Indikator
1.1.1 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah.
b. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian pada bilangan
cacah.
c. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada bilangan bulat.
d. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
e. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari
1.1.2 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
biasa dan campuran.
b. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal.
c. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa
dan campuran.
d. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
hitung (tambah dan kurang) bilangan pecahan biasa, campuran, dan desimal).
1
1.1.3 Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan persen.
1.1.4 a. Siswa dapat menentukan nilai KPK dari tiga bilangan dua angka.
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan KPK.
1.1.5 a. Siswa dapat menentukan nilai FPB dari tiga bilangan dua angka
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan FPB.
1.1.6 a. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan
perbandingan.
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan skala.
1.1.7 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan atau pengurangan bilangan
pangkat dua dan akar pangkat dua.
b. Siswa dapat menghitung panjang sisi persegi jika diketahui luasnya.
2
A. Operasi Bilangan Bulat
1. Pengertian Operasi Hitung
Operasi hitung adalah cara dalam matematika yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tentang suatu bilangan tertentu. Ada 4 macam operasi hitung, yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Selain ke-4 di atas masih ada operasi hitung, seperti
kuadrat, logaritma, dan penarikan akar.
2. Operasi Penjumlahan
a. Sifat-sifat Operasi Penjumlahan
Sifat-sifat operasi penjumlahan, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat Pertukaran (Komutatif)
Contoh:
a+b=b+a
a×b=b×a 4 + 7 = 7 + 4 = 11
a + (-a) = (-a) + a
Contoh:
3
3 + (-3) = (-3) + 3 = 0
6) Bersifat tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat
juga. a dan b bilangan bulat, maka a + b = c; c bilangan bulat
Contoh :
4+5=9 ; 4, 5, 9 bilangan bulat
0 5 9+ 996
+ 1
0 8 6+
9 9 6
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
7 + 9 = 16; lalu ditulis 6 dan disimpan 1
3+5+1= 9
4
(3) ratusan + ratusan
9
9+0=
3 2 5+ 871
+ 1
8 6 1+
8 7 1
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
1
6 + 5 = 11; lalu ditulis dan disimpan 1
4+2+1= 7
8
5+3=
1 1 +
6 4 3
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
6 + 7 = 13, lalu ditulis 3 disimpan 1
5+0+1= 6
Dalam operasi penjumlahan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai
berikut.
a. Penjumlahan antara dua bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan bulat positif
juga.
b. Penjumlahan anatara dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif juga.
c. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya hasilnya, jika
angka bilangan bulat positif lebih kecil dari bilangan bulat negatif maka hasilnya
adalah bilangan bulat negative, Jika angka bilangan bulat positif lebih besar dari
bilangan bulat negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat positif, dan jika bilangan
bulat positif dijumlahkan dengan bilangan bulat negatif yang nilainya sama maka
hasilnya adalah 0 (nol).
a – b = a + (–b)
a – (–b) = a + b Contoh:
20 – 5 = 20 + (–5) = 15
40 – (–8) = 40 + 8 = 48
2) Sifat Komutatif dan asosiatif tidak berlaku
a–b≠ b–a
(a – b) – c ≠ a – (b – c)
Contoh :
17 – 3 ≠ 3 – 17
14 ≠ –14
Contoh :
(20 – 4) – 3 ≠ 20 – (4 – 3)
16 – 3 ≠ 20 – 1
13 ≠ 19
7
3) Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat :
a – 0 = a dan 0 – a = – a
Contoh:
15 – 0 = 15 dan 0 – 15 = –15
4) Bersifat tertutup
Bersifat tertutup, yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah
bilangan bulat juga a dan b bilangan bulat maka a – b = c; c bilangan bulat.
Contoh:
17 – 8 = –9 ; 17,8,–9 bilangan bulat
8
Uji!!!!!!!
342 21
321 +
21 – Benar
321 342
Sama
987 – 49 = ….
Cara Penyelesaiannya, yaitu:
987 = 900 + (70 + 10) + 7 = 900 + 70 + 17
49 = 40 + 9 = 40 + 9 –
900 + 30 + 8 = 938
Jadi, 987 – 49 = 938.
Atau
7 10 7
9 8 7 9 8 7 9 8 7
4 9– 4 9– 4 9–
8 3 8 9 3 8
( 10 + 7) – 9 = 8 3 4) =
(7 – (9 –9 0) =
586 – 349 = ….
9
Cara Penyelesaiannya, yaitu:
586 = 500 + (70 + 10) + 6 = 500 + 70 + 16
349 = 300 + 40 + 9 = 300 + 40 + 9 –
200 + 30 + 7 = 237
Jadi, 586 – 349 = 237.
Atau
7 10 7
5 8 6 5 8 6 5 8 7
3 4 9– 3 4 9– 3 4 9–
7 3 7 2 8 3 7
3 4) = 2
( 10 + 6) – 9 = 7 (7 – (5 – 3) =
435 – 59 = ….
10
2 10 2 3
3
4 3 5 4 3 5 4 3 5
5 9– 5 9– 5 9–
6 7 6 3 7 6
( 10 + 5) – 9 = 6 10 ( 7 5) =
+ 2) – (3 –3 0) =
646 – 459 = ….
10
3 10 5 3 5
10
6 4 6 6 4 6 6 4 6
4 5 9– 4 5 9– 4 5 9–
7 8 7 1 8 8 7
8 1
( 10 + 6) – 9 = 7 10 ( + 3) – 5) = (5 – 4) =
4. Operasi Perkalian
a. Perkalian Bilangan Cacah
Sifat-sifat operasi perkalian, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat Asosiatif
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh:
(4 x 6) x 8 = 4 x (6 x 8) = 192
2) Sifat komutatif
axb=bxa
11
Contoh :
10 x 4 = 4 x 10 = 40
3) Sifat distributif
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Contoh :
6 x (4 + 12) = (6 x 4) + (6 x 12)
= 24 + 72
= 96
4) Unsur identitas untuk perkalian
a) Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol.
Contoh:
0x1=1x0=0
b) Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga.
Contoh:
ax1=1xa=a
2x1=1x2=2
5) Bersifat tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga a x b = c; a,
b, c, bilangan bulat
Dalam melakukan operasi perkalian dapat dilakukan dengan cara mendatar dan
bersusun.
1) Cara mendatar
a) Pekalian dua bilangan dengan 1 angka.
Contoh:
8 x 2 = 8 + 8 = 16
6 x 4 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24
b) Pekalian bilangan 1 angka dengan bilangan 2 angka.
Contoh:
4 x 12 = ….
Puluhan dan satuan dipisahkan, yaitu:
4 x 12 = 4 x (10 + 2)
= (4 x 10) + (4 x 2 )
= 40 + 8
= 48
12
c) Perkalian dua bilangan dengan 2 angka.
Contoh:
16 x 17 = ….
16 x 17 = 16 x (10 + 7) = (16 x 10) + (16 x 7)
= 160 + (16 x 7)
= 160 + (10 + 6) x 7
= 160 + 70 + 42
= 272
d) Perkalian bilangan kelipatan sepuluh (puluhan, ratusan, ribuan ,…)
Maka yang dikalikan hanya bilangan yang bukan nol, jumlah puluhannya
dijumlahkan dan ditulis di belakang hasilnya.
Contoh:
40 x 80 = (4 x 8) x 100 = 3.200
200 x 3.000 = (2 x 3) x 100.000 = 600.000
2) Cara bersusun
Contoh:
24 x 32 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
24
32 x
48 (2 x 4) = 8 satuan x satuan
(2 x 2) = 4 satuan x puluhan
720 (3 x 4) = 12, lalu ditulis 2 dibawah angka 4 bergeser 1 kolom ke kiri
dan disimpan 1 puluhan x satuan
(3 x 2) = 6 puluhan x puluhan
+
768 (48 + 720) = 768
5. Operasi Pembagian
Sifat-sifat operasi pembagian bilangan, yaitu sebagai berikut.
1) Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif
(+) : (+) = (+)
Contoh: 16 : 4 = 4
2) Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan positif
(–) : (–) = (+)
Contoh: –20 : –10 = 2
3) Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negatif
(+) : (–) = (–)
(–) : (+) = (–)
Contoh : 12 : –4 = –3
–24 : 6 = –4
4) Hasil bagi bilangan bulat dengan 0 (nol) adalah tidak terdefinisi
a : 0 tidak terdefinisi (~)
0 : a 0 (nol)
Contoh:
6
= ~ (Tidak terdefinisi)
0
5) Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif
a:b ≠ b:a
(a : b) : c ≠ a : (b : c)
Contoh :
1
4 :2 ≠ 2 : 4 2 ≠
2
(8 : 2) : 4 ≠ 8 : (2 : 4) 1 ≠ 16
6) Bersifat tidak tertutup
Jika dua bilangan bulat dibagi hasilnya belum tentu bilangan bulat juga
Contoh :
6 : 2 = 3 bilangan bulat
14
1
7:2= 3 bukan bilangan bulat (bilangan pecahan)
2
Berikut beberapa cara dalam menyelesaikan operasi pembagian.
1) Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian.
Contoh:
12 : 4 = 3 >< 4 x 3 = 12
20 : 5 = 4 >< 5 x 4 = 20
40 : 8 = 5 >< 8 x 5 = 40
2) Pembagian merupakan pengurangan berulang
Contoh:
12 : 4 = 3
Pengurangan berulang oleh bilangan 4 sebanyak 6 kali.
12 – 4 – 4 – 4 = 0, maka, 12 – 4 – 4 – 4 = 0, berarti 12 : 4 = 3.
3) Pembagian dengan cara bersusun panjang
a) Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
Contoh:
96 : 4 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
20 4 24
4 96 96 : 4 = 24
80 dari 20 x 4 = 80
16 dari 4 x 4 = 16
16
0
Jadi, 96 : 4 = 24.
b) Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
Contoh:
310 : 5 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
60 2 62
5 310 310 : 5 = 62
300 dari 60 x 5 = 300
10 dari 5 x 2 = 10
10
0
Jadi, 310 : 5 = 62.
15
6. Melakukan Operasi Hitung Campuran Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan
Pembagian
Dalam melakukan operasi campuran, maka yang berada di dalam kurung dikerjakan
terlebih dahulu. Jika tidak ada kurung, maka yang terlebih dahulu kamu kerjakan adalah
operasi perkalian dan pembagian dahulu, baru operasi penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
(212 + 234) – 123 x 4 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
Maka yang terlebih dahulu kamu kerjakan adalah angka dalam kurung dahulu lalu operasi
perkalian dan terakhir pengurangan.
(312 + 234) – 123 x 4 = 546 – 123 x 4
= 546 – 492
= 54
16
2
Pecahan di atas terdiri dari dua bentuk pecahan yang berbeda, yaitu adalah
6
5
pecahan biasa 2 adalah pecahan campuran.
12
Langkah 1 : Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa
2
5
2 12 5 24 5 29
12 12 12 12
Langkah 2 : Menyamakan penyebutnya dan melakukan penjumlahan
2 29
= ....
6 12
KPK dari 6 dan 12 adalah 12
2 29 2 2 29 4 29 31 7
2
6 12 6 2 12 12 12 12 12
2 5 7
Jadi, hasil penjumlahan dari pecahan 2 adalah 2 .
6 12 12
17
77 7
7
10 10
18
2) Pengurangan Pecahan Campuran dengan Desimal
Dalam mengurangkan pecahan campuran dengan dengan desimal, maka kamu
harus mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa, kemudian
mengubah desilmal dalam bentuk pecahan biasa pula. Setelah kedua pecahan tersebut
menjadi pecahan biasa, barulah kamu menyamakan penyebutnya dan
mengurangkannya.
Contoh:
1
Tentukan hasil pengurangan 4 – 2,5!
5
Cara penyelesainnya, yaitu:
Langkah 1 : Mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa.
1 4 5 1 21
4
5 5 5
Langkah 2 : Mengubah pecahan desimal dalam bentuk pecahan biasa.
25
2,5
10
Langkah 3 : Menyamakan penyebutnya dengan mencari KPKnya.
KPK dari 5 dan 10 adalah 10.
21 25 21 2 25 42 25 17
5 10 5 2 10 10 10 10
Langkah 4 : Menyederhanakan hasil operasi penjumlahan.
17 7
1
10 10
c. Perkalian Pecahan
1) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
Cara menyelesaikan perkalian antara pecahan biasa dengan pecahan campuran, yaitu
pecahan campuran terlebih dahulu kamu ubah menjadi pecahan biasa, kemudian
dilakukan perkalian antarpecahan biasa.
Contoh:
2 1
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 3 !
5 2
Cara penyelesaiannya, yaitu:
2 1 3 5 2 1 17 1 18 : 2 9 4
3 1
5 2 5 2 5 2 10 : 2 5 5
3 3 41 3
0, 4
4 2 4 10 10
3 4 1 12 13 12 39 3 9
3
1
3 1, 2
4 4 10 1 4 10 10 10
d. Pembagian Pecahan
1) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran dan Sebaliknya
Cara menyelesaikan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran, yaitu
pecahan campuran diubah menjadi pecahan biasa, kemudian dilakukan pembagian
antarpecahan biasa.
Contoh:
1 14
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 2 : !
3 6
Cara penyelesaiannya, yaitu:
1 14 2 3 1 14 7 14 1 7
2
6 2
2 : : : 1
3 6 3 6 3 6 1 3 14 2 2
2 5 2 : 8 12 : 8 3 12 10 6 3
2
2
2 : 0,8
5 5 10 5 10 1 5 82 2
21
3. Operasi Hitung Campuran Pecahan
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengerjakan operasi hitung
campuran.
1) Penjumlahan dan pengurangan sama kuat sehingga yang di depan dikerjakan dahulu.
2) Perkalian dan pembagian sama kuat sehingga yang di depan dikerjakan dahulu.
3) Perkalian dan pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
1 1 2
Tentukan hasil operasi pecahan !
4 8 4
Cara penyelesaiannya, yaitu:
1
1 1 2 1 1 2
4 8 4 4 48 4
1 1 1
4 4 4
1 1
4 16
Disamakan penyebutnya dahulu.
1 1 1 4 1 4 1 5
4 16 4 4 16 16 16
Nilai untung
% Untung = 100%
Nilai beli
Nilai jual - Nilai beli
= 100%
Nilai beli
Nilai rugi
% Rugi = 100%
Nilai beli
Nilai beli - Nilai jual
= 100%
Nilai beli
22
2. Potongan harga
Contoh:
Harga sepatu yang tertera pada label Rp900.000,00. Apabila besar diskon 20%, kita dapat
menentukan nilai diskon (potongan harga) dalam rupiah.
Jawab:
20
Diskon 20% 300.000 900.000 180.000
100
Jadi, diskon 20% itu senilai dengan Rp180.000,00.
3. Tabungan
Contoh:
Pak Budi menabung uang di bank sebesar Rp8.000.000,00. Bank memberikan bunga
sebesar 2% tiap bulan. Tentukan banyaknya uang Pak Dedi setelah 2 bulan!
Jawab:
2
Besarnya bunga tiap bulan = Rp 8.000.000, 00 Rp 160.000, 00
100
23
D. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
1. Pengertian KPK
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Dalam menentukan KPK dari dua
bilangan atau lebih, dapat menggunakan 3 macam cara, yaitu dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan, pohon faktor, dan tabel. Perhatikan cara mencari KPK di
bawah ini
24
Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan 12, 48, dan 64!
12 48 64
2 2 2
6 24 32
2 2 2
12 16
3
2
3 2
6 8
1
2
2
4
3
2
3
2
1
2
1
b. Menggunakan Tabel
Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari KPK-nya.
2) Kalikan semua faktor prima.
Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan 10, 15 dan 25!
10 15 25
2 5 15 25
3 5 5 25
25
5 1 1 5
5 1 1 1
Jadi, KPK = 2 x 3 x 5 x 5 = 2 x 3 x 52 = 150.
28 54
72
2 2
27 2
14 36
2 3
9 2
7 18
7 3
3 2
1 9
3
1 3
3
3
1
27
c. Menggunakan Tabel
Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari FPB-nya.
2) Beri tanda faktor prima yang sama.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 75, 105 dan 120!
75 105 120
2 75 105 60
2 75 105 30
2 75 105 15
3 25 35 5
5 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1
FPB = 3 X 5 = 15
28
Untuk kelereng putih = 56 : 8 = 7 butir
Untuk kelereng biru = 72 : 8 = 9 butir
4 o
suhu dalam Reamur = a C
5
9
suhu dalam Fahrenheit = aoC + 32
5
Contoh:
Diketahui suhu ruangan kelas III SD Negeri I Wijaya hari ini 40oC. Berapakah suhu
udara tersebut dalam Reamur dan Fahrenheit?
Jawab:
4
suhu dalam Reamur = 40 oC = 32 oR.
5
9
suhu dalam Fahrenheit = 40 oC + 32 = 72 + 32 = 104 oF.
5
5 o
suhu dalam Celcius = a R
4
9
suhu dalam Fahrenheit = aoR + 32
4
Contoh:
Ani memiliki air yang berada di dalam baskom dengan besar suhu 40oR. Berapakah
suhu udara tersebut dalam Celcius dan Fahrenheit?
Jawab:
5
suhu dalam Celcius = 40oR = 50oC
4
9
suhu dalam Fahrenheit = 40oR + 32 = 90 + 32 = 122oF
4
5 o
suhu dalam Celcius = a F – 32
9
4
suhu dalam Reamur = aoF – 32
9
30
Contoh:
Diketahui suhu suatu ruangan adalah 54oF. Berapakah suhu udara tersebut dalam
Celcius dan Reamur?
Jawab:
5
suhu dalam Celcius = 54oF – 32 = 30 – 32 = -2oC
9
4
suhu dalam Reamur = 54oF – 32 = 24 – 32 = -8oR
9
Contoh:
Jarak antara Kota Semarang dengan Kota Jakarta pada peta adalah 16 cm. Jika
skala peta tersebut 1 : 1.200.000, berapa jarak antara Kota Semarang dengan Kota
Jakarta sebenarnya?
Jawab:
Skala 1 : 1.200.000, berarti 1 cm pada peta mewakili 1.200.000 cm jarak sebenarnya.
16 cm 16 x 1.200.000 cm = 19.200.000 cm = 192 km.
Jadi, jarak Kota Semarang dengan Kota Jakarta sebenarnya adalah 192 km.
31
c. Menghitung ukuran denah sebenarnya
Contoh:
Diketahui sebuah peta dengan skala 1 : 5.000.000. Jika jarak kota A ke kota B pada
peta adalah 6 cm maka tentukan jarak kota A ke kota B yang sebenarnya!
Jawab:
Jarak sebenarnya = skala pada peta jarak pada peta
= 5.000.000 6 cm
= 30.000.000 cm = 30 km
d. Menghitung skala
Contoh:
Jarak Kota X dan Kota Y sebenarnya 500 km, jarak pada peta 4 cm. Berapakah
skala peta tersebut?
Jawab:
Skala = 4 cm : 500 km
4 cm : 50.000.000 cm
1 : 12.500.000
G. Akar Pangkat Dua dan Pangkat Dua
1. Sifat-sifat operasi pemangkatan pada bilangan bulat.
an = a x a x a x n (sejumlah faktor n)
Contoh :
73 = 7 x 7 x 7 = 343
85 = 8 x 8 x 8 x 8 x 8 = 32768
2. Sifat-sifat operasi akar pada bilangan bulat.
Akar pangkat dua dan akar pangkat tiga bilangan bulat .
a. Akar kuadrat (akar pangkat dua)
a
2
a b b2 a b2 b b
Contoh:
2
64 8 64 82 64 82 8 8
a
3
3
a b 3
b3 a b3 b b b
32
Contoh:
8
3
3
512 8 3
83 512 83 8 8 8
2
36 6 36 62 36 62 6 6
33