1. Jika pada penjumlahan ataupun pengurangan pecahan harus dapat memiliki penyebut yang
sama, maka tinggal lakukan penjumlahan atau pengurangan pembilangnya, sedangkan
penyebutnya tidak perlu dihitung dan tetap sama.
2 3 1 2+3−1 4
+ − = =
6 6 6 6 6
3 10 3 3+10−3 10
+ −5= = =2
5 5 5 5
contoh lain: 4/6 + 7/6 − 9/6 = 4 + 7 − 9 / 6; tanda pembagi atau per nya itu mencakup semua
pembilangnya ya adik-adik.
2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut berbeda, maka lakukan
terlebih dahulu untuk menyamakan penyebutnya, kemudian dapat dilakukan penjumlahan atau
pengurangan pembilangnya.
12 3 9 48 + 15 − 45 18 9
+ − = = =
5 4 4 20 20 10
11 13 19 66 + 39 − 76 29
+ − = =
2 4 3 12 12
Pada perkalian pecahan, adik-adik tidak perlu menyamakan penyebutnya. Cukup adik-adik
kerjakan dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan juga penyebut dengan
penyebut.
11 3 33
×4=
2 8
2. Pembagian
Sedangkan pada pembagian pecahan, dilakukan dengan sedikit berbeda daripada perkalian,
yaitu dengan mengalikan a dengan d, dan juga b dengan c. Sehingga bisa kita lihat seperti
pada rumus dibawah ini:
11 3 11 ×4 44
:4 = =
2 3×2 6
Pecahan Campuran
1. Jika dikerjakan dalam bentuk pecahan, maka:
a. Ubahlah pecahan yang ada dengan bentuk pecahan biasa!
b. Kalikan atau bagilah pecahan biasa tersebut!
16 1 1 16 1 16 5 80
× 20 ∶ = 100 ∶ = × = = 0,8
5 5 5 100 1 100
A. Membagi Bilangan Pecahan dengan Pecahan Murni
Untuk pembagian pecahan dengan pecahan kita gunakan aturan invers
perkalian sebagai berikut.
Contoh:
1 2 1 3 3 1
a. : = × = =
3 3 3 2 6 2
10 3 10 5 50
b. : = × =
5 5 5 3 15
Dari dua contoh di atas, maka bentuk umum pembagian pecahan dengan
pecahan dinyatakan sebagai berikut.
a c a d a×d
: = × =
b d b c b×c
Dengan a, b, c, dan d bilangan bulat dan b ≠ 0, c ≠0, d ≠ 0.
Contoh Soal:
Hitunglah hasil dari pembagian pecahan dengan pecahan berikut ini.
3 4
a. :
5 15
2 1
b. 3 : 2
3 3
Jawab:
3 4 3 15 45 9
a. : = × = =
5 15 5 4 20 4
2 1 11 7 11 3 33
b. 3 : 2 = : = × =
3 3 3 3 3 7 21
3 75
× 25 = = 15 Beras yg sudah terjual
5 5
3 25
×
5 1
Pada pembahasan ini sobat hanya akan membahas bersama sifat tertutup, sifat komutatif, sifat
asosiatif, dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Mari kita simak bersama –
sama berikut ini.
Sifat Tertutup
Sifat tertutup artinya pada perkalian bilangan pecahan, akan selalu menghasilkan bilangan
pecahan juga. Hal ini dapat dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p dan q, maka berlaku
p × q = r dengan r bilangan pecahan juga”.
Contoh Soal
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan 8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara 2/5 dan –8/11 menghasilkan bilangan
pecahan dan –16/55 bilangan pecahan juga.
sudah jelas hasil dari perkalian bilangan pecahan antara –2/5 dan –8/11 menghasilkan
bilangan pecahan dan 16/55 bilangan pecahan juga.
Operasi perkalian dua bilangan pecahan selalu memperoleh hasil yang sama walaupun kedua
bilangan tersebut tempatnya ditukar. Hal ini dapat dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan
p dan q, maka berlaku p × q = q × p”.
Contoh Soal
Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku (p × q) × r =
p × (q × r)”.
Contoh Soal
Pada Sifat ini dinyatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q + r)
= (p × q) + (p × r)”.
Contoh Soal
1 3 1 1 3 1 1 3 1 4
( + 2) = (3 × 2) + (3 × 2) = 6 + 6 =6
3 2
Pada Sifat ini dikatakan dalam “setiap bilangan pecahan p, q, dan r maka berlaku p × (q – r) =
(p × q) – (p × r)”.
Contoh Soal
3 −6 3 3 −6 3 3 −18 9 −27
× ( 5 − 5) = (5 × ) - (5 × 5) = - 25 =
5 5 25 25
merupakan invers (kebalikan) dari perkalian. Hal ini juga berlaku pada
bulat, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Yanti memiliki 2/3 meter
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 2/3 meter dibagi menjadi
dua bagian, maka masing-masing pita akan memiliki panjang 1/3 meter.
Sehingga (2/3) : 2 = 1/3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika
bulat, maka:
Contoh Soal 1
berikut ini.
1 1 1
a. ÷ 7 = =
2 2 ×7 14
2
b. ÷ 6
3
3
c. ÷ 6
4
d. (3/5) : 5
Penyelesaian:
a. ½ : 7 = 1/(2×7) = 1/14
b. (2/3) : 6 = 2/(3×6) = 2/18 = 1/9
Sama
pecahan dengan penyebut sama, silahkan simak contoh soal berikut ini.
“Ida memiliki 8/9 meter pita yang akan digunakan untuk mengikat
pita tersebut”.
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 8/9 meter pita dibagi
dengan 2/9 meteran, maka akan terdapat empat bagian pita dengan
karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/c dan b/c merupakan bilangan
pecahan, maka:
Contoh Soal 2
berikut ini.
a. (8/7) : (5/7)
b. (2/3) : (4/3)
c. ¾ : ¼
d. (3/5) : (2/5)
Penyelesaian:
c. ¾ : ¼ = 3/1 = 3
bilangan pecahan, silahkan simak contoh soal berikut ini. “Untuk menguji
dalam air. Benot memiliki segelas air, kemudian Benot membagi air itu
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika segelas air dibagi dengan
¼ an gelas, maka akan terdapat empat bagian gelas dengan ukuran isi ¼
maka:
Contoh Soal 3
berikut ini.
a. 2 : (5/7)
b. 3 : (11/3)
c. 1 : ½
d. 6 : (19/3)
Penyelesaian:
c. 1 : ½ = (1×2)/1 = 2/1 = 2
Berbeda
bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika ¾ meter kayu kemudian
masing potongan adalah 1/8 meter, maka akan terdapat enam bagian
: (1/8) = 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b dan c/d
Contoh Soal 4
b. (2/3) : (4/5)
c. ¾ : ½
d. (3/5) : (2/3)
Penyelesaian:
a. (8/7) : (5/9)
= (8/7) × (9/5)
= (8 × 9)/(7 × 50
= 63/35
b. (2/3) : (4/5)
= (2/3) × (5/4)
= (2 × 5) × (3 × 4)
= 10/12
= 5/6
c. ¾ : ½
= ¾ × 2/1
= (3 × 2)/(4 × 1)
= 6/4
= 3/2
= 1½
d. (3/5) : (2/3)
= (3/5) × (3/2)
= (3 × 3)/(5 × 2)
= 9/10