Anda di halaman 1dari 16

1

Bilangan
A. MACAM-MACAM BILANGAN
1. Bilangan Bulat
Contoh : B = ...., - 4, - 3, - 2, - 1, 0, 1, 2, 3, 4, ....
2. Bilangan Asli
Contoh : A = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 20, 11, ....
3. Bilangan Cacah
Contoh : C = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, ....
4. Bilangan Genap
Contoh : G = 2, 4, 6, 8, 10, 12, ....
5. Bilangan Ganjil
Contoh : J = 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, ....
6. Bilangan Prima
Contoh : P = 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, ....
7. Bilangan Pecahan

Contoh
: 1 2 3 5 , ….
3 , , 7 ,
5 7

B. LAMBANG BILANGAN DAN NILAI TEMPAT


Setiap bilangan disusun oleh beberapa angka. Setiap angka mempunyai nilai tempat
yang berbeda. Nilai tempat merupakan nilai dari sebuah angka yang menunjukkan
letaknya pada suatu bilangan. Berikut ini susunan nilai tempat :
 Bilangan satuan disusun oleh satu angka antara 0 – 9
 Bilangan puluhan disusun oleh dua angka antara 10 – 99
 Bilangan ratusan disusun oleh tiga angka antara 100 – 999
 Bilangan ribuan disusun oleh empat angka antara 1000 - 9999

Bilan
Contoh 1 :
Bilangan 560

Bilan
Nilai tempat angka 5 adalah ratusan.
Nilai tempat angka 6 adalah
puluhan. Nilai tempat angka 0
adalah satuan. Contoh 2 :
Tentukan nilai tempat bilangan-bilangan 34, 756, dan 5.343.
Penyelesaian :
34 = 3 puluhan + 4 satuan
756 = 7 ratusan + 5 puluhan + 6 satuan
5.343 = 5 ribuan + 3 ratusan + 4 puluhan + 3 satuan

C. GARIS BILANGAN
Garis bilangan adalah garis lurus yang terdiri atas titik-titik bilangan dengan ukuran
(jarak) yang sama.
 Semakin ke kanan, bilangan semakin besar.
 Semakin ke kiri, bilangan semakin kecil.
 Arah panah ke kanan mempunyai nilai positif.
 Arah panah ke kiri mempunyai nilai negatif.
Contoh :
Dengan menggunakan garis bilangan, tentukan hasil dari 3 + ^.
Penyelesaian :
 Buatlah arah panah 3 langkah ke kanan dari angka 0 (nol) pada garis bilangan.
 Buatlah arah panah 6 langkah ke kanan dari angka 3 pada garis bilangan.
 Hasil penjumlahan diperoleh dengan membuat arah panah dari 0 (nol) ke arah
panah terakhir. Dari gambar garis bilangan diperoleh hasil 9.

Bilan
9

6
3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

 Jadi 3 + 6 = 9

D. LAMBANG BILANGAN DAN NILAI TEMPAT


1. Penjumlahan
Penjumlahan suatu bilangan dengan bilangan yang lain dilakukan dengan cara
menjumlahkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, ratusan dengan
ratusan, ribuan dengan ribuan, dan seterusnya.
Contoh :
Hasil pengerjaan 29.349 + 13.928 = ....
Penyelesaian :
Cara 1 : cara mendatar
29.349 + 13.928 = (20.000 + 9.000 + 300 + 40 + 9) + (10.000 + 3.000 + 900 +20 + 8)
= (20.000 + 10.000) + (9.000 + 3.000) + (300 + 900) + (40 + 20) + (9 + 8)
= 30.000 + 12.000 + 1.200 + 60 + 17
= 30.000 + (10.000 + 2.000) + (1.000 + 200) + 60 + (10 + 7)
= (30.000 + 10.000) + (2.000 + 1.000) + 200 + (60 + 10) + 7
= 40.000 + 3.000 + 200 + 70 + 7
= 43.277
Cara 2 : cara bersusun
-11 1 simpanan
29.349
13.928 +
43.277

Bilan
2. Pengurangan
Pengurangan suatu bilangan dengan bilangan yang lain dilakukan dengan cara
mengurangkan satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, ratusan dengan
ratusan, ribuan dengan ribuan, dan seterusnya.
Contoh :
Hasil dari 6.859 – 6.840 = ....
6.859 – 6.840 = (6.000 + 800 + 50 + 9) – (6.000 +800 + 40 + 0)
= (6.000 – 6.000) + (800 – 800) + (50 – 40) + (9 – 0)
= 0 + 0 + 10 + 9
= 19

3. Perkalian
Konsep dasar perkalian merupakan penjumlahan berulang :
3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
3 x a = a + a + a = 3a
4 x b = b + b + b + b = 4b
Contoh :
Tentukan hasil dari 4 x 75
Penyelesaian :
Cara penjumlahan berulang :
4 x 75 = 75 + 75 + 75 + 75 =
300
Cara mendatar :
4 x 75 = 4 x (70 + 5)
= (4 x 70) + (4 x 5)
= 280 + 20
= 300

Bilan
Cara bersusun :

Bilan
2 simpanan
4 x 75 = 75
4x
300

4. Pembagian
Pembagian dapat diartikan sebagai pengurangan
berulang. 10 : 2 = 10 – 2 = 8 – 2 = 6 – 2 = 4 – 2 = 2 – 2 = 0
(10 dikurangi dua – dua dan habis sampai 5 kali)
10 : 2 = 5
Pembagian merupakan bentuk kebalikan dari operasi perkalian.
Jika a x b = c, maka berlaku :
a=c:b
b=c:a
Contoh :
Tentukan hasil dari 96 : 4
Penyelesaian :
Cara mendatar :
96 : 4 = (90 + 6) : 4
= (80 + 16) : 4
= (80 : 4) + (16 : 4)
= 20 + 4
= 24
Cara bersusun pendek
: 96 : 4 = 24

4√96
8
16
16
0

Bilan
E. SIFAT – SIFAT OPERASI HITUNG
1. Pertukaran (komutatif)
3x5=5x3
12 + 8 = 8 + 12
2. Pengelompokan (asosiatif)
(16 + 8) + 4 = 16 + (8 + 4)
(12 x 5) x 6 = 12 x (5 x 6)=
3. Penyebaran (distributif)
3 x (4 + 5) = (3 x 4) + (3 x 5)
3 x (7 – 5) = (3 x 7) – (3 x 5)
4. Lawan Bilangan
−10 − 7 = −10 + (−7)
20 – 30 = 20 + (- 30)
5. Kebalikan Bilangan
1
12 ∶ 8 = 12 ×
8
1
20 ∶ 6 = 20 ×
6
6. Sistem pencoretan

18 × 23 ∶ 9 = × 23 × = 2 × 23 = 46
1
182
9

F. HITUNG CAMPURAN
Operasi hitung campuran merupakan operasi hitung yang melibatkan lebih dari satu
operasi hitung. Kaidah pengerjaan dalam hitung campuran adalah sebagai berikut :
1. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Oleh karena itu, operasi
yang ditulis lebih dulu (sebelah kiri) dikerjakan terlebih dahulu agar lebih
praktis.
2. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat. Oleh karena itu, operasi yang
ditulis lebih dulu (sebelah kiri) dikerjakan terlebih dahulu agar lebih praktis.
3. Operasi pembagian dan perkalian lebih kuat dari operasi penjumlahan dan
pengurangan, sehingga operasi perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih

Bilan
dahulu.

Bilan
4. Apabila ada tanda kurung, maka operasi hitung dalam tanda kurung
dikerjakan terlebih dahulu.

G. MENENTUKAN NILAI SUKU YANG BELUM DIKETAHUI


Sebuah suku yang belum diketahui nilainya, misalnya “n” dapat terjadi pada operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, atau hitung campuran.
1. Sederhanakan operasi bilangan yang telah diketahui.
2. Pindahkan variabel/peubah (misal : n) ke ruas kiri dan semua angka ke ruas
kanan dengan aturan sebagai berikut :
 Jika angka atau variabel awalnya bertanda positif ( + ) menjadi negatif ( - )
dan sebaliknya.
 Jika angka atau variabel awalnya bagi ( : ) menjadi ( x ) dan sebaliknya.

Contoh :

48
� = tentukan nilai n = ....
56 14

Penyelesaian :

48 �
� = atau dapat ditulis 48
56 14 14 = 56
48
� ∶ 14 =
56
48
�= × 14
56

48×14
�= 56
48
�= = 12
4

H. FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL


(KPK)
1. Faktor Prima dan Faktorisasi Prima
Faktor prima adalah faktor yang merupakan bilangan prima.
Contoh :

7
Bila
Tentukan faktor prima dari 42.

7
Bila
Penyelesaian :
Dengan menggunakan tabel :
42
1 X 42
2 X 21
3 X 14
6 X 7
Faktor dari 42 adalah 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, dan 42.
Faktor prima dari 42 adalah 2, 3, 7.

Dengan menggunakan pohon faktor :


42
Faktor prima dari 42 adalah 2, 3, 7

2 21

3 7

7 1
Faktorisasi Prima adalah perkalian dari faktor prima berpangkat dari satu bilangan.
Contoh :
Faktorisasi prima dari 360 = 23 × 32 × 5
Cara I : Cara II :
360
360 = 36 × 10

2 180 =6×6×2×5
=2×3×2×3×2×5
2 90 = 23 × 32 × 5

2 45

3 15

3 5

8
Bila
2. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
FPB dari beberapa bilangan adalah persekutuan terbesar dari beberapa bilangan
tersebut.
Contoh :
Tentukan FPB dari 18, 24, dan 30.
Penyelesaian :
Cara I :
Faktor 18 : 1, 2, 3, 6, 9, dan 18
Faktor 24 : 1, 2, 3, 4, 6, 8, 21, dan 24
Faktor 30 : 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30
Faktor persekutuan dari 18, 24, dan 30 = 1, 2, 3, dan 6.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 18, 24, dan 30 = 6

Cara II :

18 24 30

2 9 2 12
2 15

2 6
3 3
3 5
2 3
3 1
5 1
3 1

Maka : 18 = 2 × 33 × ….
24 = 23 × 3 × ….
30 = 2 × 3 × 5
1. Faktor yang bersekutu dari 18, 24, dan 30 adalah 2 dan 3.
2. Faktor dengan pangkat terkecil dari :
2, 23 , dan 2 adalah 2
33, 3, dan 3 adalah 3
3. FPB dari 18, 24, dan 30 yaitu 2 x 3 = 6.

9
Bila
Cara III :

FPB dari beberapa bilangan dapat dicari dengan cara :

1. Bagilah secara serentak beberapa bilangan tersebut dengan


persekutuannya.
2. Jika tidak ada faktor persekutuannya lagi (kecuali 1), maka berhentilah
melakukan pembagian.
3. Kalikan semua faktor persekutuan tersebut.
Contoh :
Tentukan FPB dari 18, 24, dan 30.
Penyelesaian :
2 18 24 30
3 9 12 15
3 4 5

Faktor persekutuan
FPB dari 18, 24, dan 30 adalah 2 x 3 = 6
Untuk soal cerita FPB ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Memuat kalimat “dibagi sama banyak atau merata”.


2. Yang ditanyakan berapa jumlah atau banyaknya.

3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)


KPK dari beberapa bilangan adalah kelipatan yang sama-sama dimiliki oleh
bilangan-bilangan tersebut dengan nilai terkecil atau sama.
Contoh :
Tentukan KPK dari 12, 24, dan 36.
Penyelesaian :
Kelipatan 12 : 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, ....
Kelipatan 24 : 24, 48, 72, 96, 120, ....
Kelipatan 36 : 36, 72, 108, 144, ....
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari 12, 24, dan 36 adalah 72.

10

Bila
I. Pangkat Tiga dan Akar Pangkat Tiga
1. Pangkat tiga suatu bilangan
Bilangan-bilangan 1, 8, 27, 64, dan seterusnya disebut bilangan berpangkat tiga
atau bilangan kubik.
13 = 1 × 1 × 1 = 1
23 = 2 × 2 × 2 = 8
33 = 3 × 3 × 3 = 27
43 = 4 × 4 × 4 = 64
Dan seterusnya.
Bilangan kubik digunakan untuk mencari volume kubus.
Contoh :
Sebuah kubus mempunyai panjang rusuk 9 cm. Tentukan volume kubus tersebut.
Penyelesaian :
Volume kubus = rusuk3
= (9 cm)3 = 729 cm3

2. Akar pangkat tiga


3
a.
Akar pangkat tiga dilambangkan dengan √… .
b.
Akar pangkat tiga merupakan kebalikan dari pangkat tiga.
c.
Akar pangkat tiga digunakan untuk mencari rusuk sebuah kubus dengan
volume kubus diketahui.
Pangkat Tiga Akar Pangkat Tiga
3
83 = 8 × 8 × 8 √512 = ⋯
= 512 512 = ⋯ × … × ….
3
√512 = 8

11

Bila
12

Bila

Anda mungkin juga menyukai