Anda di halaman 1dari 28

MATERI MATEMATIKA KELAS 7 BAB 1

BILANGAN

A. Bilangan Bulat dan Operasinya

A.Penjumlahan yang Melibatkan Bilangan Bulat

-2 + (- 4) = - 2 – 4 = - 6
-5 + (-7) = - 5 – 7 = - 12
4 + (-5) = 4 – 5 = - 1

+ ketemu – maka jadinya –


- Ketemu – maka jadinya +
-2+7 = 5

B.Pengurangan yang Melibatkan Bilangan Bulat


Latihan soal yuk faiha 
1. 18 - 4 =
2. 10 - (-3) =
3. 12 - (-5) =
4. - 7 - 8 =
5. - 9 - 7 =
6. - 23 - (-2) =
7. - 5 - (-7) =

C. Perkalian yang Melibatkan Bilangan Bulat

D. Pembagian yang Melibatkan Bilangan Bulat

Latihan lagi yuk


1. - 2 × 5 =
2. 3 × - 9 =
3. - 7 × - 4 =
4. 12 : - 4 =
5. - 20 : 4 =
6. - 30 : - 5 =

Sekarang kita coba soal cerita ya...


1. Andi sedang sakit demam. Pada pagi hari suhu tubuh
Andi 39oC. Setelah makan dan minum obat, suhu
tubuh Andi turun 2oC. Suhu Andi sekarang adalah......

Suhu tubuhnya 39oC = 39


Turun 2oC = - 2
39 – 2 = 37

2. Sebuah kapal selam berada di 300 m dibawah


permukaan air. Kapal itu naik 75 m untuk melakukan
pengintaian. Kemudian kapal selam tersebut turun
lagi 100 m. Berapakah jarak kapal selam tersebut
dari permukaan air sekarang?

300 m dibawah permukaan air = - 300


Kapal itu naik 75 m = + 75
kapal selam tersebut turun lagi 100 m = - 100
-300 + 75 – 100 = - 225 – 100 = - 325

3. Suhu di daerah kutub utara bumi sangat dingin, suhu


di luar rumah -12oC. Dengan menggunakan
penghangat ruangan, suhu di dalam rumah 4oC.
Berapa selisih suhu di luar dengan di dalam rumah?
suhu di luar rumah -12oC = - 12
suhu di dalam rumah 4oC = + 4
Ditanya Berapa selisih (dikurang)?
4 – (-12) = 4 + 12 = 16
Soal tambahan
Sebuah lomba cerdas cermat diikuti oleh 3 tim, setiap
tim akan mendapatkan poin 3 jika menjawab benar, dan
poin -1 jika menjawab salah. Pada babak pertama, tim
merah mendapatkan nilai 15. Di babak kedua, tim
merah dapat menjawab 4 soal dengan benar dan 2 soal
salah. Berapakah nilai tim merah pada akhir babak
kedua?

Diketahui :
skor benar = +3 poin
skor salah = -1 poin
babak I  = 15 poin
babak II = 4 soal benar dan 2 soal salah
ditanya :
nilai akhir pada babak ke2
Jawab
Skor benar = 4 x 3 = 12 poin
Skor salah = 2 x (-1) = -2 poin
Nilai akhir 12 – 2 = 10
5 Bilangan Berpangkat Bulat
Sifat-sifat Bilangan Berpangkat
Berikut ini adalah sifat-sifat perkalian & pembagian bilangan bulat positif.

1. am x an = am + n 
2. am : an = am - n 
3. (am)n = am x n
4. (a x b)m = am x bm  (2 × 3)2 = 22× 32
5. (a : b)m = am : bm 

Berikut ini adalah sifat-sifat lain dari bilangan berpangkat.

1. a0 = 1
2. a1 = a
3. a-n = 1/an 

Contoh soal
1. Hitunglah hasil pemangkatan berikut:
a.  28 
b.  53 

2. Hitunglah hasil pemangkatan bilangan negatif berikut ini:


a.  (-3)8 = (-3) ×(-3) ×(-3) ×(-3) ×(-3) ×(-3) ×(-3) ×(-3) = 6561

81 × 81

b.  (-2)5 = (-2) × (-2) ×(-2) ×(-2) ×(-2) = - 32

-8 × 4

3. Tentukan hasil pemangkatan bilangan pecahan berikut:


2 2 4
a.  (2/5)2 = × =
5 5 25
1
b.  (1/3)2 =
9

4. Sederhanakan operasi pangkat berikut:


a.  a5 x a7 = a 5+7= a 12
b.  a8 : a7 x a2 = a 3

5. Hitunglah hasil operasi bilangan berpangkat berikut:


a.  22 x 24 = 26 = 64
b.  213 : 73 = (3 × 7)3 : 73 = 33 × 73 : 73 = 27
1
c.  123 : 43 = (3 × 4)3 : 43 = 33 × 43 : 43 = 27
d. 254 : 54 = 54 × 54 : 54 = 54+4-4 = 54 = 625
e. 642 : 82 = 6
6 Pecahan dan Operasinya

A. 4 Operasi Hitung Bilangan Pecahan

1. Pecahan biasa, yaitu pecahan yang hanya ada pembilang dan penyebut, dan
penyebutnya merupakan bilangan bulat.
Contohnya: 7/5; 12/21; 103/7; 25/23 dan seterusnya.

2. Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya itu merupakan
bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil daripada penyebut.
Pecahan murni dapat dikatakan sebagai pecahan biasa. Akan tetapi pecahan biasa
belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni.
Contohnya: 1/3; 2/5; 10/31; 13/23

3. Pecahan Campuran, yaitu pecahan yang terdiri dari bagian bilangan bulat dan bagian
pecahan murni.
Lihat contohnya: 2½; dan seterusnya.

4. Pecahan desimal, yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000 dan seterusnya, dan
ditulis dengan tanda koma (,).
Contohnya: 0,5; 0,88; 6,44 dan juga seterusnya.

5
0,5 =
10

1
0,001 =
1000

0,032 =

5. Persen atau per seratus, yaitu pecahan dengan penyebut 100 dan dinotasikan
(dilambangkan) dengan %.
Contoh: 10% itu artinya 10/100; 83% berarti 83/100
6. Per mil atau per seribu, yaitu pecahan dengan penyebut 1000 dan dinotasikan dengan
‰.
Contohnya: 9 ‰, itu berarti sama dengan 9/1000.

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada Pecahan


1. Jika pada penjumlahan ataupun pengurangan pecahan harus dapat memiliki penyebut yang
sama, maka tinggal lakukan penjumlahan atau pengurangan pembilangnya, sedangkan
penyebutnya tidak perlu dihitung dan tetap sama.

Contohnya seperti: a/g + b/g − c/g = a + b − c / g ; atau

2 3 1 2+3−1 4
+ − = =
6 6 6 6 6

3 10 3 3+10−3 10
+ − = = =2
5 5 5 5 5

contoh lain: 4/6 + 7/6 − 9/6 = 4 + 7 − 9 / 6; tanda pembagi atau per nya itu mencakup semua
pembilangnya ya adik-adik.

2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut berbeda, maka
lakukan terlebih dahulu untuk menyamakan penyebutnya, kemudian dapat dilakukan
penjumlahan atau pengurangan pembilangnya.
12 3 9 48+ 15−45 18 9
+ − = = =
5 4 4 20 20 10

11 13 19 66+ 39−76 29
+ − = =
2 4 3 12 12
Operasi Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
1. Perkalian

Pada perkalian pecahan, adik-adik tidak perlu menyamakan penyebutnya. Cukup adik-adik
kerjakan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan juga penyebut dengan
penyebut.

11 3 33
× ¿
2 4 8

2. Pembagian

Sedangkan pada pembagian pecahan, dilakukan dengan sedikit berbeda daripada perkalian,
yaitu dengan mengalikan a dengan d, dan juga b dengan c. Sehingga bisa kita lihat seperti
pada rumus dibawah ini:

11 3 11× 4 44
: ¿ =
2 4 3 ×2 6

Pecahan Campuran
1. Jika dikerjakan dalam bentuk pecahan, maka:
a. Ubahlah pecahan yang ada dengan bentuk pecahan biasa!
b. Kalikan atau bagilah pecahan biasa tersebut!
2. Jika dikerjakan dalam bentuk Desimal, maka:
a. Jika ada soal campuran dalam soal, maka ubahlah pecahan yang ada dengan bentuk
pecahan biasa!
b. Kalikan atau bagilah pecahan biasa tersebut!
c. Nyatakan hasil pecahan tersebut ke bentuk desimal!

Contoh Soal Pecahan


Contoh Soal Pecahan untuk Perkalian dan Pembagian:

16 1 1 16 1 16 5 80
× : ¿ : = × = =0 ,8
5 20 5 100 5 100 1 100

B. Membagi Bilangan Pecahan dengan Pecahan Murni


Untuk pembagian pecahan dengan pecahan kita gunakan aturan invers
perkalian sebagai berikut.
Contoh:

a 1 2 1 3 3 1
: = × = =
. 3 3 3 2 6 2
10 3 10 5 50
b. : = × =
5 5 5 3 15

Dari dua contoh di atas, maka bentuk umum pembagian pecahan dengan
pecahan dinyatakan sebagai berikut.
a c a d a × d
: = × =
b d b c b × c
Dengan a, b, c, dan d bilangan  bulat dan b ≠ 0, c ≠0, d ≠ 0.

Contoh Soal:
Hitunglah hasil dari pembagian pecahan dengan pecahan berikut ini.

a 3 4
:
. 5 15
2 1
b. 3 : 2
3 3
Jawab:

3 4 3 15 45 9
a. : = × = =
5 15 205 4 4
2 1 11 7 11 3 33
b. 3 : 2 = : = × =
3 3 3 3 3 7 21

C. Menyelesaikan Soal Cerita


85 3 35 85+15−70 30
+ − = =
20 4 10 20 20

3 75
5
×25= =15
5
Beras yg sudah terjual
3 25
×
5 1
Beras yg belum terjual = 25 – 15 = 10 kg
2
×10
3
2 10
×
3 1

Sifat-sifat dalam perkalian pecahan

Pada pembahasan ini sobat hanya akan membahas bersama sifat tertutup, sifat komutatif, sifat
asosiatif, dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Mari kita simak bersama –
sama berikut ini.

Sifat Tertutup

Sifat tertutup artinya pada perkalian bilangan pecahan, akan selalu menghasilkan bilangan
pecahan juga. Hal ini dapat dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p dan q, maka berlaku
p × q = r dengan r bilangan pecahan juga”.

Contoh Soal

1. (2/5) × (8/11) = 16/55

sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan 8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.

2. 2/5 × (–8/11) = –16/55

sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.

3. (–2/5) × 8/11 = –16/55

sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.

4. (–3/5) × (–8/11) = 16/55

sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara –2/5 dan –8/11 menghasilkan
bilangan pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.

Sifat Komutatif (Pertukaran)


Operasi perkalian dua bilangan pecahan selalu memperoleh hasil yang sama walaupun kedua
bilangan tersebut tempatnya ditukar. Hal ini dapat dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan
p dan q, maka berlaku p × q = q × p”.

Contoh Soal

1. 2/3 × (–4/7) = (–4/7) × 2/3 = –8/21


2. (–3/7) × (–3/5) = (–3/5) × (–3/7) = 9/35
3. 11/3 × 2/4 = 2/4 × 11/3 = 22/12
4. -3+(-2) = -3 -2 = -5

Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku (p × q) × r =
p × (q × r)”.

Contoh Soal

1. 2/5 × (–2/7 × 3/5) = (2/5 × (–2/7)) × 3/5 = –12/175


2. (–2/7 × 4/5) × 3/11 = –2/7 × (4/5 × 3/11) = –24/385
3. (
3 1 3 3 3
× × = × =
2 2 4 2 8 16 ) 9

4. (
3 1
)3 3 3
× × = × =
2 2 4 4 4 16
9

Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

Pada Sifat ini dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q + r)
= (p × q) + (p × r)”.

Contoh Soal

( )
1 3 1 1 3 1 1 3 1 4
+ =( × )+( × )= + =
3 2 2 3 2 3 2 6 6 6

1. 6/3 × (5/3 + (–4/3)) = 6/3 × 1/3 = 6/9

=> (6/3 × 5/3) + (6/3 × (–4/3)) = 30/9 – 24/9 = 6/9

Jadi, 6/3 × (5/3 + (–4/3)) = (6/3 × 5/3) + (6/3 × (–4/3)) = 2/9


2. (–5/6) × (–8/6 + 5/6) = (–5/6) × (–3/6) = 15/36

=> ((–5/6) × (–8/6)) + (–5/6 × 5/6) = 40/49 – 25/49 = 15/36

Jadi, (–5/6) × (–8/6 + 5/6) = ((–5/6) × (–8/6)) + (–5/6 × 5/6) = 15/36

Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan

Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q – r) =
(p × q) – (p × r)”.

Contoh Soal

5
× (
3 −6 3
− =( ×
5 5 5 5)
3 −6 3 3
)-( × )=
5 5
−18 9 −27
-
25 25
=
25

1. 4/5 × (6/5 – (–5/5)) = 4/5 × 11/5 = 44/25

=> (4/5 × 6/5) – (4/5 × (–5/5)) = 24/25 – (–20/25) = 44/25

Jadi, 4/5 × (6/5 – (–5/5)) = (4/5 × 6/5) – (4/5 × (–5/5)) = 44/25

2. 3/5 × (–6/5 – 3/5) = 3/5 × (–9/5) = –27/25

=> (3/5 × (–6/5)) – (3/5 × 3/5) = –18/25 – 9/25 = –27/25

Jadi, 3/5 × (–6/5 – 3/5) = (3/5 × (–6/5)) – (3/5 × 3/5) = –27/25


Operasi Pembagian Pada Pecahan
Masih ingatkah Anda dengan operasi pembagian pada bilangan

bulat? Kita ketahui bahwa operasi pembagian pada bilangan bulat

merupakan invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada

pembagian bilangan pecahan.

Pembagian Pecahan oleh Bilangan Bulat

Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh

bilangan bulat, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Yanti memiliki

2/3 meter pita yang akan digunakan untuk mengikat rambutnya,

kemudian dia membaginya menjadi dua bagian yang sama. Dapatkah

kamu tentukan berapa panjang tiap bagian pita tersebut”.

Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di

bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 2/3 meter dibagi menjadi

dua bagian, maka masing-masing pita akan memiliki panjang 1/3 meter.

Sehingga (2/3) : 2 = 1/3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika

a/b merupakan bilangan pecahan dan dengan c merupakan bilangan

bulat, maka:

Contoh Soal 1

Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat

berikut ini.

1 1 1
a. 2 ÷ 7 = 2× 7 = 14
2
b. 3 ÷ 6

3
c. 4 ÷ 6

d. (3/5) : 5

Penyelesaian:

a. ½ : 7 = 1/(2×7) = 1/14

b. (2/3) : 6 = 2/(3×6) = 2/18 = 1/9

c. ¾ : 6 = 3/(4×6) = 3/24 = 1/8

d. (3/5) : 5 = 3/(5×5) = 3/25

Pembagian Pecahan oleh Bilangan Pecahan dengan Penyebut

Sama

Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh

bilangan pecahan dengan penyebut sama, silahkan simak contoh soal

berikut ini. “Ida memiliki 8/9 meter pita yang akan digunakan untuk

mengikat rambutnya, kemudian ia memotong pita tersebut masing-

masing menjadi 2/9 meter. Dapatkah kamu tentukan berapa banyak

potongan pita tersebut”.

Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di

bawah ini.
 

Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 8/9 meter pita dibagi

dengan 2/9 meteran, maka akan terdapat empat bagian pita dengan

panjang masing-masing 2/9 meter. Sehingga (8/9) : (2/9) = 4. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/c dan b/c merupakan

bilangan pecahan, maka:


Contoh Soal 2

Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat

berikut ini.

a. (8/7) : (5/7)

b. (2/3) : (4/3)

c. ¾ : ¼

d. (3/5) : (2/5)

Penyelesaian:

a. (8/7) : (5/7) = 8/5

b. (2/3) : (4/3) = 2/4 = ½

c. ¾ : ¼ = 3/1 = 3

d. (3/5) : (2/5) = 3/2 = 1½


Pembagian Bilangan Bulat oleh Bilangan Pecahan

Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian bilangan bulat oleh

bilangan pecahan, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Untuk

menguji kandungan suatu zat, terlebih dahulu Benot memasukan zat

tersebut ke dalam air. Benot memiliki segelas air, kemudian Benot

membagi air itu menjadi beberapa gelas dengan masing-masing berisi

¼ bagian gelas. Ada berapa zat yang akan diuji Benot”.

Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di

bawah ini.

Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika segelas air dibagi dengan

¼ an gelas, maka akan terdapat empat bagian gelas dengan ukuran isi

¼ gelas air. Sehingga 1 : ¼ = 4. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa jika a merupakan bilangan bulat dan b/c merupakan bilangan

pecahan, maka:
 

Contoh Soal 3

Tentukan hasil pembagian dari bilangan bulat dengan bilangan pecahan

berikut ini.

a. 2 : (5/7)

b. 3 : (11/3)

c. 1 : ½

d. 6 : (19/3)

Penyelesaian:

a. 2 : (5/7) = (2×7)/5 = 14/5

b. 3 : (11/3) = (3×3)/11 = 9/11

c. 1 : ½ = (1×2)/1 = 2/1 = 2

d. 6 : (19/3) = (6×3)/19 = 18/19


Pembagian Pecahan oleh Bilangan Pecahan dengan Penyebut

Berbeda

Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian pecahan oleh

bilangan pecahan dengan penyebut berbeda, silahkan simak contoh soal

berikut ini. “Cekok memiliki 3/4 meter kayu, kemudian ia memotong

kayu tersebut menjadi beberapa bagian dengan panjang masing-

masing potongan kayu menjadi 1/8 meter. Dapatkah kamu tentukan

berapa banyak potongan kayu tersebut”.

Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di

bawah ini.

 
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika ¾ meter kayu kemudian

dipotong-potong dengan ukuran yang sama dengan ukuran masing-

masing potongan adalah 1/8 meter, maka akan terdapat enam bagian

potongan kayu dengan panjang masing-masing 1/8 meter. Sehingga

(3/4) : (1/8) = 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b dan

c/d merupakan bilangan pecahan, maka:

Contoh Soal 4

Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan

pecahan dengan penyebut berbeda berikut ini.

a. (8/7) : (5/9) = 8/7 × 9/5

b. (2/3) : (4/5)

c. ¾ : ½  

d. (3/5) : (2/3)
Penyelesaian:

a. (8/7) : (5/9)

= (8/7) × (9/5)

= (8 × 9)/(7 × 50

= 63/35

b. (2/3) : (4/5)

= (2/3) × (5/4)

= (2 × 5) × (3 × 4)

= 10/12

= 5/6

c. ¾ : ½  

= ¾ × 2/1

= (3 × 2)/(4 × 1)

= 6/4

= 3/2
= 1½

d. (3/5) : (2/3)

= (3/5) × (3/2)

= (3 × 3)/(5 × 2)

= 9/10

Anda mungkin juga menyukai