BUDAYA BERPAKAIAN
KASUS PEMAKSAAN PAKAIAN PEREMPUAN
Dosen Pengampu :
Lilis Suryani, S.AP., M.A.P.
Disusun Oleh :
Nama : Achmad Fikri Ashari
NIM : 222.632.013.868
1. Indonesia
Awal pertama adanya pengenaan hijab di Indonesia bisa dilihat pada masa
kerajaan terutama di daerah Aceh. Hal ini bisa dilihat dari pakaian seorang ratu kerajaan
Aceh yang sudah mengenakan pakaian hijab sebagai pakaian kebesarannya, sehingga
menjadi bukti akan adanya hijab untuk wanita muslimah pada jaman tersebut. Walaupun
hijab yang dikenakan hanya berupa selendang yang di pakai dikepala tetapi hal ini sudah
menjadi salah satu bukti akan adanya hjab dalam kesehariannya. Perkembangan dalam
pemakaian hijab pernah mengalami pelarangan di negara yang mayoritas muslim
ini, yaitu sekitar tahun 70 sampai 80an. Adanya pelarangan ini tentunya menimbulkan
berbagai penolakan khususnya dari para pelajar yang melakukan berbagai aksi penolakan
akan peraturan dalam pengenaan hijab dengan turun ke jalan. Perjuangan yang tidak
mengenal lelah menjadikan peraturan hukum yang dibuat akhirnya batal dilakukan
dengan mencabut peraturan akan pengenaan jilbab yang dilakukan. Hingga saat ini
pemakaian hijab di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat, apalagi di
tahun 2000an sekarang ini berbagai model dalam pakaian hijab menjadi semakin banyak
tersedia di hijup.com. Hal ini didukung dengan banyaknya desainer muda dalam
menambah keragaman busana hijab di Indonesia.
2. Iran
Iran telah dilanda protes berkepanjangan yang dipicu oleh kematian Mahsa
Amini, seorang perempuan Kurdi yang meninggal pada 13 September lalu setelah ditahan
oleh polisi moral Iran karena tidak mengenakan hijab. Ini sangat berbeda dengan masa
sebelum revolusi Islam dimana perempuan bebas berpakaian tanpa penutup kepala dan
busana seperti di negara Barat. Nyatanya, aturan berhijab ini tidak hanya berlaku bagi
perempuan Muslim atau warga negara Iran saja. Menurut UU tahun 1983 Dilansir dari
AFP, Sabtu , di bawah undang-undang yang diberlakukan pada 1983, empat tahun setelah
revolusi Islam Iran, semua wanita, terlepas dari keyakinan atau kebangsaan, harus
menutup rambut dengan jilbab di depan umum dan mengenakan celana longgar di bawah
mantel mereka. Ini berarti perempuan non-muslim juga diwajibkan memakai jilbab di
Iran. Aturan tersebut disebut telah banyak diabaikan selama beberapa dekade terakhir,
terutama di kota-kota besar. Tetapi, memang secara berkala ada tindakan keras dari aparat
Iran untuk memastikan aturan tersebut berjalan.
3. Afghanistan
4. Arab Saudi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jilbab adalah kerudung lebar
yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada.
Sedangkan KBBI menuliskan hijab adalah dinding yang membatasi sesuatu dengan
yang lain. Hijab, dalam pengertian bahasa Arab secara harfiah adalah penghalang.
Hijab kerap diidentikkan dengan penggunaan jilbab pada wanita. Namun, ternyata
arti hijab secara lebih luas ialah meliputi pengertiannya sebagai media yang
penggunaan sebagai penutup atau pembatas.
Sejak usianya mecapai baligh dalam agama Islam atau di saat keadaan tertentu yang
mengharuskan orang tersebut memakai hijab.
Berdasarkan apa yang saya baca di beberapa artikel ada beberapa agama yang
membolehkan memakai hijab, yaitu agama Islam, Yahudi & Katolik.
Dalam agama Islam Hijab adalah untuk melindungi kehormatan diri sendiri agar
terhindar dari fitnah dan mengurangi pelecehan seksual yang di lakukan laki-laki
terhadap wanita .
Di agama Yahudi, mereka memakai hijab sebagai bentuk kesopanan saat keluar
dari rumah, serta wanita yang memakai cadar sangat tertutup dari ujung kepala
sampai ujung kaki akan menerima keselamatan.
Di agama katolik, biasanya mereka memakai kerudung sewaktu misa atau berdoa.
Tapi itu tidak di wajibkan juga di aliran tertentu katolik tapi ada juga katolik
dengan aliran tertentu berkewajiban berkerudung sewaktu misa atau berdoa dengan
alasan menutup aurat adalah bagian dari sebuah keimanan atau devosi pribadi.
Aurat adalah bagian dari tubuh manusia yang wajib ditutupi dari pandangan orang
lain dengan pakaian. Kata aurat juga telah disadur ke dalam bahasa Indonesia. Hal
ini dapat terlihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mendefinisikan
aurat sebagai bagian badan yang tidak boleh kelihatan (menurut hukum Islam),
kemaluan, atau organ untuk mengadakan perkembang biakan. Menurut buku
bertajuk Ibadah Ringan Berpahala Besar untuk Wanita yang ditulis oleh Inayati
Ashriyah, secara bahasa, kata aurat berasal dari bahasa Arab, yakni:
awira artinya hilang perasaan, hilang cahaya, atau lenyap penglihatan (untuk mata)
'aara artinya menutup atau menimbun
'awara artinya mencemarkan jika tampak
a'wara (derivasi atau kata turunan) dari 'awira artinya mata yang buruk, hilang
cahya penglihatannya
Sementara dalam konteks tubuh, penulis Zaitunah Subhan dalam buku Al-Qur'an
dan Perempuan menyebut 'aurat berarti celah, kekurangan, atau anggota tubuh yang
memalukan jika terlihat. Sebab itu, celah yang terbuka itu harus ditutup.
Berdasarkan penjelasan di atas, definisi aurat secara dapat disimpulkan menjadi
anggota atau bagian dari tubuh manusia yang jika terbuka atau tampak,
menimbulkan rasa malu, aib, dan keburukan-keburukan lainnya.
Ada, yaitu para kaum wanita untuk menjaga aurat mereka dengan hijab/ jilbab
untuk melindungi dirinya. Tujuannya adalah menjaga kehormatan dan keselamatan
diri para wanita saat beraktivitas. Bagaimana ketentuan menutup aurat dalam
Islam?
Islam hanya menetapkan bahawa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan
dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim. Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah
daripada pusat hingga ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya,
kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.
2. Para wanita muslim, tapi tidak hanya wanita muslim saja yang memakai
hijab/jilbab, wanita dari agama Katolik & Yahudi juga memakai hijab/jilbab.
Wanita yang berkeyakinan Katolik, dimana mereka memakai kerudung sewaktu
misa atau berdoa. Wanita yang berkeyakinan Yahudi di wajibkan memakai cadar
bukan lagi kerudung. Sebagai bentuk kesopanan saat keluar dari rumah serta wanita
yang memakai cadar sangat tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki akan
menerima keselamatan.
4. Pertama di Arab Saudi, adalah hal yang dilarang bagi wanita yang keluar tanpa
mengenakan kerudung di Arab Saudi. Dan kebanyakan wanita di Arab mengenakan
niqab atau hijab untuk menutupi kepalanya. Juga tak sedikit yang mengenakan
burqa mengingat Arab adalah negara tropis. Riyadh sebagai kota konservatif
menuntut warganya untuk mengenakan pakaian sopan yang menutupi area lengan
dan kaki, termasuk mengenakan kerudung. Baju ketat yang menonjolkan lekuk
badan tidak diperbolehkan saat kamu berkunjung ke Saudi Arabia. Pemakaian
pakaian renang hanya diperbolehkan saat berada di area pantai.
Kedua di Iran, wanita di Iran dilarang untuk mengenakan pakaian ketat atau
berlengan pendek. Mereka diharuskan untuk mengenakan pakaian berbahan loose
yang tidak membentuk badan. Panjang pakaian pun disesuaikan, yaitu minimal
menutupi sampai lutut kaki. Celana panjang diperbolehkan, namun tidak boleh
yang memperlihatkan lekuk kaki. Kemudian, rok panjang yang menutupi mata kaki
lebih disarankan. Tak lupa, setiap wanita diharuskan untuk menutup kepalanya
dengan kerudung. Dan bagi pria, tak diizinkan untuk mengenakan celana pendek di
tempat umum. Pemerintah Iran juga menyarankan pria untuk mengenakan baju
berlengan panjang agar nampak lebih sopan.
Kedua di Italia, Menutup wajah menggunakan burqa di muka umum telah dilarang
di Italia sejak tahun 1970 karena masalah keamanan. Meski hukum tidak
ditegakkan secara nasional, tapi pemerintah secara teratur memperluas pemberian
hukuman khusus pada perempuan yang mengenakan burqa, niqab, atau pakaian
yang menutupi wajah.
Ketiga di Prancis, Prancis pada April 2011 menjadi negara Eropa pertama yang
melarang penggunaan kerudung yang menutup hingga ke wajah dan hanya
menyisakan mata, atau niqab, di tempat umum di larang. Aturan ini berlaku baik
untuk warga Prancis maupun orang asing. Yang melanggar bisa didenda 150 Euro
atau Rp2,4 juta. Individu yang memaksa orang lain menggunakan niqab juga
terancam denda 30.000 Euro atau sekitar Rp480 juta, disertai hukuman satu tahun
penjara.
Terakhir di Tunisia, Sekitar 99% warga Tunisia memeluk Islam. Namun, negara
yang pernah dijajah Prancis itu kerap disebut sebagai negara penduduk muslim di
Benua Afrika bagian utara, yang paling “terpengaruh budaya barat”. Pada 1981,
pemerintah Tunisia mengeluarkan dekrit yang melarang perempuan menggunakan
hijab di sekolah dan kantor-kantor pemerintah. Presiden Tunisia saat itu, Zine El
Abidine Ali, menyebut hijab adalah bagian dari busana kolot yang masuk ke negara
itu tanpa diundang. Penggunaan hijab juga diklaim pemerintah “didorong oleh para
ekstremis yang ingin mengeksploitasi agama untuk tujuan politik.”