Anda di halaman 1dari 34

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

A. Bilangan Bulat

I. Pengertian

Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan
bilangan bulat negatif.

Bilangan bulat digambarkan pada garis bilangan sbb:

• • • • • • • • •
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

bilangan bulat negatif bilangan nol bilangan bulat

positif Bilangan bulat terdiri dari


- Bilangan bulat positif : { 1, 2, 3, 4, }
- Bilangan bulat negatif : {. , -4, -3, -2, -1}
- Bilangan nol : {0}

Di dalam bilangan bulat termuat bilangan-

bilangan : 1. Bilangan Cacah  (0,1,2,3,4,. )


bilangan yang dimulai dari nol

2.Bilangan Asli  (1,2,3,4,. )


Bilangan yang dimulai dari 1

3. Bilangan Genap  (2,4,6,8,. )


Bilangan yang habis dibagi 2

4. Bilangan Ganjil  (1,3,5,7,. )


Bilangan yang tidak habis dibagi 2 (bersisa)
5.Bilangan Prima  (2,3,5,7,11,...)
Bilangan asli yang hanya habis dibagi oleh bilangan satu dan bilangannya
sendiri

II. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

1. Penjumlahan dan Pengurangan

Berlaku :
1. a + b = a + b
2. a – b = a + (-b
) 3. -a + (-b) = - (a +
b)
4. a – (-b) = a +

b contoh:

1. 4 + 3 = 7
2. 6 - 4 = 6 + (-4) = 2
3. -3 + (-2) = - (3+2) = -5
4. 9 – (-5) = 9 + 5 = 14

2. Perkalian dan Pembagian

- Perkalian merupakan penjumlahan secara berulang.


contoh: 3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15

Berlaku:
1. a x b = ab
2. a x (– b) = - ab
3.(-a) x b = -
ab 4. (-a) x (-b)
= ab

contoh:
1. 5 x 6 = 30
2. 4 x (-7) = - 28
3. (-3) x 4 = -12
4. (-6) x (-7) = 42
- Pembagian merupakan kebalikan/invers dari perkalian.

contoh: 30 : 5 = 30 x = 6

Berlaku:

1. a : b =
2. a : (– b) =
- 3. (-a) : b
=-
4. (-a) : (-b)
=

III. Sifat-sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat

1. Sifat Komutatif (pertukaran)

- Pada penjumlahan
a+b=b+a

contoh: 4 + 8 = 8 + 4

- Pada perkalian
axb=bxa

contoh : 4 x 8 = 8 x 4

2. Sifat Asosiatif (pengelompokan)

- Pada penjumlahan
a + (b + c) = (a + b) + c

contoh: 4 + ( 5 + 6) = ( 4 + 5 ) + 6 = 15

- Pada perkalian
a x (b x c ) = (a x b) x c

contoh : 4 x (5 x 6) = ( 4 x 5) x 6 = 120
3. Sifat Distributif (penyebaran)

- Pada operasi perkalian terhadap


penjumlahan a x (b + c ) = (a x b ) + ( a x c
)

contoh: 2 x ( 3 + 4 ) = (2 x 3 ) + ( 2 x 4 ) = 14

- Pada operasi perkalian terhadap pengurangan


a x (b - c ) = (a x b ) - ( a x c )

contoh: 5 x ( 7 - 6 ) = (5 x 7 ) - ( 5 x 6 ) = 5

IV. Pangkat dan Akar Pangkat Bilangan Bulat

1. Kuadrat dan Pangkat Tiga Bilangan Bulat

- Kuadrat Bilangan Bulat (Pangkat dua)

Diperoleh dengan mengalikan bilangan itu dengan bilangan itu sendiri, atau
mengalikan bilangan tersebut secara berulang sebanyak dua kali.

a2 = a x

contoh :

42 = 4 x 4 = 16
(-9)2 = (-9) x (-9) = 81

- Pangkat Tiga Bilangan Bulat

Diperoleh dengan mengalikan bilangan tersebut secara berulang sebanyak


tiga kali.

a3 = a x a x a
contoh:

63 = 6 x 6 x 6 = 216
(-5)3 = (-5) x (-5) x (-5) = (25) x (-5) = -125

2. Akar Kuadrat dan Akar Pangkat Tiga

- Akar Kuadrat

Merupakan kebalikan dari kuadrat (pangkat


dua). Lambangnya √ (akar pangkat dua)

contoh:

√ 49 = ± 7, karena 7 = 49 dan (-7) = 49


2 2

√ 121 = ± 11 karena 11 = 121 dan (-11) = 121


2 2

- Akar Pangkat Tiga

Merupakan kebalikan dari pangkat


tiga. Lambangnya √ (akar pangkat
tiga)

contoh:
√ 27 = 3, karena 3 = 27
3

√ 125 = 5, karena 5 = 125


3

(Cara menghitung cepat akar kuadrat dan akar pangkat tiga ada di
lampiran bag akhir)

B. Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut

; a = pembilang dan b = penyebut


1. Macam-macam bilangan Pecahan

a. Pecahan Biasa
pembilangnya lebih kecil dari penyebut

;a<b

contoh: , ,

b. Pecahan campuran
pembilangnya lebih besar dari penyebut

;a>b

contoh: = , = , =

c. Pecahan desimal
pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda koma.

contoh: 0, 5 ; 1, 75

Bentuk desimal dapat diubah ke pecahan biasa atau campuran


dengan menggeser tanda koma ke arah kanan dengan memperhatikan
persepuluhan, perseratusan, perseribuan dst.
contoh;
bentuk pecahan dari 0,5 adalah

tanda koma digeser kekanan 1 kali sehingga 0,5 menjadi 5,


pergeseran sebanyak 1 kali, maka nilai hasil pergeseran dikalikan
dengan persepuluhan menjadi

5x = =

bentuk pecahan dari 1,75

tanda koma digeser kekanan 2 kali sehingga 1,75 menjadi 175


pergeseran sebanyak 2 kali, maka nilai hasil pergeseran dikalikan
dengan
perseratusan menjadi

175 x = =1 =

d. Pecahan Persen
pecahan yang menggunakan lamabang % yang berarti perseratus

a% berarti

- Mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa


25 % = = =

- Mengubah bentuk persen menjadi pecahan

desimal 35 % = = 0, 35

- Mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen

= x 100 % = % = 75 %

= = = 40 %


= = = 45 %

e. Pecahan permil
Pecahan yang menggunakan lambang 0/00 yang berarti
perseribu a 0/00 ( a permil) 

Contoh :

20 0/00 = = =2%
2. Operasi Hitung pada Bilangan pecahan

a. Penjumlahan

- penjumlahan pada pecahan biasa


penyebutnya disamakan dulu baru
dijumlah

contoh:

+ =

+ =

apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu.


KPK dari 3 dan 4 adalah 12 ( cara mencari KPK lihat di Bab FPB
dan KPK) sehingga perhitungannya menjadi:

:
+ = + = = =
:

Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan


mengalikan penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:

(∶ ) (∶ ) ( )( ) )( )
+ = + = atau (

contoh:

( ) ( )
+ = = =

-Penjumlahan pada pecahan campuran

Apabila penyebutnya sudah sama, penjumlahan bisa langsung dilakukan

contoh:

5 +4 =5+4+ =9+ =9
Apabila penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan

dulu 1 +3 = 1+ 3+ + =4+ + =4

( )
+ =( )
= =

- Penjumlahan pada pecahan desimal

Dengan cara bersusun pendek, tanda koma lurus ke

bawah contoh:

0,75 + 0,655 = .... 15,546 + 1,75 + 0,40 =

0,75 15,546
0,655 + 1,75
1,405 0.40 +
17,696

b. Pengurangan

sama dengan penjumlahan pengurangan juga terdiri dari

- pengurangan pada pecahan biasa


penyebutnya disamakan dulu baru
dijumlah

contoh:
- =

- =
apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu.
KPK dari 4 dan 5 adalah 20 ( cara mencari KPK lihat di Bab FPB
dan KPK) sehingga perhitungannya menjadi:

:
- = - = = =
:
Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan
mengalikan penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:

(∶ ) (∶ ) ( )( ) )( )
- = - = atau (

contoh:

( ) ( )
- = = =

-Pengurangan pada pecahan campuran

Apabila penyebutnya sudah sama, pengurangan bisa langsung dilakukan

contoh:

4 - 3 = (4 – 3)+( )= 1 + = 1

Apabila penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan

dulu 3 - 1 =( 3 – 1)+ ( - )= 2 + ( - )= 2

( ) :
- =( )
= = =: =

- Pengurangan pada pecahan desimal

Dengan cara bersusun pendek, tanda koma lurus ke bawah

contoh:

1,25 - 0,65 = .... 13,54 - 1,75 =

1,25 13,54
0,65 - 1,75 -
0,60 11,79
c. Perkalian

- Perkalian pada pecahan biasa

dilakukan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan


penyebut dengan penyebut.

x =

contoh:

x = =

Apabila bialangan pecahan dikalikan dengan bilangan bulat,


maka pembilangan pecahan dikalikan dengan bulangan bulat
tersebut.

contoh:

4x = = =1

- Perkalian pada pecahan campuran

Pecahan campuran harus diubah dulu ke dalam pecahan biasa


baru dilakukan pengalian

( ) ( )
2 x 3 = x = x = = =9
- Perkalian pada pecahan desimal

perkalian dilakukan dengan cara bersusun pendek, awalnya tanda


koma diabaikan, tetapi pada hasil perkaliannya diberi tanda koma
sesuai dengan jumlah tanda koma.

contoh:
3,5 x 6,7 =.... jumlah tanda koma 1 + 1 = 2
35
67 x
245
210 +
2345  karena jumlah tanda koma ada 2 maka
hasil: 3,5 x 6,7 = 23,45

4,54 x 5,75 =.... jumlah tanda koma 2 + 2 = 4

454
575 x
2270
3178
2270 +
261050  karena jumlah tanda koma ada 4 maka
hasil: 4,54 x 5,75 = 26,1050 = 26,105

Hasil perkalian desimal dengan angka 10, 100, 1000 dst hasilnya
ditentukan dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan
banyaknya angka nol.

contoh:

2,456 x 10 = 24,56  bergeser 1 kali ke kanan


2,456 x 1000 = 2456  bergeser 3 kali ke kanan

d. Pembagian

- Pembagian pada pecahan biasa

Apabila pecahan biasa dibagi dengan pecahan biasa, maka hasilnya


adalah perkalian pecahan biasa yang dibagi dengan kebalikan dari
pecahan pembagi

: = x

contoh:
: = x = =
Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli, maka

: = x  c = bilangan

asli contoh:

:3= x = =

Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa:

: =cx

contoh:

5: =5x = = = 11

- Pembagian pada pecahan campuran

Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa


dulu Contoh:

7 :3 = : = : = x = =2

- Pembagian pada pecahan desimal


Dilakukan dengan cara bersusun pendek

contoh:

43,5 : 2,9 =... pembagi dan yang dibagi dikalikan 10 menjadi


435 : 29 = ...
15
29435
29 -
145
145 -
0

Jadi 43,5 : 2,9 = 15


BAB II
BENTUK ALJABAR

A. Pengertian Bentuk Aljabar

1. x, 2y, x+3y , 3p+5q, a2 + b + 3 disebut bentuk aljabar

2. ax2 + bx + c = 0 ; a,b,c,x dan 0 adalah lambang-lambang aljabar a dan b


disebut koefisien ; c disebut konstanta ; x2 dan x disebut
variabel

3. 2x2 ; 2 disebut koefisien dan x2 disebut variabel


5q ; 5 disebut koefisien dan q disebut variabel

4. 2x dan 3x merupakan dua suku sejenis


5 x2 dan 7 x merupakan dua suku tidak sejenis

B.Operasi Pada Bentuk Aljabar

1. Penjumlahan dan Pengurangan

Suku-suku yang dapat dijumlahan/dikurangkan adalah suku-suku yang


sejenis, yang dijumlahkan/dikurangkan adalah koefisiennya

a. Penjumlahan

ax + bx =

(a+b)x
ax + b + cx + d = (a+c)x +

(b+d) contoh:

1. 7x + 3x = ?
2. -2 x2 - 3 x2 = ?
3. 2 x2 -3 + x2 - 4 = ?

Jawab :

1. 7x + 3x = (7+3)x = 10x
2. -2 x2 - 3 x2 = (-2-3) x2 = -5 x2
3. 2 x2 -3 + x2 - 4 = (2+1) x2 + (-3-4) = 3 x2 - 7
b. Pengurangan

ax - bx = (a-b)x
ax - b - cx - d = (a - c)x -

(b+d) contoh :

1. 7x – 3x = ?
2. 5x – 8 – 2x – 1 = ?

jawab :

1. 7x – 3x = (7-3)x = 4x
2. 5x – 8 – 2x – 1 = (5-2)x – (8+1) = 3x - 9

2. Perkalian dan Pembagian

- Perkalian

a. Perkalian konstanta dengan bentuk

aljabar a(bx+cy) = abx + acy

contoh :

1. 5 (2x+4y) = 10x + 20y


2. -3(3x-2y) = -9x + 6y

b. Perkalian bentuk aljabar dengan bentuk

aljabar ax(bx+cy) = ab x2 + acxy


ay(bx+cy) = abxy + ac y 2
(x+a) (x+b) = x2 + bx + ax

+ab contoh :

1. 3x(2x+3y) = 6 x2 + 9xy
2. (3x+y) (x-2y) = 3 x . x + (3x . -2y) + y. x + (y . -2y)

= 3 x2 + (-6xy)+xy+(-2 y2 )
= 3x2 - 5xy - 2 y2
- Pembagian

Contoh:

1. (8x+4):4 = = (8x + 4) = 2x + 1

2. 12a2 : 3a = = = 4a

3. Pemangkatan

Sifat-sifat pemangkatan bilangan bulat berlaku juga pada pemangkatan


bentuk aljabar.

Contoh:

1. (3x)2 = 3x . 3x = 9 x2
2. (2xy)2 = 2xy . 2xy = 4x2y2

a. Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x +

y contoh:
(x + y)2 = (x+y) (x+y)
= (x+y) x + (x+y) y
= x2 + xy + xy + y2
= x2 + 2xy + y2

b. Pemangkatan bentuk aljabar dalam bentuk x -

y contoh:
(x - y)2 = (x - y) (x - y)
= (x- y) x - (x - y) y
= x2 - xy - xy + y2
= x2 - 2xy + y2
Pemangkatan bentuk-bentuk aljabar dapat dilakukan dengan
menggunakan kaidah Segitiga Pascal sbb:

(x+y)0 = 1  1
(x+y)1 = x + y  1 1

(x+y)2 = x2 + + y2  1 2 1
2xy
(x+y)3 = x3 + + 3xy2 + y3  1 3 3 1
3x2y
(x+y)4 = x4 + 4x3y + 6x2y2 + 4xy3 + y4 1 4 6 4 1

dan seterusnya dan seterusnya

Perpangkatan bentuk aljabar (x-y)n dengan n bilangan asli juga


menggunakan kaidah Segitiga Pascal, akan tetapi tanda setiap
koefisiennya berganti dari (+) untuk suku ganjil dan (-) untuk suku
genap.

(x - y)0 = 1
(x - y)1 = x - y

(x - y)2 = x2 - 2xy + y2

(x - y)3 = x3 - 3x2y + 3xy2 - y3

(x - y)4 = x4 - 4x3y + 6x2y2 - 4xy3


+ y4 dan seterusnya

4. Pemfaktoran

a. Bentuk distributif

ax ± ay = a (x ± y)  a bisa koefisien atau


variabel contoh:

3x + 9y = 3 (x + 3y)  a berbentuk
koefisien ax – ay = a (x – y)  a

berbentuk variabel
b. Selisih kuadrat
x2 – y2 = (x + y) ( x
– y) contoh:
x2 – 42 = x2 – 16 = (x + 4) (x – 4)
c. Kuadrat sempurna

x2 + 2xy + y2 = (x +
y)2 x2 - 2xy + y2 =

(x - y)2 contoh:
x2 + 8x + 16 = (x +

4)2 x2 – 8x + 16 =
(x – 4)2
d. Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a = 1

ax2 + bx + c = (x + m) (x +
n) dengan m + n = b dan
m.n = c

Contoh:

x2 + 7x + 12 = (x + 4) ( x + 3)
m + n = 7 dan m . n = 12
yang memenuhi adalah m= 4 dan n= 3 atau m= 3 dan n= 4

e. Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a ≠ 1

a.c = m. n dan m + n
= b Contoh:

2x2 + 3x + 1 = 0
2 . 1 = m . n dengan syarat m + n = 3
yang memenuhi adalah m = 2 dan n = 1 atau sebaliknya

maka

2x2 + 3x + 1 = 0 menjadi 2x2 + 2x + x +


1 = 0 2x (x + 1) + 1 (x+1) = 0
(2x + 1 ) (x + 1)
C. Operasi Pecahan dalam Aljabar

Dalam Bentuk Aljabar juga dapat berupa

pecahan Contoh:

, , , , dan sebagainya

1. Penjumlahan dan Pengurangan

Konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan dalam bentuk aljabar sama


dengan penjumlahan/pengurangan pecahan biasa yaitu dengan menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu.

Contoh:

1. + = + =

( ) ()
2. - =
( ) ( ) ( )( )

=
=

2. Perkalian dan Pembagian

a. Perkalian
Pada perkalian bentuk pecahan penyelesaiannya dengan cara mengalikan
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

x =

contoh:

x = =
( ) ( ) ( )

b. Pembagian
Pada pembagian bentuk pecahan penyelesaiannya sama dengan bentuk pecahan
biasa.
: = x

Contoh:

: = : :

3. Pemangkatan
Pemangkatan pecahan bentuk aljabar adalah perkalian pecahan bentuk
aljabar itu sendiri sebanyak n kali.

contoh:

=
x =

D. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar

Penyederhanaan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menggunakan


operasi bentuk aljabar. Faktorkan pembilang dan penyebut kemudian faktor yang
sama dari pembilang dan penyebut dibagi.

Contoh:

..
1. xy2 : x2y = = =
..

2. = ( )
= 3 ( 1 + 2x) = 3 + 6x

3. () ()
()
=x+6

E. FPB dan KPK Bentuk Aljabar

Contoh:

Carilah FPB dan KPK dari bentuk: 12xy2, 24xyz2 dan

8x2yz ! Jawab:
FPB  ambil faktor yang sama dengan pangkat terkecil
KPK  ambil semua faktor yang sama, pilih faktor dengan pangkat terbesar
Faktor prima:

12xy2 = 22 . 3 . x . y2
24xyz2 = 23 . 3 . x . y
. z2 8x2yz = 22. x2. y.
z

FPB = 22 .x . y = 4xy
KPK = 23.3. x2. y2. z2 = 24 x2 y2 z2
BAB III
PERSAMAAN dan PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
VARIBEL

A. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan


dengan tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel
berpangkat satu.

1. Bentuk Umum Persamaan Linear Satu Variabel

Bentuk umum Persamaan Linear Satu Variabel :

ax + b =

dengan:

- a≠ 0 ; x disebut variabel/peubah
- Semua suku di sebelah kiri tanda ‘=’ disebut ruas kiri
- Semua suku di sebelah kanan tanda ‘=’ disebut ruas kanan

Contoh:
1. x - 4 = 0
2. 5x + 6 = 16

Catatan :

Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih


variabel dan belum diketahui nilai kebenarannya.

contoh:

x + 2 =5
p+1=7

x dan p disebut variabel

Jika x dan p diganti dengan suatu bilangan/angka maka kalimat matematika


terbuka tersebut merupakan suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau
salah.
Jika x dalam kalimat terbuka di atas diganti dengan nilai x = 3 maka x + 2
menjadi
3 + 2 = 5  merupakan pernyataan benar
dan jika diganti dengan nilai x = 1 maka x + 2 = 5
menjadi 1 + 2 = 5  merupakan pernyataan salah

2. Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel

1. Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan

bilangan yang sama contoh :

a. Carilah penyelesaian dari : x + 10 = 5

Jawab : hal pertama yang harus kita selesaikan adalah bagaimana


menghilangkan angka 10. Angka 10 dihilangkan dengan menambahkan lawan
dari 10 yaitu -10 sehingga PLSV tersebut menjadi :

x + 10 -10 = 5 –
10 x =-5

b. Carilah penyelesaian dari : 2x - 5 =

11 jawab :

lawan dari -5 adalah 5

sehingga PLSV tersebut menjadi :

2x - 5 + 5= 11 + 5
2x = 16

x= =8

2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang

sama Suatu PLSV dikatakan ekuivalen (sama) apabila kedua ruas

dikalikan
atau dibagi dengan bilangan yang

sama. contoh:

Tentukan penyelesaian dari =6


Jawab:

(1) kalikan kedua ruas dengan penyebutnya (dalam soal di atas adalah 3)

. 3 = 6. 3
2x = 18

(2) bagi kedua ruas dengan koefisien dari x yaitu 2

x=9
3. Menyelesaikan PLSV dengan menggunakan gabungan dari 1 dan 2 di
atas. contoh :
Carilah penyelesaian dari :
3 (3x + 2) = 6 ( x -2)

jawab :

9x + 6 = 6x – 12
9x + 6 – 6 = 6x – 12 – 6  kedua ruas
dikurang 6 9x = 6x – 18
9x – 6x = 6x – 18 – 6x  kedua ruas
dikurangi -6x 3x = -18

=  kedua ruas dibagi

3x=-6

B.Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang


dinyatakan dengan menggunakan tanda/lambang
ketidaksamaan/pertidaksamaan dengan satu variable (peubah)
berpangkat satu.

Lambang pertidaksamaan Arti


> Lebih dari
≥ Lebih dari atau sama
dengan
< Kurang dari
≤ Kurang dari atau sama
≠ Tidak sama dengan

contoh :

3x + 6 ≥ 2x – 5
5q – 1 < 0
x dan q disebut variabel

1. Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PLSV)


1. Menambah atau mengurangi kedua ruas (kanan kiri) dengan
bilangan yang sama
contoh :
carilah penyelesaian x + 6
≥ 8 jawab :
x+6–6≥8–6
x≥2

2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang
sama. Jika dikalikan atau dibagi bilangan negatif maka tanda
pertidaksamaannya dibalik
contoh :
1.Carilah penyelesaian 2x – 4 <

10 jawab :

2x – 4 + 4 < 10 + 4
2x < 14

<
x<7
2. Carilah
penyelesaian 3 –
4x ≥ 19 Jawab:
3 – 4x - 3 ≥ 19 – 3
-4x ≥ 16

-x ≥ 4
-x . -1 ≤ 4 . -1  kedua ruas dikalikan -1, sehingga
lambang
pertidaksamaannya dibalik
x≤-4

Anda mungkin juga menyukai