Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAAN V

“PENENTUAN AWAL BULAN MENURUT MUHAMMADIYAH”

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Abdullah, S.Ag., M.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:

SYAHRIL AKBAR 105841103821


ARNETA 105841104321
RISAL 105841104921
MIFTAHUL JANNAH 105841101521
AHMAD FAJRIN 105821101521

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Penentuan awal bulan merupakan salah satu masalah penting dalam agama Islam. Hal ini
dikarenakan awal bulan berkaitan dengan berbagai ibadah dan peristiwa penting dalam Islam,
seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan awal tahun Hijriah.

Dalam sejarahnya, umat Islam telah menggunakan dua cara untuk menentukan awal bulan,
yaitu rukyat dan hisab. Rukyat adalah cara melihat hilal (bulan sabit) pada awal bulan. Hisab
adalah cara menghitung posisi bulan berdasarkan ilmu falak.

Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menggunakan hisab


dalam menentukan awal bulan. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Makalah ini membahas tentang penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah.


Pembahasan meliputi dasar-dasar penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah, metode
hisab yang digunakan Muhammadiyah, serta kelebihan dan kekurangan metode tersebut.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca
mengenai penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah.

Makassar, 13 Desember 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. Landasan dan Penentuan Awal Bulan Menurut Muhammadiyah ................................... 2

Metode Penentuan Awal Bulan Menurut Muhammadiyah ................................................. 3

B. Nama-nama Bulan dalam Islam ...................................................................................... 4

BAB III ...................................................................................................................................... 6

PENUTUP.................................................................................................................................. 6

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 6

B. Saran ............................................................................................................................... 6

DATAR PUSTAKA ................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalender Hijriah adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam untuk
menentukan hari-hari penting dalam Islam, seperti awal Ramadan, Idulfitri,
Iduladha, dan lain-lain. Kalender ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi
bumi. Dalam menentukan awal bulan Hijriah, terdapat dua metode yang umum
digunakan, yaitu metode rukyat dan metode hisab. Metode rukyat adalah metode
yang menentukan awal bulan berdasarkan pengamatan hilal, yaitu bulan sabit yang
baru muncul setelah terbenamnya matahari. Metode hisab adalah metode yang
menentukan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi.
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia,
menggunakan metode hisab untuk menentukan awal bulan Hijriah. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa metode hisab lebih akurat dan dapat
dilakukan secara global.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa landasan dan bagaimana penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah?
2. Apa saja nama-nama bulan dalam Islam?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui landasan dan penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah.
2. Mengetahui nama-nama bulan dalam Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan dan Penentuan Awal Bulan Menurut Muhammadiyah


Muhammadiyah menetapkan awal bulan kamariah berdasarkan hasil hisab
hakiki wujudul hilal. Hisab hakiki wujudul hilal adalah metode penentuan awal
bulan kamariah dengan menghitung posisi hilal pada saat matahari terbenam pada
hari ke-29 bulan sebelumnya.
Landasan penentuan awal bulan menurut Muhammadiyah berdasarkan pada
beberapa hal berikut:
 Al-Qur'an
Al-Qur'an menggunakan kata "hilal" untuk menunjukkan awal bulan.
Dalam Surah al-Baqarah ayat 189, Allah SWT berfirman:

‫يسْألُونك عن ْاْلهلَّة قُ ْل هي مواقيتُ للنَّاس وا ْلحج‬

(Mereka bertanya kepadamu tentang bulan-bulan sabit. Katakanlah,


"Bulan-bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi
haji).")

Ayat ini menunjukkan bahwa bulan sabit merupakan tanda dimulainya


suatu bulan.
 Hadis
Ada beberapa hadis yang menganjurkan untuk melihat hilal sebagai
tanda dimulainya suatu bulan. Di antaranya adalah hadis berikut:

َّ ‫َللا صلَّى‬
‫َللاُ ع‬ ُ ‫َليْه وسلَّم إذا رأ ْيت ُ ُم ْالهَللَع ْن أبي ُهريْرة قال قال ر‬
َّ ‫سو ُل‬
‫صو ُموا وإذا رأ ْيت ُ ُموهُ فأ ْفط ُروا‬
ُ ‫ف‬

(Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian


melihat hilal, maka berpuasalah dan jika kalian melihatnya, maka
berbukalah.")

2
Hadis ini menunjukkan bahwa melihat hilal merupakan salah satu cara
untuk menentukan awal bulan.
 Ijma'
Para ulama telah ijma' (sepakat) bahwa awal bulan kamariah dimulai
dengan terbitnya hilal.
 Urf
Urf (kebiasaan) masyarakat Muslim juga menunjukkan bahwa awal
bulan kamariah dimulai dengan terbitnya hilal.

Metode Penentuan Awal Bulan Menurut Muhammadiyah


Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal untuk menentukan awal
bulan kamariah. Hisab hakiki wujudul hilal adalah metode penentuan awal bulan
kamariah dengan menghitung posisi hilal pada saat matahari terbenam pada hari ke-
29 bulan sebelumnya.

Metode ini didasarkan pada beberapa hal berikut:

 Adanya keselarasan antara syariah dan sains


Hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode yang menggabungkan
antara syariah dan sains. Syariah memberikan dasar bahwa awal bulan
kamariah dimulai dengan terbitnya hilal, sedangkan sains memberikan
informasi tentang posisi hilal.
 Kemudahan dan ketepatan
Hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode yang mudah dan tepat.
Metode ini tidak membutuhkan pengamatan langsung terhadap hilal,
sehingga dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
 Persatuan
Hisab hakiki wujudul hilal dapat menjadi sarana untuk mempersatukan
umat Islam dalam penetapan awal bulan kamariah. Metode ini tidak
bergantung pada hasil pengamatan hilal di suatu tempat, sehingga dapat
digunakan oleh seluruh umat Islam di dunia.

3
B. Nama-nama Bulan dalam Islam
Kalender Islam disebut juga dengan kalender Hijriyah. Kalender ini didasarkan
pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Kalender Hijriyah memiliki 12 bulan,
yang masing-masing memiliki nama dan artinya sendiri.

Berikut adalah nama-nama bulan dalam Islam beserta artinya:


1. Muharram (‫) ُمح َّرم‬
Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Nama Muharram
berasal dari kata "haram", yang berarti terlarang. Bulan ini merupakan salah satu
bulan haram, yaitu bulan yang diharamkan untuk berperang.
2. Safar (‫)صفر‬
Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Nama Safar berasal dari kata
"safara", yang berarti bepergian. Bulan ini sering disebut sebagai bulan kosong,
karena pada masa jahiliyah, masyarakat Arab tidak melakukan perjalanan pada
bulan ini.
3. Rabi'ul Awal (‫)ربيع اْلول‬
Rabi'ul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. Nama Rabi'ul Awal
berasal dari kata "raabi'", yang berarti musim semi. Bulan ini merupakan musim
semi di wilayah Arab.
4. Rabi'ul Akhir (‫)ربيع الثاني‬
Rabi'ul Akhir adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Nama Rabi'ul
Akhir berasal dari kata "raabi'", yang berarti musim semi. Bulan ini juga
merupakan musim semi di wilayah Arab.
5. Jumadil Awal (‫)جمادى اْلولى‬
Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam kalender Hijriyah. Nama Jumadil Awal
berasal dari kata "jam'u", yang berarti berkumpul. Bulan ini sering disebut
sebagai bulan berkumpulnya air, karena pada masa jahiliyah, masyarakat Arab
berkumpul untuk mengambil air di sumber-sumber air.
6. Jumadil Akhir (‫)جمادى اآلخرة‬
Jumadil Akhir adalah bulan keenam dalam kalender Hijriyah. Nama Jumadil
Akhir berasal dari kata "jam'u", yang berarti berkumpul. Bulan ini juga sering
disebut sebagai bulan berkumpulnya air, karena pada masa jahiliyah, masyarakat
Arab berkumpul untuk mengambil air di sumber-sumber air.

4
7. Rajab (‫)رجب‬
Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Nama Rajab berasal dari
kata "rajab", yang berarti menghormati. Bulan ini merupakan salah satu bulan
haram, yaitu bulan yang diharamkan untuk berperang.
8. Sya'ban (‫)شعبان‬
Sya'ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Nama Sya'ban berasal
dari kata "sya'b", yang berarti menyebar. Bulan ini sering disebut sebagai bulan
menyebarkan kebaikan, karena pada masa jahiliyah, masyarakat Arab
menyebarkan kebaikan di bulan ini.
9. Ramadhan (‫)رمضان‬
Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Nama Ramadhan
berasal dari kata "ramada", yang berarti panas. Bulan ini merupakan bulan puasa
bagi umat Islam.
10. Syawal (‫)شوال‬
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah. Nama Syawal berasal
dari kata "syawal", yang berarti naik. Bulan ini sering disebut sebagai bulan naik,
karena pada masa jahiliyah, masyarakat Arab naik ke gunung untuk berziarah.
11. Dzulqa'dah (‫)ذو القعدة‬
Dzulqa'dah adalah bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah. Nama Dzulqa'dah
berasal dari kata "qa'dah", yang berarti menetap. Bulan ini sering disebut sebagai
bulan menetap, karena pada masa jahiliyah, masyarakat Arab menetap di tempat
tinggal mereka di bulan ini.
12. Dzulhijjah (‫)ذو الحجة‬
Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dalam kalender Hijriyah. Nama Dzulhijjah
berasal dari kata "hijjah", yang berarti haji. Bulan ini merupakan bulan haji bagi
umat Islam.

Nama-nama bulan dalam Islam memiliki makna dan sejarah yang penting.
Nama-nama ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam tentang peristiwa-
peristiwa penting yang menandai perjalanan dan perkembangan agama islam.
Selain itu, nama-nama bulan tersebut juga dapat menjadi pengingat bagi umat
Islam untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah menetapkan awal bulan kamariah berdasarkan hasil hisab
hakiki wujudul hilal. Penentuan awal bulan ini didasarkan pada landasan Al-Qur'an,
hadis, ijma', dan urf. Metode hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode yang
menggabungkan antara syariah dan sains, mudah dan tepat, serta dapat menjadi
sarana untuk mempersatukan umat Islam.
Kalender Islam disebut juga dengan kalender Hijriyah. Kalender ini didasarkan
pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Kalender Hijriyah memiliki 12 bulan,
yang masing-masing memiliki nama dan artinya sendiri. Nama-nama bulan dalam
Islam memiliki makna dan sejarah yang penting. Nama-nama ini juga menjadi
pengingat bagi umat Islam tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
bulan tersebut.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
 Muhammadiyah perlu terus melakukan kajian dan penelitian tentang metode
hisab hakiki wujudul hilal agar semakin akurat dan dapat diterima oleh semua
pihak.
 Pemerintah perlu memfasilitasi dialog dan kerja sama antar-organisasi Islam
dalam rangka mencari titik temu dalam penentuan awal bulan Hijriah.
 Masyarakat perlu memahami perbedaan pendapat dalam penentuan awal bulan
Hijriah dan menghormati pendapat masing-masing.

6
DATAR PUSTAKA

Abdul Aziz Dahlan. (2005). “Ensiklopedi Hukum Islam”. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Ahmad Basori. (2023). “Hisab Penentuan Awal Bulan Kamariah Menurut
Muhammadiyah (Studi Penetapan Hukumnya)”. Naskah Publikasi.
Ahmad Syifa'ul Anam. (1997). “Studi Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam Kitab
Khulashotul Wafiyah Dengan Metode Hakiki Bit Tahkik. Skripsi”. Fakultas Syariah
IAIN Walisongo Semarang.
Arikunto, Suharismi. (2017). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Anwar, Syamsul. (2008). “Hari Raya dan Problematika Hisab Raya & Problematika
Hisab – Rukyat”. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Rodhi Shaleh. (1992). “Rukyah Hilal Tentang Penetapan Awal Ramadan dan Syawal”.
Jakarta Timur: Pustaka an-Nizhamiyah.

Anda mungkin juga menyukai