NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1. TRI SUPIAN 2. EVA DIANA SAFITRI 3. M. RIF’AI 4. SRI MULYANI 5. DIANSYAH BIMA A. Pengertian Tajdid dan Tajrid 1. Pengertian Tajdid Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yujaddidu, tajdidan yang berarti memperbarui atau menjadikan baru.bisa juga ia memiliki makna sebagai membangkitkan, menjadikan (muda, tangkas,kuat). Dalam kamus Bahasa Indonesia, tajdid berarti pembaruan, modernisasi atau restorasi. Yang dimaksudkan pembaruan adalah yang dititikberatkan pada kehidupan keagamaan, baik berbentuk pemikiran maupun gerakan. Tajdid dalam makna pencerahan mencakup penjelasan ulang dalam bentuk kemasan yang lebih baik dan sesuai menyangkut ajaran-ajaran agama yang pernah diungkap oleh para pendahulu. Istilah tajdid atau pembaruan juga sering digunakan dalam konteks gerakan islam modern. Istilah ini mempunyai akar yang kuat pada islam klasik (Pra- Modern) dan biasanya dihubungkan dengan upaya purifikasi untuk memperbarui iman dan praktiknya. Pada masa modern, biasanya dimaksudkan sebagai upaya para salafi, dan modernis islam untuk memperkenalkan pengaruh islam dalam kehidupan muslim. Dengan demikian, ada 2 kecendrungan disini, yaitu kecendrungan salafi dan kencendrungan reformis/modern. Tajdid menurut muhammadiyah bukan sekedar pemurnian, dan juga tidak memadai lagi. Tajdid yang dimaksudkan Ahmad Dahlan bukan sekedar pemurnian seperti meluruskan arah kiblat, tetapi juga memperbarui cara paham beragama dan mendirikan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat pembaruan dalam rangka pengembangan. Pada perempat pertama abad ke 20, Muhammadiyah di kenal sebagai simbol perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal sebagai gerakan modern. Tampaknya, predikat yang diemban Muhammadiyah dahulu tidak diimbangi dengan kesiapan warga Muhammadiyah sekarang untuk menyikapi persoalan yang berkembang, bahkan di khawatirkan akan menghilangkan jati diri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Kehidupan masyarakat sekarang ini telah banyak dipengaruhi oleh modernisasi yang hanya menjadikan harta benda sebagai indikator keberhasilan seseorang. Misi tajdid Muhammadiyah adalah membangun kembali watak dan karakter masyarakat yang telah tertutup oleh kencendrungan modernisasi yang hanya menekankan pada pemenuhan keberhasilan material yang mendorong tumbuhnya kehidupan hedonis, yang menjadikan harta benda sebagai indikator keberhasilan seseorang. Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan urusan muamalah duniawi, penggunaan akal sangat diperlukan dalam rangka kemaslahatan umat manusia. Salah satu upaya yang ditawarkan oleh Muhammadiyah dalam menyelesaikan masalah-masalah kontemporer adalah menggiatkan cara memahami Al-Qur’an dan al-Sunnah melalui pendekatan interdisipliner. 2.Pengertian Tajrid Istilah Tajrid berasal dari bahasa arab yang berarti pengosongan, pengungsian, pengupasan, pelepasan atau pengambil alihan. Tajrid dalam bahasa Indonesia berarti pemurnian. Dikatakan bahwa Muhammadiyah berada antara tajrid dan tajdid. Dalam ibadah kita tajrid, hanya ikut Nabi Saw. dan tidak ada pembaruan, sedang dalam muamala kita tajdid, yakni melakukan modernisasi dan pembaruan. Lebih lanjut dikatakan bahwa Islam berkemajuan yang dimaksud oleh Muhammadiyah adalah Islam tidak sekedar muncul dalam nilai ibada semata, tetapi manjadi penyeimbang antara pemurnian dan kemajuan. Misalnya,shalat harus dilakukan dengan penghayatan dan pemaknaan walaupun singkat. B. Latar Belakang Munculnya Tajdid dan Tajrid Islam modernis muncul sebagai respon terhadap berbagai keterbelakangan yang dialami oleh umat Islam seperti keterbelakangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik dan lain sebagainya. Keadaan seperti ini dinilai tidak sejalan dengan islam sebagai mana terdapat dalam Al-Qur’an dan al-Sunnah. Pada waktu disadari atau tidak, secara politis maupun secara intelektual, umat islam telah mengalami kemunduran, sedangkan barat dianggap telah maju dan modern. Kemunduran tersebut, disebabkan oleh kekeliruan dan kesalahan dalam memahami Al-Qur’an dan al-Sunnah. Persaudaraan umat islam mesti diwujudkan kembali. Untuk menolong umat islam dari ketersesatan dan keterbelakangan itu, mereka harus dijauhkan dari paham bid’ah takhayul dan khurafat. Umat harus dibawa kembali kepada ajaran-ajaran islam yang semula, yaitu sebagaimana terdapat dizaman salaf, zaman sahabat dan ulama-ulama besar. Menurut Muhammad Abduh, untuk mencapai kemajuan, tidak cukup hanya kembali kepada ajaran- ajaran yang asli sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, karna zaman dan suasana umat islam sekarang telah jauh berubah dari zaman dan suasana zaman klasik. Tetapi, ajaran-ajaran asli itu perlu disesuaikan dengan keadaan modern sekarang ini. C. Model-Model Tajdid dan Tajrid Muhammadiyah Secara garis besar, perkembangan Tajdid dalam Muhammadiyah dapat dibedakan dalam 3 fase, yakni fase aksi-reaksi, konsepsionalisasi dan fase rekonstruksi. Munculnya istilah TBC (takhayul,bid’ah dan khurafat) merupakan akibat dari gerakan pemurnian periode. Produk pemikiran yang dihasilkan majelis Tarjih didominasi oleh upaya memurnikan bidang akidah dan ibadah. Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik Muhammadiyah dalam konteks ini : 1. konkrit dan produktif 2. Tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka 3. Tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita Muhammadiyah untuk menjadikan islam sebagai agama yang berkemajuan, juga islam yang berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah-masalah, termasuk masalah kesehatan, pendidikan, dan social ekonomi. D. Model-Model dan Makna Gerakan Keagamaan Muhammadiyah Gerakan keagamaan muhammadiyah tidak bias dipisahkan dari pendirinya yakni KH.Ahmad Dahlan. Sesuai dengan sikap dan pendiriannya, KH.Ahmad Dahlan lebih suka mewujudkan gagasan dan pokok-pokok pikirannya melalui tindakan nyata atau gerakan dari pada sekedar pembicaraan dan tulisan. Secara harfiah terdapat perbedaan antara kata “gerak”, “gerakan” dan “pergerakan”. Gerak sendiri merupakan perubahan suatu materi dari tempat yang satu ketempat lainnya, sedangkan gerakan berarti perbuatan atau keadaan bergerak, dan pergerakan adalah usaha atau kegiatan. E. Gerakan Tajdid Muhammadiyah Pada 100 Tahun Pertama dan Kedua Tajdid merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Ia akan tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Dalam ranah agama, tajdid dimaknai sebagai upaya untuk redefinisi makna di tengah-tengah kehidupan manusia yang pro- “Rahmatan lil alamin”, agama yang senantiasa sesuai di setiap tempat dan zaman.