Anda di halaman 1dari 14

THEATRUM

KARYA AKHUDIAT

Peran-peran
TERDAKWA
DESAS
DESUS
OKNUM HAKIM
OKNUM JAKSA
OKNUM POLISI
SEBUAH KEPALA
Lakon Akhudiat

ADEGAN “AMORIKA”
SICIPTA ANU ALIAS SIANU
PABRIKAN
BURUH
LAWYER
BANK

ADEGAN 1
TERDAKWA
Aku sendirian di kursi terdakwa. Tanpa pembela, tanpa penasehat hukum, tanpa advokat.
Tapi sangat gemar aku makan-minum avocado, apokat, maaf, serasa aku ganyang, kunyah
dan telan habis itu adpokat, pengacara—pengangguran dengan banyak acara, antara lain,
menukangi para pesakitan, terutama calon atawa mangsa yang gurih dan empu ditekuk-
taklukkan. Contohnya, Lilianana, tanyakan sudah berapa duit milyaran ia sediakan untuk
cecunguk-cecunguk berdasi katanya terhormat itu.
Di Amorika, negara kampiun demokrasi dan neokapitalis, orang selalu diingatkan bukan
oleh WARNING: awas copet atau babingepet lewat, tapi AWAS LAWYER LEWAT.

ADEGAN 2
TERDAKWA
Inilah
“AMORIKA”
Karya Nick Zagone, 2010

Peran-peran:
Pencipta Barang Anu/Sicipta Anu, Pabrikan, Buruh, Lawyer, Bank

LAWYER
(berkalung tanda pengenal LAWYER; lari-lari masuk) Hai, kalian, Pencipta Barang Anu,
pabrikan, dan buruh, kalian semua butuh lawyer. Saya lawyer. Akan aku bantu kalian. Demi
uang kalian aku sepak kambing-kambing lain. Kau punya uang? Uang, uang, punya kau?
Ha?!

SICIPTA ANU
Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

1
Lakon Akhudiat

(berkalung tanda pengenal SICIPTA ANU)


Ya, aku punya sedikit.

LAWYER
Aku butuh banyak. Banyak sekali. Kau ngerti nggak, apa kataku? Uang yang banyak. Tapi
jangan kuatir, aku tahu di mana kau bisa dapatkan banyak uang. Bank. Bank akan beri kau
pinjaman.

SICIPTA ANU
Baguslah, tapi siapa Bankirnya?

(Bank sudah muncul di tengah panggung. Perempuan tinggi hitam manis pakai kacamata,
lehernya berkalung tanda pengenal BANK)

BANK
Siapa berikutnya!

SICIPTA ANU
Hai.

BANK
Hai, kamu, sialan lu!

SICIPTA ANU
Aku butuh duit dan kamu Bank, cucok?

BANK
Sudah kubilang sialan lu!

SICIPTA ANU
Aku butuh kredit.

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

2
Lakon Akhudiat

BANK
(mengelilingi dan meniti-teliti Sicipta Anu, terutama mengamati bagian celana dalamnya
yang menonjol)
Punya jaminan?

SICIPTA ANU
(menunjukkan genggaman tangannya yang berisi “Anu”)
Aku pencipta Anu.

BANK
Aku rundingan dulu dengan lawyer-ku.

Bank dan Lawyer berunding.

BANK dan LAWYER


Bla-bla-bla-bla-bla

BANK
Oke, sudah rundingan kita orang. Tandatangani di sini.
(Sicipta Anu tandatangani kontrak. Bank memberinya segebok duit).
Nah, kini kau kusunat lagi di selangkangan kau! Ngerti?
Ini lawyer kita.
(Menyorongkan lawyer ke Sicipta Anu, dan akan exit, tapi balik kucing).
Maaf, bung. Aku ambil fee-ku
(ambil beberapa lembar dari duit di tangan Sicipta Anu, exit).

SICIPTA ANU
Oke, kini bagaimana?

LAWYER
Jangan kawatir, kawan. Semuanya aman terkendali.
Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

3
Lakon Akhudiat

(mendatangi Pabrikan berkalung tanda pengenal PABRIKAN dan Buruh berkalung tanda
pengenal BURUH).
Hai, aku lawyer Sicipta Anu. Kami harapkan kalian memroduksi Anunya. Tentu saja kalian
akan dibayar luar biasa dan secara otomatis jadi mitra penciptaan Anu dan Sicipta Anu
sendiri jadi mengecil keuntungannya. Kamu oke?

BURUH dan PABRIKAN


Oke-oke aja! Kami cinta Sicipta Anu. Kami cinta kamu. Kau lawyer haibat! Di mana kami
tandatangani?

LAWYER
(mengeluarkan surat kontrak) Di sini, dong!

BURUH dan PABRIKAN


(menandatangani)
Bagus! Bikin masalah dengan masalah! Dan kami akan memroduksi produk ANU KITA
dengan segera!

LAWYER
(menandatangani Sicipta Anu dan langsung ambil segebok uang dari simpanan Sicipta Anu)
Wah, senang habis bis-bis-nis-nis sama kamu, bro—
(exit, dan muncul lagi hanya kepalanya doang)
Maaf, keluar dulu, masih ada bis-bis-nis-nis lain-lain—bai-bai.
(menghilang)

ADEGAN 3
TERDAKWA
Aku terdakwa dalam kasus pembunuhan yang tak pernah kulakukan. Ini memang pengadilan
sesat. Tentu saja, mulainya dari para penyidik di kepolisian. Mereka ngarang. Terlalu
berbakat.

Sebuah stasiun kecil di luar kota, di seberang rel sana kebun tebu luas sekali, dari sungai di
barat sampai jalan raya antarkota di timur. Antara rel dan tebu tanah lapang kosong. Pagi-

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

4
Lakon Akhudiat

siang-sore tempat main bola. Malam hari tanpa penerangan listrik arena tawar-menawar
sebelum mereka menelusup di tebu-tebu:
Lelaki main perempuan—perempuan main lelaki.

Benar-benar roman picisan. Beralas dedaunan tebu musim panas, atau sewa tikar pandan
bungkus plastik di musim hujan. Tebu-tebu bergoyang, berpasang-pasang sedang main dalam
gelap bagai kucing suka gelap-gelapan, ketika menjelang subuh sepasang lelaki-perempuan
yang menelusup rumpun tebu dekat tanggul sungai, terinjak pasangan lain-lain dan yang
terinjak itu sama sekali bergeming. Keduanya ternyata sudah mayat dengan leher terjerat.

Yang menyeretku ke sidang pengadilan sesat ini karena di dompet perempuan malang itu
terdapat fotoku: Duta.
Tudingan paling jitu apalagi kalau bukan: Duta cemburu buta, membunuh keduanya di
tempat yang sudah seharusnya untuk dikabar-kabur-kuburkan. Pembunuhan berencana
dengan ancaman hukuman maksimum: mati atau seumur hidup, minimum: 20 tahun. Aku tak
pernah melakukan apa pula merencanakannya.

Penyidik cepat bergerak karena berdasarkan dugaan-dugaan semata, sama sekali bukan fakta
sebenarnya, dan sangat santer banget desas-desusnya.

ADEGAN 4
DESAS
Duta kan masih jomblo.

DESUS
Jomblo apanya? Sukak keluyuran-keliaran di Taman Bencongan.

DESAS
Hah?!

DESUS
Ya, di Taman sana apalagi kalo bukan main sipel.

DESAS

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

5
Lakon Akhudiat

Huek!!

DESUS
Huek itu hak huek kamu!
Duta sama si bencos mendesas-desis kayak kepedasan rujak congor.

DESAS
Cingur.

DESUS
Congor.

DESAS
Cingur di piring, congor mulut sapi.

DESUS
Ah, cumak beda tempat. Barangnya sama. Si jomblo katamu itu kata orang sukak dicongor di
pasar sapi baik oleh jantan maupun betina.

DESAS
Kok, omonganmu tambah seru sekalian alam begitu?!

DESUS
Bisex. Itu kayaknya bee. Lebah atawa tawon. Ngentup sana ngentup sini.

DESAS
Huek-huek! Maaf, huek dua lipat.

DESUS
Yang kenak entup sengat siap-siap saja: halim eh hamil bayi atawa virus aneh.

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

6
Lakon Akhudiat

DESAS
Hwalakadrah, jabang bayiiik!!

DESUS
Ya memang, si bayik bakal jebrot si emak yang ndoboli.

DESAS
Jangkrik dobol! Jadi—

DESUS
Jadinya—

DESAS
Lelaki-perempuan main tebu-tebuan serbu-serbuan adalah target Duta.

DESUS
Yak! Dan Duta target penyidik dan jaksa dan hakim.

DESAS
KLOP!

DESUS
KOP-GOL!

(DESAS dan DESUS jabat tangan: toss)

TERDAKWA
(bertepuk) PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! Para penonton, kita kembali ke sidang
pengadilan sesat!

ADEGAN 5
Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

7
Lakon Akhudiat

OKNUM HAKIM
Terserah, terdakwa, pengadilan sesat atawa tak sesat.
Yang jelas... lanjutkan Tuan Jaksa, membacakan tuduh-tuduhannya!

OKNUM JAKSA
Tuduhan-tuduhan sebagai berikut:
Satu, terdakwa sadis, dua kepala sekali tebas dua nyawa melayang.
Dua, terdakwa tidak kooperatif.
Tiga, terdakwa tidak menghormati pengadilan.
Empat, terdakwa berbelit.
Lima, terdakwa dalam keadaan waras waris sehat afiat.
Berdasarkan bukti-bukti meyakinkan, dengan ini terdakwa dituntut dengan hukuman 20
tahun potong tahanan.

OKNUM HAKIM
Bagaimana, terdakwa, ada tanggapan?

TERDAKWA
Kenapa tidak sekalian saja digenapkan seumur hidup?

OKNUM HAKIM/JAKSA/POLISI
Kenapa? Kenapa? Kenapa?

TERDAKWA
Enak di saya, makan dalam tidur dalam, di luar sudah sangat berbahaya!

TIGA OKNUM
Berbahagia?

TERDAKWA

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

8
Lakon Akhudiat

Berbahaya! Tidak ada lagi makanan dan pekerjaan, yang ada cuman pengangguran dan
kelaparan.

TIGA OKNUM
Sudah sampai segitu? Ah, kau bergurau, canda, main-main, ya. Apa sudah demikian darurat?

TERDAKWA
Sudah lama kami pingsan. Sekarat!

TIGA OKNUM
Berkarat!

TERDAKWA
Pengangguran dan kelaparan muaranya kriminalitas, rebutan lahan dan pangan. Terlalu
banyak geng preman untuk satu kota. Kota pun jadi ajang perang dan kekerasan. Lingkaran
setan bikinan manusia sendiri. Saya cuman salah satu korban perang dan kekerasan kota. Dan
kalian abdi hukum ternyata cuman mengabdi kata per kata prosedur hukum bukan hati nurani
kalian sendiri.

TIGA OKNUM
Kamu divonis 20 tahun. (Hakim memukulkan palu: DOK!)

TERDAKWA
Saya menolak, minta vonis seumur hidup, tuan-tuan hamba
Wet!

TIGA OKNUM
Dipertimbangkan!

TERDAKWA
Prosedur lagi, prosedur lagi. Tabah kebijaksanaan, injak sana-injak sini. Jadilah undang-
undang dan hukum molor mengkeret seperti karet. Kapan pastinya? Dan sidang pengadilan
jadi sandiwara-drama-tronil, alias ethok-ethok.seolah-olah. Negara seolah-olah. Saya salah
satu korban sandiwara kalian. Kita teruskan sandiwara ini?
Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

9
Lakon Akhudiat

TIGA OKNUM
Terserah sutradara. (Melihat ke atas)

TERDAKWA
Sutradara kok di atas?

TIGA OKNUM
Yang ngatur abang-ijonya semuanya kita di atasan sana, jadi terserah yang diatas!

Offstage: bunyi sesuatu jatuh dari atas keras sekali. KROSAK! GEDEBUG! HEKK!!

TIGA OKNUM/ TERDAKWA


Melihat serempak ke offstage, dari offstage nongol satu kepala.

KEPALA
Gara-gara kalian bilang terserah yang di atas, ya kaget, jatuh ke lantai dari atasan.

SEMUA
Siapa? Baru kali ini terbukti atasan jatuh ke bumi,

KEPALA
Ya aku sendiri. Aku tukang cat plafon, gedung ini sedang direnovasi, mas bro-

SEMUA
Ha????

KEPALA
Ha ini buktinya kata-kata juga makan korban.
KEPALA exit

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

10
Lakon Akhudiat

TERDAKWA
(di kanan, sendirian)
Kata-kata makan korban. Kata-kata pada rantai makanan
Paling atas
Plankton dimakan ikan
Ikan kecil dimakan ikan besar
Ikan besar ikan raksasa
Segala ikan dimakan amfibia
Amfibia dimakan reptilia
Reptilia dimakan mamalia
Segala mamalia dimakan manusia
Kata-kata dimakan apa/siapa?

TIGA OKNUM
(berkelompok di kiri, menunjuk ke terdakwa, saling berdebat, sahut-menyahut)
Arek terdakwa iki enake dikapakno?
Dikapakno ae!
Biasae, cak, yok opo enakke, rek?!
Yok opo cuk!
Lha yok opo?
Ayo yok opo?
Opo yo?
Wis katog? Katog? Katog cuk?!
Biasae rek, yok opo enake rek. Ayo!!

(Serempak tiga oknum + dua oknum desas & desus “memperkosa”T. 5 oknum mengerebut T.
H mencekal tangan kanan T, J cekal tangan kiri T, dan P cekal pinggan T, desas pegang kaki
kanan T, desus pegang kaki kiri T, mereka seret ke tengah, kepala T ditundukkan ke depan. 5
oknum menarik-narik T ke kiri-kanan, ke depan ke belakang . mereka berlima baca mantra
dari “dolanan anak-anak”)

Kodok singok kodok

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

11
Lakon Akhudiat

Wur sinawur wur sinawur


Omahe nduwur omahe nduwur
Golekno tombo wur tombo wur
Wora-wari bang wora-wari bang
Kedubang bang kedubang bang
Suruh gambir pinang kapur bako kinang
Crot! Crot! Crot!
Susur dipe urut pager
Susur enak dubang seger
Crot! Crot! Crot!
Ojo cedak!
Crot! Crot! Crot!
Sido dadi
Crot! Crot! Crot!
Paidon
Crot! Crot! Crot!
Mbahadon
Crot! Crot! Crot!
Cropot!
Ayo mblayu areke ndadi!

(Lima oknum lari exit, meninggalkan T tersungkur ke depan)


Singok
Singok
Singok
(dan disambut oleh suara kodok. T tersungkur ke depan)
NGOOOK
(Dan terdengar nyanyian rame kodok-kodok)

Coda
Adengan 7
Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

12
Lakon Akhudiat

Upacara lingkaran lilin-lilin menyala

SEMUA
Atas nama keadilan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
beri aku hakim yang jujur
beri aku jaksa yang jujur
beri aku polisi yang jujur
Niscaya keadilan kembali berkuasa di Negara hukum
bernama Indonesia
Demikian kata bijak Mantan Hakim Agung Almarhum
Bismar Siregar, lahir 1928, wafat Jakarta 19 April 2012.

SELESAI

Gayungan 16/04/12

Diketik ulang pada 25 Desember 2017 oleh UKM (Komunitas Teater Universitas Brawijaya) KUTUB untuk
Festival Teater Brawijaya (FESTAWIJAYA) ke-5 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai