ANGGARAN DASAR
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan :
(1) Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Polsri adalah
perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Statuta Polsri Yang selanjutnya disebut dengan Statuta adalah Peraturan Menteri
Nomor 54 Tahun 2011 tentang Statuta Politeknik Negeri Sriwijaya.
(3) Direktur adalah Direktur Polsri.
(4) Peraturan Direktur Polsri yang selanjutnya disebut dengan Perdir adalah peraturan
pelaksana dari Statuta yang dikeluarkan oleh Direktur setelah memperoleh
pertimbangan dan persetujuan dari Senat.
(5) Organisasi Kemahasiswaan Polsri yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Ormawa
Polsri adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk
mencapai tujuan pendidikan tinggi di Polsri.
(6) Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan sebutan AD adalah ketentuan-
ketentuan dasar yang ditetapkan dalam Musyawarah Ormawa yang digunakan sebagai
hukum dasar untuk merencanakan. menyelenggarakan.dan mengevaluasi pelaksanaan
program sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Ormawa.
(7) Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan sebutan ART adaiah
perincian pelaksanaan Anggaran Dasar.
(8) Peraturan MPM adalah peraturan yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa Polsri
berdasarkan fungsi MPM Polsri
(9) Peraturan lain adalah peraturan lainnya yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa
Polsri berdasarkan fungsi MPM Polsri
(10) Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi yang selanjutnya disingkat
dengan GBHPKO adalah pedoman umum yang dijabarkan dalam program kerja
sebagai suatu kegiatan ormawa
(11) Majelis Permusyawaratn Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan
MPM Polsri adalah ormawa yang menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan
penegakan norma ormawa.
(12) Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan BEM
adalah ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif.
(13) Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disingkat dengan sebutan HMJ
adalah ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif di tingkat jurusan.
(14) Panitia Pemilihan adalah panitia yang melaksanakan pemilihan kepengurusan
baru ormawa berdasarkan AD/ART masing-masing.
(15) Fungsi legislasi adalah peranan dalam pembuatan norma pada kehidupan
ormawa.
(16) Fungsi pengawasan adalah peranan dalam peniaminan kepatuhan terhadap
norma kehidupan ormawa.
(17) Fungsi penegakan norma adalah peranan dalam pemberian sanksi atas
ketidakpatuhan terhadap pedoman atau patokan tentang bagaimana seharusnya dan
tidak seharusnya bersikap tindak pada kehidupan ormawa.
(18) Fungsi eksekutif adalah peranan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pada
program kerja tahunan kemahasiswaan yang mendukung visi dan misi Polsri.
(19) Pengurus ormawa yang selanjutnya disebut dengan pengelola pada masing-
masing ormawa di Polsri.
(20) Musyawarah anggota yang selanjutnya disebut dengan musyawarah umum
dan/atau musyawarah paripurna adalah musyawarah tertinggi di MPM Polsri dan
Ormawa Polsri.
BAB II
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT
Pasal 2
Nama Organisasi
MPM Polsri didirikan di Palembang pada tanggal 16 April 2000 untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 4
Tempat
BAB III
ASAS DAN SIFAT
Pasal 5
Asas
Pasal 6
Sifat
BAB IV
MAKSUD
Pasal 7
MPM Polsri didirikan dengan maksud untuk mengembangkan kegiatan mahasiswa pada
bidang legislasi, pengawasan, dan penegakan norma organisasi kemahasiswaan Politeknik
Negeri Sriwijaya
BAB V
TUJUAN
Pasal 8
Visi
Menjadi organisasi mahasiswa yang nyata dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan,
dan penegakan norma Ormawa Polsri
Pasal 9
Misi
(1) Mengoptimalkan fungsi legislasi dan pengawasan dalam membuat, merevisi, mengatur
dan mengawasi jalannya AD dan ART MPM, Peraturan MPM, dan Peraturannya di
Ormawa Polsri
(1) Mengoptimalkan pengawasan jalannya Perdir di Ormawa Polsri, AD dan ART yang
ada di Ormawa Polsri, Peraturan MPM dan peraturan lainnya
(2) Mengalokasikan dan melakukan pengawasan dana secara efisien serta melakukan
transparansi yang profesional.
(3) Mengoptimalkan pengawasan dan pengontrolan kinerja Ormawa Polsri secara objektif
dan berkesinambungan
(4) Menjadikan MPM Polsri sebagai organisasi yang responsif dan bijaksana dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada pada Ormawa Polsri
(5) Menegakkan norma di Ormawa Polsri berdasarkan peraturan yang berlaku
BAB VI
USAHA
Pasal 10
MPM Polsri berusaha untuk mencapai tujuan dari yang diamanatkan dalam anggaran dasar dan
dilaksanakan sesuai dengan anggaran rumah tangga
BAB VII
FUNGSI, PERAN DAN STATUS
Pasal 11
Fungsi
Pasal 12
Peran
MPM Polsri berperan dalam menjalankan legislasi, pengawasan, dan penegakan norma di
Ormawa Polsri
Pasal 13
Status
(1) MPM Polsri merupakan satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan fungsi
legislasi, pengawasan, penegakan norma Ormawa Polsri.
(2) MPM Polsri tidak berafiliasi pada partai politik atau organisasi kemasyarakatan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 14
(1) Keanggotaan MPM adalah perwakilan dari 4 (empat) orang dari HMJ, 2 (dua) orang
dari UKM, dan 2 (dua) orang dari Komunitas,
(2) Keanggotaan MPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh panitia
pemilihan untuk mendapatkan penetapan Direktur.
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 15
Kekuasaan Tertinggi
Pasal 16
Pimpinan
Pasal 17
Pemilihan Ketua Umum
Pasal 18
Kepengurusan
Pengurus MPM Polsri bertanggung jawab pada musyawarah anggota dan Direktur Polsri
Pasal 19
Masa Kepengurusan
Masa kepengurusan MPM Polsri adalah selama 1 periode terhitung sejak tanggal penetapan
Direktur Polsri tentang pelantikan Pengurus Ormawa Polsri.
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 20
Pengambilan keputusan terdiri dari:
e. rapat pengurus MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh pengurus MPM
Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;
f. rapat komisi adalah rapat yang dilakukan oleh Komisi yang ada di MPM Polsri
terkait kegiatan nya berdasarkan fungsi, tugas, wewenangnya;
g. rapat koordinator jurusan rapat yang dilakukan oleh koordinator jurusan terkait
koordinasi antara jurusan atau HMJ dengan MPM Polsri baik dalam suatu
kegiatan, laporan, dan lainnya;
h. rapat sekretaris majelis adalah rapat yang dilakukan oleh sekretaris majelis
bersama biro MPM Polsri terkait kegiatannya berdasarkan fungsi, tugas, dan
wewenangnya;
i. rapat rutin adalah adalah rapat yang dilakukan oleh seluruh pengurus, anggota,
dan biro MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 21
b. kas majelis;
c. sumbangan yang bersifat sukarela;
(2) Perbendaharaan MPM Polsri dikelola oleh Sekretaris Majelis dan Komisi 2 yang
bersifat Transparan dan akuntabel
(3) Pembendaharaan untuk kegiatan MPM Polsri disesuaikan dengan anggaran pada tahun
berjalan yang didistribusikan kepada MPM Polsri secara proporsional melalui Komisi
2 MPM.
(4) Pembendaharaan untuk kegiatan MPM Polsri terkait pembagian dana disesuaikan
berdasarkan parameter yang diatur dalam Peraturan Direktur BAB XV Pasal 34
Tentang Pembiayaan dan TAP Komisi 2 Tahun 2016
(6) Dana kemahasiswaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) butir a,
dipertanggungjawabkan dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban kegiatan program
kerja kepada pihak lembaga terkait sesuai dengan mekanisme yang berlaku
BAB XII
KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 22
BAB XIII
Pasal 23
(1) Perubahan AD hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota luar biasa yaitu sidang
istimewa;
(2) Perubahan AD dapat dilakukan jika terdapat usulan dari anggota secara musyawarah
mufakat dengan didukung oleh paling sedikit sejumlah 1/2n+1 dari seluruh anggota.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
AD ini mulai berlaku sejak tanggal disahkan oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Sekretariat : Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan:
(1) Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Polsri adalah
perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Statuta Polsri Yang selanjutnya disebut dengan Statuta adalah Peraturan Menteri Nomor
54 Tahun 2011 tentang Statuta Politeknik Negeri Sriwijaya.
(3) Direktur adalah Direktur Polsri.
(4) Peraturan Direktur Polsri yang selanjutnya disebut dengan Perdir adalah peraturan
pelaksana dari Statuta yang dikeluarkan oleh Direktur setelah memperoleh pertimbangan
dan persetujuan dari Senat.
(5) Wakil Direktur yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Wadir III adalah Wakil Direktur
yang bertanggung jawab pada bidang kemahasiswaan.
(6) Mahasiswa adalah mahasiswa Polsri.
(7) Organisasi Kemahasiswaan Polsri yang selanjutnya disingkat dengan sebutan Ormawa
Polsri adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai
tujuan pendidikan tinggi di Polsri.
(8) Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat dengan sebutan AD adalah ketentuan-
ketentuan dasar yang ditetapkan dalam Musyawarah Ormawa yang digunakan sebagai
hukum dasar untuk merencanakan. menyelenggarakan.dan mengevaluasi pelaksanaan
program sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Ormawa.
(9) Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan sebutan ART adaiah
perincian pelaksanaan Anggaran Dasar.
(10) Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi yang selanjutnya disingkat
dengan GBHPKO adalah pedoman umum yang dijabarkan dalam program kerja sebagai
suatu kegiatan ormawa
(11) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ormawa Polsri yang selanjutnya
disebut AD dan ART Ormawa Polsri adalah seluruh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga yang ada di Ormawa Polsri
(12) Peraturan MPM adalah peraturan yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa Polsri
berdasarkan fungsi MPM Polsri
(13) Peraturan lain adalah peraturan lainnya yang dibuat oleh MPM Polsri terkait Ormawa
Polsri berdasarkan fungsi MPM Polsri
(14) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan
MPM Polsri adalah ormawa yang menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan
penegakan norma ormawa.
(15) Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan BEM adalah
ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif.
(16) Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disingkat dengan sebutan HMJ adalah
ormawa yang menjalankan fungsi eksekutif di tingkat jurusan.
(17) Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan UKM adalah
ormawa yang menjalankan kegiatan pada salah satu bidang : penalaran dan kreatifitas,
minat, bakat, dan organisasi, serta kewirausahaan dan kesejahteraan.
(18) Komunitas adalah sebuah kelompok mahasiswa dari beberapa jurusan yang
mempunyai minat dan bakat yang sama.
(19) Kelompok Studi Mahasiswa yang selanjutnya disingkat dengan sebutan KSM adalah
kelompok belajar mahasiswa yang terbentuk pada program studi masing-masing.
(20) Panitia Pemilihan adalah panitia yang melaksanakan pemilihan kepengurusan baru
ormawa berdasarkan AD/ART masing-masing.
(21) Fungsi legislasi adalah peranan dalam pembuatan norma pada kehidupan ormawa.
(22) Fungsi pengawasan adalah peranan dalam peniaminan kepatuhan terhadap norma
kehidupan ormawa.
(23) Fungsi penegakan norma adalah peranan dalam pemberian sanksi atas ketidakpatuhan
terhadap pedoman atau patokan tentang bagaimana seharusnya dan tidak seharusnya
bersikap tindak pada kehidupan ormawa.
(24) Fungsi eksekutif adalah peranan dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pada program
kerja tahunan kemahasiswaan yang mendukung visi dan misi Polsri.
(25) Pengurus ormawa yang selanjutnya disebut dengan pengelola pada masing-masing
ormawa di Polsri.
(26) Musyawarah anggota yang selanjutnya disebut dengan musyawarah umum dan
musyawarah paripurna adalah musyawarah tertinggi di MPM Polsri dan Ormawa Polsri.
(27) Indeks Prestasi Kumulatif yang selanjutnya disebut dengan IPK adalah akumulasi akhir
dari nilai total seluruh nilai yang diperoleh mahasiswa selama belajar di bangku kuliah dan
dijadikan tolak ukur nilai kelulusan.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
(1) Anggota MPM Polsri adalah mahasiswa Polsri yang menyetujui AD dan ART MPM
Polsri dan telah memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan pada ART ini.
(2) Anggota MPM Polsri adalah delegasi dari setiap Ormawa Polsri, kecuali KSM.
(3) Delegasi dari setiap Ormawa Polsri sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 adalah yang
terdiri atas:
HAK ANGGOTA
Pasal 3
BAB IV
KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 4
c. turut serta dalam upaya untuk memajukan ormawa dan kegiatan kemahasiswaan di
lingkungan Polsri;
d. menjunjung tinggi dan menjaga nama baik MPM Polsri dan Polsri;
g. menjalankan tanggung jawab sebagaimana yang ditugaskan oleh MPM Polsri ataupun
komisi MPM Polsri;
h. peka dan bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan baik di
dalam MPM Polsri ataupun antar ormawa di lingkungan Polsri.
BAB V
Pasal 5
a. meninggal dunia;
b. diberhentikan;
c. terbukti melanggar Peraturan Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya tentang Ormawa dan
Kegiatan Kemahasiswaan, AD ataupun ART MPM Polsri;
d. mencemarkan nama baik MPM Polsri;
e. tidak menunjukkan komitmennya pada AD dan ART MPM Polsri;
f. sama sekali tidak menjalankan tanggung jawabnya dalam kurun waktu 1 (satu) bulan masa
kerja MPM Polsri;
g. terbukti telah melakukan kejahatan, baik didalam maupun diluar lingkungan Polsri;
h. terbukti melanggar kode etik mahasiswa sebagaimana yang diatur pada Peraturan Direktur
Politeknik Negeri Sriwijaya tentang Kode Etik Mahasiswa Polsri;
i. terbukti melakukan tindakan suap pada kegiatan MPM, meminta imbalan dalam bentuk
apapun saat menjalankan tugasnya kepada pihak–pihak yang terkait, meminta imbalan
sebagai syarat persetujuan dan/atau penandatangan suatu proposal yang diajukan kepada
bagian kemahasiswaan Polsri;
j. terbukti menggunakan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan minuman keras di lingkungan
Polsri.
Pasal 6
Skorsing
b. melanggar anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga MPM Polsri serta
peraturan perundang-udangan dan peraturan Direktur.
Pasal 7
Pelanggaran
Pasal 9
Pemberhentian Anggota
b. diberhentikan sebagai anggota jika terbukti melanggar sesuai ketentuan yang berlaku;
Sebelum skorsing atau pemberhentian secara tidak hormat, anggota yang bersangkutan berhak
membela diri di dalam rapat/musyawarah anggota bersama Badan Kehormatan MPM Polsri
Pasal 11
Skorsing hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota bersama Badan Kehormatan
MPM Polsri
BAB VI
Pasal 12
Mekanisme Peneguran
1. Apabila terjadi pelanggaran, yang berhak melakukan peneguran adalah Ketua Umum.
2. Peneguran dilakukan secara lisan dan tulisan
Pasal 13
Pembelaan
1. Pembelaan adalah pengajuan keberatan terhadap sanksi yang telah dijatuhkan oleh pihak
yang memiliki wewenang kepada Anggota MPM atas pelanggaran yang telah dilakukan.
2. Pembelaan ditindak lanjuti dalam sebuah forum tertutup MPM.
3. Setiap Anggota MPM yang terkena sanksi pelanggaran ini berhak mengajukan
pembelaan.
4. Pengajuan pembelaan untuk pelanggaran terhadap sanksi dilakukan secara langsung
kepada Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.
5. Pihak yang berwenang memberikan keputusan pengajuan pembelaan adalah forum
pembelaan melalui MPM Polsri
Pasal 14
Pengaduan
1. Seluruh anggota MPM Polsri berhak untuk mengajukan pengaduan terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh anggota MPM Polsri secara lisan dan/atau tulisan yang diajukan.
2. Pengaduan pelanggaran yang dilakukan oleh Ketua Umum disampaikan secara tulisan
kepada MPM Polsri sebagai lembaga.
3. Setiap pengaduan akan ditindaklanjuti jika disertai bukti autentik serta saksi minimal dua
orang.
BAB VII
Pasal 15
Musyawarah anggota harus dilakukan paling sedikit 1 kali dalam 1 periode kepengurusan
Pasal 16
Pasal 17
Musyawarah anggota dianggap sah apabila dihadiri 1/2n+1 dari seluruh anggota MPM Polsri.
Pasal 18
Apabila tidak tercapai sebagaimana dimaksud pada Pasal 17, maka musyawarah anggota dapat
diskors sampai waktu yang ditentukan dan disepakati oleh peserta penuh musyawarah anggata
pada waktu itu.
Pasal 19
Apabila kesepakatan pada Pasal 18 tidak tercapai juga, maka pimpinan musyawarah anggota
dapat mengambil keputusan berdasarkan persetujuan peserta penuh yang hadir
Pasal 20
a. meminta dan menerima pertanggung jawaban dari ketua umum MPM Polsri;
c. mengubah dan menetapkan AD dan ART MPM Polsri, Peraturan MPM, dan
Peraturan lainnya;
f. meminta dan menerima pertanggung jawaban dari ketua umum dan wakil ketua
BEM Polsri;
g. memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua BEM Polsri menurut Perdir, AD dan ART
MPM Polsri, Peraturan MPM, GBHPKO, AD dan ART BEM Polsri dan Peraturan
lainnya;
h. mengevaluasi kinerja Ketua dan Wakill Ketua BEM selama setengah periode
kepengurusan;
Pasal 21
(2) Pimpinan sidang terdiri dari tiga orang anggota yaitu presidium 1, presidium 2 dan
presidium 3.
Pasal 22
(1) Musyawarah anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila dipandang perlu.
(2) Musyawarah anggota luar biasa dapat dilakukan atas permintaan tertulis dari salah seorang
anggota yang didukung paling sedikit 1/2n+1 dari seluruh anggota MPM Polsri.
Pasal 23
Rapat
(1) Rapat MPM Polsri diadakan paling sedikit 1 kali dalam 1 bulan.
a. rapat ketua dan wakil ketua MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh ketua
dan wakil ketua MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;
b. rapat pengurus MPM Polsri adalah rapat yang dilakukan oleh pengurus MPM
Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;
c. rapat komisi adalah rapat yang dilakukan oleh Komisi yang ada di MPM Polsri
terkait kegiatan nya berdasarkan fungsi, tugas, wewenangnya;
d. rapat koordinator jurusan rapat yang dilakukan oleh koordinator jurusan terkait
koordinasi antara jurusan atau HMJ dengan MPM Polsri baik dalam suatu
kegiatan, laporan, dan lainnya;
e. rapat sekretaris majelis adalah rapat yang dilakukan oleh sekretaris majelis
bersama biro MPM Polsri terkait kegiatannya berdasarkan fungsi, tugas, dan
wewenangnya;
f. rapat rutin adalah adalah rapat yang dilakukan oleh seluruh pengurus, anggota,
dan biro MPM Polsri terkait kegiatan MPM Polsri dan Ormawa Polsri;
Pasal 24
Rapat MPM Polsri dapat mengadakan penetapan yang tidak bertentangan dengan anggaran
dasar, anggaran rumah tangga, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan peraturan
Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pasal 25
Rapat MPM Polsri dianggap sah apabila dihadiri 1/2 n+1 dari seluruh anggota berdasarkan
jenis rapat
Pasal 26
Pengambilan Keputusan
(2) Apabila tidak tercapai secara musyawarah dan mufakat, keputusan diambil melalui suara
terbanyak.
(3) Apabila tidak tercapai seperti pada pasal 2, maka pimpinan dapat mengambil keputusan
berdasarkan persetujuan peserta yang hadir pada saat itu.
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 27
a. Badan Kehormatan
b. Ketua Umum
e. Sekretaris Majelis
f. Ketua Komisi 1
g. Ketua Komisi 2
h. Ketua Komisi 3
i. Ketua Komisi 4
(2) Pengurus MPM Polsri adalah anggota biasa dan terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya
Badan Kehormatan
Badan Kehormatan adalah Pengurus MPM Polsri pada periode sebelumnya atau yang
ditunjuk menjadi bagian dari badan kehormatan yang bertugas untuk memberikan nasehat
pada kepengurusan yang baru.
Pasal 29
Ketua Umum
(1) Ketua Umum adalah seorang pemimpin tertinggi MPM Polsri yang terpilih melalui
sidang umum serta bertanggungjawab atas segala hal yang menyangkut tentang
keorganisasian.
(2) Wewenang :
a. Memimpin sidang dan rapat MPM serta menyimpulkan pembicaraan dalam rapat
tersebut.
b. Menjaga ketertiban dalam sidang dan rapat MPM dengan melaksanakan asas
demokrasi.
c. Mengesahkan ketetapan dan keputusan pada setiap sidang dan rapat MPM.
Pasal 30
(1) Wakil Ketun Umum 1 adalah seorang yang terpilih melalui sidang umum untuk
membantu ketua umum dalam menjalankan amanah.
(2) Wewenang :
a. Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas dan wewenangnya serta
mengoptimalkan dan mengawasi kinerja Komisi 1 dan 2.
b. Menggantikan ketua umum apabila tidak dapat menjalankan fungsinya dan
berhalangan tetap, atau menggantikan ketua umum sementara apabila
berhalangan sementara.
c. Mengkoordinir seluruh anggota MPM POLSRI.
Pasal 31
(1) Wakil Ketun Umum 2 adalah seorang yang terpilih melalui sidang umum untuk
membantu ketua umum dalam menjalankan amanah.
(2) Wewenang :
a. Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas dan wewenangnya serta
mengoptimalkan dan mengawasi kinerja Komisi 3 dan 4.
b. Menggantikan ketua umum apabila tidak dapat menjalankan fungsinya dan
berhalangan tetap, atau menggantikan ketua umum sementara apabila
berhalangan sementara.
c. Mengkoordinir seluruh anggota MPM Polsri.
Pasal 32
Sekretaris Majelis
(1) Sekretaris Majelis adalah pimpinan kesekretariatan yang terpilih melalui sidang
umum untuk membantu ketua umum dalam bidang ketatausahaan dan pengarsipan.
(2) Wewenang :
Ketua Komisi 1
(1) Ketua Komisi 1 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 1 yaitu fungsi legislasi dan pengawasan
(2) Wewenang :
Pasal 34
Ketua Komisi 2
(1) Ketua Komisi 2 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 2 yaitu bergerak pada penganggaran dan
pengawasan dana program kerja dan delegasi setiap ormawa (budgeting dan controling).
(2) Wewenang :
Pasal 35
Ketua Komisi 3
(1) Ketua Komisi 3 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 3 yaitu aspirasi dan advokasi seluruh
ormawa KM Polsri dan penegakan norma Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri
Sriwijaya
(2) Wewenang :
Pasal 36
Ketua Komisi 4
(1) Ketua Komisi 4 adalah seorang yang bertanggung jawab langsung terhadap ketua umum
dalam menjalankan tugas dan kewajiban komisi 4 yaitu pengawasan berjalannya
program-program kerja ormawa Polsri.
(2) Wewenang :
Pasal 37
(1) Pengurus berkewajiban menjalankan program kerja berdasarkan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga serta program kerja yang telah disahkan dalam musyawarah
anggota.
(2) Pengurus dapat mengeluarkan peraturan yang dianggap perlu dan tidak bertentangan
dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan peraturan Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pasal 38
Dewan Pembina
(3) Dewan pembina merupakan badan konsultatif dalam struktur kepengurusan MPM Polsri
BAB IX
KOMISI MPM
Pasal 39
Komisi 1
(1) Komisi 1 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi legislasi dan
pengawasan
a. membuat AD dan ART MPM Polsri, peraturan MPM, dan peraturan lainnya yang
berkenaan dengan Ormawa Polsri;
b. merubah atau merevisi AD dan ART MPM Polsri, peraturan MPM, dan peraturan
lainnya yang berkenaan dengan Ormawa Polsri
c. mengesahkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MPM Polsri, peraturan
MPM, dan peraturan lainnya yang berkenaan dengan organisasi kemahasiswaan
Politeknik Negeri Sriwijaya
d. mengawasi jalannya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga MPM Polsri,
peraturan MPM, dan peraturan lainnya yang berkenaan dengan organisasi
kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya
e. mendata dan menginventarisasi seluruh AD dan ART Ormawa Polsri dalam bentuk
buku panduan AD dan ART Ormawa Polsri
Pasal 40
Komisi 2
(1) Komisi 2 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi pengawasan
yang terdiri dari budgeting dan controlling
a. menganggarkan kegiatan Ormawa Polsri pada awal periode melalui Rapat Anggaran
Program Kerja sesuai dengan jumlah poin yang didapat pada periode sebelumnya;
b. mengawasi realisasi anggaran dan aliran dana setiap Ormawa Polsri dilakukan selama
satu periode penuh dan hasil dari pengawasan tersebut akan mempengaruhi jumlah
dana yang didapatkan oleh setiap ormawa pada periode selanjutnya;
Pasal 41
Komisi 3
(1) Komisi 3 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi penegakan
norma ormawa yang terdiri dari aspirasi dan advokasi, serta penegakan norma ormawa
a. menampung semua aspirasi mahasiswa yang belum ada maupun yang telah ada pada
eksekutif politeknik negeri sriwijaya
b. mengadvokasikan kepada pihak pihak terkait aspirasi yang disampaikan mahasiswa
c. melakukan lobbying untuk mewujudkan aspirasi mahasiswa demi kenyamanan dan
kesejahteraan bersama.
d. menyampaikan aspirasi yang telah dikumpulkan kepada pihak yang terkait
e. mengadvokasikan kepada pihak-pihak yang terkait aspirasi yang disampaikan
mahasiswa
f. melakukan lobbying untuk mewujudkan aspirasi mahasiswa demi kenyamanan dan
kesejahteraan bersama
g. mengumpulkan, menyelidiki, menetapkan, memutuskan suatu perkara atau kasus
Pelanggaran di Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya dan
menegakkan norma Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya
Pasal 42
Komisi 4
(1) Komisi 4 adalah Komisi yang bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi terdiri dari
pengawasan berjalannya program-program kerja ormawa KM Polsri.
(2) Komisi 4 mempunyai tugas dan wewenang, sebagai berikut:
a. mengawasi seluruh Program Kerja Ormawa Polsri
b. mengaudit atau menilai program kerja Ormawa Polsri berdasarkan parameter yang
berlaku
c. memberikan penilaian akhir dari pengawasan yang telah dilakukan agar diproses
oleh Komisi 2 untuk pendanaan program kerja Ormawa Polsri pada tahun
berikutnya
BAB X
PANITIA PEMILIHAN
Pasal 43
(1) Panitia pemilihan merupakan kepanitiaan pemilihan pengurus baru Ormawa Polsri yang
dibentuk oleh MPM Polsri dan BEM Polsri
(2) Panitia pemilihan adalah delegasi dari setiap Ormawa Polsri
(3) Panitia pemilihan disahkan dan dibubarkan melalui Surat Keputusan Ketua BEM Polsri
dan disetujui oleh Ketua MPM Polsri
(4) Masa kerja panitia pemilihan berlaku sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Ketua BEM
dan berakhir sampai berakhirnya pendelegasian dan pemilihan
Pasal 44
Keanggotaan dan Struktur Kepengurusan
(1) Keanggotaan panitia pemilihan terdiri dari perwakilan organisasi mahasiswa Polsri yaitu 5
(lima) orang MPM dan seluruh anggota biro MPM, 5 (lima) orang BEM, 2 (dua) orang
HMJ, 2 (dua) orang UKM dan 2 (dua) orang Komunitas
(2) Anggota panitia pemilihan merupakan mahasiswa aktif Polsri maksimal semester 5 (lima)
Diploma 3 atau semester 7 Diploma
(3) Anggota panitia pemilihan disahkan melalui Surat Keputusan Ketua BEM Polsri setelah
terbentuknya struktur Ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara panitia pemilihan, dan
struktur lainnya
(4) Pengurus panitia pemilihan dipilih dalam rapat panitia pemilihan
Pasal 45
Persyaratan
1. Anggota panitia pemilihan yang telah disahkan tidak dapat mengundurkan diri sebelum
masa kerja panitia pemilihan berakhir.
2. Anggota panitia dapat diberhentikan apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Menderita penyakit yang membuat anggota panitia pemilihan tersebut berhalangan
tetap;
c. Melanggar konstitusi Ormawa Polsri, dan peraturan perundang-undangan;
d. Tidak menjalankan tugasnya dengan baik;
3. Mekanisme pemberhentian anggota panitia pemilihan berdasarkan ayat 1 dan 2 melalui
rapat panitia pemilihan
4. Anggota panitia pemilihan yang tidak sesuai dengan pasal 45 ayat 1 dan/atau 2 poin
a,b,c,d maka akan dikenakan sanksi, yang berkaitan akan mendapatkan pengurangan
jumlah delegasi sesuai dengan anggota panitia pemilihan yang mengundurkan diri dalam
satu periode berikutnya
Pasal 46
Tugas dan Wewenang, Kewajiban
Pasal 47
Pelaksanaan Pemilihan dan Pendelegasian
(1) Pemilihan diselenggarakan di tingkat Politeknik untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua
BEM Polsri melalui Musyawarah Anggota BEM Polsri, di tingkat jurusan untuk memilih
Ketua dan Wakil HMJ, dan tingkat ormawa untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua UKM
dan Komunitas melalui musyawarah anggota HMJ, UKM, dan Komunitas
(2) Pendelegasian diselenggarakan melalui musyawarah besar Ormawa Polsri masing-masing
untuk delegasi MPM dan BEM
Pasal 48
Waktu dan Tempat
Pasal 49
Tahapan Pelaksanaan Pemilihan dan Pendelegasian
Pasal 50
(1) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM dapat mendaftarkan diri ke panitia pemilihan secara
berpasangan dalam satu paket
(2) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM boleh berasal dari ormawa yang sama atau berbeda
(3) Untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua BEM, harus memenuhi syarat syarat sebagai
berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa Polsri serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. sedang menjalani studi sebelum semester 5 (lima) untuk program Diploma Tiga dan
sebelum semester 7 (tujuh) untuk program Sarjana Terapan;
e. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus atau anggota
organisasi yang ada di Ormawa Polsri;
f. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
g. bukan pengurus partai politik;
h. mengikuti DIKSARLIN;
i. masing-masing pasangan, Ketua BEM minimal memiliki jenjang pendidikan setara
dengan Wakil Ketua BEM;
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada:
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan yang
disediakan oleh Panitia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM.
Pasal 51
Pencalonan Anggota MPM dan BEM
(1) Masing-masing Ormawa Polsri menyerahkan nama-nama delegasi untuk calon anggota
MPM dan BEM baru
(2) Masing-masing delegasi harus memenuhi syarat dan mengumpulkan berkas yang telah
ditentukan
(3) Untuk menjadi calon anggota MPM, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa Polsri serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sedang menjalani studi sebelum semester 5 (lima) untuk program Diploma Tiga dan
sebelum semester 7 (tujuh) untuk program Sarjana Terapan;
d. sehat jasmani dan rohani;
e. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus Ormawa Polsri;
f. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
g. bukan pengurus partai politik;
h. mengikuti DIKSARLIN;
i. memiliki pengetahuan dasar tentang MPM Polsri;
j. memiliki pengetahuan dasar tentang legislasi, yudikasi, dan penegakan norma.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada :
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataanyang
disediakan oleh Panitia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM;
Pasal 52
Pencalonan Ketua dan Wakil Ketua HMJ, UKM, dan Komunitas
(1) Masing-masing Ormawa menyerahkan nama-nama calon Ketua dan Wakil Ketua HMJ,
UKM, dan Komunitas baru bersamaan dengan delegasi MPM dan BEM
(2) Masing-masing delegasi harus memenuhi syarat dan mengumpulkan berkas yang telah
ditentukan
(3) Untuk menjadi calon Ketua dan Wakil Ketua HMJ, UKM, dan Komunitas, harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tercatat dan aktif sebagai mahasiswa POLSRI serta memiliki IPK minimal 3,00;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. pernah tercatat aktif minimal selama 1 periode menjadi pengurus atau anggota
Ormawa Polsri;
e. setia dan taat kepada Statuta Polsri, Perdir, AD ART Ormawa Polsri, Peraturan MPM
dan peraturan lainnya;
f. bukan pengurus partai politik;
g. mengikuti DIKSARLIN;
h. masing-masing pasangan, Ketua minimal memiliki jenjang pendidikan setara dengan
Wakil.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada:
a. ayat (3) point b dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir;
b. ayat (3) point d dibuktikan dengan surat keterangan bahwa pernah tercatat aktif
sebagai pengurus organisasi dari ketua organisasi yang bersangkutan;
c. ayat (3) point e dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa pendukung di
tiap jurusan;
d. ayat (3) point f dibuktikan dengan menandatangani surat perjanjian yang disediakan
oleh Panitia Pemilihan;
e. ayat (3) point g dan h dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan yang
disediakan oleh Paniia Pemilihan;
f. ayat (3) point i dibuktikan dengan fotokopi sertifikat DIKSARLIN atau bukti
otentik lain dan ketentuan lain akan diatur berdasarkan hasil koordinasi antara Panitia
Pemilihan, MPM dan BEM.
BAB XI
Pasal 53
(1) Perubahan ART hanya dapat dilakukan dalam musyawarah anggota luar biasa.
(2) Perubahan ART dapat dilakukan jika terdapat usulan dari anggota MPM Polsri secara
musyawarah mufakat yang didukung oleh paling sedikit sejumlah 1/2n+1 dari seluruh
anggota MPM Polsri.
Pasal 54
Pembubaran Organisasi
1. Pembubaran MPM Polsri hanya dapat dilakukan pada saat musyawarah anggota yaitu
sidang umum.
2. Keputusan pembubaran MPM Polsri harus disetujui sekurang-kurangnya 1/2n+1 seluruh
peserta sidang umum dan disetujui Dewan Pembina, Wakil Direktur III, dan Direktur Polsri.
3. Setelah pembubaran MPM Polsri, segala administrasi diserahkan kepada Wakil Direktur
III dan keuangan di serahkan kepada bagian keuangan Polsri.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
ART ini berlaku sejak tanggal disahkan oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijya.