darat, sebelum Kapten datang. kalau saya tahu begini kejadiannya tak akan kubiarkan dia masuk kemarin. Bilangnya dia pintar mengusir Dewa Laut, ia pintar menyembuhkan orang gila. Sekarang dia membawa malapetaka. Dayu Sanur, pergilah sekarang, nanti Kapten datang (Dayu membawa semangkok sup yang masih hangat) Pergilah sekarang Dayu, bawalah putrid Dayu ke darat DAYU SANUR Makanlah ini orang bongkok! COMOL Apa itu? DAYU SANUR Untuk menghilangkan kegilaan dan mengusir setan COMOL Benar? DAYU SANUR Yaa. COMOL Baunya enak, begini cara mengusir para setan itu? DAYU SANUR Kalau kau sudah makan COMOL Baiklah kalau begitu. Demi kesehatan Kapten dan harimau Laut. Saya juga merasa lapar sekali, sejak semalam belum makan (Mengambil mangkok dan memakannya. Apakah resep sopnya untuk mengusir setan itu? DAYU SANUR Hati manusia! COMOL Jangan main-main Dayu. tapi ini memang ada hatinya. Luar bisaa enak. kalau ada obats etan seeprti ini, saya mau makan obat setan setiap hari DAYU SANUR Kau mau memakannya tiap hari?

COMOL Luar bisaa enaknya. Dayu tidak makan? DAYU SANUR Aku sudah kenyang. maukah kau menajdi muridku orang bongkok? COMOL Murid apa? Saya juru masak, tidak perlu berguru lagi DAYU SANUR Kalau mau, setan-setan itu tidak akan mengganggu lagi COMOL Ah, benarkah? Bagaimana caranya menjauhkan setan-setan laut itu? DAYU SANUR Berkawan dengan mereka COMOL Berkawand dengan setan? Bagaimana? DAYU SANUR Menjadi pengikutku COMOL Apakah itu baik? DAYU SANUR Ya, setan itu tidak akan mengganggu lagi COMOL Kalau itu baik, tentu saja saya mau. Tapi apakah Kapten akan setuju? DAYU SANUR Dia tidak boleh tahu COMOL Kenapa? DAYU SANUR Dia tidak percaya padaku COMOL Kalau Kapten tidak memberi izin, saya tida mau berbuat apa-apa DAYU SANUR Cobalah dulu COMOL Kalau tidak berat akan saya coba. Nanti saya usulkan pada Kapten, barangkali Kapten juga mau ikut DAYU SANUR Tidak. Dia tidak boleh ikut COMOL Kenapa?

DAYU SANUR Sebab dia tidak bongkok punggungnya COMOL Ah, aneh sekali. Enak sekali sop ini Dayu Sanur DAYU SANUR Nanti sore akan kuajarkan padamu. Memelajari ilmu ini hanya boleh ketika matahari sedang masuk ke peraduan COMOL Tapi kapan Dayu akan pergi? Saya tidak berani lagi menyembunyikan Dayu lama-lama di sini, sekarang Kapten jarang tidur DAYU SANUR Setelah kamu jadi pengikutku DAYU SANUR MASUK LAGI KE DALAM COMOL Ini berbahaya sekali. kalau Kapten tahu, dia akan marah sekali. Dulu pernah ketahuan memabwa anak anjing kemari,s aya didiamkannya selama satu minggu. Ah, tak tahulah saya. Oh, lihatlah! (Ia memungut bangkai seekor burung) Bangkai seekor camar lagi. Ini berarti malapteka. jangan-jangan Kapten mendapat kecelakaan di tengah-tengah. Ajaib, bukankah tadi malam ia memeringatkan saya supaya aku berhati-hati nanti malam. Tiga orang jasad manusia katanya, atau kalau tidak aku harus mencarikan tiga orang bayi yang masih hidup. Dia pasti tidak bermain-main. Dayu Sanur? (Comol pergi ke dekat lubang perut kapal) Dayu Sanur! Jangan marah, bunuhlah Panieka celaka itu, tapi jangan bunuh saya dan Kapten. Ajarilah aku nanti sore menjauhkan setan itu ADEGAN SEMBILAN SORE MENJELANG MALAM. DLAM KEADAAN YANG SURAM, SAMAR-SAMAR KELIHATAN DAYU SANUR MEMAKI SECARIK KAIN PENDEK MENGAJARI COMOL MEJADI LEAK. DAYU SANUR MELOMPAT DAN MENARI DI ATAS SEBELAH KIRINYA MENGELILINGI SISI KAPAL. COMOL MENIRUKANNYA DAYU SANUR Hari ini kita sudah cukup. Ingatlah apa yang sudah kuajarkan tadi COMOL Baiklah Dayu. Bolehkah saya mengenakan pakaian lagi? DAYU SANUR Boleh. Nyalakan lampu COMOL Kalau Cuma seperti ini, tidak sulit. hanya pantangan-pantangan itu saja yang agak sulit dilakukannya. Tak boleh dilangkahi orang, tak boleh lewat di bawah benda yang dipakai manusia. tapi akan saya coba, kalau ini bisa membuat pintar DAYU SANUR Tak boleh dikatakan pada orang lain COMOL

Ya, soal itu tak ada seorang pun yang akan bisa membujuk saya DAYU SANUR Setiap bulan kau harus memberikan persembahan pada betara durga di pura Besakih COMOL Nah, itu yang belum saya mengerti. Apakah yang harus dipersembahkan? DAYU SANUR Jasad manusia COMOL Ha! Jasad manusia? Kalau bisa diganti saja Dayu Sanur DAYU SANUR Tidak bisa! COMOL Kapten tidak akan menyetujui ini. Sedangkan jasad kita saja tak boleh disia-siakan, apalagi kepunyaan orang lain DAYU SANUR Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak menuruti perintahku, kau akan mendapat celaka COMOL Kalau begitu tidak jadi saja DAYU SANUR Tidak bisa. kau sudah jadi muridku. Kau harus meneruskan sampai bisa jadi Leak COMOL Bisakah saya jadi Leak? DAYU SANUR Bisa! COMOL Mereka tidak akan berani lagi pada saya? DAYU SANUR Kau akan bisa berbuat apa saja yang kau sukai COMOL Kalau begitu saya piker dulu KEMUDIAN DIA MENYALAKAN LENTERA, DAYU SANUR MASUK KE PERUT KAPAL COMOL Kalau saya bisa jadi Leak, tak ada lagi yang berani memanggilku si bongkok atau si telor mata sapi. Tapi, baiklah saja piker dulu, Dayu Sanur. Ajaib, kemana dia? Baru saja di sini. orang itu benar-benar sakti SUARA (Dayu Sanur dari dalam kapal) Orang bongkok!

COMOL Ya, Dayu Sanur SUARA Usirlah kawan-kawanmu yang masih di sini! COMOL Siapa? SUARA Murid-muridku yang lain. Ia melihat kau belajar tadi. Tiuplah kerang itu MENGAMBIL KERANG BESAR ITU COMOL Kerang? O, itu dia. Baiklah, saya akan mengusir setan-setan itu. Saya belum sempat minta ijin pada Kapten memelihara benda ini di sini. Kemarin malam saya hendak memintanya tapi Kapten menolak, sebab dikiranya anjing seperti dulu. Tapi selama ini diam-diam saya telah mencobanya tanpa sepengetahuan Kapten (Ia naik ke atas peti hendak meniup kerang itu) Hei Dewa Laut, hei semua setan yang menunggui laut dan pesisir, hei leak-leak yang ada di sini, dengarlah Dayu Sanur memerintahkan engkau supaya sayan. Pergilah baik-baik cari mangsa di tempat lain, jangan ganggu ketenangan kami KETIKA IA HENDAK MENIUPNYA, KEDENGARAN ADA SUARA MEMANGGIL SEHINGGA IA TAK JADI MENIUP SUARA Comol! COMOL MENCOBA MELIHAT TAPI BANYAK KABUT COMOL Hai, siapa itu? Kapten? SUARA Bukan. Dewa Laut! COMOL Hei Adenan, kurang ajar kau. Apa yang kau intip di sana? SUARA Yah, apa yang kau kerjakan bongkok? Kau sudah ngomong sendirian. Kapten sudah pulang? COMOL Sudah lama kau di sana? kau dengar apa yang kukatakan? SUARA Tentu saja. Tapi omongan orang gila tak penting. mana Kapten? COMOL Hei! Kenapa kau katakan aku gila!!? SUARA

kalau Kapten gila, itu taka pa, tapi kalau juru masak yang hila, tak berharga seperti kau, itu perlu dipikirkan cara membuangnya COMOL Naiklah, jangan mengumpat saja di sana SUARA Gadis cacar itu masih di sana? COMOL Ya! SUARA Kalau begitu, biar kau sajalah yang menjaganya. Aku belum menemukan Panieka. Para nelayan tadi ada yang baru saja pulang setelah satu hari kemarin dipermainkan arus. Ada topan tadi malam di sana. Aku kuatir kalau Kapten dapat kecelakaan. katakan pada Kapten kalau dia datang aku baru saja menerima kabar, Abu tertangkap COMOL Ditangkap dimana? SUARA Itulah yang belum kuketahui COMOL Naiklah. Coba ceritakan ke sini SUARA Tak ada gunanya minta pertimbanganmu. Aku akan ke pantai lagi mencari kabar TERDENGAR RIAK SAMPANNYA COMOL Ajaib, Abu tertangkap? Dayu Sanur! Kenapa Abu tertangkap? (Dayu Sanur keluar membawa mangkok) Kenapa Abu ditangkap Dayu? DAYU SANUR Makanlah ini orang bongkok! COMOL Abu ditangkap Dayu DAYU SANUR Setelah makan, usirlah mereka COMOL Siapa? DAYU SANUR Lihatlah, mereka masih berdiri di sana melihatmu COMOL Ajaib. Siapa Dayu? Saya tak melihat apa-apa.

DAYU SANUR Nanti setelah pintar kau akan melihatnya. Makanlah COMOL Ada-ada saja. Enak juga bau sop ini (Comol makan dan dayu sanur masuk. Malam bertambah gelap. Suara laut dan angin itu mulai kedengaran. Tiba-tiba Comol terpelanting jatuh ke lantai. Ia menjerit kaget) Ajaib! Apa ini? Siapa ini? Siapa yang menolakku? (Ia cepat berdirimenggapai lentera. Kedengaran suara angin dan ombak, tubuhnya bergoyang) Ya Tuhan! Dewa Laut menggangguku, tak henti-hentinya ia megikuti (Kemudian semuanya kembali bisaa. Kedengaran suara angin dan ombak semakin besar) Dengarlah dewa laut, setan-setan yang menguasai pesisir Sanur. janganlah ganggu kami. kami di sini orang-orang lemah yang tidak bermaksud jahat. pergilah ke tempat lain yang lebih layak untuk kalian. Maafkan kalau kami bersalah. kami tidak tahu siapa yang punya psesisir ini. pergilah sekarang (Cepat ia mengambil kerang itu kembali dan naik ke atas peti) Pergilah, hanyutlah bersama ombak, terbanglah bersama angina, tinggalkanlah Harimau Laut di sini. kami sedang menunggu kapal penarik itu, kalau kapal datang kami akan pergi dari sini. Janganlah mengganggu kami (Di tengah suara ombak dan angin itu, ia kemudian meniup kerangnya. Suara yang keluar dari kerang itu adalah sebuah suara misterius seperti yang didengar oleh Kapten leo pada adegan pertama. Comol meniup kerang itu berulang kali ke berbagai arah) Ah, Kapten! Kapten! (Ia meniup kerang itu kembali ke berbagai arah. Tiba-tiba terdengar suara letusan senapan dari arah laut beberapa kali. Comol tepat kena di dadanya. Ia terpelantingf ke atas lantai kapal) Kapten! Kapten! IA BERDIRI TERHUYUNG-HUYUNG KE SISI GELADAK SUARA TEMBAKAN ITU TERDENGAR LAGI DAN MENGENAI COMOL. COMOL TERPELANTING JATUH KE JAUT. BEBERAPA LAMA KEMUDIAN DI ATAS GELADAK, SEPI HANYA SUARA ANGIN DAN OMBAK. KEMUDIAN MUNCUL KAPTEN LEO. TOPINYA SUDAH HILANG DAN PAKAIANNYA TIDAK KERUAN. DENGAN TENANG IA MELANGKAH KE TEMPAT BISAANYA DI SANA IA BERDIRI MEMANDANG KE LAUT. SEPERTI BISAA SAJA IA MENGELUARKAN SEBATANG CERUTU DAN MULAI MENYALAKANNYA. BEBERAPA SAAT TETAP DEMIKIAN SEOLAH-OLAH TAK TERJADI APA-APA KAPTEN(Lembut, tetap memandang ke laut) Mol! (tak ada jawaban) Mol! Aku sudah berhasil menembaknya. Sekarang ia tak akan mengganggu lagi. Aku siap dengan telor mata sapi dan sop buntut itu (Beberapa lama, ia menanti jawaban. tapi tak ada) Mol! Barangkali ia sudah tidur (Ia melangkah masuk perut kapal. Tapi tiba-tiba tertegun teringat sesuatu. Cepat ia mundur ketakutan) Mol! Comol! Bawa sop buntut itu keluar! (Tak ada jawaban) Mol! (Kapten menjadi gugup) (Ia memandang sekeliling dengan pandangan aneh. Berjalan keliling) Mol! Comol! (Bertambah panik dan berteriak-teriak) Mol! Comooool..Comoooooool. ADEGAN SEPULUH LAMA SESUDAH ITU. MALAM. KAPTEN LEO DENGAN GELISAH BERPUTAR-PUTAR DI ATAS GELADAK. IA NGOMEL SEPERTI ORANG GILA KAPTEN (Berjalan berputar-putar) Terkutuklah cucut jahanam itu! Kemana ia pergi membiarkan harimau laut sendirian di sini! Tak bisa kumaafkan lagi keteledorannya. Awas kalau dia kembali, sudah waktunya aku memberikan telor mata sapi itu pelajaran

PANIEKA MUNCUL MEMBAWA KARUNG, DIIKUTI OLEH SEORANG LAKI-LAKI YANG SUDAH TUA PANIEKA Selamat malam, Kapten. maaf, kemarin saya tak bisa kembali. Kapten tahu sendiri seperti itu, juga akrena urusan saya belum usai. Perbekalan ini cukup untuk sebulan. Ini pak dukun dari pantai Kapten. pak Dukun, ini Kapten yang memimpin Harimau Laut PANIEKA MENURUNKAN BEBANNYA DAN DUKUN ITU MENGANGGUK PADA KAPTEN. KAPTEN LEO TERTEGUN SEBENTAR, KEMUDIAN TERUS LAGI DENGAN CERUTUNYA DAN MONDAR-MANDIR KAPTEN Kemana Comol? PANIEKA Comol? Tak tahu saya Kapten. Bukankah dia di sini bersama Kapten? KAPTEN Aku baru saja kembali. Dia tak ada di sini. kau tidak melihat dia ke darat? PANIEKA Entahlah Kapten. Saya tak berani terang-terangan terlihat. Saya hanya sempat membawa perbekalan dan Dukun ini KAPTEN Kalau begitu dia ada di dalam. Atau dewa laut itu sudah menculiknya PANIEKA Mungkin dia di dalam, Kapten KAPTEN Panieka PANIEKA Ya Kapten KAPTEN Bawalah perempuan itu ke darat PANIEKA Kapten KAPTEN Kalau aku biarkan lebih lama di sini, kutembak dia. Kalau kau tahu dia membawa wabah, tak akan kubiarkan kau menghampiri kemari.Ambilah dia sekarang PANIEKA Ya, saya tahu bagaimana pun saya harus mengatakannya pada Kapten. Kemarin tak berani saya jelaskan pasti. Kalau Kapten tahu, Kapten tidak akan membiarkan saya mendekat. maafkanlah saya bukanberbohong Kapten KAPTEN Sekarang tak ada maaf lagi, Sudah terlalu banyak. Sudah waktunya bagiku untuk menghilangkan kesabaran. Bawalah dia Panieka. Aku emmang bertanggung jawab untuk kamu semua, tapi kalau kau mulai menyalah gunakan tanggung jawab itu, aku bisa memisahkan kau dari tanggung jawabku. Di sini kau tahu sekarang bahwa seorang manusia yang terpojok seperti aku, mulai memikirkan kepentingan dirinya sendiri

DUKUN Benar Kapten. Demi keselamatan anak gadis itu, kalau memang ia kena cacar, sebaiknya dibawa ke darat KAPTEN Aku mendengar pak Dukunmu berbicara. Akan kucoba memercayainya. pak Dukun DUKUN Saya, tuan Kapten KAPTEN Bapak orang pintar bukan? DUKUN Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa KAPTEN kalau tidak, kenapa bapak kemari? DUKUN Saya bisaa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu apa-apa. Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya, apa yang belum saya ketahui KAPTEN Tahukah Bapak, apa itu yang disebut Dewa Laut? DUKUN Kalau perlu tuan Kapten KAPTEN Kalau perlu bagaimana? DUKUN Kalau prrlu saya tahu, kalau tida, yatidak KAPTEN Benarkah di sini ada dewa laut? DUKUN Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan Kapten tidak percaya, ya tidak ada KAPTEN Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak mau kalau ada DUKUN Coba sajalah tuan Kapten KAPTEN Kemarin saya memburu suara aneh, emnembaknya satu hari satu malam, saya tetap menembaknya. Panieka lentera itu pasti ada yang menyalakannya, bawalah turun, siapa tahu si bongkok kumat lagi penyakitnya. Dia bisa memperkosa perempuan itu. Tidak peduli perempuan itu sakit cacar PANIEKA TERSENTAK LANTAS MENGAMBIL LENTERA PANIEKA Astaga, benar Kapten? Aku bunuh kalau dia main gila!

IA MASUK PERUT KAPAL, KAPTEN MONDAR-MANDIR LAGI KAPTEN Aku melihat sesuatu di balik kabut. mula-mula aku membiarkannya saja, sehingga dia bertambah besar. Akhirnya kucari dan kubuktikan apa sebetulnya itu, ternyata hanya kekosongan yang besar. benar apa yang bapak katakan, dia ada kalau kita memercayainya. Tapi saya ingin bertanya, apakah yang ada itu selalu ada dan apakah yang tidak ada itu selalu tak ada? DUKUN Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada itu ada. Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia ada kita tidak memedulikannya, seolah-olah sudah tak ada KAPTEN Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya adalah benar-benar tak ada TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA JERITAN, PANIEKA KAGET. DISUSUL KEMUDIAN DENAGN MUNCULNYA IA KEMBALI DENGAN MATA TERBELALAK PANIEKA (Memandang Kapten Leo dengan aneh) Kapten! Kau membunuhnya! KAPTEN Apa? PANIEKA Ya Tuhan! Kejam sekali! Terkutuklah pembunuh! kau sudah gila! KAPTEN Bicara yang benar, Panieka!! PANIEKA Setankah kau, Kapten! Gila! Binatang buas! (Ia dengan kalap menyerang Kapten, Kapten terkejut, memukulnya dengan popor senapan) Binatang! Pembunuh gila! (Ia bangun hendak menyerang lagi, tapi dipukul lagi dengan popor senapan) Pembunuh! Orang gila! Laknat! KAPTEN MENDEKAT DAN MEMUKULNYA TERUS, KARENA PANIK, PANIEKA TERJUN KE LAUT KAPTEN Aku tidak gila! Awas aku bunuh kau kalau sekali lagi mengatakannya! KEMUDIAN KAPTEN MELANGKAH DENGAN CURIGA KE PERUT KAPAL. MULA-MULA IA TERTEGUN SESAAT, KEMUDIAN MUNDUR DENGAN TAKUT DUKUN Masuklah Kapten, tidak akan terjadi apa-apa. Saya menjaga tuan Kapten KAPTEN Comol.Comol. KEMUDIAN KAPTEN CEPAT MASUK PERUT KAPAL. TAK BERAPA LAMA KEMUDIAN IA MENJERIT SEPERTI PANIEKA. KEDENGARAN RIBUT-RIBUT, DIAM-DIAM DAYU SANUR KELUAR, HATI-HATI IA MELANGKAH

HENDAK TURUN KE TEMPAT SAMPAN. TAPI DUKUN ITU DENGAN TENANG TELAH BERDIRI DI SANA, MENEGURNYA DUKUN Mau kemana kak? DAYU SANUR TERKEJUT LALU PADA SAAT ITU MUNCUL KAPTEN. KAPTEN Terkutuklah! Comol telah menyembelih perempuan itu (Ketika dia melihat Dayu Sanur, marahnya tak terkendalikan) Siapa kau, Leak? (Dayu Sanur diam saja)Terkutuk.! KEMUDIAN DENGAN KALAP DIPUKULNYA DAYU SANUR DENGAN POPOR SENAPAN. DAYU SANUR JATUH TAPI TIDAK MENGELUARKAN SUARA. SAMBIL MEMAKI-MAKI, KAPTEN TERUS MEMUKULNYA Setan! Jahanam! Mana Comol!? Kau bunuh juga dia!? DUKUN Tidak ada gunanya Kapten KAPTEN TERTEGUN MELIHAT PEREMPUAN ITU TIDAK APA-APA. DAYU SANUR BANGUN LAGI DAN MENGEJEK KAPTEN Tidak! Tidak mungkin! (Cepat Kapten mengangkat senapannya dan mengokang serta membidik kea rah Dayu Sanur. Dukun itu dengan cepat mencegah) DUKUN Jangan tuan Kapten. Ini bagian saya. Dia adalah musuh saya. Sayalah yang menyelesaikannya (Ia menyingkirkan Kapten, kemudian mendekati Dayu Sanur) DUKUN Sudah lama kakak saya peringatkan, masih saja kakak berbuat seperti ini DAYU SANUR Kakak minta maaf, kakak memang bersalah DUKUN Kalau begitu, ya hentikanlah sekarang. Pulanglah! (Dukun merenggut ikat pinggang Dayu Sanur) Berhenti sekarang kau jadi orang pintar DAYU SANUR Anakkuanakku.(Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat kesakitan, kemudian jatuh menangis) Dayu.Dayu badung.(Dia berdiri serta merangkak masuk ke perut kapal)Dayu Badung.Dayu Badung.. DUKUN Tuan Kapten melihat semuanya itu? KAPTEN Demi Tuhan. Aku tidak melihat semuanya itu, aku tidak melihat apa-apa DUKUN Baiklah tuan Kapten. Kalau begitu bagi tuan Kapten semuanya itu memang tak ada. Saya sekarang akan membawanya pulang. Tiga hari lagi dia akan meninggal karena dosanya sudah terlalu banyak (Sambil masuk ke perut kapal) Dayu, mari pulang. KAPTEN BERLARI KEBINGUNGAN. DIA TERINGAT COMOL KAPTEN (Berbisik) Mol! Comol! (Bertambah keras sambil bergerak ke tepi geladak) Mol.Comol! Comol ADEGAN SEBELAS LAMA SETELAH ITU. MALAM ITU JUGA

HUJAN LEBAT, KAPTEN LEO MEMBIARKAN DIRINYA KEHUJANAN. IA BERDIRI MEMELUK LUTUT SENAPANNYA SAMBIL MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SUARA OMBAK KEDENGARAN BERTAMBAH KERAS SUARA Kapten! Kapten! KAPTEN TIDAK MENYAHUTNYA, BEBERAPA LAMA KEMUDIAN MUNCUL ADENAN MEMIKUL MAYAT COMOL DIIKUTI RUBI ADENAN Kapten. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-apa, ya kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika kamis edang meninggalkan pantai seratus meter mayatnya seperti mendekati kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai)Seorang lagi telah meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang saya bercakap-cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum pulang KAPTEN Letakkan saja di sana Adenan ADENAN Saya tidak tahu apa-apa KAPTEN Kau juga tidak tahu apa-apa Rubi? RUBI Tidak Kapten KAPTEN Jadi bukan kalian yang mengganggunya. kalau begitu mungkin dewa laut itu ADENAN Kapten.. KAPTEN Atau dia mencari perempuan ke darat. lalu suami perempuan itu melemparnya ke sampanmu. Suruhlah dia bicara ADENAN Tak tahulah Kapten, dia sudah mati, tak mungkin memberi keterangan KAPTEN Suruhlah dia bicara. orang mati adalah orang yang paling jujur ADENAN Ah, Kapten. Tak mengerti saya RUBI Dia sudah gila! KAPTEN Belum Rubi, mungkin sebentar lagi, Mol! Kenapa kau mati? Suruhlah dia bicara sabahatku Adenan RUBI Dadanya kena tembak! KAPTEN Terima kasih Rubi. Siapa yang menembaknya? Dewa Laut?

RUBI Bukan. Kapten! ADENAN Tenang Rubi KAPTEN Coba ulangi RUBI Kenapa Kapten menembaknya? ADENAN Hati-hati Rubi! KAPTEN Biar saja Adenan, kenapa aku menembaknya, bukan Dewa aut (Sekarang dia berdiri mendekati mayat Comol) Comol telor mata sapiku, benarkah aku yang menembakmu. Dia tak mau jawab kawan-kawan ADENAN Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja terangkan pada kami apa salahnya KAPTEN Sebenarnya tidak ada, tapi kalau dikumpulkan ada juga. Dia masih hidup! Seharusnya sudah lama mati. Dia terlampau setia padaku RUBI Bangsat! Dia sudah gila! (Rubi memukul Kapten dan merampas senapannya, Kapten Leo tidak melawan) ADENAN Jangan Rubi! Kita belum tahu perkaranya RUBI Aku benci! Aku benci kali pada kau! RUBI MENGOKANG SENJATA. ADENAN MENCEGAHNYA ADENAN Jangan menambah korban lagi Rubi! (Adenan menembak, tapi sempat membelokkan arahnya, tapi masih mengenai lengan Kapten. Kemudian adenan ebrhasil merebut senjata itu karena gugup) Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh) KAPTEN (Sambil memegang lengannya) Kau bodoh sekali Adenan, teruskanlah menembakku sebelum aku menembakmu. Lepaskan aku dari kegetiran ini. Aku sudah sempat ke puncak kesanggupanku. Lepaskan aku Adenan ADENAN Kapten sabarlah KAPTEN Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar. Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan, untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang, kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan dengan yakin,

karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan, sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan.. ADENAN Kapten bersungguh-sungguh? KAPTEN Aku menyembah padamu Adenan, tembaklah aku, itu lebih baik daripada aku hidup ADENAN Baiklah Kapten. Kalau begitu saya lakukan demi Kapten sendiri KAPTEN Kalau ada yang menanyaimu, akatakanlah aku bunuh diri. Kalau sempat ke Maluku, sampaikan salamku pada Rita, cintanya belum sempat aku perhatikan ADENAN MEMBIDIKAN SENAPANNYA PADA KAPTEN LEO. TIBA-TIBA KAPAL ITU BERGERAK DENGAN KERAS. TEMBAKAN ITU MELETUS TAPI KAPTEN DAN ADENAN SAMA-SAMA JATUH. MEREKA BERDUA KEHERANAN. DENGAN SUSUAH PAYAH MEREKA BERDIRI BERPEGANGAN SUPAYA TIDAK JATUH LAGI RUBI Ya Tuhan, kapal ini bergerak! ADENAN Pegang kemudi Rubi! ADENAN BERSORAK KEGIRANGAN. KAPTEN LEO MEMEGANG LENGANNYA YANG LUKA. IA MENGANGKAT BADAN COMOL DAN MENDONGAKKAN KEPALA YANG KAKU ITU KE TENGAH LAUT KAPTEN Lihat Mol! Kita sudah mengalahkan dewa laut. Ya Tuhan kenapa begitu terlambat!? Begitu terlambat! HARIMAU LAUT BERGERAK KE TENGAH, HUJAN SEMAKIN DERAS DAN SUARA OMBAK SEMAKIN MENGHEMPAS DAN SETERUSNYA.. SELESAI Jakarta 2 Desember 1980

http://naskahdramateater.wordpress.com/2010/10/09/lautan-bernyanyi/

Anda mungkin juga menyukai