Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Bilangan
(i) Bilangan Riil
Himpunan Bilangan Riil terdiri dari bilangan-bilangan:
a) Rasional : yaitu bilangan-bilangan bulat positif, bulat negatif, nol, dan pecahan a/b
(di mana a dan b adalah bilangan bulat).
b) Irasional : yaitu bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk
pecahan.

Contoh: √ 2=1,4142. ..
√ 3=1,7321... dan sebagainya
(ii) Bilangan Komplek
Himpunan bilangan-bilangan yang berbentuk a+ib, di mana a dan b adalah bilangan
riil, sedangkan i= √ −1 atau i2= −1, disebut himpunan bilangan kompleks.
1 3
Contoh: 2−3i ; + i √ 3 ; 2 i , dan sebagainya
2 4

1.2 Simbol – Simbol


Dalam matematika banyak digunakan simbol-simbol (notasi) untuk mengganti sesuatu
pernyataan sehingga pernyataan tersebut dapat ditulis secara singkat.
(i) Simbol Harga (Nilai) Absolut atau Numerik
Harga absolut atau numerik suatu bilangan N ditulis:

| N |= N , bila N adalah nol atau bilangan positif


− N , bila N bilangan negatif
contoh:
• | 4 |=|−4|=4
• | 5−9 |=| 9−5 |=4

• | x−a |= x−a , bila x> a


a− x , bila x< a
(ii) Interval
Andaikan diketahui dua bilangan riil a dan b, di mana a lebih kecil daripada. Himpunan
semua bilangan (misal: x) di antara a dan b disebut INTERVAL TERBUKA dan ditulis

1
a<x<b atau (a,b). Interval terbuka beserta a dan b disebut INTERVAL TERTUTUP dan
ditulis a≤ x ≤ b atau [a,b]. Interval terbuka beserta b disebut terbuka kiri dan tertutup
kanan dan ditulis a<x ≤b atau (a,b].
(iii) Simbol Jumlahan
Bentuk jumlahan bilangan-bilangan yang panjang dapat ditulis secara singkat, dengan
menggunakan suatu simbol yang disebut simbol SIGMA atau simbol ∑.
contoh:
11
• 4+ 5+ 6+ 7+ 8+ 9+ 10+ 11=∑ i
i= 4

8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
• + + + + + + + =∑
2 4 6 8 10 12 14 16 n =1 2 n
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
• + + + + + + + =∑
2 4 6 8 10 12 14 16 n =1 2 n
15
1 1 1 1 1 n+ 1 1
• − + − .....+ = ∑ (−1)
1⋅2 2⋅3 3⋅4 4⋅5 15⋅16 n=1 n(n+ 1)
12
2⋅4 4⋅6 6⋅8 24⋅26 n+ 1 2 n( 2 n+ 2)
• − + ...............+ = ∑ (−1)
3⋅5 5⋅7 7⋅9 25⋅27 n =1 (2 n+ 1)(2 n+ 3)

(iv) Simbol Perkalian


Pada perkalian bilangan-bilangan yang terdiri dari sederet bilangan-bilangan dapat
dinyatakan secara singkat dengan menggunakan simbol PI yaitu simbol ∏.
contoh:
13
• 3⋅4⋅5⋅6⋅7⋅8⋅9⋅10⋅11⋅12⋅13= ∏ i
i= 3

8
• 1⋅3⋅5⋅7⋅9⋅11⋅13⋅15⋅17= ∏ 2 n+ 1
n= 0

9
1 1 1 1 1 1
• 1⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ..............⋅ = ∏
2 3 4 5 9 n=1 n
Pada perkalian bilangan-bilangan yang berturutan bulat mulai dari bilangan satu,
digunakan simbol “!” .
Contoh:
• 1⋅2⋅3⋅4⋅5⋅6⋅7⋅8=8 !(dibaca delapan fakulteit)

2
• 9 !=1⋅2⋅3⋅4⋅5⋅6⋅7⋅8⋅9 atau
= 9⋅8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1
n !=n−fakulteit , adakalanya dibaca :
n−faktorial atau n fakultas.
Perdefinisi: 0! = 1 dan 1! = 1
Pandang bentuk-bentuk di bawah ini!:
8⋅7 8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 8! 8!
= 8
= = =
2 ! 2 !⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 2 ! 6 ! 2! (8−2)! 2 ()
9⋅8⋅7 9⋅8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 9! 9!
= 9
3!
=
3!⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1
= =
3! 6 ! 3! (9−3) ! 3 ()
Maka:
n(n−1)(n−2)( n−3) n
4!
=
4 ()
Bentuk-bentuk di atas adakalanya ditulis dengan simbol C, yaitu

(82)= C ;( 93)= C ;( n4)= C


8 2 9 3 n 4

1.3 Binomium Newton


2 2 2
(a+ b) =a + 2 ab+ b
3 3 2 2 3
(a+ b) =a + 3 a b+ 3 ab + b
4 4 3 2 2 3 4
(a+ b) =a + 4 a b+ 6 a b + 4 ab + b
5 5 4 3 2 2 3 4 5
(a+ b) = a + 5 a b+ 10 a b + 10 a b + 4 a b + b
dan seterusnya
Koefisien-koefisien bentuk di atas didapat dari bentuk segitiga PASCAL
Oleh karena segitiga Pascal hanya mampu untuk pangkat bilangan bulat positif dan kecil
saja, untuk pangkat bilangan pecahan maupun bulat negatif atau positif, digunakan bentuk:

n n−1 n(n−1) n−2 2 n(n−1)(n−2) n −3 3 n(n−1)(n−2)(n−3) n−4 4


(a+ b) n=a n+ a b+ a b+ a b+ a b
1! 2! 3! 4!
n(n−1)(n−2)......(n−( k −1)) n −k k
+ ........ a b
k!
+ ..........................+ bn

3
= n a n−0 b 0+ n a n−1 b1+
() () ( 2n) a
n−2
b2+ .................
0 1
+ n a n−k b k + ..................+
()
k ( nn) a n−n
bn
n
= ∑ ( n) a b
n −i i

i
i= 0

Bentuk umum:
N
(a+ b) = ∑ n a b
n n−i i

i =0 i
()
di mana: N sama dengan n, bila n bulat positif
N sama dengan n, bila n pecahan
bentuk di atas ini disebut BINOMIUM NEWTON

n! n(n−1)(n−2) ......(n−( k −1))


Bentuk
( nk )= k !( n−k )!
=
k!
disebut KOEFISIEN

BINOMIUM
Contoh-contoh soal:

1) Tentukan koeffisien a 7 b5 dari bentuk (a+ b)12

Penyelesaian:

Bentuk a 7 b5 = a 12−5 b5 ; maka:


7 5 12 !
koefisien a b =
5 !(12−5)!
12 ! 12.11 .10 .9.8
= = = 11.9 .8 = 792
5 !7 ! 5.4 .3.2 .1
6
2) Hitung koefisien x dari bentuk ( x−2)11

Menghitung:
6 6 5 6
x terdapat pada suku dengan bentuk x (−2) , maka koefisien dari x adalah:

(115)(−2) = 5 !(116)! !⋅(−32)


5

11.10 .9 .8.7
= (−32) =−14784
5.4 .3.2 .1

6
3) Tentukan koeffisien dari x dari bentuk (2 x −3)9

4
Penyelesaian:
6
x terdapat pada suku dengan bentuk (2 x )6 (−3)3

Maka koefisien x 6=(2)6 (−3)3 9()


3
9! 9.8.7
=−1728 =−1728 =−145152
3!6 ! 3.2.1

1.4 Perubah dan Fungsi

1.4.1 Perubah (Variabel)


Perubah adalah suatu simbol yang mewakili salah satu bilangan dan sekumpulan
bilangan-bilangan.
Contoh:
(i) Untuk mengetahui luas suatu lingkaran, digunakan rumus
2
L=π r
di mana
L= luas lingkaran
r = jari-jari lingkaran
Jika panjang jari-jarin lingkaran tertentu besarnya, maka luas lingkaran dapat
dihitung. Misalnya r=4, maka luas lingkaran L = 16π. Nampaklah di sini, bahwa r
mewakili suatu bilangan untuk jari-jari, sedang L mewakili suatu bilangan untuk luas,
maka r dan L disebut VARIABEL/PERUBAH
(ii) Untuk mengetahui panjang sebatang besi yang telah dipanaskan, digunakan rumus:
Lt = L0 (1+ at)

di mana:
t = suhu batang
Lt = panjang batang pada tº
L0 = panjang batang pada 0º
a = angka muai batang besi
L0 panjang batang pada 0º berarti panjangnya telah tertentu, demikian pula a besarnya
tertentu untuk setiap batang, maka L0 dan a disebut KONSTAN (TETAP).

5
Bila t mengambil harga tertentu, maka Lt akan menyatakan suatu panjang tertentu.
Jadi t mewakili suatu bilangan dari sekumpulan bilangan untuk suhu batang, sedang
Lt mewakili satu bilangan untuk panjang batang; maka t dan Lt disebut PERUBAH
(VARIABEL).
Suatu perubah yang menentukan harga perubah lain disebut PERUBAH BEBAS,
sedang perubah yang harganya tergantung pada perubah lain disebut PERUBAH
TIDAK BEBAS.

1.4.2 Fungsi
(i) Suatu perubah y disebut FUNGSI dari perubah x, bila di antara x dan y terdapat suatu
aturan yang menyatakan hubungan antara x dan y, sehingga untuk setiap harga x yang
dimungkinkan, terdapat suatu harga untuk y. Misalnya: pada contoh soal (i) di atas,
luas L merupakan fungsi dari perubah r (jari-jari).
Sedang pada soal (ii), panjang Lt merupakan fungsi dari perubah t.
Untuk menyatakan bahwa y merupakan fungsi dari perubah x, digunakan simbol:
y= f ( x )

adakalanya dengan huruf-huruf lain, misalnya:


y= g ( x); y=h (x ) ; y= H ( x) ; y= F ( x )

dan sebagainya
Kadang-kadang digunakan pula indeks, misalnya:
y= f 1( x) ; y= f 2 ( x) ; y= f 3 ( x )

(ii) Untuk menyatakan harga fungsi y=f (x) yang didapat pada harga x=a, digunakan
simbol f (a).
Contoh-contoh
2
1) Diketahui : f ( x )=3 x −4 x+ 8

Berapakah f (0) dan f (5)?


2
Jawab: f (0)=3.(0) −4.(0)+ 8=8
2
f (5)=3.(5) −4.(5)+ 8=63
2) Ditentukan g ( x)=sin x

Berapakah g (0) dan g ( π /2) ?


Jawab: g (0)=sin 0=0

g ( π /2)=sin π /2=1

6
x 2 +1
3) Ditentukan h( x)=
x 2−1
Berapakah h(3) dan h(7)?

3 2+1 10 5
Jawab: h(3)= = =
32 −1 8 4
2
7 +1 50 25
h( 7)= = =
7 2−1 48 24
2
4) Ditentukan F ( x)=log( x + 2 x+ 7)
Hitung: F(2) dan F(-5)?
Menghitung:
2
F ( 2)=log ( 2 +2×2+7)=log15
2
F (−5)=log ((−5) +2×(−5)+7)=log 22
2
(x +1)
2

5) Diketahui G( x)=3 (x −1)

Hitung: G(2) dan G(5)?


Menghitung:
2
(2 +1)
2
5/ 3
G( 2)=3 (2 −1)
=3
2
(5 +1)
2
26/ 24 13 /12
G(5)=3 (5 −1 )
=3 =3

Suatu fungsi :
n n−1 n−2
f ( x )=a 0 x +a 1 x + a2 x +......+a n

di mana n bulat positif disebut POLINOMIAL, biasanya digunakan simbol Pn( x ) .

Untuk mencari harga suatu polinomial, diguankan satu metoda, yaitu METODA
HORNER.
Dalam metoda ini, koeffisien-koeffisien dari x ditulis sebaris, mulai dari pangkat x yang
tertinggi berturut-turut sampai pada x berpangkat nol.
Andaikan, pandang polinomial berpangkat tujuh, yaitu:

P 7 (x )=a 0 x 7+ a 1 x 6 + a 2 x 5 +a 3 x 4 +a 4 x 3 +a 5 x 2+ a 6 x+ a 7

Akan dicari harga polinomial untuk x = x0


Untuk mencari harga P7(x0), diambil:

7
a0 a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7
x0 a 0x 0 b1x0 b 2x 0 b 3x 0 b 4x 0 b 5x 0 b 6x 0
+
a0 b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 = P(x0)
Contoh – contoh soal:
6) Berapakah harga fungsi:

P 5 ( x)=3 x5 −25 x 3−74 x 2 + x−29

untuk x=4
Menghitung:
Diambil koeffisien-koeffisien polinomial, yaitu:

3 0 -25 -74 1 -29


4 3x4 12x4 23x4 18x4 73x4
+
3 12 23 18 73 263
Jadi harga P5(4) = 263
7) Berapakah harga fungsi:
7 6 5 3
F ( x)=2 x −8 x +2 x −9 x +10
untuk x=2
Menghitung:
Diambil koeffisien-koeffisien polinomial, yaitu:

2 -8 2 0 -9 0 0 10
2 2x2 -4x2 -6x2 -24x2 -57x2 -114x2 -228x2
+
2 -4 -6 -24 -57 -114 -228 -446
Jadi harga fungsi F(2) = -446
8) Berapakah harga fungsi:
4 3
H ( x )=x +8 x −7 x + 21 untuk x= -3
Menghitung:

1 8 0 -7 21
-3 -3 -15 45 -114
+
1 5 -15 38 -93
Jadi harga fungsi H(-3) = -93

8
Suatu fungsi y = f(x) disebut FUNGSI BERHARGA TUNGGAL (satu), bila untuk setiap
harga x yang dimungkinkan terdapat satu harga fungsi y
Contoh:
Fungsi-fungsi: y = x2; y = sin x; y = log (x2+1)

Suatu fungsi y = f(x) disebut FUNGSI BERHARGA BANYAK, bila untuk setiap harga
x yang dimungkinkan terdapat lebih dari satu harga fungsi y
Contoh
Fungsi: y2 = x → y=±√ x
Dalam contoh ini, terdapat dua harga y untuk x > 0. Maka fungsi berharga dua.

1.4.3 Macam-Macam Fungsi


(1) Fungsi Aljabar
Fungsi y = f(x) disebut fungsi aljabar apabila untuk mendapatkan harga y digunakan
operasi-operasi aljabar (yaitu: jumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
pangkat, dan akar) terhadap perubah x.
a) Fungsi Rasional, yaitu fungsi di mana perubah x tidak terdapat di bawah tanda
akar.
A) Rasional bulat.
Contoh:
y= x+ 7
2
y=2 x −7 x +8
3
y=4 x −8 x +11

B) Rasional pecah.
Contoh:
2
y= 2
x −1
x
y= 3
x + x−1
a) Fungsi Irrasional, yaitu fungsi di mana perubah x terdapat di bawah tanda
akar.
Contoh:

y= √ x 3−8 x−1
y=√ 6 x−1

9
(2) Fungsi Goniometri (Trigonometri)
Fungsi Goniometri (trigonometri) mempunyai bentuk sebagai berikut:
y=sin x
y=sin 2 x+ 2 cos 2 x
y=cos 3 x−1
y=tan 2 x−cot 3 x
(3) Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma mempunyai bentuk sebagai berikut:
2
y=log ( x −56 x−5)
y=log ( x +1)
3
y=log ( x + x+1)

(4) Fungsi Eksponensial


Fungsi eksponensial mempunyai bentuk sebagai berikut:
x
y=5 −1
2
v −1
y=3
(5) Fungsi Siklometri
Fungsi siklometri merupakan fungsi kebalikan dari fungsi goniometri, yaitu:
y=arcsin x −2
y=arctan 2 x + 5
y=arctan x +arcsec x

1.5 Limit & Kontinuitas Fungsi

1.5.1 Limit Baris (Jajaran) Bilangan (Sequence)


Pandang bilangan-bilangan:
3 5 7 9 1
1, , , , ,............ , 2− , Bilangan-bilangan ini disebut BARIS (JAJARAN)
2 3 4 5 n
BILANGAN. Baris bilangan biasanya ditulis dengan simbol: {C n}, di mana n bilangan
bulat dan positif, yaitu:
C1, C2, C3, C4,…………………………., Cn,………….
Contoh baris bilangan:
1 1 1 1 1
1) 1, , , , ,............ ,
2 3 4 5 n
1 1 1 1 1
2) 1, , , , ,............ , 2
4 9 16 25 n
5 9 17 33 65 1
3) , , , , ............ , 2+ 2
2, 4 8 16 32 n

10
Sekarang pandang baris bilangan:
3 5 7 9 1
1, , , , ,............ , 2−
2 3 4 5 n
nampaklah bahwa bilangan-bilangan tersebut makin mendekati bilangan 2, akan tetapi
tidak akan sama dengan bilangan 2. Bilangan 2 ini disebut LIMIT dari baris bilangan
tersebut di atas.
DEFINISI LIMIT BARIS BILANGAN.
Suatu bari bilangan {C n} dikatakan mempuanyai limit L, jika untuk setiap bilangan
positif ξ yang ditentukan dan bagaimana pun kecilnya, dapat ditemukan suatu indeks M,
demikian sehingga untuk semua harga n>M, dipenuhi:
|L−C n|< ξ
Contoh:
n
1
(i) Buktikan bahwa baris bilangan
{ ( )}
3−
2
mempunyai limit = 3, ditulis:

n
1
lim 3−
n→ ∞ { ( )} 2
=3

Bukti:
Andaikan diambil bilangan = 10-6 , maka menurut definisi,
n

| { ( ) }|
3− 3−
1
2
< 10−6

n
1
|( ) |
2
< 10
−6

1 −6
n log < log 10
2
n (−0.303)< −6
6
n> → n> 19
0.303
Di sini, diketemukan N = 19, berarti mulai n = 20, dipenuhi definisi di atas, yaitu:
| 3−C 20 |< 10−6
| 3−C 21 |< 10−6
| 3−C 22 |< 10−6
| 3−C 23 |< 10−6 dan seterusnya
Terbuktilah bahwa baris bilangan tersebut mempunyai limit = 3

11
(ii) Buktikan bahwa baris bilangan {2− 1n } mempunyai limit = 2, dan ditulis:
lim 2−
n→ ∞
{ 1n }=2
Bukti:
Andaikan diambil bilangan = 10-9, maka:

1
| { }|
2− 2−
n
< 10−9

| 1n |< 10 −9

9
n> 10
Di sini ditemukan N = 109, berarti mulai n = 1 000 000 001, dipenuhi:

| 2−C n |< 10−9


Terbuktilah bahwa baris bilangan tersebut mempunyai limit = 2
RUMUS-RUMUS LIMIT BARIS BILANGAN
Bila ditentukan baris-baris bilangan Un dan Vn, maka untuk n → ∞ berlaku:
(a) lim {k ∗U n }= k∗lim {U n }, k =konstan

(b) lim {U n±V n }=lim {U n}± lim {V n}

(c) lim {U n∗V n }=lim {U n }∗ lim {V n }

U n lim {U n }
(d) lim { }=
Vn lim {V n }

Contoh-contoh soal:

1) Tentukan: lim { 2n+n+11 } , bila n→ ∞

Penyelesaian:
1
lim
n→ ∞
{2 n+ 1
n+ 1
= lim}
n→ ∞
1+
n
1
n
=2
{ }
2+

2) Tentukan lim {2 2n−1n } , bila n→ ∞

Penyelesaian:

12
lim
n→ ∞
{2 2n−1n }= lim {2−2 1 }= 22 =1
n→ ∞
n

3) Tentukan: lim {√ n+ 1− √ n } , bila n→ ∞


Penyelesaian:
√ n+ 1+ √ n
n→ ∞ n→∞ {
lim {√ n+ 1− √ n }=lim ( √ n+ 1−√ n)∗
√ n+ 1+ √ n }
1
=lim
n→∞ {√ }
n+ 1+ √ n
=0

1.5.2 LIMIT FUNGSI


Setiap baris bilangan {Cn} adalah suatu fungsi juga, yaitu fungsi-fungsi dari bilangan-
bilangan asli – n, bulat dan positif. Akan tetapi suatu fungsi f(x), dengan perubah x di
mana perubah dapat merupakan harga : bulat, pecahan, irrasional, positif dan negatif.
DEFINISI LIMIT FUNGSI:
Suatu fungsi f(x) dikatakan mendekati A [f(x) → A] sebagai satu limit, bila x mendekati
a [x→a], ditulis:
lim f ( x)= A
x→ a

bila untuk ξ > 0 dapat ditentukan δ = δ(ξ) sehingga


| f ( x )−A|< ξ
untuk
0< |x−a|< δ
Jika x<a dan x→ a, berarti a didekati dari sebelah kiri, maka limit fungsi disebut LIMIT
KIRI, ditulis:
lim f ( x )= A

x →a

atau
lim f ( x)= A
x ↑a

Jika x>a dan x→ a, berarti a didekati dari sebelah kanan, maka limit fungsi disebut
LIMIT KANAN, ditulis:
lim f ( x )= A
+
x →a

atau

13
lim f ( x)= A
x ↓a

Jadi, syarat cukup dan perlu agar fungsi f(x) mempunyai limit untuk x→ a, adalah:
LIMIT KIRI SAMA DENGAN LIMIT KANAN
RUMUS-RUMUS PENTING PADA LIMIT FUNGSI
Bila lim f ( x)= A dan lim g ( x )= B , maka
x→a x→a

i. lim [ f ( x)±g (x )]=lim f ( x)± lim g ( x )= A± B


x→a x→ a x→ a

ii. lim [ k∗ f ( x)]= k∗lim f ( x)= k∗A; di mana k= konstan


x→ a x→ a

iii. lim [ f ( x)∗g ( x)]=lim f ( x)∗ lim g ( x)= A∗B


x→ a x→ a x→ a

lim f ( x)
f (x) x→ a A
iv. lim = =
x→ a g(x) lim g (x) B
x →a

n n
v. lim √ f (x )= √n lim f ( x )= √ A
x→a x →a

Contoh-contoh soal:
3 2 2
x −27 ( x −3)( x + 3 x+ 9) x + 3x+ 9 9
1) lim =lim =lim =
x→3 x 2−9 x → 3 ( x−3)( x + 3) x→ 3 x+ 3 2

4− x
2
( 4−x 2 )(3+ √ x 2+ 5) 2
2) lim 2
=lim 2
=lim (3+ √ x + 5)=6
x→2 3− √ x + 5 x→2 4−x x→2

2
3−
3 x−2 x 1
3) lim =lim =
x → ∞ 9 x+ 7 x→∞ 7 3
9+
x
2 1
+ 6+
2
6 x + 2 x+ 1 x 2
x 6
4) lim 2
= lim = =1
x → ∞ 6 x −3 x+ 4 x→∞ 3 4 6
6− +
x x2
3 5 6
(2− )(3+ )( 4− )
( 2 x−3)(3 x+ 5)(4 x−6) x x x 2∗3∗4
5) lim = lim = =8
x→∞
3
3 x + x−1 x→∞ 1 1 3
3+ 2 − 3
x x

6) Tentukan: lim √ 1+ x−1


3
x → 0 √ 1+ x−1

14
Penyelesaian:
Misalkan: 1 + x = y6. Untuk x → 0, maka y→ 1, sehingga:

lim
√ 1+ x−1 =lim y 3−1 =lim y 2+ y+ 1 = 3
3 2
x → 0 √ 1+ x−1 y → 1 y −1 y→1 y+ 1 2

7) Diketahui: f(x) = x2−3x, tentukan:


f ( x+ h)− f ( x )
lim
h→0 h
Penyelesaian:
f(x) = x2 − 3x, maka:
f(x+h) − f(x) = (x+h)2 − 3(x+h) − (x2 − 3x) = 2hx + h2 − 3h
Jadi:
f ( x+ h)− f ( x ) 2 xh+ h 2−3 h
lim =lim =lim (2 x + h−3)= 2 x−3
h→0 h h→0 h h→ 0

sin 5 x sin 5 x
8) lim = lim ∗5=1∗5=5
x→ 0 x x→0 5x
h h
2 cos( x+ ) sin( )
sin( x+ h)−sin ( x ) 2 2
9) lim = lim
h→0 h h →0 h
=cos x∗1=cos x

10) lim √ x−√ a =lim x−a


=lim
1
=
1
; (a> 0)
x→a x−a x→a ( x−a)( √ x−√ a) x → a √ x−√ a 2 √ a

Soal-Soal

( x+ 2)2
2
x −5 x + 1
1) lim 2 5) lim
x →∞ x + 1 x →∞ 3 x+ 7
2
2
2 x −3 x−4 x
2) lim 6) lim 3
x→∞ √4 x 4+ 1 x → ∞ 10+ x √ x

1000 x 2 x 2−x+ 3
3) lim 7) lim 3
x→∞
2
x −1 x → ∞ x −8 x+ 5

3 2
2 x+ 3 √ x +1
4) lim 4 8) lim
x→∞ x+ √ x x →∞ x+ 1

15
3 2 3
( 2 x+ 3) (3 x−2) √ x−1
9) lim 5
20) lim 4
x →∞ x +5 x → 1 √ x−1

x √ x−8
10) lim 21) lim 3
x→∞
√ x+ √ x+ √ x x → 64 √ x−4

x 3+ 1 3 2
√ x −2
11) lim 2 22) lim 2
x →−1 x −1 x→1 ( x−1)
x3 −3 x+ 2 2−√ x−3
12) lim 23) lim
x→ 1 x 4 −4 x + 3 x→ 7
2
x −49
x 2−5 x + 10 3− √ 5+ x
13) lim 24) lim
x→ 5 x 2−25 x→4 1− √ 5− x
2
x −(a+ 1) x+ a x −8
14) lim 25) lim 3
x→a
3
x −a
3 x→8 √ x−2
2
x −1 26) lim
√ 1+ x− √ 1− x
15) lim
x →−1
2
x + 3 x+ 2 x→0 x

( x+ h)3− x 3 27) lim √ x 2−2 x+ 6−√ x 2+ 2 x + 6


16) lim
h→0 h x→ 3 x 2−4 x+ 3

x 2 −2 x 28) lim √ x−1


17) lim 3
x→2 x 2−4 x+ 4 x → 1 √ x−1

1 1 29) lim √ x 2−5 x+ 6− x


18) lim
x→1
( −
1− x 1− x ) x →∞

30) lim x ( √ x 2+ 1− x)
19) lim
√ x−1 x →∞

x → 1 x−1

1.5.3 Bilangan e
Pandang bentuk:
x
1
lim 1+
x→∞
( ) x
=lim (1+ u)
u→ 0
1/ u

Untuk mencari limit bentuk di atas ini, diambil salah satu bentuk misalnya bentuk
x
1
( ) 1+
x
Bentuk di atas ini, diuraikan menurut Binomium Newton, yaitu:

16
x
1 x 1 x ( x−1) 1 2 x (x−1)( x −2) 1 3
( )
1+
x
=1+ ∗
1 x
+
2! x()+
3! () x
+ ....... . ()
x (x−1)( x−2)...( x −n+ 1) 1 n
+
n! () x
+ ........

1 1 1 1 2
=1+ 1+ (1− )+ ( 1− )(1− )+ ....... .
2! x 3! x x

Maka:
x
1 1
lim 1+
x→∞
( ) x
= lim 2+
x→∞ 2 !
1
1− +
x 3
1
( ) ( )( 1− 2x )+ 41! (1− 1x )( 1− 2x )(1− 3x )+ .......
!
1−
1
x
1 1 1
=2+ + + + .......
2 ! 3! 4 !
=2,718281828459............ .
Bilangan ini dinyatakan dengan huruf e.
e =2,718281828459............ .
Bilangan e = 2,718281828459…. ini disebut BILANGAN TRANSENDENTAL.
Biasanya diambil sampai lima desimal yaitu e = 2.71828. Dalam matematika bilangan e
sering digunakan untuk bilangan pokok suatu logaritma, misalnya:
e
log 10; elog6; elog 23; elog x dan sebagainya.
Untuk membedakan logaritma dengan bilangan pokok 10 (misalnya: log22; log17; log5;
log x dsb. yang disebut logaritma BRIGGS atau logaritma biasa), mkaa logaritma dengan
bilangan e disebut LOGARITMA NAPIER atau LOGARITMA ALAM/ASLI, misalnya:
e
log5 = ln 5; elog10 = ln 10.
Bilangan e banyak digunakan dalm rumus-rumus ilmu fisika dan ilmu teknik.
(i) Tekanan udara pada tempat yang tingginya h meter di atas permukaan air laut
adalah:
−ah
p= p 0 e

di mana:
p = tekanan udara pada tempat tersebut
p0 = tekanan udara pada permukaan laut
a = suatu konstan tertentu
h = tinggi tempat tersebut terhitung mulai dari permukaan laut.
(ii) Kuat arus dalam ilmu listrik, adalah:

17
− Rt / L
i=i 0 e
di mana:
i0 = kuat arus pada waktu t=0
R = tahanan penghantar arus
L = induksi diri
t = waktu
1.5.4 Kontinuitas Suatu Fungsi
Definisi: suatu fungsi f(x) dikatakan KONTINU untuk suatu bilangan x=x0, bila:
i. f(x0) ada dan tertentu
ii. lim f ( x) ada dan tertentu
x → x0

iii. lim f ( x)= f ( x 0)


x → x0

Suatu fungsi f(x) yang tidak memenuhi ketentuan di atas disebut DISKONTINU untuk
bilangan x=x0
Contoh-contoh soal
1) Selidikilah fungsi : f(x) = x2+1 untuk x=2
Jawab:
(i) Harga fungsi f(x) untuk x=2 adalah:
2
f ( x )=2 + 1=5
(ii) Harga limit: lim x 2+ 1=5
x→ 2

(iii) Oleh karena f (2)=lim f ( x) , maka:


x→ 2

fungsi f(x) kontinu untuk x = 2


x 2−16
2) Selidikilah fungsi : f ( x )= untuk x=4
x−4
Jawab:
4 2−16 0
i. Harga fungsi f (4)= = tak tertentu
4−4 0
2
x −16
ii. Harga limit: lim =8
x → 4 x −4

iii. Oleh karena f (4)≠lim f ( x ) , maka:


x→4

fungsi f(x) tidak kontinu untuk x = 4, jadi f(x) diskontinu untuk x=4
3) Diketahui :

f (x )={ x−1 ; untuk x≥0


0 ; untuk x< 0

18
Selidikilah fungsi tersebut!
Jawab:
Untuk harga-harga x→0 dari sebelah kanan sama dengan −1, sedang untuk x→ 0
dari sebelah kiri sama dengan 0. Berarti f(x) tidak mempunyai limit untuk x→ 0.
Maka f(x) diskontinu untuk x=0.
Jika suatu fungsi f(x) untuk suatu bilangan x=a, memenuhi lim f (x )= f (a) ;
+
x →a

maka f(x) dikatakan kontinu di sebelah kanan untuk x=a.


Jika suatu fungsi f(x) untuk suatu bilangan x=a, memenuhi lim f ( x )= f (a) ;

x →a

maka f(x) dikatakan kontinu di sebelah kiri untuk x=a.


Suatu fungsi f(x) kontinu dalam interval a<x<b, bila fungsi f(x) kontinu di setiap
titik dalam interval tersebut.
Pandang fungsi
f(x)
1
f ( x )= .
x−2
Fungsi f(x) diskontinu untuk
x=2, akan tetapi untuk harga-
harga x di antara harga x=3
dan harga x=6 adalah
kontinu. Maka dikatakan
1
bahwa: f ( x )=
x−2
kontinu pada interval
3< x< 6 . Bila f(x) juga
kontinu untuk x=3 dan x=6,
maka f(x) dikatakan kontinu pada interval (tertutup) 3≤ x≤6
Sifat-Sifat:
i. Jika fungsi-fungsi f(x) dan g(x) kontinu untuk x=a, maka f(x)+g(x) kontinu juga
untuk x=a.
ii. Jika fungsi-fungsi f(x) dan g(x) kontinu untuk x=a, maka f(x)*g(x) kontinu juga
untuk x=a.
f ( x)
iii. Jika fungsi-fungsi f(x) dan g(x) kontinu untuk x=a, maka kontinu juga
g ( x)
untuk x=a di mana g ( a)≠0
Sesuai dengan sifat-sifat tersebut maka tiap-tiap fungsi pecah rasional :

19
n n−1 n−2
a0 x + a 1 x + a2 x + ............+ a n
f ( x )= m m−1 m −2
b0 x + b1 x + b2 x + ............+ b m
kontinu di mana-mana, kecuali pada harga-harga x yang membuat penyebut menjadi nol.
Contoh:
Selidikilah dan gambarlah grafik fungsi:
(x−2)( x−6)
y=
(x−1)(x −4)
Penyelesaian:
◦ Titik potong dengan sumbu X pada y=0, maka terdapat x=2 dan x=6. Koordinat
titik potong (2,0) dan (6,0)
◦ Titik potong dengan sumbu Y pada x=0, terdapat y=3. Maka koordinat titik potong
(0,3)
◦ Asimtot tegak didapat untuk y=∞, maka terdapat x=1 dan x=4
◦ Asimtot mendatar didapat untuk x=∞, maka terdapat y=1.
Dari data-data di atas, nampaklah bahwa fungsi y diskontinu untuk x=1 dan x=4, akan
tetapi kontinu dalam interval 1<x<4, juga kontinu dalam daerah x<1 dan x>4.
Di bawah ini gambar grafik fungsi:

20
1.5.5 FUNGSI-FUNGSI MONOTON
Suatu fungsi f(x) dikatakan MONOTON NAIK dalam suatu interval, bila pada tiap dua
harga x1 dan x2 yang berturutan dalam interval tersebut dengan x1<x2, berlaku sifat
f(x1) < f(x2). Interval tersebut dapat terbuka atau tertutup.
Suatu fungsi f(x) dikatakan MONOTON TURUN dalam suatu interval bila pada tiap dua
harga x1 dan x2 yang terturutan dalam interval tersebut dengan x1<x2, berlaku sifat
f(x1) > f(x2). Interval tersebut dapat tertutup atau terbuka.

21

Anda mungkin juga menyukai