Anda di halaman 1dari 33

RANGKUMAN MATERI MATEMATIKA SD SKL 1

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 1


1. Memahami konsep dan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Kemampuan yang Diuji


1.1 Menentukan hasil operasi hitung bilangan bulat, dan menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2 Menentukan hasil operasi hitung bilangan pecahan dan menggunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.3 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan persen.
1.4 Menyelesaikan masalah yang menggunakan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
1.5 Menyelesaikan masalah yang menggunakan faktor persekutuan terbesar (FPB).
1.6 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan perbandingan dan skala.
1.7 Menentukan hasil operasi hitung dan memecehkan masalah yang berkaitan dengan akar
pangkat dua dan pangkat dua.

Indikator
1.1.1 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah.
b. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian pada bilangan
cacah.
c. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada bilangan bulat.
d. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
e. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari

1.1.2 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
biasa dan campuran.
b. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal.
c. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa
dan campuran.
d. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan operasi
hitung (tambah dan kurang) bilangan pecahan biasa, campuran, dan desimal).

1
1.1.3 Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan persen.
1.1.4 a. Siswa dapat menentukan nilai KPK dari tiga bilangan dua angka.
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan KPK.
1.1.5 a. Siswa dapat menentukan nilai FPB dari tiga bilangan dua angka
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan FPB.
1.1.6 a. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan
perbandingan.
b. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang menggunakan skala.
1.1.7 a. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan atau pengurangan bilangan
pangkat dua dan akar pangkat dua.
b. Siswa dapat menghitung panjang sisi persegi jika diketahui luasnya.

2
A. Operasi Bilangan Bulat
1. Pengertian Operasi Hitung
Operasi hitung adalah cara dalam matematika yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah tentang suatu bilangan tertentu. Ada 4 macam operasi hitung, yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Selain ke-4 di atas masih ada operasi hitung, seperti
kuadrat, logaritma, dan penarikan akar.

2. Operasi Penjumlahan
a. Sifat-sifat Operasi Penjumlahan
Sifat-sifat operasi penjumlahan, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat Pertukaran (Komutatif)
Contoh:
a+b=b+a
a×b=b×a 4 + 7 = 7 + 4 = 11

2) Sifat Pengelompokan (Asosiatif)


Contoh:
(a + b) + c = a + (b + c) (3 + 5) + 6 = 3 + (5 + 6) = 14
(a × b) × c = a × (b × c)

3) Sifat Penyebaran (Distributif)


Contoh:
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
3 x (4 + 5) = (3 x 4) + (3 x 5)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
= 12 + 15 = 27

4) Unsur Identitas terhadap penjumlahan


Bilangan nol (0) disebut unsur identitas atau netral terhadap penjumlahan.
Contoh:
a+0=0+a
5+0=0+5=5

5) Unsur invers terhadap penjumlahan


Invers jumlah (lawan) dari a adalah -a
Invers jumlah (lawan) dari – a adalah a

a + (-a) = (-a) + a
Contoh:
3
3 + (-3) = (-3) + 3 = 0
6) Bersifat tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat
juga. a dan b  bilangan bulat, maka a + b = c; c  bilangan bulat
Contoh :
4+5=9 ; 4, 5, 9  bilangan bulat

b. Penjumlahan bilangan bulat


1) Penjumlahan tanpa teknik menyimpan
Untuk melakukan penjumlahan secara bersusun, maka jumlahkan dengan cara berikut.
a) Jumlahkan satuan dengan satuan
b) Jumlahkan puluhan dengan puluhan
c) Jumlahkan ratusan dengan ratusan
d) Jumlahkan ribuan dengan ribuan
Contoh:
2.342 3.454 2.224
3.127 + 2.323 + 4.573 +
5.469 5.777 6.797

2) Menjumlahkan dengan Satu Kali Teknik Menyimpan


a) Menjumlahkan bilangan tiga angka dan bilangan dua angka (Pengulangan)
Contoh:
937 + 59 = ….
1
Penyelesaiannya, yaitu:
937
Ratusan puluhan satuan
Simpanan
9 3 7 59 +

0 5 9+ 996
+ 1

0 8 6+
9 9 6
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
7 + 9 = 16; lalu ditulis 6 dan disimpan 1

(2) puluhan + puluhan + simpanan

3+5+1= 9

4
(3) ratusan + ratusan

9
9+0=

Jadi, 937 + 59 = 996.

b) Menjumlahkan dua bilangan tiga angka


Contoh:
546 + 325 = ….
1
Penyelesaiannya, yaitu:
546
Ratusan puluhan satuan
Simpanan
5 4 6 325 +

3 2 5+ 871
+ 1

8 6 1+
8 7 1
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
1
6 + 5 = 11; lalu ditulis dan disimpan 1

(2) puluhan + puluhan + simpanan

4+2+1= 7

(3) ratusan + ratusan

8
5+3=

Jadi, 546 + 325 = 871.

3) Menjumlahkan dengan Dua Kali Teknik Penyimpanan


a) Menjumlahkan bilangan tiga angka dan bilangan dua angka (Pengulangan)
Contoh:
11
586 + 57 = ….
586
Penyelesaiannya, yaitu:
Ratusan puluhanSimpanan satuan57 +
5 8 6 643
Simpanan
5 + 1 7+
5
+ 1
5 13 3

1 1 +
6 4 3
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
6 + 7 = 13, lalu ditulis 3 disimpan 1

(2) puluhan + puluhan + simpanan

8 + 5 + 1 = 14; lalu ditulis 4 dan disimpan 1

(3) ratusan + ratusan + simpanan

5+0+1= 6

Jadi, 586 + 57 = 643.

b) Menjumlahkan dua bilangan tiga angka


Contoh:
456 + 365 = ….
11
Penyelesaiannya, yaitu:
456
Ratusan puluhan satuan
Simpanan
4 5 6 365 +
Simpanan
3 6 5+ 821
+ 1
7 11 1
+ 1
1 1 +
8 2 1
Cara penyelesaiannya, yaitu:
(1) satuan + satuan
1
6 + 5 = 11; lalu ditulis dan disimpan 1

(2) puluhan + puluhan + simpanan

5 + 6 + 1 = 12, lalu ditulis 2 dan disimpan 1

(3) ratusan + ratusan + simpanan


6
8
4+3 +1=

Jadi, 546 + 325 = 871.

Dalam operasi penjumlahan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai
berikut.
a. Penjumlahan antara dua bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan bulat positif
juga.
b. Penjumlahan anatara dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif juga.
c. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya hasilnya, jika
angka bilangan bulat positif lebih kecil dari bilangan bulat negatif maka hasilnya
adalah bilangan bulat negative, Jika angka bilangan bulat positif lebih besar dari
bilangan bulat negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat positif, dan jika bilangan
bulat positif dijumlahkan dengan bilangan bulat negatif yang nilainya sama maka
hasilnya adalah 0 (nol).

3. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat


a. Sifat-sifat Operasi Pengurangan
1) Untuk sembarang bilangan bulat berlaku

a – b = a + (–b)
a – (–b) = a + b Contoh:
20 – 5 = 20 + (–5) = 15
40 – (–8) = 40 + 8 = 48
2) Sifat Komutatif dan asosiatif tidak berlaku

a–b≠ b–a
(a – b) – c ≠ a – (b – c)

Contoh :
17 – 3 ≠ 3 – 17
14 ≠ –14
Contoh :
(20 – 4) – 3 ≠ 20 – (4 – 3)
16 – 3 ≠ 20 – 1
13 ≠ 19
7
3) Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat :

a – 0 = a dan 0 – a = – a

Contoh:
15 – 0 = 15 dan 0 – 15 = –15
4) Bersifat tertutup
Bersifat tertutup, yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah
bilangan bulat juga a dan b  bilangan bulat maka a – b = c; c  bilangan bulat.
Contoh:
17 – 8 = –9 ; 17,8,–9  bilangan bulat

b. Pengurangan Bilangan Bulat


1) Pengurangan tanpa Teknik Meminjam
Untuk melakukan operasi pengurangan tanpa teknik meminjam dapat dilakukan dengan
cara bersusun pendek. Cara menyelesaikan operasi pengurangan tersebut, yaitu
sebagai berikut.
a) Kurangkan satuan dengan satuan
b) Kurangkan puluhan dengan puluhan
c) Kurangkan ratusan dengan ratusan

342 456 4.678


21 – 123 – 3.567 –
321 333 1.111
Ingat!!!!
Untuk menguji jawaban kamu benar atau salah, kamu dapat menjumlahkan
hasil pengurangan kamu dengan angka pengurangan. Jika hasilnya sama
dengan angka yang dikurangi, maka jawaban kamu benar, tetapi jika
jawabannya tidak sama, maka jawaban kamu salah.

8
Uji!!!!!!!
342 21
321 +
21 – Benar
321 342
Sama

2) Mengurangkan dengan Satu Kali Teknik Meminjam


a) Mengurangkan bilangan tiga angka dan bilangan dua angka

987 – 49 = ….
Cara Penyelesaiannya, yaitu:
987 = 900 + (70 + 10) + 7 = 900 + 70 + 17
49 = 40 + 9 = 40 + 9 –
900 + 30 + 8 = 938
Jadi, 987 – 49 = 938.
Atau
7 10 7

9 8 7 9 8 7 9 8 7
4 9– 4 9– 4 9–
8 3 8 9 3 8

( 10 + 7) – 9 = 8 3 4) =
(7 – (9 –9 0) =

Jadi, 987 – 49 = 938.

b) Mengurangkan dua bilangan tiga angka

586 – 349 = ….
9
Cara Penyelesaiannya, yaitu:
586 = 500 + (70 + 10) + 6 = 500 + 70 + 16
349 = 300 + 40 + 9 = 300 + 40 + 9 –
200 + 30 + 7 = 237
Jadi, 586 – 349 = 237.
Atau
7 10 7

5 8 6 5 8 6 5 8 7
3 4 9– 3 4 9– 3 4 9–
7 3 7 2 8 3 7

3 4) = 2
( 10 + 6) – 9 = 7 (7 – (5 – 3) =

Jadi, 586 – 349 = 237.

3) Mengurangkan dengan Dua Kali Teknik Meminjam


a) Mengurangkan bilangan tiga angka dan bilangan dua angka

435 – 59 = ….
10

2 10 2 3
3
4 3 5 4 3 5 4 3 5
5 9– 5 9– 5 9–
6 7 6 3 7 6

( 10 + 5) – 9 = 6 10 ( 7 5) =
+ 2) – (3 –3 0) =

Jadi, 435 – 59 = 376.

b) Mengurangkan dua bilangan tiga angka

646 – 459 = ….
10

3 10 5 3 5

10
6 4 6 6 4 6 6 4 6
4 5 9– 4 5 9– 4 5 9–
7 8 7 1 8 8 7

8 1
( 10 + 6) – 9 = 7 10 ( + 3) – 5) = (5 – 4) =

Jadi, 646 – 449 = 187.

Catatan dalam operasi penguarangan, yaitu sebagai berikut.


Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif maka:
a. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih kecil maka
hasilnya dalah bilangan bulat positif.
b. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih besar maka
hasilnya adlah bilangan bulat negatif.
Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif maka:
a. Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang lebih kecil maka
hasilnya adalah bilangan bulat positif.
b. Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang lebih besar maka
hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
c. Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat negatif yang mengurangi
maka hasilnya adalah 0 (nol).
Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif hasilnya selalu bilangan
bulat positif.
Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif hasilnya selalu bilangan
bulat negatif.

4. Operasi Perkalian
a. Perkalian Bilangan Cacah
Sifat-sifat operasi perkalian, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat Asosiatif
(a x b) x c = a x (b x c)

Contoh:
(4 x 6) x 8 = 4 x (6 x 8) = 192
2) Sifat komutatif

axb=bxa

11
Contoh :

10 x 4 = 4 x 10 = 40
3) Sifat distributif

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

Contoh :
6 x (4 + 12) = (6 x 4) + (6 x 12)
= 24 + 72
= 96
4) Unsur identitas untuk perkalian
a) Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol.
Contoh:
0x1=1x0=0
b) Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga.
Contoh:
ax1=1xa=a
2x1=1x2=2
5) Bersifat tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga a x b = c; a,
b, c,  bilangan bulat
Dalam melakukan operasi perkalian dapat dilakukan dengan cara mendatar dan
bersusun.
1) Cara mendatar
a) Pekalian dua bilangan dengan 1 angka.
Contoh:
8 x 2 = 8 + 8 = 16
6 x 4 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24
b) Pekalian bilangan 1 angka dengan bilangan 2 angka.
Contoh:
4 x 12 = ….
Puluhan dan satuan dipisahkan, yaitu:
4 x 12 = 4 x (10 + 2)
= (4 x 10) + (4 x 2 )
= 40 + 8
= 48
12
c) Perkalian dua bilangan dengan 2 angka.
Contoh:
16 x 17 = ….
16 x 17 = 16 x (10 + 7) = (16 x 10) + (16 x 7)
= 160 + (16 x 7)
= 160 + (10 + 6) x 7
= 160 + 70 + 42
= 272
d) Perkalian bilangan kelipatan sepuluh (puluhan, ratusan, ribuan ,…)
Maka yang dikalikan hanya bilangan yang bukan nol, jumlah puluhannya
dijumlahkan dan ditulis di belakang hasilnya.
Contoh:
40 x 80 = (4 x 8) x 100 = 3.200
200 x 3.000 = (2 x 3) x 100.000 = 600.000

2) Cara bersusun
Contoh:
24 x 32 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
24
32 x
48 (2 x 4) = 8 satuan x satuan
(2 x 2) = 4 satuan x puluhan
720 (3 x 4) = 12, lalu ditulis 2 dibawah angka 4 bergeser 1 kolom ke kiri
dan disimpan 1 puluhan x satuan
(3 x 2) = 6 puluhan x puluhan
+
768 (48 + 720) = 768

b. Perkalian Bilangan Bulat


1) Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
(+) x (+) = (+)
Contoh:
2 x 9 = 9 x 2 = 18 100 x 400 = 400 x 100 = 40.000
3 x 7 = 7 x 3 = 21 300 x 900 = 900 x 300 = 270.000
2) Hasil perkalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan bulat negatif.
(+) x (–) = (–)
Contoh:
13
4 x (–6) = –24 100 x (–700) = –70.000
(–8) x 6 = –48 (–300) x (200) = –60.000
3) Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat positif.
(–) x (–) = (+)
Contoh:
(–6) x (–7) = 42 (–300) x (–700) = 210.000
(–9) x (–8) = 72 (–200) x (–600) = 120.000

5. Operasi Pembagian
Sifat-sifat operasi pembagian bilangan, yaitu sebagai berikut.
1) Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif
(+) : (+) = (+)
Contoh: 16 : 4 = 4
2) Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan positif
(–) : (–) = (+)
Contoh: –20 : –10 = 2
3) Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negatif
(+) : (–) = (–)
(–) : (+) = (–)
Contoh : 12 : –4 = –3
–24 : 6 = –4
4) Hasil bagi bilangan bulat dengan 0 (nol) adalah tidak terdefinisi
a : 0  tidak terdefinisi (~)
0 : a  0 (nol)
Contoh:
6
= ~ (Tidak terdefinisi)
0
5) Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif
a:b ≠ b:a
(a : b) : c ≠ a : (b : c)
Contoh :
1
4 :2 ≠ 2 : 4  2 ≠
2
(8 : 2) : 4 ≠ 8 : (2 : 4)  1 ≠ 16
6) Bersifat tidak tertutup
Jika dua bilangan bulat dibagi hasilnya belum tentu bilangan bulat juga
Contoh :
6 : 2 = 3  bilangan bulat
14
1
7:2= 3 bukan bilangan bulat (bilangan pecahan)
2
Berikut beberapa cara dalam menyelesaikan operasi pembagian.
1) Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian.
Contoh:
12 : 4 = 3 >< 4 x 3 = 12
20 : 5 = 4 >< 5 x 4 = 20
40 : 8 = 5 >< 8 x 5 = 40
2) Pembagian merupakan pengurangan berulang
Contoh:
12 : 4 = 3
Pengurangan berulang oleh bilangan 4 sebanyak 6 kali.
12 – 4 – 4 – 4 = 0, maka, 12 – 4 – 4 – 4 = 0, berarti 12 : 4 = 3.
3) Pembagian dengan cara bersusun panjang
a) Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
Contoh:
96 : 4 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
20  4  24
4 96 96 : 4 = 24
80 dari 20 x 4 = 80
16 dari 4 x 4 = 16
16 
0
Jadi, 96 : 4 = 24.
b) Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
Contoh:
310 : 5 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
60  2  62
5 310 310 : 5 = 62
300 dari 60 x 5 = 300
10 dari 5 x 2 = 10
10 
0
Jadi, 310 : 5 = 62.

15
6. Melakukan Operasi Hitung Campuran Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan
Pembagian
Dalam melakukan operasi campuran, maka yang berada di dalam kurung dikerjakan
terlebih dahulu. Jika tidak ada kurung, maka yang terlebih dahulu kamu kerjakan adalah
operasi perkalian dan pembagian dahulu, baru operasi penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
(212 + 234) – 123 x 4 = ….
Cara penyelesaiannya, yaitu:
Maka yang terlebih dahulu kamu kerjakan adalah angka dalam kurung dahulu lalu operasi
perkalian dan terakhir pengurangan.
(312 + 234) – 123 x 4 = 546 – 123 x 4
= 546 – 492
= 54

B. Operasi Hitung Bilangan Pecahan


1. Pengertian pecahan
Pecahan adalah suatu bilangan yang tidak utuh. Dalam pecahan, bilangan yang dibagi
disebut pembilang yang letaknya di bagian atas, sedangkan bilangan pembagi disebut
penyebut yang letaknya di bagian bawah.
Contoh:
1
, 1 adalah pembilang dan 2 adalah penyebut.
2
1
, 1 adalah pembilang dan 4 adalah penyebut.
4

2. Operasi Bilangan Pecahan


a. Penjumlahan bilangan pecahan
1) Penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran
Dalam melakukan penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran, kamu
harus mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa, lalu samakan
penyebutnya dengan cara mencari KPKnya.
Contoh:
2 5
Tentukan hasil penjumlahan dari pecahan 2 !
6 12
2 5
Penyelesaiannya, yaitu 2 .
6 12

16
2
Pecahan di atas terdiri dari dua bentuk pecahan yang berbeda, yaitu adalah
6
5
pecahan biasa 2 adalah pecahan campuran.
12
Langkah 1 : Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa

2
5

 2 12   5  24  5  29
12 12 12 12
Langkah 2 : Menyamakan penyebutnya dan melakukan penjumlahan
2 29
 = ....
6 12
KPK dari 6 dan 12 adalah 12
2 29  2  2  29 4 29 31 7
      2
6 12  6  2  12 12 12 12 12
2 5 7
Jadi, hasil penjumlahan dari pecahan 2 adalah 2 .
6 12 12

2) Penjumlahan Pecahan Campuran dengan Desimal


Dalam menjumlahkan pecahan campuran dengan dengan desimal, maka kamu
harus mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa, kemudian
mengubah desilmal dalam bentuk pecahan biasa pula. Setelah kedua pecahan tersebut
menjadi pecahan biasa, barulah kamu menyamakan penyebutnya dan
menjumlahkannya.
Contoh:
1
Tentukan hasil penjumlahan 4 + 3,5!
5
Cara penyelesainnya, yaitu:
Langkah 1 : Mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa.
1  4  5  1 21
4  
5 5 5
Langkah 2 : Mengubah pecahan desimal dalam bentuk pecahan biasa.
35
3, 5 
10
Langkah 3 : Menyamakan penyebutnya dengan mencari KPKnya.
KPK dari 5 dan 10 adalah 10.
21 35 21 2 35 42 35 77 7
      7
5 10 5  2 10 10 10 10 10
Langkah 4 : Menyederhanakan hasil operasi penjumlahan.

17
77 7
7
10 10

3) Penjumlahan Pecahan Biasa dan Desimal


Dalam melakukan penjumlahan pecahan biasa dengan desimal, maka kamu
harus mengubah desimal dalam bentuk bilangan pecahan biasa, kemudian
menyamakan penyebutnya dengan mencari KPK. Setelah itu, kamu baru bisa
melakukan penjumlahan pecahan biasa dengan desimal.
Contoh:
4
Tentukan hasil penjumlahan dari + 1,25!
5
Penyelesaiannya, yaitu:
Langkah 1 : Mengubah bilangan desimal menjadi bilangan pecahan
0,25 adalah bilangan desimal
25
0, 25 
100
Langkah 2 Menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut.
KPK dari 5 dan 100 adalah 100, sehingga
4 125 4  20 125 80 125 205
     
5 100 5  20 100 100 100 100
Langkah 3 : Menyederhanakan hasil operasi penjumlahan dengan mencari FPBnya.
FPB dari 85 dan 100 adalah 5.
205 5:5 1
2 2
100 100 : 5 20

b. Pengurangan Bilangan Pecahan


1) Pengurangan Pecahan Biasa dari Pecahan Campuran
Dalam melakukan pengurangan pecahan biasa dengan pecahan campuran,
maka kamu harus mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih
dahulu, baru kemudian kamu menyamakan penyebutnya dengan menentukan
besarnya KPK.
Contoh:
1 1
Tentukan pengurahan pecahan dari 4  !
4 2
Cara penyelesainnya, yaitu:
KPK dari 4 dan 2 adalah 4.
1 1 17 1 17 1 2 17  2 15 3
4        3
4 2 4 2 4 2 2 4 4 4

18
2) Pengurangan Pecahan Campuran dengan Desimal
Dalam mengurangkan pecahan campuran dengan dengan desimal, maka kamu
harus mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa, kemudian
mengubah desilmal dalam bentuk pecahan biasa pula. Setelah kedua pecahan tersebut
menjadi pecahan biasa, barulah kamu menyamakan penyebutnya dan
mengurangkannya.
Contoh:
1
Tentukan hasil pengurangan 4 – 2,5!
5
Cara penyelesainnya, yaitu:
Langkah 1 : Mengubah pecahan campuran dalam bentuk pecahan biasa.
1  4  5  1 21
4  
5 5 5
Langkah 2 : Mengubah pecahan desimal dalam bentuk pecahan biasa.
25
2,5 
10
Langkah 3 : Menyamakan penyebutnya dengan mencari KPKnya.
KPK dari 5 dan 10 adalah 10.
21 25 21 2 25 42 25 17
     
5 10 5  2 10 10 10 10
Langkah 4 : Menyederhanakan hasil operasi penjumlahan.
17 7
1
10 10

3) Pengurangan Pecahan Biasa dan Desimal


Dalam melakukan pengurangan pecahan biasa dengan desimal, maka kamu
harus mengubah desimal dalam bentuk bilangan pecahan biasa, kemudian
menyamakan penyebutnya dengan mencari KPK. Setelah itu, kamu baru bisa
melakukan pengurangan pecahan biasa dengan desimal.
Contoh:
4
Tentukan hasil pengurangan dari – 0,25!
5
Penyelesaiannya, yaitu:
Langkah 1 : Mengubah bilangan desimal menjadi bilangan pecahan
0,25 adalah bilangan desimal
25
0, 25 
100
Langkah 2 Menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut.
19
KPK dari 5 dan 100 adalah 100, sehingga
4 25 4  20 25 80 25 55
     
5 100 5  20 100 100 100 100
Langkah 3 : Menyederhanakan hasil operasi penjumlahan dengan mencari FPBnya.
FPB dari 35 dan 100 adalah 5.
55 55 : 5 11
 
100 100 : 5 20

c. Perkalian Pecahan
1) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran
Cara menyelesaikan perkalian antara pecahan biasa dengan pecahan campuran, yaitu
pecahan campuran terlebih dahulu kamu ubah menjadi pecahan biasa, kemudian
dilakukan perkalian antarpecahan biasa.
Contoh:
2 1
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 3  !
5 2
Cara penyelesaiannya, yaitu:

2 1  3  5  2 1 17 1 18 : 2 9 4
3        1
5 2 5 2 5 2 10 : 2 5 5

2) Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Desimal


Cara menyelesaikan perkalian antara pecahan biasa dengan pecahan desimal, yaitu
pecahan desimal terlebih dahulu kamu ubah menjadi pecahan biasa, kemudian
dilakukan perkalian antarpecahan biasa.
Contoh:
3
Tentukan hasil perkalian pecahan dari  0, 4 !
4
Cara penyelesaiannya, yaitu:

3 3 41 3
 0, 4   
4 2 4 10 10

3) Perkalian Pecahan Campuran dengan Desimal


Cara menyelesaikan perkalian antara pecahan campuran dengan desimal, yaitu
pecahan campuran dan pecahan desimal diubah menjadi pecahan biasa, kemudian
dilakukan perkalian antarpecahan biasa.
Contoh:
1
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 3  1, 2 !
4
20
Cara penyelesaiannya, yaitu:

 3  4   1  12  13  12  39  3 9
3
1
3 1, 2 
4 4 10 1 4 10 10 10
d. Pembagian Pecahan
1) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Campuran dan Sebaliknya
Cara menyelesaikan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran, yaitu
pecahan campuran diubah menjadi pecahan biasa, kemudian dilakukan pembagian
antarpecahan biasa.
Contoh:
1 14
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 2 : !
3 6
Cara penyelesaiannya, yaitu:

1 14  2  3  1 14 7 14 1 7
2
6 2
2 :  :  :    1
3 6 3 6 3 6 1 3 14 2 2

2) Pembagian Pecahan Biasa dengan Pecahan Desimal dan Sebaliknya


Cara menyelesaikan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal, yaitu
pecahan desimal diubah menjadi pecahan biasa, kemudian dilakukan pembagian
antarpecahan biasa.
Contoh:
3
Tentukan hasil perkalian pecahan dari : 0, 6 !
5
Cara penyelesaiannya, yaitu:
2
3 3 4 1 3 10 2
: 0, 6  :    1
5 5 10 1 5 6 2 2

3) Pembagian Pecahan Campuran dengan Pecahan Desimal dan Sebaliknya


Cara menyelesaikan pembagian pecahan campuran dengan pecahan desimal, yaitu
pecahan campuran dan pecahan desimal diubah menjadi pecahan biasa, kemudian
dilakukan pembagian antarpecahan biasa.
Contoh:
2
Tentukan hasil perkalian pecahan dari 2 : 0,8 !
5
Cara penyelesaiannya, yaitu:

 2  5  2 : 8  12 : 8  3 12  10  6  3
2
2
2 : 0,8 
5 5 10 5 10 1 5 82 2

21
3. Operasi Hitung Campuran Pecahan
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengerjakan operasi hitung
campuran.
1) Penjumlahan dan pengurangan sama kuat sehingga yang di depan dikerjakan dahulu.
2) Perkalian dan pembagian sama kuat sehingga yang di depan dikerjakan dahulu.
3) Perkalian dan pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
1 1 2
Tentukan hasil operasi pecahan   !
4 8 4
Cara penyelesaiannya, yaitu:
1
1 1 2 1 1 2
    
4 8 4 4 48 4

1 1 1
 
4 4 4
1 1
 
4 16
Disamakan penyebutnya dahulu.
1 1 1 4 1 4  1 5
    
4 16 4  4 16 16 16

C. Menyelesaikan Soal Cerita yang Berkaitan dengan Persen


1. Menghitung untung dan rugi
Dalam suatu perdagangan, ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi:
1) Untung : jika penjualan > pembelian
2) Impas : jika penjualan = pembelian
3) Rugi : jika penjualan < pembelian

Nilai untung
% Untung =  100%
Nilai beli
Nilai jual - Nilai beli
=  100%
Nilai beli
Nilai rugi
% Rugi =  100%
Nilai beli
Nilai beli - Nilai jual
=  100%
Nilai beli

22
2. Potongan harga

Nilai potongan harga = % potongan harga  harga sebelum potong


Nilai yang harus dibayar = harga sebelum potongan – nilai potongan harga

Contoh:
Harga sepatu yang tertera pada label Rp900.000,00. Apabila besar diskon 20%, kita dapat
menentukan nilai diskon (potongan harga) dalam rupiah.
Jawab:
20
Diskon  20%  300.000   900.000  180.000
100
Jadi, diskon 20% itu senilai dengan Rp180.000,00.

3. Tabungan

Nilai tabungan akhir = nilai tabungan awal + nilai bunga


Nilai Bunga = % bunga  nilai tabungan awal
Jika penyimpanan uang tersebut dilakukan selama n periode, maka:
Nilai bunga = n  % bunga  nilai tabungan awal.

Contoh:
Pak Budi menabung uang di bank sebesar Rp8.000.000,00. Bank memberikan bunga
sebesar 2% tiap bulan. Tentukan banyaknya uang Pak Dedi setelah 2 bulan!
Jawab:
2
Besarnya bunga tiap bulan =  Rp 8.000.000, 00  Rp 160.000, 00
100

Jumlah uang setelah 2 bulan = Rp8.000.000,00 + (2 x Rp160.000,00) = Rp 8.320.000,00


Jadi, jumlah uang milik Pak Budi setelah 2 bulan adalah Rp 8.320,000,00.

23
D. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
1. Pengertian KPK
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Dalam menentukan KPK dari dua
bilangan atau lebih, dapat menggunakan 3 macam cara, yaitu dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan, pohon faktor, dan tabel. Perhatikan cara mencari KPK di
bawah ini

2. Cara Menentukan KPK


Dalam menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih, dapat menggunakan 3 macam
cara, yaitu dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan, pohon faktor, dan tabel.
Perhatikan cara mencari KPK di bawah ini.
a. Menggunakan Himpunan Kelipatan Persekutuan
Contoh :
Tentukan KPK dari bilangan 12, 15, dan 20!
Jawab:
Kelipatan 12 = {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan 15 = {15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan 20 = {20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 12, 15 dan 20 = {60, …}
Jadi, KPK dari 12, 15, dan 20 = 60

b. Menggunakan Pohon Faktor


Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari KPK-nya.
2) Tulis faktorisasi primanya.
3) Kalikan semua faktorisasi prima
4) Jika satu bilangan terdapat di lebih dari satu pohon, ambillah bilangan dengan pangkat
yang tertinggi.

24
Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan 12, 48, dan 64!

12 48 64

2 2 2
6 24 32

2 2 2
12 16
3

2
3 2
6 8
1
2
2
4
3

2
3
2
1
2
1

Faktorisasi prima dari 12 = 22 x 3


Faktorisasi prima dari 48 = 24 x 3
Faktorisasi prima dari 64 = 26
2 dan 3 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima
Pangkat tertinggi 2 adalah 6.
Jadi, KPKnya adalah 26 x 3 = 64 x 3 = 192.

b. Menggunakan Tabel
Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari KPK-nya.
2) Kalikan semua faktor prima.
Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan 10, 15 dan 25!
10 15 25
2 5 15 25
3 5 5 25

25
5 1 1 5
5 1 1 1
Jadi, KPK = 2 x 3 x 5 x 5 = 2 x 3 x 52 = 150.

3. Penerapan KPK dalam Kehidupan Sehari-hari


Perhatikan contoh soal di bawah ini!
Pak Budi setiap 8 hari mendapatkan giliran ronda. Pak Anton setiap 12 hari mendapatkan
giliran ronda. Pak Budi setiap 16 hari mendapat giliran ronda. Setiap berapa hari mereka
ronda bersama-sama? Jika mereka ronda bersama-sama tanggal 1 Januari 2011, maka
tanggal berapakah mereka ronda bersama-sama lagi?
Penyelesaian:
KPK dari 8, 12 dan 16
8 12 16
2 4 6 8
2 2 3 4
2 1 3 2
2 1 3 1
3 1 1 1
KPK dari 8, 12 dan 16 = 2x2x2x2x3
= 24 x 3
= 16 x 3
= 48
Jadi, mereka ronda bersama-sama setiap 48 hari.
1 + 48 = 49 – 31 = 18
Jika tanggal 1 Januari mereka ronda bersama-sama, maka tanggal 18 Februari mereka
ronda bersama-sama lagi.

E. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)


1. Pengertian FPB
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor persekutuan
bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling besar. Dalam menentukan FPB dari dua
bilangan atau lebih, dapat menggunakan 3 macam cara, yaitu dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan, pohon faktor, dan tabel. Perhatikan cara mencari FPB di
bawah ini.
2. Cara Menentukan FPB
a. Menggunakan Himpunan Faktor Persekutuan
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 36, 48 dan 72
26
Faktor 36 = {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36}
Faktor 48 = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16,24, 48}
Faktor 72 = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72}
Faktor persekutuan dari 36 dan 48 = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
Jadi, FPB dari 36 dan 48 = 12.

b. Menggunakan Pohon Faktor


Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari FPB-nya.
2) Tulis faktorisasi primanya.
3) Pilihlah bilangan pokok yang sama pada kedua faktorisasi prima.
4) Jika bilangan tersebut memiliki pangkat yang berbeda, ambillah bilangan prima dengan
pangkat yang terendah.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 28, 54, dan 72!

28 54
72

2 2
27 2
14 36

2 3
9 2
7 18

7 3
3 2
1 9

3
1 3
3

3
1

Faktorisasi prima dari 28 = 22  7


Faktorisasi prima dari 54 = 2  33
Faktorisasi prima dari 72 = 23  32
2 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi prima
Pangkat terendah 2 adalah 1.
Jadi, FPB = 2.

27
c. Menggunakan Tabel
Perhatikan langkah-langkah berikut!
1) Buatlah cara tabel untuk mencari faktorisasi prima dari bilangan yang dicari FPB-nya.
2) Beri tanda faktor prima yang sama.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 75, 105 dan 120!
75 105 120
2 75 105 60
2 75 105 30
2 75 105 15
3 25 35 5
5 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1
FPB = 3 X 5 = 15

3. Penerapan FPB dalam Kehidupan Sehari-hari


Perhatikan contoh soal di bawah ini!
Budi memiliki sebuah kotak yang berisi 40 butir kelereng merah, 56 butir kelereng putih, dan 72
butir kelereng biru. Kemudian, Budi memasukkan kelreng-kelerengnya ke dalam kantong
dengan isi yang sama banyak. Maka tentukan:
a. banyaknya kantong yang diperlukan Budi?
b. jumlah kelereng merah, kelereng putih, dan kelereng biru dalam satu kantong?
Penyelesaian:
FPB dari 40, 56, dan 72
40 56 72
2 20 28 36
2 10 14 18
2 5 7 9
3 5 7 3
3 5 7 1
5 1 7 1
7 1 1 1
FPB dari 40, 56, dan 72 = 2 x 2 x 2 = 8
Jadi, jumlah kantong yang diperlukan Budi adalah 8 kantong.
Isi tiap kantong, yaitu:
Untuk kelereng merah = 40 : 8 = 5 butir

28
Untuk kelereng putih = 56 : 8 = 7 butir
Untuk kelereng biru = 72 : 8 = 9 butir

F. Perbandingan dan Skala


1. Memecahkan Masalah Sederhana yang Berkaitan dengan Perbandingan
a. Perbandingan merupakan pecahan.
1
Perbandingan merupakan pecahan. Apabila diketahui pecahan dapat dinyatakan
3
sebagai perbandingan 1 : 3 dibaca “Satu dibanding tiga”.
Contoh :
1) Andi memiliki 10 butir kelereng dan adiknya memiliki 30 butir kelereng, maka tentukan
perbandinggan kelereng Andi dengan adiknya!
Jawab:
Kelereng Andi : Kelereng adik Andi
10 10 :10 1
10 butir : 30 butir = 10 : 30 =  
30 30 :10 3
2) Sebuah SD Negeri I Wijaya jumlah siswa laki-lakinya 60 orang, apabila perbandingan
jumlah siswa laki-laki dengan siswa perempuan adalah 2 : 3, maka berapa jumlah
siswa perempuan SD Negeri I Wijaya?
Jawab:
Perbandingan siswa laki-laki : siswa perempuan = 2 : 3
2 20
Jumlah siswa perempuan =  60  40 orang.
13

b. Perbandingan Ukuran Suhu


Suhu dapat diukur menggunakan termometer Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F)
.
Titik beku air = 0o C = 0o R = 32o F
Titik didih air = 100o C = 80o R = 212o F.
Perbandingan suhu dalam termometer Celcius, Reamur, dan Fahrenheit, yaitu:
C : R : F = 100 : 80 : (212 – 32)
= 100 : 80 : 180
o o o
No. C R F
4 o 9
o
C aoC a C  aoR + 32
5 4
5 o 4 o
o
F  a F – 32  a F – 32 aoF
9 9
5 9
o
R  aoR aoR  aoR + 32
4 4
29
1) Jika suhu diketahui a derajat Celcius (oC), maka

4 o
suhu dalam Reamur = a C
5
9
suhu dalam Fahrenheit =  aoC + 32
5

Contoh:
Diketahui suhu ruangan kelas III SD Negeri I Wijaya hari ini 40oC. Berapakah suhu
udara tersebut dalam Reamur dan Fahrenheit?
Jawab:
4
suhu dalam Reamur =  40 oC = 32 oR.
5
9
suhu dalam Fahrenheit =  40 oC + 32 = 72 + 32 = 104 oF.
5

2) Jika suhu diketahui a derajat Reamur (oR), maka

5 o
suhu dalam Celcius = a R
4
9
suhu dalam Fahrenheit =  aoR + 32
4

Contoh:
Ani memiliki air yang berada di dalam baskom dengan besar suhu 40oR. Berapakah
suhu udara tersebut dalam Celcius dan Fahrenheit?
Jawab:
5
suhu dalam Celcius =  40oR = 50oC
4
9
suhu dalam Fahrenheit =  40oR + 32 = 90 + 32 = 122oF
4

3) Jika suhu diketahui a derajat Fahrenheit (oF), maka

5 o
suhu dalam Celcius =  a F – 32
9
4
suhu dalam Reamur =  aoF – 32
9

30
Contoh:
Diketahui suhu suatu ruangan adalah 54oF. Berapakah suhu udara tersebut dalam
Celcius dan Reamur?
Jawab:
5
suhu dalam Celcius =  54oF – 32 = 30 – 32 = -2oC
9
4
suhu dalam Reamur =  54oF – 32 = 24 – 32 = -8oR
9

2. Memecahkan Masalah Sederhana yang Berkaitan dengan Skala


Skala adalah perbandingan ukuran pada denah dengan ukuran sebenarnya. Misalnya,
pada peta tertulis skala 1 : 4.000.000, artinya 1 cm pada peta sama dengan 4.000.000 cm
jarak sebenarnya.
a. Menghitung jarak sebenarnya pada peta
Rumus:

Jarak Sebenarnya = Skala x Jarak pada Peta

Contoh:
Jarak antara Kota Semarang dengan Kota Jakarta pada peta adalah 16 cm. Jika
skala peta tersebut 1 : 1.200.000, berapa jarak antara Kota Semarang dengan Kota
Jakarta sebenarnya?
Jawab:
Skala 1 : 1.200.000, berarti 1 cm pada peta mewakili 1.200.000 cm jarak sebenarnya.
16 cm  16 x 1.200.000 cm = 19.200.000 cm = 192 km.
Jadi, jarak Kota Semarang dengan Kota Jakarta sebenarnya adalah 192 km.

b. Menghitung ukuran pada denah


Contoh:
Suatu lahan panjangnya 60 m dan lebarnya 45 m. Jika lahan tersebut akan digambar
denah dengan skala 1 : 1.500, maka berapa cm ukuran panjang dan lebar lahan
dalam denah tersebut?
Jawab:
Panjang = 60 m = 6.000 cm
Lebar = 45 m = 4.500 cm
Pada denah ukuran menjadi sebagai berikut.
Panjang = 6.000 : 1.500 = 4 cm
Lebar = 4.500 : 1.500 = 3 cm

31
c. Menghitung ukuran denah sebenarnya
Contoh:
Diketahui sebuah peta dengan skala 1 : 5.000.000. Jika jarak kota A ke kota B pada
peta adalah 6 cm maka tentukan jarak kota A ke kota B yang sebenarnya!
Jawab:
Jarak sebenarnya = skala pada peta  jarak pada peta
= 5.000.000  6 cm
= 30.000.000 cm = 30 km

d. Menghitung skala
Contoh:
Jarak Kota X dan Kota Y sebenarnya 500 km, jarak pada peta 4 cm. Berapakah
skala peta tersebut?
Jawab:
Skala = 4 cm : 500 km
4 cm : 50.000.000 cm
1 : 12.500.000
G. Akar Pangkat Dua dan Pangkat Dua
1. Sifat-sifat operasi pemangkatan pada bilangan bulat.

an = a x a x a x n (sejumlah faktor n)

Contoh :
73 = 7 x 7 x 7 = 343
85 = 8 x 8 x 8 x 8 x 8 = 32768
2. Sifat-sifat operasi akar pada bilangan bulat.
Akar pangkat dua dan akar pangkat tiga bilangan bulat .
a. Akar kuadrat (akar pangkat dua)

 a
2
a b  b2  a  b2  b  b

Contoh:

 
2
64  8  64  82  64  82  8  8

b. Akar kubik (akar pangkat tiga)

 a
3
3
a b 3
 b3  a  b3  b  b  b

32
Contoh:

 8
3
3
512  8  3
 83  512  83  8  8  8

3. Menghitung panjang sisi persegi jika diketahui luasnya


Contoh:
Suatu persegi memiliki luas 36 cm2, maka tentukan panjang sisinya!
Jawab :
Luas = sisi x sisi = a cm x a cm = a2 cm2 (satuan luas adalah persegi)

 
2
36  6  36  62  36  62  6  6

Jadi, panjang sisi persegi tersebut adalh 6 cm.

33

Anda mungkin juga menyukai