Anda di halaman 1dari 37

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD

MODUL 3
BILANGAN BULAT

Disusun Oleh :

Hanik Nurul Farida ( )

Ika Dewi Kusumastuti ( 857712337)

Krisna Purwandari ( )

Vita Fanti Arica (857717644 ) 1


MODUL 3
BILANGAN BULAT

KB.1. Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam


Permasalahannya

KB.2. Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta


Sistem Persamaan Linear
KB.1. Pembelajaran materi bilangan bulat di
sd serta ragam permasalahannya

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang materi bilangan bulat


Perlu kita ingat ada beberapa bilangan yang kita tahu :
 Bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah.
 Bilangan 1, 2, 3, 4, … disebut bilangan asli (bilangan positif).
 Bilangan -1, -2, -3, -4, … disebut bilangan negatif.
 Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan positif, 0 (nol) dan
bilangan negatif. ( … -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ….).

3
Untuk menjelaskan ke peserta didik tentang macam bilangan di atas
adalah kita mulai dengan bilangan Asli mengapa demikian ? Karena
dari sejak kecil secara tidak langsung kita sudah di ajarkan oleh
orang tua kita tentang bilangan asli yaitu pada saat belajar
mengenal bilangan . kita dikenalkan dengan bilangan 1 , 2 , 3 , 4 ,… 
menggunakan jari kita. Bilangan – bilangan yang dikenalkan tersebut
merupakan anggota bilangan asli.
Kemudian setelah kita mengenal bilangan asli dikembangkan
dengan bilangan bulat yang didapat dari perluasan bilangan asli .
Bilangan bulat dapat digambarkan pada gambar garis bilangan
berikut :
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Urutan bilangan-bilangan bulat pada garis bilangan makin ke
kanan bilangan itu makin besar (lebih besar “>”) sedangkan
makin ke kiri bilangan itu makin kecil (lebih kecil “<“).
4
coba perhatikan contoh soal di bawah ini !
1  +   2  =  3
Kita tahu bilangan 1 , 2 , dan  3  adalah bilangan asli
Kesimpulannya :
hasil dari penjumlahan 2 bilangan asli akan
menghasilkan bilangan asli.
Berarti dari setiap bilangan asli a dan b selalu ada
bilangan asli c untuk melengkapi kalimat a + b = ….
Sehingga menjadi a + b = c
5
Jadi dengan adanya himpunan bilangan
bulat maka bentuk perlengkapan dari
kalimat-kalimat 6 +… = 4 ; 5 + … = 2 ; 7
+ … = 5 ; dan 9 + … = 4 dapat
ditentukan dengan cara atau langkah-
langkah sebagai berikut : bentuk 6 + …=
4 dapat di tulis sebagai 4 – 6 = … dan
untuk mendapatkan hasil ini dapat kita
lihat dengan peragaan berikut:
6
6
4
I I I I I I I I I I I I I

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Keterangan :
- Mula-mula dari skala 0 kita melangkah maju sebanyak empat langkah
sampai berhenti di sekala 4. Hal ini menunjukkan bilangan positif 4.
- Kemudian dari skala 4 tersebut kita mundur 6 langkah sampai berhenti di -2
dengan ujung panah tetap mengarah ke bilangan positif (mengapa?).
- Jadi bilangan -2 inilah yang merupakan bentuk pelengkap dari kalimat 6 + …
= 4, yaitu 6 + (-2)= 4 atau 4 -6 = -2.
7
Selanjutnya dengan cara yang sama, kita dapat
menentukan bentuk pelengkap dari kalimat-
kalimat 5 + … = 2 ; 7 + … = 5 ; dan 9 + … = 4,
yaitu -3, -2, dan -5.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya anda
pernah mendengar pernyataan-pernyataan
berikut :
1. hutang 50 rupiah
2. enam derajat di bawah nol
3. 150 meter di bawah permukaan laut
4. mengalami kerugian sebesar Rp1.500,00
5. turun harga sebesar Rp125,00 8
Dan pernyataan-pernyataan tersebut
merupakan bentuk aplikasi dari bilangan bulat
negatif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
proses pembelajaran matematika di sekolah
dasar perlu dijelaskan bahwa keberadaan
bilangan negatif memang perlu, misalkan
untuk mengetahui kedalaman laut, pengukur
suhu (temperatur) yang negatif setelah diukur
dengan thermometer, dan lain sebagainya
yang ada kaitannya dengan bilangan bulat.

9
A. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
(Penjumlahan dan Pengurangan)

Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistim


bilangan pada sisitem bilangan bulat dapat dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu :
1. tahap pengenalan konsep secara konkret
2. tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi
abstrak
3. tahap pengenalan konsep secara abstrak.
1. Tahap Pengenalan Konsep secara Konkret
Menggunakan 2 model peragaan yang dapat dikembangkan, yaitu pendekatan
himpunan (menggunakan peraga manik – manik) sedangkan model yang kedua
menggunakan hukum kekekalan panjang (menggunakan alat peraga balok
garis atau pita baris bilangan atau tangga bilangan).
 Alat peraga Manik-manik

Warna merah mewakili bilangan negatif warna kuning mewakili bilangan positif

Netral = bernilai 0

11
Contoh:
3 +(-5) = ...
3+(-5) = -2
Contoh:
3 - 5 =...

Akan diambil sebanyak 5 buah positif, tetapi hanya ada 3


buah?
3-5 =...
3-5 =-2
Alat Peraga Balok Garis Bilangan
Contoh : 3 + (-5) = ….

Jadi, 3 + (-5) = -2 17
2. Tahap pengenalan semi konkret atau semi abstak
 Garis Bilangan
Contoh:
1. 2 + 5 = ….

Jadi, 2 + 5 = 7

18
2. 2 + (−5) = ….

Jadi, 2 + (−5)= −3

3. (−2) + (−5) = ….

Jadi, (−2) + (−5) = −7


19
 Tahap pengenalan semi konkret atau semi abstrak untuk
pengurangan
 Garis Bilangan
Contoh :
1. 4 − 6 = ….

Jadi 4 − 6 = −2

20
2. 4 − (−6) = ….
Contoh : 4-6

Jadi, 4 − (−6) = 10

3. −4 − (−6) = ….

Jadi, −4 − (−6) = 2 21
B. Sifat-Sifat Operasi Penjumlahan
Bilangan Bulat
1. Sifat tertutup
2. Sifat pertukaran (komutatif)
3. Sifat asosiatif
4. Sifat bilangan nol (Unsur Identitas
Penjumlahan)
5. Sifat invers penjumlahan (Lawan
Suatu Bilangan)
22
1. SIFAT TERTUTUP
Maksud dari sifat tertutup adalah apabila kita
menjumlahkan dua bilangan bulat maka hasilnya adalah
bilangan bulat atau himpunan dari bilangan bulat.
Contoh :
1 + 3 = 4
1 + (−3) = −2
menghasilkan bilangan bulat yaitu 4  dan −2

2. SIFAT PERTUKARAN ( KOMUTATIF )


Pada sifat komutatif berlaku ketentuan a + b = b + a
Contoh :
5 + 3 = 3 + 5
8   =    8

23
3. SIFAT PENGELOMPOKAN ( ASOSIATIF )
Pada sifat asosiatif berlaku ketentuan (a + b)+ c  =  a + (b + c)
Contoh :
(1 + 2) + 3 =  1 + (2 + 3)
3    + 3 =  1  +  5
6    =    6

4. SIFAT BILANGAN NOL ( Unsur Identitas Penjumlahan)


Unsur identitas adalah apabila suatu bilangan dijumlahkan
dengan bilangan tersebut maka hasilnya  tidak berubah
atau bilangan itu sendiri. Maka berlaku ketentuan: a + 0 = a
Contoh :
-3 + 0 = -3
0 + 5  = 5

24
5. SIFAT INVERS PENJUMLAHAN (Lawan Suatu Bilangan)
a invers nya  – a
-a inversnya a
Berlaku ketentuan:
a + (-a )  =  0
( -a )  +  a  =  0

25
C. Sifat-Sifat Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
1. Sifat Tertutup
Untuk memahami sifat tertutup pada pengurangan bilangan
bulat, perhatikan contoh-contoh di bawah ini.
a) 9 – 2 = 7
■ 9 dan 2 adalah bilangan bulat
■ Hasil penjumlahannya 7 juga merupakan bilangan bulat
b) (-11) – (-9) = -2
■ (-11) dan (-9) adalah bilangan bulat
■ Hasil penjumlahannya -2 juga merupakan bilangan bulat
c) -12 – 25 = -37
■ -12 dan 25 adalah bilangan bulat
■ Hasil penjumlahannya -37 juga merupakan bilangan bulat
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengurangan bilangan bulat akan
selalu menghasilkan bilangan bulat juga.
26
2. SIFAT INVERS PENGURANGAN (Lawan Suatu Bilangan)
Jika a adalah bilangan positif, maka –a adalah bilangan negatif.
Jika b adalah bilangan negatif maka –b adalah bilangan
positif.
Perhatikan penjelasan berikut ini.
Jika a = 5 (bilangan positif) maka –a = –5 (bilangan negatif).
Jika b = –8 (bilangan negatif) maka –b = –(–8) = 8 (bilangan
positif).

27
Contoh:
a) 2 – (–3) = 2 + 3 = 5
b) –2 – (–3) = –2 + 3 = 1
c) –2 – 3 = –5

Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa:

Untuk setiap a dan b bilangan bulat, berlaku:


1) a − (−b) = a + b
2) −a − (−b) = −a + b
28
D. Tahap Pengenalan Konsep Secara Abstrak
Perhatikan contoh berikut!
1. 2 + 5 = 7
2. 2 + (-5) = - 3 atau (-5) + 2= -3
3. (-2) + 5 = 3 atau 5 + (-2) = 3
4. (-2) + (-5) = - 7

E. Ragam Permasalahan dalam Pembelajaran Bilangan Bulat


1. penggunaan garis bilangan yang tidak konsisten
2. salah penafsiran a + (-b) dan bentuk a- (-b)
3. tidak dapat membedakan – atau + sebagai operasi hitung dan
sebagai jenis suatu bilangan
4. kurang tepat meberikan pengertian bilangan bulat
5. sulit menjelaskan secara abstrak
29
KB.2. Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta
Sistem Persamaan Linear
A. Operasi Hitung Perkalian Bilangan Bulat dalam Tahap Pengenalan
secara Konkret

Contoh:
1. 3 × 2 = ….

Jadi, 3 × 2 = 6

30
2. −3 × 2= ….

Jadi, −3 × 2= −6
3. −3 × −2= ….

Jadi, −3 × −2 = 6 31
Operasi Hitung Perkalian Bilangan Bulat dalam Tahap
Pengenalan secara Semi Konkret atau Semi Abstrak

32
B. Sifat-Sifat Perkalian Bilangan Bulat
Sifat Perkalian Bilangan Bulat
 Sifat tertutup
 Sifat komutatif (pertukaran)
 Sifat asosiatif
 Sifat Identitas Perkalian 1
 Sifat distribusi perkalian

C. Operasi Pembagian pada Bilangan Bulat


Aturan pembagian bilangan bulat

33
D. Persamaan dan Pertidaksamaan dengan Satu Peubah
Persamaan satu peubah
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari :
1. x + 3 = 10
Penyelesaian:
X + 3 = 10
X + 3 – 3 = 10 – 3
X=7
HP = {7}
2. 3x - 2 = 2x + 10
Penyelesaian:
3x – 2 = 2x + 10
3x - 2 - 2x = 10
X - 2 = 10
X = 10 + 2
X = 12
HP = {12}
34
 
3. Suatu persegi panjang diketahui panjangnya (x+3) cm dan lebarnya (x+2) cm
a. Nyatakan keliling dalam bentuk sederhana
b. Bila keliling 42 cm, hitunglah x
c. Berapa cm panjang dan lebar persegi panjang tersebut?
Penyelesaian :
a. K =2(p + l) = 2((x + 3) +(x + 2) ) = 2(2x + 5) = 4x + 10
b. 4x + 10 = 42
4x = 42 – 10
4x = 32
X=
X=8
c. Panjang = (x + 3) = (8 + 3) = 11 cm
Lebar = (x + 2) = (8 + 2) = 10 cm

35
Pertidaksamaan satu peubah
Contoh:
Tentukan Himpunan penyelesaian:
1. x + 5 < 13 dengan x bilangan bulat
Penyelesaian:
X + 5 < 13
X + 5 – 5 < 13 -5
X<8
HP = {….,-3,-2,1,2,3,4,5,6,7}

2. X + 5 < 13 dengan x bilangan bulat


Penyelesaian:
X + 5 < 13
X + 5 – 5 < 13 -5
X<8
HP = {….,-3,-2,1,2,3,4,5,6,7} 36
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

37

Anda mungkin juga menyukai