Anda di halaman 1dari 38

KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA


NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA
TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

Menimbang :
a. Bahwa Pemilihan Umum Mahasiswa merupakan
sarana untuk mewujudkan kedaulatan mahasiswa
dalam pemerintahan mahasiswa Universitas
Ahmad Dahlan;
b. Bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
dinamika
mahasiswa,
pemilihan
umum
mahasiswa diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat
Universitas dan memilih Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan;
c. Bahwa pemilihan umum mahasiswa perlu
diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan
partisipasi mahasiswa seluas-luasnya dan
dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil;

d.

e.

Mengingat
1.

2.

3.

Bahwa pemilihan umum mahasiswa untuk


memilih anggota lembaga perwakilan harus
mampu
menjamin
prinsip
keterwakilan,
akuntabilitas, dan legitimasi;
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
bahwa untuk memberikan kepastian hukum terkait
tata cara penyelenggaraan PEMILIHAN UMUM
MAHASISWA maka diperlukan peraturan
Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Mahasiswa;
:
Ketentuan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015
Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum
Mahasiswa sebagai Perubahan atas UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum Mahasiswa.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa sebagai
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa
Presiden Mahasiswa dan Anggota Dewan
Perwakilan Mahasiswa.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Partai Mahasiswa Universitas Ahmad
Dahlan sebagai Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2014 Tentang Partai Mahasiswa
Universitas Ahmad Dahlan.

Memutuskan:
Menetapkan :
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
MAHASISWA
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM
MAHASISWA TAHUN 2015

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum Mahasiswa yang selanjutnya
disebut dengan PEMILWA adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan mahasiswa di Universitas
Ahmad Dahlan.
2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
Ahmad Dahlan yang selanjutnya disebut DPM
UAD adalah lembaga legislatif Mahasiswa tingkat
universitas.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad
Dahlan yang selanjutnya disebut BEM UAD
adalah lembaga eksekutif Mahasiswa tingkat
universitas.
4. Pasangan Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa adalah pasangan ketua dan wakil
ketua BEM UAD.
5. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa yang selanjutnya disebut bakal calon
adalah pasangan yang diusulkan oleh Partai

Mahasiswa atau Gabungan Partai Mahasiswa


untuk dipilih dalam pemilihan umum Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa.
6. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa yang
selanjutnya disebut KPUM adalah panitia
pelaksana PEMILWA.
7. Panitia Pemungutan Suara Pemilihan Umum
Mahasiswa yang selanjutnya disebut PPS adalah
panitia yang bertugas melakukan pemungutan,
dan penghitungan suara di tempat pemungutan
suara.
8. Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Umum
Mahasiswa yang selanjutnya disebut sebagai TPS
adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
pemungutan suara.
9. Partai Mahasiswa adalah organisasi yang dibentuk
oleh sekelompok mahasiswa UAD untuk
mengikuti PEMILWA sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Partai Mahasiswa.
10. Dewan Pimpinan Pusat yang kemudian disingkat
DPP Partai adalah struktur pimpinan Partai
Mahasiswa di tingkat Universitas.
11. Dewan Pimpinan Wilayah yang kemudian
disingkat DPW adalah struktur pimpinan Partai
Mahasiswa di tingkat Fakultas.
12. Bilangan Pembagi Pemilih yang selanjutnya
disebut sebagai BPP adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pembagian total suara sah
dengan jumlah kursi Dewan Perwakilan
Mahasiswa UAD untuk menentukan jumlah
perolehan kursi Partai Mahasiswa peserta
PEMILWA.

13. Kampanye PEMILWA adalah kegiatan peserta


PEMILWA dan/atau calon anggota Dewan
Perwakilan Mahasiswa, dan/atau pasangan calon
Presiden dan calon Wakil Presiden untuk
meyakinkan para pemilih dengan menawarkan
visi, misi dan program-programnya.
14. Saksi pasangan calon dan/atau calon anggota
Dewan Perwakilan Mahasiswa selanjutnya
disebut SAKSI berada di setiap TPS terdiri dari 1
(satu) orang yang ditunjuk oleh Partai mahasiswa.
15. Tahapan penyelenggaraan PEMILWA adalah
rangkaian kegiatan PEMILWA yang dimulai dari
pendataan
pemilih,
pendaftaran
peserta
PEMILWA, penetapan peserta PEMILWA,
pencalonan anggota DPM, pencalonan pasangan
calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa,
kampanye, pemungutan dan penghitungan suara,
penetapan hasil PEMILWA.
BAB II
Panitia Pemungutan Suara (PPS)
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
Mekanisme pembentukan PPS, meliputi :
(1) KPU M mengumumkan secara luas pendaftaran
Panitia Pemungutan Suara;
(2) KPU M membuka pendaftaran anggota Panitia
Pemungutan Suara secara luas untuk Mahasiswa
umum pada masa pendaftaran yang telah
ditetapkan;

(3) Calon anggota Panitia Pemungutan Suara


mendaftarkan diri secara langsung kepada KPU M
dengan memenuhi persyaratan dan kelengkapan
administrasi sebagaimana diatur dalam aturan ini :
a. mengisi formulir pendaftaran (disediakan
oleh KPUM);
b. fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku;
c. pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4
(empat) lembar;
d. surat pernyataan sanggup bekerja sepenuh
waktu selama masa bakti (disediakan oleh
KPUM);
e. surat
pernyataan
tidak
merupakan
fungsionaris dan/atau anggota
Partai
Mahasiswa (disediakan oleh KPUM).
(4) Calon anggota PPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), mengikuti wawancara oleh KPUM pada
hari yang telah ditetapkan;
(5) KPUM melakukan verifikasi untuk menentukan
anggota PPS
(6) KPUM memberitahukan kepada Mahasiswa yang
menjadi anggota PPS secara langsung;
(7) KPUM mengumumkan anggota PPS secara luas;
(8) KPUM melantik dan menetapkan anggota PPS;
(9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) bersifat final dan mengikat.
Bagian Kedua
Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab
Pasal 3

(1) Dalam menjalankan tugas anggota PPS


berwenang
melakukan
pemungutan,
penghitungan, membuat berita acara dan sertifikat
hasil penghitungan suara di TPS
(2) Dalam melaksanakan tugas anggota PPS wajib
memakai kartu tanda pengenal/cocard;
(3) Anggota PPS bertanggung jawab kepada KPUM
(4) PPS melaksanakan tugas, wewenang, dan
kewajiban sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemberhentian

(1)
(2)
(3)

(4)

(5)

Pasal 4
Pengangkatan anggota PPS dilakukan oleh KPUM
dengan ketentuan yang berlaku
Anggota PPS wajib mengucapkan sumpah dan
janji
Anggota PPS berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; dan
c. diberhentikan.
Anggota PPS diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, dikarenakan :
a. tidak menjalankan tugas dan kewajibannya
sebagai anggota PPS;
b. dinyatakan melanggar sumpah/janji.
Anggota PPS yang telah berhenti sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak diperkenankan lagi :
a. menggunakan atribut PPS UAD;
b. melakukan
kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan dengan PPS.

Pasal 5
(1) PPS dilarang :
a. memanipulasi seluruh data PEMILWA dan
segala hal yang berkaitan dengan hasil suara;
b. menunjukkan sikap dan perilaku yang
memihak terhadap peserta PEMILWA
tertentu:
c. memengaruhi Pemilih dalam menggunakan
haknya untuk memilih.
d. memindahkan TPS, kotak suara dan/atau
surat suara tanpa persetujuan KPUM.
e. menggunakan atau menunjukkan atribut
yang berkaitan dengan partai mahasiswa atau
dukungan kepada calon ataupun pasangan
calon.
BAB III
TATA STRUKTUR ORGANISASI KPUM DAN
PPS
Pasal 6
(1) Tata Struktur Organisasi KPUM, meliputi :
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara;
d. divisi humas
e. divisi pendataan
f. biro hukum;
g. divisi logistik
(2) Tata Struktur Organisasi PPS, meliputi :
a. ketua;
b. sekretaris;
c. sie.keamanan;

d.
e.
f.

sie.pendaftaran 1;
sie.pendaftaran 2;
sie.pemberi tanda (tinta).

BAB IV
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILWA
Pasal 7
Penyelenggaraan Pemilihan meliputi :
a. Tahap Persiapan;
b. Tahap Pelaksanaan; dan
c. Tahap Penyelesaian.
Paragraf I
Tahap Persiapan
Pasal 8
Tahap Persiapan sebagaimana dimaksud pada pasal (7)
huruf a, meliputi :
a. penyusunan, penetapan, dan pengundangan
peraturan pemilwa Presma dan Wapresma
dan anggota DPM
b. sosialisasi, publikasi dan pendidikan
pemilwa
c. rapat kerja, rapat koordinasi dan bimbingan
teknis pelaksanaan pemilwa bagi KPUM dan
PPS
d. pembentukan Badan penyelenggaraan
pemilwa Ad Hoc: PPS,
Paragraf II
Tahap Pelaksanaan

Pasal 9
Tahap Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada pasal (7)
huruf b, meliputi :
a. Penyusunan Daftar Pemilih
b. Pendaftaran peserta PEMILWA;
c. pencalonan;
d. kampanye;
e. hari tenang
f. pemungutan dan Penghitungan Suara;
g. rekapitulasi hasil penghitungan suara; dan
h. penetapan hasil PEMILWA UAD.
i. perselisihan hasil PEMILWA
j. pengucapan sumpah dan janji
Paragraf III
Tahap Penyelesaian
Pasal 10
Tahap Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada pasal
(7) huruf c, meliputi :
a. evaluasi
dan
penyusunan
laporan
penyelenggaraan PEMILWA;
b. pembubaran
badan
penyelenggara
PEMILWA Ad Hoc
c. Laporan
Pertanggung
Jawaban
atas
penyelenggaraan
PEMILWA
kepada
Presiden Mahasiswa.
BAB V
PEMILIH
Pasal 11

(1) Mahasiswa
Universitas
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta yang aktif secara akademik ditetapkan
sebagai pemilih dalam PEMILWA.
(2) Untuk dapat menggunakan hak pilihnya, pemilih
wajib menunjukkan bukti keaktifan mahasiswa
secara akademik dengan menggunakan :
a. KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang masih
berlaku dan telah mendapatkan cap dari
BAA (Biro Administrasi Akademik); atau
b. Kartu Perpustakaan;
c. kuitansi pembayaran harregistrasi semester
berjalan dengan dilampirkan tanda pengenal
berfoto.
BAB VI
PESERTA PEMILWA
Pasal 12
Peserta PEMILWA adalah Partai Mahasiswa yang
telah memenuhi syarat sesuai dengan Undang-Undang
Partai Mahasiswa.
Pasal 13
Tata cara pendaftaran Partai Mahasiswa, meliputi :
(1) Calon Partai Mahasiswa melakukan pendaftaran
melalui perwakilannya secara langsung kepada
KPUM dengan syarat sebagai berikut :
a. didirikan dan dibentuk oleh sekurangkurangnya 30 (tiga puluh) mahasiswa;
b. memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga partai Mahasiswa;
c. memiliki kepengurusan DPP dan DPW;

d.

memiliki
DPW
sekurang-kurangnya
mewakili 70 % (tujuh puluh persen) fakultas
yang ada di UAD;
e. jumlah pengurus DPP dan DPW masingmasing sekurang-kurangnya 5 (lima)
mahasiswa;
f. memiliki nama dan lambang yang tidak
mempunyai persamaan pada pokoknya
dan/atau keseluruhan dengan nama dan
lambang partai mahasiswa lain, partai politik
nasional, ormas, organisasi sosial politik,
lambang Republik Indonesia dan negara
asing;
g. memiliki stempel partai mahasiswa; dan
h. mendapatkan dukungan sekurang-kurangnya
300 (tiga ratus) mahasiswa dengan
dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) yang masih berlaku dan tanda tangan
pendukung dengan ketentuan bahwa setiap
mahasiswa hanya mempunyai hak untuk
mendukung satu partai.
(2) Persyaratan sebagaimana disebutkan dalam ayat
(1), dilengkapi dengan kelengkapan administrasi :
a. formulir pendaftaran Partai Mahasiswa
(disediakan oleh KPU);
b. draf AD/ART Partai Mahasiswa, dalam
bentuk hardcopy dan softcopy;
c. struktur kepengurusan Dewan Pimpinan
Pusat dan Dewan Pimipinan Wilayah Partai
Mahasiswa dengan dilampiri fotocopy Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM) pengurus;

d.

daftar pendukung yang dilengkapi fotocopy


Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan tanda
tangan pendukung;
e. tanda gambar/lambang Partai Mahasiswa
dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
(3) Partai Mahasiswa peserta PEMILWA berdasarkan
hasil PEMILWA periode sebelumnya, melakukan
pendaftaran ulang melalui perwakilannya secara
langsung kepada KPUM dengan syarat sebagai
berikut :
a. memiliki
DPW
sekurang-kurangnya
mewakili70% (tujuh puluh persen) fakultas
yang ada di UAD;
b. jumlah kepengurusan sekurang-kurangnya
30 (tiga puluh) mahasiswa;
c. jumlah pengurus DPP dan DPW masingmasing sekurang-kurangnya 5 (lima)
mahasiswa;dan
d. menyertakan kelengkapan administrasi :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga terbaru yang telah disahkan dalam
bentuk hardcopy dan softcopy;
2. Struktur kepengurusan Dewan Pimpinan
Pusat dan Dewan Pimipinan Wilayah
Partai Mahasiswa yang terbaru dengan
dilampiri
fotocopy
Kartu
Tanda
Mahasiswa KTM pengurus.
(4) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) huruf d dibuat rangkap
2 (dua) dan diserahkan kepada KPUM dengan
dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna Hijau;
(5) Pada saat pendaftaran, Partai Mahasiswa harus
menunjukkan stempel Partai Mahasiswa;

(6) KPUM melakukan verifikasi administrasi


persyaratan Partai Mahasiswa sebagai peserta
PEMILWA;
(7) Apabila dalam tahap verifikasi ditemukan data
pendukung yang sama pada lebih dari satu Partai
Mahasiswa (KTM ganda), KPUM melakukan
verifikasi faktual terkait keabsahan data,
diantaranya:
a. meneliti kebenaran pendukung partai,
dengan cara Partai Mahasiswa menghadirkan
pendukung yang ditemukan ganda ke KPUM
untuk membuat pernyataan lisan dan tertulis;
b. apabila pendukung tersebut mendukung
salah satu partai, maka KPU mengesahkan
keanggotaan pendukung pada
Partai
Mahasiswa tersebut dan membatalkan
dukungan pada Partai Mahasiswa lainnya;
c. apabila masing-masing Partai Mahasiswa
peserta
PEMILWA
tidak
dapat
menghadirkan pendukungnya, maka data
pendukung
yang
ganda
dihapuskan/dibatalkan
dimasing-masing
Partai Mahasiswa.
(8) KPUM memberitahukan hasil verifikasi kepada
pimpinan Partai Mahasiswa secara tertulis setelah
dilakukannya verifikasi;
(9) Apabila Partai Mahasiswa dinyatakan belum
memenuhi persyaratan, maka Partai Mahasiswa
diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau
memperbaiki berkas persyaratan verifikasi yang
telah ditentukan oleh KPUM;
(10) KPU M melakukan verifikasi ulang persyaratan
Partai Mahasiswa dan menetapkan Partai

Mahasiswa
peserta
PEMILWA
serta
memberitahukannya secara tertulis kepada
Pimpinan Partai Mahasiswa yang bersangkutan
dan mengumumkan secara luas hasil verifikasi
perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (9);
(11) Apabila hasil verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (10) tidak memenuhi syarat maka Partai
Mahasiswa dinyatakan gugur dan tidak dapat
mengikuti PEMILWA;
(12) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada
ayat(11) bersifat final dan mengikat.
Pasal 14
(1) Untuk menetapkan nomor urut PartaiMahasiswa
dilakukan undian;
(2) Undian
nomor
urut
Partai
Mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
pada rapat kordinasi KPU M dengan dihadiri oleh
perwakilan Partai Mahasiswa dan undangan lain
yang dianggap perlu.
BAB VII
TATA CARA PENDAFTARAN CALON
ANGGOTA DPM UAD
Pasal 15
Tata cara pendaftaran calon anggota DPM UAD
meliputi :
(1) Partai Mahasiswa mendaftarkan calon anggota
DPM UAD yang di usung secara langsung kepada
KPUM dengan syarat sebagai berikut :
a. tercatat sebagai mahasiswa aktif UAD
minimal telah menempuh III (tiga) semester

b.
c.
d.
e.

f.

dan maksimal semester akhir hitungan


normal untuk jenjang semester berjalan;
mempunyai IPK sementara minimal 2,75
mempunyai pengalaman organisasi;
terdaftar sebagai pemilih;
calon tidak terdaftar sebagai anggota KPU,
PPS,
KOMPASWA
dan
Mahkamah
Pemilwa; dan
menyertakan kelengkapan administrasi :
1. daftar riwayat hidup (disediakan oleh
KPU);
2. fotokopi KTM yang masih berlaku;
3. fotokopi KTP yang masih berlaku;
4. transkrip nilai;
5. foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4
(empat) lembar dengan background Biru;
6. surat pencalonan yang ditandatangani dan
dicap oleh pimpinan pusat Partai
Mahasiswa yang berisi pernyataan
pencalonan dan pernyataan tidak akan
menarik calon selama proses pencalonan
(disediakan oleh KPU M);
7. surat kesediaan dicalonkan menjadi
anggota DPM UAD (disediakan oleh
KPU);
8. surat pernyataan tidak mengundurkan diri
selama proses pencalonan (disediakan
oleh KPU M);
9. surat pernyataan akan menjalankan
rangkaian dan mekanisme PEMILWA
(disediakan oleh KPU M);
10. Surat pernyataan akan berkontribusi aktif
pada DPMU (disediakan oleh KPU M);

(2)

(3)
(4)
(5)

(6)

(7)

(8)

11. Surat pernyataan tidak merangkar jabatan


(disediakan oleh KPU M);
12. surat keterangan sehat dari dokter; dan
13. naskah visi dan misi, calon anggota DPM
UAD.
Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f diserahkan kepada KPU M
dengan dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna
biru;
KPU M melakukan verifikasi berkas-berkas
persyaratan Calon anggota DPM UAD;
KPU M memberitahukan hasil verifikasi kepada
pimpinan Partai Mahasiswa secara tertulis
Apabila calon dinyatakan belum memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), maka Partai Mahasiswa yang mengajukan
calon diberi kesempatan untuk melengkapi
dan/atau memperbaiki berkas persyaratan
verifikasi yang telah ditentukan oleh KPU M;
Dalam hal proses pelengkapan dan/atau perbaikan
persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5), Partai Mahasiswa tidak berhak
mengajukan calon baru maupun calon pengganti;
KPU M melakukan verifikasi ulang persyaratan
calon anggota DPM UAD dan menetapkan calon
anggota DPM UAD serta memberitahukannya
secara tertulis kepada Pimpinan Partai Mahasiswa
yang bersangkutan dan mengumumkan secara
luas hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (5);
Apabila hasil verifikasi ulang berkas persyaratan
calon sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak

memenuhi syarat maka calon tersebut dinyatakan


gugur/tidak lolos;
(9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada point
7 bersifat final dan mengikat.
Pasal 16
Partai Mahasiswa menetapkan nomor urut nama-nama
calon anggota DPM UAD saat melakukan pendaftaran.
BAB VIII
TATA CARA PENDAFTARAN PASANGAN
CALON
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Pasal 17
Tata cara pendaftaran calon Presiden dan Wakil
Presiden meliputi :
(1) Partai Mahasiswa atau gabungan Partai
Mahasiswa mendaftarkan pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang
diusung secara langsung kepada KPU M dengan
syarat sebagai berikut :
a. tercatat sebagai mahasiswa aktif UAD
minimal telah menempuh III (tiga) semester
dan maksimal semester akhir hitungan
normal untuk jenjang semester berjalan ;
b. mempuyai IPK sementara minimal 3,00.
c. mempunyai pengalaman organisasi;
d. terdaftar sebagai pemilih;
e. calon tidak terdaftar sebagai anggota KPUM,
PPS, KOMPASWA, dan Mahkamah
Pemilwa; dan
f. menyertakan kelengkapan administrasi :

1. daftar riwayat hidup (disediakan oleh KPU


M);
2. fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
yang masih berlaku;
3. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang masih berlaku;
4. transkrip nilai;
5. foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4
(empat) lembar dengan background
Merah;
6. surat pencalonan yang ditandatangani dan
dicap oleh pimpinan pusat Partai
Mahasiswa
atau
gabungan
Partai
Mahasiswa pengusung yang berisi
pernyataan pencalonan dan pernyataan
tidak akan menarik calon selama proses
pencalonan; (disediakan oleh KPUM)
7. surat kesediaan dicalonkan menjadi
Presiden dan Wakil Presiden (disediakan
oleh KPUM);
8. surat pernyataan tidak mengundurkan diri
selama proses pencalonan (disediakan
oleh KPUM);
9. surat keterangan sehat dari dokter; dan
10. naskah visi dan misi pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden.
(2) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f diserahkan kepada KPUM
dengan dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna
Merah;
(3) KPUM melakukan verifikasi berkas-berkas
persyaratan Calon Presiden dan Wakil Presiden;

(4) KPUM memberitahukan secara tertulis hasil


verifikasi kepada pimpinan Partai Mahasiswa atau
gabungan Partai Mahasiswa pengusung
(5) Apabila berkas pencalonan Presiden dan Wakil
Presiden dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka
Partai Mahasiswa atau gabungan Partai
Mahasiswa pengusung calon diberi kesempatan
untuk melengkapi atau memperbaiki berkas
persyaratan verifikasi yang telah ditentukan oleh
KPU M;
(6) Dalam hal proses pelengkapan dan/ atau
perbaikan persyaratan calon sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5), Partai Mahasiswa tidak
berhak mengajukan calon Presiden dan Wakil
Presiden baru maupun calon Presiden dan Wakil
Presiden pengganti kecuali karena hal-hal lain
yang ditentukan dalam Undang-Undang;
(7) KPUM melakukan verifikasi ulang persyaratan
calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
dan menetapkan bakal calon Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa serta memberitahukannya
secara tertulis dan mengumumkan secara luas
hasil verifikasi perbaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5)
(8) Apabila hasil verifikasi ulang berkas persyaratan
calon sebagaimana dimaksud pada ayat(7) tidak
memenuhi syarat maka calon Presiden dan Wakil
Presiden
Mahasiswa
tersebut
dinyatakan
gugur/tidak lolos;
(9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) bersifat final dan mengikat.

Pasal 18
(1) Untuk menetapkan nomor urut pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa
dilakukan pengundiaan nomor urut;
(2) Nomor urut undian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan pada audiensi KPUM
dengan dihadiri oleh calon Presiden dan Wakil
Presiden Mahasiswa, dan perwakilan partai
mahasiswa dan/atau tim kampanye dan undangan
lain yang dianggap perlu.
BAB IX
KAMPANYE
Bagian pertama

(1)
(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 19
Penyelenggaraan kampanye dilakukan didalam
kampus UAD (kampus I, II, III, & V);
Dalam penyelenggaraan kampanye, mahasiswa
mempunyai kebebasan untuk berpartisipasi
menghadiri setiap kampanye;
Partai Mahasiswa, calon anggota DPM UAD dan
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
wajib menyampaikan materi kampanye berupa
visi, misi, dan gambaran umum rencana program
pemerintahan yang disampaikan kepada pemilih
dengan cara yang sopan, tertib, dan edukatif;
Partai Mahasiswa, calon anggota DPM UAD dan
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
mempunyai hak, kesempatan, dan perlakuan yang
adil dan setara dalam kampanye;
Kampanye dilakukan dalam bentuk :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
(6)

(7)

(8)

(9)

pertemuan terbatas
pertemuan tatap muka
media catak dan media elektronik
penyebaran bahan kampanye pada umumnya
pemasangan alat peraga di tempat umum
pawai
rapat umum
kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan.
Sebelum kampanye dimulai, KPU M mengadakan
pertemuan dengan seluruh tim kampanye masingmasing Partai Mahasiswa untuk melakukan
kordinasi tentang pelaksanaan kampanye pada
waktu yang ditentukan oleh KPU M;
Kampanye dilakukan pada lokasi yang di tentukan
oleh KPUM dan waktu selama 4 hari, dan
berakhir 2 hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara;
Pemasangan alat peraga kampanye Pemilwa oleh
pelaksana kampanye dilaksanakan dengan
mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan
lingkungan kampus atau kawasan setempat.
Lokasi dan Jadwal pelaksanaan kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan
oleh KPU M dan dibagikan kepada masingmasing tim kampanye dan KOMPASWA;
Bagian kedua
Larangan kampanye

Pasal 20
(1) Melakukan kegiatan kampanye, pada :

a.

sebelum masa kampanye sebagaimana yang


telah ditetapkan oleh KPU M;
b. hari tenang;
c. hari pemungutan suara.
(2) dalam kampanye, pasangan calon atau tim
kampanye dilarang :
a. mempersoalkan dasar NKRI dan pembukaan
UUD NKRI tahun 1945;
b. menghina seseorang, agama, suku, ras,
golongan, calon DPM UAD dan/atau
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Mahasiswa;
c. menghasut dan/atau mengadu domba antara
pasangan calon maupun antar kelompok
mahasiswa yang lain;
d. mengganggu ketertiban umum;
e. mengancam untuk melakukan kekerasan atau
menggunakan kekerasan kepada seseorang,
kelompok mahasiswa atau calon yang lain;
f. merusak dan/atau menghilangkan fasilitas
UAD, fasilitas KPUM, dan alat peraga
kampanye peserta lain;
g. menjanjikan dan/atau memberikan uang atau
jabatan untuk mempengaruhi pemilih;
h. menggunakan tempat ibadah;
i. menggunakan jabatan dan fasilitas lembaga
kemahasiswaan (DPM U, BEMU, DPMF,
BEMF, HMPS, UKM/LIM);
j. melakukan kampanye pada tempat dan
waktu diluar/tidak sesuai jadwal yang telah
ditentukan oleh KPUM.
k. menuduh peserta pemilwa lain melakukan
pelanggaran tanpa adanya bukti.

Bagian Ketiga
Hari Tenang
Pasal 21
(1) Hari tenang diadakan selama 2 (dua) hari
sebelum hari pemungutan suara PEMILWA;
(2) Pada hari tenang, semua alat-alat peraga dan
atribut kampanye sudah dibersihkan oleh masingmasing partai dan tim kampanye;
(3) KPU M berhak dan berwenang melakukan
sweeping alat-alat peraga dan atribut kampanye
yang masih tersisa dalam hari tenang.
BAB X
TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 22
(1) Lokasi TPS berada didalam kampus UAD (I, II,
III, & V);
(2) Jumlah TPS sebanyak 12 (duabelas) yang
bertempat :
a. TPS 1 (Fakultas Psikologi);
b. TPS 2 (Fakultas Agama Islam);
c. TPS 3 (Fakultas Ekonomi);
d. TPS 4 (Fakultas Sastra Budaya dan
Komunikasi);
e. TPS 5 (Fakultas Hukum);
f. TPS 6 (Fakultas FKIP kampus 2)
g. TPS 7 (Fakultas FKIP kampus 3)
h. TPS 8 (Fakultas Teknologi Industri);
i. TPS 9 (Fakultas Farmasi);
j. TPS 10 (Fakultas Kesehatan Masyarakat);
k. TPS 11 (Fakultas MIPA);

l. TPS 12 (Fakultas FKIP kampus 5)


(3) Bentuk dan tata letak TPS disesuaikan dengan
kondisi lokasi TPS.
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Pertama
Perlengkapan Pemungutan Suara
Pasal 23
(1) PPS mempersiapkan tempat pemungutan suara
yang telah ditentukan oleh KPUM dan
perlengkapan pemungutan suara
(2) PPS menerima perlengkapan untuk keperluan
pemungutan dan penghitungan suara di TPS dari
KPUM, terdiri dari :
a. Kotak suara sebanyak 2 (dua) buah dengan
diberi label, diantaranya :
1. 1 (satu) label untuk pemilihan anggota
DPM UAD;
2. 1(satu) label untuk pemilihan Pasangan
Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa;
b. Bilik suara sebanyak 2 (dua) buah;
c. Surat suara sebanyak jumlah pemilih yang
tercantum dalam salinan daftar pemilih tetap
untuk TPS beserta kelengkapan administrasi
lainnya, terdiri dari :
1. Tanda khusus/tinta paling banyak 2 (dua)
buah;
2. Alat dan alas pencoblosan surat suara
masing-masing 2 (dua) buah;

3. Segel pemilihan paling banyak 6 (enam)


buah;
4. Berita
acara
pemungutan
dan
penghitungan suara diTPS;
5. Sertifikat hasil penghitungan suara;
6. Alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem,
karet/tali pengikat, label, spidol hitam,
sampul kertas, kantong plastik, dan
ballpoint;
d. Daftar calon anggota DPMU dan pasangan
calon masing-masing sebanyak 1 (satu)
lembar untuk ditempelkan didekat pintu
masuk TPS;
e. petunjuk cara memilih.
f. Salinan daftar pemilih tetap untuk TPS
sebanyak 1 (satu) rangkap;
g. Tanda pengenal PPS sebanyak 6 (enam)
buah;
h. Panduan
teknis
pengisian
formulir
pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
i. Gembok dan anak kunci sebanyak 2 (dua)
buah.
(3) Surat suara dimasukkan kedalam kotak suara yang
telah diberi segel masing-masing;
(4) Perlengkapan administratif di TPS tidak
dimasukkan kedalam kotak suara, tetapi dikemas
tersendiri untuk masing-masing TPS;
(5) Ketua PPS dan anggota PPS lainnya
bertanggungjawab
terhadap
keamanan
perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan
penghitungan suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4);

(6) Surat suara dan alat kelengkapan administrasi


pemungutan dan penghitungan suara di TPS
sudah harus diterima paling lambat satu hari
sebelum waktu pemungutan suara dimulai dan
dilakukan secara serentak ditiap-tiap TPS.
Bagian Kedua
Pemungutan Suara

(1)

(2)
(3)

(4)

Pasal 24
Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara
pemilwa Presiden dan Wakil Presiden serta calon
anggota DPMU ditetapkan oleh KPU;
Jumlah, bentuk, ukuran, dan warna surat suara
ditetapkan oleh KPUM;
Pemungutan suara serentak disemua TPS, dengan
waktu 08:00-16:00 WIB dengan susunan acara :
a. 08:00-08:15
: Pembukaan,
Pengecekan kelengkapan dan Persiapan
Pemungutan suara
b. 08:15-11:45
: Pencoblosan
/Pemungutan Suara
c. 11:45-12:30
: ISHOMA
d. 12:30-15:00
:
Pencoblosan/Pemungutan Suara
e. 15:00-15:15
: Break Shalat Ashar
f. 15:15-15:20
: Pengamanan kotak
surat Suara
Pemungutan suara dilakukan dengan mencoblos
surat suara yang berisi nomor urut, dan/atau
lambang partai, dan/atau nama calon anggota
DPM UAD dan/atau foto atau tanda gambar salah

(5)

(6)
(7)

(8)

(9)

(10)

satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden


Mahasiswa;
pencoblosan hanya dilakukan satu kali pada setiap
surat suara, baik surat suara anggota DPM dan
surat suara calon Presiden dan Wakil Presiden.
surat suara sah apabila telah sesuai dengan
petunjuk teknis yang di buat oleh KPUM.
Tambahan surat suara sebagai cadangan disetiap
TPS untuk mengganti surat suara yang rusak
sebelum dilakukannya pencoblosan;
Surat suara rusak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) apabila sobek, bolong, tercoretkan,
gambar tidak jelas, terkena benda cair yang
merusak, dan lain-lain sehingga dikatakan surat
suara tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dibuatkan berita acara
yang ditetapkan oleh KPU M;
Untuk keperluan pemungutan suara dalam
PEMILWA Presiden dan Wakil Presiden serta
calon anggota DPMU disediakan kotak suara
sebagai tempat surat suara dan bilik suara untuk
menjamin kerahasiaan pilihan pemilih.

Pasal 25
(1) Pemberian suara oleh pemilih yang memiliki
kecacatan fisik sehingga memerlukan bantuan
dapat dibantu petugas TPS atau orang lain yang
ditunjuk oleh pemilih;
(2) Petugas TPS atau orang lain yang ditunjuk
pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib merahasiakan pilihan pemilih;

(3) Petugas TPS atau orang lain yang ditunjuk


pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sudah mendapat persetujuan dari ketua PPS;
(4) Ketua PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
melaporkan kepada KOMPASWA.
Bagian Ketiga
Penghitungan Suara

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal 26
Penghitungan sisa surat suara dilakukan setelah
pemungutan suara berakhir dimasing-masing TPS
dan dilakukan oleh PPS;
Penghitungan suara dilakukan secara kolektif
dengan mendistribusikan kotak suara yang disegel
di tempat yang telah ditentukan oleh KPU M;
Penghitungan surat suara dari setiap TPS
dilakukan di ruangan berbeda yang dipilih oleh
KPU M di dalam 1 (satu) wilayah kampus yang
sama.
Penghitungan suara dilakukan pada pukul WIB
dengan rincian sebagai berikut:
a. 15:20-18:00
: mulai pembukaan dan
penghitungan surat suara.
b. 18:00-18:15
: Secara bergantian PPS,
KPU M, dan saksi-saksi melaksanakan
sholat;
c. 18:15-selesai: lanjut penghitungan surat
suara;
d. Penandatangan berita acara dan sertifikat.
Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang
memungkinkan saksi dari masing-masing Partai
Mahasiswa, KOMPASWA, dan mahasiswa yang

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

hadir dapat menyaksikan secara jelas proses


penghitungan suara;
Dalam hal terjadi halangan dalam pemungutan
suara dan penghitungan suara akibat hal-hal yang
di luar prosedur maka dapat dilakukan
pemungutan suara ulang dan penghitungan suara
ulang sesuai dengan ketentuan dalam pasal 76,
pasal 77, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Presiden
dan Wakil Presiden Dan Dewan Perwakilan
Mahasiswa.
Setelah penghitungan selesai, Sekretaris PPS
mengisi berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara yang ditandatangani oleh
Ketua PPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
anggota PPS serta dapat ditandatangani oleh saksi
dari masing-masing partai;
PPS memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita
acara dan sertifikat hasil penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada
masing-masing saksi partai mahasiswa yang hadir
dan menempelkan 1 (satu) eksemplar daftar hasil
penghitungan suara di tempat umum;
PPS menyerahkan hasil penghitungan suara
beserta seluruh alat kelengkapan PEMILWA
kepada KPUM setelah penghitungan suara
berakhir;
Setelah menerima berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari TPS, KPU M membuat
berita acara penerimaan dan melakukan
rekapitulasi hasil penghitungan suara keseluruhan;
Rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan
oleh KPU M secara terpusat dikampus 1 (satu).

(12) Rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan


berdasarkan sertifikat hasil penghitungan suara di
tiap TPS dan dapat dihadiri oleh saksi dari Partai
Mahasiswa, KOMPASWA dan mahasiswa umum;
(13) Setelah selesai melakukan rekapitulasi hasil
penghitungan suara, KPUM membuat Berita
Acara
dan
Sertifikat
rekapitulasi
hasil
penghitungan suara yang ditandatangani oleh
ketua KPUM dan sekurang-kurangnya 2(dua)
anggota KPU M serta dapat ditandatangani oleh
saksi dari masing-masing Partai Mahasiswa;
(14) KPU M memberikan 1 (satu) eksemplar salinan
berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (12) kepada saksi dari Partai Mahasiswa yang
hadir dan menempelkan 1 (satu) eksemplar daftar
hasil penghitungan suara di tempat umum;
(15) Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara
dan pengumuman hasil Pemilwa secara luas
dilakukan oleh KPUM sejak berakhirnya
penghitungan suara di seluruh TPS.
BAB XII
PENETAPAN PEROLEHAN KURSI,
DAN CALON TERPILIH
Bagian Pertama
Penetapan Perolehan Kursi calon Anggota DPM U
Pasal 27
(1) Penetapan Perolehan kursi calon anggota DPM
UAD dilakukan oleh KPUM.

(2) Jumlah kursi yang tersedia untuk DPM UAD


berjumlah 21 kursi;
(3) penetapan calon terpilih berdasarkan sistem suara
terbanyak.
(4) Tata cara pembagian jumlah kursi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam UndangUndang dan perangkat teknis dari KPUM.
(5) Apabila terjadi sengketa perselisihan hasil
pemilihan umum maka dapat dimohonkan kepada
Mahkamah Pemilwa yang di mohonkan oleh
Ketua Umum dan Sekretaris Jendral dari Dewan
Pimpinan Pusat atau nama yang sejenisnya dari
Partai Pengusung atau kuasanya paling lama 3
(tiga) hari sejak dikeluarkannya keputusan
penetapan hasil penghitungan Perolehan suara
dari KPUM.
(6) Penetapan calon terpilih apabila terjadi sengketa
perselisihan hasil pemilihan umum maka
penetapan calon terpilih dilakukan setelah ada
putusan dari Mahkamah Pemilwa.
Bagian Kedua
Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden
Pasal 28
(1) Penetapan Pasangan calon Presma dan Wapresma
dilakuakn oleh KPUM
(2) Penentuan pasangan calon terpilih didasarkan
pada jumlah perolehan suara sah terbanyak untuk
masing-masing pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden Mahasiswa dalam PEMILWA;

(3) Pasangan calon yang memperoleh jumlah suara


terbanyak ditetapkan sebagai pasangan calon
terpilih;
(4) Jika terdapat satu pasangan calon Presma dan
Waprema maka dalam penetapannya dilakukan
secara Aklamasi.
(5) Dalam hal jumlah perolehan suara sah untuk
masing-masing pasangan calon adalah sama,
maka dilakukan pemungutan suara tahap kedua
khusus untuk memilih pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden Mahasiswa;
(6) Pemungutan suara tahap dua sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan
ketetapan KPUM tentang Tahapan, Program, dan
Jadwal Penyelenggaraan Pemilwa;
(7) Jika jumlah perolehan suara hasil pemungutan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tetap
sama, maka penetapan pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden terpilih ditentukan
berdasarkan hasil perolehan suara pada perolehan
suara TPS dengan jumlah surat suara sah paling
banyak.
(8) Apabila terjadi sengketa perselisihan hasil
pemilihan umum maka dapat dimohonkan kepada
Mahkamah Pemilwa yang dimohonkan oleh
pasangan calon Presma dan Wapresma atau kuasa
hukumnya paling lama 3 (tiga) hari sejak
dikeluarkannya keputusan penetapan hasil
penghitungan Perolehan suara dari KPUM.
(9) Penetapan pasangan calon terpilih apabila terjadi
sengketa perselisihan hasil pemilihan umum maka
penetapan pasangan calon terpilih dilakukan
setelah ada putusan dari Mahkamah Pemilwa.

BAB XIII
SAKSI

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(11)

Pasal 29
Saksi merupakan pengawas yang berada di setiap
TPS yang bertugas untuk melakukan pengawasan
terhadap jalannya pemungutan, penghitungan dan
penetapan hasil perolehan suara bagi peserta
pemilwa.
Saksi merupakan orang yang dapat diusulkan oleh
Peserta Pemilwa yang melakukan pengawasan di
setiap TPS.
Saksi yang diajukan sebagaimana ketentuan ayat
(2) hanya terdiri dari 1 (satu) orang untuk setiap
TPS.
Dalam melakukan pengawasan Saksi harus
melihat dan memperhatikan ketentuan aturan yang
berlaku.
Saksi harus melaporkan diri kepada Panitia
Pemungutan Suara dalam menjalankan tugasnya
dan dimuatkan dalam berita acara.
Saksi tidak dapat digantikan, kecuali :
a. Mendadak sakit berat
b. Meninggal dunia
Dalam menjalankan tugasnya Saksi harus
menggunakan kartu tanda pengenal yang sah.
BAB XIV
SANKSI
Pasal 30

(1) Sanksi bagi PPS yang melanggar peraturan dan


perundang-undangan yang berlaku diatas dapat
diberhentikan oleh KPUM sebagai anggota PPS;
(2) KPUM wajib mendengarkan penjelasan PPS
yang bersangkutan sebelum mengambil keputusan
tentang pemberhentian sebagai anggota PPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Sanksi bagi Partai Mahasiswa yang melanggar
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
berupa teguran atau peringatan secara lisan atau
tertulis terhadap pihak-pihak yang melakukan
pelanggaran untuk menghentikan tindakan
pelanggarannya;
(4) Bila teguran bagi Partai Mahasiswa yang
melanggar peraturan mengenai penyelenggaraan
PEMILWA tidak mengindahkan teguran lisan
atau tertulis akan mendapatkan sanksi berupa
pembekuan partai dan tidak boleh mengikuti
PEMILWA satu periode kedepan;
(5) Sanksi bagi Partai Mahasiswa atau tim kampanye
yang melanggar aturan sebagaimana ketentuan
ayat (4) berupa:
a. teguran atau peringatan secara lisan atau
tertulis
terhadap
pihak-pihak
yang
melakukan pelanggaran untuk menghentikan
tindakan pelanggarannya;
b. apa bila teguran secara lisan atau tertulis
tidak diindahkan maka dapat dijatuhi sanksi.
BAB XV
MEKANISME PENGADUAN, PENANGANAN
DAN PENYELESAIAN PELANGGARAN

(1)
(2)
(3)

(4)

(5)

Pasal 31
Pelanggaran pada setiap tahapan penyelenggaraan
pemilwa dilaporkan kepada KOMPASWA;
Pengajuan suatu pelanggaran dapat dilakukan
apabila didukung oleh 2 alat bukti
Laporan pelanggaraan dapat diajukan oleh :
a. mahasiswa yang terdaftar sebagai pemilih;
b. saksi dari partai mahasiswa;
c. pasangan calon dan calon
d. tim kampanye.
e. Partai Mahasiswa
Laporan disampaikan secara tertulis yang berisi :
a. identitas lengkap pelapor;
b. waktu dan tempat kejadian perkara;
c. identitas lengkap terlapor;
d. identitas lengkap saksi-saksi;
e. uraian kejadian.
Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada KOMPASWA sesuai dengan
wilayah kerjanya selambat-lambatnya 1 x 24 jam
sejak terjadinya pelanggaran.

Pasal 32
KOMPASWA mengkaji setiap laporan pelanggaran yang
diterima sesuai dengan undang-undang;
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
(1) Apabila terdapat hal-hal luar biasa tehadap
keanggotaan KPU M sehingga KPU M tidak
dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang, tahapan pemilwa


untuk sementara tetap dilaksanakan oleh
perangkat KPU M yang ada;
(2) KPUM dalam melakukan pendataan pemilih
bekerjasama dengan Universitas untuk melakukan
kegiatan pendataan mahasiswa;
(3) Hal-hal yang belum diatur/ditetapkan merupakan
kewenangan KPU M untuk mengatur dan
menetapkan lebih lanjut.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Aturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan ini kepada BEM U dan
berbagai KBM UAD lainnya.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 1 Mei 2015
KETUA KOMISI
PEMILIHAN UMUM
MAHASISWA

IMAD IMADUROHIM
Diundangkan di Yogyakarta
Pada tanggal........................
MENTERI DALAM NEGERI
BADAN EKSEKUTIF
MAHASISWA
UNIVERSITAS AHMAD
DAHLAN

ERICK TEGAR HERMAWAN

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT JENDRAL
KPUM
Kepala Biro Hukum

LALU MUAMAR

Anda mungkin juga menyukai