Anda di halaman 1dari 41

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Sekretariat : Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139

Email : mpmpolsri.contact@gmail.com Telp : 08993023522

ANGGARAN DASAR
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan :

(1) Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Polsri adalah
perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Statuta Polsri Yang selanjutnya disebut dengan Statuta adalah Peraturan Menteri
Nomor 54 Tahun 2011 tentang Statuta Politeknik Negeri Sriwijaya.
(3) Direktur adalah Direktur Polsri.
(4) Peraturan Direktur Polsri yang selanjutnya disebut dengan Perdir adalah peraturan
pelaksana dari Statuta yang dikeluarkan oleh Direktur setelah memperoleh
pertimbangan dan persetujuan dari Senat.
(5) Organisasi Kemahasiswaan Polsri yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Ormawa
Polsri adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk
mencapai tujuan pendidikan tinggi di Polsri.
(6) Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan sebutan AD adalah ketentuan-
ketentuan dasar yang ditetapkan dalam Musyawarah Ormawa yang digunakan sebagai
hukum dasar untuk merencanakan. menyelenggarakan.dan mengevaluasi pelaksanaan
program sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Ormawa.
(7) Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan sebutan ART adaiah
perincian pelaksanaan Anggaran Dasar.
(8) Peraturan MPM adalah peraturan yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa Polsri
berdasarkan fungsi MPM Polsri
(9) Peraturan lain adalah peraturan lainnya yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa
Polsri berdasarkan fungsi MPM Polsri
(10) Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi yang selanjutnya disingkat
dengan GBHPKO adalah pedoman umum yang dijabarkan dalam program kerja
sebagai suatu kegiatan ormawa
(11) Majelis Permusyawaratn Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan
MPM Polsri adalah ormawa yang menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan
penegakan norma ormawa.
(12) Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan BEM
adalah ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif.
(13) Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disingkat dengan sebutan HMJ
adalah ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif di tingkat jurusan.
(14) Panitia Pemilihan adalah panitia yang melaksanakan pemilihan kepengurusan
baru ormawa berdasarkan AD/ART masing-masing.
(15) Fungsi legislasi adalah peranan dalam pembuatan norma pada kehidupan
ormawa.
(16) Fungsi pengawasan adalah peranan dalam peniaminan kepatuhan terhadap
norma kehidupan ormawa.
(17) Fungsi penegakan norma adalah peranan dalam pemberian sanksi atas
ketidakpatuhan terhadap pedoman atau patokan tentang bagaimana seharusnya dan
tidak seharusnya bersikap tindak pada kehidupan ormawa.
(18) Fungsi eksekutif adalah peranan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pada
program kerja tahunan kemahasiswaan yang mendukung visi dan misi Polsri.
(19) Pengurus ormawa yang selanjutnya disebut dengan pengelola pada masing-
masing ormawa di Polsri.
(20) Musyawarah anggota yang selanjutnya disebut dengan musyawarah umum
dan/atau musyawarah paripurna adalah musyawarah tertinggi di MPM Polsri dan
Ormawa Polsri.
BAB II
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT

Pasal 2
Nama Organisasi

Organisasi mahasiswa ini bernama Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Politeknik Negeri


Sriwijaya yang selanjutnya disingkat dengan sebutan MPM Polsri
Pasal 3
Waktu

MPM Polsri didirikan di Palembang pada tanggal 16 April 2000 untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.

Pasal 4
Tempat

MPM Polsri berkedudukan di Politeknik Negeri Sriwijaya.

BAB III
ASAS DAN SIFAT

Pasal 5
Asas

MPM Polsri berasaskan:


(1) Pancasila
(2) Dari, oleh, dan untuk mahasiswa Polsri.

Pasal 6
Sifat

MPM Polsri diselenggarakan dengan sifat :


(1) terbuka, yang berarti terbuka bagi semua mahasiswa aktif Polsri;
(2) tidak diskriminitif, yang berarti tidak membedakan mahasiswa berdasarkan suku,
agama, ras, dan antar golongan, serta gender;
(3) nirlaba, yang berarti tidak berorientasi pada laba;
(4) mandiri, yang berarti tidak bergantung kepada organisasi lain di luar lingkungan Polsri;
(5) adil, yang berarti dapat menempatkan pada posisi yang sebenarnya;
(6) kekeluargaan, yang berarti dapat mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas
sosial;
(7) transparan, yang berarti terbuka dalam penyelenggaraan manajemen organisasi, dan
(8) akuntabel, yang berarti dapat mempertanggungjawabkan program kerja dan
pengelolaan keuangan.

BAB IV
MAKSUD

Pasal 7

MPM Polsri didirikan dengan maksud untuk mengembangkan kegiatan mahasiswa pada
bidang legislasi, pengawasan, dan penegakan norma organisasi kemahasiswaan Politeknik
Negeri Sriwijaya

BAB V
TUJUAN

Pasal 8
Visi

Menjadi organisasi mahasiswa yang nyata dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan,
dan penegakan norma Ormawa Polsri
Pasal 9
Misi

(1) Mengoptimalkan fungsi legislasi dan pengawasan dalam membuat, merevisi, mengatur
dan mengawasi jalannya AD dan ART MPM, Peraturan MPM, dan Peraturannya di
Ormawa Polsri
(1) Mengoptimalkan pengawasan jalannya Perdir di Ormawa Polsri, AD dan ART yang
ada di Ormawa Polsri, Peraturan MPM dan peraturan lainnya
(2) Mengalokasikan dan melakukan pengawasan dana secara efisien serta melakukan
transparansi yang profesional.
(3) Mengoptimalkan pengawasan dan pengontrolan kinerja Ormawa Polsri secara objektif
dan berkesinambungan
(4) Menjadikan MPM Polsri sebagai organisasi yang responsif dan bijaksana dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada pada Ormawa Polsri
(5) Menegakkan norma di Ormawa Polsri berdasarkan peraturan yang berlaku

BAB VI
USAHA

Pasal 10

MPM Polsri berusaha untuk mencapai tujuan dari yang diamanatkan dalam anggaran dasar dan
dilaksanakan sesuai dengan anggaran rumah tangga
BAB VII
FUNGSI, PERAN DAN STATUS

Pasal 11
Fungsi

(1) Menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan penegakan norma ormawa


(2) Mengoptimalkan pengawasan jalannya AD dan ART yang ada di Ormawa Polsri,
Peraturan MPM dan peraturan lainnya
(3) Mengalokasikan dan melakukan pengawasan dana secara efisien serta melakukan
transparansi yang profesional.
(4) Mengoptimalkan pengawasan dan pengontrolan kinerja Ormawa Polsri secara objektif
dan berkesinambungan
(5) Menyelesaikan permasalahan yang ada pada Ormawa Polsri dengan responsif dan
bijaksana
(6) Menetapkan GBHPKO Ormawa Polsri
(7) Membuat putusan- putusan yang bijak dan tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain
(8) Mengesahkan Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri berdasarkan hasil musyawarah
anggota tahunan BEM Polsri
(9) Meminta pertanggung jawaban Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri mengenai
pelaksanaan GBHPKO dan menilai pertanggung jawaban tersebut
(10) Mencabut mandat dan memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri
dalam masa jabatannya apabila terbukti melanggar peraturan yang berlaku

Pasal 12
Peran
MPM Polsri berperan dalam menjalankan legislasi, pengawasan, dan penegakan norma di
Ormawa Polsri

Pasal 13
Status
(1) MPM Polsri merupakan satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan fungsi
legislasi, pengawasan, penegakan norma Ormawa Polsri.
(2) MPM Polsri tidak berafiliasi pada partai politik atau organisasi kemasyarakatan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN

Pasal 14

(1) Keanggotaan MPM adalah perwakilan dari 4 (empat) orang dari HMJ, 2 (dua) orang
dari UKM, dan 2 (dua) orang dari Komunitas,
(2) Keanggotaan MPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh panitia
pemilihan untuk mendapatkan penetapan Direktur.

BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 15
Kekuasaan Tertinggi

Kekuasaan tertinggi MPM Polsri terletak pada musyawarah anggota

Pasal 16
Pimpinan

MPM Polsri dipimpin oleh ketua umum

Pasal 17
Pemilihan Ketua Umum

Ketua umum dipilih dalam musyawarah umum

Pasal 18
Kepengurusan

Pengurus MPM Polsri bertanggung jawab pada musyawarah anggota dan Direktur Polsri
Pasal 19
Masa Kepengurusan

Masa kepengurusan MPM Polsri adalah selama 1 periode terhitung sejak tanggal penetapan
Direktur Polsri tentang pelantikan Pengurus Ormawa Polsri.

BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 20
Pengambilan keputusan terdiri dari:

a. musyawarah umum adalah musyawarah yang dilakukan untuk mengubah dan


menetapkan AD dan ART MPM Polsri, Peraturan MPM, GBHPKO, dan
Peraturan lainnya, melaporkan pertanggung jawaban MPM Polsri selama satu
periode kepengurusan, pendemisioneran pengurus dan anggota MPM Polsri
serta Ormawa Polsri, memilih dan menetapkan pengurus dan anggota MPM
Polsri baru, mengangkat pengurus Ormawa Polsri, memberhentikan Ketua dan
Wakil Ketua BEM Polsri menurut Perdir, AD dan ART MPM Polsri, Peraturan
MPM, GBHPKO, AD dan ART BEM Polsri dan Peraturan lainnya, dan
meminta pertanggung jawaban Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri selama satu
periode kepengurusan;
b. musyawarah paripurna adalah musyawarah yang dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja Ketua dan Wakill Ketua BEM selama setengah periode kepengurusan
dengan waktu yang ditentukan oleh MPM Polsri;
c. musyawarah anggota luar biasa adalah musyawarah yang diadakan di luar
musyawarah umum apabila terjadi hal yang mengganggu stabilitas Ormawa
Polsri, terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang ada di Polsri maupun
Ormawa Polsri, dan memilih dan menetapkan Ketua Umum MPM Polsri baru
apabila berhalangan melanjutkan tugas sebelum masa berakhirnya periode
kepengurusan MPM Polsri menurut AD dan ART MPM Polsri;
d. rapat ketua dan wakil ketua MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh ketua
dan wakil ketua MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

e. rapat pengurus MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh pengurus MPM
Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

f. rapat komisi adalah rapat yang dilakukan oleh Komisi yang ada di MPM Polsri
terkait kegiatan nya berdasarkan fungsi, tugas, wewenangnya;

g. rapat koordinator jurusan rapat yang dilakukan oleh koordinator jurusan terkait
koordinasi antara jurusan atau HMJ dengan MPM Polsri baik dalam suatu
kegiatan, laporan, dan lainnya;

h. rapat sekretaris majelis adalah rapat yang dilakukan oleh sekretaris majelis
bersama biro MPM Polsri terkait kegiatannya berdasarkan fungsi, tugas, dan
wewenangnya;

i. rapat rutin adalah adalah rapat yang dilakukan oleh seluruh pengurus, anggota,
dan biro MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

j. rapat anggaran adalah rapat yang dilakukan untuk menganggarkan program


kerja dan/atau kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri.

BAB XI

PERBENDAHARAAN

Pasal 21

(1) Perbendaharaan MPM Polsri terdiri dari:

a. anggaran bidang kemahasiswaan Polsri;

b. kas majelis;
c. sumbangan yang bersifat sukarela;

d. usaha yang sah dan tidak mengikat;


e. bukti transaksi pembelanjaan program kerja yang dipertanggungjawabkan
secara transparan

(2) Perbendaharaan MPM Polsri dikelola oleh Sekretaris Majelis dan Komisi 2 yang
bersifat Transparan dan akuntabel

(3) Pembendaharaan untuk kegiatan MPM Polsri disesuaikan dengan anggaran pada tahun
berjalan yang didistribusikan kepada MPM Polsri secara proporsional melalui Komisi
2 MPM.

(4) Pembendaharaan untuk kegiatan MPM Polsri terkait pembagian dana disesuaikan
berdasarkan parameter yang diatur dalam Peraturan Direktur BAB XV Pasal 34
Tentang Pembiayaan dan TAP Komisi 2 Tahun 2016

(5) Anggaran bidang kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya sebagaimana yang


dimaksud pada ayat (1) butir a, diajukan dengan bukti proposal kegiatan program kerja
kepada pihak lembaga terkait sesuai dengan mekanisme yang berlaku

(6) Dana kemahasiswaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) butir a,
dipertanggungjawabkan dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban kegiatan program
kerja kepada pihak lembaga terkait sesuai dengan mekanisme yang berlaku

(7) Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat dipertanggungjawabkan


secara administrasi dan hukum.

BAB XII

KELENGKAPAN ORGANISASI

Pasal 22

(1) Kelengkapan MPM Polsri adalah lambang MPM Polsri


(2) Lambang MPM Polsri sebagai berikut
(3) Lambang MPM Polsri sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) memiliki makna
sebagai berikut:
a. Lambang dan tulisan Polsri menunjukkan bahwa MPM Polsri berada di Polsri
b. 9 warna merupakan warna khas tiap jurusan di Polsri
c. Bentuk lingkaran secara simbolis menunjukkan persatuan dan kesatuan antar
Ormawa Polsri
(4) Lambang MPM Polsri sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) memiliki ketentuan
sebagai berikut:
a. Lambang MPM dapat digunakan dalam bentuk apapun untuk kepentingan MPM.
b. Lambang MPM tidak dapat diubah, dikurangi maupun ditambah, kecuali ada
perubahan jurusan di Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB XIII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 23

(1) Perubahan AD hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota luar biasa yaitu sidang
istimewa;

(2) Perubahan AD dapat dilakukan jika terdapat usulan dari anggota secara musyawarah
mufakat dengan didukung oleh paling sedikit sejumlah 1/2n+1 dari seluruh anggota.
BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

AD ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Sekretariat : Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139

Email : mpmpolsri.contact@gmail.com Telp : 08993023522

ANGGARAN RUMAH TANGGA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan:

(1) Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Polsri adalah
perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Statuta Polsri Yang selanjutnya disebut dengan Statuta adalah Peraturan Menteri Nomor
54 Tahun 2011 tentang Statuta Politeknik Negeri Sriwijaya.
(3) Direktur adalah Direktur Polsri.
(4) Peraturan Direktur Polsri yang selanjutnya disebut dengan Perdir adalah peraturan
pelaksana dari Statuta yang dikeluarkan oleh Direktur setelah memperoleh pertimbangan
dan persetujuan dari Senat.
(5) Wakil Direktur yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Wadir III adalah Wakil Direktur
yang bertanggung jawab pada bidang kemahasiswaan.
(6) Mahasiswa adalah mahasiswa Polsri.
(7) Organisasi Kemahasiswaan Polsri yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Ormawa
Polsri adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai
tujuan pendidikan tinggi di Polsri.
(8) Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan sebutan AD adalah ketentuan-
ketentuan dasar yang ditetapkan dalam Musyawarah Ormawa yang digunakan sebagai
hukum dasar untuk merencanakan. menyelenggarakan.dan mengevaluasi pelaksanaan
program sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Ormawa.
(9) Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan sebutan ART adaiah
perincian pelaksanaan Anggaran Dasar.
(10) Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi yang selanjutnya disingkat
dengan GBHPKO adalah pedoman umum yang dijabarkan dalam program kerja sebagai
suatu kegiatan ormawa
(11) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ormawa Polsri yang selanjutnya
disebut AD dan ART Ormawa Polsri adalah seluruh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga yang ada di Ormawa Polsri
(12) Peraturan MPM adalah peraturan yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa Polsri
berdasarkan fungsi MPM Polsri
(13) Peraturan lain adalah peraturan lainnya yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa
Polsri berdasarkan fungsi MPM Polsri
(14) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan
MPM Polsri adalah ormawa yang menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan
penegakan norma ormawa.
(15) Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan BEM adalah
ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif.
(16) Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disingkat dengan sebutan HMJ adalah
ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif di tingkat jurusan.
(17) Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan UKM adalah
ormawa yang menjalankan kegiatan pada salah satu bidang : penalaran dan kreatifitas,
minat, bakat, dan organisasi, serta kewirausahaan dan kesejahteraan.
(18) Komunitas adalah sebuah kelompok mahasiswa dari beberapa jurusan yang
mempunyai minat dan bakat yang sama.
(19) Kelompok Studi Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan KSM adalah
kelompok belajar mahasiswa yang terbentuk pada program studi masing-masing.
(20) Panitia Pemilihan adalah panitia yang melaksanakan pemilihan kepengurusan baru
ormawa berdasarkan AD/ART masing-masing.
(21) Fungsi legislasi adalah peranan dalam pembuatan norma pada kehidupan ormawa.
(22) Fungsi pengawasan adalah peranan dalam peniaminan kepatuhan terhadap norma
kehidupan ormawa.
(23) Fungsi penegakan norma adalah peranan dalam pemberian sanksi atas ketidakpatuhan
terhadap pedoman atau patokan tentang bagaimana seharusnya dan tidak seharusnya
bersikap tindak pada kehidupan ormawa.
(24) Fungsi eksekutif adalah peranan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pada program
kerja tahunan kemahasiswaan yang mendukung visi dan misi Polsri.
(25) Pengurus ormawa yang selanjutnya disebut dengan pengelola pada masing-masing
ormawa di Polsri.
(26) Musyawarah anggota yang selanjutnya disebut dengan musyawarah umum dan
musyawarah paripurna adalah musyawarah tertinggi di MPM Polsri dan Ormawa Polsri.
(27) Indeks Prestasi Kumulatif yang selanjutnya disebut dengan IPK adalah akumulasi akhir
dari nilai total seluruh nilai yang diperoleh mahasiswa selama belajar di bangku kuliah dan
dijadikan tolak ukur nilai kelulusan.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 2

(1) Anggota MPM Polsri adalah mahasiswa Polsri yang menyetujui AD dan ART MPM

Polsri dan telah memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan pada ART ini.

(2) Anggota MPM Polsri adalah delegasi dari setiap Ormawa Polsri, kecuali KSM.

(3) Delegasi dari setiap Ormawa Polsri sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 adalah yang
terdiri atas:

a. 4 (empat) orang dari HMJ;

b. 2 (dua) orang dari UKM; dan

c. 2 (dua) orang dari Komunitas.

(4) Persyaratan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 adalah sebagai berikut:

a. pada saat didelegasikan, mahasiswa yang bersangkutan telah mencapai IPK


serendah-rendahnya dalam capaian 3.0 (tiga titik nol);
b. sedang menjalani perkuliahan sebelum semester lima untuk program diploma tiga
dan sebelum semester tujuh untuk program sarjana terapan;
c. dinyatakan telah lulus secara administratif oleh panitia pemilihan;
d. telah menjalani 1 periode berorganisasi pada Ormawa Polsri.
BAB III

HAK ANGGOTA

Pasal 3

Hak anggota adalah:

a. memilih dan dipilih dalam kepengurusan;

b. mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan;

c. mengikuti segala kegiatan yang diselenggarakan oleh MPM Polsri.

BAB IV

KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 4

Setiap anggota berkewajiban:

a. mematuhi AD dan ART MPM Polsri;

b. mendukung visi dan misi Polsri;

c. turut serta dalam upaya untuk memajukan ormawa dan kegiatan kemahasiswaan di
lingkungan Polsri;

d. menjunjung tinggi dan menjaga nama baik MPM Polsri dan Polsri;

e. berperan dalam kegiatan MPM Polsri;

f. menghadiri musyawarah dan rapat MPM Polsri;

g. menjalankan tanggung jawab sebagaimana yang ditugaskan oleh MPM Polsri ataupun
komisi MPM Polsri;
h. peka dan bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan baik di
dalam MPM Polsri ataupun antar ormawa di lingkungan Polsri.

BAB V

HILANGNYA STATUS KEANGGOTAAN

Pasal 5

Anggota dapat kehilangan status keanggotaannya karena:

a. meninggal dunia;
b. diberhentikan;
c. terbukti melanggar Peraturan Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya tentang Ormawa dan
Kegiatan Kemahasiswaan, AD ataupun ART MPM Polsri;
d. mencemarkan nama baik MPM Polsri;
e. tidak menunjukkan komitmennya pada AD dan ART MPM Polsri;
f. sama sekali tidak menjalankan tanggung jawabnya dalam kurun waktu 1 (satu) bulan masa
kerja MPM Polsri;
g. terbukti telah melakukan kejahatan, baik didalam maupun diluar lingkungan Polsri;
h. terbukti melanggar kode etik mahasiswa sebagaimana yang diatur pada Peraturan Direktur
Politeknik Negeri Sriwijaya tentang Kode Etik Mahasiswa Polsri;
i. terbukti melakukan tindakan suap pada kegiatan MPM, meminta imbalan dalam bentuk
apapun saat menjalankan tugasnya kepada pihak–pihak yang terkait, meminta imbalan
sebagai syarat persetujuan dan/atau penandatangan suatu proposal yang diajukan kepada
bagian kemahasiswaan Polsri;
j. terbukti menggunakan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan minuman keras di lingkungan
Polsri.
Pasal 6

Skorsing

(1) Anggota dapat diskorsing karena:

a. mencemarkan nama baik MPM Polsri;

b. melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga MPM Polsri serta
peraturan perundang-udangan dan peraturan Direktur.

(2) Skorsing dilakukan dengan suatu peringatan terlebih dahulu;

Pasal 7

Pelanggaran

1. Pelanggaran dibagi empat jenis, yaitu pelanggaran ringan, pelanggaran sedang,


pelanggaran berat, dan pelanggaran khusus.
2. Pelanggaran ringan yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur
kepengurusan MPM :
a. Tidak mengikuti rapat/sidang MPM sebanyak 2 kali tanpa keterangan atau izin kepada
presidium siang atau ketua umum MPM atau pengurus MPM.
b. Tidak mengisi absensi rapat/sidang Komisi maupun sidang Istimewa MPM POLSRI
sebanyak 2 kali tanpa keterangan atau izin.
c. Tidak menjalankan piket kebersihan sebanyak 2 kali tanpa keterangan atau izin
3. Pelanggaran sedang yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur
kepengurusan MPM :
a. Tidak mengikuti rapat/sidang MPM sebanyak tiga kali tanpa keterangan atau izin
kepada pimpinan rapat/presidium sidang atau ketua umum MPM atau pengurus MPM.
b. Tidak menjalankan piket kebersihan sebanyak tiga kali.
c. Melakukan tindakan atau pelanggaran atas nama MPM tanpa sepengetahuan ketua
ataupun sekretaris Majelis
d. Melakukan rapat/sidang tanpa sepengetahuan dan izin Ketua Umum dan Sekretaris
Majelis
e. Merusak properti MPM apapun dengan sengaja.
f. Membawa/menyinggung/melibatkan aspirasi politik praktis di dalam rapat/sidang
MPM.
4. Pelanggaran berat yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur
kepengurusan MPM :
a. Sama sekali tidak menjalankan tugas – tugasnya dalam kurun waktu satu bulan masa
aktif kerja MPM.
b. Melakukan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan terhadap siapapun dalam ruang
sekretariat MPM ataupun saat sidang Komisi serta sidang MPM.
c. Terbukti melakukan tindakan melanggar kesopanan, kesusilaan, dan membahayakan
pihak – pihak lain
d. Melakukan money politic, meminta imbalan dalam bentuk apapun saat menjalankan
tugasnya kepada pihak – pihak yang terkait, meminta imbalan sebagai syarat
persetujuan/penandatangan suatu surat proposal yang diajukan oleh Lembaga Formal
Kemahasiswaan MPM.
e. Terbukti mengkonsumsi narkoba dan miras dalam lingkungan Politeknik Negeri
Sriwijaya;
f. melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga MPM Polsri serta
peraturan perundang-udangan dan peraturan Direktur lebih dari satu kali;
g. mencemarkan nama baik MPM Polsri lebih dari satu kali.
5. Pelanggaran khusus adalah apabila orang yang diamanahkan menempati struktur
kepengurusan MPM :
a. sama sekali tidak menunjukkan komitmennya pada Peraturan Direktur, Turunan
Direktur, AD ART MPM POLSRI, Tata Tertib anggota MPM, dan peraturan-
peraturan/ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku;
b. mencemarkan nama baik MPM Polsri;
c. melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga MPM Polsri serta
peraturan perundang-udangan dan peraturan Direktur.
6. Pelanggaran tidak bersifat akumulatif sepanjang kepengurusan MPM.
Pasal 8
Sanksi
1. Setiap jenis pelanggaran akan dikenakan sanksi dan diberikan surat peringatan ataupun
surat penjatuhan sanksi.
2. Yang berhak menjatuhkan sanksi adalah Ketua Umum melalui mekanisme tertentu yang
dibuat oleh MPM Polsri berdasarkan hasil rapat/musyawarah anggota bersama Badan
Kehormatan.
3. Apabila yang terkena sanksi pelanggaran ringan ataupun sedang adalah Ketua Umum,
maka penjatuhan ditetapkan dalam rapat/musyawarah MPM Polsri.
4. Sanksi pelanggaran ringan berupa surat peringatan, surat permintaan maaf dari
pelanggar, serta denda sebesar Rp 25.000,-
5. Sanksi pelanggaran sedang berupa surat peringatan, surat permintaan maaf dari
pelanggar dicabut sementara hak suaranya dalam rapat/musyawarah MPM Polsri sesuai
kesepakatan serta denda sebesar berkisar Rp 30.000,- hingga Rp 100.000,-
6. Sanksi pelanggaran berat berupa dicabut statusnya dari anggota MPM POLSRI beserta
surat pencabutan/pemberhentian.
7. Sanksi pelanggaran khusus berupa skorsing.
8. MPM berhak mempublikasikan setiap jenis pelanggaran yang dilakukan anggota MPM.
9. Untuk semua sanksi berupa denda dialokasikan untuk menambahkan kas MPM.

Pasal 9

Pemberhentian Anggota

Pemberhentian anggota karena:

a. melakukan pelanggaran yang mengakibatkan sanksi berupa hilangnya keanggotaan;

b. diberhentikan sebagai anggota jika terbukti melanggar sesuai ketentuan yang berlaku;

b. atas permintaan sendiri.


Pasal 10

Sebelum skorsing atau pemberhentian secara tidak hormat, anggota yang bersangkutan berhak
membela diri di dalam rapat/musyawarah anggota bersama Badan Kehormatan MPM Polsri

Pasal 11

Skorsing hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota bersama Badan Kehormatan
MPM Polsri

BAB VI

MEKANISME PENEGURAN, PEMBELAAN, DAN PENGADUAN

Pasal 12
Mekanisme Peneguran
1. Apabila terjadi pelanggaran, yang berhak melakukan peneguran adalah Ketua Umum.
2. Peneguran dilakukan secara lisan dan tulisan

Pasal 13
Pembelaan
1. Pembelaan adalah pengajuan keberatan terhadap sanksi yang telah dijatuhkan oleh pihak
yang memiliki wewenang kepada Anggota MPM atas pelanggaran yang telah dilakukan.
2. Pembelaan ditindak lanjuti dalam sebuah forum tertutup MPM.
3. Setiap Anggota MPM yang terkena sanksi pelanggaran ini berhak mengajukan
pembelaan.
4. Pengajuan pembelaan untuk pelanggaran terhadap sanksi dilakukan secara langsung
kepada Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.
5. Pihak yang berwenang memberikan keputusan pengajuan pembelaan adalah forum
pembelaan melalui MPM Polsri
Pasal 14
Pengaduan
1. Seluruh anggota MPM Polsri berhak untuk mengajukan pengaduan terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh anggota MPM Polsri secara lisan dan/atau tulisan yang diajukan.
2. Pengaduan pelanggaran yang dilakukan oleh Ketua Umum disampaikan secara tulisan
kepada MPM Polsri sebagai lembaga.
3. Setiap pengaduan akan ditindaklanjuti jika disertai bukti autentik serta saksi minimal dua
orang.

BAB VII

MUSYAWARAH ANGGOTA, MUSYAWARAH ANGGOTA LUAR BIASA, RAPAT


ANGGOTA

Pasal 15

Musyawarah anggota harus dilakukan paling sedikit 1 kali dalam 1 periode kepengurusan

Pasal 16

Peserta musyawarah anggota terdiri dari:

a. Pengurus MPM Polsri;

b. Anggota MPM Polsri.

Pasal 17

Musyawarah anggota dianggap sah apabila dihadiri 1/2n+1 dari seluruh anggota MPM Polsri.
Pasal 18

Apabila tidak tercapai sebagaimana dimaksud pada Pasal 17, maka musyawarah anggota dapat
diskors sampai waktu yang ditentukan dan disepakati oleh peserta penuh musyawarah anggata
pada waktu itu.

Pasal 19

Apabila kesepakatan pada Pasal 18 tidak tercapai juga, maka pimpinan musyawarah anggota
dapat mengambil keputusan berdasarkan persetujuan peserta penuh yang hadir

Pasal 20

Tugas dan Wewenang

Musyawarah anggota berwenang:

a. meminta dan menerima pertanggung jawaban dari ketua umum MPM Polsri;

b. memberhentikan dan mengangkat ketua umum MPM Polsri;

c. mengubah dan menetapkan AD dan ART MPM Polsri, Peraturan MPM, dan
Peraturan lainnya;

d. menyusun dan menetapkan GBHPKO;

e. memilih ketua umum MPM Polsri;

f. meminta dan menerima pertanggung jawaban dari ketua umum dan wakil ketua
BEM Polsri;

g. memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri menurut Perdir, AD dan ART
MPM Polsri, Peraturan MPM, GBHPKO, AD dan ART BEM Polsri dan Peraturan
lainnya;

h. mengevaluasi kinerja Ketua dan Wakill Ketua BEM selama setengah periode
kepengurusan;

i. mengangkat pengurus Ormawa Polsri;


j. mendemisioner pengurus MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

k. mempunyai hak suara dan bicara dalam musyawarah.

Pasal 21

Pimpinan Sidang Musyawarah Anggota

(1) Sidang musyawarah anggota dipimpin oleh pimpinan sidang.

(2) Pimpinan sidang terdiri dari tiga orang anggota yaitu presidium 1, presidium 2 dan
presidium 3.

Pasal 22

Musyawarah Anggota Luar Biasa

(1) Musyawarah anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila dipandang perlu.

(2) Musyawarah anggota luar biasa dapat dilakukan atas permintaan tertulis dari salah seorang
anggota yang didukung paling sedikit 1/2n+1 dari seluruh anggota MPM Polsri.

Pasal 23

Rapat

(1) Rapat MPM Polsri diadakan paling sedikit 1 kali dalam 1 bulan.

(2) Rapat MPM Polsri terdiri dari :

a. rapat ketua dan wakil ketua MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh ketua
dan wakil ketua MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

b. rapat pengurus MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh pengurus MPM
Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

c. rapat komisi adalah rapat yang dilakukan oleh Komisi yang ada di MPM Polsri
terkait kegiatan nya berdasarkan fungsi, tugas, wewenangnya;
d. rapat koordinator jurusan rapat yang dilakukan oleh koordinator jurusan terkait
koordinasi antara jurusan atau HMJ dengan MPM Polsri baik dalam suatu
kegiatan, laporan, dan lainnya;

e. rapat sekretaris majelis adalah rapat yang dilakukan oleh sekretaris majelis
bersama biro MPM Polsri terkait kegiatannya berdasarkan fungsi, tugas, dan
wewenangnya;

f. rapat rutin adalah adalah rapat yang dilakukan oleh seluruh pengurus, anggota,
dan biro MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;

g. rapat anggaran adalah rapat yang dilakukan untuk menganggarkan program


kerja dan/atau kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri.

Pasal 24

Rapat MPM Polsri dapat mengadakan penetapan yang tidak bertentangan dengan anggaran
dasar, anggaran rumah tangga, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan peraturan
Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 25

Rapat MPM Polsri dianggap sah apabila dihadiri 1/2 n+1 dari seluruh anggota berdasarkan
jenis rapat

Pasal 26

Pengambilan Keputusan

(1) Keputusan diambil secara musyawarah dan mufakat.

(2) Apabila tidak tercapai secara musyawarah dan mufakat, keputusan diambil melalui suara
terbanyak.
(3) Apabila tidak tercapai seperti pada pasal 2, maka pimpinan dapat mengambil keputusan
berdasarkan persetujuan peserta yang hadir pada saat itu.

BAB VIII

KEPENGURUSAN

Pasal 27

(1) Pengurus MPM Polsri terdiri dari:

a. Badan Kehormatan

b. Ketua Umum

c. Wakil Ketua Umum 1

d. Wakil Ketua Umum 2

e. Sekretaris Majelis

f. Ketua Komisi 1

g. Ketua Komisi 2

h. Ketua Komisi 3

i. Ketua Komisi 4

(2) Pengurus MPM Polsri adalah anggota biasa dan terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya

(3) Masa kepengurusan MPM Polsri selama satu tahun.


Pasal 28

Badan Kehormatan

Badan Kehormatan adalah Pengurus MPM Polsri pada periode sebelumnya atau yang
ditunjuk menjadi bagian dari badan kehormatan yang bertugas untuk memberikan nasehat
pada kepengurusan yang baru.

Pasal 29
Ketua Umum

(1) Ketua Umum adalah seorang pemimpin tertinggi MPM Polsri yang terpilih melalui
sidang umum serta bertanggungjawab atas segala hal yang menyangkut tentang
keorganisasian.
(2) Wewenang :

a. Memimpin sidang dan rapat MPM serta menyimpulkan pembicaraan dalam rapat
tersebut.
b. Menjaga ketertiban dalam sidang dan rapat MPM dengan melaksanakan asas
demokrasi.
c. Mengesahkan ketetapan dan keputusan pada setiap sidang dan rapat MPM.

Pasal 30

Wakil Ketua Umum 1

(1) Wakil Ketun Umum 1 adalah seorang yang terpilih melalui sidang umum untuk
membantu ketua umum dalam menjalankan amanah.
(2) Wewenang :
a. Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas dan wewenangnya serta
mengoptimalkan dan mengawasi kinerja Komisi 1 dan 2.
b. Menggantikan ketua umum apabila tidak dapat menjalankan fungsinya dan
berhalangan tetap, atau menggantikan ketua umum sementara apabila
berhalangan sementara.
c. Mengkoordinir seluruh anggota MPM POLSRI.
Pasal 31

Wakil Ketua Umum 2

(1) Wakil Ketun Umum 2 adalah seorang yang terpilih melalui sidang umum untuk
membantu ketua umum dalam menjalankan amanah.
(2) Wewenang :
a. Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas dan wewenangnya serta
mengoptimalkan dan mengawasi kinerja Komisi 3 dan 4.
b. Menggantikan ketua umum apabila tidak dapat menjalankan fungsinya dan
berhalangan tetap, atau menggantikan ketua umum sementara apabila
berhalangan sementara.
c. Mengkoordinir seluruh anggota MPM Polsri.

Pasal 32

Sekretaris Majelis

(1) Sekretaris Majelis adalah pimpinan kesekretariatan yang terpilih melalui sidang
umum untuk membantu ketua umum dalam bidang ketatausahaan dan pengarsipan.
(2) Wewenang :

a. Membantu ketua umum mengkoordinasi aktivitas internal organisasi.


b. Menentukan kebijakan terkait dengan administrasi dan kesekretariatan guna
lancarnya organisasi.
c. Melakukan kegiatan yang terkait den dan informasi, administrasi dan
kesekretariatan.
d. Mengatur tugas, fungsi dan keanggotaan biro.
(3) Kelengkapan :
a. Biro Administrasi
b. Biro Keuangan
c. Biro Humas dan perlengkapan
Pasal 33

Ketua Komisi 1

(1) Ketua Komisi 1 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 1 yaitu fungsi legislasi dan pengawasan
(2) Wewenang :

a. Mencari dan Membentuk struktur pengurus komisi 1.


b. Membuat program kerja komisi 1 selama 1 periode kepengurusan.
c. Menjalankan program kerja komisi 1 selama 1 periode kepengurusan.

Pasal 34

Ketua Komisi 2

(1) Ketua Komisi 2 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 2 yaitu bergerak pada penganggaran dan
pengawasan dana program kerja dan delegasi setiap ormawa (budgeting dan controling).
(2) Wewenang :

a. Mencari dan Membentuk struktur pengurus komisi 2


b. Membuat program kerja komisi 2 selama 1 periode kepengurusan.
c. Menjalankan program kerja komisi 2 selama 1 periode kepengurusan.

Pasal 35

Ketua Komisi 3

(1) Ketua Komisi 3 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 3 yaitu aspirasi dan advokasi seluruh
ormawa KM Polsri dan penegakan norma Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri
Sriwijaya
(2) Wewenang :

a. Mencari dan Membentuk struktur pengurus komisi 3


b. Membuat program kerja komisi 3 selama 1 periode kepengurusan.
c. Menjalankan program kerja komisi 3 selama 1 periode kepengurusan.

Pasal 36

Ketua Komisi 4

(1) Ketua Komisi 4 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 4 yaitu pengawasan berjalannya
program-program kerja ormawa Polsri.
(2) Wewenang :

a. Mencari dan Membentuk struktur pengurus komisi 4


b. Membuat program kerja komisi 4 selama 1 periode kepengurusan.
c. Menjalankan program kerja komisi 4 selama 1 periode kepengurusan.

Pasal 37

Tugas dan Wewenang Pengurus

(1) Pengurus berkewajiban menjalankan program kerja berdasarkan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta program kerja yang telah disahkan dalam musyawarah
anggota.

(2) Pengurus dapat mengeluarkan peraturan yang dianggap perlu dan tidak bertentangan
dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan peraturan Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 38

Dewan Pembina

(1) Dewan pembina terdiri dari:

a. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya

b. Pembina MPM Polsri


(2) Dewan pembina berjumlah 2 orang dan ditetapkan oleh ketua umum MPM Polsri.

(3) Dewan pembina merupakan badan konsultatif dalam struktur kepengurusan MPM Polsri

BAB IX

KOMISI MPM

Pasal 39

Komisi 1

(1) Komisi 1 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi legislasi dan
pengawasan

(2) Komisi 1 mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. membuat AD dan ART MPM Polsri, peraturan MPM, dan peraturan lainnya yang
berkenaan dengan Ormawa Polsri;

b. merubah atau merevisi AD dan ART MPM Polsri, peraturan MPM, dan peraturan
lainnya yang berkenaan dengan Ormawa Polsri

c. mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MPM Polsri, peraturan
MPM, dan peraturan lainnya yang berkenaan dengan organisasi kemahasiswaan
Politeknik Negeri Sriwijaya

d. mengawasi jalannya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MPM Polsri,
peraturan MPM, dan peraturan lainnya yang berkenaan dengan organisasi
kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya

e. mendata dan menginventarisasi seluruh AD dan ART Ormawa Polsri dalam bentuk
buku panduan AD dan ART Ormawa Polsri
Pasal 40

Komisi 2

(1) Komisi 2 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi pengawasan
yang terdiri dari budgeting dan controlling

(2) Komisi 2 mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut:

a. menganggarkan kegiatan Ormawa Polsri pada awal periode melalui Rapat Anggaran
Program Kerja sesuai dengan jumlah poin yang didapat pada periode sebelumnya;

b. mengawasi realisasi anggaran dan aliran dana setiap Ormawa Polsri dilakukan selama
satu periode penuh dan hasil dari pengawasan tersebut akan mempengaruhi jumlah
dana yang didapatkan oleh setiap ormawa pada periode selanjutnya;

c. merkoordinasi dengan Menteri Keuangan BEM dalam menjalankan tugasnya, dalam


hal pengawasan Komisi 2, juga melakukan kunjungan ke setiap ormawa untuk
memantau apakah terjadi masalah mengenai pendanaan;

d. mengurusi masalah perubahan jadwal, tempat, pengalihan dana Program, Non


Program Kerja, dan Delegasi masing-masing Ormawa Polsri.

Pasal 41

Komisi 3

(1) Komisi 3 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi penegakan
norma ormawa yang terdiri dari aspirasi dan advokasi, serta penegakan norma ormawa

(2) Komisi 3 mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut:

a. menampung semua aspirasi mahasiswa yang belum ada maupun yang telah ada pada
eksekutif politeknik negeri sriwijaya
b. mengadvokasikan kepada pihak pihak terkait aspirasi yang disampaikan mahasiswa
c. melakukan lobbying untuk mewujudkan aspirasi mahasiswa demi kenyamanan dan
kesejahteraan bersama.
d. menyampaikan aspirasi yang telah dikumpulkan kepada pihak yang terkait
e. mengadvokasikan kepada pihak-pihak yang terkait aspirasi yang disampaikan
mahasiswa
f. melakukan lobbying untuk mewujudkan aspirasi mahasiswa demi kenyamanan dan
kesejahteraan bersama
g. mengumpulkan, menyelidiki, menetapkan, memutuskan suatu perkara atau kasus
Pelanggaran di Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya dan
menegakkan norma Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya

Pasal 42

Komisi 4

(1) Komisi 4 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi terdiri dari
pengawasan berjalannya program-program kerja ormawa KM Polsri.
(2) Komisi 4 mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut:
a. mengawasi seluruh Program Kerja Ormawa Polsri
b. mengaudit atau menilai program kerja Ormawa Polsri berdasarkan parameter yang
berlaku
c. memberikan penilaian akhir dari pengawasan yang telah dilakukan agar diproses
oleh Komisi 2 untuk pendanaan program kerja Ormawa Polsri pada tahun
berikutnya

BAB X

PANITIA PEMILIHAN

Pasal 43

(1) Panitia pemilihan merupakan kepanitiaan pemilihan pengurus baru Ormawa Polsri yang
dibentuk oleh MPM Polsri dan BEM Polsri
(2) Panitia pemilihan adalah delegasi dari setiap Ormawa Polsri
(3) Panitia pemilihan disahkan dan dibubarkan melalui Surat Keputusan Ketua BEM Polsri
dan disetujui oleh Ketua MPM Polsri
(4) Masa kerja panitia pemilihan berlaku sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Ketua BEM
dan berakhir sampai berakhirnya pendelegasian dan pemilihan

Pasal 44
Keanggotaan dan Struktur Kepengurusan

(1) Keanggotaan panitia pemilihan terdiri dari perwakilan organisasi mahasiswa Polsri yaitu 5
(lima) orang MPM dan seluruh anggota biro MPM, 5 (lima) orang BEM, 2 (dua) orang
HMJ, 2 (dua) orang UKM dan 2 (dua) orang Komunitas
(2) Anggota panitia pemilihan merupakan mahasiswa aktif Polsri maksimal semester 5 (lima)
Diploma 3 atau semester 7 Diploma
(3) Anggota panitia pemilihan disahkan melalui Surat Keputusan Ketua BEM Polsri setelah
terbentuknya struktur Ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara panitia pemilihan, dan
struktur lainnya
(4) Pengurus panitia pemilihan dipilih dalam rapat panitia pemilihan

Pasal 45
Persyaratan
1. Anggota panitia pemilihan yang telah disahkan tidak dapat mengundurkan diri sebelum
masa kerja panitia pemilihan berakhir.
2. Anggota panitia dapat diberhentikan apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Menderita penyakit yang membuat anggota panitia pemilihan tersebut berhalangan
tetap;
c. Melanggar konstitusi Ormawa Polsri, dan peraturan perundang-undangan;
d. Tidak menjalankan tugasnya dengan baik;
3. Mekanisme pemberhentian anggota panitia pemilihan berdasarkan ayat 1 dan 2 melalui
rapat panitia pemilihan
4. Anggota panitia pemilihan yang tidak sesuai dengan pasal 45 ayat 1 dan/atau 2 poin
a,b,c,d maka akan dikenakan sanksi, yang berkaitan akan mendapatkan pengurangan
jumlah delegasi sesuai dengan anggota panitia pemilihan yang mengundurkan diri dalam
satu periode berikutnya
Pasal 46
Tugas dan Wewenang, Kewajiban

(1) Tugas dan wewenang Panitia Pemilihan adalah:

a. Merencanakan penyelenggaraan Pendelegasian MPM Polsri dan BEM Polsri maupun


Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri;
b. Membuat struktur dan pembagian tugas anggota panitia pemilihan;
c. Menetapkan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pendelegasian dan pemilihan atau
kebijakan yang berkaitan dengannya;
d. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan ;
e. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan pendelegasian dan pemilihan;
f. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pendelegasian dan pemilihan;
g. Menetapkan hasil Pendelegasian dan pemilihan
(2) Kewajiban panitia pemilihan adalah :
a. Melaksanakan tugas dan kewajiban secara adil
b. Menyampaikan informasi kegiatan Pendelegasian dan pemilihan kepada Ormawa
Polsri

Pasal 47
Pelaksanaan Pemilihan dan Pendelegasian

(1) Pemilihan diselenggarakan di tingkat Politeknik untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua
BEM Polsri melalui Musyawarah Anggota BEM Polsri, di tingkat jurusan untuk memilih
Ketua dan Wakil HMJ, dan tingkat ormawa untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua UKM
dan Komunitas melalui musyawarah anggota HMJ, UKM, dan Komunitas
(2) Pendelegasian diselenggarakan melalui musyawarah besar Ormawa Polsri masing-masing
untuk delegasi MPM dan BEM
Pasal 48
Waktu dan Tempat

(1) Pemilihan dan pendelegasian dilaksanakan setiap satu periode sekali


(2) Pemilihan dan pendelegasian dilaksanakan di Kampus Polsri

Pasal 49
Tahapan Pelaksanaan Pemilihan dan Pendelegasian

Tahapan Pelaksanaan Pemilihan dan pendelegasian meliputi:


a. pemilihan ketua dan wakil ketua Ormawa Polsri masing-masing serta pendelegasian
untuk MPM dan BEM melalui musyawarah besar;
b. menyerahkan nama-nama calon ketua dan wakil ketua ormawa polsri serta delegasi
MPM dan BEM pada panitia pemilihan;
c. pemuktahiran, penyusunan, pemberkasan dan penetapan calon ketua dan wakil ketua
Ormawa Polsri serta delegasi BEM dan MPM;
d. masing-masing Ormawa Polsri boleh mendelegasikan untuk calon ketua dan wakil
ketua BEM (boleh dari 1 organisasi yang sama atau berbeda) kecuali MPM dan KSM
sesuai dengan persyaratan yang telah diatur dalam AD dan ART MPM dan Peraturan
MPM;
e. penetapan daerah pemilihan dan uji publik;
f. uji publik, yang dimana calon ketua dan wakil ketua Ormawa Polsri menyampaikan
visi dan misi, program kerja, dan kegiatan uji publik lainnya;
g. musyawarah anggota BEM Polsri untuk penentuan ketua dan wakil ketua BEM
periode baru;
h. penetapan anggota baru MPM dari delegasi setiap Ormawa Polsri serta pengurus
mpm melalui musyawarah umum;
i. penetapan anggota baru bem dari delegasi setiaP Ormawa Polsri oleh ketua dan wakil
ketua BEM periode baru dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a) mekanisme penetapan anggota baru BEM oleh ketua dan wakil ketua
BEM boleh langsung ditetapkan atau penyeleksian kembali
b) jika melakukan penyeleksian kembali, delegasi BEM yang tidak lulus
penyeleksian, kembali ke Ormawa Polsri masing-masing
c) setelah ketua dan wakil ketua BEM menentukan struktur kepengurusan
baru, maka harus dilaporkan kepada MPM
d) nama-nama yang resmi menjadi anggota bem baru beserta struktur
kepengurusan setelah penyeleksian, harus menyerahkan kepada panitia
pemilihan
e) seluruh tahapan penyeleksian anggota bem baru beserta struktur
kepengurusan harus selesai sebelum atau maksimal 1 pekan sesudah
sidang umum
j. penetapan daerah pelantikan Ormawa Polsri
k. pelantikan pimpinan Ormawa Polsri

Pasal 50

Pencalonan Ketua dan Wakil Ketua BEM

(1) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM dapat mendaftarkan diri ke panitia pemilihan secara
berpasangan dalam satu paket
(2) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM boleh berasal dari ormawa yang sama atau berbeda
(3) Untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua BEM, harus memenuhi syarat syarat sebagai
berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa Polsri serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. sedang menjalani studi sebelum semester 5 (lima) untuk program Diploma Tiga dan
sebelum semester 7 (tujuh) untuk program Sarjana Terapan;
e. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus atau anggota
organisasi yang ada di Ormawa Polsri;
f. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
g. bukan pengurus partai politik;
h. mengikuti DIKSARLIN;
i. masing-masing pasangan, Ketua BEM minimal memiliki jenjang pendidikan setara
dengan Wakil Ketua BEM;
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada:
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan yang
disediakan oleh Panitia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM.

Pasal 51
Pencalonan Anggota MPM dan BEM
(1) Masing-masing Ormawa Polsri menyerahkan nama-nama delegasi untuk calon anggota
MPM dan BEM baru
(2) Masing-masing delegasi harus memenuhi syarat dan mengumpulkan berkas yang telah
ditentukan
(3) Untuk menjadi calon anggota MPM, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa Polsri serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sedang menjalani studi sebelum semester 5 (lima) untuk program Diploma Tiga dan
sebelum semester 7 (tujuh) untuk program Sarjana Terapan;
d. sehat jasmani dan rohani;
e. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus Ormawa Polsri;
f. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
g. bukan pengurus partai politik;
h. mengikuti DIKSARLIN;
i. memiliki pengetahuan dasar tentang MPM Polsri;
j. memiliki pengetahuan dasar tentang legislasi, yudikasi, dan penegakan norma.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada :
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataanyang
disediakan oleh Panitia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM;

Pasal 52
Pencalonan Ketua dan Wakil Ketua HMJ, UKM, dan Komunitas
(1) Masing-masing Ormawa menyerahkan nama-nama calon Ketua dan Wakil Ketua HMJ,
UKM, dan Komunitas baru bersamaan dengan delegasi MPM dan BEM
(2) Masing-masing delegasi harus memenuhi syarat dan mengumpulkan berkas yang telah
ditentukan
(3) Untuk menjadi calon Ketua dan Wakil Ketua HMJ, UKM, dan Komunitas, harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa POLSRI serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus atau anggota
Ormawa Polsri;
e. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
f. bukan pengurus partai politik;
g. mengikuti DIKSARLIN;
h. masing-masing pasangan, Ketua minimal memiliki jenjang pendidikan setara dengan
Wakil.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada:
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan yang
disediakan oleh Paniia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEMBUBARAN


ORGANISASI

Pasal 53

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

(1) Perubahan ART hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota luar biasa.

(2) Perubahan ART dapat dilakukan jika terdapat usulan dari anggota MPM Polsri secara
musyawarah mufakat yang didukung oleh paling sedikit sejumlah 1/2n+1 dari seluruh
anggota MPM Polsri.

Pasal 54

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran MPM Polsri hanya dapat dilakukan pada saat musyawarah anggota yaitu
sidang umum.
2. Keputusan pembubaran MPM Polsri harus disetujui sekurang-kurangnya 1/2n+1 seluruh
peserta sidang umum dan disetujui Dewan Pembina, Wakil Direktur III, dan Direktur Polsri.
3. Setelah pembubaran MPM Polsri, segala administrasi diserahkan kepada Wakil Direktur
III dan keuangan di serahkan kepada bagian keuangan Polsri.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 55

ART ini berlaku sejak tanggal disahkan oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijya.

Anda mungkin juga menyukai