Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INTERMEDIATE TRAINING
“Terbinanya Kader HMI yang Mempunyai Kemampuan Intelektual Untuk Memetakan
Peradaban dan Memformulasikan Gagasan-Gagasan Dalam Lingkup Organisasi”
TEMA :
Kepemimpinan, Manajemen, Organisasi

DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT UNTUK MENGIKUTI


INTERMEDIATE TRAINING ( LK II )
CABANG JAKARTA PUSAT-UTARA

OLEH :
Ahmed Miswari Hanafii
Cabang Gowa-Raya
Tema :
“Terbinanya Kader HMI yang Mempunyai Kemampuan Intelektual Untuk Memetakan
Peradaban dan Memformulasikan Gagasan-Gagasan Dalam Lingkup Organisasi”
JUDUL :
“Kepemimpinan Manajemen Organisasi”
PENYUSUN :
Nama : Ahmed Miswari Hanafii
E-mail : ahmedmiswarihanafii@gmail.com
Nomor Handphone : 0852 9874 6356

Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )


Cabang Gowa Raya

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji Syukur Kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat
dan rahmat_Nya khusus nya yang diberikan kepada Penulis, sehingga penulis dapat membuat
Jurnal / Makalah ini sebagai syarat dalam seleksi Intermediate Training ( Latihan Kader II )
tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Cabang
Jakarta Pusat-Utara.
Shalawat serta salam juga Kita peruntuhkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. sebagai
Ushwatun Khasanah dimuka bumi ini yang membawa perubahan sejatinya sebagai pribadi
yang diteladani pembawa peradaban.
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kesulitan dan hambatan, tapi dengan
kesungguhan untuk mengoreksi diri, serta arahan / bimbingan dan para penyemangat-
penyemangat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penulis, dalam pembuatan makalah ini sangat disadari bahwa apa yang penulis
paparkan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan / perbaikan pada makalah ini.
Demikian buah bibir yang penulis sampaikan, semoga bisa bermanfaat khususnya bagi
Pribadi Penulis sendiri dalam menjalani proses dan juga bagi para pembaca pada umumnya.

Makassar, 31 Oktober 2017

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
Peran Kita Dalam Mengembangkan Kesadaran Diri Dalam Masyarakat Modern Di Era
Globalisasi. 5
Analisa Kepemimpinan Dalam Pemecahan Masalah ( Problem Solver ) dan Tekhnik
Pengambilan Keputusan. 6
Peran Tekhnologi Informasi Komunikasi dan Manajemen Organisasi Dalam Pengelolaan
Potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Guna Mewujudkan Sistem Mutu Terpadu Bagi
Organisasi. 11
Analisa Konsep dan Bentuk Organisasi Modern Serta Implementasi Komunikasi dan
Hubungan Antar Organisasi. 15
BAB III PENUTUP 17
Kesimpulan 17
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Prof. DR. Sondang P. Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi yang mengutip dari
karya buku Charles A. Beard berkata, “Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini
yang lebih penting dari kelangsungan hidup pemerintahan yang beradab dan malahan
kelangsungan hidup dari peradaban itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan Kita
untuk membina dan mengembangkan suatu kelancaran pemerintahan itu sendiri yang mampu
memecahkan masalah-masalah masyarakat modern”.
Jika pendapat ahli tersebut diatas dianalisis lebih mendalam, akan dapat ditarik kesimpulan
bahwa tegak robohnya suatu negeara dan bahkan maju mundurnya peradaban manusia, serta
timbul tenggelamnya suatu bangsa tidak dikarenakan peperangan atau kemajuan zaman yang
modern, akan tetapi akan tergantung pada pembinaan serta pengembangan yang sesuai
kepribadian dan tujuan bangsa dan negara itu serta dengan memperhitungkan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya.
Memang sesungguhnya tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan zaman sekarang ini
dikatakan sebagai “abad modern”, karena segalanya bolehlah dikatakan serba instan dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern ini. Tapi kesesuaian tersebut dapat tercapai
dengan efisien dan efektif apabila bisa menanamkan pada setiap personnya sebagai fokus
sentralnya untuk mengimbangi zat-zat / radiasi dari tekhnologi canggih sebagai sasaran
utama sorotan kesesuaiannya.
Bertepatan dengan akan dilaksanakan nya kegiatan Intermediate Training ( Latihan Kader II )
yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Cabang Jakarta Pusat-Utara
sebagai budaya kelembagaan, tentunya menjadi momentum yang sangat tepat bagi Penulis
untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang menjadi dasar perubahan khususnya
dalam pribadi penulis, agar mampu / dapat mewujudkan revolusi mental pada masyarakat
modern ini pada umumnya.
Oleh karena itu berawal dari dasar pemikiran-pemikiran sederhana diatas sebagai tolak ukur
untuk menjaga eksistensi serta perhatian besar terhadap pentingnya pengaruh kelembagaan
guna mewujudkan suatu peradaban.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan dan menganalisa uraian singkat dalam latar belakang masalah diatas,
berikut ini penulis akan rumusan beberapa masalah yakni sebagai berikut :
a. Bagaimana peran kita sebagai masyarakat modern di era globalisasi sekarang ini mencegah
turunnya kesadaran yang dapat merugikan diri kita sendiri ?
b. Menganalisa kepemimpinan dalam pemecahan pasalah ( Problem Solver ) dan tekhnik
pengambilan keputusan !
c. Bagaimana peran tekhnologi informasi komunikasi dan manajemen organisasi dalam
pengelolaan potensi sumber daya manusia ( SDM ) guna mewujudkan sistem mutu terpadu
bagi organisasi ?
d. Analisa konsep dan bentuk organisasi modern serta implementasi komunikasi dan
hubungan antar organisasi !
Tujuan Penulisan
Sebagai referensi Kita agar kita dapat menegetahui makna beserta subtansi dari rumusan
masalah tersebut ialah :
a. Untuk mengetahui bagaimana peran dalam masyarakat modern untuk mengembangkan
kesadaran diri sebagai regenerasi di era globalisasi modern ini.
b. Agar dapat mewujudkan suatu pemimpin yang bisa merealisasikan bagaimana tekhnik
pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah dalam orgaanisasi.
c. Untuk mengetahui dan memanfaatkan adanya Tekhnologi Informasi Komunikasi yang bisa
mengelolah potensi sumber daya manusia dalam manajemen suatu organisasi agar dapat
mewujudkan mutu terpadu bagi organisasi itu seendiri.
d. Dapat merancang konsep dan bentuk organisasi modern serta dapat mengimplementasikan
komunikasi antar organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
Peran Kita Dalam Mengembangkan Kesadaran Diri Dalam Masyarakat Modern Di Era
Globalisasi.
Tekhnologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas
negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan dipedesaan, melalui media audio ( radio
) dan audio visual ( televisi, internet, dan lain sebagainya ). Fenomena modern yang terjadi
diawal milenium ketiga ini populer dengan sebutan Globalisasi.
Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara. Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada dimasyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan / psikologis. Aspek-
aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang
sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.
Globalisasi memiliki sisi positif dan negatif, di satu sisi arus globalisasi merupakan harapan
yang akan memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun disisi lain, era
globalisasi juga memberikan dampak yang sangat merugikan. Dengan perkembangan sektor
tekhnologi dan informasi, manusia tidak lagi harus menunggu waktu untuk bisa mengakses
berbagai informasi dari seluruh belahan dunia, bahkan yang paling pelosok sekalipun.
Kondisi ini menjadikan tidak adanya sekat serta batas yang mampu menghalangi proses
transformasi kebudayaan.

Analisa Kepemimpinan Dalam Pemecahan Masalah ( Problem Solver ) dan Tekhnik


Pengambilan Keputusan.
Setiap lembaga / instansi memiliki tujuan dan cita-cita di dalamnya, sebagai proses untuk
mencapai tujuannya. Untuk mengoperasikan sebuah lembaga / instansi, dibutuhkan suatu
kesatuan perangkat yang berhubungan sebagai motor penggerak instansi / lembaga yaitu
Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi.
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin karena kepemimpinan juga merupakan “motor penggerak
sumber-sumber yang tersedia bagi organisasi”. Karenanya dapat dikatakan bahwa sukses
tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya sangat bergantung kepada seorang
pemimpin atas kemampuannya untuk menggerakkan para anggotanya agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran.
Kepemimpinan ( leadership ) telah didefinisikan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai
orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefenisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya.
Menurut Oemar Hamalik ( 2005 : 168 ) Kepemimpinan adalah suatu proses pemberian
petunjuk dan pengaruh kepada anggota kelompok atau organisasi dalam melaksanakan tugas-
tugas. Maka kepemimpinan mempunyai ciri-ciri :
a. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain yaitu bawahan atau anggota organisasi.
Keberadaan orang lain tersebut itulah yang menyebabkan kedudukan seorang pemimpin.
b. Kepemimpinan tampak pada perbedaan pada pembagian kekuasaan antar pemimpin
dengan yang dipimpin. Pemimpin mempunyai kekuasaan memberikan petunjuk kepada
anggota kelompok / organisasi, dapat sama atau berbeda.
c. Kepemimpinan harus dapat memengaruhi anggotanya. Pemimpin tidak hanya
memberitahukan bentuk kegiatan, tetapi juga mengarahkan bawahannya agar memahami
perintah yang diberikan kepada mereka untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Mengelola suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola sumber daya manusia,
memerlukan prinsip-prinsip manajemen termasuk prinsip dan teori kepemimpanan.
Kepemimpinan sebagai seni menempatkan bakat sebagai faktor penting dan pengaruh besar
terhadap kemampuan mewujudkan, artinya kepemimpinan akan efektif dan efisien bila
ditangan orang-orang yang berkuantitas, bakatnya besar dan tinggi.
Kepemimpinan sebagai ilmu lebih menitikberatkan kepada proses belajar dan latihan, artinya
kepemimpinan akan efektif dan efisien bila ditangan orang yang terampil / terlatih dan ahli
dalam memipin. Kemampuan itu dapat diperoleh melalui proses belajar dan melatih diri
secara insentif.
Dan perlu diketahui pula sukses tidaknya seorang pemimpin melaksanakan tugas
kepemimpinannya, terutama tidak ditentukan oleh tingkat keterampilan teknis ( technical
skills ) yang dimilikinya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya
menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik ( managerial skills ). Dalam hubungan
ini perlu dietekankan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak
melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil
keputusan, menentukan kebijaksanaan, dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan
keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
Dalam setiap organisasi terdapat tiga tingkatan kelompok pimpinan, yaitu :
1. Manajemen puncak yang juga sering disebut dengan istilah administrative mangement
2. Kelompok pimpinan tingkat menengah ( middle management ), serta
3. Kelompok pimpinan tingkat bawahan yang dikenal pula dengan istilah lower management,
supervisory management, gang leader, mandor, atau operational management.
Pada setiap pemimpin dalam tingkat apapun dia bekerja selalu memerlukan dua macam
keterampilan ( skills ), yaitu :
1. Technical skills, dan
2. Managerial skills.
Yang sesungguhnya berlaku dalam bidang ini ialah bahwa semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam organisasi, ia semakin kurang memerlukan technical skills dan semakin
banyak managerial skill. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang didalam
organisasi, ia semakin memerlukan lebih banyak technical skills dibandingkan dengan
managerial skills. Dengan perkataan lain, semakin tinggi kedudukan seseorangdidalam suatu
organisasi ia semakin menjadi seorang generalist, sedangkan semakin rendah kedudukannya
didalam organisasi ia harus menjadi specialist.
Jadi apabila seseorang berhasil menduduki jabatan pimpinan yang semakin tinggi-terutama
dalam organisasi yang besar ia-semakin “terpisah” jauh dari kegiatan-kegiatan operasional
dan sifat tugasnya beralih dari pemberian bimbingan langsung kepada petugas-petugas
operatif yang menjadi tugas penentuan tujuan, perumusan kebijakan, penggerak kelompok
pimpinan pada tingkat yang lebih rendah, dan memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih
menyeluruh.
Tugas seorang pemimpin yaitu mampu memecahkan masalah dengan baik, mampu
mengembangkan konflik sehingga dapat mencapai titik kritis, yang betul-betul mengandung
resiko dan bahaya yang merupakan tugas yang sangat berat. Seorang pemimpin merlukan
jiwa yang dinamis, kreatif, berani, bertanggung jawab dan berdedikasi penuh pengabdian,
yang hanya dimiliki oleh pribadi pemimpin yang berkarakter kuat.
Pemimpin modern harus mampu mendorong bawahannya agar menemukan ide-ide sendiri,
berpartisipasi aktif dan mau menerima banyak perbedaan dan keragaman. Lalu menciptakan
kondisi yang merangsang konflik positif yang terkendali dan menyelesaikannya dengan baik.
Adapun cara pemimpin untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi, yaitu :
1. Konflik dari dalam diri individu ( individual conflict )
Konflik yang terjadi dalam organisasi jika dibiarkan akan menimbulkan keadaan yang tidak
menyenangkan, konflik yang ada didalam diri individu dapat menyebabkan seseorang merasa
bimbang bingung sehingga dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak bisa dilakukan dengan
maksimal. Disinilah peran seorang pemimpin harus dapat memberikan arahan terhadap
bawahannya, seperti ;
a. Memberikan waktu kepada bawahan untuk merenung dan memikirkan jalan keluarnya
b. Pimpinan mencarikan beberapa alternatif, saran, masukan yang baik dan memberikan rasa
percaya diri kepada bawahan supaya yakin apa yang akan dipilih adalah solusi terbaik untuk
menetukan tujuan yang dilaksanakannya.
2. Konflik antar individu maupun antar kelompok
Banyak cara untuk memecahkan persoalan konflik antar pribadi maupun antar kelompok,
misalnya membuka diri, menerima umpan balik, menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pimpinan untuk mengurangi konflik yang terjadi
dalam oraganisasi, yaitu ;
a. Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif.
Bila dua individu atau dua kelompok memiliki tujuan yang berbeda karena masing-masing
menganut sistem nilai yang berbeda, maka penyelesaian masalahnya ialah :
– Duduk bersama, berunding, dan bermusyawarah
– Melihat masalah dengan kepala dingin dan mendiskusikannya
– Melalui sikap kooperatif orang berusaha melepaskan perbedaan-perbedaan yang tidak
prinsipil, untuk lebih banyak menemukan titik-titik persamaan.
– Tidak selalu mau menang sendiri dan mengharuskan pihak lain mengalah. Bersedialah
mengalah dengan itikad baik untuk memecahkan masalah.
b. Mempersatukan tujuan.
Tujuan yang dipersatukan ini sama dengan tujuan yang harus dicapai oleh kelompok yang
tengah berselisih. Tujuan bersama itu hatus bisa dicapai karena sifatnya imperative atau
memaksa. Melalui jalan kooperatif dan disertai rasa solidaritas tinggi, orang harus bisa
bekerjasama atas dasar saling percaya-mempercayai satu sama lain.
c. Menghindari konflik.
Cara paling mudah dan wajar yaitu menghindari suatu konflik, yang bertujuan untuk tidak
melakukan, menentang, lalu mendesak kedalam ketidaksabaran.
d. Memperhalus konflik.
Memperhalus konflik itu berarti melicinkan jalan atau memperhalus penyelesaian konflik
dengan jalan ;
– Mengecilkan perbedan-perbedaan sikap dan ide dari perorangan dan kelompok yang tengah
berselisih
– Memperbesar titik persamaan / titik singgung dari tujuan atau kepentingan bersama, yang
harus dicapai dengan cara kooperatif.
e. Kompromi.
Kompromi merupakan proses saling berjanji antara kedua belah pihak yang bersedia
melepaskan sebagian dari tuntutannya. Keputusan hasil kompromi merupakan produk
penalaran saling mengalah, saling memberi dan menerima.
f. Mengubah struktur individual dan struktur organisasi.
Cara lain untuk mengurangi konflik yaitu dengan cara mengubah struktur organisasi.
Memindahkan dan mempertukarkan anggota-anggota kelompok dan pemimpinnya, dengan
semboyan “the right man in the right place”, membentuk badan koordinasi memperkenalkan
sistem konsultasi dan sistem apel, serta memperluas partisipasi aktif para anggota dan
bawahan.
Manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi, apapun tujuannya,
bagaimanapun strukturnya, dan betapa beraneka ragam pun kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakannya. Jadi menjadi sebuah titik tolak dari semua pembahasan tentang proses,
pola, dan tekhnik pengambilan keputusan adalah manusia, baik ia perperan selaku subjek (
pengambil ) keputusan maupun selaku objek ( pelaksana ) keputusan.
Tugas terpenting seorang pemimpin adalah memimpin, akan tetapi hal itulah yang kurang
disadari oleh banyak orang pada kenyataannya ia sering dilupakan oleh orang-orang yang
memimpin unit organisasi, akibatnya ia mengerjakan kegiatan-kegiatan operasional yang
mengakibatkannya tidak mempunyai waktu untuk melakukan tugas pokoknya, yaitu
memimpin.
Konsekuensi dari tugas pokok memimpin itu ialah bahwa sebagian besar waktu dari setiap
pemimpin harus dipergunakannya untuk mengambil keputusan. Dapat dikatakan bahwa
sukses tidaknya seseorang menjalankan peranannya sebagai pemimpin akan sangat
bergantung kepada keterampilannya melakukan kegitan-kegiatan operasional, akan tetapi
akan dinilai terutama dari kemampuannya mengambil keputusan. Maka salah satu
persyaratan kepemimpinan yang perlu dipenuhi oleh setiap orang yang menduduki jabatan
pimpinan ialah keberanian untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat, praktis, dan
rasional serta memikul tanggungjawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai
konsekuensi daripada keputusan yang diambilnya.
Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakikat masalah yang dihadapi itu, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan
masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan memperguakan mempergunakan fakta dan
data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan
alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat keputusan
yang diambil. Dan jelas menunjukkan beberapa hal, yaitu :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan secara “asal jadi” karena cara pendekatan
kepada pengambilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu. Sistematika
tertentu itu perlu didasarkan kepada ;
(a) Kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber materiil yang dapat
dipergunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil;
(b) Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya untuk melaksanakan keputusan;
(c) Filsafat yang dianut oleg organisasi / sumber / dasar organisasi;
(d) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang menurut perhitungan akan mempengaruhi
roda administrasi dan manajemen dalam organisasi.
3. Bahwa sebelum masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat masalah itu harus terlebih
dulu diketahui dengan jelas. Perlu diperhatikan bahwa pada hakikatnya,pengambilan
keputusan adalah pemecahan masalah dengan cara yang sebaik-baiknya.
4. Bahwa pemecahan tidak dapat dilakukan dengan hanya mencari “ilham” atau dengan
intuisi, akan tetapi juga perlu didasarkan kepada fakta yang terkumpul dengan sistematis,
terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta / data itu sungguh-
sungguh dapat dipercayai dan masih bersifat up to date.
5. Bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai alternatif yang
telah dianalisis secara matang.
Kesemuanya ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan sebagai tugas terpenting dan
terutama bagi seorang pemimpin bukan merupakan tugas yang mudah dan bahwa apabila
seseorang ingin diakui sebagai seorang pemimpin yang baik, orang tersebut sepanjang
kariernya perlu secara teratur dan kontinu mengembangkan kemampuannya mengambil
keputusan itu. Apabila kemampuan mengambil keputusan tidak dikembangkan terus-menerus
secara teratur dan kontinu, seseorang yang menduduki jabatan pimpinan akan selalu
dihadapkan kepada dilema, frustasi, dan kegagalan. Baik buruknya seseorang menjalankan
peranannya sebagai pemimpin pada hakikatnya dinilai dari kriteria persentase daripada
keputusan yang diambilnya yang direalisasi dan dampai dimana keputusan-keputusan itu
mempercepat pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Disadari atau tidak, salah satu sifat yang baik dan perlu dimiliki oleh seorang pemimpin ialah
sikap keterbukaan terhadap kritik, baik kritik yang datang dari dalam maupun yang datang
dari luar organisasi. Karenanya itu peranan sebagai “kritikus” sangatlah penting dan tentunya
sifatnya membangun, serta akan mengakibatkan beberapa hal positif, seperti :
a. Semakin tajamnya analisis seseorang terhadap fakta-fakta / data yang dihadapinya,
b. Pengetahuan tentang bidang-bidang mana yang menjadi kelemahan seseorang itu yang
kemudian mengakibatkan kemampuan mengatasi kelemahan tersebut.
Oleh karenanya, bahwa proses pengambilan keputusan menyangkut peningkatan
keterampilan seorang pemimpin untuk mengikutsertakan sebanyak mungkin para
bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Peran Tekhnologi Informasi Komunikasi dan Manajemen Organisasi Dalam Pengelolaan
Potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Guna Mewujudkan Sistem Mutu Terpadu Bagi
Organisasi.
Seiring perkembangan zaman, organisasi sekarang berbeda dengan organisasi yang ada
sebelumnya. Hal ini paling utama disebeabkan oleh tekhnologi komunikasi. Kenyataannya
pentingnya komunikasi dengan bantuan komputer bagi organisasi. Komunikasi dengan
kemajuan tekhnologi ini sering dibandingkan dengan revolusi tekhnologi. Tekhnologi
komunikasi tidak hadir sendirian tetapi tertanam dalam proses-proses sosial organisasi.
Tekhnologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam memperlajari sifat-sifat dari
tekhnologi suatu organisasi dan hubungan tekhnologi terhadap struktur organisasi, tetapi
dalam penerapannya harus didasarkan karakteristik dari organisasi tersebut. Organisasi
adalah sebuah sistem terbuka, dan tekhnologi organisasi merupakan jenis kegiatan internal
yang terjadi dalam organisasi tersebut, dalam hal ini jelas sangat keterkaitan satu sama lain.
Dengan adanya tekhnologi informasi dalam sebuah organisasi, akan mampu mengimbangi
perubahan-perubahan baik dalam struktur organisasi maupun dalam kegiatan berorganisasi,
serta mampu mengubah pola komunikasi atau interaksi yang berlangsung baik itu secara
vertikal maupun horizontal
Tekhnologi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan manusia untuk
mencapai tujuan praktis, termasuk menggunakan metode, cara-cara dan alat-alat fisik, seperti
mesin agar dapat memecahkan masalah ( Kramarae dan Spender, 1994 ). Sedangkan yang
disebut dengan informasi merupakan pesan ( ucapan atau ekspresi ) atau kumpulan pesan
yang memberikan makna yang dapat ditafsirkan.
Tekhnologi informasi adalah tekhnologi yang digunakan untuk menghasilkan informasi.
Tekhnologi informasi terdiri dari tekhnologi komputer ( computing technology ) dan
tekhnologi komunikasi ( communication tekhnology ) yang digunakan untuk memproses dan
menyebarkan informasi baik itu yang bersifat finansial atau non finansial ( Bodnar dan
Hopwood, 1995 ). Sehingga dapat dikatakan bahwa tekhnologi informasi adalah segala cara
atau alat yang terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan
atau menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang bermanfaat
bagi pemakainya.
Pemanfaatan tekhnolgi informasi merupakan sarana penunjang atau pendorong bagi
organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Romney ( 2006 ) menyatakan bahwa
pemanfaatan tekhnologi informasi didalam organisasi akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
atau proses bisnis yang terdaoat dalam organisasi tersebut. Adapun pengaruh pemanfaatan
tekhnologi informasi dalam organisasi dapat dilihat dari dampak pemanfaatan tekhnologi
informasi pada rantai nilai organisasi. Pemanfaatan tekhnologi informasi dalam organisasi
dapat meningkatkan akses atas informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai status
pengiriman; memungkinkan organisasi untuk mengurangi jumlah persediaan penyangga;
meningkatkan efesiensi operasi internal perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan
bertekhnologi tinggi ( misalnya industri perakitan mobil, komputer, elektronik, dan lain-lain )
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan penjualan dan pemasaran,
pembelian, sumber daya manusia serta dukungan layanan lainnya.
Dampak strategis pemanfaatan tekhnologi informasi bagi organisasi dapat dilihat dari dapat
tidaknya tekhnologi informasi menunjang dan membantu organisasi dalam melaksanakan dan
mencapai strategi organisasi secara keseluruhan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
diekmukakan oleh Romney ( 2006 ) bahwa pemanfaatan tekhnologi informasi didalam
organisasi bukan merupakan strategi dasar dari organisasi tersebut, implementasi tekhnologi
informasi digunakan untuk membantu dalam pencapaian strategi organisasi. Dengan
memanfaatkan tekhnologi informasi, akses terhadap proses kegiatan atau bisnis perusahaan
dapat dilakukan dengan cepat sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih
cepat dan akurat dan pada akhirnya tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam dunia manajemen kita perlu memperhatikan keseimbangan dalam mencapai tujuan
dan mengatur kelebihan yang akan didapatkan. Telah dijelaskan sebelumnya pada
manajemen dikenal ada tingkatan ( strata ) manajemen, yaitu :
1. Top management ( Pimpinan tingkat atas )
Pada tingkatan ini dominan diperlukan memiliki managerial skills. Manage, mengembangkan
orang-orang yang bertanggungjawab atas berhasilnya misi organisasi. Mereka adalah orang-
orang yang mempunyai pandangan yang luas, punya kemampuan melihat kedepan, dapat
membawa kemajuan bagi organisasi yang dipimpinya.
2. Middle management ( Pimpinan tingkat menengah )
Diperlukan keseimbangan antara managerial skills dengan technical skills. Orang yang
merupakan penghubung kebijaksanaan pimpinan tingkat atas bagi keperluan pimpinan
tingkat bawah. Disini diperlukan kecakapan atau keterampilan untuk menerjemahkan
kebijaksanaan secara terperinci
3. Lower management ( Pimpinan tingat bawah )
Pada tingkatan ini kemampuan technical skills lebih besar daripada kemampuan managerial
skills, karena didalam tingkatan ini merupakan orang-orang yang berhubungan langsung
dengan bagian operasional.
Jadi sangat penting untuk mengelola setiap anggota sangat diperlukan dalam organisasi.
Untuk mencapai hal tersebut maka digunakanlah yang namanya manjemen organisasi.
Manajemen organisasi mampu memicu kemampuan terbaik dari anggota sehingga dapat
memberikan hasil maksimal pada organisasi, menumbuhkan rasa loyalitas dan kebersamaan
setiap anggota.
Dari businessdictionary.com disebutkan bahwa manajemen organisasi adalah proses
pengorganisasian, perencanaan, memimpin dan mengendalikan sumber daya dalam suatu
entitas dengan tujuan keseluruhan mencapai tujuan. Manajemen organisasi mengacu pada
seni bagaimana membuat orang bekerja nersama-sama untuk menuju tujuan yang telah
ditentukan bersama. Melalui perencanaan dan pengendalian teliti meungkinkan penggunaan
optimal dari sumber daya yang dimiliki organisasi, selain itu juga setiap individu akan sangat
menyadari peran dan tanggung jawab mereka serta tahu apa yang mereka lakukan dalam
organisasi.
Tujuan adanya manajemen organisasi ini adalah untuk memberikan rasa aman dan kesatuan
kepada setiap anggota orgnisasi, sebab para anggota organisasi akan meyelesaikan tugas-
tugas dalam jangka waktu yang ditetapkan dan tetap setia pada pekerjaan mereka serta tidak
memperlakukan pekerjaan sebagai beban yang merupakan salah satu hasilnya. Tujuan fungsi
tersebut diantaranya, sebagai berikut :
a. Perencanaan ( planning )
Berfungsi untuk mempersiapkan rencana yang efektif meliputi, rencana kerja atau kegiatab
serta anggaran yang diperlukan
b. Pengorganisasian ( organizing )
Pengorganisasian ini mengacu pada kebijakan sumber daya agar dalam prakteknya dapat
tertata dengan baik sehingga tidak terjadi kerancuan terutama dalam koordinasi.
c. Pengarahan ( briefing )
Fungsi manajer atau atasan dalam organisasi salah satunya adalah menetapkan target yang
jelas untuk anggota tim agar anggota tim dapat terarah .
d. Pengontrolan ( controlling )
Karena atasan yang memegang kuasa pengambilan keputusan, maka ia harus bisa menyadari
apa yang terjadi disekitar mereka agar bisa melakukan pengendalian yang efektif. Selain itu
juga harus melakukan tinjauan kinerja dan kemajuan setiap anggota dan membimbing mereka
setiap kali diperlukan.
e. Penggerakan ( motivating )
Fungsi ini merupakan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Oleh karena itu dari penjelasan diatas seorang pimpinan haruslah menjamin bahwa suatu
organisasi memiliki kemapuan-kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas secara
keseluruhan, dan yang akan menolong tercapainya tujuan secara efektif dan efisien tentunya
harus memiliki sumber daya manusia serta sumber daya lainnya.
Menurut Drs. Faustino Cardoso Gomes ( 2003 ), Sumber Daya Manusia ( SDM ) merupakan
salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang
melakukan aktifitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi bisa
dikelompokkan atas dua macam, yaitu sumber daya manusia ( human resources ) dan sumber
daya non-manusia ( non-human resources ). Yang termasuk kelompok sumber daya non-
manusia ini antara lain, mesin, tekhnologi, alat-alat dan lain sebagainya. Sumber daya
manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan,
kemampuan, keterampilan pengetahuan dorongan, daya, dan karya.
Dalam konteks perkembangan terkini indonesia, betapa pentingnya bagi organisasi apapun,
untuk memiliki manusia yang memiliki integritas moral yang tinggi, atau manusia yang
berakhlak mulia. Karena pada dasarnya, semua atasan bertanggung jawab atas pengelolaan
karyawan di unit kerjanya masing-masing. Tujuan manajemen sumber daya manusia dapat
dicapai melalui proses-proses ( fungsi / aktivitas ) manajemem sumber daya manusia yang
profesional, dan memiliki karakteristik; berakhlak mulia, kompeten, serta termotivasi.
Lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua aktivitas yang berhubungan
dengan sumber daya manusia dalam organisasi, sebab sumber daya manusia itu merupakan
pnggerak tercapainya tujuan organisasi.
Peran fungsi sumber daya manusia adalah ikut memfasilitasi organisasi mencapai tujuan-
tujuannya dengan mengambil prakarsa dan memberikan pedoman dan dukungan atas semua
persoalan yang terkait dengan para karyawan. Tujuan pokoknya adalah menjamin bahwa
organisasi mengembangkan strategi, kebijakan, dan praktik-praktik manajemen sumber dya
manusia yang secara efektif dapat menguasai segala hal yang berhubugan dengan pengadaan
dan pengembangan sumber daya manusia serta hubungan antara manajemen dan pekerja.
Tentunya ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas
pada masa-masa yang akan datang adalah sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan
suatu organisasi dapat terlaksana dengan baik. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan harus
direncanakan sebelumnya untuk memastikan atau meminimalkan gangguan pada rencana-
rencana pencapaian.
Tujuan perencanaan sumber daya manusia menurut Veithzal Rivai ( 2009:51), ialah untuk:
1. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam
perusahaan;
2. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap
pekerjaan ada yang mengerjakannya;
3. Menghindari terjadinya mis-management dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas;
4. Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi ( KIS ) sehingga produktivitas kerja
meningkat;
5. Menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan;
6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian pemeliharaan, kedisiplinan, pemberhentian;
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi ( vertical atau horizontal ) dan pensiun
karyawan
8. Menjadi dasar dalam penilaian karyawan.
Upaya para manajer / pimpinan organisasi untuk membuat atau memberikan dorongan
kepada anggotanya dan ia pun ahrus mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Selain itu,
pelatihan dalam bidang organisasi, komunikasi, maupun bidang-bidang lainnya yang
menunjang keterampilan manajemen. Pada dasarnya yang mendorong para anggota untuk
lebih efektif dalam bekerja sesungguhnya adanya kebutuhan kemudian bertingkah-laku, dan
didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Konsep kinerja organisasi pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja karyawan (
perindividu ) dan kinerja organisasi. Kinerja karyawan adalah hasil kerja perseorangan dalam
suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu
organisasi. Kinerja anggota dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi yang digerakkkan atau dijalankan anggota yang berperan aktif sebagai pelaku
dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Tercapainya kinerja yang maksimal tidak
akan terlepas dari peran pemimpin organisasi dalam memotivasi bawahannya dalam
melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif.
Dalam konteks organisasi, upaya menyempurnakan proses tertentu harus dikaitkan dengan
proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut merupakan
tangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran tidak
dapat dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula melibatkan aspek
ketatausahaan, kepemimpinan, fasilaitas, dan penciptaan organisasi yang optimal dan
mendukung. Kemudian dilakukan langkah perbaikan secara terus menerus ( countiunal
improvement ) oleh pimpinan baik bagi tenaga kerja edukatif maupun administrative ( human
resources improvement ). Oleh karenanya maka orientasi Manajemen Mutu Terpadu-MMT
harus didasarkan fakta yang diinginkan untuk mencapai suatu tujuan. Pada sisi lain kepuasan
berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualtas kepuasan tersebut harus dapat diukur dan
dapat dilakukan monitoring setiap saat agar pemimpin organisasi dapat menciptakan dan
mengembangkan keberhasilan suatu lembaga.
Jadi dalam pengoptimalan seluruh potensi dan sumber daya serta sistem yang ada dalam
organisasi akan menciptakan aktivitas terhadap kepuasan yang hendak dicapai atau
didalamnya akan mewujudkan manajemen mutu terpadu yang dimana hal tersebut akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi para anggota didalam organisasi maupun yang diluar
organisasi. Hubungan yang saling menguntungkan dalam pemenuhan kebutuhan dan target
pencapaian yang efektif, serta menciptakan budaya kerja dan budaya akademik pada seluruh
anggota untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun tolak ukurnya itu adalah berbeda, kebutuhan
yang selalu berubah, serta jasa yang tersedia bersifat abstrak.

Analisa Konsep dan Bentuk Organisasi Modern Serta Implementasi Komunikasi dan
Hubungan Antar Organisasi.

Salah satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang kadang-kadang
disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi
sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang didalamnya mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan
tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis atar proses, bagian dan fungsi
dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Teori organisasi modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu teori klasik memusatkan
pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya. Sedangkan teori modern menenkankan
pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang
menyeluruh.
Karakteristik dari teori modern, antara lain :
a. Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi
b. Mempertimbangkan semua elemen organisasi
c. Memandang organisasi sebagai suatu sistem
d. Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat nertahan lama dalam hidupnya, harus
disesuaikan dengan perubahan lingkungannya
e. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi
untuk berbagai tujuan. Dalam pendekatan modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini
bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai
organisasi, cara melihat dan menganalisis secara tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya perlu untuk suatu lingkungan
atau situasi tertentu.
Sebagai defenisi dapat dikatakan bahwa public relation adalah “keseluruhan kegiatan yang
dijadikan oleh suatu organisasi terhadap pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian
dan memperoleh dukungan pihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-
bainya”. Jelas bahwa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan public relation itu sebaik-
baiknyanmerupakan tanggungjawab setiap orang didalam organisasi, mulai dari pimpinannya
yang tertinggi sampai kepada petugasnya yang paling rendah. Perlu diingat pula bahwa
kegiatan-kegiatan public relations dilaksanakan tidak terbatas hanya pada waktu jam kantor
saja, karena manifestasi terpenting dari public relations itu tercermin dari cara hidup anggota-
anggota organisasi diluar jam kerja.
Dalam kegiatan public relations yang telah dijelaskan diatas ketika kita berkesimpulan bahwa
tujuan pokok dari kegiatan-kegiatan public relations adalah untuk memperoleh pengertian
dan dukungan masyarakat, dan itu tidak benar sama sekali. Yang tepat ialah bahwa tugas-
tugas tersebut merupakan tanggung jawab setiap orang untuk dilaksanakan. Kegiatan-
kegiatan public relations dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu :
1. Kegiatan-kegiatan public relations yang bersifat formal.
Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat yang sifatnya formal dijalankan oleh pimpinan
suatu organisasi yang dalam praktiknya sehari-hari pelaksanaannya diserahkan kepada biro /
bagian / seksi yang biasa disebut biro / bagian / seksi public relation ( hubungan masyarakat
). Pada hakikatnya kegiatan ini bersifat informasi kepada pihak luar tentang berbagai aspek
kegiatan organisasi, seperti struktur organisasinya, kegiatan-kegiatan pokoknya, kebijakan-
kebijakannya, hasil yang dicapai dan dinikmati oleh masyarkat, sumbangannya kepada
perkembangan masyarkat, pelaksanaan tanggung jawab sosialnya terhadap karyawannya dan
masyarakat luas, dan hal-hal yang diduga akan emenguntungkan organisasi. Kegiatan-
kegiatan itu dilaksanakan melalui berbagai bentuk kegiatan seperti wawancara dengan pers,
pers release, penerbitan brosur, iklan dalam bentuk kata, gambar dan bentuk lain-lainnya,
sponsor program diraio dan televisi, papan advertensi dan lain-lain.
2. Kegiatan-kegiatan public relation yang bersifat informal.
Jika kegiatan-kegiatan public relations hanya dibatasi pada kegiatan-kegiatan formal saja,
maka sangat disangsikan apakah masyarakat dan pihak-pihak luar lainnya sungguh-sungguh
memperoleh gambaran yang setepat-tepatnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi. Karena
itulah, kegiatan public relation yang bersifat informal memegang pula peranan yang sangat
penting. Bentuk utama dari dari kegiatan public relations yang formal itu ialah tindak-tanduk,
sikap, dan perilaku anggota-anggota organisasi diluar lingkungan organisasi yang bersifat
menjunjung tinggi nama baik organisasi.
Tanpa mempersoalkan apakah hubungan antar manusia lebih luas dari hubungan antar
masyarakat atau sebaliknya, yang jelas ialah bahwa untuk mempermudah proses pencapaian
tujuan, hubungan-hubungan yang bersifat internal maupun yang bersifat internal maupun
yang bersifat eksternal harus diciptakan, dikembangkan, dan dibina. Kegagalan menciptakan,
mengembangkan, dan membina kedua macam hubungan itu lambat atau cepat dapat berkibat
pada kegagalan pimpinan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas disimpulkan bahwa setiap organisasi itu mempunyai tujuan
dan cita-cita di dalamnya dan itu merupakan suatu proses untuk mencapai tujuannya. Untuk
mengoperasikan suatu lembaga / instansi di butuhkan satu kesatuan perangkat yang
berhubungan, sebagai motor penggeraknya yaitu, Kepemimpinan, Manajemen, dan
Organisasi.
Dalam organisasi dibutuhkan suatu pemimpin sebagai patokan bagi anggotanya dalam
mencapai tujaun yang telah ditentuntukan, dan tentunya harus memiliki kemampuan untuk
menjalankan tugas pokoknya yaitu memimpin. Disamping di era globalisasi ini, diharapkan
dapat mengambil manfaat dari kemajuan tekhnologi itu sendiri agar mampu mengelolah
sistem / strategi organisasi.
Ketika kita tidak mampu me-manage diri kita menghadapi perkembangan zaman, yang ada
hanya dampak buruk yang akan kita dapatkan. Kesadaran diri sangat diperlukan untuk
mewujudkan suatu rantai nilai dalam konteks perkembagan. Sebab manusia merupakan unsur
terpenting dalam setiap organisasi, bagaimanapun strukturnya, dan betapa beraneka ragam
pun kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakannya.
Saran
Penulis sangat berharap dalam diri penulis sendiri, dimana dalam pembuatan makalah ini kita
dapat mangaktualisasikan konsep tentang kepemimpanan sampai dapat memanajemeni setiap
tindakan sebagai wujud suatu peradaban bagi lingkungan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Sondang . 2003. Filsafat Administrasi ( Edisi Revisi ). Jakarta : Bumi Aksara.
Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan. 2005. “Organisasi Dan Motivasi, Dasar Peningkatan
Produktivitas”. Jakarta : Bumi Pustaka.
DR. H. Delly Mustafa, M.Si. “Teori – Konsep Dan Aplikasi Manajemen Sumber Daya
Manusia”. Makassar.
Nabil Abdurahman. 31 Oktober 2009. “Peranan Pemuda Indonesia dalam Pergerakan
Kemerdekaan”. WordPress.
https://bayu96ekonomos.wordpress.com/makalah-seminar-dan-diskusi-lepemimpinan-
manajemen-organisasi/
https://subscribe.wordpress.com/?locale=id&email=ahmedmiswarihanafii%40gmail.com&up
date=activated
https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=android-
browser&q=cara+membuat+daftar+isi&gws_rd=cr&dcr=0&ei=Fp0qWuHbN8r08AXF45-
4AQ
https://www.google.co.id/search?client=ms-android-samsung&source=android-
browser&dcr=0&q=komunikasi+dalam+aktivitas+public+relation&sa=X&ved=0ahUKEwi3
wpCytPnXAhXFp48KHfhrDkoQ1QIIPigG&biw=412&bih=708&dpr=2.63
http://blognyararatatanana.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-sumber-daya-
manusia.html?m=1
http://reinaldymarlianto.blogspot.co.id/2015/01/struktur-organisasi-dan-
manajemen.html?m=1
http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/manajemen/393-peranan-manajemen-
dalam-pengelolaan-sdm-bagi-organisasi
http://rocketmanajemen.com/manajemen-organisasi/
https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=android-
browser&q=sistem+ict+dalam+organisasi&gws_rd=cr&dcr=0&ei=69knWrDyBcL7vATS-
qnACQ
http://catatansijon.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-lk-2-himpunan-
mahasiswa_10.html?m=1
https://www.google.co.id/search?client=ms-android-samsung&source=android-
browser&dcr=0&biw=412&bih=390&ei=0d0lWtLiNcqZ8QXs8JmAAw&q=tekhnik+lobi&o
q=tekhnik+lobi&gs_l=mobile-gws-serp.3
http://praoneunpad.blogspot.co.id/2012/11/teknik-lobi.html?m=1
5thttps://www.google.co.id/search?client=ms-android-samsung&source=android-
browser\&dcr=0&q=teknik+negosiasi+pdf&sa=X&ved=0ahUKEwi39cz6w_HXAhUKiLwK
HUFRBxMQ1QIIRCgE&biw=412&bih=708&dpr=2.63
https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=android-
browser&q=tekhnik+negosiasi&gws_rd=cr&dcr=0&ei=_dwlWpXPHYH68gWb0q_ADA
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/08/metode-pemecahan-masalah-problem.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai