Matematika
Ringkasan Materi
Bilangan
A. Operasi Hitung Bilangan Cacah
Operasi hitung campuran mengandung sekurang-kurangnya dua dari 4 pengerjaan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian sesuai dengan nilai urutan pengerjaan hitung yang berlaku.
Urutan pengerjaan hitung campuran yang berlaku harus sesuai dengan tingkatan pengerjaan
berikut ini.
1. Pengerjaan di dalam kurung harus didahulukan.
2. Perkalian dan pembagian sama kuat.
3. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
4. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan.
Perhatikan contoh berikut ini!
No. Soal Cara Pengerjaan Hasil Keterangan
1. 185 + 215 – 90 185 + 215 = 400 – 90 310 Setingkat
2. 500 – 250 + 80 500 – 250 = 250 + 80 330 Setingkat
3. 15 × 20 : 5 15 × 20 = 300 : 5 60 Setingkat
4. 480 : 60 × 8 480 : 60 = 8 × 8 64 Setingkat
5. 208 + 9 × 7 9 × 7 = 63 + 208 271 × (didahulukan)
6. 600 – 120 : 6 120 : 6 = 20 → 600 – 20 580 : (didahulukan)
7. (25 + 75) × 5 25 + 75 = 100 → 100 × 5 500 (+) didahulukan
8. 450 : (65 + 25) 65 + 25 = 90 → 450 : 90 5 (+) didahulukan
Permasalahan yang berkaitan dengan bilangan cacah antara lain sebagai berikut.
Permasalahan 1:
Rudi mempunyai 172 kelereng, kemudian diberikan kepada adik sebanyak 37 buah. Berapa sisa
kelereng Rudi?
Penyelesaian:
Kelereng Rudi = 172
Diberikan kepada adik = 37
Sisa kelereng Rudi = 135
Jadi, kelereng Rudi yang tersisa adalah 135 butir.
Permasalahan 2:
Rizal mempunyai kelereng 128 butir diberikan adiknya 45 butir, kemudian membeli lagi 27 butir. Berapa
jumlah kelereng Rizal sekarang?
Penyelesaian:
128 – 45 + 27 = ….
C. Operasi Hitung Bilangan Pangkat Dua dan Tiga, Akar Pangkat Dua dan Tiga
Pangkat adalah bentuk lain perkalian berulang bilangan yang sama.
Contoh:
1. 3 × 3 dapat ditulis 32, dibaca tiga pangkat dua atau tiga kuadrat.
2. Hasil pangkat dua suatu bilangan disebut bilangan kuadrat.
1. Operasi pada Bilangan Berpangkat Dua
Perlu kamu ingat bahwa 32 = 3 × 3 = 9. Hal ini berlaku untuk semua bilangan cacah yang
dipangkatkan dua.
Berikut ini hasil dari bilangan berpangkat dua.
12 = 1 62 = 36
2
2 =4 72 = 49
2
3 =9 82 = 64
42 = 16 92 = 81
2
5 = 25 102 = 100
Operasi pada bilangan berpangkat dua adalah sebagai berikut.
a. 32 + 52 = 9 + 25
= 34
b. 62 – 42 = 36 – 16
= 20
c. 32× 42 = 9 × 16
= 144
d. 62 : 22 = 36 : 4
=9
e. (42)2 = 162
= 256
2. Operasi pada Bilangan Berpangkat Tiga
Kamu telah mengetahui bagaimana konsep bilangan berpangkat dua di atas, bilangan
berpangkat tiga adalah perkalian sebanyak 3 kali dengan bilangan yang sama.
Contoh:
43 = 4 × 4 × 4
= 64
Berikut hasil dari bilangan berpangkat tiga.
13 = 1 53 = 125 93 = 729
3 3
2 =8 6 = 216 103 = 1.000
3 3
3 = 27 7 = 343
43 = 64 83 = 512
Operasi pada bilangan berpangkat tiga adalah sebagai berikut.
a. 33 + 53 = 27 + 125
= 152
Keterangan:
a. Pisahkan tiap dua angka mulai dari belakang.
b. Cari bilangan kuadrat yang mendekati angka paling kiri (3 × 3 = 9 mendekati 10).
c. Kurangi 10 dengan 9, lalu turunkan angka 24.
d. Jumlahkan bilangan pertama (3 + 3 = 6).
e. Simpan 6, cari angka satuan yang sama, sehingga 6 ... × ... = 124 (62 × 2 = 124).
f. Ulangi langkah-langkah di atas sampai diperoleh nol.
Jadi, = 32.
4. Akar Pangkat Tiga
Akar pangkat tiga suatu bilangan adalah bilangan yang jika dipangkatkan tiga menghasilkan
bilangan di dalam akar.
Akar pangkat tiga dapat dicari dengan bantuan tabel berikut.
Bilangan di Dalam Angka Puluhan Akar
Akar Pangkat Tiga
1.000 – 7.999 1
8.000 – 26.999 2
27.000 – 63.999 3
64.000 – 124.999 4
Dan seterusnya dan seterusnya
Satuannya adalah 8.
Jadi, .
2 2 2 3
2 6 3 5
2 3
18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
60 = 2× 2 × 3 × 5 = 2 2 × 3 × 5
Dari diagram pohon di atas diperoleh
Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 × 3 × 3 = 2 × 32.
Faktorisasi prima dari 60 adalah 2 × 2 × 3 × 5 = 22 × 3 × 5.
Terlihat faktor prima yang ada adalah 2, 3, dan 5.
Pangkat terbesar dari faktor prima yang ada adalah 22, 32, dan 5.
Oleh karena itu, KPK dari 18 dan 60 adalah 22 × 3 2 × 5 = 180.
2. FPB dari 27 dan 18 adalah .…
A. 7 C. 9
B. 8 D. 10
Jawaban: C
Pembahasan:
Menentukan FPB dari 27 dan 18.
27 = 3 × 3 × 3 = 33 18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
E. Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai di mana a sebagai pembilang dan
b sebagai penyebut.
1. Menyederhanakan Pecahan
Guna menentukan pecahan yang paling sederhana adalah dengan cara membagi pembilang
dan penyebutnya dengan faktor persekutuan yang paling besar (FPB) dari pembilang dan
penyebutnya.
Contoh:
Tentukan bentuk sederhana dari pecahan !
Penyelesaian:
Menentukan FPB dari 24 dan 48
Penyelesaian:
KPK dari penyebut 4, 6, 2, 3 adalah 4 × 3 = 12.
Samakan penyebutnya dengan bilangan 12. Kemudian nilai pembilangnya disesuaikan.
3 3´3 9 1 1´ 6 6
= = = =
4 4 ´ 3 12 2 2 ´ 6 12
5 5 ´ 2 10 2 2´4 8
= = = =
6 6 ´ 2 12 3 3 ´ 4 12
Setelah itu urutkan pembilangnya dari yang terbesar!
10 9 8 6
, , , atau
12 12 12 12
a c a d a´d
: = ´ =
b d b c b´c
Selanjutnya, hasil perkalian atau pembagian dapat disederhanakan.
Contoh:
a. Tentukan hasil dari !
Sebagai bahan untuk membuat kue, ibu menyediakan kg gula, kg telur, dan kg terigu.
Hitunglah berapa berat total bahan yang harus disiapkan oleh ibu?
Penyelesaian:
Gula = kg
Telur = kg
Terigu = kg
Jumlah semua belanjaan ibu adalah:
3 1 1 3 3 5
+1 +1 = + +
4 2 4 4 2 4
3 6 5
= + +
4 4 4
3+6+5
=
4
14
=
4
2
=3
4
1
=3
2
1
Jadi, berat semua bahan yang harus disiapkan ibu adalah 3 kg
2
5. Mengubah Bentuk Pecahan
a. Mengubah pecahan menjadi persen
Untuk mengubah pecahan menjadi persen, pecahan diarahkan agar penyebutnya
bernilai 100.
Contoh:
Ubahlah pecahan menjadi bentuk persen!
Penyelesaian:
Cara 1:
Karena penyebut pecahannya adalah (4) dan ingin dijadikan 100, maka penyebut harus
dikalikan dengan 25 (25 × 4 = 100), sehingga pembilang pun dikalikan dengan bilangan
yang sama (1 × 25 = 25).
1 1 25 25
25%
4 4 25 100
Karena 25 perseratus maka hasilnya adalah 25%.
Cara 2:
Kita bagi 100 dengan penyebutnya, kemudian dikalikan dengan pembilangnya.
Jadi, .
A. C.
B. D.
F. Perbandingan
Objek yang sama bisa dibandingkan misalnya terdapat kelereng merah 12 butir dan kelereng
putih 6 butir maka perbandingan banyaknya kelereng merah dan kelereng putih adalah 2 : 1. Angka
perbandingan ini didapat dengan menyederhanakan angka 12 dan 6 dengan cara membaginya dengan
FPB dari 12 dan 6 yaitu 6.
1. Menentukan Banyak Masing-masing Objek
Misalkan banyak benda pertama = A, banyak benda kedua = B, dan A : B dapat
disederhanakan menjadi a : b. Berlaku hubungan . Dari dapat dicari nilai A
dan B berikut.
a.
b.
Jika pada suatu peta terdapat skala 1 : 1.000.000 maka artinya setiap 1 cm pada peta mewakili
1.000.000 cm atau 10 km dari ukuran yang sebenarnya.
Uang Erfan =
Jadi, uang Ridho adalah Rp75.000,00 dan uang Erfan adalah Rp45.000,00
1 ha = 1 hm2
1 are = 1 dam2
1 ca = 1 m2
Permasalahan luas biasanya menyangkut tentang luas suatu area atau tanah.
Contoh:
Ayah membeli sebidang tanah dengan luas 700 are, tanah tersebut dibangun rumah seluas
15.000 m2, dibangun garasi mobil seluas 300 are, dan sisanya akan dibuat kandang ayam
untuk usaha. Hitunglah luas kandang ayam yang dibuat ayah!
Penyelesaian:
15.000 m2 = 15.000 ca
= 15.000 : 100 = 150 are
Luas kandang ayam = 700 – 150 – 300
= 700 – 450 = 250 are
Karena yang diminta dalam satuan m2, maka:
1 m3 = 1 kl
1 dm3 = 1 liter
1 cm3 = 1 ml
Permasalahan volume biasanya menyangkut tentang volume suatu bangun ruang.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan volume
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan volume pada soal ke satuan volume yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran volume setelah satuannya sama.
Contoh:
Di dalam sebuah drum terdapat 4 m3 bensin. Ternyata drum tersebut bocor sehingga tersisa
240 liter bensin saja. Berapakah banyaknya bensin yang terbuang?
Penyelesaian:
4 m3 = 4.000 dm3
= 4.000 liter
Bensin yang terbuang = 4.000 liter – 240 liter
= 3.760 liter
Jadi, banyaknya bensin yang terbuang adalah 3.760 liter.
Satuan kecepatan tergantung dari satuan jarak dan waktu yang digunakan, misalnya km/jam, m/
detik, dan m/menit.
= × (a + b) × t
Keliling = jumlah sisi-sisi yang mengelilingi trapesium
=a+b+c+d
4. Layang-Layang
= × d1 × d2
= 3,14.
1. Luas dan Keliling Lingkaran
Luas = pr2
Keliling = 2pr
22
Dengan p = atau 3,14
7
2. Luas Bagian Lingkaran
a. Luas seperempat bagian lingkaran
1 1
Lbangun = ´ Llingkaran = ´ p r 2
4 4
3 3
Lbangun = ´L = ´ pr 2
4 lingkaran 4
2
arsir lingkaran
1 22
= ´ ´7 ´7
4 7
= 38,5
Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 38,5 cm2.
G. Koordinat Kartesius
1. Letak Titik pada Koordinat Kartesius
Koordinat cartesius terdiri dari dua garis yang saling berpotongan tegak lurus. Garis-
garis tersebut dinamakan sumbu-sumbu koordinat. Garis mendatar (horizontal) pada sumbu
koordinat disebut sumbu X, sedangkan garis tegak (vertikal) disebut sumbu Y.
Guna menyatakan koordinat suatu titik ditulis (x,y) di mana x adalah banyaknya satuan
pada sumbu X dan Y adalah banyaknya satuan pada sumbu Y. Perhatikan letak titik pada
sistem koordinat cartesius.
D C
A B
F G
Titik A(2,2), B(7,2), C(7, 5), dan D(2, 5). Bangun ABCD membentuk bangun persegi panjang.
Titik E(3, -2), F(3, -5), dan G(5, -5). Bangun EFG membentuk bangun segitiga.
Contoh:
Jika titik-titik ABC membentuk bangun segitiga, titik A(-2, 3) dan B(3, -3). Agar terbentuk
segitiga siku-siku maka tentukan titik C terletak pada koordinat!
Pembahasan:
Titik-titik AB apabila digambar pada bidang kartesius adalah:
Agar titik ABC membentuk bangun segitiga siku-siku, maka titik C digambar sebagai berikut.
Titik A berada pada 1 satuan ke kanan dari sumbu Y dan 3 satuan ke atas dari sumbu X.
Jadi, titik A berada pada koordinat (1, 3).
3. Sebuah segitiga sama kaki ABC akan digambar pada koordinat kartesius. Jika titik A(1, 2),
B(7, 2), maka titik C terletak pada koordinat ….
A. (6, 4)
B. (-4, 6)
C. (-6, -4)
D. (4, 6)
Jawaban: D
Pembahasan:
2. Simetri Putar
Suatu bangun datar jika diputar pada titik pusat yang sama dapat kembali menempati
bingkainya lebih dari satu kali dalam satu putaran penuh. Bangun itu dikatakan memiliki
simetri putar. Banyaknya simetri putar pada bangun datar tidak sama. Jauhnya putaran suatu
bangun ditentukan oleh besar sudut, dengan titik pusat yang sama, dan arah putaran sama
dengan arah perputaran jarum jam.
Di contoh gambar di atas, terdapat bangun datar segitiga sama sisi dan jika bangun
2
datar matematika segitiga tersebut diputar sebanyak putaran yang berlawanan arah jarum
3
jam, maka bentuk dari bangun datar segitiga sama sisi itu akan tetap sama seperti semula.
2
Dan jika kita putar kembali bangun datar segitiga sama sisi itu sebanyak putaran maka
3
bayangannya masih tetap sama persis dengan bentuk semula, maka itu artinya bangun datar
segitiga sama sisi itu mempunyai 3 simetri putar.
3. Pencerminan
Sumbu simetri suatu bangun datar sama dengan sebuah cermin yang kita letakkan
pada suatu bangun. Dalam kehidupan sehari-hari pasti kamu pernah bercermin. Ketika kita
bercermin pasti terdapat bayangan yang sama persis di dalam cermin.
Gambar di sebelah kanan dan sebelah kiri sumbu simetri adalah sama dan terbalik.
Dapat kita simpulkan bahwa sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin adalah sebagai
berikut.
A. 1 C. 5
B. 3 D. 7
Jawaban: C
Pembahasan:
Pengolahan Data
A. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel, Diagram Batang, dan Diagram Lingkaran
Dalam melakukan penelitian terhadap suatu data kadang tidak diambil keseluruhan data.
Melainkan cukup mengambil populasi ataupun sampel dari data yang berkaitan. Populasi diartikan
sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi ini biasanya
merupakan satuan analisis. Contohnya kumpulan semua kota, semua wanita, dan semua perusahaan
di Jakarta. Sedangkan sampel adalah unsur-unsur yang diambil dari populasi. Contohnya sekelompok
kota, sekelompok wanita, dan sekelompok perusahaan di Jakarta.
Data yang sudah dalam bentuk daftar, dapat disajikan dalam bentuk tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.
1. Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Perhatikan contoh berikut!
Ari mengukur tinggi badan teman-temannya di kelas. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
berikut.
No. Nama Tinggi (cm)
1. Amran 145
2. Budi 155
3. Cica 145
4. Indah 150
5. Eko 155
6. Rini 145
145 8
150 6
155 4
Jumlah 20
Menentukan besar sudut tiap data. Ingat bahwa satu lingkaran penuh berarti 360°.
Dengan demikian, besar sudut setiap data dapat ditentukan dengan rumus berikut.
Perhatikan contoh berikut!
Tabel Warna Kesukaan Murid Kelas VI
Banyak
No. Warna Persentase
Siswa
1. Merah 8
2. Hijau 4
3. Kuning 5
4. Biru 3 3
´ 100% = 15%
20
Jumlah 20 100%
a. Menggambar diagram lingkaran
Berdasarkan contoh data warna kesukaan murid kelas VI, besar sudut setiap warna
adalah sebagai berikut.
1) Warna merah
Cara 1 Cara 2
8 40%
´ 3600 = 1440 ´ 3600 = 1440
20 100%
2) Warna hijau
Cara 1 Cara 2
0 0 20%
´ 3600 = 720
100%
Dengan cara yang sama akan kita peroleh besar sudut warna kuning 90° dan warna
biru 54°. Ingat, jumlah seluruh sudut harus 360°.
Dengan cara yang sama kita bisa menggambar warna kuning dan biru. Hasil akhirnya
adalah sebagai berikut.
D.
Perumahan Jumlah Warga
Cempaka Putih 1.200
Bumi Parahyangan 800
Griya Asri 720
Pinus Cakra 600
Batununggal Indah 860
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari data berikut:
Cempaka Putih = 1.200
Bumi Parahyangan = 800
Griya Asri = 600
Pinus Cakra = 720
Batununggal Indah = 860
Apabila disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut.
B.
C.
D.
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari tabel:
Tahun Jumlah Ternak Ayam
2005 2.500
2006 2.600
2007 2.600
2008 2.700
2009 2.750
2010 3.000
Diagram yang tepat untuk data di atas adalah:
x1 + x2 + x3 + ... + x n
x=
n
2. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul. Jika data disajikan dengan tabel
maka modus adalah data dengan frekuensi paling besar atau paling tinggi. Modus suatu data
dapat lebih dari satu. Modus dapat berupa bilangan atau bukan bilangan.
3. Median
Median merupakan ukuran pemusatan data yang digunakan untuk menganalisis data.
Guna menentukan median, data harus diurutkan dari data terkecil terlebih dahulu. Setelah
data diurutkan dari data terkecil maka data yang terletak di tengah disebut median.
Berikut adalah tahapan-tahapan untuk menentukan median.
a. Data diurutkan dari data terkecil.
b. Jika banyaknya data ganjil maka:
Rata-rata =