com
BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN
A. Bilangan Bulat
I.
Pengertian
Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan
bilangan bulat negatif.
Bilangan bulat digambarkan pada garis bilangan sbb:
-4
-3
-2
-1
4+3=7
6 - 4 = 6 + (-4) = 2
-3 + (-2) = - (3+2) = -5
9 (-5) = 9 + 5 = 14
contoh:
63 = 6 x 6 x 6 = 216
(-5)3 = (-5) x (-5) x (-5) = (25) x (-5) = -125
2. Akar Kuadrat dan Akar Pangkat Tiga
- Akar Kuadrat
Merupakan kebalikan dari kuadrat (pangkat dua).
Lambangnya
contoh:
2
2
49 = 7, karena 7 = 49 dan (-7) = 49
2
2
121 = 11 karena 11 = 121 dan (-11) = 121
contoh:
27 = 3, karena 3 = 27
3
125 = 5, karena 5 = 125
(Cara menghitung cepat akar kuadrat dan akar pangkat tiga ada di lampiran
bag akhir)
B. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut
; a = pembilang dan b = penyebut
c. Pecahan desimal
perseratusan menjadi
175 x
=1
=1
d. Pecahan Persen
= 0, 35
x 100 % =
=
=
% = 75 %
= 40 %
= 45 %
e. Pecahan permil
=2%
Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan mengalikan
penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:
+
) (
atau (
) (
contoh:
+
) (
+4
=5+4+
=9+
=9
+3
= 1+ 3+
) (
=(
+
)
=4+
=4
0,75
0,655 +
1,405
15,546
1,75
0.40 +
17,696
b. Pengurangan
sama dengan penjumlahan pengurangan juga terdiri dari
- pengurangan pada pecahan biasa
penyebutnya disamakan dulu baru dijumlah
contoh:
-
Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan mengalikan
penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:
-
) (
atau (
) (
contoh:
-
) (
-3
= (4 3)+(
)= 1 +
=1
-1
-
=( 3 1)+ (
=(
) (
)= 2 + ( =
)= 2
:
:
13,54 - 1,75 =
13,54
1,75 11,79
c. Perkalian
- Perkalian pada pecahan biasa
dilakukan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut
dengan penyebut.
x
contoh:
x
= =1
x 3 =
= x
=9
35
67 x
245
210 +
2345 karena jumlah tanda koma ada 2 maka hasil:
3,5 x 6,7 = 23,45
4,54 x 5,75 =..... jumlah tanda koma 2 + 2 = 4
454
575 x
2270
3178
2270 +
261050
Hasil perkalian desimal dengan angka 10, 100, 1000 dst hasilnya ditentukan
dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan banyaknya angka
nol.
contoh:
2,456 x 10 = 24,56 bergeser 1 kali ke kanan
2,456 x 1000 = 2456 bergeser 3 kali ke kanan
d. Pembagian
- Pembagian pada pecahan biasa
Apabila pecahan biasa dibagi dengan pecahan biasa, maka hasilnya adalah
perkalian pecahan biasa yang dibagi dengan kebalikan dari pecahan pembagi
:
contoh:
:
= x
c = bilangan asli
contoh:
:3= x =
=cx
contoh:
5:
=5x
= 11
=2
15
29 435
29 145
145 0
Jadi 43,5 : 2,9 = 15
BAB II
BENTUK ALJABAR
3. 2x2
5q
b. Pengurangan
ax - bx = (a-b)x
ax - b - cx - d = (a - c)x - (b+d)
contoh :
1. 7x 3x = ?
2. 5x 8 2x 1 = ?
jawab :
1. 7x 3x = (7-3)x = 4x
2. 5x 8 2x 1 = (5-2)x (8+1) = 3x - 9
2. Perkalian dan Pembagian
- Perkalian
a. Perkalian konstanta dengan bentuk aljabar
a(bx+cy) = abx + acy
contoh :
1. 5 (2x+4y) = 10x + 20y
2. -3(3x-2y) = -9x + 6y
b. Perkalian bentuk aljabar dengan bentuk aljabar
ax(bx+cy) = ab x2 + acxy
ay(bx+cy) = abxy + ac y 2
(x+a) (x+b) = x2 + bx + ax +ab
contoh :
1. 3x(2x+3y) = 6 x2 + 9xy
2. (3x+y) (x-2y) = 3 x . x + (3x . -2y) + y. x + (y . -2y)
= 3 x2 + (-6xy)+xy+(-2 y2 )
= 3x2 - 5xy - 2 y2
- Pembagian
Contoh:
1. (8x+4):4 =
2. 12a2 : 3a =
(8x + 4) = 2x + 1
= 4a
3. Pemangkatan
Sifat-sifat pemangkatan bilangan bulat berlaku juga pada pemangkatan bentuk
aljabar.
Contoh:
1. (3x)2 = 3x . 3x = 9 x 2
2. (2xy)2 = 2xy . 2xy = 4x2y2
a. Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x + y
contoh:
(x + y)2 = (x+y) (x+y)
= (x+y) x + (x+y) y
= x2 + xy + xy + y2
= x2 + 2xy + y2
b.Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x - y
contoh:
(x - y)2 = (x - y) (x - y)
= (x- y) x - (x - y) y
= x2 - xy - xy + y2
= x2 - 2xy + y2
(x+y)1 = x + y
(x+y)2 = x2 + 2xy + y2
1
1
1
1
2
3
1
3
1
4
dan seterusnya
c. Kuadrat sempurna
x2 + 2xy + y2 = (x + y)2
x2 - 2xy + y2 = (x - y)2
contoh:
x2 + 8x + 16 = (x + 4)2
x2 8x + 16 = (x 4)2
d. Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a = 1
ax2 + bx + c = (x + m) (x + n)
dengan m + n = b dan m.n = c
Contoh:
x2 + 7x + 12 = (x + 4) ( x + 3)
m + n = 7 dan m . n = 12
yang memenuhi adalah m= 4 dan n= 3 atau m= 3 dan n= 4
e. Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a 1
a.c = m. n dan m + n = b
Contoh:
2x2 + 3x + 1 = 0
2 . 1 = m . n dengan syarat m + n = 3
yang memenuhi adalah m = 2 dan n = 1 atau sebaliknya
maka
2x2 + 3x + 1 = 0 menjadi 2x2 + 2x + x + 1 = 0
2x (x + 1) + 1 (x+1) = 0
(2x + 1 ) (x + 1)
, dan sebagainya
+ =
1.
2.
=
=
)(
=
2. Perkalian dan Pembagian
a. Perkalian
Pada perkalian bentuk pecahan penyelesaiannya dengan cara mengalikan
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
x =
contoh:
x
b. Pembagian
Pada pembagian bentuk pecahan penyelesaiannya sama dengan bentuk pecahan
biasa.
: = x
Contoh:
:
=
3. Pemangkatan
Pemangkatan pecahan bentuk aljabar adalah perkalian pecahan bentuk aljabar itu
sendiri sebanyak n kali.
contoh:
=
=
(
=(
)(
= 3 ( 1 + 2x) = 3 + 6x
= x+6
Faktor prima:
12xy2 = 22 . 3 . x . y2
24xyz2 = 23 . 3 . x . y . z2
8x2yz = 22. x2. y. z
FPB = 22 .x . y = 4xy
KPK = 23.3. x2. y2. z2 = 24 x2 y2 z2
BAB III
PERSAMAAN dan PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
VARIBEL
A. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan
dengan tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel berpangkat
satu.
1. Bentuk Umum Persamaan Linear Satu Variabel
Bentuk umum Persamaan Linear Satu Variabel :
ax + b = c
dengan:
- a 0 ; x disebut variabel/peubah
- Semua suku di sebelah kiri tanda = disebut ruas kiri
- Semua suku di sebelah kanan tanda = disebut ruas kanan
Contoh:
1. x - 4 = 0
2. 5x + 6 = 16
Catatan :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel
dan belum diketahui nilai kebenarannya.
contoh:
x + 2 =5
p+1=7
x dan p disebut variabel
Jika x dan p diganti dengan suatu bilangan/angka maka kalimat matematika
terbuka tersebut merupakan suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau
salah.
Jika x dalam kalimat terbuka di atas diganti dengan nilai x = 3 maka x + 2 menjadi
=8
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama
Suatu PLSV dikatakan ekuivalen (sama) apabila kedua ruas dikalikan
atau dibagi dengan bilangan yang sama.
contoh:
Tentukan penyelesaian dari
=6
Jawab:
(1) kalikan kedua ruas dengan penyebutnya (dalam soal di atas adalah 3)
. 3 = 6. 3
2x = 18
(2) bagi kedua ruas dengan koefisien dari x yaitu 2
=
x=9
3. Menyelesaikan PLSV dengan menggunakan gabungan dari 1 dan 2 di atas.
contoh :
Carilah penyelesaian dari :
3 (3x + 2) = 6 ( x -2)
jawab :
9x + 6 = 6x 12
9x + 6 6 = 6x 12 6 kedua ruas dikurang 6
9x = 6x 18
9x 6x = 6x 18 6x kedua ruas dikurangi -6x
3x = -18
=
x=-6
B. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dinyatakan
dengan menggunakan tanda/lambang ketidaksamaan/pertidaksamaan
dengan satu variable (peubah) berpangkat satu.
Lambang pertidaksamaan
>
<
Arti
Lebih dari
Lebih dari atau sama dengan
Kurang dari
Kurang dari atau sama
dengan
contoh :
3x + 6 2x 5
5q 1 < 0
x dan q disebut variabel
1. Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
1. Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan
yang sama
contoh :
carilah penyelesaian x + 6 8
jawab :
x+66 86
x 2
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama.
Jika dikalikan atau dibagi bilangan negatif maka tanda pertidaksamaannya
dibalik
contoh :
1. Carilah penyelesaian 2x 4 < 10
jawab :
2x 4 + 4 < 10 + 4
2x < 14
<
x<7
2. Carilah penyelesaian 3 4x 19
Jawab:
3 4x - 3 19 3
-4x 16
-x 4
-x . -1 4 . -1
x-4
BAB IV
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
A. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua variabel
dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu.
Bentuk Umum PLDV :
ax + by = c
x dan y disebut variabel
B. Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear dua variable adalah dua persamaan linear dua
variable yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu
penyelesaian.
Bentuk umum SPLDV :
ax + by = c
px + qy = r
dengan :
x , y disebut variabel
a, b, p, q disebut keifisien
c , r disebut konstanta
C. Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
Cara penyelesaian SPLDV dapat dilakukan dengan cara :
1. Substitusi
Menggantikan satu variable dengan variable dari persamaan yang lain.
contoh :
Carilah penyelesaian sistem persamaan
+2 =8
2 =6
jawab :
Kita ambil persamaan pertama yang akan disubstitusikan yaitu x + 2y = 8
Kemudian persamaan tersebut kita ubah menjadi x = 8 2y,
Kemudian persamaan yang diubah tersebut disubstitusikan ke persamaan
2x y = 6 menjadi :
2 (8 2y) y = 6 (x persamaan kedua menjadi x = 8 2y)
16 4y y = 6
16 5y = 6
-5y = 6 16
-5y = -10
5y = 10
y= =2
masukkan nilai y=2 ke dalam salah satu persamaan :
x + 2y = 8
x + 2. 2 = 8
x+4=8
x=8-4
x=4
Jadi penyelesaian dari sistem
2. Eliminasi
+2 =8
adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
y =
y=5
masukkan nilai y = 2 ke dalam salah satu persamaan
x +2y=8
x + 2. 2 = 8
x+4=8
x=84
x=4
Jadi penyelesaian dari sistem
(ii) mengeliminasi variable y
+2 =8
adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
x + 2y = 8 | x 1 | x + 2y = 8
2x y = 6 | x 2 | 4x - 2y = 12 +
5x
= 20
x
= 4
+2 =8
adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
* catatan
nilai + atau digunakan untuk menghilangkan/eliminasi salah satu variable agar
menjadi 0
Contoh di atas:
(i) yang dieliminasi adalah x :
x dalam persamaan satu + dan persamaan dua + , untuk eliminasi digunakan
tanda
(ii) yang dieliminasi adalah y :
y dalam persamaan satu +, persamaan dua - , untuk eliminasi digunakan
tanda +
3. Grafik
Dengan menggambarkan persamaan linearnya pada koordinat Cartesius, titik
potong dari kedua persamaan linier tersebut merupakan penyelesaiannya.
Contoh:
Carilah penyelesaian dari:
+ =8
2 =4
Jawab:
=2
Maka persamaan garis 2x y = 4 adalah melalui titik (0, -4) dan (2,0)
dari gambar grafik terlihat titik potong garis x + y = 8 dan 2x y = 4 adalah (4,4).
+ =8
Jadi penyelesaian dari
adalah x = 4 dan y = 4
2 =4
Contoh soal penggunaan sistem persamaan linear dua variabel :
Harga 2 buah mangga dan 3 buah jeruk adalah Rp. 6000, kemudian apabila harga
untuk membeli 5 buah mangga dan 4 buah jeruk adalah Rp11.500,Berapa jumlah uang yang harus dibayar apabila kita akan membeli 4 buah mangga
dan 5 buah jeruk ?
Jawab :
Dalam menyelesaikan persoalan cerita seperti di atas diperlukan penggunaan
model matematika.
Misal: harga 1 buah mangga adalah x dan harga 1 buah jeruk adalah y
Maka model matematika soal tersebut di atas menjadi :
2x + 3 y = 6000
5x + 4 y = 11500
Ditanya 4 x + 5 y = ?
Kita eliminasi variable x :
2x + 3 y = 6000 | x 5 |
5x + 4 y = 11500 | x 2 |
10x + 15 y = 30.000
10x + 8 y = 23.000 - (- karena x persamaan 1 dan 2 +)
7y = 7.000
y = 1.000
BAB V
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang
jelas.
Contoh:
1. A adalah himpunan bilangan genap antara 1 sampai dengan 11.
Anggota himpunannya adalah 2,4,6,8,10.
Jadi A = {2,4,6,8,10}
2. B adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
Anggota himpunannya adalah 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Jadi B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
3. C adalah himpunan nama bulan yang huruf depannya J
Anggota himpunannya adalah Januari, Juni, Juli
Jadi C = {Januari, Juni, Juli}
B. Anggota Himpunan
Anggota himpunan adalah semua benda atau obyek yang terdapat di dalam himpunan.
Anggota himpunan dinyatakan dengan notasi dan jika bukan anggota himpunan
dinyatakan dengan notasi .
Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A).
Contoh:
A adalah himpunan bilangan prima kurang dari 10 ditulis:
A={bilangan prima kurang dari 10} atau A = {2,3,5,7}
maka 2 A, 3 A, 5 A, 7 A sedangkan 1 A, 4 A, 6 A, 8 A, 9 A
Banyak anggota himpunan A adalah n(A) = 4
Dengan Kata-kata
A adalah himpunan
Bilangan genap di bawah 10
B adalah himpunan
kelipatan 5 di bawah 20
D. Macam-macam Himpunan
Notasi Pembentuk
Himpunan
A={x|x < 10
x bilangan genap}
B={x|x < 20
x kelipatan 5}
Mendaftarkan
Anggotanya
A= {2,4,6,8}
B={5,10,15}
1. Himpunan kosong
Himpunan yang tidak mempunyai anggota, dilambangkan dengan { } atau
contoh:
P adalah himpunan nama bulan yang diawali huruf K.
Tidak ada nama bulan yang diawali dengan huruf K, maka P={ }
2. Himpunan terhingga
Himpunan yang banyak anggotanya terhingga atau terbatas
contoh:
P adalah himpunan bilangan genap di bawah 5, ditulis P ={2,4}
3. Himpunan tak terhingga
Himpunan yang banyak anggotanya tak terhingga atau tak terbatas.
contoh:
Q adalah himpunan bilangan cacah, ditulis Q={0,1,2,3,...}
4. Himpunan semesta
Himpunan yang memuat semua objek (anggota himpunan) yang dibicarakan.
Himpunan semesta dilambangkan dengan S.
contoh:
R={1,2,3,4,5}
Himpunan semesta yang mungkin adalah:
S={bilangan asli di bawah 10}, S={Bilangan cacah} dsb.
5. Himpunan Bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A
menjadi anggota B, ditulis dengan notasi A B.
contoh:
A={2,4}
B={1,2,3,4,5}
maka A B
Himpunan A dengan banyak anggota n(A) mempunyai himpunan bagian yang
mungkin dari himpunan itu sebanyak
2n(A).
contoh:
Diketahui himpunan A={2,3,5} n(A) = 3
Banyak himpunan yang mungkin dari himpunan A adalah :
2n(A)= 23 = 8
Contoh:
S= {2,4,6,8,10,12,14,16,18,20}
A={2,4,6,8,10,12}
B={10,12,14,16,18,20}
Diagram Vennnya:
A
.2
B
.14
. 4 .10 .16
.6
.12 .18
.8
.20
F. Operasi pada Himpunan
1. Irisan Himpunan
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan
anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B.
Irisan himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A B = {x| x A dan x B}
Contoh:
Diketahui:
A={bilangan ganjil kurang dari 10}
B={bilangan prima kurang dari 10}
carilah A B dan gambar diagram Vennnya!
Jawab:
A={1,3,5,7,9}
B={2,3,5,7}
A B = { 3,5,7 }
Diagram Vennnya:
S
.1
.9
.3
.5
.7
.2
2. Gabungan Himpunan
Gabungan dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan himpunan A saja atau himpunan B saja.
Gabungan himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A B = {x| x A atau x B}
Diagram Vennnya:
S
.3
.5
.2
.4
.6
.8
3. Selisih Himpunan
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan anggota A yang tidak menjadi
anggota B.
Selisih himpunan A dan B dinotasikan dengan: A B, dibaca A kurang B
contoh:
Diketahui:
A={1,2,3,4,5}
B={4,5,6,7,8}
Tentukan A B!
Jawab:
A-B = {1,2,3,4,5} - {4,5,6,7,8} = {1,2,3}
4. Jumlah Himpunan
Jumlah himpunan A dan B adalah himpunan dimana anggotanya adalah
gabungan A dan B tetapi bukan irisan A dan B.
contoh:
Diketahui:
A={a,b,c,d,e,f}
B={d,e,f,g,h,i}
Tentukan A + B!
Jawab:
A+B= {a,b,c,d,e,f} + {d,e,f,g,h,i} = {a,b,c,g,h,i}
5. Komplemen
Jika S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu himpunan.
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota
himpunan S yang bukan anggota himpunan A.
Komplemen A dinotasikan dengan
contoh:
S={1,2,3,4,5,6}
A={4,5,6}
tentukan AC !
Jawab:
AC = {1,2,3}
atau AC
2. Asosiatif
(A B) C = A (B C)
(A B) C = A (B C)
3. Distributif
A (B C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
4. Dalil De Morgan
Komplemen himpunan A adalah himpunan yang anggota-anggotanya bukan
anggota A dan dilambangkan dengan AC.
(A B)C = AC BC
(A B)C = AC BC
BAB VI
ARITMETIKA SOSIAL
A. Untung dan Rugi
Jika harga jual lebih besar dari harga beli maka didapat keuntungan atau laba.
Sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari harga belinya maka akan rugi. Harga
beli biasa disebut dengan modal.
Untung
Rugi
Besarnya keuntungan
Besarnya kerugian
Contoh soal:
1. Seorang pedagang kambing membeli seekor kambing dengan harga
Rp. 1.200.000. Kemudian kambing tersebut dijual dengan harga Rp. 1.750.000,Berapa keuntungan yang didapat?
Jawab:
harga beli = Rp. 1.200.000
harga jual = Rp. 1.750.000
Besarnya keuntungan = harga jual harga beli
= Rp. 1.750.000 - Rp. 1.200.000
= Rp. 550.000,2. Seorang pedagang ayam membeli ayam kampung sebanyak 100 ekor dengan
harga Rp. 2.000.000,- Dalam perjalanan ternyata ada ayam yang mati sebanyak
15 ekor. 30 ekor ayam laku dijual dengan harga Rp.25.000 per ekor, sedangkan
sisanya dengan harga Rp. 20.000,- Berapa besarnya keuntungan atau kerugian
yang didapat ?
Jawab:
Harga pembelian
Harga jual 30 ekor
x 100 %
Prosentase kerugian =
x 100 %
Contoh:
1. Seorang pedagang di pasar membeli sekeranjang jeruk yang berisi 200 buah
seharga Rp.100.000. Jika tiap jeruk dijual dengan harga Rp.750, berapa %
keuntungannya?
Jawab:
Besarnya keuntungan
Prosentase keuntungan =
x 100 %
x 100 %
= 0,5 x 100%
= 50 %
2. Adnan membeli sepeda baru dengan harga Rp. 400.000, setelah beberapa
bulan
sepedanya dijual dengan kerugian 10% . Berapa harga penjualannya?
Jawab:
Harga pembelian = Rp. 400.000,Rugi
= 10 %
Rugi dalam rupiah = 10 % x Rp. 400.000
=
x Rp. 400.000
= Rp. 40.000
Maka harga jualnya adalah = Rp. 400.000 Rp. 40.000 = Rp. 360.000,Jika diketahui prosentase untung atau ruginya saja:
Harga pembelian =
Harga pembelian =
%
%
%
%
x untung
x rugi
Contoh soal:
1. Sebuah tas dijual dengan mendapat untung 20 % atau Rp.20.000,Berapa harga pembelian dan penjualannya ?
Jawab:
Harga pembelian =
=
%
%
%
x untung
x Rp. 20.000
= 5 x Rp. 20.000
= Rp.100.000,Harga jual = harga beli + untung
= Rp.100.000 + Rp.20.000,= Rp. 120.000,2. Pak Ali, seorang pedagang sepeda mendapat kerugian 25 % atau
Rp.150.000,Berapa harga pembelian dan penjualannya?
Jawab:
Harga pembelian =
=
x rugi
x Rp. 150.000
= 4 x Rp. 150.000
= Rp. 600.000
Harga jual = harga beli rugi
= Rp. 600.000 Rp. 150.000
= Rp. 450.000,C. Pajak, Diskon/Potongan Harga/Rabat, Bruto, Tara dan Neto
1. Pajak
- Pajak penghasilan (PPh)
PPh = gaji awal gaji yang diterima
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN = harga beli konsumen harga awal
2. Diskon/Potongan Harga/Rabat
Diskon/Potongan Harga/Rabat = Harga Semula Harga yang dibayar
3. Bruto
Bruto adalah berat kotor barang, berat barang beserta tempatnya
4. Tara
Berat kemasan atau berat tempat suatu barang
5. Neto
Berat bersih barang atau berat barangnya saja
Hubungan Bruto, Tara dan Neto
Bruto = Tara + Netto
Tara = Bruto Netto
Neto = Bruto Tarra
Persen Tarra =
x 100 %
pengertian:
kita ambil contoh beras dalam karung.
Bruto berat beras + karungnya
Tara berat karungnya saja
Neto berat berasnya saja
Contoh soal:
1. Seorang pegawai Negri di suatu Departemen mendapat gaji perbulan
Rp. 2500.000,- dengan penghasilan tidak kena pajak Rp. 900.000,- Jika besar pajak
penghasilan 15 %. Berapa besar gaji yang diterima pegawai Negeri tersebut?
Jawab:
Besar gaji kena pajak = Rp.2500.000 - Rp.900.000 = Rp. 1.600.000
Besar pajak penghasilan = 15 % x Rp.1600.000 = Rp. 240.000
Jadi besar gaji yang diterima = Rp. 2.500.000 Rp.240.000
= Rp. 2.260.000
2. Sebuah kaleng susu bertuliskan Netto 400 gram. Setelah dibeli kaleng susu yang
masih utuh tersebut ditimbang di rumah didapat beratmya 550 gram. Berapakah
Tarranya?
Jawab:
Netto = 400 gr
Bruto = 550 gr
Tarra = Bruto Netto
= 550 gr 400 gr
= 150 gr
3. Seorang pedagang sembako membeli sekarung kacang tanah seberat 60 kg dengan
tarra 3kg. Berapa Netto dan prosentase taranya?
Jawab:
Bruto = 60 kg
Tarra = 3 kg
Netto = Bruto Tarra
= 60 -3
= 57 kg
Persen Tarra =
=
x 100 %
x 100 %
=5%
x 360
Suku bunga =
x 100 %
x 12
x 100 %
Bunga =
Modal =
Waktu =
Suku bunga =
Ketentuan:
1 bulan = 30 hari
1 tahun = 360 hari
x 100 %
Contoh soal:
Bunga Harian
1. Sebuah Bank memberikan bunga 18 % pada setiap nasabahnya. Jika dalam
waktu 20 hari seorang nasabah memperoleh bunga Rp. 50.000,- Berapa besar
tabungan nasabah tersebut?
Jawab:
suku bunga
bunga
waktu
= 20 %
= Rp. 50.000,= 20 hari
%
Bunga Harian =
M=
untuk harian
= 18 x 5 x 50.000
= 90 x 50.000
= Rp. 4.500.000,Jadi besar tabungan nasabah tersebut adalah Rp. 4.500.000,2. Bu Ade menyimpan uang di Bank BCA sebesar Rp. 2000.000,- dengan suku
bunga 14% tiap tahun. Setelah berapa lama Bu Ade mendapat bunga
Rp. 70.000,- ?
Jawab:
Modal = Rp. 2.000.000
Suku bunga = 14 %
Bunga 1 tahun =
x Rp, 2000.000
= Rp. 280.000,-
lama hari =
=
x 360
x 360
= 630 hari
Jadi Bu Ade mendapat bunga Rp. 70.000 setelah menabung selama 630 hari
Bunga Bulanan
1. Amir menyimpan uang di BNI sebesar Rp. 1.500.000 dengan bunga 12 % tiap
tahun. Berapa bunga yang diterimaAmir selama 5 bulan?
Jawab:
Modal = Rp. 1.500.000
Suku bunga = Rp. 12 %
Waktu = 6 bulan
Bunga =
=
= 6 x 15000
= Rp. 90.000,Jadi bunga yang diterima Amir selama 6 bulan adalah Rp. 90.000,2. Uang tabungan Ali di suatu bank sebesar Rp. 1.000.000,- 9 bulan kemudian uang
tabungannya menjadi Rp. 1.090.000,-. Berapa prosentase bunga yang diterima
Ali?
Jawab:
Modal = Rp. 1.000.000
Bunga 9 bulan = Rp. 1.090.000 Rp. 1000.000 = Rp. 90.000
Bunga setahun =
Suku bunga =
=
x 100 %
.
x 100 %
= 12 %
Jadi prosentase bunga yang diterima Ali adalah 12 %
Bunga Tahunan
1. Pak Zakaria menabung di suatu bank sebesar Rp. 5000.000,- Dengan suku
bunga 12 % . Berapa bunga yang diterimanya selama 3 tahun?
Jawab:
Modal = Rp. 5.000.000
Suku bunga = 12 %
waktu = 3 tahun
Bunga =
.
= 36 x 50.000
= Rp. 1800.000,2. Besar bunga selama 4 tahun Rp. 450.000 dengan suku bunga 15 %, Berapakah
BAB VII
PERBANDINGAN
A. SKALA
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar (peta) dengan ukuran
sebenarnya.
(
Skala =
= 1 : 2000.000
2. Jarak kota A ke kota B pada peta 5 cm dengan skala 500.000. Berapakah jarak
sesungguhnya?
Jawab:
Skala =
jarak sebenarnya =
jarak sebenarnya =
= 5 cm . 500.000 = 2500.000 cm
= 250.000 m = 250 km
3. Seorang drafter membuat peta jalan yang panjangnya 100 km dengan skala
1:200.000.
Berapa jarak jalan tersebut pada peta?
Jawab:
Skala =
= 0,5 m = 50 cm
B. Perbandingan
1. Perbandingan Senilai
Perbandingan antara a dan b selalu berbanding lurus yang artinya jika nilai a naik
maka nilai b juga naik demikian juga jika nilai a turun maka nilai b juga turun.
a : b = c : d atau
perhatikan tabel!
No
1
2
3
Harga (Rp)
10.000
50.000
100.000
Banyak Mangga dan harga berbanding lurus, artinya jika mangga bertambah
banyak berarti harga juga bertambah naik.
contoh:
Perbandingan jumlah uang Budi dan Tono adalah 4:5, jika uang Budi Rp.1000.000,
berapa jumlah uang Tono?
Jawab:
Uang Tono = x Rp. 1000.000 = Rp.1.250.000,-
Perhatikan tabel!
No
1
2
3
Kecepatan (Km/jam)
60 km/jam
30 km/jam
15 km/jam
Waktu (Jam)
2 jam
4 jam
8 jam
2 bulan
16 orang
a bulan
Lama waktu pengerjaan :
8 x 2 = 16 x a
a=
= 1 bulan
Jawab:
Faktor pengecilannya adalah :
=
= kali
BAB VIII
BILANGAN BERPANGKAT
A. Pangkat Positif, Nol dan Negatif
Pangkat atau eksponen adalah salah satu operasi hitung.
Bentuk Umum:
an = a x a x a x a x .....x a
banyaknya n faktor
contoh: 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
Sifat-sifat:
1. ap x aq = ap + q
2.
= ap q
3. (ap)q = ap x q
4. (a x b)p = ap x bp
5.
6. a-p =
7. a0 = 1
Contoh:
Sederhanakan bentuk
Jawab:
=
= 3x y- 4 y- 2
= 3x y- 6
=3
B. Pangkat Pecahan
Bilangan berpangkat pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk:
=
dengan n 0
Bentuk Akar:
bentuk akar merupakan suatu bilangan positif di dalam pangkat pecahan
a = bn
=b
Contoh soal:
Bentuk sederhana dari
Jawab:
adalah....
=5 .5
=5
=5
=5
x =
Contoh:
x = 5
+ mempunyai sekawan
- mempunyai sekawan
= 3 5 + 6
-
+
BAB IX
BARISAN BILANGAN dan DERET
A. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan dengan suatu
aturan yang telah diurutkan. Macam-macam pola bilangan dengan pola-pola
tertentu sbb:
1. Bilangan asli
Barisan bilangan : 1,2,3,4,5,...
pola bilangan: n, n bilangan asli
2. Bilangan Genap
Barisan bilangan: 2, 4, 6, 8, 10, ...
Pola bilangan: 2n, n bilangan asli
3. Bilangan ganjil
Barisan bilangan : 1,3,5,7,9,...
pola bilangan: 2n - 1, n bilangan asli
4. Bilangan persegi
Barisan bilangan: 1, 4, 9, 16, ...
Pola bilangan: n2, n bilangan asli
Pola gambar:
5. Bilangan segitiga
Barisan bilangan : 1,3,6,10,...
pola bilangan:
Pola gambar:
n (n + 1) , n bilangan asli
6. Bilangan persegipanjang
Barisan bilangan: 2, 6, 12, 20, ...
Pola bilangan: n (n+1), n bilangan asli
Pola gambar:
1
2
3
4
1
2
4
1
3
1
4
8
16
contoh soal:
Suatu deret aritmetika 5, 15, 25, 35, ...
Berapa jumlah 10 suku pertama dari deret aritmetika tersebut?
Jawab:
Sn = (2a + (n-1) b )
n = 10
U1 = a = 5
b = 15 5 = 25 15 = 10
S10 =
= 5 ( 10 + 9.10)
= 5 . 100 = 500
2. Barisan dan Deret Geometri
a. Barisan Geometri
Barisan Geometri adalah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa
perkalian yang mempunyai rasio yang sama/tetap.
Suku-sukunya dinyatakan dengan:
U1, U2, U3, ....Un
a, ar, ar2, ar3, ...., arn 1
Rasio dinyatakan dengan r :
r=
Keterangan:
Un = suku ke n dengan n = 1,2,3, ...
a = suku pertama U1 = a
r = rasio
Contoh soal:
Suku ke 10 dari barisan 2, 4, 8, 16, 32, ... adalah....
Jawab:
Un = a . r n - 1
n = 10
a=2
r=
= = =2
U10 = 2 . 210 1
= 2 . 29
= 210 = 1.024
b. Deret Aritmetika
Deret Geometri merupakan jumlah suku-suku pada barisan geometri.
Bentuk umum deret geometri:
a + ar + ar2 + ar3 + ... + arn 1
Jumlah suku sampai suku ke n pada barisan geometri dirumuskan dengan:
Jika Rasio (r) > 1
Sn =
Sn =
)
(
Contoh soal:
Jumlah 7 suku pertama dari barisan 3, 9 , 27, ....
Jawab:
r=
= =
=3
=
=
= 1.093
Sn =
BAB X
RELASI dan FUNGSI
A. Relasi
1. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota
himpunan yang lain. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B.
contoh:
Himpunan A ={1,2,3} dan B={A,B,C}.
Anggota-anggota himpunan A dan B dapat dihubungkan dengan relasi yaitu
faktor dari
2. Cara menyatakan Relasi
Cara menyatakan Relasi dapat dilakukan dengan:
a. Diagram Panah
Contoh di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah sbb:
b. Diagram Cartesius
Contoh di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah sbb:
C
B
A
B. Fungsi (Pemetaan)
1. Pengertian Fungsi (pemetaan)
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B merupakan relasi yang menghubungkan
setiap anggota himpunan A ke tepat satu anggota himpunan B.
contoh:
2
3
B
C
Contoh:
Himpunan A ={1,2,3,4} dan B={A,B,C}, carilah:
a. Banyaknya fungsi yang mungkin dari A ke B
b. Banyaknya fungsi yang mungkin dari B ke A
Jawab:
Diketahui:
n(A) = 4 dan n(B) = 3
a. Banyaknya fungsi yang mungkin dari A ke B = n(B)n(A) = 34 = 81
b. Banyaknya fungsi yang mungkin dari B ke A = n(A)n(B) = 43 = 64
4. Notasi dan Rumus Fungsi Linear
a. Notasi fungsi linear
Fungsi linear dinotasikan dengan f : x ax + b
dimana:
f = nama fungsi
x = anggota daerah asal
ax+ b = bayangan dari x
b. Rumus fungsi linear
f(x) = ax + b
x variabel dan f(x) nilai fungsi
contoh:
f(x) = 2x + 2
Nilai fungsi untuk x = 2 adalah f(2) = 2 x 2 + 2 = 6
c. Grafik fungsi linear
contoh: gambarlah grafik fungsi f(x) = 2x + 2
jawab:
tentukan titik potong dengan sumbu x dan y terlebih dahulu:
titik potong dengan sumbu x jika f(x) = 0
0 = 2x + 2 2x = -2, maka x = -1
5. Korespondensi Satu-satu
Suatu fungsi disebut korespondensi satu-satu jika setiap anggota A tepat
berpasangan dengan setiap anggota B
A
2
3
B
C
BAB XI
PERSAMAAN GARIS LURUS
(x1,y1)
(x2,y2)
X
contoh soal:
gradien garis lurus yang melalui titik (5,2) dan (-1,8) adalah....
Jawab:
m=
m=
= -1
O
contoh:
Gradien garis lurus melalui titik (0,0) dan (4,8) adalah....
Jawab:
m=
x 1 = 4 ; y 1= 8
= =2
3. Garis memotong kedua sumbu
a. Garis miring ke kanan
m=
(0,a)
(- b,0)
m=(0,a)
(b,0)
=-
contoh:
Gradien garis dengan persamaan 2x y - 5 = 0 adalah...
Jawab:
2x y - 5 = 0 ax + by + c = 0, maka a = 2 ; b = -1 dan c = -5
m=-
=-
= 2
y=b
contoh:
Gradien garis y = 4 adalah....
jawab:
y = mx + c y = 0x + 4
dijadikan ke bentuk persamaan ax + by + c = 0 menjadi
0x y + 4 = 0 a = 0 ; b = -1
m=
=-
=-
=0
= ~ x = 0y + a (x = a)
x=a
contoh:
gradien garis x = 2 adalah....
Jawab:
y = mx + c mx = y c x = 0y + 2
dijadikan ke bentuk persamaan ax + by + c = 0 menjadi
x 0y - 2 = 0 a = 1; b = 0
m=
=-
=-
= ~
(x,y)
O
2. Persamaan garis yang melalui titik (0,c) dan bergradien m
Persamaan garisnya:
y = mx + c
(x,y)
(0,c)
O
3. Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan bergradien m
(x1,y1)
gradien m
Persamaan garisnya:
y y1 = m(x - x1)
contoh:
persamaan garis lurus melalui titik (5,10) dan bergradien 2 adalah...
Jawab:
Persamaan garisnya:
y y1 = m(x - x1) m = 2 ; x1= 5 ; y1 = 10
y 10 = 2 (x - 5)
y 10 = 2x 10
y = 2x 10 + 10
y = 2x
4. Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2)
(x1, y1)
Persamaan garisnya:
=
(x2, y2)
contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (2,4) dan (-3,-2) adalah....
Jawab:
persamaan garisnya:
=
(
x1 = 2 ; x2 = 4 ; y1 = -3 ; y2 = -2
=
=
2(y+3) = x 2
2y + 6 = x 2
2y = x 2 6
2y = x 8
5. Persamaan garis yang memotong sumbu x dan sumbu y di titik (x 1, 0) dan (0,y1)
(0,y1)
Persamaan garisnya:
y 1. x + x 1. y = x 1. y 1
(x1, 0)
contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (4,0) dan (0,8) adalah....
Jawab:
persamaan garisnya:
y1. x + x1. y = x1. y1 x1 = 4 dan y1 = 8
8x + 4y = 4 . 8
8x + 4 y = 32
2x + y = 8
y = 8 2x
D. Hubungan antara dua Garis Lurus
1. Gradien dua garis sejajar
gradien dua garis lurus adalah sama
a
b
ma = mb
Persamaan garis yang sejajar dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik (x1, y1)
adalah ax + by = ax1+ by1
contoh :
Persamaan garis yang melalui titik (2,3)dan sejajar dengan garis 3x+5y 15 = 0
adalah...
Jawab:
cara1:
cari gradien garis 3x+5y 15 = 0 5y= -3x + 15
y=
x + 3 gradiennya = m= -
Karena sejajar maka persamaan garis yang dicari gradiennya adalah sama.
Persamaan garis yang melalui titik (2,3) dengan gradien m = -
adalah
y y1 = m(x - x1) x1 = 2 ; y1 = 3
y3=-
(x 2)
y3= -
x+
dikali 5
5y 15 = -3x + 6
3x + 5y = 21
cara2:
Persamaan garis yang sejajar dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik (x1, y1)
adalah ax + by = ax1+ by1
Garis 3x+5y 15 = 0, melalui titik (2,3)
a = 3 ; b = 5 ; x1 = 2 ; y1 = 3
Persamaan garisnya:
3x + 5y = 3 . 2 + 5 . 3
3x + 5y = 21
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik
(x1, y1) adalah ay - bx = ay1 bx1
contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (3,5) dan tegak lurus garis 2x + y 5 = 0
adalah...
Jawab:
Cara1:
Ditentukan dulu gradien garis 2x + y 5 = 0
y = -2x + 5 gradiennya = m = -2
Karena tegak lurus maka gradien persamaan melalui titik (3,5) =
Persamaan garis lurus melalui titik (3,5) dengan gradien adalah:
y y1 = m(x - x1) x1 = 3 ; y1 = 5
y 5 = ( x 3)
y5= x-
dikalikan 2
2y 10 = x 3
2y x = 7
Cara2:
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik
(x1, y1) adalah ay - bx = ay1 bx1
Garis 2x + y 5 = 0 melalui titik (3,5) adalah
a = 2 ; b=1 ; x1 = 3 ; y1 = 5
Persamaan garisnya
2y x = 2 . 5 1. 3
2y x = 7
E. Menentukan titik potong dari dua garis lurus
Titik potong dari dua garis lurus dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Substitusi
Dengan memasukkan salah satu varibel dari persamaan yang satu ke persamaan
yang lain.
2. Eliminasi
Dengan mengeliminasi (menghilangkan) salah satu variabel dengan cara
menyamakan variabel yang akan dieliminasi.
contoh:
Tentukan titik potong garis 2x + y 6 = 0 dengan garis 2y x - 7 = 0
Jawab:
Cara 1 (substitusi):
2x + y 6 = 0
...(1)
2y x - 7 = 0 x = 2y 7 ..(2)
Eliminasi variabel x
2x + y 6 = 0 |x 1|
x 2y + 7 = 0 |x 2|
2x + y 6 = 0
2x 4y + 14 = 0 5y 20 = 0
5y
= 20
y
=4
masukkan y = 4 :
2.4x7=0
8x7=0
1x=0
x=1
didapat titik potong (1,4)
BAB XII
GARIS dan SUDUT
A. Garis
1. Pengertian Garis
Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang jaraknya
sangat dekat dan memanjang ke dua arah.
contoh:
Garis lurus
Garis Melengkung
b. Berpotongan
a
O
Dua buah garis lurus hanya dapat berpotongan pada satu titik. Garis a dan
garis b berpotongan di titik O.
c. Berimpit
Dua garis yang berimpit merupakan dua garis yang terletak pada satu garis
lurus, sehingga dua garis tersebut hanya tampak satu garis lurus.
Garis AB dan garis CD berimpit sehingga keduanya terletak pada satu garis
B. Sudut
1. Pengertian sudut
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua sinar garis yang bertemu pada satu
titik pangkal.
B
O = titik sudut
OA dan OB = sinar garis/titik sudut
AOB = O = , nama sudut
A
2. Jenis-Jenis Sudut
a. Sudut Lancip
Sudut yang besarnya lebih dari 00 dan kurang dari 900
b. Sudut Tumpul
Sudut yang besarnya lebih dari 900 dan kurang dari 1800
a0 = 900
a0
d. Sudut Lurus
Sudut yang besarnya 1800
a0 = 1800
a0
e. Sudut Refleks
Sudut yang besarnya antara 1800 sampai 3600
1800 < a0 < 3600
ao
D
B
d. Dua garis sejajar yang yang dipotong oleh sebuah garis akan membentuk
sudut-sudut:
A1
A2
A3 A4
B1 B2
B3 B4
Contoh-contoh soal:
1. Sudut x dan y saling berpelurus, jika besar sudut y = 300, berapa besar sudut x?
Jawab:
Sudut x dan y saling berpelurus maka
x + y = 1800
x = 1800 - y
= 1800 300
= 1500
2. Perhatikan gambar di bawah:
D
C
B
3x
2x
= 150
8x + 300
Berapa nilai x?
Jawab:
Sudut adalah Sudut-sudut dalam sepihak yang berjumlah 1800
(5x + 200 ) + (8x + 300 ) = 1800
13x + 500 = 1800
13x = 1800 500
13x = 1300
x=
= 100
BAB XIII
SEGITIGA dan TEOREMA PHYTAGORAS
A. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis dan mempunyai tiga
titik sudut.
Jenis-jenis segitiga dapat dibedakan berdasarkan panjang sisi-sisinya atau
berdasarkan besar sudut-sudutnya.
1. Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya
a. Segitiga sama kaki
Segitiga yang dua sisinya sama panjang
C
Panjang AC = BC
A = B
A + B + = 1800
panjang AB = BC = CA
A = B = = 600
A + B + = 1800
c. Segitiga sembarang
Segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda
C
b. Segitiga lancip
Segitiga yang besar tiap-tiap sudutnya kurang dari 900
C
A , B dan C kurang dari 900
A
c. Segitiga tumpul
Segitiga yang salah satu sudutnya lebih besar dari 90 0
C
tinggi = t
alas = a
x alas x tinggi =
xaxt
Dengan tidak menghitung tingginya tetapi dengan ketiga sisinya , luas segitiga
dapat dicari dengan rumus:
C
L=
( )( )( )
s = keliling segitiga = (a + b + c)
A
4. Segitiga-segitiga Sebangun
= =
b
d
f
B. TEOREMA PHYTAGORAS
Teorema atau Dalil Phytagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku, dimana kuadrat
sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lainnya.
C
Tripel Phytagoras
Merupakan rangkaian tiga bilangan positif yang merupakan sisi-sisi dari segitiga sikusiku yang memenuhi dalil Phytagoras. Bilangan yang terbesar merupakan sisi
miringnya.
Untuk segitiga siku-siku di atas tripel Phytagorasnya adalah:
3
5
7
8
11
20
4
12
24
15
60
21
5
13
25
17
61
29
BAB XIV
LINGKARAN
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang
dinamakan titik pusat lingkaran.
A. Unsur-unsur Lingkaran
Keterangan:
1. Titik O = pusat lingkaran
2. Garis OA =OB = OD = jari-jari lingkaran
3. AB = diameter lingkaran
4. Garis lurus BD = tali busur
5. Garis lengkung AD dab BD = busur
6. Garis OE = apotema
7. Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur = juring misal AOD
6. Daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan dua jari-jari = tembereng
(yang diarsir)
B. Keliling dan Luas lingkaran
Keliling lingkaran = 2r = d
Luas lingkaran = r2 = ( d )2 = d2
Keterangan: r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
= atau 3,14
maka:
Panjang Busur AD =
Luas juring AOD =
x keliling lingkaran
x luas lingkaran
Segiempat Tali Busur adalah segiempat yang dibatasi oleh empat tali busur dimana
keempat titik sudutnya menyinggung sisi lingkaran.
Jumlah dua sudut yang berhadapan adalah 1800.
B
A
0
A + C = 180
B + D = 1800
C
B
C
P
( BOD - AOC )
A
B
garis a
Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran di satu titik dan
tegak lurus dengan jari-jari yang melalui titik singgungnya.
Garis a adalah garis singgung lingkaran yang menyinggung lingkaran di titik A. Garis a
tegak lurus OA.
Maka panjang AB =
r Q
B
( + )
R C
P
B
r
Q
( )
r=
A
B =
r=
A
BAB XV
BANGUN DATAR
Bangun datar adalah bangunan geometri yang seluruh bagiannya terletak pada satu
bidang datar. Disebut juga banngun berdimensi dua.
A. Macam-macam Bangun Datar
1. Segitiga
Sudah dibahas pada bab sebelumnya
2. Persegi (Bujur Sangkar)
D
Sifat-sifat:
1. Keempat sisinya sama panjang (AB = BC = CD = DA)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar ( AB // CD dan AD // BC)
3. Mempunyai 4 sudut siku-siku (90o) ( A, B, C, D )
4. Mempunyai 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus/siku-siku
(AC = BD , AC BD )
5. Mempunyai 4 simetri lipat
1. DA dan CB
3. D B
2. DC dan A B
4. C A
6. Mempunyai 4 simetri putar ( A DCDA)
3. Persegi panjang
D
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(AB = CD dan AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 sudut siku-siku (90o) ( A, B, C, D )
4. Mempunyai 2 diagonal yang saling berpotongan dan mempunyai panjang yang
sama (AC = BD)
5. Mempunyai 2 simetri lipat (1. DA dan CB 2. D C dan AB)
6. Mempunyai 2 simetri putar (1.AC dan BD 2. A A dan B B)
4. Jajaran Genjang
D
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(AB = CD dan AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 buah sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(A = C, B = D)
4. Jumlah dua sudut yang berdekatan adalah 1800
(A + B = B + C = C + D = D + A = 1800)
5. Mempunyai 2 buah diagonal yang saling berpotongan dan sama panjang
(AC=BD)
6. Mempunyai 2 simetri putar dan tidak mempunyai simetri lipat
5. Belah Ketupat
C
A
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi yang sama panjang
(AB = CD = AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 buah sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(A = C, B = D)
4. Mempunyai 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus/siku-siku
(AC BD )
5. Mempunyai 4 simetri lipat dan putar (*)
*beberapa literatur ada yang menyebutkan 2 simetri lipat dan putar dan ada
yang menyebutkan 4 simetri lipat dan putar, saya pribadi mengatakan 4
karena belah ketupat mempunyai 4 buah sisi yang sama, sehingga kalau
dilipat mempunyai 4 lipatan dan kalau diputar menempati 4 bingkai putar
6. Layang-layang
A
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 2 pasang sisi yang sama panjang
(AD = AB dan BC = CD)
2. Mempunyai sepasang sudut yang sama besar (B = D)
3. Mempunyai 2 garis diagonal (AC dan BD) yang berpotongan tegak lurus dan
panjangnya berbeda.
4. mempunyai 1 simetri lipat dan 1 simetri putar
7. Trapesium
Berdasarkan bentuk sisi-sisinya trapesium dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Trapesium sama kaki
D
t
A
Sifat-sifat:
1. Sepasang sisinya sama panjang (AD = BC)
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. Mempunyai 2 pasang sudut yang besarnya sama
(A = B dan C = D )
5. mempunyai 2 buah diagonal yang saling berpotongan dan mempunyai
panjang yang sama
6. t = tinggi trapesium
b. Trapesium Siku-siku
D
Sifat-sifat:
1. Mempunyai sepasang sudut siku-siku (A = D = 900)
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. AD adalah tinggi trapesium
c. Trapesium Sembarang
D
t
A
Sifat-sifat:
1. Panjang sisinya tidak sama
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. t = tinggi trapesium
Nama Bangun
Keliling
Luas
Persegi
(Bujur Sangkar)
4s
s2
Persegi panjang
2 (p + l )
p. l
a+b+c
. a. t
Belah Ketupat
4s
ab
Layang-layang
2 (p + l )
ab
Jajaran Genjang
2 (p + l )
Trapesium
a+b+c+d
Lingkaran
d atau 2r
t
a
s
l
b
t
p
p. t
c
b
t (a+ c)
d
r
r2
BAB XVI
BANGUN RUANG SISI DATAR
A. KUBUS
H
E
G
F
s
D
A
AF = diagonal bidang
AG = diagonal ruang
C
B
Sifat-sifat Kubus:
1. Memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi (bujur sangkar)
(ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, ADHE dan BCGF)
2. Memiliki 12 rusuk yang sama panjang
(AB,BC,CD,DA,EF,FG,GH,HE,EA,FB,HD,GC)
3. Memiliki 8 titik sudut yang sama besar (siku-siku)
(A, B, C, D, E, F, G, H)
4. Mempunyai 12 diagonal bidang yang sama panjang
(AC, BD,EG,HF,AF,EB,CH,DG,AH,ED,BG,CF)
5. Mempunyai 4 diagonal ruang
(AG,BH,CE,DF)
B. Balok
= 2
= s 2
= 3
= s 3
G
AF= BG = diagonal bidang
AG = diagonal ruang
l
F
E
t
D
A
l
p
Sifat-sifat Balok:
1. Memiliki 6 buah sisi yang terdiri dari 3 pasang sisi yang besarnya sama
(ABCD dengan EFGH, EFGH dengan ABCD, ADHE dengan BCGF)
2. Memiliki 12 rusuk yang terdiri dari 3 keleompok rusuk-rusuk yang sama dan sejajar
AB = CD = EF = GH = panjang
BC = FG = AD = EH = lebar
AE = BF = CG = DH = tinggi
3. Memiliki 8 titik sudut
(A, B, C, D, E, F, G, H)
4. Mempunyai 12 diagonal bidang
(AC, BD,EG,HF,AF,EB,CH,DG,AH,ED,BG,CF)
5. Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang
(AG,BH,CE,DF)
Volume = p x l x t
Luas = 2 x { (p x l ) + (p x t) + (l x t) }
Keliling = 4 x (p + l + t )
Diagonal ruang =
+ l +
l=l
C. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah bidang berbentuk segi banyak
yang sejajar dan sisi-sisi tegak yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang sejajar.
Macam-macam prisma:
1. Prisma segitiga
2. Prisma segiempat
3. Prisma segi-n
Prisma segitiga
Prisma segiempat
Prisma segilima
D. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh alas berbentuk segi-n yang kemudian
dari sisi alas tersebut dibentuk sisi tegak berbentuk segitiga yang bertemu pada satu
titik puncak.
BAB XVII
BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
A. Tabung
Tabung adalah suatu bangun ruang berbentuk prisma tegak beraturan yang alas dan
tutupnya berupa lingkaran.
Sifat-sifat Tabung:
1. Mempunyai 3 bidang sisi : alas, tutup dan selimut (sisi tegak)
2. Bidang alas dan tutup berupa lingkaran
3. Sisi tegak berupa bidang lengkung yang dinamakan selimut tabung
4. Mempunyai 2 rusuk : rusuk alas dan tutup
5. Tinggi tabung: jarak titik pusat alas dan titik pusat tutup
6. Jari-jari lingkaran alas dan tutup besarnya sama
Jaring-jaring tabung:
sisi tutup
selimut tabung
sisi alas
r = jari-jari
t = tinggi
s = garis pelukis
Sifat-sifat Kerucut:
1. Mempunyai 2 bidang sisi : alas dan bidang lengkung (selimut kerucut)
2. Mempunyai sebuah rusuk berupa lingkaran alas
3. Tinggi tabung: jarak titik pusat alas dan puncak kerucut
4. Mempunya satu buah titik sudut yaitu T
Contoh jaring kerucut:
s
selimut
alas
Sifat-sifat bola:
1. Mempunyai 1 sisi lengkung
2. Tidak mempunyai rusuk dan sudut
3. Jari-jari bola adalah r
Luas permukaan = 4r2
Volume
r3
BAB XVIII
KESEBANGUNAN dan KONGRUENSI
A. Kesebangunan
Dua bangun dikatakan sebangun jika:
1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
2. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.
contoh:
D
C
H
Jika segitiga ABC dan DEF sebangun maka panjang sisi-sisi yang bersesuaian
mempunyai perbandingan yang sama:
D a
c E
1.
atau
2. a = b dan c = d
f
e
berlaku :
= =
berlaku :
EF =
B. Kekongruenan
Dua bangun datar dikatakan kongruen jika kedua bangun tersesebut memiliki bentuk
dan ukuran yang sama.
AB = DE sisi
A = D sudut
AC = DF sisi
2. Dua sudut sama besar dan sisi yang diapit sama panjang
(sudut, sisi, sudut)
C
A
-
A = D sudut
AB = DE sisi
B = E sudut
A
-
AC = DF sisi
AB = DE sisi
BC = EF sisi
BAB XIX
STATISTIKA
A. Pengertian
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
data, pengolahan data, penyajian data, penganalisaan data serta penyimpulan data.
Data adalah suatu informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penelitian.
Macam-macam data:
1. Data kuantitatif yaitu data berupa angka
contoh: data-data nilai ujian
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata (bukan angka)
contoh: data tentang hobi seseorang
Populasi adalah kumpulan dari seluruh objek yang mempunyai sifat atau karakteristik
yang sama yang menjadi objek/sasasan pengamatan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek pengamatan langsung
dan dapat dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan.
B. Penyajian Data
Penyajian data dapat disajikan dalam beberapa bentuk:
1. Tabel
Contoh : data-data nilai ulangan matematika dari siswa kelas IX suatu SMP
No
Nilai
1
2
3
4
5
6
50
60
70
80
90
100
Jumlah
Siswa
5
15
20
10
10
5
Jumlah Siswa
a. Diagram batang
x 3600 = 300
II Nilai 60 =
x 3600 = 900
III Nilai 70 =
x 3600 = 1200
IV Nilai 80 =
x 3600 = 600
V Nilai 90 =
x 3600 = 620
VI Nilai 100 =
x 3600 = 300
d. Diagram Garis
Data tunggal :
Data kelompok :
2. Modus (Mo)
=
=
..
..
, n = banyaknya data
= frekuensi ke i
Modus adalah data yang paling sering muncul atau data yang mempunyai frekuensi
terbesar.
3. Median (Me) dan Quartil
a. Median adalah nilai tengah data setelah diurutkan
Data ganjil: Me =
Data Genap: Me =
b. Quartil
Quartil adalah aturan yang membagi data menjadi 4 bagian
Q1 = Quartil pertama (bawah)
Q2 = Quartil kedua (Median)
Q3 = Quartil ketiga (atas)
contoh:
3 3 4 5 5 6 7
Q1
Q1 =
Q2
Q3
= 3,5
Q2 (median) = 5
Q3 =
= 5,5
BAB XX
PELUANG
A. Pengertian
Percobaan = usaha yang memunculkan kemungkinan-kemungkinan tertentu
Ruang Sampel = kumpulan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
Titik sampel = semua anggota ruang sampel.
n(S) = banyak anggota sampel
contoh:
Percobaan melempar uang logam, diperoleh
- titik sampelnya adalah gambar dan angka
- Himpunan ruang sampel , S = { Gambar, Angka}
- n(S) = 2
1. Menentukan ruang sampel dapat dilakukan dengan cara sbb:
1. Membuat tabel
contoh:
sebuah percobaan melempar dua buah dadu , Ruang sampelnya dapat
dibuatkan tabel seperti tabel berikut.
Dadu 1
Dadu 2
1
2
3
4
5
6
1
(1,1)
(2,1)
(3,1)
(4,1)
(5,1)
(6,1)
2
(1,2)
(2,2)
(3,2)
(4,2)
(5,2)
(6,2)
3
(1,3)
(2,3)
(3,3)
(4,3)
(5,3)
(6,3)
4
(1,4)
(2,4)
(3,4)
(4,4)
(5,4)
(6,4)
5
(1,5)
(2,5)
(3,5)
(4,5)
(5,5)
(6,5)
6
(1,6)
(2,6)
(3,6)
(4,6)
(5,6)
(6,6)
Keterangan:
Titik sampel (1,2) berarti Dadu ke 1 muncul angka 1 dan dadu 2 muncul angka 2.
Ruang sampelnya S ={(1,1), (1,2),(1,3),..., (6,6)}
n(S) = 36
Dadu 2
Kejadian
1
2
3
4
5
6
(1,1)
(1,2)
(1,3)
(1,4)
(1,5)
(1,6)
1
2
3
4
5
6
(2,1)
(2,2)
(2,3)
(2,4)
(2,5)
(2,6)
1
2
3
4
5
6
(3,1)
(3,2)
(3,3)
(3,4)
(3,5)
(3,6)
1
2
3
4
5
6
(4,1)
(4,2)
(4,3)
(4,4)
(4,5)
(4,6)
1
2
3
4
5
6
(5,1)
(5,2)
(5,3)
(5,4)
(5,5)
(5,6)
1
2
3
4
5
6
(6,1)
(6,2)
(6,3)
(6,4)
(6,5)
(6,6)
Ruang sampel dari sebuah koin adalah angka (A) dan Gambar (G)
Ruang sampel dari 3 buah koin adalah:
Koin 1
Koin 2
Koin 3
Kejadian
AAA
AAG
AGA
AGG
A
A
G
BAA
BAG
BGA
BGG
A
BA
G
( )
( )