Anda di halaman 1dari 17

MATERI TIU PERSIAPAN CASN/CPNS 2021

ANALOGI
• Tes analogi adalah tes mencari persamaan hubungan antara dua kelompok kata.
Peserta tes diminta untuk mencari kata/sekelompok kata agar masing-masing
kelompok kata membentuk hubungan yang sama.
• Tes analogi bertujuan untuk menemukan hubungan yang khusus atau unik dari dua
kelompok kata. Semakin khusus/spesifik maka semakin mudah menemukan
hubungan yang paling sesuai.
• Fungsi tes analogi adalah untuk mengukur kemampuan peserta tes dalam
membandingkan dua peristiwa berbeda dengan mencari persamaan sifat yang
mungkin terkandung dalam dua peristiwa tersebut. Dengan demikian, peserta akan
mampu berpikir lebih objektif ketika menghadapi suatu pilihan.
CONTOH SOAL :
1. SAYA : KAMI = DIA : ….
A. KAMU
B. KALIAN
C. MEREKA
D. ANDA
E. KITA
Pembahasan :
Tip dan trik :
Kata kami adalah bentuk jamak dari kata saya maka untuk menentukan jawaban
yang tepat harus ditentukan bentuk jamak dari kata dia. Jika diuraikan dalam kalimat
dapat dinyatakan “saya adalah bentuk tunggal dari kata kami” dan “dia adalah
bentuk tunggal dari kata mereka.”
JAWABAN : C
2. ES : DINGIN = …. : MANIS
A. JAGUNG
B. SUSU
C. GARAM
D. BATU
E. GULA
Pembahasan :
Es : dingin mengandung hubungan sifat. Maksudnya, dingin merupakan sifat dari es.
Oleh karena itu, untuk menjawab soal tersebut harus ditentukan suatu benda yang
memiliki sifat manis. Jawaban yang tepat adalah gula.
JAWABAN : E

DERET ANGKA
Barisan merupakan suatu susunan dalam bilangan yang dibentuk menurut suatu pola
urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang terbentuk seperti itu disebut
suku.Perubahan di antara suku-suku berurutan terjadi akibat adanya
pengurangan,pembagian,penambahan,atau kelipatan bilangan tertentu.Jika barisan
yang suku berurutannya memiliki selisih yang tetap atau sama,maka barisan seperti
itu disebut barisan aritmatika.

Contoh :
- 2,6,10,18,…
Ditambahkan 4 dari suku yang mendahului (suku yang ada di depannya).
- 80,74,68,62,56,…
Dikurangkan 6 dari suku yang mendahului (suku yang ada di depannya).
Jika dalam satu barisan yang suku berurutanya mempunyai kelipatan bilangan
sama atau tetap,maka barisan seperti itu disebut barisan geometri.

Contoh :
- 2,6,18,54,32,162,486,…
Dikalikan 3 dari suku yang mendahului (suku yang ada di depannya).
- 800,200,50,12 ½,…
Dibagi 4 dari suku yang mendahului (suku yang ada di depanya).
Deret merupakan jumlah dari semua bilangan dalam suatu barisan tertentu.
Contoh :
- Deret hitung (deret aritmatika)
8+10+12+14+16=60
- Deret ukur (deret geometri)
3+9+27+81+243=363

TIP DAN TRIK MEMAHAMI MATERI


1. Carilah pola/irama angka dari barisan yang ada pada soal.caranya adalah dengan
memperhatikan perubahan antara satu angka atau huruf dengan angka atau huruf
berikutnya.Setelah ditemukan,berikutnya anda pastikan bahwa pola atau irama
angka yang berlaku pada soal.
2. Segera temukan jawaban sesuai dengan pola yang sudah Anda temukan dari barisan
angka tersebut.
3. Jika pola barisan angka sudah ditemukan dan soal tes seri biasanya memiliki satu
jawaban yang tepat mudah anda temukan
4. Kerjakanlah semua langkah penyelesaian soal dengan cermat,tepat,dan teliti

CONTOH SOAL :
1. 7,8,21,24,63,72,…
A. 42
B. 112
C. 145
D. 167
E. 189
PEMBAHASAN :
Tip dan trik :
Perhatikan pola deret angka tersebut, jika pola tersebut tidak terhubung dengan
suku berikutnya maka perhatikan suku-suku yang berselang satu atau dua atau
setelahnya.Jawaban pola ini menggunakan pola ke dua.
x3 x3

7 8 21 24 63 72 189

x3 x3 x3
Jawaban : E

2. 81, 100, 27, 50, 9, ….


A. 20, 5
B. 25, 3
C. 150, 3
D. 200, 5
E. 250, 3

Pembahasan :
:3 :3

81 100 27 50 9 25 3

:3 :3 :3

Jawaban: B
HITUNG CEPAT
Tes kemampuan numerik merupakan tes yang ditujukan untuk mengetahui kemampuan
seseorang dalam berhitung dengan benar dalam waktu yang terbatas. Ruang lingkup tes
numerik meliputi perhitungan, estimasi, interpretasi data, logika matematika, serta barisan dan
deret.
Soal-soal hitung cepat yang umum diujikan dalam psikotes, tes potensi akademik, dan tes bakat
skolastik adalah aritmatika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian.
Perhitungan lain seperti pecahan, persentase, perbandingan, proporsi, rata-rata, jarak, waktu,
dan kecepatanjuga sering muncul dalam setiap tes.

A. BILANGAN
1. Bilangan Romawi
I = 1 (Satu)
V = 5 (Lima)
X = 10 (Sepuluh)
L = 50 (Lima puluh)
C = 100 (Seratus)
D = 500 (Lima ratus)
M = 1.000 (Seribu)
Contoh :
XXI = 21
CDV = 405
XI = 11
MMIII = 2.003
CL = 150
MCMXCIX = 1.999
2. Penjumlahan Bilangan Bulat
Berikut ini ketentuan operasi penjumlahan bilangan bulat.
a) Jika suatu bilangan dijumlahkan dengan lawan bilangannya, maka hasilnya adalah nol.
Contoh :
19+(-19)=0(-19 adalah lawan dari 19)
b) Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih besar dari bilangan
positifnya, hasilnya adalah bilangan negative. Contoh :
8+(-12)=8-12=-4 (12 lebih besar dari 8)
c) Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih kecil dari bilangan
positifnya, hasilnya adalah bilangan positif. Contoh :
(-4)+14=10 (4 lebih kecil dari 14)
3. Pengurangan Bilangan Bulat
Berikut ini ketentuan operasi pengurangan pada bilangan bulat.
a) Jika suatu bilangan positif dikurangi dengan lawannya, maka hasilnya dua kali bilangan itu
sendiri. Contoh :
11-(-11)=11+11=22 (-11 adalah lawan dari 11)
b) Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan positif, hasilnya bilangan negative. Contoh :
-14-6=-20 (sama artinya -14 ditambah -6)
c) Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan negative, ada 3 kemungkinan seperti
berikut ini.
• Berupa bilangan positif jika bilangan di belakang tanda kurang lebih besar. Contoh :
-4-(-9)=-4+9=5 (9 lebih besar dari 4)
• Berupa bilangan negatif jika bilangan di belakang tanda kurang lebih kecil. Contoh :
-8-(-3)=-8+3=-5 (3 lebih kecil dari 8)
• Jika kedua bilangan negatif sama, maka hasilnya adalah nol. Contoh :
-15-(-15)=-15+15=0 (-15 sama dengan -15)
d) Jika semua bilangan bulat dikurangi dengan nol, hasilnya adalah bilangan bulat itu sendiri.
Contoh : 4-0=4
4. Perkalian Bilangan Bulat
Berikut ini adalah ketentuan operasi perkalian pada bilangan bulat.
a) Jika bilangan positif dikalikan bilangan negatif, hasilnya bilangan negative. Contoh :
6 x (-3) = -18
b) Jika bilangan positif dikalikan bilangan positif, hasilnya bilangan positif. Contoh :
13 x 5 = 65
c) Jika bilangan negatif dikalikan bilangan negatif, hasilnya bilangan postif. Contoh :
(-3) x (-7) = 21
d) Jika bilangan bulat dikalikan dengan nol, hasilnya nol. Contoh : (-8) x 0 = 0

5. Pembagian Bilangan Bulat


Berikut ini ketentuan operasi pembagian pada bilangan bulat.
a) Jika tanda kedua bilangan bulat sama
• Positif dibagi positif hasilnya positif. Contoh :
7:7=1
• Negatif dibagi negatif hasilnya positif. Contoh :
(-21) : (-3) = 7
b) Jika tanda kedua bilangan itu berbeda
• Positif dibagi negatif hasilnya negatif. Contoh :
7 : (-7) = -1
• Negatif dibagi positif hasilnya negatif. Contoh :
(-21) : 3 = -7

6. Operasi hitung campuran bilangan bulat


a) Operasi pembagian dan perkalian adalah sama kuat. Oleh karena itu, agar lebih praktis,
maka pengerjaan operasi yang ditulis terlebih dahulu dikerjakan lebih awal. Contoh :
3x4:2=6
b) Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Oleh karena itu, pengerjaan operasi
yang ditulis terlebih dahulu dikerjakan lebih awal. Contoh :
50 + 25 – 30 = 45
Caranya => (50 + 25) – 30 = 75 – 30 = 45
c) Apabila dalam suatu soal terdapat tanda kurung, maka pengerjaan operasi dalam kurung
dikerjakan terlebih dahulu. Contoh :
30 : (2 + 4) +13 = 18
Caranya => 30 : (6) + 13 = (30 : 6) + 13 = 5 + 13 = 18
d) Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan,
maka harus dikerjakan terlebih dahulu. Contoh :
125 + 400 : 8 – 5 × 30 = 25
Caranya => 125 + (400 : 8) – (5 × 30) = 125 + 50 – 150 = 175 – 150 = 25

B. PECAHAN
Pecahan menunjukkan pembagian, 1⁄2 berarti 1 dibagi 2. Bagian atas suatu pecahan adalah
pembilang, sedangkan bagian bawahnya adalah penyebut.
1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
a) Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut sama, maka cukup
lakukan penjumlahan atau pengurangan pada pembilangnya, sementara penyebutnya
tetap sama.
𝑎 𝑏 𝑎+𝑏 𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
+ = 𝑑𝑎𝑛 − =
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐 𝑐 𝑐
Contoh :
2 5
+ =⋯
3 3

b) Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut yang berbeda,
maka maka terlebih dahulu samakan penyebutnya, kemudian bias dilakukan penjumlahan
atau pengurangan pada pembilangnya. Contoh:
2 5
Berapakah hasil dari + ?
3 2
Jawaban :
2 5 4 15 19 1
+ = + = =3
3 2 6 6 6 6
2. Perkalian Pecahan
Pada perkalian pecahan, anda tidak perlu menyamakan penyebutnya. Caranya adalah
kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
𝑎 𝑐 𝑎𝑐
× =
𝑏 𝑑 𝑏𝑑
Contoh :
1 5
× =⋯
4 3
Pembahasan :
1 5 5
× =
4 3 12
3. Pembagian Pecahan
Pada pembagian pecahan, pembagian pecahan pertama dengan pecahan kedua sama
dengan perkalian pecahan pertama dengan kebalikan dari pecahan kedua.

𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎𝑑
: = 𝑥 =
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐 𝑏𝑐
Contoh :
Tentukan hasil dari
4 2
: !
3 5
Pembahasan :
4 2 4 5 20 10
: = × = =
3 5 3 2 6 3
C. PERSENTASE
Persentase adalah sebuah pecahan yang penyebutnya 100. Untuk mengubah bentuk
persentase menjadi bentuk pecahan dapat di lakukan dengan menuliskan bilangan asli
sebagai pembilang dan 100 sebagai penyebut.
5
5% =
100
10
10% =
100
15
15% =
100
20
20% =
100
dan seterusnya.
Contoh :
Berapakah 25 persen dari 120?
Pembahasan :
25
𝑥120 = 30
100
Jadi 25% dari 120 adalah 30

D. PERBANDINGAN
Perbandingan adalah pernyataan yang membandingkan dua nilai dimana salah satu nilai
dibagi nilai lainnya. Contoh :
Di dalam suatu bus terdapat 15 pria dan 25 wanita. Maka perbandingan jumlah wanita
dengan pria dalam bus tersebut adalah 25 : 15.
Ada 2 jenis perbandingan, yaitu :
(1) Perbandingan Senilai
Jika kita membeli buku di sebuah toko, maka jumlah buku yang kita terima akan
menentukan harga yang harus kita bayar. Artinya, semakin banyak jumlah buku maka
semakin besar biaya yang harus kita bayarkan. Hubungan antara jumlah buku dan harga
merupakan perbandingan senilai (seharga).
1 buku harganya = Rp. 25.000,-
2 buku harganya = Rp. 50.000,-
3 buku harganya = Rp. 75.000,-
dan seterusnya
Contoh :
Harga 3 lusin pensil Rp.45.000. Harga 32 pensil tersebut adalah …
Pembahasan :
3 lusin = 36 buah
36 buah → Rp.45.000,-
32 buah → 𝑥

36 𝑅𝑝. 45.000
=
32 𝑥
𝑅𝑝.45.000 𝑥 32
𝑥= 36
= 𝑅𝑝. 40.000
(2) Perbandingan Berbalik Nilai
Jika suatu pekerjaan dikerjakan oleh satu orang memerlukan waktu 6 jam, tetapi jika
dikerjakan oleh 3 orang memerlukan waktu hanya 2 jam. Bentuk pernyataan tersebut
disebut perbandingan berbalik nilai. Begitu juga jika kita ke sekolah berjalan kaki tentunya
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jika kita ke sekolah naik sepeda, terjadi
perbandingan berbalik nilai antara waktu dan kecepatan.
Contoh :
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 12 orang dalam 15 hari. Karena suatu hal
pekerjaan harus selesai dalam 9 hari. Banyak pekerja tambahan supaya pekerjaan itu
selesai tepat waktu adalah …
Pembahasan :
12 orang → 15 hari
𝑥 orang → 9 hari
12 9
𝑥
= 15
12 𝑥 15
𝑥= 9
= 20

Jadi tambahan pekerja yang dibutuhkan agar pekerjaan selesai tepat waktu adalah 20 orang
– 12 orang = 8 orang

E. PROPORSI
Proporsi adalah suatu persamaan dari dua pecahan di kedua ruasnya.
Contoh :
1 25 1 5
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
4 100 5 25
Ingat !
𝑝 𝑟
= → 𝑝 .𝑠 = 𝑞 .𝑟
𝑞 𝑠
1 25
= → 1 . 100 = 4 . 25
4 100
100 = 100
Proporsi terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Proporsi Langsung
Pada proporsi langsung, kedua variabelnya berhubungan. Artinya, jika kedua bilangan
dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama, perbandingan tidak berubah.
2) Proporsi Invers
Pada proporsi invers ada 2 ketentuan, yaitu :
• Peningkatan salah satu nilai melalui perkalian menyebabkan penurunan pada nilai
kedua.
• Penurunan salah satu nilai melalui pembagian akan menyebabkan peningkatan pada
nilai kedua.

F. RATA-RATA
Rata-rata adalah jumlah bilangan dibagi banyaknya bilangan.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

TIP DAN TRIK MEMAHAMI MATERI


• Dalam menyelesaikan soal rata-rata, perhatikan satuan yang akan dijumlahkan. Jika
berbeda, samakan terlebih dahulu, selanjutnya dikerjakan.
• Jika dua atau tiga rata-rata digabung menjadi satu, terlebih dahulu dibuatbobot yang
sama.
• Jika soalnya menanyakan bilanagan yang hilang dengan rata-rata tertentu, kurangkan
total seluruh bilangan dengan jumlah bilangan yang diketahui.

Contoh :

Ani mendapat nilai ulangan Bahasa Indonesia Matematika, dan Biologi berturut-turut 83,
81, dan 82. Berapakah rata-rata nilai Ani?

Pembahasan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑛𝑖 83 + 81 + 82
=
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 3
246
=
3
= 82
Jadi, rata-rata nilai Ani adalah 82

G. JARAK, WAKTU, DAN KECEPATAN


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

TIP DAN TRIK MEMAHAMI MATERI


• Gunakan rumus yang sesuai dengan jawaban yang akan dicari.
• Untuk menghitung kecepatan rata-rata dari suatu perjalanan yang terdiri dari dua atau
lebih bagian, maka anggaplah perjalanan tersebut sebagai satu perjalanan dengan
menggunakan total jarak dan total waktu.
• Perhatikan jika ada perbedaan satuan.
• Gambarkan situasi yang dijelaskan pada soal.

Contoh Soal :

1. Berapa persen 28 dari 70?


a. 50 d. 25
b. 40 e. 20
c. 30

Pembahasan :
𝑥
× 70 = 28
100
70𝑥 = 2800
𝑥 = 40
Jawaban : B
1 1
2. (4 × 164) × 2 = ⋯
a. 8,48 d. 20,50
b. 14,09 e. 34,59
c. 15,09

Pembahasan :

164 : 4 = 40 lebih

40 lebih : 2 = 20 lebih

Maka dengan memperhatikan pilihan jawaban yang ada, jawabannya 20,50.

Jawaban : D

SOAL CERITA
• Soal cerita adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita atau
rangkaian kata-kata (kalimat) dan berkaitan dengan keadaan yang dialami seseorang
dalam kehidupan sehari-hari dan mengandung masalah yang menuntut pemecahan.
• Seseorang diharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalam soal, melakukan kalkulasi,
dan menggunakan prosedur-prosedur relevan yang telah dipelajarinya.
• Soal cerita melatih berpikir secara analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian), serta
prinsip-prinsip atau rumus-rumus dalam geometri yang telah dipelajari. Di samping
itu juga memberikan latihan dalam menerjemahkan cerita-cerita tentang situasi
kehidupan nyata ke dalam Bahasa Indonesia.
• Soal cerita yang sering dijumpai adalah tentang bilangan, pecahan, usia, pengukuran,
kecepatan, dan lain lain.
• Tujuan dari tes soal cerita :
1. Melatih berpikir deduktif.
2. Membiasakan melihat hubungan antara kehidupan sehari-hari dangan
pengetahuan matematika.
3. Memperkuat pemahaman terhadap konsep matematika tertentu.
• Macam-macam soal cerita dalam matematika :
1. Soal cerita satu langkah (one-step word problems) adalah soal cerita yang di
dalamnya mengandung kalimat matematika dengan satu jenis operasi hitung
(penjumlahan atau pengurangan atau perkalian atau pembagian).
2. Soal cerita dua langkah (two-step word problems) adalah soal cerita yang di
dalamnya mengandung kalimat matematika dengan dua jenis operasi hitung.
3. Soal cerita lebih dari dua langkah (multi-step word problems) adalah soal cerita
yang di dalamnya mengandung kalimat matematika dengan lebih dari dua jenis
operasi hitung.
• Kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya
kemampuan keterampilan (skill) dan algoritma tertentu saja melainkan kemampuan
lainnya, yaitu kemampuan menyusun rencana dan strategi yang akan digunakan
dalam memecahkan masalah tersebut.
• Kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita antara lain :
1. Kesulitan dalam memahami masalah (soal), yaitu kesulitan dalam menentukan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal.
2. Kesulitan dalam menyusun rencana penyelesaian, yaitu kesulitan dalam
menerjemahkan soal cerita ke dalam model (kalimat) matematika.
3. Kesulitan dalam menyelesaikan rencana, yaitu kesulitan dalam menyelesaikan
model matematika (perhitungan).
4. Kesulitan dalam mengecek kembali hasil yang telah diperoleh.
5. Kesulitan dalam menginterpretasikan jawaban tersebut terhadap situasi
permasalahan yang terdapat dalam soal.

TIP DAN TRIK MEMAHAMI MATERI

1. Membaca soal
Bacalah soal dengan teliti untuk dapat menentukan makna kata kunci dalam soal.
2. Menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal.
Mampu memisahkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
3. Membuat model matematika
Menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita dan
membuat model matematika biasanya dianggap langkah paling sulit untuk
sebagian orang. Hal ini disebabkan karena jenis masalah berbeda-beda sehingga
dituntut mempunyai pemahaman yang tinggi untuk dapat menyelesaikan soal
cerita tersebut.
4. Melakukan perhitungan
Model matematika yang sudah disusun sebelumya kemudian dioperasikan sesuai
dengan aturan pengoperasian dalam matematika untuk mendapatkan jawaban
dari masalah yang dipecahkan. Di dalam melakukan komputasi (perhitungan)
tersebut, sangat menuntut keterampilan, kecepatan, ketepatan, ketelitian, dan
kebenaran dalam menyelesaikan perhitungan tersebut.
5. Menentukan jawaban akhir dengan tepat
Menuliskan jawaban dengan tepat dan mampu mengembalikan jawaban ke dalam
pertanyaan soal. Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam penyelesaian soal
cerita.

CONTOH SOAL :

1. Seorang pedagang mebel menjual kursi lipat dengan harga Rp290.000,00. Berapakah
jumlah uang yang dibayarkan pembeli pada pedagang mebel tersebut jika kursi lipat itu
dijual dengan diskon 20%?
a. Rp348.000,00 d. Rp258.000,00
b. Rp332.000,00 e. Rp232.000,00
c. Rp330.000,00

Pembahasan :

Harga jual

= 290.000 – (20% × 290.000)

= 290.000 – 58.000

= 232.000
Jadi, jumlah uang yang harus dibayarkan pembeli tersebut adalah Rp.232.000,00

Jawaban : E

2. Dari 30 orang pelamar pekerjaan, diketahui bahwa 12 orang berumur lebih dari 30
tahun, dan 20 orang ternyata bergelar sarjana. Diantara pelamar yang bergelar sarjana
10 orang di antaranya berumur lebih dari 30 tahun. Berapa orangkah yang sarjana dan
berumur kurang dari sama dengan 30 tahun?
a. 12 orang d. 6 orang
b. 10 orang e. 5 orang
c. 8 orang

Pembahasan :

Diketahui :

A = himpunan pelamar yang bergelar sarjana n(A) = 20

B = himpunan pelamar yang bukan sarjana n(B) = 30 – 20 = 10

P = himpunan pelamar sarjana yang umurnya lebih dari 30 tahun n(P) = 10

Q = himpunan pelamar sarjana yang umurnya kurang dari sama dengan 30 tahun

n(Q) = n(A) – n(P) = 20 – 10 = 10

Jadi, pelamar yang sarjana dan usianya kurang dari sama dengan 30 tahun adalah 10
orang.

Jawaban : B

PENALARAN LOGIS
Soal-soal tes dalam penalaran disusun untuk menguji kemampuan anda dalam mengambil
serangkaian fakta yang ditampilkan dalam kalimat dan memahaminya untuk menyelesaikan
suatu masalah khusus. Tes penalaran terbagi menjadi dua, yaitu tes penalaran logis
(silogisme) dan tes penalaran analistis.

Penalaran ilmiah dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme logika deduktif, merupakan cara penarikan
kesimpulan dari kasus yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme,
dua pernyataan dan sebuah kesimpulan, dan didalam silogisme terdapat premis mayor
dan premis minor.
2. Induktif yang berujung pada empirisme. Logika induktif merupakan cara penarikan
kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Alasan mengapa tes logika ini selalu disertakan dalam setiap penyelenggaraan seleksi adalah
apabila anda dihadapi oleh permasalahan yang pelik, maka ia tidak serta merta
mengandalkan nasihat dari orang yang lebih berpengalaman, tetapi berusaha semampunya
untuk memecahkan masalahnya tersebut sendiri. Selain itu bagi mereka yang ingin
melanjutkan ke Pendidikan yang lebih tinggi, logika atau daya nalar anda akan sangat
menentukan sekali bagi kelanjutan studi. Karena, bukan saja otak cemerlang yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan studi, tetapi juga daya nalar atau pola piker anda sangat
berpengaruh pada hari-hari studi anda. Jadi, tes kemampuandaya nalar (logika) ini selalu
disertakan dalam setiap tes seleksi terutama dalam tes potensi akademik dan tes bakat
skolastik untuk mengetahui sejauh mana daya pikir anda dalam mencerna, menganalisis, dan
menarik kesimpulan dari suatu fakta-fakta yang diketahuinya. Tes penalaran logis (silogisme)
adalah tes penalaran yang menguji kemampuan anda dalam menarik kesimpulan dari
beberapa pernyataan (premis) menggunakan prinsip logika.

PENALARAN ANALITIS
Secara umum, tes kemampuan daya nalar (logika) ini dapat dibagi dalam dua model tes, yaitu
model penalaran logis dan penalaran analitis.

Ciri-ciri penalaran :

1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
2. Sifat analitik pada proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir
secara analitik.

Tes penalaran analitis diujikan untuk melihat kemampuan anda dalam membuat logis suatu
hubungan-hubungan factual dan menyelesaikan informasi-informasi yang kacau balau, serta
kemampuan untuk berpikir seperti membatasi diri hanya pada fakta, memecahkan
persoalan, dan berhubungan dengan gagasan lain.

Dalam rangka menjawab tes penalaran analitis ini, terutama dalam proses berpikir menuju
pada sebuah kesimpulan, penting untuk diketahui penalaran itu sendiri. Penalaran
(reasoning, jalan/pola berpikir) adalah suatu proses berpikir yang menghubungkan fakta-
fakta yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran
merupakan suatu proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan. Penalaran bukan saja
menggunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga menggunakan
fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau
kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini dalam hubungan dengan proses berfikir tadi,
disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah
pernyataan dapat dibenarkan apabila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk
membuktikannya. Sebaliknya, sebuah pernyataan atau proposisi dapat ditolak atau valid
(sahih) apabila terdapat fakta-fakta yang menentangnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh dibawah ini!

Semua manusia akan mati.

Harimau Jawa terakhir kali dilihat pada tahun 1930.

Dua kalimat tersebut merupakan proposisi, kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya,
dan kalimat kedua dapat ditolak jika fakta-fakta yang ada menolak kebenarannya. Meskipun
demikian, keduanya tetap merupakan proposisi.

Dalam bagian tes penalaran ini, seringkali Anda diminta untuk menyimpulkan pernyataan-
pernyataan. Di dalam menyimpulkan pernyataan-pernyataan tersebut, Anda harus berfikir
secara logis. Untuk menghindari salah pikir atau pikiran sesat, hendaknya dalam memberikan
suatu kesimpulan dari pernyataan-pernyataan sedapat mungkin untuk menghindari
penarikan kesimpulan berdasarkan perasaan. Penarikan kesimpulan seperti ini lebih banyak
salahnya daripada benarnya. Agar Anda bias berpikir secara logis maka ada baiknya Anda
pelajari baik-baik apa yang dimaksud dengan pernyataan berikut ini.

“Ada P yang merupakan Q”

Dalam pelajaran matematika, kata “ada” dapat diartikan dengan kata “beberapa”.
Selanjutnya, perhatikan penggunaan kata “ada” dalam konteks kalimat berikut.

“Dalam suatu ruangan, ada 5 orang memakai setelan jas, sedangkan 10 orang lainnya
memakai baju safari.”

Berdasarkan kalimat tersebut, dapat disimpulkan :

(i) Ada orang memakai setelan jas.


(ii) Ada orang memakai baju safari.
(iii) Tidak ada orang yang memakai setelan jas dan baju safari.

Jika jas dan baju safari merupakan anggota himpunan, maka pernyataan tersebut dapat
diganti menjadi :

“Ada anggota P yang merupakan anggota Q” atau dapat dinotasikan P ∩ Q ≠ Ꝋ. Jadi, dari
pernyataan (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa P C Q, yakni semua anggota P merupakan
anggota Q. Akan tetapi, dalam pernyataan (iii) dapat disimpulkan bahwa tidak semua
anggota P merupakan anggota Q → P ₵ Q.

Dengan demikian, dari pernyataan “Ada P yang merupakan Q” dapat diganti dengan
“mungkin semua P merupakan Q”. Ada baiknya selalu menggunakan kata “mungkin” dalam
menganalisis pernyataan, karena kata “mungkin” menunjukkan suatu hal yang belum pasti,
artinya ada kemungkinan lain. Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan “mungkin
beberapa orang memakai setelan jas” atau “mungkin beberapa orang tidak memakai setelan
jas”.

Contoh soal :

1. Wilma selalu mandi setiap hari, kecuali dia sakit. Hari ini Wilma sakit.
A. Wilma pergi ke dokter.
B. Wilma tidak mandi.
C. Wilma tidak masuk sekolah.
D. Wilma tetap mandi.
E. Wilma tidak masuk sekolah.
Pembahasan :
Jika Wilma sakit, ia tidak mandi. Karena hari ini Wilma sakit, maka ia tidak mandi.

Jawaban : B

2. Semua penyanyi lagu melayu panda berpantun. Penyanyi yang bernama Nurbaya tidak
bisa mengucapkan pantun saat di panggung.
A. Nurbaya tidak pandai berpantun.
B. Nurbaya penyanyi seriosa.
C. Nurbaya bukan penyanyi lagu melayu.
D. Nurbaya adalah penyanyi amatiran.
E. Nurbaya tidak pandai bernyanyi.
Pembahasan :
Semua penyanyi lagu melayu pandai berpantun. Nurbaya adalah penyanyi yang tidak
bisa berpantun, berarti Nurbaya bukan penyanyi lagu melayu.

Jawaban : C

PENALARAN SPASIAL
A. DERET GAMBAR
• Deret gambar adalah tes yang menguji kemampuan peserta dalam menganalisis
objek visual yang memiliki pola tertentu kemudian menentukan objek selanjutnya sesuai
pola tersebut.
• Fungsi tes tersebut adalah mengukur kemampuan berpikir logis dalam menentukkan
pola dan objek selanjutnya dan mengukur tingkat kejelian terhadap suatu masalah
dalam bentuk objek visual.

Tip dan Trik Mengerjakan Soal


• Soal disajikan dalam bentuk tiga atau empat buat gambar dimana terdapat objek-
objek khas seperti lingkaran, persegi, panah, bintang, dan lain-lain.
• Amati dengan baik objek-objek detil tersebut yang akan digunakan untuk
menentukkan gambar selanjutnya.
• Pola dapat berupa rotasi dan pencerminan.
• Telitilah dalam melihat objek yang relative kecil, biasanya itu dijadikan pengecoh.

B. IRAMA GAMBAR
• Irama gambar adalah tes yang menguji kemampuan peserta dalam menelaah objek
visual yang disajikan kemudian menentukkan objek lain yang seirama dengan objek
yang diketahui.
• Fungsi dari tes ini adalah menguji kemampuan melihat objek visual dan merekamnya
dan menentukkan objek lain yang seirama dengan objek yang diketahui. Kemampuan
peserta dalam menangkap masalah yang disajikan dalam bentuk visual sangat
penting.

Tip dan Trik Mengerjakan Soal


• Lihat dengan teliti objek yang diberikan.
• Tentukan irama pada gambar yang disajikan.
• Tentukan objek yang diperlukan sesuai irama yang sama pada gambar yang sudah
diketahui.
• Telitilah dalam menangkap objek-objek gambar yang relative kecil, biasanya dibuat
sebagai pengecoh.

C. PERBEDAAN GAMBAR
• Perbedaan gambar adalah tes yang menguji kemampuan peserta dalam menganalis
objek-objek yang berlainan atau berbeda bentuk atau karakteristiknya dari
kesimpulan objek yang telah disediakan.
• Dalam tes ini peserta tes harus mampu menemukan gambar yang berbeda bentuk
atau karakteristik dari lima gambar yang diberikan.
• Fungsi tes ini adalah menguji kemampuan peserta dalam menyelesaikan masalah
visual yang diberikan. Ketelitian terutama pada objek kecil sangat dibutuhkan oleh
peserta tes.

Tip dan Trik Mengerjakan Soal


• Perbedaan objek dapat berupa beda bentuk, atau beda karakteristiknya.
• Telitilah dalam melihat objeknya, biasanya objek masih sama tapi ditukar posisinya.
• Perhatikan arah dari objek jika memang terdapat panah atau objek sejenisnya.

D. ROTASI DAN PENCERMINAN GAMBAR


• Rotasi dan pencerminan gambar adalah tes yang menguji kemampuan peserta dalam
analisis visual dalam bentuk gambar yang dirotasi dan dicerminkan.
• Tiap soal memuat lima gambar dimana empat diantaranya adalah gambar yang sama
hanya saja dirotasi dan atau dicerminkan.
• Tugas peserta adalah menemukan salah satu gambar yang tidak termasuk empat
gambar tersebut.

Tip dan Trik Mengerjakan Soal


• Jelilah pada objek-objek detil seperti lingkaran, kotak, garis, bintang, dan lain-lain
yang akan menandakan perbedaan pada gambar.
• Perhatikan arah dari objek jika memang terdapat panah atau objek sejenisnya.
• Bentuk dan besar detail gambar tidak berubah untuk objek yang masih sejenis.

E. MATRIKS GAMBAR
• Matriks gambar adalah tes yang menguji kemampuan peserta dalam menganalisi
beberapa objek yang ditampilkan dalam bentuk matriks yang memiliki hubungan
tertentu diantara objek-objek dalam matriks-matriks tersebut.
• Peserta tes harus menentukan gambar yang masih kosong dari hubungan diantara
objek-objek tersebut.

Tip dan Trik Mengerjakan Soal


• Dalam soal diberikan matriks 3 baris dan 3 kolom yang masing-masing ada objek
gambar tertentu.
• Carilah hubungan masing-masing gambar mengikuti urutan baris atau kolom.
• Gunakan hubungan yang didapat untuk menentukan gambar yang ditanyakan.
• Dapat pula menggunakan pola atau deret atau irama gambar.
• Carilah hasil penggabungan pada pilihan jawaban.
• Telitilah dalam melihat objeknya.

Anda mungkin juga menyukai