Anda di halaman 1dari 12

No 1

Bilangan bulat sendiri merupakan himpunan bilangan yang termasuk didalamnya adalah bilangan cacah,
bilangan asli, bilangan prima, bilangan komposit, bilangan nol, bilangan satu, bilangan negatif, bilangan
ganjil dan bilangan genap.

Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif. Bilangan cacah sendiri merupakan
himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat positif bisa
juga disebut sebagai bilangan asli, merupakan himpunan bilangan bulat yang bernilai positif. Sementara
itu, bilangan bulat negatif merupakan himpunan bilangan bulat yang bernilai negatif.

Jadi bilangan- bilangan yang terdapat pada garis bilangan pada gambar 3.9 disebut sebagai himpunan
bulat yang ditulis B= {...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}.Berarti pada bilangan bulat terdiri dari : 1. Bilangan-
bilangan yang bertanda negatif (-1,-2,-3,-4,...) Yang selanjutnya disebut bilangan bulat negatif.2.
Bilangan 0 (nol), dan3. Bilangan- bilangan yang bertanda positif (1,2,3,4,...) Yang selanjutnya di sebut
bilangan bulat positif.
No.3

A. Penjumlahan dan Sifat-Sifatnya


1. Sifat Asosiatif
(a+b)+c = a + (b+c)
Contoh :
(5 + 3)+ 4 = 5+ (3+4) = 12

2. Sifat Komutatif
a+b=b+a
Contoh :
7+2=2+7=9
.

3. Unsur identitas terhadap penjumlahan bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau
netral terhadap penjumlahan
a+0=0+a
Contoh :
6+0=0+6

4. Unsur invers terhadap penjumlahan


Invers jumlah (lawan) dari a adalah –a
Invers jumlah (lawan ) dari –a adalah a
Contoh:
5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

5. Bersifat Tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat
juga.
a dan b € bilangan bulat maka a + b = c ; c € bilangan bulat
contoh : 4 + 5 = 9 ; 4,5,9 € bilangan bulat
B. Pengurangan dan Sifat-Sifatnya
1. Untuk sembarang bilangan bulat berlaku
a-b = a + (- b)
a-(-b) = a + b
Contoh :
8-5 = 8 + (-5) = 3
7- (-4) = 7 + 4 = 11

2. Sifat Komutatif dan asosiatif tidak berlaku


a-b ≠ b – a
(a-b)-c ≠ a – ( b- c )
Contoh :
7-3 ≠ 3-7 4 ≠ -4
( 9 - 4 ) - 3 ≠ 9 – (4 – 3 ) ≠8
3. Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat
a – 0 = a dan 0 – a = -a

4. Bersifat tertutup yaitu apabila dua bilangan bulat dikurangkan


hasilnya adalah bilangan bulat juga.
a dan b € bilangan bulat maka a-b = c ; c € bilangan bulat

Contoh: 7 – 8 = -1 ; 8 – 1 € bilangan bulat.


C. Perkalian dan Sifat-Sifatnya
1. a x b = ab
( Hasilnya perkalian bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif)
Contoh : 7 x 6 = 6 x 7 = 42
a x -b = -ab
( Hasil perkalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan
bulat negatif
Contoh :
3 x -4 = -12
-ax-b = ab
(Hasil perkalian dua bilangan negatif adalah bilangan bulat positif )
Contoh :
-4 x 5 = 20
2. Sifat Asosiatif
(axb)Xc = a x (b x c)
Contoh :
(2x3)x4 = 2 x ( 3 x 4 ) +24

3. Sifat Komutatif
axb=bxa
Contoh :
5 x 4 = 4 x 5 = 20

4. Sifat Distributif
a x ( b + c) = ( a x b ) + ( a x c)
Contoh:
3 x ( 2 + 6 ) = ( 3 x 2) + ( 3 x 6 ) = 24
5. Unsur identitas untuk perkalian
* Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol a x 0 = 0
* Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga
ax1=1xa=a

5. Bersifat Tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga.
a x b = c ; a,b.c € bilangan bulat
D. Pembagian dan Sifat-Sifatnya
1. Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif.
(+) : (+) = (+)
Contoh :
10 : 5 = 10

2. Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.
(-) : (-) = (+)
Contoh :
-10 : -5 = 2

3. Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negatif.
(+) : (-) = (-)
(-) : (+) = (-)
Contoh :
6 : -2 = -3
-12 : 3 = -4
4. Hasil bagi bilangan bulat dengan 0 (nol) adalah tidak terdefinisi.
a:0 Tidak terdefinisi (-)

0:a 0 (nol)

Contoh : 5 / 0 = - ( Tidak terdefinisi)

5. Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif


a:b≠b:a
(a:b):c ≠ a : (b:c)
Contoh :
4:2≠ 2:4 2≠ 1:2
(8:2): 4 ≠ 8 : ( 2:4 ) 1 ≠ 16

6. Bersifat tidak tertutup


Jika dua bilangan bulat dibagi hasilnya belum tentu bilangan bulat juga.
Contoh :
6:2 = 3 ( Bilangan bulat)
7:2 = 3,5 ( Bukan bilangan bulat, tapi hasilnya bilangan desimal)
4. Aturan pembulatan bilangan bulat, yaitu:

a. Pembulatan ke Puluhan Terdekat


Berikut ini aturan pembulatan bilangan ke puluhan terdekat:
1) Perhatikan angka pada satuan, jika angka satuan tersebut kurang dari 5, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan).
Contoh: 14. Bilangan satuannya adalah 4, yang berarti kurang dari 5. Oleh karena itu, bilangan 14 dibulatkan ke bawah menjadi 10. Jadi,
14 dibulatkan menjadi 10.

2) Jika angka satuan tersebut lebih dari dan sama dengan 5, yaitu 5, 6, 7, 8, 9 bilangan dibulatkan ke atas (puluhan ditambah 10). Contoh:
76 Bilangan satuannya adalah 6, yang berarti lebih dari 5. Oleh karena itu, bilangan 76 dibulatkan ke atas menjadi 80. Jadi, 76
dibulatkan menjadi 80

b. Pembulatan ke Ratusan Terdekat


Berikut ini aturan pembulatan bilangan ke ratusan terdekat :
1) Perhatikan angka pada puluhannya, jika angka puluhan tersebut kurang dari 50, yaitu 0 sampai dengan 49, bilangan dibulatkan ke
bawah (dihilangkan). Contoh: 347. Bilangan puluhannya adalah 40, yang berarti kurang dari 50. Oleh karena itu, bilangan 347 dibulatkan
ke bawah menjadi 300. Jadi, 347 dibulatkan menjadi 300.

2)Jika angka puluhan tersebut lebih dari dan sama dengan 50, yaitu 50 sampai dengan 99 bilangan dibulatkan ke atas (puluhan ditambah
100). Contoh: 676 Bilangan puluhannya adalah 70, yang berarti lebih dari 50. Oleh karena itu, bilangan 676 dibulatkan ke atas menjadi
700. Jadi, 676 dibulatkan menjadi 700.
c. Pembulatan ke Ribuan Terdekat

1) Berikut ini aturan pembulatan bilangan ke ribuan terdekat : Perhatikan angka pada ratusannya, jika angka ratusan
tersebut kurang dari 500, yaitu 0 sampai dengan 499, bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan). Contoh:
4.347. Bilangan ratusannya adalah 300, yang berarti kurang dari 500. Oleh karena itu, bilangan 4.347 dibulatkan
ke bawah menjadi 4.000. Jadi, 4.347 dibulatkan menjadi 4.000.

2) Jika angka ratusan tersebut lebih dari dan sama dengan 500, yaitu 500 sampai dengan 999 bilangan dibulatkan ke
atas (puluhan ditambah 1.000). Contoh: 6.676 Bilangan ratusannya adalah 600, yang berarti lebih dari 500. Oleh
karena itu, bilangan 6.676 dibulatkan ke atas menjadi 7.000. Jadi, 6.676 dibulatkan menjadi 7.000.

Ingat : Pada pembulatan bilangan ke puluhan terdekat perhatikan bilangan satuannya, pembulatan ke ratusan
terdekat perhatikan puluhannya, dan pembulatan ke ribuan terdekat perhatikan bilangan ratusannya.
No 5
Umumnya, para guru atau siswa belum paham benar menempatkan tanda – atau + sebagai
jenis suatu bilangan. Misalnya untuk bentuk “8 + (-5)”, masih banyak dari kalangan guru maupun
siswa yang membacanya “delapan ditambah minus lima” atau “delapan ditambah min lima”.
Sedangkan untuk bentuk (-5) – (-7) dibaca “min lima min min tujuh” atau “minus lima dikurangi
minus tujuh”.
Padahal bentuk seperti “8 + (-5)” harusnya dibaca “delapan ditambah negatif lima” atau
“delapan plus negatif lima”. Sedangkan untuk bentuk (-5) – (-7) harus dibaca “negatif lima
dikurangi negatif tujuh” atau “negatif lima minus negatif tujuh”. Jadi, kalau tanda – atau +
berfungsi sebagai operasii hitumg, maka harus dibaca “minus atau min atau kurang untuk tanda –
dan plus atau tambah untuk tanda +”. Sedangkan kalau tanda = atau + ditempatkan sebagai jenis
suatu bilangan, maka harus dibaca “negatif untuk tanda – dan positif untuk tanda +”.

Anda mungkin juga menyukai