Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK : III

HIMPUNAN DAN SISTEM


BILANGAN
ANGGOTA KELOMPOK :
1. LEONARDUS AMA MAKIN
2. SRIWULANDARI JUNAIDIN
3. LUDGARDIS ASTIN RUNGA
4. RATNI ADRIANA JUE
5. SITI HADIJAH SRI NADELA
HIMPUNAN
Himpunan adalah sekelompok/kumpulan benda atau objek yang anggotanya
dapat didefinisikan /ditentukan dengan jelas.Anggota himpunan adalah objek
yang ada di dalam himpunan.
 Macam-macam himpunan berdasarkan jumlah anggotanya :

 Himpunan bilangan asli

A = { 1, 2, 3, 4, 5, … }
 Himpunan bilangan cacah

C = { 0, 1, 2, 3, 4, …. }
 Himpunan bilangan prima

P = { 2, 3, 5, 7, 11, …. }
 Himpunan bilangan genap

G = { 0, 2, 4, 6, 8, 10, …. }
 Himpunan bilangan ganjil

G = { 1, 3, 5, 7, 9, …. }
 Himpunan bilangan komposit (tersusun)

T = { 4, 6, 8, 9, 10, 12, …. }
 Himpunan tak hingga
A = { 1, 3, 5, 7, ….. }, (n)A = ∞ (jumlah anggota himpunan A adalah tak terhingga)
 Himpunan berhingga
B = { 1, 3, 5, 7 }, (n)A = 4 (jumlah anggota himpunan B adalah sebanyak 4)
 Himpunan kosong

K = { himpunan bilangan prima antara 7 dan 9 }, K = { } (jumlah anggota


himpunan K adalah tidak ada atau kosong)
 Himpunan bagian
A = {2, 3, 5 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Semua anggota himpuna A adalah merupakan anggota himpunan B. Sehingga dapat
dikatakan bahwa; A bagian dari B, ditulis A c B atau B memuat A ditulis B ‫ ﬤ‬A.
 Himpunan semesta
Bila A = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka beberpa himpunan semesta pembicaraan yang
mungkin untuk A adalah;
S = { bilangan asli }
S = { bilangan cacah }
S = { bilangan kelipatan 2 }
Operasi Antar Himpunan Dan Contohnya
 Rumus operasi himpunan :
 Menyatakan himpunan dengan menggunakan kata-kata atau menyebut
syarat-syaratnya.
Contohnya adalah :
– A = { bilangan prima kurang dari 20 }
– B = { bilangan asli antara 7 sampai 25 }
 Menyatakan himpunan dengan menyebutkan atau mendaftar anggota-
anggotanya
Yaitu dengan cara anggota himpunan dituliskan di dalam kurung kurawal dan
antara anggota yang satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda koma.
Contohnya adalah :
 – A = { jeruk, salak, jambu, semangka, mangga }
(untuk himpunan yang anggotanya sedikit atau terbatas)
– B = { Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bengkulu, Lampung, ….., Makasar }
(untuk himpunan yang anggotanya banyak tapi terbatas)
– C = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, ….. }
(untuk himpunan yang jumlah anggotanya banyak dan tidak terbatas)
 Menyatakan himpunan dengan notasi pembentuk
himpunan
Cara menyatakana himpunan dengan notasi pembentuk
himpunan adalah dengan mengikuti aturan berikut ini :
a) Benda atau objeknya dilambangkan dengan sebuah
peubah (a, b, c, …., z)
b) Menuliskan syarat keanggotaannya dibelakang tanda ‘I’
Contohnya adalah :
 – A = { x I x < 7, x bilangan asli }

Dibaca: himpunan setiap x sedemikian hingga x adalah


kurang dari 7 dan x adalah bilangan asli.
– B = { (x,y) I y + x = 7, x dan y bilangan asli }
Dibaca: himpunan pasangan x dan y sedemikian hingga
y ditambah x sama dengan 7 untuk x dan y adalah
bilangan asli.
Menyatakan himpunan dengan diagram
Venn
Gambaran soal tentang 35 siswa suka Sate dan 25 siswa suka Soto
dalam diagram Venn adalah sebagai berikut.
Karena hanya terdapat 50 siswa, berarti terdapat beberapa siswa
yang double counted, terhitung dua kali.karena, jika dijumlahkan
yang suka sate dan suka soto, jumahnya lebih besar yakni 60 siswa.
 Berarti ada 10 siswa ( 60 – 50 ) =10.
 Kita dapatkan bahwa:
Siswa yang menyukai Sate = 35 orang
Siswa yang menyukai Sate saja = 25 orang
Siswa yang menyukai Soto = 25 orang
Siswa yang menyukai Soto saja = 15 orang
Adapun siswa yang menyukai kedanya (Sate dan Soto) adalah
10 orang.
Perhatikan gambar diagram Venn di atas.
Kita dapat pahami bahwa
 35 orang + 25 orang tidak sama dengan ketika kedua kelompok
itu digabungkan.
 akan tetapi
 50 orang (total siswanya) =  35 orang (suka sate) + 25 orang
(suka soto) – 10 orang (suka keduanya)
Himpunan Bilangan
 Himpunan Bilangan
1. Himpunan Bilangan Asli
Bilangan asli merupakan bilangan yang sering kita gunakan, seperti untuk  menghitung
banyaknya pengunjung dalam suatu pertunjukan seni atau banyaknya tamu yang menginap di
hotel tertentu. Bilangan asli sering pula disebut sebagai bilangan natural karena secara alamiah
kita mulai menghitung dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Bilangan-bilangan tersebut membentuk
suatu himpunan bilangan yang disebut sebagai himpunan bilangan asli. Dengan demikian,
himpunan bilangan asli didefinisikan sebagai himpunan bilangan yang diawali dengan angka 1
dan bertambah satu-satu. Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf A dan anggota
himpunan dari bilangan asli dinyatakan sebagai berikut.
A = {1, 2, 3, 4, …}.
2. Himpunan Bilangan Cacah
Dalam sebuah survei mengenai hobi siswa di kelas tertentu, diketahui bahwa banyak siswa
yang hobi membaca 15 orang, hobi jalan-jalan sebanyak 16 orang, hobi olahraga sebanyak 9
orang dan tidak ada siswa yang memilih hobi menari. Untuk menyatakan banyaknya anggota
yang tidak memiliki hobi menari tersebut, digunakan bilangan 0. Gabungan antara himpunan
bilangan asli dan himpunan bilangan 0 ini disebut sebagai himpunan bilangan cacah. Himpunan
bilangan ini dilambangkan dengan huruf C dan anggota himpunan dari bilangan cacah
dinyatakan sebagai berikut :
C = {0, 1, 2, 3, 4,…}.
3. Himpunan Bilangan Bulat
Himpunan bilangan bulat adalah gabungan antara himpunan bilangan cacah
dan himpunan bilangan bulat negatif. Bilangan ini dilambangkan dengan huruf
B dan anggota himpunan dari bilangan bulat dinyatakan sebagai berikut:
B = {…, –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, …}.
4. Himpunan Bilangan Rasional
Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk , dengan p, q ∈ B dan q ≠ 0. Bilangan p disebut pembilang
dan q disebut penyebut. Himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan
huruf Q. Himpunan dari bilangan rasional dinyatakan sebagai berikut :

5. Himpunan Bilangan Irasional


Himpunan bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk , dengan p, q anggota B dan q ≠ 0. Contoh bilangan irasional adalah
bilangan desimal yang tidak berulang (tidak berpola), misalnya: 2 , π, e, log 2.
Himpunan bilangan ini dilambangkan dengan huruf I.

Sifat-sifat Bilangan
Sifat-sifat Bilangan
1. Sifat Komutatif
Sifat komutatif adalah penjumlahan atau perkalian dua bilangan, dan kedua bilangan
ditukarkan hasilnya akan tetap sama. Sifat Komutatif juga disebut dengan sifat pertukaran.
Sifat Komutatif tidak berlaku untuk Pengurangan dan Pembagian karna hasilnya tidak sama.
Komutatif dapat di rumuskan Sebagai berikut :
a  +  b =  b  +  a
Dimana : a dan b bilangan bulat
(a  x  b  =  b  x  a)
Contoh :
Contoh Sifat komutatif dalam Penjumlahan :
2+3=5
dan kita tukar tempatnya seperti dibawah ini :
3+2=5
Dan hasilnya tetap sama, yaitu 5. Maka Hukum Komutatif berlaku untuk operasi hitung
penjumlahan. Sehingga : 2 + 3 = 3 + 2
Contoh Sifat komutatif dalam Perkalian :
2x3=6
dan kita tukar tempatnya seperti dibawah ini :
3x2=6
Dan hasilnya tetap sama, yaitu 6. Maka Hukum Komutatif berlaku untuk operasi hitung
Perkalian. Sehingga : 2 x 3 = 3 x 2
2. Sifat  Assosiatif
Sifat Asosiatif adalah penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan yang dikelompokkan secara berbeda. Namun hasil
operasinya akan tetap sama. Sifat Asosiatif dinamakan dengan Sifat Pengelompokan. Sifat Assosiatif dapat dirumuskan sebagai
berikut :
(a + b) + c = a + (b + c) dan(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh :
 Contoh sifat asosiatif dalam penjumlahan:
(2 + 3) + 4 = 5 + 4 = 9
2 + (3 + 4) = 2 + 7 = 9
Maka, (2 + 3) + 4  = 2 + (3 + 4)
 contoh sifat asosiatif dalam perkalian:
(2 × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
maka, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
3. Sifat Distributif
Sifat Distributif adalah menggabungkan dengan cara mengkombinasikan bilangan. Sifat distributif juga di sebut dengan
sifat penyebaran. Sifat Distributif di rumuskan sebagai berikut :
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
a,b,c bilangan bulat
Contoh :
Contoh Sifat Distributif :
2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
Maka,
2 × (3 + 4) = 2 × 7 = 14
(2 × 3) + (2 × 4) = 6 + 8 =14
Jadi, 2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
Bilangan bulat dan bilangan rill
 BILANGAN BULAT
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang mencakup bilangan cacah, bilangan asli, bilangan
nol, bilangan satu, bilangan prima, bilangan komposit dan bilangan negatif.
 Macam-macam bilangan  bulat :
1. Bilangan Bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah bilangan bulat yang letaknya berada di sebelah kanan 0 (nol) pada
garis bilangan bulat. Jadi 1, 2, 3, 4, …. merupakan bilangan bulat positif.
2. Bilangan Bulat Negatif
Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang letaknya berada di sebelah kiri 0(nol) pada garis
bilangan. Jadi -1, -2, -3, -4, … merupakan bilangan bulat negatif.
3. 0 (Nol)
Nol tidak termasuk anggota bilangan bulat positif dan negatif. Dia berdiri sendiri. Sehingga
anggota bilangan bulat adalah bilangan bulat postif, nol, dan bilangan bulat negatif.
Contoh bilangan bulat :
 Untuk pengukuran suhu. Suhu di Kota Jakarta siang ini sebesar 24 derajat celcius sedangkan suhu
di kutub utara -34 derajat celcius. Angka 24 dan -34 tersebut merupakan bilangan bulat.
 Sebagai pengukur kedalaman laut. Jika kita menyatakan kedalaman 25 meter di bawah
permukaan laut, maka yang ditulis adalah -25 meter. Angka -25 merupakan bilangan bulat
negatif.
 Untuk menyatakan jumlah. Pernahkah adik-adik ke kebun binatang? Disana terdapat banyak
sekali binatang. Coba hitung berapa jumlah jerapah di kebun binatang tersebut? Misalkan jumlah
jerapahnya 15 ekor. Maka angka 15 merupakan bilangan bulat positif.
 Bilangan Riil
Bilangan riil atau sering disebut juga bilangan real dalam
matematika menyatakan suatu bilangan yang dapat dibentuk
menjadi desimal seperti 3.2678. Bilangan riil ini meliputibilangan
rasional yang direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir
dan bilangan irasional yang direpresentasikan dalam bentuk
desimal berulang. Untuk bilangan riil sendiri direpresentasikan
sebagai salah satu titik pada garis bilangan.
Contoh Soal :
 Intan membeli sepeda dan kemudian menjual kembali dengan

harga Rp. 800.000,00-.  Jika ternyata ia untung 25 %, maka harga


pembelian sepeda tersebut adalah ….
Pembahasan :
Harga beli dengan untung p% adalah = Harga jual ×
Harga beli
= Rp. 800.000,00 × Rp. 800.000,00
= Rp. 640.000,00
Jadi harga beli sepeda Rp. 640.000,00
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai