Anda di halaman 1dari 30

Operasi Hitung Bilangan

A. Mengidentifikasi Sifat Operasi Hitung


1. Sifat pertukaran atau komutatif.
a+b=b+a Contoh: 4 + 2 = 2 + 4
a×b=b×a Contoh: 4 × 2 = 2 × 4
Sifat komulatif tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian
Misalkan :
8 – 2 = 6 dan 2 – 8 = -6
Jadi, 8 – 2 ≠ 2 – 8.
8 : 2 = 4 dan 2 : 8 = 0,25
Jadi, 8 : 2 ≠ 2 : 8

2. Sifat pengelompokan atau asosiatif.


(a + b) + c = a + (b + c) Contoh: (2 + 3) + 4 = 2 + (3 +
4) (a × b) × c = a × (b × c) Contoh: (2 × 3) × 4 = 2 × (3 ×
4)

3. Sifat penyebaran atau distributif.


a × (b + c) = (a × b) + (a × c) Contoh: 10 × (2 + 3) = (10 × 2) + (10 ×
3) a × (b – c) = (a × b) – (a × c) Contoh: 5 × (6 – 2) = (5 × 6) – (5 × 2)

1. ... + 25 = 25 + 138
2. 70 x ... = 23 x 70
3. 7 x (6 x ...) = (7 x 6) x 4
4. ... x ( 5 + 31) = (16 x 5) + (16 x ...)
5. 20 x (14 - ... ) = (... x 14) – ( 20 x 5

B. Bilangan Ribuan
1. Mengenal Bilangan Ribuan
Bilangan yang terdiri dari 4 angka disebut bilangan ribuan.

Contoh: Bilangan 1.365

Angka Nilai Tempat Nilai Angka


1 Ribuan 1.000
3 Ratusan 300
6 Puluhan 60
5 Satuan 5

1
Bilangan 1.365 dibaca ”seribu tiga ratus enam puluh lima”. Jika dijumlahkan semua
nilai angka pada kolom ketiga tabel di atas,akan diperoleh bentuk penjumlahan sebagai
berikut:
1.365 = 1.000 + 300 + 60 + 5
Bentuk penjumlahan dari nilai-nilai angka disebut bentuk panjang dari suatu bilangan.

2. Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan


Untuk membandingkan dua bilangan, kita bandingkan masing-masing angka dari kedua
bilangan yang mempunyai nilai tempat sama dimulai dari angka yang paling kiri.
Contoh: 5.438 > 2.532 6.345 > 6.342

1. Baca dan tuliskan bilangan berikut


ini a. 9.038
b. Empat ribu seratus dua puluh satu
2. Nilai tempat 3 pada bilangan 1.304 adalah . . . .
3. Angka . . . . pada bilangan 5.127 mempunyai nilai 100.
4. Bandingkan bilangan-bilangan berikut dengan memberi tanda (>), (<), atau (=)
a. 2.077.... 2.222 b. 2.002 ... 2.050 c.1.203....1.203
5. Urutkanlah bilangan- bilangan berikut dari yang terkecil hingga
terbesar. a. 7.899, 4.899, 5.899, 6.899, 8.899
b. 8.548, 8.148, 8.348, 8.248, 8.448

C. Perkalian dan Pembagian Bilangan


1. Operasi Perkalian
Contoh :
Rani mempunyai 4 kaleng permen pemberian paman. Setelah dibuka satu kaleng ternyata
berisi 25 permen. Menurut Paman, semua kaleng isinya sama. Berapa banyaknya permen
Rani pemberian paman?

Penyelesaian:
 Cara 1 :
Dengan definisi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, maka bentuk perkalian
tersebut dapat kita tuliskan:
4 × 21 = 21 + 21 + 21 + 21 = 84
 Cara 2:
Dengan perkalian langsung dapat kita tuliskan 4 × 21 = 21 × 4 (sifat komutatif
perkalian).
21 × 4 = 84
 Cara 3: cara
bersusun 2 1
4
84 x
Jadi, banyaknya permen Rani pemberian paman adalah 84 permen.

2
2. Operasi Pembagian
Pembagian diartikan sebagai pengurangan yang berulang oleh bilangan pembagi terhadap
bilangan yang dibagi. Pembagian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Pembagian tanpa sisa
Contoh : 20 : 5
20 – 5 = 15
15 – 5 = 10
10 – 5 = 5
5–5 =0
Hasil akhir pengurangan tersebut adalah 0. Pembagian tersebut dinamakan pembagian
tanpa sisa dan pengurangan dilakukan sebanyak empat kali. Jadi dapat dituliskan: 20 :
5=4
b. Pembagian Bersisa
Contoh : 20: 6
20 – 6 = 14
14 – 6 = 8
8–6=2
Hasil akhir pengurangan tersebut adalah 2 (artinya pembagian tersebut bersisa 2).
Pembagian tersebut dinamakan pembagian bersisa dan pengurangan dilakukan
sebanyak tiga kali. Jadi dapat dituliskan: 20 : 6 = 3 (sisa 2) = 3 2 = 3 1. Bentuk tersebut
6 3
dinamakan pecahan campuran.

D. Operasi Hitungan Campuran

Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat. Urutan pengerjaannya mulai dari
kiri.
Operasi perkalian dan pembagian adalah setingkat. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri.

Operasi hitung perkalian dan pembagian harus didahulukan daripada penjumlahan dan
pengurangan.
Jika dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka operasi hitung yang di
dalamnya dikerjakan paling awal.

Contoh :
a. 695 – 500 + 75 = (695 – 500) + 75
= 195 + 75
= 270
b. 450 : 75 × 16 = (450 : 75) × 16
= 6 × 16
= 96

c. 196 – 5 × 25 = 196 – (5 × 25)


= 196 – 125
= 71
d. (640 + 360) : 10 = (640 + 360) : 10
= 1.000 : 10
= 100

3
1. 1243 + 61 × 48 = ...
2. 6.844 : 4 – 1235 = ...
3. 360 : (18 + 12) = ...
4. (450 + 175) : 25 = ...
5. 25 × 12 – 50 + 500 : 2 = ...

E. Pembulatan dan Penaksiran


1. Pembulatan Bilangan
a. Pembulatan bilangan satuan terdekat.
Perhatikan angka pada persepuluhan (di belakang koma).
 Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah.
Contoh: 1,3 dibulatkan menjadi 1
 Jika angka tersebut paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9), maka bilangan dibulatkan ke atas.
Contoh : 3,6 dibulatkan menjadi 4

b. Pembulatan bilangan puluhan


terdekat. Perhatikan angka pada
satuan.
 Jika angka tersebut kurang dari 5 (1, 2, 3, 4), maka bilangan dibulatkan ke bawah.
Contoh: 72 dibulatkan menjadi 70
 Jika angka tersebut paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9), maka bilangan dibulatkan ke atas.
Contoh : 47 dibulatkan menjadi 50

2. Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan


Ada tiga macam cara menaksir hasil operasi hitung, yaitu taksiran atas, taksiran bawah,
dan taksiran terbaik.

a. Taksiran Atas
Taksiran atas dilakukan dengan membulatkan ke atas bilangan-bilangan dalam operasi
hitung.
Contoh :
Tentukan hasil dari operasi hitung 22 × 58.
Penyelesaian :
Karena taksiran atas, maka setiap bilangan dibulatkan ke atas.
22 dibulatkan ke atas menjadi 30
58 dibulatkan ke atas menjadi 60
Jadi, taksiran 22 × 58 adalah 30 × 60 = 1.800

b. Taksiran Bawah
Taksiran bawah dilakukan dengan membulatkan ke bawah bilangan-bilangan dalam
operasi hitung.
Contoh:
Tentukan hasil taksiran bawah dari operasi hitung 22 × 58
Penyelesaian:
Karena ini taksiran bawah, maka bilangan dibulatkan ke bawah.

4
22 dibulatkan ke bawah menjadi 20
58 dibulatkan ke bawah menjadi 50
Jadi, taksiran 22 × 58 adalah 20 × 50 = 1.000

c. Taksiran terbaik dilakukan dengan membulatkan bilangan-bilangan dalam operasi


hitung menurut aturan pembulatan.
Contoh:
Tentukan hasil taksiran terbaik dari operasi hitung 22 × 58
Jawab:
22 menurut aturan pembulatan dibulatkan menjadi
20 58 menurut aturan pembulatan dibulatkan
menjadi 60 Jadi, taksiran 22 × 58 adalah 20 × 60 =
1.200

1. Bulatkan bilangan berikut ke satuan terdekat.


a. 3,2 dibulatkan menjadi . . . .
b. 6,9 dibulatkan menjadi . . . .
2. Bulatkan bilangan berikut ke puluhan terdekat.
a. 46 dibulatkan menjadi . . . .
b. 52 dibulatkan menjadi . . . .
3. Bulatkan bilangan berikut ke ratusan terdekat.
a. 146 dibulatkan menjadi . . . .
b. 423 dibulatkan menjadi . . . .

5
Kelipatan dan Faktor Bilangan

A. Kelipatan Bilangan
1. Menentukan Kelipatan Suatu
Bilangan Contoh : Tentukan kelipatan
dari 2 Penyelesaian:
2 =2 =2×1
4 =2+2=2×2
6 =4+2=2×3
8 =6+2=2×4
10 = 8 + 2 = 2 × 5 dan seterusnya
Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan menambahkan 2 dari bilangan
sebelumnya atau mengalikan 2 dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Jadi kelipatan
dari 2 yaitu : 2,4,6,8,10 dst.

2. Kelipatan Persekutuan Dari Dua Bilangan


Kelipatan persekutuan dari dua bilangan adalah kelipatan-kelipatan dari dua bilangan
tersebut yang bernilai sama.
Contoh: Tentukan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4!
Penyelesaian :
Kelipatan 3 : 3,6,9,12,15,18,21,24,27,30,...
Kelipatan 4 : 4,8,12,16,20,24,28,32,36,40,...
Bilangan-bilangan yang sama dari kelipatan kedua bilangan tersebut adalah 12,24,.... .
Jadi 12,24,....merupakan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4.

B. Faktor Bilangan
1. Menentukan Faktor Suatu Bilangan
Faktor adalah pembagi dari suatu bilangan,yaitu bilangan yang membagi habis bilangan
tersebut.
Contoh: faktor dari bilangan 8 adalah 1, 2, 4, dan 8.

2. Faktor Persekutuan Dari Dua Bilangan


Yaitu faktor-faktor dari dua bilangan tersebut yang bernilai
sama. Contoh: Tentukan faktor persekutuan dari 4 dan 12
Penyelesaian :
Faktor 4 = 1,2,4
Faktor 12 = 1,2,3,4,6,12
Jadi, faktor persekutuan dari 4 dan 12 adalah 1, 2 dan 4

C. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai 2 faktor, yaitu bilangan 1 dan
bilangan itu sendiri.
Contoh: 2 merupakan bilangan prima karena hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan 2.
3 merupakan bilangan prima karena hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan 3.
5 merupakan bilangan prima karena hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan 5

6
D. KPK dan FPB
1. Menentukan Kelipatan Persekutuan terKecil ( KPK)
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adala kelipatan persekutuan
bilanganbilangan tersebut yang nilainya paling kecil.
Contoh : Tentukan KPK dari 4 dan 12
Penyelesaian :
Kelipatan 4 = 4, 8, 12,16, 20,24, 28,32, 36,40, …
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48, …
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 12 adalah 12,24, 36,...
Jadi, KPK dari 4 dan 12 adalah 12

2. Menentukan Faktor Persekutuan terBesar (FPB)


Kelipatan persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor persekutuan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar.
Contoh: Tentukan FPB dari 4 dan 12:
Penyelesaian :
Faktor 4 = 1,2,4
Faktor 12 = 1,2,3,4,6,12
Faktor persekutuan dari 4 dan 12 adalah 1,2,4
Jadi, FPB dari 4 dan 12 adalah 4

3. Menyelesaikan Masalah KPK dan FPB dalam Kehidupan Sehari-hari


 Menyelesaikan Masalah KPK
Contoh :
Lampu A menyala setiap 6 menit sekali dan lampu B menyala setiap 8 menit sekali. Jika
saat ini kedua lampu menyala secara bersamaan, dalam berapa menit kedua lampu
tersebut menyala secara bersamaan lagi?
Penyelesaian :
Soal tersebut diselesaikan dengan cara menetukan KPK dari 6 dan
8. Kelipatan 6 = 6,12,18,24,30,36,42,48...
Kelipatan 8 = 8,16,24,32,40,48,...
KPK = 24
Jadi kedua lampu tersebut menyala secara bersamaan lagi setiap 24 menit.
7
 Menyelesaikan Masalah FPB
Contoh :
Dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya, Ema membagikan 75 buku tulis dan 50
pensil kepada anak-anak yatim piatu. Setiap buku tulis dan pensil akan dibagikan
kepada anak-anak dengan jumlah yang sama banyak.
a. Berapa anak yatim yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil?
b. Berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?

Penyelesaian :
a. Untuk mengetahui berapa anak yatim yang mendapat buku tulis dan pensil,maka
ditentuka FPB dari 75 dan 50.
Faktor dari 75 = 1,3,5,15,25,75.
Faktor dari 50 = 1,2,5,10,25,50.
FPB = 25
Jadi ada 25 anak yatim yang mendapatkan buku tulis dan pensil.

8
b. Banyaknya buku tulis untuk setiap anak = 75 : 25 = 3
buku Banyaknya pensil untuk setiap anak = 50 : 25 = 2
pensil

1. Kelipatan 9 kurang dari 50 adalah . . .


2. KPK dari 28 dan 36 adalah . . .
3. Faktor persekutuan dari 39 dan 48 adalah . . .
4. FPB dari 60 dan 72 adalah . . .
5. Abid dan Marbun bermain peluit. Abid meniup peluit setiap 24 detik, sedangkan
Marbun meniup peluit setiap 14 detik. Setiap berapa menit mereka berdua meniup peluit
secara bersamaan?

6. Ibu Abid membuat 72 kue donat dan 84 kue bolu. Kuekue itu akan dikemas ke dalam
toples. Setiap kue mengisi toples sama banyak.
a. Berapa paling banyak toples yang dibutuhkan?
b. Berapa kue donat dan kue bolu yang mengisi setiap toples?

9
PENGUKURAN

A. Pengukuran Sudut
Sudut terbentuk oleh adanya dua ruas garis yang saling berpotongan, dan titik perpotongan
dua ruas garis disebut sudut.

1. Jenis Sudut
 Sudut lancip yaitu sudut yang besarnya kurang dari 90◦
 Sudut Tumpul yaitu sudut yang besarnya lebih dari 90◦
 Sudut Berpenyiku ( Siku-siku ) yaitu sudut yang besarnya 90◦
 Sudut Berpelurus yaitu sudut yang besarnya 180◦

Sudut lancip Sudut tumpul Sudut berpenyiku Sudut


berpelurus

2. Sudut yang ditunjukkan oleh jam dan Arah mata angin.


 Sudut yang ditunjukkan oleh jam

30◦ Catatan
 Besar sudut yang dibentuk oleh satu
putaran penuh( satu jam) adalah 360◦
90◦  Besar sudut yang dibentuk pada setiap
angka jarum jam (setiap 5 menit) yaitu 30◦
 Besar sudut yang dibentuk setiap menit
yaitu 6◦ ( dari 30◦ : 5= 6◦)

 Sudut yang ditunjukkan oleh Arah mata angin

Catatan
Sudut yang dibentuk oleh
setiap arah mata angin
sebesar 45◦

Contoh

1. Berapa besar sudut kedua jarum pada pukul 04.00?


Jawab:
Jarum pendek pada angka 4 dan jarum panjang pada angka 12.
Jarak antara dua jarum jam = 4 bagian.
Pukul 04.00 = 4 x 30°= 120°.
Jadi, sudut kedua jarum pada pukul 04.00 = 4 x 30°= 120°

10
2. Berapa besar sudut kedua jarum pada pukul 02.30?
Jawab:
Jarum pendek di tengah antara angka 2 dan 3.
Jarak antara dua jarum jam = 31 bagian.
2
Pukul 02.30 = 31 x 30°= 105°
2
Jadi, sudut kedua jarum pada pukul 02.30 = 105°.

1. Marbun berjalan ke arah selatan kemudian berbelok 90° ke kanan. Sekarang Marbun
berjalan ke arah . . . .
2. Menik berdiri mengahadap ke arah barat. Kemudian ia memutar badan menjadi
menghadap selatan. Menik berputar membetuk sudut sebesar......°
3. Berapa besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam saau menunjukkan pukul 02.00?

B. Satuan Waktu
1. Menentukan Hubungan antar Satuan Waktu

1 menit = 60 detik 1 tahun = 365 hari


1 jam = 60 menit 1 abad = 100 tahun
1 jam = 3600 detik 1 windu = 8 tahun
1 minggu = 7 hari 1 triwulan = 3 bulan
1 bulan = 30 hari 1 semester = 6 bulan
1 bulan = 4 minggu 1 catur wulan = 4 bulan
1 tahun = 12 bulan 1 lustrum = 5 tahun
1 tahun = 52 minggu 1 dasawarsa = 10 tahun
1 hari = 24 jam

Catatan : Setiap 4 tahun sekali dalam 1 tahun ada 366 hari disebut tahun kabisat.

Contoh :
a. 3 menit =.........detik
1 menit = 60 detik
3 menit = 3 × 60 detik = 180 detik
Jadi, 3 menit = 180 detik

b. 4 dasawarsa + 3 windu =.........tahun


4 dasawarsa = 2 × 10 tahun = 40 tahun
3 windu = 3 × 8 tahun = 24 tahun
Jadi, 2 dasawarsa + 3 windu = 40 tahun + 24 tahun = 64 tahun

11
2. Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Satuan Waktu
Contoh :
a. Sebuah bus berangkat dari Jakarta pukul 06.30. Bus tersebut menuju kota Bandung
dengan lama perjalanan 3 jam 45 menit. Pukul berapa bus sampai di Bandung?
Penyelesaian :
Bus berangkat pukul : 06.30
Lama perjalanan : 03.45
––––– +
Bus sampai tujuan 09.75
Karena 1 jam hanya 60 menit, maka 09.75 dituliskan 10.15
Jadi, bus dari Jakarta tersebut sampai di Bandung pukul 10.15

b. Di tahun 2007, usia Marbun 1 usia ayahnya. Jika ayah Marbun lahir tahun 1971, tahun
4
berapakah Marbun lahir?
Penyelesaian:
Ayah Marbun lahir tahun 1971, maka pada tahun 2007 usia beliau adalah 2007 – 1971 =
36 tahun.
Usia Marbun = 1 x usia ayahnya
4
= 1 x 36 tahun
4
= 9 tahun
Tahun kelahiran Marbun = 2007 – 9 = 1998
Jadi, Marbun lahir tahun 1998

1. 3 jam + 20 menit + 20 detik = ... detik


2. 5 windu + 3 dasawarsa =.........tahun
3. Sewindu lagi usia Ema 18 tahun. Berapa tahun usia Ema sekarang?
4. Kecuali hari Minggu, setiap hari Abid belajar selama 2 jam. Berapa menit Abid belajar
dalam seminggu?
5. Ayah bekerja dari pukul 07.30 pagi sampai pukul 05.00 sore setiap hari. Hari Sabtu dan
Minggu ayah libur. Berapa jam ayah bekerja dalam seminggu?

C. Satuan Panjang
1 km = 10 hm
1 hm = 10 dam
1 dam = 10 m
1 km = 1.000 m
1m = 10 dm
1 dm = 10 cm
1 cm = 10 mm
1m = 100 cm
1m = 1.000 mm

12
Contoh :

a. 3 km =.........m c. 3 km + 2 hm =........dam
1 km = 1.000 m 3 km = 300 dam
3 km = 3 × 1.000 m = 3.000 m 2 hm = 20 dam
3 km + 2 hm = 300dam + 20dam = 320
b. 7.500 cm =.........m dam
7.500 cm = 7500 = 75 m
100

d. Ali dan Amir akan bermain layang-layang. Ali mempunyai tali yang panjangnya 12 m dan
Abid mempunyai tali yang panjangnya 1.000 cm. Berapa meter selisih panjang tali marbun
dan Abid?
Diketahui : tali Ali : 12 m
tali Amir : 1000 cm
Ditanyakan : Selisih panjang tali Ali dan
Amir? Jawab : 12 m – 1000 cm = ... m
12 m = 12 m
1000 cm = 1000: 100 = 10 m
Selisih panjang tali Ali dan Amir yaitu 12 m – 10 m = 2 m

1. 4 hm + 5 dm =........dm
2. 65 dam + 235 dm =.........cm
3. 550 dam + 20 mm =.....cm
4. Rumah Marbun 0,5 km di utara rumah Abid. Rumah Ema 300 m di selatan rumah Abid.
Berapakah meter jarak rumah Marbun dan rumah Ema
5. Menik dan ibunya pergi belanja ke toko. Mereka membeli benang jahit warna putih 2 m,
warna hitam 25 dm, dan warna biru 100 cm. Berpa meter panjang benang jahit yang
dibeli Menik dan ibunya?

D. Satuan Berat

Catatan
1 ton = 1000 kg
1 kwintal = 100 kg
1 kg = 2 pon
1 pon = 5 ons
1 ons = 1 hg

13
Contoh :
a. 20 kg = ...g
1 kg = 1000 g
Jadi 20 kg = 20 x 1000 = 20.000 g

b. 100 ons =...g


100 ons = 100 x 100 = 10.000 g

c. 6000 g = ... kwintal


6000 g = 6000 : 1000 = 6 kg
6 kg = 6 : 100 = 0,06 kwintal
Jadi, 6000 g = 0,06 kwintal

d. Setiap hari ada 8 truk yang melewati jalan raya di dekat rumah Riza. Setiap truk memuat
15 kelapa. Berapa ton jumlah kelapa yang dibawa 8 truk tersebut setiap hari?
Penyelesaian :
Ada 8 truk yang lewat setiap hari. Setiap truk memuat 15 kuintal kelapa. Sehingga jumlah
kelapa yang dibawa yaitu:
8 × 15 kuintal = 120 kuintal
120 kuintal = 12 ton
Jadi, setiap hari ada 12 ton kelapa yang dibawa truk.

1. 2 kuintal + 4 kg =........hg
2. 3 ton + 12 kuintal =........kg
3. 3 kg + 10 hg =........dag
4. Ibu Gita mempunyai gelang yang beratnya 20 gram,cincin 5 gram, dan kalung 50 gram.
Berapa ons berat perhiasan-perhiasan Ibu Gita?
5. Ayah Lisa menerima jatah beras 1 kuintal setiap bulan. Beliau selalu menyumbangkan
25 kg untuk fakir miskin. Berapa kuintal beras yang dibawa pulang ayah Lisa dalam
setahun?

14
E. Satuan Kuantitas

1 lusin = 12 buah
1 gros = 12 lusin
1 kodi = 20 lembar
1 rim = 500 lembar

Contoh
a. 3 lusin pensil =.........buah pensil
1 lusin = 12 buah
3 lusin = 3 × 12 buah = 36 buah
Jadi, 3 lusin pensil = 36 buah
pensil

15
b. Elsa membeli 4 lusin buku tulis, 2 lusin pensil, dan 2 kodi pakaian untuk disumbangkan
kepada anak-anak korban bencana. Berapa buah barang-barang yang dibeli Elsa?

Jawab :
4 lusin + 2 lusin + 2 kodi =...buah
(4 x 12) + (2 x 12 ) + (2 x 20) = 48 + 24 + 40 = 112 buah

c. Di rumahnya, nenek Ema mempunyai 168 buah gelas dan 1 gros piring. Setelah dilihat,
ternyata ada 24 gelas dan 12 piring yang pecah. Tinggal berapa lusin jumlah gelas dan
piring nenek Ema?
Penyelesaian :
Banyaknya gelas = 168 – 24 = 144 buah = 12 lusin
Banyaknya piring = 1 gros - 12 buah = 12 – 1 = 11 lusin
Jumlah = 23 lusin +
Jadi jumlah total banyaknya gelas dan piring ada 23 lusin.

1. 5 lusin mangkok =........buah mangkok


2. 36 lusin + 144 buah =.........gros
3. 2.000 lembar + 100 rim =........rim
4. Seorang pedagang kain membeli 4 kodi kain batik, 3 kodi kain sarung, dan 50 lembar
kain polos. Berapa lembar kain yang dibeli pedagang kain tersebut?
5. Rosi dan ibunya membeli 4 lusin buku tulis, 2 lusin pensil, dan 2 kodi pakaian untuk
disumbangkan kepada anak-anak korban bencana. Berapa buah barang-barang yang
dibeli Rosi dan ibunya?

16
SEGITIGA DAN JAJARGENJANG

A. Keliling dan Luas Segitiga


1. Keliling segitiga
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar.
Keliling segitiga ABC yaitu jumlah panjang sisi-sisinya.

Keliling (K) = AB + BC + CA

Contoh:
Tentukan keliling segitiga ABC berikut ini.

Penyelesaian :
a. K = AB + AC + BC b. K = PQ + QR + PR
= 3 cm + 4 cm + 2 cm = 8 cm + 6 cm + 10
cm K = 9 cm K = 24 cm

2. Luas Segitiga
Luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang.
Tinggi (t)

Luas (L) = 1 x alas (a) x tinggi (t)


2

alas (a)

Contoh : Tentukan luas segitig aberikut


a. b.

Penyelesaian :
a. L = 1 x a x t b. L = 1 x a x t
2 2
L = x 20 x 10
1
L = L = 1 x 10 x 12
2 2
L = 100 cm2 L = 60 cm2

17
B. Keliling dan Luas Jajargenjang
1. Keliling jajargenjang
Keliling jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

Keliling (K) = AB + BC + CD + DA
atau
Keliling (K) = 2 × (BC + AB)

Contoh: Tentukan keliling jajargenjang berikut :


a. b.

Penyelesaian :
a. K = 2 x ( KL + KN) b. K = 2 x ( OP + PQ)
= 2 x (48 + 21) = 2 x ( 7 + 15)
K = 2 x 69 = 138 cm K = 2 x 22 = 44 cm

2. Luas jajargenjang

Luas (L) = alas × tinggi = a x t

a
Contoh : Tentukan luas jajargenjang berikut:

a. b.

Penyelesaian :

a. L = a x t b.L=axt
L = 10 x 13 = 130 cm2 L = 15 x 9 = 135 cm2

1. Sebuah papan kayu berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi yang saling
tegak lurus adalah 13 m dan 40 m. Berapa luas papan kayu tersebut?

18
2. Atap sebuah rumah akan dipasang genteng dengan ukuran alas 20 cm dan tinggi 40 cm.
Jika luas atap 80 m2, berapa banyak genteng dibutuhkan?

19
BILANGAN BULAT

A. Mengenal Bilangan Bulat


1. Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan bulat terdiri atas:


 Bilangan bulat negatif yaitu bilangan bulat yang terletak di sebelah kiri angka 0
(nol). Contoh bilangan bulat negatif: -1, -2,-3, -4, -5, ...
 Bilangan 0 (nol) yaitu bilangan yang tidak positif dan tidak negatif. Bilangan 0 (nol)
adalah bilangan netral.
 Bilangan bulat positif yaitu bilangan bulat yang terletak di sebelah kanan angka 0 (nol).
Contoh bilangan bulat positif: 1, 2, 3, 4, 5, ... Bilangan-bilangan bulat positif disebut
bilangan asli.
 Gabungan bilangan nol dan bilangan asli disebut bilangan cacah
 Pada garis bilangan, letak bilangan makin ke kanan makin besar dan makin ke kiri
makin kecil.

2. Penggunaan Bilangan Bulat Negatif


 Cara membaca bilangan Bulat Negatif
Contoh : – 24 ( dibaca negatif dua puluh empat)
– 100 (dibaca negatif seratus)

 Penggunaan Bilangan Bulat Negatif


Contoh :
a. Suhu di daerah kutub dapat mencapai lima belas derajat dibawah nol. (lima belas
derajat dibawah nol = –15 derajat)
b. Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya lima sentimeter di bawah permukaan
air laut. (lima sentimeter di bawah permukaan air laut = –5 cm)

3. Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Bulat

Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil. Sebaliknya, semakin ke kanan nilai
bilangan semakin besar.

Contoh :
a. – 25 < 10 b. – 16 < 0 c. 78 > - 100
d. Urutkan bilangan-bilangan berikut ini.
–5, 10, –25, 20, –10, 0, 30
Jawab:
Urutan bilangan dari yang terkecil adalah: –25, –10, –5, 0, 10, 20, 30
Urutan bilangan dari yang terbesar adalah: 30, 20, 10, 0, –5, –10, –25

20
B. Operasi Bilangan Bulat

Menunjukkan bilangan 7 Menunjukkan bilangan 7

a. Operasi Penjumlahan

b. Operasi Pengurangan

 Pengurangan adalah lawan pengerjaan penjumlahan.


 Bilangan-bilangan bulat di sebelah kiri titik nol saling berlawanan dengan bilangan
di sebelah kanan titik nol yang berjarak sama.
Contoh :
Lawan dari 2 adalah – 2
Lawan dari -10 adalah 10

21
Mengurangi suatu bilangan sama dengan menjumlah bilangan itu dengan lawan bilangan
pengurangnya.
Contoh : 12 – 7 = 12 + (-7)
-8 – 5 = -8 + (-5)
-10 – (-4) = -10 + 4

1. Lawan dari 1.059 adalah . . . .


2. Suhu di kota Bogor 24° C, sedangkan suhu di kota Pontianak 28° C. Kota mana yang
lebih dingin?
3. Urutan 150, –100, –350, 400, –250 dari yang terbesar adalah . . .
4. (–168) – (–18) + 100 = . . . .
5. Suhu udara pada siang 30° C. Selisih suhu malam hari dan siang hari adalah 11° C.
Berapakah suhu malam hari?

22
BILANGAN PECAHAN

A. Mengenal Pecahan dan Urutanya


Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan.
Contoh :

1 2 3
2 3 4

1. Letak pecahan pada garis bilangan.

2. Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan


Untuk
1
membandingkan pecahan dapat dilihat letaknya pada garis bilangan.Contoh:
a. < 1
4
2 3
b. <2
4 3
Urutan pecahan dari yang terkecil pada garis bilangan di atas adalah:
1 1 1 2 3
4< 3< 2< 3< 4

B. Menyederhanakan Pecahan
1. Pecahan yang senilai
Pecahan-pecahan senilai mempunyai nilai yang sama. Pecahan senilai dapat kita tentukan
dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang
sama.
Contoh :

23
2. Menyederhanakan Pecahan
Pecahan yang paling sederhana adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya tidak
dapat dibagi dengan bilangan yang sama. Pecahan paling sederhana diperoleh dengan
membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB kedua bilangan tersebut.
Contoh:
12
Sederhanakanlah pecahan berikut ini : a. 20
16 b. 30
Penyelesaian:
a. Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12 b. Faktor 20 = 1,2,4,5,10,20
Faktor 16 = 1, 2, 4, 8, 16 Faktor 30 = 1,2,3,5,6,10,15,30
FPB 12 dan 16 = 4 FPB 20 dan 30 = 10
12 12:4 3 20 20:10 2
16 = 16:4 = 4 30 = 30:10 = 3

C. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan


1. Penyebut Sama
Penjumlahan atau pengurangan pecahan yang berpenyebut sama, dilakukan dengan
menjumlahkan atau mengurangkan pembilang-pembilangnya,sedangkan penyebutnya
tetap. Kemudian tuliskan hasilnya dalam bentuk paling sederhana.
Contoh:
8 6 8−6 2
1 3 1+3 4 c. − = = =1
a.
5
+ 5
= 5
=5 2 2 2 2

4 4 4+4 8 4 5 1 5−1 4
b. 6 + 6 = 6 = 6 = 3 d. 3 − 3 = 3 =3
2. Penyebut Berbeda
Penjumlahan atau pengurangan pecahan yang berpenyebut berbeda dilakukan dengan
aturan berikut ini.
a. Samakan penyebutnya dengan KPK kedua penyebut.
b. Jumlahkan atau kurangkan pecahan baru seperti pada penjumlahan atau pengurangan
pecahan berpenyebut sama.
Contoh:
Tentukan
1
hasil dari penjumlahan dan pengurangan pecahan
10
berikut:
a. + =⋯
1
c. − 7 = ⋯
4
2 3 95 15
b. + 9
=⋯ d. −2=⋯
3 6 7 3

Penyelesaian
1
:
a. + =⋯
1
c. 10
− 7
=⋯
4 3 5 15
Kelipatan 4 = 4,8,12,16,... KPK
10
5 dan 15 = 15
Kelipatan 3 = 3,6,9,12,15... − 7
30 7 23
5 15 = 15 − 15 = 15
KPK 4 dan 3 = 12
1 1 3 4 3+4 7
4 + 3 = 12+ 12 = 12 = 12
2 9
b. + 9
=⋯ d. −2=⋯
3 6 7 3
KPK 3 dan 6 = 6 KPK 7 dan 3 = 21
2 9 4 9 13 9 2 27 14 13
3+ 6 = 6 + 6 = 6 7 − 3 = 21 − 21 = 21

24
D. Menyelesaikan Masalah Pecahan
Contoh :
1. Marbun mempunyai dua botol yang berbeda besarnya. Botol pertama dapat diisi 1 liter air
3
dan botol kedua dapat diisi 3 liter air. Marbun telah menyediakan 1 liter air untuk disikan
8
ke dalam kedua botol tersebut.
a. Berapa liter air yang dapat diisikan?
b. Berapa liter air yang tersisa?

Penyelesaian :
a. Botol pertama dapat diisi 1 liter air
3
Botol kedua dapat diisi 3 liter air
8
Jadi air yang dapat diisikan ke dalam kedua botol tersebut = 1 + 3
= 8
+ 9
= 17
liter
b. Air yang tersisa = 1 − 17 = 24
− 17
= 7
3 8 24 24 24

24 24 24 24

6
1. = 18
. Bilangan yang benar untuk mengisi titik-titk di samping adalah...
… 30
7
2. − 7
=⋯
9 12
1
3. + 2− 3
=⋯
4 3 8
5 7
4. Abid dan Marbun memetik keranjang buah mangga. Sebanyak keranjang mangga
6 9
telah dibagikan kepada para tetangga. Berapa bagian buah mangga yang masih ada?
3 3
5. Ibu Ema menghabiskan kg tepung terigu untuk membuat kue. Di dapur masih tersisa
5 5
kg tepung terigu. Berapa kg tepung terigu pada awalnya?

25
Bilangan Romawi

A. Menagenal Lambang Bilangan Romawi


Contoh penggunaan bilangan romawi di kehidupan sehari hari:
 Amir adalah siswa Kelas VI A yang mendapat beasiswa.
 Memasuki abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasai
teknologi. Lambang bilangan Romawi adalah sebagai berikut.

I melambangkan bilangan 1 C melambangkan bilangan 100


V melambangkan bilangan 5 D melambangkan bilangan 500
X melambangkan bilangan 10 M melambangkan bilangan 1.000
L melambangkan bilangan 50

B. Membaca bilangan Romawi


1. Aturan penjumlahan bilangan Romawi
Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan, maka lambing-lambang
bilangan Romawi tersebut dijumlahkan.
Contoh :
a. VIII b. CXXVIII
=V+I+I+I = C + X + X + V + I + I +I
= 5 + 1+ 1+ 1 = 100 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1+1
=8 = 128

2. Aturan Pengurangan
Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka lambang-lambang
bilangan Romawi tersebut dikurangkan. Pengurangan paling sedikit satu angka.
Contoh:
a. IV b. XIV
=V–I = X + (V – I)
=5–1
= 10 + (5 – 1)
=4
= 14
3. Aturan
gabungan
Contoh :
a. MCMXCIX
= M + (M – C) + (C – X) + (X – I)
= 1.000 + (1.000 – 100) + (100 –10) + (10 –
1)
= 1.000 + 900 + 90 + 9
= 1.999

1. Tuliskan bilangan asli berikut ini ke dalam bilangan Romawi.


a. 49 b. 978 c. 2.005
2. Tuliskan bilangan romawi berikut ini ke dalam bilangan asli.
a. LCXIX b. DLXXIX c. MCMXCV

26
Bangun Ruang dan Bangun Datar

A. Bangun Ruang Sederhana

Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang.


Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang.
Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.

1. Bangun Ruang Sisi Tegak.


 Kubus

Kubus adalah sebuah benda ruang yang ditutup oleh enam buah
persegi yang berukuran sama dan mempunyai panjang rusuk sama.
Sifat kubus:
a. Mempunyai 6 sisi berbentuk persegi yang berukuran sama.
b. Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang.
c. Mempunyai 8 titik sudut

 Balok
Yaitu sebuah benda ruang yang ditutup oleh enam buah
persegi yang terdiri dari tiga pasang sisi yang berhadapan,
yang panjang rusuk tiap pasangan berbeda dengan
pasangan lainnya.

Sifat balok:
a. Mempunyai 6 sisi
b. Mempunyai 12 rusuk
c. Mempunyai 8 titik sudut

2. Bangun Ruang Sis Lengkung


 Tabung

Sifat Tabung :
 Mempunyai 3 sisi,yaitu sisi lengkung,sisi atas,
dan sisi bawah.
 Mempunyai 2 rusuk
 Tidak mempunyai titik sudut.

 Kerucut

Sifat Kerucut :
 Mempunyai 2 sisi,yaitu sisi alas dan sisi
lengkung.
 Mempunyai 1 rusuk
 Mempunyai 1 titik sudut disebut titik puncak.

27
 Bola

Sifat Bola :
 Mempunyai 1 sisi
 Tidak mempunyai rusuk
 Tidak mempunyai titik sudut

B. Jaring-Jaring Kubus dan Balok


1. Jaring – jaring kubus
Gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus dinamakan jaring-jaring kubus.

2. Jaring – Jaring Balok


Jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi panjang membentuk balok.

1. Lengkapi titik-titik pada tabel di bawah ini.

Bangun Ruang Banyak rusuk Banyak sisi Banyak titik sudut


Kubus
Balok
Tabung
Kerucut
Bola

28
C. Mengenal Bangun Datar Simetris

 Benda simetris adalah benda yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama
persis, baik bentuk maupun besarnya. Sedangkan tidak simetris disebut benda asimetris.
 Garis lipat yang menentukan benda simetris disebut garis simetri atau sumbu simetri.

1. Tenentukan manakah di antara benda-benda berikut yang simetris.

D. Pencerminan Bangun Datar

Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin.


a. Bentuk dan ukuran bayangan sama persis dengan benda.
b. Jarak bayangan dari cermin sama dengan jarak benda dari cermin.
c. Bayangan dan benda saling berkebalikan sisi (kanan kiri atau depan belakang), sehingga
dikatakan bayangan simetris dengan benda (cermin sebagai simetri).

1. Gambarkan pencerminan dari gambar di bawah ini.

a b. c d.

29
DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim,Burhan dan Astuty,Ary. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.

30

Anda mungkin juga menyukai