PENDAHULUAN
1.1 Bilangan
(i) Bilangan Riil
Himpunan Bilangan Riil terdiri dari bilangan-bilangan:
a) Rasional : yaitu bilangan-bilangan bulat positif, bulat negatif, nol, dan pecahan a/b
(di mana a dan b adalah bilangan bulat).
b) Irasional : yaitu bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk
pecahan.
Contoh: √ 2=1,4142. ..
√ 3=1,7321... dan sebagainya
(ii) Bilangan Komplek
Himpunan bilangan-bilangan yang berbentuk a+ib, di mana a dan b adalah bilangan
riil, sedangkan i= √ −1 atau i2= −1, disebut himpunan bilangan kompleks.
1 3
Contoh: 2−3i ; + i √ 3 ; 2 i , dan sebagainya
2 4
1
a<x<b atau (a,b). Interval terbuka beserta a dan b disebut INTERVAL TERTUTUP dan
ditulis a≤ x ≤ b atau [a,b]. Interval terbuka beserta b disebut terbuka kiri dan tertutup
kanan dan ditulis a<x ≤b atau (a,b].
(iii) Simbol Jumlahan
Bentuk jumlahan bilangan-bilangan yang panjang dapat ditulis secara singkat, dengan
menggunakan suatu simbol yang disebut simbol SIGMA atau simbol ∑.
contoh:
11
• 4+ 5+ 6+ 7+ 8+ 9+ 10+ 11=∑ i
i= 4
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
• + + + + + + + =∑
2 4 6 8 10 12 14 16 n =1 2 n
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
• + + + + + + + =∑
2 4 6 8 10 12 14 16 n =1 2 n
15
1 1 1 1 1 n+ 1 1
• − + − .....+ = ∑ (−1)
1⋅2 2⋅3 3⋅4 4⋅5 15⋅16 n=1 n(n+ 1)
12
2⋅4 4⋅6 6⋅8 24⋅26 n+ 1 2 n( 2 n+ 2)
• − + ...............+ = ∑ (−1)
3⋅5 5⋅7 7⋅9 25⋅27 n =1 (2 n+ 1)(2 n+ 3)
8
• 1⋅3⋅5⋅7⋅9⋅11⋅13⋅15⋅17= ∏ 2 n+ 1
n= 0
9
1 1 1 1 1 1
• 1⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ..............⋅ = ∏
2 3 4 5 9 n=1 n
Pada perkalian bilangan-bilangan yang berturutan bulat mulai dari bilangan satu,
digunakan simbol “!” .
Contoh:
• 1⋅2⋅3⋅4⋅5⋅6⋅7⋅8=8 !(dibaca delapan fakulteit)
2
• 9 !=1⋅2⋅3⋅4⋅5⋅6⋅7⋅8⋅9 atau
= 9⋅8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1
n !=n−fakulteit , adakalanya dibaca :
n−faktorial atau n fakultas.
Perdefinisi: 0! = 1 dan 1! = 1
Pandang bentuk-bentuk di bawah ini!:
8⋅7 8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 8! 8!
= 8
= = =
2 ! 2 !⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 2 ! 6 ! 2! (8−2)! 2 ()
9⋅8⋅7 9⋅8⋅7⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1 9! 9!
= 9
3!
=
3!⋅6⋅5⋅4⋅3⋅2⋅1
= =
3! 6 ! 3! (9−3) ! 3 ()
Maka:
n(n−1)(n−2)( n−3) n
4!
=
4 ()
Bentuk-bentuk di atas adakalanya ditulis dengan simbol C, yaitu
3
= n a n−0 b 0+ n a n−1 b1+
() () ( 2n) a
n−2
b2+ .................
0 1
+ n a n−k b k + ..................+
()
k ( nn) a n−n
bn
n
= ∑ ( n) a b
n −i i
i
i= 0
Bentuk umum:
N
(a+ b) = ∑ n a b
n n−i i
i =0 i
()
di mana: N sama dengan n, bila n bulat positif
N sama dengan n, bila n pecahan
bentuk di atas ini disebut BINOMIUM NEWTON
BINOMIUM
Contoh-contoh soal:
Penyelesaian:
Menghitung:
6 6 5 6
x terdapat pada suku dengan bentuk x (−2) , maka koefisien dari x adalah:
11.10 .9 .8.7
= (−32) =−14784
5.4 .3.2 .1
6
3) Tentukan koeffisien dari x dari bentuk (2 x −3)9
4
Penyelesaian:
6
x terdapat pada suku dengan bentuk (2 x )6 (−3)3
di mana:
t = suhu batang
Lt = panjang batang pada tº
L0 = panjang batang pada 0º
a = angka muai batang besi
L0 panjang batang pada 0º berarti panjangnya telah tertentu, demikian pula a besarnya
tertentu untuk setiap batang, maka L0 dan a disebut KONSTAN (TETAP).
5
Bila t mengambil harga tertentu, maka Lt akan menyatakan suatu panjang tertentu.
Jadi t mewakili suatu bilangan dari sekumpulan bilangan untuk suhu batang, sedang
Lt mewakili satu bilangan untuk panjang batang; maka t dan Lt disebut PERUBAH
(VARIABEL).
Suatu perubah yang menentukan harga perubah lain disebut PERUBAH BEBAS,
sedang perubah yang harganya tergantung pada perubah lain disebut PERUBAH
TIDAK BEBAS.
1.4.2 Fungsi
(i) Suatu perubah y disebut FUNGSI dari perubah x, bila di antara x dan y terdapat suatu
aturan yang menyatakan hubungan antara x dan y, sehingga untuk setiap harga x yang
dimungkinkan, terdapat suatu harga untuk y. Misalnya: pada contoh soal (i) di atas,
luas L merupakan fungsi dari perubah r (jari-jari).
Sedang pada soal (ii), panjang Lt merupakan fungsi dari perubah t.
Untuk menyatakan bahwa y merupakan fungsi dari perubah x, digunakan simbol:
y= f ( x )
dan sebagainya
Kadang-kadang digunakan pula indeks, misalnya:
y= f 1( x) ; y= f 2 ( x) ; y= f 3 ( x )
(ii) Untuk menyatakan harga fungsi y=f (x) yang didapat pada harga x=a, digunakan
simbol f (a).
Contoh-contoh
2
1) Diketahui : f ( x )=3 x −4 x+ 8
g ( π /2)=sin π /2=1
6
x 2 +1
3) Ditentukan h( x)=
x 2−1
Berapakah h(3) dan h(7)?
3 2+1 10 5
Jawab: h(3)= = =
32 −1 8 4
2
7 +1 50 25
h( 7)= = =
7 2−1 48 24
2
4) Ditentukan F ( x)=log( x + 2 x+ 7)
Hitung: F(2) dan F(-5)?
Menghitung:
2
F ( 2)=log ( 2 +2×2+7)=log15
2
F (−5)=log ((−5) +2×(−5)+7)=log 22
2
(x +1)
2
Suatu fungsi :
n n−1 n−2
f ( x )=a 0 x +a 1 x + a2 x +......+a n
Untuk mencari harga suatu polinomial, diguankan satu metoda, yaitu METODA
HORNER.
Dalam metoda ini, koeffisien-koeffisien dari x ditulis sebaris, mulai dari pangkat x yang
tertinggi berturut-turut sampai pada x berpangkat nol.
Andaikan, pandang polinomial berpangkat tujuh, yaitu:
P 7 (x )=a 0 x 7+ a 1 x 6 + a 2 x 5 +a 3 x 4 +a 4 x 3 +a 5 x 2+ a 6 x+ a 7
7
a0 a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7
x0 a 0x 0 b1x0 b 2x 0 b 3x 0 b 4x 0 b 5x 0 b 6x 0
+
a0 b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 = P(x0)
Contoh – contoh soal:
6) Berapakah harga fungsi:
untuk x=4
Menghitung:
Diambil koeffisien-koeffisien polinomial, yaitu:
2 -8 2 0 -9 0 0 10
2 2x2 -4x2 -6x2 -24x2 -57x2 -114x2 -228x2
+
2 -4 -6 -24 -57 -114 -228 -446
Jadi harga fungsi F(2) = -446
8) Berapakah harga fungsi:
4 3
H ( x )=x +8 x −7 x + 21 untuk x= -3
Menghitung:
1 8 0 -7 21
-3 -3 -15 45 -114
+
1 5 -15 38 -93
Jadi harga fungsi H(-3) = -93
8
Suatu fungsi y = f(x) disebut FUNGSI BERHARGA TUNGGAL (satu), bila untuk setiap
harga x yang dimungkinkan terdapat satu harga fungsi y
Contoh:
Fungsi-fungsi: y = x2; y = sin x; y = log (x2+1)
Suatu fungsi y = f(x) disebut FUNGSI BERHARGA BANYAK, bila untuk setiap harga
x yang dimungkinkan terdapat lebih dari satu harga fungsi y
Contoh
Fungsi: y2 = x → y=±√ x
Dalam contoh ini, terdapat dua harga y untuk x > 0. Maka fungsi berharga dua.
B) Rasional pecah.
Contoh:
2
y= 2
x −1
x
y= 3
x + x−1
a) Fungsi Irrasional, yaitu fungsi di mana perubah x terdapat di bawah tanda
akar.
Contoh:
y= √ x 3−8 x−1
y=√ 6 x−1
9
(2) Fungsi Goniometri (Trigonometri)
Fungsi Goniometri (trigonometri) mempunyai bentuk sebagai berikut:
y=sin x
y=sin 2 x+ 2 cos 2 x
y=cos 3 x−1
y=tan 2 x−cot 3 x
(3) Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma mempunyai bentuk sebagai berikut:
2
y=log ( x −56 x−5)
y=log ( x +1)
3
y=log ( x + x+1)
10
Sekarang pandang baris bilangan:
3 5 7 9 1
1, , , , ,............ , 2−
2 3 4 5 n
nampaklah bahwa bilangan-bilangan tersebut makin mendekati bilangan 2, akan tetapi
tidak akan sama dengan bilangan 2. Bilangan 2 ini disebut LIMIT dari baris bilangan
tersebut di atas.
DEFINISI LIMIT BARIS BILANGAN.
Suatu bari bilangan {C n} dikatakan mempuanyai limit L, jika untuk setiap bilangan
positif ξ yang ditentukan dan bagaimana pun kecilnya, dapat ditemukan suatu indeks M,
demikian sehingga untuk semua harga n>M, dipenuhi:
|L−C n|< ξ
Contoh:
n
1
(i) Buktikan bahwa baris bilangan
{ ( )}
3−
2
mempunyai limit = 3, ditulis:
n
1
lim 3−
n→ ∞ { ( )} 2
=3
Bukti:
Andaikan diambil bilangan = 10-6 , maka menurut definisi,
n
| { ( ) }|
3− 3−
1
2
< 10−6
n
1
|( ) |
2
< 10
−6
1 −6
n log < log 10
2
n (−0.303)< −6
6
n> → n> 19
0.303
Di sini, diketemukan N = 19, berarti mulai n = 20, dipenuhi definisi di atas, yaitu:
| 3−C 20 |< 10−6
| 3−C 21 |< 10−6
| 3−C 22 |< 10−6
| 3−C 23 |< 10−6 dan seterusnya
Terbuktilah bahwa baris bilangan tersebut mempunyai limit = 3
11
(ii) Buktikan bahwa baris bilangan {2− 1n } mempunyai limit = 2, dan ditulis:
lim 2−
n→ ∞
{ 1n }=2
Bukti:
Andaikan diambil bilangan = 10-9, maka:
1
| { }|
2− 2−
n
< 10−9
| 1n |< 10 −9
9
n> 10
Di sini ditemukan N = 109, berarti mulai n = 1 000 000 001, dipenuhi:
U n lim {U n }
(d) lim { }=
Vn lim {V n }
Contoh-contoh soal:
Penyelesaian:
1
lim
n→ ∞
{2 n+ 1
n+ 1
= lim}
n→ ∞
1+
n
1
n
=2
{ }
2+
Penyelesaian:
12
lim
n→ ∞
{2 2n−1n }= lim {2−2 1 }= 22 =1
n→ ∞
n
atau
lim f ( x)= A
x ↑a
Jika x>a dan x→ a, berarti a didekati dari sebelah kanan, maka limit fungsi disebut
LIMIT KANAN, ditulis:
lim f ( x )= A
+
x →a
atau
13
lim f ( x)= A
x ↓a
Jadi, syarat cukup dan perlu agar fungsi f(x) mempunyai limit untuk x→ a, adalah:
LIMIT KIRI SAMA DENGAN LIMIT KANAN
RUMUS-RUMUS PENTING PADA LIMIT FUNGSI
Bila lim f ( x)= A dan lim g ( x )= B , maka
x→a x→a
lim f ( x)
f (x) x→ a A
iv. lim = =
x→ a g(x) lim g (x) B
x →a
n n
v. lim √ f (x )= √n lim f ( x )= √ A
x→a x →a
Contoh-contoh soal:
3 2 2
x −27 ( x −3)( x + 3 x+ 9) x + 3x+ 9 9
1) lim =lim =lim =
x→3 x 2−9 x → 3 ( x−3)( x + 3) x→ 3 x+ 3 2
4− x
2
( 4−x 2 )(3+ √ x 2+ 5) 2
2) lim 2
=lim 2
=lim (3+ √ x + 5)=6
x→2 3− √ x + 5 x→2 4−x x→2
2
3−
3 x−2 x 1
3) lim =lim =
x → ∞ 9 x+ 7 x→∞ 7 3
9+
x
2 1
+ 6+
2
6 x + 2 x+ 1 x 2
x 6
4) lim 2
= lim = =1
x → ∞ 6 x −3 x+ 4 x→∞ 3 4 6
6− +
x x2
3 5 6
(2− )(3+ )( 4− )
( 2 x−3)(3 x+ 5)(4 x−6) x x x 2∗3∗4
5) lim = lim = =8
x→∞
3
3 x + x−1 x→∞ 1 1 3
3+ 2 − 3
x x
14
Penyelesaian:
Misalkan: 1 + x = y6. Untuk x → 0, maka y→ 1, sehingga:
lim
√ 1+ x−1 =lim y 3−1 =lim y 2+ y+ 1 = 3
3 2
x → 0 √ 1+ x−1 y → 1 y −1 y→1 y+ 1 2
sin 5 x sin 5 x
8) lim = lim ∗5=1∗5=5
x→ 0 x x→0 5x
h h
2 cos( x+ ) sin( )
sin( x+ h)−sin ( x ) 2 2
9) lim = lim
h→0 h h →0 h
=cos x∗1=cos x
Soal-Soal
( x+ 2)2
2
x −5 x + 1
1) lim 2 5) lim
x →∞ x + 1 x →∞ 3 x+ 7
2
2
2 x −3 x−4 x
2) lim 6) lim 3
x→∞ √4 x 4+ 1 x → ∞ 10+ x √ x
1000 x 2 x 2−x+ 3
3) lim 7) lim 3
x→∞
2
x −1 x → ∞ x −8 x+ 5
3 2
2 x+ 3 √ x +1
4) lim 4 8) lim
x→∞ x+ √ x x →∞ x+ 1
15
3 2 3
( 2 x+ 3) (3 x−2) √ x−1
9) lim 5
20) lim 4
x →∞ x +5 x → 1 √ x−1
x √ x−8
10) lim 21) lim 3
x→∞
√ x+ √ x+ √ x x → 64 √ x−4
x 3+ 1 3 2
√ x −2
11) lim 2 22) lim 2
x →−1 x −1 x→1 ( x−1)
x3 −3 x+ 2 2−√ x−3
12) lim 23) lim
x→ 1 x 4 −4 x + 3 x→ 7
2
x −49
x 2−5 x + 10 3− √ 5+ x
13) lim 24) lim
x→ 5 x 2−25 x→4 1− √ 5− x
2
x −(a+ 1) x+ a x −8
14) lim 25) lim 3
x→a
3
x −a
3 x→8 √ x−2
2
x −1 26) lim
√ 1+ x− √ 1− x
15) lim
x →−1
2
x + 3 x+ 2 x→0 x
30) lim x ( √ x 2+ 1− x)
19) lim
√ x−1 x →∞
x → 1 x−1
1.5.3 Bilangan e
Pandang bentuk:
x
1
lim 1+
x→∞
( ) x
=lim (1+ u)
u→ 0
1/ u
Untuk mencari limit bentuk di atas ini, diambil salah satu bentuk misalnya bentuk
x
1
( ) 1+
x
Bentuk di atas ini, diuraikan menurut Binomium Newton, yaitu:
16
x
1 x 1 x ( x−1) 1 2 x (x−1)( x −2) 1 3
( )
1+
x
=1+ ∗
1 x
+
2! x()+
3! () x
+ ....... . ()
x (x−1)( x−2)...( x −n+ 1) 1 n
+
n! () x
+ ........
1 1 1 1 2
=1+ 1+ (1− )+ ( 1− )(1− )+ ....... .
2! x 3! x x
Maka:
x
1 1
lim 1+
x→∞
( ) x
= lim 2+
x→∞ 2 !
1
1− +
x 3
1
( ) ( )( 1− 2x )+ 41! (1− 1x )( 1− 2x )(1− 3x )+ .......
!
1−
1
x
1 1 1
=2+ + + + .......
2 ! 3! 4 !
=2,718281828459............ .
Bilangan ini dinyatakan dengan huruf e.
e =2,718281828459............ .
Bilangan e = 2,718281828459…. ini disebut BILANGAN TRANSENDENTAL.
Biasanya diambil sampai lima desimal yaitu e = 2.71828. Dalam matematika bilangan e
sering digunakan untuk bilangan pokok suatu logaritma, misalnya:
e
log 10; elog6; elog 23; elog x dan sebagainya.
Untuk membedakan logaritma dengan bilangan pokok 10 (misalnya: log22; log17; log5;
log x dsb. yang disebut logaritma BRIGGS atau logaritma biasa), mkaa logaritma dengan
bilangan e disebut LOGARITMA NAPIER atau LOGARITMA ALAM/ASLI, misalnya:
e
log5 = ln 5; elog10 = ln 10.
Bilangan e banyak digunakan dalm rumus-rumus ilmu fisika dan ilmu teknik.
(i) Tekanan udara pada tempat yang tingginya h meter di atas permukaan air laut
adalah:
−ah
p= p 0 e
di mana:
p = tekanan udara pada tempat tersebut
p0 = tekanan udara pada permukaan laut
a = suatu konstan tertentu
h = tinggi tempat tersebut terhitung mulai dari permukaan laut.
(ii) Kuat arus dalam ilmu listrik, adalah:
17
− Rt / L
i=i 0 e
di mana:
i0 = kuat arus pada waktu t=0
R = tahanan penghantar arus
L = induksi diri
t = waktu
1.5.4 Kontinuitas Suatu Fungsi
Definisi: suatu fungsi f(x) dikatakan KONTINU untuk suatu bilangan x=x0, bila:
i. f(x0) ada dan tertentu
ii. lim f ( x) ada dan tertentu
x → x0
Suatu fungsi f(x) yang tidak memenuhi ketentuan di atas disebut DISKONTINU untuk
bilangan x=x0
Contoh-contoh soal
1) Selidikilah fungsi : f(x) = x2+1 untuk x=2
Jawab:
(i) Harga fungsi f(x) untuk x=2 adalah:
2
f ( x )=2 + 1=5
(ii) Harga limit: lim x 2+ 1=5
x→ 2
fungsi f(x) tidak kontinu untuk x = 4, jadi f(x) diskontinu untuk x=4
3) Diketahui :
18
Selidikilah fungsi tersebut!
Jawab:
Untuk harga-harga x→0 dari sebelah kanan sama dengan −1, sedang untuk x→ 0
dari sebelah kiri sama dengan 0. Berarti f(x) tidak mempunyai limit untuk x→ 0.
Maka f(x) diskontinu untuk x=0.
Jika suatu fungsi f(x) untuk suatu bilangan x=a, memenuhi lim f (x )= f (a) ;
+
x →a
19
n n−1 n−2
a0 x + a 1 x + a2 x + ............+ a n
f ( x )= m m−1 m −2
b0 x + b1 x + b2 x + ............+ b m
kontinu di mana-mana, kecuali pada harga-harga x yang membuat penyebut menjadi nol.
Contoh:
Selidikilah dan gambarlah grafik fungsi:
(x−2)( x−6)
y=
(x−1)(x −4)
Penyelesaian:
◦ Titik potong dengan sumbu X pada y=0, maka terdapat x=2 dan x=6. Koordinat
titik potong (2,0) dan (6,0)
◦ Titik potong dengan sumbu Y pada x=0, terdapat y=3. Maka koordinat titik potong
(0,3)
◦ Asimtot tegak didapat untuk y=∞, maka terdapat x=1 dan x=4
◦ Asimtot mendatar didapat untuk x=∞, maka terdapat y=1.
Dari data-data di atas, nampaklah bahwa fungsi y diskontinu untuk x=1 dan x=4, akan
tetapi kontinu dalam interval 1<x<4, juga kontinu dalam daerah x<1 dan x>4.
Di bawah ini gambar grafik fungsi:
20
1.5.5 FUNGSI-FUNGSI MONOTON
Suatu fungsi f(x) dikatakan MONOTON NAIK dalam suatu interval, bila pada tiap dua
harga x1 dan x2 yang berturutan dalam interval tersebut dengan x1<x2, berlaku sifat
f(x1) < f(x2). Interval tersebut dapat terbuka atau tertutup.
Suatu fungsi f(x) dikatakan MONOTON TURUN dalam suatu interval bila pada tiap dua
harga x1 dan x2 yang terturutan dalam interval tersebut dengan x1<x2, berlaku sifat
f(x1) > f(x2). Interval tersebut dapat tertutup atau terbuka.
21