BILANGAN
-2 + (- 4) = - 2 – 4 = - 6
-5 + (-7) = - 5 – 7 = - 12
4 + (-5) = 4 – 5 = - 1
Diketahui :
skor benar = +3 poin
skor salah = -1 poin
babak I = 15 poin
babak II = 4 soal benar dan 2 soal salah
ditanya :
nilai akhir pada babak ke2
Jawab
Skor benar = 4 x 3 = 12 poin
Skor salah = 2 x (-1) = -2 poin
Nilai akhir 12 – 2 = 10
5 Bilangan Berpangkat Bulat
Sifat-sifat Bilangan Berpangkat
Berikut ini adalah sifat-sifat perkalian & pembagian bilangan bulat positif.
1. am x an = am + n
2. am : an = am - n
3. (am)n = am x n
4. (a x b)m = am x bm (2 × 3)2 = 22× 32
5. (a : b)m = am : bm
1. a0 = 1
2. a1 = a
3. a-n = 1/an
Contoh soal
1. Hitunglah hasil pemangkatan berikut:
a. 28
b. 53
81 × 81
-8 × 4
1. Pecahan biasa, yaitu pecahan yang hanya ada pembilang dan penyebut, dan
penyebutnya merupakan bilangan bulat.
Contohnya: 7/5; 12/21; 103/7; 25/23 dan seterusnya.
2. Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya itu merupakan
bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil daripada penyebut.
Pecahan murni dapat dikatakan sebagai pecahan biasa. Akan tetapi pecahan biasa
belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni.
Contohnya: 1/3; 2/5; 10/31; 13/23
3. Pecahan Campuran, yaitu pecahan yang terdiri dari bagian bilangan bulat dan bagian
pecahan murni.
Lihat contohnya: 2½; dan seterusnya.
4. Pecahan desimal, yaitu pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000 dan seterusnya, dan
ditulis dengan tanda koma (,).
Contohnya: 0,5; 0,88; 6,44 dan juga seterusnya.
5
0,5 =
10
1
0,001 =
1000
0,032 =
5. Persen atau per seratus, yaitu pecahan dengan penyebut 100 dan dinotasikan
(dilambangkan) dengan %.
Contoh: 10% itu artinya 10/100; 83% berarti 83/100
6. Per mil atau per seribu, yaitu pecahan dengan penyebut 1000 dan dinotasikan dengan
‰.
Contohnya: 9 ‰, itu berarti sama dengan 9/1000.
2 3 1 2+3−1 4
+ − = =
6 6 6 6 6
3 10 3 3+10−3 10
+ − = = =2
5 5 5 5 5
contoh lain: 4/6 + 7/6 − 9/6 = 4 + 7 − 9 / 6; tanda pembagi atau per nya itu mencakup semua
pembilangnya ya adik-adik.
2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut berbeda, maka
lakukan terlebih dahulu untuk menyamakan penyebutnya, kemudian dapat dilakukan
penjumlahan atau pengurangan pembilangnya.
12 3 9 48+ 15−45 18 9
+ − = = =
5 4 4 20 20 10
11 13 19 66+ 39−76 29
+ − = =
2 4 3 12 12
Operasi Perkalian dan Pembagian pada Pecahan
1. Perkalian
Pada perkalian pecahan, adik-adik tidak perlu menyamakan penyebutnya. Cukup adik-adik
kerjakan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan juga penyebut dengan
penyebut.
11 3 33
× ¿
2 4 8
2. Pembagian
Sedangkan pada pembagian pecahan, dilakukan dengan sedikit berbeda daripada perkalian,
yaitu dengan mengalikan a dengan d, dan juga b dengan c. Sehingga bisa kita lihat seperti
pada rumus dibawah ini:
11 3 11× 4 44
: ¿ =
2 4 3 ×2 6
Pecahan Campuran
1. Jika dikerjakan dalam bentuk pecahan, maka:
a. Ubahlah pecahan yang ada dengan bentuk pecahan biasa!
b. Kalikan atau bagilah pecahan biasa tersebut!
2. Jika dikerjakan dalam bentuk Desimal, maka:
a. Jika ada soal campuran dalam soal, maka ubahlah pecahan yang ada dengan bentuk
pecahan biasa!
b. Kalikan atau bagilah pecahan biasa tersebut!
c. Nyatakan hasil pecahan tersebut ke bentuk desimal!
16 1 1 16 1 16 5 80
× : ¿ : = × = =0 ,8
5 20 5 100 5 100 1 100
a 1 2 1 3 3 1
: = × = =
. 3 3 3 2 6 2
10 3 10 5 50
b. : = × =
5 5 5 3 15
Dari dua contoh di atas, maka bentuk umum pembagian pecahan dengan
pecahan dinyatakan sebagai berikut.
a c a d a × d
: = × =
b d b c b × c
Dengan a, b, c, dan d bilangan bulat dan b ≠ 0, c ≠0, d ≠ 0.
Contoh Soal:
Hitunglah hasil dari pembagian pecahan dengan pecahan berikut ini.
a 3 4
:
. 5 15
2 1
b. 3 : 2
3 3
Jawab:
3 4 3 15 45 9
a. : = × = =
5 15 205 4 4
2 1 11 7 11 3 33
b. 3 : 2 = : = × =
3 3 3 3 3 7 21
3 75
5
×25= =15
5
Beras yg sudah terjual
3 25
×
5 1
Beras yg belum terjual = 25 – 15 = 10 kg
2
×10
3
2 10
×
3 1
Pada pembahasan ini sobat hanya akan membahas bersama sifat tertutup, sifat komutatif, sifat
asosiatif, dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Mari kita simak bersama –
sama berikut ini.
Sifat Tertutup
Sifat tertutup artinya pada perkalian bilangan pecahan, akan selalu menghasilkan bilangan
pecahan juga. Hal ini dapat dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p dan q, maka berlaku
p × q = r dengan r bilangan pecahan juga”.
Contoh Soal
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan 8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara –2/5 dan –8/11 menghasilkan
bilangan pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.
Contoh Soal
Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku (p × q) × r =
p × (q × r)”.
Contoh Soal
4. (
3 1
)3 3 3
× × = × =
2 2 4 4 4 16
9
Pada Sifat ini dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q + r)
= (p × q) + (p × r)”.
Contoh Soal
( )
1 3 1 1 3 1 1 3 1 4
+ =( × )+( × )= + =
3 2 2 3 2 3 2 6 6 6
Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q – r) =
(p × q) – (p × r)”.
Contoh Soal
5
× (
3 −6 3
− =( ×
5 5 5 5)
3 −6 3 3
)-( × )=
5 5
−18 9 −27
-
25 25
=
25
merupakan invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada
bilangan bulat, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Yanti memiliki
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 2/3 meter dibagi menjadi
dua bagian, maka masing-masing pita akan memiliki panjang 1/3 meter.
Sehingga (2/3) : 2 = 1/3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika
bulat, maka:
Contoh Soal 1
berikut ini.
1 1 1
a. 2 ÷ 7 = 2× 7 = 14
2
b. 3 ÷ 6
3
c. 4 ÷ 6
d. (3/5) : 5
Penyelesaian:
a. ½ : 7 = 1/(2×7) = 1/14
Sama
berikut ini. “Ida memiliki 8/9 meter pita yang akan digunakan untuk
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 8/9 meter pita dibagi
dengan 2/9 meteran, maka akan terdapat empat bagian pita dengan
karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/c dan b/c merupakan
berikut ini.
a. (8/7) : (5/7)
b. (2/3) : (4/3)
c. ¾ : ¼
d. (3/5) : (2/5)
Penyelesaian:
c. ¾ : ¼ = 3/1 = 3
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika segelas air dibagi dengan
¼ an gelas, maka akan terdapat empat bagian gelas dengan ukuran isi
pecahan, maka:
Contoh Soal 3
berikut ini.
a. 2 : (5/7)
b. 3 : (11/3)
c. 1 : ½
d. 6 : (19/3)
Penyelesaian:
c. 1 : ½ = (1×2)/1 = 2/1 = 2
Berbeda
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika ¾ meter kayu kemudian
masing potongan adalah 1/8 meter, maka akan terdapat enam bagian
(3/4) : (1/8) = 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b dan
Contoh Soal 4
b. (2/3) : (4/5)
c. ¾ : ½
d. (3/5) : (2/3)
Penyelesaian:
a. (8/7) : (5/9)
= (8/7) × (9/5)
= (8 × 9)/(7 × 50
= 63/35
b. (2/3) : (4/5)
= (2/3) × (5/4)
= (2 × 5) × (3 × 4)
= 10/12
= 5/6
c. ¾ : ½
= ¾ × 2/1
= (3 × 2)/(4 × 1)
= 6/4
= 3/2
= 1½
d. (3/5) : (2/3)
= (3/5) × (3/2)
= (3 × 3)/(5 × 2)
= 9/10