Anda di halaman 1dari 4

TATA TERTIB SIDANG

MUSYAWARAH KERJA WILAYAH 4


IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

Pasal 1
Ketentuan Umum
Bentuk penyelenggaraan adalah sidang yang dipimpin oleh pimpinan sidang dengan tetap
menjunjung tinggi asas musyawarah mufakat

Pasal 2
Waktu dan Tempat
Sidang diadakan pada tanggal 10 Maret 2017 bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah Surabaya
Pasal 3
Pimpinan Sidang
1. Pimpinan sidang sementara ditetapkan oleh Steering Committee.
2. Apabila pimpinan sidang sementara yang ditetapkan oleh Steering Committee berhalangan hadir
maka pimpinan sidang sementara dipilih melalui musyawarah yang dipimpin oleh Panitia
Musyawarah Kerja Wilayah 4 ISMKI.
3. Pimpinan sidang ialah presidium tetap yang dipilih oleh peserta sidang.
4. Pimpinan sidang bertanggung jawab mengatur seluruh persidangan.
5. Pimpinan sidang berjumlah tiga orang.

Pasal 4
Peserta Sidang
Peserta sidang terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau :
1. Peserta penuh adalah institusi anggota utama ISMKI Wilayah 4.
2. Peserta peninjau adalah undangan dan institusi anggota muda

Pasal 5
Hak dan Kewajiban Peserta
1. Hak peserta penuh adalah sebagai berikut :
a. Hak Bicara, adalah hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis dapat dimiliki oleh seluruh peserta
sidang.
b. Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan dari tiap
institusi dengan hitungan satu suara per institusi.
c. Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
d. Hak Dipilih, adalah hak dari delegasi institusi untuk dipilih dalam proses pemilihan.
2. Hak peserta peninjau hanya hak bicara.
3. Kewajiban peserta sidang adalah sebagai berikut :
a. Peserta sidang wajib mematuhi tata tertib sidang
b. Peserta sidang wajib berpakaian rapi dan sopan disertai dengan identitas institusi atau
ISMKI. Jika tidak menggunakan identitas institusi atau ISMKI harus mendapatkan izin dari
forum.
c. Peserta wajib meminta izin pada pimpinan sidang sebelum menggunakan Hak Bicara, Hak
Suara, Hak Memilih, maupun Hak Dipilih.
d. Peserta sidang wajib meminta persetujuan pimpinan sidang secara tertulis atau tidak apabila
izin untuk keluar/masuk dari sidang sesuai dengan etika persidangan.
e. Peserta sidang wajib menjaga harmonisasi persidangan..
f. Peserta sidang dilarang melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Pasal 6
Mekanisme Quorum
1. Sidang dinyatakan sah apabila dihadiri minimal ½ N ( jumlah institusi yang berada di bawah
ISMKI Wilayah 4) + 1
2. Apabila point (1) tidak terpenuhi, maka sidang ditunda hingga 3 x 5 menit.
3. Apabila quorum tidak terpenuhi setelah ditunda 3 x 5 menit, maka sidang dapat dilanjutkan
dengan persetujuan peserta sidang.

Pasal 7
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan diupayakan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
2. Jika diperlukan bisa melakukan mekanisme lobi selama 2 x 5 menit atas persetujuan peserta
sidang dan dilanjutkan dengan musyawarah.
3. Apabila musyawarah dan lobi tidak terpenuhi, maka keputusan diambil melalui mekanisme
voting dengan suara terbanyak.
4. Apabila poin (3) tidak terpenuhi maka mekanisme akan diulang dari poin (2)

Pasal 8
Peninjauan Kembali
1. Peninjauan kembali adalah upaya untuk meninjau ulang ketetapan, keputusan dan hal-hal terkait
yang telah disepakati.
2. Peninjauan kembali dapat diajukan oleh setiap peserta sidang.
3. Peninjauan kembali dapat disahkan bila disetujui peserta sidang.

Pasal 9
Penggunaan Palu Sidang
Macam-macam penggunaan palu sidang ialah sebagai berikut :
1. Satu kali ketukan berarti mengesahkan ketetapan/keputusan sementara sidang poin per poin atau
pengalihan palu sidang atau menskors/mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu
lama ( 30 menit )
2. Dua kali ketukan berarti menskorsing/mencabut skorsing yang waktunya lama atau adanya
peninjauan kembali.
3. Tiga kali ketukan berarti pembukaan dan penutupan sidang atau mengesahkan keputusan akhir
sidang.
4. Ketukan berulang kali berarti peringatan atau meminta perhatian peserta sidang.

Pasal 10
Notulis Sidang
Notulis bertugas untuk mencatat proses dan kesimpulan persidangan

Pasal 11
Interupsi
1. Setiap peserta sidang berhak mengajukan interupsi setelah mendapatkan persetujuan pimpinan
sidang terlebih dahulu
2. Macam-macam interupsi:
a. Interupsi point of order: meminta kesempatan untuk bicara atau dipergunakan untuk
memotong pembicaraan yang dianggap menyimpang dari masalah
b. Interupsi point of information: memberikan atau meminta penjelasan atas apa yang telah
disampaikan
c. Interupsi point of clarification: meluruskan permasalahan agar penyimpangan tidak semakin
menajam
d. Interupsi point of prevelage: tidak setuju atas pemojokan atau penyinggungan persoalan
pribadi

Pasal 12
Sanksi
Setiap pelanggaran terhadap mekanisme dan tata tertib sidang akan mendapatkan sanksi :
1. Pelanggaran pertama mendapatkan sanksi berupa peringatan secara lisan
2. Pelanggaran kedua mendapatkan sanksi berupa peringatan keras secara lisan
3. Pelanggaran ketiga mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sidang dan dicabut haknya sebagai
delegasi peserta sidang

Pasal 13
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur diatas akan ditentukan dan ditetapkan sesuai dengan persetujuan dari
peserta sidang Musyawarah Kerja Wilayah 4 ISMKI

Anda mungkin juga menyukai