Anda di halaman 1dari 85

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Fungsi pakaian terutama sebagai penutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan,memperindah jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada setiap orang untuk berpakaian yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri, yaitu menutup aurat, dan bagus berarti cukup memadai serasa sebagai perhiasan tubuh yang sesuai dengan kemampuan si pemakai untuk memilikinya.Untuk keperluan ibadah misalnya untuk shalat dimasjid, kita dianjurkan memakai pakaian yang baik dan suci. Berpakaian dengan mengikuti muda yang berkembang saat ini, bukan merupakan halangan, sejauh tidak menyalahi fungsi menurut Islam. Namun demikian kita diperintahkan untuk tidak berlebih-lebihan.Berpakaian bagi kaum wanita mukimn telah digariskan oleh Al-Quran adalah menutup seluruh auratnya. Hal tersebut selain sebaya identitas mukminah juga menghindari diri dari gangguan yang tidak diinginkan pada dasarnya pakaian muslim tidak menghalangi pemakaiannya untuk melakukan kegiatan sehariharidalam bermasyarakat. Semuanya kembali kepada niat si pemakainya dalam melaksanakan ajaran Allah. Telah kita ketahui bahwa aurat wanita adalah dari ujung kepala hingga ujung kaki kecuali,wajah dan telapak tangan. Tetapi banyak wanita yang

menyalahgunakan aturan itu. Banyak diantara mereka yang enggan berpakaian hijab dan jilbab karena beberapa alasan. Kita tahu bahwa salah satu cirri yang dapat ditunjukkan wanita muslimah adalah menjaga aurat atau menutup aurat. Tetapi dijaman sekarang ini banyak wanita yang enggan memakai jilbab baik menutup kepala atau aurat. Mereka sudah terpengaruh oleh dunia model yang semakin lama semakin mencemaskan bagi kaita semua. Oleh karena itu, kondisi yang demikian ini merupakan suatu kemunduran bagi akhlak wanita muslimah. Dalam masalah berjilbab atau menutup aurat ini para wanita banyak yang mencari-cari alasan agar bias terlepas dari syariat atau mennemukan pembenaran bahwa tidak berjilbab itu boleh. Perlu kita sadari bahwa menggunakan jilbab dan hijab bagi wanita muslimah adalah wajib dan merupakan perintah Allah SWT. Tapi, banyak diantara wanita yang enggan menggunakannya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa defenisi jilbab? 2. Bagaiaman perbedaan jilbab, khimar, dan hijab? 3. Apa pendapat ahli tafsir tentang jilbab? 4. Apa pendapat para ulama tentang jilbab? 5. Bagaiaman hijab dalam syariat islam? 6. Bagaimana syarat-syarat jilbab?

7. Apa keutamaan hijab (jilbab)? 8. Bagaimana hubungan jilbab dengan aspek kesehetan jasmani? 9. Bagaimana hubungan jilbab dengan aspek rohani? 10. Bagaimana hubungan jilbab dengan aspek social? 11. Bagaimana hubungan jilbab dengan aspek psikologi social?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui defenisi jilbab 2. Untuk mengetahui perbedaan jilbab, khimar, dan hijab 3. Untuk mengetahui pendapat ahli tafsir tentang jilbab 4. Untuk mengetahui pendapat para ulama tentang jilbab 5. Untuk mengetahui hijab dalam syariat islam 6. Untuk mengetahui syarat-syarat jilbab 7. Untuk mengetahui keutamaan hijab (jilbab) 8. Untuk mengetahui hubungan jilbab dengan aspek kesehetan jasmani 9. Untuk mengetahui hubungan jilbab dengan aspek rohani 10. Untuk mengetahui hubungan jilbab dengan aspek social 11. Bagaimana hubungan jilbab dengan aspek psikologi social?

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

A. Defenisi Jilbab Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam Bahasa Arab, akan kita dapati pengertian jilbab seperti berikut : 1. Lisanul Arab : "Jilbab berarti selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepada, dada dan bagian belakang tubuhnya." 2. Al Mu'jamal-Wasit : "Jilbab berarti pakaian yang dalam (gamis) atau selendang (khimar), atau pakaian untuk melapisi segenap pakaian wanita bagian luar untuk menutupi semua tubuh seperti halnya mantel." 3. Mukhtar Shihah : "Jilbab berasal dari kata Jalbu, artinya menarik atau menghimpun, jilbab berarti pakaian lebar seperti mantel." Jilbab berasal dari bahasa arab yang jamaknya jalaabiib artinya pakaian yang lapang/luas. Pengertiannya yaitu pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat wanita, kecuali muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan saja yang ditampakan. Jilbab ini hukumnya adalah wajib sebagai sebuah keharusan yang pasti atau mutlak bagi wanita dewasa yang mukminat atau muslimat. Jilbb (Arab: ) adalah pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan

istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31:

"Hendaklah mereka menutupkan khumur (kerudung-nya) ke dadanya. (An Nuur :31)" Kerudung yang ini berasal dari bahasa indonesia. Bila dalam bahasa arabnya adalah khimaar , jamaknya khumur yaitu tutup/tudung yang menutup kepala, leher, sampai dada wanita. Sekilas kerudung memiliki definisi yang hampir sama dengan jilbab. Tapi tidak sama. Jilbab memiliki arti yang lebih luas, Karena Jilbab dapat diartikan sebagai busana muslimat yang menjadi satu corak, yaitu busana yang menutup seluruh tubuhnya, mulai dari atas kepala sampai kedua telapak kakinya yang jadi satu (menyatu) tanpa menggunakan kerudung lagi. Sedangkan Khimar itu (kerudung) hanya tudung yang menutupi kepala hingga dada saja. Sama halnya seperti Jilbab, kerudung ini hukumnya wajib.

B. Perbedaan jilbab, khimar, dan hijab Al Quran juga datang dengan kata lain selain kata jilbab dalam mengutarakan penutup kepala sebagaimana yang termaktub dalam An Nuur ayat 31:

Artinya: Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangannya,dan memelihara kemaluannya,dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak padanya, dan hendaklan mereka menutupkan kain kudung di dadanya..(An Nuur. 31) Kata Khumur dalam penggalan ayat di atas bentuk jama`(plural) dari kata Khimar yang biasa diartikan dalam bahasa indonesia sebagai kerudung yang tidak lebar dan tidak panjang, sedang kalau kita melihat arti sebenarnya ketika Al Quran itu datang kepada Nabi Muhammad Saw maka Mufassirin (ulama ahli tafsir Al Quran) berbeda pendapat dan kita akan melihat sedikit reduksi atau penyempitan arti dari arti pada waktu itu. Imam Qurthubi menterjemahkan khumur secara lebih luas, yaitu semua yang menutupi kepala wanita baik itu panjang atau tidak, begitu juga dengan Imam Al Alusiy beliau menterjemahkannya dengan kata miqna`ah yang berarti tutup kepala juga, tanpa menjelaskan bentuknya panjang atau lebarnya secara kongkrit.

Ayat Al Quran di atas memerintahkan untuk memanjangkan kain penutup itu ke bagian dada yang di ambil dari kata juyuub (saku-saku baju) sehingga kalau wanita hanya memakai penutup kepala tanpa

memanjangkannya ke bagian dada maka dia masih belum melaksanakan perintah ayat di atas, dengan kata lain penutup kepala menurut ayat di atas haruslah panjang menutupi dada dan sekitarnya, disamping juga ada baju muslimah yang menutupinya. Namun kalau kita teliti kata juyuub lebih lanjut dan apabila kita juga melihat sebab ayat itu diturunkan maka kita akan menemukan beberapa arti ayat (pendapat) yang dikemukakan oleh mufassir yang berbeda dengan pemahaman di atas. Kata juyuub dalam ayat di atas juga dibaca jiyuub dalam tujuh bacaan Al Quran yang mendapat legalitas dari umat Islam dan para Ulama` dulu dan sekarang (qira`ah sab`ah), kata juyuub adalah bentuk jama`(plural) dari jaib yang berarti lubang bagian atas dari baju yang menampakkan leher dan pangkal leher. Imam Alusi menjelaskan kata jaib yang diartikan dengan lubangan untuk menaruh uang atau sejenisnya (saku baju) adalah bukan arti yang berlaku dalam pembicaraan orang arab saat Al Quran turun, sebagaimana Ibnu Taimiyah juga berpendapat yang sama, Imam Alusi juga menambahkan lagi dan berkata tetapi kalaupun diartikan dengan saku juga tidaklah salah dari pembenaran dia bahwa arti jaib adalah saku tadi, Imam Alusiy artinya setuju kalau penutup kepala jilbab, kerudung atau yang lain adalah harus sampai menutup dada, meskipun beliau tidak mengungkapkannya

dengan kata-kata yang jelas dan tegas tapi secara implisit beliau tidak menyalahkan pendapat itu. Imam Bukhari dalam kitab hadist shohihnya manaruh satu bab yang berjudul ( biaj atak alib ujutes uaileB .( diartikan dengan lubangan baju untuk menyimpan uang atau semisalnya (saku baju) tetapi sebaliknya Ibnu Hajar dalam Syarah Shahih Bukhariy (buku atau komentar kepada suatu karya tulis seorang pengarang kitab dengan berupa kesetujuan penjelasan atau ketidak setujuan atau menjelaskan maksud pengarang kitab aslinya) yang berjudul Fath Al bari, Ibn Hajar menjelaskan bahwa jaib adalah potongan dari baju sebagai tempat keluarnya kepala, tangan atau yang lain.dan banyak ulama` lain yang sependapat dengan Ibnu Hajar, sedangkan Al Ismaili mengartikan jaib itu dengan lingkaran kera baju. Pembahasan arti kata jaib ini terasa penting karena letak saku baju tentu lebih di bawah dari pada kera atau lubangan leher baju, selanjutnya apakah penutup kepala yang hanya menutupi leher dan pangkal leher namun belum menutup sampai ke saku baju (yakni bagian dada) apakah sudah memenuhi perintah Allah Swt dalam ayat Al Quran di atas. Dari arti jaib yang masih dipertentangkan maka arti kata Juyuub di ayat tersebut di atas juga masih belum bisa di temukan titik temunya, saku baju atau lubang kepala.sehingga bila diartikan saku maka menutup kepala dengan jilbab atau kain kerudung tidak cukup dengan yang pendek dan atau kecil tetapi harus panjang dan lebar sehingga bisa menutup tempat saku baju,Dan kalau juyuub dalam ayat di atas di artikan lubang baju untuk leher

maka menutup kepala cukup memakai yang bisa menutup keseluruan aurat dengan sempurnah tanpa ada cela yang bisa menampakkan kulit serta tidak harus di panjangkan ke dada. Namun apabila kita kembali kepada sebab diturunkannya ayat tersebut, seperti yang disebutkan dalam Lubabun Nuqul karya Imam Suyuti yaitu ketika Asma` binti Martsad sedang berada di kebun kormanya, pada saat itu datanglah wanita-wanita masuk tanpa mengenakan penutup (yang sempurna) sehingga tampaklah kaki, dada, dan ujung rambut panjang mereka, lalu berkatalah Asma` sungguh buruk sekali pemandangan ini maka turunlah ayat di atas. Lebih terang Imam Qurtubi menjelaskan sebab ayat ini diturunkan yaitu karena wanita-wanita pada masa itu ketika metutup kepala maka mereka melepaskan dan membiarkan kain penutup kepala itu ke belakang punggungnya sehingga tidak menutup kepala lagi dan tampaklah leher dan dua telinga tanpa penutup di atasnya, oleh sebab itulah kemudian Allah Swt memerintahkan untuk melabuhkan kain jilbab ke dada sehingga leher dan telinga serta rambut mereka tertutupi, akan tetapi tetapi lebih lanjut Imam Qurtubi menjelaskan cara memakai tutup kepala, yaitu dengan menutupkan kain ke jaib (saku atau lubang leher) sehingga dada mereka juga ikut tertutupi. Dari kedua sebab turunnya ayat di atas maka tampaknya bisa diambil kesamaan bahwa ayat di atas turun karena aurat (dalam hal ini leher, telinga dan rambut) masih belum tertutup dengan kain kerudung, sehingga turunlah ayat di atas memerintahkan untuk menutupnya, dengan kata lain,

memanjangkan kain kerudung atau jilbab ke jaib (saku atau lubang leher) itu adalah cara untuk menutup aurat yang diterangkan oleh Al Quran sesuai dengan keadaan wanita-wanita masa itu, artinya bila aurat sudah tertutup tanpa harus memanjangkan kain kerudung atau jilbab ke dada maka perintah memanjangkan itu sudah tidak wajib lagi sebab memanjangkan adalah cara untuk bertujuan memuntup aurat sedang apabila tujuan yang berupa menutup aurat itu sudah tercapai tanpa memanjangkan kain itu ke dada kerana keadaan yang berbeda dan adapt yang tidak sama maka boleh-boleh saja. Ringkasnya jaib dengan arti lubang leher adalah tafsiran yang sesuai dengan sabab turunnya ayat di atas, dan memanjangkan kain kerudung atau jilbab ke dada adalah tidak diwajibkan oleh ayat Al Quran di atas, karena yang wajib adalah menutup aurat tanpa ada sedikitpun cela yang menampakkan kulit autar wanita. Al Quran juga mengungkapkan punutup seorang wanita dengan kata hijab yang artinya penutup secara umum, Allah Swt dalam surat Al Ahzab ayat 53 memerintah kepada para shahabat Nabi Saw pada waktu mereka meminta suatu barang kepada istri-istri Nabi Saw untuk memintanya dari balik hijab (tutup).

Artinya; Dan bila engkau meminta sesuatu (keparluan) kepada mereka (istriistri Nabi saw) maka mintalah dari belakang tabir,cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka (Al Ahzab. 53) Seperti yang di terangkan di atas, hijab lebih luas artinya dari kata jilbab atau khimar meskipuan ayat di atas adalah turun untuk para istri-istri Nabi Saw tapi para ulama` sepakat dalam hal ini bahwa semua wanita muslimah juga termasuk dalam ayat di atas, sehingga yang di ambil adalah umumnya arti suatu lafad atau kalimat ayat Al Quran, bukan sebab yang khusus untuk istri-istri Nabi saja. Ayat di atas memerintahkan pada wanita muslimah untuk mengenakan penutup yang demikian itu adalah lebih baik untuk dirinya dan laki-laki lain yang sedang berkepentingan dengannya, adapun cara berhijab di atas adalah dengan berbagai cara yang bisa menutup aurat dan tidak bertentangan dengan maksud dari disyariatkannya pakaian penutup bagi wanita, sehingga kalau memakai pakaian yang sebaliknya bisa merangsang terjadinya keburukan maka itu bukan dan belum di namakan berhijab atau bertutup.

C. Pembahasan Ahli Tafsir Tentang Jilbab

1. Tafsir Ibnu Abbas : "Selendang atau Jilbab tudung wanita hendaklah menutupi leher dan dada agar terpelihara dari fitnah atau terjauh dari bahaya zina." 2. Tafsir Qurthuby : "Alloh SWT memerintahkan segenap kaum muslimah agar menutupi seluruh tubuhnya, agar tidak memperagakan tubuh dan

kulitnya kecuali dihadapan suaminya, karena hanya suaminya yang dapat bebas menikmati kecantikannya." 3. Tafsir Ayatul Ahkam : "Memakai jilbab atau kerudung merupakan ibadah dalam rangka memenuhi firman Alloh Surah AL Ahzab ayat 59. Yang menegaskan bahwa bagi seorang Muslimah memakai jilbab itu sebanding dengan melaksanakan perintah sholat, karena keduanya sama-sama diwajibkan Al Qur'an. Apabila seorang muslimah menolak untuk memakai jilbab atau menutup auratnya, dan dengan sengaja untuk menentang hukum Alloh, berarti dia telah kafir atau murtad, karena menentang AlQur'an. Apabila dia meninggalkan jilbab karena ikut-ikutan atau karena kelalaian belaka, dia termasuk orang-orang durhaka kepada Alloh." 4. Tafsir Fii Zhilalil Qur'an : "Alloh memerintahkan kepada isteri-isteri nabi dan kaum muslimah umumnya agar setiap keluar rumah senantiasa menutupi tubuh, dari kepala sampai ke dada dengan memakai jilbab tudung yang rapat, tidak menerawang, dan juga tidak tipis. Hal demikian dimaksudkan untuk menjaga identitas mereka sebagai muslimah dan agar terpelihara dari tangan-tangan jahil dan kotor. Karena mereka yang bertangan jahil dan kotor itu, pasti akan merasa kecewa dan mengurungkan niatnya setelah melihat wanita yang berpakaian terhormat dan mulia secara islam."

D. Pendapat Para Ulama Tentang Jilbab

1. Ibnu Jarir At-Tabary (Wafat 310 H)

Kaum wanita tidak boleh memperlihatkan perhiasannya kepada laki-laki yang bukan muhrim, kecuali perhiasan zahir saja. Perhiasan itu ada dua macam, pertama yang tersembunyi seperti gelang tangan atau kaki, subang dan kalung. Kedua, yang nampak. Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat ulama, antara lain ada yang berpendapat perhiasan yang nampak yaitu pakaian. Yang lainnya berpendapat perhiasan zahir adalah cincin, sipat mata ([i]eye liner) dan muka. Sedangkan yang lainnya lagi berpendapat, perhiasan yang nampak adalah muka dan telapak tangan.

2. Ibnu Araby (468-543 H)

Perhiasan ada 2 macam, asli dan buatan. Yang asli seperti muka yang merupakan induk sumber hiasan kecantikan. Dan hiasan buatan seperti pakaian, make up atau alat-alat kecantikan, dan lain-lain. Ada perbedaan pendapat ulama tentang hiasan yang nampak. Pendapat pertama, yaitu pakaian (Ibnu Mas'ud), kedua yaitu celak dan cincin (Ibnu Abbas), ketiga yakni muka dan tapak tangan.

3. Ibnu Katsir (Wafat 774 H)

Seorang wanita muslimah tidak dibolehkan memperlihatkan perhiasan kepada kepala laki-laki yang bukan muhrim, kecuali perhiasan yang susah untuk menutupinya seperti selendang dan baju (mengikut Ibnu Mas'ud) dan menurut Ibnu Abbas, muka dan kedua telapak tangan serta cincin.

Demikianlah yang disimpulkan dari pendapat para ulama tafsir tentang aturan dan hukum tentang perhiasan atau bagaimana tubuh wanita yang boleh terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrim, umumnya mereka berpendapat bahwa yang boleh terlihat pada tubuh wanita hanyalah muka dan telapak tangan serta perhiasan yang melekat pada keduanya. Batasan demikian boleh dirujuk kepada hadits Nabi SAW yang berbunyi :

"Diceritakan oleh Siti Aisyah r.a., bahwa adiknya yang bernama Asma binti Abu Bakar pernah datang menghadap Rosululloh dengan berpakaian agak tipis, lalu Rosululloh berpaling dan bersabda, 'Wahai Asma, bila seorang wanita telah baligh tidak boleh lagi terlihat kecuali ini dan ini. Lalu Rosululloh SAW menunjukkan pada muka dan tapak tangan beliau."(H.R. Abu Dawud)

"Aisyah Ummul Mukminun r.a., menceritakan pada suatu hari saya pernah keluar rumah untuk menemui anak saudaraku Abdullah bin Taufalid dengan memakai perhiasan, lalu Rosululloh SAW marah, maka aku jawab, bukankah dia hanya anak saudaraku wahai Rosululloh? Dan beliau pun menjawab, apabila seorang wanita telh baliqh (datang haid) tidak halal terlihat dari tubuhnya kecuali muka dan ini. Kata beliau, seraya menggenggam pergelangan tangannya dengan meninggalkan jarak satu genggaman pula dengan telapak tangan" (H.R. Ath Thabary)

E. Hijab dalam Syariat Islam

Hijab adalah sebuah proteksi yang dapat menjaga seorang wanita dari pelecehan.. Hanya saja ungkapan semacam ini cakupannya sempit dan hanya akan dimengerti dan diamalkan oleh mereka yang meyakini Islam. Sedang bagi yang tidak meyakininya, terlebih mereka yang senantiasa mengusung panji feminisme dan atribut-atribut semisalnya akan sangat sulit menerima ungkapan di atas. Karena secara emosional penjagaan memberikan konotasi defensif, sebuah perlawanan yang terpaksa dilakukan. Ini jelas sulit diterima oleh kelompok-kelompok tadi yang selalu meneriakkan yel-yel kebebasan (menurut asumsi mereka).

Atas dasar ini, mungkin ungkapan yang sesuai dengan konteks kekinian adalah pernyataan bahwa hijab adalah sebuah bentuk kasih sayang. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk terbaik dan kaum hawa merupakan cerminan terbaik dari hal tersebut. Namun, sebagaimana kita saksikan di dunia nyata kecantikan dan keelokan setiap wanita berbeda satu sama lain. Dari sini, apakah perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang penuh perasaan tidak akan tersentuh hatinya saat dikatakan kepadanya: Tidakkah engkau merasa kasihan pada sesama jenismu yang tidak memiliki keelokan seperti dirimu? Tidakkah engkau merasa iba terhadap mereka yang kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya karena penampakan tubuhmu?

Agama Islam selain agama yang penuh kasih, juga merupakan agama yang paling komplit; tidak ada sebuah perbuatan kecuali memiliki hukum

tersendiri. Begitu pula masalah hijab. Perlu diperhatikan, hijab (menutup aurat) sudah ada pada agama-agama sebelum Islam, jadi hijab bukan inovasi agama terakhir ini. Bahkan, lebih jauh lagi manusia pertama, Adam a.s. yang pada saat itu belum memiliki syariat telah memahami bahwa penampakan aurat adalah hal yang sangat buruk dan aurat tak seharusnya ditampakkan, sebagaimana alQuran menyebutnya dengan sauat.

Pensyariatan hijab di dalam Islam, dapat ditetapkan dengan empat dalil; dalil al-Quran, hadis, sirah (sejarah) dan akal. Masing-masing dari empat dalil tersebut cukup bagi kita untuk menetapkan pensyariatan hijab bagi kaum wanita.

1. Menurut al-Quran

Ayat terpenting yang menetapkan kewajiban berhijab pada kaum wanita yang akan kita bahas adalah ayat ke-31 surat an-Nur dan ayat ke-59 surat alAhzab.

Allah swt dalam surat an-Nur ayat ke 31 berfirman:

(Wahai Rasulullah) Dan katakanlah kepada kaum wanita yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali sesuatu yang (biasa) tampak darinya. Hendaknya mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka (sehingga dada mereka tertutupi), janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali untuk suami-suami mereka, atau ayah dari suamisuami mereka atau putra-putra mereka, atau anak laki-laki dari suami-suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudarasaudara laki-laki mereka, atau anak laki-laki dari saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka atau budak-budak mereka atau laki-laki (pembantu di rumah) yang tidak memiliki syahwat atau anak kecil yang tidak paham terhadap aurat wanita. Dan janganlah kalian

mengeraskan langkah kaki kalian sehingga diketahui perhiasan yang tertutupi (gelang kaki). Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian semua kepada Allah swt supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung.

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah sebuah kisah yang dinukil dari Imam Muhammad Baqir a.s. Beliau bersabda: Pada satu hari, di kota Madinah ada seorang wanita cantik yang sedang berjalan dengan mengikatkan kerudungnya ke telinganya (yang menjadi kebiasaan wanita pada saat itu) sehingga tampak leher dan dadanya. Seorang laki-laki dari golongan Anshar berpapasan dengannya, karena kecantikan wanita tersebut dia terpesona dan tidak peduli akan keadaan sekelilingnya, dia telah mabuk akan kemolekan wanita tersebut. Sang wanita memasuki gang sempit, sedang pandangan laki-laki tersebut terus membuntutinya sampai tak terasa dia terbentur sebuah benda keras dan tajam sejenis tulang atau kayu yang menjorok dari tembok sehingga kepala dan dadanya mengucurkan darah segar yang melumuri pakaiannya.Dalam keadaan seperti itu dia datang menghadap Rasulullah saw dan menuturkan semua yang terjadi. Pada saat itulah, malaikat Jibril a.s. datang membawa ayat ini. Dalam ayat di atas kita mendapatkan kata yang merupakan bentuk jamak dari kata . Untuk memahami ayat tersebut secara mendalam, lazim bagi kita mengetahui perbedaan antara dan . Walaupun keduanya sama-sama dipakai untuk nama dari anggota tubuh manusia yaitu mata, akan tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda. hanya

bermakna mata bukan penggunaannya, sedang memiliki makna mata dengan penggunaannya yang dalam bahasa Indonesia kita sebut dengan pandangan. Kita perlu membahas perbedaan kedua kalimat di atas untuk mengetahui bahwa maksud dari ayat di atas adalah menutup pandangan bukan menutup mata () . Begitu juga dengan kata yang bersumber dari , kita harus mengetahui perbedaan dengan kata ;arti dari kata terakhir adalah menutup mata sedang adalah menundukkan pandangan.

Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya: Hendaknya kaum wanita menutup pandangan mereka dari pandangan yang penuh syahwat kepada laki-laki non muhrim. Wajib bagi kaum wanita menutupi auratnya dari laki-laki non muhrim. Wajib bagi kaum wanita menutupi badan dan perhiasan mereka. Diperbolehkan bagi kaum wanita untuk menampakkan badan dan perhiasan mereka di hadapan para muhrimnya.

Setelah Allah swt memerintahkan kewajiban menutup pandangan kaum wanita dari laki-laki non muhrim dan menutup aurat mereka dari pandangan orang lain, Allah swt memerintahkan untuk menutupi perhiasan wanita. Mungkin masalah menutup perhiasan merupakan masalah yang penting sehingga disebutkan dua kali dalam satu ayat. Makna perhiasan juga sangat jelas bagi kita yaitu setiap sesuatu yang menambah keindahan wanita dan

dipahami oleh masyarakat umum, seperti gelang, kalung, anting dan lainnya. Perhiasan ini ada yang dapat dipisahkan dari badan wanita dan ada yang tidak dapat dipisahkan dari badan seperti dandanan pada wajah seorang wanita atau perhiasan alami/natural seperti rambut wanita atau yang lain.

Contoh larangan Allah swt terhadap penampakan perhiasan di awal-awal Islam adalah larangan-Nya terhadap para wanita untuk memperlihatkan kakinya ketika berjalan sehingga perhiasan yang tersembunyi (gelang kaki) terdengar oleh non muhrim. Di dalam surat an-Nur juga tertera larangan Allah bagi kaum wanita untuk tidak menampakkan perhiasan dengan pengecualian yaitu kecuali yang sudah tampak . Dari kalimat ini, kita dapat memahami bahwa perhiasan wanita ada dua macam, perhiasan yang tampak dan yang tidak tampak (juga jika wanita secara sengaja menampakkannya).

Para ahli tafsir berbeda pendapat satu sama lain dalam menjelaskan kalimat ini ( ) , dan memaknainya dengan makna yang beragam. Thabari dalam tafsirnya menyebut hampir dua puluh macam pendapat dari ungkapan :halada aynaratna iD . Baju luar wanita. Cincin, gelang dan gelang kaki. Celak, cincin dan pacar kuku. Wajah dan telapak tangan. Hanya wajah saja.

Oleh karena itu, dalam hal ini kita harus merujuk kepada Marja kita masingmasing untuk menentukan apa saja yang diperbolehkan terlihat.

Akan tetapi, dari ayat di atas dan juga menurut kesepakatan para ahli fiqih Islam, dapat disimpulkan bahwa haram memakai segala sesuatu yang menurut uruf (tradisi) sebagai perhiasan di hadapan non muhrim seperti gelang, kalung, anting, kaca mata, jam tangan (yang menurut tradisi dianggap sebagai perhiasan), dandanan wajah dan tangan, kuku panjang atau kuku yang diwarnai, gelang kaki, cincin, baju dan sepatu yang dari segi warna, model, dan semacamnya dihitung sebagai perhiasan.

Ayat lain yang berisi larangan menunjukkan perhiasan adalah ayat ke 33 surat al-Ahzab. Dalam surat ini Allah swt berfirman: ...Dan diamlah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian tunjukkan perhiasan kalian sebagaimana yang dilakukan di zaman jahiliyah. Walaupun pada dasarnya ayat ini ditujukan kepada istri-istri Rasulullah saw, akan tetapi perintahnya juga mencakup semua wanita muslim. Oleh karena itu, di akhir ayat ke-31 dari surat an-Nur dapat dipahami bahwa wanita yang menunjukkan perhiasannya termasuk orang-orang yang berdosa, sehingga Allah swt memerintahkannya untuk bertaubat: Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian kepada Allah swt sehingga kamu termasuk orang-orang yang menang. Interpretasi dari penggalan ayat adalah bahwa al-Quran juga menjelaskan kepada kita tentang batasan hijab yang

diinginkan oleh Islam. Karena pada zaman dahulu, wanita-wanita jahiliah memakai pakaian yang tidak menutupi leher dan dada. Oleh karenanya Allah berfirman: Dan tutuplah leher kalian dengan kerudung kalian. Ibnu Abbas, dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: Wanita hendaknya menutupi rambut, leher dan bawah dagu mereka. Maksud dari dari ayat di atas memiliki tiga kemungkinan: Mereka adalah wanita muslim, maka maksudnya wanita non muslim tidak termasuk muhrim dan wanita muslim wajib menutup auratnya di hadapan mereka. Mereka adalah wanita secara mutlak baik itu wanita muslim atau selain muslim. Maksud dari kata nisa itu adalah wanita-wanita yang berada di dalam rumah seperti para pembantu.

Ayatullah Murthadha Muthahari menolak mentah-mentah makna yang ketiga, menganggap lemah makna yang kedua dan meyakini bahwa makna yang pertama lebih kuat. Karena makna pertama ini juga dikuatkan oleh beberapa riwayat yang melarang wanita muslim untuk membuka auratnya di hadapan wanita-wanita Yahudi dan Nasrani karena dikhawatirkan mereka akan menceritakan kecantikan wanita muslim kepada suami atau saudara mereka. Sedangkan kalimat memiliki dua kemungkinan:

Yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah khusus budak perempuan. Budak secara mutlak, yang mencakup budak perempuan atau laki-laki.

Jika kita merujuk pada berbagai riwayat, tampaknya pendapat kedua (budak laki-laki dan perempuan) lebih kuat, seperti dalam suatu riwayat dari Imam Shadiq as. Seseorang menceritakan kepada Imam Shadiq a.s. bahwa orangorang Madinah selalu mengirim budak-budak laki-laki mereka untuk menemani istri-istri mereka pergi ke satu tempat dan terkadang ketika istriistri mereka ingin menunggangi kuda, mereka meminta bantuan budak mereka dengan memegang pundaknya. Imam Shadiq a.s. ketika mendengar hal ini menjawab: Hal ini tidak dilarang berdasarkan ayat 55 surah alAhzab. Selanjutnya, dari kalimat terlihat jelas bahwa maksud dari kalimat tersebut adalah orang-orang gila dan orang yang terbelakang secara mental yang tidak memiliki syahwat dan tidak tertarik dengan keindahan wanita.

Adapun tentang anak kecil yang tidak tahu menahu tentang aurat wanita, memiliki dua penafsiran:

Pertama: anak-anak kecil yang tidak tahu tentang perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan biasa kita sebut anak kecil yang belum mumayyiz.

Kedua: anak-anak kecil yang tidak mampu memanfaatkan perkara-perkara yang tersembunyi dari seorang wanita dan bisa kita sebut anak kecil yang belum baligh. Berkenaan dengan penggalan ayat wanita-wanita pada zaman dahulu biasanya memakai gelang kaki, dan supaya gelang kaki mereka diketahui orang lain mereka mengeraskan langkah mereka. Sebenarnya penggalan ayat ini ingin mengatakan bahwa Allah melarang segala sesuatu yang menarik perhatian laki-laki non muhrim, seperti memakai parfum yang wanginya dapat tercium orang lain ataupun menghias wajah dan semua yang membuat hati laki-laki tergerak dan menjadi pusat perhatian mereka.

Ayat lain yang menyinggung tentang pensyariatan hijab adalah ayat ke-59 surah Ahzab. Allah swt dalam ayat tersebut berfirman:

Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan kepada wanita-wanita mukmin agar mereka mendekatkan diri kepada mereka dengan jilbab mereka supaya mereka mudah dikenal dan supaya mereka tidak diganggu maka sesungguhnya Allah Maha mengampuni dan Maha Penyayang.

Berkenaan dengan kondisi turunnya ayat ini, dalam tafsir Ali bin Ibrahim alQumi disebutkan:

Pada saat itu kaum wanita pergi ke masjid dan shalat di belakang Rasulullah. Saat mereka menuju masjid untuk menunaikan shalat Magrib atau Isya para remaja nakal yang duduk di pinggir jalan, mengejek atau mengolok-olok mereka. Lalu turunlah ayat ini yang memerintahkan mereka memakai hijab sempurna supaya mereka dikenal seutuhnya dan tidak ada alasan lagi untuk mengolok-olok mereka.

Dalam ayat ini ada dua poin yang harus diperhatikan:

Pertama, apakah maksud dari jilbab yang disebutkan dalam ayat? Dan apakah maksud dari kalimat hendaknya mereka dengannya? mendekatkan diri

Kedua, apa maksud dari faedah perintah hijab yang dalam kalimat di atas disebutkan (agar mereka dapat dikenal dan tidak diganggu)? Namun karena poin kedua ini harus dibahas secara tersendiri dalam filsafat hijab, maka kami tidak akan mengulasnya.

Menjawab poin pertama merupakan hal yang terasa cukup sulit, karena terjadi silang pendapat di antara para mufassir dan ahli bahasa. Ragib Isfahani dalam kitabnya, Mufradat al-Fadzil Quran menyebutkan, jilbab adalah baju kurung dan kerudung.

Makna jilbab menurut para mufassir adalah sebagai berikut; pertama, kerudung panjang yang menutupi kepala (rambut) dan dada. Kedua, jilbab (kerudung biasa). Ketiga, baju yang besar. Namun titik temu dari semua arti di atas adalah kain yang dapat menutupi badan. Namun, mayoritas mufassir berkeyakinan bahwa maksud dari jilbab dalam ayat tersebut adalah kain yang lebih besar dari kerudung dan lebih kecil dari chadur, sebagaimana ditegaskan oleh penulis kitab Lisanul Arab. Kemudian, kata di sini berarti memakai. Tidak di semua tempat kata ini berarti demikian, kita harus melihat konteks kalimatnya sebagaimana dalam ayat ini. Maksud dari kata adalah agar para wanita mendekatkan jilbab mereka ke badan mereka supaya dapat dikontrol, tidak terlalu besar sehingga terkadang tersingkap (jika tertiup angin atau lainnya).

2.Menurut Hadis Banyak hadis-hadis atau riwayat-riwayat yang membahas tentang hijab, oleh karenanya perlu kita pilah-pilah dan kelompokkan riwayat-riwayat tersebut dalam beberapa kategori. a. Hadis tidak diwajibkannya menutup wajah dan telapak tangan Masadah bin Ziyad menukil dari Imam Ja'far Shadiq a.s. ketika beliau ditanya tentang perhiasan yang boleh untuk ditampakkan, Imam menjawab:Wajah dan telapak tangan. Mufaddhal bin Umar bertanya kepada Imam Shadiq a.s. tentang wanita yang meninggal di perjalanan dan di sana tidak ada laki-laki muhrim atau

wanita yang memandikannya. Imam menjawab: Anggota-anggota tubuh yang wajib untuk ditayamumi hendaklah dibasuh akan tetapi tidak boleh menyentuh badannya, dan juga tidak boleh menampakkan kecantikan yang Allah wajibkan untuk ditutupi. Mufaddhal bertanya kembali: Bagaimana caranya? Imam menjawab: Pertama membasuh bagian dalam telapak tangan, kemudian wajah dan bagian luar tangannya. Dari sini kita dapat memahami bahwa tangan dan wajah bukan termasuk anggota badan yang wajib untuk ditutupi. Ali bin Ja'far ditanya tentang batasan seorang laki-laki dapat melihat wanita non muhrim, Imam menjawab: Wajah, telapak tangan dan pergelangan tangan. Dalam hadis lain juga disebutkan bahwa pada suatu hari Jabir bin Abdullah bersama Rasulullah menuju rumah putrinya Sayyidah Fathimah. Sesampainya di pintu rumah, Rasulullah mengucapkan salam dan meminta izin kepada putrinya untuk masuk sambil memberitahukan bahwa dia bersama Jabir bin Abdullah. Sayyidah Fathimah meminta beliau untuk menunggu sebentar karena pada waktu itu beliau belum menutup rambutnya. Setelah Sayyidah Fathimah menutup rambutnya, Rasulullah dan Jabir masuk ke rumah Sayyidah Fathimah. Rasulullah melihat wajah putrinya pucat dan kekuning-kuningan, kemudian bertanya mengapa hal ini terjadi. Sayyidah Fathimah menjawab bahwa wajah pucatnya dikarenakan rasa lapar yang menderanya. Mendengar hal itu Rasulullah

langsung berdoa kepada Allah agar menghilangkan rasa lapar yang diderita oleh putrinya. Dari hadis di atas kita dapat mengambil dua kesimpulan: pertama, Sayyidah Fathimah tidak menutup wajahnya di hadapan laki-laki non muhrim. Kedua, tidak wajib menutup wajah di hadapan laki-laki non muhrim. b. Hadis tentang diwajibkannya berhijab di hadapan Yahudi dan Nasrani Imam Shadiq a.s. bersabda: Tidak dibenarkan seorang wanita muslim menampakkan auratnya di hadapan wanita Yahudi dan Nasrani, karena mereka akan menceritakan ciri-ciri jasmaninya kepada suami-suami mereka. c. Hadis tentang ciri-ciri dan waktu hijab Imam Shadiq a.s. bersabda: Bukan termasuk maslahat jika wanita memakai kerudung dan baju yang tipis. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bersabda: Selamat bagi kalian yang memakai baju yang tebal, karena sebenarnya orang yang memakai baju yang tipis maka imannya pun tipis. Imam Shadiq a.s. bersabda: Cukuplah sebagai tolok ukur kehinaan seseorang ketika dia memakai baju yang menyebabkan kemasyhurannya. Imam Shadiq bersabda: Rasulullah Saw selalu melarang laki-laki untuk menyerupai wanita dan melarang wanita untuk menyerupai laki-laki dalam segi berpakaian.

d. Hadis tentang balasan bagi mereka yang tidak berhijab Rasulullah saw bersabda: Wanita yang di neraka menggantungkan dirinya dengan rambutnya adalah wanita yang tidak menutup rambutnya di hadapan selain muhrim. Rasulullah saw bersabda: Dua golongan penghuni Jahanam belum pernah aku lihat. Kelompok yang disiksa dengan sebuah pecut (menyerupai ekor sapi). Kedua para wanita yang berbusana namun telanjang (mereka yang mengenakan baju tipis dan transparan)... Dengan melihat dan memperhatikan beberapa hadis di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa Allah swt telah mewajibkan hijab bagi wanita muslimah.

3.Menurut Sirah (Sejarah) dan Akal Untuk menetapkan kewajiban hijab bagi kaum wanita, kita juga bisa merujuk sirah kaum wanita muslimah pada zaman Rasulullah. Mereka selalu menutupi tubuh dan rambut mereka ketika berada di hadapan non muhrim, seperti yang kita lihat dari hadis tentang kedatangan Rasulullah bersama Jabir ke rumah Sayyidah Fathimah as. Begitu juga dengan akal manusia, akal manusia juga dapat membuktikan kewajiban hijab bagi kaum wanita. Akal akan senantiasa memerintahkan segala perbuatan yang membawa manfaat dan akan memerintahkan untuk melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya akal akan selalu memperingatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan manusia.

Oleh karena itu, ketika melihat bahwa hijab akan memberikan keamanan, ketenangan atau dapat memupuk rasa cinta kasih di antara sesama maka akal yang sehat dan tidak tertawan oleh hawa nafsu akan memerintahkan untuk berhijab. Wallahu alam.

F. Pedoman berjilbab bagi Muslimah Islam sebagai agama yang bersifat universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat aturan/hukum-hukum yang mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun bagi perempuan, yang pada intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan digunakan sebagai penutup aurat sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur'an. Firman Allah :

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam,

janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al A'raaf (7) : 26-27) Seorang muslimah adalah seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dimana keimanannya itu diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan perbuatan sehari-hari. Dan pengamalan dari keimanan ini adalah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mengenakan jilbab bagi seorang wanita adalah merupakan suatu perintah dari Allah SWT dimana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan berdosa. Hal ini didasarkan atas perintah Allah dalam surat Al Ahzaab ayat 59 dan surat An Nuur ayat 31. Dari dua ayat ini jelas bahwa Allah mewajibkan wanita beriman untuk mengenakan jilbabnya /kerudungnya kecuali kepada orang-orang tertentu seperti yang tercantum dalam surat An Nuur : 31 diatas yaitu :

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lakilaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah

kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Perintah Allah diatas adalah jelas dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum wanita sebagaimana dinyatakan Allah pada pembukaan surat An Nur yaitu : Inilah satu surah yang Kami turunkan kepada rasul dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum syariat yang tersebut didalamnya. Dan Kami turunkan pula didalamnya keterangan-keterangan yang jelas, semoga kamu dapat mengingatnya. Dari bunyi ayat diatas jelaslah wanita yang tidak memakai kerudung telah melakukan dosa yang besar karena ingkar kepada hukum syariat Islam yang diwajibkan oleh Allah. Perintah Allah diatas ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam hadist beliau yang artinya : Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya. Perlu diketahui, sebagaian besar wanita muslimah tlah melalaikan kewajiban memakai khimar dan jilbab ketika keluar dari rumah. Diantara mereka ada yang hanya mengenakan jilbab tanpa khimra atau sebaliknya. Bahkan, terkadang jilbab yang dipakai sebagaian wanita muslimah tidak menutupi tubuh secara sempurna, masi menampakkan sebagian anggota badan yang diharamkan Allah untuk ditampakkan, yang termasuk kategori perhiasan wanita, misalnya rambut ubun-ubun, dan leher.

Sekarang kalau kita keliling diseluruh Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, sedikit sekali kaum wanita Islam yang memakai kerudung kepala, umumnya hanya anak-anak gadis pesantren. Jumlah kaum wanita yang memakai kerudung kepala bisa dihitung dengan jari, tidak ada artinya dari jumlah penduduk Islam yang lebih kurang 180 juta. Kalau begitu gambarannya, banyak sekali kaum wanita yang masuk neraka, cocok sekali dengan bunyi hadits dibawah ini, yang artinya sebagai berikut. : Saya berdiri dimuka pintu surga, tiba-tiba umumnya yang masuk ke surga orang-orang miskin, sedangkan orang yang kaya-kaya masih tertahan, hanya saja kebahagian mereka telah diperintahkan masuk neraka, dan aku berdiri di pintu neraka maka kebanyakan yang masuk neraka wanita. Banyak kaum wanita yang masuk neraka, semata-mata karena didalam hidupnya tak mau memakai kerudung kepala atau Jilbab, didalam neraka akan mendapat siksaan yang berat sekali sebagai mana diceritakan Nabi Muhammad dalam hadits beliau yang artinya sebagai berikut. ; Wanita yang akan digantung dengan rambutnya, sampai mendidih otak dikepalanya didalam neraka, ialah wanita-wanita yang memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki yang bukan muhrimnya Hadits diatas adalah bahagian akhir dari hadits nabi Muhammad yang cukup panjang, yang menceritakan berbagai macam siksa neraka yang diperlihatkan Allah waktu beliau pergi mikraj. Waktu beliau menceritakan nasib kaum wanita yang berat siksanya didalam neraka karena tak mau memakai kerudung kepala atau jilbab didalam hidupnya, beliau meneteskan air mata.

Begitulah Nabi Muhammad S.A.W. menangisi nasib kaum wanita dari ummatnya nanti di akhirat, tetapi sekarang kalau kaum wanita Islam disuruh memakai kerudung kepala, banyak alasannya ada yang mengatakan fanatika agama, sudah kuno tidak cocok dengan zaman, panas dan lain sebagainya. Sikap kaum wanita di zaman sekarang sungguh bertolak belakang dengan sikap kaum wanita di zaman dahulu diwaktu ayat kerudung kepala itu turun, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad S.A.W. berikut ini: telah berkata Aisyah : Mudah-mudahan Allah memberi rahmat atas perempuan-perempuan Muhajirat yang dahulu. Diwaktu Allah menurunkan ayat kerudung itu, mereka koyak kain-kain berlukis mereka yang belum dijahit, lalu mreka jadikan kerudung. Sikap wanita Islam di Madinah pada waktu turunnya ayat kerudung itu, betul-betul cocok dengan seorang pribadi beriman, sebagai yang digambarkan Allah didalam Al Quran, yaitu jika mereka mendengar ayat -ayat Allah dibacakan, mereka lalu berkata :Kami mendengar dan kami patuh. Tetapi sekarang sikap sebagian wanita Islam, jika dibacakan ayat mengenai keharusan memamakai Jilbab, mereka berkata :Kami mendengar tetapi kami ingkar. Kalau begitu sikap kaum wanita Islam terhadap ayat Jilbab ini, betul tidak cocok dengan pengakuannya kepada Allah didalam shalat yang berbunyi sebagai berikut: La syarikallahu wabidzalika ummirtu wa anna minal muslimin. Yang artinya Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku seorang muslimah

Seorang wanita yang mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk dan patuh kepada seluruh perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya, yaitu terdiri dari jilbab dan pakaian yang menutup seluruh anggota tubuhnya, berlengan panjang sampai pergelangan tangannya dan memakai rok yang menutup sampai mata kakinya. Kalau mereka tidak berpakaian seperti diatas, mereka bukan disebut wanita muslimah. Jadi pengakuannya didalam shalat yang berbunyi :Aku mengaku seorang muslimah adalah kosong, dusta kepada Allah. Seseorang yang bersumpah palsu saja dimuka pengadilan adalah berat hukumannya, apalagi seseorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat hukumannya didalam neraka, yaitu sampai digantung dengan rambutnya hingga mendidih otaknya. Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya :Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi. Jadi amatlah disayangkan apabila kita menjumpai saudara-saudara kita muslimah yang memakai jilbabnya hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti pada waktu sekolah, mengajar, kuliah, dsb. Tetapi diluar

itu apabila dia keluar rumah tidak memakai jilbabnya. Marilah kita perhatikan dan kita renungkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dari Ibnu Mas'ud : "Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya maka syetanpun berdiri tegak (dirangsang olehnya)" (HR. Turmudzi)

G. Syarat-syarat jilbab 1. Meutup seluruh badan selain bagian yang dikecualikan Alloh berfirman:

Dan

janganlah mereka

(wanita-wanita

beriman)

menampakkan

perhiasan merekakecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkankain kudung ke dada mereka.(QS. 24:31) Alloh melarang wanita menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak.Tentang perhiasan yang biasa nampak, maka ada dua penafsiran ulama: a. Pakaian yang dikenakan. Ini pendapat Ibnu Masud. b. Wajah dan dua telapak tangan. Ini merupakan pendapat sahabat: Aisyah, Ibnu Umar, dan Ibnu Abbas. Juga merupakan pendapat Ibnu Jarir, AlBaihaqi, Adz-Dzahabi, Al-Qurthubi, Ibnul Qoththon, Al-Albani. Dan ini pendapat yang lebihkuat, karena merupakan amal yang berlaku pada banyak wanita di zaman Nabi dan setelahnya. (Jilbab Wanita Muslimah, menurut Quran dan Sunnah).

Dengan demikian wanita muslimah wajib menutupi seluruh tubuhnya, kecualiwajah dan telapak tangan. Menutup wajah wanita tidaklah wajib, namun bukanlahperbuatan yang berlebihan, bahkan hal itu merupakan keutamaan, karenadilakukan oleh istri-istri Nabi dan sebagian sahabat wanita di zaman itu dansetelahnya.

2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan Tujuan perintah berjilbab adalah untuk menutupi perhiasan. Kalau jilbab/pakaianitu sendiri dihias-hiasi, dengan renda, bros, aksesoris, warnawarni yang menarik pandangan orang, maka ini termasuk tabarruj yang terlarang. Alloh berfirman:

Dan janganlah para wanita mukminat itu menampakkan perhiasan mereka. (QS.24:31) Alloh juga berfirman:

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu tabarruj. (QS. 33:33) Tabarruj artinya: perbuatan wanita yang menampakkan perhiasannya, keindahan-keindahannya, dan segala yang wajib ditutupi, yang berupa perkara-perkara yangmendorong syahwat laki-laki. (Jilbab Wanita

Muslimah, menurut Quran dan Sunnah, hal:122)

Oleh karena itulah jika keluar rumah, hendaklah wanita memakai pakaian yangberwarna gelap, tidak menyala dan berwarna-warni sehingga akan menarik pandangan orang.

3. Kainnya harus tebal dan tidak transaparan Karena jika kainnya tipis, maka berarti tidak menutup aurot.Nabi Muhammad bersabda: Dua jenis (manusia) di antara penduduk neraka, sekarang aku belum melihat mereka: Sekelompok laki-laki yang membawa cemeti-cemeti, seperti ekorekor sapi, mereka memukul manusia dengannya. Wanita-wanita yang berpakaian,(tetapi) mereka telanjang. Mereka menjauhkan orang lain (dari kebenaran),mereka (sendiri juga) menjauhi (kebenaran).Kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Para wanita ini tidak akan masuk sorga dan tidak akanmendapatkan bau

sorga. Padahal baunya akan didapati dari jarak yang sangat jauh. (HR. Muslim, no: 2128) Di antara penafsiran ulama terhadap sabda Nabi: wanita-wanita yangberpakaian, (tetapi) telanjang, yaitu: mereka menutupi sebagian tubuhnya, tetapi menampakkan sebagian lainnya untuk memamerkan kecantikan. Atau merekamengenakan pakaian yang tipis yang

memperlihatkan warna kulitnya. Sehinggamereka itu berpakaian seperti lahiriyahnya, namun mereka telanjang karena tidak menutupi aurot..Oleh karena itulah Ibnu Hajar Al-Haitami menghitung perbuatanwanita yang

memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna kulitnyatermasuk dosa besar! (Az-Zawajir 1/127, 129) Para ulama mengatakan: Wajib menutupi aurot dengan apa yang tidak menampakkan warna kulit (Majmu Syarh Al-Muhadzdzab 3/170. Dinukil dari hal: (Jilbab Wanita Muslimah, menurut Quran dan Sunnah, hal:129, karya Syeikh Al-Albani)

4. Harus longgar, Tidak ketat sehingga , sehingga tidak dapat menggambarkan lekuk tubuh. Usamah bin Zaid berkata: Rasulullah memberiku pakaian tebal buatan Qibthi (Mesir) di antara yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Maka aku pakaikan kepada istriku. Kemudian beliau bertanya: Kenapa engkau tidak memakai pakaian buatan Qibthi itu? Aku menjawab: Aku pakaikan kepadaistriku. Maka beliau bersabda: Perintahlah dia agar memakai pakaian rangkap didalamnya, karena aku khawatir pakaian itu membentuk ukuran tulangnya. (HR.Dhiya Al-Maqdisi; Ahmad; AlBaihaqi; dihasankan oleh Al-Albani di dalam 131) Yaitu menampakkan bentuk anggota tubuhnya, sebagaimana banyak dilakukanoleh wanita-wanita jahiliyah di zaman ini. Kaos ketat, celana jins ketat,berpakaian tetapi telanjang!

5. Tidak diberi wewangian atau parfum Nabi Muhammad bersabda:

Setiap mata pasti berzina. Dan jika wanita memakai minyak wangi lalu diamelewati majlis (laki-laki) maka dia ini dan itu, yakni pezina. (HR. Tirmidzi, no:2786; Abu Dawud, no: 4173; dll) Jika salah seoarng diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju mesji, maka janganlah sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangin ( dari Zainab Ats-Tsaqafiyah) Siapapun perempuan yang memaakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya yang akhir ( dari Abu Hurairah) Alasan pelarangnnya sudah jelas, yaitu bahwa itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata: hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju mesjid karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi laki-laki (Jilbab Wanita Muslimah, menurut Quran dan Sunnah, hal:137) 6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki Abu Huroiroh berkata: Rosululloh melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yangmemakai pakaian laki-laki. (HR. Abu Dawud, no: 4098; Ibnu Majah; Ahmad; dll) Imam Adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar Al-Haitami memasukkan ini dalam dosa-dosabesar! Dengan ini jelas bahwa wanita tidak boleh memakai pakaian yang khusus bagi laki-laki, seperti jaket, celana panjang, sorban, peci, topi, dsb. ((Jilbab Maratil Muslimah, hal:150) Dan kaedah yang membedakan antara pakaian laki-laki dan wanita adalah apa yang pantas dan diperintahkan agama kepada laki-laki dan wanita.

Wanita diperintahkan dengan menutupi diri, dan tidak pamer keindahan. (Lihat: (Jilbab Maratil Muslimah, hal:153)

7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir Secara umum agama Islam melarang umatnya menyerupai orang-orang kafirdalam segala perkara yang merupakan ciri khusus mereka. Termasuk dalammasalah pakaian. Maka wanita beriman terlarang meniru dan menyerupai pakaianwanita-wanita kafir atau fasik. Nabi Muhammad bersabda: Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk mereka. (HR. AbuDawud, no: 4031; dll) Setelah kita mengetahui hal ini, perhatikanlah yang ada pada kebanyakan wanitamuslimat! Mereka banyak meniru mode-mode baju-baju wanitawanita kafir danfasik. Alangkah jauhnya mereka dari tuntunan agama yang haq. Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk mereka. (HR. AbuDawud, no: 4031; dll) Setelah kita mengetahui hal ini, perhatikanlah yang ada pada kebanyakan wanitamuslimat! Mereka banyak meniru mode-mode baju-baju wanitawanita kafir danfasik. Alangkah jauhnya mereka dari tuntunan agama yang haq. 8. Bukan libas syuhrah ( pakaian untk mencari popularitas) Nabi Muhammad bersabda:

Barangsiapa memakai pakaian syuhroh, Alloh akan memakaikan padanya pakaiankehinaan pada hari kiamat, kemudian dia dibakar padanya di dalam neraka. (HR.Abu Dawud, no: 4030; Ibnu Majah) Ibnul Atsir berkata: Yang dimaksudkan adalah bahwa pakaiannya menjadi terkenal di kalangan orang banyak, karena warnamya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka, sehingga orang-orang mengangkat pandangan mereka kepadanya, dan dia berlagak dengan kebanggaan dan

kesombongan. (Dinukildari Jilbab Wanita Muslimah, menurut Quran dan Sunnah, hal:208) Syeikh Al-Albani berkata: Pakaian syuhroh adalah setiap pakaian yang diniatkan agar terkenal pada manusia. Baik pakaian itu mahal/berharga, yang pemakainyamengenakannya untuk membanggakan dengan dunia dan perhiasannya, ataupakaian buruk/rendah yang pemakainya mengenakannya untuk menampakkan zuhud (menjauhi dunia) dan riya. (Jilbab Wanita Muslimah, menurut Quran dan Sunnah, hal:208).

H. Keutamaan Hijab (Jilbab) Allah Subhanahu wa Taala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala (yang artinya): Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah

mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (Q.S An-Nur: 31)
1. Hijab merupakan tanda ketaatan seorang muslimah kepada Allah dan

Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Taala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak pula bagi perempuan yang muminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (Q.S. AlAhzab: 36) Allah Subhanahu wa Taala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala (yang artinya): Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (Q.S An-Nur: 31)

Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang artinya): Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah. (Q.S. Al-Ahzab: 33) Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yanga artinya): Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (Q.S. Al-Ahzab: 53) Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang artinya): Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. (Q.S. Al-Ahzab: 59) Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda: Wanita itu aurat maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.

2. Hijab itu Iffah (Menjaga diri).

Allah Subhanahu wa Taala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang artinya): Hai Nabi! Katakanlah kepada istriistrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), karena itu mereka tidak diganggu. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah karena itu mereka tidak diganggu sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
3. Hijab adalah Kesucian

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (QS. Al Ahzab: 53) Allah Subhanahu wa Taala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mumin, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. (Q.S. Al-Ahzab: 32)
4. Hijab adalah Ketaqwaan

Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-Araf: 26)
5. Hijab Itu Iman

Allah Subhanahu wa Taala tidak berfirman kecuali kepada wanita -wanita beriman (yang artinya):Dan katakanlah kepada wanita yang beriman. (Q.S. An-Nur: 31). Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman (yang artinya): Dan istri-istri orang beriman. (Q.S. Al-Ahzab: 59) Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Muminin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.
6. Hijab Itu Pelindung

Rasulullah

Shalallahu

alaihi

wassalam

bersabda

(yang

artinya):

Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan Sabda beliau yang lain (yang artinya): Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.

Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.


7. Hijab Itu Haya (Rasa Malu)

Rasulullah

Shalallahu

alaihi

wassalam

bersabda

(yang

artinya):

Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu. Sabda beliau yang lain (yang artinya):Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga. Sabda Rasul yang lain (yang artinya): Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.
8. Hijab Itu Perasaan Cemburu

Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu berkata: Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.

I. Hubungan Jilbab Dengan Aspek Kesehetan Jasmani Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta,

mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud) Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah) Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Beberapa Manfaat jilbab untuk kesehatan antara lain sbb : 1. Jilbab mencegah dari penyakit kulit Jilbab mencegah berbagai penyakit kulit. Kulit kita terdiri dari epidermis, dermis, dan subcotaneous layers. Banyaknya penyakit kulit di sebabkan oleh sinar matahari yang secara langsung terkena kulit terutama sinar UV. Apa lagi pada saat ini telah banyaknya lapisan ozon yang berkurang mengakibatkan semakin banyaknya sinar UV yang masuk ke bumi. Lapisan ozon berfungsi menyerap semua sinar bergelombang pendek agar tidak mengenai bumi. Sinar UV adalah sinar tak nampak yang merupakan bagian dari energi yang dipancarkan matahari. Sinar ini memiliki 3 panjang gelombang yang berbeda, yaitu; A,B,C. Panjang gelombang A berkisar 315-400 nm, gelombang jenis A menyebabkan kulit terbakar (sunburn) setelah terkena sinar matahari dalam waktu yang lama. Panjang

gelombang jenis B berkisar antara 280-315 nm, gelombang jenis B menyebabkan kanker kulit setelah terkena sinar matahari beberapa tahun. Panjang gelombang C berkisar 150-280 nm, sinar jenis C adalah gelombang sinar yang paling berbahaya dan mematikan. Sinar UV jenis C biasa di gunakan dalam sterilisasi karena kemapuannya membunuh bakteri dan virus. Sinar A dan B menyebabkan kanker kulit bagi manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sinar A menembus kulit lebih dalam dari pada B, akan tetapi daya rusaknya lebih rendah. Sinar A merusak sebagian sel yang di kemudian hari menyebabkan kanker kulit. Sinar B menyebabkan kanker kulit secara langsung, karena daya rusaknya lebih besar dari A, terutama bagi mereka yang terlalu sering terkena sinar matahari secara langsung. Jilbab mencegah kontak lansung antara kulit dan cahaya matahari sehingga kulit terlindung dari bahaya terkena matahari secara langsung. Secara ilmiah terbukti bahhwa terkena sinar matahari secara langsung dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kulit yang berbahaya bagi manusia. Diantaranya adalah: 1.Sunburn (terbakar sinar matahari) Sunburn terjadi akibat sengatan matahari yang kadarnya melebihi daya tahan kulit terhadap UV. Seperti luka bakar karena api baik gejala maupun tingkatannya. Suburn terjadi pada orang berkulit cerah setelah terkena terik matahari kurang dari seperempat jam. Sedangkan orang berkulit coklat (gelap) mampu bertahan di bawah terik matahari yang sama selama

3-9 jam. Gejala sunburn tidak nampak seketika setelah terkena sinar matahari, akan tetapi setelah beberapa waktu. Gejalanya bermula dari rasa perih dan muncul warna merah. Rasa perih akan mencapai puncaknya setelah 6-48 jam tersengat matahari. Umumnya terjadi pembengkakan kulit, terutama kulit kaki. Biasanya terik matahari di iringi hembusan hawa panas, dan hal ini kadang mengakibatkan demam. 2. Solar keratoses (peradangan kulit luar karena matahari) Bentuknya seperti sisik-sisik kasar yang nampak pada bagian kulit yang terbakar. Keadaan ini dapat berkembang menjadi kanker kulit yang menyerang sel gepeng squamous cell. Radang juga sering dijumpai pada tempat-tempat yang berulang kali terkena sengatan sinar matahari, terutama punggung tangan dan wajah. Bagian wajah yang sering radang adalah hidung, tonjolan pipi, bibir atas dan dahi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang yang bekerja di area terbuka dalam jangka waktu lama. Pencegahan dapat dilakukan dengan melindungi kulit dari radiasi sinar UV. 3.Solar urticaria (gatal-gatal karena matahari) Penyakit ini terjadi pada laki-laki maupun perempuan, namun jarang terjadi. Kebanyakan kasus terjadi sebelum usia 40 tahun. Gejalanya langsung nampak seketika setelah terkena sengatan matahari. Penyakit ini biasa menyerang wajah dan punggung tangan. Kondisi ini akan semakin parah seiring dengan makin lamanya seseorang terkena sengatan matahari. 4.Photosensitivity (kulit sensitif terhadap matahari)

Sifat sensitif pada cahaya terjadi akibat reaksi tak wajar, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, antara kulit dan cahaya. Yang paling umum di dapati ialah reaksi antara sinar UV jenis B dengan sel-sel kulit. Efek yang timbul ialah kudis berwarna merah yang membengkak dan menimbulkan rasa nyeri. Hal ini dapat berlangsung dalam beberapa hari hingga berminggi-minggu. 5.Kanker kulit Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya. Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari. Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit. Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal

itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab. Semua jenis kanker kulit adalah akibat dari terkena sinar matahari, terutama saat terik matahari dari pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore. Para ilmuan meyakini bahwa sinar UV dapat merusak DNA dalam sel-sel kulit dan mengubahnya menjadi tumor kanker. Adapun daerah yang paling potensial terkena kanker kulit ialah wajah, telapak tangan, lengan dan betis. Kulit-kulit yang terkena sunburn lebih potensial terkena kanker kulit. Seperti mereka yang menjemur tubuhnya dalam keadaan telanjang secara berkala (sunbath). Sinar-sinar tersebut dapat merusak atau minimal melemahkan sel-sel antibodi yang tersebar di permukaan kulit. Akibatnya, pertumbuhan tumor kanker pun semakin ganas. Sinar-sinar tersebut juga berpengaruh pada kesehatan kulit dan keindahannya. 6.Squamous cell carcinoma (kanker sel gepeng / sel squama) Penyakit ini tergolong kanker kulit yang paling luas penyebarannya. Penderitanya kebanyakan orang yang sensitif terhadap matahari. Penyakit ini di mulai dari peradangan kulit akibat terkena sinar matahari. Penyakit ini di mulai dari timbulnya sisi-sisik kecil yang muncul di wajah, telinga, dan tangan orang kulit putih, yang selama bertahun-tahun berjemur sambil telanjang di bawah sinar matahari. 7.In situ squamous cell carcinoma (kanker sel gepeng yang terlokalisir)

Juga dikenal dengan nama bonz. Sel-sel kankernya berkonsentrasi pada bagian luar kulit saja, luasnya berkisar antara satu hingga beberapa sentimeter. Penyebab utama dari kanker parsial ini adalah terkena sinar matahari yang mengandung UV. 8.Melanoma Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat dalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Majalah kedokteran Inggris tersebut pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah. Tentang hal ini Allah berfirman:

Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih ( Q.S. Al-Anfaal:32)

Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganasganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya. Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Penyakit kanker yang berbahaya yang dapat diobati jika diketahui sejak dini. Ia merupakan pertumbuhan sel-sel kromatin pada lapisan luar kulit dan lapisan di bawahnya secara tak terkendali. Seperti halnya kanker

lainnya, jenis ini mulanya seperti penyakit kulit, kemudian menyebar ke tempat-tempat lainnya seperti mata, mulut, dan otak. Penyakit ini dapat menjakiti semua umur, namun kebanyakan yang berumur 50-70 tahun. Korban yang meninggal dunia karenanya mencapai ratusan tiap tahun. Penyebab utama penyakit ini karena sering terkena sinar matahari ketika kanak-kanak.

2. Mencegah penuaan dini Fungsi kulit pada tubuh wanita tidaklah sama dengan fungsi kulit pada tubuh laki-laki. Pada wanita kulit juga berfungsi sebagai kosmetik. Kulit terdiri dari dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Lapisan epidermis merupakan lapisan tipis yang tersusun dari sel-sel kromatin. Sel epidermis juga menghasailkan pigmen, yaitu warna pada kulit manusia. Sel-sel yang terdapat pada epidermis, 90%-nya merupakan sel tanduk yang menghasilkan serabut-serabut protein yang disebut keratin, sel-sel tersebut bersifat melindungi kulit. lapisan permukaan ini memperbaharui diri secara otomatis setiap bulan. Diantara sel-sel keratin terdapat sel kromatin yang tersebar. Sel ini menghasilkan zat berwarna gelap yang disebut melanin. Zat inilah yaang memberi warna pada kulit dan melindunginya dari radiasi sinar ultra violet (UV) yang berbahaya, yaitu dengan menyerap atau menghancurkannya. Bila sel-sel ini terkena sengatan matahari dalam jangka waktu lama, ia akan

mengeluarkan melanin dalam jumlah besar. Sehinnga mengakibatkan warna coklat, suatu warna yang kurang cerah yang terjadi sebagai bagian dari fenomena penuaan. Lapisan kedua adalah lapisan dermis, Lapisan dermis lebih tebal dan lebih kuat dibandingkan dengan lapisan epidermis. Lapisan dermis tersusun dari anyaman jaringan ikat, pembuluh darah, saraf, kelenjar dan berbagai macam struktur, sepeti kelenjar lemak serta kelenjar keringat. Kelenjar keringat berfungsi sebagai stabilisator suhu tubuh. Kelenjar keringat berfungsi mempekakan kulit terhadap pengamanan fisik dan psikis, serta menjaga agar keseimbangan susunan elektrolit dalam serum terpelihara. Kelenjar lemak menghasilkan lemak yang melumasi kulit dan melindunginya dari sengatan matahari dan terpaan angin. Kulit yang berlemak merupakan akibat dari produksi lemak oleh kelenjar lemak secara kontinu. Kulit kering disebabkan karena produksi lemak yang menurun atau terhenti sama sekali. Di samping menghasilkan lemak dan keringat, dermis juga mengandung sistem limfe yang kompleks yang berfungsi menanggulangi infeksi. Sedangkan sistem saraf berfungsi menerima dan menghantarkan informasi atau impuls dari luar. Dalam lapisan dermis juga terdapat bahan kimiawi yang disebut kolagen. Kolagen adalah protein yang merupakan komponen terbesar bagi lapisan dermis. Kolagen berfungsi menentukan peringkat kelenturan di kulit.

Kolagen menjaga agar kelenturannya tetap optimal. Kolagen juga memelihara agar tekstur kulit tetap lembut. Sinar matahari yang tampak (visible light,400-800 nm) tidak menimbulkan kerusakan, tapi di sebelahnya terdapat sinar infra merah (infra red=IR,1300-1700 nm) yang 40% bagiannya mencapai bumi dan berpengaruh terhadap proses photo aging (penuaan yang disebabkan sinar matahari). Pengaruh sinar matahari menahun/kronik juga dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat efek fotobiologik sinar UV yang menghasilakn radikal bebas, akan menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama kalogen dan elastis, kerusakan pembuluh darah kulit dan menimbulkan kelainan pigmentasi kulit. Usia secara berangsur-angsur akan menurunkan derajat kecantikan seorang wanita. Usia menyebabkan penumpukan pigmen di kulit tidak terdistribusi secara merata dan menyeluruh, melainkan timbul bercakbercak. Semakin tinggi usia semakin cepat terjadinya akumulasi sel-sel mati di lapisan epidermis. Sehingga mengakibatkan perubahan pada kelenturan dan tekstur kulit yang mengakibatkan kekeringan, kekakuan, dan keriputkeriput di kulit. Semua proses penuaan di atas dapat di percepat pada kulit yang sering terkena matahari secara langsung, termasuk polusi kiamiawi dalam atmosfer.

Dengan berjilbab dapat mencegah penuaan secara dini karena melindungi kulit kita dari cahaya matahari, angin, polusi udara secara langsung.

3. Mencegah kanker nasofaring Kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang saluran antara hidung dan tenggorokan (nasopharyngeal carcinoma). Kanker nesofaring adalah kanker pada daerah tersembunyi di bagian belakang hidung berbentuk kubus. Bagian depan nesofaring berbatasan dengan rongga hidung, sementara bagian atas berbatasan dengan dasar tengkorak dan bagian bawah merupakan langit-langit dan rongga mulut.

Virus Epstein-Barr menaikkan resiko seseorang menderita penyakit kanker nesofaring. Virus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di nesofaring tanpa menimbulkan gejala. Penyakit ini banyak di temukan di Asia, termasuk Indonesia. Gejala kanker ini adalah keliuarnya darah dari hidung, hidung mampet, sakit kepala, pusing, telinga berdengung dan terjadi pembesaran di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening, gejalanya mirip seperti penyakit flu biasa. Terapi terhadap penderita kanker nesofaring bisa dilakukan dengan radiasi/kemoterapi. Namun bila kanker tersebut sudah menyebar hingga paru-paru, maka harapan hidupnya tinggal 2 tahun lagi. Sebab kemoterapi yang di lakukan sudah tidak sanggup menghentikan penyebarannya.

Salah satu cara untuk mencegah serangan kanker tipe ini adalah dengan tetap mengenakan penutup wajah.

4. Pakaian ketat dapat menyebabkan penyakit paresthesia Dari segi medis, ditemukan fakta bahwa celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland, berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya. Seperti dipaparkan oleh Dr. Malvinder Parmar dari Timmins & District Hospital, Ontario, Kanada dalam tulisannya di Canadian Medical Association Journal dikatakan bahwa ia sudah mengobati beberapa wanita berusia 22 - 35 tahun yang mengeluhkan rasa panas dan gatal di sekitar paha. Gangguan saraf ringan itu terjadi lantaran mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir. Dan hasil dari penelitian Parmar menunjukkan bahwa kelainan itu menjadi permanen selama celana ketat sepinggul melilit di tubuh. Menurut dr. Andradi Suryamiharia Sp.S(K), spesialis saraf yang sehari-harinya bertugas di RSUPN Cipto Mangun Kusumo, Jakarta dan staf pengajar FK-UI, sebagai gangguan saraf, paresthesia gampang dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.

Selain paresthesia, pakaian ketat juga mengakibatkan ancaman jamur, dr. Kusmarinah Bramono Sp.KK, spesialis kulit dan kelamin RSCM, mengatakan bahwa pada dasamya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan tiga macam gangguan kulit, baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul. Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang

memungkinkan jamur subur berkembang biak. Negara Indonesia merupakan Negara tropis, dan idealnya di Negara dengan iklim seperti ini seharusnya pakaian ketat atau terlalu tebal itu dihindari. Mengapa? Karena dengan iklim seperti ini, jika kita berpakaian ketat maka akan mengakibatkan kulit menjadi kekurangan ruang untuk bernapas, sementara cairan yang keluar dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan kulit menjadi lembab. Hal inilah yang menyebabkan jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta jamur kandida yang basah dan gatal. Pakaian ketat juga mengakibatkan terjadinya penyakit kulit, gatal, dan berbekas hitam. Gejala gatal tersebut dapat muncul karena adanya gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang memiliki potensi gesekan tinggi tidak hanya benda keras seperti jam tangan, ikat pinggang, perhiasan dsb. Busana sehari-hari pun jika terlalu ketat menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga berpotensi memiliki gesekan yang tinggi bahkan dapat memicu luka. Menurut dr. Kusmarinah Bramono Sp.KK juga, celana ketat berpengaruh pada kondisi kulit di sela-

sela paha. Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, jika prosesnya berlangsung lama, dapat menimbulkan bercak hitam di pangkal paha. Penyakit kulit yang biasanya menyerang pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Pakaian ketat juga dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin tersebut jelas dapat membahayakan kondisi rahim. Hal serupa juga berlaku untuk pria, karena pakaian ketat pada pria akan menurunkan tingkat kesuburan. Celana ketat tersebut meningkatkan suhu di sekitar selangkangan (sela-sela) paha. Sehingga di sekitar paha lebih panas dibanding suhu di bagian tubuh lain. Panas di selangkangan itu berpengaruh terhadap testis atau buah zakar. Efek selanjutnya akan mengganggu fungsi pembentukan spermatozoa. Akibat pengaruh panas itu, spermatozoa mengalami penurunan tingkat kesuburan.

5. Jilbab tidak berhubungan dengan ketombe

Ketombe adalah pengelupasan kulit kepala yang bersifat kering dan berlebihan, berhubungan dengan penyakit kulit kepala. Jika ada keluhan ketombe dari para pemakai jilbab, harus disadari bahwa bukan jilbab penyebabnya. Ketombe lebih berhubungan dengan kontaminasi jamur dari jari, sisir, topi dan jepit rambut (Grimalt, 2007).

6. Jilbab tidak menyebabkan bau badan.

Bau badan adalah bau khas yang dihasilkan dari produk perspirasi yang bereaksi di engan atmosfer dan aktifitas bakteri di permukaan kulit dan terjadi reaksi kimia. Biasanya bau badan dapat dihilangkan dengan mandi dengan sabun. Bau badan dapat berubah jika ada perubahan kondisi kulit, kanker, investasi jamur, hemorrhoid, leukemia, ulkus dan juga karena retensi bau badan akibat jenis bahan baju. Bau badan tidak berhubungan dengan

luas permukaan yang ditutupi. (McQueen, 2007). Jadi memakai jilbab, menutup sebagian besar tubuh, tidak berhubungan dengan bau badan, kecuali ada gangguan kesehatan dan pemakaian jenis kain tertentu.

7. Lebih sulit menderita gangguan mental.

Wanita yang memakai jilbab dengan sukarela akan menjadi orang yang merasa selalu terhubung dengan Tuhannya, Zat Yang Maha Melindungi, Maha Memberi dan sumber ketenangan diri. Tentu saja hal ini akan membuat gangguan mental sulit menghinggapinya. Hal ini terbukti pada penelitian Bhui et al yang membandingkan antara gadis-gadis muslim yang berpakaian menutup aurat dengan gadis-gadis yang memakai pakaian ala Barat yang cenderung berlomba-lomba dalam mempercantik diri.

Kelompok terakhir ini cenderung tertekan jika dandanannya kurang elegan, dan lebih sering mengalami depresi. Hal ini membuktikan bahwa gadis yang memakai jilbab akan lebih jarang menderita gangguan mental (Bhui, 2008).

J. Hubungan Jilbab Dengan Aspek Rohani Allah memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap yang benar-benar manfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah. Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan. 1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka) Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh (HR. Muslim). Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya. Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya. 2. Akan seperti biadadari surga

Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya. (QS. Ar-Rahman: 56)

Mereka laksana permata yakut dan marjan. (QS. Ar-Rahman: 58)

Mereka laksan telur yang tersimpan rapi. (QS. Ash-Shaffaat: 49) Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga. Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.

3. Sebagai perisai dari perbuatan tercela.

Dengan berjilbab ukhti akan cenderung untuk bergaul dengan mereka yang berpenampilan sama (wanita-wanita shalihah) karena begitulah tabiat manusia pastilah akan mencari teman sesuai karakternya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"Manusia itu mengikuti kebiasaan dan perangai sahabatnya, maka perhatikanlah dengan siapa kamu bergaul". (HR. Ahmad 2/303 hadist no.8015, Abu Dawud no.4833, At-Tirmidzi no.2378 dihasankan oleh AtTirmidzi)

Jilbab akan mempunyai nilai kemulyaan Islam, gambaran keindahan diri muslimah , dan akan menjadi benteng kekuatan dari perbuatan tercela dan tipu daya syetan. apabila niat memakainya adalah hanya untuk Allah, dan karena Allah semata, serta tujuan hanya untuk melaksankan perintah Allah semata. Apabila ada bisikan syetan yang mengajak untuk melanggar aturan Allah, maka akan teringatlah dengar jilbabnya, bahwa sesungguhnya Jilbab ini adalah identitas kemuliaan Islam ,bukti ketaatan dirinya pada Allah, dan merasa malu melanggar janji dirinya pada Allah. Ia akan selalu engingat bahwa hidup untuk beribadah kepada Allah dengan selalu berusaha perintahNya. Ia akan selalu mengingat pada perkataan Rabbnya kepada dirinya : .. dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke atas dadanya, dan janganlah menampakan perhiasanya. ( An-Nissa :31) .

4. Sumber Pahala Terlepas dari adanya wanita berjilbab yang bersikap dan berperilaku kurang islami, bagaimanapun seorang wanita berjilbab tentu lebih baik atau lebih saleh daripada wanita tak berjilbab, bila kedua wanita persis sama dalam segi-segi keimanan ( ibadah dan muamalah) lainnya. Ini berarti bahwa kelak di akhirat wanita yang berjilbab akan memperoleh pahala lebih besar dan kedudukan lebih tinggi daripada wanita tak berjilbab. Banyak sekali ayat dalam Al Quran yang menerangkan betapa orang yang beriman, yang mematuhi perintah Allah, akan memperoleh pahala di akhirat kelak.

5. Melindungi muslimah dari fitnah.

Sudah menjadi kenyataan bahwa daya tarik perempuan bagi laki laki merupakan tipu daya tak bisa dianggap enteng. Seperti tragedi antara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Wanita memang menarik, tapi bukan berarti ia hidup untuk menarik perhatian lawan jenis. Tetapi wanita muslim hidup hanya untuk Allah SWT yakni Tuhannya, dengan cara menjalankan keinginan Tuhannya, yang membuat dirinya jauh dari fitnah. Allah SWT memerintah muslimah untuk menutup auratnya (jilbab), demi kebaikan hidup muslimah sendiri. Agar tidak diganggu oleh laki-laki yang bernafsu liar. Jilbab ini dapat meredam daya tarik tubuh luar biasa , sehingga seorang muslimah akan jauh dari godaan laki-laki pengumbar hawa nafsu. Allah SWT berfirman: Hendaklah mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuhnya ,. karena itu mereka tidak akan diganggu. ( QS Al-Ahzab ayat 59)

6. Mengangkat derajat dirinya di mata Allah.

Dengan berjilbab, seorang muslimah akan senantiasa meluruskan niat dan menjaga prilaku agar dalam koridor penghambaan diri kepada Allah, bukan kepada mahluk-Nya. Berjilbab baginya adalah ibadah, apabila ibadahnya ingin diterima oleh Allah, maka ia akan berusaha berjilbab yang sesuai dengan ketentuan ketentuan Allah semata.

7. Ibadah Mudah, Tanpa Lelah dan Lebih Dicintai Allah

Ketahuilah wahai ukhti, bahwa mengenakan jilbab merupakan ibadah yang agung mengandung banyak kebaikan. Bahkan ia lebih dicintai Allah dari sekian banyak ibadah sunnah seperti disebutkan dalam firman Allah Ta'ala dalam hadist qudsi berikut: "Hamba-Ku tidaklah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan sesuatupun yang lebih kucintai dari pada apa yang Aku wajibkan atasnya" (HR.Bukhari no.6502 dari kitab Ar-Riqaq bab AtTawadhu).

8. Mengundang Turunnya Pertolongan Allah

Ukhti muslimah, dengan berjilbab maka kita telah ambil bagian dalam menolong agama Allah, karena yang dimaksud dengan menolong agama Allah adalah dengan memperjuangkan syariat-Nya, Allah Ta'ala berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah maka Allah akan menolongmu dan memantapkan kedudukanmu" (QS.

Muhammad: 7)

9. Sumber Kebahagiaan

Wajah wanita berjilbab akan memancarkan sinar iman. Wajah yang memancarkan optimisme, semangat hidup, dan kedamaian hati. Lihatlah

wanita-wanita berjilbab. Lihatlah cahaya keimanan pada wajah mereka. Mereka tersenyum ceria, tertawa lincah, berjingkrak dan melompat dalam kebahagiaan.

Wanita berjilbab senantiasa mantap dalam setiap langkahnya, mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Orang boleh mencemoohkannya. Menyapanya dengan ucapan assalamualaikum secara main-main, dan bahkan menarik jilbabnya. Namun semua itu dianggap angin lalu. Ia takkan goyah dalam keimanan. Ia akan tetap tegar seperti batu karang yang diempas gelombang lautan. Sebaliknya, ia merasa kasihan kepada orang yang mencemoohnya. Ia tahu bahwa sementara ia merasa bahagia dengan cobaan yang Allah berikan padanya, si pencemooh sesungguhnya tidak berbahagia dengan sikap dan perilakunya ( bahkan ia merasa bersalah dan menyesal). Ketegaran dan kebahagiaan wanita berjilbab yang istiqamah itu adalah seperti yang difirmankan Allah,

Sungguh orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian tetap teguh pendirian dalam agama, tidak perlu mereka khawatirkan keadaan dan mereka tidak berduka cita. Q.S. Al Ahqaf:13

10. Memelihara Rasa Malu

Malu merupakan sifat khas orang beriman. Sifat inilah yang mencegah seseorang dari perbuatan tercela. Makin besar rasa malu maka makin bertaqwa pula orang tersebut insyaAllah. Karenanya wanita-wanita teladan yang diceriterakan dalam Al-Qur'an dan Hadist Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah wanita pemalu.

K. Hubungan Jilbab Dengan Aspek Social Begitu pentingnya jilbab bagi seorang muslimah sehingga dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda : "Telah berkata Ummu 'Athiyah saya bertanya : 'Ya Rasulullah apakah salah seorang dari kami dinyatakan bersalah bila ia tidak keluar (pergi ke tanah lapang) karena ia tidak mempunyai jilbab ?' Maka sabdanya : 'Hendaklah temannya meminjamkan jilbab untuknya'." (HR. Bukhari Muslim) Perintah memakai busana muslimah, juga terdapat dalam QS. AlAhzab : 59 Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Dalam ayat ini, perintah berbusana muslimah akan memberikan beberapa hikmah, yaitu supaya lebih mudah dikenal, sehingga tidak diganggu. Busana muslimah, secara langsung ataupun tidak akan memberikan

pengaruh pada pembentukan konsep diri. Baik bagi yang memakai, maupun bagi yang memandang. Jadi Rasulullah mewajibkan seorang muslimah untuk mengenakan jilbabnya dalam keadaan apapun, begitu pentingnya hal ini sehingga apabila seorang muslimah tidak mempunyai jilbab beliau menyuruh temannya untuk meminjaminya. Berikut ini beberapa hikmah dari diwajibkannya jilbab bagi seorang muslimah :
1.

Sebagai identitas seorang muslimah Allah memberikan kewajiban untuk berjilbab agar para wanita mukmin mempunyai ciri khas dan identitas tersendiri yang membedakannya dengan orang-orang non muslim. Dalam sebuah hadits dikatakan : "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" (HR. Abu Dawud)

2.

Meninggikan derajat wanita muslim (muslimah) Dengan mengenakan jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka auratnya di sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata yang terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan memilikinya. Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap orang dapat dengan mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya kembali. Allah berfirman :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl (16) : 97)
3.

Mencegah dari gangguan laki-laki tak bertanggung jawab Hal ini mudah dipahami karena dengan seluruh tubuh tertutup kecuali muka dan telapak tangan, maka tidak akan mungkin ada laki-laki iseng yang tertarik untuk menggoda dan mencelakakannya selama ia tidak berperilaku yang berlebih-lebihan. Sehingga kejadian-kejadian seperti perkosaan, perzinaan, dsb dapat dihindarkan.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa' (17) : 32)
4.

Terhindar dari pelecehan Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam,

Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita. (HR. Bukhari) Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang??? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab). Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah Ta'ala menyebutkan wanita terlebih dahulu karena fitnah (godaan) merekalah yang terbesar. sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: "Sepeninggalku tidak ada fitnah yang lebih berbahaya terhadap laki-laki daripada wanita". (HR. Bukhari no. 4808 dan Muslim no 2740 liat Tafsir Ibnu Katsir 2/19).
5.

Memelihara kecemburuan laki-laki Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah subhanahu wataala tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam. Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya. (HR. Muslim) Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.

6.

Memperkuat kontrol social Seorang yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya khususnya dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari bahwa dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah ingat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.

7.

Menjadi kontributor dalam menciptakan lingkungan sehat. Dengan berjilbab, ada suatu keinginan untuk memperbaiki diri terusmenerus ,dan menggali pengetahuan Islam lebih mendalam. Sikap ini akan membangun keinginan dirinya untuk menjadi suri tauladan bagi lingkungan yang tidak Islami.

8.

Tanda Wanita Terhormat Salah satu tujuan disyariatkan jilbab ialah untuk membedakan antara wanita terhormat dengan wanita-wanita lainnya. Allah Ta'ala berfirman:

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Ahzab: 59)

9.

Mengundang Jodoh Yang Shalih Ukthi muslimah ketahuilah, bahwa lelaki shalih adalah dambaan wanita mulia. demikian pula wanita shalihah adalah dambaan lelaki shalih, dengan mengenakan jilbab maka ukhti akan dinilai sebagai wanita shalihah sehingga otomatis jodoh yang shalih insyaAllah akan segera mampir. Sering terdengar wanita islam enggan berjilbab karena khawatir tak diminati pria. Pendapat ini sebenarnya mengherankan, bila ia mengharapkan seorang teman hidup yang beriman. Wanita berjilbab tentu kurang laku pada lelaki

sembarangan.

Lelaki sembarangan (tak beriman) biasanya lebih

mementingkan penampilan fisik (kecantikan lahiriah) dari wanita yang diinginkannya sebagai teman hidup. Bila saja seorang wanita mendambakan jodoh yang beriman, sebenarnya berjilbab merupakan salah satu upaya untuk mewujudkannya. Sebab, seorang pemuda yang saleh tentu mengharapkan jodoh yang saleh pula. Seperti kata nabi, bukankah yang paling berharga di dunia ini setelah iman adalah seorang istri yang saleh? Bagi wanita tentu dapat berlaku hal senada bahwa yang paling berharga setelah iman adalah suami yang saleh.
10.

Jilbab Menunjukkan Harga Diri Pemakainya

Wahai ukhti, wanita yang mengganggap dirinya berharga maka ia tidak akan membiarkan semua orang bebas melihatnya, apalagi menjamahnya! tentunya wanita itu akan menjaganya sampai tiba saatnya dia menikah mendapatkan laki-laki shalih dan suaminyalah nanti yang akan bebas melihatnya.

11.

Terhindar Dari Tindak Kriminal Ukhti, dengan berjilbab secara sempurna, insyaAllah ukti akan terhindar dari tindak kriminal misalnya penodongan atau perampokan, karena perhiasan yang ukhti kenakan tidak akan terlihat dari luar. Sebab pemicu adanya kejahatan tersebut karena wanita yang menampakkan perhiasannya.

12.

Menghemat

Berbeda dengan baju nonjilbab, baju jilbab tak perlu dibuat dari bahanbahan yang mahal dan modelnya pun tak perlu aneh-aneh. Kesederhanaan memang dituntut dalam islam. Berlebihan dalam hal apa pun, termasuk dalam berpakaian dilarang Allah, seperti dalam firman-Nya,

Tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlbih-lebihan. (Q.S. Al Anam 6: 141) Muslimah sejati pastilah akan menbuat jilbabnya dari bahan-bahan yang sederhana karena ia tak mungkin mengharapkan kekaguman atau pujian orang atas jilbabnya yang terbuat dari bahan yang mahal. Tujuan utama atau terpenting berjilbab adalah menutup aurat. Namun dengan bahan yang sederhana dan model yang serasi dan tak mencolok, toh si pemakai akan tampak anggun dan berwibawa. Dengan menggunakan model yang sederhana itu, jelas si pemakai dapat menghemat dana untuk pakaiannya.
13.

Sehat dan Indah Berjilbab berarti menutupi seluruh anggota badan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan demikian, seluruh anggota badan yang tertutupi itu

akan terlindung dari debu dan kuman-kuman penyakit, terutama kuman penyakit kulit. Karena rambutpun tertutupi, wanita berjilbab senantiasa memiliki rambut yang sehat dan bersih. Yang lebih penting lagi, berjilbab menambah kesehatan rohani karena dengan berjilbab ia berarti menjalankan perintah Tuhan. Dengan menuruti perintah Tuhan, insya Allah ia akan siap menghadapi berbagai tantangan. Dilihat dari segi keindahan, wanita berjilbab itu akan tampak anggun karena berjilbab itu sendiri, setidaknya bagi kaum wanita beriman adalah pakaian paling indah di dunia dan takkan pernah ketinggalan zaman. Wanita semacam ini dilukiskan Saida Chaudry, seorang muslimah Amerika kelahiran Jerman, dalam puisinya, Engkau berjalan penuh martabat karena engkau tahu, Tuhan memuliakanmu Tataplah wanita berjilbab sekilas dengan pandangan mata penuh iman disertai ucapan Subhanallah, kita akan melihat bahwa wanita berjilbab akan tampak lebih cantik daripada kalau ia tidak berjilbab.

L. Hubungan Jilbab Dengan Aspek Psikologi Social Dalam psikologi sosial, jilbab sebagai busana muslimah mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
1. Diferensiasi.

Dengan

busana

muslimah

seseorang

membedakan

dirinya,

kelompoknya atau golongannya dari orang lain. Busana memberikan identitas yang memperteguh konsep diri. Kelompok anak muda yang ingin

menegaskan identitasnya, berusaha menunjukkan pakaian yang aneh-aneh. Dengan perilaku aneh, ia membedakan dirinya dengan orang tua. Busana muslimah memberikan identitas keislaman, yang membedakan dirinya dari kelompok wanita yang lain. Dalam dunia modern sekarang ini, banyak wanita yang mencari-cari identitas dengan menampilkan pakaian-pakaian yang sedang in atau menjadi mode zaman. Seorang wanita yang tiba-tiba naik pada posisi tinggi mengalami krisis identitas. Untuk memperteguh identitas dirinya, ia akan mencari busana yang melambangkan status barunya.
2. Perilaku.

Busana muslimah bagi seorang muslimah, memberikan citra diri yang stabil. Ia ingin menunjukkan bahwa Saya adalah muslimah melalui jilbabnya. Dengan itu, tertanam dalam dirinya untuk menolak segala macam sistem jahiliyah dan ingin hidup dalam sistem islami. Karena itu, selembar kain kerudung yang menutup rambut dan lehernya menjadi simbol keterlibatan pada Islam. Dari sini, busana muslimah mendorong pemakainya berperilaku sesuai dengan citra muslimah. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan memakai pakaian seragam kelompok tertentu, seorang menunjukkan melalui pakaian seragamnya itu bahwa ia telah melepaskan haknya untuk bertindak bebas dan dalam batas-batas kaidah-kaidah kelompoknya. ABRI yang berpakaian seragam akan merasakan perilakunya berbeda ketika ia berpakaian preman. Santri yang menanggalkan sarung dan peci serta

menggantikannya dengan celana blue-jeans dan t-Shirt akan merasakan perubahan perilakunya.
3. Emosi.

Pakaian mencerminkan emosi pemakainya, sekaligus mempengaruhi perilaku orang lain. Busana muslimah yang diungkapkan secara massal akan mendorong emosi keagamaan yang konstruktif. Emosi dan perilaku sebenarnya kembali kepada fungsi pertama dari pakaian, yakni diferensiasi. Bila kita berjumpa dengan orang lain, kita akan mengkategorikan orang itu dalam satu kategori yang terdapat di dalam memori kita. Kita akan segera mengelompokkan orang ke dalam kategori mahasiswa, cendekiawan, penjahat, dan lain-lain. Kita menetapkan kategori itu berdasarkan gambaran yang tampak, petunjuk wajah, petunjuk bahasa dan petunjuk artifaktual. Dalam waktu yang singkat, kita akan umumnya menggunakan petunjuk artifaktual, dalam hal ini busana. Karena busana terlihat sebelum terdengar. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gibbins pada gadis-gadis sekolah menengah menunjukkan bahwa manusia memang betul-betul menilai orang lain atas dasar busananya dan makna yang disampaikan busana tertentu cenderung disepakati. Wanita yang menggunakan busana muslimah akan selalu dipersepsi dalam kategori muslimah. Boleh jadi, berbagai gambaran tentang kriteria seorang muslimah dikaitkan dengan kategori ini, misalnya wanita saleh, istri yang baik, tahu banyak tentang agama dan lain-lain. Apa pun

konotasinya, inti persepsinya tidak mungkin lepas dari kategori muslimah. Dari persepsi itu, orang kemudian mengatur perilakunya terhadap pemakai busana muslimah. Orang tidak akan melakukan perbuatan tidak senonoh, kemungkinan hanya gangguan kecil seperti ucapan Assalamu

Alaikum untuk bercanda. Inilah barangkali yang dimaksud oleh Allah dengan sehingga mereka tidak diganggu . Busana muslimah mempunyai fungsi penegas identitas. Dengan busana itu, seorang muslimah mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran Islam. Karena identifikasi ini, ia akan terdorong untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. Busana muslimah akan menyebabkan orang lain mempersepsi pemakainya sebagai wanita muslimah dan akan

memperlakukannya seperti dia.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menutup aurat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah. Bagi wanita,menutup aurat dapat dilakukan dengan cara memakai jilbab tetapi harusmemperhatikan batasan-batasan apasaja yang harus ditutup dan pakaian apasaja yang sebaiknya digunakan. Agar tidak disebut sebagai berpakaian tetapitelanjang yaitu berpakaian tetapi kain yang digunakan tipis, ketat, pendek danlain-lain. Tentu hal ini sangat bertentangan ajaran Islam dalam berpakaian yaituharus longgar, panjang, berlubah dan lain-lain. islam mengajarkan agarseorang muslim berpakaindengan pakaian islami dengan tuntunan yangtelah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Sebab berpakaian ternyata merupakanperwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehinggaberusaha selalu menutupi tubuhnya. Adab berpakaian adalah sesuatupakaian yang sesuai dengan aturan mengenakan pakaian untuk menutup aurat yang berlaku dimasyarakat.Fungsi utama berpakaian,yaitu menutupaurat. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menutup aurat.

B. Saran Remaja pada zaman sekarang, lebih mementingkan penampilannya tanpamemperhatikan akibat yang akan terjadi. Jika kita wanita tidak menutup aurat,pasti akan mengundang nafsu laki-laki dan tanpa diduga akan terjadi halhal yangtak diinginkan. Padahal yang mengundang nafsu tersebut adalah

sebenarnya kitawanita yang seharusnya lebih sadar diri. Remaja sekarang tidak sadar akan hal itu,mereka lebih berlaku cuek terhadap keselamatan diri masingmasing. Maka dariitu, tutuplah auratmu sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis maupun Al-quran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin. 2012. Jilbab Wanita Muslimah Menurut Al-Quran dan Sunnah, Cetakan 5. Solo: At-tibyan. Ilyas Suhairy, 2002, Pakaian wanita islam mengikuti Al-Quran dan Sunnah. Malaysia: Penerbit Johor Bahru.

Usnan Ibrahim, 2001, Islam dan Jilbab. Penerbit PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia Al-Quran-Indonesia. Situs Al-Quran Online Terjemahan Bahasa Indonesia. http://www.alquran-indonesia.com/. Last update 19 juni 2012. Indah. 2012. Aurat tentang islam. http://www.scribd.com/doc/90335250/AuratTtg-Islam. last update 9 juni 2012. Satyanegara. 2012. Pengertian Jilbab dan Pembahasan Ahli http://www.scribd.com/doc/3282739/PENGERTIAN-JILBAB PEMBAHASAN-AHLI-TAFSIR. last update 8 juni 2012. Ilham. Tafsir.

2011. Manfaat berjilbab. http://ilhamsyiarislam.blogspot.com/2011/01/manfaat-berjilbab.html. last update 8 juni 2012. Abidin, zainal Muhammad. 2009. Pengaruh Jilbab sebagai Busana Muslimah dalam Pergaulan. http://www.masbied.com/2009/10/31/pengaruh-jilbabsebagai-busana-muslimah-dalam-pergaulan/. Last update 8 juni 2012.

Rahma, aisha. Manfaat Jilbab: Manfaat Jilbab Menurut Islam Dan Sains. http://oish.abatasa.com/post/detail/10652/manfaat-jilbab-manfaat-jilbabmenurut-islam-dan-sains. Last update 8 juni 2012. Anonym. Manfaat Memakai Jilbab Atau Hijab Untuk Wanita. http://jatisrono.com/tausyiah/manfaat-memakai-jilbab-atau-hijab-untukwanita. Last update 8 juni 2012. Beik, Rabiah Adhawiah. 2007. Hijab dalam Syariat Islam. http://www.alshia.org/html/id/service/maqalat/044.htm. last update 9 juni 2012. Anonym. 2011. Hikmah dan manfaat kenapa muslimah harus berjilbab. Http://marketingalitishom.com/news/6/hikmah-dan-manfaat-kenapamuslimah-harus-berjilbab. Last update 9 juni 2012. Dhanubrata, Maita.2012. Manfaat Jilbab Bagi Kesehatan http://maitadhanubrata.blogspot.com/2012/03/manfaat-jilbab-bagikesehatan.html Kusumo, Fajar Adi. Jilbab Busana Seorang adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/jilbab.html Indah, Muslimah. http://f-

Rosaria. 2009. Jilbab: Gaya hidup Sehat . http://rosariaindah.wordpress.com/2009/12/09/jilbab-gaya-hidup-sehat/

Admin. 2009. 8 (Delapan) Hal Keutamaan dalam Berjilbab/Hijab http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/19/8-delapan-halkeutamaan-dalam-berjilbabhijab/ Admin. 2011. Jilbab Dalam Al Quran dan Jilbab Zaman Sekarang http://www.akhwatmuslimah.com/2011/11/479/jilbab-dalam-al-quran-danjilbab-zaman-sekarang/ Nahliah. 2012. DEFINISI JILBAB, KERUDUNG, HIJAB, PURDAH, Dan CADAR.http://terserahgwlaah.blogspot.com/2012/04/definisi-jilbabkerudung-hijab-purdah.html Anonym. 2011. Arti JILBAB mesti kita rujuk pada Bahasa Arab. http://remajaideologis.blogspot.com/2011/06/masih-tentang-jilbab.html

Anda mungkin juga menyukai