Anda di halaman 1dari 45

Ujian Sekolah

Matematika

Ringkasan Materi

Bilangan
A. Operasi Hitung Bilangan Cacah
Operasi hitung campuran mengandung sekurang-kurangnya dua dari 4 pengerjaan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian sesuai dengan nilai urutan pengerjaan hitung yang berlaku.
Urutan pengerjaan hitung campuran yang berlaku harus sesuai dengan tingkatan pengerjaan
berikut ini.
1. Pengerjaan di dalam kurung harus didahulukan.
2. Perkalian dan pembagian sama kuat.
3. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
4. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan.
Perhatikan contoh berikut ini!
No. Soal Cara Pengerjaan Hasil Keterangan
1. 185 + 215 – 90 185 + 215 = 400 – 90 310 Setingkat
2. 500 – 250 + 80 500 – 250 = 250 + 80 330 Setingkat
3. 15 × 20 : 5 15 × 20 = 300 : 5 60 Setingkat
4. 480 : 60 × 8 480 : 60 = 8 × 8 64 Setingkat
5. 208 + 9 × 7 9 × 7 = 63 + 208 271 × (didahulukan)
6. 600 – 120 : 6 120 : 6 = 20 → 600 – 20 580 : (didahulukan)
7. (25 + 75) × 5 25 + 75 = 100 → 100 × 5 500 (+) didahulukan
8. 450 : (65 + 25) 65 + 25 = 90 → 450 : 90 5 (+) didahulukan
Permasalahan yang berkaitan dengan bilangan cacah antara lain sebagai berikut.
Permasalahan 1:
Rudi mempunyai 172 kelereng, kemudian diberikan kepada adik sebanyak 37 buah. Berapa sisa
kelereng Rudi?
Penyelesaian:
Kelereng Rudi = 172
Diberikan kepada adik = 37
Sisa kelereng Rudi = 135
Jadi, kelereng Rudi yang tersisa adalah 135 butir.
Permasalahan 2:
Rizal mempunyai kelereng 128 butir diberikan adiknya 45 butir, kemudian membeli lagi 27 butir. Berapa
jumlah kelereng Rizal sekarang?
Penyelesaian:
128 – 45 + 27 = ….

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 1


128
45
83
27 +
110
Jadi, kelereng Rizal sekarang 110 butir.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Hasil dari 125 × 64 : 16 + 10 adalah ....
A. 120
B. 320
C. 510
D. 620
Jawaban: C
Pembahasan:
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan cacah adalah operasi perkalian-
pembagian dikerjakan terlebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan. Jadi, cara
pengerjaan soal di atas adalah sebagai berikut.
125 × 64 : 16 + 10 = 125 × 64 : 16 + 10
= 8.000 : 16 + 10
= 500 + 10
= 510.
2. Hasil dari 27 × 31 – 234 + 512 adalah ....
A. 725
B. 935
C. 1.045
D. 1.115
Jawaban: D
Pembahasan:
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan cacah adalah operasi perkalian-
pembagian dikerjakan terlebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan. Jadi, cara
pengerjaan soal di atas adalah sebagai berikut.
27 × 31 – 234 + 512 = 27 × 31 – 234 + 512
= 837 – 234 + 512
= 603 + 512
= 1.115

B. Operasi Hitung Bilangan Bulat


Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat
negatif. Operasi hitung pada bilangan bulat sama dengan bilangan cacah, hanya saja memiliki tanda
yang lebih bervariasi.
1. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Penjumlahan dua bilangan bertanda sama dilakukan seperti operasi penjumlahan
bilangan cacah biasa. Tanda pada hasil penjumlahan sama dengan tanda kedua bilangan
tersebut. Jika kedua bilangan beda tanda, kurangilah bilangan yang lebih besar. Tanda pada

2 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


hasil penjumlahan sama dengan tanda bilangan yang lebih besar. Sementara pengurangan
bilangan bulat dapat dilakukan dengan cara menjumlah bilangan bulat dengan lawan bilangan
pengurang.
Contoh:
a. -12 + (-13) = -(12 + 13)
= -25
b. -14 – (-12) = -14 + 12
= -2
2. Operasi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
Perkalian dan pembagian bilangan bulat dikerjakan seperti pada bilangan cacah. Jika
kedua bilangan bertanda sama, maka hasil perkalian atau pembagiannya bertanda positif.
Jika berbeda tanda, maka hasilnya bertanda negatif.
Contoh:
a. -10 × (-11) = 110
b. 14 × (-12) = -168
c. -125 : (-25) = 3
d. -636 : 212 = -3
3. Operasi Penjumlahan-Pengurangan dan Perkalian-Pembagian
Operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat dikerjakan terlebih dahulu daripada
operasi penjumlahan dan pengurangan.
Contoh:
11 – (-9) × 4 – 6 : (-3) = 11 – (-9) × 4 – 6 : (-3)
= 11 – (-36) – 6 : (-3)
= 11 – (-36) + 2
= 11 + 36 + 2
= 49
Jika permasalahan operasi hitung dibuat dalam bentuk soal cerita, maka permasalahan
tersebut diubah dahulu menjadi kalimat matematika kemudian diselesaikan.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Hasil dari 40 : (-5) + 14 adalah ....
A. 10
B. 8
C. 6
D. 2
Jawaban: C
Pembahasan:
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah operasi perkalian-pembagian
dikerjakan terlebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan. Jadi, cara pengerjaan soal di
atas adalah
40 : (-5) + 14 = 40 : (-5) + 14
= -8 + 14
=6
2. Hasil dari (-5) × (-2 -4) : (11 – (-4)) adalah ....
A. -2 C. 2
B. -3 D. 3
Jawaban: C

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 3


Pembahasan:
Aturan pengerjaan operasi hitung campuran bilangan bulat adalah operasi perkalian-pembagian
dikerjakan terlebih dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan. Jadi, cara pengerjaan
soal di atas adalah sebagai berikut.
(-5) × (-2 – 4) : (11 – (-4)) = (-5) × (-2 – 4) : (11 – (-4))
= (-5) × (-6) : (11 – (-4))
= 30 : (11 – (-4))
= 30 : 15
=2

C. Operasi Hitung Bilangan Pangkat Dua dan Tiga, Akar Pangkat Dua dan Tiga
Pangkat adalah bentuk lain perkalian berulang bilangan yang sama.
Contoh:
1. 3 × 3 dapat ditulis 32, dibaca tiga pangkat dua atau tiga kuadrat.
2. Hasil pangkat dua suatu bilangan disebut bilangan kuadrat.
1. Operasi pada Bilangan Berpangkat Dua
Perlu kamu ingat bahwa 32 = 3 × 3 = 9. Hal ini berlaku untuk semua bilangan cacah yang
dipangkatkan dua.
Berikut ini hasil dari bilangan berpangkat dua.
12 = 1 62 = 36
2
2 =4 72 = 49
2
3 =9 82 = 64
42 = 16 92 = 81
2
5 = 25 102 = 100
Operasi pada bilangan berpangkat dua adalah sebagai berikut.
a. 32 + 52 = 9 + 25
= 34
b. 62 – 42 = 36 – 16
= 20
c. 32× 42 = 9 × 16
= 144
d. 62 : 22 = 36 : 4
=9
e. (42)2 = 162
= 256
2. Operasi pada Bilangan Berpangkat Tiga
Kamu telah mengetahui bagaimana konsep bilangan berpangkat dua di atas, bilangan
berpangkat tiga adalah perkalian sebanyak 3 kali dengan bilangan yang sama.
Contoh:
43 = 4 × 4 × 4
= 64
Berikut hasil dari bilangan berpangkat tiga.
13 = 1 53 = 125 93 = 729
3 3
2 =8 6 = 216 103 = 1.000
3 3
3 = 27 7 = 343
43 = 64 83 = 512
Operasi pada bilangan berpangkat tiga adalah sebagai berikut.
a. 33 + 53 = 27 + 125
= 152

4 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


b. 63 – 43 = 216 – 64
= 152
c. 33× 43 = 27× 64
= 1.728
d. 63 : 23 = 216 : 8
= 27
e. (43)3 = 643
= 262.144

3. Akar Pangkat Dua


Akar pangkat dua suatu bilangan adalah bilangan yang jika dikuadratkan menghasilkan
bilangan di dalam akar.
Contoh:

Keterangan:
a. Pisahkan tiap dua angka mulai dari belakang.
b. Cari bilangan kuadrat yang mendekati angka paling kiri (3 × 3 = 9 mendekati 10).
c. Kurangi 10 dengan 9, lalu turunkan angka 24.
d. Jumlahkan bilangan pertama (3 + 3 = 6).
e. Simpan 6, cari angka satuan yang sama, sehingga 6 ... × ... = 124 (62 × 2 = 124).
f. Ulangi langkah-langkah di atas sampai diperoleh nol.
Jadi, = 32.
4. Akar Pangkat Tiga
Akar pangkat tiga suatu bilangan adalah bilangan yang jika dipangkatkan tiga menghasilkan
bilangan di dalam akar.
Akar pangkat tiga dapat dicari dengan bantuan tabel berikut.
Bilangan di Dalam Angka Puluhan Akar
Akar Pangkat Tiga
1.000 – 7.999 1
8.000 – 26.999 2
27.000 – 63.999 3
64.000 – 124.999 4
Dan seterusnya dan seterusnya

Angka Satuan Angka Satuan Akar


Bilangan Dalam Akar Pangkar Tiga
1, 4, 5, 6, 9 1, 4, 5, 6, 9 (tetap)
2 8
3 7
7 3
8 2

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 5


Contoh:
3
= 16

angka satuan tetap


1.000 < 4.096 < 7.999 , angka puluhan 1

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Hasil pengurangan bilangan berpangkat 172 – 15 2 adalah ....
A. 95 C. 78
B. 89 D. 64
Jawaban: D
Pembahasan:
Hitung hasil kuadrat dari bilangan 17 dan 15 kemudian kurangkan.
172 – 152 = 289 – 225 = 64.
2. Nilai adalah ....
A. 15
B. 16
C. 17
D. 18
Jawaban: D
Pembahasan:
Langkah-langkah pengerjaan akar pangkat tiga:
a. Menentukan nilai puluhan bilangan yang dicari
1) Abaikan tiga angka terakhir, sehingga 5.832 ® 5.
2) Carilah bilangan kubik dasar terbesar di bawah angka yang tersisa (5) didapat hasil 1.
3) Tariklah akar pangkat tiga dari bilangan kubik dasar tersebut. Hasil akar pangkat tiga ini
sebagai puluhan.

Jadi, puluhannya adalah 1.


b. Menentukan nilai satuan bilangan yang dicari
1) Perhatikan angka terakhirnya sehingga 5.832 ® 832.
2) Carilah bilangan kubik dasar yang satuannya sama dengan 2 sehingga didapat hasil
512.
3) Tariklah akar pangkat tiga dari bilangan kubik dasar tersebut. Hasil akar pangkat ini
sebagai satuan.

Satuannya adalah 8.
Jadi, .

D. KPK dan FPB


KPK dan FPB dari tiga bilangan dapat dicari dengan langkah-langkah yang serupa dengan
langkah-langkah mencari KPK dan FPB dari dua bilangan. Ingat, tentukan terlebih dahulu faktorisasi
prima dari ketiga bilangan tersebut.
1. Menentukan KPK
Langkah-langkah menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua atau lebih
bilangan sebagai berikut.

6 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


a. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut.
b. KPK dapat dicari dengan cara mengalikan faktor-faktor prima beserta pangkatnya dari
bilangan-bilangan tersebut. Jika terdapat faktor yang sama pada kedua bilangan tersebut,
diambil faktor dengan pangkat tertinggi.
Contoh:
Tentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 4 dan 6.
Penyelesaian:
Guna menentukan persekutuan terkecil dari bilangan 4 dan 6 kita dapat menggunakan 3 cara. Sebagai
berikut!
Cara 1:
Kelipatan dari 4 adalah:
4×1=4 4 × 6 = 24
4×2=8 4 × 7 = 28
4 × 3 = 12 4 × 8 = 32
4 × 4 = 16 4 × 9 = 36
4 × 5 = 20 dan seterusnya
Diperoleh kelipatan dari 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, ….
Kelipatan dari 6 adalah:
6×1=6 6 × 6 = 36
6 × 2 = 12 6 × 7 = 42
6 × 3 = 18 6 × 8 = 48
6 × 4 = 24 6 × 9 = 54
6 × 5 = 30 dan seterusnya
Sehingga kelipatan dari 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, ….
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24, 36, ….
Jadi, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 4 dan 6 merupakan kelipatan persekutuan
dari kedua bilangan tersebut yang nilainya terkecil yaitu 12.
Cara 2:
Menentukan KPK dengan faktorisasi prima dari kedua bilangan
4 6

2 2 2 3

Faktorisasi prima dari:


4 = 22
6=2×3
Cara menentukan KPK:
Jika ada bilangan yang sama, maka kita ambil bilangan dengan pangkat tertinggi. Kemudian
kita kalikan dengan faktor yang lain dari kedua bilangan tersebut.
Jadi, KPK dari 4 dan 6 adalah 22 × 3 = 4 × 3 = 12.
2. Menentukan FPB
Langkah-langkah menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua atau lebih
bilangan sebagai berikut.
a. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut.
b. FPB dapat dicari dengan cara mengalikan faktor-faktor prima yang sama dan berpangkat
terendah.
Contoh 1:
Tentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 12 dan 15.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 7


Penyelesaian:
Guna menentukan FPB dari dua bilangan, kita dapat menggunakan 3 cara, yaitu sebagai
berikut!
Cara 1:
Menentukan FPB dengan cara mencari faktor persekutuan dari dua bilangan tersebut!
Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
1 2 3 4 6 12
12
12 6 4 3 2 1
Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, dan 15
1 3 5 15
15
15 5 3 1
Faktor persekutuan dari 12 dan 15 adalah 1 dan 3.
jadi, FPB dari 12 dan 15 adalah 3.
Cara 2:
Menentukan FPB dengan cara mencari faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut!
12 15

2 6 3 5

2 3

Faktorisasi prima dari:


12 = 22 × 3
15 = 3 × 5
Menentukan FPB dari dua bilangan adalah dengan cara:
Cari bilangan yang sama dengan pangkat terkecil.
Dari kedua faktorisasi prima tersebut bilangan yang sama adalah 3. Jadi, FPB dari 12 dan 15
adalah 3.
3. Menyelesaikan Masalah Penalaran yang Berkaitan dengan KPK atau FPB
Langkah-langkah menyelesaikan soal penalaran yang berisi permasalahan yang berkaitan
dengan KPK atau FPB.
a. Pahami permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK atau FPB tersebut.
b. Menentukan strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
yaitu menggunakan konsep KPK atau FPB.
c. Jalankan strategi yang telah ditentukan yaitu menentukan KPK atau FPB dari beberapa
bilangan.
d. Menentukan penyelesaian dari permasalahan tersebut.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. KPK dari 18 dan 60 adalah…
A. 100
B. 180
C. 210
D. 240
Jawaban: B
Pembahasan:

8 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Menentukan KPK dari 18 dan 60!

18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32
60 = 2× 2 × 3 × 5 = 2 2 × 3 × 5
Dari diagram pohon di atas diperoleh
Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 × 3 × 3 = 2 × 32.
Faktorisasi prima dari 60 adalah 2 × 2 × 3 × 5 = 22 × 3 × 5.
Terlihat faktor prima yang ada adalah 2, 3, dan 5.
Pangkat terbesar dari faktor prima yang ada adalah 22, 32, dan 5.
Oleh karena itu, KPK dari 18 dan 60 adalah 22 × 3 2 × 5 = 180.
2. FPB dari 27 dan 18 adalah .…
A. 7 C. 9
B. 8 D. 10
Jawaban: C
Pembahasan:
Menentukan FPB dari 27 dan 18.

27 = 3 × 3 × 3 = 33 18 = 2 × 3 × 3 = 2 × 32

Dari diagram pohon di atas diperoleh


Faktorisasi prima dari 27 adalah 3 × 3 × 3 = 33.
Faktorisasi prima dari 18 adalah 2 × 3 × 3 = 2 × 32.
Terlihat faktor prima yang sama adalah 3.
Pangkat terkecil faktor yang sama adalah 2.
Oleh karena itu, FPB dari 27 dan 18 adalah 32 = 9.

E. Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai di mana a sebagai pembilang dan
b sebagai penyebut.
1. Menyederhanakan Pecahan
Guna menentukan pecahan yang paling sederhana adalah dengan cara membagi pembilang
dan penyebutnya dengan faktor persekutuan yang paling besar (FPB) dari pembilang dan
penyebutnya.
Contoh:
Tentukan bentuk sederhana dari pecahan !
Penyelesaian:
Menentukan FPB dari 24 dan 48

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 9


Cara 1: dengan faktorisasi prima
24 = 23 × 3
48 = 24 × 3
Sehingga FPB nya adalah 23 × 3 = 24

Guna menentukan bentuk sederhana dari pecahan adalah


1
Jadi, bentuk paling sederhana dari adalah .
2
Setiap pecahan mempunyai bentuk lain yang senilai dengan pecahan tersebut, sehingga
konsep pecahan senilai digunakan untuk menentukan bentuk sederhana dari suatu pecahan.
Sedangkan suatu pecahan dapat dikatakan sederhana apabila pembilang dan penyebutnya
tidak mempunyai faktor persekutuan lagi, kecuali 1.
2. Mengurutkan Pecahan
Ketiga mengurutkan beberapa pecahan mulai dari yang terbesar atau dari yang terkecil,
maka dapat dilakukan dengan langsung mengurutkan pembilang pecahan. Namun, jika
penyebut pecahan yang akan diurutkan tidak sama, maka yang harus dilakukan adalah
menyamakan penyebut pecahan tersebut dengan menggunakan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dari penyebut tersebut.
a. Mengurutkan pecahan yang berpenyebut sama
Contoh:
Urutkan pecahan-pecahan berikut dari yang terkecil!
3 2 4 1 ® pembilang
, , ,
6 6 6 6 ® penyebut
Penyelesaian:
Karena penyebutnya sudah sama maka kita urutkan dari pembilang yang terkecil.
1 2 3 4
Jadi, urutannya adalah
, , , .
6 6 6 6
b. Mengurutkan pecahan yang berpenyebut tidak sama
Contoh:
Urutkan pecahan-pecahan berikut dari yang terbesar!
(penyebutnya tidak sama)

Penyelesaian:
KPK dari penyebut 4, 6, 2, 3 adalah 4 × 3 = 12.
Samakan penyebutnya dengan bilangan 12. Kemudian nilai pembilangnya disesuaikan.
3 3´3 9 1 1´ 6 6
= = = =
4 4 ´ 3 12 2 2 ´ 6 12
5 5 ´ 2 10 2 2´4 8
= = = =
6 6 ´ 2 12 3 3 ´ 4 12
Setelah itu urutkan pembilangnya dari yang terbesar!
10 9 8 6
, , , atau
12 12 12 12

Jadi, urutannya adalah

c. Mengurutkan pecahan yang berbeda bentuk


Caranya:
1) Pecahan harus diubah dulu dalam bentuk yang sama.
2) Urutkan dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya.

10 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Contoh:
3 4
Urutkan dari yang terkecil 10%; ;0,5; .
4 5
Penyelesaian:
a) Samakan ke bentuk persen:
10% 0,5 = 50%
3 75 4 80
= = 75% = = 80%
4 100 5 100
3 4
Urutan dari yang terkecil 10%; 50%; 75%; 80% atau 10%; 0,5; ; .
4 5
b) Samakan ke bentuk desimal
10% = 0,10
3 4
Urutan dari yang terkecil 0,10; 0,50; 0,75; 0,80 atau 10%; 0,5; ; .
4 5
3. Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Langkah-langkah untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan sebagai berikut.
a. Pastikan pecahan-pecahan tersebut telah disamakan penyebutnya. Penyebut-penyebut
tersebut disamakan menjadi KPK dari penyebut-penyebutnya.
b. Jumlahkan atau kurangkan pecahan, lalu sederhanakan hasilnya.
Misalkan terdapat pecahan .
Langkah-langkah untuk mengalikan atau mengurangkan pecahan sebagai berikut.
a. Perkalian sebagai berikut.

b. Pembagian sebagai berikut.

a c a d a´d
: = ´ =
b d b c b´c
Selanjutnya, hasil perkalian atau pembagian dapat disederhanakan.
Contoh:
a. Tentukan hasil dari !

b. Tentukan hasil dari !


Jawab:
2 2 1 2 17 7
a. +3 -2 = + -
3 5 3 3 5 3
10 + 51 - 35
=
15
61 - 35
=
15
26
=
15
11
=1
15
3 1 3 ´1 3
b. ´ = =
5 4 5 ´ 4 20

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 11


4. Menyelesaikan Masalah Penalaran pada Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Guna menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi bilangan pecahan, cermatlah
dalam memahami intisari soal. Selain itu, cermatlah dalam menggunakan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian pecahan.
Contoh:

Sebagai bahan untuk membuat kue, ibu menyediakan kg gula, kg telur, dan kg terigu.
Hitunglah berapa berat total bahan yang harus disiapkan oleh ibu?
Penyelesaian:
Gula = kg

Telur = kg

Terigu = kg
Jumlah semua belanjaan ibu adalah:
3 1 1 3 3 5
+1 +1 = + +
4 2 4 4 2 4
3 6 5
= + +
4 4 4
3+6+5
=
4
14
=
4
2
=3
4
1
=3
2
1
Jadi, berat semua bahan yang harus disiapkan ibu adalah 3 kg
2
5. Mengubah Bentuk Pecahan
a. Mengubah pecahan menjadi persen
Untuk mengubah pecahan menjadi persen, pecahan diarahkan agar penyebutnya
bernilai 100.
Contoh:
Ubahlah pecahan menjadi bentuk persen!
Penyelesaian:
Cara 1:
Karena penyebut pecahannya adalah (4) dan ingin dijadikan 100, maka penyebut harus
dikalikan dengan 25 (25 × 4 = 100), sehingga pembilang pun dikalikan dengan bilangan
yang sama (1 × 25 = 25).
1 1 25 25
25%
4 4 25 100
Karena 25 perseratus maka hasilnya adalah 25%.
Cara 2:
Kita bagi 100 dengan penyebutnya, kemudian dikalikan dengan pembilangnya.

(pembilangnya adalah 1 dan penyebutnya adalah 4)

100 : 4 = 25 kemudian 25 × 1 = 25.

12 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


b. Mengubah pecahan menjadi desimal
Mengubah pecahan menjadi desimal dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Mengarahkan pembilang ke bilangan 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Setelah itu, pecahan
dapat ditulis dalam bentuk desimal.
2) Menyederhanakan pecahan sehingga pembilangnya dapat diarahkan ke bilangan 10,
100, 1.000, dan seterusnya. Setelah itu, pecahan dapat ditulis dalam bentuk desimal.
3) Melakukan pembagian bersusun. Hasil pembagian tersebut berupa bilangan desimal.
Contoh:
Ubahlah pecahan menjadi bentuk desimal!
Penyelesaian:
Penyebut dijadikan perseratus. Karena 10 tidak dapat dibagi 4, yang bisa dibagi 4 adalah
100.

Jadi, bentuk pecahan diubah ke dalam bentuk desimal menjadi 0,75.


c. Mengubah persen menjadi pecahan
Persen berarti pecahan dengan penyebut 100. Guna mengubah persen menjadi
pecahan, ubah persen menjadi pecahan per 100, lalu disederhanakan.
d. Mengubah desimal menjadi pecahan
Guna mengubah desimal menjadi pecahan, perhatikan banyak angka di belakang koma.
Jika angka di belakang koma sebanyak 1, pembilangnya adalah 10; jika angka di belakang
koma sebanyak 2, pembilangnya adalah 100; jika angka di belakang koma sebanyak 3,
pembilangnya adalah 1.000, dan seterusnya. Bentuk pecahan kemudian disederhanakan.
Contoh:
Ubahlah 80% menjadi bentuk pecahan biasa!
Penyelesaian:

Kemudian kita cari FPB dari 80 dan 100.


Cara 1: dengan faktorisasi prima
80 = 24 × 5
100 = 22 × 52
Sehingga FPB nya adalah 22 × 5 = 20.
Maka, kedua bilangan 80 dan 100 (penyebut dan pembilangnya) dibagi dengan 20.

Jadi, .

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Bentuk paling sederhana dari pecahan adalah ....

A. C.

B. D.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 13


Jawaban: B
Pembahasan:
Pembilang pecahan 21 dan penyebutnya 63. Bilangan 21 dan 63 memiliki FPB 21 maka
keduanya dibagi menjadi 21.

Bentuk paling sederhana dari pecahan adalah .


2 2
2. Hasil dari + 3 adalah ….
3 5
1 4
A. 4 C. 4
15 15
2 6
B. 4 D. 4
15 15
Jawaban: A
Pembahasan:
2 2 2 17
+3 = +
3 5 3 5
10 + 51
=
15
61
=
15
1
=4
15

F. Perbandingan
Objek yang sama bisa dibandingkan misalnya terdapat kelereng merah 12 butir dan kelereng
putih 6 butir maka perbandingan banyaknya kelereng merah dan kelereng putih adalah 2 : 1. Angka
perbandingan ini didapat dengan menyederhanakan angka 12 dan 6 dengan cara membaginya dengan
FPB dari 12 dan 6 yaitu 6.
1. Menentukan Banyak Masing-masing Objek
Misalkan banyak benda pertama = A, banyak benda kedua = B, dan A : B dapat
disederhanakan menjadi a : b. Berlaku hubungan . Dari dapat dicari nilai A
dan B berikut.

a.

b.

2. Jumlah dan Selisih Perbandingan


Misalkan banyak benda pertama = A, banyak benda kedua = B, dan A : B dapat
disederhanakan menjadi a : b. Berlaku hubungan jumlah perbandingan dan selisih perbandingan
berikut.
a. Jumlah perbandingan
a
1) A = ´ A+B
a+b

14 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


b
2) B= ´ A+B
a+b
b Selisih perbandingan
a
1) A = ´ A-B
a-b
b
2) B= ´ A -B
a-b
Prinsip perbandingan sering diterapkan pada masalah skala. Skala adalah perbandingan
antara ukuran pada gambar dengan ukuran yang sebenarnya. Skala selalu terdapat pada
peta, denah, atau maket.
ukuran pada peta
Skala =
ukuran sebenarnya
ukuran pada peta
Ukuran sebenarnya =
skala
Ukuran pada peta = skala × ukuran sebenarnya

Jika pada suatu peta terdapat skala 1 : 1.000.000 maka artinya setiap 1 cm pada peta mewakili
1.000.000 cm atau 10 km dari ukuran yang sebenarnya.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Banyak kelereng A adalah 27 butir dan kelereng B berjumlah 21 butir. Perbandingan kelereng
A dan B adalah ....
A. 3 : 1 C. 3 : 7
B. 9 : 7 D. 7: 3
Jawaban: B
Pembahasan:
Kelereng A : B = 27 : 21
=9:7
Perbandingan harus dinyatakan dengan bilangan yang sederhana. Oleh karena itu, 27 : 21
menjadi 9 : 7. Jadi, perbandingan kelereng A dan kelereng B adalah 9 : 7.
2. Pada saat hari raya, Ridho dan Erfan mendapat uang tempel dari sanak saudara yang
datang. Jumlah uang yang diperoleh Ridho dan Erfan bersama-sama adalah Rp120.000,00.
Perbandingan uang Fajar dan Danu adalah 5 : 3. Berapakah uang Ridho dan Erfan masing-
masing?
A. Rp30.000,00 dan Rp45.000,00
B. Rp75.000,00 dan Rp30.000,00
C. Rp75.000,00 dan Rp45.000,00
D. Rp45.000,00 dan Rp75.000,00
Jawaban: C
Pembahasan:
a. Karena yang diketahui jumlah uang bersama, yaitu Rp120.000,00, maka terlebih dahulu
jumlahkan nilai perbandingan Ridho dan Erfan.
5:3→5+3=8

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 15


b. Bagi masing-masing nilai perbandingan dengan jumlah perbandingan, kemudian kalikan
dengan jumlah uang bersama.
Uang Ridho =

Uang Erfan =

Jadi, uang Ridho adalah Rp75.000,00 dan uang Erfan adalah Rp45.000,00

Geometri dan Pengukuran


A. Satuan Ukuran Kuantitas, Satuan Berat, Satuan Panjang, Satuan Waktu, dan Satuan
Volume
Dalam matematika terdapat berbagai macam satuan ukuran mulai dari ukuran kuantitas, berat,
panjang, waktu, luas, dan volume. Dalam operasi hitung berbagai macam ukuran tersebut harus
disamakan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, ada baiknya kita mengenal berbagai satuan ukuran terlebih
dahulu.
1. Satuan Ukuran Kuantitas
Satuan kuantitas atau satuan jumlah menunjukkan banyaknya benda. Satuan kuantitas
yang biasa digunakan adalah lusin, kodi, lembar, gros, atau rim. Hubungan antarsatuan
kuantitas tersebut adalah sebagai berikut.
1 lusin : 12 buah
1 gros : 12 lusin
1 gros : 144 buah
1 kodi : 20 lembar
1 rim : 500 lembar
Rim biasanya digunakan untuk menunjukkan banyaknya lembaran kertas. Lusin dan gros
biasanya digunakan untuk menunjukkan benda seperti gelas, piring, dan sendok. Sedangkan
kodi biasanya digunakan untuk menunjukkan banyak kain dan pakaian.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan kuantitas
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan kuantitas pada soal ke satuan kuantitas yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran kuantitas setelah satuannya sama.
Contoh:
2 gros + 10 kodi – 12 lusin = ... buah.
Penyelesaian:
2 gros = 2 × 144 = 288 buah
10 kodi = 10 × 20 = 200 buah
12 lusin = 12 × 12 = 144 buah
Jadi, 2 gros + 10 kodi – 12 lusin = 288 buah + 200 buah – 144 buah = 344 buah.
2. Satuan Ukuran Berat
Dalam kehidupan sehari-hari ukuran berat yang sering digunakan adalah kilogram,
ons, gram, ton, dan lain-lain. Alat untuk mengukur berat misalkan timbangan. Hubungan
antarsatuan-satuan berat dinyatakan dalam tangga satuan berat sebagai berikut.

16 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Dalam tangga satuan berat di bawah ini jika naik satu tingkat maka dibagi 10 dan jika
turun satu tingkat maka dikalikan dengan 10.
Selain satuan berat yang di atas, terdapat beberapa satuan berat yang lain seperti di bawah
ini.
1 ton = 1.000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 ton = 10 kuintal
1 kg = 10 ons
1 kg = 2 pon
1 pon = 5 ons
1 hg = 1 ons
Permasalahan satuan berat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari terutama
pada bidang ekonomi dan perdagangan.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan berat
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan berat pada soal ke satuan berat yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran berat setelah satuannya sama.
Contoh:
Sebuah rangkaian kereta api terdiri dari 5 gerbong penumpang dan 3 gerbong barang. Setiap
gerbong penumpang beratnya 28 ton dan setiap gerbong barang beratnya 25 ton. Berapa
kuintal berat rangkaian kereta api tersebut?
Penyelesaian:
1 ton = 10 kuintal
Berat gerbong penumpang = 5 × 28 × 10
= 1.400 kuintal
Berat gerbong barang = 3 × 25 × 10
= 750 kuintal
Berat gerbong penumpang dan barang
= 1.400 + 750
= 2.150 kuintal
Jadi, berat rangkaian kereta api tersebut adalah 2.150 kuintal.
3. Satuan Ukuran Panjang
Alat ukur panjang digunakan untuk mengetahui panjang suatu benda. Contoh alat ukur
panjang adalah mistar (penggaris) dan meteran. Mistar misalnya digunakan untuk mengukur
panjang buku, pensil, dan penghapus. Sedangkan meteran digunakan untuk mengukur tinggi
badan, lingkar badan, panjang meja, dan panjang jalan.
Satuan panjang baku berlaku universal dan masih digunakan sampai sekarang. Hubungan
antarsatuan-satuan panjang baku dinyatakan dalam tangga satuan sebagai berikut.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 17


Dalam tangga satuan panjang di atas jika naik satu tingkat maka dibagi 10 dan jika turun
satu tingkat maka dikalikan dengan 10.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan panjang
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan panjang pada soal ke satuan panjang yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran panjang setelah satuannya sama.
Contoh:
Ayah memiliki senar sepanjang 3 km, kemudian ibu membelikan senar untuk ayah 8 dam
untuk membuat jaring-jaring ikan. Apabila adik mengambil senar ayah 20 hm untuk membuat
mainan maka berapakah sisa senar ayah?
Penyelesaian:
3 km = 3 × 1000 = 3.000 m
8 dam = 8 × 10 = 80 m
20 hm = 20 × 100 = 2.000 m
Sisa senar ayah = 3.000 m + 80 m – 2.000 m
= 1.080 m
Jadi, sisa senar ayah adalah 1.080 m.
4. Satuan Ukuran Waktu
Alat ukur waktu adalah jam dan stopwatch. Ada banyak satuan waktu yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antarsatuan waktu adalah sebagai berikut.
1 milenium : 1.000 tahun 1 menit : 60 detik
1 abad : 100 tahun 1 jam : 60 menit
1 dasawarsa : 10 tahun 1 jam : 3.600 detik
1 windu : 8 tahun 1 hari : 24 jam
1 lustrum : 5 tahun 1 bulan : 30 hari
1 tahun : 12 bulan 1 bulan : 4 minggu
1 tahun : 52 minggu 1 minggu: 7 hari
1 tahun : 365 hari 1 tahun : 4 triwulan
Setiap 4 tahun sekali terdapat tahun kabisat. Pada tahun kabisat, bulan Februari berjumlah
29 hari. Tahun kabisat kelipatan 4 misalnya, tahun 2000.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan waktu
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan waktu pada soal ke satuan waktu yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran waktu setelah satuannya sama.
Contoh:
Umur sebuah gedung 5 abad 3 dasawarsa dan 48 bulan. Berapa tahun-kah umur gedung
tersebut?

18 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Penyelesaian:
5 abad = 5 × 100 = 500 tahun
3 dasawarsa = 3 × 10 = 30 tahun
48 bulan = 48 : 12 = 4 tahun
Umur gedung = 500 + 30 + 4 = 534 tahun.
Jadi, umur gedung tersebut adalah 534 tahun.
5. Satuan Ukuran Luas
Besaran luas berasal dari besaran panjang. Oleh karena itu, satuan luas pada dasarnya
juga sama dengan satuan panjang. Hubungan antarsatuan luas adalah sebagai berikut.

1 kali naik dibagi 10

1 ha = 1 hm2
1 are = 1 dam2
1 ca = 1 m2
Permasalahan luas biasanya menyangkut tentang luas suatu area atau tanah.
Contoh:
Ayah membeli sebidang tanah dengan luas 700 are, tanah tersebut dibangun rumah seluas
15.000 m2, dibangun garasi mobil seluas 300 are, dan sisanya akan dibuat kandang ayam
untuk usaha. Hitunglah luas kandang ayam yang dibuat ayah!
Penyelesaian:
15.000 m2 = 15.000 ca
= 15.000 : 100 = 150 are
Luas kandang ayam = 700 – 150 – 300
= 700 – 450 = 250 are
Karena yang diminta dalam satuan m2, maka:

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 19


250 are = 250 × 100 = 25.000 m2
Jadi, luas kandang ayam yang dibangun ayah adalah 25.000 m2.
6. Satuan Ukuran Volume
Seperti luas, besaran volume juga berasal dari besaran panjang. Oleh karena itu, satuan
volume pada dasarnya juga sama dengan satuan panjang. Hubungan antarsatuan volume adalah
sebagai berikut.

1 m3 = 1 kl
1 dm3 = 1 liter
1 cm3 = 1 ml
Permasalahan volume biasanya menyangkut tentang volume suatu bangun ruang.
Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan operasi hitung konversi satuan volume
sebagai berikut.
a. Konversikan satuan volume pada soal ke satuan volume yang ditanyakan.
b. Lakukan operasi hitung ukuran volume setelah satuannya sama.
Contoh:
Di dalam sebuah drum terdapat 4 m3 bensin. Ternyata drum tersebut bocor sehingga tersisa
240 liter bensin saja. Berapakah banyaknya bensin yang terbuang?
Penyelesaian:
4 m3 = 4.000 dm3
= 4.000 liter
Bensin yang terbuang = 4.000 liter – 240 liter
= 3.760 liter
Jadi, banyaknya bensin yang terbuang adalah 3.760 liter.

20 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Contoh Soal dan Pembahasan
1. Seorang penjahit mampu menjahit 7 kodi pakaian anak-anak setiap minggu. Banyak pakaian
yang dijahit setiap harinya adalah … lembar.
A. 10
B. 12
C. 15
D. 20
Jawaban: D
Pembahasan:
1 kodi = 20 lembar
7 kodi = 7 × 20 = 140 lembar
1 minggu = 7 hari
Jadi, banyak pakaian yang dijahit setiap hari adalah 140 : 7 = 20 lembar.
2. Sebuah kolam renang dibangun dengan luas 76.000 m2. Lahan parkirnya dibangun seluas
400 are, sedangkan tanah yang tersedia adalah 19 ha. Jika pemilik kolam renang berencana
membangun kolam renang lagi, dengan sisa lahan yang tersedia, maka luas kolam renang
yang kedua adalah … are.
A. 700 C. 740
B. 720 D. 760
Jawaban: C
Pembahasan:
76.000 m2 = 76.000 ca = 76.000 : 100 = 760 are
19 ha = 19 × 100 = 1.900 are
Sisa tanah = 1.900 – 760 – 400
= 1.900 – 1.160 = 740 are
Jadi, luas kolam renang kedua adalah 740 are.

B. Waktu, Jarak, dan Kecepatan


Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan adalah perjalanan. Waktu berkaitan
dengan keberangkatan, lama perjalanan, waktu istirahat, dan saat tiba di tujuan. Jarak menyatakan
panjang atau jauhnya perjalanan yang dilakukan antara dua tempat. Sedangkan kecepatan adalah
jarak yang ditempuh per satuan waktu. Kecepatan 50 km/jam artinya jarak 50 km ditempuh dalam
waktu 1 jam. Hubungan antara jarak, waktu, dan kecepatan adalah sebagai berikut.
Jarak = kecepatan × waktu
jarak
kecepatan =
waktu
jarak
waktu =
kecepa tan

Satuan kecepatan tergantung dari satuan jarak dan waktu yang digunakan, misalnya km/jam, m/
detik, dan m/menit.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah bus berangkat dari Kota Bandung pada pukul 08.40 WIB menuju Jakarta. Jarak antara
Bandung ke Jakarta adalah 180 km. Jika bus tiba di Jakarta pukul 11.10 WIB, kecepatan
rata-rata bus tersebut adalah … km/jam.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 21


A. 45
B. 60
C. 72
D. 75
Jawaban: C
Pembahasan:
Diketahui:
Jarak = 180 km
Waktu = 11.10 – 08.40
= 02.30
1 5
= 2 jam = jam
2 2
Ditanya: kecepatan = … ?
jarak 180 2
Kecepatan = = = 180 ´ = 72 km/jam
waktu 5 5
2
Jadi, kecepatan rata-rata bus adalah 72 km/jam.
2. Pada hari Minggu ayah mengunjungi nenek di Surabaya dengan mengendarai mobil dengan
kecepatan 65 km/jam. Ayah berangkat dari Semarang pukul 08.00 WIB dan tiba di rumah
nenek pada pukul 10.00. Jarak Kota Semarang dengan Kota Surabaya adalah … km.
A. 120 C. 140
B. 130 D. 150
Jawaban: B
Pembahasan:
Diketahui:
Kecepatan = 65 km/jam
Waktu = 10.00 – 08.00 = 2 jam
Ditanya: jarak = ….
Jarak = kecepatan × waktu
= 65 × 2
= 130 km
Jadi, jarak dari Semarang ke Surabaya adalah 130 km.

C. Keliling dan Luas Segiempat


Bangun datar adalah bangunan yang hanya memiliki dua dimensi saja, yaitu panjang dan lebar.
Bangun datar yang memiliki empat buah sisi dinamakan segi empat. Bangun segi empat dapat berupa
persegi, persegi panjang, jajaran genjang, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang.
1. Persegi

Luas = sisi × sisi = s × s = s2


Keliling = 4 × sisi = 4s

22 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


2. Persegi Panjang

Luas = Panjang × lebar = p × l


Keliling = 2(panjang + lebar) = 2(p + l)
3. Trapesium

Luas = × jumlah sisi sejajar × tinggi

= × (a + b) × t
Keliling = jumlah sisi-sisi yang mengelilingi trapesium
=a+b+c+d
4. Layang-Layang

Luas = × diagonal 1 × diagonal 2

= × d1 × d2

Keliling = jumlah sisi-sisi mengelilingi layang-layang


=a+b+c+d
5. Jajaran genjang

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 23


Luas = alas × tinggi = a × t
Keliling = jumlah semua sisi-sisi yang mengelilingi jajar genjang
=a+b+c+d
6. Menyelesaikan Masalah Penalaran yang Berkaitan dengan Bangun Datar
Berikut beberapa permasalahan yang berkaitan dengan bangun datar.
Contoh 1:
Paman mempunyai pekarangan berbentuk persegi panjang dengan panjang 12 m dan lebar
10 m. Pekarangan tersebut akan di pagari dengan kawat baja sebanyak 3 putaran. Tentukan
panjang kawat baja yang diperlukan paman!
Pembahasan:
Guna menentukan panjang kawat baja kita akan menggunakan rumus keliling bangun datar
(persegipanjang)
Keliling persegi panjang = 2(p + l)
= 2(12 + 10)
= 2(22)
= 44 meter
Jadi, panjang kawat baja yang diperlukan paman adalah 44 × 3 = 132 meter
Contoh 2:
Ayah mempunyai kebun yang berukuran panjang 26 meter dan lebar 22 meter. Rencananya
kebun tersebut akan dijual seluas 250 meter persegi. Tentukan luas kebun yang masih dimiliki
oleh ayah!
Pembahasan:
Luas kebun = luas persegi panjang
=p×l
= 26 × 22
= 572 meter
Jadi, luas kebun milik ayah = 572 – 250 = 322 m2

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Perhatikan gambar berikut!

Luas bangun datar di atas adalah ... cm2.


A. 64
B. 72
C. 88
D. 91
Jawaban: D
Pembahasan:
Luas = a × t
= 13 × 7
= 91 cm2.

24 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


2. Pak Makmur memiliki sawah dengan panjang dan lebar masing-masing 108 meter dan 8,5
meter. Dua perenam dari sawah tersebut ditanami cabai dan selebihnya ditanami kangkung.
Luas sawah yang ditanami kangkung adalah ... m2.
A. 153 C. 612
B. 306 D. 918
Jawaban: C
Pembahasan:
Bagian sawah yang ditanami cabai =

Bagian sawah yang ditanami kangkung =


4
Luas yang ditanami kangkung = ´ 108 ´ 8,5 = 612 m2
6
Jadi, luas sawah yang ditanami kangkung adalah 612 m2.

D. Keliling dan Luas Lingkaran


Bangun datar lingkaran memiliki sebuah sisi yang membentuk kurva melingkar tertutup.
Pada lingkaran dikenal π (dibaca phi) yaitu perbandingan antara keliling dengan diameter
(garis tengah) lingkaran. Jika jari-jari atau diameter lingkaran kelipatan 7 maka digunakan p
= , sedangkan jika jari-jari atau diameter lingkaran bukan kelipatan 7 maka digunakan π

= 3,14.
1. Luas dan Keliling Lingkaran

Luas = pr2
Keliling = 2pr
22
Dengan p = atau 3,14
7
2. Luas Bagian Lingkaran
a. Luas seperempat bagian lingkaran

1 1
Lbangun = ´ Llingkaran = ´ p r 2
4 4

b. Luas setengah bagian lingkaran

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 25


1 1
Lbangun = ´ Llingkaran = ´ p r 2
2 2
c. Luas tiga perempat bagian lingkaran

3 3
Lbangun = ´L = ´ pr 2
4 lingkaran 4

d. Luas bagian lingkaran

Luas yang diarsir adalah bagian lingkaran

2
arsir lingkaran

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Jika diameter sebuah lingkaran 3,5 m dan = maka keliling lingkaran adalah ... m.
A. 11,5 C. 10,5
B. 11 D. 7,5
Jawaban” B
Pembahasan:
Keliling = d
22
= ´ 3,5
7
= 11
Jadi, keliling lingkaran tersebut adalah 11 m.
2. Luas lingkaran yang memiliki diameter 7 cm adalah ... cm2.
A. 38,5 C. 153
B. 77 D. 308
Jawaban: A
Pembahasan:
Luas = d2

1 22
= ´ ´7 ´7
4 7
= 38,5
Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 38,5 cm2.

26 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


E. Sifat-Sifat Bangun Datar
Bangun datar adalah bangunan yang seluruh bagiannya terletak pada satu bidang saja. Dengan
kata lain, bangun datar hanya memiliki dua dimensi, yaitu panjang dan lebar.
1. Persegi/Bujur Sangkar

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


a. Persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku (90o).
b. Panjang sisi AB = BC = CD = AD
c. ∠A = ∠B = ∠C = ∠D = 90o
d. ∠A + ∠B + ∠C + ∠D= 360o
2. Persegi Panjang

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


a. Persegi panjang adalah bangun segi empat yang kedua sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar serta keempat sudutnya siku-siku (90o).
b. ∠A = ∠B = ∠C = ∠D = 90o
c. ∠A + ∠B + ∠C + ∠D = 360o
d. Panjang sisi AB = DC
e. Panjang sisi BC = AD
3. Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi yang sejajar dan dua sisi
yang tidak sejajar. Trapesium ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Trapesium sama kaki

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


1) Sisi AB sejajar CD (AB // CD)
2) ∠A + ∠B + ∠C + ∠D = 360o
b. Trapesium siku-siku

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


1) Sisi AB sejajar CD (AB // CD)
2) ∠A = ∠D = 90o
3) ∠A + ∠B + ∠C + ∠D = 360o

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 27


4. Layang-Layang

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


a. Layang-layang memiliki sepasang sisi yang sama panjang dan sepasang sudut yang sama
besar.
b. Sisi yang sama panjang
sisi AB = sisi AD dan sisi DC = sisi BC
c. ∠B = ∠D
d. ∠A + ∠B + ∠C + ∠D = 360o
5. Jajaran Genjang

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


a. Jajaran genjang memiliki empat sisi, dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
b. Sisi AB sejajar dengan sisi DC (AB // CD)
c. Sisi AD sejajar dengan sisi BC (AD // BC)
d. Sisi sejajar yang sama panjang sisi AB = sisi DC dan sisi AD = sisi BC
e. Jajaran genjang memiliki 2 pasang sudut yang sama besar, sepasang sudut lancip (∠A =
∠C) dan sepasang sudut tumpul (∠B = ∠D).
f. ∠A + ∠B + ∠C + ∠D = 360o
6. Belah Ketupat

Sifat-sifatnya, antara lain sebagai berikut.


a. Belah ketupat adalah bangun jajaran genjang yang diagonal-diagonalnya saling berpotongan
membentuk sudut siku-siku.
b. Keempat sisinya sama panjang sisi AB = sisi BC = sisi CD = sisi AD.
c. Memiliki dua pasang sudut sama besar (sudut yang berhadapan), yaitu sepasang sudut
lancip(∠B = ∠D)dan sepasang sudut tumpul (∠A = ∠C).
d. Perpotongan diagonal saling tegak lurus dan membagi dua sama panjang.
7. Segitiga
Coba perhatikan gambar berikut!

28 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Gambar di atas adalah gambar beberapa bangun segitiga.
Sifat-sifat segitiga antara lain sebagai berikut.
a. Mempunyai tiga titik sudut.
b. Mempunyai tiga buah sisi.
c. Sisi yang tegak lurus dengan alas dinamakan tinggi.
d. Jumlah ketiga sudut pada segitiga = 180o.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Perhatikan sifat-sifat bangun berikut!
(1) Mempunyai dua pasang sisi sejajar.
(2) Sudut yang berhadapan sama besar.
(3) Kedua diagonalnya tidak sama panjang dan saling berpotongan di tengah-tengah.
Bangun datar yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah ....
A. jajaran genjang C. layang-layang
B. persegi panjang D. trapesium
Jawaban:A
Pembahasan:

Mempunyai dua pasang sisi sejajar AB//DC dan AD//BC.


Sudut yang berhadapan sama besar
.
Kedua dialognya tidak sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah
AC = BD dan O adalah titik tengah AC dan BD Bangun datar yang dimaksud adalah jajaran
genjang.
2. Pernyataan berikut merupakan sifat dari segi empat.
(i) Mempunyai dua pasang sisi sama panjang.
(ii) Dua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan di tengah-tengah.
(iii) Keempat sudutnya siku-siku.
Ketiga sifat tersebut merupakan sifat dari ….
A. belah ketupat
B. jajaran genjang
C. persegi panjang
D. trapesium
Jawaban: C
Pembahasan:
Pernyataan berikut merupakan sifat dari segi empat.
(i) Mempunyai dua pasang sisi sama panjang.
(ii) Dua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan di tengah-tengah.
(iii) Keempat sudutnya siku-siku.
Pernyataan di atas merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun persegi panjang.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 29


F. Sifat-Sifat Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bangunan yang memiliki tiga dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Di
dalam bangun ruang kita mengenal besaran baru yaitu volume dan luas permukaan.Volume adalah
isi yang terdapat di dalam bangun ruang. Sedangkan luas permukaan adalah jumlah luasan dari luas
sisi pada sebuah bangun ruang. Ada beberapa jenis bangun ruang yaitu kubus, balok, dan tabung.
1. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah sisi berbentuk persegi.

Sifat-sifat kubus adalah sebagai berikut.


a. Memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi.
b. Memiliki 12 buah rusuk sama panjang.
c. Memiliki 8 buah titik sudut yang semuanya membentuk sudut siku-siku.
d. Memiliki 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.
e. Jaring-jaring kubus berupa 6 buah persegi yang kongruen.
Luas permukaan didapat dengan menjumlah luas seluruh sisi-sisinya. Oleh karena itu,
luas permukaan kubus adalah sebagai berikut.
Lp = 6 × sisi × sisi
= 6s2
Sedangkan volume kubus didapat dengan menerapkan rumus sebagai berikut.
Volume = sisi × sisi × sisi
= s3
2. Balok
Balok atau prisma tegak segi empat adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah
sisi berbentuk persegi panjang.

30 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Sifat-sifat balok adalah sebagai berikut.
a. Memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi panjang. Tiga pasang sisi yang berhadapan kongruen.
b. Memiliki 12 buah rusuk. 6 pasang rusuk yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki 8 buah titik sudut yang semuanya membentuk sudut siku-siku.
d. Memiliki 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.
e. Jaring-jaring balok berupa 6 buah persegi panjang.
Luas permukaan balok adalah sebagai berikut.
Lp = (2 × sisi alas) + (2 × sisi depan) + (2 × sisi samping)
= (2 × p × l) + (2 × p × t) + (2 × l × t)
= 2 (pl + pt × lt)
Sedangkan volume balok didapat dengan menerapkan rumus sebagai berikut.
Volume = panjang × lebar × tinggi
=plt
3. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi melengkung dengan alas
dan tutupnya berbentuk lingkaran.

Sifat-sifat tabung adalah sebagai berikut.


a. Memiliki 3 buah sisi. Dua buah sisi masing-masing sisi alas dan tutup yang berbentuk
lingkaran dan 1 buah sisi berbentuk segiempat.
b. Memiliki 2 buah rusuk.
c. Tidak memiliki titik sudut.
d. Jaring-jaring tabung berupa 2 buah lingkaran dan 1 persegi panjang.
Luas permukaan prisma tabung adalah sebagai berikut.
Lp = (2 × sisi alas) + K alas × tinggi
= 2 r2 + 2 r t
Sedangkan volume tabung didapat dengan menerapkan rumus sebagai berikut.
Volume = luas alas x tinggi
= × r2 × t

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah tempat pensil berbentuk balok dengan ukuran 12 cm × 5 cm × 8 cm. Luas permukaan
tempat pensil tersebut adalah ... cm2 .
A. 392
B. 492
C. 552
D. 782

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 31


Jawaban: A
Pembahasan:
Lp = 2 (pl + pt + lt)
= 2 ((12 cm × 5 cm) + (12 cm × 8 cm) + (5 cm × 8 cm))
= 2 (60 cm2 + 96 cm2 + 40 cm2)
= 2 (196 cm2)
= 392 cm2
Jadi, luas permukaan tempat pensil tersebut adalah 392 cm2.
2. Perhatikan gambar berikut!

Volume tabung pada gambar di atas adalah ... cm3.


A. 1.225 C. 1.765
B. 1.540 D. 2.160
Jawaban: B
Pembahasan:
Volume = × r2 × t = × 72 × 10 = 1.540 cm3.

G. Koordinat Kartesius
1. Letak Titik pada Koordinat Kartesius
Koordinat cartesius terdiri dari dua garis yang saling berpotongan tegak lurus. Garis-
garis tersebut dinamakan sumbu-sumbu koordinat. Garis mendatar (horizontal) pada sumbu
koordinat disebut sumbu X, sedangkan garis tegak (vertikal) disebut sumbu Y.
Guna menyatakan koordinat suatu titik ditulis (x,y) di mana x adalah banyaknya satuan
pada sumbu X dan Y adalah banyaknya satuan pada sumbu Y. Perhatikan letak titik pada
sistem koordinat cartesius.

a. Titik A terletak pada (3,2).


b. Titik B terletak pada (5,6).
c. Titik C terletak pada (-2,4).
d. Titik D terletak pada (-8,5).
e. Titik E terletak pada (-3,-2).
f. Titik F terletak pada (8,-3).

32 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


2. Bangun Datar pada Koordinat Kartesius
Setelah memahami cara menentukan titik pada bidang koordinat, maka kamu dapat
menentukan titik-titik pada bidang koordinat yang membentuk sebuah bangun datar.
Perhatikan gambar berikut!

D C

A B

F G

Titik A(2,2), B(7,2), C(7, 5), dan D(2, 5). Bangun ABCD membentuk bangun persegi panjang.
Titik E(3, -2), F(3, -5), dan G(5, -5). Bangun EFG membentuk bangun segitiga.
Contoh:
Jika titik-titik ABC membentuk bangun segitiga, titik A(-2, 3) dan B(3, -3). Agar terbentuk
segitiga siku-siku maka tentukan titik C terletak pada koordinat!
Pembahasan:
Titik-titik AB apabila digambar pada bidang kartesius adalah:

Agar titik ABC membentuk bangun segitiga siku-siku, maka titik C digambar sebagai berikut.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 33


Titik C terletak pada C(-2, -3)

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Perhatikan koordinat berikut!

Koordinat titik A adalah ….


A. (3, 1)
B. (1, 3)
C. (2, 1)
D. (1, 2)
Jawaban: B
Pembahasan:

Titik A berada pada 1 satuan ke kanan dari sumbu Y dan 3 satuan ke atas dari sumbu X.
Jadi, titik A berada pada koordinat (1, 3).
3. Sebuah segitiga sama kaki ABC akan digambar pada koordinat kartesius. Jika titik A(1, 2),
B(7, 2), maka titik C terletak pada koordinat ….
A. (6, 4)
B. (-4, 6)
C. (-6, -4)
D. (4, 6)
Jawaban: D
Pembahasan:

34 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Titik A(1, 2), B(7, 2), apabila titik ABC merupakan sebuah segitiga sama kaki, maka titik C
akan digambar pada koordinat (4, 6).

H. Simetri dan Pencerminan


Simetri berarti seimbang pada bagian atas, bawah, kanan, dan kiri. Jika kedua belah bagian suatu
benda sama maka dikatakan simetris atau setangkup.
1. Simetri Lipat
Simetri lipat disebut juga simetri garis, simetri sumbu, simetri cermin, atau simetri balik.
Suatu bangun dikatakan memiliki simetri lipat jika bangun itu dilipat akan simetris. Simetris
artinya kedua belah bagiannya sama atau setangkup. Suatu bangun dikatakan simetris, jika
seluruh bangun itu seimbang pada bagian-bagiannya. Garis lipat yang membagi bangun
menjadi dua bagian yang seimbang dinamakan sumbu simetri.
Beberapa bangun datar memiliki sumbu simetri namun ada juga yang tidak memiliki
sumbu simetri. Jumlah sumbu simetri tiap bangun datar juga tidak sama.
Bangun persegi memiliki empat buah simetri lipat begitu juga sumbu simetrinya juga ada
empat. Bangun segitiga sama sisi memiliki tiga buah simetri lipat dan sumbu simetri. Bangun
persegi panjang dan belah ketupat masing-masing memiliki dua buah simetri lipat dan sumbu
simetri. Bangun layang-layang, trapesium sama kaki, segitiga siku-siku, dan segitiga sama
kaki masing-masing memiliki satu buah simetri lipat dan sumbu simetri. Sedangkan bangun
jajaran genjang, segitiga sembarang, trapesium siku-siku, dan trapesium sembarang tidak
memiliki simetri lipat atau pun sumbu simetri. Namun lain halnya dengan lingkaran. Bangun
lingkaran memiliki simetri lipat dan sumbu simetri yang tak hingga jumlahnya.

2. Simetri Putar
Suatu bangun datar jika diputar pada titik pusat yang sama dapat kembali menempati
bingkainya lebih dari satu kali dalam satu putaran penuh. Bangun itu dikatakan memiliki
simetri putar. Banyaknya simetri putar pada bangun datar tidak sama. Jauhnya putaran suatu
bangun ditentukan oleh besar sudut, dengan titik pusat yang sama, dan arah putaran sama
dengan arah perputaran jarum jam.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 35


2. Simetri Putar
Simetri putar pada bangun datar adalah bangun datar yang mempunyai sebuah titik
pusat dan apabila bangun datar matematika tersebut bisa diputar kurang dari 1 putaran
penuh untuk memperoleh bayangan tepat seperti bangun semula. Berikut contoh simetri
putar pada bangun datar.

Di contoh gambar di atas, terdapat bangun datar segitiga sama sisi dan jika bangun
2
datar matematika segitiga tersebut diputar sebanyak putaran yang berlawanan arah jarum
3
jam, maka bentuk dari bangun datar segitiga sama sisi itu akan tetap sama seperti semula.
2
Dan jika kita putar kembali bangun datar segitiga sama sisi itu sebanyak putaran maka
3
bayangannya masih tetap sama persis dengan bentuk semula, maka itu artinya bangun datar
segitiga sama sisi itu mempunyai 3 simetri putar.
3. Pencerminan
Sumbu simetri suatu bangun datar sama dengan sebuah cermin yang kita letakkan
pada suatu bangun. Dalam kehidupan sehari-hari pasti kamu pernah bercermin. Ketika kita
bercermin pasti terdapat bayangan yang sama persis di dalam cermin.

Gambar di sebelah kanan dan sebelah kiri sumbu simetri adalah sama dan terbalik.
Dapat kita simpulkan bahwa sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin adalah sebagai
berikut.

36 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


a. Bentuk dan ukuran benda sama persis dengan bayangannya.
b. Jarak benda dari cermin sama dengan jarak bayangan dari cermin.
c. Semua garis dari titik benda ke titik bayangan yang bersesuaian tegak lurus pada cermin.
d. Benda dan bayangan saling berkebalikan sisi, baik sisi kanan, kiri, atas, bawah, depan,
belakang sehingga dikatakan bayangan simetris dengan benda dan cermin sebagai sumbu
simetri.
Bangun datar juga dapat dicerminkan terhadap sumbu X, sumbu Y, atau terhadap suatu
garis.
Perhatikan contoh pencerminan bangun datar terhadap sumbu X seperti pada gambar di
bawah ini.

Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.


Titik A(2,4) ® bayangannya A’(2,-4).
Titik B(5,4) ® bayangannya B’(5,-4).
Titik C(4,1) ® bayangannya C’(4,-1).
Titik D(1,1) ® bayangannya D’(1,-1).

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Banyaknya simetri lipat bangun di bawah ini adalah ….

A. 1 C. 5
B. 3 D. 7
Jawaban: C
Pembahasan:

Banyaknya sumbu simetri bangun di atas adalah 5 buah.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 37


2. Perhatikan gambar berikut!

Jika dicerminkan maka titik A berada pada koordinat ….


A. (-4, 5) C. (-4, -5)
B. (4, 5) D. (4, -5)
Jawaban: B
Pembahasan:

Hasil pencerminan titik A adalah A’ dengan koordinat (4, 5).

Pengolahan Data
A. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel, Diagram Batang, dan Diagram Lingkaran
Dalam melakukan penelitian terhadap suatu data kadang tidak diambil keseluruhan data.
Melainkan cukup mengambil populasi ataupun sampel dari data yang berkaitan. Populasi diartikan
sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Elemen populasi ini biasanya
merupakan satuan analisis. Contohnya kumpulan semua kota, semua wanita, dan semua perusahaan
di Jakarta. Sedangkan sampel adalah unsur-unsur yang diambil dari populasi. Contohnya sekelompok
kota, sekelompok wanita, dan sekelompok perusahaan di Jakarta.
Data yang sudah dalam bentuk daftar, dapat disajikan dalam bentuk tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.
1. Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Perhatikan contoh berikut!
Ari mengukur tinggi badan teman-temannya di kelas. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
berikut.
No. Nama Tinggi (cm)
1. Amran 145
2. Budi 155
3. Cica 145
4. Indah 150
5. Eko 155
6. Rini 145

38 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


7. Farid 145
8. Nuri 140
9. Tito 150
10. Gugun 150
11. Wahyu 155
12. Lusi 145
13. Karim 140
14. Haedar 150
15. Titik 145
16. Aditya 145
17. Agus 150
18. Noni 150
19. Mita 145
20. Dani 155
Data tinggi badan di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel. Caranya sebagai berikut.
a. Mengelompokkan data di atas berdasarkan tinggi badan.
b. Menghitung banyak siswa (frekuensi) dalam setiap kelompok.
Tinggi Banyak Siswa
Turus
Badan (cm) (Anak)
140 2

145 8

150 6

155 4

Jumlah 20

2. Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram Batang


Menggambar diagram batang diperlukan dua sumbu, yaitu sumbu mendatar dan sumbu
tegak yang saling berpotongan secara tegak lurus.
Perhatikan contoh berikut!
Tabel berikut adalah data nilai ulangan Matematika siswa kelas VI.
Nilai 4 5 6 7 8 9 10
Banyak Siswa 2 6 9 8 5 4 2
Buatlah diagram batang data tersebut!
Penyelesaian:

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 39


3. Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram Lingkaran
Lingkaran tersebut dibagi dalam beberapa bagian yang menyatakan nilai dengan bentuk
persen atau setiap kelompok data diwakili oleh juring-juring lingkaran sehingga satu lingkaran
penuh mewakili keseluruhan data. Langkah yang dapat dilakukan untuk membuat diagram
lingkaran adalah dengan membuat daerah lingkaran menurut data yang ada menggunakan
busur derajat.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menentukan besar sudut tiap data. Ingat bahwa
satu lingkaran penuh berarti 360°. Dengan demikian, besar sudut setiap data dapat ditentukan
dengan rumus berikut.
Besar sudut pusat juring lingkaran nilai data
o
=

Persentase juring lingkaran nilai data

Menentukan besar sudut tiap data. Ingat bahwa satu lingkaran penuh berarti 360°.
Dengan demikian, besar sudut setiap data dapat ditentukan dengan rumus berikut.
Perhatikan contoh berikut!
Tabel Warna Kesukaan Murid Kelas VI
Banyak
No. Warna Persentase
Siswa
1. Merah 8

2. Hijau 4

3. Kuning 5

4. Biru 3 3
´ 100% = 15%
20
Jumlah 20 100%
a. Menggambar diagram lingkaran
Berdasarkan contoh data warna kesukaan murid kelas VI, besar sudut setiap warna
adalah sebagai berikut.
1) Warna merah
Cara 1 Cara 2
8 40%
´ 3600 = 1440 ´ 3600 = 1440
20 100%
2) Warna hijau
Cara 1 Cara 2
0 0 20%
´ 3600 = 720
100%
Dengan cara yang sama akan kita peroleh besar sudut warna kuning 90° dan warna
biru 54°. Ingat, jumlah seluruh sudut harus 360°.

40 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


b. Buatlah lingkaran utuh.
c. Menggambar warna merah
1) Buatlah jari-jari sembarang pada lingkaran tersebut.
2) Dengan menggunakan busur derajat buatlah sudut 144°.

d. Menggambar warna hijau


1) Gunakan salah satu kaki sudut yang sudah ada sebagai salah satu kaki sudut untuk
warna hijau.
2) Dengan busur derajat gambarlah sudut 72°.

Dengan cara yang sama kita bisa menggambar warna kuning dan biru. Hasil akhirnya
adalah sebagai berikut.

Warna Kesukaan Siswa Kelas VI.

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Data beberapa perumahan dari suatu kabupaten adalah sebagai berikut!


Cempaka Putih 1.200, Bumi Parahyangan 800, Griya Asri 600, Pinus Cakra 720, dan
Batununggal Indah 860. Apabila data tersebut disajikan dalam bentuk tabel, maka tabel yang
sesuai adalah ….
A.
Perumahan Jumlah Warga
Cempaka Putih 800
Bumi Parahyangan 600
Griya Asri 720
Pinus Cakra 860
Batununggal Indah 1.200

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 41


B.
Perumahan Jumlah Warga
Cempaka Putih 1.200
Bumi Parahyangan 600
Griya Asri 800
Pinus Cakra 720
Batununggal Indah 860
C.
Perumahan Jumlah Warga
Cempaka Putih 1.200
Bumi Parahyangan 800
Griya Asri 600
Pinus Cakra 720
Batununggal Indah 860

D.
Perumahan Jumlah Warga
Cempaka Putih 1.200
Bumi Parahyangan 800
Griya Asri 720
Pinus Cakra 600
Batununggal Indah 860

Jawaban: C
Pembahasan:
Dari data berikut:
Cempaka Putih = 1.200
Bumi Parahyangan = 800
Griya Asri = 600
Pinus Cakra = 720
Batununggal Indah = 860
Apabila disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut.

Perumahan Jumlah Warga


Cempaka Putih 1.200
Bumi Parahyangan 800
Griya Asri 600
Pinus Cakra 720
Batununggal Indah 860

2. Perhatikan data berikut!


Tahun Jumlah Ternak Ayam
2005 2.500
2006 2.600
2007 2.600
2008 2.700

42 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


2009 2.750
2010 3.000
Diagram batang yang sesuai dengan data tersebut adalah ….
A.

B.

C.

D.

Jawaban: A
Pembahasan:
Dari tabel:
Tahun Jumlah Ternak Ayam
2005 2.500
2006 2.600
2007 2.600
2008 2.700
2009 2.750
2010 3.000
Diagram yang tepat untuk data di atas adalah:

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 43


B. Rata-rata Hitung dan Modus
Data yang telah terkumpul bisa diolah untuk menentukan ukuran rata-rata, modus, dan mediannya.
1. Rata-rata
Rataan hitung (mean) adalah jumlah semua nilai data yang diamati dibagi dengan
banyaknya data yang diamati.

x1 + x2 + x3 + ... + x n
x=
n
2. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul. Jika data disajikan dengan tabel
maka modus adalah data dengan frekuensi paling besar atau paling tinggi. Modus suatu data
dapat lebih dari satu. Modus dapat berupa bilangan atau bukan bilangan.
3. Median
Median merupakan ukuran pemusatan data yang digunakan untuk menganalisis data.
Guna menentukan median, data harus diurutkan dari data terkecil terlebih dahulu. Setelah
data diurutkan dari data terkecil maka data yang terletak di tengah disebut median.
Berikut adalah tahapan-tahapan untuk menentukan median.
a. Data diurutkan dari data terkecil.
b. Jika banyaknya data ganjil maka:

Median = data ke-

Dengan n menyatakan banyaknya data.


c. Jika banyaknya data genap maka:
æ æ n öö æ æn öö
data ke - ç ÷ ÷ + ç data ke - ç + 1÷ ÷
Median = çè è 2 øø è è2 øø
2
Dengan n menyatakan banyaknya data.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Dalam 4 kali ulangan nilai rata-ratanya 80. Pada ulangan yang ke-5 ia mendapat nilai 100.
Nilai rata-ratanya sekarang adalah ....
A. 76
B. 84
C. 82
D. 90
Jawaban: B

44 Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI


Pembahasan:

Rata-rata =

2. Data tinggi badan dari 20 siswa (dalam cm) adalah


145,140,160,145,135,145,145,140,150,145,140,130,135,145,130,135,140,145,140, 150.
Modus dari data tersebut adalah ... cm
A. 135
B. 145
C. 140
D. 150
Jawaban: B
Pembahasan:
Tinggi 130 = 2 Tinggi 145 = 7
Tinggi 135 = 3 Tinggi 150 = 2
Tinggi 140 = 5 Tinggi 160 = 1
Maka tinggi paling banyak adalah 145 cm.

Ujian Sekolah Matematika untuk SD/MI 45

Anda mungkin juga menyukai