Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat benda-benda yang dibagi dengan ukuran yang sama,
misalnya sebuah apel yang dibagi menjadi dua bagian yang sama dan sebuah kue tar (kue ulang tahun) yang dipotong
menjadi beberapa bagian.Selain itu, yang paling sering kita temui benda-benda yang dibagi dengan ukuran sama
yakni penggaris atau mistar. Coba Anda perhatikan sebuah mistar. Anda akan melihat skala centimeter
pada mistar akan dibagi menjadi bagian yang sama, sehingga membentuk skala milimeter. Apa hubungannya contoh-
contoh di atas dengan bilangan pecahan?
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini. Sebuah apel Malang mula-mula dibelah atau dibagi menjadi dua
bagian yang sama.
Sekarang perhatikan dua bagian buah apel Malang yang sudah dibelah tersebut, satu bagian dari buah apel
Malang yang dibelah tersebut disebut “satu per dua” atau “seperdua” atau “setengah” dan ditulis “½”.Sedangkan jika
kedua bagian belahan dari buah apel malang tersebut kita belah menjadi dua lagi, maka dari sebuah apel malang
tersebut akan diperoleh empat bagian buah apel malang yang sama. Satu bagian buah apel malang dari empat bagian
yang sama itu disebut “satu per empat” atau “seperempat” dan ditulis “¼”
Dari penjelasan di atas kita akan menemukan bilangan ½ dan ¼ dan kedua bilangan tersebut disebut
dengan bilangan pecahan atau lebih singkatnya disebut dengan pecahan. Pada pecahan ½, angka 1 disebut
pembilang dan angka 2 disebut penyebut. Sedangkan pada pecahan ¼, angka 1 disebut pembilang dan angka 4
disebut penyebut. Jadi pecahan dapat diartikan sebagi perbandingan bagian dari keseluruhan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa “pengertian dari bilangan pecahan adalah
bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan faktor
dari a. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut”.Mengapa bilangan b disyaratkan tidak nol?
Karena pembagian suatu bilangan dengan nol (dimana pembilang tidak sama dengan nol) dalam matematika
hasilnya tidak terdefinisi.
Pada gambar di atas, luas daerah yang diarsir pada Gambar A menunjukkan ¼ dari luas lingkaran, luas daerah
yang diarsir pada Gambar B menunjukkan 2/8 dari luas lingkaran, luas daerah yang diarsir dari Gambar C
menunjukkan 3/12 dari luas lingkaran dan luas daerah yang diarsir dari Gambar C menunjukkan 4/16 dari luas
lingkaran.
Dari keempat gambar di atas, terlihat bahwa daerah yang diarsir memiliki luas yang sama. Oleh karena itu,
pecahan ¼ = 2/4 = 3/12 = 4/16. Selanjutnya, pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16 dikatakan sebagai pecahan-
pecahan senilai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang bernilai sama.
Bagaimana menentukan pecahan senilai?
Sekarang perhatikan pecahan-pecahan ¼, 2/8, 3/12, dan 4/16. Pecahan-pecahan tersebut dapat dicari dengan
cara lain, sekarang pelajari uraian berikut.
Dari uraian di atas, tampak bahwa cara menentukan pecahan senilai dapat dilakukan dengan mengalikan
atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama. Misalnya, jika diketahui pecahan m/n
dengan m, n ≠ 0 maka berlaku (m × a)/(n × a) atau (m : b)/(n : b), di mana a, b konstanta positif bukan nol.
Contoh Soal
Tentukan lima pecahan yang senilai dengan 2/3
Penyelesaian:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pecahan senilai dapat ditentukan dengan cara mengalikan atau
membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama.
Jadi, lima pecahan yang senilai dengan 2/3 adalah 6/9, 8/12, 10/15, 12/18, dan 14/21.
Contoh Soal 1
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.
a. 4½ + ½
b. ¾ - ¼
c. 4/5 – 2/5
Penyelesaian:
a. Untuk menyelesaikan soal seperti ini ubah terlebih dahulu bentuk pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa,
maka:
=> 4½ = (2 × 4 + 1)/2
=> 4½ = 9/2
Sekarang jumlahkan:
=> 4½ + ½ = 9/2 + 1/2
=> 4½ + ½ = (9 + 1)/2
=> 4½ + ½ = 10/2
=> 4½ + ½ = 5
Contoh Soal 2
a. 2/3 × (–5/7) = (–5/7) × 2/3 = –10/21
b. (–3/7) × (–4/5) = (–4/5) × (–3/7) = 12/35
Contoh Soal 3
a. 3/5 × (–2/7 × 4/5) = (3/5 × (–2/7)) × 4/5 = –24/175
b. (–2/7 × 6/5) × 4/11 = –2/7 × (6/5 × 4/11) = –48/385
Contoh Soal 4
a. 2/3 × (4/3 + (–3/3)) = 2/3 × 1/3 = 2/9
=>(2/3 × 4/3) + (2/3 × (–3/3)) = 8/9 – 6/9 = 2/9
Jadi, 2/3 × (4/3 + (–3/3)) = (2/3 × 4/3) + (2/3 × (–33/)) = 2/9
Contoh Soal 5
a. 5/7 × (8/7 – (–3/7)) = 5/7 × 11/7 = 55/49
=>(5/7 × 8/7) – (5/7 × (–3/7)) = 40/49 – (–15/49) = 55/49
Jadi, 5/7 × (8/7 – (–3/7)) = (5/7 × 8/7) – (5/7 × (–3/7)) = 55/49
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 2/3 meter dibagi menjadi dua bagian, maka masing-masing pita akan
memiliki panjang 1/3 meter. Sehingga (2/3) : 2 = 1/3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b merupakan
bilangan pecahan dan dengan c merupakan bilangan bulat, maka:
Contoh Soal 1
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat berikut ini.
a. ½ : 7
b. (2/3) : 6
c. ¾ : 6
d. (3/5) : 5
Penyelesaian:
a. ½ : 7 = 1/(2×7) = 1/14
b. (2/3) : 6 = 2/(3×6) = 2/18 = 1/9
c. ¾ : 6 = 3/(4×6) = 3/24 = 1/8
d. (3/5) : 5 = 3/(5×5) = 3/25
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika 8/9 meter pita dibagi dengan 2/9 meteran, maka akan terdapat
empat bagian pita dengan panjang masing-masing 2/9 meter. Sehingga (8/9) : (2/9) = 4. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa jika a/c dan b/c merupakan bilangan pecahan, maka:
Contoh Soal 2
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan bulat berikut ini.
a. (8/7) : (5/7)
b. (2/3) : (4/3)
c. ¾ : ¼
d. (3/5) : (2/5)
Penyelesaian:
a. (8/7) : (5/7) = 8/5
b. (2/3) : (4/3) = 2/4 = ½
c. ¾ : ¼ = 3/1 = 3
d. (3/5) : (2/5) = 3/2 = 1½
Pembagian Bilangan Bulat oleh Bilangan Pecahan
Untuk lebih mudah memahami operasi pembagian bilangan bulat oleh bilangan pecahan, silahkan simak
contoh soal berikut ini. “Untuk menguji kandungan suatu zat, terlebih dahulu Benot memasukan zat tersebut ke
dalam air. Benot memiliki segelas air, kemudian Benot membagi air itu menjadi beberapa gelas dengan masing-
masing berisi ¼ bagian gelas. Ada berapa zat yang akan diuji Benot”.
Untuk menyelesaiakan permasalahan itu, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika segelas air dibagi dengan ¼ an gelas, maka akan terdapat
empat bagian gelas dengan ukuran isi ¼ gelas air. Sehingga 1 : ¼ = 4. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a
merupakan bilangan bulat dan b/c merupakan bilangan pecahan, maka:
Contoh Soal 3
Tentukan hasil pembagian dari bilangan bulat dengan bilangan pecahan berikut ini.
a. 2 : (5/7)
b. 3 : (11/3)
c. 1 : ½
d. 6 : (19/3)
Penyelesaian:
a. 2 : (5/7) = (2×7)/5 = 14/5
b. 3 : (11/3) = (3×3)/11 = 9/11
c. 1 : ½ = (1×2)/1 = 2/1 = 2
d. 6 : (19/3) = (6×3)/19 = 18/19
Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa jika ¾ meter kayu kemudian dipotong-potong dengan ukuran yang sama
dengan ukuran masing-masing potongan adalah 1/8 meter, maka akan terdapat enam bagian potongan kayu dengan
panjang masing-masing 1/8 meter. Sehingga (3/4) : (1/8) = 6. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jika a/b dan
c/d merupakan bilangan pecahan, maka:
Contoh Soal 4
Tentukan hasil pembagian dari bilangan pecahan dengan bilangan pecahan dengan penyebut berbeda berikut ini.
a. (8/7) : (5/9)
b. (2/3) : (4/5)
c. ¾ : ½
d. (3/5) : (2/3)
Penyelesaian:
a. (8/7) : (5/9)
= (8/7) × (9/5)
= (8 × 9)/(7 × 50
= 63/35
b. (2/3) : (4/5)
= (2/3) × (5/4)
= (2 × 5) × (3 × 4)
= 10/12
= 5/6
c. ¾ : ½
= ¾ × 2/1
= (3 × 2)/(4 × 1)
= 6/4
= 3/2
= 1½
d. (3/5) : (2/3)
= (3/5) × (3/2)
= (3 × 3)/(5 × 2)
= 9/10